torch2
TRANSCRIPT
Pemeriksaan Pemeriksaan Laboratorium pada Laboratorium pada
Kelainan Kelainan Sistem ReproduksiSistem Reproduksi
Bagian Patologi KlinikBagian Patologi Klinik
FK UNSRI/RSMHFK UNSRI/RSMH
20092009
11
Infeksi TORCH pada Kehamilan
2
• T oxoplasma• O ther : Syphillis, Strepto Gr-B
• R ubella• C ytomegalo, Chlamydia
• H erpes, Hepatitis B-C, HIV, HPV
3
Toxoplasmosis • Parasit Toxoplasma
gondii• Famili : Sarcocystidae• Tachyzoite 2-4 & 4-8 m• Oocyst 12,1 x 11 m• Cyst 200 m
Rubella• Antigen : Virus Rubella• Famili : Togaviridae• Ukuran : 60 – 70 nm
Cytomegalovirus• Antigen : Virus
Cytomegalo• Famili : Herpesviridae• Ukuran : 180 -200 nm
Herpes Genitalis• Antigen : virus Herpes
Simpleks-2• Famili : Herpesviridae• Ukuran : 180 – 200 nm
4
Toxoplasmosis
Sumber infeksi:
• Tinja kucing
• Hewan potong yang terinfeksi (mengandung kista)
• Ibu yang terinfeksi pada saat hamil
• Organ/darah donor yang terinfeksi
5
Cara penularan• Makan sayuran/buah2an yang tercemar tinja
kucing (sumber ookista)• Makan daging yang masih mentah atau kurang
matang (mengandung kista)• Melalui kontaminasi mukosa• Secara vertikal dari ibu ke janin (transplasental)• Melalui transplantasi organ• Melalui transfusi darah
6
7
Gillespie SH & Pearson RD, Principle & Practice in Clinical Parasitology, 2001
8
• Gejala klinik• Toxoplasmosis yang terjadi pada orang
dewasa maupun anak-anak umumnya asimptomatik
• Biasanya terjadi limpadenopati dan rasa lelah, kadang-kadang disertai demam, malaise, sakit kepala dan myalgia
• Pada umumnya infeksi ini tidak menimbulkan masalah
9
Toxoplasmosis
Infeksi Akut
Parasitemia
Jaringan/organ
Antibodi
10
11
Toxo IgM
• Muncul 5 hari setelah infeksi, meningkat cepat dalam 1-2 mg, mencapai titer puncak dalam 1-4 mgg
• Menghilang dalam beberapa bulan• Dapat menetapkan sampai >6 bulan
bahkan sampai bertahun-tahun• IgM ibu tidak dapat menembus plasenta• IgM pada janin mulai dibentuk pada
trimester I12
Toxo IgG
• Muncul 1-2 mgg setelah infeksi primer, mencapai titer puncak dalam 4-8 mgg
• Menurun setelah beberapa bulan/thn (5%)• Menetap seumur hidup dengan titer rendah• IgG ibu dapat melewati plasenta, terdeteksi pada
kehamilan 20-24 mgg• IgG pada neonatus adalah IgG yang berasal dari ibu.
Waktu paruh pada neonatus 28 hari• Bayi dapat membentuk IgG sendiri pada usia 2-3 bulan• Aviditas IgG yang tinggi dapat menyingkirkan adanya
infeksi akut
13
Diagnosis Infeksi Primer Toxo ditandai dengan:
• Serokonversi IgG dari negatif ke positif atau peningkatan titer IgG yang bermakna dengan pemeriksaan serial ( 2x)
• IgM dan/atau IgA positif
• IgG avidity yang rendah
14
Manfaat Pemeriksaan IgG avidity
Pada hasil IgG dan IgM (+)
• Menyingkir kan adanya infeksi primer yang terjadi < 4 bulan sebelumnya, sehingga pasien tidak perlu diberikan pengobatan
• Lebih dari 50% kasus dengan IgM (+) adalah infeksi lampau
15
Manfaat Pemeriksaan IgG avidity
• Pada hasil dimana IgG meningkat dan IgM (-)
• Untuk membedakan infeksi primer (dimana IgM cepat menghilang) dengan reaktivasi serologik (adanya infeksi rekuren atau reinfeksi)
16
17
Diagnosis Toksoplasmosis Kongenital• IgM dan/atau IgA positif
• IgG yang menetap pada tahun pertama setelah kelahiran
18
Indikasi Pemeriksaan Serologi
• Wanita sebelum hamil• Bila negatif,periksa pada kehamilan dini
– Sebulan sekali khususnya pada TM I, selanjutnya setiap trimester atau
– Minimal setiap TM
• Pada saat hamil, bila belum pernah diperiksa• Neonatus yang ibunya terinfeksi primer pada
saat hamil• Penderita yang diduga terinfeksi
19
Pencegahan
• Primer
• Edukasi bagi para wanita usia subur (ibu-ibu yang akan/sedang hamil)
• Sekunder
• Melakukan pemeriksaan serologi bagi pasien yang akan hamil (atau yang baru/sedang hamil bagi yang seronegatif)
20
Pencegahan
• Masaklah daging sampai matang• Hindari memegang mulut dan mata pada waktu
mengolah dagin mentah, cucilah tangan dgn bersih• Cucilah permukaan dan peralatan dapur yang
bersentuhan dengan daging mentah• Cucilah buah2an dan sayuran dengan bersih sebelum
dimakan• Pakailah sarung tangan bila berkebun/menyentuh benda
