torch2

103
Pemeriksaan Pemeriksaan Laboratorium pada Laboratorium pada Kelainan Kelainan Sistem Reproduksi Sistem Reproduksi Bagian Patologi Klinik Bagian Patologi Klinik FK UNSRI/RSMH FK UNSRI/RSMH 2009 2009 1

Upload: iqiqiqiqiq

Post on 13-Aug-2015

48 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: TORCH2

Pemeriksaan Pemeriksaan Laboratorium pada Laboratorium pada

Kelainan Kelainan Sistem ReproduksiSistem Reproduksi

Bagian Patologi KlinikBagian Patologi Klinik

FK UNSRI/RSMHFK UNSRI/RSMH

20092009

11

Page 2: TORCH2

Infeksi TORCH pada Kehamilan

2

Page 3: TORCH2

• T oxoplasma• O ther : Syphillis, Strepto Gr-B

• R ubella• C ytomegalo, Chlamydia

• H erpes, Hepatitis B-C, HIV, HPV

3

Page 4: TORCH2

Toxoplasmosis • Parasit Toxoplasma

gondii• Famili : Sarcocystidae• Tachyzoite 2-4 & 4-8 m• Oocyst 12,1 x 11 m• Cyst 200 m

Rubella• Antigen : Virus Rubella• Famili : Togaviridae• Ukuran : 60 – 70 nm

Cytomegalovirus• Antigen : Virus

Cytomegalo• Famili : Herpesviridae• Ukuran : 180 -200 nm

Herpes Genitalis• Antigen : virus Herpes

Simpleks-2• Famili : Herpesviridae• Ukuran : 180 – 200 nm

4

Page 5: TORCH2

Toxoplasmosis

Sumber infeksi:

• Tinja kucing

• Hewan potong yang terinfeksi (mengandung kista)

• Ibu yang terinfeksi pada saat hamil

• Organ/darah donor yang terinfeksi

5

Page 6: TORCH2

Cara penularan• Makan sayuran/buah2an yang tercemar tinja

kucing (sumber ookista)• Makan daging yang masih mentah atau kurang

matang (mengandung kista)• Melalui kontaminasi mukosa• Secara vertikal dari ibu ke janin (transplasental)• Melalui transplantasi organ• Melalui transfusi darah

6

Page 7: TORCH2

7

Page 8: TORCH2

Gillespie SH & Pearson RD, Principle & Practice in Clinical Parasitology, 2001

8

Page 9: TORCH2

• Gejala klinik• Toxoplasmosis yang terjadi pada orang

dewasa maupun anak-anak umumnya asimptomatik

• Biasanya terjadi limpadenopati dan rasa lelah, kadang-kadang disertai demam, malaise, sakit kepala dan myalgia

• Pada umumnya infeksi ini tidak menimbulkan masalah

9

Page 10: TORCH2

Toxoplasmosis

Infeksi Akut

Parasitemia

Jaringan/organ

Antibodi

10

Page 11: TORCH2

11

Page 12: TORCH2

Toxo IgM

• Muncul 5 hari setelah infeksi, meningkat cepat dalam 1-2 mg, mencapai titer puncak dalam 1-4 mgg

• Menghilang dalam beberapa bulan• Dapat menetapkan sampai >6 bulan

bahkan sampai bertahun-tahun• IgM ibu tidak dapat menembus plasenta• IgM pada janin mulai dibentuk pada

trimester I12

Page 13: TORCH2

Toxo IgG

• Muncul 1-2 mgg setelah infeksi primer, mencapai titer puncak dalam 4-8 mgg

• Menurun setelah beberapa bulan/thn (5%)• Menetap seumur hidup dengan titer rendah• IgG ibu dapat melewati plasenta, terdeteksi pada

kehamilan 20-24 mgg• IgG pada neonatus adalah IgG yang berasal dari ibu.

Waktu paruh pada neonatus 28 hari• Bayi dapat membentuk IgG sendiri pada usia 2-3 bulan• Aviditas IgG yang tinggi dapat menyingkirkan adanya

infeksi akut

13

Page 14: TORCH2

Diagnosis Infeksi Primer Toxo ditandai dengan:

• Serokonversi IgG dari negatif ke positif atau peningkatan titer IgG yang bermakna dengan pemeriksaan serial ( 2x)

• IgM dan/atau IgA positif

• IgG avidity yang rendah

14

Page 15: TORCH2

Manfaat Pemeriksaan IgG avidity

Pada hasil IgG dan IgM (+)

• Menyingkir kan adanya infeksi primer yang terjadi < 4 bulan sebelumnya, sehingga pasien tidak perlu diberikan pengobatan

• Lebih dari 50% kasus dengan IgM (+) adalah infeksi lampau

15

Page 16: TORCH2

Manfaat Pemeriksaan IgG avidity

• Pada hasil dimana IgG meningkat dan IgM (-)

• Untuk membedakan infeksi primer (dimana IgM cepat menghilang) dengan reaktivasi serologik (adanya infeksi rekuren atau reinfeksi)

16

Page 17: TORCH2

17

Page 18: TORCH2

Diagnosis Toksoplasmosis Kongenital• IgM dan/atau IgA positif

• IgG yang menetap pada tahun pertama setelah kelahiran

18

Page 19: TORCH2

Indikasi Pemeriksaan Serologi

• Wanita sebelum hamil• Bila negatif,periksa pada kehamilan dini

– Sebulan sekali khususnya pada TM I, selanjutnya setiap trimester atau

– Minimal setiap TM

• Pada saat hamil, bila belum pernah diperiksa• Neonatus yang ibunya terinfeksi primer pada

saat hamil• Penderita yang diduga terinfeksi

19

Page 20: TORCH2

Pencegahan

• Primer

• Edukasi bagi para wanita usia subur (ibu-ibu yang akan/sedang hamil)

