teori kinetika gas - · pdf fileteori kinetik dikenal pula sebagai teori kinetik-molekular...

40
SUNYONO (NIM: 107966009) 1 TEORI KINETIKA GAS A. Pendahuluan Di pertengahan abad ke-19, ilmuwan mengembangkan suatu teori baru untuk menggantikan teori kalorik. Teori ini berdasarkan pada anggapan bahwa zat disusun oleh partikel-partikel sangat kecil yang selalu bergerak. Bunyi teori kinetik adalah sebagai berikut: Dalam benda yang panas, partikel-partikel bergerak lebih cepat dan karena itu memiliki energi yang lebih besar daripada partikel-partikel dalam benda yang lebih dingin. (Wikipedia, 2011) Teori Kinetik (atau teori kinetik pada gas) berupaya menjelaskan sifat-sifat makroscopik gas, seperti tekanan, suhu, atau volume, dengan memperhatikan komposisi molekular mereka dan gerakannya. Intinya, teori ini menyatakan bahwa tekanan tidaklah disebabkan oleh gerakan vibrasi di antara molekul-molekul, seperti yang diduga Isaac Newton, melainkan disebabkan oleh tumbukan antarmolekul yang bergerak pada kecepatan yang berbeda-beda. Teori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. Dengan demikian, teroi kinetika gas membahas sifat-sifat gas yang berhubungan dengan gerakan translasi dari atom dan molekul dalam bentuk gas, serta menguji bagaimana sifat-sifat gas tersebut dapat dibahas berdasarkan pada gerakan translasi yang bebas dan kontinyu dari komponen-komponennya. Untuk dapat membahas sifat-sifat gas dengan lebih sempurna, maka dalam teori kinetika gas digunakan pendekatan gas ideal (Atkin, 2006, Castellan, 1983, dan Mortimer, 2008). Pendekatan terhadap gas ideal ini didasarkan atas asumsi-asumsi berikut ini: Gas terdiri dari partikel-partikel sangat kecil, dengan massa tertentu. Molekul-molekul ini bergerak secara acak. Partikel-partikel yang bergerak sangat cepat itu secara konstan bertumbukan dengan dinding-dinding wadah. Tumbukan-tumbukan partikel gas terhadap dinding wadah bersifat lenting (elastis) sempurna. Interaksi antarmolekul dapat diabaikan (negligible). Mereka tidak mengeluarkan gaya satu sama lain, karenanya tidak ada perubahan energi (artinya tidak ada energi translasi yang diubah menjadi energi rotasi, vibrasi maupun energi lainnya).

Upload: duongliem

Post on 01-Feb-2018

288 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

1

TEORI KINETIKA GAS

A. Pendahuluan

Di pertengahan abad ke-19, ilmuwan mengembangkan suatu teori baru untuk

menggantikan teori kalorik. Teori ini berdasarkan pada anggapan bahwa zat disusun oleh

partikel-partikel sangat kecil yang selalu bergerak. Bunyi teori kinetik adalah sebagai berikut:

Dalam benda yang panas, partikel-partikel bergerak lebih cepat dan karena itu memiliki energi yang lebih besar daripada partikel-partikel dalam benda yang lebih dingin. (Wikipedia, 2011) Teori Kinetik (atau teori kinetik pada gas) berupaya menjelaskan sifat-sifat

makroscopik gas, seperti tekanan, suhu, atau volume, dengan memperhatikan komposisi

molekular mereka dan gerakannya. Intinya, teori ini menyatakan bahwa tekanan tidaklah

disebabkan oleh gerakan vibrasi di antara molekul-molekul, seperti yang diduga Isaac

Newton, melainkan disebabkan oleh tumbukan antarmolekul yang bergerak pada kecepatan

yang berbeda-beda. Teori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. Dengan demikian, teroi kinetika gas membahas

sifat-sifat gas yang berhubungan dengan gerakan translasi dari atom dan molekul dalam

bentuk gas, serta menguji bagaimana sifat-sifat gas tersebut dapat dibahas berdasarkan

pada gerakan translasi yang bebas dan kontinyu dari komponen-komponennya. Untuk dapat

membahas sifat-sifat gas dengan lebih sempurna, maka dalam teori kinetika gas digunakan

pendekatan gas ideal (Atkin, 2006, Castellan, 1983, dan Mortimer, 2008).

Pendekatan terhadap gas ideal ini didasarkan atas asumsi-asumsi berikut ini:

Gas terdiri dari partikel-partikel sangat kecil, dengan massa tertentu.

Molekul-molekul ini bergerak secara acak. Partikel-partikel yang bergerak sangat cepat itu

secara konstan bertumbukan dengan dinding-dinding wadah.

Tumbukan-tumbukan partikel gas terhadap dinding wadah bersifat lenting (elastis)

sempurna.

Interaksi antarmolekul dapat diabaikan (negligible). Mereka tidak mengeluarkan gaya satu

sama lain, karenanya tidak ada perubahan energi (artinya tidak ada energi translasi yang

diubah menjadi energi rotasi, vibrasi maupun energi lainnya).

Page 2: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

2

Keseluruhan volume molekul-molekul gas individual dapat diabaikan bila dibandingkan

dengan volume wadah. Ini setara dengan menyatakan bahwa jarak rata-rata antarpartikel

gas cukuplah besar bila dibandingkan dengan ukuran molekul gas itu sendiri.

Molekul-molekul berbentuk bulat (bola) sempurna, dan bersifat lentur (elastic).

Energi kinetik rata-rata partikel-partikel gas hanya bergantung kepada suhu sistem.

Efek-efek relativistik dapat diabaikan dan efek-efek mekanika kuantum dapat diabaikan.

Artinya bahwa jarak antarpartikel lebih besar daripada panjang gelombang panas de

Broglie dan molekul-molekul dapat diperlakukan sebagai objek klasik.

Gambar 1. Tumbukan elastis molekul-molekul gas (Sumber: Wikipedia, 2011)

Tumbukan-tumbukan yang terjadi hanyalah mengubah arah kecepatan dari partikel.

Jumlah rata-rata tumbukan yang terjadi persatuan waktu yang dibuat oleh partikel tunggal

disebut frekwensi tumbukan. Frekwensi tumbukan memegang peranan penting dalam

membahas sifat-sifat transport gas dan reaksi-reaksi kimia dalam fasa gas. Jarak rata-rata

gerakan partikel antara tumbukan yang satu dengan tumbukan yang lain disebut jalan bebas rata-rata, yang memegang peranan penting dalam membahas fenomena transport, karena

menunjukkan berapa jauh molekul mempunyai sifat tertentu sebelum tumbukan.

Beberapa konsep fisika yang penting 1. Gaya dan satuannya

Salah satu konsep yang paling mendasar dalam ilmu fisika adalah gaya. Dalam mekanika

klasik yang dirumuskan oleh Isaac Newton pada akhir abad ketujuh belas, besarnya gaya (F)

diberikan oleh hukum kedua Newton tentang gerak (Mortimer, R.G., 2008):

Gaya = massa x percepatan, atau F = m. a

Page 3: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

3

Percepatan gerak jatuh bebas dari suatu benda di permukaan bumi adalah 9,81 m.s–2,

sehingga gaya gravitasi yang bekerja pada massa 1,0 kg

Dalam hal ini satuan gaya adalah Newton (N), yang setara dengan:

Mungkin dapat kita bayangkan bahwa gaya 1 N adalah gaya gravitasi yang bekerja

pada sebuah (misalnya) apel kecil (dengan massa sekitar 102 gram). Gaya adalah kuantitas

yang memiliki arah, dalam arti bahwa ia memiliki arah dan besaran. Ketika suatu objek

bergerak pada jarak s dengan gaya tertentu, objek tersebut melakukan kerja..Besarnya

kerja adalah produk perkalian jarak dan gaya yang yang dimiliki oleh suatu objek:

Kerja = Gaya x Jarak

Oleh karena itu, untuk menaikkan objek dengan massa 1,0 kg dari permukaan Bumi dengan

jarak vertikal 1,0 m mengharuskan kita untuk mengeluarkan sejumlah kerja:

Kerja = (9,8 N) x (1,0 m) = 9,8 N.m

Dalam hal ini 1 N m (atau, 1 kg m2 s–2) disebut 1 joule ( atau 1 J). Jadi 9,8 J dibutuhkan

untuk menaikkan massa 1,0 kg pada jarak verikal 1,0 m di atas permukaan bumi.

