tugas akmen 2 (artikel)
TRANSCRIPT
Tugas Individu
“MAKALAH & ARTIKEL”
AKUNTANSI MANAJEMEN 2
DISUSUN
OLEH:
MUHAMMAD FAUZAN
(0802131609)
UNIVERSITAS RIAU
FAKULTAS EKONOMI (NONREG)
JURUSAN AKUNTANSI
2010
ARTIKEL BAB 11
ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL
A. TITIK IMPAS DALAM UNIT
Titik impas adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya, yaitu titik dimana laba sama dengan nol.
o Penggunaan Laba Operasi dalam Analisis CVP
Laporan laba rugi dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:
Laba operasi = Pendapatan penjualan – Beban variable – Beban tetap
Atau
Laba operasi = (Harga x Jumlah unit) – (Biaya variable per unit x Jumlah unit) – Total biaya tetap
o Jalan Pintas untuk Menghitung Unit Titik Impas
Marjin kontribusi adalah pendapatan penjualan dikurangi total biaya variable. Pada titik impas, marjin kontribusi sama dengna beban tetap. Unit titik impas labih cepat dihitung dengan memfokuskan pada margin kontribusi.
Jumlah unit = Biaya tetap : Marjin kontribusi per unit
o Penjualan Per Unit yang Diperlukan untuk Mencapai Target Laba
Target laba di sini adalah laba operasi di atas nol(titik impasnya), yang dapat dinyatakan dengan jumlah dolar atau sebagai persentase dari pendapatan penjualan.
o Target Laba Setelah Pajak
Pada saat menghitung titik impas, pajak penghasilan tidak berperan, karena pajak yang dibayarkan untuk laba nol adalah nol. Apabila perusahaan ingin menghasilkan laba bersih tertentu, target laba dinyatakan sebagai laba bersih, maka harus ditambahkan kembali pajak penghasilan untuk memperoleh laba operasi.
Laba bersih = Laba operasi – Pajak = Laba operasi – (Tarif pajak x Laba operasi) = Laba operasi (1 – Tarif pajak)
atau
Laba operasi = (Laba bersih) : (1- Tarif pajak)
B. TITIK IMPAS DALAM DOLAR PENJUALAN
Pendapatan impas dihitung dengan membagi total biaya tetap dengan rasio marjin kontribusi. Laba yang ditargetkan ditambahkan ke biaya tetap untuk menentukan jumlah pendapatan yang diperlukan untuk menghasilkan target laba.
C. ANALISIS MULTI PRODUK
Analisis multiproduk mengharuskan suatu asumsi dibuat sehubungan dengan bauran penjualan yang diharapkan. Bauran penjualan adalah kombinasi relative dari berbagai produk yang sedang dijual perusahaan. Pada bauran penjualan tertentu, masalah multiproduk dapat dialihkan ke dalam analisis produk tunggul. Apabila bauran penjualan berubah, maka titik impas juga akan berubah. Kenaikan penjualan produk yang memiliki merjin kontribusi tinggi akan memperkecil titik impas, sementara kenaikan penjualan produk dengan marjin kontribusi rendah akan memperbesar titik impas.
Penjualan impas = Biaya tetap : Rasio marjin kontribusi
D. PENYAJIAN SECARA GRAFIS HUBUNGAN CVP
Grafik Laba-Volume, menggambarkan secara visual hubungan antara laba dan volume penjualan. Grafik laba-volume merupakan grafik dari persamaan laba operasi [Laba operasi = (Harga x Unit) – (Biaya variable per unit x Unit) – Biaya tetap]. Untuk laba operasi sebgai variable dependen atau tak bebas(ditunjukkan oleh sumbu vertical) dan unit merupakan variable independen(diukur disepanjang sumbu horizontal).
Grafik Biaya-Volume-Laba, menggambarkan hubungan antara biaya, volume, dan laba. Untuk itu, diperlukan dua grafik dengan garis terpisah yaitu garis total pendapatan dan garis total biaya.
Pendapatan = Harga x Unit
Total biaya = Biaya variable per unit x Unit + Biaya tetap
Dengan sumbu vertical diukur dalam dolar dan sumbu horizontal dalam unit yang terjual.
E. PERUBAHAN VARIABEL CVP
Risiko dan Ketidakpastian, seperti marjin pengaman dan leverage operasi dapat digunakan untuk memberikan manajer pemahaman yang lebih jelas atas hasil analisis CVP. Marjin pangaman adalah unit yang dijula atua diharapkan terjual atau pendapatan yang dihasilkan atau diharapkan diterima yang melebihi volume impas. Apabila marjin pengaman perusahaan lebih besar daripada penjualan yang diharapkan di tahun depan, maka risiko menderita kerugian penjualan lebih kecil dari apabila marjin pengaman lebih kecil. Leverage operasi adalah penggunaan biaya tetap untuk menciptakan perubahan persentase laba yang lebih tinggi ketika aktivitas penjulana berubah.
Analisis sensitivitas memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai pengaruhh perubahan variable yang mendasari terhadap hubungan CVP.
F. ANALISIS CVP DAN KALKULASI BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS
Metode CVP dapat digunakan dengan kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas (ABC) tetapi analisisnya harus dimodifikasi. Akibatnya, menurut ABC suatu jenis analisis sensitivitas digunakan. Biaya tetap dipisahkan dari variasi biaya yang berubah-ubah dengan penggerak biaya tertentu. Biaya variable tersebut dikelompokkan sebagai tingkat uniit, tingkat batch, dan tingkat produk.
ARTIKEL BAB 12
PENGAMBILAN KEPUTUSAN TAKTIS
Pengambilan keputusan taktis terdiri dari pemilihan di antara berbagai alternative dengan hasil yang langsung atau terbatas.
Tujuan keseluruhan dari pengambilan keputusan strategis adalah untuk memilih strategi alternatif sehingga keunggulan bersaing jangka panjang dapat tercapai. Pengambilan keputusan taktis harus mendukung tujuan keseluruhan ini, meskipun tujuan langsungnya berjangka pendek (menerima satu pesanan khusus untuk meningkatkan laba) atau berskala kecil (memproduksi sendiri daripada membeli komponen). Jadi, pengambilan keputusan takits yang tepat berarti bahwa keputusan yang dibuat mencapai tidak hanya tujuan terbatas tertapi juga berguna untuk jangka panjang.
o Model Pengambilan Keputusan Taktis
Enam langkah yang mendeskripsikan proses pengambilan keputusan yang direkomendasikan adalah sebagai berikut :
1. Kenali dan definisikan masalah.2. Identifikasi setiap alternatif sebagai solusi yang layak atau masalah tersebut;
eliminasi alternatif yang secara nyata tidak layak.