• Sekunder

• Melakukan pemeriksaan serologi bagi pasien yang akan hamil (atau yang baru/sedang hamil bagi yang seronegatif)

20

Page 21: TORCH2

Pencegahan

• Masaklah daging sampai matang• Hindari memegang mulut dan mata pada waktu

mengolah dagin mentah, cucilah tangan dgn bersih• Cucilah permukaan dan peralatan dapur yang

bersentuhan dengan daging mentah• Cucilah buah2an dan sayuran dengan bersih sebelum

dimakan• Pakailah sarung tangan bila berkebun/menyentuh benda

yang mungkin terkontaminasi kotoran kucing• Rendamlah piring makan kucing selama 5 menit dengan

air mendidih

21

Page 22: TORCH2

Pengobatan dini

• Mencegah meluasnya infeksi ke janin

• Mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut

• Meregenerasi dan menyembuhkan jaringan yang mungkin diperbaiki

• Mengurangi frekuensi gejala sisa atau beratnya gejala sisa

22

Page 23: TORCH2

Pengobatan

• Ibu hamil dengan hasil serologi: IgM (+). IgG (+), IgG avidity low

• Pemeriksaan prenatal/amniocentesis:

• PCR negatif : 3 mgg

• PCR positif, USG normal; sepanjang kehamilan

• Bayi dengan hasil serologi: IgM (+) dan/atau IgA (+)

23

Page 24: TORCH2

RUBELLA

24

Page 25: TORCH2

Sumber Infeksi

• Sekresi Nasofaring

• Ibu yang terinfeksi pada saat hamil

25

Page 26: TORCH2

Cara Penularan

• Melalui jalur pernafasan (horizontal)

• Secara vertikal dari ibu ke janin (transplasental)

26

Page 27: TORCH2

Indikasi Pemeriksaan Serologi

• Wanita sebelum hamil

• Pada kehamilan dini dan pada kehamilan menjelang 20 mgg (bagi yang seronegatif)

• Neonatus yang ibunya terinfeksi primer pada saat hamil

• Penderita yang diduga terinfeksi

• Pasca vaksinasi

27

Page 28: TORCH2

Kekebalan terhadap Rubella

• Infeksi dapatan: biasanya permanen

• Infeksi kongenital: sepertiga akan hilang menjelang remaja

• Pasca vaksinasi:– Dewasa : bertahan 8 th (titer tinggi)– Anak2 : 25% kehilangan antibodi 5 tahun

kemudian

28

Page 29: TORCH2

Cytomegalovirus (CMV)

29

Page 30: TORCH2

Sumber infeksi

• Saliva

• Urin

• Sekresi serviks/vagina

• Sperma

• ASI

• Darah/organ donor yang terinfeksi

• Ibu yang terinfeksi pada saat hamil

30

Page 31: TORCH2

Cara penularan

• “Respiratory droplets”• Kontak dengan sumber infeksi (saliva,

urin, sekresi serviks, dan vagina, sperma, ASI, air mata)

• Melalui transfusi dan transplantasi organ• Secara vertikal dari ibu ke janin

– Prenatal (plasenta)– Perinatal (pada saat kelahiran)– Postnatal (ASI, kontak langsung)

31

Page 32: TORCH2

32

Page 33: TORCH2

Indikasi Pemeriksaan Serologi

• Donor darah/organ

• Resipien organ transplantasi

• Wanita sebelum hamil, bila negatif periksa pada kehamilan dini selanjutnya pada kehamilan lanjut neonatus yang ibunya terinfeksi

33

Page 34: TORCH2

Hal-hal yang perlu diperhatikan

IgM dapat ditemukan positif pada:• Infeksi primer• Infeksi lampau sebagai IgM residu • Reaktivasi• Reinfeksi• Stimulasi poliklonal oleh EBV, HSV

• Bila IgM (+)• Diperlukan pemeriksaan tambahan untuk memastikan

adanya infeksi primer• > 60% IgM (+) bukan disebabkan oleh infeksi primer

34

Page 35: TORCH2

Pencegahan

• Jangan mencium anak2 usia dibawah 6 thn pada mulut dan pipi

• Jangan makan/minum pada piring/gelas yang sama atau menggunakan sikat gigi yang sama dgn anak kecil

• Cucilah tangan dgn sabun dan air setelah mengganti popok bayi atau setelah kontak dgn air liur anak

• Petugas di pusat perawatan/penitipan bayi sebaiknya menggunakan sarung tangan saat mengganti popok

• Cucilah mainan anak dengan sabun dan air

35

Page 36: TORCH2

Herpes Simpleks Virus(HSV)

36

Page 37: TORCH2

Sumber infeksi

• Saliva

• Cairan vesikel

• Ibu yang terinfeksi pada saat hamil

37

Page 38: TORCH2

Cara penularan

• Kontak dengan lesi

• Kontak tidak langsung

• Secara vertikal dari ibu ke janin– Prenatal (plasenta jarang 1:200.000

kehamilan)– Perinatal– Postnatal

38

Page 39: TORCH2

Indikasi Pemeriksaan Serologi

• Penderita yang diduga terinfeksi

• Wanita sebelum hamil

• Bila (-) periksa pada kehamilan dini

• Bila (-), periksa pasangannya

• Bila (-), pasangan (+) dgn riwayat Herpes Genital, periksa (istri) menjelang akhir kehamilan

• Neonatus yang ibunya terinfeksi39

Page 40: TORCH2

Pencegahan

• Hindari melakukan hubungan seksual bila terdapat lesi pada alat genital

• Sebaiknya menggunakan kondom

• Proses kelahiran dilakukan dengan “Caesarean section”, bila terdapat lesi (mencegah transmisi ibu-bayi)

