tim penyusun - kementerian kesehatan republik indonesia · digunakan untuk memperoleh data dan...
TRANSCRIPT
Tim Penyusun | i
TIM PENYUSUN
PengarahH. TJETJEP YUDIANA, SKM, M.KES
Kepala Dinas
KetuaH. LUDI HARMAN, S. Sos, MM
Kepala Sekretariat
SekretarisHIDAJATULLAH, ST
Wakil SekretarisYERLINA, S. Farm, Apt
AnggotaABDUL RAUF RAHIM, SKM, M. Si
NOVARITA, SKM, M. EpidEKA SURYANI, S. Kom, MPH
DESI YERI.M, SKMDWI FERI ASTUTI, SKM
FAUZAN HARIKINOLINDA RIOWATI, S. Kep
KontributorDinas Kesehatan Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau
Bappeda Provinsi Kepulauan RiauKepala Bidang/Seksi/Staf Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
Lintas Sektor terkait
Kata Pengantar | ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segalalimpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Profil Kesehatan ProvinsiKepulauan Riau tahun 2015 dapat diterbitkan. Penghargaan dan ucapanterima kasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif danberkonstribusi secara langsung maupun tidak langsung dalampenyusunan Profil Kesehatan Tahun 2015 ini.
Profil Kesehatan Provinsi merupakan salah satu sarana yang dapatdigunakan untuk memperoleh data dan informasi kesehatan daerah. Datadan informasi yang ditampilkan menggambarkan tingkat pencapaian ataskinerja Provinsi Kepulauan Riau dalam penyelenggaraan pelayanankesehatan yang sesuai dengan standar pelayanan minimum bidangkesehatan.
Kiranya buku ini dapat menjadi satu sarana informasi dalammelaksanakan pembangunan kesehatan menuju terwujudnya KepulauanRiau Sehat Sejahtera yang Mandiri dan Berkeadilan. Kritik dan saran kamiharapkan sebagai penyempurnaan penyusunan profil yang akan datang.
Tanjungpinang, Juni 2016KEPALA DINAS KESEHATANPROVINSI KEPULAUAN RIAU
H. TJETJEP YUDIANA, SKM, M.KesNIP. 19600603 198303 1 013
Daftar Isi | iii
DAFTAR ISI
HalamanKATA PENGANTAR………………........................................................................... ii
DAFTAR ISI…………………………......................................................................... iii
DAFTAR TABEL………………………...................................................................... v
DAFTAR GAMBAR………………………….............................................................. vi
DAFTAR TABEL LAMPIRAN……………………………………................................ x
BAB I : DEMOGRAFI.......……………………............................................ 1
1.1 Keadaan Penduduk....………........…................................... 4
1.2 Keadaan Ekonomi...………….............................................. 6
1.3 Keadaan Pendidikan..……………………….......................... 8
1.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)................................. 9
BAB II : SUMBER DAYA KESEHATAN.……………………....................... 12
2.1 Sarana Kesehatan...…………..………………...................... 12
2.2 Tenaga Kesehatan...….………....……………...................... 18
2.3 Pembiayaan Kesehatan…………………………................... 21
BAB III : PENGENDALIAN PENYAKIT..........…........................................ 24
3.1 Tuberkulosis...........................……..................................... 24
3.2 HIV/AIDS..................................…………............................. 26
3.3 Pneumonia................................……………........................ 31
3.4 Kusta.................................................................................. 32
3.5 Diare.................................................................................. 34
3.6 Penyakit Yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi.............. 36
3.7 Demam Berdarah Dengue (DBD)...................................... 42
Daftar Isi | iv
Halaman3.8 Filariasis.............................................................................. 44
3.9 Malaria................................................................................. 45
BAB IV : KESEHATAN KELUARGA.........…............................................... 48
4.1 Kesehatan Ibu..................................................................... 48
4.2 Kesehatan Anak......................……………………………….. 59
BAB V : KESEHATAN LINGKUNGAN....................................................... 72
5.1 Sanitasi Total Berbasis masyarakat............……................. 72
5.2 Prilaku Hidup Bersih dan Sehat......………………………..... 73
5.3 Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat.…....................... 77
5.4 Air Minum............................................................................. 79
5.5 Sanitasi Layak...................................................................... 81
5.6 Penyelenggaran Kegiatan Penyehatan Pemukiman danTempat-tempat Umum......................................................... 81
5.7 Penyelenggaraan Kegiatan Penyehatan TempatPengeloaan Makanan.......................................................... 84
Daftar Tabel | v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 :Jumlah Penduduk Provinsi Kepulauan Riau tahun2015 4
Table 1.2 :Indeks Pembangunan Manusia (IPM) KepulauanRiau Menurut Komponen, 2010-2015 8
Tabel 1.3 :Indeks Pembangunan Manusia Provinsi KepulauanRiau Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2014-2015
10
Tabel 2.1 :Jumlah Puskesmas Menurut Kabupaten/KotaProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2015 13
Tabel 2.2 :Laporan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan APBNDana Dekonsentasi Dinas Kesehatan ProvinsiKepulauan Riau TA. 2015
23
Tabel 3.1 :Layanan Penanggulangan HIV/AIDS ProvinsiKepulauan Riau tahun 2015 27
Tabel 3.2 :Persentase wanita umur 15-49 tahun dan pria kawinumur 15-54 tahun yang pernah mendengar tentangHIV-AIDS menurut Provinsi, Indonesia, 2012
30
Daftar Gambar | vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 : Peta wilayah administrasi Provinsi Kepulauan Riau 3
Gambar 1.2 :Piramida Penduduk Provinsi Kepulauan RiauTahun 2015 5
Gambar 1.3 :Proporsi Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota SeProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
6
Gambar 1.4 :Indeks Pembangunan Manusia (IPM) KepulauanRiau, 2010-2015 9
Gambar 1.5 :Indeks Pembangunan Manusia Provinsi KepulauanRiau Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015 11
Gambar 2.1 :Strata Posyandu di Provinsi Kepulauan RiauTahun2015 17
Gambar 2.2 :Penyebaran Dokter Keluarga Provinsi KepulauanRiau Tahun 2011-2015 20
Gambar 3.1 :Angka Notifikasi Kasus BTA + dan Seluruh KasusProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2015 25
Gambar 3.2 :Persentase Pneumonia pada Balita YangDitangani Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012-2015
32
Daftar Gambar | vii
Halaman
Gambar 3.3 :Jumlah Kasus Campak Provinsi Kepulauan RiauTahun 2011-2015 38
Gambar 3.4 :Incidence Rate Demam Berdarah Dengue (DBD)Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2015 43
Gambar 3.5 :Angka Kesakitan Malaria (per 1.000) ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2011-2015 47
Gambar 4.1 :Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi KepulauanRiau Tahun 2011-2015 berdasarkan kematianyang dilaporkan
49
Gambar 4.2 :Penyebab Kematian Ibu di Provinsi KepulauanRiauTahun 2015 50
Gambar 4.3 :Cakupan K1 dan K4 Provinsi Kepulauan RiauTahun 2011-2015
51
Gambar 4.4 : Cakupan K1 dan K4 Nasional tahun 2013 52
Gambar 4.5 :Cakupan Persalinan oleh Tenaga KesehatanProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 – 2015 53
Gambar 4.6 :Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Provinsi KepulauanRiau Tahun 2011-2015 54
Gambar 4.7 :Distribusi Penanganan Komplikasi Kebidananmenurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riautahun 2015
56
Daftar Gambar | viii
Halaman
Gambar 4.8 :Distribusi Peserta KB AKtif menurutKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun2015
58
Gambar 4.9 :Gambaran Metode dan Jenis Kontrasepsi PesertaKB Aktif Provinsi Kepulauan riau tahun 2015 59
Gambar 4.10 :Angka Kematian Bayi (AKB) Provinsi KepulauanRiau Tahun 2011-2015 berdasarkan kematianyang dilaporkan
60
Gambar 4.11 :Penyebab Kematian Bayi di Kepulauan RiauTahun 2015 61
Gambar 4.12 :Angka Kematian Balita (AKABA) ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2011-2015 62
Gambar 4.13 :Trend Berat Badan Lahir Rendah di ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2011 – 2015 64
Gambar 4.14 :Trend pelayanan Kesehatan Neonatal ProvinsiKepulauan Riau tahun 2011- 2015 65
Gambar 4.15 :Trend Cakupan Kunjungan Bayi ProvinsiKepulauan Riau tahun 2011 - 2015 66
Gambar 4.16 :Trend Cakupan Pemberian Asi Eksklusif ProvinsiKepulauan Riau tahun 2011 - 2015 67
Gambar 4.17 :Trend Cakupan Pemberian Kampsul Vitamun ABalita Usia 6 – 59 bulan Provinsi Kepulauan Riautahun 2011-2015
68
Daftar Gambar | ix
Halaman
Gambar 4.18 :Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu tahun2011 - 2015 69
Gambar 4.19 :Trend Cakupan Imunisasi Provinsi Kepulauan Riautahun 2011-2015 70
Gambar 5.1 :Cakupan Persentase Rumah Tangga ber PerilakuHidup Bersih dan Sehat (PHBS) ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2011-2015
76
Gambar 5.2 :Cakupan Persentase Penduduk yang memilikiakses air Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015 80
Gambar 5.3 :Cakupan Persentase Rumah Sehat ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2011-2015 82
Gambar 5.4 :Cakupan Persentase Rumah Sehat MenurutKabupaten/Kota Tahun 2015 83
Daftar Tabel Lampiran | x
DAFTAR TABEL LAMPIRAN
Tabel 1 :
Luas Wilayah, JumlahDesa/Kelurahan Jumlah Penduduk, JumlahRumah Tangga, dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/KotaProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 2 :Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kelompok dan UmurProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 3 :Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Yang Melek Huruf dan IjazahTertinggi Yang Diperoleh Menurut Jenis Kelamin Provinsi KepulauanRiau Tahun 2015
Tabel 4 :Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 5 :Jumlah Kematian Neonatal, Bayi, dan Balita Menurut Jenis KelaminKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 6 :Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur Kabupaten/KotaProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 7 : Kasus Baru TB BTA+, Seluruh Kasus TB, Kasus Pada TB PadaAnak, dan Case Notification Rate (CNR) Per 100.000 PendudukMenurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan RiauTahun 2015
Tabel 8 :Jumlah Kasus Dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+ MenurutJenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 9 :Angka Kesembuhan Dan Pengobatan Lengkap TB Paru BTA+ SertaKeberhasilan Pengobatan Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/KotaProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Daftar Tabel Lampiran | xi
Tabel 10 :Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis KelamainKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 11 :Jumlah Kasus HIV, AIDS, dan SYPHILIS Menurut Jenis KelaminKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 12 :Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV Menurut JenisKelamin Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 13 :Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/KotaProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 14 :Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/KotaProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 15 :Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun Dan Cacat Tingkat 2 Menurut JenisKelamin Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 16 :Jumlah Kasus Dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta MenurutTipe/Jenis, Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan RiauTahun 2015
Tabel 17 : Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (Release FromTreatment/RFT) Menurut Jenis Kelamin Per Kabupaten/Kota ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2014
Tabel 18 :Jumlah Kasus AFP (NON POLIO) Menurut Kabupaten/Kota ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 19 :Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi(PD3I) Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi KepulauanRiau Tahun 2015
Daftar Tabel Lampiran | xii
Tabel 20 :Jumalah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi(PD3I) Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Kota Provinsi KepulauanRiau Tahun 2015
Tabel 21 :Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Menurut JenisKelamin Per Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 22 :Kesakitan Dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis KelaminKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 23 :Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/KotaProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 24:
Pengukuran Tekanan Darah Penduduk≥ 18 Tahun Menurut JenisKelamin Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 25 :Cakupan Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis KelaminKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 26 :Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Metode IVA DanKanker Payudara Dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) MenurutKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 27 :Jumlah Penderita Dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis KejadianLuar Biasa (KLB) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 28 :Kejadian Luar Biasa (KLB) Di Desa/Kelurahan Yang Ditangani < 24jam Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 29 :Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong TenagaKesehatan dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas MenurutKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 30 :Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil MenurutKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Daftar Tabel Lampiran | xiii
Tabel 31 :Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Wanita Usia Subur MenurutKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 32 : Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet FE1 Dan FE3 MenurutKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 33 :Jumlah Dan Persentase Penanganan Komplikasi KebidanandanKomplikasi Neonatal Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 34 :Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Kabupaten/KotaProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 35 :Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis KontrasepsiKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 36 :Jumlah Peserta KB Baru Dan KB Aktif Kabupaten/Kota ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 37 :Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis KelaminKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 38 :Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis KelaminKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 39 :Jumlah Bayi Yang Diberi Asi Eksklusif Menurut Jenis KelaminKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 40 :Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis KelaminKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 41 :Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2015
Daftar Tabel Lampiran | xiv
Tabel 42 :Cakupan Imunisasi Hepatitis B <7 hari dan BCG pada bayi MenurutJenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 43 :Cakupan Imunisasi DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, danImunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Menurut Kabupaten/KotaProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 44 :Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita, Dan Ibu NifasMenurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan RiauTahun 2015
Tabel 45 :Jumlah Anak 0-23 Bulan Ditimbang Menurut Jenis KelaminKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 46 :Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis KelaminKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 47 :Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/KotaProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 48 :Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk Yang Mendapat PerawatanMenurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan RiauTahun 2015
Tabel 49 :Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD danSetingkat Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi KepulauanRiau Tahun 2015
Tabel 50 :Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Menurut Kabupaten/KotaProvinsi Kepulauan RiauTahun 2015
Tabel 51 :Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak SD Dan SetingkatMenurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi KepulauanRiauTahun 2015
Daftar Tabel Lampiran | xv
Tabel 52 :Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis KelaminKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan RiauTahun 2015
Tabel 53 :Cakupan Jaminan Kesehatan Menurut Jenis KelaminKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan RiauTahun 2015
Tabel 54 :Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, dan KunjunganGangguan Jiwa Disarana Pelayanan Kesehatan Provinsi KepulauanRiau Tahun 2015
Tabel 55 :Angka Kematian Pasien Di Rumah Sakit Provinsi Kepulauan RiauTahun 2015
Tabel 56 :Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumah Sakit Provinsi Kepulauan RiauTahun 2015
Tabel 57 :Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Sehat (Ber-PHBS) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun2015
Tabel 58 :Persentase Rumah Sehat Menurut Kabupaten/Kota ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 59 :Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air MinumBerkualitas (Layak) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi KepulauanRiau Tahun 2015
Tabel 60 :Persentase Kualitas Air Minum Di Penyelenggara Air Minum YangMemenuhi Syarat Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi KepulauanRiau Tahun 2015
Tabel 61 :Penduduk Dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak(Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban Kabupaten/Kota ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2015
Daftar Tabel Lampiran | xvi
Tabel 62 :Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis MasyarakatProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 63 :PersentaseTempat-tempat Umum Memenuhi Syarat KesehatanMenurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 64 :Tempat Pengelolaan Makan (TPM) Menurut Status Higiene SanitasiKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 65 :Tempat Pengelolaan Makanan Dibina dan Diuji Petik ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 66 :Persentase Ketersediaan Obat danVaksin Provinsi Kepulauan RiauTahun 2015
Tabel 67 :Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan Provinsi KepulauanRiau 2015
Tabel 68 :Persentase Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) Dengan KemampuanPelayanan Gawat Darurat (Gadar) Level I Provinsi Kepulauan RiauTahun 2015
Tabel 69 :Jumlah Posyandu Menurut Strata Kabupaten/Kota ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 70 :Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 71 :Jumlah Desa Siaga Menurut Kabupaten/Kota Provinsi KepulauanRiau Tahun 2015
Tabel 72 :JumlahTenaga Medis Di Fasilitas Kesehatan Provinsi KepulauanRiau Tahun 2015
Daftar Tabel Lampiran | xvii
Tabel 73 :Jumlah Tenaga Keperawatan Di Fasilitas Kesehatan ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 74 :Jumlah Tenaga Kefarmasian Fasilitas Kesehatan Provinsi KepulauanRiau Tahun 2015
Tabel 75 :Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan diFasilitas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 76 :Jumlah Tenaga Gizi Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Kepulauan RiauTahun 2015
Tabel 77 :Jumlah Tenaga Teknisi Medis di Fasilitas Kesehatan ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 78 :JumlahTenagaTeknisi Medis dan Fisioterapis di Fasilitas KesehatanProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 79 :Jumlah Tenaga Kesehatan Lain di Fasilitas Kesehatan ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 80 :Jumlah Tenaga Non Kesehatan di Fasilitas Kesehatan ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2015
Tabel 81 :Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan RiauTahun 2015
1
BAB IDEMOGRAFI
Secara geografis wilayah provinsi Kepulauan Riau terletak pada
00o20’ LU - 04040’ LU serta antara 103022’ BT - 109009’ BT, yang
merupakan daerah kepulauan terdiri atas pulau besar dan kecil, berjumlah
kurang lebih 1.795 pulau, dengan 19 pulau terluar.
Kepulauan Riau terdiri dari 5 kabupaten dan 2 kota, yaitu 1)
Kabupaten Bintan ibu kota Bintan Bunyu; 2) Kabupaten Karimun dengan
ibu kota Tanjung Balai Karimun; 3) Kabupaten Natuna ibu kota Ranai; 4)
Kabupaten Lingga ibu kota Daik; 5) Kota Tanjungpinang ibu kota
Tanjungpinang; 6) Kota Batam ibu kota Batam, dan 7) Kabupaten
Kepulauan Anambas ibu kota Tarempa, dimana Kabupaten Kepulauan
Anambas merupakan pemekaran dari Kabupaten Natuna yang terbentuk
pada akhir tahun 2008 berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun
2008.
Dilihat dari sebaran wilayahnya, sebagian besar wilayah Provinsi
Kepulauan Riau dikelilingi oleh laut dan daratannya terdiri dari banyak
gugusan pulau. Luas wilayah keseluruhan adalah 427.608,68 km2 terdiri
dari lautan 97,52% sebesar 417.012,97 km2 dan sisanya adalah daratan
2,48% sebesar 10.595,71 km2 .
2
Batas-batas wilayah Provinsi Kepulauan Riau meliputi :
Sebelah utara : Berbatasan dengan Negara Vietnam danKamboja.
Sebelah selatan : Berbatasan dengan Provinsi Bangka Belitung danProvinsiaJambi.
Sebelah barat : Berbatasan dengan negara Singapura, Malaysiadan ProvinsiaRiau.
Sebelah timur : Berbatasan dengan Negara Malaysia Timur danProvinsiaKalimantanaBarat.
Pembentukan Kepulauan Riau sebagai provinsi ke-32 di Republik
Indonesia (RI) ditetapkan oleh DPR RI berdasarkan Undang-Undang No.
25 Tahun 2002, tepatnya pada tanggal 24 September 2002. Kepulauan
Riau semulanya merupakan bagian dari Provinsi Riau. Secara
administratif, Provinsi Kepulauan Riau diresmikan pada tanggal 1 Juli
2004 dengan Tanjungpinang sebagai ibu kota provinsi.
Provinsi Kepulauan Riau dengan motto Berpancang Amanah,
Bersauh Marwah, bertekad untuk membangun daerahnya menjadi salah
satu pusat pertumbuhan perekonomian nasional dengan tetap
mempertahankan nilai-nilai budaya melayu yang didukung oleh
masyarakat yang sejahtera, cerdas dan berakhlak mulia.
3
Berikut peta wilayah administrasi Provinsi Kepulauan Riau
Gambar 1.1Peta Wilayah Administrasi Provinsi Kepulauan Riau
4
1.1 KEADAAN PENDUDUK
Kependudukan merupakan aspek penting dalam pembangunan,
sebagai dasar pelaksaan, sekaligus tujuan (sasaran) dan pengguna hasil-
hasil yang dicapai. Sebagai dasar pelaksanaan terkait dengan dasar
kebijakan pembangunan. Dinamika kependudukan berpengaruh pada
hampir seluruh aspek kehidupan manusia.
Peranan penduduk dalam pembangunan akan berhasil apabila
memiliki kemampuan dalam menjawab semua tantangan dalam
pembangunan baik posisinya sebagai pengelola sumber daya alam
maupun sebagai pengguna/konsumen sumber daya alam.
Jumlah penduduk Kepulaun Riau tahun 2015 menurut
Kabupaten/Kota tercatat sebanyak 1.037.104 jiwa laki (51,15%) dan
990.387 jiwa perempuan (48,85%). Berikut rincian jumlah penduduk
menurut Kabupaten/Kota tahun 2015.
Tabel 1.1Jumlah Penduduk Provinsi Kepulauan Riau tahun 2015
Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Total Sex Ratio
(1) (2) (3) (4) (5)[01] Karimun 114,922 110,376 225,298 104.12[02] Bintan 72,939 68,476 141,415 106.52[03] Natuna 38,410 36,125 74,535 106.33[04] Lingga 51,880 48,568 100,448 106.82[05]Kepulauan Anambas 23,457 21,869 45,326 107.26[06] Batam 607,400 581,585 1,188,985 104.44[07] Tanjungpinang 128,096 123,388 251,484 103.82Jumlah Penduduk 1,037,104 990,387 2,027,491 104.72
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2015
5
Pada tabel 1.1 diatas dapat dilihat rasio jenis kelamin (sex ratio)
penduduk Kepulauan Riau sebesar 104,72. Angka tersebut menunjukkan
bahwa penduduk laki-laki lebih banyak 4 (empat) jiwa dibandingkan
dengan penduduk perempuan.
Gambar 1.2Piramida Penduduk Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Dari gambar 1.2 diatas dapat dilihat bahwa penduduk terbanyak
adalah penduduk di usia 30-34 tahun, dan terkecil adalah di usia 75 tahun
keatas untuk laki-laki dan usia 70-74 tahun untuk perempuan. Dapat
dilihat bahwa penduduk terbanyak laki-laki dan perempuan adalah
penduduk pada usia produktif bekerja.
Secara geografis, penduduk Provinsi Kepulauan Riau tersebar di
beberapa pulau besar dan pulau-pulau atau kepulauan. Pola persebaran
penduduk mengikuti wilayah-wilayah yang berdekatan dengan sumber
15,0 10,0 5,0 ,0 5,0 10,0 15,0
0 - 45 - 9
10 - 1415 - 1920 - 2425 - 2930 - 3435 - 3940 - 4445 - 4950 - 5455 - 5960 - 6465 - 6970 - 74
75+
Piramida Penduduk
Laki-laki Perempuan
6
lapangan pekerjaan seperti daerah industri, perkantoran dan perdagangan.
Gambar 1.3Proporsi Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota
Se Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2015
Dari gambar 1.3 dapat dilihat bahwa persebaran penduduk
Kepulauan Riau dari yang paling besar ke kecil berturut-turut sebagai
berikut Kota Batam, Kota Tanjungpinang, Kabupaten Karimun, Kabupaten
Bintan, Kabupaten Lingga, Kabupaten Natuna, dan yang paling kecil
adalah Kabupaten Kepulauan Anambas.
1.2 KEADAAN EKONOMI
Ekonomi Kepulauan Riau triwulan IV-2015 mengalami ekspansi 2,44
persen bila dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q). Hal ini disebabkan
oleh ekspansi yang terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi
LNPRT terkait Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten/Kota serta
Pemilihan Gubernur Provinsi Kepulauan Riau dan ekspansi pada
Karimun, 11.1
Bintan, 7.0Natuna, 3.7
Lingga, 5.0
Batam, 58.6
Tpi, 12.4
Anambas, 2.2
7
komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah terkait dengan tutup
anggaran.
Perekonomian Kepulauan Riau tahun 2015 yang diukur berdasarkan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku
mencapai Rp 203,28 triliun dan PDRB perkapita mencapai Rp103,03 juta
atau US$ 7.701,96. Ekonomi Kepulauan Riau tahun 2015 tumbuh 6,02
persen melambat dibanding tahun 2014 sebesar 6,62 persen. Dari sisi
produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 13,56 persen. Dari
sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Ekspor
sebesar 8,15 persen.
Ekonomi Kepulauan Riau triwulan IV-2015 bila dibandingkan
triwulan IV-2014 (y-on-y) tumbuh sebesar 5,20 persen melambat bila
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 7,01 persen.
Ekonomi Kepulauan Riau triwulan IV-2015 mengalami ekspansi 2,44
persen bila dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q). Dari sisi produksi,
hal ini disebabkan oleh efek menjelang Natal dan tahun baru yang
mengakibatkan lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum tumbuh sebesar 9.17 persen dan lapangan usaha jasa lainnya
sebesar 8,44 persen. Faktor lain pendorong peningkatan pertumbuhan di
triwulan IV-2015 adalah penyerapan anggaran belanja modal di
pemerintahan yang meningkat sehingga mengakibatkan lapangan usaha
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
meningkat 8,24 persen. Dari sisi pengeluaran disebabkan oleh Komponen
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah dan Konsumsi LNPRT masing-masing
sebesar 79,73 persen dan 32,32 persen.
8
1.3 KEADAAN PENDIDIKAN
Selama periode 2010 hingga 2015, Harapan Lama Sekolah di
Kepulauan Riau telah meningkat sebesar 1,09 tahun, sementara Rata-rata
Lama Sekolah meningkat 0,27 tahun.
Tabel 1.2Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kepulauan Riau
Menurut Komponen, 2010 - 2015Komponen Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Angka harapan hidup saat lahir (AHH) Tahun 68.42 68.63 68.85 69.05 69.15 69.41
Harapan Lama Sekolah (HLS) Tahun 11.51 11.61 11.9 12.26 12.51 12.6
Rata-rata lama sekolah (RLS) Tahun 9.38 9.46 9.58 9.63 9.64 9.65
Pengeluaran per kapita disesuaikan Rp 000 12,267 12,513 12,740 12,942 13,019 13,177
IPM 71.13 71.61 72.36 73.02 73.4 73.75
Pertumbuhan IPM % 0.67 1.05 0.91 0.52 0.48
Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau, 2016
Selama periode 2010 hingga 2015, Harapan Lama Sekolah secara
rata-rata tumbuh sebesar 1,89 persen per tahun. Meningkatnya Harapan
Lama Sekolah menjadi sinyal positif bahwa semakin banyak penduduk
yang bersekolah. Di tahun 2015, Harapan Lama Sekolah di Kepulauan
Riau telah mencapai 12,60 yang berarti bahwa anak-anak usia 7 tahun
memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan mereka hingga lulus SMA
atau D1. Sementara itu, Rata-rata Lama Sekolah di Indonesia tumbuh
0,58 persen per tahun selama periode 2010 hingga 2015. Pertumbuhan
yang positif ini merupakan modal penting dalam membangun kualitas
manusia Indonesia yang lebih baik. Hingga tahun 2015, secara rata-rata
9
penduduk Kepulauan Riau usia 25 tahun ke atas telah mengenyam
pendidikan hingga kelas IX (SMP kelas III).
1.4 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan
pilihan bagi penduduk (enlarging people choice). IPM merupakan indikator
penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas
hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM menjelaskan bagaimana
penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh
pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.
Gambar 1.4Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kepulauan Riau, 2010-2015
Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau, 2015
Secara umum, pembangunan manusia Kepulauan Riau terus
mengalami kemajuan selama periode 2010 hingga 2015. IPM Kepulauan
Riau meningkat dari 71,13 pada tahun 2010 menjadi 73,75 pada tahun
2015. Selama periode tersebut, IPM Kepulauan Riau rata-rata tumbuh
sebesar 0,74 persen per tahun. Pada periode 2014-2015, IPM Kepulauan
Riau tumbuh 0,48 persen. Pertumbuhan pada periode tersebut sedikit
71,13
71,61 72,36
73,02
73,40 73,75
69,00
70,00
71,00
72,00
73,00
74,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015
per
senta
se
10
lebih turun apabila dibandingkan dengan kenaikan pada perode 2013-
2014 yang tumbuh sebesar 0,52 persen. Selama periode 2010 hingga
2015 IPM Kepulauan Riau menunjukkan kemajuan yang besar dan
pembangunan manusia Kepulauan Riau masih berstatus “tinggi”, sejak
tahun 2010.
Tabel 1.3Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kepulauan Riau
Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2014 - 2015
Kabupaten/Kota/Provinsi 2014 2015
(1) Karimun 68,72 69,21
(2) Bintan 71,65 71,92
(3) Natuna 70,06 70,87
(4) Lingga 60,75 61,28
(5) Kep. Anambas 65,12 65,86
(6) Batam 79,13 79,34
(7) Tanjungpinang 77,29 77,57
(8) Kepulauan Riau 73,40 73,75
Indonesia 68,90 69,55
Sumber : BPS Kepulauan Riau, 2016
Peningkatan IPM di Kepulauan Riau juga tercermin pada level
kabupaten/kota. Selama periode 2014 hingga 2015, seluruh
kabupaten/kota di Kepulauan Riau mengalami peningkatan IPM. Pada
periode ini, tercatat tiga kabupaten/kota dengan kemajuan pembangunan
manusia paling cepat, yaitu Kabupaten Natuna (1,16%), Kabupaten
Kepulauan Anambas (1,14%), dan Kabupaten Lingga (0,87%). Sementara
itu, kemajuan pembangunan manusia di Kota Batam (0,27%), Kota
Tanjungpinang (0,36%), dan Kabupaten Bintan (0,38%) tercatat paling
lambat di Kepulauan Riau selama tahun 2014-2015.
11
Gambar 1.5Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kepulauan Riau
Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015
Sumber : BPS Kepulauan Riau, 2016
69,21
71,92
70,87
61,28
79,34
77,57
65,86
73,75
Karimun
Bintan
Natuna
Lingga
Batam
Tanjungpinang
Kep. Anambas
Provinsi
12
BAB IISUMBER DAYA KESEHATAN
Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung
dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang
diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada bab
ini, sumber daya kesehatan diulas dengan menyajikan gambaran keadaan
sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan.
2.1 SARANA KESEHATAN
2.1.1 Puskesmas
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 75 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat, Pusat Kesehatan Masyarakat yang disebut
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Dalam melaksanakan tugasnya, Puskesmas menyelenggarakan
fungsi: (a) penyelenggaraan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat
pertama di wilayah kerjanya; dan (b) penyelenggaraan Usaha Kesehatan
Perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya.
13
Jumlah Puskesmas di Provinsi Kepulauan Riau sampai dengan
tahun 2015 adalah sebanyak 77 (tujuh puluh tujuh) Puskesmas dengan
rincian 36 (tiga puluh enam) Puskesmas rawat inap dan 41 (empat puluh
satu) Puskesmas non rawat inap. Distribusi Puskesmas menurut
kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.1Jumlah Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2015
Berdasarkan tabel 2.1, Rasio Puskesmas provinsi Kepulauan Riau
di tahun 2015 yaitu 3,80 per 100.000 penduduk, dengan rasio puskesmas
tertinggi adalah kabupaten Natuna yaitu sebesar 17,44 per 100.000
penduduk dan rasio terendah adalah kota Batam yaitu sebesar 1,43 per
100.000 penduduk.
Tingginya rasio puskesmas di Kabupaten Natuna dimungkinkan
karena letak geografis wilayahnya yang berupa kepulauan, dimana di
setiap pulau besar yang berpenghuni didirikan Puskesmas sehingga
No. Kabupaten/Kota JumlahDesa/
Kel
JumlahPenduduk
Puskesmas Jumlah Rasio(/100.000
pdd)Rawat Inap
NonRawat Inap
1. Karimun 71 225.292 4 6 10 4.44
2. Bintan 51 141,415 7 8 15 10.61
3. Natuna 76 74,535 9 4 13 17.44
4. Lingga 81 100,448 4 4 8 7.96
5. Batam 64 1,188,985 5 12 17 1.43
6. Tanjungpinang 18 251,484 1 6 7 2.78
7. Kep. Anambas 54 45,326 6 1 7 15.44
TOTAL (PROV. KEPRI) 415 2,027,491 36 41 77 3.80
14
akses menuju pelayanan kesehatan dasar dapat lebih mudah. Jumlah
Puskesmas rawat inap juga lebih besar (69,2%) dibandingkan dengan
Puskesmas non rawat inap yang dimaksudkan untuk meminimalkan akses
transportasi menuju pusat layanan rujukan.
Kota Batam dengan rasio puskesmas terendah dimungkinkan
karena Kota Batam memiliki jumlah penduduk yang tinggi, walau dengan
jumlah puskesmas terbesar se-Provinsi Kepulauan Riau. Rasio
puskesmas yang rendah tidak menjadi masalah karena akses transportasi
di Kota Batam sudah lancar.
Berdasarkan rasio Puskesmas tersebut (tabel 2.1), dapat diketahui
bahwa setiap 100.000 penduduk dilayani oleh 3,80 puskesmas atau
setara dengan 4 puskesmas untuk 100.000 penduduk. Namun mengingat
struktur geografis Provinsi yang berupa kepulauan, angka tersebut tidak
bisa mewakili, karena masih banyak masyarakat di daerah terpencil,
perbatasan dan kepulauan yang belum mampu menjangkau pelayanan
kesehatan secara cepat dan mudah.
2.1.2 Rumah Sakit
Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang harus diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat
dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial
ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan
15
yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan
merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan
dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaran
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit mempunyai karakteristik dan
organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan
dengan perangkat keilmuannya masing-masing berinteraksi satu sama
lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang berkembang
sangat pesat yang harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka
pemberian pelayanan yang bermutu, membuat semakin kompleksnya
permasalahan dalam Rumah Sakit.
Pada hakekatnya Rumah Sakit berfungsi sebagai tempat
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dan fungsi dimaksud
memiliki makna tanggung jawab yang seyogyanya merupakan tanggung
jawab pemerintah dalam meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat.
Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna dimana penyelenggaraan Rumah Sakit
bertujuan untuk mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan; memberikan perlindungan terhadap keselamatan
pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di
rumah sakit; meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan
rumah sakit; dan memberikan kepastian hukum kepada pasien,
masyarakat, sumber daya manusia rumah sakit, dan Rumah Sakit.
Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana
16
Rumah Sakit antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas
perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah Rumah Sakit dan tempat
tidurnya serta rasionya terhadap jumlah penduduk.
Tahun 2015 terdapat 27 (dua puluh tujuh) Rumah Sakit (RS) di
Provinsi Kepulauan Riau dengan rincian 2 (dua) RS kepemilikan
pemerintah Provinsi, 9 (sembilan) RS kepemilikan pemerintah
kabupaten/kota, 1 (satu) RS kepemilikan TNI/Polri, 1 (satu) RS
kepemilikan BUMN, dan 14 (empat belas) RS kepemilikan Swasta.
2.1.3 Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
Posyandu merupakan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
17
Gambar 2.1Strata Posyandu di Provinsi Kepulauan RiauTahun 2015
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2015
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa posyandu pratama 6,26%,
posyandu madya 39,95%, posyandu purnama 43,47% dan posyandu
mandiri 10,31. Posyandu purnama dengan jumlah persentase terbesar.
2.1.4 Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan
Institusi pendidikan tenaga kesehatan sangat dibutuhkan
peranannya, yang akan melahirkan tenaga kesehatan yang
berkompetensi dibidangnya. Institusi pendidikan tenaga kesehatan milik
pemerintah yang ada di Provinsi Kepulauan Riau yaitu Politeknik
Kesehatan (Poltekkes) Tanjung Pinang. Poltekkes Tanjungpinang terdiri
dari 3 program studi yaitu keperawatan, kebidanan, dan kesehatan
lingkungan.
