the effect of pheromone-trap color on catched yield …

4
Jumal Perlindungan Tanaman Indonesia, Vol. 14, No.2, 2008: 76 - 79 PENGARUH WARNA PERANGKAP FEROMON TERHADAP HASIL TANGKAPAN IMAGO Oryctes rhinoceros DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT THEEFFECT OF PHEROMONE-TRAP COLOR ON CATCHED YIELD OF Oryctes rhinoceros ADULT IN OIL-PALM ESTATE Idum Satia Santi dan Bambang Sumaryo Fakultas Pertanian, INSTIPER, Yogyakarta RX. Wagiman* Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta *Penu/is untuk korespondensi. E-mail: [email protected] ABSTRACT The effectiveness of a synthetic-pheromone trap with active ingredient of ethyl-4-methyloctanoate in catching adults ofOryctes rhinoceros was believed to be influenced by the trap color. A RCBD trial with single factor and three block replicates was conducted during September to October 2008 at Oil-Palm-Trial Station at PTPN Ill, Labuhan Batu District, North-Sumatera Province. The single factor was trap color i.e. orange, green, white, blue, red, yellow, and pink. Results showed that total numbers and sex ratios of collected O. rhinoceros adults were not significantly influenced by the trap color. The total numbers of collected O. rhinoceros adult during 30 days on color of orange, green, white, blue,red,yellow,andpink were136,177,126,155,129,114, and 113 individuals withsexratios(Y¥ 0.47,0.52,0.62, 0.50, 0.60, 0.49, and 0.54, respectively. The synthetic pheromone significantly attracted more O. rhinoceros female (65%) rather than the male one (35%). Key words: oil palm, Oryctes rhinoceros, pheromone INTISARI Keefektifan perangkap feromon sintetik berbahan aktif ethyl-4-methyloctanoate dalam menangkap imago Oryctes rhinoceros diyakini dipengaruhi oleh wama perangkap tersebut. Percobaan RCBD faktor tunggal dengan tiga blok ulangan dilakukan pada bulan September sampai dengan Oktober 2008 di kebun penelitian kelapa sawit PTPN III, Kabupaten Labuhan Batu, Provinsi Sumatera Utara. Faktor tunggal tersebut yakni wama perangkap meliputi oranye, hijau, putih, biru, merah, kuning, dan pink. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wama perangkap tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil tangkapan dan sex ratio imago O. rhinoceros. Total imago O. rhinoceros yang tertangkap selama 30 hari pada wama oranye, hijau, putih, biru, merah, kuning dan pink sebanyak 136, 177, 126, 155, 129, 114 dan 113 dengan sex ratio (SIC(. 0,47; 0,52; 0,62; 0,50; 0,60; 0,49 dan 0,54. Feromon sintetik secara signifikan lebih banyak menarik imago betina (65%) daripada yangjantan (35%). Kata kunci: feromon, kelapa sawit, Oryctes rhinoceros PENGANTAR Kumbang badak [Oryctes rhinoceros L. (Coleoptera: Scarabaeidae, Dynastinae)] (Kalshoven, 1981) merupakan hama utama pada perkebunan kelapa sawit. Permasalahan hama kumbang badak ini semakin serius dengan pemanfaatan tandan kosong pada areal tanaman kelapa sawit sebagai mulsa dan pengganti pupuk non-organik. Pemanfaatan tandan kosong banyak diaplikasikan pada areal tanaman belum menghasilkan (TBM) dan pada tanaman menghasilkan (TM). Dampak negatif pemanfaatan tandan kosong yaitu sebagai tempat berkembangbiaknya O. rhinoceros.Akibat serangan hama ini perkebunan kelapa sawit bisa mengalami kerugian finansial yang sangat besar. Hama ini sangat mematikan tanaman kelapa saw it. Serangan dapat terjadi pada tanaman sawit muda hingga tua. Kumbang O. rhinoceros menyerang tanaman kelapa sawit yang baru ditanam sampai berumur 2,5 tahun. Kumbang ini jarang sekali dijumpai menyerang kelapa sawit yang sudah menghasilkan (TM). Kumbang menggerek pucuk sampai titik tumbuh sehingga menyebabkan malformasi daun. Pada serangan areal berat, hampir semua tanaman diserang oleh hama ini, bahkan satu tanaman dapat digerek beberapa kali oleh kumbang ini sehingga dapat menyebabkan kematian pada tanaman (Sipayung & Sudharto, 1985). Beberapa metode pengendalian populasi O. rhinoceros telah dikembangkan. Teknik pengendalian yang pemah dilakukan antara lain menangkap kumbang badak pada tanaman yang terserang, mengambillarva pada tumpukan batang