40

Page 41: TORCH2

Virus Trans-

plasentalDuring Birth

Shortly after Birth

Rubella ++ - -

CMV + ++ ++*

HSV + ++ +

Toxo ++ - _

VZV ++ + +

HBV + ++ ++

*Breast Milk41

Page 42: TORCH2

Pada umumnya, infeksi TORCH yang terjadi pada ibu hamil tidak bergejala sehingga

untuk mendiagnosis adanya infeksi TORCH diperlukan pemeriksaan

laboratorium

42

Page 43: TORCH2

• Cara mengetahui infeksi TORCH adalah dengan mendeteksi adanya antibodi dalam darah, yaitu dengan pemeriksaan:

• Anti Toxoplasma IgM & IgG

• Anti Rubella IgM & IgG

• Anti CMV IgM & IgG

• Anti HSV2 IgM & IgG43

Page 44: TORCH2

Mengapa ibu hamil perlu melakukan pemeriksaan TORCH

• Infeksi TORCH yang terjadi pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir prematur, dan dapat juga menyebabkan kelainan pada janin yang dikandungnya

44

Page 45: TORCH2

Kelainan yang muncul dapat berupa:

• Kerusakan mata (radang mata)• Kerusakan telinga (tuli)• Kerusakan jantung• Gangguan pertumbuhan• Gangguan saraf pusat• Kerusakan otak (radang otak)• Keterbelakangan mental• Pembesaran hati dan limpa

45

Page 46: TORCH2

Siapa & kapan perlu melakukan pemeriksaan TORCH

• Wanita yang akan hamil atau merencanakan segera hamil

• Wanita yang baru/sedang hamil

• Bayi baru lahir yang ibunya terinfeksi pada saat hamil

46

Page 47: TORCH2

DIAGNOSIS LAB PADA KEGANASAN SISTEM

REPRODUKSI

47

Page 48: TORCH2

Peran lab klinik dalam Onkologi: ~ Diagnosis dini ~ Deteksi sisa sel kanker ~ Kekambuhan dini ~ Prognosis

Bioteknologi: ~ Analisa Kimia ~ Analisa Sitogenetik ~ Analisa Imunologik ~ Analisa DNA, Amplifikasi/PCR

48

Page 49: TORCH2

Onkogen & penanda ganas (tumor marker)

• Normal

Growth Promoting Onkogen

Growth Constraining Supressor Genes

Proliferasi Sel 10%

49

Page 50: TORCH2

• Tumor : terjadi perubahan pada gene: Growth promoting onkogenes : Growth constraining supressor genes

• Rangsangan sel yang terus menerus – Inactivasi tumor supressor genes– Transformasi sel ke arah keganasan (G0 G1)– Munculnya fenotip abnormal dari sel

preneoplastik

50

Page 51: TORCH2

Perubahan pada bentuk sel ganas sering dikaitkan dengan:

• Perubahan molekul-molekul pada permukaan sel; (C-cellB2) (Amplifikasi growth factor receptor)

• Akumulasi precursor glicolipid & glicoprotein• Antigen yang diproduksi oleh sel janin (onkofetal

antigen)• Substansi / antigen yang tak khas

51

Page 52: TORCH2

Kelas antigen pada permukaan sel kanker:

Kelas :1. Hanya ditemukan pada sel kanker Autolog (189 melanoma & astrocytoma 10 ......)2. Ditemukan pada kanker tertentu dan kanker lain yang

asal usul selnya sama bahkan juga pada beberapa jenis sel normal

3. Diproduksi oleh beberapa jenis sel baik ganas maupun normal

52

Page 53: TORCH2

Penanda ganas (tumor marker)

• TAA Tumor Associated Antigen

Definisi: • TM menyatakan berbagai substansi yang diproduksi

atau dimunculkan oleh sel kanker maupun sel jinak sebagai respon terhadap adanya keganasan. Substansi-substansi ini dapat dijumpai dalam sel, jaringan atau cairan tubuh dan dapat diukur secara kualitatif maupun kuantitatif dengan metode kimia, imunologi maupun biologi molekuler

• TM adalah substansi biollogik seperti antigen protein, hormon atau enzim yang dibentuk oleh sel kanker atauk dibentuk oleh pengidap sebagai reaksi adanya kanker dalam tubuh

53

Page 54: TORCH2

Dapat ditentukan secara• Celluler PA, PK• Molekuler DNA Probe• Serologik :

– Penanda respon penderita (host respon marker)– Penanda proliferasi– Penanda differensiasi– Penanda pertumbuhan dan destruksi sel (cell turn

over marker)

54

Page 55: TORCH2

Penanda respon pdrt:• Alkali phosphatase• Gamma () GT• CRP 2 mikroglobulin 2 makroglobulin• Dll

Penanda proliferasi:• Ki-67• TPS (Tissue

polypeptide specific antigen)

55

Page 56: TORCH2

Penanda differensiasi:

• Substansi yang dalam keadaan normal diproduksi oleh sel atau jaringan tumor seperti:– Enzim/isoenzim– Hormon – PSA Prostat specific antigen– HCG Mola Chorio Ca– AFP Ca hepar– Ca 15-3 Ca mammae– SCC Ca cervix– Ca 125 Ca ovarium

56

Page 57: TORCH2

Penanda pertumbuhan & destruksi sel (Cell turn over markers):

• LDH

• Fosfatase alkali placenta

• Asam sialat

• Sitokeratin (CK8, CK 18, CK 19, CYFRA)

57

Page 58: TORCH2

Panel TM pada beberapa jenis kanker

Kanker Prostat PAP, PSA

Kanker Kolorectal CEA, Ca 19-9

Kanker Payudara Ca 15-3, CEA, MCA

Kanker Paru CEA, NSE, SCC, AFP

Kanker Pankreas Ca 19-9, CEA, Ca 125

Kanker Ovarium Ca 125, Ca 50

Neruoblatoma VMA, NSE, Feritin

58

Page 59: TORCH2

Ca 125 Glicoprotein, BM 200.000 d Ditemukan pada epitel Coelomic Embryonal Normal dijumpai pada jaringan embryonal, pleura, pericard,

peritoneum Normal : kadar 8 -10 IU/ml Patologis 35 IU/ml (B terendah) 65 IU/ml (B tertinggi) Nilai 35 IU (batas terendah) hasil (+) pada orang sehat 1%,

sensitivitas 83% Nilai 65 IU (batas tertinggi) Sensitivitas 80% .................................................... 90% ................................................... 99,5% Non neoplasma (-)/..................................... Meningkat pada:

Ca ovarium Ca endometroid Ca pankreas Ca GIT Ca mammae 59

Page 60: TORCH2

HCG (human chorionic gonadotropin)

• Dibentuk oleh sel trofoblas yang normal ditemui pada wanita hamil

• Kadar meningkat sesuai dengan usia kehamilan• Sangat meninggi pada Mola hidatidosa & chorio

ca• Tumor2 non trofoblastik juga meningkat seperti:

~ Seminoma~ Ca GIT~ Ca Pankreas~ Terato Ca

60

Page 61: TORCH2

TPA (Tissue Polypeptide Antigen)TPS (Tissue Polypeptide specific Antigen)

• Merupakan rantai polypeptida, BM 20.000 D• Tidak spesific• Peningkatan proliferasi sel• Meningkat Ca paru (70%), Ca mammae, infeksi

sal. Kemih• Kombinasi dengan CEA pada Ca mammae

boleh dianjurkan

61

Page 62: TORCH2

MAM-6 Antigen

• Antigen yang diproduksi sel kanker• Normal diproduksi oleh sel tubular organ dengan

kadar kurang dari 5 U/ml• Peningkatan Ca mammae stage I (24%) II (21%)

III (43%) IV ( 79%)• Meningkat Ca ovarium, Ca prostat, Ca colon, Ca

bronchial• Dapat dipakai untuk memantau respon

pengobatan Ca mammae

62

Page 63: TORCH2

Ca 15-3 antigen

• Surface glicoprotein

• Penentuan dengan menggunakanantibody spesific

• Nilai normal: < 20 U/ml

63

Page 64: TORCH2

Ca 15-3 antigen

• Surface glicoprotein• Penentuan dengan menggunakan antibody spesific• Nilai normal: < 20 U/ml • Urutan spesifisitas:

– Mammae : 74%– Paru : 64%– Ovarium : 59%– Pankreas : 51%– Hati : 44%– Colorectal : 32%

• Baik untuk memantau kemungkinan terjadinya metastase Ca mammae

64

Page 65: TORCH2

65

Page 66: TORCH2

KYR@2009 66

Lab. Examination of reproductive hormone

66

Page 67: TORCH2

KYR@2009 67

Fungsi umum sex hormon

• Mengontrol sifat / karakteristik sex sekunder

• Mengontrol siklus reproduksi• Mengontrol pertumbuhan &

perkembangan organ reproduksi (terutama testis dan ovarium)

• Anabolisme protein• Pria : testosteron• Wanita : estrogen & progesteron

67

Page 68: TORCH2

KYR@2009 68

Endokrinologi reproduksi wanita

HipotalamusGonadotropin releasing hormon

Hipofisis anterior Luteinizing Hormon Follicle stimulating hormon

Ovarium folikel estrogen & progesteron

Uterus haid

68

Page 69: TORCH2

KYR@2009 69

Chorionic Gonadotropin

• Dibentuk sel tropoblast

Fungsi• Mempertahankan corpus luteum• Menunda menstruasi dan ovulasi

Diagnosis lab• Adanya hCG dalam urin cara aglutinasi ( lateks,

hemaglutinasi) atau tes hambatan aglutinasi sebaiknya urin pagi

• (+) kehamilan/peny trophoblastik

69

Page 70: TORCH2

KYR@2009 70

Laktasi

• Estrogen, progesteron, dan placental lactogen (hPL) proliferasi kelenjar

• Laktasi induksi prolaktin dan rangsangan puting susu

70

Page 71: TORCH2

KYR@2009 71

Reproduksi pada pria

HipotalamusGnRH

Hipofisis FSH & LH

Testis

• LH sel leydig testoteron• FSH tub seminiferus spermatogenesisLab: kadar testoteron (RIA), LH dan FSHPe kadar LH tanda kegagalan testis primer

71

Page 72: TORCH2

KYR@2009KYR@2009 7272

Fungsi umum sex hormonFungsi umum sex hormon

• Mengontrol sifat / karakteristik sex sekunder

• Mengontrol siklus reproduksi• Mengontrol pertumbuhan &

perkembangan organ reproduksi (terutama testis dan ovarium)

• Anabolisme protein• Pria : testosteron• Wanita : estrogen & progesteron

7272

Page 73: TORCH2

KYR@2009KYR@2009 7373

Endokrinologi reproduksi wanitaEndokrinologi reproduksi wanita

HipotalamusGonadotropin releasing hormon

Hipofisis anterior Luteinizing Hormon Follicle stimulating hormon

Ovarium folikel estrogen & progesteron

Uterus haid

7373

Page 74: TORCH2

KYR@2009KYR@2009 7474

Chorionic GonadotropinChorionic Gonadotropin

• Dibentuk sel tropoblast

Fungsi• Mempertahankan corpus luteum• Menunda menstruasi dan ovulasi

Diagnosis lab• Adanya hCG dalam urin cara aglutinasi ( lateks,

hemaglutinasi) atau tes hambatan aglutinasi sebaiknya urin pagi

• (+) kehamilan/peny trophoblastik

7474

Page 75: TORCH2

KYR@2009KYR@2009 7575

Laktasi Laktasi

• Estrogen, progesteron, dan placental lactogen (hPL) proliferasi kelenjar

• Laktasi induksi prolaktin dan rangsangan puting susu

7575

Page 76: TORCH2

KYR@2009KYR@2009 7676

Reproduksi pada priaReproduksi pada pria

HipotalamusGnRH

Hipofisis FSH & LH

Testis

• LH sel leydig testoteron• FSH tub seminiferus spermatogenesisLab: kadar testoteron (RIA), LH dan FSHPe kadar LH tanda kegagalan testis primer

7676

Page 77: TORCH2

KYR@2009 7777

Page 78: TORCH2

ANEMIAANEMIA

ANEMIAANEMIASDM / Hb menurun atau keduanya.SDM / Hb menurun atau keduanya.SDM: pr < 3.6 juta/uL,lk < 4.2 juta/uLSDM: pr < 3.6 juta/uL,lk < 4.2 juta/uLHb: pr < 10.6 g%, lk < 12 g%.Hb: pr < 10.6 g%, lk < 12 g%.

