tinjauan kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi air …
TRANSCRIPT
i
TINJAUAN KUALITAS FISIK, KIMIA DAN MIKROBIOLOGI
AIR TAMAN BEJI DESA UBUNG KAJA DENPASAR
TAHUN 2018
Oleh :
NI LUH PUTU FEBY DIAH NINGSIH
NIM. P07133015019
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
DENPASAR
2018
ii
TINJAUAN KUALITAS FISIK, KIMIA DAN MIKROBIOLOGI
AIR TAMAN BEJI DESA UBUNG KAJA DENPASAR
TAHUN 2018
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan
Pendidikan Program Diploma III Reguler Poltekkes Denpasar
Jurusan Kesehatan Lingkungan
Oleh :
NI LUH PUTU FEBY DIAH NINGSIH
NIM. P07133015019
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK NDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
DENPASAR
2018
iii
LEMBAR PERSEMBAHAN
“Kecerdasan bukan penentu kesuksesan, tetapi kerja keras merupakan penentu
kesuksesanmu yang sebenarnya. Jangan berhenti berupaya ketika kita menemui
kegagalan, karena kegagalan adalah cara Tuhan mengajari kita tentang arti
kesungguhan”
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida
Sang Hyang Widhi Wasa, atas berkat rahmat Beliau
dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat
pada waktunya. Karya Tulis Ilmiah ini penulis
persembahkan kepada kedua orang tua dan keluarga
yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
pengajar maupun dosen pembimbing yang telah
memberikan ilmu pengetahuan, masukan dan
pengalaman dalam segala hal. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman – teman
Jurusan Kesehatan Lingkungan angkatan tahun 2015
yang telah membantu ataupun mensuport dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya
Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
TINJAUAN KUALITAS FISIK, KIMIA DAN MIKROBIOLOGI
AIR TAMAN BEJI DESA UBUNG KAJA DENPASAR
TAHUN 2018
TELAH MENDAPATKAN PERSETUJUAN
MENGETAHUI
KETUA JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
v
LEMBAR PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH DENGAN JUDUL
TINJAUAN KUALITAS FISIK, KIMIA DAN MIKROBIOLOGI
AIR TAMAN BEJI DESA UBUNG KAJA DENPASAR
TAHUN 2018
TELAH DIUJI DI HADAPAN TIM PENGUJI
PADA HARI : KAMIS
TANGGAL : 12 JULI 2018
vi
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Yang bertandatangan di bawah ini, saya Mahasiswa Program Studi D-III Jurusan
Kesehatan Lingkungan Poltekkes Denpasar Tahun Akademik 2017/2018
Nama : Ni Luh Putu Feby Diah Ningsih
NIM : P07133015019
Program Studi : D-III
Jurusan : Kesehatan Lingkungan
Tahun Akademik : 2017/2018
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Karya Tulis Ilmiah yang berjudul TINJAUAN KUALITAS FISIK, KIMIA
DAN MIKROBIOLOGI AIR TAMAN BEJI DESA UBUNG KAJA
DENPASAR TAHUN 2018 adalah benar karya sendiri atau bukan plagiat
hasil karya orang lain.
2. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa terdapat plagiat dalam Karya Tulis
Ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi dan mempertanggujawabkan
dihadapan Tim Dosen.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
vii
REVIEW OF PHYSICAL QUALITIES, CHEMICAL
AND WATER MICROBIOLOGY TAMAN BEJI
NORTH UBUNG VILLAGE DENPASAR
2018
ABSTRAC
North Ubung Village is one area that has 6 (six) water springs. One of them is the
Taman Beji water spring located at Jalan Kendedes Denpasar. This water spring is
used by local people for drinking water. In this water spring quality checks have
been done, but that is not found. The purpose of this research is to know the
physical, chemical and microbiological qualities of Taman Beji North Ubung
Village Denpasar. The type of research used to descriptive research. The population
and samples in this research is Taman Beji water spring North Ubung Village. Data
collected in this research are primary and secondary data. The data were collected
using laboratory equipment to measure the physical, chemical and microbiological
qualities of Taman Beji’s water and the eye protection inspection sheet to assess the
protection of the Taman Beji water spring. Physical and microbiological
measurements were performed twice (2) an chemical measurement was performed
only one (1) time. Based on the results obtained that the physical parameter of
Taman Beji’s water with temperature 280C dan 290C, the same turbidity results in
two measurements of 0,11 NTU, chemical parameter that Ph 7 and hardness 60
mg/l, microbiological parameter of Taman Beji’s water measured as much twice
with results is Eschericia coli 0/100 ml sample and Total Coliform Bacteria 0/100
ml sample. So that the water of Taman Beji is qualify of Permenkes No.
492/MENKES/PER/IV/2010 about Water Quality Requirement. It is
recommended for the community and village apparatus to fix PMA Taman Beji to
avoid pollution and not to cause water borne disease if the water is consumed by
the community.
Keywords: Physical Quality, Chemistry and Water Microbiology
viii
TINJAUAN KUALITAS FISIK, KIMIA DAN MIKROBIOLOGI
AIR TAMAN BEJI DESA UBUNG KAJA DENPASAR
TAHUN 2018
ABSTRAK
Desa Ubung Kaja merupakan salah satu daerah yang memiliki 6 (enam)
mata air. Salah satunya yaitu mata air Taman Beji yang terletak di Jalan Kendedes
Denpasar. Mata air ini digunakan oleh warga sekitar untuk keperluan air minum.
Pada mata air ini pernah dilakukan pemeriksaan kualitas air, tetapi data tersebut
tidak ditemukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas fisik,
kimia dan mikrobiologi air Taman Beji Desa Ubung Kaja Denpasar. Jenis
penelitian yang digunakan yaitu penelitian bersifat deskriptif. Populasi dan sampel
dalam penelitian ini yakni mata air Taman Beji Desa Ubung Kaja. Data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.Pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan alat-alat laboratorium untuk mengukur
kualitas fisik, kimia serta mikrobiologi air Taman Beji dan lembar inspeksi
Perlindungan Mata Air untuk menilai perlindungan dari mata air Taman Beji
tersebut. Pengukuran fisik dan mikrobiologi dilakukan sebanyak 2 (dua) kali serta
pengukuran kimia dilakukan hanya 1 (satu) kali. Berdasarkan hasil yang diperoleh
bahwa parameter fisik air Taman Beji dengan suhu 280C dan 290C serta hasil
kekeruhan yang sama dalam dua kali pengukuran yaitu 0,11 NTU, parameter kimia
yaitu pH 7 dan kesadahan 60 mg/l, parameter mikrobiologi air Taman Beji
dilakukan pengukuran sebanyak dua kali dengan hasil yaitu Eschericia coli
0/100ml sampel dan Total Bakteri Coliform 0/100ml sampel. Sehingga air Taman
Beji memenuhi syarat Permenkes No.492/MENKES/PER/IV/2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum. Disarankan untuk masyarakat dan perangkat desa
memperbaiki PMA Taman Beji agar terhindar dari pencemaran dan tidak
menimbulkan water borne disease jika air tersebut dikonsumsi oleh masyarakat.
