tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang … · umur 0-6 bulan di rb an-nuur surakarta ... sistem...
TRANSCRIPT
TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG
DAMPAK PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA BAYI
UMUR 0-6 BULAN DI RB AN-NUUR SURAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Lia Solikhah
B.12 025
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG
DAMPAK PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA BAYI
UMUR 0-6 BULAN DI RB AN-NUUR SURAKARTA
Diajukan oleh :
Lia Solikhah
NIM B12025
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal......................
Pembimbing
Naila Faizah, SST.,M.Kes
NIK 201489132
iii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG
DAMPAK PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA BAYI
UMUR 0-6 BULAN DI RB AN-NUUR SURAKARTA
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh :
Lia Solikhah
B12025
Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program DIII Kebidanan
Pada Tanggal ...........................
PENGUJI I PENGUJI II
Ernawati, S.ST.,M.Kes Naila Faizah, SST.,M.Kes
NIK 200886033 NIK 201489132
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka. Prodi DIII Kebidanan
Retno Wulandari, S.ST
NIK. 200985034
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang
Dampak Pemberian Susu Formula Pada Bayi Umur 0-6 Bulan Di RB An-Nuur
Surakarta”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas
akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi DIII Kebidanan
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Naila Faizah, SST.,M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Ibu Hj. Sri Surti Mulyani, Amd.Keb selaku Direktur RB An-Nuur Surakarta,
yang telah bersedia untuk memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan
data.
5. Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya
semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, April 2015
Penulis
v
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2015
Lia Solikhah
B12025
TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG
DAMPAK PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA BAYI
UMUR 0-6 BULAN DI RB AN-NUUR SURAKARTA
xii + 50 halaman + 22 lampiran + 5 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Susu formula merupakan makanan yang seharusnya diberikan
kepada bayi yang berumur diatas 6 bulan. Karena susu formula adalah salah satu
penyebab bayi mengalami dampak dari pemberian susu formula. Kurang siapnya
sistem pencernaan bayi terhadap makanan dan cairan lain selain ASI dapat
menyebabkan bayi mudah terserang suatu penyakit seperti menimbulkan
gangguan saluran pencernaan seperti diare, muntah, atau kesulitan buang air
besar. Demikian juga dengan gangguan lainnya seperti batuk, sesak, dan
gangguan kulit. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang dampak yang dapat
ditimbulkan dari susu formula menjadikan ibu memilih memberikan susu formula
kepada bayinya.
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang dampak
pemberian susu formula pada bayi umur 0-6 bulan di RB An-Nuur Surakarta.
Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif
kuantitatif dan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitiannya
adalah ibu menyusui yang datang berkunjung di RB An Nuur Surakarta dengan
menggunakan teknik accidental sampling. Pengumpulan data dengan
menggunakan kuesioner tertutup kepada responden. Analisis data menggunakan
Univariat dengan 3 tingkat pengetahuan yaitu baik, cukup dan kurang.
Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden
mempunyai pengetahuan cukup tentang dampak susu formula pada bayi umur 0 –
6 bulan yaitu sebanyak 15 orang (75%).
Kata Kunci : pengetahuan, ibu menyusui, dampak susu formula, bayi
Kepustakaan : 15 literatur (Tahun 2007 s/d 2013)
vi
MOTTO
1. Jadilah manusia yang selalu ingat atas segala pemberian dari-Nya, tengoklah
ke bawah agar kamu selalu bersyukur, dan janganlah kamu sombong karena
ada yang masih berada diatasmu (Allah SWT).
2. Tiada pernah ada kesuksesan tanpa ada usaha dan tiada pernah ada usaha tanpa
ada mimpi maka bermimpilah dan berusahalah untuk sukses.
PERSEMBAHAN
1. Terima kasih kepada Allah SWT yang selalu memberikanku petunjuk dan
kesehatan sampai saat ini.
2. Terima kasih untuk kedua orang tua ku bapak Achmadi dan ibu Carsuni yang
sangat menyayangiku dan telah memberikan kado terindah dalam hidupku.
3. Terima kasih untuk motivasi, dukungan dan bantuannya yang terus diberikan
untukku selama ini kepada kedua kakak ku Slamet Nuryanto, SH dan
Muhamad Agung Mahdi, SH
4. Terima kasih untuk ibu Naila Faizah, SST.,M.Kes dan ibu Christiani Bumi P,
SsiT.,M.Kes yang selama ini sudah sabar memberikan bimbingan kepadaku.
5. Terima kasih untuk pembimbing akademikku ibu Yunia Renny Andhikatias,
SST yang telah membimbing dan memudahkan bimbingannya selama ini.
6. Mbak Ova dan mbak Farida di RB An Nuur Surakarta terima kasih sudah
banyak membantu dalam penelitian ini.
7. Terima kasih untuk teman – teman yang selalu berbagi suka dan duka serta
telah banyak membantuku selama ini kepada Feri, Yuni, Dyan dan Puji.
8. Untuk teman seperjuangan yang tidak bisa saya tuliskan satu per satu terima
kasih atas bantuan dan kerjasamanya selama ini.
9. Terima kasih untuk semua yang telah ikut mendukung dan mendoakan ku
selama ini.
10. Almamater tercinta.
vii
CURICULUM VITAE
Nama : Lia Solikhah
Tempat / Tanggal Lahir : Karanganyar, 18 Oktober 1993
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Krambilan, Rt 01/ Rw 05 Malangjiwan Colomadu
Karanganyar
Riwayat Pendidikan
1. SD Muhamadiyah Malangjiwan Colomadu LULUS Tahun 2006
2. SMP N 03 Colomadu LULUS Tahun 2009
3. SMA N Colomadu LULUS Tahun 2012
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Angkatan 2012
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................ vi
CURICULUM VITAE .......................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 5
1. Umum .............................................................................. 5
2. Khusus ............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 6
E. Keaslian Penelitian ............................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ...................................................................... 12
1. Pengetahuan ..................................................................... 12
2. Ibu Menyusui ................................................................... 15
3. Susu Formula ................................................................... 21
4. Dampak Pemberian Susu Formula .................................. 24
5. Bayi 0-6 Bulan ................................................................. 28
B. Kerangka Teori ..................................................................... 30
C. Kerangka Konsep ................................................................. 31
ix
BAB III METODOLOGI
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................ 32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 32
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................. 33
D. Variabel Penelitian .................................................................... 33
E. Definisi Operasional ................................................................. 34
F. Instrumen Penelitian ................................................................. 34
G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 37
H. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data .............................. 38
I. Etika Penelitian ......................................................................... 40
J. Jadwal Penelitian ...................................................................... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................ 42
B. Hasil Penelitian ........................................................................ 42
C. Pembahasan ............................................................................. 44
D. Keterbatasan Penelitian ........................................................... 47
1. Kendala .............................................................................. 47
2. Keterbatasan ...................................................................... 48
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 49
B. Saran ....................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Definisi Operasional ............................................................... 34
Tabel 4.2 Kisi-Kisi Kuesioner Tentang Dampak Pemberian Susu
Formula ................................................................................... 37
Tabel 4.1 Hasil Pengolahan Data ............................................................ 43
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui
Tentang Dampak Susu Formula Pada Bayi 0 – 6 Bulan ........ 44
Tabel 4.3 Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Dampak Susu
Formula Pada Bayi 0 – 6 Bulan .............................................. 44
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori .................................................................... 30
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ............................................... 31
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas Dan Reliabilitas
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas Dan Reliabilitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent)
Lampiran 10. Kuesioner Penelitian
Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 13. Hasil Uji Validitas
Lampiran 14. Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 15. Data Tabulasi Hasil Penelitian
Lampiran 16. Tabel Taraf Signifikan
Lampiran 17. Tabel Nilai r Product Moment
Lampiran 18. Hasil Hitung Manual
Lampiran 19. Surat Keterangan Hasil Studi Pendahuluan
Lampiran 20. Data Jumlah Ibu Menyusui Di RB An Nuur Surakarta
Lampiran 21. Dokumentasi Penelitian (foto)
Lampiran 22. Lembar Konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
World Health Organization (WHO)/United Nations International
Children’s Emeregency Fund (UNICEF) memaparkan, cara pemberian
makanan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui secara eksklusif
sejak lahir sampai umur 6 bulan serta meneruskan menyusui anak sampai umur
2 tahun. Mulai 6 bulan, bayi mendapat makanan pendamping Air Susu Ibu
(ASI) yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya (Depkes RI,
2007). Data terakhir cakupan pemberian ASI eksklusif (0-6 bulan) di Indonesia
sebesar 61,5% (Kemenkes RI, 2012).