Klasifikasi morfologi anemia: Klasifikasi morfologi anemia: Hipokrom mikrositerHipokrom mikrositer Normokrom normositerNormokrom normositer MakrositerMakrositer

78

Page 79: TORCH2

KlasifikasiKlasifikasi Didasarkan pada pem Hb, jlh SDM, Didasarkan pada pem Hb, jlh SDM,

Ht. Ht. Dari hasil pemeriksaan ini Dari hasil pemeriksaan ini

diperoleh MCV, MCH dan MCHCdiperoleh MCV, MCH dan MCHC MCV = Ht / jumlah SDM x 10 fL MCV = Ht / jumlah SDM x 10 fL

(80-94)(80-94) MCH = Hb/jumlah SDM x 10 pg MCH = Hb/jumlah SDM x 10 pg

(26-32)(26-32) MCHC = Hb/Ht x 100%. (32-37)MCHC = Hb/Ht x 100%. (32-37)

79

Page 80: TORCH2

KLASIIFIKASI ANEMIAKLASIIFIKASI ANEMIA

Jenis anemia

MCV (fl) MCH (pg) MCHC (%)

Makrositer 95 - 160 32 - 50 32 – 37

Normositer 80 – 94 26 - 32 32 – 37

Mikrositer ringan

72 – 79 21 - 24 24 – 37

Hipokrom mikrositer

50 – 79 19 - 29 24 – 30

80

Page 81: TORCH2

ETIOLOGI ANEMIAETIOLOGI ANEMIA

1. Perdarahan: Akut atau kronis1. Perdarahan: Akut atau kronis

2. Hemolisis:2. Hemolisis: Kongenital atau herediter:Kongenital atau herediter:

1. Kelainan membran SDM 1. Kelainan membran SDM

2.Kelainan enzim glikolitik (def 2.Kelainan enzim glikolitik (def G6PD); Kel non-glikolitik (def ATPase, G6PD); Kel non-glikolitik (def ATPase, def glutathion reductase) def glutathion reductase)

3. Hb-patie: 3. Hb-patie:

Hemolisis Didapat: Hemolisis Didapat:

1.1. Kel imunologik: didapat atau otoimunKel imunologik: didapat atau otoimun

2.2. Mekanik, Mekanik,

81

Page 82: TORCH2

ETIOLOGI ANEMIAETIOLOGI ANEMIA Hemolisis didapatHemolisis didapat

3). Infeksi: bakteri, virus, parasit 3). Infeksi: bakteri, virus, parasit

4). Penyakit sistemik: hipersplenisme4). Penyakit sistemik: hipersplenisme

5). Fisik: luka bakar, katup corbuatan 5). Fisik: luka bakar, katup corbuatan

6). Kimia dan lain-lain6). Kimia dan lain-lain3.Kel prod SDM di sum-sum tulang3.Kel prod SDM di sum-sum tulang Gizi: Kurang protein, Fe, asam folat, B12 Gizi: Kurang protein, Fe, asam folat, B12 Gagal sutul: an. hipoplastik dan aplastik, an. Gagal sutul: an. hipoplastik dan aplastik, an.

SideroblastikSideroblastik

82

Page 83: TORCH2

Anemia Defisiensi BesiAnemia Defisiensi BesiFe dalam dietFe dalam diet

··    Yg  Yg banyak Fe banyak Fe, , btk feribtk feri, , Minimal 12 Minimal 12 mg/harimg/hariAbsorpsi FeAbsorpsi Fe

··  Di gaster terjadi reduksi Fe Di gaster terjadi reduksi Fe 3+3+ FeFe2+2+

·· A Absorpsi di duodenum dan proksimal bsorpsi di duodenum dan proksimal jejunumjejunum··  Normal absorpsi 5% - 10%Normal absorpsi 5% - 10%Absorpsi Fe meningkat pada:Absorpsi Fe meningkat pada:Bentuk feroBentuk fero Fe-senyawa anorganikFe-senyawa anorganikAsam, mis HCl, vit.C Eritropoiesis meAsam, mis HCl, vit.C Eritropoiesis meKelarutan meKelarutan me dgn gula, mis fruktosa dgn gula, mis fruktosaDefisiensi Fe (Fe di depot ↑)Defisiensi Fe (Fe di depot ↑) 83

Page 84: TORCH2

Fungsi utama Fe dalam tubuhFungsi utama Fe dalam tubuh pembawa oksigenpembawa oksigen

fungsi kecil lain: fungsi kecil lain: reaksi dan pemindahan energi reaksi dan pemindahan energi

katalitikkatalitik.. total rerata Fe tbh dws 3500–4000 mg. total rerata Fe tbh dws 3500–4000 mg. Fe tbh tdpt dlm berbagai tempat:Fe tbh tdpt dlm berbagai tempat: 2/3 (2500 mg) terikat dgn hem dlm Hb2/3 (2500 mg) terikat dgn hem dlm Hb Sisanya: sutul, lien hati Sisanya: sutul, lien hati Senyawa myoglobin, myeloperoxidase Senyawa myoglobin, myeloperoxidase

dan beberapa protein pembawa elektron. dan beberapa protein pembawa elektron.