3. Identifikasi biaya dan manfaat yang berkaitan dengan setiap alternatif yang layak. Klasifikasikanlah biaya dan manfaat sebagai relevan atau tidak relevan serta eliminasilah biaya dan manfaat yang tidak relevan dari pertimbangan.
4. Hitunglah total biaya dan manfaat yang relevan dari masing-masing alternatif.
5. Nilailah faktor-faktor kualitatif.
6. Pilihlah alternatif yang menawarkan manfaat terbesar secara keseluruhan.
Keenam langkah ini mendefinisikan model pengambilan keputusan sederhana. Model keputusan (decision model) adalah serangkaian prosedur yang jika diikuti, akan mengarah ke suatu keputusan.
o Definisi Biaya Relevan
Biaya Relevan merupakan biaya masa depan yang berbeda pada masing-masing alternatif. Semua keputusan berhubungan dengan masa depan. Karena itu, hanya biaya masa depan yang dapat menjadi relevan dengan keputusan. Namun, untuk menjadi relevan, suatu biaya tidak hanya harus merupakan biaya masa depan, tetapi juga harus berbeda dari
satu alternatif dengan alternatif lainnya. Apabila biaya masa depan terdapat pada lebih dari satu alternatif maka biaya tersebut tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan. Biaya demikian disebut biaya tidak relevan. Kemampuan untuk mengidentifikasi biaya relevan dan tak relevan merupakan suatu keterampilan pengambilan keputusan yang penting.
o RELEVANSI, PERILAKU BIAYA, dan MODEL PENGGUNAAN SUMBER DAYA AKTIVITAS
Seringkali keputusan taktis membtuhkan analisis yang lebih rumit –khususnya keputusan yang membutuhkan pertimbangan yang lebih rumit- khususnya keputusan yang membutuhkan pertimbangan yang lebih ekstensif mengenai perilaku biaya
Kuncinya adalah bahwa perubahan pada penawaran dan permintaan sumber daya aktivitas harus dipertimbangkan ketika menilai relevansi.
Kategori-kategori dibawah dapat menolong untuk mengidentifikasi biaya-biaya yang relevan, dan kemudian, memfasilitasi analisis biaya yang relevan :
1. Sumber Daya Fleksibel.2. Sumber Daya Terikat :
a) Sumber Daya Terikat untuk Jangka Pendek
b) Sumber daya Terikat untuk Beberapa Periode.
o KEPUTUSAN-KEPUTUSAN YANG SERINGKALI DIAMBIL
1. Keputusan membuat atau membeli
Manajer sering dihadapkan dengan keputusan apakah harus membuat atau membeli komponen yang digunakan dalam produksi. Sesungguhnya manajemen harus mengevaluasi keputusan masa lalu yang berkaitan dengan produksi secara berkala. Kondisi-kondisi yang menjadi dasar pembuatan keputusan sebelumnya mungkin tidak berubah. Akibatnya, pendekatan yang berbeda mungkin dipelukan. Evaluasi periodik bukanlah satu-satunya sumber dari keputusan membuat atau membeli (make-or-buy decision) ini.
2. Keputusan meneruskan atau menghentikan Meneruskan atau menghentikan dengan berbagai dampak komplementer.
Meneruskan atau menghentikan dengan penggunaan alternatif fasilitas.
3. Keputusan pesanan Khusus
Keputusan pesanan khusus (special-order decision) harus berfokus pada pertanyaan : apakah pesanan harga khusus harus diterima atau di tolak.
4. Keputusan menjual atau memproses lebih lanjut
Proses gabungan (joint products) memiliki proses yang umum dan biaya produksi sampai pada titik pemisahan. Pada titik tersebut, kedua produk dapat dibedakan. Proses gabungan sering dijual pada titik pemisahan. Pemrosesan suatu produk gabungan lebih lanjut setelah titik pemisahan dan sebelum menjualnya terkadang lebih menguntungkan. Penentuan akan menjual atau memproses lebih lanjut (sell or process further) merupakan suatu keputusan penting yang harus dibuat para manajer.
5. Keputusan bauran produk
Keputusan mengenai bauran produk dapat berdampak signifikan terhadap profitabilitas organisasi. Setiap bauran produk mencerminkan suatu alternatif yang mengandung tingkat laba terkait. Seorang manajer harus memilih alternatif yang akan memaksimalkan total laba. Karena biaya tetap tidak bergantung pada tingkat aktivitas, total biaya tetap akan sama pada semua bauran yang mungkin sehingga tidak relevan bagi keputusan. Jadi, seorang manajer perlu memilih alternatif yang akan memaksimalkan total margin kontribusi.
Pemilihan bauran optimal dapat dipengaruhi secara signifikan oleh hubungan antara sumber daya yang berkendala dengan produk individual. Hubungan ini terdiri dari :
Sumber daya dengan satu kendala. Sumber daya dengan banyak kendala.
o PENETAPAN HARGA
Penetapan harga berdasarkan Biaya
Karena pendapatan harus menutup biaya perusahaan untuk menghasilkan laba, maka banyak perusahaan terlebih dahulu menetapkan biaya dalam menentukan harga.
Mark up adalah persentase yang dibebankan kepada biaya dasar ; termasuk diantaranya adalah laba yang diinginkan dan setiap biaya yang tidak termasuk dalam biaya dasar.
o Perhitungan Biaya Target dan Penetapan Harga
Penetapan biaya target adalah suatu metode penentuan biaya produk atau jasa berdasarkan harga (harga target) yang ersedia dibayarkan oleh pelanggan.ini juga sering disebut sebagai perhitungan biaya berdasarkan harga.
o Aspek Hukum dari Penetapan Harga
1. Penetapan Harga Predator.
Adalah praktik pengaturan harga yang lebih rendah dari biaya dengan tujuan merugikan pesaing dan mengeliminasi pesaingan.
2. Diskriminasi harga.
Adalah pengenaan harga yang berbeda kepada beberapa pelanggan atas produk-produk yang pada dasarnya sama.
o Keadalian dan Penetapan Harga.
Eksploitasi harga dikatakan terjadi ketika perusahaan dengan kekuatan pasar menghargai produknya ”sangat tinggi”.