Penyelenggaraan pendidikan kesehatan selain tanggung jawab
pemerintah, pihak masyarakat (swasta) juga berperan aktif dengan
mendirikan universitas/akademi yang mempunyai jurusan di bidang
Pratama; 6,26
Madya; 39,95
Purnama; 43,47
Mandiri; 10,31
18
kesehatan. Terdapat 7 (tujuh) universitas/akademi kesehatan se-Provinsi
Kepulauan Riau yang pendiriannya masih terfokus pada daerah kota yaitu
Kota Tanjungpinang dan Batam.
Di kota Tanjungpinang terdapat Stikes Hang Tuah dan Akademi
Kebidanan (Akbid) Anugerah Bintan. Di Kota Batam terdapat Universitas
Batam, Stikes Ibnu Sina, Stikes Karimun, Stikes Awal Bros, Stikes Mitra
Bunda, Akbid Putra Jaya Mandiri, dan Akademi Analis Kesehatan Putra
Jaya Mandiri.
2.2 TENAGA KESEHATAN
Tenaga Kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan
kualitas pelayan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar
masyarakat mampu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi serta sebagai salah
satu unsur kesejahteran umum.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota Tahun 2015 provinsi Kepulauan Riau memiliki 1.495
orang tenaga dokter yang terdiri dari 385 orang dokter spesialis, 858
orang dokter umum dan 252 orang dokter gigi. Tenaga medis ini tersebar
di seluruh pelayanan kesehatan dengan rasio 18,99 untuk dokter spesialis,
42,32 untuk dokter umum dan 12,43 untuk dokter gigi.
Jumlah tenaga perawat sebanyak 4.005 orang. 3.913 orang perawat
dengan rasio 193,00 dan 92 orang perawat gigi dengan rasio 4,54. Bidan
sebanyak 1.819 orang dengan rasio 89,72.
19
Tenaga kefarmasian berjumlah 561 orang yang terdiri dari 372
orang tenaga teknis kefarmasian dan 189 orang apoteker. Rasio tenaga
kefarmasian adalah 27,67.
Data tenaga tersebut diatas adalah yang bekerja secara fungsional
di unit kerja Puskesmas, Rumah Sakit dan sarana kesehatan lainnya.
Gambaran lengkap data tenaga kesehatan lainnya dapat dilihat pada
pada lampiran profil tabel 72 - 80.
Distribusi penduduk dan perbedaan tingkat pembangunan wilayah
mengakibatkan distribusi tenaga tidak merata. Selain itu, kondisi geografis
wilayah kepulauan juga tidak memungkinkan untuk menggunakan
indikator rasio sebagai indikator untuk menentukan ketersediaan tenaga.
Rasio tenaga kesehatan secara umum telah mencukupi, namun bila
dilihat dari distribusinya belum mencukupi, mengingat distribusi tenaga
kesehatan lebih dari 50% berada di didaerah perkotaan.
Dokter Keluarga merupakan salah satu kegiatan prioritas Dinas
Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau dari tahun 2011. Dokter keluarga
ditujukan guna meningkatkan sebaran tenaga kesehatan di Kepulauan
Riau dengan menempatkan Dokter Keluarga dan Bidan Desa di daerah
terpencil Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau. Pada tahun 2015
ditempatkan 85 orang dokter keluarga dengan distribusi sebagai berikut :
20
Gambar 2.2Penyebaran Dokter Keluarga
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2015
Sumber : Seksi Yankes, Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2016
Tujuan kegiatan pengembangan Dokter Keluarga adalah
tersebarnya dokter keluarga di daerah sangat terpencil, terpencil dan
prioritas pelayanan kesehatan seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi
Kepulauan Riau, Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan
kedokteran yang lebih efektif dan efisien melalui kegiatan home visite
dengan mengedepankan kegiatan promotive, preventif, kuratif dan
rehabilitative serta memberdayakan masyarakat untuk hidup bersih dan
sehat secara mandiri melalui pengembangan desa siaga aktif.
Kewajiban Dokter Keluarga adalah:1. Melaksanakan tugas pekerjaan yang telah ditugaskan kepadanya
dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggungjawab;2. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk
kepentingan Negara;3. Mentaati ketentuan jam kerja;4. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik;
9
19 2018
16
4
14
9
30
1815
19
8
16
8
33
1315
27
9 87
21
8
15
7
12
86
30
4
11
17 17
00
10
20
30
40
Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tpi Anambas
2011 2012 2013 2014 2015
21
5. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik Negara dengansebaik-baiknya;
6. Memberikan pelayanan kesehatan dengan sebaik-baiknya kepadamasyarakat di tempat kerjanya;
7. Bekerja di Puskesmas Pembantu (Pustu) setiap hari kerja danbertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas;
8. Membina dan mengunjungi masyarakat di wilayah kerjanya dalambentuk home visite (100 rumah/bulan);
9. Memiliki buku home visite yang ditandatangani oleh warga yangdikunjungi;
10. Ikut menjalankan program kesehatan di Puskesmas sebagaifasilitator/Pembina di daerah binaan;
11.Membuat laporan bulanan yang dikirim ke Dinas Kesehatan palinglambat tanggal 10 tiap bulannya;
12.Membuat memori akhir tugas sebelum meninggalkan tempattugas/selesai masa bakti (1 bulan sebelum mengakhiri tugas);
13.Menjalin kerjasama dengan lintas sektor, lintas program, danmasyarakat di daerah binaan;
14.Berdomosili di daerah (Kelurahan/Desa) binaan.
2.3 PEMBIAYAAN KESEHATAN
Pembiayaan kesehatan merupakan komponen sumber daya yang
diperlukan dalam menjalankan pembangunan kesehatan. Pembiayaan
kesehatan bersumber dari pemerintah dan pembiayaan kesehatan yang
bersumber dari masyarakat. Untuk tingkat provinsi, pembiayaan
kesehatan bersumber dari pemerintah dapat berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) serta Anggaran Pendapatan dan
Belanja Nasional (APBN).
Alokasi dana untuk Dinas Kesehatan pada tahun anggaran 2015
22
adalah Rp.66.996.037.610,00 untuk total belanja langsung dan belanja
tidak langsung. Realisasi keuangan sebesar Rp.42.638.081.889,00
(74,93%) untuk belanja langsung dan Rp.9.013.843.830,00 (89,35%)
untuk belanja tidak langsung. Realisasi fisik untuk belanja langsung
99,55%, untuk belanja tidak langsung 100%, dan total realisasi fisik
99,78%.
Realisasi keuangan Belanja langsung yang hanya 74,93% yaitu tiga
perempat dari total keseluruhan anggaran dikarenakan masih tersisa 55
(lima puluh lima) Surat Perintah Membayar (SPM) yang sudah diterbitkan
tetapi tidak dapat dibayarkan yang diakibatkan oleh terjadinya defisit
anggaran kas didaerah. Hal ini terjadi karena berkurangnya dana bagi
hasil migas sehingga estimasi pendapatan daerah atas Pendapatan Asli
Daerah (PAD) yang telah ditargetkan tidak tercapai.
SPM yang tidak dapat dibayarkan tersebut dibayarkan di tahun
berikutnya yaitu tahun 2016 dengan total terhutang dari 55 SPM tersebut
adalah Rp. 9.856.668.182,00.
Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah Pusat
kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah. Dana Dekonsentrasi adalah
dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh Gubernur sebagai
wakil Pemerintah Pusat yang mencakup semua penerimaan dan
pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak termasuk
dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal Pusat di daerah.
Kegiatan yang didanai dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi
merupakan lingkup kewenangan dan Tupoksi Kementerian/ Lembaga.
Kegiatan Dekonsentrasi di daerah dilaksanakan oleh Satuan Kerja
23
Perangkat Daerah (SKPD) selaku Kuasa Pengguna Anggaran. Kegiatan
yang didanai dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi bersifat non-fisik,
yang antara lain berupa: sinkronisasi dan koordinasi perencanaan,
fasilitasi, bimbingan teknis, pelatihan, penyuluhan, supervisi, pembinaan
dan pengawasan, serta pengendalian.
Anggaran Dekonsentarsi tahun 2015 Rp. 15.994.101.000,00 dengan
realisasi keuangan Rp. 10.783.916.184,00 (67,4%) dan realisasi fisik
90,2%. Berikut gambaran lengkap realisasi keuangan dan fisik menurut
program.
Tabel 2.2Laporan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan APBN-Dana Dekonsentasi
Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau TA. 2015
Keuangan(Rp)
% Fisik
2 3 4 5
024.01.01
Program DukunganManajemen danPelaksanaan Tugas TeknisLainnya
3,218,829,000 2,655,359,850 82.49 97.98
024.03.06Program Bina Gizi danKesehatan Ibu dan Anak
6,638,734,000 4,800,862,227 72.32 85.26
024.04.07Program Pembinaan UpayaKesehatan
1,583,419,000 871,283,520 55.03 100.00
024.05.08Program PengendalianPenyakit dan PenyehatanLingkungan
3,637,847,000 1,695,328,180 46.60 86.25
024.07.09Program Kefarmasian danAlat Kesehatan
915,272,000 761,082,407 83.15 96.88
15,994,101,000 10,783,916,184 67.42 90.2
ProgramPagu Anggaran
(Rp)
Realisasi
Total Anggaran
1
Sumber : Subbag. Perencanaan dan Evaluasi, Dinkes Prov Kepri, 2016
24
BAB IIIPENGENDALIAN PENYAKIT
3.1 TUBERKULOSIS
Tuberkulosis adalah penyakit saluran nafas yang disebabkan oleh
mycobacterium, yang berkembang biak di dalam bagian tubuh dimana
terdapat banyak aliran darah dan oksigen. Infeksi bakteri ini biasanya
menyebar melewati pembuluh darah dan kelenjar getah bening, tetapi
secara utama menyerang paru-paru, lebih sering menginfeksi organ paru-
paru (90%) dibandingkan bagian lain tubuh manusia. Bakteri TB
membunuh jaringan dari organ yang terinfeksi dan membuatnya sebagai
kondisi yang mengancam nyawa jika tidak dilakukan terapi.
Penderita yang terserang biasanya akan mengalami demam tapi
tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari
disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti
influenza dan bersifat hilang timbul. Gejala lain, penurunan nafsu makan
dan berat badan, batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai
dengan darah), perasaan tidak enak (malaise), dan lemah.
Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular yang masih
menjadi perhatian dunia. Hingga saat ini, belum ada satu negara pun yang
bebas TBC. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman mycobacterium
tuberculosis ini pun tinggi.
Penyakit ini diakibatkan infeksi kuman mikobakterium tuberkulosis
yang dapat menyerang paru, ataupun organ-organ tubuh lainnya seperti
kelenjar getah bening, usus, ginjal, kandungan, tulang, sampai otak. TBC
25
dapat mengakibatkan kematian dan merupakan salah satu penyakit
infeksi yang menyebabkan kematian tertinggi di negeri ini.
Jumlah kasus baru BTA (+) Provinsi Kepulauan Riau tahun 2015
adalah 1.085 kasus, nilainya mengalami penurunan bila dibandingkan
tahun 2014 yaitu 1.325 kasus.
Gambar 3.1Angka Notifikasi Kasus BTA + dan Seluruh Kasus
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2015
Sumber : Seksi Penyehatan Penyakit Bidang P2PL, 2015
Gambar diatas menunjukkan bahwa angka notifikasi Kasus BTA +
dan seluruh kasus TB cenderung menurun di tahun 2015. Tahun 2011
sampai dengan tahun 2014, trend angka cenderung meningkat dan
kembali menurun di tahun 2015.
Angka Kematian TB Paru Provinsi Kepulauan Riau tahun 2015
adalah 1,1 per 100.000 penduduk, mengalami penurunan bila
dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu 2,0 per 100.000 penduduk. Case
Notification Rate (CNR) BTA (+) kasus baru adalah 53,51 per 100.000
penduduk dan CNR BTA (+) seluruh kasus adalah 139,53 per 100.000
2011 2012 2013 2014 2015
Kasus BTA (+) 58 64 69 70 40
Seluruh kasus 109 144 155 170 145
0
50
100
150
200
Jum
lah k
asus
26
penduduk. Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate/SR) TB Paru
adalah 48,72. Gambaran lengkap TB Paru menurut Kabupaten/Kota dapat
dilihat pada lampiran tabel 7,8,9.
Tingkat kesembuhan penderita TB Paru masih rendah. Hal ini
dimungkinkan berkaitan dengan status sosial ekonomi masyarakat yang
mengakibatkan rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam berobat
dan kurangnya informasi mengenai pengobatan secara tuntas.
Pengobatan TB adalah pengobatan jangka panjang, biasanya
selama 6-9 bulan dengan paling sedikit 3 macam obat. Kondisi ini
diperlukan ketekunan dan kedisiplinan dari pasien untuk meminum obat
dan kontrol ke dokter agar dapat sembuh total. Apalagi biasanya setelah
2-3 pekan meminum obat, gejala-gejala TBC akan hilang sehingga pasien
menjadi malas meminum obat dan kontrol ke dokter. Dalam mendukung
pengobatan sampai tuntas perlu Pengawas Minum Obat (PMO) untuk
membantu pasien berdisplin minum obat. PMO ini sangat diperlukan dan
biasanya berasal dari keluarga terdekat.
3.2 HIV & AIDS
HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. HIV
sendiri adalah virus yang jika menginfeksi dapat menyebabkan
menurunnya kemampuan dalam melawan infeksi virus, bakteri, jamur,
parasit yang masuk ke dalam tubuh. Virus HIV bekerja dengan cara
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Virus ini juga menyebabkan
penderitanya rentan terhadap serangan kanker karena menurunnya
kekebalan tubuh.
AIDS adalah tahap lanjutan dari infeksi virus HIV. Penularan virus
27
HIV dapat terjadi melalui darah, air mani, hubungan seksual atau cairan
vagina. Namun virus ini tidak dapat menular lewat kontak fisik biasa
seperti berpelukan, berciuman, atau berjabat tangan dengan seseorang
yang terinfeksi HIV atau AIDS.
Jumlah kasus HIV tahun 2015 adalah 1066 kasus meningkat bila
dibandingkan dengan kasus tahun 2014 yaitu 918 kasus. Untuk kasus
AIDS tahun 2015 berjumlah 440 kasus dan mengalami peningkatan bila
dibandingkan dengan kasus tahun sebelumnya 2014 yaitu 430 kasus.
Peningkatan penemuan kasus HIV dan AIDS dari tahun ke tahun
dimungkinkan (1) meningkatanya kesadaran dari penderita untuk
mengobati penyakitnya, untuk memperpanjang umur harapan hidup, (2)
adanya upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan HIV
dan AIDS oleh tenaga kesehatan, dan (3) meningkatnya Layanan
Penanggulangan HIV/AIDS Provinsi Kepulauan Riau.
Tabel 3.1Layanan Penanggulangan HIV/AIDS Provinsi Kepulauan Riau tahun 2015
No KLINIK LAYANANJUMLAHLAYANAN
KAB/KOTA TEMPAT LAYANAN
(1) (2) (3) (4) (5)1 MMT (Methadone
MaintenanceTreatment)
1 Kota Batam RSUD Batam “EMBUNG FATIMAH”
2 VCT (VoluntaryCounselling andTesting)
31 Kota Batam RSBK”CASPER”
RSUD BATAM”CITRA”RS.ELISABETH “Santa Livina”PKM Lubuk BajaPKM Belakang PadangPKM SekupangPKM SambauPKM Batu Aji
28
Kabupaten Bintan RSUP Tanjung Uban “Edelweys”PKM Toapaya”SEDAP MALAM”PKM Tanjung UbanPKM Kijang
Kota Tanjungpinang RSUD Tg.Pinang”KEMUNING”PKM TanjungpinangPKM Bt. 10PKM Kampung BugisPKM Sei JangPKM Melayu Kota PiringPKM Mekar BaruKantor KKP Tanjungpinang
Kabupaten Natuna Puskesmas Ranai “SAHABAT”Kabupaten Karimun RSUD Karimun”SEHATI”
PKM Tanjung BalaiPuskesmas Tebing
Kabupaten Lingga PKM Dabo LamaRSUD DaboPKM PancurPKM DaikPKM SenayangPKM Tajur Biru
Kabupaten Kep.Anambas PKM Palmatak
3 IMS (Infeksi MenularSexual)
11 Kota Tanjungpinang PKM Tg.Pinang”IMS FLAMBOYAN”PKM Bt. 10 "IMS KENCANA"PKM Kampung BugisPKM Sei Jang
Kota Batam PKM Batu Aji”IMS SEDAP MALAM”PKM Lubuk BajaPKM Sambau
Kabupaten Karimun PKM Tanjung BalaiRSUD Karimun
Kabupaten Bintan PKM ToapayaPKM Tanjung Uban
4. ARV (Anti RetroViral)
5 Kota Batam RSBKRSUD Embung Fatimah
Kota Tanjungpinang RSUD Tg.PinangKabupaten Bintan RSUD Tanjung Uban
29
Kabupaten Karimun RSUD Karimun5. PMTCT ( Prevention
Mother To ChildTransmition
2 Kota Batam RSBK
Kota Tanjungpinang RSUD Tg.Pinang
6. PITC (Tes Inisiasipetugas Kesehatan)
7 Kota Batam RSUD Embung FatimahPKM Sambau
Kota Tanjungpinang PKM TanjungpinangKabupaten Karimun PKM Tanjung Balai
RSUD KarimunKabupaten Bintan RSUD Tanjung Uban
PKM Toapaya
Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit, Bidang P2PL, Dinkes Prov. Kepri, 2015
Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan HIV
dan AIDS oleh tenaga kesehatan dilakukan dengan beberapa cara
sebagai berikut pemantauan terhadap darah donor, pemantauan pada
kelompok beresiko penderita Penyakit Menular Seks (PMS) seperti
Wanita Penjaja Seks (WPS), penyalah guna obat dengan suntikan (IDUs),
penghuni Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) atau sesekali dilakukan
penelitian pada kelompok beresiko rendah seperti ibu rumah tangga dan
sebagainya.
Proporsi kasus HIV tahun 2015 menurut jenis kelamin 57,41% laki-
laki dan 42,59% perempuan. Dapat dilihat bahwa deteksi kasus HIV lebih
banyak ditemukan pada laki-laki yaitu lebih dari 50% kasus diderita oleh
laki-laki. Sama halnya dengan tahun 2014, proporsi kasus HIV menurut
jenis kelamin juga lebih banyak ditemukan pada laki-laki yaitu 51,53% laki-
laki dan 48,47% perempuan.
Proporsi kasus AIDS tahun 2015 menurut jenis kelamin 66,82% laki-
laki dan 33,18% perempuan. Sedangkan tahun 2014 proporsi kasusnya
adalah 60% laki-laki dan 40% perempuan. Dari data kasus tersebut dapat
30
dilihat bahwa lebih dari 50% kasus diderita oleh laki-laki.
Berdasarkan pada laporan SDKI 2012 Tabel A-10 tentang
Persentase wanita umur 15-49 tahun dan pria kawin umur 15-54 tahun
yang pernah mendengar tentang HIV-AIDS menurut provinsi, untuk
Kepulauan Riau angka persentase wanita (91,1%) lebih besar
dibandingkan dengan laki-laki (88,9%). Dari data tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa wanita lebih banyak memiliki pengetahuan tentang
HIV-AIDS dibandingkan laki-laki.
Tabel 3.2Persentase wanita umur 15-49 tahun dan pria kawin umur 15-54 tahun
yang pernah mendengar tentang HIV-AIDS menurut provinsiIndonesia, 2012
Pernah dengarHIV-AIDS
Jumlah Pernah dengarHIV-AIDS
Jumlah
SumateraAceh 70,8 877 72,7 153Sumatera Utara 75,1 2.394 83,3 470Sumatera Barat 80,8 852 85,6 164Riau 79,2 1.04 88,0 231Jambi 66,9 580 78,2 145Sumatera Selatan 67,9 1.358 77,2 295Bengkulu 70,3 306 84,1 67Lampung 78,8 1.443 82,8 334Bangka Belitung 82,6 245 86,3 52Kepulauan Riau 91,1 323 88,9 64
ProvinsiWanita Pria
Sumber : SDKI, 2012
Dari kasus HIV yang terdeteksi, proporsi kelompok umur yang paling
banyak terinfeksi adalah kelompok umur 25-49 tahun, sedangkan untuk
kasus AIDS proporsi kelompok umur yang paling banyak terinfeksi adalah
kelompok umur 20-24 tahun. Gambaran lengkap kasus HIV/AIDS menurut
Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 11.
31
3.3 PNEUMONIA
Pneumonia atau paru-paru basah adalah peradangan jaringan di
salah satu atau kedua paru-paru yang biasanya disebabkan oleh infeksi.
Pada saat menderita pneumonia, sekumpulan kantong-kantong udara
yang kecil di ujung saluran pernapasan dalam paru-paru akan bengkak
dan penuh cairan.
Pneumonia merupakan penyebab kematian anak-anak tertinggi di
dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan terdapat sekitar
1,1 juta orang anak di dunia yang meninggal tiap tahun akibat penyakit ini.
Jumlah perkiraan penderita Pneumonia tahun 2015 adalah 23.186
penderita. Dari perkiraan penderita yang ada, penderita yang ditemukan
dan ditangani adalah 2.516 penderita (10.9%) dengan rincian 1.336
penderita laki laki (11,3%) dan 1.180 penderita perempuan (10,4%).
Persentase penderita Pneumonia tahun 2015 yang ditemukan dan
ditangani mengalami penurunan bila dibandingkan dengan persentase
2014 yaitu 12%.
32
Gambar 3.2Persentase Pneumonia pada Balita Yang Ditangani
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012-2015
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012–2015
Rendahnya persentase penemuan Pneumonia yang ditangani
menunjukkan bahwa belum maksimalnya deteksi terhadap kasus
pneumonia dan kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang tanda-
tanda pneumonia pada balita serta bahayanya bila tidak segera ditangani.
3.4 KUSTA
Kusta yang juga dikenal dengan nama lepra atau penyakit Hansen
adalah penyakit yang menyerang kulit, sistem saraf perifer, selaput lendir
pada saluran pernapasan atas, serta mata. Sistem saraf yang diserang
bisa menyebabkan penderitanya mati rasa.
Kusta disebabkan oleh sejenis bakteri yang memerlukan waktu 6
bulan hingga 40 tahun untuk berkembang di dalam tubuh. Tanda dan
gejala kusta bisa saja muncul setelah bakteri menginfeksi tubuh penderita
selama 2 hingga 10 tahun.
9,6010,60
12,0010,90
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
2011 2012 2013 2014
per
sent
ase
pne
umoni
a dita
ngan
i
33
Meskipun dulu sempat menjadi penyakit yang ditakuti, saat ini kusta
tergolong penyakit yang mudah diobati. Ironisnya, hingga saat ini
beberapa daerah di Indonesia masih dianggap sebagai kawasan endemik
kusta oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
Bakteri Mycobacterium leprae menjadi penyebab utama kusta.
Bakteri ini tumbuh pesat pada bagian tubuh yang bersuhu lebih dingin
seperti tangan, wajah, kaki dan lutut. Mycobacterium leprae termasuk
jenis bakteri yang hanya bisa tumbuh berkembang di dalam beberapa sel
manusia dan hewan tertentu. Cara penularan bakteri ini adalah melalui
cairan dari hidung yang biasanya menyebar ke udara ketika penderita
batuk atau bersin.
Selain penyebab utamanya, ada juga faktor-faktor yang bisa
meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap penyakit ini. Beberapa
faktor risiko tersebut meliput:
Melakukan kontak fisik dengan hewan penyebar bakteri kusta
tanpa sarung tangan. Beberapa di antaranya adalah armadilo dan
simpanse afrika.
Melakukan kontak fisik secara rutin dengan penderita kusta.
Bertempat tinggal di kawasan endemik kusta.
Menderita cacat genetik pada sistem kekebalan tubuh.
Mayoritas penderita kusta yang didiagnosis secara klinis akan diberi
kombinasi antibiotik sebagai langkah pengobatan selama 6 bulan hingga 2
tahun. Dokter harus memastikan jenis kusta serta tersedianya tenaga
medis yang mengawasi penderita untuk menentukan jenis, dosis antibiotik,
serta durasi pengobatan.
34
Tahun 2015 ditemukan 16 kasus baru kusta PB dan 22 kasus baru
kusta MB dengan total 38 kasus baru. Jumlah kasus baru tahun 2015
meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu 13 kasus baru.
Meningkatnya penemuam kasus baru dimungkinkan sudah baiknya
surveilans kesehatan dan diharapkan adanya sosialisasi dari tenaga
kesehatan kepada masyarakat tentang gejala penyakit kusta dan
akibatnya bagi penderita, sehingga deteksi dini terhadap kasus kusta dan
penderita mendapatkan pengobatan tanpa mengalami cacat fisik.
3.5 DIARE
Diare merupakan kondisi yang ditandai dengan encernya tinja yang
dikeluarkan dengan frekuensi buang air besar (BAB) yang lebih sering
dibandingkan dengan biasanya. Pada umumnya, diare terjadi akibat
konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri, virus, atau
parasit. Biasanya diare hanya berlangsung beberapa hari, namun pada
sebagian kasus memanjang hingga berminggu-minggu.
Gejala diare bermacam-macam, dimulai dari yang hanya merasakan
sakit perut singkat dengan tinja yang tidak terlalu encer hingga ada yang
mengalami kram perut dengan tinja yang sangat encer. Pada kasus diare
parah, kemungkinan penderitanya juga akan mengalami demam dan kram
perut hebat.
Penyebab diare pada orang dewasa dan anak-anak umumnya
adalah infeksi usus. Infeksi usus bisa terjadi ketika kita mengonsumsi
makanan atau minuman yang kotor dan terkontaminasi. Mikroorganisme
yang sering menyebabkan infeksi usus adalah bakteri, parasit, dan virus
seperti norovirus dan rotavirus.
35
Diare juga bisa timbul akibat faktor-faktor (1) Efek samping obat-
obatan tertentu; (2) Faktor psikologi, misalnya gelisah; (3) Konsumsi
minuman beralkohol dan kopi yang berlebihan.
Diare bukan saja berdampak kepada diri penderita, tapi juga
berpotensi menyebar, terutama kepada anggota keluarga. Oleh sebab itu,
diare sebaiknya dicegah mulai dari kontak pertama hingga
penyebarannya.
Berikut adalah langkah-langkah pencegahan terkena diare akibat
kontaminasi:
Mencuci tangan sebelum makan.
Menjauhi makanan yang kebersihannya diragukan dan tidak minum
air keran.
Memisahkan makanan yang mentah dari yang matang.
Utamakan bahan makanan yang segar.
Menyimpan makanan di kulkas dan tidak membiarkan makanan
tertinggal di bawah paparan sinar matahari atau suhu ruangan.
Jumlah diare yang ditangani tahun 2015 adalah 55,5% dari jumlah
target penemuan kasus. Angka ini sedikit menurunkan dari tahun
sebelumnya yaitu 59,2% di tahun 2014.
Jumlah diare yang ditangani menurut Kabupaten/Kota tahun 2015
tertinggi adalah Kabupaten Lingga (100,11%), Kabupaten Natuna (94,63%)
dan yang terakhir adalah Kota Batam (40,35%). Gambaran lengkap kasus
diare menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran profil tabel 13.
Dari data jumlah penyakit terbanyak, diare masih termasuk dalam
kategori 10 penyakit terbanyak. Rendahnya persentase jumlah diare yang
36
ditangani dimungkinkan pencatatan dan pelaporan kasus diare tidak
tervalidasi dengan baik misalnya melakukan pengobatan sendiri atau
pengobatan di praktek swasta. Gambaran lengkap kasus diare menurut
Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran profil tabel 13.
3.6 PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)
4.6.1 TETANUS NEONATARUM
Tetanus Neonatorum adalah Penyakit tetanus pada bayi baru lahir
dengan tanda klinik yang khas, setelah 2 hari pertama bayi hidup,
menangis dan menyusu secara normal, pada hari ketiga atau lebih timbul
kekakuan seluruh tubuh yang ditandai dengan kesulitan membuka mulut
dan menetek, disusul dengan kejang–kejang.
Penyebab tetanus neonatorum adalah clostridium tetani yang
merupakan kuman gram positif, anaerob, bentuk batang dan ramping.
Kuman tersebut terdapat ditanah, saluran pencernaan manusia dan
hewan. Kuman clostridium tetani membuat spora yang tahan lama dan
menghasilkan 2 toksin utama yaitu tetanospasmin dan tetanolysin.
Kasus tetanus neonatorum selama kurun waktu 5 tahun terakhir
hanya terdeteksi di tahun 2014 yaitu 1 kasus di kabupaten Karimun.
Tahun 2015 ini tidak terdapat kasus tetanus neonatorum.
4.6.2 CAMPAK
Campak adalah infeksi yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini
akan memunculkan ruam di seluruh tubuh dan sangat menular. Campak
bisa sangat mengganggu dan mengarah pada komplikasi yang lebih
37
serius. Gejala campak mulai muncul sekitar satu hingga dua minggu
setelah virus masuk ke dalam tubuh.
Gejala campak yang biasanya muncul adalah: Mata merah, Mata
menjadi sensitif terhadap cahaya, Gejala menyerupai pilek seperti radang
tenggorokan, hidung beringus atau tersumbat, mengalami demam, bercak
putih keabu-abuan pada mulut dan tenggorokan.
Bercak atau ruam berwarna merah-kecokelatan akan muncul di kulit
setelah beberapa hari kemudian. Urutan kemunculan bercak ini dari
belakang telinga, sekitar kepala, kemudian ke leher. Pada akhirnya ruam
akan menyebar ke seluruh tubuh.
Program imunisasi campak di Indonesia dimulai tahun 1982.
Menurut Riskesdas tahun 2010, anak-anak Indonesia berusia 1-2 tahun
yang mendapat imunisasi campak mencapai rata-rata 74,4 persen.
Sedangkan, capaian imunisasi campak di Indonesia hingga bulan
Desember tahun 2013 adalah sebesar 90,82%. Meski capaian imunisasi
campak di Indonesia telah mencakupi 90%, WHO melaporkan terdapat
sekitar 6,300 kasus campak di Indonesia pada tahun 2013.
Penyakit ini disebut juga rubeola atau campak merah. Telah
tersedia vaksin untuk mencegah penyakit ini. Vaksin untuk campak
termasuk dalam bagian dari vaksin MMR (campak, gondongan,
campak Jerman). Vaksinasi MMR adalah vaksin gabungan untuk campak,
gondongan, dan campak Jerman. Vaksinasi MMR diberikan dua kali.
Pertama diberikan ketika anak berusia 15 bulan dan dosis vaksin MMR
berikutnya diberikan saat mereka berusia 5-6 tahun atau sebelum
memasuki masa sekolah dasar. Vaksin memiliki fungsi yang cukup
penting dalam mencegah campak.
38
Gambar 3.3Jumlah Kasus Campak
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2015
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2011 - 2015
Gambar diatas menunjukkan jumlah kasus Campak selama kurun
waktu 5 tahun. Dapat dilihat bahwa jumlah kasus Campak yang terdata
fluktuatif, tahun 2011 sebesar 561 kasus, menurun ditahun 2012 menjadi
331 kasus, naik kembali ditahun 2013 menjadi 409 kasus, meningkat lagi
ditahun 2014 menjadi 491 kasus dan turun kembali ditahun 2015 menjadi
249 kasus.
Menurut data Kabupaten/Kota, tahun 2015 kasus Campak tertinggi
adalah di Kota Batam 163 kasus Campak, kemudian berikutnya di Bintan
27 kasus, dan yang terendah adalah Kabupaten Kepulauan Anambas
dengan tidak ada kasus Campak yang ditemukan. Gambaran lengkap
kasus Campak menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran profil
tabel 20.
4.6.3 DIFTERI
561
331
409
491
249
0
100
200
300
400
500
600
2011 2012 2013 2014 2015
Jum
lah
kasu
s Cam
pak
39
Difteri disebabkan oleh dua jenis bakteri, yaitu Corynebacterium
diphtheriae dan Corynebacterium ulcerans. Masa inkubasi (saat bakteri
masuk ke tubuh sampai gejala muncul) penyakit ini umumnya dua hingga
lima hari.
Gejala-gejala yang mengindikasikan penyakit ini meliputi:
Terbentuknya membran abu-abu yang menutupi tenggorokan dan
amandel.
Demam dan menggigil.
Sakit tenggorokan dan suara serak.
Sulit bernapas atau napas yang cepat.
Pembengkakan kelenjar limfa pada leher.
Lemas dan lelah.
Hidung beringus. Awalnya cair, tapi lama-kelamaan menjadi kental
dan terkadang berdarah.
Difteri juga terkadang dapat menyerang kulit dan menyebabkan
bisul. Bisul-bisul tersebut akan sembuh dalam beberapa bulan, tapi
biasanya akan meninggalkan bekas pada kulit.
Langkah pencegahan paling efektif untuk penyakit ini adalah
dengan vaksin. Pencegahan difteri tergabung dalam vaksin DPT. Vaksin
ini meliputi difteri, tetanus, dan pertusis atau batuk rejan.
Vaksin DPT adalah salah satu dari lima imunisasi wajib bagi anak-
anak di Indonesia. Pemberian vaksin ini dilakukan lima kali pada saat
anak berusia dua bulan, empat bulan, enam bulan, 1,5-2 tahun, dan lima
tahun.
40
Perlindungan tersebut umumnya dapat melindungi anak terhadap
difteri seumur hidupnya. Tetapi vaksinasi ini dapat diberikan kembali pada
saat anak memasuki masa remaja atau tepatnya saat berusia 11-18 tahun
untuk memaksimalisasi keefektifannya.
Penderita difteri yang sudah sembuh juga disarankan untuk
menerima vaksin karena tetap memiliki risiko untuk kembali tertular
penyakit yang sama.
Selama kurun waktu 5 tahun terakhir (2011-2015) pelaporan kasus
Difteri ada ditahun 2012 dan 2013 dengan jumlah 1 kasus dan ditemukan
di Kota Tanjungpinang.
4.6.4 POLIO DAN AFP (ACUTE FLACID PARALYSIS/LUMPUH LAYU
AKUT)
Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah
menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang
bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan bernapas, kelumpuhan,
dan pada sebagian kasus menyebabkan kematian.
Sejak awal tahun 2014, WHO (World Health Organization) telah
menyatakan Indonesia sebagai salah satu negara yang bebas dari
penyakit ini berkat program vaksinasi polio yang luas. Kebanyakan
penderita polio tidak menyadari bahwa diri mereka terinfeksi karena virus
polio pada awalnya hanya menimbulkan sedikit gejala atau bahkan tidak
sama sekali, dan tidak membuat mereka menjadi sakit.
Penyakit polio disebabkan oleh virus yang umumnya masuk melalui
makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan tinja dan virus polio.
