trigger 3 diare berat

16
LAPORAN TUTORIAL MODUL PENYAKIT DALAM TRIGGER 3 DIARE BERAT OLEH: KELOMPOK TUTORIAL XIV Fasilitator : dr. Inna Rokendry Azuar Ketua : Rahma Welly (08-140) Sektretaris : Nastasya Febriyani (08-131) Endah Khairunisa (08-133) Anggota : Isaura Rosada (08-132) Suci Wulan Dari (08-135) Muthia Rahmi (08-136) Muhammad Rasyid Este (08-138) Amelia Melati (08-139) Ahmad Fitra (08-134) Devi Alif Pratiwi (08-209)

Upload: rahma-welly

Post on 25-Jun-2015

309 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: TRIGGER 3 Diare Berat

LAPORAN TUTORIAL

MODUL PENYAKIT DALAM

TRIGGER 3 DIARE BERAT

OLEH:

KELOMPOK TUTORIAL XIV

Fasilitator : dr. Inna Rokendry Azuar

Ketua : Rahma Welly (08-140)

Sektretaris : Nastasya Febriyani (08-131)

Endah Khairunisa (08-133)

Anggota : Isaura Rosada (08-132)

Suci Wulan Dari (08-135)

Muthia Rahmi (08-136)

Muhammad Rasyid Este (08-138)

Amelia Melati (08-139)

Ahmad Fitra (08-134)

Devi Alif Pratiwi (08-209)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSISTAS BAITURRAHMAH

Page 2: TRIGGER 3 Diare Berat

Trigger 3 Diare Berat

Nina 18 th, dibawa ke IGD RSU Siti Rahmah karena sesak nafas hebat. Dari anamnesa

didapatkan diare sejak 4 hari yang lalu, lebih dari 20 kali sehari, tidak berlendir dan tidak

berdarah, berbau amis dan berwarna seperti cucian beras. Beberapa hari sebelumnya nina minus

es cendol dipasar raya. Pemeriksaan fisik: tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 100x/ menit, turgor

kulit menurun, berat badan dari 50 kg sebelumnya dan sekarang 35 kg, jumlah urin kurang dari

500cc/hari. Setelah dilakukan skorsing ternyata nina mengalami dehidrasi berat dah harus

dirawat drngan invus terpasang. Jelaskan apa yang sedang di alami nina.

Page 3: TRIGGER 3 Diare Berat

STEP I CLARIFY UNFAMILIAR TERMS

1. Diare : BAB dengan jumlah tinja yang lebih banyak. Dari biasanya dengan tinja

berbentuk setengah cair/ cairan dapat pula disertai frekuensi BAB yang meningkat

2. Invus : cara pengobatan dengan memasukkan larutan tertentu kedalam pembuluh darah

3. Skorsing

4. Dehidrasi : kehilangan/ pengeluaran cairan timbul ketika asupan cairan tidak dapat

menggantikan kehilangan cairan.

STEP II DEFINE THE PROBLEMS

1. Apa itu diare?

2. Apa penyebab diare ?

3. Apa gejala diare?

4. Bagaimana Patogenesis diare?

5. Bagaimana pencegahan diare?

6. Bagaimana penatalaksanaan diare?

7. Apa hubungan diare dengan sesak nafas dan dehidrasi?

8. Mengapa pada diare BAB nina berbau amis dan berwarna seperti cucian beras?

STEP III BRAINSTORM POSSIBLE HYPOTHESIS OR EXPLANATION

1. Diare adalah BAB dengan jumlah tinja yang lebih banyak. Dari biasanya dengan tinja

berbentuk setengah cair/ cairan dapat pula disertai frekuensi BAB yang meningkat

2. Penyebab

- Infeksi

- Keracunan makanan

- Makanan yang terkontaminasi bakteri

3. Gejala

- BAB cair, sering

- Turgor kulit menurun

- Dehidrasi

Page 4: TRIGGER 3 Diare Berat

- Badan lemas

4. Patogenesis

Makanan yang terkontaminasi manusia gagal di absorbs oleh usus (mal absorbsi)

