tugas akhir evaluasi penerapan 5s dan total productive …repository.unugha.ac.id/471/1/evaluasi...
TRANSCRIPT
-
TUGAS AKHIR
Evaluasi Penerapan 5S dan Total Productive Maintenance Untuk
Meningkatkan Nilai OEE Pada PLTMG
(Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas)
Diajukan guna melengkapi sebagian syarat
dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Disusun Oleh :
Nama : Zaenal Ma’rup
NIM : 41612120067
Program Studi : Teknik Industri
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2017
-
LEMBAR PENYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : Zaenal Ma’rup
N.I.M : 41612120067
Jurusan : Teknik Industri
Fakultas : Teknik
Judul Skripsi : Evaluasi Penerapan 5S dan Total Productive Maintenance
untuk meningkatkan nilai OEE pada PLTMG.
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat
ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di
kemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan
terhadap hasil karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan
sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas
Mercu Buana.
Demikian, Pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksakan.
Penulis,
(Zaenal Ma’rup)
-
LEMBAR PENGESAHAN
Evaluasi Penerapan 5S dan Total Productive Maintenance untuk
meningkatkan nilai OEE pada PLTMG
Disusun Oleh :
Nama : Zaenal Ma’rup
NIM : 41612120067
Jurusan : Teknik Industri
Pembimbing,
( Ir. Herry Agung Prabowo, M.S.c )
Mengetahui,
Koordinator Tugas Akhir/ Ketua Program Studi
( Dr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT )
-
ABSTRAK
Evaluasi Penerapan 5S dan Total Productive Maintenance untuk meningkatkan
nilai OEE pada PLTMG
PT. XYZ merupakan Penyedia Jasa bidang pembangkit listrik swasta
khususnya PLTMG (Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas) dimana telah terjalin
kerjasama dengan PT. PLN (Perusahaan Listrik Negara) di berbagai daerah di
Indonesia. Untuk menjaga kerjasama yang terjalin tersebut terus berlangsung,
dapat ditunjukkan dengan ketersediaan, kinerja dan kualitas dalam operasional
dan pemeliharaan PLTMG dengan melakukan evaluasi dan metode yang tepat
sebagai alat ukur tingkat efektivitas perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah
Mengevaluasi penerapan 5S dan Total Productive Maintenance di Perusahaan
dan Untuk mengetahui hubungan antara penerapan 4 pilar TPM dengan nilai
OEE dalam meningkatkan efektivitas pada PLTMG.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan metode
Evaluasi adalah suatu upaya untuk mengukur hasil atau dampak suatu aktivitas,
Program, atau proyek dengan membandingkan dengan tujuan yang telah
ditetapkan, dan bagaimana cara pencapaiannya. Dan metode yang digunakan
adalah mengumpulkan data adalah dengan observasi, wawancara (kuesioner)
maupun studi dokumentasi. Sedangkan metode pengujian data yang digunakan
adalah Uji validitas dan reliabilitas. Metode analisa digunakan adalah analisa
korelasi dan regresi berganda dengan menggunakan Uji F serta metode OEE
sebagai dasar perhitungan.
Hasil dari penelitian menunjukkan peningkatan nilai OEE yang telah
dicapai sebesar 1,67% berdasarkan perhitungan OEE dan menggunakan Uji F
diketahui adanya pengaruh keempat pilar TPM terhadap nilai OEE.
Kata Kunci : 5S, TPM, Uji Validitas dan Reliabilitas, Uji F, Metode OEE
-
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat
dan karunia-Nya. Shalawat dan Salam semoga tetap tercurah pada Baginda
Rosullullah SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Evaluasi Penerapan 5S dan Total Productive Maintenance Menggunakan untuk
meningkatkan Nilai OEE pada PLTMG.
Skripsi ini berisi tentang evaluasi penerapan 5S dan TPM di PT XYZ dan
bagaimana penerapan tersebut berpengaruh dan berhubungan terhadap efektivitas
PLTMG. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menganalisis tentang
efektivitas penerapan 5S dan TPM yang telah dilaksanakan oleh perusahaan
sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan untuk mengembangkannya lebih
lanjut dan diajukan sebagai salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata
Satu (S1) pada Fakultas Teknik di Universitas Mercu Buana.
Banyak pihak yang telah membantu dan memberikan masukan serta saran
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Pada kesempatan ini penulis
berterima kasih kepada:
1. Allah SWT Tuhan Semesta Alam, atas berbagai rahmat dan nikmatNya
yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir
ini.
2. Orang tua dan keluarga yang penulis cintai, atas doa dan dukungannya
yang tidak pernah henti-henti.
3. Bapak Ir Herry Agung Prabowo Msc, selaku dosen pembimbing dalam
penulisan Tugas Akhir, atas berbagai masukan, support dan motivasinya.
-
4. Ibu Dr. Zulfa Fitri Ikatrinasari MT, Ketua Program Studi Teknik Industri.
5. Seluruh Pengajar dan Staff Teknik Industri Universitas Mercubuana.
6. Ibunda Sutini dan keluarga atas berbagai doa dan semangatnya.
7. Seluruh rekan mahasiswa PKK Teknik Industri Angkatan 26 yang telah
membantu Penulis selama menjalani kuliah di Universitas Mercu Buana.
8. Rekan-rekan di perusahaan tempat Penulis bekerja
9. Serta semua pihak yang telah mendukung dan membantu tanpa bisa
Penulis sampaikan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan, keterbatasan penulis dan berbagai kendala yang dihadapi merupakan
penyebab tidak sempurnanya skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun diharapkan dapat memberi perbaikan di masa yang akan
datang Akhir kata penulis ucapkan terima kasih dan semoga tulisan ini
bermanfaat.
Jakarta, Agustus 2017
Zaenal Ma’rup
-
DAFTAR ISI
Lembar Pernyataan ................................................................................................. i
Lembar Pengesahan ............................................................................................... ii
Abstrak .................................................................................................................. iii
Kata Pengantar ...................................................................................................... iv
Daftar Isi ............................................................................................................... vi
Daftar Tabel ...........................................................................................................ix
Daftar Gambar ...................................................................................................... .x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................. 2
1.3. Batasan Masalah................................................................. 3
1.4. Tujuan Penelitian ................................................................3
1.5. Metodologi Penelitian ....................................................... 3
1.6. Sistematika Penulisan .........................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Total Productive Maintenance............................... 6
2.2. Konsep Total Productive Maintenance.................................... 7
2.3. 5S sebagai dasar Pondasi Program TPM ...............................12
2.4. Implementasi TPM .................................................................15
2.5. Pemeliharaan (Maintenance)................................................. 18
2.5.1 Pengertian Pemeliharaan............................................ 18
2.5.2 Tujuan Pemeliharaan.................................................. 19
-
2.5.3 Pembagian Pemeliharaan............................................ 20
2.6. Overall Equipment Effectiveness (OEE)................................21
2.7 Analisis Korelasi dan Regresi .................................................24
2.7.1 Analisis Regresi Linier Berganda ………………...….26
2.7.2 AnalisisUjiValiditasdanReliabilitas ……………….....27
2.7.3 AnalisisUji F.................................................................28
2.8 PenelitianTerdahulu.................................................................28
2.9 Kerangka Pemikiran ...............................................................32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian ............................................................ 33
3.2. Pendekatan Penelitian ........................................................... 33
3.3. Jenis Data Penelitian ............................................................. 34
3.4. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 34
3.5. Teknik Pengolahan Data ....................................................... 35
3.6. Langkah-langkah Penelitian .................................................. 37
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1. Profil Umum Perusahaan ...................................................... 38
4.1.1 Struktur Organisasi ........................................................38
4.1.2 Operasi Umun Perusahaan ............................................39
4.1.3 Divisi Asset Management .............................................40
4.2. Pengumpulan Data ................................................................ 44
4.2.1 Pengumpulan Data Area Kalimantan ............................44
4.2.2 Pengumpulan Data Penerapan 5 S ................................44
4.2.3 Pengumpulan Data Implementasi Penerapan TPM ......44
-
4.2.4 Pengumpulan Data Perhitungan Nilai OEE .................45
4.3. Pengolahan Data .................................................................. 46
4.3.1 Pengolahan Data Penerapan 5S ....................................46
4.3.2 Pengolahan Data Implementasi Penerapan TPM .........50
4.3.3 Pengolahan Data Perhitungan Nilai OEE .....................54
BAB V HASIL PEMBAHASAN
5.1. Evaluasi Penerapan 5S .......................................................... 58
5.1.1 Pelaksanaan Finding atautemuan................................... 59
5.1.2 Pengelolahan Data HasilTemuan....................................59
5.1.3 Pelaksanaan Training .................................................... 59
5.1.4 PelaksanaanPenerapan5S .............................................. 60
5.1.5 EvaluasiPenerapan5S .....................................................60
5.2. Evaluasi Penerapan TPM....................................................... 62
5.3. Analisisa Hubungan Penerapan TPM denganNilai OEE
sebagai Indikator Kinerja PLTMG ....................................... 65
5.3.1 Analisa Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ..................65
5.3.2 Analisa menggunakan Regresi linier berganda .............66
5.3.3 Analisa Perhitungan Nilai OEE ....................................70
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ............................................................................ 72
6.2. Saran ......................................................................................73
Daftar Pustaka ......................................................................................................74
Lampiran-lampiran.................................................................................................76
-
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Pengertian 5S-5R-5P ........................................................................... 13
Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 28
Tabel 4.1. Divisi Asset Management Sub-Operational ........................................ 41
Tabel 4.2. Divisi Asset Management Sub-Maintenance ...................................... 41
Tabel 4.3. 5S Sebelum dan Sesudah Perbaikan ................................................... 46
Tabel 4.4. Jumlah Penelitian Responden...............................................................50
Tabel 4.5.Data Uji Validitas ..............……………………….............................. 52
Tabel 4.6. Data Uji Reliabilitas…........…………… ........................................... 53
Tabel 4.7. Data Gross Produksi 2016 …………………….................................. 53
Tabel 4.8. Data Gross Produksi 2017…....…………………............................... 54
Tabel 4.9. Data Jam Operasi ...............…………………..................................... 54
Tabel 4.10. Data Nett Produksi ..........…..……………........................................ 55
Tabel 4.11. Data Perhitungan Nilai OEE ….....……..…...................................... 57
Tabel 5.1. Variable entered .................................................................................. 68
Tabel 5.2. R Square ............................................................................................. 68
Tabel 5.3. Analisis Annova ................................................................................. 68
-
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Konsep Delapan Pilar TPM .............................................................. 7
Gambar 2.2. Lima Pilar 5S.................................................................................... 13
Gambar 2.3. Bagan Perhitungan OEE .................................................................. 24
Gambar 2.4. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 32
Gambar 3.1. Diagram Alir Langkah Penelitian ................................................... 37
Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT XYZ ........................................................... 38
Gambar 4.2. Diagram Proses Divisi Asset Management ..................................... 43
Gambar 5.1. Training 5S Karyawan..................................................................... 59
Gambar 5.2. Bagan Proses Sortir.......................................................................... 61
Gambar 5.3. Autonomous Maintenance .............................................................. 63
Gambar 5.4. Variabel View SPSS 23....................................................................67
Gambar 5.5. Data View SPSS 23 ......................….............................................. 67
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
PT. XYZ merupakan Penyedia Jasa bidang pembangkit listrik swasta
khususnya PLTMG (Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas) dimana telah
terjalin kerjasama dengan PT. PLN (Perusahaan Listrik Negara) di berbagai
daerah di Indonesia. Untuk menjaga kerjasama yang terjalin tersebut terus
berlangsung, dapat ditunjukkan dengan ketersediaan, kinerja dan kualitas
dalam operasional dan pemeliharaan PLTMG. Dalam mewujudkan hal
tersebut, manajemen perusahaan menerapkan program 5S sebagai pondasi
dasar proses perbaikan dan TPM yang merupakan suatu sistem pemeliharaan
mesin yang melibatkan operator produksi dan semua departemen termasuk
produksi, pengembangan pemasaran dan administrasi.