84

Page 85: TORCH2

  Absorpsi Fe menurun pada:Absorpsi Fe menurun pada: Bentuk feri Bentuk feri Fe-senyawa organik Fe-senyawa organik Infeksi, Gangguan pencernaanInfeksi, Gangguan pencernaan Alkali (antasida, sekrt pankreas) Alkali (antasida, sekrt pankreas) Ekses FeEkses Fe KlrtnKlrtn krn terjdi endapan mis fitat, krn terjdi endapan mis fitat,

fosfat, oksalatfosfat, oksalat Eritropoiesis Eritropoiesis Gangguan pencernaanGangguan pencernaan

85

Page 86: TORCH2

Transport Fe: TransferinTransport Fe: Transferin    Fe dipakai untuk pembentukan:Fe dipakai untuk pembentukan:

·Hb: 66.4%·Hb: 66.4% Feritin, hemosiderin: 30%Feritin, hemosiderin: 30%

·Myoglobulin: 3.3% Transferin 0.1%·Myoglobulin: 3.3% Transferin 0.1%

·Enz(cytocrome,catalase,peroxidase):0.2%·Enz(cytocrome,catalase,peroxidase):0.2%

Etiologi defisiensi FeEtiologi defisiensi Fe Intake tdk cukup Intake tdk cukup Gangguan dalam absorpsiGangguan dalam absorpsi Kehilangan Fe pd prdrhn Kehilangan Fe pd prdrhn       Kebutuhan meningkatKebutuhan meningkat

86

Page 87: TORCH2

Kelainan hematologisKelainan hematologis An hipokrom mikrositer: MCHC↓ MCV↓ An hipokrom mikrositer: MCHC↓ MCV↓

MCH↓MCH↓ Anemia ini ditemukan pada:Thalasemia, Anemia ini ditemukan pada:Thalasemia,

peny. kronis dan an. Sideroblastikpeny. kronis dan an. Sideroblastik

Pemeriksaan HematologiPemeriksaan Hematologi Hb Hb lbh dahulu drpd SDM, lalu RBC lbh dahulu drpd SDM, lalu RBC , kmd , kmd

Nilai absolut eritrosit Nilai absolut eritrosit (MCHC, MCV, MCH) (MCHC, MCV, MCH) WBC: N, pd kasus berat WBC: N, pd kasus berat Retikulosit N or Retikulosit N or PLT pd anak N or PLT pd anak N or , pd dws dpt , pd dws dpt Osmotik fragiliti N or Osmotik fragiliti N or                

87

Page 88: TORCH2

Pemeriksaan sum-sum tulangPemeriksaan sum-sum tulang Eritropoiesis: N atau meninggi Eritropoiesis: N atau meninggi Selularitas cukupSelularitas cukup Hiperplasia normoblastik: NB↑, NP↑, Hiperplasia normoblastik: NB↑, NP↑,

NA (normoblas asidofilik) ↓NA (normoblas asidofilik) ↓ Morfologi normoblast: sel mengecil, Morfologi normoblast: sel mengecil,

inti piknotis, sitoplasma menyempit, inti piknotis, sitoplasma menyempit, batas tidak teratur seperti tercabik-batas tidak teratur seperti tercabik-cabik, sering tanpa sitoplasma (Naked cabik, sering tanpa sitoplasma (Naked nucleus).nucleus).

Granulopoiesis: normalGranulopoiesis: normal Trombopoiesis: normalTrombopoiesis: normal

88

Page 89: TORCH2

Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan Laboratorium

Pem ADT:Pem ADT:Hipokrm mikrter, mulai terliht jelas jika Hipokrm mikrter, mulai terliht jelas jika Hb < 9, Ht: < 27%Hb < 9, Ht: < 27%Mikrosit, mulai tampak jelas jika:Mikrosit, mulai tampak jelas jika: Hb: < 10 , Ht: < 34%Hb: < 10 , Ht: < 34%, , Aniso/Poiki-sis dpt terlihat jika:Aniso/Poiki-sis dpt terlihat jika: Hb: < 9 g dan Ht: < 27%Hb: < 9 g dan Ht: < 27%Pd pPd prdrhn akut: polikromasi, jlh PLT dpt rdrhn akut: polikromasi, jlh PLT dpt ↑↑ sp 2 kali dari normalsp 2 kali dari normalWBC dan Trombosit: Tergantung etiologi an.WBC dan Trombosit: Tergantung etiologi an. Def FeDef Fe

89

Page 90: TORCH2

Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Biokimia An defisiensi FePemeriksaan Biokimia An defisiensi Fe

Fe Ser Fe Ser (N: L:80–150 ug/dL, W:70–130 ug/dL) (N: L:80–150 ug/dL, W:70–130 ug/dL)

TIBC tinggi (N: 230 – 410 ug/dL)TIBC tinggi (N: 230 – 410 ug/dL)

Saturasi transferin turun (N: 20% - 45%)Saturasi transferin turun (N: 20% - 45%)

Feritin ser turun (ELISA, RIA)(N:15–300 ng/dL)Feritin ser turun (ELISA, RIA)(N:15–300 ng/dL)

Protoporfirin dlm SDM meProtoporfirin dlm SDM me (N:7–24 ug/dL) (N:7–24 ug/dL)

90

Page 91: TORCH2

Resiko Tinggi anemia defisiensi Fe Resiko Tinggi anemia defisiensi Fe pada:pada:

Umur 6 – 24 bulanUmur 6 – 24 bulan Pubertas, terutama wanita yang mulai haidPubertas, terutama wanita yang mulai haid Kehamilan dan laktasiKehamilan dan laktasi Lahir prematur atau bayi kembarLahir prematur atau bayi kembar