2. Kecepatan

Menurut mekanika klasik, keadaan dari suatu partikel ditentukan oleh posisi dan

kecepatannya. Jika partikel bergerak dalam sistem tiga dimensi, kita dapat menentukan

posisinya melalui koordinat Cartesian (x, y, dan z). Ketiga koordinat tersebut ekuivalen

dengan vektor tiga dimensi r yang disebut sebagai vektor posisi. Vektor Ini adalah segmen

garis terarah yang menjangkau koordinat lokasi dari suatu partikel. Kami menyebutnya

komponen Cartesian x, y, dan z dari vektor posisi. Kita nyatakan vektor tersebut dengan

tanda panah di atasnya, seperti di . Tiga komponen Cartesian tersebut juga dapat

dituliskan di dalam tanda kurung, seperti di r = (x, y, z). Kecepatan partikel adalah sebuah

vektor v dengan komponen Cartesian vx, vy, dan vz. Komponen-komponen ini merupakan

differensial waktu dari koordinat Cartesian (Mortimer, R.G., 2008):

……………….. (1)

Ketiga persamaan tersebut setara dengan persamaan vektor tunggal

Page 4: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

4

……………………………………. (2)

3. Hukum Gerak Newton

Dalam mekanika klasik, gerak partikel diatur oleh tiga hukum Newton, yang

didasarkan pada generalisasi fakta eksperimental. Hukum Newton yang pertama disebut

hukum kelembaman: Sebuah partikel stasioner cenderung untuk tetap diam kecuali ada gaya

yang bekerja padanya, dan sebuah partikel bergerak cenderung terus bergerak dengan

kecepatan tidak berubah kecuali ada gaya yang melawannya. Sedangkan hukum kedua

Newton, menyatakan: jika sebuah partikel bergerak hanya dalam arah x, hukum kedua

Newton itu (Mortimer, R.G., 2008):

……………………….. (3)

Dalam persamaan ini Fx adalah gaya dalam arah x yang bekerja pada suatu benda yang

memiliki massa m, x adalah koordinat, vx adalah komponen kecepatan dalam arah x, dan ax

adalah percepatan dalam arah x. Sebagaimana ditunjukkan, percepatan adalah turunan dari

kecepatan terhadap waktu atau turunan kedua dari vektor posisi. Jika sebuah partikel

bergerak dalam tiga dimensi, hukum kedua Newton dinyatakan dengan persamaan vektor

……………………. (4)

4. Keadaan mikroskopis untuk menyatakan arah (vektor)

Menurut mekanika klasik, sistem keadaan mikroskopis kita ditentukan dengan

menentukan posisi dan kecepatan dari setiap partikel. Jumlah partikel dalam sistem model ini

berkisar dari 1 sampai N. Vektor r dari partikel pada posisi ke- i dapat ditulis sebagai jumlah

vektor dari tiga koordinat Cartesian (Mortimer, R.G., 2008):

……………………… (5)

Setiap istilah dalam Persamaan tersebut merupakan produk dari besaran skalar (komponen)

dan vektor satuan. Sebuah besaran skalar dapat menjadi positif, negatif, atau nol tetapi tidak

memiliki arah tertentu dalam ruang. Vektor satuan posisi i berada dalam arah positif pada

sumbuu x, vector satuan posisi j berada dalam arah sumbu y positif, dan satuan vector posisi

(Hukum kedua Newton)

Page 5: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

5

k berada dalam arah sumbu z positif. Gambar 2. menunjukkan vektor ri, sumbu Cartesian,

vector satuan, dan komponen Cartesian.

Gambar 2. Sebuah vektor posisi r pada bidang tiga-dimensi. Vektor r menentukan

posisi partikel. Vektor satuan i, j, dan k juga ditampilkan (Sumber: Mortimer, R.G., 2008).

Produk dari besaran skalar positif dan vektor satuan adalah vektor dengan arah yang

sama sebagai vektor satuan dan panjangnya yang sama dengan kuantitas skalar. Jika

kuantitas skalar adalah negatif, produk tersebut merupakan vektor yang memiliki panjang

yang sama dengan besarnya kuantitas skalar dan dalam arah yang berlawanan dari vektor

satuan. Jumlah dari dua vektor dapat dinyatakan secara geometris dengan memindahkan

vektor kedua tanpa rotasi sehingga ekornya berada di kepala vektor pertama. Jumlah

vektornya adalah vector dengan ekornya pada ekor dari vektor pertama dan kepalanya

berada di kepala vektor kedua. Vektor ketiga akan ditambahkan ke jumlah dua vektor

tersebut dengan cara yang sama. Gambar 3. menunjukkan bagaimana tiga komponen vector

dikali vektor satuannya menghasilkan vektor posisi ri.

Page 6: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

6

Gambar 3. Penambahan dari komponen vektor posisi (Sumber:

Mortimer, R.G., 2008).

Kecepatan partikel ke i ditentukan oleh vector kecepatan vi:

………………….. (6) Komponen kecepatan vi adalah angka perubahan xi, yi, dan zi:

Gambar 4. Sebuah vector kecepatan pada ruang tiga dimensi.

Jvy

ix+jy

Page 7: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

7

Vektor kecepatan dapat direpresentasikan secara geometris seperti pada Gambar.4. Arah

vektor kecepata merupakan arah di mana partikel bergerak. Kelajuan meruapakan besaran

dari kecepatan, yang diberikan melalui teorema Pythagoras pada posisi tiga dimensi:

……………………… (7)

Persamaan ini menunjukkan bahwa besarnya vektor selalu non-negatif (positif atau nol).

B. Tekanan Gas

Tekanan dijelaskan oleh teori kinetik sebagai kemunculan dari gaya yang dihasilkan

oleh molekul-molekul gas yang menabrak dinding wadah. Andaikan satu molekul gas yang

bermassa m, bergerak dalam sebuah kubus dengan laju vx yang searah dengan sumbu x.

Molekul ini akan menumbuk dinding sebelah kanan dan memantul balik denagn laju –vx.

Besarnya perubahan momentum pada dinding kanan untuk satu tumbukan = mv x – (– mvx)

= 2 mvx. (Sumber: Atkin, 2006)

Misalkan ukuran kubus itu dengan luas A. Bagi setiap tumbukan, molekul akan bergerak

sejauh vx. t dalam selang waktu t.

Andaikan dalam kubus itu ada N molekul gas dan jumlah molekul gas persatuan

volume dinyatakan dengan Nv, maka jumlah molekul dalam wadah (kubus tersebut) yang

bergerak untuk mencapai dinding sebelah kanan adalah Nv A. vx. t . Secara rata-rata,

Page 8: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

8

setengah dari jumlah molekul yang ada bergerak kekiri dan setengahnya lagi bergerak ke

kanan. Sehingga rata-rata jumlah tumbukan dalam interval waktu t adalah ½ (Nv A. vx. t).

Dengan demikian total perubahan momentum yang diberikan dalam interval waktu tersebut

adalah

Perubahan momentum = ½ (Nv A. vx. t) . (2 m.vx) = m. Nv A. vx2. t).Ini adalah kecepatan

perubahan momentum dan disebut juga “gaya”. Menurut Hukum Newton II, gaya ialah

perubahan momentum per satuan waktu

Perubahan momentumFwaktu

22m.N .A.v . .N .A.v

tv x

v xtF m

Selanjuntya tekanan (P) adalah gaya persatuan luas atau

22xm.N .A.v m.N .v

v xFP vA A

……………. (8)

(A = luas dinding, dan Nv = N / V) Andaikan dalam kubus itu ada N molekul dan tumbukan berlaku ke semua arah dengan laju

rata-rata ,v dan v ,v zyx dengan demikian dalam persamaan di atas kecepatan molekul

bergerak dinyatakan dalam kecepatan rata-rata, maka:

2x

xNmvP

V ;

2y

yNmv

PV

; 2

zz

NmvPV

…………………… (9a)

Karena gerakan molekul gas acak dan dalam segala arah (dalam ruang tiga dimensi), maka

diasumsikan bahwa kecepatan rata-rata kuadrat kearah sumbu x, y, dan z sama besarnya.

2 2 2 2 2 2 2 2, dan 3x y z x y z xv v v v v v v v , sehingga Px = Py = Pz = P, dan 2v dinyatakan

dengan c2.

2

3NmvP

V

atau PV = 21 Nmc3

Page 9: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

9

atau 21 nMc3

PV ……………………………………………… (9b)

di mana n = N/NAv dan M = mNAv = massa molar, serta NAv = Bilangan Avogadro

c2 disebut laju rata-rata pangkat dua.

21 . . .3 AvPV n N m c ………………………… (9c)

21 . . .3 AvnRT n N m c

2 3.Av

RTcN m

123

.Av

RTcN m

………………………… (10a)

Karena Av

R kN

(suatu tetapan Boltzmann), maka:

123kTc

m

…..…………………………. (10b)

Ini adalah persamaan kecepatan alur kuadrat rata-rata (crms) atau kecepatan akar kuadrat

rata-rata, yang menunjukkan bahwa gerakan molekul-molekul gas sangat bergantung pada

suhu. Selanjutnya dari persamaan (10b) dapat diturunkan persamaan untuk menghitung

suhu dan energi kinetik rata-rata dari molekul gas yang bergerak bebas.