(Artikel) Dasar-dasar Perencanaan dan Pengambilan Keputusan
Tujuan OrganisasiManfaat dari tujuan organisasi :
Menyediakan kisi-kisi dan menyatukan arah bagi pelaku-pelaku yang ada di organisasi.
Menentukan kualitas dari hal-hal lain yang ada dalam suatu perencanaan.
Memberikan motivasi kepada pekerja yang ada dalam organisasi.
Menyediakan mekanisme yang efektif untuk memberikan evaluasi dan pengawasan dari organisasi.
Macam-macam TujuanMenurut tingkatannya :
Mission Statement. Adalah pernyataan tentang tujuan dasar dari sebuah organisasi. Strategic goals. Adalah tujuan yang dibuat dan diperuntukkan manajemen puncak
organisasi yang berisiskan hal-hal yang bersifat umum.
Tactical goals. Dibuat dan diperuntukkan manajemen menengah yang membuat sesuatu yang bersifat lebih operasional untuk mensukseskan strategic goals.
Operational goals. Dibuat oleh dan untuk manajemen yang lebih bawah yang menyangkut hal-hal yang mendukung tactical goals.
Menurut areanya :Tujuan disesuaikan dengan berbagai area yang berbeda dalam sebuah organisasi.Menurut kerangka waktunya :
Tujuan dapat dibuat untuk jangka panjang, menengah, atau pendek, bersifat tetap atau sementara sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Tanggungjawab untuk Menetapkan TujuanSiapakah yang menetapkan tujuan ?
Keseluruhan manajerial harus terlibat dalam menyusun tujuan organisasi. Tingkat tanggungjawab dalam menentukan tujuan organisasi harus menyesuaikan tingkatan manajerial dari manajer bersangkutan.
Memanaje tujuan yang beragamOptimisasi membuat seorang manajer dapat menyeimbangkan atau menyesuaikan
adanya tujuan yang menyimpang atau bertentangan dalam organisasi. Manajer diperkenankan memilih suatu tujuan dan menghilangkan tujuan yang lain, atau mencari penyelesaian dengan mencari tujuan yang dapat menjadi penengah.
Macam-macam Perencanaan OrganisasiStrategic Plans
Perencanaan umum yang menyangkut pengalokasian sumberdaya, pemilihan skala prioritas dan langkah-langkah yang bertujuan mencapai tujuan strategis. Perencanaan ini dibuat oleh dan untuk manajemen puncak.Tactical Plans
Perencanaan yang dilakukan utnuk mendukung perencanaan strategis yang dibuat dan diperuntukkan manajemen menengah.Operational Plans
Perencanaan yang lebih bersifat jangka pendek yang dibuat dan diperuntukkan tingkatan manajerial yang lebih bawah.
Kerangka Waktu dalam PerencanaanDimensi waktu dalam perencanaan. Sesuai dengan hukum komitmen, perencanaan
harus menyediakan alokasi waktu yang dapat mendukung komitmen manajer-manajer yang terlibat di dalamnya.
Perencanaan Jangka PanjangMeliputi hal-hal yang bersifat strategis dalam waktu terkini dan masa depan,
biasanya dibuat untuk skala waktu lima tahunan.
Perencanaan Jangka MenengahBiasanya dibuat untuk jangka waktu 1-5 tahun yang berisikan berbagai perecanaan
taktis, biasanya merupakan titik konsentrasi perencanaan suatu organisasi.
Perencanaan Jangka PendekUntuk waktu 1 tahun atau kurang, menyangkut perencanaan yang bersifat tindakan
atau respon terhadap sesuatu yang terjadi.
Pembagian Tanggungjawab dalam PerencanaanStaff Perencanaan
Mengumpulkan informasi, mengkoordinasi tindakan-tindakan perencanaan, melihat sesuatu secara menyeluruh bukan sebagian-sebagian.Staff Perencanaan Khusus
Dibentuk saat suatu organisasi membutuhkan perencanaan ketika terjadi sesuatu yang bersifat khusus.Dewan Direksi
Mewujudkan perencanaan strategis untuk mewujudkan misi organisasi.Manajer Utama
Biasanya menjadi pemimpin dalam dewan direksi, memiliki peran utama dalam perencanaan dan pelaksanaan strategi suatu organisasi.Komite Eksekutif
Berisikan kepala-kepala eksekutif suatu perusahaan, melakukan rapat rutin yang membahas perencanaan strategis dan memberikan masukan kepada manajer utama.Manajer Lini
Bertugas melaksanakan perencanaan yang dibuat oleh manajer di tingkat atas dan memberikan informasi yang membantu pihak di atasnya menyangkut pelaksanaan dari perencanaan yang ada.
Perencanaan ContingencyContingency adalah pengambilan keputusan alternatif yang dilakukan ketika terjadi
sesuatu yang mengganggu atau tidak sesuai dengan perencanaan yang dilakukan. Di mana proses perencanaan melalui tahap-tahap :
Langkah 1Membangun perencanaan, dengan mempertimbangkan kejadian-kejadian yang bersifat contingencyLangkah 2Melaksanakan perencanaan dan secara khusus mencoba mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang bersifat contingency
Langkah 3Membuat kerangka indikator untuk mengukur terjadinya kasus-kasus contingency
dan mempersiapkan perencanaan contingency untuk menyelesaikan permasalahn yang mungkin terjadi.Langkah 4
Mencapai keberhasilan dalam melaksanakan perencanaan maupun perencanaan contingency.
Perencanaan TaktisMembangun Perencanaan Taktis
Mengenali dan memahami keseluruhan perencanaan strategis dan tujuan taktis yang ada.
Mengetahui potensi sumber daya yang berhubungan dengan perencanaan dan sadar akan kebutuhan waktu
Mengenali dan memahami komitmen sumberdaya manusia yang dimiliki
Melaksanakan Perencanaan Taktis Mengevaluasi tiap poin pelaksanaan apakah sesuai dengan tujuan yang dicapai Melakukan pendistribusian dan pengumpulan informasi serta sumberdaya
Melakukan pengawasan komunikasi secara vertikal maupun horizontal dan mengawasi integrasi dari tiap-tiap aktifitas yang dilakukan
Mengawasi pelaksanaan perencanaan yang tengah dilakukan apakah sesuai dengan standart pencapaian yang telah ditetapkan.
Tipe Perencanaan OperasionalPerencanaan Momental (single-use plan)
Dibangun untuk menciptakan standart perlaksanaan yang bersifat momental dan mungkin tidak berlaku di masa yang akan datang.Terdiri dari :
Program. Perencanaan untuk suatu set besar kegiatan atau aktifitas pada kurun waktu tertentu.