Sama halnya seperti cacar, polio hanya menjangkiti manusia. Dalam
41
tubuh manusia, virus polio menjangkiti tenggorokan dan usus. Selain
melalui kotoran, virus polio juga bisa menyebar melalui tetesan cairan
yang keluar saat penderitanya batuk atau bersin.
Imunisasi atau pemberian vaksin polio dapat meminimalisasi
terjangkit virus polio. Anak-anak, wanita hamil dan orang yang sistem
kekebalan tubuhnya lemah, sangat rentan terkena virus polio jika di
daerah mereka tidak terdapat program imunisasi atau tidak memiliki
sistem sanitasi yang bersih dan baik.
Polio dapat dicegah dengan vaksinasi yang bisa memberikan
kekebalan terhadap penyakit polio seumur hidup, terutama pada anak-
anak. Anak-anak harus diberikan empat dosis vaksin polio tidak aktif, yaitu
pada saat mereka berusia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan antara 1.5-2
tahun.
Vaksin polio dengan virus tidak aktif memiliki kemungkinan
mendekati 100 persen untuk secara efektif mencegah polio setelah tiga
kali penyuntikan, dan aman bagi orang yang sistem kekebalan tubuhnya
lemah.
Jumlah kasus AFP (non polio) Provinsi Kepulauan Riau tahun 2015
berjumlah 14 kasus dengan rincian Kabupaten Karimun 1 kasus,
Kabupaten Bintan 1 kasus, Kabupaten Lingga 1 kasus, Kota Batam 7
kasus, dan Kota Tanjungpinang 3 kasus.
Berdasarkan penghitungan jumlah penduduk di bawah 15 tahun
(678.654 Jiwa) maka target penemuan kasus AFP di Kepulauan Riau
seharusnya sebanyak 12 kasus. Penemuan kasus tahun 2015 adalah 14
kasus, diasumsikan bahwa indikator penemuan kasus AFP di Provinsi
Kepulauan Riau telah mencapai target.
42
3.7 DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
Demam berdarah atau DBD adalah penyakit yang membuat
penderitanya mengalami rasa nyeri yang luar biasa, seolah-olah terasa
sakit hingga ke tulang. DBD disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk. Diperkirakan bahwa ada seratus juta kasus demam
berdarah yang terjadi pada tiap tahunnya di seluruh dunia. Sebagian
diantaranya mewabah secara tiba-tiba dan menjangkiti ribuan orang
dalam waktu singkat.
Menurut data Kementrian Kesehatan Indonesia tahun 2013, jumlah
penderita DBD di seluruh 31 provinsi mencapai 48.905 orang, termasuk
376 orang diantaranya meninggal dunia. Jadi, pada dasarnya DBD adalah
penyakit yang sangat umum di Indonesia.
Gejala demam berdarah umumnya akan terlihat pada tiga hingga
empat belas hari setelah masa inkubasi dan biasanya diawali dengan
demam tinggi yang bisa mencapai suhu 41 derajat celsius. Masa inkubasi
adalah jarak waktu antara virus pertama masuk ke dalam tubuh sampai
gejala pertama muncul.
Penyebab DBD adalah virus dengue dan menyebar ke manusia
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Artinya DBD tidak bisa menular
langsung dari seseorang ke orang lain tanpa perantara nyamuk tersebut.
Nyamuk Aedes aegypti biasanya berkembang biak di daerah
berpenduduk tinggi (seperti di kota-kota besar) yang memiliki iklim lembap
dan hangat.
Hingga saat ini belum ada vaksin yang dapat menangkal demam
berdarah. Oleh karena itu cara terbaik untuk mencegah DBD adalah
dengan menghindari terkena gigitan nyamuk yang membawa virusnya.
43
Gambar 3.4Incidence Rate Demam Berdarah Dengue (DBD)
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2015
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, 2011–2015
Incidence Rate Demam Berdarah Dengue (DBD) selama 5 tahun
2011-2015 menunjukan trend yang meningkat. Menurut Kabupaten/Kota
kasus tertinggi DBD tahun 2015 ditemukan di Kota Batam dengan jumlah
639 kasus, Kabupaten Bintan 404 kasus, dan yang terendah Kabupaten
Kepulauan Anambas 5 kasus. Gambaran lengkap kasus DBD menurut
Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran profil tabel 21.
Adanya peningkatan jumlah kasus DBD dimungkinkan karena
lemahnya kemampuan SDM kesehatan terkait angka penemuan kasus,
kurangnya kepedulian masyarakat akan kebersihan lingkungan dan gejala
penyakit sehingga setelah terdeteksi terlambat untuk ditangani.
3.8 FILARIASIS
Filariasis adalah sejumlah infeksi yang disebabkan oleh cacing
filaria. Penyakit ini dapat menyerang hewan maupun manusia. Parasit
56,3 80,074,0
95,798,2
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
2011 2012 2013 2014 2015
44
filaria memiliki ratusan jenis, tapi hanya delapan spesies yang dapat
menyebabkan infeksi pada manusia.
Pengelompokan filariasis umumnya dikategorikan menurut lokasi
habitat cacing dewasa dalam tubuh manusia, yaitu filariasis kulit, limfatik,
dan rongga tubuh. Di sini akan dibahas lebih detail mengenai filariasis
limfatik. Di Indonesia, penyakit ini lebih dikenal dengan istilah kaki gajah
atau elefantiasis.
Menurut WHO, terdapat sekitar 120 juta orang di dunia yang
menderita filariasis limfatik dan sepertiga di antaranya mengidap infeksi
yang parah. Parasit yang dapat menyebabkan jenis filariasis ini meliputi
Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori.
W. bancrofti merupakan parasit yang paling sering menyerang
manusia. Diperkirakan ada 9 dari 10 pengidap yang menderita filariasis
limfatik akibat parasit ini.
Parasit filaria masuk ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk yang
sudah terinfeksi. Cacing tersebut akan tumbuh dewasa, bertahan hidup
selama enam hingga delapan tahun, dan terus berkembang biak dalam
jaringan limfa manusia.
Infeksi ini umumnya dialami sejak masa kanak-kanak dan
menyebabkan kerusakan pada sistem limfatik yang tidak disadari sampai
akhirnya terjadi pembengkakan yang parah dan menyakitkan.
Pembengkakan tersebut kemudian dapat menyebabkan cacat permanen.
Langkah utama dalam untuk mencegah tertular filariasis adalah
dengan menghindari gigitan nyamuk sebisa mungkin. Hal ini sangat
penting, terutama di negara-negara tropis, seperti Indonesia.
45
Jumlah kasus baru Filariasis tahun 2015 berjumlah 22 kasus,
dengan jumlah seluruh kasus menjadi 100 kasus. Angka kesakitan
Filariasis tahun 2015 adalah 5 per 100.000 penduduk, angka ini sama
dengan Angka kesakitan Filariasis tahun 2014.
Indonesia menetapkan eliminasi filariasis sebagai salah satu
prioritas program nasional pengendalian penyakit menular. Dua strategi
utama diterapkan untuk program ini yaitu memutuskan rantai penularan
filariasis melalui program Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM)
serta upaya mengurangi kecacatan dengan melaksanakan program
penatalaksanaan penderita klinis filariasis.
3.9 MALARIA
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit. Malaria
menyebar melalui gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi oleh parasit.
Malaria bahkan bisa mematikan jika tidak ditangani dengan benar.
Infeksi malaria bisa terjadi cukup dengan satu gigitan nyamuk.
Malaria jarang sekali menular secara langsung dari satu orang ke orang
lainnya. Contoh kondisi penularan penyakit ini adalah jika terjadi kontak
dengan darah penderita atau janin bisa terinfeksi karena tertular dari
darah sang ibu.
Di Indonesia, terjadi sekitar 400.000 kasus positif malaria setiap
tahunnya. Dari semua kasus yang terjadi, 4.000 kasus mengalami
komplikasi atau bahkan berujung pada kematian. Sekitar 1 dari 4 kasus
malaria yang terjadi menyerang anak-anak.
Gejala malaria biasanya akan muncul antara satu sampai dua
minggu setelah tubuh terinfeksi. Dalam beberapa kasus yang jarang,
46
gejala muncul setahun setelah gigitan nyamuk terjadi. Gejala-gejala
malaria yang biasanya terjadi adalah munculnya demam, berkeringat,
menggigil atau kedinginan, muntah-muntah, sakit kepala, diare, dan nyeri
otot.
Plasmodium adalah jenis parasit yang menjadi penyebab malaria.
Ada banyak sekali jenis parasit Plasmodium, tapi hanya lima jenis yang
menyebabkan malaria pada manusia. Parasit Plasmodium hanya
disebarkan oleh nyamuk Anopheles betina. Dua jenis parasit yang umum
di Indonesia adalah Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax.
Menghindari agar tidak tergigit nyamuk adalah cara pencegahan
yang paling utama agar tidak tertular malaria. Anda bisa memakai
kelambu untuk menutupi ranjang, menyingkirkan genangan air, memakai
losion anti serangga dan menggunakan pakaian atau selimut yang
menutupi kulit tubuh.
Angka Kesakitan Malaria (API) Provinsi Kepulaaun Riau tahun 2015
menunjukkan penurunan (0,61) bila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya (1,14). API Provinsi Kepulauan Riau selama kurun waktu 5
(lima) tahun berturut-turut menunjukkan kecenderungan menurun.
Gambaran lengkap API menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada
lampiran tabel 22.
Gambar 3.5Angka Kesakitan Malaria (per 1.000)
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2015
47
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, 2011–2015
Program pengendalian penyebaran penyakit malaria dilakukan
dengan memutus rantai perkembangbiakan vektor nyamuk anoples.
Pengendalian ini dilakukan antara lain dengan penggunaan residu
insektisida (fogging), pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan
perbaikan kondisi lingkungan.
5,72
1,24
1,13 1,14
0,610,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
2011 2012 2013 2014 2015
48
BAB IVKESEHATAN KELUARGA
Kesehatan keluarga adalah segmen dari kesehatan masyarakat
yang sangat penting. Dalam daur kehidupan, kesehatan keluarga meliputi
perlindungan kesehatan kepada bayi, anak, remaja, dewasa, menikah
hingga lanjut usia. Indikator-indikator untuk pengukuran derajat kesehatan
seperi SDGs dan SPM banyak menempatkan kesehatan keluarga sebagai
parameter keberhasilan. Pada bab ini akan diuraikan situasi kesehatan
keluarga di Provinsi Kepulauan Riau dengan sub bab kesehatan ibu dan
kesehatan anak.
Sasaran kebijakan pembangunan kesehatan di Provinsi Kepulauan
Riau terkait kesehatan keluarga antara lain menurunkan angka kematian
bayi menjadi 17 per 1.000 kelahiran hidup. Menurunkan angka kematian
ibu menjadi 100 per 100.000 kelahiran hidup. Meningkatkan umur harapan
hidup menjadi 72 tahun. Menurunkan prevalensi gizi buruk menjadi <1%
dan menurunkan status gizi kurang menjadi <10%. Meningkatkan kualitas
penduduk melalui program Keluarga Berencana, termasuk memperkecil
angka kematian ibu dan anak menuju keluarga kecil yang bahagia.
4.1 Kesehatan Ibu
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu parameter yang
digunakan dalam mengukur kualitas dan akessibilitas fasilitas pelayanan
kesehatan. Pengukuran Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi Kepulauan
Riau menggunakan data yang berasal dari pelayanan kesehatan
berdasarkan jumlah kunjungan.
49
Gambar 4.1Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2015
berdasarkan kematian yang dilaporkan
Sumber: Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2011-2015
Data diatas menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 5 tahun AKI
Kepulauan Riau masih fluktuatif. Dalam dua tahun terakhir, AKI
Kepulauan Riau masih lebih tinggi dibandingkan target Renstra.
Pencapaian target Renstra hanya terjadi pada tahun 2013 (95%).
Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa kematian ibu hamil
terbesar terjadi pada satu hari setelah melahirkan. Penyebab kematian
Ibu di Kepulauan Riau masih didominasi oleh kasus pendarahan dan
hipertensi. Setiap ibu yang akan melahirkan memiliki resiko kematian.
Oleh karena itu pemerintah menggiatkan program pemeriksaan kesehatan
kepada ibu hamil, persalinan dan nifas. Ibu yang mendapatkan pelayanan
lengkap pada saat hamil, persalinan dan nifas cenderung lebih tertolong
dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan pelayanan lengkap.
109,20
110,1095,00
134,74146,50
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
160,00
2011 2012 2013 2014 2015
Renstra
50
PENDARAHAN24%
HIPERTENSIDLM
KEHAMILAN35%
INFEKSI2%
GGN SISTEMPEREDARAN
DARAH3%
LAIN-LAIN36%
Gambar 4.2Penyebab Kematian Ibu di Provinsi Kepulauan RiauTahun 2015
Sumber: Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2015
4.1.1 Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
Setiap ibu hamil melakukan kunjungan ke pelayanan kesehatan
minimal 4 kali dalam masa kehamilan. Satu kali di tiga bulan pertama,
satu kali di tiga bulan kedua dan dua kali di tiga bulan terakhir. Untuk
mengukur keberlangsungan program maka ditetapkan dua indikator yaitu
kunjungan pertama (K1) dan kunjungan keempat (K4). K1 adalah
kunjungan yang dilakukan oleh ibu hamil ke pelayanan kesehatan
sedangkan Ibu hamil K-4 adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan
antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi
pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada
triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan
ketiga umur kehamilan. Kunjungan ibu hamil sesuai standar adalah
pelayanan yang mencakup minimal : (1) Timbang badan dan ukur tinggi
51
95,1885,57
95,64 94,40 97,00
85,4178,76
91,48 89,20 91,18
0
20
40
60
80
100
120
2011 2012 2013 2014 2015
K1
K4
badan, (2) Ukur tekanan darah, (3) Skrining status imunisasi tetanus (dan
pemberian Tetanus Toksoid), (4) (ukur) tinggi fundus uteri, (5) Pemberian
tablet besi (90 tablet selama kehamilan), (6) temu wicara (pemberian
komunikasi interpersonal dan konseling), (7) Test laboratorium sederhana
(Hb, Protein urin) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg, Sifilis, HIV,
Malaria, TBC).
Gambar 4.3Cakupan K1 dan K4 Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2015
Sumber: Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2011- 2015
Pelayanan K4 di Provinsi Kepulauan Riau masih berada dibawah
target SPM (95%). Kunjungan K1 menunjukkan angka 97% menunjukkan
bahwa minat ibu hamil untuk mengakses pelayanan sudah cukup baik,
namun angka K4 91,18% menunjukkan bahwa kualitas di pelayanan
termasuk dalam mengawal konsistensi ibu hamil K1 masih belum
maksimal. K4 provinsi Kepulauan Riau masih lebih tinggi dibandingkan
rata-rata nasional. Data Profil Kesehatan Kepulauan Riau hampir sama
dengan data riskesdas 2013.
SPM
52
Gambar 4.4Cakupan K1 dan K4 Nasional tahun 2013
Sumber : Riskesdas, 2013
4.1.2 Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan adalah Ibu bersalin yang mendapat
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan
pelayanan ibu bersalin di Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan trend
menurun. Pencapaian tahun 2015 lebih baik dibandingkan tahun
sebelumnya.
53
Gambar 4.5Cakupan Persalinan oleh Tenaga KesehatanProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 – 2015
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2011-2015
Standar Pelayanan Minimal (SPM) menargetkan bahwa pelayanan
ibu bersalin dikatakan berhasil jika mencapai target sebesar 90%. Dalam
kurun waktu lima tahun, cakupan pelayanan persalinan oleh tenaga
kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau telah mencapai target.
Tempat persalinan yang paling baik adalah di Puskesmas atau di
Rumah sakit dikarenakan tersedianya tenaga dan peralatan yang
memadai. Kondisi geografis kepulauan tidak memungkinkan untuk
menyediakan fasilitas yang lengkap di setiap pulau. Pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau menyediakan pos bersalin desa yang dikembangkan
menjadi pos kesehatan desa (Poskesdes) yang dilengkapi minimal 1
bidan dengan perlengkapan persalinan normal. Sistem rujukan telah
dipersiapkan jika ibu hamil memerlukan penanganan rujukan ke
Puskesmas atau Rumah Sakit melalui ambulans darat maupun ambulans
laut.
111,3897,10
91,50 89,90 92,71
0
20
40
60
80
100
120
2011 2012 2013 2014 2015
54
76,5869,31
82,09 86,00 88,00
0102030405060708090
100
2011 2012 2013 2014 2015
4.1.3 Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Cakupan pelayanan nifas adalah pelayanan kepada ibu dan
neonatal pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan
sesuai standar. Nifas adalah periode mulai 6 jam sampai dengan 42 hari
pasca persalinan. 2) Pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan
kepada ibu nifas sedikitnya 3 kali, pada 6 jam pasca persalinan s.d 3 hari;
pada minggu ke II, dan pada minggu ke VI termasuk pemberian Vitamin A
2 kali serta persiapan dan/atau pemasangan KB Pasca Persalinan.
Berikut gambaran pelayanan kesehatan ibu nifas di Provinsi Kepulauan
Riau tahun 2015.
Gambar 4.6Cakupan Pelayanan Ibu Nifas
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2015
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2011-2015
Trend pelayanan kesehatan ibu nifas cenderung meningkat.
Pencapaian tahun 2015 adalah pencapaian tertinggi (88%) dalam kurun
waktu 5 tahun terakhir. Pencapaian tersebut belum mencapai target SPM
(90%) namun lebih tinggi dibandingkan pencapaian nasional yaitu 81%
(riskesdas 2013).
55
4.1.4 Pelayanan/Penanganan Komplikasi Kebidanan
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu dengan
komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
yang mendapat penanganan definitif sesuai dengan standar oleh tenaga
kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Polindes,
Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU
PONEK).
Komplikasi yang dimaksud adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi.
Komplikasi dalam kehamilan dapat berupa Abortus, Hiperemesis
Gravidarum, perdarahan per vaginam, Hipertensi dalam kehamilan
(preeklampsia,eklampsia), kehamilan lewat waktu, ketuban pecah dini.
Komplikasi dalam persalinan dapat berupa Kelainan letak/presentasi janin,
Partus macet/ distosia, Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia,
eklampsia), perdarahan pasca persalinan, Infeksi berat/ sepsis, kontraksi
dini/persalinan prematur, kehamilan ganda. Komplikasi dalam Nifas dapat
berupa Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia), Infeksi
nifas, perdarahan nifas.
Pada proses persalinan normal, polindes atau Puskesmas dapat
memberikan pelayanan kesehatan. Namun pada kasus komplikasi maka
Ibu hamil, ibu bersalin dan nifas dengan komplikasi perlu dirujuk pada
puskesmas mampu PONED atau rumah sakit PONEK. PONED adalah
Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar, meliputi kemampuan
untuk menangani dan merujuk pasien dengan komplikasi kebidanan.
Puskesmas PONED adalah Puskesmas Rawat Inap yang memiliki
56
kemampuan serta fasilitas PONED siap 24 jam untuk memberikan
pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin dan nifas dan bayi baru lahir
dengan komplikasi baik yang datang sendiri atau atas rujukan kader/
masyarakat, bidan di desa, Puskesmas dan melakukan rujukan ke RS
PONEK pada kasus yang tidak mampu ditangani.
PONEK adalah Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi
Komprehensif di Rumah Sakit, meliputi kemampuan untuk melakukan
tindakan a) seksio sesaria, b) Histerektomi, c) Reparasi Ruptura Uteri,
Cedera Kandung/saluran Kemih, d) Perawatan Intensif Ibu dan Neonatal,
e) Transfusi Darah. RS PONEK 24 Jam adalah RS yang memiliki
kemampuan serta fasilitas PONEK siap 24 jam untuk memberikan
pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir dengan
komplikasi baik yang datang sendiri atau atas rujukan kader/masyarakat,
bidan di desa, Puskesmas dan Puskesmas PONED.Gambar 4.7
Distribusi Penanganan Komplikasi Kebidanan menurut Kabupaten/KotaProvinsi Kepulauan Riau tahun 2015
Sumber: Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2015
60,5
83,4
66,7
89,1 93,7 90,1
37,6
87,2
0102030405060708090
100
57
Gambar diatas menunjukkan bahwa kabupaten dengan karakter
kepulauan seperti Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kabupaten
Natuna memiliki cakupan yang rendah dalam penangan komplikasi
kebidanan. Sedangkan kota Tanjungpinang dan Batam termasuk tinggi.
Rendahnya cakupan komplikasi kebidanan di daerah kepulauan
terjadi karena minimnya tenaga dan sarana untuk menunjang puskesmas
mampu PONED dan Rumah Sakit PONEK. Selain itu, pada kasus tertentu
pasien terkadang tidak bersedian dirujuk ke pelayanan lebih tinggi yang
berada di tempat lain yang jauh dari tempat tinggalnya.
4.1.5 Pelayanan Kontrasepsi
Pelayanan kesehatan dalam KB dimaksudkan untuk pengaturan
kehamilan bagi pasangan usia subur untuk membentuk generasi penerus
yang sehat dan cerdas dan pemerintah bertanggung jawab dan menjamin
ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan obat dalam memberikan
Pelayanan KB yang aman, bermutu dan terjangkau oleh masyarakat.
Keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) dapat diketahui dengan
beberapa indikator yaitu pencapaian target peserta KB baru, cakupan
peserta KB aktif terhadap pasangan usia subur (PUS), persentase peserta
KB aktif menurut jenis kontrasepsi. Berikut gambaran peserta KB Aktif di
Provinsi Kepulauan Riau.
58
Gambar 4.8Distribusi Peserta KB Aktif menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Sumber: Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2015
Cakupan peserta KB Aktif Provinsi Kepulauan Riau tergolong baik.
Cakupan tertinggi di Kota Batam (93,3%) sedangkan cakupan KB Aktif
terendah di Kabupaten Kepulauan Anambas (42,7%).
72,580,9 85,9
69,6
93,3
72,7
42,7
83,7
0,010,020,030,040,050,060,070,080,090,0
100,0
59
11.266
1292.886
13.890
MKJP
IUD
MOP
MOW
IM PLAN
16.232
140.698
90.644
0 140 Non MKJP
KON DOM
SUNTIK
PIL
OBAT VAGINA
LAIN NYA
10,2
89,8
MKJP Non MKJP
Jenis Kontrasepsi
Gambar 4.9Gambaran Metode dan Jenis Kontrasepsi Peserta KB Aktif
Provinsi Kepulauan riau tahun 2015
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2015
Peserta KB aktif hanya sedikit yang menggunakan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), jenis kontrasepsi terbesar adalah
implant. Sedangkan peserta KB aktif metode non MKJP lebih banyak yang
menggunakan jenis suntik.
4.2 Kesehatan Anak
Selain Angka Kematian Ibu Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
salah satu indikator kesehatan masyarakat. Angka Kematian Bayi atau
AKB adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1
60
tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang
sama. Salah satu indikator yang menjadi kriteria dalam pencapaian
Millenium Development Goals (MDG’s) adalah menurunnya Angka
Kematian Anak sebesar dua per tiga dari angka di tahun 1990 atau
menjadi 20 per 1.000 kelahiran bayi pada tahun 2015.
Gambar 4.10Angka Kematian Bayi (AKB) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2015
berdasarkan kematian yang dilaporkan
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2015
AKB Kepulauan Riau berdasarkan pencatatan di pelayanan
kesehatan menunjukkan angka yang rendah. Dalam kurun waktu 5 tahun
terakhir pencapaian target AKB cenderung pada angka yang sangat baik.
Kematian bayi dibagi atas dua kategori yaitu kematian neonatal yaitu
kematian bayi yang berusia 0 - 28 hari dan kematian post neonatal yaitu
kematian bayi 29 hari – 11 bulan. Penyebab kematian bayi di uraikan
sebagai berikut.
6,77
5,74
4,68
9,17
8,00
0,001,002,003,004,005,006,007,008,009,00
10,00
2011 2012 2013 2014 2015
61
Pneumonia
13%
Diare22%
KelainanSaluranCerna
6%
Lain-Lain59%
BBLR34%
Asfiksia28%
Sepsis8%
KelainanBawaan
5%
Lain-Lain25%
Gambar 4.11Penyebab Kematian Bayi di Kepulauan Riau Tahun 2015
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2015
Penyebab kematian bayi neonatus tertinggi adalah kasus Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR) kasus Asfiksia. Sedangkan kematian bayi
post neonatus adalah diare dan pneumonia.
Angka kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang
dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5
tahun, dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. Angka
kematian Balita menurun dari 97 pada tahun 1991 menjadi 44 per 1.000
kelahiran hidup (KH) pada tahun 2015.
Kematian Neonatus Kematian PostNeonatus
62
Gambar 4.12Angka Kematian Balita (AKABA)
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2015
Sumber: Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2011- 2015
Trend AKABA Kepulauan Riau lima tahun terakhir menunjukkan
trend meningkat. Angka tahun ini (11,50) merupakan AKABA tertinggi.
Meskipun angka tersebut masih menunjukkan bahwa kematian balita di
Kepuluaan Riau masih jauh lebih baik dibandingkan target MDGs, namun
trend ini menunjukkan bahwa kematian balita perlu diperhatikan.
Gambaran berikut menguraikan distribusi kematian balita menurut
kabupaten/kota.
Kabupaten Kepulauan Anambas, Kabupaten Karimun dan
Kabupaten Lingga merupakan Kabupaten dengan AKABA tertinggi di
Kepulauan Riau. Sedangkan Kota Batam, Tanjungpinang dan Bintan
tergolong rendah. Meskipun demikian, seluruh kabupaten/kota yang ada
memiliki angka AKABA yang baik.
9,59
6,936,20
8,9610,24
11,50
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015
63
Dalam meningkatkan kesehatan anak maka Pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau melaksanakan program dan kegiatan yang menunjang
upaya kesehatan anak. Program dan kegiatan tersebut diramu sedemikian
rupa agar supaya dapat menjapai target yang telah ditetapkan. Berikut
diuraikan indikator kesehatan anak di Provinsi Kepulauan Riau.
4.2.1 Berat Badan lahir Bayi
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan
37-42 minggu dan berat badannya 2.500 - 4.000 gram. Bayi baru lahir
disebut juga neonatus, merupakan individu yang sedang bertumbuh dan
baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan
penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin.
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2.500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam
pertama setelah lahir. BBLR merupakan salah satu faktor utama yang
berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal.
64
Gambar 4.13Trend Berat Badan Lahir Rendah di Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2011 – 2015
Sumber: Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2015
BBLR Kepulauan Riau menunjukkan trend meningkat dalam kurun
waktu lima tahun. Angka tahun ini merupakan angka yang tertinggi. BBLR
tertinggi di Kabupaten Natuna (6,9/1.000 KLH) dan terendah di Kabupaten
Bintan (0,1/1.000 KLH).
4.2.2 Pelayanan Kesehatan Neonatal (KN)
Bayi sampai umur kurang satu bulan merupakan golongan umur
yang memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan
yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain melakukan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan
pada neonatus (0-28 hari) minimal tiga kali, yaitu 1 kali pada usia 6 - 48
jam, 1 kali pada 3 - 7 hari, dan 1 kali pada 8 - 28 hari sesuai standar di
satu wilayah kerja.
1,50
1,301,50
1,601,79
0,00
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
1,40
1,60
1,80
2,00
2011 2012 2013 2014 2015
65
63,1670,51
88,84 88,20 91,96
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2011 2012 2013 2014 2015
Gambar 4.14Trend pelayanan Kesehatan Neonatal
Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011- 2015
Sumber: Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2015
Gambar diatas menunjukkan bahwa pelayanan kunjungan
neonatus (KN) di Kepulauan Riau menunjukkan trend meningkat dengan
pencapaian tertinggi di tahun ini. Profil kesehatan Kabupaten/Kota
menunjukkan sebaran data yang hampir sama.
4.2.3 Pelayanan Kesehatan pada Bayi
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi umur 29
hari - 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu,
puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit) maupun di rumah,
posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya melalui
kunjungan petugas kesehatan.
Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali dalam
setahun, yaitu 1 kali pada umur 29 hari - 3 bulan, 1 kali pada umur 3-6
bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan.
66
69,65
61,90
27,88
46,80
69,44
0
10
20
30
40
50
60
70
80
2011 2012 2013 2014 2015
Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi pemberian imunisasi dasar
(BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, dan campak), stimulasi deteksi intervensi
dini tumbuh kembang (SDISTK) bayi, dan penyuluhan perawatan
kesehatan bayi.Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program
KIA dalam melindungi bayi sehingga kesehatannya terjamin melalui
penyediaan pelayanan kesehatan.
Gambar 4.15Trend Cakupan Kunjungan Bayi
Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011 - 2015
Sumber: Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2011- 2015
Trend kunjungan bayi mengalami peningkatan. Setelah mengalami
penurunan drastis pada tahun 2013, trend meningkat secara signifikan
pada tahun selanjutnya. Capaian kunjungan bayi tahun 2015 masih jauh
dari target SPM (90%).
67
4.2.4 Pemberian Asi Eksklusif
Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian
anak,United Nation Childrens Fund (UNICEF) dan World Health
Organization (WHO) merekomendasikan sebaiknya anak disusui hanya
air susu ibu (ASI) selama paling sedikit enam bulan. Makanan padat
seharusnya diberikan sesudah anak berumur 6 bulan, dan pemberian ASI
dilanjutkan sampai anak berumur dua tahun (WHO 2005). Pada tahun
2003, pemerintah Indonesia mengubah rekomendasi lamanya pemberian
ASI eksklusif dari 4 bulan menjadi 6 bulan.
Gambar 4.16Trend Cakupan Pemberian Asi Eksklusif
Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011 - 2015
Sumber: Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2011- 2015
Pemberian ASI Eksklusif menunjukkan trend peningkatan yang
signifikan dalam 5 tahun terakhir. Pada tahun ini pencapaian tertinggi yaitu
sebesar 41,70%. cakupan tersebut masih jauh dengan target nasional
12,41
17,96
28,9731,74
41,70
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
2011 2012 2013 2014 2015
68
(80%) dan masih rendah dibandingkan pencapaian nasional yaitu 52,3%
(2014).
4.2.5 Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Balita usia 6-59 bulan
Defisiensi zat gizi mikro dapat menyebabkan kematian dan
menurunkan kesehatan anak. Vitamin A merupakan salah satu zat gizi
mikro yang penting untuk perkembangan anak yang sehat. Vitamin A
merupakan zat gizi mikro yang penting untuk sistem kekebalan. Defisiensi
vitamin A dapat meningkatkan keparahan infeksi seperti penyakit campak
dan diare pada anak, dan memperlambat penyembuhan dari penyakit.
Pada kasus berat kekurangan vitamin A (KVA) dapat menyebabkan
gangguan penglihatan Suplementasi Vitamin A secara berkala setiap
enam bulan adalah salah satu cara untuk melindungi anak dari defisiensi
Vitamin A.
Gambar 4.17Trend Cakupan Pemberian Kampsul Vitamun A Balita Usia 6 – 59 bulan
Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011-2015
Sumber: Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2011- 2015
60,29
88,16
73,0580,56 77,87
0102030405060708090
100
2011 2012 2013 2014 2015
69
Trend cakupan pemberian Vitamin A provinsi Kepulauan Riau
menunjukkan trend peningkatan. Pencapaian tahun ini (77.87%) belum
mencapai target nasional.
4.2.6 Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu
Penimbangan balita merupakan kegiatan utama yang dilaksanakan
setiap bulan di posyandu. Aktifitas ini merupakan salah satu upaya untuk
melakukan deteksi dini terhadap kesehatan dan status bayi atau balita.
Cakupan keberhasilan penimbangan balita di posyandu adalah
perbandingan antara jumlah balita yang hadir dibandingkan dengan
jumlah sasaran balita yang telah ditetapkan sebelumnya.
Gambar 4.18Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu tahun 2011 - 2015
Sumber: Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2011-2015
Grafik diatas menunjukkan trend peningkatan cakupan
penimbangan balita di Posyandu dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
Pencapaian tahun 2015 merupakan pencapaian tertinggi. Cakupan
penimbangan balita di Kepulauan Riau masih jauh dari target (90%).
49,7756,23 55,22 58,03 59,74
0
10
20
30
40
50
60
70
2011 2012 2013 2014 2015
70
4.2.7 Imunisasi
Imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi satu kali imunisasi
Hepatitis B pada bayi usia 0-7 hari, satu kali imunisasi BCG pada bayi
usia 0-11 bulan, tiga kali imunisasi DPT-HB pada bayi usia 2-11 bulan
dengan interval minimal 1 bulan, empat kali imunisasi polio pada bayi usia
0-11 bulan dengan interval minimal 1 bulan, dan satu kali imunisasi
campak pada usia 9-11 bulan.
Program imunisasi yang ditujukan bagi bayi, anak usia sekolah
dasar, wanita usia subur, ibu hamil, merupakan upaya untuk mencegah
penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti TBC,
Diptheri, Pertusis, Hepatitis B, polio, tetanus, dan campak.
Gambar 4.19Trend Cakupan Imunisasi Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011-2015
Sumber: Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2011- 2015
94,0481,31 77,46
87,59 94,18
0102030405060708090
100
2011 2012 2013 2014 2015
71
Cakupan imunisasi di Kepuluaan Riau telah mencapai target (90%).
Trend cakupan imunisasi tahun 2011 hingga 2015 menunjukkan kondisi
yang tidak stabil, cakupan tahun 2015 adalah cakupan tertinggi dalam tiga
tahun terakhir.
72
BAB VKESEHATAN LINGKUNGAN
5.1 SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan
dan paradigma baru pembangunan sanitasi di Indonesia yang
mengedepankan pemberdayaan pemberdayaan masyarakat dan
perubahan perilaku. STBM ditetapkan sebagai kebijakan nasional
berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
852/MENKES/SK/IX/2008 untuk mempercepat pencapaian pembangunan
milenium (MDGs) tujuan 7C yaitu mengurangi hingga setengan penduduk
yang tidak memiliki akses terhadap air bersih dan sanitasi pada tahun
2015. Diharapkan pada tahun 2025, Indonesia bisa mencapai sanitasi
total untuk seluruh masyarakat, sebagai tercantum dalam Rencana
Pembanguan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Indonesia.
Pemerintah Indonesia melakukan upaya percepatan peningkatan
akses terhadap sanitasi yang layak. Tahun 2005, pendekatan Community-
Led Total Sanitation (CLTS) diujicobakan di 6 kabupaten dan selanjutnya
direplikasi pada tahun 2006 dan 2007. Hasilnya, pada tahun 2007 ada 680
desa yang telah mendeklarasikan kondisi terbebas dari praktek buang air
besar sembarangan (BABS) atau biasa disebut Open Defecation Free
(ODF).
Perubahan perilaku BAB merupakan pintu masuk perubahan
perilaku sanitasi secara menyeluruh. Atas dasar pengalaman keberhasilan
CLTS, Pemerintah Indonesia menyempurnakan pendekatan CLTS
73
dengan aspek sanitasi lain yang saling berkaitan yang ditetapkan sebagai
5 pilar STBM yaitu (1) Stop buang air besar sembarangan (SBS), (2) Cuci
Tangan Pakai Sabun (CTPS), (3) Pengelolaan Air Minum dan Makanan
Rumah Tangga (PAMM-RT), (4) Pengelolaan sampah rumah tangga (PS-
RT), dan (5) Pengelolaan limbah cair rumah tangga (PLC-RT).