Permasalahan tentang pencapaian ASI eksklusif di Provinsi Jawa
Tengah berdasarkan pemantauan Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah pada
tahun 2007 rata-rata cakupan ASI eksklusif di Jawa Tengah telah mencapai
32,93% dari target yang diharapkan yaitu 80% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa
Tengah).
Pada tahun 2007 hingga tahun 2009 cakupan ASI eksklusif di Kota
Surakarta masih rendah. Data dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta tahun 2009
menunjukkan bahwa cakupan ASI eksklusif adalah 30,6% (Dinas Kesehatan
Kota Surakarta).
ASI (air susu ibu) merupakan sumber asupan nutrisi utama alami bagi
setiap bayi yang diperoleh langsung dari ibu. ASI merupakan makanan terbaik
2
untuk bayi, sehingga ASI sangat dibutuhkan untuk kesehatan bayi dan
mendukung pertumbuhan serta perkembangan bayi secara optimal
(Sulistyoningsih, 2011).
Semakin sedikit jumlah bayi yang mendapat ASI eksklusif, maka kualitas
kesehatan bayi dan anak balita akan semakin buruk, karena pemberian
makanan pendamping ASI yang tidak benar menyebabkan gangguan
pencernaan yang selanjutnya menyebabkan gangguan pertumbuhan, yang pada
akhirnya dapat meningkatkan AKB (Khairunniyah dalam Handayani, 2007).
Angka kematian bayi dan balita hasil Survey Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) 2012 adalah 32 kematian per 1000 kelahiran hidup dan
kematian balita adalah 40 kematian per 1000 kelahiran hidup dan mayoritas
kematian bayi terjadi pada neonatus (SDKI, 2012).
Angka kematian bayi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebesar
10,34/1.000 kelahiran hidup, menurun bila dibandingkan dengan tahun 2010
sebesar 10,62/1.000 kelahiran hidup. Dibandingkan dengan target Millenium
Development Goals (MDGs) ke-4 tahun 2015 sebesar 17/1.000 kelahiran hidup
maka angka kematian bayi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sudah cukup
baik karena telah melampaui target sebesar 17/1.000 kelahiran hidup (Dinas
Kesehatan Jawa Tengah, 2011).
Angka kematian bayi di Kota Surakarta pada tahun 2004 - 2008
2,58/1000 kelahiran hidup, 10,20/1000 kelahiran hidup, 6,65/1000 kelahiran
hidup, 5,0/1000 kelahiran hidup, 3,6/1000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan
Surakarta tahun 2009).
3
Menurut WHO (2013), susu formula adalah susu yang sesuai dan bisa
diterima oleh sistem tubuh pada bayi. Susu formula yang baik tidak
menimbulkan gangguan saluran pencernaan seperti diare, muntah, atau
kesulitan buang air besar. Demikian juga dengan gangguan lainnya seperti
batuk, sesak, dan gangguan kulit.
Sebagian besar penyebab kematian bayi dan balita adalah masalah yang
terjadi pada bayi baru lahir/ neonatal (umur 0-28 hari). Masalah neonatal
ini meliputi asfiksia (kesulitan bernafas saat lahir), Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) dan infeksi. Diare dan pneumonia merupakan penyebab kematian
berikutnya pada bayi dan balita, disamping penyakit lainnya serta dikontribusi
oleh masalah gizi. Salah satu diantara penyebab kematian bayi yaitu pemberian
makanan pendamping yang terlalu dini kepada bayi, hal ini menimbulkan
permasalahan pada gizi bayi. Penambahan AKB ini timbul di karenakan
kurang siapnya organ tubuh bayi menerima makanan yang tidak sesuai untuk
bayi. Salah satu contohnya ialah ketidakmampuan usus bayi untuk mencerna
makanan selain ASI, sehingga dapat memicu berbagai penyakit (SDKI, 2007).
Menurut Roesli, (2008) berikut adalah risiko penyakit dan gangguan yang
terjadi pada bayi yang diberikan makanan ataupun cairan lain pada umur
dibawah 6 bulan : seperti gangguan pernapasan, gangguan pencernaan, risiko
serangan asma, menurunkan kecerdasan kognitif, meningkatkan risiko
kegemukan (obesitas), meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh
darah, meningkatkan risiko kencing manis (diabetes), meningkatkan risiko
kanker pada anak, meningkatkan risiko penyakit menahun, meningkatkan
4
risiko infeksi telinga tengah, meningkatkan risiko infeksi yang berasal dari
susu formala yang tercemar, meningkatkan risiko efek samping zat pencemar
lingkungan, meningkatkan kurang gizi, meningkatkan risiko kematian (Roesli,
2008).
Ketidaktahuan ibu tentang pentingnya ASI, cara menyusui dengan benar,
dan pemasaran yang dilancarkan secara agresif oleh para produsen susu
formula merupakan faktor penghambat terbentuknya kesadaran orang tua
dalam memberikan ASI eksklusif (Nuryati, 2007). Kurangnya pengertian
perihal manfaat memberi ASI ekslusif, iklan produk susu dan makanan
buatan yang berlebihan sehingga menimbulkan pengertian yang tidak
benar. Bahkan menimbulkan pengertian bahwa susu formula lebih baik
dibandingkan ASI (Arifin, 2004).
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun
2013 tentang Susu Formula Bayi Dan Produk Bayi Lainnya. Pasal 6 ayat (1)
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2013
tentang Susu Formula Bayi Dan Produk Bayi Lainnya, menetapkan bahwa
setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI eksklusif kepada bayi yang
dilahirkannya, kecuali dalam keadaan adanya indikasi medis, ibu tidak ada,
atau ibu terpisah dari bayi (Permenkes RI No. 39 Tahun 2013).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RB An-Nuur Surakarta data ibu
menyusui pada bulan Oktober 2014 berjumlah 15 orang dan pada tanggal 18
Desember 2014 telah dilakukan wawancara kepada 10 ibu menyusui. Setelah
melakukan wawancara didapatkan hasil 4 ibu mengatakan mengetahui tentang
5
manfaat menyusui dan dampak pemberian susu formula pada bayi umur kurang
dari 6 bulan, dan 6 ibu mengatakan tidak mengetahui tentang manfaat
menyusui dan dampak pemberian susu formula pada bayi umur kurang dari 6
bulan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menulis tugas akhir yang
berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Dampak Pemberian
Susu Formula Pada Bayi Umur 0-6 Bulan Di RB An-Nuur Surakarta”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang dampak pemberian susu
formula pada bayi umur 0-6 bulan di RB An-Nuur Surakarta pada tahun 2015?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang dampak
pemberian susu formula pada bayi umur 0-6 bulan di RB An-Nuur
Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang
dampak pemberian susu formula pada bayi umur 0-6 bulan di RB
An-Nuur Surakarta dalam kategori baik.
6
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang
dampak pemberian susu formula pada bayi umur 0-6 bulan di RB
An-Nuur Surakarta dalam kategori cukup.
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang
dampak pemberian susu formula pada bayi umur 0-6 bulan di RB
An-Nuur Surakarta dalam kategori kurang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Sebagai tambahan ilmu dalam mengembangkan wacana ilmu tentang
tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang dampak pemberian susu formula
pada bayi umur 0-6 bulan.
2. Bagi Diri Sendiri
Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman peneliti tentang
dampak pemberian susu formula pada bayi umur 0-6 bulan untuk
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah.