Project (proyek). Lebih spesifik dan lebih kompleks daripada program terkhusus pada suatu kegiatan.
Perencanaan Tetap (Standing Plan)Dibangun untuk mengatur tata pelaksanaan yang bersifat regular pada periodisasi
manajerial tertentu. Yang terdiri dari : Kebijakan. Lebih kepada tanggapan umum organisasi dalam menghadapi situasi atau
problema yang terjadi. Prosedur Standart Operasional. Kisi-kisi pelaksanaan yang berisi langkah-langkah
yang harus dilakukan sesuai dengan bidang-bidang apa yang ada.
Peraturan dan tata laksana. Penjelasan tentang kegiatan apa yang harusnya dilaksanakan dan bagaimana ideal pelaksanaannya.
Hal-hal yang Menghambat Penentuan Tujuan dan PerencanaanSeorang manajer harus mengetahui hal-hal yang menghambat sebuah organisasi
dalam mencapai tujuannya dan hal-hal yang menghambat pelaksanaan perencanaan yang dilakuan sebuah organisasi. Tentu saja seorang manajer harus tahu bagaimana untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut.Hambatan secara umum
Tujuan yang tidak sesuai Sistem pemberian upah (penghargaan) yang tidak sesuai
Permasalahan lingkungan yang dinamis dan komplek
Kesulitan-kesulitan untuk mewujudkan tujuan
Ketidakmampuan mengatasi dan menghadapi perubahan
Perselisihan
Mengatasi hambatan Memahami tujuan perusahaan serta tujuan perencanaan Komunikasi dan partisipasi menyeluruh
Penerapan perencanaan contingency, revisi dan pembaharuan
Menciptakan sistem penghargaan (pemberian upah) yang efektif
ARTIKEL BAB 13
KEPUTUSAN INVESTASI MODAL
Investasi modal digunakan untuk menjelaskan rencana manajer untuk mengeluarkan dana dalam jumlah besar untuk membiayai proyek-proyek yang memilliki implikasi jangka panjang. Investasi tidak hanya mencakup penanaman dana, tetapi pembelian barang dagangan dan peralatan merupakan investasi. Dalam hal ini, manajer harus secara hati-hati memilih proyek yang menjanjikan kembailan masa mendatang yang paling besar. Kepiawaian para manajer untuk membuat keputusan investasi modal merupakan factor yang paling penting yang berpengaruh terhadapa perusahaan dalam jangka panjang.
o Jenis-jenis Keputusan Investasi Modal
Jenis-jenis keputusan investasi modal adalah:1. Keputusan pengurangan biaya2. Keputusan pelunasan pabrik dan fasilitas penggudangan3. Keputusan pemilihan mesin4. Keputusan untuk membeli atau menyewa5. Keputusan penggantian peralatan
o Keputusan investasi modal dapat dibagi menjadi 2 kelompok:
1. Keputusan penyaringan (Screening decision)Adalah jenis keputusan yang berkaitan dengan apakah usulan proyek investasi
memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya.2. Keputusan pemilihan (Preference decision)
Adalah jenis keputusan yang berkaitan dengan pemilihan beberapa alternative usulan proyek investasi.
o Nilai Waktu Uang
Dalam pembuatan keputusan investasi modal, perlu digunakan teknik atau pendekatan yang mengakui nilai waktu uang. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa nilai satu rupiah pada hari ini lebih besar dbanding dengan nilai satu rupiah pada tahun yang akan datang. Kondisi ini juga berlaku dalam pemilihan alternative proyek investasi.
Teknik investasi modal yang mengakui kedua karakteristik investasi bisnis adalah teknik yang melibatkan arus kas yang didiskontokan(discounted cash flow), yaitu arus kas yang dinilai kembali menurut kesetaraan waktu. Dengan penilaian kembali tesebut, angka-angka rupiah dapat diperbandingkan satu sama lain dan perusahaan dapat pula mengetahui apakah sebuah usulan proyek investasi memenuhi standar (criteria) minimum yang telah ditetapkan atau tidak.
o Ada dua pendekatan dalam pendiskontoan arus kas, yaitu:
1. Metode Nilai Bersih Sekarang (Net Present Value/NPV)Dengan metode NPV, penilaian sebuah usulan investasi dilakukan dengan prosedur
sebagai berikut:• Seluruh arus kas masuk yang dijanjikan oleh sebuah proyek investasi dinilai tunaikan.• Seluruh arus kas keluar selama umur proyek juga dinilaitunaikan.• Nilai tunai arus kas masuk dijumlahkan dan nilai tunai arus kas keluar juga dijumlahkan.• Bandingkan nilai uang tunai arus kas masuk dan jumlah nilai tunai arus kas keluar.
Selisih antara kedua angka disebut dengan net present value. Angka ini digunakan untuk membuat keputusan menerima atau menolak sebuah usulan investasi. Jika nilai tunai arus kas masuk lebih besar dari jumlah nilai tunai arus kas keluar, maka usulan investasi tersebut diterima, demikian pula sebalikanya, jika jumlah nilai tunai arus kas masuk lebih kecil dibanding jumlah nilai tunai arus kas keluar, maka usulan investasi ditolak.Mengapa analisis menekankan pada arus kas?
Alasan utamanya adalah bahwa laba akuntansi dihitung berdasarkan konsep accrual yang mengabaikan timing arus masuk dan arus keluar kas. Meskipun informasi laba bersih sangat bermanfaat bagi keperluan lain, namun informasi laba bersih tidak digunakan dalam analisis pendiskontoan arus kas. Dengan demikian, manajer dapat mengabaikan informasi laba bersih dan lebih berkonsetrasi pada upaya mengidentifikasi arus kas yang berhubungan dengan sebuah proyek investasi.
Jenis-jenis arus kas, antara lain:1. Arus kas keluar, merupakan investasi awal (termasuk biaya instalasi), kenaikan modal kerja, reparasi dan pemeliharaan, dan kenaikkan biaya operasi.2. Arus kas masuk, merupakan kenaikkan pendapatan, penurunan biaya, nilai sisa/residu, dan pembebasan modal kerja.