Penerapan program 5S dan TPM digunakan karena manajemen melihat
bagaimana pentingnya persaingan bisnis antar perusahaan penyedia jasa bidang
pembangkit listrik swasta dan optimalisasi baik operasional maupun
pemeliharaan PLTMG dalam menjadikan perusahaan lebih effisien dan
kompetitif. Penerapan ini sudah mulai dilaksanakan oleh perusahaan dalam
kurun waktu satu tahun dan sampai saat ini masih terus berjalan sesuai dengan
rencana dan target perusahaan.
-
2
Dengan mempertimbangkan kondisi saat ini, manajemen ingin mengetahui
sejauh mana pencapaian penerapan program 5S dan TPM yang telah berjalan
sehingga manajemen memerlukan evaluasi dan metode yang tepat sebagai alat
ukur tingkat efektivitas perusahaan dalam operasional dan pemeliharaan
PLTMG diberbagai daerah di Indonesia.
Dan dalam upaya mengetahui Tingkat efektivitas dari PLTMG di PT.
XYZ tersebut, maka dilakukan penelitian dengan Judul : “ Evaluasi
Penerapan 5S dan Total Productive Maintenance untuk meningkatkan
nilai OEE pada PLTMG (Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas)”.
1.2 Rumusan Masalah
Evaluasi 5S dan Total Productive Maintenance salah satu Program yang
digunakan oleh Manajemen PT. XYZ untuk meningkatkan efektivitas PLTMG
menggunakan Metode OEE. Oleh karena itu penulis akan merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan 5S dan Total Productive Maintenance berjalan
sampai saat ini di Perusahaan?
2. Apakah evaluasi penerapan 5S dan Total Productive Maintenance
mempunyai korelasi dengan nilai OEE?
3. Apakah sudah diketahui nilai OEE sebelum dan sesudah dari penerapan
Total Productive Maintenance selama ini?
-
3
1.3 Batasan Masalah
Pada penelitian ini batasan masalah yang dibuat terfokus pada Evaluasi
Penerapan 5S dan Total Productive Maintenance menggunakan metode OEE
pada Unit-unit PLTMG area kalimantan di PT. XYZ. Periode Data yang
digunakan tanggal 1 Januari 2016–30 Juni 2017 atau satu tahun 6 bulan.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Mengevaluasi penerapan 5S dan Total Productive Maintenance di
Perusahaan.
2. Untuk mengetahui hubungan antara penerapan 4 pilar TPM dengan nilai
OEE dalam meningkatkan efektivitas pada PLTMG.
1.5 Metodologi Pengambilan data
1.5.1 Studi Lapangan
Untuk mendapatkan data-data dan informasi dalam penelitian ini dilakukan
dengan meninjau langsung ke lapangan.
1.5.2 Studi Pusaka
Membaca dan memperlajari buku-buku referensi yang berhubungan dengan
masalah yang akan di bahas dan di gunakan dalam memecahkan masalah.
-
4
1.5.3 Wawancara
Mengadakan wawancara internal dengan Direksi dan karyawan yang
berhubungan dengan masalah yang akan di bahas baik berupa wawancara,
diskusi dan kuesioner.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam Penelitian ini Adalah :
1. BAB I - Pendahuluan
Pada Bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, sistematika penulisan.
2. BAB II – Tinjauan Pustaka
Bab ini merupakan pembahasan teori-teori yang berkaitan dengan 5S,
Total Productive Maintenance, Pemeliharaan, Pengukuran Nilai OEE,
Analisis Regresi Korelasi dan Penelitian terdahulu.
3. BAB III – Metodologi Penelitian
Pada bab ini berisi tentang metodologi penelitian yang digunakan yaitu
rancangan penelitian, pendekatan penelitian, jenis data penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik pengolahan data dan langkah-langkah
penelitian.
-
5
4. BAB IV – Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pada Bab ini menjelaskan mengenai pengambilan,pengumpulan dan
pengolahan data yang diperlukan dalam memecahkan masalah meliputi
data-data yang dibutuhkan.
5. BAB V – Hasil Pembahasan
Pada Bab ini diuraikan mengenai pembahasan dari hasil data yang telah
diolah sesuai dengan pedoman pada landasan teori serta dibuatkan
langkah-langkah penyelesaian berdasarkan Metode yang ada.
6. BAB VI – Kesimpulan dan Saran
Pada Bab ini diberikan beberapa kesimpulan dan saran sebagai masukan
perusahaan berdasarkan hasil pengujian dan analisa data.
-
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Total Productive Maintenance (TPM)
TPM merupakan suatu sistem pemeliharaan mesin yang melibatkan
operator produksi dan semua departement termasuk produksi, pengembangan
pemasaran dan administrasi. TPM memerlukan partisipasi penuh dari
semuanya, mulai dari manajemen puncak sampai karyawan lini terdepan.
Operator bukan hanya menjalankan mesin tetapi juga merawat mesin sebelum
dan sesudah beroperasi.
TPM suatu metode yang bertujuan untuk memaksimalkan effisiensi
penggunaan peralatan, dan memantapkan sistem pemeliharaan preventif yang
dirancang untuk keseluruhan peralatan dengan mengimplementasikan suatu
aturan dan memberikan motivasi kepada seluruh bagian yang berada dalam
suatu perusahaan tersebut, melalui peningkatan komponenisasi dari seluruh
anggota yang terlibat mulai dari manajemen puncak sampai kepada level
terendah. TPM telah dirasakan manfaatnya dalam menunjang kemajuan
perusahaan serta mampu bersaing secara global. Selain itu TPM bertujuan
untuk menghindari perbaikan secara tiba-tiba dan meminimalisir pemeliharaan
yang terjadwal. Secara keseluruhan TPM adalah suatu proses aktivitas
pemeliharaan yang mengikutsertakan semua elemen dari perusahaan, yang
bertujuan untuk menciptakan suasana kritis (Critical mass) dalam lingkungan
industri guna mencapai zero breakdown, zero defect dan zero accident.
-
7
Total Productive Maintenance (TPM) adalah teknik silang fungsional
yang melibatkan beberapa bagian fungsional perusahaan bukan hanya pada
Bagian Pemeliharaan saja (Borris, 2006). Kegiatan pemeliharaan ini
melibatkan Bagian Pemeliharaan dan Bagian Produksi. Sedangkan menurut
Peppard dan Philip (1997), dijelaskan bahwa dalam TPM, mesin-mesin
dipelihara dan team yang ada tidak menunggu hingga terjadi kerusakan untuk
melakukan perbaikan mesin, tetapi secara rutin merawatnya untuk menjamin
ketersediaan mesin secara terus-menerus.
Menurut Imai (1991) TPM ditujukan untuk perbaikan atas peralatan dan
lebih berorientasi pada perangkat keras (hardware) melalui tindakan preventive
maintenance terhadap masa penggunaan fasilitas produksi serta melibatkan
setiaporang di seluruh bagian dan tingkatan.
2.2 Konsep Total Productive Maintenance (TPM)
TPM mencakup delapan bagian yang dikenal dengan delapan pilar TPM
yang terdiri dari:
Gambar 2.1 Konsep Pilar-Pilar TPM
-
8
1. Kesehatan dan Keselamatan
Hal ini penting sekali sebagai dasar untuk mencapai zero accidents. Arti
pentingnya adalah menekankan pada kebutuhan akan melindungi operator,
yang akan diberikan pelatihan, yang pada awalnya hanya dibebankan untuk
menyelesaikan tugas yang sederhana. Mengingat bahwa sebagian besar
operator akan berpartisipasi dalam autonomous maintenance, maka harus ada
penilaian terhadap risiko, gambaran risiko dan beberapa konsep keselamatan
secara detail. Untuk meningkatkan kepercayaan diri operator, mereka harus
dilatih tentang bagaimana menyelesaikan masalah yang akan diperkiran
muncul. Mereka juga harus didukung dengan pengembangan prosedur
keselamatan kerja.
2. Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan pelatihan diperlukan untuk mengetahui pengetahuan apa yang
dibutuhkan dalam TPM, bagaimana untuk mengajarkannya, dan bagaimana
untuk menegaskan hal tersebut telah diserap atau dimengerti dengan baik.
3. Autonomous Maintenance
Pada pilar ini diharapkan terdapat peningkatan kemampuan operator pada level
dimana mereka mampu mengadakan pemeliharaan dasar pada peralatan yang
mereka pakai. Dengan menggunakan pola pembersihan dan inspeksi, mereka
belajar untuk mengenali operasi abnormal dan mengidentifikasi masalah yang
sedang berkembang.
-
9
4. Pemeliharaan Terencana
Pemeliharaan terencana untuk memperhatikan lebih dalam mengenai penyebab
timbulnya masalah pada peralatan dan mengidentifikasi serta
mengimplementasi jalan keluar dari masing-masing penyebab tersebut.