Upload: others

Post on 05-Nov-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Jumal Perlindungan Tanaman Indonesia, Vol. 14, No.2, 2008: 76 - 79

PENGARUH WARNA PERANGKAP FEROMON TERHADAP HASIL TANGKAPAN IMAGO

Oryctes rhinoceros DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

THE EFFECT OF PHEROMONE-TRAP COLOR ON CATCHED YIELD OF Oryctes rhinocerosADULT IN OIL-PALM ESTATE

Idum Satia Santi dan Bambang SumaryoFakultas Pertanian, INSTIPER, Yogyakarta

RX. Wagiman*

Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

*Penu/is untuk korespondensi. E-mail: [email protected]

ABSTRACT

The effectiveness of a synthetic-pheromone trap with active ingredient of ethyl-4-methyloctanoate in catching adults

ofOryctes rhinoceros was believed to be influenced by the trap color. A RCBD trial with single factor and three block

replicates was conducted during September to October 2008 at Oil-Palm-Trial Station at PTPN Ill, Labuhan BatuDistrict, North-Sumatera Province. The single factor was trap color i.e. orange, green, white, blue, red, yellow, andpink. Results showed that total numbers and sex ratios of collected O. rhinoceros adults were not significantly influencedby the trap color. The total numbers of collected O. rhinoceros adult during 30 days on color of orange, green, white,blue,red,yellow,andpink were136,177,126,155,129,114,and113individualswithsexratios(Y¥ 0.47,0.52,0.62,0.50, 0.60, 0.49, and 0.54, respectively. The synthetic pheromone significantly attracted more O. rhinoceros female(65%) rather than the male one (35%).

Key words: oil palm, Oryctes rhinoceros, pheromone

INTISARI

Keefektifan perangkap feromon sintetik berbahan aktif ethyl-4-methyloctanoate dalam menangkap imago Oryctesrhinoceros diyakini dipengaruhi oleh wama perangkap tersebut. Percobaan RCBD faktor tunggal dengan tiga blokulangan dilakukan pada bulan September sampai dengan Oktober 2008 di kebun penelitian kelapa sawit PTPN III,Kabupaten Labuhan Batu, Provinsi Sumatera Utara. Faktor tunggal tersebut yakni wama perangkap meliputi oranye,hijau, putih, biru, merah, kuning, danpink. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wama perangkap tidak berpengaruhsignifikan terhadap hasil tangkapan dan sex ratio imago O. rhinoceros. Total imago O. rhinoceros yang tertangkapselama 30 hari pada wama oranye, hijau, putih, biru, merah, kuning dan pink sebanyak 136, 177, 126, 155, 129, 114dan 113 dengan sex ratio (SIC(.0,47; 0,52; 0,62; 0,50; 0,60; 0,49 dan 0,54. Feromon sintetik secara signifikan lebihbanyak menarik imago betina (65%) daripada yangjantan (35%).

Kata kunci: feromon, kelapa sawit, Oryctes rhinoceros

PENGANTAR

Kumbang badak [Oryctes rhinoceros L.(Coleoptera: Scarabaeidae, Dynastinae)](Kalshoven, 1981) merupakan hama utama padaperkebunan kelapa sawit. Permasalahan hamakumbang badak ini semakin serius denganpemanfaatan tandan kosong pada areal tanamankelapa sawit sebagai mulsa dan pengganti pupuknon-organik. Pemanfaatan tandan kosong banyakdiaplikasikan pada areal tanaman belummenghasilkan (TBM) dan pada tanamanmenghasilkan (TM). Dampak negatif pemanfaatantandan kosong yaitu sebagai tempatberkembangbiaknyaO. rhinoceros.Akibat seranganhama ini perkebunan kelapa sawit bisa mengalamikerugian finansial yang sangat besar. Hama inisangat mematikan tanaman kelapa saw it. Serangan

dapat terjadi pada tanaman sawit muda hingga tua.Kumbang O. rhinocerosmenyerangtanaman kelapasawit yang baru ditanam sampai berumur 2,5 tahun.Kumbang ini jarang sekali dijumpai menyerangkelapa sawit yang sudah menghasilkan (TM).Kumbang menggerek pucuk sampai titik tumbuhsehingga menyebabkan malformasi daun. Padaserangan areal berat, hampir semua tanamandiserang oleh hama ini, bahkan satu tanaman dapatdigerek beberapa kali oleh kumbang ini sehinggadapat menyebabkan kematian pada tanaman(Sipayung & Sudharto, 1985).