3. Bagi Institusi
a. Bagi Institusi Lahan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya
bagi ibu-ibu di RB An-Nuur Surakarta sehingga ibu menyadari
pentingnya pengetahuan tentang dampak pemberian susu formula.
7
b. Institusi Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi perpustakaan
dan sebagai sumber bacaan tentang pengetahuan ibu menyusui tentang
dampak pemberian susu formula pada bayi umur 0-6 bulan.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang pemberian susu formula sudah sering dilakukan, namun
dalam lingkup sasaran, metode dan faktor berbeda-beda. Hasil penelitian
sebelumnya adalah :
1. Ririn Indrawati Puspitasari, tahun 2011 dengan judul “Gambaran Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Susu Formula Pada Ibu Yang
Mempunyai Bayi Usia 0 – 6 Bulan Di Bidan Praktek Swasta Hj. Renik
Suprapti Kelurahan Bantarsoka Kecamatan Purwokerto Barat Kabupaten
Banyumas Tahun 2011” di STIKes Harapan Bangsa Program studi DIII
Kebidanan. Desain penelitian tersebut adalah deskriptif kuantitatif, metode
pendekatan cross sectional, dengan populasi ibu yang mempunyai bayi usia
0-6 bulan yang memberikan susu formula pada bayinya yang melakukan
kunjungan di BPS Hj. Renik Suprapti, teknik sampel yang digunakan
accidental sampling berdasarkan data primer yang di ambil dengan
menggunakan angket dan instrumentnya adalah kuesioner terhadap 37
responden pada tanggal 14-19 Juli 2011 dengan populasi 240 orang.
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor-
8
faktor ibu yang memberikan susu formula pada ibu yang mempunyai bayi
usia 0-6 bulan di BPS Hj. Renik Suprapti berdasarkan pendidikan,
pekerjaan, penghasilan dan pengetahuan. Hasil dari penelitian ini yaitu
mayoritas yang memberi susu formula pada bayi usia 0-6 bulan adalah
sebagian besar ibu berpendidikan SMA 20 responden (54,05%), bekerja
diluar rumah 20 responden (54,05%), berpenghasilan Rp 500.000 – Rp
1.000.000 sejumlah 16 responden (43,24%), berpengetahuan baik tentang
ASI 20 responden (54,05%), dan yang paling sedikit ibu berpendidikan SD
5 responden (13,51%), ibu rumah tangga sejumlah 17 responden (45,49%),
berpenghasilan < Rp500.000 sejumlah 7 responden (18,91%), tingkat
pengetahuan kurang tentang ASI 5 responden (13,15%).
Persamaan dari penelitian ini yaitu pada desain penelitian adalah deskriptif
kuantitatif, metode pendekatan cross sectional, teknik sampel yang
digunakan accidental sampling, Instrumen yang digunakan dalam
pengumpulan data adalah kuesioner. Sedangkan perbedaannya terletak pada
waktu, tempat, dan hasil penelitian.
2. Isra Mawaddah, tahun 2012 dengan judul “Gambaran Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pemberian Susu Formula Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di
Puskesmas Kembang Tanjong Kabupaten Pidie” di U’Budiyah Banda Aceh
Program studi D III Kebidanan. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan
pendekatan cross sectional, dilakukan di Puskesmas Kembang Tanjong
sejak tanggal 25 Januari sampai 07 Februari Tahun 2012. Pengambilan
sampel menggunakan teknik total sampling sebanyak 34 responden.
9
Pengumpulan data dengan mengambil data primer dan sekunder kemudian
membagikan kuesioner yang berisikan 20 pertanyaan. Pengolahan data
melalui editing, coding, tranfering dan tabulating. Tujuan khusus dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang
mempengaruhi pemberian susu formula pada bayi usia 0-6 bulan di
Puskesmas Kembang Tanjong Kabupaten Pidie mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan orang tua terhadap pemberian susu formula yang
meliputi 4 faktor utama yaitu faktor kesehatan, faktor pengetahuan, faktor
daya beli dan faktor lingkungan. Hasil penelitian yang diperoleh dari 34
responden ibu diketahui bahwa yang mempunyai pengetahuan kurang
pernah memberikan susu formula pada bayi 0-6 bulan yaitu 20 orang
(95,2%), sedangkan pengetahuan baik tidak pernah memberikan susu
formula pada bayinya yaitu 2 orang (15,4%), responden yang mempunyai
pendidikan dasar mayoritas pernah memberikan susu formula pada bayinya
yaitu 11 orang (100%), sedangkan pendidikan tinggi tidak pernah
memberikan susu formula yaitu 2 orang (28,6%). Dan ibu pernah
memberikan susu formula pada bayi 0-6 bulan mayoritas pada yang bekerja
yaitu 13 orang (92,0%) sedangkan responden yang tidak bekerja tidak
pernah memberikan susu formula yaitu 2 orang (10,0%).
Persamaan dari penelitian ini yaitu pada desain penelitian adalah deskriptif
kuantitatif, metode pendekatan cross sectional, Instrumen yang digunakan
dalam pengumpulan data adalah kuesioner. Sedangkan perbedaannya
terletak pada teknik pengumpulan sampel, pengolahan data, analisis data,
10
waktu, tempat dan hasil penelitian.
3. Cucu Suherna, Fatmalina Febry, Rini Mutahar tahun 2009 dengan judul
“Hubungan Antara Pemberian Susu Formula dengan Kejadian Diare Pada
Anak Usia 0-24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Balai Agung Sekayu”
di Universitas Sriwijaya Sumatera Selatan. Penelitian ini bersifat deskriptif
dengan menggunakan pendekatan cross sectional, dilakukan di Wilayah
Kerja Puskesmas Balai Agung Sekayu, dengan tehnik pengambilan sampel
purposive sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan
check list kepada ibu sebagai responden. Analisis data menggunakan uji Chi
Square dengan tingkat kemaknaan (α) = 0,05. Tujuan khusus dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pemberian susu formula
dengan kejadian diare pada anak usia 0-24 bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Balai Agung Sekayu tahun 2009 dengan variabel yang diukur
meliputi penggunaan air untuk mengencerkan susu, cara membersihkan
botol susu, kebiasaan cuci tangan sebelum mengencerkan susu, jenis susu
formula, cara pengenceran susu formula, cara penyimpanan sisa susu di
dalam botol, cara penyimpanan susu setelah pengenceran dan kejadian
diare. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase kejadian diare pada
anak usia 0-24 bulan yaitu sebesar 52,9%. Secara statistik hasil penelitian
ini adalah sebagai berikut : cara pengenceran susu formula, cara
penyimpanan sisa susu di dalam botol dan cara penyimpanan susu setelah
pengenceran masing-masing tidak mempunyai hubungan yang bermakna
dengan kejadian diare pada anak usia 0-24 bulan. Sedangkan penggunaan
11
air untuk mengencerkan susu, cara membersihkan botol susu, kebiasaan cuci
tangan sebelum mengencerkan susu dan jenis susu formula masing-masing
mempunyai hubungan dengan kejadian diare pada anak.
Persamaan dari penelitian ini yaitu pada desain penelitian adalah deskriptif,
metode pendekatan cross sectional, pengumpulan data dengan
menggunakan kuesioner dan check list. Sedangkan perbedaannya terletak
pada teknik pengambilan sampel, analisis data, waktu, tempat, dan hasil
penelitian.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
D. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah kemampuan menyebutkan atau menjelaskan
kembali (Bloom Taxonomy, 2011).
Bloom’s Congnitive Wheel mengemukakan ranah kognitif
pengetahuan (knowledge) dibagi menjadi 6 elemen :
1) Mengingat
Kemampuan menyebutkan kembali informasi/ pengetahuan yang
tersimpan dalam ingatan.
2) Memahami
Kemampuan memahami instruksi dan menegaskan pengertian/
makna ide atau konsep yang telah diajarkan baik dalam bentuk lisan,
tertulis, maupun grafik/diagram.
3) Menerapkan
Kemampuan melakukan sesuatu dan mengaplikasikan konsep
dalam situasi tetentu.
