tindakan komunikatif pada ritual keagamaan...

68
TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana, Pati, Jawa Tengah) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Yogyakarta Guna Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Ilmu Komunikasi Disusun Oleh: AZIZ DARYONO 11730100 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI YOGYAKARTA 2016

Upload: phungdung

Post on 18-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN

(Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

Pati, Jawa Tengah)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora

Universitas Islam Negeri Yogyakarta

Guna Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Strata Satu Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh:

AZIZ DARYONO

11730100

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

YOGYAKARTA

2016

Page 2: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,
Page 3: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,
Page 4: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,
Page 5: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

SKRIPSI INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK ALLAH SWT,

SETIAP KORBAN PEMIKIRAN KRITIS HABERMAS

DAN

ALMAMATER ILMU KOMUNIKASI

UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

Page 6: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

vi

HALAMAN MOTTO

“Gusti Pengeran Mboten Nate Sare.”

-Emak Ku-

Page 7: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada setiap entitas di muka bumi.

Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar

Muhammad SAW, yang kita nantikan syafaatnya di yaumul akhir kelak. Amin.

Kajian ini merupakan upaya peneliti menjawab pertanyaan Habermas

mengenai ko-eksistensi Tindakan Komunikatif dengan Agama. Riset berbasis empiris

ini berusaha mengungkapkan bentuk-bentuk tindakan komunikatif yang ada dalam

ritual agama. Obyek yang peneliti pilih adalah agama Islam dan ritual Waqiahan.

Melalui kata pengantar ini, peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dr. Mohammad Sodik S.Sos, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora,

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Drs. Siantari Rihartono, M.Si, Kaprodi Ilmu Komunkasi Fakultas Ilmu Sosial

dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Bapak Alip Kunandar, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus

Dosen Pembimbing Skripsi peneliti yang senantiasa sudi dijarah waktu,

rumah, serta jatah kuliah doktorat-nya guna diskusi panjang selama proses

penyelesaian penelitian yang makin lama makin menggelisahkan ini.

4. Dr Iswandi Syahputra M.Si, serta Dra Marfuah Sri Sanistyastuti M.Si selaku

Penguji I dan II juga Dr. Yani Tri Wijayanti M.Si selaku ketua sidang yang

berkenan memberi masukan yang amat membangun dalam proses

penyelesaian penelitian ini.

Page 8: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

viii

5. Segenap dosen Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, semoga semua ilmu yang bapak dan ibu

ajarkan dapat menjadi berkah dunia dan akhirat. Amin.

6. Bapak dan ibu karyawan TU terlebih Ibu Nur Fadhilah yang tidak pernah letih

membantu proses administrasi penelitian ini.

7. Kedua orang tua peneliti, Bapak Subiyanto dan Ibu Sudarmini serta ananda

Isti’la Nurul Istiqomah dan Izzatuz Zahroil Athiroh. Terima kasih untuk setiap

peluh dan dukungan yang tiada habisnya tercurah bagi peneliti. Percayalah

abangmu ini pasti lulus.

8. K.H Gus Nur Salim selaku Wali Sanad Manaqib Al Waqiah di Pondok

Pesantren Sunan Kali Jogo Patebon Kendal, K.H Abdul Wakhid dan

Mujahadah pembacaan surat Al Waqiah “Manaqib Waqiah Al Karomah”

Cluwak, Pati serta Bapak Subiyanto dan seluruh jamaah Majlis pembacaan

surat Al Waqiah di Desa Doropayung yang telah mengijinkan peneliti

melakukan penelitian terhadap ritual Waqiahan.

9. Prof. Damien Barca PhD, mr. Hansel McManaman PhD, Dr Malik Syarif,

bapak Faiq Habibie M.Sc, abang Albertus Da Silva Mphil, mas Anfasul

Marom MA, dan Gus Khusni Zainury Lc yang berkenan menjadi mentor

peneliti. Diskusi dengan bapak-bapak sekalian tak pernah tidak mencerahkan

sekaligus menggembirakan.

10. Prof Benkei Kurosawa, Mr. Jung Young-Ha PhD, Bapak Widjanarko M.Si,

Bapak Ibnu Soetowo S.H, Bapak Kamli Darsono S.Hum serta segenap jajaran

peneliti di NGO North Coast Study yang telah membantu peneliti begadang

sebulan penuh guna pengambilan sumber data lapangan penelitian ini.

11. Robert, Nandi, Falah, and Odi in Amsterdam, Orsten, Susanto, Karim, and

Memo in Gronigen, Mark, Hans, Dimitry, and El Hadji in Frankfurt. Also

Page 9: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

ix

Derek, Carson, Tsatsuma, and Geremi in Paris, thank you for every chat,

discussion, correspondence, corrections, references, books, journals, and

literature that has been given in order to enrich the analysis of this research.

12. Go Eun Ri, Levi, Agirrexte, Noah, Inago, Eygun, Mehmed, Dobrev, Patel,

Raunaaq, and Kumar in Casa del Mare, Los Bermejales, Seville also Izza and

Zain in Brussels thank you for all suportive effort, and wonderful memories.

13. Qonita, Riesvi, Fitri, Ladli, Revita, Vina, Luna dan Nazwa, yang sudi

berjibaku menjadi kawan diskusi sekaligus korektor EYD selama proses

penyusunan penelitian ini. Tanpa kalian jelas penelitian ini akan jauh-jauh

lebih cepat terselesaikan.

14. Orang tua peneliti selama di Yogyakarta, Bapak H Muhammad Syamsudin,

Dr. Badrus Sholeh, Bapak Gatot, Bapak Sumadi serta jajaran pengurus takmir

Masjid Khoirul Anwar yang senantiasa memberi dukungan baik moral

maupun material selama penulis menuntut ilmu di Yogyakarta

15. Seluruh santri Madrasah Khoirul Anwar yang peneliti banggakan sekaligus

saudara semasjid dan sepembaringan, Mas Boedi, Kak Alim, Gus Hilmi,

Kang Doer, Kang Mahfud dan Gandi, terima kasih sudah sudi menjadi kawan,

saudara, koki, konter pulsa, sumber sarapan, baitul mal berjalan sekaligus

guru hidup yang luar biasa Masya Allah.

16. Segenap Tim IV Studi Media Yogyakarta yang peneliti ingkari sumbangsih

dan peran sertanya, abang Marledi Tampubolon M.Phil, Samad Sabeni M.A,

Damar Van Rieben S.Ant, Medina Safira M.Si, Taigan Tora Taira S.Sos,

Denise Valeria S.Phil, dan Zukhruful Anam S.Hum, percayalah kamerad jalan

perjaka (dan perawan) kita masih amat panjang.

17. Mas Hambali dan mbak Riana KORA, mbak Fivi, mbak Genta, mbak Evie di

KameraDM, abang Bone, dan Anderson di Markiss, mas Fatih Kemal, mbak

Page 10: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

x

Diana, mbak Latifa, alm mas I Gde Anak Badung, alm mas Moksa Jayanagri.

Terima kasih telah menjerumuskan peneliti dengan jalan emansipasi penuh

onak duri bernama kritis, yang entah kenapa begitu mengelijang.

18. Seluruh sahabat PMII Humaniora Park Korp Gareng 2011, antek-antek

Lingkar Kajian Media Yogyakarta, para kuli tinta di KiriBelok, penghuni

PETAK9, kawan-kawan di LiterasiDesa, kawan-kawan di Remot, komunitas

KORA2, komunitas Tukang Garong-Buku, dan komunitas KineFilm.

19. Komunikasi 2011 Yasin, Arif, Egi, Uum, Nuri, Irhas, Aim, Eni, Chus, Niken,

Fuad, Nanda, Hari, Rama, Yoga, dan juga teman-teman kelas KOMBHE.

Teruntuk Riki, Rais, Akbar, Nuha, dan Amri, segeralah kembali ke jalan yang

di ridhoi Allah Subhanahu Wa Ta’ala nak, kalian belok terlalu jauh!

Akhir kata peneliti ingin mengucapkan maaf apabila masih ada banyak

kekurangan dan kesalahan yang peneliti lakukan, semoga bisa lebih baik lagi di

penelitian selanjutnya

Yogyakarta, 15 November 2016

Aziz Daryono

NIM: 11730100

Page 11: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ ii

HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v

HALAMAN MOTTO .................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

ABSTRACT .................................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 8

D. Manfaat Penelitian............................................................................... 9

E. Batasan Penelitian.....................................................................................9

F. Telaah Pustaka .................................................................................... 10

G. Landasan Teori .................................................................................... 12

H. Metode Penelitian... ............................................................................. 23

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian.........................................................23

2. Lokasi Penelitian................................................................................26

3. Subjek Penelitian................................................................................26

4. Objek Penelitian.................................................................................26

5. Teknik Pengumpulan Data.................................................................28

6. Teknik Analisis Data..........................................................................28

7. Teknik Penyajian Data.......................................................................29

8. Validitas dan Reliabilitas Data...........................................................29

I. Sistematika Pembahasan Skripsi .......................................................... .31

Page 12: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

xii

J. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 32

BAB II GAMBARAN UMUM...................................................................... .33

A. Gambaran Umum Desa Doropayung.........................................................34

B. Majlis Pembacaan Surat Al Waqiah..........................................................40

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 47

A. Pemilihan Narasumber ........................................................................ 47

B. Konsensus Pada Ritual Waqiah Desa Doropayung .............................. 53

C. Konsensus Pada Ritual Waqiah Desa Doropayung .............................. 58

D. Kritik Ideologi ..................................................................................... 92

BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 103

A. Kesimpulan ......................................................................................... 103

B. Saran .................................................................................................. 104

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 105

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 13: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.Kerangka Pemikiran .................................................................... 32

Page 14: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Interview Guide Klaim Kejujuran

Lampiran 2 : Data Jamaah Majlis Waqiahan

Lampiran 3 : Buku Pegangan Jamaah Majlis Waqiahan (Cover)

Lampiran 4 : Buku Pegangan Jamaah Majlis Waqiahan (Hadroh)

Lampiran 5 : Buku Pegangan Jamaah Majlis Waqiahan (Al Waqiah)

Lampiran 6 : Buku Pegangan Jamaah Majlis Waqiahan (Dzikir)

Lampiran 5 : Buku Pegangan Jamaah Majlis Waqiahan (Doa)

Page 15: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

xv

ABSTRACT

Three decades ago, Habermas said that in the future, the role of religion would

be replaced by social praxis that is produced by the communicative action.

Through the communicative actions consensus, the role of sacred religious entity

as a moral justification will be replaced by rationality. But modernity project

expected by Habermas apparently never happened. Modern society is stuck in

rationality monade and confirming its position as the entity that set aside the

moral and also an individualistic. Religion on the other hand, managed to pull out

its potential for maintaining ethical morality aspect through the dogmas of

religion.