enzim-enzim pencernaan tidak bekerja

5. Pencegahan

- menjaga kebersihan makanan

- Menjaga kebersihan lingkungan

- makanan dimasak sempurna

6. Penatalaksananaan

- Pemberian oralit

- pemberian iopiramide

- pemberian attapulgite

- pemberian invus NaOH

7. Hubungan diare dengan dehidrasi adalah karena tubuh banyak mengeluarkan cairan lewat

BAB dank arena malabsorbsi (pending)

8. Pending

STEP IV ARRANGE EXPLANATION INTO A TENTATIVE SOLUTION

Page 5: TRIGGER 3 Diare Berat

STEP V DEFINE LEARNING OBJECTIVE

Mahasiswa / i mampu memahami dan menjelaskan tentang :

1. Diare

Definisi

Etiologi

Patofisiologi (IPD)

Gejala klinis

Diagnosa (KS)

Penatalaksanaan(bahan tiwi)

Pencegahan

Komplikasi

2. Derajat dehidrasi (skosing)

STEP VI GATHER INFORMATION AND PRIVATE STUDY

Belajar Mandiri

Page 6: TRIGGER 3 Diare Berat

STEP VII SHARE THE RESULT OF INFORMATION GATHERING AND PRIVATE

STUDY

1. Diare

Definisi

Buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya

(normal 100-200 ml per jam tinta) dengan tia berbentuk cairan atau setengah cair

(setengah padat) dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat

Menurut WHO (1980)

Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari 3x sehari

Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya yaitu:

1. Diare akut

2. Diare kronik

Etiologi:

1. Virus :

Merupakan penyebab diare akut terbanyak pada anak (70 – 80%). Beberapa jenis

virus

penyebab diare akut :

8,9

Rotavirus serotype 1,2,8,dan 9 : pada manusia. Serotype 3 dan 4 didapati pada �hewan dan manusia. Dan serotype 5,6, dan 7 didapati hanya pada hewan.

Norwalk virus : terdapat pada semua usia, umumnya akibat food borne atau �water

borne transmisi, dan dapat juga terjadi penularan person to person.

Astrovirus, didapati pada anak dan dewasa � Adenovirus (type 40, 41) � Small bowel structured virus � Cytomegalovirus �

2. Bakteri :

Page 7: TRIGGER 3 Diare Berat

Enterotoxigenic E.coli (ETEC). Mempunyai 2 faktor virulensi yang penting �yaitu

faktor kolonisasi yang menyebabkan bakteri ini melekat pada enterosit pada usus

halus dan enterotoksin (heat labile (HL) dan heat stabile (ST) yang menyebabkan

sekresi cairan dan elektrolit yang menghasilkan watery diarrhea. ETEC tidak

menyebabkan kerusakan brush border atau menginvasi mukosa.

Enterophatogenic E.coli (EPEC). Mekanisme terjadinya diare belum jelas. �Didapatinya proses perlekatan EPEC ke epitel usus menyebabkan kerusakan dari

membrane mikro vili yang akan mengganggu permukaan absorbsi dan aktifitas

disakaridase.

Enteroaggregative E.coli (EAggEC). Bakteri ini melekat kuat pada mukosa usus �halus dan menyebabkan perubahan morfologi yang khas. Bagaimana mekanisme

timbulnya diare masih belum jelas, tetapi sitotoksin mungkin memegang

peranan.Enteroinvasive E.coli (EIEC). Secara serologi dan biokimia mirip dengan

Shigella.Seperti Shigella, EIEC melakukan penetrasi dan multiplikasi didalam sel

epitel kolon.Enterohemorrhagic E.coli (EHEC). EHEC memproduksi

verocytotoxin (VT) 1 dan 2yang disebut juga Shiga-like toxin yang menimbulkan

edema dan perdarahan diffusedi kolon. Pada anak sering berlanjut menjadi

hemolytic-uremic syndrome. Shigella spp. Shigella menginvasi dan multiplikasi

didalam sel epitel kolon, menyebabkan kematian sel mukosa dan timbulnya ulkus.