4) Menganalisis
Kemampuan memisahkan konsep kedalam beberapa komponen
dan menghubungkan satu sama lain untuk memperoleh pemahaman
atas konsep tersebut secara utuh.
13
5) Mengevaluasi / menilai
Kemampuan menetapkan derajat sesuatu berdasarkan norma,
kriteria atau patokan tertentu.
6) Mencipta
Kemampuan memadukan unsur-unsur menjadi sesuatu bentuk
baru yang utuh dan koheren, atau membuat sesuatu yang orisinil.
b. Menurut Mubarak (2007), Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan :
1) Pengalaman
Merupakan suatu kejadian yang pernah dialami oleh seseorang
dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan
apabila pengalaman yang dialami kurang baik maka seseorang akan
berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek
tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan menimbulkan
kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi
kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif
dalam kehidupannya.
2) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu bimbingan yang diberikan seseorang
kepada orang lain terhadap suatu hal agar dapat memahami. Semakin
tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah pada mereka
dalam menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan
yang dimilikinya. Sebaliknya jika tingkat pendidikan seseorang
14
rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang dalam
menerima informasi dan nilai-nilai baru diperkenalkan.
3) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
4) Umur
Bertambahnya umur seseorang akan menjadi perubahan dalam
aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik secara
garis besar ada empat kategori perubahan yaitu : perubahan ukuran,
proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, timbulnya ciri-ciri baru.
5) Minat
Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan
yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk
mencoba menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh
pengetahuan yang lebih mendalam.
6) Sosial budaya
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian
seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak
melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan
tersediannya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,
15
sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan
seseorang.
7) Informasi
Kemudahan dalam memperoleh suatu informasi dapat membantu
mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.
2. Ibu Menyusui
a. Pengertian Menyusui
Masa menyusui dimulai ketika ibu melahirkan seorang bayi yang
dikandungnya atau bisa disebut dengan masa nifas atau puerperium.
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Sarwono, 2011).
b. Manfaat Menyusui
Menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi akan tetapi juga
memberikan keuntungan dan manfaat bagi ibu terutama dengan
menyusui bayi secara eksklusif.
1) Manfaat ASI bagi ibu adalah :
1) Membantu agar rahim lebih cepat mengecil dan mengurangi
bahaya pendarahan selama nifas.
2) Tidak merepotkan ibu untuk menyediakan botol dan persiapannya,
terutama pada malam hari.
3) Selalu siap setiap saat.
4) Memberikan rasa bangga sebagai wanita yang sempurna.
16
5) Memberikan rasa dibutuhkan.
6) Mengurangi risiko kanker payudara dan indung telur.
7) Membantu menjarangkan kehamilan.
8) Berat badan ibu akan lebih cepat kembali.
9) Mengurangi biaya perawatan anak.
10) Ibu akan mendapatkan pengalaman yang berharga dan
menyenangkan.
11) Meningkatkan hubungan kasih sayang ibu dan anak.
(Anik, 2012).
2) Menurut Anik, (2012) ada pula keuntungan ASI bagi bayi :
a) Bayi mendapatkan zat antibodi alami.
b) Dapat lebih mengurangi risiko alergi terhadap susu sapi formula.
c) ASI sesuai dengan kebutuhan bayi alamiah.
d) Mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan termasuk kecerdasan bayi.
e) Sterilisasi ASI terjamin
f) Suhu ASI sesuai dengan kebutuhan, dimana suhu tidak terlalu
panas dan tidak terlalu dingin.
g) ASI lebih mudah dicerna dan diserap oleh usus bayi.
h) Mengurangi kerusakan pada gigi bayi dan membantu pembentukan
otot pipi.
17
c. ASI (Air Susu Ibu)
1) Pengertian ASI
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa,
dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mammae
ibu, yang berguna bagi makanan bayi. ASI merupakan cairan putih
yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu melalui proses menyusui
(Nur Khamzah, 2012).
2) Menurut Nur Khamzah, (2012) Jenis ASI berdasarkan faktor
produksi :
1) Kolostrum
Kolostrum merupakan cairan yang pertama dikeluarkan atau
disekresi oleh kelenjar payudara pada 4 hari pertama setelah
persalinan. Kolostrum berwarna kuning keemasan disebabkan
oleh tingginya komposisi lemak dan sel-sel hidup.
2) Masa Transisi
ASI masa transisi merupakan peralihan dari ASI kolostrum
sampai menjadi ASI mature. ASI transisi diproduksi pada hari
keempat hingga keempat belas.
3) ASI Mature
ASI mature adalah ASI yang diproduksi sejak hari keempat
belas dan seterusnya. ASI mature merupakan nutrisi bayi yang
terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai usia
6 bulan. Setelah 6 bulan, ASI tidak lagi dapat memenuhi
18
kebutuhan gizi bayi, sehingga bayi harus mulai dikenalkan pada
makanan pendamping ASI.
3) Zat Gizi ASI
Menurut Nur Khamzah, (2012) berikut beberapa kandungan
yang terdapat di dalam ASI :
1) Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat terbanyak yang ada dalam ASI.
Jumlahnya lebih banyak daripada susu sapi. Laktosa ini
diperlukan dalam pertumbuhan otak anak.
2) Protein
Kandungan protein dalam ASI cukup tinggi. Di dalam ASI,
lebih banyak terdapat protein whey yang lebih mudah diserap
oleh usus bayi. Sedangkan dalam susu sapi lebih banyak casein
yang cenderung susah dicerna oleh usus bayi. ASI juga kaya
nukleutida yang berperan meningkatkan pertumbuhan dan
kematangan usus, merangsang bakteri baik yang ada di dalam
usus, meningkatkan penyerapan besi, dan meningkatkan daya
tahan tubuh.
3) Lemak
Kadar lemak ASI lebih tinggi jika dibandingkan dengan susu
sapi atau susu formula. Lemak omega-3 dan omega-6 banyak
ditemukan dalam ASI yang berperan dalam perkembangan otak.
ASI juga mengandung DHA dan ARA yang berperan dalam
19
perkembangan jaringan saraf dan retina mata. ASI juga
mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang,
yang sangat baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.
4) Karnitin
Karnitin dalam ASI sangat tinggi sehingga dapat membantu
proses pembentukan energi yang diperlukan untuk
mempertahankan metabolisme tubuh.
5) Vitamin K
Vitamin K berfungsi sebagai faktor pembekuan darah. Di
dalam ASI terdapat vitamin K yang jumlahnya sangat sedikit.
Penambahan vitamin K biasanya diberikan dalam bentuk
suntikan kepada bayi baru lahir.
6) Vitamin D
Kandungan vitamin D dalam ASI hanya sedikit. Sehingga,
perlu untuk menambah vitamin D dengan cara membiarkan bayi
terpapar sinar matahari waktu pagi hari untuk mencegah bayi
dari menderita penyakit tulang karena kekurangan vitamin D.
7) Vitamin E
Pada kolostrum dan ASI transisi awal terdapat vitamin E
yang cukup tinggi. Fungsi penting dalam vitamin E adalah untuk
ketahanan dinding sel darah merah.
20
8) Vitamin A
Vitamin A berfungsi untuk menjaga kesehatan mata, selain
itu juga berfungsi mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh,
dan pertumbuhan. Karena di dalam ASI mengandung vitamin A
dan betakaroten yang cukup tinggi.
9) Vitamin yang Larut dalam Air
Vitamin yang larut dalam air terdapat dalam ASI
diantaranya vitamin B, vitamin C, dan asam folat. Kadar vitamin
B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI, tetapi vitamin B6 dan B12
serta asam folat rendah, terutama pada ibu yang kurang gizi.
Sehingga, ibu yang menyusui perlu tambahan vitamin ini.
10) Mineral
Terdapat berbagai mineral dalam ASI yang memiliki
kualitas yang lebih baik dan mudah diserap dibandingkan
dengan mineral yang terdapat dalam susu sapi. Kalsium adalah
mineral utama pada susu sapi karena kandungannya yang sangat
tinggi yang berfungsi sebagai pertumbuhan otot dan rangka,
transmisi jaringan saraf, dan pembekuan darah. Meskipun
kandungan kalsium pada ASI rendah dari susu sapi namun
penyerapannya lebih besar. Mineral yang cukup tinggi terdapat
dalam ASI dibandingkan susu sapi dan susu formula adalah
selenium, yang berfungsi mempercepat pertumbuhan anak.