Habermas sees this as a chance of co-existence between rationality and

religion through communicative Action. However Habermas thinks this was a

mere possibility. Considering the religious praxis social systems would

complicate the formation of a consensus in the religious praxis. The existence of

consensus has indeed become the main requirement of a communicative act.

Therefore, this research would like to prove the potential of the coexistence

between religions and communicative action. The researchers chose the Islamic

religion and the rituals of Waqiahan in Doropayung, Juwana, Pati as objects of

research. Consider the social condition of Islam in Indonesia, which open towards

the social praxis of grassroots community. In addition, the Ritual of waqiahan in

Doropayung, Juwana, Pati was chosen because the ritual is an overview of the

religious ritual of the Nahdliyin community. A well-known moderate and open-

minded social Islamic community in Indonesia.

Using Habermas theory of Communicative Action, researcher managed to

find the forms of communicative action in the activities of the Waqiahan ritual. In

addition, all consensuses in ritual also have met all terms to be a communicative

act. All aspects concerning the comprehensive claims (sincerity, truthfulness and

rightness) until the emergence of an Ideological Criticism on social praxis

community also successfully met. Furthermore, communicative act that occurred

in the Waqiahan ritual in Doropayung, Juwana, Pati also managed to answer

Habermas questions about the epistemic position of religion (Islam) in the

forefront of modernity. To note, critique of the ideology formed by rituals

tactically criticized the culture of hedonism and religious social praxis that

occurred in Doropayung.

Keywords: Communicative Action, Religion, Islamic Ritual, Waqiahan,

Habermas, Critique Idiology

Page 16: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

xvi

ABSTRAK

Tiga dekade lalu, Habermas pernah menuturkan bahwa kelak peran agama

akan digantikan oleh praksis sosial yang lahir dari Tindakan Komunikatif.

Melalui konsensus yang lahir dari Tindakan Komunikatif, peran agama sebagai

justifikasi moral ternafikan oleh rasionalitas. Namun proyek modenitas yang

digadang-gadang habermas ternyata luput. Masyarakat modern terjebak dalam

monade rasionalitas dan mentahbiskan diri sebagai entitas yang individualistik

serta mengesampingkan moral. Agama disisi lain, berhasil mengeluarkan

potensinya untuk tetap mengakomodir moralitas melalui dogma agama.

Habermas melihat ini sebagai potensi agama untuk menjadi kawan diskusi

yang baik bagi Tindakan komunikatif. Namun Habermas menganggap hal ini

masih sebatas potensi. Konsensus menjadi syarat utama terciptanya sebuah

tindakan komunikatif. Mengingat sistem praksis sosial keagamaan yang kurang

bersahabat bagi lahirnya konsensus dalam praksis keagamaan. Untuk itu

penelitian ini ingin membuktikan potensi koeksistensi antara agama dan tindakan

komunikatif. Peneliti memilih agama Islam dan ritual Waqiahan di desa

Doropayung, Juwana, Pati sebagai objek penelitian. Hal ini mengingat kondisi

sosial agama Islam yang ramah terhadap praksis sosial masyarakat akar rumput.

Disamping itu Ritual waqiahan di desa Doropayung, Juwana, Pati dipilih karena

ritual ini secara tidak langsung merupakan cerminan ritual keagamaan warga

Nahdliyin. Sebuah komunitas agama Islam di Indonesia yang terkenal moderat

dan terbuka.

Dengan menggunakan skema teoritik Tindakan Komunikatif Habermas,

peneliti berhasil menemukan bentuk-bentuk tindakan komunikatif dalam kegiatan

ritual Waqiahan.Selain itu konsensus yang terdapat dalam ritual waqiahan

terbukti memenuhi segala syarat guna menjadi sebuah tindakan komunikatif.

Seluruh aspek menyangkut klaim komprehensibilitas (sincerity, truthfulness dan

rightness) hingga lahirnya sebuah Kritik Ideologi pada praksis sosial masyarakat

berhasil dipenuhi. Tidak hanya itu tindakan komunikatif yang terjadi dalam ritual

Ritual Waqiahan di desa Doropayung, Juwana, Pati juga berhasil menjawab

pertanyaan Habermas mengenai posisi epistemis agama (Islam) dalam kancah

pergumulan modernitas. Mulai dari aspek universalitas dogma, konvergensi sosial

hingga moral egaliter. Yang patut digaris bawahi, kritik ideologi yang terbentuk

dari tindakan komunikatif ritual Waqiahan secara taktis juga mengkritisi budaya

hedonisme dan praksis sosial keagamaan yang terjadi di desa Doropayung

Kata Kunci : Tindakan Komunikatif, Agama, Ritual Agama Islam, Waqiahan,

Habermas, Kritik Ideologi.

Page 17: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penelitian ini berangkat dari observasi awal yang peneliti lakukan

pada Juni hingga Juli 2015 pada kegiatan ritual waqiahan1. Peneliti

memfokuskan diri pada ritual waqiahan yang dilakukan masyarakat pesisir

Utara Jawa Tengah khususnya di kawasan Kabupaten Pati. Kawasan

Kabupaten Pati dipilih karena wilayah ini merupakan kantong massa umat

Islam tradisionalis atau Nahdliyin2. Sekelompok masyarakat yang secara

kultural terikat dengan organisasi sosial keagamaan Nahdhatul Ulama

(Suetowo, wawancara, 11 Juni 2015). Ritual waqiahan sendiri merupakan

sebuah ritual keagamaan yang lazim dilakukan oleh kaum Nahdliyin.

Ritual waqiahan merupakan sebuah ritual yang rutin dilakukan

oleh masyarakat pesisir pantai Utara Jawa setiap empat puluh hari sekali

atau dalam istilah lokal dinamakan selapanan3. Tujuannya, untuk ngalap

berkah sekaligus mendekatkan diri pada Allah SWT. Ritual ini kerap

dihelat dalam bentuk mujahadah4, maupun majelis dzikir. Secara umum

dalam praktik pelaksanaannya jamaah akan membaca surat Al Waqiah

1 Ritual Waqiahan merupakan sebutan bagi sebuah ritual agama islam yang berbasis pada

pembacaan Surat Al Waqiah sembari diiringi dzikir-dzikir tertentu (K.H Gus Nur Salim,

wawancara, 4 Juni 2015)

2 Nahdliyin merupakan sebutan bagi sekelompok masyarakat baik yang berafiliasi secara kultural

ataupun organisasional dengan organisasi kemasyarakatan Nahdlatul Ulama‟

3 Selapanan merupakan sebutan bagi fase 40 hari dalam penanggalan Jawa.

4 Mujahadah, merupakan kegiatan ritual berdoa secara serentak dan berjamaah.

Page 18: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

2

secara bersama-sama untuk kemudian diakhiri dengan membaca dzikir dan

doa. Dzikir dan doa yang dilakukan dapat saja berbeda antara satu majelis

dengan majelis yang lain, bergantung pada mursyid5 yang mensanadkan

ritual ini kepada pemangku ritual.

Penelitian ini akan menyorot pada perbedaan yang terjadi dalam

ritual waqiahan. Meskipun berasal dari mursyid yang sama, sebuah ritual

waqiahan dapat berbeda antara satu sama lain. Realitas ini peneliti

dapatkan dalam ritual waqiahan yang dilakukan oleh majelis pembacaan

Alwaqiah di desa Doropayung, Juwana, Pati dengan mujahadah

pembacaan surat Al Waqiah “Manaqib Waqiah Al Karomah” yang diasuh

oleh K.H Abdul Wachid yang bertempat di desa Cluwak, Pati. Keduanya

berasal dari Sanad6 dan mursyid ritual waqiahan yang sama, yaitu K.H

Gus Nur Salim selaku pengasuh Pondok Pesantren Sunan Kalijaga yang

berada di desa Purwosari, Patebon, Kendal.

Keduanya juga berasal dari latar belakang yang sama, yaitu

Nahdliyin. K.H Abdul Wachid secara struktur tercatat sebagai pengurus

Nahdhatul Ulama ranting. Begitu pula dengan jamaah majelis pembacaan

surat Al Waqiah di desa Doropayung. Meski secara struktur tidak tercatat

sebagai anggota ormas Nahdhatul Ulama, desa Doropayung dikenal

sebagai basis Nahdhatul Ulama yang kuat di kawasan Juwana. Ritual

keagamaan yang kerap dihelat di desa Doropayung sangat kental dengan

5 Mursyid dalam pemaknaanya disejajarkan dengan terma “guru”.

6 Sanad merupakan bukti bersambungnya silsilah pewarisan amalan dari satu guru ke guru lainnya

(Hilmi Naufar, wawancara, 30 November 2015)

Page 19: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

3

nuansa Nahdhatul Ulama, semisal tahlilan7, manaqiban

8, yasinan

9,

barzanji10

, burdahan11

, hingga asroqolan12

.

Selain itu benang merah yang menghubungkan kegiatan di atas

dengan kultur Nahdliyin adalah ritual keagamaan di atas melewati proses

Syahadah atau Ijazah. Syahadah atau Ijazah dalam terma pondok

pesantren memiliki banyak makna. Hal ini bermakna serupa dengan proses

perizinan yang diberikan seorang Kyai kepada santrinya untuk

mengamalkan amalan tertentu. Ijazah ini penting karena sebagai bukti

bahwa seorang santri memahami esensi, fadhilah hingga mekanisme

pelaksanaan sebuah amalan, sehingga dapat mengamalkan dan

mengajarkan kepada masyarakat umum (Sadzali, wawancara 14 Juli

2016).

7 Tahlilan merupakan kegiatan membaca serangkaian dzikir yang seringkali diiringi pembacaan

surat Yasin dengan pembacaan kalimah thoyyibah sebagai intinya. Seringkali kegiatan ini

diasosiasikan dengan kegiatan mendoakan orang yang sudah meninggal.

8 Manaqiban berasal dari kata bahasa arab „manaqib‟ yang berarti biografi, kemudian ditambah dengan akhiran „an‟ akhiran bahasa Jawa menjadi manaqiban yang berarti kegiatan pembacaan

manaqib (biografi) Syaikh „Abdul Qodir al-Jailani.

9 Yasinan merupakan kegiatan membaca Surat Yasin pada momen-momen tertentu. Seringkali

kegiatan ini diasosiasikan dengan kegiatan mendoakan orang yang sudah meninggal

10 Berzanji merupakan sebuah kegiatan membaca kitab karangan Syekh Ja'far al-Barzanji bin

Hasan bin Abdul Karim. Kitab ini berisi doa-doa, puji-pujian dan penceritaan riwayat Nabi

Muhammad SAW mulai dari kelahiran, khitanan, pernikahan dan maulid Nabi Muhammad saw.

Kegiatan ini biasanya dilafalkan dengan suatu irama atau nada yang biasa digunakan pada sajak-

sajak arab

11 Burdahan merupakan suatu kegiatan melantunkan qasidah (lagu-lagu) yang berisi syair tentang

pujian/ sholawat kepada Nabi Muhammad s.a.w.. Syair tersebut diciptakan oleh Imam al Busiri dari Mesir.

12 Asroqolan merupakan kegiatan melantunkan sholawat nabi dengan episentrumnya berupa

sholawat Badar.

Page 20: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

4

Hal ini pula yang terjadi pada mujahadah pembacaan surat Al

Waqiah “Manaqib Waqiah Al Karomah” di desa Cluwak, Pati, Jawa

Tengah. K.H Gus Nur Salim sebagai Kyai mensanadkan mekanisme

praktik ritual waqiahan kepada K.H Abdul Wachid sebagai santri ritual

waqiahan. Melalui K.H Abdul Wachid pula mekanisme ritual waqiahan

diartikan, dilanjutkan, diajarkan dan dijaga sebagai sebuah praksis

keagamaan. Sehingga antara ritual waqiahan yang dilakukan oleh K.H

Nur Salim dan K.H Abdul Wachid sama dan sebangun. Hal ini pula yang

terjadi dalam banyak kegiatan ritual waqiahan yang berada di wilayah

Kabupaten Pati.

Akan tetapi, pada majelis pembacaan Alwaqiah di desa

Doropayung, Juwana, Pati, terdapat beberapa perbedaan. Praksis ritual

waqiahan bukan lagi hanya ditentukan oleh mekanisme ritual waqiahan

yang disanadkan oleh K.H Gus Nur Salim. Praksis sosial masyarakat desa

Doropayung kemudian ikut menentukan garis arah ritual waqiahan.

Mekanisme ritual waqiahan yang tadinya hanya berpusat pada pembacaan

surat Al Waqiah kemudian bergeser. Praktiknya, peneliti dapati

mekanisme pembacaan surat Al Quran lain layaknya Yasin, Ar Rahman,

hingga Al Mulk yang disesuaikan dengan praksis sosial masyarakat

Doropayung. Begitu hal ini dikonfirmasi kepada Subiyanto sebagai

penerima Syahadah ritual waqiahan pertama dalam majelis pembacaan

Alwaqiah di desa Doropayung, Subiyanto menuturkan tidak mampu

berbuat banyak.

Page 21: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

5

Subiyanto sendiri bukanlah Kyai layaknya K.H Abdul Wachid,

sehingga Subiyanto merasa tidak mempunyai kompetensi dalam

menentukan arah serta gerak ritual waqiahan yang ada dalam majelis

pembacaan Alwaqiah di desa Doropayung, Juwana, Pati. Subiyanto

memang penerima Syahadah pertama dari K.H Gus Nur Salim serta ikut

memprakarsai berdirinya majelis tersebut, akan tetapi dalam hal praktik

ritual waqiahan, Subiyanto menyerahkan sepenuhnya pada kesepakatan

seluruh jamaah. Lebih lanjut Subiyanto pernah menuturkan hal ini kepada

K.H Gus Nur Salim dan selaku mursyid kegiatan ritual waqiahan K.H Gus

Nur Salim tidak berkeberatan hal tersebut dilakukan.

Realitas inilah yang coba peneliti potret dalam koridor riset

komunikasi dengan menggunakan teori Tindakan Komunikatif Habermas.

Habermas mendefinisikan Tindakan Komunikatif sebagai sebuah tindakan

yang dihasilkan dan dipengaruhi oleh aturan yang disepakati bersama

antara partisipan komunikasi. Tolak ukur keberhasilan proses komunikasi

bukan lagi dilandaskan pada upaya pemenuhan satu sisi akan tetapi hasil

yang dituju lebih berorientasi pada pemahaman timbal balik antar

partisipan komunikasi (Habermas, 1990: 60-61). Pemahaman timbal balik

ini mampu dicapai apabila setiap partisipan komunikasi terbuka akan

terjadinya sebuah ruang argumentasi yang bebas represi. Keberadaan

ruang argumentasi yang bebas represi ini sangat dipengaruhi oleh kultur

komunikasi masyarakat yang membentuknya. Habermas menganggap

masyarakat modern sebagai kultur masyarakat rasional. Sebuah kultur

Page 22: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

6

masyarakat dengan corak low context culture yang kental (Bertus,

wawancara, 12 Desember 2016).

Komunikasi yang berlangsung dalam Low context culture bersifat

linier dan konstan serta cenderung menggunakan kata-kata yang tak

pernah putus. Komunikasi melalui konteks ini bersifat langsung, tepat,

dramatis, terbuka, dan didasarkan pada perasaan atau niat. Makna secara

eksplisit dinyatakan melalui bahasa. Orang-orang yang saling

berkomunikasi biasanya mengharapkan penjelasan ketika ada sesuatu yang

masih belum jelas. Kebanyakan peserta komunikasi mengharapkan

transmisi pesan secara langsung guna menanggulangi minimnya

pengetahuan akan konteks komunikasi (Hall E. dan Hall M, 1990: 6-15)

kontek seperti inilah yang menjadi kunci kompetensi munculnya tindakan

komunikatif dalam pelaksanaan ritual waqiahan yang ada dalam majelis

pembacaan Alwaqiah di desa Doropayung, Juwana, Pati.

Masyarakat pesisir Utara Jawa Tengah – dalam hal ini masyarakat

desa Doropayung - hidup dan dibesarkan dalam budaya blak-blakan13

dan

Blókó-sutó14

(jujur dan apa adanya). Budaya ewuh-pakewuh15

yang secara

umum ada dalam masyarakat Jawa pada umumnya hanya terlihat pada

aspek-aspek yang melibatkan disparitas antar entitas sosial masyarakat

yang berbeda jauh, semisal dalam hal keilmuan, agama, ataupun tingkat

13 Budaya masyarakat pesisir yang cenderung berkata apa adanya.

14 Konsep komunikasi masyarakat pesisir yang berbasis pada etika jujur dan apa adanya.

15 Budaya malu. Malu disini lebih bermakna mengedepankan sikap sungkan dalam bermasyarakat

Page 23: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

7

ekonomi. Pola komunikasi antara masyarakat biasa dengan orang-orang

terpandang, Kyai atau pemangku kepentingan cenderung mengedepankan

budaya ewuh-pakewuh. Akan tetapi, dalam keseharian antar sesama

masyarakat yang sama dalam hal status sosial dan keilmuan, proses

komunikasi yang terjadi cenderung terbuka serta impromtu (Widjanarko,

wawancara, 9 Oktober 2015).

Dahulu, wilayah pantai Utara Jawa Tengah tercatat sebagai

kawasan ekonomi yang berbasis pada kota pelabuhan. Kota-kota ini

kemudian tumbuh menjadi kawasan suburban bagi para saudagar,

pendatang, nelayan, buruh, serta pekerja yang kerap berpindah dari satu

pelabuhan kapal ke pelabuhan lain. Sehingga alih-alih muncul budaya

komunikasi yang berorientasi pada aspek kepriyayian layaknya di wilayah

Yogyakarta, budaya pesisir Utara Jawa Tengah berkembang dengan

menggunakan kultur khas masyarakat menengah kebawah yang Blókó-

sutó sebagai episentrum (Widjanarko, wawancara, 13 Oktober 2015).

Kultur komunikasi yang seperti ini seringkali melahirkan kultur

komunikasi yang berbasis Low context communication.

Low context culture dalam bentuk sikap Blókó-sutó inilah yang

menentukan terjadinya sebuah tindakan-tindakan komunikatif dalam ritual

waqiahan majelis pembacaan Alwaqiah di desa Doropayung, Juwana,

Pati. Praksis ritual waqiahan yang seharusnya mengikat dan ditentukan

oleh sebuah otoritas pemangku ritual kemudian menjadi cair, dan di

dasarkan pada praksis masyarakat pelaku ritual. Ibarat piramida terbalik,

Page 24: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

8

garis besar serta arah ritual waqiahan didefinisikan secara terbuka oleh

masyarakat, untuk kemudian dirumuskan dalam tataran kebutuhan praksis

kemasyarakatan. Sebuah keadaan yang Habermas singgung sebagai posisi

epistemis dalam proses saling belajar antara tindakan komunikatif dan

agama. “Praksis iman jemaat yang harus menentukan arah tindakan

komunikatif” (Habermas, 2006: 114).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, peneliti

mencoba untuk memaparkan keunikan kasus sebagai bentuk pemahaman

khusus terhadap penelitian yang dilakukan. Maka peneliti menyusun

rumusan masalah:

Bagaimana bentuk tindakan komunikatif yang terjadi pada Ritual

Waqiahan, desa Doropayung, Juwana, Pati?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab

pertanyaan dari rumusan masalah di atas, yaitu:

Menganalisa konsep Tindakan Komunikatif yang ada pada Ritual

Waqiahan, desa Doropayung, Juwana, Pati.

Page 25: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

9

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan terhadap pengembangan Sosiologi Komunikasi, dan dapat

menimbulkan ide-ide baru untuk penelitian yang lebih luas pada Tindakan

Komunikatif dalam aspek-aspek agama.

2. Manfaat praktis

Penelititan ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa

gambaran terhadap konsep Tindakan Komunikatif Habermas dalam

posisinya sebagai upaya diskursus terhadap praksis keagaaman.

Pemahaman tersebut diharapkan mampu memberikan sumbangan

kerangkan pemikiran yang dapat diperankan dalam kehidupan masyarakat.

E. Batasan Penelitian

Guna menghindari ruang lingkup yang terlalu luas sehingga

mengaburkan fokus permasalahan dalam penelitian ini maka perlu dibuat

batasan-batasan masalah. Adapun batasan masalah yang akan digunakan

peneliti adalah:

1. Peneliti hanya menganalisa bentuk Tindakan Komunikatif yang terjadi

pada selang waktu Juni 2011-Juni 2015

Tahun 2011 merupakan awal berdirinya majelis pembacaan surat

Al Waqiah yang berlokasi di desa Doropayung, Juwana, Pati, sedangkan

Juni 2015 merupakan waktu peneliti melakukan preliminari riset

Page 26: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

10

2. Peneliti hanya menganalisa aspek-aspek pembentuk Tindakan

Komunikatif beserta Kritik Ideologinya

Mengingat teorama Tindakan Komunikatif merupakan sebuah

grand-theory yang terbagi menjadi tiga kamar besar; Tindak Tutur,

Tindakan Komunikatif dan Ruang Publik. Penelitian ini akan menafikan

korelasi antara ketiga teori diatas dan hanya akan fokus pada analisis

terhadap aspek-aspek pembentuk Tindakan Komunikatif dan Kritik

Ideologi yang dibawanya.

F. Telaah Pustaka

Telaah pustaka berguna sebagai pembanding serta acuan penelitian

dari beberapa penelitian yang sebelumnya telah dilakukan. Karya yang

menjadi telaah pustaka ini dipilih berdasarkan relevansi tema dengan

penelitian yang akan dilakukan. Telaah pustaka juga berguna untuk

meminimalisir pengulangan atau tindakan plagiat penelitian. Maka dari itu

peneliti telah menemukan hasil penelitian sebelumnya yang dapat di

jadikan acuan antara lain;

Penelitian yang dilakukan oleh Zulfatul Choiriyah mahasiswi

Fakultas Filsafat Universitas Gajah Mada (2014) dengan judul “Konflik

Etnis Cina Di Indonesia Dalam Tinjauan Teori Tindakan Komunikatif

Jurgen Habermas”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat penyebab

terjadinya konflik antara masyarakat etnis Cina dengan masyarakat

pribumi melalui kacamata teori Tindakan Komunikatif. Penelitian ini

Page 27: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

11

berbentuk Studi Pustaka dengan menggunakan metode analisis

Hermeneutika Filsafat.

Persamaan penelitian di atas dengan penelitian ini terdapat pada

penggunaan Teori Tindakan Komunikasi Habermas. Perbedaannya,

Zulfatul Choiriyah lebih fokus pada pendefinisian dan proses

pembentukan konflik yang terjadi akibat kebuntuan komunikasi antar

etnis. Namun dalam penelitian ini peneliti lebih fokus pada bentuk

tindakan komunikatif yang terjadi pada ritual pembacaan Surat Alwaqiah,

serta konsensus yang dibuat selama kegiatan tersebut berlangsung.

Telaah selanjutnya merupakan penelitian yang dilakukan oleh

Awal Muqsith Mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Filsafat Universitas

Gajah Mada (2012) dengan judul “Interpretasi Komunikatif Terhadap

Ayat Perang Dalam Perspektif Tindakan Komunikasi Jurgen Habermas”

dalam penelitian ini dibahas mengenai 1) Teori tindakan komunikasi yang

dikembangkan oleh Jurgen Habermas, (2) Historisitas ayat perang, (3)

Permasalahan yang ada dalam ayat perang dan (4) Penerapan teori

tindakan komunikasi dalam interpretasi ayat perang.

Penelitian ini menggunakan pendekatan Hermeneutika dalam

metode analisis teks guna menyingkap aspek intersubjektifitas antar

manusia dalam menyikapi ayat perang. Perbedaan penelitian diatas dengan

penilitian ini terletak pada fokus bahasan. Peneliti fokus pada ritual

keagamaan yang didasari dari sebuah konsensus tindakan komunikatif.

Sedangkan Awal Muqsith lebih fokus pada aspek historisitas sebuah ayat.

Page 28: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

12

Telaah yang terakhir berasal dari penelitian yang dilakukan oleh

Ricardo F. Nanuru Mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Filsafat Universitas

Gajah Mada (2011) dengan judul “Fungsi Sosial Gereja Menurut Konsep

Rasionalitas Komunikatif Jurgen Habermas”. Penelitian ini menelaah

fungsi gereja ketika berhadapan dengan aspek-aspek globalisasi layaknya

kemisikinan, penindasan, krisis ekologi dan sebagainya. Teori Rasio

Komunikatif Habermas difungsikan sebagai faktor yang mendorong

terciptanya fungsi gereja yang komunikatif.

Penelitian di atas menggunakan pendekatan Hermeneutika dan

Heuristika guna menganalisis objek penelitian. Peneliti mendapati banyak

kesamaan pendekatan dengan penelitian Ricardo F. Nanuru. Kedua

peneliti mencoba mendialogkan aspek agama layaknya gereja dan ritual

pembacaan Alwaqiah dengan teori Tindakan Komunikatif Habermas.

Sedangkan dalam hal perbedaan antara kedua penelitian terdapat pada

pendekatan penelitian dan subjek, objek penelitian.

G. Landasan Teori

1. Teori Tindakan Komunikatif

Teori tindakan komunikatif punya distingsi yang jelas

mengenai ranah kehidupan praksis. Praksis disini bermakna tindakan

manusia sebagai mahluk sosial yang tidak hanya didasarkan pada

kesadaran rasio. Esai yang berjudul “Labor and interaction : remarks

on Hegel‟s jena „philosophy of mind‟ (Hardiman, 1990:17-22),

Page 29: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

13

Habermas menjelaskan bahwasannya Hegel sebagai bapak ilmu sosial

kritis kontemporer telah membedakan ranah praksis dalam dua sekat

besar. Pertama arbeit (kerja) dan kommunikation (komunikasi).

Menurut logika ini, dalam komunikasi terdapat hubungan kegiatan

penaklukan dalam interaksi intersubjektif melalui bahasa sehari-hari.

Layaknya kerja yang membuat jarak antar manusia dengan alamnya,

begitu juga dengan bahasa sehari-hari yang otomatis menjadi jarak

pemisah antara manusia dengan persepsi atas dunia.

Di sinilah letak kerancuannya, menurut Habermas logika

penaklukan Hegel tidaklah tepat bila diarahkan pada proses

komunikasi. Upaya penafsiran sempit semacam ini hanya akan

membawa kita mundur jauh. Problematika ini pula yang membuat

mesin paradigmatik Marxist dan Frankfurter Schule membentur titik

kulminasi. Menurut Habermas komunikasi yang ideal adalah

komunikasi yang membebaskan. Sebuah pengalaman komunikasi

yang tertanam di dalamnya pengalaman kebebasan (Magnis Suseno,

1992:171). Hal ini jelas tidak akan terwujud dengan logika

penaklukan yang dibawa oleh Karl Marx dan para begawan

Frankfurter Schule.

Kebebasan dalam proses berkomunikasi sudah selayaknya

hemoglobin dalam darah. Sebuah pesan akan senantiasa tersampaikan,

namun belum tentu dengan makna sebuah pesan. Seseorang

komunikan tidak akan dapat dipaksa untuk menerima makna pesan

Page 30: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

14

dari komunikator. Seluruh anggota komunikasi harus sepaham dalam

ranah pengalaman dan pengetahuan guna menyepakati sebuah makna

pesan. Kesepakatan ini bersifat bebas serta terbuka.

Konsep praksis dan kebebasan komunikasi inilah yang

melatarbelakangi lahirnya tindakan komunikatif. Habermas membagi

rasio dalam tiga bentuk; yang pertama rasio instrumental yang

melahirkan tindakan instrumental. Kemudian rasio strategis yang

berakar dari kerja atau tindakan rasional bertujuan. Terakhir rasio

komunikatif, sebuah derivasi dari praksis komunikasi (Habermas,

1990: 59).

Tindakan instrumental berorientasi pada pemenuhan teknis

dengan mempertimbangkan pengetahuan empiris untuk kemudian

memilih sarana paling tepat guna mewujudkan tujuan instrumental.

Sama halnya tindakan instrumental, hanya saja Zweckrationales

handlens (tindakan strategis) berorientasi pada kenyataan sosial

sedangkan tindakan instrumental pada kenyataan non sosial. Namun

dalam hal pemenuhan tujuan, tindakan strategis lebih

mempertimbangkan nilai-nilai dan kaidah. Sehingga gagal atau

tidaknya sebuah usaha dinilai dari sejauh mana keberhasilan dalam

mewujudkan tujuan (Habermas, 1990: 60).

Kedua bentuk rasionalitas ini sebenarnya sama dan sebangun

dengan konsep rasionalitas yang diutarakan Weber guna membagi

bentuk-bentuk tindakan manusia. Akan tetapi Habermas bergerak

Page 31: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

15

lebih jauh dengan menambahkan rasio komunikatif sebagai basis dari

tindakan komunikatif. Habermas mendefinisikan tindakan

komunikatif sebagai sebuah tindakan yang dihasilkan dan dipengaruhi

oleh aturan yang disepakati bersama antara anggota komunikasi.

Tolak ukur keberhasilan bukan lagi didasarkan pada upaya

pemenuhan satu sisi akan tetapi hasil yang dituju lebih berorientasi

pada pemahaman timbal balik antar partisipan komunikasi (Habermas,

1990: 60-61).

Konsep pemahaman verstandingung (timbal balik) inilah yang

merupakan titik tolak bagi Habermas dalam merumuskan teori

Tindakan Komunikatif. Adanya pemahaman timbal balik maka

terbuka kesempatan bagi setiap partisipan komunikasi untuk

melakukan sanggahan, kritik, serta alasan guna memperoleh

pengakuan intersubjektif (Habermas 2007: 11). Tidak ada sebuah

klaim yang absolut, keabsahan sebuah klaim terdapat pada adanya

opsi untuk melakukan koreksi dan belajar dari kesalahan. Kesadaran

inilah yang nantinya akan membawa pada pemahaman komunikatif .

Habermas sendiri membagi bentuk klaim atas tiga bagian

utama; bagian yang pertama merupakan Truth (klaim kebenaran);

sebuah dasar dari dunia objektif. Lalu Rightness (klaim ketepatan);

bagi validitas dunia intersubjektif atau sosial dan yang terakhir

Sincerity (klaim kejujuran); untuk validitas dunia subjektif (Habermas,

1987: 120). Apabila kita mampu menjelaskan ketiga klaim diatas

Page 32: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

16

dengan benar maka kita akan sampai pada tahap yang Habermas sebut

sebagai klaim Comprehensibility (komprehensibilitas) (Hardiman

2009: 19).

Sebuah proses komunikasi berhasil apabila memenuhi kriteria

yang ada dalam realitas dunia yang dirujuk ketika proses komunikasi

berlangsung. Alasan utama kegagalan proses komunikasi sebenarnya

dilatarbelakangi oleh kegagalan dalam merujuk realitas dari klaim

yang bersangkutan. Jika ketiga konsep tersebut dikaitkan dengan

sebuah tindakan maka diharapkan akan melahirkan sebuah proses

komunikasi yang berorientasi pada kesepahaman.

Norma, adat, hukum serta prananta sosial bukanlah ekses dari

Tindakan Rasionalitas, akan tetapi hasil dari proses saling percaya dan

memahami antara berbagai elemen masyarakat. Hal ini merupakan

hasil dari sebuah relasi antar subjek yang sejajar. Konsep pemahaman

komunikatif dilandasi oleh penyatuan pengalaman menuju sebuah

konsensus. Setiap partisipan dituntut untuk melampaui pandangan

subjektif mereka untuk kemudian meyakinkan diri akan kesatuan

dunia yang intersubjektif. Semua ini dilandasi oleh mutualitas

keyakinan dan rasionalitas atas dasar kesatuan makna dan pemahaman

makna (Habermas 1981: 14).

Inilah kunci pemikiran Habermas mengenai konsep rasionalitas

dan pemahaman. Rasionalitas dapat menjadi sebuah upaya

emansipatoris jika dan hanya jika rasionalitas berjalan seimbang.

Page 33: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

17

Rasio kerja berfungsi sebagai kontrol teknis atas alam dan proses

objektif. Sedangkan Rasio Komunikatif bekerja pada ranah diskusi

publik yang bebas dari dominasi. Sebuah ranah diskusi yang di

dalamnya terdapat pengurangan tingkat represi norma sosial dan

reduksi aspek-aspek kekakuan. Sehingga norma yang berlaku di

dalamnya menjadi cair dan fleksibel serta terbuka bagi lahirnya

refleksi.

Masalahnya Habermas menengarai adanya penyempitan

pemahaman atas rasionalitas, yaitu dengan hanya melihatnya pada sisi

efektifitas. Padahal seharusnya rasionalitas ini dimaknai sebagai arena

argumentatif yang tanpa sekat, me-reunifikasi-kan gagasan guna

mengatasi pandangan subjektif guna saling meyakinkan secara

rasional agar terbentuk sebuah Konsensus (Habermas 1984: 99-100).

Konsensus ini kemudian menjadi manifestasi tindakan komunikatif

Habermas yang diarahkan sebagai sebuah kritik terhadap masyarakat

modern yang mulai individualistik membatasi konteks relasi yang

terjalin antara manusia hanya sebatas penguasaan antara satu dengan

yang lain.

Perkembangan konsep ini kemudian berkembang lebih jauh

sejurus dengan ketertarikan Habermas terhadap kondisi ideal sebuah

komunikasi yang nir-represi. Tindakan komunikatif sejalan kemudian

menjadi sebuah grand-theory yang mencakup tiga teori besar yaitu

Tindak Tutur, Tindakan Komunikatif, dan Ruang Publik. Tindak

Page 34: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

18

Tutur melihat konteks tindakan individu dilihat dari segi komunikasi,

kemudian Tindakan Komunikatif fokus pada peran komunikasi dalam

membentuk konsensus dalam masyarakat. Hingga pada fase terakhir

bagaimana sebuah masyarakat yang komunikatif mampu membangun

sebuah ruang diskusi bebas represi bernama Ruang Publik.

Tidak hanya berhenti disitu, Habermas mencoba melangkah

lebih jauh dengan melirik keberadaan agama sebagi media

terbentuknya tindakan komunikatif, mengingat selama ini tindakan

komunikatif senantiasa menggantungkan diri rasionalitas masyarakat

nan sekularistik. Hal ini bukannya tanpa alasan, Habermas merasa

pesimis terhadap potensi masyarakat modern dalam menghasilkan

tindakan komunikatif. Masyarakat modern yang digadang-gadang

Habermas menjadi ladang subur tumbuhnya tindakan komunikatif tak

lebih hanya menawarkan harapan palsu. Alih-alih menjadi terbuka

dengan pandangan disekitarnya masyarakat modern kini tersekat

dalam monade-monade individualistik berbentuk sosial media dan

cyber society (Habermas: 2006, 49-50).

Habermas beranggapan agama mampu menjadi kawan diskusi

yang baik bagi masyarakat jika dan hanya jika agama mampu

menyesuaikan diri dengan perkembangan nalar sekularistik. Caranya,

dengan membuka kesempatan terbentuknya tindakan komunikatif

pada praksis keagamaan. Sehingga kegiatan kegamaan tidak berakhir

sebagai dogma semata, akan tetapi menjadi sebuah tindakan

Page 35: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

19

komunikatif yang bersifat emansipatoris. Not only enlighting faith but

also improving humanity.

Meskipun Habermas mengatakan masih sebatas potensi dan

belum pernah ada pembuktian empiris mengenai praksis keagamaan

yang mampu menjadi tindakan emansipatoris, Habermas

mensyaratkan bahwa dalam setiap aspek-aspek tindakan komunikatif

harus melibatkan proses komunikasi yang bebas repsesi. Sehingga bila

terbentuk sebuah tindakan komunikatif dalam aspek keagamaan, maka

didalamnya harus menjamin terjadinya proses komunikasi yang bebas

repsesi. Disinilah posisi proses komunikasi disini menjadi sangat

krusial.

Bagi Habermas proses komunikasi dapat dikatakan bebas

represi bila memenuhi klaim komprehensibilitas. Klaim

komprehensibilitas terbagi atas tiga bagian; bagian yang pertama

merupakan Truth (klaim kebenaran); sebuah dasar dari dunia objektif

empiris. Lalu Rightness (klaim ketepatan); bagi validitas dunia

intersubjektif yang sifatnya normatif dan yang terakhir Sincerity;

(klaim kejujuran); untuk validitas dunia subjektif (Habermas, 1987:

58). Terma di atas jelas bukan terma yang lumrah ditemui dalam ranah

komunikasi. Hal ini dapat dimaklumi mengingat Habermas

mencetuskan teori ini memang bukan dari rahim komunikasi akan

tetapi filsafat komunikasi. Namun hal tersebut bukannya tanpa jalan

Page 36: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

20

keluar, bila lebih teliti tiga klaim diatas dapat diubah dalam konteks

komunikasi yang lebih familiar.

Klaim kebenaran yang harus sesuai dengan kenyataan empiris

dapat dikatakan sebagai pesan dari sebuah tindakan komunikatif.

Klaim ketepatan yang mengacu pada tatanan dunia sosial normatif

dapat dimaknai sebagai source atau konteks komunikasi. Sedangkan

klaim kejujuran yang menuntut seseorang menyatakan secara

sungguh-sungguh terhadap apa yang dia lakukan dapat

dikelompokkan sebagai channels atau saluran. Saluran yang dimaksud

dalam hal ini adalah bahasa oral yang digunakan. Habermas

menyatakan dalam hal keagamaan bahwa klaim ketepatan dalam

sebuah komunikasi bisa dilihat dalam konteks keagamaan (Habermas:

2006, 67).

Sejurus kemudian secara ekplisit Habermas menjelaskan pula

bahwa klaim kebenaran dalam tindakan komunikatif yang dihasilkan

oleh agama harus dapat ditemukan dalam teks-teks keagamaan yang

melandasi terbentuknya konsensus (Habermas: 2006, 69).

Dikarenakan belum ada penelitian sejenis mengenai ritual Waqiahan,

maka menurut peneliti konteks keagamaan dalam penelitian tindakan

komunikatif pada ritual Waqiahan di desa Doropayung dapat berupa

perilaku keagamaan para jamaah Waqiahan, hingga adat serta ritus

masyarakat yang serupa. Sedangkan pada aspek klaim kebenaran,

Dalam kasus penelitian ini, peneliti mengasumsikan bahwa pesan

Page 37: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

21

tindakan komunikatif harus dapat ditemukan dalam teks-teks

keagamaan Islam, layaknya Al Quran, Hadist, serta literatur

pendukung seperti Kitab Tafsir hingga Fiqh.

Setelah seluruh klaim terpenuhi maka tugas selanjutnya adalah

melakukan analisa lanjutan pada bentuk Tindakan Komunikatif, yang

menjadi ciri utama tindakan komunikatif adalah adanya kemampuan

melakukan kritik melalui argumentasi berbasis konsensus, bukan via

revolusi ataupun kekerasan. Melalui media konsensus Habermas

membuat distingsi antara argumen sebagai diskursus ataupun sebagai

Kritik. Diskursus guna memenuhi klaim kebenaran maka disebut

diskursus teoritis. Jika untuk memenuhi klaim ketepatan disebut

diskursus praktis. Terakhir, guna menepati klaim komprehensif maka

dihasilkan diskursus eksplikatif (Habermas dalam Hardiman 2009: 18-

19).

Hal yang berbeda akan terjadi bila proses komunikasi yang

kemudian menjadi episentrum gangguan. Sehingga mengakibatkan

pengandaian terhadap akan terjadinya sebuah konsensus menjadi tidak

valid, maka alih-alih menghasilkan konsensus, tindakan komunikatif

akan beralih fungsi sebagai Kritik Ideologi. Kritik Ideologi merupakan

konsepsi pemikiran khas filsuf Jerman yang dimaknai sebagai sebuah

upaya dialektika emansipatif guna membongkar, mengubah dan

menyadarkan masyarakat dari upaya pemberangusan kemanusiaan

melalui pelanggengan suatu “ideologi” (Hardiman, 1991: 51-59).

Page 38: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

22

Tindakan komunikatif memiliki dua bentuk; Diskursus dan

Kritik. Diskursus dibagi menjadi tiga; Diskursus guna memenuhi

klaim kebenaran maka disebut diskursus teoritis. Jika untuk

memenuhi klaim ketepatan disebut diskursus praktis. Terakhir, guna

menepati klaim komprehensif maka dihasilkan diskursus eksplikatif

(Habermas dalam Hardiman 2009: 18-19). Demikian pula dengan

kritik, kritik terhadap dunia objektif; kritik estetis bertujuan

membedah korelasi dan kesesuaian norma objektif dengan dunia

batiniah kita. Ke dua, kritik teurapeutis yang mencoba menyingkap

penipuan diri masing-masing pihak yang berkomunikasi (Hardiman

2009: 19). Hal diatas bertujuan guna menjawab posisi epistemis

agama dalam suatu tindakan komunikatif (Habermas, 2005: 143).

Telaah diatas menjadi penting karena agama Islam dalam

tindakan komunikatif bukanlah sekedar induk semang bagi tindakan

komunikatif untuk bertumbuh, akan tetapi agama Islam harus menjadi

ruang terbuka yang mampu mengakomodir praksis keagamaan yang

lahir dari tindakan komunikatif. Menurut Habermas setidaknya ada

tiga hal yang harus dijawab guna membuktikan hal tersebut; pertama,

agama harus pengetahuan tanpa mampu menunjukkan aspek

universalitasnya Kedua, agama mampu membuktikan relasi dogma

agamanya dengan pengetahuan sekular tanpa terjadi friksi yang

berarti. Terakhir, Agama harus membuktikan adanya prinsip moral

Page 39: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

23

serta egaliter antar individu di dalam doktrin keagamaan (Habermas,

2005:143).

Jika melihat postulat di atas, maka ritual Waqiahan sebagai

bentuk dari praksis keagamaan hanya bisa menjadi sebuah gerakan

emansipatif bila di dalamnya terdapat tindakan komunikatif. Tentu

saja tindakan komunikatif yang ada di dalam ritual Waqiahan harus

memenuhi syarat-syarat yang diajukan oleh Habermas. Mulai dari

kelengkapan klaim komprehensibilitas, yang terdiri dari klaim

kebenaran, klaim ketepatan, dan klaim kejujuran hingga bentuk dari

tindakan komunikatif itu sendiri, apakah menjadi sebuah diskursus

belaka atau malah sebuah kritik, hingga menjawab posisi epistemisnya

dalam kancah tindakan komunikatif

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian menggunakan teori Tindakan Komunikatif guna

menganalisisi objek material berupa kegiatan ritual waqiahan pada

majelis pembacaan surat Al Waqiah yang berlokasi di desa

Doropayung. Sumber data primer pada penelitian ini berupa observasi,

wawancara, serta dokumentasi kegiatan ritual waqiahan pada majelis

pembacaan surat Al Waqiah. Sedangkan sumber data sekunder

menggunakan literatur buku, jurnal, esai, dan tulisan yang mengkaji

paradigma teori Tindakan Komunikatif Habermas.

Page 40: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

24

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan

kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data-data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati. Kualitatif merupakan penelitian yang

memiliki tujuan dokumentasi, identifikasi, dan interpretasi mendalam

terhadap pandangan dunia, nilai, makna, keyakinan, pikiran, dan

karakteristik umum seseorang atau sekelompok masyarakat tentang

penilaian-penilaian kehidupan, situasi kehidupan, kegiatan-kegiatan

ritual dan gejala-gejala khusus kemanusiaan yang lain. Peneliti pada

penelitian kualitatif dengan memperhatikan syarat-syarat penelitian

kualitatif yang ada diharapkan akan memunculkan suatu penelitian

yang objektif. Penelitian yang dilakukan secara objektif akan memberi

arah pada penelitian layak dan dapat dipertanggung-jawabkan

hasilnya (Moleong, 2013: 4-5).

Pada penelitian kualitatif, terdapat beberapa macam metode,

diantaranya adalah studi kasus, fenomenologi, etnografi,

etnometodologi, dan sebagainya. Penelitian yang akan dilakukan ini

menggunakan salah satu dari berbagai macam metode tersebut, yaitu

dengan menggunakan metode etnografi. Etnografi selain dapat

dipandang sebagai sebuah tipe penelitian, juga dapat diperlakukan

sebagai metode penelitian. Jika dilihat dalam konteks yang lebih

besar, maka etnografi adalah sebuah metode penelitian yang

Page 41: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

25

berpayung dibawah paradigma konstruktivisme dan didalam

perspektif teoretik interpretivisme (Sri Rejeki 2004: 41).

Etnografi sebagai sebuah metode yang berada di bawah

perspektif teoretik interpretivisme merupakan suatu cara bagi peneliti

untuk mendekati objek penelitian dalam kerangka interpretivisme.

Adapun landasan pemikiran adalah bahwa realitas sosial diciptakan

dan dilestarikan melalui pengalaman subjektif dan intersubjektif dari

para pelaku sosial. Para pelaku sosial ini dipandang aktif sebagai

interpreter-interpreter yang dapat menginterpretasikan aktivitas

simbolik mereka. Aktivitas-aktivitas simbolik itu seperti permainan

bahasa, ritual, ritual verbal, metafora-metafora, dan drama-drama

sosial (Sri Rejeki 2004: 42).

Makna-makna yang dikejar adalah makna subjektif dan makna

konsensus. Makna subjektif adalah makna yang mengacu pada

interpretasi individual, sedangkan makna konsensus merupakan

makna yang diinterpretasikan secara kolektif. Makna subjektif

dikontruksi melalui proses-proses kognitif manusia. Sementara,

makna konsensus dikontruksi melalui proses-proses interaksi sosial.

Kedua makna tersebut pada hakikatnya merupakan makna-makna

yang menunjukkan realitas sosial. Asumsinya adalah bahwa realitas

secara sosial dikonstruksi melalui kata, simbol, dan perilaku dari para

anggotanya. Kata, simbol, dan perilaku ini.

Page 42: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

26

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada di desa Doropayung, Juwana,

Pati. Khususnya pada masyarakat yang tergabung dalam ritual

waqiahan pada majelis pembacaan surat Al Waqiah yang berlokasi di

desa Doropayung, Juwana, Pati.

3. Subjek Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan orientasi

lapangan mengenai keadaan narasumber untuk melihat kemungkinan

dilakukannya penelitian. Agar sesuai dengan tema yang telah

ditentukan oleh peneliti. Penelitian ini dilakukan di daerah Juwana

dengan subjek berusia 25-90 tahun. Semua subjek merupakan Jamaah

beragama Islam sekaligus Jamaah ritual waqiahan pada majelis

pembacaan surat Al Waqiah. Semua subjek juga tergabung dalam

ritual waqiahan pada majelis pembacaan surat Al Waqiah yang

berlokasi di desa Doropayung, Juwana, Pati Jawa Tengah.

4. Objek Penelitian

Penelitian ini menetapkan seluruh tindakan ritual yang

dilakukan dalam ritual waqiahan pada majelis pembacaan surat Al

Waqiah yang berlokasi di desa Doropayung, Juwana, Pati, Jawa

Tengah sebagai objek penelitian.

Page 43: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

27

5. Teknik Pengumpulan Data

Moloeng (2013:225) menyatakan bahwa teknik pengumpulan

data pada penelitian kualitatif meliputi metode observasi, wawancara,

serta penelitian dokumen dan data individu. Penelitian ini

menggunakan teknik observasi dan wawancara sebagai metode

pengumpulan data.

a. Observasi Partisipan

Observasi partisipan adalah pengamat melakukan dua peran

sekaligus, yaitu sebagai pengamat dan sekaligus menjadi

anggota resmi dari kelompok yang diamatinya tersebut.

Peneliti pertanggal 20 Juni 2015 bergabung dengan majelis

pembacaan surat Al Waqiah agar dapat melakukan

observasi secara terbuka kepada subjek penelitian yang

sekaligus jamaah ritual waqiahan pada majelis pembacaan

surat Al Waqiah.

b. Wawancara Mendalam

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu

yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan kepada yang

diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan tersebut, (Moleong, 2013:232). Ketika proses

ini peneliti akan melakukan wawancara mendalam pada

tokoh-tokoh sentral yang ada dalam ritual waqiahan pada

Page 44: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

28

majelis pembacaan surat Al Waqiah. Diantaranya:

Subiyanto, Sudarmini, Yun Sarkono, Lasiman, Purnomo,

Parli, Sumiyati, Rus Yanto, Pani.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode yang menggunakan

sumber data berupa bahan-bahan tertulis seperti buku,

dokumen, notulen rapat, paper, majalah, foto-foto yang

berkenaan dengan ritual waqiahan pada majelis pembacaan

surat Al Waqiah.

Berdasarkan pada uraian mengenai teknik pengumpulan data

yang berbeda-beda, diharapkan mampu mengumpulkan data yang

saling mendukung dan melengkapi kekurangan dari masing-masing

metode, sehingga menghasilkan data yang dibutuhkan untuk

mencapai tujuan dari penelitian ini

6. Teknik Analisis Data

Untuk memberikan arti dari data yang telah dikumpulkan,

diperlukan suatu analisis. Analisis data kualitatif menurut Bognan &

Biklen (1982) sebagaimana dikutip Moleong (2013:248), adalah

upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, dan memilah-milahnya menjadi satuan yang

dapat dikelola, disintesiskan, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain.

Page 45: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

29

Peristiwa ini secara umum analisis data yang dimulai dari data lalu

dibawa menjadi suatu kesimpulan. Jadi kesimpulannya berdasar pada

data yang telah diperoleh dalam penelitian yang sifatnya terbuka.

7. Teknik Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan (Prastowo, 2011: 244). Penyajian data

dirancang untuk menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu

bentuk yang padu dan mudah dipahami. Menurut Sugiyono (2009:

249), dengan penyajian data maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang dipahami tersebut. Bentuk penyajian data dalam

penelitian ini yaitu bentuk teks yang bersifat naratif.

8. Validitas dan Reliabilitas Penelitian

Validitas dan reliabilitas merupakan unsur penting yang

menjamin keabsahan data penelitian secara ilmiah. Menurut Moeloeng

(2010:226) teknik pemeriksaan keabsahan data berdasarkan pada

beberapa kriteria antara lain, derajat kepercayaan (credibility),

keteralihan (transferability), ketergantungan (dependability), dan

kepastian (confirmability).

Validitas data ditentukan oleh kredibilitas temuan dan

interpretasinya agar bersifat faktual atau sesuai dengan situasi yang

hendak diteliti. Reliabilitas ditunjukkan dengan jalan melakukan

Page 46: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

30

replikasi studi. Artinya, jika dilakukan beberapakali pengulangan studi

dalam suatu kondisi yang sama memiliki hasil yang secara esensial

sama (Moleong, 2013: 156).

Usaha yang dapat dilakukan peneliti dalam menentukan

validitas dan reliabilitas dalam penelitian dapat dilakukan melalui

beberapa prosedur berikut (Moleong, 2013: 159):

a. Triangulasi, yaitu dengan melakukan pengecekan kembali (recheck)

terhadap temuan bentuk-bentuk tindakan komunikatif, konteks sosial

tindakan komunikatif melalui perbandingan dengan berbagai

wawancara dengan K.H Gus Nur Salim, K.H Abdul Wachid, selaku

penggiat ritual Waqiahan, K.H Asmu‟i Sadzali dan Hilmi Naufar

M.Hum selaku cendekiawan Islam, Widjanarko M.Si dan Ibnu

Soetowo S.H selaku peneliti budaya pesisir. Juga melalui

perbandingan pada teori-teori komunikasi layaknya Gatekeeper

Theory, Group Communication and Group Decision Making Theory,

juga Communication Identity Theory.

b. Memperpanjang durasi penggalian data, yang dimaksudkan untuk

membangun kepercayaan narasumber terpilih terhadap peneliti

(building report). Narasumber tersebut diantaranya Subiyanto,

Sudarmini, Yun Sarkono, Lasiman, Purnomo, Parli, Sumiyati, Rus

Yanto, Pani.

Page 47: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

31

I. Sistematika Pembahasan Skripsi.

Untuk memudahkan dalam mengkaji dan memahami secara

keseluruhan skripsi ini, peneliti akan menguraikan tentang sistematika

pembahasan sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, tinjauan

pustaka, landasan teori, metode penelitian, serta sistematika

pembahasan skripsi.

Bab II yang berisi gambaran umum tentang majelis pembacaan

surat Al Waqiah yang berlokasi di desa Doropayung. Pembahasan

pada bab ini meliputi: sejarah berdiri hingga struktur demografis.

Bab III pembahasan tentang bentuk Tindakan Komunikatif

dalam ritual waqiahan yang dilakukan oleh majelis pembacaan surat

Al Waqiah yang berlokasi di desa Doropayung. Bab ini terdiri atas

pembahasan mengenai bentuk Tindakan Komunikatif, landasan Klaim

Tindakan Komunikatif, serta jenis Tindakan Komunikatif.

Bab IV adalah bagian penutup yang terdiri dari: kesimpulan,

saran, dan kata penutup. Pada bagian akhir juga dicantumkan daftar

pustaka dan lampiran-lampiran.

Page 48: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

32

J. Kerangka Pemikiran.

Bagan 1

Kerangka Pemikiran

(Sumber: Olahan Peneliti)

Page 49: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

103

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, bentuk tindakan komunikatif dalam

ritual menggunakan pendekatan etnografi, dengan analisis data serta

pembahasan menggunakan teorama Tindakan Komunikatif Habermas

pada Ritual Waqiahan di desa Doropayung dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Ditemukan tiga bentuk tindakan komunikatif dalam Ritual Waqiahan

di desa Pertama; pergeseran ritual Waqiahan dari sistem selapanan

menjadi manasuka, lalu penambahan surat-surat Al Quran selain surat

Al Waqiah berdasarkan kebutuhan jamaah, dan patungan antar jamaah

guna konsumsi berdasarkan kemampuan individu jamaah.

2. Pergeseran ritual Waqiahan dari sistem selapanan menjadi manasuka

merupakan sebuah diskursus ekplikatif. Lewat tindakan komunikatif

berbentuk penambahan surat-surat Al Quran selain surat Al Waqiah

berdasarkan kebutuhan jamaah, dihasilkan Diskursus praktis.

konsensus patungan antar jamaah guna konsumsi berdasarkan

kemampuan individu jamaah lebih bersifat kritik estetis.

3. Sebagai Kritik Ideologie, ritual Waqiahan melakukan kritik secara

menyeluruh terhadap fenomena sosial yang terjadi di desa

Doropayung. Dalam hal ini budaya konsumtif dan kultur hedonisme

yang melanda masyarakat desa Doropayung.

Page 50: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

104

4. Kegiatan menangis bersama yang dilakukan oleh para jamaah Majelis

Pembacaan Surat Al Waqiah desa Doropayung bukanlah bentuk

katarsis akan tetapi Healing Process dalam psikoanalisis.

B. SARAN

Melihat penelitian yang telah dilakukan ada beberapa saran yang

diajukan peneliti sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan,

diantaranya;

1. Bagi peneliti komunikasi

Pada perkembangannya penelitian berbasis filsafat komunikasi

dalam ranah sosial praksis kemasyarakatan kini menjadi sangat langka.

Diharapkan bagi peneliti komunikasi tidak hanya fokus menghasilkan

penelitian yang berguna bagi industri komunikasi akan tetapi sesekali

juga menggali kompleksitas komunikasi dalam basis praksis sosial.

2. Bagi penelitian secara umum

Sebagai sebuah penelitian, Untuk itu diharapkan bagi penelitian

selanjutnya dapat menggunakan pendekatan yang berbeda guna

melengkapi data-data mengenai Tindakan Komunikatif dalam ranah

agama. Entah melalui teori Tindak Tutur ataupun Ruang Publik

3. Bagi khalayak pembaca

Pembaca diharapkan lebih cermat dan kritis dalam melihat realitas

sosial. Tidak mudah begitu saja mengikuti arus yang berkembang di

masyarakat.

Page 51: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

105

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

American Psychological association. 2007. “Dictionary of Psychology”.

Washington DC: Author.

Amstrong, Karen. 2004. “Buddha”. Westminister: London. Penguin Publisher.

______________. 2007. “The Great Transformation: The Beginning of Our

Religious Traditions”. USA. Anchor Book Publisher.

Axel Honeth, dkk. 1981. “The Dialectic of Rationalisation an Interview with

Jurgen Habermas”. Telos Publisher

Axel, Honeth and Hans Joas eds. 1990. “Communicative Action”. Cambridge

Massacusett: MIT Press

Bell, Catherine. 1997. “Ritual; Perspective and Methodology”. New york:

Oxford. Oxford University Press.

______________. 2009. “Ritual; Theory and Practice” New york: Oxford.

Oxford University Press

Butler, and Jurgen Habermas eds 2011. “The Power of Religion in Public

Sphere”. West sussex: Colombia University Press

Browning, and Francis Schusler eds. 1992. “Habermas, Modernity, and Public

Theology ”. New York: Crossroads.

Carey, James. 2009. “Communication as Culture: Essays on Media and Society”.

Newyork: Routledge. Taylor & Francis.

Page 52: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

106

Couldry, Nick. 2005. “Media Rituals: Beyond Functionalism,”. dalam Media

Anthropology. Editor: Eric W. Rothenbuhler dan Mihai Coman. Thousand

Oaks: SAGE Publications.

Ellen, Basso and Ghunter Senft eds. 2009. “Ritual Communication”. Sussex :

Bloomsbury

Hall, E. dan Hall, M. 1990. “Understanding cultural differences: Germans,

French and Americans.”. Yarmouth: Intercultural Press.

Hardiman, Budi. 1991. “Kritik Ideologi Pertautan pengetahuan dan

kepentingan”. Yogyakarta: Kanisius.

_______________. 1991. “Ideologi dan Utopia”. Yogyakarta: Kanisius.

_______________. 2009. “Menuju Masyarakat Komunikatif: Ilmu, Masyarakat,

politik, dan postmodernisme”. Yogyakarta: Kanisius.

_______________. 2009. “Demokrasi Deliberatif. Menimbang Negara Hukum

dan Ruang Publik Dalam Teori Diskursus Habermas”. Yogyakarta:

Kanisius.

_______________, (ed) 2010. “Ruang Publik: Melacak Partisipasi demokrastis”.

Yogyakarta: Kanisius.

Habermas and Ratzinger 2006 “J.Habermas/J.Ratzinger, Dialektik der

Sakularisierung. Uber Vernunft und Religion”. Freiburg: Herder Verlag.

(translated by Brian Mcneil ) The Dialectic of secularization, On Reason

and Religion. San Francisco: Ignatius Press.

Page 53: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

107

Habermas, Jurgen. 1981. “Theorie Des Kommunikativen Handeln Band 1.

handlungsrationalitat und gesselschaftliche rationalisierung” (translated

by Thomas mccharty). Frankfurt am Main: Suhrkamp Verlag.

_______________. 1984. “The Theory of Communicative Action I”. Boston:

Beacon Press.

_______________. 1987. “Philosopical Discourse Of Modernity”(Translated by

Frederic Lorens). Cambridge Massacusett: MIT Press.

_______________. 1988. “Theorie Des Kommunikativen Handeln Band 2. Zur

Kritik der Funktionalistischen Vernuft”. Frankfurt am Main: Suhrkamp

Verlag.

_______________. 2005. “Religion in der Öffentlichkeit. Kognitive

Voraussetzungen für den öffentlichen Vernunftgebrauch religiöser und

säkularer Bürger” in Zwischen Naturalismus und Religion.

Philosophische Aufsätze Frankfurt am Main: Suhrkamp Verlag.

_______________. 1990. “Strukturwandel der Offentlichkeit”. Frankfurt am

Main: Suhrkamp Verlag.

_______________. 1991. “Ilmu dan Teknologi sebagai Ideology”. Jakarta:

LP3ES.

_______________. 1992. “Zu Max Horkheimers Satz <Einen Unbedingten Sinn

zu Retten Ohne Gott, ist Eitel”. Frankfurt am Main: Suhrkamp Verlag. In

Habermas, Jurgen and Joseph Ratzinger. 2006. “Dialectics of

Secularization. On Reason and Religion”.(translated by Brian McNeil

C.R.V). San Fransisco: Ignatius Press.

Page 54: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

108

_______________. 2002. “Religion and Rationality”. Cambridge Cambridge

Massacusett: MIT Press.

_______________. 2007. “Teori Tindakan Komunikatif I: Rasio dan

Rasionalisasi Masyarakat”. (diterjemahkan oleh Nurhadi) Yogyakarta :

Kreasi Wacana.

_______________. 2007. “Teori Tindakan Komunikatif II: Kritik Atas Rasio

Fungsionaris”. (diterjemahkan oleh Nurhadi) Yogyakarta : Kreasi

Wacana.

_______________. 2010. “Awarness of What is Missing: Faith and Reason In

Secular Age”. Cambridge United Kingdom: Polity.

_______________. 2015. “Theory and Practice”. Cambridge United Kingdom:

Polity.

Hirokawa, Robert. Y and M. Scott Poole. 1996. “Communication and Group

Decision Making”. United Kingdom: Sage Publisher.

Kantor Kelurahan Desa Doropayung. 2012. “Data sensus Penduduk”. Juwana. 17

Maret 2012.

Kantor Kelurahan Desa Doropayung. 2013. “Data sensus Ekonomi Penduduk”.

Juwana. 25 Juni 2013.

Kleden, Paul Budi dan Andrianus Sunarko (ed) 2010. “Dialektika Sekularisasi:

Dialog Habermas dan Ratzinger serta tanggapan”. Maumere Flores:

Lodalero.

Kuntowijoyo. 1991. “Paradigma Islam: Interpretasi Untuk Aksi”. Bandung:

Mizan.

Page 55: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

109

Magnis, Suseno F. 1992. “Filsafat sebagai Ilmu Kritis”. Yogyakarta: Kanisius.

Moelong, J. Lexy 2013. “Metode Penelitian Kualitatif”. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mendieta, and Craig Calhound. 2013. “Habermas and Religion”. UK: Polity

Press

Moeslim, Abdurrahman. 1997. “Islam Transformatif”. Jakarta: Pustaka Firdaus.

_______________. 2003. “Islam Sebagai Kritik Sosial”. Jakarta: Erlanga.

_______________. 2003. “Setangkai Pemikiran Islam: Sebuah Pengantar”.

dalam M. Imadudin Rahmat, et.al. “Islam Pribumi: Mendialogkan Agama

Membaca Realitas”. Jakarta: Erlanga.

_______________. 2005. “Islam yang Memihak”. Yogyakarta: LkiS.

Mulyana, Dedi. 2004. “Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar”. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Prastowo, Andi. 2011. “Metode Penelitian Kualitatif”. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media.

Pusey, Michael. 2011. “Habermas Dasar dan Konteks Pemikiran”. Yogyakarta:

Resist Book.

Rahardjo, Turnomo. 2009. “Cetak Biru Teori Komunikasi dan Studi Komunikasi

Di Indonesia”. Disampaikan Dalam Simposium Nasional: Arah Depan

Pengembangan Ilmu Komunikasi Di Indonesia. Jakarta.

Theunissen. 1992. “Negative Theologie der Zeit”. Frankfurt am Main: Suhrkamp

Verlag.

Page 56: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

110

Samovar, Lary A. and Richard E. Poeter. 2010. “Communication Between

Cultures, Seventh Edition”. Wardsworth: Canada.

Schuller, Florian. 2005. “J.Habermas/J.Ratzinger, Dialektik der Sakularisierung.

Uber Vernunft und Religion”. Freiburg: Herder Verlag.

Shoemaker, P.J. 2005. “Communication Concept 3,Gatekeeping”. Newbury Park:

SAGE Publications.

Sri Rejeki, MC Ninik Sri. 2004. “Etnografi Dalam Penelitian Komunikasi Antar

Budaya”. Dalam Birowo, M Antonius. “Metode Penelitian Komunikasi:

Teori dan Aplikasi” Yogyakarta: Gitanyali.

Sugiyono. 2009. “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif”. Bandung:

Alfabeta

B. Maktabah

Al Ghozali. Abu Hamid Muhammad. 1984. “Minhajul Abidin”. Madinah: Ad Dar

al Hudari.

Al-Mahally, Imam Jalaluddin dan Imam Jalaluddin As-suyutti. 1993. “Tafsir

Jalalain”. Jilid II.Cairo: Maktabah Fi Din.

_________, Imam Jalaluddin dan Imam Jalaluddin As-suyutti. 1993. “Tafsir

Jalalain”. Jilid IV Beirut: Ad Dar Al Fikr.

As-Sa'diy, Abdurrahman bin Nashir bin Abdullah. 1998. “Al Qowaidul

Fiqhiyyah”. Kudus: Menara.

As-Sa‟laby, Ahmad Abu Ishaq. 1991. “Al Kasyfu wal Bayan fi Tafsiril Quran”.

Kudus: Menara.

Page 57: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

111

Hanbal, Abu Abdullah Muhammad. 1993. “Musnad Ahmad bin Hanbal wa bi

Hamisyihi Muntakhab Kanzul Ummal fi al-Aqwal wa al-Af'al”. Juz I.

Beirut: Dar al-Fikr.

_______, Abu Abdullah Muhammad. 1997. “Musnad Ahmad bin Hanbal wa bi

Hamisyihi Muntakhab Kanzul Ummal fi al-Aqwal wa al-Af'al”. Juz II.

Lebanon: Dar al-Kutub Al Ilmiyyah.

Ibnu Katsiir, Abdullah bin Muhammad bin „Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh.

1990. “Lubabut Tafsiir min Ibni Katsiir”. Cairo: Ad Dar Al Fikr.

Mustofa, Bisri. 2011. “al-Ibriz Li Ma'rifah Tafsir al-Qur'an al-Aziz”. Rembang:

Menara Kudus.

C. Artikel Jurnal

Andar, Nubowo. 2013. “Membaca-ulang Ekspresi Politik Umat Islam; Sebuah

Pengantar”. Maarif Vol 8 No 02. Desember 2013. Hal 14-35.

Celarent, Barbara. 2012. “On the Sociology of Islam by Ali Shariʾati Marxism and

Other Western Fallacies by Ali Shariʾati”. American Journal of Sociology

Vol 117. No 4. January 2012. Hal 1288-1294.

Hammad, Ibnu. 2006. “Komunikasi Sebagai Wacana”. MediaTor Vol 6 No 07.

Desember 2006. Hal 259-268.

Kiki, Zakia. 2008. “Penelitian Etnografi komunikasi: Tipe dan Metode”.

MediaTor Vol 9 No 01. Juni 2008. Hal 181-188

Page 58: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

112

Prihatanto. 2007. “Agama, Modernisasi, dan Teori Kritis: Sebuah Potret

Pertautan”. UNISIA Vol XXX No 64. Juni 2007. Hal 259-268.

Manafe, D. Yarmia 2011. “Komunikasi Ritual pada Budaya Bertani Atoni Pah

Meto di Timor-Nusa Tenggara Timur”. Jurnal Komunikasi Vol 1 No 03.

Juli 2011. Hal 287-298.

D. Artikel Skripsi, Tesis dan Desertasi

Awal, Muqsith. 2012. “Interpretasi Komunikatif Terhadap Ayat Perang Dalam

Perspektif Tindakan Komunikasi Jurgen Habermas”. Tesis. Fakultas

Filsafat. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Levitan, Elizabeth. 2011. “The Liberation Theology of Gustavo Gutierrez: A

Dialectic Reconciliation of Hegel and Marx”. Thesis. Department of

Religion. Haverford College. USA

Muttoharoh. 2013. “Teologi Islam Transformatif Moeslim Abdurrahman dan

Relevansinya Terhadap Pemikiran Agama di Era Kontemporer”. Skripsi.

Fakultas Ushuluddin. Institut Agama Islam Sunan Ampel. Surabaya

Ricardo, F. Nanuru. 2011. “Fungsi Sosial Gereja Menurut Konsep Rasionalitas

Komunikatif Jurgen Habermas”. Tesis. Fakultas Filsafat. Universitas

Gadjah Mada. Yogyakarta.

Zulfatul, Choiriyah. 2014. “Konflik Etnis Cina Di Indonesia Dalam Tinjauan

Teori Tindakan Komunikatif Jurgen Habermas”. Skripsi. Fakultas Filsafat.

Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Page 59: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 60: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

LAMPIRAN I

PEDOMAN WAWANCARA

Klam Komprehensibilitas:

Klaim Kejujuran (Data Primer: Jamaah pembacaan surat Alwaqiah desa Doropayung)

Deskripsi umum Jamaah.

1. Siapakah nama bapak / ibu?

2. Apa pekerjaan bapak / ibu?

3. Bagaimana bapak / ibu mengetahui kegiatan ritual Waqiahan?

4. Dari siapa bapak / ibu mengetahui kegiatan ritual Waqiahan?

5. Sejak kapan bapak / ibu mengikuti kegiatan ritual Waqiahan?

6. Apakah posisi bapak / ibu dalam kegiatan ritual Waqiahan?

7. Bagaimana pendapat bapak / ibu mengenai kegiatan ritual Waqiahan?

8. Apakah perbedaan antara ritual waqiahan dengan kegiatan yang lain (yasin / tahlil)

9. Apa yang bapak / ibu rasakan selama mengikuti kegiatan ritual Waqiahan?

Deskripsi Konsensus.

1. Apakah bapak / ibu mengetahui adanya konsensus (disebutkan bentuk TK-nya)?

2. Siapakah inisiaator terjadinya konsensus tersebut?

3. Apakah konsensus tersebut melibatkan jamaah dalam pembentukan konsensus?

4. Apakah bapak / ibu ikut serta menentukan konsensus tersebut?

5. Apakah alasan dibalik terjadinya konsensus tersebut?

6. Bagaimanakah proses pembentukan konsensus?

Respon terhadap Konsensus

1. Adakah penolakan dari jamaah lain terhadap konsensus tersebut?

2. Apakah konsensus tersebut berpengaruh pada kegiatan ritual Waqiahan?

3. Apakah konsensus tersebut mengubah kegiatan ritual Waqiahan?

4. Bagaimanakah pendapat bapak / ibu mengenai konsensus tersebut?

5. Apakah konsensus tersebut mewakili keinginan bapak / ibu?

Page 61: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

LAMPIRAN II

Daftar Nama Jamaah Waqiahan

No Nama RT Usia Pekerjaan

1 Mulyani 2 53 Penjual Jamu

2 Latipah 2 51 Penjual Tempe

3 Sunarti 3 55 -

4 Kati 3 77 -

5 Sumiyati 3 40 Kelontong

6 Marni 3 35 Kelontong

7 Susi 3 41 Penjual Bakso

8 Suparni 3 62 Siwalan

9 Lasiman 3 40 Tukang Ojek

10 Darsumi 3 61 Penjual Dolanan

11 Nahni 3 74 Pensiun

12 Warsiyah 3 45 Penjual Jajanan

13 Srirejeki 3 30 -

14 Yatemi 3 62 Pension

15 Hanipah 3 45 Penjual Stiker

16 Sugirah 3 65 -

17 Rusyanto 3 39 Tukang Masak

18 Munarni 3 40 Buruh Masak

19 Munasih 3 45 Buruh

20 Kuswati 3 45 Penjual Angkringan

21 Suharti 3 60 Tukang Jaga Air

22 Dian 3 31 -

23 Yun 3 35 Penjual Sawo

24 Etik 3 35 Penjual Lontong

Page 62: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

25 Rini 3 35 -

26 Marsiyah 3 40 Penjual Jajanan

27 Mini 3 65 Penjual Nasi

28 Rumisih 3 40 Penjual Jus

29 Sarni 3 65 Penjual Nasi

30 Karman 3 60 Supir

31 Masini 3 53 -

32 Purnomo 3 41 Penjual Es

33 Tun 3 55 Penjual Angkringan

34 Sarkono 3 39

35 Rini 4 38 -

36 Hardini 4 60 Perias

37 Purwati 4 42 Penjual Bakso

38 Narwati 4 35 -

39 Rumisih 4 35 -

40 Supik 4 44 Penjual Jajanan

41 Puji 4 36 Penjual Jamu

42 Ponijah 4 40 -

43 Yati 4 66 Penjual Lontong

44 Parli 5 45 Penjual Mi Ayam

45 Fatonah 5 47 Tukang masak

47 Udin 6 49 Penjual Martabak

48 Bu Udin 6 41 -

Sumber: Data Tahunan Kelurahan Doropayung, Juwana

Page 63: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

LAMPIRAN III

Buku Pegangan Jamaah Majlis Waqiahan (Cover)

Page 64: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

LAMPIRAN IV

Buku Pegangan Jamaah Majlis Waqiahan (Hadroh)

Page 65: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

LAMPIRAN V

Buku Pegangan Jamaah Majlis Waqiahan (Al Waqiah)

Page 66: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

LAMPIRAN VI

Buku Pegangan Jamaah Maj lis Waqiahan (Dzikir)

Page 67: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

LAMPIRAN VII

Buku Pegangan Jamaah Majlis Waqiahan (Doa)

Page 68: TINDAKAN KOMUNIKATIF PADA RITUAL KEAGAMAAN …digilib.uin-suka.ac.id/23968/1/11730100_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · (Analisis Kualitatif pada Ritual Waqiahan di Desa Doropayung, Juwana,

CURRICULUM VITAE

Nama : Aziz Daryono

Tempat/Tgl. Lahir : Pati, 29 Juni 1991

NIM : 11730100

Fakultas : Ilmu Sosial dan Humaniora

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Alamat Asal : Doropayung, Juwana, Pati, Jawa Tengah

Alamat Tinggal : Kradenan, Maguwohardjo, Depok, Sleman, Yogyakarta

No Telp : 085727380988

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

MI Raudlatul Ulum (1999-2005)

MTs Raudlatul Ulum (2006-2009)

MAN Raudlatul Ulum (2009-2011)

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2011-2016)