Kata Kunci : Kualitas Fisik, Kimia dan Mikrobiologi Air
ix
RINGKASAN PENELITIAN
TINJAUAN KUALITAS FISIK, KIMIA DAN MIKROBIOLOGI
AIR TAMAN BEJI DESA UBUNG KAJA DENPASAR
TAHUN 2018
Oleh : Ni Luh Putu Feby Diah Ningsih (NIM. P07133015019)
Mata air adalah sumber air yang muncul dengan sendirinya ke permukaan
dari dalam tanah. Sumber dari aliran airnya berasal dari tanah yang mengalami
patahan sehingga muncul ke permukaan. Aliran ini dapat bersumber dari air tanah
dangkal maupun dari air tanah dalam. Mata air yang berasal dari air tanah dalam,
hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitasnya sama dengan keadaan air
tanah dalam itu sendiri.
Desa Ubung Kaja merupakan salah satu daerah yang memiliki 6 (enam)
mata air. Salah satu mata air di Desa Ubung Kaja adalah mata air Taman Beji yang
terletak di Jalan Kendedes Denpasar. Mata air ini digunakan oleh warga sekitar
untuk keperluan air minum.. Akan tetapi sumber mata air ini bersifat alami yaitu
berada di dalam tanah dan disalurkan dengan pipa untuk mengeluarkan air dari mata
air tersebut. Tidak adanya perlindungan terhadap mata air dan di bagian pipa serta
di sekeliling mata air tersebut ditumbuhi oleh lumut atau rumput liar. Pada mata air
ini pernah dilakukan pemeriksaan kualitas air, tetapi data tersebut tidak ditemukan.
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui kualitas fisik, kimia dan
mikrobiologi air Taman Beji Desa Ubung Kaja Denpasar. Jenis penelitian yang
digunakan yaitu penelitian bersifat deskriptif. Populasi dan sampel dalam penelitian
ini yakni mata air Taman Beji Desa Ubung Kaja. Data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini adalah data primer dan sekunder.Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan alat-alat laboratorium untuk mengukur kualitas fisik, kimia serta
mikrobiologi air Taman Beji dan lembar inspeksi Perlindungan Mata Air untuk
menilai perlindungan dari mata air Taman Beji. Pengukuran fisik dan mikrobiologi
dilakukan sebanyak 2 (dua) kali serta pengukuran kimia dilakukan hanya 1 (satu)
kali. Data yang sudah dikumpulkan kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk
tabel dan ada yang dinarasikan.
x
Hasil yang diperoleh dari penelitian terhadap kualitas air Taman Beji adalah
parameter fisik air Taman Beji yaitu suhu 280C dan 290C serta kekeruhan 0,11
NTU, parameter kimia yaitu pH 7 dan kesadahan 60 mg/l, parameter mikrobiologi
yaitu Eschericia coli 0/100ml sampel dan Total Bakteri Coliform 0/100ml sampel.
Simpulan dari penelitian ini adalah parameter fisik, kimia dan mikrobiologi
air Taman Beji Desa Ubung Kaja memenuhi syarat sesuai dengan standar
Permenkes No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum. Disarankan kepada Kepala Desa Ubung Kaja untuk membangun kontruksi
PMA, pihak Puskesmas II Denpasar Utara diharapkan tetap melakukan
pemeriksaan kualitas air dan isnpeksi sanitasi perlindungan mata air serta kepada
masyarakat untuk melakukan pengolahan terlebih dahulu terhadap air yang diambil
di mata air sebelum digunakan sebagai air minum.
Daftar Bacaan :20 (2001-2016)
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atau Ida
Sang Hyang Widhi Wasa karena telah memberikan kesehatan, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “Tinjauan Kualitas
Fisik, Kimia dan Mikrobiologi Mata Air Taman Beji Desa Ubung Kaja
Denpasar Tahun 2018” sebatas pengetahuan dan kemampuan penulis.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan. Adapun Karya
Tulis Ilmiah ini mengulas tentang kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi air mata
air Taman Beji Desa Ubung Kaja Denpasar. Dalam penyelesaian KTI, penulis telah
mengusahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan serta dorongan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan KTI. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Anak Agung Ngurah Kusumajaya,SP.,M.PH selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Denpasar.
2. I Nyoman Sujaya,S.KM.,MPH selaku Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Denpasar.
3. Drs. I Made Bulda Mahayana, S.KM.,M.Si selaku pembimbing utama dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang senantiasa memberikan bimbingan dan
masukan sehingga KTI dapat diselesaikan.
4. Ni Ketut Rusminingsih, S.KM.,M.Si selaku pembimbing pendamping dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang senantiasa memberikan bimbingan dan
masukan sehingga KTI dapat diselesaikan.
5. Bapak/Ibu Dosen Politeknik Kesehatan Denpasar Jurusan Kesehatan
Lingkungan yang selalu memberikan masukan dan saran dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini.
xii
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna
dan masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan dan
perbaikan Karya Tulis Ilmiah yang dibuat sehingga nantinya dapat bermanfaat.
Denpasar, Juni 2018
Penulis
xiii
DAFTAR ISI
HALAMANSAMPUL………………………………………………… i
HALAMAN JUDUL…………………………………………………… ii
LEMBAR PERSEMBAHAN………………………………………….. iii
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………. iv
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………….. v
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT…………………………. vi
ABSTRACT BAHASAINGGRIS…………………………………….. vii
ABSTRAK BAHASA INDONESIA…………………………………... viii
RINGKASAN PENELITIAN………………………………………….. ix
KATA PENGANTAR………………………………………………….. xi
DAFTAR ISI…………………………………………………………… xiii
DAFTAR TABEL……………………………………………………… xv
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………... xvi
DAFTAR SINGKATAN……………………………………………….. xvii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………… xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………. 3
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………... 3
D. Manfaat Penulisan…………………………………………………. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Mata Air…………………………………………………………… 5
B. Perlindungan Mata Air…………………………………………….. 5
C. Pencemaran Air……………………………………………………. 8
D. Sumber Pencemar Air……………………………………………... 9
E. Persyaratan Air Minum……………………………………………. 9
F. Dampak Terhadap Kesehatan……………………………………… 11
xiv
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep………………………………………………….. 13
B. Variabel dan Definisi Operasional………………………………… 14
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian…………………………………………………….. 16
B. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………... 16
C. Unit Analisis……………………………………………………….. 16
D. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data……………………………… 19
E. Pengolahan dan Analisis Data……………………………………... 20
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian................................................................................. 22
B. Pembahasan……………………………………………………….. 26
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan………………………………………………………....... 32
B. Saran………………………………………………………………. 32
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………... 34
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Syarat Fisika Air Minum .......................................................................... 10
2. Syarat Kimia Air Minum .......................................................................... 10
3. Syarat Mikrobiologis Air Minum ............................................................. 11
4. Hasil Pemeriksaan Parameter Fisik Air Taman Beji ................................ 24
5. Hasil Pemeriksaan Parameter Kimia Air Taman Beji .............................. 24
6. Hasil Pemeriksaan Parameter Mikrobiologi Air Taman Beji ................... 25
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Konsep ...................................................................................... 13
xvii
DAFTAR SINGKATAN
dsb : dan sebagainya
KTI : Karya Tulis Ilmiah
NTU : Nephelometric Turbidity Unit
PMA : Perlindungan Mata Air
SDM : Sumber Daya Manusia
TCU : True Color Unit
WHO : World Health Organization
PVC : Polyvinil Chloride
CO2 : Carbondioksida
pH : potensial Hidrogen
± : Kurang lebih
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Dokumentasi Penelitian ............................................................................ 36
2. Hasil Laboratorium ................................................................................... 42
3. Surat Izin Penelitian Pemerintah Provinsi Bali ......................................... 43
4. Surat Izin Penelitian Pemerintah Kota Denpasar ...................................... 44
5. Surat Izin Penelitian Kecamatan Denpasar Utara ..................................... 46
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemampuan, dan kemauan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Berbagai program atau kegiatan telah dan akan dilaksanakan atau dikembangkan
baik oleh Pemerintah, swasta maupun masyarakat salah satu diantaranya adalah
Program Penyediaan Air Bersih dan Penyediaan Air Minum untuk mewujudkan
tujuan tersebut (Subhiandono, 2016)
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum, yang disebut
sebagai air minum adalah air yang memenuhi syarat kesehatan yang dapat langsung
diminum. Sementara itu, yang disebut sebagai air bersih adalah air yang memenuhi
syarat kesehatan dan harus dimasak terlebih dahulu sebelum diminum. Syarat
kesehatan dimaksud meliputi syarat-syarat fisika, kimia, mikrobiologi dan
radioaktif . Oleh karena itu, pengolahan sumber daya air sebaiknya dilakukan secara
terpadu baik dalam pemanfaatan maupun dalam pengelolaan kualitas. Penurunan
kualitas air akan menurunkan daya guna, hasil guna, produktivitas, daya dukung
dan daya tampung dari sumberdaya air yang pada akhirnya akan menurunkan
kekayaan sumberdaya alam (Aryana, 2010).