yang mungkin terkontaminasi kotoran kucing• Rendamlah piring makan kucing selama 5 menit dengan
air mendidih
21
Pengobatan dini
• Mencegah meluasnya infeksi ke janin
• Mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut
• Meregenerasi dan menyembuhkan jaringan yang mungkin diperbaiki
• Mengurangi frekuensi gejala sisa atau beratnya gejala sisa
22
Pengobatan
• Ibu hamil dengan hasil serologi: IgM (+). IgG (+), IgG avidity low
• Pemeriksaan prenatal/amniocentesis:
• PCR negatif : 3 mgg
• PCR positif, USG normal; sepanjang kehamilan
• Bayi dengan hasil serologi: IgM (+) dan/atau IgA (+)
23
RUBELLA
24
Sumber Infeksi
• Sekresi Nasofaring
• Ibu yang terinfeksi pada saat hamil
25
Cara Penularan
• Melalui jalur pernafasan (horizontal)
• Secara vertikal dari ibu ke janin (transplasental)
26
Indikasi Pemeriksaan Serologi
• Wanita sebelum hamil
• Pada kehamilan dini dan pada kehamilan menjelang 20 mgg (bagi yang seronegatif)
• Neonatus yang ibunya terinfeksi primer pada saat hamil
• Penderita yang diduga terinfeksi
• Pasca vaksinasi
27
Kekebalan terhadap Rubella
• Infeksi dapatan: biasanya permanen
• Infeksi kongenital: sepertiga akan hilang menjelang remaja
• Pasca vaksinasi:– Dewasa : bertahan 8 th (titer tinggi)– Anak2 : 25% kehilangan antibodi 5 tahun
kemudian
28
Cytomegalovirus (CMV)
29
Sumber infeksi
• Saliva
• Urin
• Sekresi serviks/vagina
• Sperma
• ASI
• Darah/organ donor yang terinfeksi
• Ibu yang terinfeksi pada saat hamil
30
Cara penularan
• “Respiratory droplets”• Kontak dengan sumber infeksi (saliva,
urin, sekresi serviks, dan vagina, sperma, ASI, air mata)
• Melalui transfusi dan transplantasi organ• Secara vertikal dari ibu ke janin
– Prenatal (plasenta)– Perinatal (pada saat kelahiran)– Postnatal (ASI, kontak langsung)
31
32
Indikasi Pemeriksaan Serologi
• Donor darah/organ
• Resipien organ transplantasi
• Wanita sebelum hamil, bila negatif periksa pada kehamilan dini selanjutnya pada kehamilan lanjut neonatus yang ibunya terinfeksi
33
Hal-hal yang perlu diperhatikan
IgM dapat ditemukan positif pada:• Infeksi primer• Infeksi lampau sebagai IgM residu • Reaktivasi• Reinfeksi• Stimulasi poliklonal oleh EBV, HSV
• Bila IgM (+)• Diperlukan pemeriksaan tambahan untuk memastikan
adanya infeksi primer• > 60% IgM (+) bukan disebabkan oleh infeksi primer
34
Pencegahan
• Jangan mencium anak2 usia dibawah 6 thn pada mulut dan pipi
• Jangan makan/minum pada piring/gelas yang sama atau menggunakan sikat gigi yang sama dgn anak kecil
• Cucilah tangan dgn sabun dan air setelah mengganti popok bayi atau setelah kontak dgn air liur anak
• Petugas di pusat perawatan/penitipan bayi sebaiknya menggunakan sarung tangan saat mengganti popok
• Cucilah mainan anak dengan sabun dan air
35
Herpes Simpleks Virus(HSV)
36
Sumber infeksi
• Saliva
• Cairan vesikel
• Ibu yang terinfeksi pada saat hamil
37
Cara penularan
• Kontak dengan lesi
• Kontak tidak langsung
• Secara vertikal dari ibu ke janin– Prenatal (plasenta jarang 1:200.000
kehamilan)– Perinatal– Postnatal
38
Indikasi Pemeriksaan Serologi
• Penderita yang diduga terinfeksi
• Wanita sebelum hamil
• Bila (-) periksa pada kehamilan dini
• Bila (-), periksa pasangannya
• Bila (-), pasangan (+) dgn riwayat Herpes Genital, periksa (istri) menjelang akhir kehamilan
• Neonatus yang ibunya terinfeksi39
Pencegahan
• Hindari melakukan hubungan seksual bila terdapat lesi pada alat genital
• Sebaiknya menggunakan kondom
• Proses kelahiran dilakukan dengan “Caesarean section”, bila terdapat lesi (mencegah transmisi ibu-bayi)
40
Virus Trans-
plasentalDuring Birth
Shortly after Birth
Rubella ++ - -
CMV + ++ ++*
HSV + ++ +
Toxo ++ - _
VZV ++ + +
HBV + ++ ++
*Breast Milk41
Pada umumnya, infeksi TORCH yang terjadi pada ibu hamil tidak bergejala sehingga
untuk mendiagnosis adanya infeksi TORCH diperlukan pemeriksaan
laboratorium
42
• Cara mengetahui infeksi TORCH adalah dengan mendeteksi adanya antibodi dalam darah, yaitu dengan pemeriksaan:
• Anti Toxoplasma IgM & IgG
• Anti Rubella IgM & IgG
• Anti CMV IgM & IgG
• Anti HSV2 IgM & IgG43
Mengapa ibu hamil perlu melakukan pemeriksaan TORCH