Pendekatan STBM terdiri dari tiga komponen yang harus
dilaksanakan secara seimbang dan komprehensif, yaitu : (1) peningkatan
kebutuhan sanitasi, (2) peningkatan penyediaan sanitasi, dan (3)
peningkatan lingkungan yang kondusif.
Desa yang melaksanakan STBM tahun 2015 berjumlah 215 desa
(51,81%), angka ini naik dari tahun sebelumnya yaitu 178 desa (43,52%).
Desa STBM tahun 2015 berjumlah 38 desa (17,67%), yang jumlahnya
juga naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu hanya 4 desa
STBM (2,25%) di Kota Batam.
Menurut data lampiran profil kesehatan tahun 2015, desa yang
melaksanakan 100% STBM adalah kabupaten Bintan tetapi hanya 1 desa
yang STBM. Sedangkan Kepulauan Anambas yang melaksanakan STBM
adalah 19 desa (35,19%) dan sudah 100% desa STBM.
5.2 PRILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas
kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong
dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-
kegiatan kesehatan di masyarakat.
PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya tentang
Gizi: makan beraneka ragam makanan, minum Tablet Tambah Darah,
74
mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi dan balita Kapsul Vitamin
A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada
tempatnya, membersihkan lingkungan.
Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanakan semua
perilaku kesehatan.
Berdasarkan tatanan (setting) atau tempat pelaksanaannya PHBS di
kelompokkan menjadi 5 (lima) tatanan yaitu :
1. PHBS di Rumah Tangga
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan
PHBS serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat.
PHBS di Rumah Tangga : Persalinan harus ditolong oleh tenaga
kesehatan, Memberi bayi ASI ekslusif, Balita di timbang setiap
bulan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangannya,
Menggunakan air bersih, Mencuci tangan pakai sabun
2. PHBS di Sekolah
PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan
oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara
mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya,
serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.
3. PHBS di Institusi Kesehatan
PHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan
pasien, masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan
75
mampu untuk mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam
mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat dan mencegah penularan
penyakit di institusi kesehatan.
4. PHBS di Tempat Kerja
PHBS di Tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para
pekerja agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS serta
berperan aktif dalam mewujudkan Tempat Kerja sehat.
Kurangi menggunakan plastik/steroform, manfaatkan kertas bekas,
matikan komputer dan peralatan listrik jika sudah tidak
dipergunakan, tidak merokok, cuci tangan pakai sabun sesering
mungkin.
5. PHBS di Tempat–Tempat Umum
PHBS di tempat-tempat umum adalah upaya untuk
memberdayakan masyarakat pengunjung dan pengelola tempat-
tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan
PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum
sehat.
Tempat-tempat umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh
pemerintah/swasta, atau perorangan yang digunakan untuk
kegiatan bagi masyarakat seperti sarana pariwisata, transportasi,
sarana ibadah, sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan
sarana sosial lainnya.
76
Gambar 5.1Cakupan Persentase Rumah Tangga
ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2015
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2011-2015
Cakupan persentase rumah tangga ber-PHBS cenderung menurun.
Persentase rumah tangga ber-PHBS tahun 2015 sebesar 40,69%,
persentase ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya 2014 sebesar 54,30%.
Menurut data lampiran profil kesehatan kabupaten/kota tahun 2015
data persentase rumah tangga ber-PHBS Kota Batam tidak terpantau,
yang menyebabkan persentase provinsi menurun. Gambaran lengkap
persentase rumah tangga ber-PHBS menurut kabupaten/kota dapat
dilihap pada lampiran profil kesehatan tabel 57.
Tercapainya rumah tangga ber-PHBS tidak terlepas dari peranan
masyarakat itu sendiri. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
akan pentingnya rumah tangga PHBS maka dilakukan program
penyuluhan kepada masyarakat. Salah satu yang dilakukan Dinas
41,83
53,0147,39
54,30
40,69
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
2011 2012 2013 2014 2015
persentase
77
Kesehatan adalah dengan menggalakkan promosi kesehatan “Cuci
Tangan Pakai Sabun”.
5.3 PENYELENGGARAN KABUPATEN/KOTA SEHAT
Pengertian dari Kabupaten/Kota Sehat adalah suatu kondisi
kabupaten/kota yang bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni
penduduk yang dicapai melalui terselenggaranya penerapan beberapa
tatanan dan kegiatan yang terintegrasi yang disepakati masyarakat dan
pemerintah daerah.
Pengembangan Kabupaten/Kota Sehat adalah bagian dari dinamika
dan semangat warga, pemerintah daerah, serta lembaga ligislatif di
daerah tersebut. Pemerintah pusat hanya berperan membina dan
memfasilitasi potensial yang ada. Pencapaian Kabupaten/Kota sehat
merupakan suatu proses yang berjalan terus menerus menciptakan dan
meningkatkan kualitas lingkungan baik, fisik, sosial, budaya,
mengembangkan potensi-potensi ekonomi masyarakat dengan cara
memberdayakan mereka agar cepat saling mendukung dalam
menerapkan fungsi-fungsi kehidupan dalam membangun potensi
maksimal suatu kota/desa.
Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat adalah berbagai kegiatan
untuk mewujudkan kabupaten/kota sehat melalui pemberdayaan
masyarakat, melalui forum yang difasilitasi oleh pemerintah
kabupaten/kota. Forum adalah wadah bagi masyarakat untuk
menyalurkan aspirasi dan berpartisipasi.
Pelaksanaan Kabupaten/Kota Sehat, diwujudkan dengan
menyelenggarakan semua program yang menjadi permasalahan di
78
daerah, secara bertahap, di mulai dengan kegiatan prioritas bagi
masyarakat di sejumlah kecamatan pada sejumlah desa/kelurahan atau
bidang usaha yang bersifat sosial ekonomi dan budaya di kawasan
tertentu.
Pelaksanaan Kabupaten/Kota sehat dilaksanakan dengan
menempatkan masyarakat sebagai pelaku pembangunan, yaitu melalui
pembentukan atau pemanfaatan Forum Kota atau nama lain yang
disepakati masyarakat, dengan dukungan pemerintah daerah dan
mendapatkan fasilitas dari sektor terkait melalui program yang telah
direncanakan daerah.
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau telah mensosialisasikan
tentang pelaksanaan Kabupaten/Kota Sehat sejak tahun 2010. Tahun
2011 dilakukan penyusunan Draft Pembentukan Tim Pembinaan
Kabupaten/Kota Sehat tingkat Provinsi Kepulauan Riau. Di tahun 2012
dibentuk Tim Pembina dan Sekretariat Tim Pelaksanaan Program
Kabupaten/Kota Sehat Provinsi melalui Keputusan Gubernur Kepulauan
Riau No. 424 tahun 2012 tentang Tim Pembina dan sekretariat Tim
Pelaksanaan Program Kabupaten/Kota Sehat Provinsi Kepulauan Riau.
Pada 2 tahun terakhir, mulai dilaksanakan kegiatan-kegiatan untuk
mendukung suksesnya penerapan Kabupaten/Kota Sehat di Provinsi
Kepulauan Riau. tahun 2014 dilakukan persiapan Kabupaten/Kota untuk
usulan Kabupaten/Kota Sehat tahun 2015. Tahun 2015 dilakuakn
pembinaan pada 2 Kabupaten/Kota secara intensif yang telah lulus
verifikasi tingkat Provinsi untuk dipersiapkan pada pelaksanaan verifikasi
tingkat nasional oleh Tim Pembina Kabupaten/Kota Sehat. Daerah yang
diusulkan ke tingkat nasional yaitu Kota Tanjungpinang dan Kabupaten
79
Bintan.
Pada awal keikutsertaan Provinsi Kepulauan Riau memperoleh
penghargaan Swastisaba kategori "Padapa" untuk Kabupaten Bintan yang
telah melaksanakan 2 tatanan Kabupaten/Kota Sehat pada tahun 2015
yaitu Tatanan kawasan pemukiman, sarana dan prasarana umum dan
Tatanan kehidupan masyarakat sehat yang mandiri.
Tahun 2016, Kabupaten Bintan dan Kota Tanjungpinang dapat
meningkatkan tatanan ke taraf Pembinaan sehingga ikut dalam penilaian
kategori "Wiwerda" di tahun 2017.
5.4 AIR MINUM
Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia.
Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak
berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung
mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak mengandung logam berat.
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung di minum (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun
2002).
Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia,
terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya
Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya.
Bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100°C,
namun banyak zat berbahaya, terutama logam, yang tidak dapat
dihilangkan dengan cara ini. Saat ini terdapat krisis air minum di
berbagai negara berkembang di dunia akibat jumlah penduduk yang
terlalu banyak dan pencemaran air.
Penduduk yang memiliki akses air minum di Provinsi Kepulauan
Riau tahun 2015 adalah 62,13%, yang nilainya tidak berbeda jauh dari
80
tahun 2014 yaitu 60,96%. Angka ini menunjukkan masih kurangnya akses
air minum yang berkualitas bagi penduduk.
Gambar 5.2Cakupan Persentase Penduduk yang memiliki akses air
Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2015
Akses penduduk terhadap air minum berkualitas (layak) terdiri dari
sumur gali, sumur pompa, terminal air, mata air, penampungan air hujan,
dan PDAM. Dari tabel lampiran profil kabupaten/kota, penduduk yang
memilik akses air minum tertinggi adalah kabupaten Bintan (84,35%),
Kota Batam (78,04%) dan yang terendah adalah Kota Tanjungpinang
(26,43%). Rincian lengkap per Kabupaten/Kota dapat dilihat pada
lampiran tabel 59.
5.5 SANITASI LAYAK
Sanitasi adalah upaya yang kita lakukan untuk mewujudkan suatu
26,57
84,35
33,82
45,69
78,04
26,43
33,38
62,13
Karimun
Bintan
Natuna
Lingga
Batam
Tanjungpinang
Kep. Anambas
Provinsi
81
kondisi lingkungan yang sesuai dengan persyaratan kesehatan. Sanitasi
adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan
maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan
bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan
menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Definisi lain dari sanitasi
adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi
yang memenuhi persyaratan kesehatan.
Penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak
(jamban sehat) provinsi Kepulauan Riau tahun 2015 adalah 65,5%.
Penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban
sehat) menurut kabupaten/kota tertinggi adalah Kota Batam (82,3%),
Kabupaten Bintan (76,5%) dan yang terendah adalah Kabupaten Natuna
(22,7%). Gambaran lengkap penduduk dengan akses terhadap fasilitas
sanitasi yang layak (jamban sehat) menurut kabupaten/kota dapat dilihat
pada lampiran tabel 61.
5.6 PENYELENGGARAAN KEGIATAN PENYEHATAN PEMUKIMANDAN TEMPAT-TEMPAT UMUM
5.6.1 RUMAH SEHAT
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan
manusia disamping sandang, pangan dan papan. Rumah adalah
bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana
pembinaan keluarga. Rumah yang kita tempati haruslah sehat, agar
penghuninya dapat bekerja secara produktif. Konstruksi rumah dan
lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor
risiko sebagai sumber penularan berbagai penyakit.
82
Adapun sebuah rumah dikatakan sehat yaitu dapat memenuhi
kebutuhan fisiologis, psikologis, mencegah penularan penyakit, dan
mencegah terjadinya kecelakaan. Definisi rumah sehat lainnya
adalah rumah yang dapat memenuhi kebutuhan rohani dan jasmani
secara layak sebagai suatu tempat tinggal atau perlindungan dari
pengaruh alam luar.
Gambar 5.3Cakupan Persentase Rumah Sehat
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2015
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2011-2015
Gambar diatas menunjukkan bahwa persentase rumah sehat
selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir berfluktuatif. Cakupan
persentase rumah sehat tahun 2015 adalah 59,23% mengalami
peningkatan dari tahun 2014 yaitu 34,5%.
Gambar 5.4Cakupan Persentase Rumah Sehat
Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015
66,44
88,00
76,42
34,50
59,23
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
2011 2012 2013 2014 2015
persentase
83
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2015
Gambar diatas menunjukkan cakupan persentase rumah sehat
menurut kabupaten/kota tahun 2015. Cakupan tertinggi adalah Kabupaten
Bintan (86,18%), Kabupaten Karimun (66,71%) dan yang terendah adalah
Kabupaten Kepulauan Anambas (23,75%). Gambaran lengkap cakupan
persentase rumah sehat menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada
lampiran profil kesehatan tabel 58.
5.6.2 TEMPAT-TEMPAT UMUM
Tempat umum adalah suatu tempat yang umumnya terdapat banyak
orang yang berkumpul untuk melakukan suatu kegiatan baik secara
sementara maupun secara terus menerus dan baik membayar maupun
tidak membayar. Tempat umum juga dapat diartikan sebagai sarana yang
diselenggarakan oleh pemerintah, swasta atau perorangan yang
digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat.
Persentase tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan
provinsi Kepulauan Riau tahun 2015 adalah 61,5%, yang tertinggi menurut
66,71
86,18
34,81
37,99
59,58
53,96
23,75
59,23
Karimun
Bintan
Natuna
Lingga
Batam
Tanjungpinang
Kep. Anambas
Provinsi
84
kabupaten/kota adalah Kabupaten Bintan (92,6%), Kota Tanjungpinang
(85,7%) dan yang terendah adalah Kabupaten Lingga (28,9%). Gambaran
lengkap Persentase tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan
menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran profil kesehatan
tabel 63.
5.7 PENYELENGGARAAN KEGIATAN PENYEHATAN TEMPATPENGELOLAAN MAKANAN
Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap makanan
yang disediakan di luar rumah, maka produk-produk makanan yang
disediakan oleh perusahaan atau perorangan yang bergerak dalam usaha
penyediaan makanan untuk kepentingan umum, haruslah terjamin
kesehatan dan keselamatannya. Hal ini hanya dapat terwujud bila
ditunjang dengan keadaan hygiene dan sanitasi Tempat Pengelolaan
Makanan (TPM) yang baik dan dipelihara secara bersama oleh
pengusaha dan masyarakat. TPM yang dimaksud meliputi rumah makan
dan restoran, jasaboga atau catering, industri makanan, kantin, warung
dan makanan jajanan dan sebagainya.
Sebagai salah satu jenis tempat pelayanan umum yang mengolah
dan menyediakan makanan bagi masyarakat banyak, maka TPM memiliki
potensi yang cukup besar untuk menimbulkan gangguan kesehatan atau
penyakit bahkan keracunan akibat dari makanan yang dihasilkannya.
Dengan demikian kualitas makanan yang dihasilkan, disajikan dan dijual
oleh TPM harus memenuhi syarat-syarat kesehatan. Salah satu syarat
kesehatan TPM yang penting dan mempengaruhi kualitas hygiene sanitasi
makanan tersebut adalah faktor lokasi dan bangunan TPM. Lokasi dan
bangunan yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan memudahkan
85
terjadinya kontaminasi makanan oleh mikroorganisme seperti bakteri,
jamur, virus dan parasit serta bahan-bahan kimia yang dapat
menimbulkan risiko terhadap kesehatan.
Tempat pengelolaan makanan (TPM) menurut higiene sanitasi
provinsi Kepulauan Riau tahun 2015 yang memenuhi syarat higiene
sanitasi adalah 75,65% dan yang tidak memenuhi syarat higiene sanitasi
adalah 21,40%. Menurut data Kabupaten/Kota TPM yang memenuhi
syarat higiene sanitasi tertinggi yaitu Kota Batam (92,25%), Kabupaten
Karimun (84,92%), dan yang terendah adalah Kabupaten Natuna
(15,42%). TPM yang tidak memenuhi syarat higiene sanitasi menurut
kabupaten/kota yang tertinggi adalah Kabupaten Natuna (46,96%), Kota
Tanjungpinang (41,94%), dan yang terendah adalah Kota Batam (9,34%).
Gambaran lengkap Tempat pengelolaan makanan (TPM) menurut higiene
sanitasi dapat dilihat pada lampiran profil kesehatan tabel 64.
L P L + P Satuan
A. GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 226.864 Km2
Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 415 Desa/Kel Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 1.037.104 990.387 2.027.491 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3,2 Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km2
8,9 Jiwa/Km2
Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 46,6 per 100 penduduk produktif Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 104,7 Tabel 2
8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 46,01 45,51 56,06 % Tabel 3
9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 9,64 8,83 9,24 % Tabel 3
b. SMA/ SMK/ MA 27,82 27,43 27,63 % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan 0,33 0,14 0,24 % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II 0,43 0,65 0,54 % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III 1,33 1,53 1,43 % Tabel 3
f. Universitas/Diploma IV 2,92 2,62 2,77 % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) 0,21 0,12 0,16 % Tabel 3
B. DERAJAT KESEHATAN
B.1 Angka Kematian
10 Jumlah Lahir Hidup 23.478 21.563 45.041 Tabel 4
11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 6,9 5,8 6,4 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 4
12 Jumlah Kematian Neonatal 209 142 351 neonatal Tabel 5
13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 8,9 6,6 7,8 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
14 Jumlah Bayi Mati 272 173 445 bayi Tabel 5
15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 11,6 8,0 9,9 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
16 Jumlah Balita Mati 298 219 517 Balita Tabel 5
17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 12,7 10,2 11,5 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
18 Kematian Ibu
Jumlah Kematian Ibu 66 Ibu Tabel 6
Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 146,5 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6
B.2 Angka Kesakitan
19 Tuberkulosis
Jumlah kasus baru TB BTA+ 675 410 1.085 Kasus Tabel 7
Proporsi kasus baru TB BTA+ 62,21 37,79 % Tabel 7
CNR kasus baru BTA+ 33,29 20,22 53,51 per 100.000 penduduk Tabel 7
Jumlah seluruh kasus TB 1.800 1.029 2.829 Kasus Tabel 7
CNR seluruh kasus TB 88,78 50,75 139,53 per 100.000 penduduk Tabel 7
Kasus TB anak 0-14 tahun 5,20 % Tabel 7
Persentase BTA+ terhadap suspek 27,22 5,65 11,35 % Tabel 8
Angka kesembuhan BTA+ 46,67 43,37 45,45 % Tabel 9
Angka pengobatan lengkap BTA+ 3,69 2,53 3,26 % Tabel 9
Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ 50,37 45,89 48,72 % Tabel 9
Angka kematian selama pengobatan 0,69 0,39 1,09 per 100.000 penduduk Tabel 9
20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 11,27 10,41 10,85 % Tabel 10
21 Jumlah Kasus Baru HIV 612 454 1.066 Kasus Tabel 11
22 Jumlah Kasus Baru AIDS 294 146 440 Kasus Tabel 11
23 Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya 75 97 172 Kasus Tabel 11
24 Jumlah Kematian karena AIDS 294 146 440 Jiwa Tabel 11
25 Donor darah diskrining positif HIV 0,44 0,17 0,40 % Tabel 12
26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0,00 0,00 0,00 % Tabel 13
27 Kusta
Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 19 19 38 Kasus Tabel 14
Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 1,83 1,92 1,87 per 100.000 penduduk Tabel 14
Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 7,89 % Tabel 15
Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,00 % Tabel 15
Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,00 per 100.000 penduduk Tabel 15
Angka Prevalensi Kusta 0,36 2,52 3,06 per 10.000 Penduduk Tabel 16
Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 50,00 100,00 83,33 % Tabel 17
Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 52,00 53,85 52,63 % Tabel 17
28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
AFP Rate (non polio) < 15 th 2,06 per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 18
Jumlah Kasus Difteri 0 0 0 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Difteri #DIV/0! % Tabel 19
Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 19
Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) #DIV/0! % Tabel 19
Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum #DIV/0! % Tabel 19
Jumlah Kasus Campak 134 115 249 Kasus Tabel 20
Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 20
Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 20
Jumlah Kasus Hepatitis B 2 0 2 Kasus Tabel 20
29 Incidence Rate DBD 123,13 66,24 95,34 per 100.000 penduduk Tabel 21
30 Case Fatality Rate DBD 2,02 22,39 4,33 % Tabel 21
31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0,34 0,27 0,61 per 1.000 penduduk berisiko Tabel 22
32 Case Fatality Rate Malaria 0,00 0,00 0,00 % Tabel 22
33 Angka Kesakitan Filariasis 6 4 5 per 100.000 penduduk Tabel 23
34 Cakupan pengukuran tekanan darah 15,08 21,58 18,25 % Tabel 24
35 Cakupan pemeriksaan obesitas 1,40 3,29 2,37 % Tabel 25
36 Cakupan pemeriksaan IVA+ 2,70 % Tabel 26
37 Cakupan pemeriksaan CBE 1,73 % Tabel 26
38 Desa/Kel. terkena KLB ditangani < 24 jam 100,00 % Tabel 28
RESUME PROFIL KESEHATAN
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
C. UPAYA KESEHATAN
C.1 Pelayanan Kesehatan
39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 97 % Tabel 29
40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 91,16 % Tabel 29
41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 92,69 % Tabel 29
42 Pelayanan Ibu Nifas 87,99 % Tabel 29
43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 92,01 % Tabel 29
44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 67,48 % Tabel 30
45 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 87,59 % Tabel 32
46 Penanganan komplikasi kebidanan 87,21 % Tabel 33
47 Penanganan komplikasi Neonatal 41,14 37,67 39,44 % Tabel 33
48 Peserta KB Baru 4,13 % Tabel 36
49 Peserta KB Aktif 83,55 % Tabel 36
50 Bayi baru lahir ditimbang 100 100 100 % Tabel 37
51 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 1,67 1,78 1,72 % Tabel 37
52 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 97,90 95,34 96,65 % Tabel 38
53 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 93,80 90,76 92,31 % Tabel 38
54 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 39,49 41,01 40,23 % Tabel 39
55 Pelayanan kesehatan bayi 69,55 68,97 69,27 % Tabel 40
56 Desa/Kelurahan UCI 86,02 % Tabel 41
57 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 93,12 96,14 94,60 % Tabel 43
58 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 92,02 94,96 93,46 % Tabel 43
59 Bayi Mendapat Vitamin A 84,14 83,62 83,88 % Tabel 44
60 Anak Balita Mendapat Vitamin A 76,53 77,85 77,18 % Tabel 44
61 Baduta ditimbang 66,97 66,81 66,89 % Tabel 45
62 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) 0,55 0,39 0,47 % Tabel 45
63 Pelayanan kesehatan anak balita 39,38 38,85 39,12 % Tabel 46
64 Balita ditimbang (D/S) 59,37 60,19 59,77 % Tabel 47
65 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 0,41 0,35 0,38 % Tabel 47
66 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 99,03 101,35 100,00 % Tabel 48
67 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 94,53 93,10 93,83 %
Tabel 49
68 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 0,28 Tabel 50
69 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 48,04 sekolah Tabel 51
70 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 93,66 sekolah Tabel 51
71 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 32,29 31,35 31,82 % Tabel 51
72 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 34,77 34,95 34,86 % Tabel 51
73
Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan mulut 34,77 34,95 34,86 % Tabel 51
74 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 47,80 58,62 53,09 % Tabel 52
C.2 Akses dan Mutu Pelayanan KesehatanPersentase
75 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 20,39 20,82 62,91 % Tabel 53
76 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan RS - - % Tabel 54
77 Cakupan Kunjungan Rawat Inap - - - % Tabel 54
78 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS 3,78 2,74 3,23 per 100.000 pasien keluar Tabel 55
79 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS 3,09 2,36 2,70 per 100.000 pasien keluar Tabel 55
80 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 41,51 % Tabel 56
81 Bed Turn Over (BTO) di RS 41,51 Kali Tabel 56
82 Turn of Interval (TOI) di RS 5,44 Hari Tabel 56
83 Average Length of Stay (ALOS) di RS - Hari Tabel 56
C.3 Perilaku Hidup Masyarakat
84 Rumah Tangga ber-PHBS 40,69 % Tabel 57
C.4 Keadaan Lingkungan
85 Persentase rumah sehat 59,23 % Tabel 58
86 Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak 62,13 % Tabel 59
87 Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan 63,26 % Tabel 60
88 Penduduk yang memiliki akses sanitasi layak 65,51 % Tabel 61
89 Desa STBM 17,67 % Tabel 62
90 Tempat-tempat umum memenuhi syarat 61,49 % Tabel 63
TPM memenuhi syarat higiene sanitasi 75,65 % Tabel 64
TPM tidak memenuhi syarat dibina 84,04 % Tabel 65
TPM memenuhi syarat diuji petik 14,01 % Tabel 65
D. SUMBERDAYA KESEHATAN
D.1 Sarana Kesehatan
91 Jumlah Rumah Sakit Umum 22 RS Tabel 67
92 Jumlah Rumah Sakit Khusus 5 RS Tabel 67
93 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 36 Tabel 67
94 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 41 Tabel 67
Jumlah Puskesmas Keliling 65 Tabel 67
Jumlah Puskesmas pembantu 311 Tabel 67
95 Jumlah Apotek 239 Tabel 67
96 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 64,00 % Tabel 68
97 Jumlah Posyandu 1.309 Posyandu Tabel 69
98 Posyandu Aktif 53,78 % Tabel 69
99 Rasio posyandu per 100 balita 0,62 per 100 balita Tabel 69
100 UKBM
Poskesdes 103 Poskesdes Tabel 70
Polindes 181 Polindes Tabel 70
Posbindu 56 Posbindu Tabel 70
101 Jumlah Desa Siaga 409 Desa Tabel 71
102 Persentase Desa Siaga 98,55 % Tabel 71
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
D.2 Tenaga Kesehatan
103 Jumlah Dokter Spesialis 255 130 385 Orang Tabel 72
104 Jumlah Dokter Umum 352 506 858 Orang Tabel 72
105 Rasio Dokter (spesialis+umum) 61,31 per 100.000 penduduk Tabel 72
106 Jumlah Dokter Gigi 66 186 252 Orang Tabel 72
107 Jumlah Bidan 1.819 Orang Tabel 73
108 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 89,72 per 100.000 penduduk Tabel 73
109 Jumlah Perawat 909 3.004 3.913 Orang Tabel 73
110 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 193,00 per 100.000 penduduk Tabel 73
111 Jumlah Perawat Gigi 25 67 92 Orang Tabel 73
112 Jumlah Tenaga Kefarmasian 95 277 372 Orang Tabel 74
113 Jumlah Tenaga Kesehatan masyarakat 83 131 214 Orang Tabel 75
114 Jumlah Tenaga Sanitasi #REF! #REF! #REF! Orang Tabel 76
115 Jumlah Tenaga Gizi 19 129 148 Orang Tabel 76
D.3 Pembiayaan Kesehatan
116 Total Anggaran Kesehatan 82.990.138.610 Rp Tabel 81
117 APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota 2,30 % Tabel 81
118 Anggaran Kesehatan Perkapita 1.436.603,78 Rp Tabel 81
01 BINTAN 72.390 52 68.066 48 140.456 39.747 3,5
02 KARIMUN 122.422 52 114.971 48 237.393 71.682 3,3
03 NATUNA 37.159 51 35.577 49 72.736 21.118 3,4
04 LINGGA 46.719 52 43.933 48 90.652 27.171 3,3
05 KEPULAUAN ANAMBAS 21.525 51 20.314 49 41.839 12.252 3,4
71 BATAM 531.969 52 499.152 48 1.031.121 424.081 2,4
72 TANJUNG PINANG 102.869 51 100.386 49 203.255 65.184 3,1
21 Jumlah Provinsi Kepulauan
Riau 935.053 51 882.399 49 1.817.452 661.235 3
DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU
SEMESTER I
KODE
WILAYAH Kota/Kabupaten
LAKI-LAKI
(Jiwa)
%
(Laki-Laki)
PEREMPUAN
(Jiwa)
%
(Perempuan)
JUMLAH
(Jiwa)
JUMLAH
KEPALA
KELUARGA
JUMLAH
JIWA PER
KELUARGA
Keterangan : DATA BERDASARKAN DATABASE HASIL KONSOLIDASI 30 JUNI 2015
** Data tersebut sudah dibersihkan Oleh Kementerian Dalam Negeri cq Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil, sesuai Undang-Undang 24 tahun 2013
TABEL 1
LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN
WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
(km2) TANGGA TANGGA per km
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Karimun 1.524,0 42 29 71 225.298 54.233 4,15 147,83
2 Bintan 1.946,1 38 13 51 141.415 39.826 3,55 72,67
3 Natuna 2001,3 70 6 76 74.535 20.027 3,72 37,24
4 Lingga 218.848,2 75 6 81 100.448 23.843 4,21 0,46
5 Batam 1.670,3 0 64 64 1.188.985 428.787 2,77 711,84
6 Tanjungpinang 239,5 0 18 18 251.484 76.545 3,29 1050,04
7 Kep. Anambas 634,3 52 2 54 45.326 #DIV/0! 71,46
JUMLAH (PROVINSI) 226.863,7 277 138 415 2.027.491 643.261 3,15 8,94
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
DESA +
KELURAHAN
LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,
DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
NOKABUPATEN
/KOTA
JUMLAHJUMLAH
PENDUDUKDESA KELURAHAN
TABEL 2
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6 7
1 Karimun 0 - 4 11.066 10.529 21.595 105,10
5 - 9 12.571 11.984 24.555 104,90
10 - 14 12.638 12.004 24.642 105,28
15 - 19 9.290 8.284 17.574 112,14
20 - 24 6.833 6.276 13.109 108,88
25 - 29 8.417 9.231 17.648 91,18
30 - 34 9.942 10.354 20.296 96,02
35 - 39 9.912 9.562 19.474 103,66
40 - 44 8.544 8.232 16.776 103,79
45 - 49 7.725 6.718 14.443 114,99
50 - 54 6.009 5.499 11.508 109,27
55 - 59 4.523 4.109 8.632 110,08
60 - 64 2.942 2.954 5.896 99,59
65 - 69 2.054 2.093 4.147 98,14
70 - 74 1.376 1.326 2.702 103,77
75+ 1.080 1.221 2.301 88,45
114.922 110.376 225.298 104,12
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
NOKABUPATEN/
KOTAKELOMPOK UMUR (TAHUN)
Jumlah
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMINNO
KABUPATEN/
KOTAKELOMPOK UMUR (TAHUN)
2 Bintan 0 - 4 4.475 4.164 8.639 107,47
5 - 9 7.717 7.229 14.946 106,75
10 - 14 7.475 7.096 14.571 105,34
15 - 19 5.811 5.314 11.125 109,35
20 - 24 5.395 5.124 10.519 105,29
25 - 29 5.361 5.422 10.783 98,87
30 - 34 6.655 7.049 13.704 94,41
35 - 39 7.010 7.137 14.147 98,22
40 - 44 6.325 5.635 11.960 112,24
45 - 49 5.209 4.105 9.314 126,89
50 - 54 3.774 3.183 6.957 118,57
55 - 59 2.683 2.377 5.060 112,87
60 - 64 1.868 1.839 3.707 101,58
65 - 69 1.206 1.129 2.335 106,82
70 - 74 986 859 1.845 114,78
75+ 989 814 1.803 121,50
72.939 68.476 141.415 106,52
Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio)
Jumlah
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMINNO
KABUPATEN/
KOTAKELOMPOK UMUR (TAHUN)
45,38
3 Natuna 0 - 4 3.861 3.824 7.685 100,97
5 - 9 4.238 4.120 8.358 102,86
10 - 14 4.461 4.221 8.682 105,69
15 - 19 2.967 2.541 5.508 116,77
20 - 24 1.978 1.785 3.763 110,81
25 - 29 2.911 3.022 5.933 96,33
30 - 34 3.233 3.083 6.316 104,87
35 - 39 3.375 3.131 6.506 107,79
40 - 44 2.899 2.721 5.620 106,54
45 - 49 2.689 2.398 5.087 112,14
50 - 54 1.963 1.686 3.649 116,43
55 - 59 1.454 1.293 2.747 112,45
60 - 64 1.088 987 2.075 110,23
65 - 69 675 578 1.253 116,78
70 - 74 333 359 692 92,76
75+ 285 376 661 75,80
38.410 36.125 74.535 106,33
Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio)
Jumlah
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMINNO
KABUPATEN/
KOTAKELOMPOK UMUR (TAHUN)
57,90
4 Lingga 0 - 4 2.865 2.682 5.547 106,82
5 - 9 4.632 4.209 8.841 110,05
10 - 14 4.925 4.802 9.727 102,56
15 - 19 4.144 3.958 8.102 104,70
20 - 24 4.050 3.852 7.902 105,14
25 - 29 4.305 4.147 8.452 103,81
30 - 34 4.998 4.543 9.541 110,02
35 - 39 4.580 4.079 8.659 112,28
40 - 44 3.966 3.505 7.471 113,15
45 - 49 3.213 2.905 6.118 110,60
50 - 54 2.746 2.561 5.307 107,22
55 - 59 2.476 2.429 4.905 101,93
60 - 64 1.952 1.759 3.711 110,97
65 - 69 1.238 1.248 2.486 99,20
70 - 74 944 880 1.824 107,27
75+ 846 1.009 1.855 83,85
51.880 48.568 100.448 106,82Jumlah
Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio)
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMINNO
KABUPATEN/
KOTAKELOMPOK UMUR (TAHUN)
43,15
5 Batam 0 - 4 76.604 73.841 150.445 103,74