2
Mata air adalah sumber air yang muncul dengan sendirinya ke permukaan
dari dalam tanah. Sumber dari aliran airnya berasal dari tanah yang mengalami
patahan sehingga muncul ke permukaan. Aliran ini dapat bersumber dari air tanah
dangkal maupun dari air tanah dalam. Mata air yang berasal dari air tanah dalam,
hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitasnya sama dengan keadaan air
tanah dalam itu sendiri (Arthana, 2004)
Kualitas air dari mata air akan sangat tergantung dari lapisan mineral tanah
yang dilaluinya. Kebanyakan air yang bersumber dari mata air kualitasnya baik
sehingga umumnya digunakan sebagai sumber air minum oleh masyarakat
sekitarnya. Sebagai sumber air minum masyarakat, maka harus memenuhi beberapa
aspek yang meliputi kuantitas, kualitas dan kontinuitas. Khusus dari segi kualitas
harus memenuhi syarat kualitas fisika, kimia, mikrobiologi dan radioaktif.
Berdasarkan hasil observasi, Desa Ubung Kaja merupakan salah satu
daerah yang memiliki 6 (enam) mata air. Salah satu mata air di Desa Ubung Kaja
adalah mata air Taman Beji yang terletak di Jalan Kendedes Denpasar. Mata air ini
digunakan oleh warga sekitar untuk keperluan air minum. Akan tetapi sumber mata
air ini bersifat alami yaitu berada di dalam tanah dan disalurkan dengan pipa untuk
mengeluarkan air dari mata air tersebut. Adanya perlindungan terhadap mata air ini
dengan cara tradisional dan di bagian pipa serta di sekeliling mata air tersebut
ditumbuhi oleh lumut atau rumput liar. Pada mata air ini pernah dilakukan
pemeriksaan kualitas air, tetapi data tersebut tidak ditemukan di kantor desa.
Mengingat pentingnya kualitas air bagi kesehatan masyarakat maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian tentang “tinjauan kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi
air Taman Beji Desa Ubung Kaja Denpasar”.
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimanakah kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi air
mata air Taman Beji Desa Ubung Kaja Denpasar Tahun 2018?”
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu sebagai berikut:
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi air Taman Beji Desa
Ubung Kaja Denpasar.
2. Tujuan khusus
a. Mengukur kualitas fisik (suhu dan kekeruhan) air Taman Beji Desa Ubung
Kaja Denpasar.
b. Mengukur kualitas kimia (pH dan kesadahan) air Taman Beji Desa Ubung Kaja
Denpasar.
c. Mengukur kualitas mikrobiologi (Coliform, Eschericia coli) air Taman Beji
Desa Ubung Kaja Denpasar.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dalam karya tulis ilmiah ini sebagai berikut:
1. Manfaat praktis
a. Memberikan informasi serta pengetahuan kepada masyarakat tentang tingkat
kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi air Taman Beji Desa Ubung Kaja
Denpasar.
4
b. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi kepala Desa Ubung Kaja
dan kepala Puskesmas II Denpasar Utara terkait kualitas air Taman Beji Desa
Ubung Kaja Denpasar.
2. Manfaat teoretis
a. Dapat digunakan untuk memperkaya ilmu pengetahuan dan menambah
wawasan khususnya dalam ilmu kesehatan lingkungan.
b. Dapat digunakan untuk menambah ilmu pengetahuan terkait dengan kualitas
fisik, kimia dan mikrobiologi air mata air.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Mata Air
Mata air merupakan air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan
tanah. Mata air yang berasal dari dalam tanah hampir tidak terpengaruhi oleh
musim dan kualitasnya sama dengan air tanah dalam. Berdasarkan cara keluarnya
mata air, dapat dibedakan menjadi mata air rembesan yaitu mata air yang keluar
dari lereng-lereng dan mata air umbul yaitu mata air yang keluar dari suatu daratan
(Suciastuti, 2002)
Kualitas air dan mata air akan sangat tergantung dari lapisan mineral tanah
yang dilaluinya. Hal ini menunjukkan karakter-karakter khusus dari mata air
tersebut. Kebanyakan air yang bersumber dari mata air kualitasnya baik sehingga
umumnya digunakan sebagai sumber air minum oleh masyarakat sekitarnya.
Sebagai sumber air minum masyarakat, maka harus memenuhi beberapa aspek
yang meliputi kuantitas, kualitas dan kontinuitas. Berdasarkan sumber munculnya
mata air ada dua macam yaitu gravity springs yaitu mata air yang muncul karena
gaya gravitasi dan artisien srings yaitu mata air muncul ke permukaan tanah karena
artesis/tekanan (WHO, 2004)
B. Perlindungan Mata Air
Salah satu air tanah yang mempunyai debit air yang cukup baik dalam
jumlah dan kualitas adalah mata air. Sesuai dengan kondisi mata air yang muncul
di permukaan tanah, maka akan mudah mengalami kontaminasi yang berasal dari
6
luar. Munculnya mata air dari tanah sangat bervariasi. Untuk itu dalam membuat
perlindungan mata air perlu disesuaikan dengan munculnya mata air tersebut.