Beberapa metode pengendalian populasi O.rhinoceros telah dikembangkan. Teknikpengendalian yang pemah dilakukan antara lainmenangkap kumbang badak pada tanaman yangterserang, mengambillarva pada tumpukan batang

Santi et at.: Pengaruh Warna Perangkap Feromon terhadap Hasil Tangkapan Oryctes rhinoceros

kelapa sawit yang mati di areal tanaman ulang,aplikasi insektisida sistemik, dan menggunakanperangkap feromon sintetik (de Chenon et al.,1997).

Feromon, berasal dari bahasaYunaniphero yangartinya pembawa dan mone artinya sensasi.Feromon ialah zat kimia yang berasal dari kelenjarendokrin dan digunakan oleh makhluk hidup untukmengenali sesama jenis, individu lain, kelompok,dan untuk membantu proses reproduksi. Feromonmenyebar ke luar tubuh dan hanya dapatmemengaruhi dan dikenali oleh individu lain yangsejenis atau satu spesies (Bedford, 1981).Feromonseks merupakan pesan kimiawi antara individu-individu dari spesies yang sarnauntuk memfasilitasiperkawinan (mating). Sejatinya, feromon sangatspesifik dan penggunaannya untuk pengendalianhama tidak akan mengganggu interaksi bio1ogisdalam suatu ekosistem tanaman (Thomson et al.,1999).

Feromon sintetik (ethyl-4-methyloctanoate)dikembangkan untuk mengendalikan O. rhinoceros

77

di 1apangan, baik imago jantan maupun betina.Feromon ini dapat menarik 21-31 % imago jantandan 67-79% imago betina. Feromon digunakanuntuk mengendalikan O. rhinoceros di lapangansehingga dapat meneegah kerusakan tanamankelapa sawit. Berbagai alat perangkap te1ahdikembangkan untuk meningkatkan jumlahtangkapan imago antara lain Ferotrap Ember, pipaPVC atau bambu, parabola, baling-baling (Sudhartoet al., 2000).

Rekomendasi untuk perangkap masal ia1ahdengan me1etakkansatu perangkap untuk 2 hektar.Pada populasi O. rhinoceros yang tinggi, aplikasiferomon diterapkan satu perangkap per hektar.Feromon (satu kantong) digantung di dalam emberplastik volume 12 liter. Tutup ember p1astikdi1etakkanterbalik dan dilubangi lima buah dengandiameter 55 mm. Pada dasar ember plastik dibuatlima lubang dengan diameter 2 mm untukpembuangan air hujan. Perangkap kemudiandigantungkan pada tiang kayu setinggi 4 m dandipasang dalam areal perkebunan kelapa sawit.

A = Sekat terbuat dari triplek, tinggi 16 em berfungsi untukmenghentikan kumbang O. rhinoceros yang terbang danmenabrak kemudian jatuh ke dasar ember. Sekat ini diwarnaioranye, hijau, putih, biru, merah, kuning dan pink.

B = Ember hitam, dasar ember diberi serbuk kayu untuk tempatbersembunyikumbang O. rhinoceros.Di tengah-tengahemberdigantungkan feromon sintetik ethyl-4-methyloctanoate.

Gambar 1. Struktur alat perangkap feromon

Kumbang yang terperangkap dikumpulkan dandibunuh. Pekerjaan ini dilakukan sekali setiap 2minggu (Utomo et al., 2006).

Imago O. rhinoceros tertarik eahaya 1ampupadamalam hari. Fenomena ini menginspirasipertanyaan, apakah warna perangkap feromonberpe-ngaruh terhadap keefektifan perangkaptersebut? Warna perangkap feromon belum pernahdiperhatikan, ada yang putih, ada yang hitam,tergantung pada tersedianya ember.Hasil penelitiandibahas untuk mengetahui sejauh mana warnaperangkap berpengaruh terhadap hasil tangkapanimago O. rhinoceros.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan di kebun penelitiansawit PTPN III, Afdeling VI, Desa AeknabaraSelatan, Keeamatan Bilah Hulu, KabupatenLabuhan Batu, Provinsi SumateraUtara, pada bulanSeptember sampai Oktober 2008. Kebun tempatpenelitian dilaporkan terdapat serangan hama O.rhinoceros. Penelitian ini menggunakan perangkapferomon dengan struktur perangkap seperti padaGambar 1.