Pemuliahan investasi awalKetika menghitung nilai tunai sebuah proyek, depresiasi tidak dikurangkan , karena:
1. Depresiasi merupakan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran kas saat ini.2. Metode pendiskontoan arus kas secara otomatis memberikan kembalian investasi awal, sehingga pengurang depresiasi tidak diperukan.
o Penyederhanaan asumsiDalam menggunakan metode arus kas yang didiskontokan, minimum ada dua asumsi yang disederhanakan, yaitu:1. Seluruh arus kas selain investasi awal dianggap terjadi pada akhir tahun.2. Seluruh arus kas yang dihasilkan oleh sebuah proyek investasi segera diinvestasikan kembali.
o Pemilihan tingkat bunga (discount rate)Untuk menggunakan metode NPV, kita harus memilih tingkat kembalian untuk
pendiskontoan arus kas menjadi nilai tunai. Tingkat kembalian yang digunakan dalam perhitungan biasanya merupakan tingkat bunga umum yang berlaku di pasar. Umunya mengacu pada biaya modal (cost of capital) perusahaan. Biaya modal adalah rata-rata tingkat kembalian yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada kreditur jangka panjang dan para pemegang saham untuk pengguna modal mereka. Yang dimaksud dengan modal terdiri dari modal asing (utang) dan modal sendiri (modal saham).
2. Metode Tingkat Kembalian Internal (Internal Rate Of Return/IIR)The time-adjusted rate of return (TARR) atau internal rate of return (IIR) adaah
tingkat bunga yang dijanjikan oleh sebuah proyek investasi selama umur proyek tersebut. Tingkat bunga ini sering disebut dengan hasil (yield) sebuah proyek investasi. IIR dihitung dengan mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai tunai arus kas keluar dan nilai tunai arus kas masuk sebuah proyek. Dengan kata lain, IIR adalah tingkat bunga yang menghasilkan angka NPV sama dengan nol. Jadi IIR merupakan true interest yield yang dijanjikan olh sebuah proyek investasi.
o Penggunaan angka Intenal Rate of ReturnTingkat kembalian minimum adalah tingkat kembalian yang diharapkan dari sebuah
proyek investasi. Apabila angka IIR lebih besar atau sama dengan tingkat kembalian minimum yang diharapkan, maka usulan sebuah proyek dapat diterima. Jika angka IIR lebih kecil dari tingkat kembalian minimum, maka usulan investasi ditolak. Angka yang dijadikan
patokan dasar untuk menetapkan tingkat kemalian minimum adalah biaya modal (cost of capital).
o Biaya modal (cost of capital) sebagai alat penyaring usulan investasiJika perusahaan menggunakan metode IIR, biaya modal digunakan sebagai tarif
penghambat (hurdle rate) yang harus dilewati oleh sebuah proyek investasi agar usulan proyek itu diterima.
Jika perusahaan menggunakan metode NPV, maka biaya modal dipakai sebagai tingkat bunga (discount rate) guna menghitung NPV untuk usulan proyek investasi.
o Perbandingan antara metode NPV dan metode IIR1. Metode NPV lebih mudah digunakan2. Asumsi yang dibangun dalam metode IIR memunculkan pertanyaan.
Yang menyebabkan perbedaan antara metode NPV dengan metode IIR adalah (1) metode NPV menganggap bahwa arus masuk kas akan diinvestasikan kembali pada tingakat kembalian tertentu, sedangkan metode IIR tingkat kembaliannya sama dengan IIR, (2) NPV mengukur kemampulabaan dalam angka absolute, sedangkan IIR mengukurnya dalam angka relative (%).
o Capital RationingSalah satu pendekatan yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam melakukan
kajian dan pemilihan proyek-proyek dengan kendala dana untuk menghasilkan nilai maksimum bagi perusahaan disebut capital rationing, yaitu merupakan pendekatan dalam pemilihan berbagai alternative proyek investasi apabila perusahaan memiliki dana terbatas. Dalam pendekatan ini, nilai perusahaan dimaksimumkan dengan memilih kombinasi proyek yang merayap dana yang tersedia dan memaksimumkan jumlah NPV.
o Proyek independen dan investasi parsialUntuk memilih proyek investasi yang memaksimumkan jumlah NPV dapat digunakan
indeks NPV apabila 2 kondisi ini terpenuhi, yaitu: (1) proyek investasi yang dianalisis bukan proyek yang saling meniadakan (mutually exclusive), dan (2) dimungkinkan investasi parsial. Indeks NPV dapat dihitung dengan membagi NPV dengan investasi awal.Indeks NPV = NPV/Investasi awal
Investasi yang dapat dipecah (divisible investment), artinya investasi dapat dilakukan untuk sebagian saja, sedangkan investasi yang tidak dapat dipecah (indivisible investment), artinya nilai investasinya harus 100%.
Jika dana yang dimiliki oleh perudahaan tidak terbatas jumlahnya, maka proyek yang menghasilkan NPV tertinggilah yang akan dipilih dari proyek-proyek yang saling
meniadakan. Namun jika dana yang tersedia terbatas, maka criteria NPV tidak dapat lagi digunakan karena pemilihan beberapa proyek akan mempengaruhi ketersediaan dana untuk proyek-proyek lainnya.
o Pendekatan Lain Dalam Analisis Investasi Modalo Metode-metode untuk menganalisis investasi modal antara lain:
1. Metode Periode Kembalian Investasi (Payback Method)Periode kembalian investasi adalah waktu yang diberikan oleh sebuah proyek
investasi untuk menutup investasi mula-mula dengan penerimaan kas yang dihasilkan oleh investasi tersebut. Metode periode kembalian investasi memusatkan perhatiannya pada rentang waktu tersebut. Anggapan dasar metode ini adalah semakin cepat waktu yang diperlukan oleh sebuah proyek investasi untuk menutup investasi awal, semakin baik proyek investasi tersebut. Untuk menghitung periode kembalian investasi dapat menggunakan rumus berikut:
Periode Kembalian = Investasi Awal/Arus Kas Masuk Bersih Tahunan
Kelebihan metode periode kembalian investasi:1. Membantu manajer mengidentifikasi manakah diantara proposal yang “akan
dipertimbangkan” untuk dievaluasi lebih lanjut dengan menggunakan metode-metode yang lebih akurat.
2. Bermanfaat bagi perusahaan yang baru yang kondisinya kekurangan kas.3. Bermanfaat bagi industri yang produknya cepat usang.