5. Pemeliharaan Kualitas
Pilar ini menggunakan tim dari cross-functional untuk menganalisa area dari
kinerja peralatan dimana variasi produk dapat direduksi. Jika terdapat masalah
yang telah ditemukan, tim akan menginvestigasi apakah perubahan atau
penggantian harus diimplementasikan agar terjadi peningkatan hasil.
6. Berfokus pada Peningkatan
Tim yang terdiri dari lintas fungsi melakukan identifikasi terhadap masalah
yang muncul kemudian mencari solusi permanen untuk masalah tersebut.
Masalah yang dibahas harus dievaluasi untuk menentukan apakah keputusan
yang diambil berdampak positif sehingga bermanfaat untuk menghemat biaya.
7. Sistem Pendukung
Penggunaan TPM sebagai suatu teknik untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah yang muncul. Fungsi ini untuk mendukung dari
kegiatan produksi yang mencakup penyimpanan, pembayaran, fasilitas, quality
control, penjadwalan, pengaturan barang dan penjualan.
-
10
8. Inisialisasi Tahapan Manajemen
Pilar ini merupakan rencana organisasi yang disusun oleh tim dengan
mempertimbangkan setiap bagian dari produksi. Metodologi yang dipakai
mencakup berbagai jenis dari Value Flow Analysis, misalnya tentang
bagaimana perusahaan mendapatkan ide baru untuk suatu produk, bagaimana
membuat desain untuk produk baru tersebut, dan hal lainnya. Tim dibentuk
dengan tujuan untuk terwujudnya peningkatan perbagian (Partial
Improvement). Peningkatan perbagian merupakan suatu kegiatan untuk
meningkatkan efisiensi dan produktivitas mesin melalui suatu proyek khusus.
Adapun langkah-langkah tersebut adalah:
1. Penentuan objek proyek
2. Pembentukan tim
3. Identifikasi masalah
4. Penetapan target
5. Pembuatan rencana kerja
6. Uji coba dan kajian
7. Penerapan
8. Evaluasi terhadap target
9. Standarisasi
10. Pengembangan ke objek lain yang sejenis
-
11
TPM dirancang untuk mencegah terjadinya berbagai kerugian dengan
mengembangkan metoda pengelolaan, penggunaan dan perawatan peralatan
yang pada akhirnya dapat memaksimumkan efisiensi pada sistem produksi
secara keseluruhan (Apriliani, 2007). Di dalam TPM disebutkan delapan
kerugian besar yang harus dihindari, yaitu:
1. Kerugian karena kerusakan mesin dan peralatan.
2. Kerugian karena pemasangan dan penyetelan mesin.
3. Kerugian karena penggantian alat pada mesin.
4. Kerugian pada saat mesin mulai beroperasi.
5. Kerugian karena mesin berhenti sesaat atau karena mesin
beroperasi tanpa beban.
6. Kerugiaan karena kecepatan mesin.
7. Kerugian karena produk cacat maupun karena produk yang diproses
ulang.
8. Kerugian karena mesin berhenti beroperasi.
TPM merupakan konsep pemeliharaan dengan tujuan untuk
meningkatkan produksi sekaligus meningkatkan moral dan tanggung jawab
karyawan pada masing-masing pekerjaan yang mereka lakukan. TPM
merupakan siklus yang menggabungkan sistem perawatan bersifat pencegahan
(preventive maintenance) dan perawatan bersifat perbaikan (corrective
-
12
maintenance). Kata “Total” dalam TPM mengandung pengertian sebagai
berikut:
1. Total efektivitas, mengindikasikan bahwa TPM meningkatkan efektivitas
pemakaian alat secara keseluruhan.
2. Total sistem pemeliharaan, termasuk program pemeliharaan pencegahan.
3. Total partisipasi, artinya kegiatan TPM mengikutsertakan seluruh jajaran
pada setiap level mulai dari manajemen puncak sampai operator.
2.3 5S sebagai dasar Pondasi Program TPM
5S merupakan suatu proses sistematis bagian dari pekerjaan rumah tangga
untuk mencapai lingkungan yang nyaman di tempat kerja dimana melibatkan
seluruh karyawan dengan komitmen yang sungguh-sungguh dalam
melaksanakan dan mewujudkannya. Masalah tidak dapat diketahui ketika di
tempat kerja belum terorganisasi. Tempat Kerja yang memiliki tingkat
kebersihan baik dan terorganisasi dapat membantu tim dalam mengidentifikasi
suatu permasalahan. Identifikasi suatu masalah adalah langkah pertama suatu
proses perbaikan. 5S merupakan Pondasi Program sebelum Penerapan TPM,
maka gambar diatas 5S diposisikan sebagai Pondasi Dasar.
-
13
Sebagai Pondasi dari Program TPM, 5S adalah gerakan dasar perbaikan
sebelum penerapan program-program TPM lainnya. Dalam pelaksanaannya 5S
memiliki nama lain 5R atau 5P dan dapat di uraikan sebagai berikut sesuai
tabel dibawah ini.
Tabel 2.1 Pengertian 5S
5S 5R 5P
Seiri Ringkas Pemilahan
Seiton Rapih Penataan
Seiso Resik Pembersihan
Seiketsu Rawat Pemantapan
Shitsuke Rajin Pembiasaan
Berdasarkan uraikan dari pengertian dari 5S tabel diatas, maka dapat diketahui
lebih jelas langkah-langkah dari gerakan dasar 5S sebagai berikut :
Gambar 2.2 Pilar-pilar 5S
-
14
a. Seiri
Langkah pertama dari 5S adalah Seiri dengan kata lain Ringkas atau
Pemilahan. Cara membedakan benda antara yang diperlukan dan tidak
diperlukan menyingkirkan yang tidak diperlukan. Membuat tempat kerja
ringkas, yang hanya menampung barang-barang yang diperlukan saja.
b. Seiton
Langkah kedua adalah Seiton atau Rapi atau Penataan, bagaimana menata
atau mengelompokkan barang berdasarkan penggunaannya dan menata
secara memadai agar upaya dan waktu untuk mencari atau menemukan
menjadi minimum waktunya.
c. Seiso
Langkah ketiga adalah Seiso atau Resik atau Pembersihan, merupakan
proses membersihkan lingkungan kerja, lantai tempat kerja, dan berbagai
daerah didalam tempat kerja serta menjaga kondisi tool atau mesin yang
siap pakai dan dalam keadaan yang bersih dan benar.
d. Seiketsu
Langkah keempat adalah Seiketsu atau Rawat atau Pemantapan,
Bagaimana memperluas konsep kebersihan pada diri pribadi dan terus
menerus mempraktekkan dan menjaga tiga langkah gerakan sebelumnya
yang telah diterapkan dan selalu berusaha menjaga keadaan lingkungan
kerja yang bersih dan sehat atau mempertahankan keadaan yang sudah
ringkas. Rapih dan resik setiap hari secara terus menerus.
-
15
e. Shitsuke
Langkah kelima adalah Shitsuke atau Rajin atau Pembiasaan, Bagaimana
membangun disiplin diri pribadi dan membiasakan diri untuk menerapkan
5S melalui norma kerja dan standarisasi. Pembiasaan juga berarti
memikirkan berbagai masalah yang timbul sehari-hari, memutuskan untuk
melakukannya lebih baik dikemudian hari dan melalui segala macam
kesulitan untuk berbuat lebih baik terutama pada hal-hal yang menyangkut
kualitas.
2.4 Implementasi Total Productive Maintenance (TPM)
TPM akan mengarahkan proses pemeliharaan menjadi sesuatu yang
sangat penting dari seluruh aktivitas manufaktur, dimana TPM merupakan
pendekatan secara proaktif untuk meminimasi pemeliharaan yang tidak
terjadwal (John X Wang,2011). TPM didesain untuk mengeliminir kerugian
yang diakibatkan oleh kerusakan maupun keandalan fasilitas yang mulai
menurun. Kinerja operator dalam TPM harus maksimal, dimana mereka
memiliki kewajiban untuk menggunakan dan memelihara peralatan yang
mereka gunakan semaksimal mungkin, antara lain dengan melakukan
pemeliharaan rutin, dan inspeksi peralatan, apabila mereka tidak dapat
mengatasi kerusakan mesin, maka dapat memanggil staff perawatan yang lebih
ahli.
TPM juga berupaya untuk mengoptimalkan kerja kelompok, dimana
anggota dari kelompok tersebut harus ikut berkomponenisasi dan memiliki
-
16
kesadaran untuk melakukan aktivitas pemeliharaan secara total. Kelompok
kerja ini juga harus mendapat dukungan dari pimpinan teratas.
Implementasi Total Productive Maintenance, pada mulanya hanya
terpusat pada aktivitas produksi, seiring dengan bergulirnya waktu dan
kebutuhan, TPM juga dapat mengimplementasikan untuk aktivitas administrasi,
perencanaan, keuangan, sumber daya manusia, rekayasa, klerikal dan
pemasaran. Oleh sebab itu, implementasi TPM saat ini, diperuntukkan bagi
semua anggota perusahaan, tanpa kecuali, mulai dari manajemen puncak
sampai kepada lini terendah dari suatu organisasi.
Output yang diharapkan dari TPM bukan supervisi yang bersifat
monitoring otoriter, melainkan pembentukan karakter dari setiap individu
dalam organisasi tersebut, sehingga supervisi timbul dari dalam diri individu
tersebut. Dengan kata lain TPM berupaya untuk memunculkan “Budaya
Memelihara”. Budaya ini dapat dilanjutkan dengan pembentukan “Kaizen”
karakter, yaitu pengembangan secara terus menerus (continuos improvement),
sehingga perusahaan perlu membuat aturan main yang mendukung aktivitas ini,
mulai dari kertas kerja, administrasi sampai kepada pelatihan.
Perawatan ini membutuhkan komitmen dari seluruh pihak yang terkait,
mulai low management sampai top management. Sasaran yang ingin diperoleh
pada TPM antara lain :
1. Memaksimalkan unjuk kerja pemanfaatan fasilitas industri, dan
meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya.
-
17
2. Autonomous Maintenance oleh Operator produksi, sehingga dapat
meminimasi jumlah tenaga kerja yang harus disediakan perusahaan.
3. Menjalankan program pemeliharaan yang terencana, oleh Dekomponenemen
Perawatan.
4. Melakukan peningkatan kemampuan dalam melakukan pemeliharaan
terhadap fasilitas produksi, melalui pelatihan.