Perlindungan mata air adalah suatu bangunan penangkap mata air yang
menampung/menangkap air dari mata air. Walaupun mata air biasanya berasal dari
air tanah yang terlindungi, ada kemungkinan terjadi kontaminasi pada tempat
penangkapan juga kontaminasi langsung terhadap mata air yang disebabkan oleh
manusia dan binatang, harus dicegah melalui bangunan perlindungan. Agar sarana
perlindungan mata air memenuhi syarat kesehatan, maka sarana harus terlindungi
dari bahaya pencemaran, yaitu dengan cara menjaga kebersihan lingkungan lokasi
dan bangunan sarana perlindungan mata air tersebut.
Air PMA (Perlindungan Mata Air) merupakan air permukaan yang proses
pengaliran dan rembesan sangat dipengaruhi kondisi proses alam. Maka sifat dan
karakteristik air PMA sebagai berikut:
1. Kuantitas tergantung pada musim.
2. Kualitas dipengaruhi tingkat pencemaran dan pengotoran.
3. Pengotoran air PMA biasanya bersifat fisik dan bakteriologis.
4. Derajat pH air PMA relatif rendah.
5. Sebagian besar mengandung zat organik.
Dalam penyediaan sarana air bersih harus dibuat memenuhi persyaratan
kesehatan, sehingga faktor pencemaran bisa dikurangi dan kualitas air yang
diperoleh akan lebih baik. Oleh karena itu sarana perlindungan mata air yang baik
harus memenuhi syarat lokasi dan kontruksi. Syarat lokasi dan kontruksi
Perlindungan Mata Air yang dimaksud menurut Waluyo dalam Rohim 2006 adalah
sebagai berikut:
7
1. Syarat Lokasi
a) Untuk menghindari pengotoran yang harus diperhatikan adalah jarak mata air
dengan sumber pengotoran atau pencemaran lainnya.
b) Sumber air harus pada mata air dan diperkirakan mencukupi kebutuhan.
c) Sumber air terdapat pada lokasi air tanah yang terlindungi dan tidak mudah
longsor yang disebabkan oleh proses alam.
2. Syarat kontruksi
a) Tutup bak perlindungan dan dinding bak rapat air, pada bagian atas atau
belakang bak perlindungan dibuatkan saluran dan selokan air yang arahnya
keluar bak, agar tidak mencemari air yang masuk ke bak penangkap.
b) Pada bak perlindungan dilengkapi pipa peluap (overflow) yang dipasang
dengan saringan kawat kasa.
c) Tutup bak (manhole) terbuat dari bahan yang kuat dan rapat air, ukuran garis
tengah minimum 60 cm (sebaiknya bundar) pada atas bak penampungannya.
d) Lantai bak penampungan harus rapat air dan mudah dibersihkan serta
mengarah pada pipa penguras.
e) Dilengkapi saluran pembuangan air limbah yang rapat air dan kemiringan
minimal 2%.
3. Jaringan dan distribusi
Jaringan dan distribusi air PMA (Perlindungan Mata Air) ini, tentunya
sangat dipengaruhi oleh kondisi alam, potensi alam, SDM, serta kepedulian
lembaga ataupun instansi pemerintah dalam mengelola sarana sumber air PMA
8
yang ada di wilayah setempat. Secara teknis dalam sistem jaringan air PMA
biasanya terbagi dalam beberapa bak penangkap air yaitu:
a. Broncaptering adalah bangunan penangkap aliran rembesan air PMA dari
sumbernya, dengan kontruksi beton semen dilengkapi ijuk dan kerikil sebagai
penyaring air PMA.
b. Reservoir utama adalah bangunan penampungan air PMA yang berasal dari
broncaptering, jarak relatif dekat, kontruksi lebih besar dan biasanya dibuat
satu buah bak saja.
c. Reservoir sekunder adalah bak penampungan sekaligus sebagai jaringan bak
pembagi pada wilayah pemukiman sesuai dengan sarana yang akan
dimanfaatkan.
d. Hidran umum/kran umum adalah salah satu bangunan bak atau tendon air yang
merupakan jaringan distribusi air PMA pada wilayah perkampungan atau
pemukiman yang sifatnya milik bersama/umum.
e. Sambungan rumah/kran rumah adalah bagian jaringan distribusi air PMA pada
wilayah perumahan yang sifatnya milik perorangan dan biasanya tingkat
kepemilikannya sangat rendah.
C. Pencemaran Air
Istilah pencemaran air atau polusi air cenderung semakin mengemuka
sekarang ini dan mungkin di masa-masa mendatang, meningkatnya masalah
penurunan kualitas air semakin nampak dan dirasakan pengaruhnya oleh banyak
orang dan masyarakat pada umumnya. Masalah memburukanya kualitas air
9
semakin dirasakan pada saat musim kemarau ketika kualitas air dan debit air
berkurang.
Dalam Peraturan Pemerintah RI No.82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air yang dimaksud dengan
Pencemaran Air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi
dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi
sesuai dengan peruntukkannya.
D. Sumber Pencemar Air
Menurut Ryadi dalam Aryana, 2010 sumber-sumber pencemaran air dapat
berasal dari:
1. Sumber domestik (rumah tangga) : perkampungan, kota, pasar, jalan dan
sebagainya.
2. Sumber non-domestik (bukan rumah tangga) : industri (pabrik), pertanian,
peternakan, perikanan serta sumber-sumber lainnya yang banyak memasuki
badan air. Secara langsung maupun tidak langsung pencemar tersebut akan
berpengaruh terhadap kualitas air, baik untuk keperluan air minum, air industri
maupun keperluan lainnya.
E. Persyaratan Air Minum
Menurut Peraturan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010, air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
10
dapat langsung diminum. Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi
persyaratan fisika, mikrobiologi dan kimia.
1. Syarat Fisika
Syarat fisika air sebagai air minum yaitu sebagai berikut:
Tabel 1
Syarat Fisika Air Minum
Parameter Satuan Kadar maksimum
yang diperbolehkan
Bau Tidak berbau
Warna TCU 15
Total zat padat
terlarut
mg/l 500
Kekeruhan NTU 5
Rasa Tidak berasa
Suhu 0C Suhu udara ±3
Sumber. Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010
2. Syarat Kimia
Syarat kimia air sebagai air minum yaitu sebagai berikut:
Tabel 2
Syarat Kimia Air Minum
Parameter Satuan Kadar maksimum
yang diperbolehkan
Aluminium mg/l 0,2
Besi mg/l 0,3
Kesadahan mg/l 500
Khlorida mg/l 250
Mangan mg/l 0,4
11
pH 6,5-8,5
Seng mg/l 3
Sulfat mg/l 250
Tembaga mg/l 2
Amonia mg/l 1,5
Sumber. Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010
3. Syarat Mikribiologi
Syarat mikrobiologi air sebagai air minum yaitu sebagai berikut:
Tabel 3
Syarat Mikrobiologi Air Minum
Parameter Satuan Kadar maksimum
yang diperbolehkan
Eschericia Coli Jumlah per 100 ml
sampel
0
Total Bakteri
Coliform
Jumlah per 100 ml
sampel
0
Sumber. Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010
F. Dampak Terhadap Kesehatan
Selain berperan penting bagi kelangsungan hidup manusia, air juga dapat
berfungsi sebagai media penularan penyakit. Risiko penularan penyakit melalui
media air disebabkan oleh air yang tercemar oleh kandungan mikroorganisme
pathogen. Penularan penyakit melalui media air dapat dibedakan menjadi empat
katagori (Sukmayati Alegentina, 2008) antara lain sebagai berikut:
12
1. Water borne disease
Penyakit yang ditularkan langsung melalui air minum, dimana air tersebut
mengandung kuman phatogen bila diminum dapat menyebabkan penyakit antara
lain kolera, typhoid, hepatitis infektiosa, disentri dan gastroenteritis.