5 - 9 65.363 61.368 126.731 106,51
10 - 14 44.539 42.069 86.608 105,87
15 - 19 32.843 36.213 69.056 90,69
20 - 24 57.435 67.785 125.220 84,73
25 - 29 76.099 80.840 156.939 94,14
30 - 34 78.150 76.895 155.045 101,63
35 - 39 65.252 57.308 122.560 113,86
40 - 44 46.542 35.015 81.557 132,92
45 - 49 27.218 18.703 45.921 145,53
50 - 54 16.040 11.958 27.998 134,14
55 - 59 9.788 8.317 18.105 117,69
60 - 64 5.795 5.035 10.830 115,09
65 - 69 2.854 2.945 5.799 96,91
70 - 74 1.621 1.799 3.420 90,11
75+ 1.257 1.494 2.751 84,14
607.400 581.585 1.188.985 104,44
Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio)
Jumlah
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMINNO
KABUPATEN/
KOTAKELOMPOK UMUR (TAHUN)
46,21
6 Tanjungpinang 0 - 4 7.700 7.036 14.736 109,44
5 - 9 11.639 10.988 22.627 105,92
10 - 14 11.993 11.182 23.175 107,25
15 - 19 10.062 9.469 19.531 106,26
20 - 24 9.887 9.490 19.377 104,18
25 - 29 9.632 9.855 19.487 97,74
30 - 34 12.171 12.523 24.694 97,19
35 - 39 12.905 12.865 25.770 100,31
40 - 44 11.156 10.714 21.870 104,13
45 - 49 8.976 7.865 16.841 114,13
50 - 54 6.936 6.417 13.353 108,09
55 - 59 5.317 4.857 10.174 109,47
60 - 64 3.793 3.585 7.378 105,80
65 - 69 2.333 2.455 4.788 95,03
70 - 74 1.692 1.746 3.438 96,91
75+ 1.904 2.341 4.245 81,33
128.096 123.388 251.484 103,82
Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio)
Jumlah
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMINNO
KABUPATEN/
KOTAKELOMPOK UMUR (TAHUN)
40,91
7 Kep. Anambas 0 - 4 1.867 1.846 3.713 101,14
5 - 9 2.394 2.267 4.661 105,60
10 - 14 2.236 2.220 4.456 100,72
15 - 19 2.075 1.946 4.021 106,63
20 - 24 1.965 1.871 3.836 105,02
25 - 29 2.245 2.093 4.338 107,26
30 - 34 2.298 2.016 4.314 113,99
35 - 39 2.004 1.842 3.846 108,79
40 - 44 1.755 1.478 3.233 118,74
45 - 49 1.295 1.064 2.359 121,71
50 - 54 1.140 1.041 2.181 109,51
55 - 59 820 782 1.602 104,86
60 - 64 599 530 1.129 113,02
65 - 69 322 350 672 92,00
70 - 74 233 269 502 86,62
75+ 209 254 463 82,28
Jumlah 23.457 21.869 45.326 107,26
Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio)
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMINNO
KABUPATEN/
KOTAKELOMPOK UMUR (TAHUN)
46,88
8 PROVINSI 0 - 4 108.438 103.922 212.360 104,35
5 - 9 108.554 102.165 210.719 106,25
10 - 14 88.267 83.594 171.861 105,59
15 - 19 67.192 67.725 134.917 99,21
20 - 24 87.543 96.183 183.726 91,02
25 - 29 108.970 114.610 223.580 95,08
30 - 34 117.447 116.463 233.910 100,84
35 - 39 105.038 95.924 200.962 109,50
40 - 44 81.187 67.300 148.487 120,63
45 - 49 56.325 43.758 100.083 128,72
50 - 54 38.608 32.345 70.953 119,36
55 - 59 27.061 24.164 51.225 111,99
60 - 64 18.037 16.689 34.726 108,08
65 - 69 10.682 10.798 21.480 98,93
70 - 74 7.185 7.238 14.423 99,27
75+ 6.570 7.509 14.079 87,50
JUMLAH (PROVINSI) 1.037.104 990.387 2.027.491 104,72
ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 46,65
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+
PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUAN
LAKI-LAKI+
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Karimun PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 91.285 87.863 179.148
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG
MELEK HURUF88.631 83.397 172.028 97,09 94,92 96,03
PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG
DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 18.612 20.842 39.454 20,39 23,72 22,02
b. SD/MI 28.231 28.679 56.910 30,93 32,64 31,77
c. SMP/ MTs 17.632 14.461 32.093 19,32 16,46 17,91
d. SMA/ MA 18.524 16.420 34.944 20,29 18,69 19,51
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 3.377 1.436 4.813 3,70 1,63 2,69
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 749 699 1.448 0,82 0,80 0,81
g. AKADEMI/DIPLOMA III 969 1.117 2.086 1,06 1,27 1,16
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 2.723 3.809 6.532 2,98 4,34 3,65
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 470 399 869 0,51 0,45 0,49
TABEL 3
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMINPROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
NOKABUPATEN/
KOTAVARIABEL
JUMLAH PERSENTASE
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+
PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUAN
LAKI-LAKI+
PEREMPUAN
NOKABUPATEN/
KOTAVARIABEL
JUMLAH PERSENTASE
2 Bintan PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 12.192 11.393 23.585
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG
MELEK HURUF0 0,00 0,00 0,00
PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG
DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 13.114 12.198 25.312 107,56 107,07 107,32
b. SD/MI 11.621 11.124 22.745 95,32 97,64 96,44
c. SMP/ MTs 8.549 7.588 16.137 70,12 66,60 68,42
d. SMA/ MA 15.089 13.671 28.760 123,76 119,99 121,94
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0 0 0 0,00 0,00 0,00
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 394 616 1.010 3,23 5,41 4,28
g. AKADEMI/DIPLOMA III 775 922 1.697 6,36 8,09 7,20
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 1.259 1.184 2.443 10,33 10,39 10,36
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 48 37 85 0,39 0,32 0,36
3 Natuna PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 30.311 28.181 58.492
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG
MELEK HURUF24.115 22.235 46.350 79,56 78,90 79,24
PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG
DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 6.197 5.945 12.142 20,44 21,10 20,76
b. SD/MI 10.435 10.675 21.110 34,43 37,88 36,09
c. SMP/ MTs 4.494 4.070 8.564 14,83 14,44 14,64
d. SMA/ MA 6.976 5.329 12.305 23,01 18,91 21,04
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0 0 0 0,00 0,00 0,00
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 413 497 910 1,36 1,76 1,56
g. AKADEMI/DIPLOMA III 440 599 1.039 1,45 2,13 1,78
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 1.274 1.041 2.315 4,20 3,69 3,96
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 83 20 103 0,27 0,07 0,18
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+
PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUAN
LAKI-LAKI+
PEREMPUAN
NOKABUPATEN/
KOTAVARIABEL
JUMLAH PERSENTASE
4 Lingga PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 44.383 41.714 86.097
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG
MELEK HURUF38.890 37.630 76.520 87,62 90,21 88,88
PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG
DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 6.062 5.655 11.717 13,66 13,56 13,61
b. SD/MI 16.004 14.965 30.969 36,06 35,88 35,97
c. SMP/ MTs 4.770 3.890 8.660 10,75 9,33 10,06
d. SMA/ MA 5.276 4.077 9.353 11,89 9,77 10,86
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0 0 0,00 0,00 0,00
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 472 645 1.117 1,06 1,55 1,30
g. AKADEMI/DIPLOMA III 365 475 840 0,82 1,14 0,98
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 855 760 1.615 1,93 1,82 1,88
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 39 16 55 0,09 0,04 0,06
5 Batam PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 465.433 446.376 911.809
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG
MELEK HURUF325.537 307.464 633.001 69,94 68,88 69,42
PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG
DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 204.208 193.319 397.527 43,87 43,31 43,60
b. SD/MI 41.501 38.553 80.054 8,92 8,64 8,78
c. SMP/ MTs 47.814 41.598 89.412 10,27 9,32 9,81
d. SMA/ MA
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 1.945 2.845 4.790 0,42 0,64 0,53
g. AKADEMI/DIPLOMA III 9.060 9.234 18.294 2,01 2,07 2,01
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 18.204 14.063 32.267 3,91 3,15 3,54
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 975 401 1.376 0,21 0,09 0,15
206.038 200.770 406.808 44,27 44,98 44,62
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+
PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUAN
LAKI-LAKI+
PEREMPUAN
NOKABUPATEN/
KOTAVARIABEL
JUMLAH PERSENTASE
6 Tanjungpinang PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 106.634 103.488 210.122
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG
MELEK HURUF208.651 0,00 0,00 99,30
PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG
DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 14.446 14.026 28.472 13,55 13,55 13,55
b. SD/MI 22.751 25.772 48.523 21,34 24,90 23,09
c. SMP/ MTs 16.691 15.863 32.554 15,65 15,33 15,49
d. SMA/ MA 36.622 31.445 68.067 34,34 30,39 32,39
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0 0 0 0,00 0,00 0,00
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 488 1.117 1.605 0,46 1,08 0,76
g. AKADEMI/DIPLOMA III 2.190 2.800 4.990 2,05 2,71 2,37
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 5.969 5.091 11.060 5,60 4,92 5,26
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 580 267 847 0,54 0,26 0,40
7 Kep. Anambas PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 0
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG
MELEK HURUF0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG
DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
b. SD/MI 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
c. SMP/ MTs 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
d. SMA/ MA 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
g. AKADEMI/DIPLOMA III 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 0 0,00 0,00 0,00
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 0 0,00 0,00 0,00
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+
PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUAN
LAKI-LAKI+
PEREMPUAN
NOKABUPATEN/
KOTAVARIABEL
JUMLAH PERSENTASE
8 PROVINSI PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 750.238 719.015 1.469.253
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG
MELEK HURUF477.173 450.726 1.136.550 46,01 45,51 56,06
PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG
DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 262.639 251.985 514.624 25,32 25,44 25,38
b. SD/MI 130.543 129.768 260.311 17,40 13,10 17,72
c. SMP/ MTs 99.950 87.470 187.420 9,64 8,83 9,24
d. SMA/ MA 288.525 271.712 560.237 27,82 27,43 27,63
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 3.377 1.436 4.813 0,33 0,14 0,24
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 4.461 6.419 10.880 0,43 0,65 0,54
g. AKADEMI/DIPLOMA III 13.799 15.147 28.946 1,33 1,53 1,43
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 30.284 25.948 56.232 2,92 2,62 2,77
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 2.195 1.140 3.335 0,21 0,12 0,16
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
TABEL 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Karimun 2.253 25 2.278 2.031 19 2.050 4.284 44 4.328
2 Bintan 1.539 14 1.553 1.575 8 1.583 3.114 22 3.136
3 Natuna 753 13 766 728 12 740 1.481 25 1.506
4 Lingga 818 15 833 787 10 797 1.605 25 1.630
5 Batam 14.784 75 14.859 13.141 64 13.205 27.925 139 28.064
6 Tanjungpinang 2.840 15 2.855 2.869 10 2.879 5.709 25 5.734
7 Kep. Anambas 491 6 497 432 2 434 923 8 931
JUMLAH (PROVINSI) 23.478 163 23.641 21.563 125 21.688 45.041 288 45.329
6,9 5,8 6,4
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN
(DILAPORKAN)
MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI
JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
NO KABUPATEN/KOTA
JUMLAH KELAHIRAN
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
HIDUP MATI HIDUP + MATIHIDUP + MATI HIDUP
TABEL 5
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Karimun 36 52 5 57 20 28 6 34 56 80 11 91
2 Bintan 16 21 3 24 7 11 4 15 23 32 7 39
3 Natuna 14 19 0 19 5 5 1 6 19 24 1 25
4 Lingga 12 16 5 21 4 7 5 12 16 23 10 33
5 Batam 100 127 10 137 88 100 19 119 188 227 29 256
6 Tanjungpinang 22 25 3 28 11 13 10 23 33 38 13 51
7 Kep. Anambas 9 12 0 12 7 9 1 10 16 21 1 22
JUMLAH (PROVINSI) 209 272 26 298 142 173 46 219 351 445 72 517
8,90 11,59 1,11 12,69 6,59 8,02 2,13 10,16 7,79 9,88 1,60 11,48
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
ANGKA KEMATIAN
(DILAPORKAN)
ANAK
BALITABALITA NEONATAL BAYI
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
NO KABUPATEN/KOTA
JUMLAH KEMATIAN
LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN
NEONATAL BAYI NEONATAL BAYI ANAK
BALITABALITA
ANAK
BALITABALITA
TABEL 6
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KABUPATEN/KOTA
< 20
tahun
20-34
tahun≥35 tahun JUMLAH
< 20
tahun
20-34
tahun≥35 tahun JUMLAH
< 20
tahun
20-34
tahun≥35 tahun JUMLAH
< 20
tahun
20-34
tahun≥35 tahun JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Karimun 4.284 0 0 0 0 0 1 0 1 2 1 1 4 2 2 1 5
2 Bintan 3.114 0 1 1 2 0 0 0 0 0 1 4 5 0 2 5 7
3 Natuna 1.481 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1
4 Lingga 1.605 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1
5 Batam 27.925 0 5 5 10 0 8 5 13 0 10 10 20 0 23 20 43
6 Tanjungpinang 5.709 0 1 1 2 0 1 0 1 1 2 1 4 1 4 2 7
7 Kep. Anambas 923 0 0 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 2 0 2
45.041 0 7 7 14 0 14 5 19 3 14 16 33 3 35 28 66
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 146,53
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
JUMLAH (PROVINSI)
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
NO KABUPATEN/KOTAJUMLAH LAHIR
HIDUP
KEMATIAN IBU
JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
TABEL 7
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Karimun 114.922 110.376 225.298 85 68,00 40 32,00 125 251 63,71 143 36,29 394 45 11,42
2 Bintan 72.939 68.476 141.415 59 59,00 41 41,00 100 93 57,76 68 42,24 161 6 3,73
3 Natuna 38.410 36.125 74.535 21 70,00 9 30,00 30 60 70,59 25 29,41 85 0 0,00
4 Lingga 51.880 48.568 100.448 30 46,15 35 53,85 65 30 61,22 19 38,78 49 5 10,20
5 Batam 607.400 581.585 1.188.985 380 62,71 226 37,29 606 1.060 62,80 628 37,20 1.688 89 5,27
6 Tanjungpinang 128.096 123.388 251.484 84 62,69 50 37,31 134 283 68,03 133 31,97 416 1 0,24
7 Kep. Anambas 23.457 21.869 45.326 16 64,00 9 36,00 25 23 63,89 13 36,11 36 1 2,78
JUMLAH (PROVINSI) 1.037.104 990.387 2.027.491 675 62,21 410 37,79 1.085 1.800 63,63 1.029 36,37 2.829 147 5
CNR KASUS BARU BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 33,29 20,22 53,51
CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK 88,78 50,75 139,53
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS PADA TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK
MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
KASUS TB ANAK 0-
14 TAHUNNO KABUPATEN/KOTAJUMLAH PENDUDUK
JUMLAH KASUS BARU BTA+
L PL+P
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
JUMLAH SELURUH
KASUS TB
L PL+P
TABEL 8
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
TB PARU
L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Karimun 714 504 1.218 85 40 125 11,90 7,94 10,26
2 Bintan 870 795 1.665 59 41 100 6,78 5,16 6,01
3 Natuna 110 31 141 21 9 30 19,09 29,03 21,28
4 Lingga 102 105 207 30 15 45 29,41 14,29 21,74
5 Batam 0 5.008 5.008 380 226 606 #DIV/0! 4,51 12,10
6 Tanjungpinang 641 429 1.070 84 50 134 13,10 11,66 12,52
7 Kep. Anambas 43 28 71 16 9 25 37,21 32,14 35,21
JUMLAH (PROVINSI) 2.480 6.900 9.380 675 390 1.065 27,22 5,65 11,35
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
% BTA (+)
TERHADAP SUSPEKBTA (+)NO KABUPATEN/KOTA
SUSPEK
TABEL 9
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 Karimun 68 77 145 58 85,29 40 51,95 98 67,59 7 10,29 1 1,30 8 5,52 95,59 53,25 73,10 2 4 6
2 Bintan 78 42 120 73 93,59 39 92,86 112 93,33 2 2,56 0 0,00 2 1,67 96,15 92,86 95,00 1 3 4
3 Natuna 10 3 13 2 20,00 1 33,33 3 23,08 4 40,00 2 66,67 6 46,15 60,00 100,00 69,23 0 0 0
4 Lingga 30 15 45 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0 0
5 Batam 480 280 760 137 28,54 91 32,50 228 30,00 16 3,33 9 3,21 25 3,29 31,88 35,71 33,29 3 1 4
6 Tanjungpinang 130 49 179 104 80,00 34 69,39 138 77,09 1 0,77 0 0,00 1 0,56 80,77 69,39 77,65 7 0 7
7 Kep. Anambas 16 9 25 5 31,25 1 11,11 6 24,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 31,25 11,11 24,00 1 0 1
JUMLAH (PROVINSI) 812 475 1.287 379 46,67 206 43,37 585 45,45 30 3,69 12 2,53 42 3,26 50,37 45,89 48,72 14 8 22
ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK 0,7 0,4 1,1
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE)
NO KABUPATEN/KOTA
JUMLAH KEMATIAN
SELAMA PENGOBATAN
ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
L L + P
ANGKA PENGOBATAN LENGKAP
(COMPLETE RATE)
L P
BTA (+) DIOBATI
ANGKA KEBERHASILAN
PENGOBATAN
(SUCCESS RATE/SR)
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
P L + P
TABEL 10
PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Karimun 15.322 14.358 29.680 1.532 1.436 2.968 304 19,8 229 15,9 533 18,0
2 Bintan 6.935 6.872 13.807 694 687 1.381 17 2,4 14 2,0 31 2,2
3 Natuna 5.078 4.770 9.848 508 477 985 11 2,2 4 0,8 15 1,5
4 Lingga - - 0 #DIV/0! 1 #DIV/0! 1 #DIV/0!
5 Batam 74.285 71.128 145.413 7.428 7.113 14.541 706 9,5 669 9,4 1.375 9,5
6 Tanjungpinang 14.637 14.086 28.723 1.464 1.409 2.872 295 20,2 261 18,5 556 19,4
7 Kep. Anambas 2.271 2.118 4.389 227 212 439 3 1,3 2 0,9 5 1,1
JUMLAH (PROVINSI) 118.528 113.332 231.860 11.853 11.334 23.186 1.336 11,3 1.180 10,4 2.516 10,9
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
P L + P
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
JUMLAH BALITAJUMLAH PERKIRAAN
PENDERITANO KABUPATEN/KOTA
PNEUMONIA PADA BALITA
PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI
L
TABEL 11
L P L+PPROPORSI
KELOMPOK
UMUR
L P L+PPROPORSI
KELOMPOK
UMUR
L P L+P L P L+PPROPORSI
KELOMPOK
UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Karimun ≤ 4 TAHUN 10 5 15 9,74 2 0 2 6,45 1 0 1 0 0 0 0,00
5 - 14 TAHUN 1 1 2 1,30 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0,00
15 - 19 TAHUN 1 3 4 2,60 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0,00
20 - 24 TAHUN 3 11 14 9,09 1 0 1 3,23 1 0 1 0 5 5 62,50
25 - 49 TAHUN 50 55 105 68,18 15 9 24 77,42 12 7 19 0 3 3 37,50
≥ 50 TAHUN 10 4 14 9,09 3 1 4 12,90 3 0 3 0 0 0 0,00
75 79 154 21 10 31 17 7 24 0 8 8
2 Bintan ≤ 4 TAHUN 0 1 1 4,17 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0,00
5 - 14 TAHUN 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0,00
15 - 19 TAHUN 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0,00
20 - 24 TAHUN 0 4 4 16,67 0 2 2 7,14 0 0 0 0 5 5 62,50
25 - 49 TAHUN 9 9 18 75,00 16 7 23 82,14 4 1 5 0 3 3 37,50
≥ 50 TAHUN 1 0 1 4,17 2 1 3 10,71 0 1 1 0 0 0 0,00
10 14 24 18 10 28 4 2 6 0 8 8
3 Natuna ≤ 4 TAHUN 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0,00
5 - 14 TAHUN 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0,00
15 - 19 TAHUN 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0,00
20 - 24 TAHUN 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0,00
25 - 49 TAHUN 5 6 11 100,00 2 2 4 100,00 0 0 0 3 3 6 100,00
≥ 50 TAHUN 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0,00
5 6 11 2 2 4 0 0 0 3 3 6
4 Lingga ≤ 4 TAHUN 0 0 0 0,00 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 0 0 0 0,00
5 - 14 TAHUN 0 0 0 0,00 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 0 0 0 0,00
15 - 19 TAHUN 0 0 0 0,00 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 0 0 0 0,00
20 - 24 TAHUN 1 1 2 15,38 0 0 0 #DIV/0! 0 2 2 0 1 1 12,50
25 - 49 TAHUN 5 4 9 69,23 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 3 4 7 87,50
≥ 50 TAHUN 2 0 2 15,38 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 0 0 0 0,00
8 5 13 0 0 0 0 2 2 3 5 8
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
AIDS SYPHILIS
JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
H I V
NO KELOMPOK UMURKABUPATEN/
KOTA
JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
5 Batam ≤ 4 TAHUN 18 9 27 4,21 4 4 8 2,92 1 1 2 0 0 0 0,00
5 - 14 TAHUN 4 1 5 0,78 0 0 0 0,00 1 0 1 0 0 0 0,00
15 - 19 TAHUN 0 2 2 0,31 0 0 0 0,00 0 0 0 1 0 1 1,33
20 - 24 TAHUN 25 18 43 6,71 158 75 233 85,04 0 0 0 4 11 15 20,00
25 - 49 TAHUN 307 208 515 80,34 16 9 25 9,12 54 28 82 22 37 59 78,67
≥ 50 TAHUN 27 22 49 7,64 4 4 8 2,92 0 4 4 0 0 0 0,00
381 260 641 182 92 274 56 33 89 27 48 75
6 Tanjungpinang ≤ 4 TAHUN 3 4 7 3,59 2 2 4 4,49 1 0 1 0 0 0 0,00
5 - 14 TAHUN 1 0 1 0,51 1 0 1 1,12 0 0 0 0 0 0 0,00
15 - 19 TAHUN 0 1 1 0,51 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0,00
20 - 24 TAHUN 13 14 27 13,85 8 1 9 10,11 0 3 3 3 1 4 5,97
25 - 49 TAHUN 80 55 135 69,23 40 20 60 67,42 13 7 20 29 21 50 74,63
≥ 50 TAHUN 22 2 24 12,31 12 3 15 16,85 5 3 8 10 3 13 19,40
119 76 195 63 26 89 19 13 32 42 25 67
7 Kep. Anambas ≤ 4 TAHUN 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 #DIV/0!
5 - 14 TAHUN 1 0 1 3,57 1 0 1 7,14 1 0 1 0 0 0 #DIV/0!
15 - 19 TAHUN 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 #DIV/0!
20 - 24 TAHUN 0 1 1 3,57 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 #DIV/0!
25 - 49 TAHUN 13 13 26 92,86 7 6 13 92,86 3 5 8 0 0 0 #DIV/0!
≥ 50 TAHUN 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 #DIV/0!
14 14 28 8 6 14 4 5 9 0 0 0
8 PROVINSI ≤ 4 TAHUN 31 19 50 4,69 8 6 14 3,18 3 1 4 0 0 0 0,00
5 - 14 TAHUN 7 2 9 0,84 2 0 2 0,45 2 0 2 0 0 0 0,00
15 - 19 TAHUN 1 6 7 0,66 0 0 0 0,00 0 0 0 1 0 1 0,58
20 - 24 TAHUN 42 49 91 8,54 167 78 245 55,68 1 5 6 7 23 30 17,44
25 - 49 TAHUN 469 350 819 76,83 96 53 149 33,86 86 48 134 57 71 128 74,42
≥ 50 TAHUN 62 28 90 8,44 21 9 30 6,82 8 8 16 10 3 13 7,56
JUMLAH (PROVINSI) 612 454 1.066 294 146 440 100 62 162 75 97 172
PROPORSI JENIS KELAMIN 57,41 42,59 66,82 33,18 61,73 38,27 43,60 56,40
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
TABEL 12
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 PMI Kab. Karimun 3.235 452 3.687 3.068 94,84 445 98,45 3.513 95,28 9 0,29 1 0,22 10 0,28
2 PMI Kab. Bintan 319 59 378 319 100,00 59 100,00 378 100,00 3 0,94 0 0,00 3 0,79
3 RSUD Natuna 857 131 988 857 100,00 131 100,00 988 100,00 1 0,12 0 0,00 1 0,10
4 PMI Kota Batam 13.214 2.046 15.260 13.214 100,00 2.046 100,00 15.260 100,00 83 0,63 5 0,24 88 0,58
5 PMI Kota Tanjungpinang 5.560 737 6.297 5.484 98,63 749 101,63 6.233 98,98 4 0,07 0 0,00 4 0,06
JUMLAH 23.185 3.425 26.610 22.942 98,95 3.430 100,15 26.372 99,11 100 0,44 6 0 106 0,40
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
JUMLAH PENDONOR
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
NO UNIT TRANSFUSI DARAH
DONOR DARAH
SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING TERHADAP
HIV
L P
POSITIF HIV
L + P L P L + P
TABEL 13
KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Karimun 114.922 110.376 225.298 2.584 2.421 4.821 1.923 74,41 1.852 76,50 3.775 78,30
2 Bintan 72.939 68.476 141.415 1.561 1.465 3.026 1.336 85,59 1.120 76,43 2.456 81,16
3 Natuna 38.410 36.125 74.535 1.127 1.146 2.273 1.060 94,06 1.091 95,20 2.151 94,63
4 Lingga 51.880 48.568 100.448 1.110 1.039 2.149 1.060 95,49 1.091 105,04 2.151 100,11
5 Batam 607.400 581.585 1.188.985 12.998 12.446 25.444 5.249 40,38 5.017 40,31 10.266 40,35
6 Tanjungpinang 128.096 123.388 251.484 2.741 2.641 5.382 1.423 51,91 1.644 62,26 3.067 56,99
7 Kep. Anambas 23.457 21.869 45.326 502 468 970 328 65,34 262 55,98 590 60,83
JUMLAH (PROVINSI) 1.037.104 990.387 2.027.491 22.624 21.625 44.065 12.379 54,7 12.077 55,8 24.456 55,5
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 214
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
JUMLAH TARGET PENEMUANDIARE DITANGANI
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
P L + PLNO
KABUPATEN/
KOTA
JUMLAH PENDUDUK
DIARE
TABEL 14
JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Karimun 1 2 3 0 0 0 1 2 3
2 Bintan 2 0 2 0 0 0 2 0 2
3 Natuna 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Lingga 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Batam 1 2 3 8 7 15 9 9 18
6 Tanjungpinang 1 0 1 5 2 7 6 2 8
7 Kep. Anambas 1 6 7 0 0 0 1 6 7
JUMLAH (PROVINSI) 6 10 16 13 9 22 19 19 38
37,50 62,50 59,09 40,91 50,00 50,00
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 1,83 1,92 1,87
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
PROPORSI JENIS
KELAMIN
PB + MBPausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta BasahNOKABUPATEN/
KOTA
KASUS BARU
TABEL 15
L P L+P JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10
1 Karimun 0 0 3 0 0,00 0 0,00
2 Bintan 2 0 2 0 0,00 0 0,00
3 Natuna 0 0 0 0 0,00 0 0,00
4 Lingga 0 0 0 0 0,00 0 0,00
5 Batam 9 9 18 0 0,00 0 0,00
6 Tanjungpinang 6 2 8 0 0,00 0 0,00
7 Kep. Anambas 1 6 7 3 42,86 0 0,00
JUMLAH (PROVINSI) 18 17 38 3 7,89 - 0
ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK -
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PENDERITA KUSTAPENDERITA KUSTA
0-14 TAHUN
KASUS BARU
CACAT TINGKAT 2NOKABUPATEN/
KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
TABEL 16
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Karimun 1 2 3 0 0 0 1 2 3
2 Bintan 2 0 2 2 0 2 4 0 4
3 Natuna 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Lingga 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Batam 1 2 3 22 12 34 23 14 37
6 Tanjungpinang 1 0 1 6 2 8 7 2 9
7 Kep. Anambas 1 6 7 1 1 2 2 7 9
JUMLAH (PROVINSI) 6 10 16 31 15 46 37 25 62
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0,36 2,52 3,06
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
NOKABUPATEN/
KOTA
KASUS TERCATAT
Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
TABEL 17
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, PER KABUPATEN/KOTA
KUSTA (PB) KUSTA (MB)
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Karimun 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
2 Bintan 2 0 2 0 0,00 0 #DIV/0! 0 0,00 2 0 2 1 50,00 1 #DIV/0! 2 100,00
3 Natuna 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
4 Lingga 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
5 Batam 1 2 3 1 100,00 2 100,00 3 100,00 22 12 34 11 50,00 5 41,67 16 47,06
6 Tanjungpinang 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
7 Kep. Anambas 1 6 7 1 100,00 6 100,00 7 100,00 1 1 2 1 100,00 1 100,00 2 100,00
JUMLAH (PROVINSI) 4 8 12 2 50,0 8 100,0 10 83,3 25 13 38 13 52,0 7 53,8 20 52,6
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
NOKABUPATEN/
KOTA
RFT PB
L + PPENDERITA PB PENDERITA MB
L + P
RFT MB
L PL P
TABEL 18
NOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAH PENDUDUK
<15 TAHUN
JUMLAH KASUS AFP
(NON POLIO)
1 2 3 4
1 Karimun 154.506 1
2 Bintan 38.156 2
3 Natuna 24.725 0
4 Lingga 24.115 1
5 Batam 363.784 7
6 Tanjungpinang 60.538 3
7 Kep. Anambas 12.830 0
JUMLAH (PROVINSI) 678.654 14
2,06
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK
USIA < 15 TAHUN
TABEL 19
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
JUMLAH KASUS PD3I
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Karimun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Bintan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Natuna 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Lingga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Batam 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Tanjungpinang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Kep. Anambas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
CASE FATALITY RATE (%) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
KABUPATEN/KOTADIFTERI
JUMLAH KASUSMENINGGAL
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
JUMLAH KASUSMENINGGAL
TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM
JUMLAH KASUSMENINGGAL
PERTUSISNO
TABEL 20
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Karimun 8 6 14 0 0 0 0 0 0 0
2 Bintan 12 15 27 0 0 0 0 2 0 2
3 Natuna 11 8 19 0 0 0 0 0 0 0
4 Lingga 2 1 3 0 0 0 0 0 0 0
5 Batam 91 72 163 0 0 0 0 0 0 0
6 Tanjungpinang 10 13 23 0 0 0 0 0 0 0
7 Kep. Anambas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (PROVINSI)) 134 115 249 0 0 0 0 2 0 2
CASE FATALITY RATE (%) 0,0
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
JUMLAH KASUS PD3I
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)
NO KABUPATEN/KOTACAMPAK
JUMLAH KASUSMENINGGAL
POLIO HEPATITIS B
TABEL 21
JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Karimun 191 177 368 3 4 7 1,6 2,3 1,9
2 Bintan 222 182 404 1 1 2 0,5 0,5 0,5
3 Natuna 84 68 152 0 0 0 0,0 0,0 0,0
4 Lingga 4 3 7 0 0 0 0,0 0,0 0,0
5 Batam 600 39 639 0 7 7 0,0 17,9 1,1
6 Tanjungpinang 174 184 358 0 3 3 0,0 1,6 0,8
7 Kep. Anambas 2 3 5 0 0 0 0,0 0,0 0,0
JUMLAH (PROVINSI) 1.277 656 1.933 4 15 19 2,0 22,4 4,3
123,1 66,2 95,3
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
PER KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
INCIDENCE RATE PER
100.000 PENDUDUK
NOKABUPATEN/
KOTAMENINGGAL CFR (%)JUMLAH KASUS
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
TABEL 22
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Karimun 0 476 459 935 3 0,63 0 0,00 3 0,32 0 0 0 0,00 #DIV/0! 0,00
2 Bintan 1.245 1.641 2.886 1.227 1.787 3.014 51 4,16 38 2,13 89 2,95 0 0 0 0,00 0,00 0,00
3 Natuna 337 312 649 330 305 635 3 0,91 2 0,66 5 0,79 0 0 0 0,00 0,00 0,00
4 Lingga 681 689 1.370 681 689 1.370 232 34,07 198 28,74 430 31,39 0 0,00 0,00 0,00
5 Batam 57 112 169 57 112 169 9 15,79 6 5,36 15 8,88 0 0 0 0,00 0,00 0,00
6 Tanjungpinang 84 63 147 84 63 147 1 1,19 0 0,00 1 0,68 0 0 0 0,00 #DIV/0! 0,00
7 Kep. Anambas 357 360 717 328 305 633 50 15,24 27 8,85 77 12,16 0 0 0 0,00 0,00 0,00
JUMLAH (PROVINSI) 2.761 3.177 5.938 3.183 3.720 6.903 349 10,96 271 7,28 620,00 8,98 0 0 0 0,00 0,00 0,00
JUMLAH PENDUDUK BERISIKO 1.013.746
ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO 0,34 0,27 0,61
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
CFRMENINGGAL SUSPEK
MALARIA
NOKABUPATEN/
KOTA POSITIFL P L+P
SEDIAAN DARAH DIPERIKSA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
TABEL 23
PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Karimun 0 0 0 0 0 0
2 Bintan 5 3 8 45 21 66
3 Natuna 0 0 0 0 0 0
4 Lingga 3 4 7 13 8 21
5 Batam 3 4 7 4 9 13
6 Tanjungpinang 0 0 0 0 0 0
7 Kep. Anambas 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (PROVINSI) 11 11 22 62 38 100
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 5,98 3,84 4,93
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
JUMLAH SELURUH KASUSKASUS BARU DITEMUKANNO
KABUPATEN/
KOTA
PENDERITA FILARIASIS
TABEL 24
LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +
PEREMPUANJUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Karimun 94.947 89.074 184.021 36.537 38,48 58.496 65,67 95.033 51,64 5.627 15,40 9.145 15,63 14.772 15,54
2 Bintan 22.248 18.801 41.049 18.494 83,13 24.796 131,89 43.290 105,46 1.538 8,32 2.532 10,21 4.070 9,40
3 Natuna 25.850 23.960 49.810 15.064 58,27 18.926 78,99 33.990 68,24 1.326 8,80 1.304 6,89 2.630 7,74
4 Lingga 31.123 29.120 60.243 19.814 63,66 19.575 67,22 39.389 65,38 3.127 15,78 4.284 21,89 7.411 18,81
5 Batam 420.894 404.307 825.201 0 0,00 0 0,00 0 0,00 2.638 #DIV/0! 4.136 #DIV/0! 6.774 #DIV/0!
6 Tanjungpinang 86.702 84.713 171.415 675 0,78 3.726 4,40 4.401 2,57 249 36,89 1.334 35,80 1.583 35,97
7 Kep. Anambas 14.885 13.590 28.475 14.466 97,19 17.647 129,85 32.113 112,78 1.242 8,59 1.358 7,70 2.600 8,10
JUMLAH (PROVINSI) 696.649 663.565 1.360.214 105.050 15,08 143.166 21,58 248.216 18,25 15.747 14,99 24.093 16,83 39.840 16,05
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
PEREMPUANLAKI-LAKI +
PEREMPUAN
JUMLAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN
DILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGI
LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +
PEREMPUANLAKI-LAKINO KABUPATEN/KOTA
TABEL 25
LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +
PEREMPUANJUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Karimun 20 58 78 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