5. Mempunyai program manajemen penaggulangan dini.
Melihat implementasi TPM, apabila suatu perusahaan industri
menerapkannya, maka perusahaan tersebut dapat meningkatkan efisiensi
disemua lini, sehingga perusahaan dapat memiliki daya saing dan memperoleh
keuntungan yang lebih besar, karena TPM memiliki sistem untuk dapat
memaksimalkan efisiensi sistem produksi dan dapat mencegah terjadinya
kerugian mulai dari lini terdepan sampai akhir, sehingga sistem ini mampu
merealisasikan “zero accident, zero defect dan zero failure” untuk semua siklus
dari sistem.
Dalam suatu perusahaan TPM berhasil diterapkan, adapun keuntungan-
keuntungan yang akan diperoleh sebagai berikut :
1. Untuk Operator Produksi
a. Lingkungan kerja yang lebih bersih, rapi dan aman sehingga dapat
meningkatkan efektifitas kerja operator.
b. Kerusakan ringan pada mesin dapat diselesaikan oleh operator.
-
18
c. Efektifitas mesin itu sendiri dapat ditingkatkan.
d. Kesempatan operator untuk menambah keahlian dan pengetahuan serta
melakukan perbaikan dan metode kerja yang lebih baik dan lebih
effiesien.
2. Untuk Departemen Pemeliharaan
a. Mesin, Peralatan dan Lingkungan kerja selalu bersih dan dalam kondisi
yang baik.
b. Frekuensi dan jumlah pemeliharaan darurat semakin berkurang
departement pemeliharaan hanya mengerjakan pekerjaan yang
membutuhkan keahlian khusus saja.
c. Waktu untuk Melakukan Preventive Maintenance lebih banyak dan
mempunyai kesempatan untuk meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan.
2.5 Pemeliharaan (Maintenance)
2.5.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance)
Semua Bidang Industri yang menggunakan Peralatan-peralatan baik itu
berupa Mesin, Alat kelistrikan dan Semua Jenis Peralatan lainya yang terus
menerus beroperasi memerlukan peneliharaan rutin. Hal ini dilakukan dalam
upaya menjaga fungsi dan umur tetap kondisi terbaik. Pemeliharaan dibutuhkan
dalam bidang Industri yang sebagian besar menggunakan Mesin sebagai
-
19
peralatan dalam produksinya sangat penting dalam menjaga kelanjutan proses
produksi.
Pemeliharaan dilakukan pada mesin agar kondisi mesin tetap effisien dan
mampu mendukung dan mamapu menjaga kualitas dalam kegiatan proses
produksi. Pemeliharaan adalah kombinasi dari setiap tindakan yang dilakukan
untuk menjaga suatu barang atau untuk memperbaiki sampai suatu kondisi
yang bisa diterima. Pada dasarnya hasil yang diharapkan dari kegiatan
pemeliharaan Mesin mencakup dua hal sebagai berikut :
1. Condition Maintenance yaitu mempertahankan kondisi mesin agar
berfungsi dengan baik sehingga komponen-komponen yang terdapat dalam
mesin juga berfungsi sesuai dengan umur ekonomisnya.
2. Replacement Maintenance yaitu melakukan perbaikan dan penggantian
komponen mesin tepat waktunya sesuai dengan jadwal yang telah
direncanakan sebelum kerusakan terjadi.
2.5.2 Tujuan Pemeliharaan
Dalam Istilah pemeliharaan (Maintenance) disebutkan bahwa terdapat
dua pekerjaan yaitu istilah perawatan dan perbaikan. Perawatan dimaksudkan
sebagai aktifitas untuk mencegah kerusakan sedangkan istilah perbaikan
dimaksudkan sebagai tindakan untuk memperbaiki kerusakan.
Tujuan Pemeliharaan utama antara lain :
a. Untuk memperpanjang usia kegunaan asset yaitu setiap bagian dari
tempat kerja, bangunan dan Isinya.
-
20
b. Untuk menjamin ketersediaan optimum mesin yang dipasang untuk
produksi dan mendapatkan laba investasi maksimum.
c. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana
tersebut.
d. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh mesin yang
diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu, misalnya unit
cadangan, unit pemadaman kebakaran dan penyelamatan dan
sebagainya.
2.5.3 Pembagian Pemeliharaan
Pemeliharaan (Maintenance) pada dasarnya terdapat beberapa
pembagiannya dilihat dari Jenis dan waktu Pemeliharaannya antara lain :
1. Pemeliharaan Terencana (Planned Maintenance) adalah pemeliharaan yang
diorganisasi dan dilakukan pemikiran ke masa depan, pengendalian dan
pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Pemeliharaan Pencegahan ( Preventive Maintenance) adalah pemeliharaan
yang dilakukan pada selang waktu. Adapun Preventive Maintenance
digolongkan menjadi dua kategori yaitu :
• Routine Maintenance merupakan aktivitas yang berkaitan dengan
kegiatan pembersihaan dan aktivitas rutin yang dilakukan operator pada
mesin.
• Major Preventive Maintenance merupakan aktivitas dilakukan
sepenuhnya oleh personil pemeliharaan karena aktivitas tersebut
-
21
membutuhkan banyak waktu, membutuhkan kemampuan memperbaiki
mesin.
2. Pemeliharaan Perbaikan (Corrective Maintenance) adalah pemeliharaan
yang dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian termasuk penyetelan dan
reparasi yang telah terhenti untuk memenuhi kondisi yang bisa diterima.
Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian
rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan menjadi
lebih baik.
3. Pemeliharaan Pencegahan ( Predictive Maintenance) adalah Pemeliharaan
yang diarahkan untuk mencegah kegagalan (failure) suatu sarana,dan
dilaksanakan dengan memeriksa mesin-mesin pada selang waktu yang
teratur dan ditentukan sebelumnya, pelaksanaan tingkat reparasi
selanjutnya tergantung pada apa yang ditemukan selama pemeriksaan.
4. Pemeliharaan Tak Terencana (Unplanned Maintenance) Pemeliharaan
yang dilakukan seketika mesin mengalami kerusakan yang tidak terdeteksi
sebelumnya.
2.6 Overall Equipment Effectiveness (OEE)
Overall Equipment Effectiveness (OEE) merupakan metode yang
digunakan sebagai alat ukur penerapan program TPM guna menjaga peralatan /
mesin pada kondisi ideal dengan menghapus six big losses peralatan. Dalam
TPM alat ukur yang digunakan adalah Overall Equipment Effectiveness (OEE)
atau efektivitas mesin secara menyeluruh, dimana perhitungan OEE
-
22
berdasarkan kerugian dari mesin yang berhenti karena kerusakan, mesin harus
diperlambat, dan produk yang dihasilkan cacat, Idealnya parameter OEE
tersebut adalah sebagai berikut :
• Availability > 90 %
• Performance Efficiency > 95 %
• Quality rate product > 99.
Sehingga keberhasilan suatu program TPM adalah jika pencapain nilai
OEEnya hingga > 85 %. Pengukuran OEE ini berdasarkan pada pengukuran
tiga rasio utama,yaitu :
1. Avalability Ratio merupakan suatu rasio yang menggambarkan
pemanfaatan waktu yang tersedia untuk kegiatan operasi mesin atau
peralatan. Dengan demikian untuk formula yang digunakan untuk
mengukur Availability ratio adalah :
Availability : Operation Time X 100%
Loading Time
Loading Time - Downtime X 100%
Loading Time
Operation Time adalah waktu operasi, Loading Time merupakan waktu
tersedia dan downtime adalah waktu yang terbuang.
-
23
2. Performance Ratio
Performance ratio merupakan suatu ratio yang menggambarkan kemampuan
Mesin/peralatan dalam produksi. Nilai Performance atau Efisiensi kinerja dapat
dihitung sebagai berikut:
Performance Ratio : Waktu Bersih Operasi X 100%
Waktu Actual Operasi
• Speed Losses = (Target Output X Waktu Aktual Operasi) – (Real Output X
Waktu Aktual Operasi) / Real Output.
• Waktu Operasi Bersih = Waktu Aktual Operasi – Speed Losses.
3. Quality Ratio
Quality ratio merupakan suatu rasio yang menggambarkan kemampuan
peralatan dalam menghasilkan Produksi yang sesuai dengan standar. Formula
yang digunakan untuk Quality rasio adalah :
Quality Ratio : Usefull Operating Time X 100%
Waktu Operasi Bersih
Dalam perhitungan selanjutnya, untuk mengetahui nilai OEE atau
efektivitas mesin itu sendiri dapat dihitung dengan cara mengalikan ketiga
faktor atau parameters tersebut yang sudah disebutkan diatas yaitu sebagai
berikut:
-
24
2.7 Analisis Korelasi dan Regresi
Secara umum, analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai
ketergantungan satu variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel
independent (variabel penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/
atau memprediksi rata-rata populasi atau niiai rata-rata variabel dependen
berdasarkan nilai variabe! independen yang diketahui. Pusat perhatian adalah
pada upaya menjelaskan dan mengevalusi hubungan antara suatu variabel
dengan satu atau lebih variabel independen.
Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien regresi untuk masing-
masing variable independent. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi
nilai variable dependen dengan suatu persamaan. Koefisien regresi dihitung
dengan dua tujuan sekaligus : Pertama, meminimumkan penyimpangan antara
nilai actual dan nilai estimasi variable dependen; Kedua, mengoptimalkan
korelasi antara nilai actual dan nilai estimasi variable dependen berdasarkan
Gambar 2.3 Bagan Perhitungan OEE
-
25
data yang ada. Teknik estimasi variable dependen yang melandasi analisis
regresi disebut Ordinary Least Squares (pangkat kuadrat terkecil biasa).
Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu
teknik pengukuran asosiasi / hubungan (measures of association). Pengukuran
asosiasi merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik
dalam statistik bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan
antara dua variabel. Diantara sekian banyak teknik-teknik pengukuran asosiasi,
terdapat dua teknik korelasi yang sangat populer sampai sekarang, yaitu
Korelasi Pearson Product Moment dan Korelasi Rank Spearman. Selain kedua
teknik tersebut, terdapat pula teknik-teknik korelasi lain, seperti Kendal, Chi-
Square, Phi Coefficient, Goodman-Kruskal, Somer, dan Wilson.
Pengukuran asosiasi mengenakan nilai numerik untuk mengetahui
tingkatan asosiasi atau kekuatan hubungan antara variabel. Dua variabel
dikatakan berasosiasi jika perilaku variabel yang satu mempengaruhi variabel
yang lain. Jika tidak terjadi pengaruh, maka kedua variabel tersebut disebut
independen.