Shigella jarang masuk kedalam alian darah. Faktor virulensi termasuk : smooth

lipopolysaccharide cell-wall antigen yang mempunyai aktifitas endotoksin serta

membantu proses invasi dan toksin (Shiga toxin dan Shiga-like toxin) yang

bersifat sitotoksik dan neurotoksik dan mungkin menimbulkan watery diarrhea

Campylobacter jejuni (helicobacter jejuni). Manusia terinfeksi melalui kontak

langsung dengan hewan (unggas, anjing, kucing, domba dan babi) atau dengan

feses hewan melalui makanan yang terkontaminasi seperti daging ayam dan air.

Kadang-kadang infeksi dapat menyebar melalui kontak langsung person to

person. C.jejuni mungkin menyebabkan diare melalui invasi kedalam usus halus

dan usus besar.Ada 2

Page 8: TRIGGER 3 Diare Berat

tipe toksin yang dihasilkan, yaitu cytotoxin dan heat-labile enterotoxin.

Perubahan

histopatologi yang terjadi mirip dengan proses ulcerative colitis.

Vibrio cholerae 01 dan V.choleare 0139. Air atau makanan yang terkontaminasi

oleh

bakteri ini akan menularkan kolera. Penularan melalui person to person jarang

terjadi. V.cholerae melekat dan berkembang biak pada mukosa usus halus dan

menghasilkan

enterotoksin yang menyebabkan diare. Toksin kolera ini sangat mirip dengan

heat-

labile toxin (LT) dari ETEC. Penemuan terakhir adanya enterotoksin yang lain

yang

mempunyai karakteristik tersendiri, seperti accessory cholera enterotoxin (ACE)

dan

zonular occludens toxin (ZOT). Kedua toksin ini menyebabkan sekresi cairan

kedalam lumen usus.

Salmonella (non thypoid). Salmonella dapat menginvasi sel epitel usus. �Enterotoksin

yang dihasilkan menyebabkan diare. Bila terjadi kerusakan mukosa yang

menimbulkan ulkus, akan terjadi bloody diarrhea

3. Protozoa :

Giardia lamblia. Parasit ini menginfeksi usus halus. Mekanisme patogensis �masih

belum jelas, tapi dipercayai mempengaruhi absorbsi dan metabolisme asam

empedu.

Transmisi melalui fecal-oral route. Interaksi host-parasite dipengaruhi oleh umur,

status nutrisi,endemisitas, dan status imun. Didaerah dengan endemisitas yang

tinggi,

giardiasis dapat berupa asimtomatis, kronik, diare persisten dengan atau tanpa

Page 9: TRIGGER 3 Diare Berat

malabsorbsi. Di daerah dengan endemisitas rendah, dapat terjadi wabah dalam 5 –

8

hari setelah terpapar dengan manifestasi diare akut yang disertai mual, nyeri

epigastrik dan anoreksia. Kadang-kadang dijumpai malabsorbsi dengan faty

stools,nyeri perut dan gembung.

Entamoeba histolytica. Prevalensi Disentri amoeba ini bervariasi,namun

penyebarannya di seluruh dunia. Insiden nya mningkat dengan bertambahnya

umur,dan teranak pada laki-laki dewasa. Kira-kira 90% infksi asimtomatik yang

disebabkan oleh E.histolytica non patogenik (E.dispar). Amebiasis yang

simtomatik

dapat berupa diare yang ringan dan persisten sampai disentri yang fulminant.