2 3mc kT

2.

3m cT

k …………………………. (11a)

Energi kinetik dari suatu benda yang bergerak adalah Ek = ½ m. v2, atau Ek = ½ m.c2.

Dengan demikian, energi kinetik rata-rata molekul gas yang bergerak adalah:

21 .2kE m c

1 3.32 2kE kT kT ………………… (11b)

Page 10: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

10

Persamaan ini sesuai dengan prinsip Boyle bahwa suhu absolut merupakan besaran yang

berbanding lurus dengan energi kinetik rata-rata dari semua molekul dalam sistem.

Prinsip Ekuipartisi

Anggap campuran gas-gas tidak bereaksi maka tekanan total adalah jumlah tekanan parsial

komponen-komponen gas (Hukum Dalton). Bila gas-gas yang bercampur diberi nomor 1,2,3

dan seterusnya., sehingga tekanan parsial masing-masing P1, P2, … Pn. dengan jumlah

molekul: N1, N2, dan seterusnya (Moore, 1972, dan Mortimer, R.G., 2008), maka:

P1V = N1kT, P2V = N2kT, dan seterusnya

Untuk massa masing-masing komponen m1, dan m2.

21 2 1 1 1

1 . . .3 AvPV n N m c , 2

2 2 2 2 21 . . .3 AvP V n N m c , dan

21 . . . .3 AvP V n N m c N kT

Dengan menyamakan ekspresi: P1V1 = P2V2, N1 = N2 = N (dimana N = n NAv), dan V1 = V2

= V (Volume wadah), maka dengan mengambil persamaan (11b) kita dapatkan bahwa:

2 21 1 1 2 2 2 3 .P V N m c N m c N kT

2 21 1 2 2 3m c m c kT

2 21 1 2 2

1 1 32 2 2

m c m c kT ………………………. (11c)

Persamaan (11c) menunjukkan bahwa dalam campuran gas pada suatu wadah dengan suhu

tertentu, maka Ek rata-rata ini bernilai sama, selanjutnya disebut sebagai prinsip ekuipartisi

energi.

Gambar 5. Prinsip Ekuipartisi Energi, dimana semua molekul dalam campuran

memiliki energi kinetik yang sama

Page 11: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

11

C. Distribusi Maxwell-Boltzmann sebagai Distribusi Kecepatan Molekul Sekarang perhatikan sistem gas bervolume V yang mengandung molekul dalam

jumlah besar, N. Setiap molekul bergerak dengan kecepatan masing-masing. Kecepatan

suatu molekul tidak selalu sama, bisa berubah setiap saat. Perubahan terjadi akibat

tumbukan dengan sesama molekul. Tumbukan yang menyebabkan pertukaran energi kinetik

antara molekul tersebut dengan molekul yang lain (Atkin, 2006).

Gambar 6. Perubahan kecepatan molekul gas karena tumbukan

Kecepatan awal suatu molekul dengan kecepatan awal molekul yang lain di antara

tumbukan-tumbukan dapat saja sama dan dapat juga berbeda. Dengan demikian ada

sebaran jumlah molekul mulai dari kecepatan nol hingga kecepatan sangat besar. Sebaran

tersebut digambarkan dengan suatu fungsi distribusi kecepatan molekul ƒ(v) yang disebut

fungsi distribusi Maxwell-Boltzmann. Dalam dua dimensi, fungsi distribusi Maxwell-

Boltzmann digambarkan dengan cara sebagai berikut.

Gambar 7. Alur fraksi molekul ƒ(vx) terhadap kecepatan dalam arah x

Page 12: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

12

Gambar 6 tersebut menunjukkan bahwa molekul-molekul gas yang bergerak acak

akan mengalami agihan (distribusi) sedemikian rupa, sehingga jika kita dapat

menggambarkan fraksi molekul-molekul yang memiliki kecepatan dari vx sampai dengan vx +

dvx, sebagai berikut (Atkin, 2006):

Gambar 8. Distribusi molekul-molekul yang memiliki kecepatan vx sampai vx+ dvx.

xdNvN

= f(vx)= fraksi molekuk-molekul yang memiliki kecepatan antara vx sampai vx+ dvx.

Sedangkan alur ƒ(v) terhadap kecepatan molekul v dengan perbedaan suhu dapat dilihat

pada gambar berikut.

Gambar 9. Distribusi kecepatan Maxwell-Boltzmann dan kebergantungannya

pada suhu dan massa molekul.

v

vx vx+ dvx

xdN vN f(v)

Page 13: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

13

Fungsi distribusi Maxwell-Boltzmann digunakan untuk menghitung kecepatan rata-

rata c (mean speed) molekul dalam gas. Perlu dipahami bahwa fraksi molekul atau jumlah

relatif molekul yang mempunyai kecepatan v sampai v+dv ditulis sebagai ƒ(v)dv. Perkalian

fraksi molekul dengan kecepatan ditulis vƒ(v)dv. Kecepatan rata-rata c diperoleh dengan

mengevaluasi integralnya,

………………….. (12)

Bentuk persamaan (12) merupakan bentuk kontinyu (fungsi kontinyu) dari perhitungan rata-

rata diskrit. Dalam bentuk diskrit, rata-rata dari molekul-molekul yang memiliki kecepatan vx1,

vx2, dan seterusnya dihitung melalui: 1 1 2 2

1 2

. . ......

x xx

N v N vc vN N

,

tetapi karena 1NN

dan 2NN

dan seterusnya sangat kecil, maka bentuk diskrit tersebut perlu

diubah ke dalam bentuk kontuinyu:

0

xx x

dNvc v vN

, dimana dNvx = N . f(vx) dvx, sehingga:

0. ( )x x x xc v v f v dv

………………………… (13a)

atau dalam sistem tiga dimensi: 0

. ( )c v v f v dv

……………………… (13b)

Dengan mengikuti persamaan ini, kecepatan kuadrat rata-rata juga dinyatakan:

2 2 2. ( )x x x xc v v f v dv

…………………….. (13c)

Kecepatan partikel gas dapat dibagi ke dalam komponen-komponen kecepatan yang tidak

bergantung satu terhadap lainnya, sehingga probabilitas F(vx, vy, vz)dvxdvydvz molekul akan

mempunyai komponen-komponen kecepatan dalam daerah vx sampai (vx + dvx), vy sampai

(vy +dvy), dan vz sampai (vz+ dvz), serta probabilitas tersebut merupakan hasil perkalian

probabilitas masing-masing komponennya (pada setiap sumbu x, y, dan z).

F(vx, vy, vz) dvxdvydvz = f(vx).f(vy).f(vz) dvxdvydvz.

Page 14: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

14

Probabilitas F(vx, vy, vz) hanya bergantung pada kecepatan kuadarat v2. Dimana harga

2 2 2 2x y zv v v v tidak bergantung pada arah kecepatan masing-masing. Oleh sebab itu, F

dapat ditulis sebagai fungsi F( 2 2 2, ,x y zv v v ), sehingga:

2 2 2( , , ) ( ). ( ). ( )x y z x y zF v v v f v f v f v ……..………………… (14)

Persamaan (14) menunjukkan bahwa probabilitas untuk mendapat molekul-molekul gas yang

memiliki kecepatan dari v sampai dengan (v+dv) merupakan fungsi differensial orde dua.

Oleh sebab itu, perlu diupayakan fungsi-fungsi yang memenuhi persamaan 14 tersebut.

Dalam hal ini, fungsi eksponensial merupakan fungsi yang cocok untuk persamaan (14).