• Infeksi TORCH yang terjadi pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir prematur, dan dapat juga menyebabkan kelainan pada janin yang dikandungnya
44
Kelainan yang muncul dapat berupa:
• Kerusakan mata (radang mata)• Kerusakan telinga (tuli)• Kerusakan jantung• Gangguan pertumbuhan• Gangguan saraf pusat• Kerusakan otak (radang otak)• Keterbelakangan mental• Pembesaran hati dan limpa
45
Siapa & kapan perlu melakukan pemeriksaan TORCH
• Wanita yang akan hamil atau merencanakan segera hamil
• Wanita yang baru/sedang hamil
• Bayi baru lahir yang ibunya terinfeksi pada saat hamil
46
DIAGNOSIS LAB PADA KEGANASAN SISTEM
REPRODUKSI
47
Peran lab klinik dalam Onkologi: ~ Diagnosis dini ~ Deteksi sisa sel kanker ~ Kekambuhan dini ~ Prognosis
Bioteknologi: ~ Analisa Kimia ~ Analisa Sitogenetik ~ Analisa Imunologik ~ Analisa DNA, Amplifikasi/PCR
48
Onkogen & penanda ganas (tumor marker)
• Normal
Growth Promoting Onkogen
Growth Constraining Supressor Genes
Proliferasi Sel 10%
49
• Tumor : terjadi perubahan pada gene: Growth promoting onkogenes : Growth constraining supressor genes
• Rangsangan sel yang terus menerus – Inactivasi tumor supressor genes– Transformasi sel ke arah keganasan (G0 G1)– Munculnya fenotip abnormal dari sel
preneoplastik
50
Perubahan pada bentuk sel ganas sering dikaitkan dengan:
• Perubahan molekul-molekul pada permukaan sel; (C-cellB2) (Amplifikasi growth factor receptor)
• Akumulasi precursor glicolipid & glicoprotein• Antigen yang diproduksi oleh sel janin (onkofetal
antigen)• Substansi / antigen yang tak khas
51
Kelas antigen pada permukaan sel kanker:
Kelas :1. Hanya ditemukan pada sel kanker Autolog (189 melanoma & astrocytoma 10 ......)2. Ditemukan pada kanker tertentu dan kanker lain yang
asal usul selnya sama bahkan juga pada beberapa jenis sel normal
3. Diproduksi oleh beberapa jenis sel baik ganas maupun normal
52
Penanda ganas (tumor marker)
• TAA Tumor Associated Antigen
Definisi: • TM menyatakan berbagai substansi yang diproduksi
atau dimunculkan oleh sel kanker maupun sel jinak sebagai respon terhadap adanya keganasan. Substansi-substansi ini dapat dijumpai dalam sel, jaringan atau cairan tubuh dan dapat diukur secara kualitatif maupun kuantitatif dengan metode kimia, imunologi maupun biologi molekuler
• TM adalah substansi biollogik seperti antigen protein, hormon atau enzim yang dibentuk oleh sel kanker atauk dibentuk oleh pengidap sebagai reaksi adanya kanker dalam tubuh
53
Dapat ditentukan secara• Celluler PA, PK• Molekuler DNA Probe• Serologik :
– Penanda respon penderita (host respon marker)– Penanda proliferasi– Penanda differensiasi– Penanda pertumbuhan dan destruksi sel (cell turn
over marker)
54
Penanda respon pdrt:• Alkali phosphatase• Gamma () GT• CRP 2 mikroglobulin 2 makroglobulin• Dll
Penanda proliferasi:• Ki-67• TPS (Tissue
polypeptide specific antigen)
55
Penanda differensiasi:
• Substansi yang dalam keadaan normal diproduksi oleh sel atau jaringan tumor seperti:– Enzim/isoenzim– Hormon – PSA Prostat specific antigen– HCG Mola Chorio Ca– AFP Ca hepar– Ca 15-3 Ca mammae– SCC Ca cervix– Ca 125 Ca ovarium
56
Penanda pertumbuhan & destruksi sel (Cell turn over markers):
• LDH
• Fosfatase alkali placenta
• Asam sialat
• Sitokeratin (CK8, CK 18, CK 19, CYFRA)
57
Panel TM pada beberapa jenis kanker
Kanker Prostat PAP, PSA
Kanker Kolorectal CEA, Ca 19-9
Kanker Payudara Ca 15-3, CEA, MCA
Kanker Paru CEA, NSE, SCC, AFP
Kanker Pankreas Ca 19-9, CEA, Ca 125
Kanker Ovarium Ca 125, Ca 50
Neruoblatoma VMA, NSE, Feritin
58
Ca 125 Glicoprotein, BM 200.000 d Ditemukan pada epitel Coelomic Embryonal Normal dijumpai pada jaringan embryonal, pleura, pericard,
peritoneum Normal : kadar 8 -10 IU/ml Patologis 35 IU/ml (B terendah) 65 IU/ml (B tertinggi) Nilai 35 IU (batas terendah) hasil (+) pada orang sehat 1%,
sensitivitas 83% Nilai 65 IU (batas tertinggi) Sensitivitas 80% .................................................... 90% ................................................... 99,5% Non neoplasma (-)/..................................... Meningkat pada:
Ca ovarium Ca endometroid Ca pankreas Ca GIT Ca mammae 59