Cryptosporidium. Dinegara yang berkembang, cryptosporidiosis 5 – 15% dari

kasus

diare pada anak. Infeksi biasanya siomtomatik pada bayi dan asimtomatik pada

anak

yang lebih besar dan dewasa. Gejala klinis berupa diare akut dengan tipe watery

diarrhea, ringan dan biasanya self-limited. Pada penderita dengan gangguan sistim

kekebalan tubuh seperti pada penderita AIDS, cryptosporidiosis merupakan

reemerging disease dengan diare yang lebih berat dan resisten terhadap beberapa

jenis

antibiotik.

Microsporidium spp

Isospora belli

Cyclospora cayatanensis

Helminths :

Strongyloides stercoralis. Kelainan pada mucosa usus akibat cacing dewasa

danlarva, menimbulkan diare.

Schistosoma spp. Cacing darah ini menimbulkan kelainan pada berbagai organ

termasuk intestinal dengan berbagai manifestasi, termasuk diare dan perdarahan

usus..

Capilaria philippinensis. Cacing ini ditemukan di usus halus, terutama jejunu,

Page 10: TRIGGER 3 Diare Berat

menyebabkan inflamasi dan atrofi vili dengan gejala klinis watery diarrhea dan

nyeri

abdomen. Trichuris trichuria. Cacing dewasa hidup di kolon, caecum, dan

appendix. Infeksi

berat dapat menimbulkan bloody diarrhea dan nyeri abdomen.

Pencegahan

1. Penyiapan makanan yang higienis

2. Penyediaan air minum yang bersih

3. Kebersihan perorangan

4. Cuci tangan sebelum makan

5. BAB pada tempatnya

6. Tempat buang sampah yang memadai

7. Berantas lalat agar tidak meninggapi makanan

8. Lingkungan hidup yang sehat

Manifestasi klinis

1. Nausea

2. Vomitus

3. Nyeri sampai kejang perut

4. Demam

5. Diare

6. Dehidrasi sehingga menyebabkan pasien merasa haus, lidah kering, tulang

pipi menonjol, turgor kulit menurun, suara serak

Diagnosis

Komplikasi

1. Kehilangan air dan elektrolit seperti :dehidrasi, hypokalemia, asidosis

metabolic, kejang, alkalosis metabolic

2. Gangguan sirkuliasi darah seperti syok hipokalemik

3. Gangguan gizi seperti hipoglikemia, malnutrisi energy protein intolerasi

laktosa sekunder

Penatalaksanaan

2. Derajat dehidrasi

Page 11: TRIGGER 3 Diare Berat

Metoda Pierce yang berdasarkan keadaan klinis :

Derajat Dehidrasi Kebutuhan cairan (X kg BB)

Ringan

Sedang

berat

5%

8%

10%

Metoda Daldiyono, berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaian/skor

Klinis Skor

Rasa haus/muntah

Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg

Tekanan darah sistolik <60 mmHg

Frekuenis nadi >120x/menit

Kesadaran apatis

Kesadaran somnolen, spoor atau koma

Frekuensi nafas >30x/menit

Facies kolerica

Vox Cholerica

Turgor kulit menurun

Washer Womens Hand

Extremitas dingin

Sianosis

Umur 50-60 th

Umur >60 th

1

1

2

1

1

2

1

2

2

1

1

1

2

-1

-2

Kebutuhan cairan:

Skor x 10%xkgBBx1 liter

______________________

15

Page 12: TRIGGER 3 Diare Berat

Kesimpulan

Diare adalah keluarnya tinja yang cair atau lunak 3x atau lebih dalam 1 hari yang dapat

disebabkan oleh virus, bakteri, protozoa, dan helmintes. Yang ditandai dengan nausea,

muntah, nyeri sampai kejang perut, demam dan dehidrasi. Penatalaksanaan dengan

mempertahankan kebutuhan cairan tubuh, supaya tidak terjadi dehidrasi dan obat

simptomatik serta obat anti mikroba yang disebabkan oleh infeksi bakteri.

Daftar Pustaka

o Sudoyo, aru. W. 2006. buku ajar imu penyakit dalam edisi IV. Fakultas kedokteran UI.

o Departemen penyakit dalam fk UI. 2005. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 3 edisi Jakarta