  

Respons terhadap terapiRespons terhadap terapi Retikulositosis, Hb naik 0.1 – 0.2 g% / hariRetikulositosis, Hb naik 0.1 – 0.2 g% / hari

Diagnosis banding anemia defisiensi FeDiagnosis banding anemia defisiensi Fe Thalassemia , Thalassemia , Anemia pada penyakit kronisAnemia pada penyakit kronis Anemia sideroblastikAnemia sideroblastik

91

Page 92: TORCH2

ThalassemiaThalassemiaBeta-Thalassemia mayor (Cooley’s anemia)Beta-Thalassemia mayor (Cooley’s anemia)Anemia beratAnemia beratStlh umur 3 – 6 bln terjadi pergantian rantai Stlh umur 3 – 6 bln terjadi pergantian rantai

HepatosplenomegaliHepatosplenomegaliHemopoiesis ekstramedulerHemopoiesis ekstramedulerHiperplasia sutul Hiperplasia sutul korteks menipiskorteks menipis cend cend frakturfraktur

Overloading Fe (500 mL drh mengandung Overloading Fe (500 mL drh mengandung 250 mg Fe)250 mg Fe) hemosiderosis hemosiderosis

Thalassemia βThalassemia β00: tidak ada rantai beta : tidak ada rantai beta HbA HbA22 dan HbF dan HbF

Thalassemia βThalassemia β++: sedikit rantai beta: sedikit rantai beta HbA↓, HbA↓, HbA2 dan HbF HbA2 dan HbF

92

Page 93: TORCH2

Kelainan Hematologis:Kelainan Hematologis:

··    ADT: hipo-mikrositerADT: hipo-mikrositerSDM bizareSDM bizare sel target (5-30%)sel target (5-30%)tear drop celltear drop cell normoblas (+) normoblas (+) basofilik stipling (3+)basofilik stipling (3+)polikromasi (karena retikulositosis)polikromasi (karena retikulositosis)anisositosis (makrosit dan mikrosit)anisositosis (makrosit dan mikrosit)

o HbF meningkat : 10 – 90% (N: 0.2 – 2%)HbF meningkat : 10 – 90% (N: 0.2 – 2%)o HbA2 meningkat: 1.4 – 20% (N: 1.8 – HbA2 meningkat: 1.4 – 20% (N: 1.8 –

3.5%)3.5%)o WBC: dalam batas normalWBC: dalam batas normalo Trombosit dalam batas normalTrombosit dalam batas normal

93

Page 94: TORCH2

Beta-Thalassemia MinorBeta-Thalassemia Minor

Anemia ringan or tanpa anemia (Hb > 9 gAnemia ringan or tanpa anemia (Hb > 9 g%)%)

ADT: hipo-mikrositer, basofilik stipling (+)ADT: hipo-mikrositer, basofilik stipling (+)

sel pencil (-), normoblas (-)sel pencil (-), normoblas (-)HbA2 meHbA2 me > 3.5% (tanda diagnostik) > 3.5% (tanda diagnostik)HbF normal atau agak me HbF normal atau agak me (3 – 5%) (3 – 5%)KKe2 ortu beta-Thalassemia minor e2 ortu beta-Thalassemia minor 25% 25%

anak mungkin b-Thala-minoranak mungkin b-Thala-minor

Thalassemia intermediaThalassemia intermedia

··    Anemia hipokrom mikrositerAnemia hipokrom mikrositer, , SplenomegaliSplenomegali 94

Page 95: TORCH2

Alfa-ThalassemiaAlfa-Thalassemia··  Ke4 r  Ke4 rantai alfa utk Oantai alfa utk O22 tak terbtk, mis. Hb tak terbtk, mis. Hb

Barts (γ4) dan HbH (β4)Barts (γ4) dan HbH (β4)··    Terjadi IUFD dan lahir dgn Hydrops FoetalisTerjadi IUFD dan lahir dgn Hydrops Foetalis

Terapi ThalassemiaTerapi Thalassemia··    Hb < 8g%: transfusi sp Hb 10g% ( Hb < 8g%: transfusi sp Hb 10g% ( ++ 2-3 unit / 2-3 unit /

2-4 mgg)2-4 mgg)··    Deferoxamine (untuk mengikat besi): Deferoxamine (untuk mengikat besi):

750 mg IM (ekskresi Fe mll urine 2.2 – 44.8 mg 750 mg IM (ekskresi Fe mll urine 2.2 – 44.8 mg /24 jam, jika tdk diberikan deferoxamin /24 jam, jika tdk diberikan deferoxamin ekskresi besi hanya 0.1 – 2.5 mg / 24 jam).ekskresi besi hanya 0.1 – 2.5 mg / 24 jam).

Pemberian Sc infusion: 1.5 g deferoxamine Pemberian Sc infusion: 1.5 g deferoxamine dalam 18 jam (ekskresi mll urine 2.4 kali dalam 18 jam (ekskresi mll urine 2.4 kali dibanding pemberian IM)dibanding pemberian IM)

95

Page 96: TORCH2

Pemeriksaan Laboratorium pada Hb Pemeriksaan Laboratorium pada Hb abnormalabnormal

Elektroforesis HbElektroforesis Hb·Pemisahan Hb abnormal·Pemisahan Hb abnormal··HHbA2, dpt dgn: Starch gel; Collum bA2, dpt dgn: Starch gel; Collum chromatography chromatography 

Sickling TestSickling Test Prinsip: Sel sickle terbentuk bila oksigen Prinsip: Sel sickle terbentuk bila oksigen

menurunmenurun Reagen: Reduktor kuat, misal: Na-bisulfite Reagen: Reduktor kuat, misal: Na-bisulfite

2%, Na-dithionite2%, Na-dithioniteAlkali Denaturation TestAlkali Denaturation Test Prinsip:Prinsip: HbA didenaturasi basa kuat (mis. HbA didenaturasi basa kuat (mis.