HCG (human chorionic gonadotropin)
• Dibentuk oleh sel trofoblas yang normal ditemui pada wanita hamil
• Kadar meningkat sesuai dengan usia kehamilan• Sangat meninggi pada Mola hidatidosa & chorio
ca• Tumor2 non trofoblastik juga meningkat seperti:
~ Seminoma~ Ca GIT~ Ca Pankreas~ Terato Ca
60
TPA (Tissue Polypeptide Antigen)TPS (Tissue Polypeptide specific Antigen)
• Merupakan rantai polypeptida, BM 20.000 D• Tidak spesific• Peningkatan proliferasi sel• Meningkat Ca paru (70%), Ca mammae, infeksi
sal. Kemih• Kombinasi dengan CEA pada Ca mammae
boleh dianjurkan
61
MAM-6 Antigen
• Antigen yang diproduksi sel kanker• Normal diproduksi oleh sel tubular organ dengan
kadar kurang dari 5 U/ml• Peningkatan Ca mammae stage I (24%) II (21%)
III (43%) IV ( 79%)• Meningkat Ca ovarium, Ca prostat, Ca colon, Ca
bronchial• Dapat dipakai untuk memantau respon
pengobatan Ca mammae
62
Ca 15-3 antigen
• Surface glicoprotein
• Penentuan dengan menggunakanantibody spesific
• Nilai normal: < 20 U/ml
63
Ca 15-3 antigen
• Surface glicoprotein• Penentuan dengan menggunakan antibody spesific• Nilai normal: < 20 U/ml • Urutan spesifisitas:
– Mammae : 74%– Paru : 64%– Ovarium : 59%– Pankreas : 51%– Hati : 44%– Colorectal : 32%
• Baik untuk memantau kemungkinan terjadinya metastase Ca mammae
64
65
KYR@2009 66
Lab. Examination of reproductive hormone
66
KYR@2009 67
Fungsi umum sex hormon
• Mengontrol sifat / karakteristik sex sekunder
• Mengontrol siklus reproduksi• Mengontrol pertumbuhan &
perkembangan organ reproduksi (terutama testis dan ovarium)
• Anabolisme protein• Pria : testosteron• Wanita : estrogen & progesteron
67
KYR@2009 68
Endokrinologi reproduksi wanita
HipotalamusGonadotropin releasing hormon
Hipofisis anterior Luteinizing Hormon Follicle stimulating hormon
Ovarium folikel estrogen & progesteron
Uterus haid
68
KYR@2009 69
Chorionic Gonadotropin
• Dibentuk sel tropoblast
Fungsi• Mempertahankan corpus luteum• Menunda menstruasi dan ovulasi
Diagnosis lab• Adanya hCG dalam urin cara aglutinasi ( lateks,
hemaglutinasi) atau tes hambatan aglutinasi sebaiknya urin pagi
• (+) kehamilan/peny trophoblastik
69
KYR@2009 70
Laktasi
• Estrogen, progesteron, dan placental lactogen (hPL) proliferasi kelenjar
• Laktasi induksi prolaktin dan rangsangan puting susu
70
KYR@2009 71
Reproduksi pada pria
HipotalamusGnRH
Hipofisis FSH & LH
Testis
• LH sel leydig testoteron• FSH tub seminiferus spermatogenesisLab: kadar testoteron (RIA), LH dan FSHPe kadar LH tanda kegagalan testis primer
71
KYR@2009KYR@2009 7272
Fungsi umum sex hormonFungsi umum sex hormon
• Mengontrol sifat / karakteristik sex sekunder
• Mengontrol siklus reproduksi• Mengontrol pertumbuhan &
perkembangan organ reproduksi (terutama testis dan ovarium)
• Anabolisme protein• Pria : testosteron• Wanita : estrogen & progesteron
7272
KYR@2009KYR@2009 7373
Endokrinologi reproduksi wanitaEndokrinologi reproduksi wanita
HipotalamusGonadotropin releasing hormon
Hipofisis anterior Luteinizing Hormon Follicle stimulating hormon
Ovarium folikel estrogen & progesteron
Uterus haid
7373
KYR@2009KYR@2009 7474
Chorionic GonadotropinChorionic Gonadotropin
• Dibentuk sel tropoblast
Fungsi• Mempertahankan corpus luteum• Menunda menstruasi dan ovulasi
Diagnosis lab• Adanya hCG dalam urin cara aglutinasi ( lateks,
hemaglutinasi) atau tes hambatan aglutinasi sebaiknya urin pagi
• (+) kehamilan/peny trophoblastik
7474
KYR@2009KYR@2009 7575
Laktasi Laktasi
• Estrogen, progesteron, dan placental lactogen (hPL) proliferasi kelenjar
• Laktasi induksi prolaktin dan rangsangan puting susu
7575
KYR@2009KYR@2009 7676
Reproduksi pada priaReproduksi pada pria
HipotalamusGnRH
Hipofisis FSH & LH
Testis
• LH sel leydig testoteron• FSH tub seminiferus spermatogenesisLab: kadar testoteron (RIA), LH dan FSHPe kadar LH tanda kegagalan testis primer
7676
KYR@2009 7777
ANEMIAANEMIA
ANEMIAANEMIASDM / Hb menurun atau keduanya.SDM / Hb menurun atau keduanya.SDM: pr < 3.6 juta/uL,lk < 4.2 juta/uLSDM: pr < 3.6 juta/uL,lk < 4.2 juta/uLHb: pr < 10.6 g%, lk < 12 g%.Hb: pr < 10.6 g%, lk < 12 g%.