2. Metode Tingkat Kembalian Sederhana (Simple Rate Of Return Method)
Metode ini merupakan metode yang tidak melibatkan pendiskontoan arus kas masuk, namun lebih memfokuskan pada laba bersih akuntansi. Rumus untuk menganalisis investasi modal dengan metode tingkat kembalian sederhana:
Atau
Postaudit Terhadap Proyek Investasi Terpilih
Postaudit sebuah proyek investasi yang terpilih merupakan tindak lanjut setelah sebuah usulan proyek investasi dipilih dan diterapkan. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah kinerja proyek investasi yang diharapkan benar-benar dapat dicapai, selain itu untuk menilai apakah data dan informasi yang digunakan sebagai bahan pertimbangan membuat keputusan mau memilih alternative proyek investasi cukup akurat dan menggambarkan kondisi sesugguhnya.
o Investasi Modal di Lingkungan Industri MajuDi lingkungan industri maju, investasi jangka panjang umumnya berhubunga dengan
otomasi (komputerisasi) pabrik. Sebelum komitmen terhadap otomasi dilakukan, sebuah perusahaan seharusnya meningkatkan efisiensi penggunaan teknologi yang sekarang dipakai. Berbagai manfaat dapat diperoleh dari perencanaan rancangan ulang da penyederhanaan proses manufaktur yang dilakukan sekarang.
Jika manfaat dari perencanaan ulang dan penyederhanaan teah dicapai, barulah dapat dilihat secara jelas apakah otomasi dapat menghasikan tambahan biaya. Lingkungan manufaktur baru menghendaki bahwa perhatian sekarang lebih diarahkan pada input yang digunakan dalam model pendiskontoan arus kas.
Investasi dalam system manufaktur biasanya lebih mudah diidentifikasi, karena hamper semua investasi digunakan untuk pembelian peralatan produksi. Estimasi arus kas operasi dari investasi dalam peralatan standar umumnya bersandar pada manfaat wujud yang dapat diidentifikasikan secara jelas, seperti peghematan biaya tenaga kerja. Di lingkungan manufaktur baru, manfaat tak berwujud dan manfaat tidak langsung nilainya sangat material dan penting bagi kelayakan sebuah proyek.
(Artikel) INVESTASI DI PASAR MODAL: SIAPA TAKUT?Budi Frensidy – Staf Pengajar FEUI dan Penulis Buku Matematika Keuangan Dimuat di Tabloid Minggu Bisnis Indonesia 28 Januari 2007
Dua pertanyaan yang sering diajukan seorang investor pemula yang baru mengenal pasar modal adalah, ”Berapa persen investasi yang harus ditanamkan dalam saham dan obligasi?” dan ”Apakah sebaiknya investasi dilakukan secara langsung atau melalui reksa dana?” Pertanyaan-pertanyaan yang mendasar tetapi sangat penting buat mereka yang tertarik berinvestasi dalam pasar modal. Definisi Saham dan Obligasi
Saham dan obligasi adalah dua produk utama pasar modal. Disebut saham jika keikutsertaan investor dalam perusahaan adalah sebagai pemodal dan disebut obligasi jika investor sebagai pemberi pinjaman kepada perusahaan. Perbedaan keduanya terletak pada risiko dan return yang melekat pada masing-masingnya. Saham memberikan return dalam bentuk dividen, yang biasanya dibayarkan sekali setahun, dan capital gain (kenaikan harga saham di pasar). Dividen dan capital gain akan ada jika perusahaan memperoleh laba karena per definisi, dividen adalah laba yang dibagikan. Sedangkan capital gain terjadi karena adanya laba yang tidak dibagikan dan faktor pertumbuhan perusahaan di masa depan. Perusahaan yang rugi tidak akan membagikan dividen dan jika perusahaan itu tidak menjanjikan pertumbuhan, yang
akan diperoleh investor adalah capital loss atau penurunan harga saham di pasar.
Sementara itu, pemegang obligasi mengharapkan bunga yang dibayarkan secara periodik, biasanya setiap 6 bulan, tidak perduli perusahaan untung atau rugi. Berbeda dengan saham, obligasi mempunyai tanggal jatuh tempo. Jika investor obligasi memegang hingga tanggal jatuh tempo maka tidak ada risiko perubahan harga karena obligasi dilunasi pada nilai nominal saat jatuh tempo. Risiko harga atau disebut juga risiko tingkat bunga akan muncul jika obligasi tidak dipegang hingga tanggal jatuh tempo. Berapa Persen dalam Saham dan Obligasi?
Saya tidak membicarakan jumlah uang. Rp 25 juta saya rasa sudah cukup untuk menjadi investor pasar modal dan minimalnya hanya Rp 1 juta. Persentase dalam saham dan obligasi yang dianjurkan tergantung umur dan sikap investor terhadap risiko. Frank O. Reilly dalam bukunya Investment Analysis and Portfolio Management membagi usia investor dalam tiga kelompok yaitu fase akumulasi, fase konsolidasi, dan fase belanja (spending). Fase akumulasi dimulai saat kekayaan investor masih kecil atau sekitar usia 25 tahun, fase konsolidasi dimulai pada usia 35-40 tahun, dan fase belanja sekitar 60 tahun. Rekomendasi Reilly adalah pada fase akumulasi, persentase saham : obligasi sebaiknya 80% : 20%, dan turun menjadi 50% : 50% pada fase konsolidasi, dan terakhir menjadi 100% obligasi pada fase belanja. Ini tentunya dengan asumsi investor bersikap netral terhadap risiko.
Untuk investor yang berani mengambil risiko (risk taker), porsi saham untuk masing-masing fase dapat ditingkatkan 10%-15% menjadi sekitar 90% untuk fase akumulasi dan 65% untuk fase konsolidasi, misalnya. Sebaliknya investor yang menghindari risiko (risk averter) harus menurunkan porsi saham (menaikkan porsi obligasi) untuk setiap fasenya menjadi 70% : 30% pada fase akumulasi dan 40% : 60% pada fase konsolidasi. Intinya, sekuritas yang cocok untuk pencinta risiko adalah saham yang harga pasarnya bisa sangat fluktuatif sedangkan untuk yang menghindari risiko adalah sekuritas berpendapatan tetap seperti obligasi.