2. Water washed disease
Penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air untuk pemeliharaan hygienis
perseorangan dengan terjaminnya kebersihan oleh tersedianya air yang cukup
maka penyakit-penyakit tertentu dapat dikurangi penularannya pada manusia,
seperti penyakit infeksi saluran pencernaan (diare), penyakit infeksi kulit dan
selaput lendir.
3. Water based diseases
Penyakit yang ditularkan oleh bibit penyakit yang sebagian siklus hidupnya di
air, seperti schistosomiasis. Larva schistomiasis hidup di dalam keong-keong air
setelah waktunya larva ini akan mengubah bentuk menjadi cercaria yang dapat
menembus kulit.
4. Water related insect diseases
Penyakit yang ditularkan melalui vector yang hidupnya tergantung pada air
misalnya malaria, demam berdarah, filariasis dan sebagainya.
13
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Gambar 1
Kerangka Konsep
Penelitian dilakukan di mata air Taman Beji Desa Ubung Kaja Denpasar
dengan objek penelitian yaitu untuk mengetahui kualitas air mata air Taman Beji
tersebut. Kualitas air yang diukur yaitu fisik, kimia dan mikrobiologi kemudian
dilakukan pengujian di laboratorium dan hasilnya dibandingkan dengan Peraturan
Mata Air
Taman Beji
Kualitas air
Fisik
Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor. 492/MENKES/PER/IV
Tahun 2010
Memenuhi
syarat
Tidak Memenuhi
Syarat
Kimia Mikrobiologi
14
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV Tahun
2010 sehingga mendapatkan hasil akhir berupa memenuhi syarat dan tidak
memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai air minum.
B. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
Variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian (Suryabrata, 2011). Adapun variabel penelitian ini yaitu
kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi air mata air Taman Beji Desa Ubung Kaja
Denpasar.
2. Definisi operasional
Definisi operasional yang akan diteliti dalam penilitian ini yaitu:
No Variabel Definisi
operasional
Cara
pengukuran
Skala
1 2 3 4 5
1. Kualitas
fisik air
Kondisi air
yang meliputi
suhu dan
kekeruhan
Mengukur derajat
celcius suhu air
dan partikel
bahan yang
tersuspensi dalam
air
Nominal
(Memenuhi syarat
dan Tidak
Memenuhi Syarat)
2. Kualitas
kimia air
Kondisi air
yang meliputi
pH dan
kesadahan
Mengukur tingkat
keasaman atau
kebasaan yang
dimiliki oleh
suatu larutan dan
mengukur kadar
Ca (Kalsium)
Nominal
(Memenuhi syarat
dan Tidak
Memenuhi Syarat)
15
serta Mg
(Magnesium) air
dalam satuan mg/l
1 2 3 4 5
3. Kualitas
mikrobiolo
gi air
Kondisi air
yang meliputi
Coliform dan
Eschericia coli
Mengukur jumlah
bakteri yang
terkandung dalam
air dengan satuan
jumlah per 100 ml
sampel
Nominal
(Memenuhi syarat
dan Tidak
Memenuhi Syarat)
16
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan
penelitian deskriptif yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu (Suryana,
2010). Penulis menggambarkan menggunakan jenis penelitian yang bersifat
deskriptif untuk mengetahui kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi air mata air
Taman Beji yang digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air
minum.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di lokasi sumber mata air Taman Beji Desa Ubung
Kaja yaitu di Jalan Ken Dedes Denpasar Utara.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Juni 2018.
C. Unit Analisis
Unit analisis penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai
subjek penelitian. Unit analisis penelitian tersusun atas objek penelitian dan subjek
penelitian (Arikunto, 2002). Dalam penelitian ini yang dimaksud sebagai objek
penelitian atau variabel penelitian adalah air mata air Taman Beji. Sedangkan
17
subjek penelitian dalam penelitian ini adalah kualitas air mata air Taman Beji Desa
Ubung Kaja Denpasar.
1. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Sedangkan sampel adalah
sebagian anggota dari populasi yang dipilih sehingga diharapkan dapat mewakili
populasinya (Nurhayati, 2008).Sebagai populasi dan sampel dalam penelitian yang
dilakukan yaitu air mata air Taman Beji Desa Ubung Kaja Denpasar.
2. Teknik pengambilan sampel
Pengambilan sampel air dilakukan sebanyak dua kali untuk pemeriksaan
kualitas air berupa kualitas fisik dan mikrobiologi dikarenakan kualitas tersebut
bersifat fluktuatif.Sedangkan untuk kualitas kimia pengambilan sampel hanya
dilakukan satu kali dikarenakan bersifat stabil (tetap).
Teknik pengambilan sampel dalam pemeriksaan kualitas mikrobiologi
sebagai berikut:
a. Alat dan Bahan
1) Botol steril
2) Coolbox
3) Bunsen
4) Kertas label
b. Prosedur Kerja
1) Menyiapkan botol steril 100 ml yang tertutup dengan kertas aluminium.
18
2) Mensterilkan kran dengan cara memfiksasi mulut kran.
3) Membuka kran selama 1-2 menit.
4) Membuka botol steril berisi sampel kurang lebih ¼ volume botol.
5) Kemudian memfiksasi bagian mulut botol, selanjutnya botol ditutup kembali.
6) Isi kode sampel pada botol.
7) Masukkan sampel dalam cool box.
8) Sampel dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan.
Sedangkan untuk pemeriksaan kualitas fisik dan kimia akan dilakukan
langsung di mata air Taman Beji Desa Ubung Kaja. Berikut ini prosedur
pemeriksaan kualitas fisik dan kimia air:
a. Alat dan bahan
1) Beaker glass
2) Handscoon
3) Thermometer air
4) Komparator kesadahan
5) Turbidimeter
6) Stick pH
b. Prosedur kerja
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Mengambil sampel sesuai dengan kebutuhan.
3) Melakukan pemeriksaan suhu, kekeruhan, pH, dan kesadahan terhadap sampel
tersebut.
4) Catat hasil.
19
D. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis data yang dikumpulkan
a) Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan termasuk
laboratorium (Prof.Dr.S.Nasution, 2012). Yang dimaksud dengan data primer
dalam penelitian ini adalah hasil pemeriksaan laboratorium kualitas air mata air
Taman Beji Desa Ubung Kaja Denpasar.
b) Data sekunder
Data sekunder adalah sumber dari bahan bacaan (Prof.Dr.S.Nasution, 2012).
Sumber data berupa sumber tertulis yang dibagi atas gambaran umum lokasi,
sumber buku dan makalah ilmiah, sumber dari arsip, jurnal serta kepustakaan
lainnya.
2. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan cara melakukan
observasi terhadap keadaan sumber mata air Taman Beji, wawancara pengelola
Taman Beji serta melakukan pengambilan sampel air di mata air Taman Beji Desa
Ubung Kaja Denpasar, untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan kualitas airnya
di laboratorium.
3. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang akan digunakan dalam pengambilan
data yaitu:
a. Alat tulis dan kertas digunakan untuk mencatat hasil penilaian.
20
b. Kamera digunakan untuk mendokumentasikan.
c. Laptop digunakan untuk pembuatan laporan.
d. Lembar inspeksi untuk melakukan penilaian terhadap keadaan mata air.
e. Alat yang digunakan untuk mengambil sampel:
1) Botol steril
2) Stik pH
3) Coolbox
4) Turbidimeter
5) Thermometer air
6) Bunsen
7) Komparator kesadahan
8) Beaker glass
9) Kertas label
E. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan data
Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan, selanjutnya diperiksa
ketepatan atau kesesuaian jawaban dari penilaian serta kelengkapannya. Setelah
data dikumpulkan, data diperiksa untuk mengetahui apakah data tersebut cukup
baik dan memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Data primer
maupun sekunder tersebut kemudian dikelompokkan sesuai dengan kategori dalam
bentuk tabel dan narasi sehingga memudahkan dalam analisis data.
21
2. Analisis data
Analisis data dilakukan secara deskriptif, yaitu dengan cara membandingkan
hasil pemeriksaan kualitas air yang didapatkan dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum sehingga dapat diketahui apakah memenuhi
syarat atau tidak memenuhi syarat.
22
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kondisi lokasi penelitian
Penelitian dilakukan di mata air Taman Beji Desa Ubung Kaja Denpasar.
Mata air ini terletak di lingkungan dekat dengan permukiman warga. Batas
wilayah Mata Air Taman Beji yaitu:
Batas Utara : Br. Pohgading
Batas Selatan : Br. Binoh
Batas Timur : Br. Dauh Kutuh
Batas Barat : Br. Petangan Gede
Mata air ini keluar dari tanah dengan jumlah satu titik sumber air. Sumber
air tersebut disalurkan dengan pipa Polyvinil Chloride (PVC). Mata air Taman
Beji tidak memiliki bak penampung tetapi dilindungi dengan cara tradisional oleh
masyarakat Desa Ubung Kaja sebagai upaya melestarikan mata air tersebut. Mata
air ini dipercaya juga oleh masyarakat sebagai air yang dapat diminum secara
langsung tanpa dimasak terlebih dahulu. Masyarakat yang mengambil air di Mata
Air Taman Beji diharapkan menghaturkan canang dan punia seiklasnya. Air
Taman Beji ini dikonsumsi oleh masyarkat yang berasal dari desa Ubung Kaja,
bahkan ada masyarakat dari luar desa tersebut. Ketika peneliti melakukan
pengukuran debit terhadap mata air Taman Beji ini, didapatkan hasil sebagai
berikut:
23
Diketahui:
Waktu (t) : 16 detik
Volume :
R (jari-jari besar) = 12,5 cm
r (jari-jari kecil = 8,5 cm
t (tinggi) = 20 cm
Jadi volume =1
3πt (R2 +rR+ r2)
=1
33,14.20 ((12,5
2 )+8,5.12,5+ (8,5
2))
=1
362,8 (156,25+106,25+ 72,25)
=: 20,93 x 334,75
= 7.006,3 cm3
= 7,0063 liter
Sehingga debit yang dihasilkan dari mata air Taman Beji Desa Ubung Kaja
Denpasar yaitu:
Debit (Q) = Volume
waktu
= 7,0063 liter
16 detik
= 0,437 liter/detik
Dengan debit yang dihasilkan yaitu 0,437 liter/detik maka dapat memenuhi
kebutuhan air sebesar 60 liter/orang/hari untuk 500 orang pemakai mata air
tersebut.
24
2. Hasil Penelitian Terhadap Mata Air Taman Beji
Dalam penelitian ini penulis mengadakan pemeriksaan terhadap kualitas air
Taman Beji Desa Ubung Kaja Denpasar. Pemeriksaan yang dilakukan terdiri dari 2
jenis pemeriksaan yaitu:
a. Pemeriksaan di lapangan
Pemeriksaan yang dilakukan di lapangan yaitu kualitas fisik dengan
parameter suhu dan kekeruhan serta kualitas kimia yaitu parameter pH dan
kesadahan. Adapun hasil pemeriksaan yang dilakukan di lapangan dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel 4
Hasil Pemeriksaan Parameter Fisik Suhu dan Kekeruhan
Air Taman Beji
Parameter
Fisik
Tanggal Hasil Satuan Kadar Maksimum
yang
Diperbolehkan
Keterangan
Suhu
16/4/2018 28 0C Suhu udara ±3 Memenuhi
syarat
16/5/2018 29 0C Suhu udara ±3 Memenuhi
Syarat
Kekeruhan
16/4/2018 0,11 NTU 5 Memenuhi
syarat
16/5/2018 0,11 NTU 5 Memenuhi
syara
Tabel 5
Hasil Pemeriksaan Parameter Kimia pH dan Kesadahan
Air Taman Beji
Parameter
Kimia
Tanggal Hasil Satuan Kadar Maksimum
yang
Diperbolehkan
Keterangan
pH 16/5/2018 7 - 6,5-8,5 Memenuhi
syarat
Kesadahan 16/5/2018 60 mg/l 500 Memenuhi
syarat
25
b. Pemeriksaan di laboratorium
Pemeriksaan di laboratorium penulis menggunakan jasa laboratorium Jurusan
Kesehatan Lingkungan Poltekkes Denpasar. Dalam pemeriksaan di laboratorium
dilakukan dengan pengambilan sampel air untuk pemeriksaan mikrobiologi.
Sampel air diambil tanggal 16 april 2018 jam 08.00 WITA dan 16 Mei 2018 jam
08.00 WITA pada outlet tempat masyarakat mengambil air kemudian dibawa
langsung ke laboratorium. Sampel air tiba di laboratorium jam 08.30 WITA. Hasil
pemeriksaan kualitas mikrobiologi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6
Hasil Pemeriksaan Mikrobiologi Eschericia Coli dan Coliform
Air Taman Beji
Parameter
Mikrobiologi Tanggal Hasil Satuan
Kadar
Maksimum yang
Diperbolehkan
Keterangan
Eschericia
coli
16/4/2018 0
Jumlah
per
100 ml
sampel
0
Memenuhi
syarat
16/5/2018 0
Jumlah
per
100 ml
sampel
0
Memenuhi
syarat
Total
bakteri
Coliform
16/4/2018 0
Jumlah
per
100 ml
sampel
0
Memenuhi
syarat
16/5/2018 0
Jumlah
per
100 ml
sampel
0
Memenuhi
syarat
26
B. Pembahasan
Dalam pemeriksaan kualitas air yang penulis lakukan dengan dua jenis
pemeriksaan yaitu pemeriksaan di lapangan dan pemeriksaan di laboratorium.