Korelasi bermanfaat untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua
variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan skala-skala tertentu, misalnya
Pearson data harus berskala interval atau rasio; Spearman dan Kendal
menggunakan skala ordinal; Chi Square menggunakan data nominal. Kuat
lemah hubungan diukur diantara jarak (range) 0 sampai dengan 1. Korelasi
mempunyai kemungkinan pengujian hipotesis dua arah (two tailed). Korelasi
searah jika nilai koefesien korelasi diketemukan positif; sebaliknya jika nilai
-
26
koefesien korelasi negatif, korelasi disebut tidak searah. Yang dimaksud
dengan koefesien korelasi ialah suatu pengukuran statistik kovariasi atau
asosiasi antara dua variabel. Jika koefesien korelasi diketemukan tidak sama
dengan nol (0), maka terdapat ketergantungan antara dua variabel tersebut. Jika
koefesien korelasi diketemukan +1. maka hubungan tersebut disebut sebagai
korelasi sempurna atau hubungan linear sempurna dengan kemiringan (slope)
positif.
2.7.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh
antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen yang
ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi. Perbedaan dengan regresi linier
sederhana hanya menggunakan satu variabel independen, sedangkan regresi
linier berganda menggunakan dua atau lebih variabel independen yang
dimasukkan dalam model regresi. Variabel independen dilambangkan dengan
X1,X2,X3.......Xn sedangkan variabel dependen dilambangkan dengan Y.
Untuk menyatakan apakah garis yang diperoleh cukup baik untuk
menggambarkan hubungan antara peubah bebas (X) dengan peubah tak bebas
(Y) dapat dilakukan pengujian bentuk model yang digunakan dan keeratan
hubungannya (korelasi) untuk menyatakan ketepatan dan ketelitian persamaan
garis regresi yang diperoleh.
https://www.statistikian.com/2012/08/korelasi.html
-
27
2.7.2 Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas kuesioner biasanya yang dimaksud adalah item, yang
dimaksudkan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam kuesioner apakah
sudah tepat dalam mengukur apa yang ingin diukur. Item yang valid
ditunjukkan dengan adanya korelasi yang signifikan antara item terhadap skor
total item. Untuk penentuan apakah suatu item layak digunakan atau tidak,
yaitu dengan melakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf
signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika korelasi signifikan
terhadap skor total item atau bisa melakukan penilaian langsung terhadap
koefisien korelasi seperti yang diungkap Azwar(1999), yaitu dengan
menggunakan batas nilai korelasi 0,30. Metode pengujian validitas item pada
SPSS yang biasa digunakan yaitu dengan metode korelasi Pearson atau metode
Corrected item-Total Correlation.
Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui kosistensi alat ukur, apakah
alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika
pengukuran tersebut diulang. Metode uji reliabilitas yang sering digunakan
adalah Cronbach’s Alpha. Metode ini sangat cocok digunakan pada skor
berbentuk skala (Misal 1-4,1-5) atau skor rentangan (misal 0-10, 0-30). Untuk
penentuan apakah instrumen reliabel atau tidak, bisa digunakan batasan tertentu
seperti 0,6. Menurut Sekaran (1992), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang
baik, sedangkang 0,7 dapat diterima dan 0,8 adalah baik.
-
28
2.7.3 Analisi Uji F
Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan Tabel F:
F Tabel dalam Excel, jika F hitung > dari F tabel, (Ho di tolak Ha diterima)
maka model signifikan atau bisa dilihat dalam kolom signifikansi pada Anova
(Olahan dengan SPSS, Gunakan Uji Regresi dengan Metode Enter/Full Model).
Model signifikan selama kolom signifikansi (%) < Alpha (kesiapan berbuat
salah tipe 1, yang menentukan peneliti sendiri, ilmu sosial biasanya paling
besar alpha 10%, atau 5% atau 1%). Dan sebaliknya jika F hitung < F tabel,
maka model tidak signifikan, hal ini juga ditandai nilai kolom signifikansi (%)
akan lebih besar dari alpha.
2.8 Penelitian Terdahulu
2.2 Tabel Penelitian Terdahulu
No Tahun Penulis Judul Skripsi Kesimpulan
1 2009 Sandhy
Widiansyah.
H24050290
Universitas
IPB
Evaluasi Penerapan Total
Productive Maintenance
di PT Frina Lestari
Nusantara.
Pelaksanaan TPM di PT
Frina Lestari Nusantara
meliputi program kerja
sikap 5S, Para operator,
foreman, dan supervisor
menunjukkan adanya
perubahan terhadap
produktivitas setelah
diterapkannya TPM. Hasil
dari pengukuran dengan
OEE, produktivitas paling
rendah terdapat pada mesin
Vacum Forming-1 pada
tahun 2007 dengan nilai
70,20 persen. Nilai tertinggi
terdapat pada Blow Molding
2 pada tahun 2009 yaitu
107,94 persen.
https://www.statistikian.com/2012/07/f-tabel-dalam-excel.htmlhttps://www.statistikian.com/2012/07/f-tabel-dalam-excel.htmlhttps://www.statistikian.com/spsshttps://www.statistikian.com/2012/08/regresi-linear-sederhana-dengan-spss.html
-
29
2 2012 Afif
Fahmi,dkk
Program
studi Teknik
Industri
Universitas
Brawijaya
Implementasi TPM
sebagai penunjang
produktivitas dengan
pengukuran OEE pada
mesin rotary KTH 8
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
produktivitas pada mesin
rotary KTH 8 73,456%
faktor terbesar rendahnya
nilai OEE karena
performance rate dengan
faktor six big losses 71,25%
3 2015 Hery
Kristanto
Sinurat,dkk
FTI Akrind
Yogyakarta
Analisis pengukuran nilai
efektivitas mesin
produksi dengan metode
OEE dan 5S sebagai
usulan penjadwalan
perawatan mesin pada
divisi engineering. (Studi
kasus PT Pura Barutama
Kudus)
Metode OEE didasari oleh 3
faktor yaitu availability,
performance dan quality.
Dari hasil perhitungan nilai
OEE, PT. Pura Barutama
Kudus dapat melakukan
perawatan berdasarkan
prinsip 5S dan tindakan
perawatan berdasarkan
perhitungan maintainability.
4 2013 Dinda Hesti
Triwardani,d
kk FTI
Universitas
Brawijaya
Analisis Overall
Equipment Effectiveness
(OEE) dalam
Meminimalisi Six Big
Losses Pada Mesin
Produksi Dual Filter
DD07.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rata-
rata tingkat efektifitas mesin
Dual Filters DD07 selama
masa penelitian adalah
sebesar 26.22%, dengan
rata-rata nilai availability
69.88%, performance
45.37% dan quality 89.06%.
5 2015 Nia Budi
Puspitasari,
Avior Bagas
Program
Studi Teknik
Industri,
Fakultas
Teknik,
Universitas
Diponegoro
Perhitungan Nilai
Overall Equipment
Effectiveness Mesin
Mixer Banbury 270L dan
Mesin Bias Cutting Line
2 (Studi Kasus PT.
Suryaraya Rubberindo
Industries)
Berdasarkan pengolahan
dengan metode OEE dan Six
Big Losses dapat
mengetahui besarnya nilai
OEE
dan mengidentifikasi faktor
penyebab rendahnya
performansi mesin. Nilai
OEE pada mesin Mixer
Banbury 270 L sebesar
71,07% yang dipengaruhi
oleh faktor Six Big Losses
Reduce Speed Loss
6 2016 Subhankur
Dutta, Ajoy
Krishna
Dutta.
Journal of
Engineering
Trends and
A Review on the
experimental study of
Overall Equipment
Effectiveness of various
machines and its
improvement strategies
through TPM
The focus lies on
improving the three primal
parameters i.e.
availability, performance
and quality. Moreover to
establish a preventive
maintenance plan for the
-
30
Technology
(IJETT) –
Volume 36
Number 5-
June 2016
implementation whole life cycle of
equipment, covering all
departments like planning,
user and maintenance
and involving all staff
members from shop
management to shop floor
workers are within the
premises of their detailed
studies.
7 2013 Islam H.
Afefy
Journal of
Mechanical
&
Mechatronics
Engineering
IJMME-
IJENS
Vol:13 No:01
Implementation of Total
Productive Maintenance
and Overall Equipment
Effectiveness Evaluation
As a result, the Company
achieved about 93% in
average quality rate of
overall equipment
effectiveness equation and
about 87% in availability in
October 2012 where in
average performance
efficiency in October 2012
it achieved about 87.5 %.
global maintenance
management, and
production planning were
suggested to improve their
maintenance procedures and
improve the productivity.
Also, the company needs to
work hard to improve their
inspection system start from
the raw materials inventory
to the work in process
finished with finish goods
inventory.
8 2015 Pardeep
Gupta and
Sachit
Vardhan
International
Journal of
Production
Research,
2016
Optimizing OEE, productivity and production cost for improving sales volume in an automobile industry through TPM: a case study
The industrial example on
the application of OEE tool
demonstrates that it has a
remarkable
potential to enhance the
equipment effectiveness.
The empirical findings of
the study reveal that
augmented OEE
and productivity, and
reduced production cost
resulted to double the sales
revenue and triple the profit
within a period of
three years. The industry
-
31
also achieved notably
tangible and intangible
benefits with the TPM
implementation.
9 2016 Shatrughan
Tomar
Journal of
Business
Quantity
Economic
and applied
Management
Research
Volume 2,
Issue 8,
January 2016
Analysis of OEE for
TPM Implementation :
Case Study
In most of Indian textile
industries; maintenance is
considered as evil
activity. Prior to induce the
TPM in the industry a
review is being done by
researcher and real
time Overall equipment
effectiveness is measured
and shown to management
of companies.
The value of OEE is small
and hence management is
being suggested to
implement TPM for
the overall improvement in
the company.
10 2012 Suzaituladwi
ni Hashim
Journal of
Engineering
Research and
Development
Volume 3,
Issue 11
(September
2012), PP.
62-67
Total Productive
Maintenance and
Innovation Performance
in Malaysian Automotive
Industry
The purpose of this paper is
to identify the TPM
constructs and innovation
performance measures for
Malaysian automotive
industry and also to develop
research model of the TPM
and innovation performance
measures relationship for
Malaysian automotive
industry. A conceptual
model based on previous
studies has been proposed.
This model will be used to
study the relationship
between TPM practices and
innovation performance for
Malaysian automotive
industry. Based on the
proposed conceptual model
and reviewed, research
hypotheses are being
developed. The paper
culminates with suggested
future research work.