Klasifikasi morfologi anemia: Klasifikasi morfologi anemia: Hipokrom mikrositerHipokrom mikrositer Normokrom normositerNormokrom normositer MakrositerMakrositer
78
KlasifikasiKlasifikasi Didasarkan pada pem Hb, jlh SDM, Didasarkan pada pem Hb, jlh SDM,
Ht. Ht. Dari hasil pemeriksaan ini Dari hasil pemeriksaan ini
diperoleh MCV, MCH dan MCHCdiperoleh MCV, MCH dan MCHC MCV = Ht / jumlah SDM x 10 fL MCV = Ht / jumlah SDM x 10 fL
(80-94)(80-94) MCH = Hb/jumlah SDM x 10 pg MCH = Hb/jumlah SDM x 10 pg
(26-32)(26-32) MCHC = Hb/Ht x 100%. (32-37)MCHC = Hb/Ht x 100%. (32-37)
79
KLASIIFIKASI ANEMIAKLASIIFIKASI ANEMIA
Jenis anemia
MCV (fl) MCH (pg) MCHC (%)
Makrositer 95 - 160 32 - 50 32 – 37
Normositer 80 – 94 26 - 32 32 – 37
Mikrositer ringan
72 – 79 21 - 24 24 – 37
Hipokrom mikrositer
50 – 79 19 - 29 24 – 30
80
ETIOLOGI ANEMIAETIOLOGI ANEMIA
1. Perdarahan: Akut atau kronis1. Perdarahan: Akut atau kronis
2. Hemolisis:2. Hemolisis: Kongenital atau herediter:Kongenital atau herediter:
1. Kelainan membran SDM 1. Kelainan membran SDM
2.Kelainan enzim glikolitik (def 2.Kelainan enzim glikolitik (def G6PD); Kel non-glikolitik (def ATPase, G6PD); Kel non-glikolitik (def ATPase, def glutathion reductase) def glutathion reductase)
3. Hb-patie: 3. Hb-patie:
Hemolisis Didapat: Hemolisis Didapat:
1.1. Kel imunologik: didapat atau otoimunKel imunologik: didapat atau otoimun
2.2. Mekanik, Mekanik,
81
ETIOLOGI ANEMIAETIOLOGI ANEMIA Hemolisis didapatHemolisis didapat
3). Infeksi: bakteri, virus, parasit 3). Infeksi: bakteri, virus, parasit
4). Penyakit sistemik: hipersplenisme4). Penyakit sistemik: hipersplenisme
5). Fisik: luka bakar, katup corbuatan 5). Fisik: luka bakar, katup corbuatan
6). Kimia dan lain-lain6). Kimia dan lain-lain3.Kel prod SDM di sum-sum tulang3.Kel prod SDM di sum-sum tulang Gizi: Kurang protein, Fe, asam folat, B12 Gizi: Kurang protein, Fe, asam folat, B12 Gagal sutul: an. hipoplastik dan aplastik, an. Gagal sutul: an. hipoplastik dan aplastik, an.
SideroblastikSideroblastik
82
Anemia Defisiensi BesiAnemia Defisiensi BesiFe dalam dietFe dalam diet
·· Yg Yg banyak Fe banyak Fe, , btk feribtk feri, , Minimal 12 Minimal 12 mg/harimg/hariAbsorpsi FeAbsorpsi Fe
·· Di gaster terjadi reduksi Fe Di gaster terjadi reduksi Fe 3+3+ FeFe2+2+
·· A Absorpsi di duodenum dan proksimal bsorpsi di duodenum dan proksimal jejunumjejunum·· Normal absorpsi 5% - 10%Normal absorpsi 5% - 10%Absorpsi Fe meningkat pada:Absorpsi Fe meningkat pada:Bentuk feroBentuk fero Fe-senyawa anorganikFe-senyawa anorganikAsam, mis HCl, vit.C Eritropoiesis meAsam, mis HCl, vit.C Eritropoiesis meKelarutan meKelarutan me dgn gula, mis fruktosa dgn gula, mis fruktosaDefisiensi Fe (Fe di depot ↑)Defisiensi Fe (Fe di depot ↑) 83
Fungsi utama Fe dalam tubuhFungsi utama Fe dalam tubuh pembawa oksigenpembawa oksigen
fungsi kecil lain: fungsi kecil lain: reaksi dan pemindahan energi reaksi dan pemindahan energi
katalitikkatalitik.. total rerata Fe tbh dws 3500–4000 mg. total rerata Fe tbh dws 3500–4000 mg. Fe tbh tdpt dlm berbagai tempat:Fe tbh tdpt dlm berbagai tempat: 2/3 (2500 mg) terikat dgn hem dlm Hb2/3 (2500 mg) terikat dgn hem dlm Hb Sisanya: sutul, lien hati Sisanya: sutul, lien hati Senyawa myoglobin, myeloperoxidase Senyawa myoglobin, myeloperoxidase
dan beberapa protein pembawa elektron. dan beberapa protein pembawa elektron.