Raneangan pereobaan aeak lengkap berblok atauRandomized Completely Blok Design (RCBD)faktor tunggal yakni tujuh warna sekat (oranye,

78 Jumal Perlindungan Tanaman Indonesia Vol. 14 No.2

18

16

9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Rari pengarnatan

Gambar 2. Hasil tangkapan imago O. rhinoceros selama 30 hari pada setiap perlakuan wama perangkapferomon

2

o3 5 7

Tabell. Total imago dan sex ratio O. rhinoceros tertangkap dari tiga ulangan selama 30 hari pada berbagaiwama sekat perangkap feromon sintetik (ethyl-4 methyloctanoate)

Sex ratio C;/c.;.O. rhinoceros

Jumlah

Wama Rerata jumlah imago O. rhinoceros tertangkap (ekor/perangkap)

cvs.d. Rerata s.d. cv

Oranye 45 91Rijau 61 116Putih 45 81Hiru 53 102Merah 47 82Kuning 38 76Pink 40 73

Rerata:!:s.d 42,7:1:16,1a 88,7::1:15,5b

Keterangan: Notasi hurufberbeda pada rerata dalam kolom menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan (Signifi-cance level (Prob>t) sebesar <0,0001). Notasi huruf yang sarna pada rerata dalam bans menunjukkanperbedaan yang tidak signifikan [Significance level (P>0,05)].

136a177a126a155a129a114a113a

hijau, putih, biru, merah, kuning, danpink) sebagaiperlakuan dengan tiga blok ulangan diaplikasikandalam penelitian ini. Perangkap dipasangpada arealtanaman belum menghasilkan (TBM) diperkebunan kelapa sawit. Tujuh perangkap denganmasing-masing wama berbeda (tujuh wama)dipasang pada satu blok. Perangkap dipasang padasore hari di antara tanaman sawit TBM setinggi 2 mdari permukaan tanah. Jarak pemasangan antarperangkap feromon 100 m. Letak tujuh perangkapdengan wama berbeda diacak untuk setiap blok.

36,5523,1839,2739,5840,8611,1521,22

26,8113,1231,2525,5931,759,81

18,72

0,47a0,52a0,62a0,50a0,60a0,49a0,54a

0,110,140,300,170,070,080,07

23,4026,9248,3934,0011,6716,3312,96

Variabel pengamatan yakni jumlah kumbang O.rhinoceros yang terperangkap pada setiap 24 jamselama 30 hari pengamatan. Pengamatan dilakukanpada pagi hari. Serangga yang masuk ke dalamperangkap diambil,dibunuh, dipisahkanantara yangjantan dan betina, serta dihitung. Analisis sidikragam (analysis of variance) dilakukan untukmengetahui signifikansi perbedaan hasil tangkapandan sex ratio kumbang O. rhinoceros diantaraperlakuan wama. Uji t dilakukan untuk analisisperbedaan jumlah kumbang O. rhinoceros jantandan betina yang tertangkap.

Oranyep"

14 A I \ I\ t..sHijau

01)

12 4 1\1 LJ I , 1\ _II - - Putih2.,1110 r , 1W1IW\\V\ '1\1 \ - n, , ...... Bim

<'>.Q

I NII\K\\ Wi Y\\ ,/,1\ 1 \ ...... Merah.... 68

C) I lilT'-

,,1ft WArn. \ I J.' \ 1\ Kuning0'-'01) 6..s.5 1.1 V \ P / \.... Jr\../ \ PinkSE 4Q)

c.::

Santi et oJ.: Pcngaruh Wama Pcrangkap Fcromon tcrhadap Hasil Tangkapan Oryctes rhinoceros79

HASIL DAN PEMBAHASAN

Imago O. rhinoceros berhasil ditangkap padasetiap hari pengamatan. Tiga hari pertama jumlahkumbang yang dapat ditangkapmeningkat, rata-ratasekitar 10 ekor per ember perangkap, kemudianpada hari-hari berikutnya sampai hari ke-30 jumlahkumbang yang tertangkap semakin berkurangsampai nol (Gambar 2). Semua perangkap darisetiap perlakuan warna dapat menangkap imago O.rhinoceros. Gambar 2 menunjukkan pola hasiltangkapan harian dari tujuh warna perangkap salingtumpang tindih sulit dipisahkan yang menunjukkanbahwa hasil tangkapan tersebut relatif sarna. Hasilanalisis sidik ragam (Tabel 1) membuktikan bahwaperlakuan warna tidak berpengaruh signifikanterhadap hasil tangkapan dan sex ratio kumbang O.rhinoceros.

