teori teori sosiologi pendidikan
TRANSCRIPT
TEORI-TEORI SOSIOLOGI
PENDIDIKANDisusun oleh:
Mokhammad Fajar. NNophy Mina RahayuSri Ayu Sukmawati
Agung PrayitnoAni MahisaraniErna Zaenudini
Mata Kuliah: Sosiologi Antropologi PendidikanPGSD 2D STKIP SAS
TEORI-TEORI SOSIOLOGI PENDIDIKAN
PARELIUS
BALLENTINE
Mengemukakan 2 teori terhadap penggunaan perspektif konflik dalam mengkaji pendidikan
Teori Konsensus
Teori Konflik
Mengemukakan 3 teori
Teori Fungsional
Teori Konflik
Teori Interaksi
TEORI FUNGSIONALISME
Pendekatan Fungsionalisme, yang merujuk pada teori Struktural-Fungsionalisme, Konsensus, atau teori Equilibrium.
Teori Fungsionalisme didasari oleh asumsi bahwa lembaga-lembaga sosial yang ada di masyarakat merupakan bagian dari masyarakat dan memiliki ketergantungan satu sama lain, masing-masing memberikan konstribusinya kepada yang lainnya dalam mengoperasikan kegiatan sesuai dengan fungsi yang dimiliki dalam masyarakat.
Teori konsensus meyakini bahwa masyarakat terdiri dari berbagai macam aspek yang memiliki jenis, dan fungsi yang berlainan, akan tetapi setiap aspek mempunyai ketergantungan dan saling memberikan sumbangan atau dukungan menjaga keseimbangan dan ketangguhan sistem sosial secara menyeluruh.
Teori fungsional memfokuskan studinya pada pertanyaan pokok tentang struktur dan fungsi organisasi. Contoh ahli sosiologi menggunakan pendekatan teori ini mengkaji sistem pendidikan yang memusatkan perhatian pada struktur organisasi, seperti; sub-sistem dan tujuan pokok pendidikan.
diambil dariTeori Fungsionalisme
TEORI FUNGSIONALISME
Ann Parker Parelius dan Robert J Parelius (1978) mengungkapkan bahwa terdapat kunci pokok secara formal dari teori ini, yaitu berkaitan dengan:
Struktur & Fungsi
Integrasi
Stabilitas
Konsensus
Teori konsensus melihat bahwa masyarakat memiliki bagian-bagian yang terwujudkan adanya struktur sosial dalam kehidupan masyarakat, walaupun terdapat ketidaksetujuan
dalam memandang bagian ini. Teori Konsensus menekankan bahwa keanekaragaman bagian pada masyarakat saling
mengintegrasikan satu sama lainnya. Pada umumnya, teori ini menekankan cara keanekaragaman elemen pada sruktur sosial dalam bekerja sama untuk memelihara
keseluruhan sistemsosial.Tidak ada sekelompok masyarakat yang statis secara keseluruhan, dan teori konsensus
tidak dapat dielakan. Walaupun, teori konsensus menekankan perlu adanya kekuatan yang memelihara masyarakat dalam kondisi yang relatif stabil daripada terjadinya perubahan
radikal dan kasar.
Teori konsensus menyatakan bahwa dalam setiap masyakat modern atau rakyat biasa, luas terdapat seperangkat sumbangan pemikiran secara abstrak dan kompleks tentang
dunia kehidupan bermasyarakat.
TEORI KONFLIK
Teori konflik didasari asumsi bahwa ketegangan yang terdapat di dalam masyarakat diciptakan oleh adanya kompetisi kepentingan individu dan kelompok.
Teori konflik memandang sistem sosial terbagi kedalam kelompok dominan dan kelompok bawahan. Kelompok bawah dieksploitasi oleh kelompok dominan dalam menentukan keseluruhan atau kebanyakan nilai-nilai kehidupan bermasyarakat.
Para teoritis konflik memandang konflik dan pertentangan kepentingan dan perhatian dari berbagai individu dan kelompok yang saling bertentangan, sebagai penentu utama dalam pengorganisasian kehidupan sosial.
WEBER mengungkapkan dua tipe dari konflik
konflik di arena politik yang sangat fundamental
konflik dalam hal gagasan dan cita-cita.
TEORI KONFLIK
TIGA KUNCI POKOK KONSEP TEORI KONFLIK
KONFLIK PAKSAANPERUBAHAN
Ciri : setiap lembaga sosial dan kelompok biasanya bekerja sama menurut tujuan yang berlawanan satu sama lainnya. Tujuan dan program pada suatu kelompok sering mendapat tujuan tambahan dari tujuan dan program yang lain. Kepentingan kelompok yang memegang kekuatann memperuncing pertentangan dengan minat kelompok bawah.