Dengan demikian, kita dapat memasukkan fungsi eksponensial untuk f(v) dengan

menggunakan beberapa konstanta untuk mengkonversikan perubahan dari fungsi f(v) ke

dalam fungsi eksponensial. Untuk memudahkan perhitungan kita lakukan satu persatu, yaitu

fungsi f(vx) kita kerjakan lebih dahulu. Dimana, menurut Maxwell-Boltzmann bahwa molekul-

molekul bergerak dengan komponen-komponen kecepatannya vx, vy, dan vz sebanding

dengan fungsi eksponensial energi kinetiknya, yaitu:

/( ) . E kTf v e ………………………….. (15a)

Dimana: adalah suatu konstanta proporsionalitas pada suhu konstan, dan E adalah energi

kinetik dengan persamaan:

2 2 21 1 12 2 2x y zE mv mv mv ……………………. (15b)

Dengan menggunkan hubungan . .x y z x y za a a a , maka persamaan (15a) dapat ditulis: 2 2 21 1 1( )// 2 2 2( ) . . x y zmv mv mv kTE kTf v e e

22 2

2 2 2( ) . . .yx zmvmv mv

kT kT kTf v e e e

……………….... (15 c)

Karena 2 2 2( ) ( , , ) ( ). ( ). ( )x y z x y zf v F v v v f v f v f v , maka jika kita hanya mengambil

fungsi dari molekul-molekul gas yang bergerak pada sumbu x saja, maka:

Page 15: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

15

213 2( ) .

xmvkTxf v e

………………………… (15d) Begitu juga untuk molekul yang bergerak dalam arah sumbu y dan z:

213 2( ) .

ymvkT

yf v e

……………………… (15e) 21

3 2( ) .zmv

kTzf v e

……………………… (15f) Untuk menentukan harga kita harus menghitung probabilitas molekul yang bergerak dalam

daerah – < vx < dan harganya harus sama dengan 1, artinya dalam daerah tersebut

kemungkinan menemukan molekul yang bergerak dengan kecepatan dari vx sampai dengan

(vx+dvx) sama dengan 100%. Dengan demikian:

( ) 1x xf v dv

Dengan mensubstitusikan fungsi f(vx) persamaan (15d) kita dapatkan:

213 2 1

xmvkT

xe dv

, dengan memanfaatkan integral standar Gauss:

1123 2 1kT

m

32

2mkT

Jadi pada sumbu x kita dapatkan fraksi molekul-molekul yang bergerak dengan kecepatan vx

sampai (vx+dvx) adalah

212 2( )

2

xmvkT

xmf v ekT

……………………. (16a)

Demikian pula untuk f(vy) dan f(vz):

Page 16: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

16

212 2( )

2

ymvkT

ymf v ekT

…………………… (16b)

212 2( )

2

zmvkT

zmf v ekT

…………………….. (16c)

Dengan mensubstitusikan persamaan (16) ke dalam persamaan (14) kita peroleh:

2 2 2( ) ( , , ) ( ). ( ). ( )x y z x y zdf v F v v v f v f v f v dv

2 2 23 ( )2 2( ) . .

2

x y zm v v vkTmdf v e dv

kT

232 2( ) . .

2

mvkTmf v e

kT

…………..…………. (17a)

Dan 23

2 2( ) .2

mvkTmdf v e dv

kT

232 2df(v) = .

2

mvkT

x y zm e dv dv dvkT

…………. (17b)

Semua unsur-unsur dalam dvxdvydvz pada titik (vx, vy, dan vz) merupakan perubahan volume

bola dengan jari-jari v sampai (v +d v ). Perubahan volume ini adalah 24 v dv . Oleh karena

itu, probabilitas kecepatan yang terletak dalam daerah v sampai (v +d v ) dengan perubahan

volume bola dvx dvy dvz = 24 v dv , maka

2322 2( ) 4 .

2

mvkTmf v v e

kT

……………………… (17c)

Dengan mensubstitusikan persamaan ini (17c) ke dalam persamaan (13b) dengan

memanfaatkan integral standar Gauss, kita peroleh kecepatan rata-rata (c ), yaitu:

Page 17: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

17

0. ( )c v f v dv

232 3 2

04 .

2

mvkTmc v e dv

kT

3 122 21 2 84 .

2 2m kTckT kT m

.………………… (18)

Berdasarkan pembahasan di atas, kita dapatkan dua macam kecepatan dari molekul-molekul

gas yang bergerak acak dan bebas, yaitu kecepatan alur kuadrat rata-rata (crms) dan

kecepatan rata-rata (c ). Namun masih ada satu lagi kecepatan yang paling boleh jadi ( *c ).

Sedangkan dari kecepatan rata-rata dapat diturunkan menjadi kecepatan relatif (crel).

Dengan demikian, ada empat macam kecepatan yang dinyatakan untuk menentukan posisi

molekul yang bergerak acak dan bebas, yaitu:

1. Kecepatan alur kuadrat rata-rata (crms), sebagaimana persamaan (10b), yaitu

kecepatan akar pangkat dua rata-rata ( 2v ). 123

rmskTcm

2. Kecepatan rata-rata (c ), yaitu dengan merata-ratakan semua kecepatan molekul

yang bergerak dalam bidang tiga dimensi, sebagaimana persamaan (18):

128kTc

m

3. Kecepatan relatif, Kecepatan rata-rata relatif relc , (relatif mean speed) yang

merupakan kecepatan rata-rata molekul mendekati molekul lain dapat pula dihitung

dari fungsi distribusi Maxwell-Boltzmann. Walaupun susah diturunkan, hal ini dapat

ditentukan dengan penjelasan yang masuk akal melalui diagram kecepatan-

kecepatan molekul berikut:

Page 18: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

18

Gambar 10. Representasi tentang kecepatan rata-rata relatif (Atkin, 2006).

Harga kecepatan rata-rata relatif yang dihubungkan dengan kecepatan akar kuadrat

rata-rata adalah

Kecepatan rata-rata relatif dari dua molekul yang tidak identik bermassa mA dan mB

dapat dirumuskan sebagai:

dengan ……… (19)

Perhatikan bahwa massa di sini merupakan massa molekul (bukan massa molar)

dengan µ disebut sebagai massa tereduksi. Untuk dua molekul yang identik, maka mA

= mB = m, sehingga µ = m/2.

4. Kecepatan yang paling mungkin atau kecepatan paling boleh jadi ( *c ), yaitu

kecepatan molekul gas pada saat frekwensinya terbesar dan ditentukan berdasarkan

distribusi Maxwell-Boltzmann yang mencapai harga maksimum.

Jika (v ) diganti dengan c, maka persamaan (17c) ditulis:

232 2 2( ) 4 .

2

mckTmf c c e

kT

Kecepatan yang paling mungkin ( *c ) ditentukan berdasarkan turunan pertama dari

persamaan tersebut yang berharga nol, atau ( ) 0df c

dc , dan diperoleh:

Page 19: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

19

12* 2kTc

m

…………………………………… (20)

Gambar 11. Distribusi Maxwell untuk molekul dengan massa molar M pada suhu T: c*

adalah kecepatan yang paling mungkin, c adalah kecepatan rata-rata, dan c adalah kecepatan akar kuadrat rata-rata.

Tabel 1. Integral Standar Gauss untuk Teori Kinetika Gas (Castellan, 1983)

Page 20: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

20

D. Frekwensi Tumbukan Antar Molekul D1. Tumbukan molekul tunggal dan tumbukan antar molekul sejenis (identik)

Teori kinetika gas memungkinkan kita memperkirakan frekwensi tumbukan antar

molekul dan jarak rata-rata yang ditempuh oleh molekul untuk mencapai tumbukannya.

Pendekatan paling sederhana untuk memcahkan masalah ini adalah dengan mengganggap

semua atom diam kecuali satu yang bergerak sepanjang tabung (Gambar 11). Jika atom

bergerak dengan kecepatan rata-rata relatif terhadap mol;ekul lain relc selama selang waktu

t, di dalam tabung akan terjadi tumbukan dengan luas = .d2, menempuh jarak

(sepanjang tabung) = relc . t, dan volume tabung = . relc . t (dimana = tampang

lintang tumbukan). (Atkin, 2006, dan Oxtoby, 2008).

Gambar 12. Sebuah molekul (paling kiri) melaju dalam silinder yg volumenya . relc .

t, dalam selang waktu t. Molekul ini akan berbenturan dengan molekul lain yang juga ada dalam silinder.

Jumlah molekul yang ada dalam silinder dengan volume tersebut adalah . relc . t.

Nv. Dimana Nv adalah jumlah molekul persatuan volum, dan jumlah tumbukan dalam waktu

t sama dengan jumlah molekul dalam silinder (yaitu . relc . t. Nv). Dengan demikian,

jumlah tumbukan persatuan waktu atau frekwensi tumbukannya = . relc . Nv. Dimana: =

.d2. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa , sehingga frekwensi tumbukan

untuk atom/molekul tunggal (ZA) dapat dihitung dengan persamaan:

.2. . VNAZ c . ……………………….…. (21)

V= c t

c t,

Page 21: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

21

Jika yang dihitung adalah total tumbukan untuk dua buah molekul, maka persamaan

(21) harus diubah dengan mengalikan persamaan tersebut dengan ½ N (faktpr ½ berasal

dari tumbukan A dengan A’, atau A’ dengan A, dihitung sebagai satu kali tumbukan). Jadi

jumlah tumbukan persatuan volum persatuan waktu untuk tumbukan antar molekul sejenis

adalah

'1 . .2 A VA AZ Z N ………….………………….. (22a)

Atau

122 2

'4 .( )A A V

kTZ d Nm

………………………… (22b)

Dimana: VN PNV kT

D2. Tumbukan antar molekuk tak sejenis (tidak identik)

Selanjutnya tumbukan yang ditinjau adalah tumbukan antar molekul tak sejenis

(berbeda), maka perumusannya perlu dimodifikasi. Tumbukan terjadi bila dua molekul saling

mendekat dalam jarak d. Jarak sebesar ini disebut sebagai diameter tumbukan. Harga

diameter tumbukan tersebut bagi molekul-molekul model bola keras yang sejenis sama

dengan diameter molekul bola keras tersebut (persaamaan 22). Untuk molekul model bola

keras A dan B yang tak sejenis, maka massa molekulnya merupakan massa molekul

terreduksi (persamaan 19), dan diameter tumbukannya adalah rata-rata dari diameter

kedua molekul yang bertumbukan (Atkin, 2006).