Daya tarik paling utama dari perangkap terhadapimago O. rhinoceros ialah feromon sintetik ethyl-4-methyloctanoate. Sementara itu variasi warnadiyakini tidak berpengaruh karena imago O.rhinoceros termasuk serangga nokturnal, aktifterbang dari tempat perkembangbiakkannya danpindah dari satu tanaman ke tanaman lainnya padamalam hari (Mahmud, 1989). Pada malam hariindera kimia diyakini lebih berfungsi untukmengenali feromon sintetik daripada inderapenglihatan untuk mengenali warna perangkap.Pada siang hari imago O. rhinoceros tidaktertangkap karena bersembunyi. Rejeki (2007)melaporkanbahwa pada pukul 06.00 dan 12.00imago O. rhinoceros bersembunyi di dalam pasirsedangkan pada pukul 18.00 dan 24.00 keluar daripaslr.

Daya tarik feromon secara signifikan lebih kuatterhadap imago O. rhinocerosbetina daripada yangjantan. Tabell menunjukkan bahwa proporsi imagoO. rhinoceros jantan yang tertangkap 35%sedangkan yang betina 65%. Hasil kajian inimendukung laporan Sudharto et al. (2000) bahwaferomon tersebut menarik 21-31 % imago jantandan 67-79% imago betina. Feromon sintetik ethyl-4-methyl-octanoate memang dikembangkan dariisolasi feromon imago O. rhinoceros jantansehingga kumbang betina lebih banyak tertarik.

Implikasi dari hasil penelitian ini ialah bahwadalam membuat perangkap feromon denganperangkat ember seperti pada Gambar 1, bagianpapan yang berfungsi untuk menghentikanpenerbangan kumbang O. rhinoceros danmengarahkannya jatuh ke dasar ember, tidak perludiberi warna. Dengan demikian biaya perangkap

dapat dikurangi karena pewarnaan papan tidakdiperlukan.

KESIMPULAN

Warna perangkap feromon tidak berpengaruhnyata terhadap hasil tangkapan dan sex ratio imagoO. rhinoceros. Implikasi dari temuan ini ialahbahwa bahan-bahan perangkap tidak spesifik harusberwarna tertentu sehingga dalam pembuatanperangkap efisien waktu, biaya, dan tenaga.

DAFTAR PUS TAKA

Bedford, G.O. 1981. Control of the RhinocerosBettle by Baculovirus, p. 409--426.In H.D. Burges(ed.), Microbial Controlof Pest and Plant Diseases1970-1980. Academic Press, New York. .

de Chenon, D. R., C.U. Ginting, & A. Sipayung.1997. Pengendalian Kumbang Oryctes rhinocerospada Tanaman Kelapa Sawit secara Terpadu.Pertemuan TeknisKelapa Sawit. Medan, Juni 1997.

Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pests of Crops inIndonesia. P.T. Ichtiar Baru-van Hoeve, Jakarta.701 p.

Mahmud, Z. 1989.Pengendalian Kumbang Kelapasecara Terpadu. Balitpa, Badan Penelitian danPengembangan Pertanian, Deptan. 29 p.

Rejeki, T. 2007. Perilaku dan Mortalitas ImagoOryctes rhinoceros di Dalam Perangkap yangDiinokulasi Nematoda Steinernema carpocapsae.Skripsi. Fakultas Pertanian, UGM, Yogyakarta.(tidak diterbitkan).

Sipayung,A. & Sudharto Ps. 1985.Progressreport.Masalah Penggerek Pucuk Oryctes rhinoceros Linnpada Perkebunan Kelapa Sawit dan UsahaPengendaliannya. Laporan Intern PP-Marihat,Pematang Siantar, Indonesia.

Sudharto Ps, A. Susanto, Z.A. Harahap, & E.Purnomo. 2000. Pengendalian Kumbang TandukOryctes rhinocerospada TumpukanTandanKosongKelapa Sawit. Pertemuan Teknis Kelapa Sawit.Medan, Oktober 2000.

Thomson, D.R., L.J. Gut, & J.W. Jenkins. 1999.Pheromones for Insect Control: Strategies andSuccesses, p. 385--412. In Hall, F.R. & J.J. Menn(eds.), Biopesticides: Use and Delivery. HumanaPress, New Jersey.

Utomo, C., T. Hermawan, & A. Susanto. 2006.Mass Trapping of Oryctes rhinoceros in Oil Palmby Using Synthetic Pheromone. Proceeding ofInternational Oil.