-
32
2.9 Kerangka Pemikiran
Untuk mempermudah dalam melakukan penelitian, penulis membuat
kerangka pemikiran yang dapat dilihat pada gambar berikut ini :
2.4 Gambar Kerangka Pemikiran
Penerapan 5S dan TPM pada
PLTMG PT. XYZ
5S TPM ( 4 Pillars)
Analisa
Evaluasi
Kuesioner & Statistik (Uji Validitas,Reliabilitas, Uji F)
Metode OEE
Hasil Evaluasi
-
33
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan metode
Evaluasi adalah suatu upaya untuk mengukur hasil atau dampak suatu aktivitas,
Program, atau proyek dengan membandingkan dengan tujuan yang telah
ditetapkan, dan bagaimana cara pencapaiannya (Mulyono 2009). Evaluasi
program adalah proses untuk mendeskripsikan dan menilai suatu program
dengan menggunakan kriteria tertentu dengan tujuan untuk membantu
merumuskan keputusan, kebijakan yang lebih baik. Pertimbangannya adalah
untuk memudahkan evaluator dalam mendeskripsikan dan menilai komponen-
komponen yang dinilai, apakah sesuai dengan ketentuan atau tidak (Edison,
2009).
3.2 Pendekataan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian evaluasi
merupakan suatu prosedur ilmiah yang sistematis yang dilakukan untuk
mengukur hasil program atau proyek (efektifitas suatu program) sesuai dengan
tujuan yang direncanakan atau tidak, dengan cara mengumpulkan, menganalisis
dan mengkaji pelaksaaan program yang dilakukan secara objektif. Kemudian
merumuskan dan menentukan kebijakan dengan terlebih dahulu
mempertimbangkan nilai-nilai positif dan keuntungan suatu program.
-
34
3.3 Jenis Data Penelitian
Data Penelitian yang digunakan ada 2 jenis yakni :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah langsung dari objeknya.
Data primer dapat diperoleh melalui observasi, eksperimen maupun survey.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah
dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain misalnya, data analisa kehandalan dan
lain-lain.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi adalah merupakan mengadakan pengamatan terhadap objek yang
diteliti. Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang prilaku
manusia seperti terjadi pada kenyataan. Observasi ini dilakukan oleh peneliti
yang bertindak sebagai orang luar atau pengamat, dengan tujuan untuk
memahami dan mendalami masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan
sosial dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan proses penelitian.
-
35
b. Wawancara
Teknik wawancara merupakan salah satu cara pengumpulan data dalam
penelitian. Dikarenakan berkaitan dengan data, maka wawancara adalah
elemen penting dalam proses penelitian. Wawancara dapat diartikan sebagai
cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi atau data dari responden
dengan cara langsung atau bertatap muka. Namun dengan demikian, Teknik
wawancara dalam perkembangannya tidak harus secara berhadapan langsung,
melainkan dapat saja dengan memanfaatkan sarana komunikasi lain seperti
internet atau lainnya (Suyanto,2007:69).
c. Studi Dokumentasi
Dokumentasi adalah merupakan sejumlah bahan bukti yang terekam/tercatat
yang memperlihatkan karakteristik-karakteristik dari sebagian atau semua dari
suatu sistem manajemen.
3.5 Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Editing
Editing adalah pengecekan atau pengkoreksian data yang telah dikumpulkan,
kemungkinan data yang masuk atau data terkumpul tidak logis dan meragukan.
Tujuan editing adalah untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat
pada pencatatan dilapangan dan bersifat koreksi.
-
36
b. Coding
Apabila tahap editing telah selesai dilakukan, maka langkah berikutnya adalah
coding. Coding merupakan pemberian atau pembuatan kode-kodean pada
setiap data yang termasuk dalam kategori yang sama. Coding berfungsi untuk
mempermudah reduksi data, analisis, penyimpangan dan penyebaran data.
Manfaat lain dari coding adalah :
i. Mempermudah dan mempercepat analisa data.
ii. Mempermudah penyimpanan data.
c. Penyederhanaan Data
Dalam pengolahan data mudah dalam analisa, maka dilakukan penyederhanaan
atau peringkasan data. Penyederhanaan data dilakukan dengan menggolongkan
data yang beraneka ragam ke dalam kategori yang terbatas.
d. Mengkode Data
Setelah penyederhanaan dan peringkasan data kemudian setelah itu
dikumpulkan dan telah dilakukan pemeriksaan, langkah berikutnya adalah
melakukan pengkodean data.
e. Pengujian Data
Data yang telah disederhanakan dan dikumpulkan kemudian dilakukan
pengujian data dengan menggunakan metode-metode pengujian sesuai dengan
kebutuhan.
-
37
3.6 Langkah-Langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian dilakukan sebagai berikut :
Gambar 3.1 Diagram Alir Langkah
Penelitian
Mulai
Identifikasi Masalah
Tujuan Penelitian
Metode Penelitian
Studi Dokumentasi Wawancara Observasi
Pengumpulan Data
Pengujian Data : Uji Validitas
Uji Reliabilitas
Pengolahan Data
Analisa Data : Uji F
Metode OEE
Kesimpulan & Saran
Selesai
-
38
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Profil Umun Perusahaan
PT. XYZ merupakan salah satu Jasa penyediaan energi listrik di
Indonesia. PT. XYZ mempunyai tiga jenis bisnis dalam usaha
penyediaannya yaitu BOOT, Rental dan IPP. Awal bisnisnya PT. XYZ
merupakan salah satu autorized dan distributor merek mesin gas terkenal,
dalam perjalanannya yang terus berkembang dan akhirnya menjadi market
leader penjualan mesin gas di Indonesia pada tahun 2010. Seiring dengan
meningkatnya kebutuhan energi listrik di Indonesia, maka terbuka peluang
untuk PT. XYZ dalam melebarkan bisnisnya. Pada tahun 2011, PT. XYZ
mendirikan anak perusahaan yang bergerak dalam bisnis penjualan energi
listrik. Untuk Selanjutnya PT. XYZ akan disebut Perusahaan.
4.1.1 Struktur Organisasi
CEO
COO CFO
MD Asset
Management
Bisnis
DevelopmentProject QHSE Finance SCM
Operation Maintenance
SUMUT AREASUMSEL
AREA
NON
SUMATRA
AREA
KALIMANTAN
AREA
Technical
Analysis
Technical
Support
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT XYZ
-
39
4.1.2 Operasi Umum Perusahaan
PT. XYZ adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam
bidang jasa penjualan salah satu mesin gas dan penyedia energi listrik.
Operasi perusahaan dibagi menjadi dua anak perusahaan. Pertama adalah
sebagai autorized dan distributor mesin gas, perusahaan ini yang bergerak
dalam hal penyuplai produk unit mesin gas serta pendukungnya seperti :
o Service
o Spareparts
o Engineering
o Technical support.
Kedua adalah sebagai penyedia energi listrik, merupakan
perusahaan yang bergerak dalam pengadaan energi listrik dibanyak daerah
di Indonesia yang memiliki sumber bahan bakar gas. Daerah – daerah
tersebut meliputi sumatra bagian utara, sumatra bagian selatan, non
sumatra ( kepulauan riau, jawa, papua) dan kalimantan. PT. XYZ dalam
hal penyedia energi listrik mempunyai operasi perusahaan meliputi :
o Rental
o BOOT
o IPP
o EPC, Operation and Maintenance
-
40
4.1.3 Divisi Asset Management
Divisi asset management merupakan bagian dari perusahaan yang
mempunyai fungsi utama adalah sebagai pengatur pengoperasian unit-unit
penyedia energi listrik dan memanajemen asset yang dimiliki serta
berhubungan langsung dengan konsumen. Divisi ini dapat juga disebut
sebagai bagian terluar dan merupakan indikator performa perusahaan.
Pada divisi asset management terdapat dua sub-divisi yaitu sub-
divisi operation dan maintenance. Pertama adalah sub-divisi operation
merupakan salah satu bagian divisi asset management yang paling utama
dimana sebagai penghasil produksi energi listrik di semua unit-unit
pembangkit listrik melalui kegiatan operasi. Kedua adalah sub-divisi
maintenance sebagai pendukung operation dalam pemeliharaan dan
perawatan unit-unit pembangkit listrik.
Sebagai bagian yang terpenting perusahaan, divisi asset
management memiliki berbagai aktifitas-aktifitas kerja dalam
pengoperasian dan pemeliharaan unit-unit pembangkitnya. Hal ini
dilakukan dalam upaya optimasi produksi energi listrik, menjaga
kehandalan dan performa unit-unit pembangkit tetap terjaga pada kondisi
optimum. Untuk mendukung dan membagi Aktifitas kerja, divisi asset
management terdiri dari empat area operasi dan technical support. Setiap
area memiliki beberapa unit-unit pembangkit listrik dan Teknisi
pendukung, dapat dilihat tabel berikut :
-
41
Divisi Asset Management Tabel 4.1 Divisi Operasi NO Area Operasi Jumlah Unit Kapasitas (MW)
Sumatra bagian Utara
1 Teluk Lembu 1 11 36 MW
2 Teluk Lembu 2 11 36 MW
3 Duri 15 50 MW
4 Langgam 10 33 MW
5 KKA Aceh 7 23 MW
Sumatra bagian selatan
1 Tanjung Jabung 7 20 MW
2 Tarahan 11 33 MW
Non Sumatra
1 Kijang, Bintan 4 13 MW
2 Tunas, Batam 2 6 MW
3 Dompak, Bintan 3 10 MW
4 Gunung Garuda 6 15 MW
5 Sorong 1, Papua 7 18 MW
6 Sorong 2, Papua 10 33 MW
Kalimantan
1 Tarakan 1 3 3 MW
2 Tarakan 2 3 10 MW
3 Tarakan 3 2 6 MW
4 Tarakan 4 3 9 MW
5 Penajam 4 4 MW
6 Bontang 3 3 MW
Tabel 4.2 Divisi Maintenance
NO Area Maintenance Jumlah Teknisi
Koordinator Area
Sumatra bagian Utara
1 Teluk Lembu 1 2 1
2 Teluk Lembu 2 2
3 Duri 2 1
4 Langgam 2 1
-
42
5 KKA Aceh 2 1
Sumatra bagian selatan
1 Tanjung Jabung 2 1
2 Tarahan 2 1
Non Sumatra
1 Kijang, Bintan 1
1 2 Tunas, Batam 1
3 Dompak, Bintan 1
4 Gunung Garuda 2 1
5 Sorong 1, Papua 2 1
6 Sorong 2, Papua 2
Kalimantan
1 Tarakan 1 1
1 2 Tarakan 2 1
3 Tarakan 3 1
4 Tarakan 4 1
5 Penajam 1 1
6 Bontang 1
Divisi Asset membagi menjadi empat area untuk memanajemen operasi
dan pemeliharaan. Setiap area memiliki beberapa unit-unit pembangkit listrik,
dalam hal ini unit-unit tersebut menjadi asset perusahaan yang merupakan
termasuk kategori pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG). Ke-empat area
tersebut adalah Sumatra bagian utara, Sumatra bagian selatan, Kalimantan dan
Non Sumatra. Pada aliran proses Organisasi, Divisi asset berperan dalam
mengatur dan menjaga asset yang dimiliki guna mencapai target utama
perusahaan.