Gambar 13. Tampang lintang tumbukan

Page 22: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

22

Jumlah tumbukan satu molekul A dengan molekul B adalah . . .B ArelN NcV V

, dimana NA

adalah jumlah molekul A dan NB adalah jumlah molekul B. Jadi jumlah tumbukan A dan B

persatuan volum dinyatakan dengan persamaan:

2. . .A BrelA BN NZ d cV V

, atau

122

28 .. . A B

A BkT N NZ d

V

…………………… (23)

Persamaan-persamaan (21), (22), dan (23) di atas memperlihatkan bahwa

peningkatan suhu sistem menyebabkan peningkatan kecepatan rata-rata relatif dari molekul-

molekul yang bertumbukan. Hal ini menyebabkan frekwensi tumbukan meningkat.

Persamaan ini menunjukkan bahwa pada suhu tertentu, frekwensi tumbukan berbanding

lurus dengan tekanan. Bila tekanan diperbesar maka kerapatan molekul membesar sehingga

kebolehjadian tumbukan antar molekul meningkat. Hal ini menyebabkan frekwensi tumbukan

juga meningkat. Sebagai contoh, molekul N2 pada tekanan 1 atm dan suhu 25 oC

mempunyai frekwensi tumbukan ≈ 7 × 109 s-1 yang berarti setiap detik molekul-molekul N2

bertumbukan 7 × 109 kali (Pengaruh suhu dan tekanan tersebut tercermin dari hubungan

VN PNV kT

).

D3. Jalan bebas rata-rata

Diantara tumbukan-tumbukan yang beruntun, sebuah molekul dalam suatu gas akan

bergerak dengan laju yang konstan sepanjang sebuah garis lurus. Jarak rata-rata diantara

tumbukan-tumbukan yang beruntun seperti itu dinamakan jalan bebas rata-rata (mean free

path = ). Jika molekul bergerak dengan kecepatan c dan bertumbukan dengan molekul-

molekul lain secara beruntun dengan frekwensi Z, waktu untuk mencapai tumbukan yang

satu dengan lainnya adalah 1/Z dan jarak antar tumbukan dinyatakan dengan c /Z (dimana Z

adalah frekwensi tumbukan molekul tunggal), sehingga jalan bebas rata-ratanya adalah

Page 23: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

23

. . . 2V

c cZ c N

1 .. 2

VN

Karena VN PNV kT

, maka V kTN P , sehingga diperoleh:

. . 2kT

P

……………………………………… (24)

E. Tumbukan dengan Dinding dan Permukaan

Dinding suatu tabung dengan luas A tegak lurus terhadap sumbu x di dalam tabung

tersebut bersisi gas dengan kerapatan Nv yang mempunyai kecepatan vx, akan menumbuk

dinding tabung dalam waktu t. Jika jarak yang ditempuh oleh molekul gas untuk mencapai

dinding lebih kecil atau sama dengan vx. t, maka semua moleku yang berada dalam volume

A. vx. t, yang bergerak kearah dinding dengan kecepatan rata-rata xv yang berkisar dari 0

sampai akan menumbuk dinding dengan interval waktu t. Sehingga jumlah total tumbukan

dalam interval waktu tersebut adalah (Atkin, 2006, dan Oxtoby, 2008):

0 . . . ( )x x x

NJumlah tumbukan A t v f v dvV

………………….. (25a)

Gambar 14. Tumbukan antar molekul gas dengan dinding

Bentuk integrasi dari persamaan (25) diselesaikan dengan mensubsitusikan

persamaan distribusi kecepatan (persamaan 16a):

Page 24: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

24

212 2

0 0. ( ) . .

2

xmvkT

x x x x xmv f v dv v e dvkT

12

0. ( )

2x x xkTv f v dv

m

………………………….…… (25b)

Dengan demikian, jumlah tumbukan molekul dengan dinding persatuan waktu persatuan luas

dinyatakan dengan Zw yang besarnya adalah:

12 .

2wkT NZ

m V

1 .. .

416.wN c NZ cV V

………………….. (25c)

Atau: 1 ..4w

P cZkT

……………………………. (25d)

Persamaan sederhana ini mempunyai banyak kegunaan, terutama untuk menentukan

laju molekul gas yang berefusi lewat lubang kecil pada dinding wadah, sehingga dapat

menjelaskan hukum efusi Graham.

F. Beberapa Aplikasi Teori Kinetika Gas untuk Mempelajari Fenomena Kimia

F1. Hukum Graham tentang efusi

Hukum efusi Graham menyatakan bahwa laju efusi gas melalui lubah kecil ke dalam

vakum berbanding terbalik dengan akar kuadrat massa molarnya (Gambar 15). Efusi gas

adalah perpindahan gas dari daerah dengan tekanan yang lebih besar ke daerah dengan

tekanan yang lebih kecil. Dengan mengkaji gas yang berbeda memiliki suhu dan tekanan

yang sama, jumlah rapatan Nv tidak berubah dan laju efusi dari tiap gas hanya bergantung

pada faktor 1

dalam persamaan (25c). Kesesuaian hasil pengamatan Graham ini

memberikan dukungan bagi teori kinetika gas (Oxtoby, 2008).

Page 25: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

25

Gambar 15. Sebuah lubang kecil dalam kotak yang menyebabkan molekul berefusi ke

vakum (Sumber: Oxtoby, 2008). Hukum Graham dapat diterapkan pada efusi campuran dua gas melalui sebuah

lubang kecil. Nisbah laju efusi kedua molekul gas tersebut (A dan B) adalah

Persamaan (25c) : .

4wc NZ

V , karena

128kTc

, maka kecepatan molekul

gas menembuk dinding persatuan waktu adalah 128. .

4wN kTZ AV

Untuk campuran molekul gas A dan B, diperoleh perbandingannya:

12

12

1 8. . .4laju efusi molekul A

laju efusi molekul B1 8. . .4

A

Aw A

w BB

B

N kT AVZ

ZN kT AV

1 . .4

Bw A A

w B B A

Z NZ N

……………………….. (26)

Persamaan ini menunjukkan perbandingan jumlah kedua molekul gas yang keluar

melalui lubang dalam selang waktu yang pendek. Gas yang ke luar diperkaya oleh komponen

yang lebih ringan, sebab molekul yang lebih ringan berefusi lebih cepat dibandingkan molekul

Page 26: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

26

yang lebih berat. Jika molekul B lebih berat dibandingkan molekul A, faktor pengkayaannya

adalah A B (dimana A merupakan gas yang lebih ringan).

Hukum efusi Graham akan berlaku jika lubang wadah cukup kecil dan tekanan cukup

rendah, sehingga sebagian besar molekul mengikuti garis lurus lubang tanpa mengalami

tumbukan sesamanya. Gejala yang sama dengan efusi adalah difusi gas yang melewati

penghalang berpori. Ini berbeda dengan efusi, karena molekul mengalami banyak tumbukan

dengan sesamanya sewaktu melewati pori-pori. Menariknya laju difusi ini juga berbanding

terbalik dengan akar kuadrat massa molar gas, meskipun alasannya tidak sejelas pada efusi

gas. Jika suatu campuran molekul gas dimasukkan ke dalam wadah yang memiliki

penghalang berpori (membran semipermeabel), molekul yang lewat akan kaya dengan

komponen yang lebih ringan dengan faktor A B , dan molekul-molekul yang tertinggal

kaya akan komponen yang lebih berat.

Aplikasi dari hukum Graham ini dapat digunakan untuk menghitung massa molekul

yang hilang dari wadah jika terjadi kebocoran, dengan memanfaatkan rumus (25c). Jika luas

lubang bocoran adalah Ao, maka jumlah molekul yang lolos dalam satuan waktu adalah

Zw.Ao. (Atkin, 2006):

..

2o

w oP AZ A

mkT ……………………… (27)

Persamaan ini merupakan dasar dari metode Knudsen untuk menentukan massa

molekul relatih (Mr), dengan menghitung massa molekul yang lolos. Misalnya uap padatan

belerang (S) dimasukkan ke dalam rongga yang dilengkapi dengan lubang kecil, maka

kecepatan hilangnya massa molekul S dari wadah berbanding langsung dengan teklanan P.