21
3. Susu Formula
a. Pengertian Susu Formula
Menurut WHO (World Health Organization), susu formula adalah
susu yang sesuai dan bisa diterima oleh sistem tubuh pada bayi. Susu
formula yang baik tidak menimbulkan gangguan saluran pencernaan
seperti diare, muntah, atau kesulitan buang air besar. Demikian juga
dengan gangguan lainnya seperti batuk, sesak, dan gangguan kulit.
b. Jenis Susu Formula
Nur Khamzah, (2012) menyatakan bahwa susu formula adalah susu
sapi yang susunan nutrisinya diubah sedemikian rupa sehingga dapat
diberikan kepada bayi tanpa memberikan efek samping. Di Indonesia
beredar berbagai macam susu formula dengan berbagai merek dagang,
akan tetapi dapat dibagi menjadi golongan sebagai berikut :
1) Susu Formula “Adapted”
“Adapted” berarti disesuaikan dengan keadaan fisiologis bayi.
Susu formula ini komposisinya sangat mendekati ASI.
2) Susu Formula “Complete Starting”
Susu formula ini susunan zat gizinya lengkap dan diberikan
sebagai formula permulaan. Kadar protein dan kadar mineral susu
formula ini lebih tinggi dibandingkan dengan dengan susu formula
“adapted”, karena cara pembuatannya lebih mudah dibandingakan
dengan formula “adapted”, maka susu formula ini harganya lebih
murah.
22
3) Susu Formula “Follow-Up”
Pengertian “Follow-Up” dalam susu formula ini adalah lanjutan,
yaitu menggantikan susu formula yang sedang digunakan dengan
susu formula ini. Susu formula ini diperuntukkan untuk bayi
berumur 6 bulan ke atas. Pada umumnya susu formula “follow-up”
mengandung protein dan mineral yang lebih tinggi daripada susu
formula “adapted” dan “complete starting”.
4) Susu Formula Prematur
Susu formula prematur digunakan untuk bayi yang lahir
prematur. Susu formula prematur memiliki komposisi zat gizi yang
lebih besar dibandingkan dengan susu formula biasa. Sebab,
pertumbuhan bayi prematur berjalan dengan cepat sehingga
membutuhkan zat-zat yang lebih banyak. Susu formula ini
mengandung lebih banyak protein dan kadar mineral (seperti
kalsium dan natrium) lebih tinggi.
5) Susu Hipoalergenik (Hidrolisat)
Susu formula hipoalergenik atau yang juga disebut hidrolisat ini
diberikan kepada bayi yang mengalami gangguan pencernaan
protein. Pada kasus ini, protein yang masuk melalui makanan tidak
dapat diserap oleh usus dan dikeluarkan lagi melalui feces.
Kemungkinan hal tersebut disebabkan oleh tidak tersedianya enzim-
enzim pencerna protein dalam jumlah yang cukup.
23
6) Susu Soya
Susu formula soya adalah susu formula bebas laktosa untuk bayi
dan anak yang mengalami alergi terhadap protein susu sapi. Susu
formula bebas laktosa ini dipakai oleh bayi atau anak yang sedang
menderita diare atau memerlukan diet bebas laktosa.
7) Susu Rendah Laktosa atau Tanpa Laktosa
Susu ini untuk bayi yang tidak mampu mencerna laktosa karena
tidak memiliki enzim untuk mengolah laktosa.
c. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Susu Formula
(Triana, 2012). Menyebutkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi penggunaan susu formula meliputi:
1) Kesehatan psikologis
Takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita, tekanan batin,
misalnya trauma akan pengalaman menyusui sebelumnya.
2) Kesehatan fisik :
a) Air susu ibu tidak keluar sama sekali.
b) Ibu meninggal sewaktu melahirkan atau sewaktu bayi masih
memerlukan ASI.
c) ASI keluar tetapi jumlahnya tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan bayi karena itu perlu tambahan.
d) ASI keluar tetapi ibu tidak dapat secara terus menerus menyusui
bayinya karena ibu berada diluar rumah (bekerja dikantor atau
tugas lainnya).
24
d. Dampak Pemberian Susu Formula pada Bayi
Menurut Roesli, (2008) bayi yang diberi susu formula rentan
terhadap berbagai penyakit. Berikut beberapa penyakit yang dapat
terjadi pada bayi yang diberi susu formula :
1) Infeksi saluran pencernaan
Bayi yang diberi susu formula lebih mudah muntah, diare, dan
diare menahun.
2) Infeksi saluran pernapasan
Sejumlah sumber digunakan untuk meneliti hubungan
pemberian ASI dengan risiko anak dirawat inap karena penyakit
saluran pernapasan bawah. Penelitian ini dilakukan pada bayi sehat
yang lahir cukup umur dan punya akses pada fasilitas kesehatan
yang memadai. Hasilnya bayi yang diberi susu formula mengalami
penyakit saluran pernapasan tiga kali lebih parah dan memerlukan
rawat inap di rumah sakit dibandingkan dengan bayi yang diberi
ASI eksklusif selama empat bulan (Bachrach VRG, dkk, 2003).
3) Meningkatkan risiko alergi
Berdasarkan penelitian di Finlandia, anak-anak yang mencapai
umur 17 tahun yang diberikan ASI semakin lama semakin rendah
kemungkinan bayi menderita penyakit alergi, penyakit kulit
(eksim), alergi makanan, dan alergi saluran napas.
25
4) Meningkatkan risiko serangan asma
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Rumah Sakit di Toronto
yang melibatkan 2.184 anak mengemukakan bahwa risiko asma
dan kesulitan bernapas 50% lebih tinggi terjadi pada bayi yang
diberi susu formula dibandingkan dengan bayi yang diberikan ASI
selama sembilan bulan atau lebih (Dell S, To T, 2000).
5) Menurunkan kecerdasan kognitif
Berdasarkan penelitian di Denmark yang melibatkan 3.253
orang, didapatkan hasil hubungan antara lama pemberian ASI dan
peningkatan IQ. Orang yang disusui kurang dari satu bulan
mempunyai IQ 5 poin lebih rendah daripada yang disusui 7-9
bulan.
6) Meningkatkan risiko kegemukan (obesitas)
Peneliti di Jerman mengumpulkan data tinggi dan berat badan
dari 9.375 anak usia sekolah. Hasilnya kejadian obesitas ditemukan
mencapai 4,5% hampir 40% lebih tinggi di antara mereka yang
tidak pernah diberi ASI, dibandingkan dengan angka 2,8% di
antara mereka yang diberi ASI eksklusif (Von Kries R, 1999).
7) Meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah
Penelitian yang dilakukan di Inggris terhadap 7.276 bayi
selama 7,5 tahun. Pada usia tujuh tahun, bayi yang tidak diberi ASI
memiliki tekanan sistolik dan diastolik lebih tinggi dari pada bayi
26
yang diberi ASI. Terjadi pengurangan sebesar 0,2 mmHg untuk
setiap pemberian ASI selama tiga bulan.
8) Meningkatkan risiko kencing manis (diabetes)
Para peneliti Italia menyimpulkan bahwa pemberian ASI
selama empat bulan pertama mencegah produksi antibodi dan
memiliki efek pencegahan pada perkembangan kencing manis
(diabetes) tipe I. Penelitian ini dilakukan pada 16 bayi yang di beri
ASI dan 12 bayi yang diberi susu sapi pada usia 4 bulan. Bayi yang
diberi susu sapi mengalami peningkatan antibodi beta-kasein ketika
dibandingkan dengan bayi yang diberikan ASI.
9) Meningkatkan risiko kanker pada anak
Peneliti Inggris melakukan studi mengenai kanker pada masa
kanak-kanak dan hubungannya dengan pemberian ASI. Mereka
mengkaji 3.500 kasus kanker. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ada penurunan kecil pada kasus leukemia dan segala jenis kanker
jika bayi pernah diberi ASI (UK Childhood Cancer Investigators,
2001).