Persentase di atas berlaku untuk konteks negara-negara maju yang pasar obligasinya relatif likuid dan sekitar sepertiga penduduknya berinvestasi di pasar modal serta sebagian besar masyarakatnya sudah memiliki proteksi untuk kerugian besar dan kesehatan. Kondisi ini sangat kontras dengan Indonesia yang investor pasar modalnya hanya sekitar 0,15% dari jumlah penduduk dan asuransi yang belum begitu membudaya. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih menyimpan uang lebihnya dalam deposito (deposito-minded). Karena itu, saran saya adalah investasi di pasar modal sebaiknya dilakukan setelah seseorang mempunyai dana darurat sebesar minimal
3 kali pengeluaran bulanan dan maksimal 6 kali, sesuai anjuran Kapoor dalam bukunya Personal Finance. Dana darurat ini dibentuk untuk memastikan bahwa dana yang ditanam dalam pasar modal tidak akan digunakan, paling tidak dalam satu tahun ke depan. Dana darurat ini bisa disimpan dalam tabungan atau reksa dana pasar uang. Investasi Langsung atau Tidak Langsung
Pertanyaan berikutnya yang juga relevan adalah bagaimana investasi di pasar modal itu dilakukan. Jika investor memutuskan sendiri beli (dan juga jual) saham dan obligasi apa dan kapan, maka investor itu dikatakan berinvestasi langsung dengan seluruh risiko dan keuntungan ditanggung sendiri. Investasi langsung dan tidak langsung dalam saham sama mudahnya tetapi tidak demikian dengan investasi langsung dalam obligasi. Kecuali ORI 001 yang ditawarkan secara retail, investasi langsung dalam obligasi lainnya di Indonesia untuk investor kecil relatif masih sangat terbatas sehingga alternatif terbaik untuk investor pemula adalah masuk melalui reksa dana pendapatan tetap (obligasi).
Untuk investor yang belum berpengalaman/berpengetahuan, tidak punya waktu untuk mengikuti pergerakan saham, takut salah pilih, atau tidak mau repot, tetapi tergiur dengan keuntungan saham yang tinggi, saya menganjurkan berinvestasi dalam reksa dana saham, yang dikelola manager investasi. Untuk investor pemula yang memilih investasi langsung dalam saham, saran saya adalah beli hanya saham-saham yang masuk dalam LQ-45 (45 saham terlikuid) dan akan lebih baik lagi jika saham itu masuk Top 20 dalam kapitalisasi pasar.
ARTIKEL BAB 14
MANAJEMEN PERSEDIAAN
Persediaan menjadi sangat penting karena persedian berhubungan dengan pembentukan keunggulan kompetitif jangka panjang.
Hal-hal yang sangat dipengaruhi oleh tingkat persediaan :
1. Kualitas 5. Kapasitas berlebih2. Rekayasa Produk 6. Kemampuan merespon pelanggan3. Harga 7. Tenggang waktu4. Lembur 8. Profitabilitas keseluruhan
Artinya :
Perusahaan dengan tingkat persediaan lebih tinggi dari perusahaan lain memiliki kecendrungan untuk berada dalam kompetitif yang lebih rendah (persediaan tinggi biaya persediaan tinggi biaya tinggi mempengaruhi laba)
Apa Itu Biaya Persediaan ?
Ada 2 (dua) kemungkinan :
1. Dunia Penuh Kepastian: dimana permintaan akan suatu produksi / bahan baku diketahui dengan pasti untuk periode tertentu, sehingga dikenal 2 biaya utama :
1.a. Jika bahan baku dibeli dari luar: biaya pemesanan* dan biaya penyimpanan
1.b. Jika bahan baku diproduksi: biaya persiapan* dan penyimpanan
*) mewakili biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh persediaan
2. Dunia Tidak Pasti: dimana permintaan tidak diketahui secara pasti muncul katagori biaya ke-3 dari biaya persediaan yaitu : biaya habisnya persediaan
o Biaya Pemesanan / Ordering Cost : biaya untuk menempatkan dan menerima pesanan. Contoh : Biaya pemrosesan pesanan , biaya asuransi untuk pengiriman, biaya pembongkaran
o Biaya Persiapan atau penyetelan / Setup Cost : biaya untuk menyiapkan peralatan dan fasilitas sehingga dapat digunakan untuk memproduksi produk atau komponen tertentu. Contoh : biaya uji coba produksi
o Biaya Penyimpanan / Carrying Cost : biaya untuk menyimpan persediaan. Contoh : Biaya asuransi, pajak persediaan, keusangan dan biaya ruang penyimpanan.
o Biaya Habisnya Persediaan / Stockout Cost : Biaya yang terjadi karena tidak dapat menyediakan produk ketika diminta pelanggan. Contoh : penjualan yang hilang (baik saat ini maupun dimasa yad)
Alasan Tradisional Punya Persediaan :
1. Laba Maximal Turut meminimalkan biaya yang berkaitan dengan persediaan
Minimalkan biaya penyimpanan mendukung produksi dikit aja
Minimalkan biaya pemesanan mendukurng pemesanan dalam jumlah besar
Artinya: menyeimbangkan biaya pemesanan / persiapan dengan biaya penyimpanan
2. Memenuhi permintaan pelanggan (dalam memenuhi tanggal pengiriman) 3. Untuk menghindari penutupan fasilitas manufaktur akibat :
a. Kerusakan Mesinb. Kerusakan Komponenc. Tidak tersedianya komponend. Pengiriman komponen yang terlambat
4. Mendapatkan potongan harga jika beli dalam jumlah banyak5. Proses produksi yang tidak dapat diandalkan akan selalu hasilkan produk rusak6. Hindari resiko kenaikan harga dimasa yad
o Economic Order Quantity : Model Persediaan Tradisional
EOQ merupakan contoh dari system persediaan yang didorong (push inventory system), yaitu perolehan persediaan diawali dengan antisipasi permintaan di masa mendatang – bukan reaksi terhadap permintaan saat ini.
1. Biaya Persediaan = Biaya pemesanan / Persiapan + Biaya penyimpanan TC = PD/Q + CQ/2 ………..(1)
dimana :
P : Biaya penempatan dan penerimaan pesanan/biaya persiapan pelaksanaan produksi
D : Jumlah permintaan tahunan yang diketahui
Q : Jumlah unit yang dipesan setiap kali pesanan dilakukan
C : Biaya penyimpanan satu unit persediaan selama satu tahun
Misal : Sebuah usaha reparasi lemari es (dimana komponen dibeli dari pemasok eksternal)
D = 10.000 unit P = $25 perpesanan
Q = 1.000 unit C = $2 perunt
Biaya persediaan = (10 kali pesanan X $25/pesanan) + ($2 x (1000 unit /2)
= $1.250
Artinya : Kuantitas pesanan sebanyak 1.000 dengan total biaya $1.250 apakah sudah merupakan pilihan terbaik (biaya terkecil) Itu sebabnya perlu EOQ !