Bila besarnya tekanan dapat dihitung, maka hilangnya massa molekul (m) dapat dihitung

dan Mr dapat dicari. Bila persamaan (27) dimodifikasi dalam bentuk lain, dimana molekul

yang lolos selama t adalah Zw.Ao.m. t, maka hilangnya massa molekul dari wadah dihitung

dengan persamaan:

m = Zw. Ao. m. t …………………………….. (28)

Page 27: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

27

F2. Difusi Gas

Molekul gas bergerak pada garis lurus hanya pada jarak pendek sebelum ia berbelok

dan bertukar arah karena tumbukan (Gambar 16). Karena setiap molekul gas bergerak

dengan zigzag, molekul-molekul tersebut memerlukan waktu yang lebih lama untuk sampai

tujuan dari titik awalnya dibandingkan jika ia tidak berbenturan. Ini menunjukkan bahwa

proses difusi gas berlangsung lambat (Oxtoby, 2008).

Gambar 16. Satu molekul gas mengikuti lintasan garis lurus hanya sekejab

sebelum ia berbenturan, sehingga secara keseluruhan lintasannya zigzag (Sumber: Oxtoby, 2008)..

Kita dapat menjelaskan difusi gas dengan menggunakan kuantitats rata-rata yaitu

jarak rata-rata kuadrat: 2 2 2 2r x y z . Jika tidak ada aliran gas lain yang

mengusik gerakan molekul gas tersebut, maka 2r ternyata berbanding lurus dengan waktu

tempuhnya t.

2 6r Dt ……………………………… (29a)

Nilai 6D adalah tetapan proporsionalitas. Dimana D adalah tetapan difusi molekul. Jarak akar

kuadrat rata-ratanya adalah

2 6r Dt …………………………. (29b) Persamaan ini juga menunjukkan bahwa tetapan difusi gas berbanding lurus dengan jalan bebas rata-rata dan dengan rata-rata kecepatan molekul c . Namun, tetapan proporsionalitasnya sukar dihitung. Contoh yang paling sederhana adalah tetapan

proporsionalitas dari satu komponen gas dengan nilai 316

, jadi:

Page 28: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

28

123 3 8. .

16 16 2kT kTD c

P

12

23 .8 .

kT VDd N

Hukum Fiks tentang Difusi Molekul

Laju diffusi (ZwD) menurut Hukum Fiks, adalah berbanding lurus dengan gradient

perubahan perubahan jumlah molekul gas dalam wadah yang searah dengan sumbu x

(Atkin, 2006):

wDd NZdx

wDd NZ Ddx

…………………..……. (29c)

Persamaan (29c) ini disebut sebagai hukum Fiks I, dengan D adalah koefisien difusi.

Sedangkan hukum Fiks II, lebih menkankan pada persamaan kontinuitas yang

dinyatakan dengan:

2

2A AdN d ND

dt dx

……………….…………. (29d)

Penyelesaian dari persamaan (29d) diperoleh:

2

41 . ( )2

xA DtN e f x

N Dt

….…………… (29e)

Dengan menggunakan teori kinetika gas dan bila molekul telah berdifusi sejauh x selama

waktu t, keboleh jadian (fraksi) molekul berdifusi nyatakan oleh f(x)dx

( ) xN dxf x dxN

2

41( ) . .2

xDtf x dx e dx

Dt

……………………… (29f)

Page 29: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

29

Jika kecepatan (laju) alur kuadrat rata-rata (crms) yang ditempuh oleh satu molekul dalam

waktu t detik adalah 2 2 2 ( )rms rmsx c x f x dx

, penyelesaiaan persamaan 29f) adalah

2rms rmsx c Dt ………..………………… (29g)

F3. Dinamika Reaksi (Teori Tumbukan dan Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi)

Sebagaimana di bahas dalam teori kinetika gas bahwa kecepatan tumbukan untuk

atom atau molekul tunggal dinyatakan oleh persamaan (21), yaitu: .2. . VNAZ c Untuk kecepatan tumbukan antara molekul satu dengan molekul lain yang sama jenisnya

dinyatakan dalam persamaan (22b), yaitu

122 2

'4 .( )A A V

kTZ d Nm

Sedangkan untuk tumbukan antar molekul yang tak sejenis, misalnya tumbukan antara

molekul A dengan molekul B, telah dinyatakan ke dalam persamaan (23), yaitu:

122

28 .. . A B

A BkT N NZ d

V

Kita tinjau sekarang reaksi bimolekuler untuk membahas teori tumbukan dan

pengaruh suhu terhadap laju reaksi. Menurut teori tumbukan bimolekuler ini, laju reaksi

adalah hasil kali dari frekwensi tumbukan dan fraksi tumbuksn yang memiliki cukup energi.

Untuk tumbukan antar molekul sejenis, kita hubungkan persamaan (21) di atas dengan

tetapan laju reaksi orde dua, untuk reaksi (Oxtoby, 2008):

A + A produk

Jika energi aktivasi untuk reaksi ini adalah Ea, maka hanya sebagian [exp (–Ea/RT)]

dari tumbukan tersebut yang akan memiliki energi yang cukup untuk menghasilkan produk

(ini kemudian disebut sebagai frekwensi tumbukan). Setiap tumbukan yang efektif dari

sepasang molekul A tersebut menghasilkan penurunan jumlah molekul A dalam campuran

reaksi sebanyak dua kali, Jadi, laju perubahan jumlah molekul A persatuan volume adalah

/2 .

aERTAA

d N VZ e

dt

…….………………… (30a)

Page 30: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

30

122 2/ 42 .( ) .

aERTV

d N V kTd N edt m

1

222/4 . .

aERT

r

d N V RT Nd edt M V

…………. (30b)

Dimana Mr = Massa molar = massa molekul realtif

Karena harga tetapan laju reaksi (kr) melibatkan jumlah mol A per volume, yaitu [A], bukan

jumlah molekul A, maka keduanya (jumlah molekul A dan [A]) dihubungkan

oleh: .[ ]AvNN AV

, dengan NAv adalah bilangan Avogadro. Dengan mengambil definisi laju

reaksi untuk reaksi orde dua di atas:

122 21 [ ] 2 . .[ ]

2aE

RTAvr

d A RTlaju reaksi d N e Adt M

…….……. (31a)

Selanjutnya untuk reaksi orde dua dengan dua reaktan yang berbeda, maka jumlah

tumbukan antara molekul A dan molekul B, dihitung dengan persamaan (23) di atas. Dengan

cara yang sama untuk reaksi (Atkin, 2006):

A + B produk

Diperoleh: 122[ ] . .[ ][ ]

aERTAv

r

d A RTlaju reaksi d N e A Bdt M

……. (31b)

Sedangkan hukum laju untuk kedua reaksi tersebut adalah

Untuk reaksi ; 2A produk, hukum lajunya:

21 [ ] .[ ]2 r

d Alaju reaksi k Adt

………………………… (32a)

Dan untuk reaksi: A + B produk, hukum lajunya:

[ ] .[ ][ ]rd Alaju reaksi k A B

dt ……………… (32b)

Page 31: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

31

Berdasarkan persamaan (31) dan (32), maka bila dinyatakan persamaan (31a) =

persamaan (32a), dan persamaan (31b) = persamaan (32b),, kita dapat menentukan harga

tetapan laju reaksi (kr) berdasarkan teori tumbukan, yaitu:

1222 .

aERTr Av

r

RTk d N eM

…………….. (33a)

Atau: 122 8 .

aERTr

kTk d e

……..……………….. (33b)

Seberapa jauh teori tumbukan bimolekuler sederhana ini sesuai dengan hasil

eksperimen? Namun, yang pasti bahwa harga tetapan laju reaksi sangat dipengaruhi oleh

suhu reaksi, yang berarti bahwa bila suhu semakin besar, maka harga tetapan laju juga

semakin besar akibatnya laju reaksi makin cepat. Dengan mencocokkan data laju reaksi

elementer fasa gas dalam bentuk persamaan Arrhenius, energi aktivasi dan faktor pre-

eksponensial A dapat diperoleh dan hasilnya kemudian dibandingkan dengan teori, bila

diameter molekulnya diketahui. Hubungan persamaan (33) dengan persamaan Arrhenius

akan menghasilkan harga faktor A.

Persamaan Arrhenius: aE

RTrk A e

, dengan harga A adalah suatu konstanta. Dengan

menyamakan persamaan (33) dan persamaan Arrhenius, diperoleh harga A yang ternyata

masih bergantung pada suhu (T):

122 8kTA d

………………………. (34)

Meskipun faktor A masih mengandung fungsi T, tetapi jika range perubahan suhu tidak lebar,

maka perubahan harga A tidak signifikan, sehingga dapat diabaikan. Dengan demikian, pada

range perubahan suhu yang sempit, harga A dianggap konstan, sehingga persamaan

Arrhenius tetap berlaku.