Kelanjutan perjuangan kekuatan diantara kelompok menghasilkan keadaan yang terus menerus berubah secara konstan. Waktu yang relatif tenang dan stabil dengan jelas terjadi, tetapi selalu diselingi masa perubahan cepat dan terjadi pergolakan. Jika terjadi perubahan dalam kekuatan akan menimbulkan kerusuhan
Paksaan ini dilakukan dari dominasi cita-cita, gagasan dan ide sampai kepada paksaan secara fisik. Paksaan ini mungkin dilakukan secara positif ataupun negatif, tetapi kelompok yang dominan menggunakan cara-cara tesebut sebagai alat untuk menguasai atau mempengaruhi kelompok bawah.
TEORI INTERAKSI
Pada pendekatan teori ketiga ini memandang bahwa sosiologi mempunyai perhatian pada interaksi yang terjadi diantara individu dengan individu lainnya. Setiap individu memberikan sumbangan budaya dalam usaha menjabarkan dan menetapkan lembaga-lembaga sosial dalam cara-cara yang sama akibat dari kesamaan sosialisasi pengalaman dan harapan.
Para ahli sosiologi pendidikan menggunakan pendekatan ini dalam memperhatikan interaksi individu dalam kelompok; kelompok berteman, guru siswa, guru dan kepala sekolah, yang memiliki dampak terhadap sikap dan kemampuan siswa, pada nilai siswa, pada konsep diri siswa dan pengaruhnya terhad apaspirasi; dan pada status sosial ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan siswa.
Teori ini memandang bahwa pendekatan makro mempelajari masyarakat berdasarkan karakteristik secara keseluruhannya
TEORI INTERAKSI
Teori interaksi menekankan perlunya dilakukan analisis di tingkat mikro
Asumsi dasar teori ini dilandasi oleh pemikiran bahwa kehidupan social hanya bermakna pada tingkat individu atau interaksisosial.
teori ini menekankan pada pemahaman pandangan pikiran sehat terhadap realitas, pandangan kita terhadap peristiwa dan situasi di sekitar kita dan mereaksinya sebagaimana kita perbuat.
Aplikasinya pada pendidikan diwujudkan dalam bentuk kajian proses interaksi di dalam kelas, pengelolaan dan penggunaan pengetahuan, pertanyaan tentang apakah hal itu diajarkan, materi kurikulum.
Teori ini didasari oleh pemikiran tentang interaksi simbolik, ethnomethodology, dan phenomenology, dan berpendapat bahwa alternative secara radikal dalam sociology of education dibutuhkan apabila kita mengharapkan pemahaman system pendidikan sesuai dengan realitas .
TEORI INTERAKSI
ETNOMETODOLOGI
Etnometodologi merupakan kajian yang berkaitan dengan metode-metode yang dipakai individu dalam melahirkan interaksi dengan individu lainnya.
Etnometodologi adalah cabang dari fenomenologi yang mempelajari dan berusaha menangkap arti dan makna kehidupan sosial suatu masyarakat berdasarkan ungkapan-ungkapan atau perkataan-perkataan yang mereka ucapkan atau ungkapkan secara eksplisit maupun implisit.
TEORI FUNGSIONALISME
FENOMENOLOGI
Fenomenologi memiliki kesamaan dengan interaksionalisme simbolis. Murphy mengungkapkan pandangan para fenomenologi bahwa kita tak akan pernah mengenal realita secara
langsung akan tetapi mengenalnya melalui penafsiran dari kesadaran kita. penafsiran ini banyak diwarnai oleh pengetahuan yang dimiliki oleh individu itu sendiri. Fenomenologi mempelajari perolehan, makna dan interpretasi pengetahuan atas kesadaran, serta interaksi individu yang diakibatkan oleh hal-hal tersebut.
Syamsir (2006, hal 11), Alfred de eschutz berpendapat bahwa teori fenomenologi adalah tindakan manusia menjadi suatu hubungan sosial bila manusia memberikan arti atau makna tertentu terhadap tindakan tertentu dan manusia lain memahami pula tindakannya itu sebagai sesuatu yang penuh arti. Pemahaman secara subjektif terhadap suatu tindakan sangat menentukan kelangsungan interaksi sosial.
END SHOW & TQ
ANY QUESTION?