84
Absorpsi Fe menurun pada:Absorpsi Fe menurun pada: Bentuk feri Bentuk feri Fe-senyawa organik Fe-senyawa organik Infeksi, Gangguan pencernaanInfeksi, Gangguan pencernaan Alkali (antasida, sekrt pankreas) Alkali (antasida, sekrt pankreas) Ekses FeEkses Fe KlrtnKlrtn krn terjdi endapan mis fitat, krn terjdi endapan mis fitat,
fosfat, oksalatfosfat, oksalat Eritropoiesis Eritropoiesis Gangguan pencernaanGangguan pencernaan
85
Transport Fe: TransferinTransport Fe: Transferin Fe dipakai untuk pembentukan:Fe dipakai untuk pembentukan:
·Hb: 66.4%·Hb: 66.4% Feritin, hemosiderin: 30%Feritin, hemosiderin: 30%
·Myoglobulin: 3.3% Transferin 0.1%·Myoglobulin: 3.3% Transferin 0.1%
·Enz(cytocrome,catalase,peroxidase):0.2%·Enz(cytocrome,catalase,peroxidase):0.2%
Etiologi defisiensi FeEtiologi defisiensi Fe Intake tdk cukup Intake tdk cukup Gangguan dalam absorpsiGangguan dalam absorpsi Kehilangan Fe pd prdrhn Kehilangan Fe pd prdrhn Kebutuhan meningkatKebutuhan meningkat
86
Kelainan hematologisKelainan hematologis An hipokrom mikrositer: MCHC↓ MCV↓ An hipokrom mikrositer: MCHC↓ MCV↓
MCH↓MCH↓ Anemia ini ditemukan pada:Thalasemia, Anemia ini ditemukan pada:Thalasemia,
peny. kronis dan an. Sideroblastikpeny. kronis dan an. Sideroblastik
Pemeriksaan HematologiPemeriksaan Hematologi Hb Hb lbh dahulu drpd SDM, lalu RBC lbh dahulu drpd SDM, lalu RBC , kmd , kmd
Nilai absolut eritrosit Nilai absolut eritrosit (MCHC, MCV, MCH) (MCHC, MCV, MCH) WBC: N, pd kasus berat WBC: N, pd kasus berat Retikulosit N or Retikulosit N or PLT pd anak N or PLT pd anak N or , pd dws dpt , pd dws dpt Osmotik fragiliti N or Osmotik fragiliti N or
87
Pemeriksaan sum-sum tulangPemeriksaan sum-sum tulang Eritropoiesis: N atau meninggi Eritropoiesis: N atau meninggi Selularitas cukupSelularitas cukup Hiperplasia normoblastik: NB↑, NP↑, Hiperplasia normoblastik: NB↑, NP↑,
NA (normoblas asidofilik) ↓NA (normoblas asidofilik) ↓ Morfologi normoblast: sel mengecil, Morfologi normoblast: sel mengecil,
inti piknotis, sitoplasma menyempit, inti piknotis, sitoplasma menyempit, batas tidak teratur seperti tercabik-batas tidak teratur seperti tercabik-cabik, sering tanpa sitoplasma (Naked cabik, sering tanpa sitoplasma (Naked nucleus).nucleus).
Granulopoiesis: normalGranulopoiesis: normal Trombopoiesis: normalTrombopoiesis: normal
88
Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan Laboratorium
Pem ADT:Pem ADT:Hipokrm mikrter, mulai terliht jelas jika Hipokrm mikrter, mulai terliht jelas jika Hb < 9, Ht: < 27%Hb < 9, Ht: < 27%Mikrosit, mulai tampak jelas jika:Mikrosit, mulai tampak jelas jika: Hb: < 10 , Ht: < 34%Hb: < 10 , Ht: < 34%, , Aniso/Poiki-sis dpt terlihat jika:Aniso/Poiki-sis dpt terlihat jika: Hb: < 9 g dan Ht: < 27%Hb: < 9 g dan Ht: < 27%Pd pPd prdrhn akut: polikromasi, jlh PLT dpt rdrhn akut: polikromasi, jlh PLT dpt ↑↑ sp 2 kali dari normalsp 2 kali dari normalWBC dan Trombosit: Tergantung etiologi an.WBC dan Trombosit: Tergantung etiologi an. Def FeDef Fe
89
Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Biokimia An defisiensi FePemeriksaan Biokimia An defisiensi Fe
Fe Ser Fe Ser (N: L:80–150 ug/dL, W:70–130 ug/dL) (N: L:80–150 ug/dL, W:70–130 ug/dL)
TIBC tinggi (N: 230 – 410 ug/dL)TIBC tinggi (N: 230 – 410 ug/dL)
Saturasi transferin turun (N: 20% - 45%)Saturasi transferin turun (N: 20% - 45%)
Feritin ser turun (ELISA, RIA)(N:15–300 ng/dL)Feritin ser turun (ELISA, RIA)(N:15–300 ng/dL)
Protoporfirin dlm SDM meProtoporfirin dlm SDM me (N:7–24 ug/dL) (N:7–24 ug/dL)
90
Resiko Tinggi anemia defisiensi Fe Resiko Tinggi anemia defisiensi Fe pada:pada:
Umur 6 – 24 bulanUmur 6 – 24 bulan Pubertas, terutama wanita yang mulai haidPubertas, terutama wanita yang mulai haid Kehamilan dan laktasiKehamilan dan laktasi Lahir prematur atau bayi kembarLahir prematur atau bayi kembar
Respons terhadap terapiRespons terhadap terapi Retikulositosis, Hb naik 0.1 – 0.2 g% / hariRetikulositosis, Hb naik 0.1 – 0.2 g% / hari