Sekarang kita tinjau reaksi bimolekuler dari molekul sejenis, ambil contoh reaksi

elementer peruraian NOCl gas menghasilkan gas NO dan gas Cl2. Reaksinya:

2NOCl(g) 2NO(g) + Cl2 (g)

Page 32: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

32

Tetapan laju hasil pengukuran dari reaksi ini adalah 0,16 kali tetapan laju hasil perhitungan

(Oxtoby, 2008). Ini menunjukkan bahwa tidak semua tumbukan mampu menghasilkan reaksi,

meskipun molekulnya memiliki energi kinetik yang relatif memadai. Hasil perhitungan ini

nampaknya masuk akal, sebab orientasi relatif dari molekul yang bertumbukan akan

berperan dalam menentukan apakah tumbukan tertentu akan menghasilkan reaksi stau tidak.

Dari reaksi tersebut dan gambaran berikut (Gambar 17), jelas bahwa agar molekul Cl2

memisah, dua molekul NOCl harus mendekat sedemikian rupa sehingga terjadi tumbukan

dan atom klorin saling mendekat menghasilkan Cl2. Dengan demikian, frekwensi tumbukan

harus memperhitungkan faktor sterik (p) (dalam hal ini p = 0,16), sebab hanya sebagian

tumbukan yang terjadi dengan orientasi yang benar yang akan menghasilkan reaksi.

Gambar 17. Efek sterik pada probabilitas reaksi peruraian NOCl. Dimana dua molekul NOCl saling mendekat sedemikian sehingga dua atom klorin berdekatan, agar mengahsilkan gas Cl2 dan gas NO.

Perbandingan tetapan laju hasil perhitungan dan yang diperkirakan menghasilkan

nilai-nilai factor sterik, sebagaimana Tabel 2. Semakin besar dan semakin rumit molekul yang

bertumbukan, semakin kecil harga p, sebab semakin kecil fraksi tumbukan yang efektif yang

dapat menghasilkan reaksi. Faktor sterik merupakan koreksi empiris yang hanya dapat

diramalkan untuk kasus sederhana saja. Nilai dari factor sterik (p) cenderung berada pada

daerah 1 sampai 10–6. Oleh sebab itu, faktor sterik ini perlu untuk dimasukkan ke dalam

persamaan (33), sehingga dapat dijelaskan mengapa reaksi yang satu berjalan cepat,

sedangkan yang lain berjalan lambat, bahkan ada tumbukan yang tidak menghasilkan reaksi.

122 8 . .

aERTr

kTk p d e

…………………….. (35)

Tidak ada reaksi

Page 33: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

33

Meskipun demikian, teori tumbukan tidak dapat meramalkan nilai dari faktor sterik atau

energy minimum yang dibutuhkan untuk menghasilkan reaksi. Di samping itu, teori tumvukan

juga tidak dapat menjelaskan mengapa reaksi tertentu adalah unimolekuler, dan reaksi

lainnya adalah termolekuler (Atkin, 2006). Tabel 2. Faktor sterik untuk reaksi fasa gas (contoh kasus sederhana) (Oxtoby, 2008).

No. Reaksi Faktor Sterik (p) 1. 2 NOCl 2 NO + Cl2 0,16 2. 2 NO2 2 NO + O2 5,0 x 10–2 3. 2 ClO Cl2 + O2 2,5 x 10–3 4. H2 + C2H4 C2H6 1,7 x 10–6

F4. Kinetika fluoresensi dan fosforesensi

Pembahasan masalah fotokimia juga menyangkut fenomena fluoresensi dan

fosforsensi dalam sistem yang tidak mengalami perubahan kimia. Karena semua elektron

telah berpasangan dalam keadaan dasar, maka hasil penyerapan kuanta radiasi akan

membebaskan dua elektron dan menghasilkan keadaan tereksitasi dalam tingkat singlet atau

triplet. Tingkat energi molekul terbagi (seperti tingkat energi pada atom-atom alkali tanah)

menjadi sistem tingkat singlet dan sistem tingkat triplet. Susunan tingkat molekul tersebut

ditunjukkan secara skematis dala diagram jablonski (Gambar 18). Dimana sumber vertikal

merupakan ukuran energi dari sistem dan sumbu horizontal merupakan penghamburan

cahaya yang digambarkan secara sederhana.

Tingkat elektronik singlet dan triplet berturut-turut diberi lambang S dan T. Subskrit

menunjukkan urutan peningkatan nenrgi, huruf V yang ditlis di atas menunjukkan bahwa

molekul mempunyai kelebihan energi vibrasi, simbol tanpa huruf diatasnya menunjukkan

bahwa energi vibrasi molekul berada dalam kesetimbangan thermal, angka nol (0)

menunjukkan bahwa molekul berada dalam tingkat vibrasi yang paling mudah. (Castellan,

1983). Jika sistem mula-mula dalam keadaan dasar S0, sejumlah kuanta radiasi dapat

diserap untuk menaikkan sistem dari keadaan singlet yang satu ke singlet lainnya, S1 atau S2

dalam diagram. (transisi radiatif ditunjukkan dengan garis padat, dan transisi non-radiatif

dengan garis berombak).

Equilibrasi thermal energi vibrasional pada tingkat elekronik Sv2 terjadi dengan cepat,

proses ini di gambarkan dengan tanda panah berombak yang berakhir pada S2. Transisi non-

Page 34: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

34

radiatif dari S2 ke Sv1 juga cepat, proses ini di gambarkan dengan tanda panah horizontal

berombak dan disebut konversi dalam (Internal Conversion = IC). Di laporkan bahwa dalam

proses konversi dalam ini tidak terjadi perubahan energi. Padahal equilibrasi energi

vibrasional mengharuskan terjadinya pengurangan energi, oleh sebab itu, diperlukan satu

atau lebih tumbukan-tumbukan untuk dapat mengurangi kelebihan energi tersebut.

Equilibrasi energi vibrasional pada tingkat S1v1 juga cepat terjadi melalui tumbukan-tumbukan

ini. Setelah tercapai tingkat paling rendah dari S1, sistem menyediakan tiga bagian garis edar

untuk dapat kembali ke keadaan dasar S0. (Castellan, 1983)

Gambar 18. Keadaan tereksitasi dan transisi fotolisis. Transisi radiatif diantara keadaan

tersebut diberikan oleh garis padat, dan proses penghilangan radiasi oleh garis berombak ; IC = internal conversión dan ISC = Inter sistem crossing. Garis vertical berombak adalahproses relaksasi. (Sumber: Castellan, 1983).

Bagian 1 : Transisi radiatif dengan emisi kuantum radiasi fluoresen , hv1.

Radiasi fluoresen mempunyai frekuensi lebih rendah daripada cahaya yang

diserap yang dinaikkan dari S0 ke S2v. Transisi S1 → S0, fluoresensi yang

diperbolehkan menurut aturan seleksi terjadi sangat cepat. Karena pada transisi

ini proses pengosongan pada tingkat eksitasi terjadi sangat cepat, tetapi

Page 35: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

35

selanjutnya berhenti dengan segera setelah mengeksitasi radiasi yang pada

akhirnya terjadi proses pemadaman.

Bagian 2 : Penyilangan non-radiatif ke T1

v yang diikuti oleh equilibrasi vibrasio yang cepat ke

T1. Proses ini di ikuti juga oleh transisi T1→ S0. Radiasi yang di emisi disebut

fosforesensi. Penyilangan antar sistem non-radiatif (ISC) lebih lambat daripada

equilibrasi vibrasional, tetapi bersaing dengan emisi fluoresen pada molekul-

molekul yang memperlihatkan fosforesensi.

Transisi radiatif T1 → S0 biasanya sangat lambat, karena transisi triplet → singlet

merupakan “spin yang terlarang” menurut aturan seleksi. Konsekwensinya

fosforesensi berlangsung lama dan sewaktu-waktu terjadi pemadaman setelah

mengeksitasi radiasi.

Bagian 3a : Konversi dalam (IC) non-radiatif ke S0

v1 dan thermalisasi cepat dari energi

vibrasional untuk membawa sistem ke S0.

Bagian 3b : Quenching non-radiatif S1 oleh tumbukan.

Jadi, pada prinsipnya pemancaran fluoresensi akan berhenti dengan segera

sesudah radiasi dihentikan. Tetapi dalam beberapa hal fluoresensi masih bertahan untuk

beberapa waktu setelah radiasi di hentikan, gejala ini dinamakan fosforesensi.