10) Meningkatkan risiko penyakit menahun
Suatu penelitian tentang peninjauan kembali praktek pemberian
makanan formula pada bayi terkait dengan penyakit menahun pada
anak, menunjukkan adanya peningkatan risiko diabetes tipe I,
celiac (usus besar), beberapa kanker dimasa kanak-kanak, dan
penyakit infeksi usus besar lainnya (Davis MK, 2001).
27
11) Meningkatkan risiko infeksi telinga tengah
Bayi di Amerika Serikat yang diberi ASI eksklusif selama
empat bulan atau lebih mengalami 50% lebih sedikit kejadian
infeksi telinga tengah dibandingkan dengan bayi yang tidak
diberikan ASI.
12) Meningkatkan risiko infeksi
Dari kasus merabaknya wabah Enterobacter sakazakii di
Amerika Serikat di sebuah pusat perawatan bayi baru lahir,
dilaporkan kematian seorang bayi berusia 20 hari yang mengalami
demam, takikardia (denyut jantung lebih cepat), menurunnya aliran
darah, dan kejang pada usia 11 hari. Kultur E.sakazaki ditemukan
pada pemeriksaan cairan sumsum tulang belakang. Kuman terlacak
pada susu bubuk formula tercemar yang dipakai oleh unit
perawatan intensif neonatal tersebut (Weir E, 2002).
13) Meningkatkan risiko efek samping zat pencemar lingkungan
Sebuah penelitian di Belanda menunjukkan bahwa pada anak
usia enam tahun, perkembangan kecerdasan dipengaruhi oleh
paparan PCB (polychlorinated biphenyls) dan dioksin saat bayi
masih dikandung. ASI dapat mengurangi dan menetralisasi dampak
negatif zat kontaminan (PCB dan dioksin) yang merugikan
perkembangan (Boersma ER, 2000).
28
14) Meningkatkan kurang gizi
Pemberian susu formula yang encer untuk menghemat
pengeluaran dapat mengakibatkan kekurangan gizi karena asupan
yang kurang pada bayi. Secara tidak langsung, kurang gizi juga
akan terjadi jika anak sering sakit, terutama mencret dan radang
saluran pernapasan.
15) Meningkatkan risiko kematian
Bayi yang tidak pernah mendapatkan ASI berisiko meninggal
21% lebih tinggi dalam periode sesudah kelahiran daripada bayi
yang mendapat ASI. Di Brazil bayi memiliki risiko meninggal
akibat diare 4,2 kali lebih tinggi. Sedangkan bayi di Bangladesh
bayi yang tidak diberi ASI berisiko mengalami kematian akibat
infeksi pernapasan akut 2,4 kali lebih tinggi dari pada bayi yang
diberi ASI secara eksklusif.
4. Bayi 0-6 Bulan
a. Pengertian Bayi
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai
dengan 4000 gram (Arief dan Weni Kristiyana, 2009).
Bayi merupakan makhluk yang sangat peka dan halus. Seorang bayi
merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 1 tahun, namun tidak
ada batasan yang pasti, pada masa ini bayi sangat lucu dan
29
menggemaskan tetapi juga rentan terhadap kematian (Ana Maria
Choirunisa, 2009).
b. Macam Reflek pada Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir memiliki 2 kategori refleks yaitu propioseptif
(stimulus dari dalam organisme) dan ektroseptif (stimulus dari luar
organisme) (Varney, 2007).
1) Reflek propiseptif
Antara lain reflek kasar, seperti reflek moro, reflek ini dapat
diperiksa setiap waktu.
2) Reflek ektroseptif
Paling banyak ditimbulkan ketika bayi tenang dan sadar karena
stimulus oleh sentuhan sentuhan ringan.
30
E. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber : (Bloom Taxonomy, 2011), (Sarwono, 2011), (Roesli, 2008)
Pengetahuan
Ibu Menyusui
Tentang
Pemberian
Susu Formula
Tingkat Pengetahuan :
1. Mengingat
2. Memahami
3. Menerapkan
4. Menganalisis
5. Mengevaluasi
6. Mencipta
Dampak
Pemberian
Susu Formula
Dampak
1. Infeksi saluran pencernaan
2. Infeksi saluran pernapasan
3. Meningkatkan risiko alergi
4. Meningkatkan risiko serangan asma
5. Menurunkan kecerdasan kognitif
6. Meningkatkan risiko kegemukan
(obesitas)
7. Meningkatkan risiko penyakit jantung
dan pembuluh darah
8. Meningkatkan risiko kencing manis
(diabetes)
9. Meningkatkan risiko kanker pada anak
10. Meningkatkan risiko penyakit menahun
11. Meningkatkan risiko infeksi telinga
tengah
12. Meningkatkan risiko infeksi yang berasal
dari susu formala yang tercemar
13. Meningkatkan risiko efek samping zat
pencemar lingkungan
14. Meningkatkan kurang gizi
15. Meningkatkan risiko kematian
Teori Susu Formula
1. Pengertian Susu
Formula
2. Jenis Susu
Formula
3. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi
Penggunaan Susu
Formula
Faktor yang
Mempengaruhi
Pengetahuan :
1. Pengalaman
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
4. Umur
5. Minat
6. Sosial Budaya
7. Informasi
31
F. Kerangaka Konsep Penelitian
Keterangan :
= Diteliti
= Tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Sumber : (Bloom Taxonomy, 2011), (Sarwono, 2011), (Roesli, 2008)
Baik
Tingkat Pengetahuan
Ibu Menyusui tentang
Dampak Pemberian
Susu Formula pada
Bayi Umur 0-6 Bulan
di RB An-Nuur
Cukup
Kurang
1. Pengalaman
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
4. Umur
5. Minat
6. Sosial Budaya
7. Informasi
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
K. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu
merupakan suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat yang
berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2007). Pada
penelitian ini menggambarkan tentang tingkat pengetahuan ibu menyusui
tentang dampak pemberian susu formula pada bayi umur 0-6 bulan.
Rancangan penelitian menggunakan rancangan cross sectional merupakan
suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor
risiko dengan efek, dengan cara konsep atau variabel-variabel yang akan
diamati (diukur) melalui penelitian yang dimaksud (Notoatmodjo, 2010).
L. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Menjelaskan tempat atau lokasi tersebut dilakukan (Notoatmodjo,
2010). Penelitian ini dilakukan di RB An-Nuur Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk
memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Notoatmodjo, 2010).
Penelitian ini dilaksanakan pada 10 Mei 2015.
33
M. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam
suatu penelitian (Saryono, 2011). Populasi dalam penelitian ini merupakan
seluruh ibu menyusui yang berada di RB An-Nuur Surakarta sebanyak 20
responden.
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang mewakili suatu
populasi (Saryono, 2011). Sampel dalam penelitian ini adalah ibu
menyusui yang datang ke RB An-Nuur Surakarta pada saat di lakukan
penelitian sebayak 20 responden.
3. Teknik Pengambilan Sampel (Sampling)
Pengambilan sampel bukan secara acak atau non random. Penelitian ini
menggunakan teknik accidental sampling, yaitu dilakukan dengan
mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu
tempat sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2010).
N. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian
ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu
menyusui tentang susu formula pada bayi 0-6 bulan.
34
O. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup
atau pengertian variabel – variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo,
2010).