-
43
Mulai
New Project
BD & Project
Division
Handover to Asset
Management
Division
Annual Planning- Operasi
- Jadwal Pemeliharaan
Pelaksanaan - Operasi
- Pemeliharaan
Monitoring
Selesai
Diterima?
YA
Diterima?
YA
TIDAK
TIDAK
Sesuai?
OK?
YA
TIDAK
TIDAK
YA
Operation Asset
Management
Berikut adalah flow process divisi asset management :
Gambar 4.2 Diagram Proses Divisi Asset Management
-
44
4.2 Pengumpulan Data
4.2.1 Pengumpulan Data Area Kalimantan
Salah satu area yang dimiliki oleh divisi asset management adalah
area kalimantan. Sesuai dengan Batasan masalah pada bab 1,
pengumpulan data-data adalah area kalimantan, sebagai sampel dan pilot
project yaitu site Tarakan 2 untuk evaluasi penerapan 5S dan TPM. Data
yang dikumpulkan adalah data yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan dari
penelitian ini. Periode data yang dikumpulkan mulai 1 Januari-30 Juni
2017 atau satu setengah tahun.
4.2.2 Pengumpulan Data Penerapan 5 S
Dalam hal ini sesuai dengan teknik pengumpulan data, peneliti
melakukan terlebih dahulu observasi terhadap kegiatan 5S yang sudah
berjalan di site Tarakan 2. Tarakan 2 merupakan nama dari Project
PLTMG di daerah Binlatung, Tarakan – Kalimantan Utara. Memiliki
kapasitas terpasang sebesar 10 MW dengan nilai pada kontrak sebesar 6
MW. Proses observasi dilakukan berupa pengamatan visual, selanjutnya
dari hasil pengamatan yang belum memenuhi kriteria 5S akan dijadikan
sebagai bahan finding /temuan dan dokumentasi.
4.2.3 Pengumpulan Data Implementasi Penerapan TPM
Pengumpulan data dalam tahap implementasi penerapan TPM
dengan melakukan proses observasi, wawancara dengan pembuatan
kuisioner dengan empat pillar TPM sesuai dengan proses pelaksanaan
-
45
yang sudah diterapkan oleh PT. XYZ. Peneliti dalam hal ini
mengumpulkan data-data berdasarkan kategori empat pillar TPM tersebut,
berikut adalah data hasil pengamatan :
a. Observasi
Pengamatan yang dilakukan secara langsung ke lokasi Project tarakan
2 di Binalatung, Tarakan – Kalimantan Utara. Observasi berdasarkan
implementasi TPM yang dilakukan pada periode tanggal 28-30
November 2016.
b. Wawancara
Pelaksanaan dilakukan dengan berdiskusi dengan Plant Coordinator
dengan topik pembahasan implementasi TPM yang sudah dilakukan
dan hal-hal yang perlu di lakukan perbaikan serta peningkatan kinerja.
c. Kuisioner
Pada Proses ini, kuisioner yang telah dibuat di bagikan ke perwakilan
karyawan dari masing-masing departemen. Hasil dari kuisioner
tersebut dikumpulkan untuk kemudian dikelola dan kemudian
dianalisa data tersebut.
4.2.4 Pengumpulan Data Perhitungan Nilai OEE
Pada proses pengumpulan data nilai OEE, peneliti melakukan dengan
mengumpulkan data selama periode 1 Januari – 30 Juni 2017 sebagai data
yang akan diolah menjadi dasar analisa perhitungan nilai OEE site
-
46
PLTMG Penajam, Kalimantan Timur yang dijadikan sebagai resume data
perhitungan mengingat lokasi tersebut tersedia supplai gas secara stabil.
4.3 Pengolahan Data
4.3.1 Pengolahan Data Penerapan 5S
Data – data yang telah dikumpulkan berupa foto-foto temuan (finding)
dalam penerapan 5S dalam pengolahan data ini penulis membuat sebuah
tabel dengan kondisi sebelum dan sesudah pelaksanaan 5S pada site
Tarakan 2.
Kondisi sebelum adalah kondisi berupa foto-foto dokumentasi temuan hal-
hal yang sudah berjalan atau perlu perbaikan. Pada tabel tersebut terdapat
beberapa foto-foto dokumentasi sebelum dan sesudah perbaikan
pelaksanaan 5S.
Tabel 4.3 Kondisi Sebelum dan sesudah Evaluasi 5S
Deskripsi Sebelum Sesudah
Oil Storage
Gambar diatas pada terdapat penempatan drum oli diluar tempat penyimpanan oli.
Gambar diatas merupakan setelah dilakukan proses perbaikan tidak terdapat penempatan drum oli diluar.
-
47
MV Panel Room
Pada Ruang MV Panel 20 kV terdapat penempatan meja office.
Setelah dilakukan perbaikan meja office sudah dipindahkan.
Tools
Pada meja kerja di site workshop blm terdapat indikator penempatan alat2 kerja.
Setelah dilakukan perbaikan diberikan indikator dan garis pembatas pada papan alat2 kerja.
Site Warehouse
Tempat penyimpanan sparepart masih tidak beraturan sesuai kaidah 5S.
Tempat penyimpanan sudah disesuaikan kaidah 5S.
-
48
TPS
TPS di site belum sesuai dengan kaidah 5S.
TPS sudah disesuaikan dengan kaidah 5S dengan garis pembatas dan label.
Penataan Suku Cadang
Pada tempat penyimpanan peralatan workshop belum sesuai dengan kaidah 5S.
Setelah dilakukan perbaikan di re-posisi dan diberikan garis pembatas.
MV Panel
Penempatan barang tidak sesuai dengan tempatnya.
Dilakukan pemindahan barang ditempat yang diseharusnya.
-
49
Penataan Peralatan
Penempatan barang tidak sesuai dengan tempatnya
Dilakukan pemindahan barang ditempat yang diseharusnya
Penataan Sepatu
Operator meletakkan Sepatu tidak pada tempat yang telah disediakan.
Setelah dilakukan Training 5S operator sudah mengerti dan diletakkan pada tempat yang disediakan.
Evakuasi
Sebelumnya tidak terdapat tanda untuk tempat evakuasi.
Setelah dilakukan peninjauan ditambahkan tanda untuk tempat evakuasi.
-
50
4.3.2 Pengolahan Data Implementasi Penerapan TPM
Pada tahap ini penulis, dalam mengetahui penerapan TPM pada
perusahaan PT XYZ dengan membagikan kuesioner dimana reponden
pada penelitian ini adalah karyawan-karyawan perwakilan dari beberapa
department diluar asset management kantor pusat dan semua staff di area
Kalimantan mulai dari level operator, leader dan supervisor. Metode yang
digunakan adalah metode sensus, yakni seluruh anggota populasi yang ada
menjadi responden. Responden yang diambil sebanyak 30 orang.
Informasi jumlah responden dapat disajikan pada Tabel 1.
Tabel 4.4 Jumlah Responden Penelitian
NO JABATAN JUMLAH (ORANG)
1 Operator 5
2 Leader 5
3 Supervisor 5
4 Departement HR 2
5 Departement AM 5
6 Departement SCM 2
7 Departement BD 2
8 Departement QHSE 2
9 Departement Legal 1
10 Departement Finance 1
Total 30
-
51
Kuesioner yang diberikan kepada para karyawan PT XYZ
bertujuan untuk mengetahui penerapan kegiatan TPM yang telah
dijalankan oleh perusahaan dan untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan mengenai pengaruh 5S dan TPM terhadap nilai OEE pada
PLTMG. Kuesioner yang dibagikan kepada responden dan dilakukan
pengujian validitas dan reliabilitas. Hal ini karena peneliti
mewawancarai responden secara langsung dan pertanyaannya pun
cukup mudah dijawab berkaitan dengan rasa dan pengalaman pribadi
serta tidak menimbulkan persepsi ganda (Apriliani, 2007).
Penggunaan persepsi antar waktu para karyawan mengenai
penerapan TPM terhadap kinerja perusahaan karena adanya
keterbatasan dalam pengambilan data sebelum perbaikan kegiatan
TPM. Oleh karena itu, digunakan pendapat para karyawan untuk
membandingkan penerapan sebelum dan sesudah dilakukan evaluasi
TPM. Persepsi para karyawan mengenai penerapan TPM dengan
empat pilar yang sudah berjalan yaitu:
a. Autonomous Maintenance (Pilar 1)
b. Kaizen (Pilar 2)
c. Planned Maintenance (Pilar 3)
d. Operation & Maintenance Skills Development (Pilar 4)
Kinerja perusahaan diketahui dari skor jawaban kuesioner yang
diisi oleh responden berdasarkan skala menggunakan 1,2,3,4 dan 5.
-
52
Proses pengelolahan data dilakukan dengan menggunakan software
Microsoft excel dan SPSS versi 23 untuk mengetahui hubungan
tingkat korelasi antara penerapan 5S dan TPM dengan nilai OEE.
Data-data kuesioner yang telah didapatkan kemudian penulis
melakukan input data dalam bentuk tabulasi data kuesioner serta
melakukan uji Instrumen data kuesioner yaitu uji Validalitas dan
Reliabilitas. Kedua uji tersebut penulis melakukan dengan menginput
data (dengan salin dan tempel) dari tabulasi data kuesioner microsoft
excel ke dalam program SPSS kemudian diolah data menggunakan
pengujian dengan metode korelasi Pearson untuk uji validitas dan
Cronbach’s Alpha untuk uji reliabilitas.
Langkah pengujian dilakukan dengan membagi tabulasi data
sesuai dengan jumlah masing-masing variabel. Hasil dari uji validitas
dan reliabilitas berdasarkan variabel diolah data kuesioner tersebut
dengan menggunakan program SPSS 23, ada lima variabel (4 Pilar dan
OEE) yang dilakukan pengujian.