Dapat kita uraikan sistem iluminasi keadaan Steadi melalui persamaan kecepatan untuk

setiap proses, sebagai berikut (Castellan, 1983): Tabel 3. Sistem iluminasi keadaan steadi dan kecepatan reaksinya

Proses Reaksi Kecepatan Eksitasi S0 + hV → S1 Ia ............................. (36) Fluoresensi S1 → S0 + hV’ A10[S1] .................... (37) Fluoresensi Quenching S1 + M→ S0 + M F

qk [S1][M] ............... (38) Konversi dalam S1 → S0 S

Ick [S1] ................... (39) Penyilangan antar sistem (singlet) S1 → T1 S

ISck [S1] ................... (40) Fosforesensi T1 → S0 + hV’’

TSA [T1] ................... (41) Fosforesensi Quenching T1 + M→ S0 + M P

qk [T1][M] …..…...... (42) Penyilangan antar sistem (triplet) T1 → S0 T

ISck [T1] ................... (43)

Page 36: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

36

kS ; kT adalah konstanta kecepatan untuk proses-proses yang bervariasi, kq adalah konstanta

kecepatan quenching. A10 dan ATS adalah koefisien Einstein untuk emisi spontan. [M] adalah

konsentrasi M yaitu konsentrasi total dari semua spesies dalam larutan. Sedangkan dalam

fasa gas [M] adalah tekanan total spesies.

Intensitas yang di emisi pada fluoresensi (I Fem ) diberikan oleh :

I Fem = A10[S1] ............................................................................... (44)

Jika [S1] dan [T1] tidak berubah-ubah terhadap waktu, maka pada kondisi Steady – State:

dtSd 1 = Ia - A10[S1] -

Fqk [S1][M] - S

ISck [S1] = 0 .................................................. (45a)

dan :

dtTd 1 = S

ISck [S1] - TSA [T1] - Pqk [T1][M] - T

ISck [T1] = 0 .............................................. (45b)

Dari defenisi TF (waktu hidup fluoresensi) dan TP (waktu hidup fosforesensi) :

FT

1 = A10 + S

Ick + SISck + F

qk [M] .......................................................................... (46a)

PT

1 = TSA + T

ISck + Pqk [M] ................................................................................. (46b)

Persamaan (46a) dan (46b) di subtitusikan ke (45a) dan (45b) :

dtSd 1 = Ia -

FT

S1 = 0 ............................................................................................ (47a)

dan

dtTd 1 = S

ISck [S1] -

pTT1 ......................................................................................... (47b)

Dengan menyamakan kedua persamaan untuk [S1] dan [T1] dihasilkan: [S1] = TF . Ia

Sehingga :

[T1] = SISck . TF . Tp . Ia .......................................................................................... (47c)

Harga [S1] disubtitusikan ke persamaan (44) di peroleh :

Page 37: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

37

I Fem = A10 . TF . Ia ................................................................................................. (48a)

Hasil kuantum dari fluoresensi adalah :

ФF = Ia

I Fem = A10 . TF .............................................................................................. (48b)

Subtitusi persamaan (48a) ke dalam persamaan (46a) :

FemI

1 =

Ia1

101

A

kk SISC

SIC +

IaA

Mk Fq

.10 ........................................................ (49)

Dengan memplot FemI

1 versus [M] diperoleh garis linier dan di sebut grafik Stern-Volmer.

Konstanta A10 di hitung dengan mengukur koefisien absorpsi molar pada pita absorpsi

(absorption band). Jika kita asumsikan setiap tumbukan adalah efektif, maka kecepatan

quenching adalah jumlah tumbukan spesies-spesies tereksitasi S1 dengan spesies lain ; M.

Menurut teori kinetika gas dan teori tumbukan, jumlah tumbukan diberikan oleh:

Z12 = Л 212d .

Tk.8

Ñ1. Ñ2 . e- Eo / RT..................................................................... (50)

Sehingga harga kqF adalah :

Fqk = Л 2

12d .

Tk.8 ........................................................................................... (51a)

Harga E0 sangat kecil sehingga dapat di abaikan. Untuk quenching harga kq adalah:

Fqk = Л 2

qd .

Tk.8 .................................................................................................. (51b)

Dimana d12 adalah diameter rata-rata dua molekul dan faktor Л d122 adalah tampang lintang

(cross section) tumbukan. Jika terjadi fosforesensi, maka :

I pem = ATS [T1] ............................................................................................................. (52)

Dari harga [T1] pada persamaan (47c) diperoleh :

I pem = ATS .

SISck . TF . Tp . Ia ..................................................................................... (53a)

Hasil kuantum untuk fosforesensi adalah :

Page 38: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

38

Фp = Ia

I Fem = ATS .

SISck . TF . Tp ............................................................................... (53b)

Dengan menggunakan persamaan (48a), maka persamaan (53b) menjadi :

Фp = ФF

10AATS

. SISck . Tp ......................................................................................... (53c)

Dari pesamaan (46b) dan (53c) diperoleh :

p1

= F

1

10AATS

SsISC

pq

TISCTS

k

MkkA ....................................................... (54)

Grafik Stern-Volmer antara p

1 versus [M] dapat memberikan cross section quenching

untuk fosforesensi. Dalam kasus lain, cross section quenching ditentukan oleh dua proses

paralel dari atom atau molekul tereksitasi. Pendekatan ini rasanya lebih sederhana dari

persamaan-persamaan di atas. Ungkapan kinetik untuk fluoresensi quenching diamati

dengan mempertimbangkan dua proses paralel untuk atom molekul tereksitasi B*.

Fluoresensi : B* k B + hv …………………..If

dtBd *

= If = k . [B*]

Quenching : B* + M qk B + M + energi kinetik (I0)

Kecepatan diaktivasi total:

- dtBd *

= k . [B*] + kq [B*] [M] = I0 …………………………………….. (55)

Jika intensitas cahaya yang diserap I0 dan intensitas fluoresensi adalah If, maka fraksi

molekul-molekul yang tereksitasi pada fluoresen adalah fluorecence yield (Yf).

Yf = 0I

I f =

MBkBk

Bkq **

*

Фf = Yf =

Mk

kq

1

1 ……………………………………………………………... (56)

Page 39: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

39

Harga k di peroleh dengan mengetahui waktu hidup T untuk keadaan eksitasi tanpa adanya

quencher,

k = T-1 ……………………………………………………………….… (57)

Sehingga harga kq dapat dihitung melalui kecepatan spesifik dari proses quenching

(persamaan 56). Selanjutnya dapat dihitung quenching cross section Tq atau Л d122 melalui

persamaan (3.43) atau 51b). Karena ada 2 molekul yang bertranslasi maka d12 merupakan

diameter rata-rata dari kedua molekul yang bertumbukan:

221221

12dddd

d12

Cross section : σQ = Л 12d 2

σQ = Л 2

122

d

σQ = Л 4

212d

........................................... (58)

Dari persamaan (51b) :

kq = Л d 212

2/18

kT

kq = 4σQ 2/18

kT

σQ = 41

2/18

kT

kq .................................................................. (59)

Karena kq ada dalam satuan m3.mol–1.s–1, maka persamaan (59) harus dibagi dengan

bilangan avogadro (NAv) untuk menyesuaikan satuannya :

d2 d1

Page 40: TEORI KINETIKA GAS - · PDF fileTeori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. ... sehingga gaya gravitasi yang bekerja

SUNYONO (NIM: 107966009)

40

σQ = 1

4 AvN

2/18

kT

kq ............................................................. (60)

Satuan [B*] dan [M] adalah mol.m– 3, sehingga TQ mempunyai satuan m2.

µ adalah massa tereduksi, yaitu :

µ = 21

21.mm

mm

x a mµ ................................................................. (61)

yang berperan sebagai quencher pada umumnya adalah gas (seperti : O2, H2, N2, CO, NO,

CH4, NH3, He, Ar dsb). Oleh sebab itu konsentrasi quencher ; [M] dapat dihitung dari

hubungan (Moore, 1972) :

[M] = RTp

= . .Av

pN k T

.................................................................... (62)

Tabel 4. Cross section efektif untuk quenching pada fosforesensi merkuri.

Gas σQ x 1016 (cm2) Gas σQ x 1016 (cm2)

O2 13,9 CO2 2,48

H2 6,07 PH3 26,2

CO 4,07 CH4 0,06

NH3 2,94 n – C7H16 24,0

Sumber: Moore, 1972.

Sumber bacaan: 1. Atkins, P.W.,, 2006. “Physical Chemistry”, 8th Ed. Oxford University Press. New York.

2. Castellan, G.W., 1983. “Physical Chemistry”, 3th Ed. Addison-Wesley Publishing Company. Singapore.

3. Mortimer, R.G., 2008. “Physical chemistry”. 3th Ed. Elsevier Academic Press. London.

4. Moore, W.J., 1972. “Physical Chemistry”. Printice-Hall Inc. New Jersey.

5. Oxtoby, D.W., et al., 2008. ”Principles of Modern Chemistry, Sixth Edition”. Thomson Brooks/Cole, a part of The Thomson Corporation. USA.

6. Wikipedia, 2011. “Teori Kinetik”. Tersedia pada http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_kinetik. Diakses pada tanggal: 02 Mei 2011.