Diagnosis banding anemia defisiensi FeDiagnosis banding anemia defisiensi Fe Thalassemia , Thalassemia , Anemia pada penyakit kronisAnemia pada penyakit kronis Anemia sideroblastikAnemia sideroblastik
91
ThalassemiaThalassemiaBeta-Thalassemia mayor (Cooley’s anemia)Beta-Thalassemia mayor (Cooley’s anemia)Anemia beratAnemia beratStlh umur 3 – 6 bln terjadi pergantian rantai Stlh umur 3 – 6 bln terjadi pergantian rantai
HepatosplenomegaliHepatosplenomegaliHemopoiesis ekstramedulerHemopoiesis ekstramedulerHiperplasia sutul Hiperplasia sutul korteks menipiskorteks menipis cend cend frakturfraktur
Overloading Fe (500 mL drh mengandung Overloading Fe (500 mL drh mengandung 250 mg Fe)250 mg Fe) hemosiderosis hemosiderosis
Thalassemia βThalassemia β00: tidak ada rantai beta : tidak ada rantai beta HbA HbA22 dan HbF dan HbF
Thalassemia βThalassemia β++: sedikit rantai beta: sedikit rantai beta HbA↓, HbA↓, HbA2 dan HbF HbA2 dan HbF
92
Kelainan Hematologis:Kelainan Hematologis:
·· ADT: hipo-mikrositerADT: hipo-mikrositerSDM bizareSDM bizare sel target (5-30%)sel target (5-30%)tear drop celltear drop cell normoblas (+) normoblas (+) basofilik stipling (3+)basofilik stipling (3+)polikromasi (karena retikulositosis)polikromasi (karena retikulositosis)anisositosis (makrosit dan mikrosit)anisositosis (makrosit dan mikrosit)
o HbF meningkat : 10 – 90% (N: 0.2 – 2%)HbF meningkat : 10 – 90% (N: 0.2 – 2%)o HbA2 meningkat: 1.4 – 20% (N: 1.8 – HbA2 meningkat: 1.4 – 20% (N: 1.8 –
3.5%)3.5%)o WBC: dalam batas normalWBC: dalam batas normalo Trombosit dalam batas normalTrombosit dalam batas normal
93
Beta-Thalassemia MinorBeta-Thalassemia Minor
Anemia ringan or tanpa anemia (Hb > 9 gAnemia ringan or tanpa anemia (Hb > 9 g%)%)
ADT: hipo-mikrositer, basofilik stipling (+)ADT: hipo-mikrositer, basofilik stipling (+)
sel pencil (-), normoblas (-)sel pencil (-), normoblas (-)HbA2 meHbA2 me > 3.5% (tanda diagnostik) > 3.5% (tanda diagnostik)HbF normal atau agak me HbF normal atau agak me (3 – 5%) (3 – 5%)KKe2 ortu beta-Thalassemia minor e2 ortu beta-Thalassemia minor 25% 25%
anak mungkin b-Thala-minoranak mungkin b-Thala-minor
Thalassemia intermediaThalassemia intermedia
·· Anemia hipokrom mikrositerAnemia hipokrom mikrositer, , SplenomegaliSplenomegali 94
Alfa-ThalassemiaAlfa-Thalassemia·· Ke4 r Ke4 rantai alfa utk Oantai alfa utk O22 tak terbtk, mis. Hb tak terbtk, mis. Hb
Barts (γ4) dan HbH (β4)Barts (γ4) dan HbH (β4)·· Terjadi IUFD dan lahir dgn Hydrops FoetalisTerjadi IUFD dan lahir dgn Hydrops Foetalis
Terapi ThalassemiaTerapi Thalassemia·· Hb < 8g%: transfusi sp Hb 10g% ( Hb < 8g%: transfusi sp Hb 10g% ( ++ 2-3 unit / 2-3 unit /
2-4 mgg)2-4 mgg)·· Deferoxamine (untuk mengikat besi): Deferoxamine (untuk mengikat besi):
750 mg IM (ekskresi Fe mll urine 2.2 – 44.8 mg 750 mg IM (ekskresi Fe mll urine 2.2 – 44.8 mg /24 jam, jika tdk diberikan deferoxamin /24 jam, jika tdk diberikan deferoxamin ekskresi besi hanya 0.1 – 2.5 mg / 24 jam).ekskresi besi hanya 0.1 – 2.5 mg / 24 jam).
Pemberian Sc infusion: 1.5 g deferoxamine Pemberian Sc infusion: 1.5 g deferoxamine dalam 18 jam (ekskresi mll urine 2.4 kali dalam 18 jam (ekskresi mll urine 2.4 kali dibanding pemberian IM)dibanding pemberian IM)
95
Pemeriksaan Laboratorium pada Hb Pemeriksaan Laboratorium pada Hb abnormalabnormal
Elektroforesis HbElektroforesis Hb·Pemisahan Hb abnormal·Pemisahan Hb abnormal··HHbA2, dpt dgn: Starch gel; Collum bA2, dpt dgn: Starch gel; Collum chromatography chromatography
Sickling TestSickling Test Prinsip: Sel sickle terbentuk bila oksigen Prinsip: Sel sickle terbentuk bila oksigen
menurunmenurun Reagen: Reduktor kuat, misal: Na-bisulfite Reagen: Reduktor kuat, misal: Na-bisulfite
2%, Na-dithionite2%, Na-dithioniteAlkali Denaturation TestAlkali Denaturation Test Prinsip:Prinsip: HbA didenaturasi basa kuat (mis. HbA didenaturasi basa kuat (mis.