4.5 Tabel Data Uji Validitas
No Data Pilar 1 Pilar 2 Pilar 3 Pilar 4 OEE
1 Item 1 0,837 0,913 0,763 0,582 0,757
2 Item 2 0,771 0,802 0,784 0,712 0,815
3 Item 3 0,569 0,787 0,582 0,727 0,659
4 Item 4 0,626 0,601 0,585 0,802
5 Item 5 0,592 0,522
-
53
4.6 Tabel Data Uji Reliabilitas
Data Pilar 1 Pilar 2 Pilar 3 Pilar 4 OEE
Reliabilitas 0,762 0,809 0,755 0,754 0,799
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,929 21
4.3.3 Pengolahan Data Perhitungan Nilai OEE
Perhitungan tingkat efektivitas dari suatu PLTMG diambil dari
data jumlah operasi produksi energi listrik, jumlah aktual, jumlah
downtime mesin, Pemakaian sendiri (Auxiliary) dan jam kerja mesin
dengan menggunakan formula Overall Equipment Efficiency. Dari hasil
perhitungan ini dapat dilihat bagaimana pengaruh TPM terhadap nilai
OEE perusahaan. Dibawah ini adalah data yang diperoleh selama
periode 1 Januari 2016 – 30 Juni 2017 sebagai berikut:
4.7 Tabel Data Gross Produksi 2016 (kWh)
Bulan Gross Produksi - 2016
GE#1 GE#2 GE#3 GE#4 Total
Januari 678,5 519,1 673,80 686,90 2558,30
Februari 614,1 631,8 617,00 616,40 2479,30
Maret 606,6 613,7 589,20 0,00 1809,50
April 591,8 630 581,00 575,10 2377,90
Mei 648,4 542,4 461,50 679,80 2332,10
Juni 576,6 661,4 526,50 660,80 2425,30
Juli 503,9 656,3 519,30 607,50 2287,00
Agustus 609,4 653,9 328,60 602,90 2194,80
September 595,6 640,7 103,40 582,70 1922,40
Oktober 601,4 606,2 460,60 569,30 2237,50
November 492,1 610,8 581,20 516,70 2200,80
Desember 512,5 630,7 645,40 590,40 2379,00
-
54
4.8 Tabel Data Gross Produksi 2017 (kWh)
Bulan Gross Produksi - 2017
GE#1 GE#2 GE#3 GE#4 Total
Januari 579,8 593,3 649,60 608,50 2431,20
Februari 445,7 577,1 573,10 542,20 2138,10
Maret 563,8 650 654,60 573,00 2441,40
April 535,1 623,1 611,50 562,90 2332,60
Mei 501,7 642,2 538,00 560,10 2242,00
Juni 439 631 634,60 507,30 2211,90
4.9 Tabel Data Jam Operasi
Bulan Jam Operasi – 2016
GE#1 GE#2 GE#3 GE#4 Total
Januari 720 533 716 707 2676
Februari 666 664 664 644 2638
Maret 646 636 625 0 1907
April 641 656 685 605 2587
Mei 707 565 705 705 2682
Juni 624 660 569 661 2514
Juli 553 679 606 656 2494
Agustus 680 677 397 693 2447
September 672 685 147 672 2176
Oktober 689 666 531 682 2568
November 601 696 659 627 2583
Desember 621 725 723 713 2782
Bulan Jam Operasi - 2017
GE#1 GE#2 GE#3 GE#4 Total
Januari 716 689 725 723 2853
Februari 633 662 643 649 2587
Maret 734 736 734 725 2929
April 702 709 686 709 2806
Mei 673 727 649 713 2762
Juni 608 709 710 664 2691
-
55
4.10 Tabel Data Nett Produksi (kWh)
Bulan Kwh Nett Produksi 2016 Kwh Target Produksi 2016
Januari 2460,50 2678,40
Februari 2383,24 2505,60
Maret 1737,56 2678,40
April 2306,96 2592,00
Mei 2238,43 2678,40
Juni 2329,53 2592,00
Juli 2274,89 2678,40
Agustus 2103,57 2678,40
September 1839,88 2592,00
Oktober 2143,48 2678,40
November 2107,45 2592,00
Desember 2279,21 2678,40
Bulan Kwh Nett Produksi 2017 Kwh Target Produksi 2017
Januari 2328,37 2678,40
Februari 2046,49 2505,60
Maret 2337,16 2678,40
April 2233,23 2592,00
Mei 2142,15 2678,40
Juni 2114,37 2592,00
Pada tabel yang terdiri dari Jam Operasi, Gross Produksi dan Nett
Produksi dapat dihitung nilai OEE. Dalam hal ini penulis memberikan
pendekatan dan asumsi persamaan untuk perhitungan nilai OEE untuk
PLTMG sebagai berikut :
▪ Availability =
▪ Performance Ratio =
▪ Quality Ratio =
-
56
Dengan persamaan dan dari tabel diatas dapat dihitung Nilai OEE
salah satunya adalah bulan Januari 2016 sebagai berikut :
Diketahui data bulan Januari 2016
- Jam Operasi = 2676 Jam
- Jam Tersedia =
=
= 744 Jam / Unit ≈ 2976 Jam
- Gross Produksi = Total Bulan Januari 2016 = 2558,30 kWh
- Target Produksi = Total Januari 2016 = 2678,40 kWh
- Nett Produksi = Total Januari 2016 = 2460,50 kWh
dari data diatas dapat dihitung :
▪ Availability =
=
= 0,899
▪ Performance Ratio =
=
= 0,955
-
57
▪ Quality Ratio =
=
= 0,919
Perhitungan Nilai OEE = =
=
= 0,79 ≈ 79 %.
Dari perhitungan bulan Januari 2016, dapat dihitung untuk bulan
selanjutnya (Februari 2016 – Juni 2017) dan dapat di dapatkan pada tabel
4.8 sebagai berikut.
4.11 Tabel Data Perhitungan Nilai OEE
Bulan 2016
Availability Performance Quality OEE
Januari 0,899 0,955 0,919 0,79
Februari 0,948 0,990 0,951 0,89
Maret 0,641 0,676 0,649 0,28
April 0,898 0,917 0,890 0,73
Mei 0,901 0,871 0,836 0,66
Juni 0,873 0,936 0,899 0,73
Juli 0,838 0,854 0,849 0,61
Agustus 0,822 0,819 0,785 0,53
September 0,756 0,742 0,710 0,40
Oktober 0,863 0,835 0,800 0,58
November 0,897 0,849 0,813 0,62
Desember 0,935 0,888 0,851 0,71
Bulan 2017
Availability Performance Quality OEE
Januari 0,948 0,908 0,869 0,75
Februari 0,914 0,853 0,817 0,64
Maret 0,979 0,912 0,873 0,78
April 0,967 0,900 0,862 0,75
Mei 0,913 0,837 0,800 0,61
Juni 0,920 0,853 0,816 0,64
-
58
BAB V
HASIL PEMBAHASAN
5.1 Evaluasi Penerapan 5S
Pada Bab ini, penulis melakukan evalusi salah satunya adalah penerapan
5S yang sudah dilakukan dalam upaya perbaikan meningkatkan kinerja
dan kualitas PLTMG. Proses Evalusi dilakukan dengan langsung
mengunjungi lokasi site Tarakan 2 di Tarakan,Kalimantan Utara yang
menjadi pilot project dalam evaluasi Penerapan 5S.
Proses pelaksanaan evaluasi dilaksanakan dengan membuat perencanaan
kerja terlebih dahulu. Berikut ini adalah proses urutan kerja dalam proses
pelaksanaan evaluasi Penerapan 5S :
1. Melakukan Finding / Temuan dengan mengambil data pada kondisi
sebelum dilakukan evaluasi.
2. Mengelolah data yang didapat dari hasil temuan.
3. Melakukan Training 5S dan Diskusi pembahasan.
4. Melaksanakan Penerapan 5S
5. Evaluasi Penerapan 5S
-
59
5.1.1 Pelaksanaan Finding atau temuan
Pada tahap pelaksanaan ini, saat kunjungan dilakukan pengambilan data
berupa dokumentasi gambar atau foto terkait dengan penerapan 5S yang
masih perlu perbaikan dimana akan menjadi data temuan. Pengambilan
data dilakukan diseluruh lokasi meliputi Office room, MV room, Encloser
room, mini warehouse room, mini workshop, gas station dan storage room.
5.1.2 Pengelolahan data hasil temuan
Data-data dianalisa dalam hal ini bertujuan sebagai bahan training 5S yang
akan menjadi referensi dan studi kepada semua staff yang terlibat dalam
kegiatan operasinal PLTMG tersebut baik langsung maupun tidak
langsung dalam upaya perbaikan penerapan 5S.
5.1.3 Pelaksanaan Training
Training dilakukan dengan mengikut sertakan staff ahli dari head office
dalam bidang penerapan 5S dengan data yang telah didokumentasikan dan
dan disampaikan kepada staff operasional di site. Training dilakukan pada
tanggal 30 November 2016 di Tarakan, Kalimantan Utara.
Gambar 5.1 Training 5S Karyawan
-
60
5.1.4 Pelaksanaan Penerapan 5S
Dari hasil training yang telah dilakukan sebelumnya, semua staff yang
menjadi peserta training diberikan tugas berupa data-data hasil temuan dan
dengan materi 5S yang disampaikan dalam bentuk workshop agar
dilakukan proses perbaikan berdasarkan kaidah-kaidah penerapan 5S.
Waktu yang diberikan kepada peserta untuk proses perbaikan adalah 6
bulan terkait dengan temuan/finding sebelumnya dimulai pada tanggal 1
Desember 2016 – 31 Mei 2017.
5.1.5 Evaluasi Penerapan 5S
Evaluasi dilakukan dengan mengetahui sejauh mana Pelaksanaan
5S yang telah diterapkan. Dalam hal ini penulis memberikan analisa
terkait evaluasi penerapan 5S sesuai dengan kaidah-kaidahnya. Berikut ini
adalah evaluasi penerapan 5S :
a. Seiri atau Sort (Ringkas), pada tahap ini evaluasi dilakukan sejauh
mana sortir dilaksanakan dari hasil pengamatan,wawancara dan
dokumentasi berdasarkan barang yang masih digunakan dan tidak
digunakan. berikutnya adalah dari barang yang digunakan secara
langsung dan tidak, Tahap selanjutnya adalah dari barang yang tidak
digunakan, dilakukan pemisaha