EOQ / Q = √ 2PD/C
= √ (2 x $25 X 10.000) : $2
= √ 250.000
= 500 unit Pemesanan 500 unit tiap kali pesanan 20 x pesanan merupakan hitungan yang menghasilkan biaya persediaan terkecil masukan ke pesamaan (1) Biayanya menjadi $1.000 (Bandingkan dengan Q = 1.000 unit biaya $1.250)
o Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point / ROP)
Titik dimana suatu pesanan baru harus dilakukan (atau persiapan dimulai)
Fungsi dari EOQ, tenggang waktu dan tingkat dimana persediaan hampir habis
Tenggang waktu / Lead Time : waktu yang dibutuhkan untuk menerima kuantitas pesanan ekonomis setelah pesanan dilakukan atau persiapan dimulai.
o ROP = Tingkat Penggunaan x Tenggang Waktu
Misal : Contoh di atas. Produsen gunakan 50 komponen / hari dengan tenggang waktu 4 hari ROP = 50 x 4 = 200 unit Saat persediaan 200 unit sudah harus pesan lagi.
o Ketidakpastian Permintaan dan Titik Pemesanan Kembali
Jika permintaan atas komponen atau produk tidak diketahui dengan pasti, maka ada kemungkinan terjadinya kehabisan persediaan. Sebagai contoh, jika komponen lemari es digunakan pada tingkat 60 komponen perhari dan bukan 50, maka sesuai perhitungan ROP
diatas sebesar 200 komponen akan habis dalam waku 3 1/3 hari dan aktivitas reparasi yang membutuhkan komponin ini akan menganggur 2/3 hari.
Guna menghindari hal ini, organisasi sering menyimpan persediaan pengaman (safety stock) ,persediaan ekstra yang disimpan sebagai jaminan atas fluktuasi permintaan.
Contoh : Jika penggunaan maksimal komponen lemari es 60 unit perhari dan rata-rata penggunaan adalah 50 unit perhari, dan tenggang waktu 4 hari, maka persediaan pengaman dihitung sb:
Safety Stock = Penggunaan maksimal 60
Rata-rata penggunaan 50
Selisih 10
Tenggang waktu x 4 hari
Safety stock 40 unit
ROP = ROP semula + Safety Stock
= 200 + 40 = 240 unit
o EOQ, ROP dan SAFETY STOCK pada Perusahaan Manufaktur
Benson Company, manufaktur besar pembuat alat-alat pertanian yang memiliki beberapa pabrik. Manajer di baprik Barat Tengah ini mencoba menentukan ukuran produksi untuk bagian pembuatan mata pisau. Ia yakin bahwa ukuran lota yang ada sekarang terlalu besar dan ingin mengidentifikasi jumlah yang harus diproduksi agar dapat meminimalkan biaya penyimpanan dan biaya persiapan. Ia juga ingin menghindari kehabisan persediaan karena setiap kehabisan persediaan itu akan menutup Departemen Perakitan.
Guna membantu manajer tersebut membuat keputusan, kontroler perusahaan telah menyedian informasi beriktut :
Permintaan rata-rata mata pisau 320 perhari
Permintaan maksimal mata pisau 340 perhari
Permintaan tahunan mata pisau 80.000
Biaya penyimpanan perunit $5
Biaya persiapan $12.500
Tenggang waktu 20 hari
EOQ = √ 2PD/C √ 2 x 12.500 x 80.000 : 5 √400.000.000 20.000 belati
Safety Stock : Penggunaan maksimal 340
Penggunaan rata-rata 320
Selisih 20
Tenggang waktu x 20
Safety Stock 400
ROP = (Penggunaan rata-rata x tenggang waktu) + Safety stock
= (320 x 20) + 400 6.800 unit
o Kebaikan EOQ :
Persediaan tradisional baik bagi beberapa kasus seperti persediaan obat yang penting untuk mengatasi serangan jantung
Menyeimbangkan biaya persiapan biaya persiapan dan penyimpanan yang memaksimumkan laba atau meminimumkan biaya
Saat biaya persiapan tinggi jadi lebih baik buat produk dengan jumlah besar Sangat baik saat mengatasi masalah yang berkaitan dengan ketidakpastian.
o MANAJEMEN PERSEDIAAN JIT
A. Perbandingan Manufaktur JIT dan Tradisional
B. Biaya Persiapan dan Penyimpanan : Pendekatan JIT
JIT merupakan pendekatan yang meminimalkan total biaya penyimpanan dan biaya persiapan yang sangat berbeda dari trandisional. Dalam JIT, tidak menerima biaya persiapan (atau biaya pemesanan) malah JIT mencoba menekan hingga nol, sehingga biaya yang tersisa untuk dikurangi adalah biaya penyimpanan yang dicapai dengan mengurangi persediaan sampai tingkat yang sangat rendah.
Biaya Pemesanan dikurangi dengan cara :
1. Kontrak Jangka Panjang dengan Pemasok2. Pengisian Kembali Yang Berkesinambungan (continuous replenishment)
Pembuat barang mengambil alih fungsi manajemen persediaan pengecer dengan memberitahu pengecer kapan dan berapa banyak persediaan yang harus dipesan kembali dan pengecer meninjau usul ini.
Contoh : Yang dijalankan Wal-Mart dan Proctec & Gamble
3. Pertukaran Data Elektronik (Electronic data interchange –EDI) suatu bentuk awal dari perdagangan elektronik yang intinya : suatu metode
terotomatisasi dari pengiriman informasi dari computer ke computer.
EDI memungkinkan para pemasok mengakses database para pembeli, sehingga memungkinkan pemasok tahu kapan pembeli butuh pesanan barang karena ada tukuren barang.
4. JIT II Kemitraan JIT ke tingkat yang lebih tinggi, dengan menempatkan wakil pemasok yang
bekerja di lapangan (secara penuh), difasilitasi pelanggan tetapi dibayar oleh pemasok, menghadiri pertemuan perencanaan produksi, memiliki otoritas untuk membuat pesanan atas nama pelanggan. Contoh : JIT II yang dijalankan oleh IBM, Intel, AT&T dll.
o KETERBATASAN JIT
1. Sering timbul masalah dengan pemasok, meski ada kontrak jangka panjang.2. Pandangan negative dari karyawan yang merasa diperas tenaganya.3. Jika tidak dijalankan dengan baik ada resiko kehilangan penjualan yang bisa jadi
meruakan penjualan yang hilang selamanya.