KOH) lalu diendapkan oleh (NH4)KOH) lalu diendapkan oleh (NH4)22SOSO44. HbF . HbF tidak didenaturasi dan terdapat di filtrattidak didenaturasi dan terdapat di filtrat ukur dengan spektrofotometerukur dengan spektrofotometer   96

Page 97: TORCH2

Test KleihauerTest Kleihauer Hb dipresipitasi, fiksasi + buffer. HbA Hb dipresipitasi, fiksasi + buffer. HbA

larut dan dikeluarkan dari eritrosit, larut dan dikeluarkan dari eritrosit, lalu sediaan diwarnai dengan eosin.lalu sediaan diwarnai dengan eosin.

Hasil:Hasil: Sel HbA: tdk berwarna (Gost Sel HbA: tdk berwarna (Gost cell)cell), , Sel HbF: warna merahSel HbF: warna merah

Heat Denaturation TestHeat Denaturation Test Untuk: Hb yang tidak stabilUntuk: Hb yang tidak stabil CaraCara : Hemolisat + buffer fosfat 0.1 M pH : Hemolisat + buffer fosfat 0.1 M pH

7.47.4, , inkubasi 50inkubasi 5000C, 1 – 2 jamC, 1 – 2 jam HasilHasil : Endapan (+) : Endapan (+) Unstable Hb (+) Unstable Hb (+)

97

Page 98: TORCH2

COOMBS, TESTCOOMBS, TEST Coombs’ test direkCoombs’ test direk DDeteksi: Ab or C pd eteksi: Ab or C pd

SDMSDM Agg (+) Agg (+) t’dpt pd: t’dpt pd:

HDNHDN Autoimmune Autoimmune

hemolytic anemia hemolytic anemia (AIHA)(AIHA)

Drug induced Drug induced hemolytic anemia hemolytic anemia (DIHA)(DIHA)

Reaksi transfusi pada Reaksi transfusi pada ABO-incompatibilityABO-incompatibility

Coombs’ test IndirekCoombs’ test IndirekDDeteksi Ab di serum eteksi Ab di serum Agg (+): sensitasi Agg (+): sensitasi SDM SDM

terjadi in-vitro)terjadi in-vitro)Bagian cross-match Bagian cross-match

mendeteksi Ab di mendeteksi Ab di serumserum

resipien thdp SDM resipien thdp SDM

donordonorAb di serum pr hamilAb di serum pr hamilAb di serum os AIHAAb di serum os AIHA

98

Page 99: TORCH2

Hemolytic Disease of the Newborn Hemolytic Disease of the Newborn (HDN)(HDN)

Iso-antibodi IgG dr sirkulasi drh ibu Iso-antibodi IgG dr sirkulasi drh ibu menembus plasenta dan bereaksi menembus plasenta dan bereaksi dengan eritrosit foetus di sirkulasi dengan eritrosit foetus di sirkulasi foetusfoetus

Rh-HDNRh-HDN Ibu Rh (-) mengandung bayi Rh (+)Ibu Rh (-) mengandung bayi Rh (+) Sensitasi dpt pula trjd kar abortus Sensitasi dpt pula trjd kar abortus

atau transfusi sebelumnyaatau transfusi sebelumnya

99

Page 100: TORCH2

KlinisKlinis BBerat: IUFD dengan Hydrops foetaliserat: IUFD dengan Hydrops foetalis Penyakit sedang:Penyakit sedang: anemia berat, anemia berat,

ikterus, pucat, takikardia, edema, ikterus, pucat, takikardia, edema, hepato splenomegali.hepato splenomegali.

Bila bil indi > 30 mg% deposit pigmen Bila bil indi > 30 mg% deposit pigmen di ganglia basalis menyebabkan di ganglia basalis menyebabkan KernicterusKernicterus

Penyakit ringan: anemia ringanPenyakit ringan: anemia ringan

100

Page 101: TORCH2

Pemeriksaan hematologiPemeriksaan hematologi

Hb Hb (N pada newborn:21 – 27 g%) (N pada newborn:21 – 27 g%)Retikulositosis sp 60%Retikulositosis sp 60%Normoblastosis: 10Normoblastosis: 104 4 – 10– 1055/uL (N:200–/uL (N:200–2000 / uL)2000 / uL)Leukositosis sp 30.000/uL (N:15.000–Leukositosis sp 30.000/uL (N:15.000–20.000/ uL)20.000/ uL)Bilirubin indirek meBilirubin indirek me (> 30 mg% (> 30 mg% Kernicterus)Kernicterus)Coombs’ test direct (+) dari darah tali Coombs’ test direct (+) dari darah tali pusatpusat 101

Page 102: TORCH2

Terapi Rh-HDNTerapi Rh-HDN Bayi: - tranfusi tukar dan atau foto – terapiBayi: - tranfusi tukar dan atau foto – terapi Ibu hamil (Rh negatif):Ibu hamil (Rh negatif): - Pem titer Ab mulai umur kehamilan 24 mgg, - Pem titer Ab mulai umur kehamilan 24 mgg,

cek tiap 4 mggcek tiap 4 mgg - Partus prematurus > 35 mgg- Partus prematurus > 35 mgg - Anti-D 100 ug, IM, dalam waktu 72 jam - Anti-D 100 ug, IM, dalam waktu 72 jam

setelah lahir setelah lahir 

ABO-HDNABO-HDN Pd bayi dgn gol A atau B (tersering A) dari ibu Pd bayi dgn gol A atau B (tersering A) dari ibu

golongan Ogolongan O Anemia ringan, sferositosisAnemia ringan, sferositosis, , Bil ind Bil ind

(Kernicterus negatif)(Kernicterus negatif) Coombs’ test direct biasanya negatifCoombs’ test direct biasanya negatif

102

Page 103: TORCH2

103