1. Parameter fisik dan kimia di lapangan
a. Suhu
Pemeriksaan suhu terhadap air mata air Taman Beji Desa Ubung Kaja
dilakukan 2 (dua) kali di hari yang berbeda dengan waktu yang sama. Hasil
pemeriksaan suhu yang didapatkan yakni pengukuran pertama 280C dan
pengukuran kedua 290C. Suhu air akan mempengaruhi penerimaan masyarakat
terhadap air tersebut dan dapat pula mempengaruhi reaksi kimia dalam
pengolahannya terutama apabila suhu sangat tinggi (Dewi Elfidasari, 2015).
Menurut Permenkes suhu air yang diperbolehkan yaitu suhu udara ± 30C.
Sehingga dari hasil pengukuran suhu air Taman Beji Desa Ubung Kaja
memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan yang diperbolehkan. Suhu dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas cahaya matahari, pertukaran
panas antara air dengan udara sekelilingnya dan ketinggian geografis. Peningkatan
suhu yang terjadi di dalam air juga dapat menyebabkan kelarutan oksigen menurun
dan mempengaruhi secara langsung toksisitas terhadap mikroorganisme di dalam
air sehingga dapat mempengaruhi kesehatan manusia jika air tersebut dikonsumsi
karena mengandung racun.
b. Kekeruhan
Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang bersifat
organik, maupun anorganik. Zat anorganik biasanya berasal dari lapukan tanaman
27
atau hewan dan buangan industri juga berdampak terhadap kekeruhan air,
sedangkan zat organik dapat menjadi makanan bakteri, sehingga mendukung
pembiakannya dan dapat tersuspensi dan menambah kekeruhan air. Air yang keruh
sulit didisinfeksi,karena mikroba terlindung oleh zat tersuspensi tersebut, sehingga
berdampak terhadap kesehatan, bila mikroba terlindung menjadi pathogen
(Soemirat, 2001).
Hasil dari pengukuran kekeruhan yang dilakukan terhadap air Taman Beji
Desa Ubung Kaja yaitu 0,11NTU pada pengukuran pertama dan kedua. Dari hasil
tersebut, menurut Permenkes 492/MENKES/PER/IV/2010 kadar maksimum yang
diperbolehkan yaitu 5 NTU sehingga kekeruhan pada air Taman Beji memenuhi
syarat yang telah ditentukan. Menurut Effendi (2003) menyatakan bahwa tingginya
nilai kekeruhan juga dapat menyulitkan usaha penyaringan dan mengurangi
efektivitas desinfeksi pada proses penjernihan air.
c. pH
pH merupakan derajat keasaman suatu larutan. Dari hasil pengukuran yang
dilakukan di lapangan didapatkan hasil pH air Taman Beji yaitu 7. Jika
dibandingkan dengan Permenkes standar pH yang dianjurkan adalah 6,5-8,5 dengan
demikian pH air Taman Beji masih pada kisaran standar Permenkes No.
492/MENKES/PER/IV/2010.
Tinggi atau rendahnya pH air dipengaruhi oleh senyawa atau kandungan
dalam air tersebut. Faktor yang mempengaruhi pH air yaitu sisa-sisa pakan dan
kotoran yang mengendap, kandungan CO2 yang tinggi, tegalan, kandang sapi dan
kandang babi yang menghasilkan limbah padat (sampah/bahan organik) dan limbah
28
cair yang dapat meresap ke perairan. Apabila pH lebih kecil dari 6,5 atau lebih besar
dari 8,5 akan menyebabkan korosititas pada pipa-pipa air yang terbuat dari logam
dan dapat mengakibatkan senyawa kimia berubah menjadi racun yang dapat
meracuni tubuh manusia jika mengkonsumsi air tersebut (Rosa Adelina, 2011)
d. Kesadahan
Kesadahan atau hardness adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh air.
Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca2+ dan Mg2+, atau
dapat juga disebabkan karena adanya ion-ion lain dari polyvalent metal (logam
bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat, klorida
dan bikarbonat dalam jumlah kecil.Kesadahan ada dua jenis yaitu kesadahan
sementara dan tetap (Effendi, 2003).
Pengukuran kesadahan yang dilakukan terhadap air Taman Beji Desa Ubung
Kaja mendapatkan hasil yaitu 60 mg/l. Dari hasil pengukuran yang didapatkan,
hasil tersebut memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan Permenkes
492/MENKES/PER/IV/2010 yaitu standar yang diperbolehkan 500 mg/l. Hasil
kesadahan yang didapatkan pada air Taman Beji memiliki sifat kesadahan
sementara, dimana kesadahan ini dapat dihilangkan atau dikurangi dengan cara
direbus sebelum digunakan sebagai air minum. Menurut WHO air yang bersifat
sadah dapat menimbulkan gangguan terhadap kesehatan seperti cardiovascular
disease (penyumbatan pembuluh darah jantung) dan urithialis (batu ginjal). Selain
menimbulkan penyakit terhadap manusia, air sadah juga memberikan dampak
ekonomis yaitu penggunaan sabun yang berlebihan.
29
2. Pemeriksaan di laboratorium
a. Eschericia coli
E. coli merupakan sebagian besar flora normal di dalam usus yang bersifat
aerob, umumnya bakteri ini tidak menyebabkan penyakit melainkan dapat
membantu fungsi humoral dan nutrisi. Organisme ini dapat menjadi pathogen
apabila mencapai jaringan diluar saluran pencernaan khususnya saluran air kemih,
saluran empedu, paru-paru dan pada selaput otak dapat menyebabkan peradangan.
Hal ini dapat terjadi bila daya tahan atau kekebalan tubuh lemah pada tempat
tersebut (Ratih Haribi, 2010). Menurut penelitian Aryana (2010) menunjukkan
adanya E.coli pada mata air menunjukkan adanya limbah yang dapat mencemari
mata air yang berasal dari kotoran manusia, kotoran binatang (burung) dan
dedaunan yang masuk melalui limpasan air hujan, maupun infiltrasi air ke dalam
tanah menuju mata air.
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, jumlah bakteri Eschericia coli
air Taman Beji Desa Ubung Kaja diperoleh hasil bahwa bakteri Eschericia coli
sebesar 0/100 ml sampel pada pemeriksaan pertama. Sedangkan pemeriksaan kedua
didapatkan hasil bakteri Eschericia coli yang didapatkan yaitu 0/100 ml sampel.
Jika dibandingkan dengan Permenkes kadar maksimum yang diperbolehkan untuk
Eschericia coli adalah 0/100 ml sampel, dengan demikian keberadaan Eschericia
coli pada mata air Taman Beji memenuhi standar Permenkes No.
492/MENKES/PER/IV/2010. Hal ini menandakan bahwa mata air Taman Beji
Desa Ubung Kaja tidak tercemar oleh faeses ternak maupun manusia. Sehingga
dalam hal ini juga, air yang berasal dari mata air Taman Beji Desa Ubung Kaja
Denpasar dapat dikonsumsi sebagai air minum akan tetapi lebih baik dilakukan
30
perebusan terlebih dahulu, dikarenakan mata air ini bersumber dari dalam tanah dan
bakteri-bakteri lainnya akan dapat mati sehingga meminimalisir terjadinya
gangguan tehadap kesehatan(water borne disease) bagi yang mengkonsumsi air
Taman Beji ini.
b. Total Bakteri Coliform
Bakteri Coliform merupakan golongan mikroorganisme yang lazim
digunakan sebagai indikator, dimana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk
menentukan suatu sumber air telah terkontaminasi oleh pathogen atau tidak. Bakteri
Coliform ini menghasilkan zat etionin yang dapat menyebabkan kanker. Selain itu,
bakteri pembusuk ini juga memproduksi bermacam-macam racun seperti indol dan
skatol yang dapat menimbulkan penyakit bila jumlahnya berlebih di dalam tubuh.