KOH) lalu diendapkan oleh (NH4)KOH) lalu diendapkan oleh (NH4)22SOSO44. HbF . HbF tidak didenaturasi dan terdapat di filtrattidak didenaturasi dan terdapat di filtrat ukur dengan spektrofotometerukur dengan spektrofotometer 96
Test KleihauerTest Kleihauer Hb dipresipitasi, fiksasi + buffer. HbA Hb dipresipitasi, fiksasi + buffer. HbA
larut dan dikeluarkan dari eritrosit, larut dan dikeluarkan dari eritrosit, lalu sediaan diwarnai dengan eosin.lalu sediaan diwarnai dengan eosin.
Hasil:Hasil: Sel HbA: tdk berwarna (Gost Sel HbA: tdk berwarna (Gost cell)cell), , Sel HbF: warna merahSel HbF: warna merah
Heat Denaturation TestHeat Denaturation Test Untuk: Hb yang tidak stabilUntuk: Hb yang tidak stabil CaraCara : Hemolisat + buffer fosfat 0.1 M pH : Hemolisat + buffer fosfat 0.1 M pH
7.47.4, , inkubasi 50inkubasi 5000C, 1 – 2 jamC, 1 – 2 jam HasilHasil : Endapan (+) : Endapan (+) Unstable Hb (+) Unstable Hb (+)
97
COOMBS, TESTCOOMBS, TEST Coombs’ test direkCoombs’ test direk DDeteksi: Ab or C pd eteksi: Ab or C pd
SDMSDM Agg (+) Agg (+) t’dpt pd: t’dpt pd:
HDNHDN Autoimmune Autoimmune
hemolytic anemia hemolytic anemia (AIHA)(AIHA)
Drug induced Drug induced hemolytic anemia hemolytic anemia (DIHA)(DIHA)
Reaksi transfusi pada Reaksi transfusi pada ABO-incompatibilityABO-incompatibility
Coombs’ test IndirekCoombs’ test IndirekDDeteksi Ab di serum eteksi Ab di serum Agg (+): sensitasi Agg (+): sensitasi SDM SDM
terjadi in-vitro)terjadi in-vitro)Bagian cross-match Bagian cross-match
mendeteksi Ab di mendeteksi Ab di serumserum
resipien thdp SDM resipien thdp SDM
donordonorAb di serum pr hamilAb di serum pr hamilAb di serum os AIHAAb di serum os AIHA
98
Hemolytic Disease of the Newborn Hemolytic Disease of the Newborn (HDN)(HDN)
Iso-antibodi IgG dr sirkulasi drh ibu Iso-antibodi IgG dr sirkulasi drh ibu menembus plasenta dan bereaksi menembus plasenta dan bereaksi dengan eritrosit foetus di sirkulasi dengan eritrosit foetus di sirkulasi foetusfoetus
Rh-HDNRh-HDN Ibu Rh (-) mengandung bayi Rh (+)Ibu Rh (-) mengandung bayi Rh (+) Sensitasi dpt pula trjd kar abortus Sensitasi dpt pula trjd kar abortus
atau transfusi sebelumnyaatau transfusi sebelumnya
99
KlinisKlinis BBerat: IUFD dengan Hydrops foetaliserat: IUFD dengan Hydrops foetalis Penyakit sedang:Penyakit sedang: anemia berat, anemia berat,
ikterus, pucat, takikardia, edema, ikterus, pucat, takikardia, edema, hepato splenomegali.hepato splenomegali.
Bila bil indi > 30 mg% deposit pigmen Bila bil indi > 30 mg% deposit pigmen di ganglia basalis menyebabkan di ganglia basalis menyebabkan KernicterusKernicterus
Penyakit ringan: anemia ringanPenyakit ringan: anemia ringan
100
Pemeriksaan hematologiPemeriksaan hematologi
Hb Hb (N pada newborn:21 – 27 g%) (N pada newborn:21 – 27 g%)Retikulositosis sp 60%Retikulositosis sp 60%Normoblastosis: 10Normoblastosis: 104 4 – 10– 1055/uL (N:200–/uL (N:200–2000 / uL)2000 / uL)Leukositosis sp 30.000/uL (N:15.000–Leukositosis sp 30.000/uL (N:15.000–20.000/ uL)20.000/ uL)Bilirubin indirek meBilirubin indirek me (> 30 mg% (> 30 mg% Kernicterus)Kernicterus)Coombs’ test direct (+) dari darah tali Coombs’ test direct (+) dari darah tali pusatpusat 101
Terapi Rh-HDNTerapi Rh-HDN Bayi: - tranfusi tukar dan atau foto – terapiBayi: - tranfusi tukar dan atau foto – terapi Ibu hamil (Rh negatif):Ibu hamil (Rh negatif): - Pem titer Ab mulai umur kehamilan 24 mgg, - Pem titer Ab mulai umur kehamilan 24 mgg,
cek tiap 4 mggcek tiap 4 mgg - Partus prematurus > 35 mgg- Partus prematurus > 35 mgg - Anti-D 100 ug, IM, dalam waktu 72 jam - Anti-D 100 ug, IM, dalam waktu 72 jam
setelah lahir setelah lahir
ABO-HDNABO-HDN Pd bayi dgn gol A atau B (tersering A) dari ibu Pd bayi dgn gol A atau B (tersering A) dari ibu
golongan Ogolongan O Anemia ringan, sferositosisAnemia ringan, sferositosis, , Bil ind Bil ind
(Kernicterus negatif)(Kernicterus negatif) Coombs’ test direct biasanya negatifCoombs’ test direct biasanya negatif
102
103