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi
Operasional
Alat Ukur Skala
Ukur
Kategori
Tingkat
Pengetahuan
Ibu Menyusui
Tentang
Dampak
Pemberian
Susu Formula
Pada Bayi
Umur 0-6
Bulan
Pemahaman
seseorang
atau ibu
dalam
menjawab
kuesioner
tertutup
dengan
pilihan
jawaban
benar dan
salah,
tentang
Dampak
Pemberian
Susu
Formula
Pada Bayi
Umur 0-6
Bulan
Kuesioner Ordinal a. Baik
bila nilai responden
(x) > mean + 1 SD
b. Cukup
c. Kurang
bila nilai responden
(x) < mean – 1 SD
(Riwidikdo, 2013)
P. Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan suatu instrumen (Arikunto, 2010). Uji validitas dilakukan pada
35
bulan 10 Maret 2015 di RB Marga Waluya Surakarta dengan 30 responden
ibu menyusui. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus
product moment, dengan bantuan SPSS for Window.
r =
Keterangan :
r : koefisien korelasi
x : pernyataan
y : skor total
xy : skor pernyataan
N : Jumlah sampel
(Riwidikdo, 2013)
Instrumen dikatakan valid atau sahih jika r hitung > dari r tabel karena
menyatakan adanya korelasi antara skor item dengan jumlah skor total,
dimana rtabel : 0,444 (Riwidikdo, 2013).
Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang dilaksanakan di RB Marga
Waluya Surakarta dengan 35 pernyataan didapatkan hasil 25 soal
dinyatakan valid dan 10 soal dinyatakan tidak valid. Pernyataan yang tidak
valid yaitu nomor 2, 4, 8, 10, 13, 25, 26, 28, 30, dan 31 karena kurang dari
0,444. Pernyataan yang tidak valid tidak digunakan untuk penelitian
selanjutnya. Jadi kuesioner untuk penelitian hanya terdiri dari 25
pernyataan.
36
2. Reliabilitas.
Uji reliabilitas adalah suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah
baik (Arikunto, 2010).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha
Chronbach dengan bantuan program SPSS for Windows.
Keterangan :
r : koefisien reliabilitas instrumen
K : banyaknya butir pertanyaan / soal
: total varians butir
: total varians
(Riwidikdo, 2013)
Kuesioner dikatakan reliabel jika memiliki nilai Alpha Chronbach
minimal 0,75 (Riwidikdo, 2013).
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan metode
Alpha Croncbach diperoleh nilai koefisien alpha sebesar 0,906 hasil ini
lebih besar daripada 0,75 sehingga kuesioner penelitian dinyatakan reliabel
dan selanjutnya akan dipergunakan sebagai penelitian.
37
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Dampak Pemberian Susu Formula
Variabel
Penelitian
Indikator Pernyataan Jumlah
Tingkat
Pengetahuan
Ibu Menyusui
Tentang
Dampak
Pemberian Susu
Formula Pada
Bayi Umur 0-6
Bulan
a. Pengertian susu
formula
2* 1, 31* 3
b. Jenis Susu Formula 9, 10*,
20, 35
3, 11
6
c. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi
Penggunaan Susu
Formula
5, 7,
12, 32
4
d. Dampak Pemberian
Susu Formula pada
Bayi
4*,
13*,
14, 15,
16, 17,
19, 23,
25*,
29, 30*
6, 8*, 18,
21, 22,
24, 26*,
27, 28*,
33, 34 22
Jumlah 20 15 35
Keterangan : (*) Tidak valid
Q. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data yang digunakan dengan cara memberikan lembar
pernyataan persetujuan (informed concent) dan membagikan kuesioner kepada
sampel ibu menyusui di RB An-Nuur Surakarta, kemudian menjelaskan cara
pengisiannya. Responden diminta mengisi kuesioner dan kuesioner diambil
pada saat itu juga oleh peneliti. Jenis data yang diperoleh terdiri dari :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek
penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambil data
38
langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari (Saryono,
2011). Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari pengisian kuesioner
tentang tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang dampak susu formula
pada bayi umur 0-6 bulan di RB An-Nuur Surakarta.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain (Saryono,
2011). Data sekunder dalam penelitian ini adalah jumlah ibu menyusui di
RB An-Nuur Surakarta.
R. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Setelah semua data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah
pengolahan data. Sebelum melaksanakan analisis data beberapa tahapan
harus dilakukan terlebih dahulu guna mendapatkan data yang valid
sehingga saat menganalisis data tidak mendapat kendala. Menurut
Siswanto, (2012) tahapan tesebut terdiri atas :
a. Penyuntingan (Editing)
Penyuntingan dilakukan dengan maksud untuk memeriksa semua
jawaban responden yang telah kembali, karena kadang terjadi
kecacatan dalam kuesioner.
39
b. Pengkodean (Coding)
Pengkodean ini dilakukan untuk menyederhanakan jawaban
responden, juga untuk memudahkan mengolah data melelui software
pengolah data statistik.
c. Tabulasi (Tabulating)
Tabulasi dilakukan dengan menyusun dan menghitung data hasil
pengkodean, kemudian dibuat tabel agar mudah terbaca. Tabulasi
biasanya terdiri dari jumlah data, prosentase, rata-rata, dan sebagainya.
2. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah Analisis
Univariat yaitu menganalisis terhadap tiap variabel dari hasil tiap
penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari
variabel (Notoatmodjo, 2010). Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu
menyusui yaitu baik, cukup, kurang dengan bantuan SPSS for Window.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan menurut Riwidikdo (2013)
adalah sebagai berikut :
a. Baik : bila nilai responden (x) > mean + 1 SD
b. Cukup :
c. Kurang : bila nilai responden (x) < mean – 1 SD
Adapun rumus untuk mengetahui nilai Mean, Standar Deviasi dan skor
prosentase (Riwidikdo, 2013) yaitu sebagai berikut :
Mean
40
Keterangan :
X : rata-rata (mean)
: jumlah seluruh jawaban responden
: jumlah maksimal yang harus diperoleh responden
Keterangan :
SD : simpangan baku
xi : nilai dari data
n : banyaknya data
S. Etika Penelitian
Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian dengan
memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2010), meliputi :
1. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi responden)
Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian, peneliti
menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta
manfaat dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan, lembar
persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek penelitian
41
bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan,
namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka mereka harus
menandatangani lembar persetujuan, maka peneliti tidak akan memaksa dan
tetap menghormati haknya dan penelitian terhadap subyek tersebut tidak
dapat dilakukan.
2. Anominity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan subyek penelitian, peneliti tidak
mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan
inisial dan memberi nomor atau kode pada masing-masing lembar tersebut.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh dari subyek penelitian
dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan
atau dilaporkan pada hasil penelitian.
T. Jadwal Penelitian
Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun
proposal penelitian, sampai dengan penulisan Laporan Karya Tulis Ilmiah
(Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian terlampir.
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
RB An Nuur adalah salah satu Rumah Bersalin yang beralamat di jalan
Pakel no. 33 Sumber Surakarta. RB An Nuur memiliki 4 bidan dan 2
fisioterapi. Sarana dan prasarana ruang di RB An Nuur terdiri dari 1 ruang
periksa, 1 ruang bersalin yang terdiri dari 3 bad ginekologi, 6 ruang nifas dan
ruang tunggu. Pelayanan yang diberikan meliputi Pertolongan Persalinan,
Periksa Hamil, Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, Imunisasi Bayi
dan Anak, PAP Smear dan pijat bayi. Jam buka pelayanan umum dimulai pada
pukul 07.00 – 12.00 WIB dan pada pukul 16.00 – 21.00 WIB. Sedangkan
pelayanan bersalin 24 jam.
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui
Tentang Dampak Pemberian Susu Formula Pada Bayi 0-6 Bulan di RB An
Nuur Surakarta”. Dilaksanakan pada bulan 10 Mei 2015. Responden dalam
penelitian ini terdiri dari 20 ibu menyusui. Untuk memperoleh data dalam
penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden
dan kemudian kuesioner dikembalikan kepada peneliti untuk diolah.