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium diperoleh total bakteriColiform
sebesar 0/100 ml sampel pada pemeriksaan pertama. Sedangkan pemeriksaan kedua
didapatkan total bakteri Coliform yang didapatkan yaitu 0/100 ml sampel. Jika
dibandingkan dengan Permenkes, total bakteri Coliform yang diperbolehkan yaitu
0/100 ml sampel dengan demikian total bakteri Coliform air Taman Beji memenuhi
standar Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010. Tidak adanya Coliform pada
mata air Taman Beji disebabkan karena sarana pengambilan air tersebut
menggunakan pipa yang cukup dijaga kebersihannya setiap hari serta adanya
saringan untuk menyaring air dari mata air ke wadah masyarakat yang digunakan
untuk menampung air. Selain itu tempat mata air Taman Beji berada jauh dari
persawahan yang memungkinkan terjadinya pencemaran. Diharapkan masyarakat
tetap merebus terlebih dahulu air yang diambil di mata air Taman Beji untuk
31
meminimalisir terjadinya gangguan kesehatan yang disebabkan oleh bakteri-bakteri
lain yang kemungkinan berada di dalam mata air tersebut.
32
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Adapun simpulan dari penelitian yang telah dilakukan di mata air Taman Beji
Desa Ubung Kaja Denpasar sebagai berikut:
1. Hasil pemeriksaan kualitas fisik mata air Taman Beji Desa Ubung Kaja
Denpasar yaitu suhu 280C dan 290C dalam waktu pengukuran yang berbeda
serta kekeruhan dengan hasil yang sama saat pengukuran pertama dan kedua
yaitu 0,11 NTU. Sehingga hasil yang diperoleh memenuhi standar Permenkes
No 492/MENKES/PER/IV/2010.
2. Hasil pemeriksaan kualitas kimia mata air Taman Beji yaitu pH 7 dan
kesadahan 60 mg/l. Sehingga pH dan kesadahan air Taman Beji memenuhi
standar Permenkes No 492/MENKES/PER/IV/2010.
3. Hasil pemeriksaan kualitas mikrobiologi mata air Taman Beji yaitu Eschericia
coli dan Total Bakteri Coliform yaitu 0/100 ml sampel. Sehingga kualitas
mikrobiologi dalam air Taman Beji ini memenuhi standar kualitas sebagai air
minum menurut Permenkes No 492/MENKES/PER/IV/2010.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu sebagai berikut:
1. Kepada Kepala Desa Ubung Kaja
Disarankan membuat pagar permanen untuk melindungi lingkungan sekitar
mata air Taman Beji Desa Ubung Kaja.
33
2. Kepada Puskesmas II Denpasar Utara
Disarankan untuk tetap melakukan pemeriksaan kualitas air dalam jangka
waktu 6 bulan sekali.
3. Kepada Masyarakat Desa Ubung dan Pemakai Air Taman Beji
Disarankan bila mengkonsumsi air Taman Beji sebaiknya diolah terlebih
dahulu dengan cara dimasak sampai mendidih serta melakukan penghijauan di
sekitar lingkungan mata air Taman Beji.
34
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Arthana, I. W., 2004. Studi Kualitas Air Beberapa Mata Air Di Sekitar Bedugul
Bali, Denpasar: Universitas Udayana.
Aryana, I. K., 2010. Analisis, Kualitas Air dan Lingkungan Fisik Pada
Perlindungan Mata Air Di Wilayah Kerja Puskesmas Tabanan I Kabupaten
Tabanan , Denpasar: Universitas.
Dewi Elfidasari, N. N. Y. E. R. L. P., 2015. Kualitas Air Situ Lebak Wangi Bogor
Berdasarkan Analisa Fisika, Kimia dan Biologi. AL-AZHAR INDONESIA SERI
SAINS DAN TEKNOLOGI, Volume 3, p. 2.
Effendi, H., 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Jakarta: Kanisius.
Nurhayati, 2008. Studi Perbandingan Metode Sampling Antara Simple Random
Dengan Stratified Random. Jurnal Basis Data, ICT Research Center UNAS,
Volume 3, p. 1.
Peraturan Pemerintah RI No.82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kuaitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Prof.Dr.S.Nasution, M., 2012. Metode Research. s.l.:Bumi Aksara.
Ratih Haribi, K. Y., 2010. Pemeriksaan Eschericia coli Pada Air Bak Wudhu 10
Masjid di Kecamatan Tlogosari Semarang. Jurnal Kesehatan, Volume 3, p. 1.
Rohim, M., 2006. Analisis Penerapan Metode Kaporitisasi Sederhana Terhadap
Kualitas Bakteriologis Air PMA, Semarang: Tesis.
Rosa Adelina, W. H. A. S., 2011. Penilaian Air Minum Isi Ulang Berdasarkan
Parameter Fisika dan Kimia di dan luar Jabodetabek Tahun 2011. Pusat
Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Badan Litbangkes Kemenkes RI.
Soemirat, J. S. 2001. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press :
Yogyakarta
Subhiandono, B. K., 2016. Perbedaan Kualitas Bakteriologis (Colifom) dan Fisik
(Warna dn Kekeruhan) Pada Air Baku dan Air Isi Ulang di Kecamatan
Pontianak Utara. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 4, p. 3.
Suciastuti, S. T. d. E., 2002. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka
Cipta.
35
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
ALFABETA.
Sukmayati Alegentina, d., 2008. Pengembangan Model Proses Filtrasi dan
Disinfeksi Yang Mempengaruhi Kualitas Air Minum Isi Ulang. Media Litbang
Kesehatan, Volume XVIII, p. 3.
Suryabrata, S., 2011. Metodologi Penelitian. 1 ed. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Suryana, 2010. Metodologi Penelitian, s.l.: Universitas Pendidikan Indonesia.
WHO, 2004. Guidelines for Drinking-Water Quality. Volume 1.
36
LAMPIRAN 2
DOKUMENTASI PENELITIAN
37
Melakukan fiksasi terhadap botol
sampel air
Mengambil sampel air Taman
Beji Desa Ubung Kaja
38
Keadaan sekitar pancoran mata
air Taman Beji Desa Ubung Kaja
Bagian lantai dari mata air
Taman Beji Desa Ubung Kaja
39
Melakukan pengukuran pH air
Taman Beji Desa Ubung Kaja
Melakukan pengukuran suhu air
Taman Beji Desa Ubung Kaja
Denpasar
40
Melakukan pengukuran
kesadahan air Taman Beji Desa
Ubung Kaja
Melakukan pengukuran
kekeruhan air Taman Beji Desa
Ubung Kaja
41
Keadaan Mata Air Taman Beji Desa Ubung Kaja Denpasar
42
Lampiran 2
43
Lampiran 3
44
Lampiran 4
45
46
Lampiran 5