2 Bintan 20.000 20.606 40.606 1.492 7,46 1.454 7,06 2.946 7,26 7 0,47 39 2,68 46 1,56
3 Natuna 16.340 24.737 41.077 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
4 Lingga 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
5 Batam 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 17 #DIV/0! 86 #DIV/0! 103 #DIV/0!
6 Tanjungpinang 96.764 94.182 190.946 574 0,59 3.717 3,95 4.291 2,25 190 33,10 1.714 46,11 1.904 44,37
7 Kep. Anambas 14.466 17.647 32.113 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
JUMLAH (PROVINSI) 147.590 157.230 304.820 2.066 1,40 5.171 3,29 7.237 2,37 214 10,36 1.839 35,56 2.053 28,37
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
CAKUPAN PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
OBESITAS
LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +
PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUAN
LAKI-LAKI +
PEREMPUANNO KABUPATEN/KOTA
JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS DAN
JARINGANNYA BERUSIA ≥ 15 TAHUN
DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS
TABEL 26
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Karimun 106.175 249 0,23 9 3,61 6 2,41
2 Bintan 4.561 67 1,47 1 1,49 1 1,49
3 Natuna 11.333 0 0,00 0 0,00 0 0,00
4 Lingga 1.793 0 0,00 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
5 Batam 98.520 742 0,75 15 2,02 16 2,16
6 Tanjungpinang 5.384 797 14,80 25 3,14 9 1,13
7 Kep. Anambas 6.400 0 0,00 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
JUMLAH (PROVINSI) 234.166 1.855 0,79 50 2,70 32 1,73
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA
DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
TUMOR/BENJOLANNO
KABUPATEN/
KOTA
PEREMPUAN
USIA 30-50 TAHUN
PEMERIKSAAN LEHER RAHIM DAN
PAYUDARAIVA POSITIF
Tabel 27
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
DIKETAHUIDITANGGU-
LANGIAKHIR L P L+P
0-7
HARI
8-28
HARI
1-11
BLN
1-4
THN
5-9
THN
10-14
THN
15-19
THN
20-44
THN
45-54
THN
55-59
THN
60-69
THN
70+
THNL P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 Karimun Tidak ada 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
2 Bintan
Keracunan Pangan
(Pesantren Ceruk Ijuk,
Toapaya Asri)
1 1 6/2/2016 6/2/2017 6/2/2018 44 0 44 0 0 0 0 0 35 9 0 0 0 0 0 0 0 0 101 0 101 43,56 #DIV/0! 43,56 0,00 #DIV/0! 0,00
DBD (Kec. Bintan
Utara)1 3 13/7/2015 13/7/2015 31/12/2015 52 50 102 0 0 2 11 29 26 5 22 2 2 2 1 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0,00 0,00 0,00
DBD (Kec. Teluk
Sebong)1 4 21/9/2015 21/9/2015 31/12/2015 36 35 71 0 0 0 6 15 16 7 20 4 1 2 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0,00 0,00 0,00
3 Natuna Tidak ada 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
4 Lingga Tidak ada 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
5 Batam Tidak ada 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
6 Tanjungpinang Tidak ada 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
7 Kep. Anambas Diare 1 1 11/26/2015 11/26/2015 11/26/2015 10 16 26 0 0 1 8 7 0 1 6 2 0 0 1 0 0 0 450 399 849 2,22 4,01 3,06 0,00 0,00 0,00
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
NOJENIS KEJADIAN LUAR
BIASA
ATTACK RATE (%)JUMLAH PENDERITA JUMLAH KEMATIANJUMLAH PENDUDUK
TERANCAMKABUPATEN/
KOTA JUMLAH
KEC
YANG TERSERANGWAKTU KEJADIAN (TANGGAL) KELOMPOK UMUR PENDERITA
JUMLAH
DESA/KEL
CFR (%)
TABEL 28
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %
1 2 3 4 5
1 Karimun 0 0 #DIV/0!
2 Bintan 8 8 100,00
3 Natuna 0 0 0,00
4 Lingga 0 0 #DIV/0!
5 Batam 0 0 #DIV/0!
6 Tanjungpinang 0 0 #DIV/0!
7 Kep. Anambas 1 1 100,00
JUMLAH (PROVINSI) 9 9 100,00
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
KLB DI DESA/KELURAHANNO
KABUPATEN/
KOTA
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
TABEL 29
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Karimun 4.549 4.450 97,82 3.744 82,30 4.343 4.279 98,53 3.857 88,81 4.260 98,09
2 Bintan 3.437 3.407 99,13 3.291 95,75 3.211 3.104 96,67 3.106 96,73 3.106 96,73
3 Natuna 1.665 1.566 94,05 1.512 90,81 1.589 1.432 90,12 1.372 86,34 1.478 93,01
4 Lingga 1.823 1.784 97,86 1.694 92,92 1.740 1.572 90,34 1.599 91,90 1.613 92,70
5 Batam 31.324 30.926 98,73 29.288 93,50 29.898 27.977 93,57 26.309 88,00 27.706 92,67
6 Tanjungpinang 6.987 6.184 88,51 5.882 84,18 6.673 5.733 85,91 5.591 83,79 5.661 84,83
7 Kep. Anambas 1.157 1.166 100,78 1.026 88,68 1.095 903 82,47 884 80,73 847 77,35
JUMLAH (PROVINSI) 50.942 49.483 97,1 46.437 91,2 48.549 45.000 92,7 42.718 88,0 44.671 92,01
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
JUMLAH
PERSALINAN
DITOLONG NAKES
MENDAPAT
YANKES NIFAS
IBU NIFAS
MENDAPAT VIT A
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
NOKABUPATEN/
KOTA
IBU HAMIL IBU BERSALIN/NIFAS
JUMLAHK1 K4
MENURUT KABUPATEN/KOTA
TABEL 30
TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Karimun 4.549 613 13,5 1.004 22,1 1.041 22,9 591 13,0 362 8,0 2.998 65,9
2 Bintan 3.437 278 8,1 478 13,9 609 17,7 846 24,6 1.211 35,2 3.144 91,5
3 Natuna 1.665 603 36,2 332 19,9 156 9,4 98 5,9 66 4,0 652 39,2
4 Lingga 2.432 902 37,1 777 31,9 524 21,5 455 18,7 324 13,3 2.080 85,5
5 Batam 31.389 7.105 22,6 6.083 19,4 3.792 12,1 2.486 7,9 1.848 5,9 14.209 45,3
6 Tanjungpinang 6.987 4.180 59,8 3.554 50,9 2.799 40,1 2.544 36,4 2.410 34,5 11.307 161,8
7 Kep. Anambas 1.227 242 19,7 237 19,3 122 9,9 81 6,6 47 3,8 487 39,7
JUMLAH (PROVINSI) 51.686 13.923 26,9 12.465 24,1 9.043 17,5 7.101 13,7 6.268 12,1 34.877 67,5
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KABUPATEN/KOTA
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMILJUMLAH IBU
HAMILNO
KABUPATEN/
KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
TABEL 31
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KABUPATEN/KOTA
TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Karimun 25.775 1.380 5,4 1.340 5,2 1.067 4,1 597 2,3 370 1,4
2 Bintan 12.233 129 1,1 213 1,7 373 3,0 253 2,1 305 2,5
3 Natuna 7.757 448 5,8 283 3,6 70 0,9 36 0,5 9 0,1
4 Lingga 20.172 122 0,6 38 0,2 45 0,2 27 0,1 46 0,2
5 Batam 150.107 2.510 1,7 1.379 0,9 764 0,5 512 0,3 361 0,2
6 Tanjungpinang 41.824 3.593 8,6 3.245 7,8 2.771 6,6 2.582 6,2 2.377 5,7
7 Kep. Anambas 12.607 73 0,6 31 0,2 39 0,3 39 0,3 46 0,4
JUMLAH (KAB/KOTA) 270.475 8.255 3,1 6.529 2,4 5.129 1,9 4.046 1,5 3.514 1,3
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
NOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAH WUS
(15-39 TAHUN)
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
TABEL 32
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KABUPATEN/KOTA
FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7
1 Karimun 4.549 4.450 97,82 4.029 88,57
2 Bintan 3.437 3.341 97,21 3.244 94,38
3 Natuna 1.665 1.485 89,19 1.451 87,15
4 Lingga 2.432 1.780 73,19 1.697 69,78
5 Batam 31.389 29.789 94,90 28.177 89,77
6 Tanjungpinang 6.987 5.903 84,49 5.658 80,98
7 Kep. Anambas 1.157 1.103 95,33 954 82,45
JUMLAH (PROVINSI) 51616 47.851 92,71 45.210 87,59
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
KABUPATEN/KOTAJUMLAH
IBU HAMILNO
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
TABEL 33
S % L P L + P L P L + P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Karimun 4.549 910 550 60,5 2.136 2.003 4.139 320 300 620 99 30,9 107 35,7 206 33,2
2 Bintan 3.437 687 573 83,4 1.539 1.575 3.114 243 228 471 181 74,5 163 71,5 344 73,0
3 Natuna 1.665 333 229 68,8 811 770 1.581 122 128 250 26 21,3 35 27,3 61 24,4
4 Lingga 1.823 365 325 89,1 855 799 1.654 128 120 248 77 60,2 86 71,7 163 65,7
5 Batam 31.324 6.265 5870 93,7 14.578 13.958 28.536 2.187 2.094 4.281 828 37,9 667 31,9 1.495 34,9
6 Tanjungpinang 6.987 1.397 1251 89,5 3.242 3.119 6.361 486 468 954 229 47,1 193 41,2 422 44,2
7 Kep. Anambas 1.157 231 87 37,6 539 503 1.042 80 76 156 27 33,8 35 46,1 62 39,7
JUMLAH (KAB/KOTA) 50.942 10.188 8885 87,2 23.700 22.727 46.427 3.566 3.414 6.980 1.467 41,1 1.286 37,7 2.753 39,4
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
L + PL P
PENANGANAN
KOMPLIKASI
KEBIDANAN
JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
NOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAH
IBU HAMIL
JUMLAH BAYI
PERKIRAAN
BUMIL
DENGAN
KOMPLIKASI
KEBIDANAN
PERKIRAAN NEONATAL
KOMPLIKASI
PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
TABEL 34
PESERTA KB AKTIF
MKJP
IUD % MOP % MOW % IM PLAN % JUMLAH % KON DOM % SUNTIK % PIL %OBAT
VAGINA%
LAIN
NYA% JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Karimun 753 2,4 34 0,1 806 2,6 1.710 5,4 3.303 10,5 428 1,4 16.990 53,9 10.677 33,9 0 0,0 140 0,4 28.235 89,5 31.538 100,0
2 Bintan 824 4,1 38 0,2 471 2,3 1.471 7,3 2.804 13,9 529 2,6 11.728 58,2 5.081 25,2 0 0,0 0 0,0 17.338 86,1 20.142 100,0
3 Natuna 460 4,4 1 0,0 288 2,7 1.323 12,6 2.072 19,8 921 8,8 2.924 27,9 4.564 43,5 0 0,0 0 0,0 8.409 80,2 10.481 100,0
4 Lingga 66 0,6 0 0,0 110 0,9 640 5,5 816 7,0 92 0,8 6.801 58,6 3.897 33,6 0 0,0 0 0,0 10.790 93,0 11.606 100,0
5 Batam 7.456 4,4 19 0,0 625 0,4 5.244 3,1 13.344 8,0 12.493 7,4 86.638 51,7 55.225 32,9 0 0,0 0 0,0 154.356 92,0 167.700 100,0
6 Tanjungpinang 1.483 5,1 26 0,1 506 1,7 3.407 11,6 5.422 18,5 1.290 4,4 12.789 43,6 9.862 33,6 0 0,0 0 0,0 23.941 81,5 29.363 100,0
7 Kep. Anambas 301 5,6 17 0,3 82 1,5 283 5,3 683 12,7 537 10,0 2.828 52,5 1.338 24,8 0 0,0 0 0,0 4.703 87,3 5.386 100,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 11.343 4,1 135 0,0 2.888 1,0 14.078 5,1 28.444 10,3 16.290 5,9 140.698 50,9 90.644 32,8 0 0,0 140 0,1 247.772 89,7 276.216 100,0
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KABUPATEN/KOTA
MKJP +
NON MKJP
% MKJP +
NON MKJP
NO KABUPATEN/KOTANON MKJP
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
TABEL 35
PESERTA KB BARU
MKJP
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL %OBAT
VAGINA%
LAIN
NYA% JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Karimun 97 2,4 4 0,1 95 2,3 145 3,6 341 8,4 62 1,5 2.828 69,6 830 20,4 0 0,0 1 0,0 3.721 91,6 4.062 100,0
2 Bintan 101 3,0 6 0,2 82 2,5 167 5,0 356 10,7 114 3,4 2.139 64,5 708 21,3 0 0,0 0 0,0 2.961 89,3 3.317 100,0
3 Natuna 112 10,7 0 0,0 75 7,2 66 6,3 253 24,2 250 23,9 373 35,7 169 16,2 0 0,0 0 0,0 792 75,8 1.045 100,0
4 Lingga 3 0,5 0 0,0 9 1,6 9 1,6 21 3,7 9 1,6 370 65,7 163 29,0 0 0,0 0 0,0 542 96,3 563 100,0
5 Batam #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
6 Tanjungpinang 327 7,8 3 0,1 19 0,5 388 9,3 737 17,7 151 3,6 2.055 49,3 1.228 29,4 0 0,0 0 0,0 3.434 82,3 4.171 100,0
7 Kep. Anambas 6 1,2 0 0,0 3 0,6 12 2,5 21 4,4 7 1,5 365 75,7 89 18,5 0 0,0 0 0,0 461 95,6 482 100,0
JUMLAH (PROVINSI) 646 4,7 13 0,1 283 2,1 787 5,8 1.729 12,7 593 4,3 8.130 59,6 3.187 23,4 0 0,0 1 0,0 11.911 87,3 13.640 100,0
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KABUPATEN/KOTA
NON MKJP MKJP +
NON
MKJP
% MKJP
+ NON
MKJP
NOKABUPATEN/
KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
TABEL 36
JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KABUPATEN/KOTA
PESERTA KB BARU
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7
1 Karimun 43.505 4.062 9,3 31.538 72,5
2 Bintan 24.268 3.317 13,7 20.142 83,0
3 Natuna 13.822 1.045 7,6 10.481 75,8
4 Lingga 16.670 563 3,4 11.606 69,6
5 Batam 179.826 0 0,0 167.700 93,3
6 Tanjungpinang 39.919 4.171 10,4 29.363 73,6
7 Kep. Anambas 12.607 482 3,8 5.386 42,7
JUMLAH (PROVINSI) 330.617 13.640 4,1 276.216 83,5
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
PESERTA KB AKTIFJUMLAH PUSNO
KABUPATEN/
KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
TABEL 37
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Karimun 2.253 2.031 4.284 2.253 100,0 2.031 100,0 4.284 100,0 105 4,7 97 4,8 202 4,7
2 Bintan 1.539 1.575 3.114 1.539 100,0 1.575 100,0 3.114 100,0 4 0,3 0 0,0 4 0,1
3 Natuna 753 728 1.481 753 100,0 728 100,0 1.481 100,0 41 5,4 30 4,1 71 4,8
4 Lingga 818 787 1.605 818 100,0 787 100,0 1.605 100,0 32 3,9 43 5,5 75 4,7
5 Batam 14.784 13.141 27.925 14.784 100,0 13.141 100,0 27.925 100,0 128 0,9 116 0,9 244 0,9
6 Tanjungpinang 2.834 2.864 5.698 2.834 100,0 2.864 100,0 5.698 100,0 68 2,4 77 2,7 145 2,5
7 Kep. Anambas 491 432 923 491 100,0 432 100,0 923 100,0 14 2,9 21 4,9 35 3,8
JUMLAH (PROVINSI) 23.472 21.558 45.030 23.472 100,0 21.558 100,0 45.030 100,0 392 1,7 384 1,8 776 1,7
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
NOKABUPATEN/
KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
P LL + P L + P
BBLRJUMLAH LAHIR HIDUP
L
BAYI BARU LAHIR DITIMBANG
P
TABEL 38
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Karimun 2.136 2.003 4.139 2.244 105,1 2.025 101,1 4.269 103,1 2.136 100,0 1.936 96,7 4.072 98,4
2 Bintan 1.539 1.575 3.114 1.529 99,4 1.536 97,5 3.065 98,4 1.517 98,6 1.536 97,5 3.053 98,0
3 Natuna 811 770 1.581 751 92,6 727 94,4 1.478 93,5 730 90,0 725 94,2 1.455 92,0
4 Lingga 855 799 1.654 816 95,4 785 98,2 1.601 96,8 805 94,2 782 97,9 1.587 95,9
5 Batam 14.578 13.958 28.536 14.584 100,0 13.339 95,6 27.923 97,9 13.887 95,3 12.500 89,6 26.387 92,5
6 Tanjungpinang 3.242 3.119 6.361 2.787 86,0 2.833 90,8 5.620 88,4 2.710 83,6 2.754 88,3 5.464 85,9
7 Kep. Anambas 539 503 1.042 491 91,1 424 84,3 915 87,8 445 82,6 393 78,1 838 80,4
JUMLAH (PROVINSI) 23.700 22.727 46.427 23.202 97,9 21.669 95,3 44.871 96,6 22.230 93,8 20.626 90,8 42.856 92,3
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
NOKABUPATEN/
KOTAP L + P
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)
P L + PL
KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1)
LJUMLAH BAYI
TABEL 39
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Karimun 1.407 1.335 2.742 680 48,3 682 51,1 1.362 49,7
2 Bintan 1.321 1.282 2.603 588 44,5 587 45,8 1.175 45,1
3 Natuna 427 399 826 203 47,5 228 57,1 431 52,2
4 Lingga 850 855 1.705 314 36,9 327 38,2 641 37,6
5 Batam 14.578 13.958 28.536 5.734 39,3 5.677 40,7 11.411 40,0
6 Tanjungpinang 2.407 2.295 4.702 755 31,4 761 33,2 1.516 32,2
7 Kep. Anambas 539 503 1.042 227 42,1 198 39,4 425 40,8
JUMLAH (PROVINSI) 21.529 20.627 42.156 8.501 39,5 8.460 41,0 16.961 40,2
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
TAHUN 2014
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF
USIA 0-6 BULAN
L + P
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
NOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAH BAYI
L P
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TABEL 40
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Karimun 2.136 2.003 4.139 1.739 81,4 1.694 84,6 3.433 82,9
2 Bintan 1.511 1.544 3.055 1.311 86,8 1.340 86,8 2.651 86,8
3 Natuna 811 770 1.581 698 86,1 696 90,4 1.394 88,2
4 Lingga 855 799 1.654 743 86,9 740 92,6 1.483 89,7
5 Batam 14.578 13.958 28.536 8.876 60,9 8.288 59,4 17.164 60,1
6 Tanjungpinang 3.242 3.119 6.361 2.631 81,2 2.508 80,4 5.139 80,8
7 Kep. Anambas 539 503 1.042 466 86,5 387 76,9 853 81,9
JUMLAH (PROVINSI) 23.672 22.696 46.368 16.464 69,6 15.653 69 32.117 69,3
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
NOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAH BAYIPELAYANAN KESEHATAN BAYI
L P L + P
TABEL 41
1 2 3 4 5
1 Karimun 71 66 93,0
2 Bintan 51 51 100,0
3 Natuna 76 67 88,2
4 Lingga 81 47 58,0
5 Batam 64 60 93,8
6 Tanjungpinang 18 18 100,0
7 Kep. Anambas 54 48 88,9
JUMLAH (PROVINSI) 415 357 86,0
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KABUPATEN/KOTA
% DESA/KEL UCINOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAH
DESA/KELURAHANDESA/KEL UCI
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
TABEL 42
BAYI DIIMUNISASI
Hb < 7 hari BCG
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Karimun 2.253 2.031 4.284 2.000 88,77 1.768 87,05 3.768 87,96 2.016 89,48 1.890 93,06 3.906 91,18
2 Bintan 1.539 1.575 3.114 1.504 97,73 1.562 99,17 3.066 98,46 1.473 95,71 1.513 96,06 2.986 95,89
3 Natuna 811 770 1.581 654 80,64 657 85,32 1.311 82,92 731 90,14 709 92,08 1.440 91,08
4 Lingga 818 787 1.605 697 85,21 606 77,00 1.303 81,18 674 82,40 661 83,99 1.335 83,18
5 Batam 14.784 13.141 27.925 13.535 91,55 13.339 101,51 26.874 96,24 13.716 92,78 13.413 102,07 27.129 97,15
6 Tanjungpinang 2.834 2.864 5.698 2.737 96,58 2.756 96,23 5.493 96,40 2.922 103,11 2.858 99,79 5.780 101,44
7 Kep. Anambas 491 432 923 382 77,80 353 81,71 735 79,63 428 87,17 386 89,35 814 88,19
JUMLAH (PROVINSI) 23.530 21.600 45.130 21.509 91,41 21.041 97,41 42.550 94,28 21.960 93,33 21.430 99,21 43.390 96,14
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
L P L + P L P L + PNO
KABUPATEN/
KOTA
JUMLAH LAHIR HIDUP
TABEL 43
CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
BAYI DIIMUNISASI
DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 POLIO 4a CAMPAK IMUNISASI DASAR LENGKAP
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 Karimun 2.136 2.003 4.139 2.003 93,77 1.837 91,71 3.840 92,78 1.996 93,45 1.826 91,16 3.822 92,34 2.108 98,69 1.870 93,36 3.978 96,11 2.151 100,70 1.912 95,46 4.063 98,16
2 Bintan 1.511 1.544 3.055 1.477 97,75 1.470 95,21 2.947 96,46 1.477 97,75 1.470 95,21 2.947 96,46 1.445 95,63 1.504 97,41 2.949 96,53 1.444 95,57 1.502 97,28 2.946 96,43
3 Natuna 906 835 1.741 738 81,46 687 82,28 1.425 81,85 665 73,40 634 75,93 1.299 74,61 698 77,04 696 83,35 1.394 80,07 732 80,79 693 82,99 1.425 81,85
4 Lingga 855 799 1.654 617 72,16 583 72,97 1.200 72,55 661 77,31 615 76,97 1.276 77,15 1.086 127,02 1.049 131,29 2.135 129,08 1.087 127,13 1.053 131,79 2.140 129,38
5 Batam 14.578 13.990 28.568 13.461 92,34 13.314 95,17 26.775 93,72 13.433 92,15 13.302 95,08 26.735 93,58 13.317 91,35 13.358 95,48 26.675 93,37 13.222 90,70 13.299 95,06 26.521 92,83
6 Tanjungpinang 3.242 3.119 6.361 2.805 86,52 2.731 87,56 5.536 87,03 2.953 91,09 2.906 93,17 5.859 92,11 2.990 92,23 2.973 95,32 5.963 93,74 2.759 85,10 2.735 87,69 5.494 86,37
7 Kep. Anambas 492 455 947 579 117,68 550 120,88 1.129 119,22 547 111,18 508 111,65 1.055 111,40 445 90,45 416 91,43 861 90,92 431 87,60 404 88,79 835 88,17
JUMLAH (PROVINSI) 23.720 22.745 46.465 21.680 91,40 21.172 93,08 42.852 92,22 21.732 91,62 21.261 93,48 42.993 92,53 22.089 93,12 21.866 96,14 43.955 94,60 21.826 92,02 21.598 94,96 43.424 93,46
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
P L + P L P L + P LLNO
KABUPATEN/
KOTA
JUMLAH BAYI
(SURVIVING INFANT)L P L + P P L + P
TABEL 44
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
L P L+P SƷ % S % S % L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 Karimun 2.136 2.003 4.139 2.189 102,48 2.078 103,74 4.267 103,09 8.518 7.971 16.489 7.515 88,22 7.088 88,92 14.603 88,56 10.654 9.974 20.628 9.704 91,08 9.166 91,90 18.870 91,48
2 Bintan 1.511 1.544 3.055 1.458 96,49 1.435 92,94 2.893 94,70 5.424 5.328 10.752 5.075 93,57 4.907 92,10 9.982 92,84 6.935 6.872 13.807 6.882 99,24 6.342 92,29 13.224 95,78
3 Natuna 798 825 1.623 728 91,23 739 89,58 1.467 90,39 4.315 4.095 8.410 2.904 67,30 2.767 67,57 5.671 67,43 5.113 4.920 10.033 3.632 71,03 3.506 71,26 7.138 71,15
4 Lingga 874 820 1.694 827 94,62 764 93,17 1.591 93,92 5.029 4.707 9.736 4.059 80,71 3.968 84,30 8.027 82,45 5.903 5.527 11.430 4.886 82,77 4.732 85,62 9.618 84,15
5 Batam 14.577 13.958 28.535 11.837 81,20 11.152 79,90 22.989 80,56 59.708 57.138 116.846 44.489 74,51 43.111 75,45 87.600 74,97 74.285 71.128 145.413 56.326 75,82 54.263 76,29 110.589 76,05
6 Tanjungpinang 3.242 3.119 6.361 2.469 76,16 2.427 77,81 4.896 76,97 11.396 10.965 22.361 8.122 71,27 7.908 72,12 16.030 71,69 14.638 14.084 28.722 10.591 72,35 10.335 73,38 20.926 72,86
7 Kep. Anambas 539 503 1.042 413 76,62 447 88,87 860 82,53 3.049 2.845 5.894 2.408 78,98 2.690 94,55 5.098 86,49 3.588 3.348 6.936 2.821 78,62 3.137 93,70 5.958 85,90
JUMLAH (PROVINSI) 23.677 22.772 46.449 19.921 84,14 19.042 83,62 38.963 83,88 97.439 93.049 190.488 74.572 76,53 72.439 77,85 147.011 77,18 121.116 115.853 236.969 94.842 78,31 91.481 78,96 186.323 78,63
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
L PL + P
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
MENDAPAT VIT ANO
KABUPATEN/
KOTA L + PJUMLAH BAYI
PL
MENDAPAT VIT A
L + PJUMLAH JUMLAH
P
MENDAPAT VIT A
L
TABEL 45
JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Karimun 4.114 3.866 7.980 3.374 3.175 6.549 82,01 82,13 82,07 57 1,7 28 0,9 85 1,3
2 Bintan 3.470 3.421 6.891 2.951 2.900 5.851 85,04 84,77 84,91 22 0,7 9 0,3 31 0,5
3 Natuna 2.351 2.203 4.554 1.015 996 2.011 43,17 45,21 44,16 32 3,2 17 1,7 49 2,4
4 Lingga 2.113 1.982 4.095 1.698 1.529 3.227 80,36 77,14 78,80 23 1,4 22 1,4 45 1,4
5 Batam 29.451 29.021 58.472 18.229 17.850 36.079 61,90 61,51 61,70 30 0,2 30 0,2 60 0,2
6 Tanjungpinang 6.088 5.860 11.948 4.345 4.297 8.642 71,37 73,33 72,33 14 0,3 18 0,4 32 0,4
7 Kep. Anambas 3.049 2.843 5.892 2.300 2.122 4.422 75,43 74,64 75,05 7 0,3 3 0,1 10 0,2
JUMLAH (KAB/KOTA) 50.636 49.196 99.832 33.912 32.869 66.781 66,97 66,81 66,89 185 0,5 127 0,4 312 0,5
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
P L+PNO
KABUPATEN/
KOTA
ANAK 0-23 BULAN (BADUTA)
JUMLAH BADUTA
DILAPORKAN (S)
DITIMBANG BGM
JUMLAH (D) % (D/S) L
TABEL 46
ANAK BALITA (12-59 BULAN)
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Karimun 8.518 7.971 16.489 4.834 56,8 4.343 54,5 9.177 55,7
2 Bintan 5.424 5.328 10.752 4.493 82,8 4.460 83,7 8.953 83,3
3 Natuna 4.327 4.085 8.412 3.960 91,5 3.727 91,2 7.687 91,4
4 Lingga 5.029 4.707 9.736 62 1,2 69 1,5 131 1,3
5 Batam 59.708 57.169 116.877 15.573 26,1 14.291 25,0 29.864 25,6
6 Tanjungpinang 11.396 10.965 22.361 7.772 68,2 7.592 69,2 15.364 68,7
7 Kep. Anambas 2.510 2.338 4.848 1.470 58,6 1.483 63,4 2.953 60,9
JUMLAH (KAB/KOTA) 96.912 92.563 189.475 38.164 39,4 35.965 38,9 74.129 39,1
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
NOKABUPATEN/
KOTAJUMLAH
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
L P L + P
TABEL 47
JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Karimun 10.654 9.974 20.628 7.756 7.375 15.131 72,8 73,9 73,4 76 1,0 55 0,7 131 0,9
2 Bintan 6.976 6.831 13.807 5.805 5.744 11.549 83,2 84,1 83,6 29 0,5 20 0,3 49 0,4
3 Natuna 5.077 4.770 9.847 2.231 2.143 4.374 43,9 44,9 44,4 44 2,0 36 1,7 80 1,8
4 Lingga 5.884 5.522 11.406 4.272 3.937 8.209 72,6 71,3 72,0 44 1,0 38 1,0 82 1,0
5 Batam 74.285 71.128 145.413 40.048 39.022 79.070 53,9 54,9 54,4 53 0,1 60 0,2 113 0,1
6 Tanjungpinang 14.634 14.085 28.719 8.779 8.637 17.416 60,0 61,3 60,6 37 0,4 25 0,3 62 0,4
7 Kep. Anambas 6.098 5.688 11.786 4.493 4.164 8.657 73,7 73,2 73,5 15 0,3 12 0,3 27 0,3
JUMLAH (PROVINSI) 123.608 117.998 241.606 73.384 71.022 144.406 59,4 60 59,8 298 0,4 246 0,3 544 0,4
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
DITIMBANG
JUMLAH (D) % (D/S)
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
NOKABUPATEN/
KOTAJUMLAH BALITA DILAPORKAN (S)
BALITA
L+P
BGM
L P
TABEL 48
CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN
KASUS BALITA GIZI BURUK
L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Karimun 18 7 25 18 100,0 7 100,0 25 100,0
2 Bintan 15 10 25 15 100,0 10 100,0 25 100,0
3 Natuna 16 4 20 16 100,0 4 100,0 20 100,0
4 Lingga 38 21 59 38 100,0 21 100,0 59 100,0
5 Batam 104 92 196 104 100,0 92 100,0 196 100,0
6 Tanjungpinang 15 14 29 13 86,7 16 114,3 29 100,0
7 Kep. Anambas - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!
JUMLAH (PROVINSI) 206 148 354 204 99,0 150 101,4 354 100,0
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
P L + P
MENDAPAT PERAWATANNO
KABUPATEN/
KOTA LJUMLAH DITEMUKAN
TABEL 49
MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Karimun 2.702 2.595 5.297 2.671 98,85 2.398 92,41 5.069 95,70 148 148 100,00
2 Bintan 1.813 1.733 3.546 1.813 100,00 1.733 100,00 3.546 100,00 108 108 100,00
3 Natuna 955 855 1.810 864 90,47 790 92,40 1.654 91,38 81 81 100,00
4 Lingga 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0!
5 Batam 12467 12217 24.684 12.135 97,34 11.749 96,17 23.884 96,76 351 349 99,43
6 Tanjungpinang 2.277 2.120 4.397 2.155 94,64 2.005 94,58 4.160 94,61 72 72 100,00
7 Kep. Anambas 561 539 1.100 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 #DIV/0!
#DIV/0!
JUMLAH (PROVINSI) 20.775 20.059 40.834 19.638 94,53 18.675 93,10 38.313 93,83 760 758 #DIV/0!
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 94,53 93,10 93,83
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
NOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAHMENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)
L P L + P
SD DAN SETINGKAT
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
JUMLAH
MENDAPAT
PELAYANAN
KESEHATAN
(PENJARINGAN)
%
TABEL 50
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
TUMPATAN GIGI TETAPPENCABUTAN GIGI
TETAP
RASIO TUMPATAN/
PENCABUTAN1 2 3 4 5
1 Karimun 66 2.345 0,03
2 Bintan 1.057 3.041 0,35
3 Natuna 859 935 0,92
4 Lingga #DIV/0!
5 Batam 2.427 7.129 0,34
6 Tanjungpinang 517 3.328 0,16
7 Kep. Anambas 113 977 0,12
JUMLAH (PROVINSI) 5.039 17.755 0,28
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KABUPATEN/KOTA
NOKABUPATEN/
KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
TABEL 51
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
L P L + P L % P % L + P % L P L + P L % P % L + P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 Karimun 148 54 36,5 42 28,4 13.021 14.103 27.124 1.437 11,0 1.353 9,6 2.790 10,3 492 422 914 233 47,4 196 46,4 429 46,9
2 Bintan 108 38 35,2 108 100,0 10.899 10.265 21.164 10.275 94,3 9.722 94,7 19.997 94,5 1.828 2.090 3.918 326 17,8 270 12,9 596 15,2
3 Natuna 81 3 3,7 81 100,0 5.298 4.964 10.262 846 16,0 790 15,9 1.636 15,9 391 394 785 391 100,0 394 100,0 785 100,0
4 Lingga 140 140 100,0 139 99,3 1.085 1.000 2.085 1.067 98,3 980 98,0 2.047 98,2 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
5 Batam 240 85 35,4 297 123,8 52.337 50.631 102.968 12.523 23,9 12.599 24,9 25.122 24,4 4.440 4.559 8.999 1.793 40,4 1.984 43,5 3.777 42,0
6 Tanjungpinang 72 59 81,9 72 100,0 9.304 10.699 20.003 3.542 38,1 3.295 30,8 6.837 34,2 1.228 1.153 2.381 170 13,8 168 14,6 338 14,2
7 Kep. Anambas 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
JUMLAH (PROVINSI) 789 379 48,0 739 93,7 91.944 91.662 183.606 29.690 32,3 28.739 31,4 58.429 31,8 8.379 8.618 16.997 2.913 34,8 3.012 35,0 5.925 34,9
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
MENDAPAT PERAWATANNO
KABUPATEN/
KOTA
JUMLAH MURID SD/MI
UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH
JUMLAH
SD/MI
JUMLAH
SD/MI DGN
SIKAT GIGI
MASSAL
JUMLAH
SD/MI
MENDAPAT
YAN. GIGI
% %
MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN
TABEL 52
L P L+P L % P % L+P %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Karimun 10.517 10.363 20.880 1.190 11,32 1.898 18,32 3.088 14,79
2 Bintan 4.832 4.315 9.147 3.101 64,18 3.305 76,59 6.406 70,03
3 Natuna 2.840 2.723 5.563 236 8,31 420 15,42 656 11,79
4 Lingga 3.890 3.639 7.529 244 6,27 782 21,49 1.026 13,63
5 Batam 12.816 12.271 25.087 8.310 64,84 10.128 82,54 18.438 73,50
6 Tanjungpinang 7.909 7.611 15.520 6.864 86,79 7.137 93,77 14.001 90,21
7 Kep. Anambas 1.759 1.640 3.399 1.357 77,15 1.279 77,99 2.636 77,55
JUMLAH (PROVINSI) 44.563 42.562 87.125 21.302 47,80 24.949 58,62 46.251 53,09
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
USILA (60TAHUN+)
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
NOKABUPATEN/
KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
TABEL 53
%
L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Karimun 1. Jaminan Kesehatan Nasional 54.397 52.244 106.641 45,39 46,47 45,91
1.1.Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 23.209 22.290 45.499 19,37 19,83 19,59
1.2.PBI APBD 0 0 0 0,00 0,00 0,00
1.3.Pekerja penerima upah (PPU)
1.4.Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri
1.5.Bukan pekerja (BP)
Total Non PBI 21.807 20.458 42.265 18,20 18,20 18,20
2. Jamkesda 2.183 3.212 5.395 1,82 2,86 2,32
3. Asuransi Swasta 0 0 0 0,00 0,00 0,00
4. Asuransi Perusahaan 0 0 0 0,00 0,00 0,00
56.580 55.456 112.036 47,21 49,33 48,23
2 Bintan 1. Jaminan Kesehatan Nasional 15.683 14.667 30.350 21,63 21,64 21,64
1.1.Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 15.072 14.138 29.210 20,79 20,86 20,82
1.2.PBI APBD 611 529 1.140 0,84 0,78 0,81
1.3.Pekerja penerima upah (PPU) 0 0 0 0,00 0,00 0,00
1.4.Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri 0 0 0 0,00 0,00 0,00
1.5.Bukan pekerja (BP) 0 0 0 0,00 0,00 0,00
2. Jamkesda 16.565 14.111 30.676 22,85 20,82 21,87
3. Asuransi Swasta 0 0 0 0,00 0,00 0,00
4. Asuransi Perusahaan 0 0 0 0,00 0,00 0,00
32.248 28.778 61.026 44,48 42,47 3,10
CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT JENIS JAMINAN, KABUPATEN/KOTA
NO JENIS JAMINAN KESEHATAN
PESERTA JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
JUMLAH
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
KABUPATEN/
KOTA
JUMLAH
JUMLAH
26,3231.188 29.954 61.142 26,02 26,64
3 Natuna 1. Jaminan Kesehatan Nasional 9.111 8.570 17.681 24,11 24,02 24,06
1.1.Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 4.439 4.176 8.615 11,75 11,70 11,73
1.2.PBI APBD 0 0 0 0,00 0,00 0,00
1.3.Pekerja penerima upah (PPU) 4.341 4.083 8.424 11,49 11,44 11,47
1.4.Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri 55 52 107 0,15 0,15 0,15
1.5.Bukan pekerja (BP) 276 259 535 0,73 0,73 0,73
2. Jamkesda 23.914 22.478 46.392 63,28 62,99 63,14
3. Asuransi Swasta 0 0 0 0,00 0,00 0,00
4. Asuransi Perusahaan 0 0 0 0,00 0,00 0,00
33.025 31.048 64.073 87,40 87,01 87,21
4 Lingga 1. Jaminan Kesehatan Nasional 0 0,00 0,00 0,00
1.1.Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 0 0,00 0,00 0,00
1.2.PBI APBD 0 0,00 0,00 0,00
1.3.Pekerja penerima upah (PPU) 0 0,00 0,00 0,00
1.4.Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri 0 0,00 0,00 0,00
1.5.Bukan pekerja (BP) 0 0,00 0,00 0,00
2. Jamkesda 0 0,00 0,00 0,00
3. Asuransi Swasta 0 0,00 0,00 0,00
4. Asuransi Perusahaan 0 0,00 0,00 0,00
0 0 0 0,00 0,00 0,00
5 Batam 1. Jaminan Kesehatan Nasional 796.890 0,00 0,00 70,19
1.1.Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 181.071 0,00 0,00 9,19
1.2.PBI APBD 48.862 0,00 0,00 2,48
1.3.Pekerja penerima upah (PPU) 417.396 0,00 0,00 21,19
1.4.Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri 147.062 0,00 0,00 7,47
1.5.Bukan pekerja (BP) 2.499 0,00 0,00 0,13
2. Jamkesda 0 0,00 0,00 0,00
3. Asuransi Swasta 0 0,00 0,00 0,00
4. Asuransi Perusahaan 0 0,00 0,00 0,00
0 0 0 0,00 0,00 0,00
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
6 Tanjungpinang 1. Jaminan Kesehatan Nasional 64.399 61.932 126.331 52,45 52,41 52,43
1.1.Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 19.973 18.969 38.942 16,27 16,05 16,16
1.2.PBI APBD 7.210 7.766 14.976 5,87 6,57 0,76
1.3.Pekerja penerima upah (PPU) 28.726 25.743 54.469 2,82 2,71 22,61
1.4.Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri 6.233 6.370 12.603 5,08 5,39 5,23
1.5.Bukan pekerja (BP) 2.257 3.084 5.341 1,84 2,61 2,22
2. Jamkesda 0 0 0 0,00 0,00 0,00
3. Asuransi Swasta 0 0 0 0,00 0,00 0,00
4. Asuransi Perusahaan 0 0 0 0,00 0,00 0,00
64.399 61.932 126.331 52,45 52,41 52,43
7 Kep. Anambas 1. Jaminan Kesehatan Nasional 10.230 0,00 0,00 21,99
1.1.Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 5.573 0,00 0,00 11,98
1.2.PBI APBD 0 0,00 0,00 0,00
1.3.Pekerja penerima upah (PPU) 4.526 0,00 0,00 0,23
1.4.Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri 51 0,00 0,00 0,11
1.5.Bukan pekerja (BP) 80 0,00 0,00 0,17
2. Jamkesda 26.068 0,00 0,00 56,04
3. Asuransi Swasta 0 0,00 0,00 0,00
4. Asuransi Perusahaan 0 0,00 0,00 0,00
0 0 36.298 0,00 0,00 78,03JUMLAH
JUMLAH
8 Provinsi 1. Jaminan Kesehatan Nasional 143.590 137.413 1.088.123 14,08 14,48 55,25
1.1.Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 62.693 59.573 308.910 6,15 6,28 15,69
1.2.PBI APBD 7.821 8.295 64.978 0,77 0,87 3,30
1.3.Pekerja penerima upah (PPU) 64.255 59.780 545.957 6,30 6,30 27,72
1.4.Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri 6.288 6.422 159.823 0,62 0,68 8,12
1.5.Bukan pekerja (BP) 2.533 3.343 8.455 0,25 0,35 0,43
2. Jamkesda 62.286 57.047 145.401 6,11 6,01 7,38
3. Asuransi Swasta 2.183 3.212 5.395 0,21 0,34 0,27
4. Asuransi Perusahaan 0 0 0 0,00 0,00 0,00
JUMLAH (PROVINSI) 208.059 197.672 1.238.919 20,39 20,82 62,91
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
Tabel 54
JUMLAH KUNJUNGAN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Puskesmas 57.505 73.270 130.775 1.331 2.119 3.450 306 149 455
RS 38.421 46.291 84.712 5.068 6.456 11.524 164 122 286
Sarana Yankes lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0
95.926 119.561 215.487 6.399 8.575 14.974 470 271 741
114.922 110.376 225.298 114.922 110.376 225.298
83,47 108,32 95,65 5,57 7,77 6,65
Puskesmas 55.723 66.740 122.463 316 459 775 194 82 276
RS 8.664 9.949 18.613 1.860 2.526 4.386 44 35 79
Sarana Yankes lainnya 27.054 32.843 59.897 260 251 511 0 0 0
91.441 109.532 200.973 2.436 3.236 5.672 238 117 355
72.939 68.476 141.415 72.939 68.476 141.415
125,37 159,96 142,12 3,34 4,73 4,01
Puskesmas 27.262 39.863 67.125 421 359 780 715 371 1.086
RS 10.096 13.892 23.988 1.903 1.903 3.806 0 0 0
Sarana Yankes lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0
37.358 53.755 91.113 2.324 2.262 4.586 715 371 1.086
38.410 36.125 74.535 38.410 36.125 74.535
97,26 148,80 122,24 6,05 6,26 6,15
Puskesmas 0 0 0
RS 0 0 0
Sarana Yankes lainnya 0 0 0
NO. KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
UNIT KERJA
KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
1 KARIMUN
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA
CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
2 BINTAN
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA
CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
3 NATUNA
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA
CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
4 LINGGA
0 0 0 0 0 0 0 0 0
51.880 48.605 100.485 51.880 48.605 100.485
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Puskesmas 0 0 0
RS 0 0 0
Sarana Yankes lainnya 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
607.400 581.585 1.188.985 607.400 549.338 1.156.738
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Puskesmas 88.930 117.813 206.743 90 355 445 222 187 409
RS 11.496 12.217 51.831 16.861 20.052 36.913 2.459 1.799 4.258
Sarana Yankes lainnya 2.034 1.666 3.700 0 0 0 0 0 0
102.460 131.696 262.274 16.951 20.407 37.358 2.681 1.986 4.667
128.096 123.388 251.484 128.096 123.388 251.484
79,99 106,73 104,29 13,23 16,54 14,86
Puskesmas 24.921 26.711 51.632 812 820 1.632 282 182 464
RS 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sarana Yankes lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24.921 26.711 51.632 812 820 1.632 282 182 464
23.457 21.869 45.326 23.457 21.869 45.326
106,24 122,14 113,91 3,46 3,75 3,60
Puskesmas 254.341 324.397 578.738 2.970 4.112 7.082 1.719 971 2.690
RS 68.677 82.349 151.026 25.692 30.937 56.629 2.667 1.956 4.623
Sarana Yankes lainnya 29.088 34.509 63.597 260 251 511 0 0 0
352.106 441.255 793.361 28.922 35.300 64.222 4.386 2.927 7.313
1.027.934 966.290 1.994.224 1.027.934 966.290 1.994.224
34,3 45,7 39,8 2,8 3,7 3,2
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA
CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
5 BATAM
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA
CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
6 TANJUNGPINANG
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA
7 KEP. ANAMBAS
JUMLAH (PROVINSI)
JUMLAH PENDUDUK PROVINSI
CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA
CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
8 TOTAL
TABEL 55
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 RSUD Karimun 150 3.263 3.798 7.061 166 133 299 118 83 201 50,9 35,0 42,3 36,2 21,9 28,5
2 RS Bakti Timah Karimun 62 2.291 2.200 4.491 15 15 30 5 8 13 6,5 6,8 6,7 2,2 3,6 2,9
3 RSUD Bintan 35 682 1.032 1.714 31 17 48 9 8 17 45,5 16,5 28,0 13,2 7,8 9,9
4 RSUP Kepri - Busung 92 1.126 1.367 2.493 25 29 54 8 13 21 22,2 21,2 21,7 7,1 9,5 8,4
5 RSUD Natuna 94 2.089 2.509 4.598 55 34 89 23 35 58 26,3 13,6 19,4 11,0 13,9 12,6
6 RS TNI AU - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
7 RSUD Dabo - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
8 RSL Lingga - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
9 RS Lapangan Palmatak 27 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
10 RS Bergerak Jemaja 9 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
11 RSUD Kota Tanjungpinang 148 3.330 4.671 8.001 168 140 308 168 140 308 50,5 30,0 38,5 50,5 30,0 38,5
12 RUMKITAL Dr. Midiyanto Suratani 165 3.826 2.860 6.686 148 96 244 148 96 244 38,7 33,6 36,5 38,7 33,6 36,5
13 RSUD Provinsi Kepri 237 2.273 2.705 4.978 105 115 220 105 115 220 46,2 42,5 44,2 46,2 42,5 44,2
14 RSUD Embung Fatimah - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
15 RS Badan Pengawasan Batam / RSOB - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
16 RS Awal Bross - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
17 RSBK - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
18 RS harapan Bunda - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
19 RS ST Elizabeth - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
20 RS Chamatya Sahida - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
21 RS Permata Hati - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
22 Rs Charis Medika - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
23 RS Graha Hermine - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
24 RS Kasih Sayang Ibu - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
25 Mutiara Aini - - - - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
26 RS Frisdy Anggel - - - - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
27 Rumkit Ban 01.08.03 - - -
28 RS Grya Medika - - - - - - - - -
1.019 18.880 21.142 40.022 713 579 1.292 584 498 1.082 3,8 2,7 3,2 3,1 2,4 2,7
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
JUMLAH
TEMPAT TIDUR
ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
KABUPATEN/KOTA
GDR NDRPASIEN KELUAR MATI PASIEN KELUAR
(HIDUP + MATI)
PASIEN KELUAR MATI
≥ 48 JAM DIRAWATNO NAMA RUMAH SAKITa
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
TABEL 56
INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
NO NAMA RUMAH SAKITa JUMLAH
TEMPAT TIDUR
PASIEN KELUAR
(HIDUP + MATI)
JUMLAH HARI
PERAWATAN
JUMLAH LAMA
DIRAWATBOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 RSUD Karimun 150 7.061 41.905 34.904 76,54 47,07 1,82 4,94
2 RS Bakti Timah Karimun 62 4.491 15.992 10.101 70,67 72,44 1,48 2,25
3 RSUD Bintan 35 1.714 6.768 5.237 52,98 48,97 3,50 3,06
4 RSUP Kepri - Busung 92 2.493 3.323 3.366 9,90 27,10 12,14 1,35
5 RSUD Natuna 94 4.598 14.175 11.396 41,31 48,91 4,38 2,48
6 RS TNI AU 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
7 RSUD Dabo 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
8 RSL Lingga 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
9 RS Lapangan Palmatak 27 - 0,00 0,00 #DIV/0! #DIV/0!
10 RS Bergerak Jemaja 9 - 0,00 0,00 #DIV/0! #DIV/0!
11 RSUD Kota Tanjungpinang 148 8.001 29.778 31.241 55,12 54,06 3,03 3,90
12 RUMKITAL Dr. Midiyanto Suratani 165 6.686 24.592 24.592 40,83 40,52 5,33 3,68
13 RSUD Provinsi Kepri 237 4.978 17.867 17.667 20,65 21,00 13,79 3,55
14 RSUD Embung Fatimah 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
15 RS Badan Pengawasan Batam / RSOB 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
16 RS Awal Bross 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
17 RSBK 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
18 RS harapan Bunda 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
19 RS ST Elizabeth 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
20 RS Chamatya Sahida 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
21 RS Permata Hati 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
22 Rs Charis Medika 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
23 RS Graha Hermine 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
24 RS Kasih Sayang Ibu 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
25 Mutiara Aini 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
26 RS Frisdy Anggel 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
27 Rumkit Ban 01.08.03 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
28 RS Grya Medika 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
1019 40022 154.400 41,5 39,27576055 5,4 0,0
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
JUMLAHJUMLAH DIPANTAU
% DIPANTAUJUMLAH
BER- PHBS % BER- PHBS
1 2 3 4 5 6 7
1 Karimun 68.055 44.503 65,4 15.855 35,63
2 Bintan 39.340 29.548 75,1 15.862 53,68
3 Natuna 20.027 15.478 77,3 3.106 20,07
4 Lingga 25.356 22.877 90,2 7.849 34,31
5 Batam 428.787 - - - #DIV/0!
6 Tanjungpinang 55.709 41.574 74,6 21.273 51,17
7 Kep. Anambas 12.760 5.857 45,9 1.091 18,63
JUMLAH (PROVINSI) 650.034 159.837 24,6 65.036 40,69
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
RUMAH TANGGA
TABEL 57
NOKABUPATEN/
KOTA
PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Karimun 65.895 30.629 46,48 35.266 16.608 47,09 13.330 80,26 43.959 66,71
2 Bintan 37.151 27.869 75,02 9.282 6.278 67,64 4.148 66,07 32.017 86,18
3 Natuna 18.676 5.789 31,00 12.887 7.569 58,73 713 9,42 6.502 34,81
4 Lingga 23.843 8.106 34,00 15.737 3.546 22,53 953 26,88 9.059 37,99
5 Batam 405.938 234.639 57,80 25.256 9.975 39,50 7.205 72,23 241.844 59,58
6 Tanjungpinang 50.460 14.035 27,81 36.187 16.659 46,04 13.195 79,21 27.230 53,96
7 Kep. Anambas 11.479 2.014 17,55 9.465 2.705 28,58 712 26,32 2.726 23,75
JUMLAH (PROVINSI) 613.442 323.081 52,67 144.080 63.340 43,96 40256 63,56 363.337 59,23
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
TABEL 58
RUMAH MEMENUHI SYARAT
(RUMAH SEHAT)
PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KABUPATEN/KOTA
RUMAH MEMENUHI SYARAT
(RUMAH SEHAT)JUMLAH
RUMAH YANG
BELUM
MEMENUHI
SYARAT
RUMAH DIBINARUMAH DIBINA MEMENUHI
SYARAT
2015
NOKABUPATEN/
KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
JUMLAH
SELURUH
RUMAH
2014
TABEL 59
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
1 Karimun 225.298 13.858 57.361 9.837 46.546 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 212 1 180 452 2.160 357 2.145 36 11.787 30 11.000 59.871 26,57
2 Bintan 141.415 19.481 95.524 21.630 93.003 251 1.516 243 1.495 66 278 56 252 3 518 3 518 90 420 84 198 2 2 0 0 28 25.559 23 23.822 119.288 84,35
3 Natuna 74.535 3.013 17.042 1.853 13.737 204 812 204 812 59 177 36 118 0 0 0 0 1.094 4.031 1.059 3.934 127 418 71 260 1.476 6.751 1.395 6.344 25.205 33,82
4 Lingga 100.448 4.073 16.656 3.926 16.002 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 573 1.897 573 1.897 7.722 28.629 7.722 27.997 45.896 45,69
5 Batam 1.188.985 912 14.927 906 14.922 81 525 81 81 555 310 30 30 2 464 2 0 0 0 0 0 2.805 21.695 2.800 2.965 179.245 909.915 179.774 909.901 927.899 78,04
6 Tanjungpinang 251.484 10.980 46.749 10.842 46.415 0 0 0 0 0 0 0 0 29 116 29 116 0 0 0 0 88 350 87 384 4.604 19.583 4.655 19.583 66.462 26,43
7 Kep. Anambas 45.326 379 7.285 676 3.732 2 362 2 362 0 0 0 0 12 1.037 12 1.037 16 1.764 991 1.679 0 0 0 0 392 8.321 392 8.321 15.131 33,38
JUMLAH (PROVINSI) 2.027.491 52.696 ###### 49.670 ###### 538 3.215 530 2.750 680 765 122 400 46 2.135 46 1.671 1.201 6.427 2.135 5.991 4.047 26.522 3.888 7.651 193.503 1.010.545 193.991 1.006.968 1.259.752 62,13
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KABUPATEN/KOTA
KABUPATEN/
KOTAPENDUDUK
TERMINAL AIR
PENDUDUK YANG
MEMILIKI AKSES AIR
MINUM
JU
MLA
H
%
BUKAN JARINGAN PERPIPAAN
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H S
AR
AN
A MEMENUHI
SYARAT
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H S
AR
AN
A MEMENUHI
SYARAT
MEMENUHI
SYARAT
MEMENUHI
SYARAT
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
SUMUR GALI TERLINDUNG SUMUR GALI DENGAN POMPA SUMUR BOR DENGAN POMPA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H S
AR
AN
A
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
MEMENUHI SYARAT
PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM)
JU
MLA
H S
AR
AN
A MEMENUHI
SYARAT
PENAMPUNGAN AIR HUJAN
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H S
AR
AN
A
NO
MEMENUHI
SYARAT
JU
MLA
H S
AR
AN
A
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H S
AR
AN
A
MATA AIR TERLINDUNG
TABEL 60
JUMLAH %
1 2 3 4 6 7
1 Karimun 0 0 0 #DIV/0!
2 Bintan 100 79 77 97,47
3 Natuna 63 30 12 40,00
4 Lingga 3 3 3 100,00
5 Batam 701 209 142 67,94
6 Tanjungpinang 141 463 259 55,94
7 Kep. Anambas 34 27 20 74,07
JUMLAH (PROVINSI) 1042 811 513 63,26
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
MEMENUHI SYARAT
(FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA)NOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAH
PENYELENGGARA
AIR MINUM
PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
JUMLAH SAMPEL
DIPERIKSA
YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KABUPATEN/KOTA
TABEL 61
JU
ML
AH
SA
RA
NA
JU
ML
AH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
% P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
JU
ML
AH
SA
RA
NA
JU
ML
AH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
% P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
JU
ML
AH
SA
RA
NA
JU
ML
AH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
% P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
JU
ML
AH
SA
RA
NA
JU
ML
AH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
% P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18,00 19 20 21 22 23 24 25
1 Karimun 225.298 513 2.868 358 2.128 74,20 33.103 116.184 26.943 93.321 80,32 71 304 23 110 36,18 1.243 4.654 975 2.703 58,08 98.262 43,6
2 Bintan 141.415 1.097 4.335 963 3.709 85,56 30.128 99.811 28.853 92.948 93,12 3.476 13.816 2.936 11.230 81,28 2.899 12.020 86 344 2,86 108.231 76,5
3 Natuna 74.535 4 15 2 15 100,00 5.299 18.100 3.979 15.250 84,25 275 1.355 79 380 28,04 3.109 8.770 382 1.283 14,63 16.928 22,7
4 Lingga 100.448 0 0 0 0 #DIV/0! 13.925 51.478 13.856 51.307 99,67 2.019 8.012 0 0 0,00 9.275 32.975 0 0 0,00 51.307 51,1
5 Batam 1.188.985 6 99 6 99 100,00 281.489 1.048.057 264.856 978.422 93,36 64 0 0 0 #DIV/0! 11.133 43.538 0 0 0,00 978.521 82,3
6 Tanjungpinang 251.484 124 485 124 485 100,00 14.206 61.887 12.137 60.990 98,55 16 65 0 0 0,00 1.223 5.074 284 1.392 27,43 62.867 25,0
7 Kep. Anambas 45.326 15 1.041 36 1.041 100,00 3.748 15.320 1.166 4.375 28,56 452 2.507 410 2.360 94,14 3.140 10.297 1.280 4.354 42,28 12.130 26,8
JUMLAH (PROVINSI) 2.027.491 1.759 8.843 1.489 7.477 84,55 381.898 1.410.837 351.790 ###### 91,90 6.373 26.059 3.448 14.080 54,03 32.022 ##### 3.007 10.076 8,59 1.328.246 65,5
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
JU
ML
AH
SA
RA
NA
KOMUNAL LEHER ANGSA PLENGSENGANJU
ML
AH
PE
ND
UD
UK MEMENUHI SYARAT
JU
ML
AH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
MEMENUHI SYARAT
NO
CEMPLUNG
PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN PER KABUPATEN/KOTA
JU
ML
AH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
ML
AH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
ML
AH
SA
RA
NA MEMENUHI SYARAT
JENIS SARANA JAMBAN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
PENDUDUK DENGAN
AKSES SANITASI LAYAK
JU
ML
AH
SA
RA
NA MEMENUHI SYARAT
JU
ML
AH
SA
RA
NA
JU
ML
AH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NAKABUPATEN/
KOTA
TABEL 62
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Karimun 71 19 26,76 6 31,58 0 0,00
2 Bintan 51 51 100,00 1 1,96 18 35,29
3 Natuna 76 47 61,84 2 4,26 2 4,26
4 Lingga 81 45 55,56 0 0,00 8 17,78
5 Batam 64 24 37,50 10 41,67 10 41,67
6 Tanjungpinang 18 10 55,56 0 0,00 0 0,00
7 Kep. Anambas 54 19 35,19 19 100,00 0 0,00
JUMLAH (PROVINSI) 415 215 51,81 38 17,67 38 17,67
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
JUMLAH DESA
DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
KABUPATEN/
KOTA DESA STOP BABS
(SBS)NO DESA MELAKSANAKAN
STBM
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)
DESA STBM
TABEL 63
SD
SL
TP
SL
TA
JU
ML
AH
PU
SK
ES
MA
S
RU
MA
H
SA
KIT
UM
UM
JU
ML
AH
BIN
TA
NG
NO
N
BIN
TA
NG
JU
ML
AH
JU
ML
AH
%
JU
ML
AH
%
JU
ML
AH
%
JU
ML
AH
%
JU
ML
AH
%
JU
ML
AH
%
JU
ML
AH
%
JU
ML
AH
%
JU
ML
AH
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Karimun 145 60 31 236 120 2 122 8 32 40 398 112 77,2 51 85,0 23 74,2 186 78,8 71 59,2 0 0,00 3 37,5 21 65,6 281 70,6
2 Bintan 108 31 20 159 14 2 16 8 21 29 204 108 100,0 30 96,8 14 70,0 152 95,6 15 107,1 2 100,0 8 100,0 12 57,1 189 92,6
3 Natuna 81 35 24 140 13 1 14 0 30 30 184 44 54,3 15 42,9 14 58,3 73 52,1 8 61,5 0 0,00 0 0,00 9 30,0 90 48,9
4 Lingga 137 37 19 193 8 2 10 0 15 15 436 62 45,3 25 67,6 18 94,7 105 54,4 8 100,0 2 100,0 0 #DIV/0! 11 73,3 126 28,9
5 Batam 354 132 97 583 17 17 34 42 158 200 817 194 54,8 72 54,5 56 57,7 322 55,2 17 100,0 11 64,7 30 71,4 20 12,7 400 49,0
6 Tanjungpinang 76 26 24 126 60 3 63 4 38 42 231 69 90,8 23 88,5 20 83,3 112 88,9 59 98,3 1 33,3 3 75,0 23 60,5 198 85,7
7 Kep. Anambas 68 26 10 104 7 2 9 0 19 19 132 32 47,1 11 42,3 5 50,0 48 46,2 4 57,1 2 100,0 0 #DIV/0! 5 26,3 59 44,7
JUMLAH (PROVINSI) 969 347 225 239 29 62 313 2.184 621 64,1 227 65,4 150 66,7 182 76,2 18 62,1 44 71,0 101 32,3 1.343 61,5
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
TAHUN 2015
BINTANGSLTP
SARANA PENDIDIKAN
SLTA
MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
HOTEL
SD
PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KABUPATEN/KOTA
TEMPAT-TEMPAT UMUM
NOKABUPATEN/
KOTA
TEMPAT-TEMPAT
UMUM
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
YANG ADA
SARANA PENDIDIKAN
SARANA KESEHATAN HOTEL
NON BINTANG
JU
ML
AH
TT
U
SARANA KESEHATAN
PUSKESMASJUMLAHRUMAH SAKIT
UMUM
TABEL 64
JASA BOGA
RUMAH
MAKAN/
RESTORAN
DEPOT AIR
MINUM
(DAM)
MAKANAN
JAJANANTOTAL % JASA BOGA
RUMAH
MAKAN/
RESTORAN
DEPOT AIR
MINUM
(DAM)
MAKANAN
JAJANANTOTAL %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Karimun 829 13 261 117 313 704 84,92 20 39 15 51 125 15,08
2 Bintan 783 63 133 98 346 640 81,74 7 27 11 98 143 18,26
3 Natuna 707 13 51 45 226 109 15,42 11 80 17 224 332 46,96
4 Lingga 330 3 64 36 119 222 67,27 0 38 5 65 108 32,73
5 Batam 3031 82 1088 672 954 2796 92,25 34 46 142 61 283 9,34
6 Tanjungpinang 1111 61 342 113 129 645 58,06 31 251 24 160 466 41,94
7 Kep. Anambas 588 41 72 27 326 466 79,25 2 0 3 117 122 20,75
JUMLAH (PROVINSI) 7379 276 2011 1108 2413 5582 75,65 105 481 217 776 1579 21,40
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
KABUPATEN/
KOTA
TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
TEMPAT PENGELOLAAN MAKAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI, KABUPATEN/KOTA
NOJUMLAH
TPM
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
TABEL 65
JA
SA
BO
GA
RU
MA
H M
AK
AN
/
RE
ST
OR
AN
DE
PO
T A
IR
MIN
UM
(D
AM
)
MA
KA
NA
N
JA
JA
NA
N
TO
TA
L
JA
SA
BO
GA
RU
MA
H M
AK
AN
/
RE
ST
OR
AN
DE
PO
T A
IR
MIN
UM
(D
AM
)
MA
KA
NA
N
JA
JA
NA
N
TO
TA
L
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Karimun 125 1 16 13 28 58 46,40 704 0 1 0 9 10 1,42
2 Bintan 143 7 25 11 85 128 89,51 640 0 0 0 0 0 0,00
3 Natuna 332 11 56 12 222 301 90,66 109 0 0 8 7 15 13,76
4 Lingga 108 0 17 5 50 72 66,67 222 3 46 31 88 168 75,68
5 Batam 245 51 69 133 66 319 130,20 2.796 16 3 239 15 273 9,76
6 Tanjungpinang 466 10 153 37 97 297 63,73 645 27 194 48 20 289 44,81
7 Kep. Anambas 122 2 0 3 115 120 98,36 466 5 0 22 0 27 5,79
JUMLAH (PROVINSI) 1541 82 336 214 663 1295 84,04 5582 51 244 348 139 782 14,01
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK
JU
MLA
H T
PM
ME
ME
NU
HI
SY
AR
AT
HIG
IEN
E S
AN
ITA
SI
NOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAH TPM DIBINA JUMLAH TPM DIUJI PETIKJU
MLA
H T
PM
TID
AK
ME
ME
NU
HI
SY
AR
AT
PE
RS
EN
TA
SE
TP
M
DIU
JI
PE
TIK
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
PE
RS
EN
TA
SE
TP
M
DIB
INA
TABEL 67
JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 RUMAH SAKIT UMUM 1 1 2
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 4 4
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 71 71
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 6 6
3 PUSKESMAS KELILING 0 0
4 PUSKESMAS PEMBANTU 37 37
1 RUMAH BERSALIN 0
2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 13 13
3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 5 5
4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 25 25
5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 115 115
6 BANK DARAH RUMAH SAKIT 1 1
7 UNIT TRANSFUSI DARAH 0
1 INDUSTRI FARMASI 0
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 0
3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL 0
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 0
5 PEDAGANG BESAR FARMASI 0
6 APOTEK 20 20
7 TOKO OBAT 47 47
8 PENYALUR ALAT KESEHATAN 0
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
SARANA PELAYANAN LAIN
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
NO FASILITAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
KARIMUN
PEMILIKAN/PENGELOLA
TABEL 67
JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN
1 2
1 RUMAH SAKIT UMUM
2 RUMAH SAKIT KHUSUS
1 PUSKESMAS RAWAT INAP
- JUMLAH TEMPAT TIDUR
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP
3 PUSKESMAS KELILING
4 PUSKESMAS PEMBANTU
1 RUMAH BERSALIN
2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK
3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA
4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN
5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL
6 BANK DARAH RUMAH SAKIT
7 UNIT TRANSFUSI DARAH
1 INDUSTRI FARMASI
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN
5 PEDAGANG BESAR FARMASI
6 APOTEK
7 TOKO OBAT
8 PENYALUR ALAT KESEHATAN
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
SARANA PELAYANAN LAIN
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
NO FASILITAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
10 11 12 13 14 15 16
1 1 2
0
7 7
53 53
8 8
0 0
26 26
3 3
2 1 5 8
2 1 6 9
36 36
1 1
0
0
0
0
0
0
0
15 15
38 38
0
PEMILIKAN/PENGELOLA
BINTAN
TABEL 67
JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN
1 2
1 RUMAH SAKIT UMUM
2 RUMAH SAKIT KHUSUS
1 PUSKESMAS RAWAT INAP
- JUMLAH TEMPAT TIDUR
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP
3 PUSKESMAS KELILING
4 PUSKESMAS PEMBANTU
1 RUMAH BERSALIN
2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK
3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA
4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN
5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL
6 BANK DARAH RUMAH SAKIT
7 UNIT TRANSFUSI DARAH
1 INDUSTRI FARMASI
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN
5 PEDAGANG BESAR FARMASI
6 APOTEK
7 TOKO OBAT
8 PENYALUR ALAT KESEHATAN
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
SARANA PELAYANAN LAIN
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
NO FASILITAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
17 18 19 20 21 22 23
1 1
0
9 9
109 109
4 4
4 4
43 43
0
2 1 3
0
0
0
0
1 1
0
0
0
0
0
5 5
5 5
0
PEMILIKAN/PENGELOLA
NATUNA
TABEL 67
JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN
1 2
1 RUMAH SAKIT UMUM
2 RUMAH SAKIT KHUSUS
1 PUSKESMAS RAWAT INAP
- JUMLAH TEMPAT TIDUR
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP
3 PUSKESMAS KELILING
4 PUSKESMAS PEMBANTU
1 RUMAH BERSALIN
2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK
3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA
4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN
5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL
6 BANK DARAH RUMAH SAKIT
7 UNIT TRANSFUSI DARAH
1 INDUSTRI FARMASI
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN
5 PEDAGANG BESAR FARMASI
6 APOTEK
7 TOKO OBAT
8 PENYALUR ALAT KESEHATAN
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
SARANA PELAYANAN LAIN
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
NO FASILITAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
24 25 26 27 28 29 30
1 1
1 1
4 4
12 12
4 4
3 3
104 104
0
0
1 1
16 16
0
0
0
0
0
0
0
0
5 5
7 7
0
PEMILIKAN/PENGELOLA
LINGGA
TABEL 67
JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN
1 2
1 RUMAH SAKIT UMUM
2 RUMAH SAKIT KHUSUS
1 PUSKESMAS RAWAT INAP
- JUMLAH TEMPAT TIDUR
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP
3 PUSKESMAS KELILING
4 PUSKESMAS PEMBANTU
1 RUMAH BERSALIN
2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK
3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA
4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN
5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL
6 BANK DARAH RUMAH SAKIT
7 UNIT TRANSFUSI DARAH
1 INDUSTRI FARMASI
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN
5 PEDAGANG BESAR FARMASI
6 APOTEK
7 TOKO OBAT
8 PENYALUR ALAT KESEHATAN
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
SARANA PELAYANAN LAIN
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
NO FASILITAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
31 32 33 34 35 36 37
1 1 9 11
4 4
5 5
0
12 12
44 44
50 50
0
0
0
0
109 109
0
0
0
0
0
0
45 45
139 139
160 160
32 32
PEMILIKAN/PENGELOLA
BATAM
TABEL 67
JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN
1 2
1 RUMAH SAKIT UMUM
2 RUMAH SAKIT KHUSUS
1 PUSKESMAS RAWAT INAP
- JUMLAH TEMPAT TIDUR
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP
3 PUSKESMAS KELILING
4 PUSKESMAS PEMBANTU
1 RUMAH BERSALIN
2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK
3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA
4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN
5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL
6 BANK DARAH RUMAH SAKIT
7 UNIT TRANSFUSI DARAH
1 INDUSTRI FARMASI
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN
5 PEDAGANG BESAR FARMASI
6 APOTEK
7 TOKO OBAT
8 PENYALUR ALAT KESEHATAN
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
SARANA PELAYANAN LAIN
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
NO FASILITAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
38 39 40 41 42 43 44
1 1 1 3
0
1 1
4 4
6 6
5 5
11 11
10 10
3 18 21
0
287 287
1 1
0
1 1 2
0
0
0
0
2 2
7 44 51
53 53
0
PEMILIKAN/PENGELOLA
TANJUNGPINANG
TABEL 67
JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN
1 2
1 RUMAH SAKIT UMUM
2 RUMAH SAKIT KHUSUS
1 PUSKESMAS RAWAT INAP
- JUMLAH TEMPAT TIDUR
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP
3 PUSKESMAS KELILING
4 PUSKESMAS PEMBANTU
1 RUMAH BERSALIN
2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK
3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA
4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN
5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL
6 BANK DARAH RUMAH SAKIT
7 UNIT TRANSFUSI DARAH
1 INDUSTRI FARMASI
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN
5 PEDAGANG BESAR FARMASI
6 APOTEK
7 TOKO OBAT
8 PENYALUR ALAT KESEHATAN
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
SARANA PELAYANAN LAIN
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
NO FASILITAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
45 46 47 48 49 50 51
2 2
0
6 6
37 37
1 1
9 9
40 40
0
0
0
7 7
0
0
0
0
0
0
0
0
4 4
0
0
PEMILIKAN/PENGELOLA
KEPULAUAN ANAMBAS
TABEL 67
JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN
1 2
1 RUMAH SAKIT UMUM
2 RUMAH SAKIT KHUSUS
1 PUSKESMAS RAWAT INAP
- JUMLAH TEMPAT TIDUR
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP
3 PUSKESMAS KELILING
4 PUSKESMAS PEMBANTU
1 RUMAH BERSALIN
2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK
3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA
4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN
5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL
6 BANK DARAH RUMAH SAKIT
7 UNIT TRANSFUSI DARAH
1 INDUSTRI FARMASI
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN
5 PEDAGANG BESAR FARMASI
6 APOTEK
7 TOKO OBAT
8 PENYALUR ALAT KESEHATAN
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
SARANA PELAYANAN LAIN
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
NO FASILITAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
52 53 54 55 56 57 58
0 2 8 1 1 10 22
0 0 1 0 0 4 5
0 0 36 0 0 0 36
0 0 286 0 0 0 286
0 0 41 0 0 0 41
0 0 65 0 0 0 65
0 0 311 0 0 0 311
0 0 0 0 0 13 13
0 0 0 7 1 37 45
0 0 0 2 1 12 15
0 0 0 0 0 371 371
0 0 0 0 0 226 226
0 0 1 0 0 0 1
0 0 1 2 0 0 3
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 47 47
0 0 0 0 7 232 239
0 0 0 0 0 310 310
0 0 0 0 0 32 32
PEMILIKAN/PENGELOLA
PROVINSI
TABEL 68
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I
JUMLAH %
1 2 3 4 5
1 Karimun RUMAH SAKIT UMUM 2 2 100,00
RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 #DIV/0!
2 Bintan RUMAH SAKIT UMUM 2 2 100,00
RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0,00
3 Natuna RUMAH SAKIT UMUM 1 1 100,00
RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0,00
4 Lingga RUMAH SAKIT UMUM #DIV/0!
RUMAH SAKIT KHUSUS #DIV/0!
5 Batam RUMAH SAKIT UMUM 11 6 54,55
RUMAH SAKIT KHUSUS 4 -
6 Tanjungpinang RUMAH SAKIT UMUM 3 3 100,00
RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 #DIV/0!
7 Kep. Anambas RUMAH SAKIT UMUM 2 2 100,00
RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 #DIV/0!
8 Provinsi RUMAH SAKIT UMUM 21 16 76,19
RUMAH SAKIT KHUSUS 4 0 -
JUMLAH (PROVINSI) 25 16 64,00
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
KABUPATEN/
KOTA
TABEL 69
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Karimun 5 2,27 63 28,64 114 51,82 38 17,27 220 152 69,09
2 Bintan 0 0,00 0 0,00 146 90,12 16 9,88 162 162 100,00
3 Natuna 22 18,64 60 50,85 34 28,81 2 1,69 118 36 30,51
4 Lingga 11 6,36 96 55,49 64 36,99 2 1,16 173 66 38,15
5 Batam 22 5,02 231 52,74 135 30,82 50 11,42 438 185 42,24
6 Tanjungpinang 0 0,00 36 27,69 68 52,31 26 20,00 130 94 72,31
7 Kep. Anambas 22 32,35 37 54,41 8 11,76 1 1,47 68 9 13,24
82 6,26 523 39,95 569 43,47 135 10,31 1309 704 53,78
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA 0,62
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
JUMLAH (PROVINSI)
STRATA POSYANDU
PRATAMA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KABUPATEN/KOTA
MADYA PURNAMA MANDIRIPOSYANDU AKTIF
NOKABUPATEN/
KOTA JUMLAH
TABEL 70
POSKESDES POLINDES POSBINDU
1 2 3 4 5 6
1 Karimun 71 40 0 7
2 Bintan 51 3 54 6
3 Natuna 76 28 14 1
4 Lingga 81 0 78 0
5 Batam 64 9 28 23
6 Tanjungpinang 18 18 5 19
7 Kep. Anambas 54 5 2 0
JUMLAH (PROVINSI) 415 103 181 56
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
DESA/
KELURAHAN
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA
MASYARAKAT (UKBM)
JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)
NOKABUPATEN/
KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
MENURUT KABUPATEN/KOTA
TABEL 71
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Karimun 71 46 15 5 3 69 97,18
2 Bintan 51 0 7 17 27 51 100,00
3 Natuna 76 34 37 4 0 75 98,68
4 Lingga 81 62 11 7 1 81 100,00
5 Batam 64 48 12 1 1 62 96,88
6 Tanjungpinang 18 0 13 5 0 18 100,00
7 Kep. Anambas 54 39 14 0 0 53 98,15
JUMLAH (PROVINSI) 415 229 109 39 32 409 98,55
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
DESA/KELURAHAN SIAGA
JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KABUPATEN/KOTA
NOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAH
DESA/
KELURAHAN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
Tabel 72
DR SPESIALIS a DOKTER UMUM
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Puskesmas 0 0 0 22 21 43 22 21 43 2 7 9 0 0 0 2 7 9
Rumah Sakit 24 10 34 7 13 20 31 47 78 1 2 3 0 0 0 1 2 3
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 3 3 6 3 3 6 1 0 1 0 0 0 1 0 1
24 10 34 32 37 69 56 47 103 4 9 13 0 0 0 4 9 13
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk 15,09 30,63 45,72 5,77 0,00 0 0 5,77
2 Puskesmas 3 0 3 24 46 70 27 46 73 7 11 18 0 0 0 7 11 18
Rumah Sakit 7 3 10 12 9 21 19 12 31 3 4 7 1 0 1 4 4 8
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 4 1 5 4 1 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 3 13 40 56 96 50 59 109 10 15 25 1 0 1 11 15 26
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk 9,19 67,89 77,08 17,68 0,71 0 0 18,39
3 Puskesmas 0 0 0 14 8 22 14 8 22 3 5 8 0 0 0 3 5 8
Rumah Sakit 7 1 8 6 2 8 13 3 16 1 2 3 0 0 0 1 2 3
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 1 8 21 10 31 28 11 39 4 7 11 0 0 0 4 7 11
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk 10,73 41,59 52,32 14,76 0,00 0 0 14,76
4 Puskesmas 0 0 0 13 11 24 13 11 24 2 6 8 0 0 0 2 6 8
Rumah Sakit 3 3 6 5 3 8 8 6 14 2 0 2 0 0 0 2 0 2
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 3 6 18 14 32 21 17 38 4 6 10 0 0 0 4 6 10
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk 5,97 31,86 37,83 9,96 0,00 0 0 9,96
5 Puskesmas 0 0 0 16 77 93 16 77 93 2 31 33 0 0 0 2 31 33
Rumah Sakit 156 93 249 55 63 118 211 156 367 4 23 27 2 4 6 6 27 33
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 76 142 218 76 142 218 19 56 75 0 0 0 19 56 75
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 2 3 5 2 3 5 1 1 2 0 0 0 1 1 2
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
156 93 249 149 285 434 305 378 683 26 111 137 2 4 6 28 115 143
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk 20,94 36,50 57,44 11,52 0,50 0 0 12,03
6 Puskesmas 0 0 0 12 22 34 12 22 34 3 8 11 0 0 0 3 8 11
Rumah Sakit 47 16 63 22 24 46 69 40 109 0 7 7 5 0 5 5 7 12
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 7 3 10 32 35 67 39 38 77 6 12 18 0 1 1 6 13 19
Karimun
Bintan
Tanjungpinang
Batam
Lingga
Jumlah (Kab/Kota)
Jumlah (Kab/Kota)
Jumlah (Kab/Kota)
Jumlah (Kab/Kota)
Jumlah (Kab/Kota)
Natuna
KABUPATEN/
KOTA
TOTAL DOKTER GIGI UNIT KERJA
DOKTER
SPESIALIS GIGI TOTAL
JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
NO
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 2 5 7 2 5 7 0 1 1 0 0 0 0 1 1
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
54 19 73 68 86 154 122 105 227 9 28 37 5 1 6 14 29 43
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk 29,03 61,24 0 0 90,26 14,71 2,39 0 0 17,10
7 Puskesmas 0 1 1 13 12 25 13 13 26 1 5 6 0 0 0 1 5 6
Rumah Sakit 1 0 1 11 6 17 12 6 18 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 2 24 18 42 25 19 44 1 5 6 0 0 0 1 5 6
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk 4,41 92,66 55,16 41,92 97,07 13,24 0,00 0 0 13,24
8 Puskesmas 3 1 4 114 197 311 117 198 315 20 73 93 0 0 0 20 73 93
Rumah Sakit 245 126 371 118 120 238 363 246 609 11 38 49 8 4 12 19 42 61
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 7 3 10 113 178 291 120 181 301 25 68 93 0 1 1 25 69 94
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 4 8 12 4 8 12 1 2 3 0 0 0 1 2 3
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 3 3 6 3 3 6 1 0 1 0 0 0 1 0 1
255 130 385 352 506 858 607 636 1.243 58 181 239 8 5 13 66 186 252
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk 18,99 42,32 29,94 31,37 61,31 11,79 0,64 0 0 12,43
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
Provinsi
Kepulauan Anambas
Tanjungpinang
Jumlah (Kab/Kota)
Jumlah (Kab/Kota)
Jumlah (Kab/Kota)
TABEL 73
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Puskesmas 196 53 136 189 1 3 4
Rumah Sakit 33 40 187 227 0 2 2
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0
Dinas Kesehatan Kab/Kota 6 2 7 9 0 0 0
235 95 330 425 1 5 6
212,91 188,64 2,66
Puskesmas 159 34 105 139 0 6 6
Rumah Sakit 43 41 113 154 1 1 2
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 2 4 8 12 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0
204 79 226 305 1 7 8
144,26 215,68 5,66
Puskesmas 133 65 148 213 3 8 11
Rumah Sakit 45 31 83 114 1 1 2
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 1 14 1 15 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 4 5 4 9 0 0 0
183 115 236 351 4 9 13
245,52 470,92 17,44
Puskesmas 115 42 93 135 1 5 6
Rumah Sakit 42 21 91 112 1 1 2
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0
3 Natuna
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
4 Lingga
1 Karimun
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
2 Bintan
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
NOKABUPATEN/
KOTAUNIT KERJA BIDAN
PERAWATa PERAWAT GIGI
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0
157 63 184 247 2 6 8
323,26 245,90 7,96
Puskesmas 276 39 167 206 1 12 13
Rumah Sakit 306 254 972 1226 4 16 20
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 119 49 181 230 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0
701 342 1320 1662 5 28 33
58,96 139,78 2,78
Puskesmas 97 18 88 106 0 6 6
Rumah Sakit 82 113 419 532 9 4 13
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 21 1 31 32 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 1 13 13 26 3 0 3
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0
201 145 551 696 12 10 22
79,93 276,76 8,75
Puskesmas 109 44 117 161 0 1 1
Rumah Sakit 29 26 40 66 0 1 1
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0
138 70 157 227 0 2 2
304,46 500,82 4,41
Puskesmas 1.085 295 854 1.149 6 41 47
Rumah Sakit 580 526 1.905 2.431 16 26 42
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 143 68 221 289 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 1 13 13 26 3 0 3
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 10 7 11 18 0 0 0
1.819 909 3.004 3.913 25 67 92
89,72 193,00 4,54
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
7 Kepulauan Anambas
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
8 Provinsi
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
5 Batam
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
6 Tanjungpinang
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
4 Lingga
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
TABEL 74
TENAGA TEKNIS
KEFARMASIANa APOTEKER
L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 12 13 14
Puskesmas 0 5 5 0 4 4 0 9 9
Rumah Sakit 8 17 25 0 5 5 8 22 30
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Dinas Kesehatan Kab/Kota 1 0 1 0 1 1 1 1 2
9 22 31 0 10 10 9 32 41
13,76 4,44 18,20
Puskesmas 1 13 14 0 2 2 1 15 16
Rumah Sakit 1 6 7 4 5 9 5 11 16
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 1 1 2 1 0 1 2 1 3
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 20 23 5 7 12 8 27 35
16,26 8,49 24,75
Puskesmas 3 10 13 5 7 12 8 17 25
Rumah Sakit 2 6 8 0 4 4 2 10 12
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 1 1 0 0 0 0 1 1
5 17 22 5 11 16 10 28 38
29,52 21,47 50,98
3 Natuna
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
1 Karimun
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
2 Bintan
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN FASILITAS KESEHATAN
NOKABUPATEN/
KOTAUNIT KERJA
TENAGA KEFARMASIAN
TOTAL
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
TENAGA TEKNIS
KEFARMASIANa APOTEKER
L P L + P L P L + P L P L + P
NOKABUPATEN/
KOTAUNIT KERJA
TENAGA KEFARMASIAN
TOTAL
Puskesmas 3 3 6 1 2 3 4 5 9
Rumah Sakit 1 3 4 2 2 4 3 5 8
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 6 10 3 4 7 7 10 17
9,96 6,97 16,92
Puskesmas 4 23 27 4 10 14 8 33 41
Rumah Sakit 47 123 170 6 48 54 53 171 224
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 3 3 0 3 3
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
51 146 197 10 61 71 61 207 268
16,57 5,97 22,54
Puskesmas 1 10 11 0 5 5 1 15 16
Rumah Sakit 5 21 26 6 7 13 11 28 39
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 15 33 48 13 33 46 28 66 94
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 1 0 1 0 0 0 1 0 1
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0
22 64 86 19 45 64 41 109 150
34,20 25,45 59,65
Puskesmas 0 0 0 0 5 5 0 5 5
Rumah Sakit 1 2 3 2 2 4 3 4 7
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 2 3 2 7 9 3 9 12
6,62 19,86 26,47
7 Kepulauan Anambas
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
5 Batam
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
6 Tanjungpinang
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
4 Lingga
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
TENAGA TEKNIS
KEFARMASIANa APOTEKER
L P L + P L P L + P L P L + P
NOKABUPATEN/
KOTAUNIT KERJA
TENAGA KEFARMASIAN
TOTAL
Puskesmas 12 64 76 10 35 45 22 99 121
Rumah Sakit 65 178 243 20 73 93 85 251 336
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 16 34 50 14 36 50 30 70 100
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 1 0 1 0 0 0 1 0 1
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 1 1 2 0 1 1 1 2 3
95 277 372 44 145 189 139 422 561
18,35 9,32 27,67
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
8 Provinsi
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
TABEL 75
KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN LINGKUNGAN
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
Puskesmas 14 14 28 2 2 4
Rumah Sakit 1 1 2 1 0 1
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0
Dinas Kesehatan Kab/Kota 19 4 23 1 0 1
Jumlah (Kab/Kota) 34 19 53 4 2 6
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk 23,52 2,66
Puskesmas 2 12 14 6 9 15
Rumah Sakit 4 18 22 1 2 3
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0
6 30 36 7 11 18
25,67 12,83
Puskesmas 8 13 21 7 8 15
Rumah Sakit 1 2 3 1 1 2
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 3 8 11 8 9 17
12 23 35 16 18 34
47,64 46,28
2 Bintan
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
3 Natuna
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN
NOKABUPATEN/
KOTAUNIT KERJA
1 Karimun
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN LINGKUNGAN
L P L+P L P L+PNO
KABUPATEN/
KOTAUNIT KERJA
Puskesmas 1 6 7 1 6 7
Rumah Sakit 2 2 4 2 0 2
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0
Dinas Kesehatan Kab/Kota 8 3 11 1 0 1
11 11 22 4 6 10
21,89 9,95
Puskesmas 3 13 16 4 16 20
Rumah Sakit 2 20 22 5 6 11
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 8 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0
5 33 38 9 22 31
0 0
Puskesmas 1 2 3 2 8 10
Rumah Sakit 3 7 10 0 3 3
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 9 5 14 8 2 10
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0
13 14 27 10 13 23
10,74 9,15
Puskesmas 0 1 1 2 5 7
Rumah Sakit 2 0 2 3 3 6
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0
2 1 3 5 8 13
6 Tanjungpinang
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
7 Kepulauan Anambas
Jumlah (Kab/Kota)
4 Lingga
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
5 Batam
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN LINGKUNGAN
L P L+P L P L+PNO
KABUPATEN/
KOTAUNIT KERJA
0,00 27,95
7
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN LINGKUNGAN
L P L+P L P L+PNO
KABUPATEN/
KOTAUNIT KERJA
Puskesmas 29 61 90 24 54 78
Rumah Sakit 15 50 65 13 15 28
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 9 5 14 8 2 10
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 30 15 45 10 9 19
83 131 214 55 80 135
10,87 6,85
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
8 Provinsi
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
TABEL 76
NUTRISIONIS DIETISIEN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Puskesmas 1 3 4 0 0 0 1 3 4
Rumah Sakit 0 2 2 0 1 1 0 3 3
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 2 2 0 0 0 0 2 2
1 7 8 0 1 1 1 8 9
3,55 0,44 3,99
Puskesmas 2 7 9 0 0 0 2 7 9
Rumah Sakit 0 5 5 1 0 1 1 5 6
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 12 14 1 0 1 3 12 15
9,98 0,71 10,69
Puskesmas 1 7 8 0 0 0 1 7 8
Rumah Sakit 2 3 5 0 0 0 2 3 5
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 1 0 1 0 0 0 1 0 1
4 10 14 0 0 0 4 10 14
19,05 0,00 19,05
Puskesmas 0 9 9 0 0 0 0 9 9
Rumah Sakit 0 4 4 0 0 0 0 4 4
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 1 1 0 0 0 0 1 1
0 14 14 0 0 0 0 14 14
0,00 0,00 13,94
3 Natuna
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
4 Lingga
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
1 Karimun
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
2 Bintan
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJATOTAL
NUTRISIONIS DIETISIEN
L P L+P L P L+P L P L+P
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJATOTAL
Puskesmas 1 17 18 0 0 0 1 17 18
Rumah Sakit 1 32 33 1 11 12 2 43 45
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 49 51 1 11 12 3 60 63
0 0 0
Puskesmas 1 10 11 0 0 0 1 10 11
Rumah Sakit 4 9 13 0 0 0 4 9 13
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 19 24 0 0 0 5 19 24
9,54 0,00 9,54
Puskesmas 0 3 3 2 1 3 2 4 6
Rumah Sakit 0 0 0 1 2 3 1 2 3
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 3 3 3 3 6 3 6 9
6,45 12,90 19,35
Puskesmas 6 56 62 2 1 3 8 57 65
Rumah Sakit 7 55 62 3 14 17 10 69 79
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 1 3 4 0 0 0 1 3 4
14 114 128 5 15 20 19 129 148
6,50 1,02 7,52
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
7 Kepulauan Anambas
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
8 Provinsi
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
5 Batam
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
6 Tanjungpinang
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
TABEL 77
FISIOTERAPI TERAPI OKUPASI TERAPI WICARA AKUPUNKTUR
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Puskesmas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rumah Sakit 2 2 4 0 0 0 0 1 1 0 0 0 2 3 5
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 2 4 0 0 0 0 1 1 0 0 0 2 3 5
1,78 0,00 0,44 0,00 2,22
Puskesmas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rumah Sakit 2 3 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 3 5
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 3 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 3 5
3,56 0,00 0,00 0,00 3,56
Puskesmas 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2
Rumah Sakit 1 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 3
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 4 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 5
6,81 0,00 0,00 0,00 6,81
Puskesmas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rumah Sakit 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2
1,99 0,00 0,00 0,00 1,99
3 Natuna
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
4 Lingga
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
1 Karimun
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
2 Bintan
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN
NOKABUPATEN/
KOTAUNIT KERJA
TENAGA TEKNISI MEDISTOTAL
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
FISIOTERAPI TERAPI OKUPASI TERAPI WICARA AKUPUNKTUR
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
NOKABUPATEN/
KOTAUNIT KERJA
TENAGA TEKNISI MEDISTOTAL
Puskesmas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rumah Sakit 12 15 27 1 2 3 1 2 3 0 0 0 14 19 33
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 15 27 1 2 3 1 2 3 0 0 0 14 19 33
0 0 0 0 0
Puskesmas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rumah Sakit 3 7 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 7 10
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3 4 1 3 4
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 7 10 0 0 0 0 0 0 1 3 4 4 10 14
4,15 0,00 0,00 1,59 5,57
Puskesmas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rumah Sakit 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2
0,00 0,00 0,00 0,00 4,30
Puskesmas 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2
Rumah Sakit 21 32 53 1 2 3 1 3 4 0 0 0 23 37 60
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3 4 1 3 4
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 34 55 1 2 3 1 3 4 1 3 4 24 42 66
2,79 0,15 0,20 0,20 3,35
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
7 Kepulauan Anambas
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
8 Provinsi
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
5 Batam
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
6 Tanjungpinang
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
Tabel 78
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Puskesmas 3 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 13 16
Rumah Sakit 10 4 14 0 0 0 3 0 3 0 0 0 1 12 13 0 1 1 0 0 0 3 12 15 1 1 2 0 0 0 18 30 48
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2
13 4 17 0 0 0 3 0 3 0 0 0 3 25 28 0 1 1 0 0 0 3 12 15 1 1 2 0 0 0 23 43 66
29,29
Puskesmas 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 12 13 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 0 3 13 16
Rumah Sakit 2 4 6 0 0 0 2 0 2 0 0 0 1 6 7 0 1 1 0 0 0 1 8 9 0 1 1 0 0 0 6 20 26
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 4 7 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 20 22 0 1 1 0 0 0 2 9 11 0 1 1 0 0 0 9 35 44
31,11
Puskesmas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 6 11 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 5 7 12
Rumah Sakit 3 1 4 0 0 0 3 0 3 0 0 0 4 3 7 1 0 1 0 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 0 12 5 17
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
3 1 4 0 0 0 3 0 3 1 0 1 10 9 19 1 0 1 0 0 0 1 2 3 0 0 0 0 0 0 19 12 31
42,19
Puskesmas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 4 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 4 8
Rumah Sakit 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 3 6 9 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 0 6 7 13
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 7 10 17 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 0 10 11 21
20,90
Puskesmas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 15 16 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 1 18 19
Rumah Sakit 29 22 51 0 1 1 8 2 10 0 0 0 21 56 77 0 0 0 0 0 0 13 35 48 1 0 1 0 0 0 72 116 188
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29 22 51 0 1 1 8 2 10 0 1 1 22 71 93 0 0 0 0 0 0 13 37 50 1 0 1 0 0 0 73 134 207
0
Puskesmas 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 4 6 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2 6 8
Rumah Sakit 5 8 13 0 0 0 4 3 7 1 1 2 4 16 20 0 1 1 0 0 0 2 6 8 1 1 2 0 0 0 17 36 53
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 5 14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 5 14
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 9 14 0 0 0 4 3 7 1 1 2 7 20 27 9 6 15 0 0 0 2 7 9 1 1 2 0 0 0 29 47 76
31,54
Puskesmas 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 3 2 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 6
Rumah Sakit 2 1 3 0 1 1 1 1 2 0 0 0 2 1 3 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 5 6 11
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 1 3 0 1 1 1 2 3 0 0 0 5 3 8 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 8 9 17
36,55
JUMLAH TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN
5 Batam
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
3 Natuna
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
4 Lingga
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
TEKNISI TRANSFUSI
DARAH
2 Bintan
6 Tanjungpinang
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
7 Kepulauan Anambas
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
ORTETIK PROSTETIK
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
1 Karimun
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
REKAM MEDIS DAN
INFORMASI
KESEHATAN
TEKNISI GIGI
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
NOKABUPATEN/
KOTAUNIT KERJA
TENAGA TEKNISI MEDIS
RADIOGRAFER RADIOTERAPISTEKNISI
ELEKTROMEDIS
TEKNISI
KARDIOVASKULERJUMLAH
ANALISIS
KESEHATAN
REFRAKSIONIS
OPTISIEN
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
TEKNISI TRANSFUSI
DARAHORTETIK PROSTETIK
REKAM MEDIS DAN
INFORMASI
KESEHATAN
TEKNISI GIGINOKABUPATEN/
KOTAUNIT KERJA
TENAGA TEKNISI MEDIS
RADIOGRAFER RADIOTERAPISTEKNISI
ELEKTROMEDIS
TEKNISI
KARDIOVASKULERJUMLAH
ANALISIS
KESEHATAN
REFRAKSIONIS
OPTISIEN
Puskesmas 4 1 5 0 0 0 0 1 1 0 1 1 16 56 72 0 0 0 0 0 0 1 5 6 0 0 0 0 0 0 21 64 85
Rumah Sakit 51 40 91 1 2 3 22 6 28 1 1 2 36 100 136 1 3 4 0 0 0 21 65 86 3 3 6 0 0 0 136 220 356
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2 2 9 5 14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 7 17
Klinik di Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
Klinik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 3
55 41 96 1 2 3 22 7 29 2 2 4 56 158 214 10 8 18 0 0 0 22 70 92 3 3 6 0 0 0 171 291 462
23,46
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
8 Provinsi
Jumlah (Kab/Kota)
Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Puskesmas 4 23 27 1 0 1 5 23 28
Rumah Sakit 0 0 0 0 2 2 0 2 2
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 5 10 15 5 10 15
4 23 27 6 12 18 10 35 45
Puskesmas 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rumah Sakit 0 0 0 27 23 50 27 23 50
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Dinas Kesehatan Kab/Kota 15 18 33 3 1 4 18 19 37
15 18 33 30 24 54 45 42 87
Puskesmas 0 0 0 2 1 3 2 1 3
Rumah Sakit 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 2 1 3 2 1 3
Puskesmas 4 11 15 0 0 0 4 11 15
Rumah Sakit 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 11 15 0 0 0 4 11 15
Puskesmas 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rumah Sakit 0 1 1 0 0 0 0 1 1
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 1 0 0 0 0 1 1
Puskesmas 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rumah Sakit 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Batam
Jumlah (Kab/Kota)
6 Tanjungpinang
Jumlah (Kab/Kota)
3 Natuna
Jumlah (Kab/Kota)
4 Lingga
Jumlah (Kab/Kota)
1 Karimun
Jumlah (Kab/Kota)
2 Bintan
Jumlah (Kab/Kota)
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA
TENAGA KESEHATAN LAINNYA
TOTALPENGELOLA PROGRAM
KESEHATANTENAGA KESEHATAN LAINNYA
L P L+P L P L+P L P L+P
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA
TENAGA KESEHATAN LAINNYA
TOTALPENGELOLA PROGRAM
KESEHATANTENAGA KESEHATAN LAINNYA
Puskesmas 27 39 66 0 0 0 27 39 66
Rumah Sakit 0 0 0 1 1 2 1 1 2
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Dinas Kesehatan Kab/Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 39 66 1 1 2 28 40 68
Puskesmas 35 73 108 3 1 4 38 74 112
Rumah Sakit 0 1 1 28 26 54 28 27 55
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Dinas Kesehatan Kab/Kota 15 18 33 8 11 19 23 29 52
50 92 142 39 38 77 89 130 219
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
7 Kepulauan Anambas
Jumlah (Kab/Kota)
8 Provinsi
Jumlah (Kab/Kota)
TABEL 80
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Puskesmas 17 2 19 68 83 151 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 85 85 170
Rumah Sakit 10 8 18 76 91 167 2 0 2 1 0 1 0 0 0 0 0 0 43 13 56 132 112 244
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Dinas Kesehatan Kab/Kota 7 12 19 19 40 59 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 26 52 78
34 22 56 163 214 377 2 0 2 1 0 1 0 0 0 0 0 0 43 13 56 243 249 492
Puskesmas 21 8 29 18 11 29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19 2 21 58 21 79
Rumah Sakit 12 5 17 8 39 47 0 0 0 3 1 4 0 0 0 0 1 1 0 0 0 23 46 69
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Dinas Kesehatan Kab/Kota 11 12 23 12 12 24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23 24 47
44 25 69 38 62 100 0 0 0 3 1 4 0 0 0 0 1 1 19 2 21 104 91 195
Puskesmas 2 1 3 40 21 61 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 0 14 56 22 78
Rumah Sakit 7 7 14 22 25 47 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 20 11 31 50 43 93
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Dinas Kesehatan Kab/Kota 7 9 16 19 12 31 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 26 21 47
16 17 33 81 59 140 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 34 11 45 132 87 219
Puskesmas 9 3 12 9 11 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 14 32
Rumah Sakit 2 2 4 0 0 0 0 0 0 3 4 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 6 11
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Dinas Kesehatan Kab/Kota 8 9 17 6 6 12 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 15 30
19 14 33 15 17 32 0 0 0 4 4 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 38 35 73
Puskesmas 19 15 34 10 28 38 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 30 46 76
Rumah Sakit 24 22 46 6 77 83 6 5 11 0 53 53 0 0 0 1 0 1 24 5 29 61 162 223
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 6 3 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 3 9
Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Dinas Kesehatan Kab/Kota 12 8 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 8 20
61 48 109 16 105 121 6 7 13 0 53 53 0 0 0 1 0 1 25 6 31 109 219 328
Puskesmas 4 7 11 2 6 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 7 23 22 20 42
Rumah Sakit 19 20 39 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19 20 39
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Dinas Kesehatan Kab/Kota 9 11 20 15 35 50 0 0 0 2 4 6 0 0 0 0 0 0 2 0 2 28 50 78
32 38 70 17 41 58 0 0 0 2 4 6 0 0 0 0 0 0 18 7 25 69 90 159
5 Batam
Jumlah (Kab/Kota)
6 Tanjungpinang
Jumlah (Kab/Kota)
3 Natuna
Jumlah (Kab/Kota)
4 Lingga
Jumlah (Kab/Kota)
2 Bintan
Jumlah (Kab/Kota)
1 Karimun
Jumlah (Kab/Kota)
JUMLAH TENAGA NON KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA
TENAGA NON KESEHATAN
TOTALPEJABAT
STRUKTURAL
STAF PENUNJANG
ADMINISTRASI
STAF PENUNJANG
TEKNOLOGI
STAF PENUNJANG
PERENCANAANTENAGA PENDIDIK
TENAGA
KEPENDIDIKANJURU
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA
TENAGA NON KESEHATAN
TOTALPEJABAT
STRUKTURAL
STAF PENUNJANG
ADMINISTRASI
STAF PENUNJANG
TEKNOLOGI
STAF PENUNJANG
PERENCANAANTENAGA PENDIDIK
TENAGA
KEPENDIDIKANJURU
Puskesmas 9 4 13 4 5 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 40 26 66 53 35 88
Rumah Sakit 0 0 0 4 1 5 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33 23 56 38 25 63
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Dinas Kesehatan Kab/Kota 15 6 21 12 7 19 3 2 5 3 2 5 0 0 0 0 0 0 13 8 21 46 25 71
24 10 34 20 13 33 4 3 7 3 2 5 0 0 0 0 0 0 86 57 143 137 85 222
Puskesmas 81 40 121 151 165 316 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 90 36 126 322 243 565
Rumah Sakit 74 64 138 116 233 349 9 6 15 8 58 66 0 0 0 1 1 2 120 52 172 328 414 742
Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 6 3 9 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 4 10
Institusi Diknakes/Diklat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Dinas Kesehatan Kab/Kota 69 67 136 83 112 195 3 2 5 6 6 12 0 0 0 0 0 0 15 8 23 176 195 371
230 174 404 350 511 861 12 10 22 14 64 78 0 0 0 1 1 2 225 96 321 832 856 1.688
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
8 Provinsi
Jumlah (Kab/Kota)
7 Kepulauan Anambas
Jumlah (Kab/Kota)
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN ALOKASI ANGGARAN KESEHATANALOKASI
ANGGARAN
Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA 25.581.550.000 60,81 89.286.962.108 94,30 51.251.550.455 89,52 58.790.174.726 86,67
a. Belanja Langsung 1.872.040.000 54.422.267.988 57,48 27.499.279.861 48,03 31.526.564.216
b. Belanja Tidak Langsung 23.709.510.000 34.864.694.120 36,82 23.752.270.594 41,49 27.263.610.510 40,19
c. APBD Puskesmas
2 APBD PROVINSI 3.037.913.289 7,22 0,00 0,00 9.042.360.000 13,33
- Taskin 3.037.913.289
- Pembangunan RS. Kundur & DED PKM. Kundur
- Dana Tugas Pembantuan (TP) Provinsi 9.042.360.000
3 APBN : 13.449.497.000 31,97 5.400.005.000 5,70 6.000.624.000 10,48 - 0,00
- Dana Dekonsentrasi/BOK 1.162.948.000 2,76 1.097.000.000 1,16 0,00 0,00
- Dana Alokasi Khusus (DAK) 7.060.975.400 16,78 0,00 0,00 0,00
- ASKESKIN 0,00 0,00 0,00 0,00
- JKN 5.225.573.600 12,42 0,00 0,00
- TP (PAM-STBM) 1.103.005.000 1,16 0,00
- TP (Alkes) 0,00 0,00 0,00
- APBN Puskesmas 0,00 0,00
- Pajak Rokok
- Lain-lain (sebutkan) TP Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar 0,00 3.200.000.000 3,38 6.000.624.000 10,48 0,00
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 0,00 0,00 0,00 0,00
(sebutkan project dan sumber dananya)
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN 0,00 0,00 0,00 0,00
42.068.960.289 100,0 94.686.967.108 100,0 57.252.174.455 136,1 67.832.534.726 100,0
1.227.088.472.240 881.934.274.136 1.213.086.335.119 981.576.031.050
2,08 10,12 4,22 5,99
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
TOTAL APBD KAB/KOTA
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
BINTAN NATUNA LINGGA
ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
NO SUMBER BIAYA
KARIMUN
186.725,85 669.568,06 768.124,70 675.300,00
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA
1 2
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA
a. Belanja Langsung
b. Belanja Tidak Langsung
c. APBD Puskesmas
2 APBD PROVINSI
- Taskin
- Pembangunan RS. Kundur & DED PKM. Kundur
- Dana Tugas Pembantuan (TP) Provinsi
3 APBN :
- Dana Dekonsentrasi/BOK
- Dana Alokasi Khusus (DAK)
- ASKESKIN
- JKN
- TP (PAM-STBM)
- TP (Alkes)
- APBN Puskesmas
- Pajak Rokok
- Lain-lain (sebutkan) TP Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)
(sebutkan project dan sumber dananya)
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
TOTAL APBD KAB/KOTA
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2015
NO SUMBER BIAYA ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah %
11 12 13 14 15 16 17 18
196.953.284.470 95,63 127.688.939.315 98,99 82.517.362.385 69,13 66.996.037.610 80,73
133.085.163.090 64,62 79.538.786.776 61,66 43.763.256.547 36,66 56.907.650.000 68,57
63.868.121.380 31,01 48.150.152.539 37,33 38.754.105.838 32,46 10.088.387.610 12,16
0,00
0,00 0,00 13.059.367.000 10,94 0,00
13.059.367.000
8.098.334.000 3,93 1.307.093.000 1,01 23.795.995.850 19,93 15.994.101.000 19,27
1.808.594.000 0,88 604.793.000 0,47 0,00 15.994.101.000 19,27
6.289.740.000 3,05 0,00 20.595.912.000 17,25 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00
0,00 702.300.000 0,54 0,00
0,00 0,00 1.053.728.000 0,88
0,00 0,00
2.146.355.850 1,80
0,00 0,00 0,00 0,00
898.560.146 0,44 0,00 0,00 0,00
898.560.146
0,00 0,00 0,00 0,00
205.950.178.616 100,00 128.996.032.315 100,0 119.372.725.235 100,0 82.990.138.610 100,0
962.520.875.322 1.180.017.092.822 2.912.701.240.575
#DIV/0! 8,26 6,99 2,30
PROVINSIBATAM TANJUNGPINANG KEPULAUAN ANAMBAS
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2015
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA 181.388,06 512.939,32 2.633.647,91 1.436.603,78