43
Berdasarkan perhitungan diperoleh sebagai berikut :
Tabel 4.1 Hasil Pengolahan Data
Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Dampak Pemberian Susu
Formula Pada Bayi Umur 0 – 6 Bulan
N Minimum Maximum Mean Sd. Deviation
20 13 24 19,45 3,677
Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.1 kemudian diperoleh kwantitas
responden berdasarkan 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang yaitu:
a. Baik : (x) > mean + 1 SD
(x) > 19,45 + 1. 3,677
(x) > 23,07
Jadi pengetahuan baik jika nilai responden x > 23
b. Cukup : mean – 1 SD ≤ (x) ≤ mean + 1 SD
19,45 – 1. 3,677 ≤ (x) ≤ 19,45 + 1. 3,677
15,7 ≤ x ≤ 23,07
Jadi pengetahuan cukup jika nilai responden 15 ≤ x ≤ 23
c. Kurang : (x) < mean – 1 SD
(x) < 19,45 - 1. 3,677
(x) < 15,7
Jadi pengetahuan kurang jika nilai responden x < 15
44
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang
Dampak Susu Formula Pada Bayi 0 – 6 Bulan
No Tingkat
Pengetahuan Jumlah Responden Prosentase (%)
1. Baik 2 10 %
2. Cukup 15 75 %
3. Kurang 3 15 %
Jumlah 20 100%
Sumber : Data Primer
Tabel 4.3 Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Dampak Pemberian
Susu Formula Pada Bayi 0 – 6 Bulan
Kategori Tingkat Pengetahuan
Jumlah Baik Cukup Kurang
Pendidikan
SD - 1 2
20 SMP - - 1
SMA - 13 -
PT 2 1 -
Pekerjaan
IRT - 1 2
20 SWASTA - 13 1
PNS 2 1 -
Umur
< 20 - - 1
20 20 - 30 1 15 1
>30 1 - 1
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
mempunyai pengetahuan cukup tentang dampak susu formula yaitu 15
responden (75%) yang memiliki pengetahuan cukup, 2 responden (10%) yang
memiliki pengetahuan baik, dan 3 responden (15%) yang memiliki
pengetahuan kurang.
C. Pembahasan
Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa pengetahuan tentang
dampak susu formula yaitu 2 responden (10%) yang memiliki pengetahuan
45
baik, 15 responden (75%) yang memiliki pengetahuan cukup dan 3 responden
(15%) yang memiliki pengetahuan kurang. Mayoritas responden mempunyai
pengetahuan cukup tentang dampak susu formula pada bayi umur 0 – 6 bulan
yaitu sebanyak 15 orang (75%).
Dari hasil penelitian 15 responden (75%) memiliki pengetahuan cukup
karena ibu menyusui yang datang untuk periksa ke RB An Nuur Surakarta
mendapatkan pendidikan kesehatan tentang manfaat ASI eksklusif selama 6
bulan dan banyak ibu yang mendapatkan informasi tentang dampak pemberian
susu formula dari media seperti televisi, buku, majalah dan internet.
RB An Nuur Surakarta terletak di wilayah perkotaan dimana masyarakat
lebih mudah mengikuti kegiatan sosial maka lebih banyak wawasannya. Rata-
rata ibu yang menjadi responden tinggal di daerah sekitar perkotaan sehingga
lebih cepat mendapatkan informasi.
Dari hasil yang diperoleh tentang dampak pemberian susu formula
responden berpengetahuan baik sebanyak 2 orang yaitu responden lulusan
perguruan tinggi, bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS), dan berumur 20-
30 tahun dan lebih dari 30 tahun. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
baik pada responden ini yaitu pendidikan yang membuat responden semakin
mudah menerima informasi, pekerjaan dapat menjadikan seseorang
memperoleh pengalaman lebih banyak, bertambahnya umur juga akan menjadi
perubahan dalam aspek fisik dan psikologis seseorang dalam menerima
informasi.
46
Mayoritas responden memiliki pengetahuan cukup diantaranya responden
berpendidikan SMA 13 orang. Responden berpengetahuan cukup banyak yang
bekerja di swasta sebanyak 13 orang. Kisaran umur responden berpengetahuan
cukup adalah sekitar 20 – 30 tahun.
Responden dengan pengetahuan kurang mayoritas berpendidikan SD
sebanyak 2 orang. Pekerjaan responden sebagai ibu rumah tangga sebanyak 2
orang. Umur responden 1 orang berumur kurang dari 20 tahun, 1 orang
berumur 20 – 30 tahun, dan 1 orang umur lebih dari 30 tahun pada responden
berpengetahuan kurang. Yang mempengaruhi responden berpengetahuan
kurang dikarenakan faktor pendidikan responden yang hanya tamat SD, dan
kebanyakan responden bekerja di swasta dan umur responden kurang dari 20
tahun, 20-30 tahun, dan lebih dari 30 tahun. Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan kurang pada responden ini yaitu pendidikan yang menghambat
perkembangan sikap seseorang dalam menerima informasi dan nilai-nilai baru
yang diperkenalkan, pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
informasi di tempat kerja seseorang, bertambahnya umur juga akan menjadi
perubahan dalam aspek fisik dan psikologis seseorang dalam menerima
informasi.
Selain faktor-faktor diatas menurut Mubarak (2007) pengalaman, minat,
sosial budaya dan informasi juga mempengaruhi pengetahuan seseorang.
Karena semakin banyak pengalaman yang didapatkan seseorang semakin
banyak pula pengetahuan yang didapat. Adanya minat dari seseorang juga
dapat membuat orang lebih tertarik untuk mendapatkan ilmu pengetahuan baru.
47
Sosial budaya juga dapat mempengaruhi seseorang mendapatkan hal baru dari
kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan
bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi
seseorang juga akan menentukan tersediannya suatu fasilitas yang diperlukan
untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan
mempengaruhi pengetahuan seseorang. Informasi adalah sarana untuk
memudahkan dalam memperoleh suatu informasi yang dapat membantu
mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.
D. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini memiliki kendala dan keterbatasan yaitu :
1. Kendala Penelitian
Responden yang digunakan adalah ibu menyusui yang memiliki bayi di
RB An-Nuur Surakarta. Kendala dalam penelitian ini terdapat pada
pengumpulan sampel ibu menyusui di RB An-Nuur Surakarta yang tidak
dapat dikumpulkan dalam satu waktu sehingga memperlambat peneliti
untuk dapat membagikan kuesioner sehingga peneliti membutuhkan
beberapa hari untuk dapat mengumpulkan responden dan membagikan
kuesioner.
48
2. Keterbatasan
a. Variabel penelitian
Varibel penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga hasil
penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.
b. Kuesioner
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
tertutup sehingga responden tidak dapat menguraikan jawaban selain
jawaban yang tersedia.
49
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang
dampak pemberian susu formula pada bayi umur 0-6 bulan di RB An Nuur
Surakarta dapat disimpulkan bahwa :
1. Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Dampak Pemberian Susu
Formula Pada Bayi Umur 0-6 Bulan di RB An Nuur Surakarta dalam
kategori baik yaitu 2 responden (10%).
2. Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Dampak Pemberian Susu
Formula Pada Bayi Umur 0-6 Bulan di RB An Nuur Surakarta dalam
kategori cukup yaitu 15 responden (75%).
3. Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Dampak Pemberian Susu
Formula Pada Bayi Umur 0-6 Bulan di RB An Nuur Surakarta dalam
kategori kurang yaitu 3 responden (15%).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang
dampak pemberian susu formula pada bayi umur 0-6 bulan di RB An Nuur
Surakarta, maka saran yang dapat disampaikan peneliti adalah :
50
1. Bagi Peneliti
Diharapkan bagi peneliti dapat mengembangkan variabel penelitian dan
sampel penelitian lebih banyak.
2. Bagi Institusi
a. Pendidikan
Diharapkan dengan adanya Karya Tulis Ilmiah ini pendidikan
menambah referensi buku tentang dampak susu formula.
b. RB An Nuur Surakarta
Diharapkan bagi bidan atau petugas kesehatan lainnya dapat lebih
meningkatkan penyuluhan tentang manfaat ASI eksklusif dan dampak
susu formula pada bayi umur 0-6 bulan.
3. Responden
Diharapkan responden lebih meningkatkan pengetahuan tentang dampak
pemberian susu formula pada bayi umur 0-6 bulan dengan cara membaca
buku, mencari informasi dari media komunikasi seperti koran, majalah
maupun internet dan bisa juga bertanya kepada bidan atau ke tenaga
kesehatan lainnya untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap.