telaah jurnal - percent body fat and preeclampsia (autosaved)

14
TELAAH JURNAL EARLY-PREGNANCY PERCENT BODY FAT IN RELATION TO PREECLAMPSIA RISK IN OBESE WOMEN Oleh: R.A Delila Tsaniyah Maghfiroh Rahayu Nindatama M. Rizky Galih Cahya Wijayanti Ahmad Syaukat Muhammad Fakhri Altyan Dwi Lestari Elisha Jethro Solaiman Pembimbing: Dr. dr. Ferry Yusrizal, Sp.OG. K. M.Kes BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FK UNSRI RUMAH SAKIT MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG 2016

Upload: dwi-lestari

Post on 13-Jul-2016

73 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Telaah Jurnal - Percent Body Fat and Preeclampsia (Autosaved)

TRANSCRIPT

Page 1: Telaah Jurnal - Percent Body Fat and Preeclampsia (Autosaved)

TELAAH JURNAL

EARLY-PREGNANCY PERCENT BODY FAT IN

RELATION TO PREECLAMPSIA RISK IN OBESE WOMEN

Oleh:

R.A Delila Tsaniyah

Maghfiroh Rahayu Nindatama

M. Rizky

Galih Cahya Wijayanti

Ahmad Syaukat

Muhammad Fakhri Altyan

Dwi Lestari

Elisha Jethro Solaiman

Pembimbing:

Dr. dr. Ferry Yusrizal, Sp.OG. K. M.Kes

BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FK UNSRI

RUMAH SAKIT MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG

2016

Page 2: Telaah Jurnal - Percent Body Fat and Preeclampsia (Autosaved)

2

TELAAH KRITIS JURNAL

1. Judul Jurnal:

Early Pregnancy Percent Body Fat in Relation to Preeclampsia Risk in Obese Women.

2. Gambaran Umum

a. Latar Belakang

Preeklampsia adalah komplikasi kehamilan yang serius, terjadi pada 5-8%

kehamilan di Amerika Serikat dan menyumbang sekitar 15% dari semua kelahiran

prematur. Obesitas pre-kehamilan adalah salah satu faktor risiko yang dapat

dimodifikasi untuk mencegah preeklamsia. Dalam studi ini, peneliti membuat hipotesis

bahwa jumlah lemak tubuh dapat membantu untuk menentukan apakah wanita obesitas

akan mengalami preeklamsia atau tidak pada kehamilannya. Indeks massa tubuh pre-

kehamilan telah digunakan untuk mendefinisikan obesitas, tetapi indeks massa tubuh

bukan merupakan indikator optimal untuk menentukan persentase lemak tubuh pada

umumnya dan bahkan kurang dapat diandalkan pada kondisi kehamilan. Bioelectric

impedance analysis (BIA) adalah salah satu pendekatan alternatif untuk mengevaluasi

obesitas. Pendekatan ini memungkinkan estimasi lemak tubuh dalam populasi besar

secara non-invasif dan telah direkomendasikan sebagai suatu penilaian variabel

penelitian pada wanita hamil. Dalam studi ini, peneliti menggunakan BIA untuk

mengukur lemak tubuh pada populasi wanita obes yang hamil dan untuk mencari tahu

hubungan persen lemak tubuh pada trimester pertama dengan terjadinya preeklamsia

pada wanita obes.

b. Subjek dan Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kohort (cohort study). Subjek penelitian adalah

pasien rawat jalan Obstetri dan Ginekologi RS Magee-Womens di Pittsburgh, PA. Para

wanita yang dijadikan subjek penelitian melengkapi kuesioner yang terkait perilaku

kesehatan, status resproduksi, dan karakteristik demografi. Kriteria eksklusi adalah

wanita dengan hipertensi, diabetes mellitus, penyakit ginjal, komplikasi lain, dan

gestasi mulltipel. Kriteria inklusi adalah pasien rawat jalan yang masih dalam awal

kehamilan atau trimester pertama. Diperoleh 373 wanita yang memiliki data trimester

pertama yang lengkap dan dijadikan subjek penelitian.

Page 3: Telaah Jurnal - Percent Body Fat and Preeclampsia (Autosaved)

3

Tinggi badan, berat badan, lingkar pinggang, dan lingkar panggul diukur dua kali

untuk menambah keakuratan. Hasil pengukuran ditulis dalam bentuk mean±standar

deviasi sedangkan variabel kategori disajikan dalam bentuk persentase. Indeks massa

tubuh awal kehamilan dihitung dari berat badan dan tinggi badan pada saat pertama kali

kunjungan. Resistensi dan reaktansi diukur dengan Quantum IV Bioelectrical

Impedance Analyzer. Pengukuran dilakukan dengan cara pasien diminta berbaring atau

dalam posisi supinasi dengan lengan tangan membentuk sudut 30° dari tubuh dan kedua

kaki juga tidak menyentuh sehingga tidak mengganggu arus listrik. Elektroda

dilekatkan pada posisi tetrapolar dengan 2 elektroda pada permukaan dorsal dari kaki

kanan dan 2 elektroda pada bagian dorsal tangan kanan, 1 di proksimal dan 1 di distal.

Elektroda bagian distal berlaku sebagai elektroda yang menghasilkan arus listrik kecil

dan tanpa nyeri; elektroda proksimal menerima arus listrik dan mengukur voltasi antara

tangan kanan dan kaki kanan.

BIA mengestimasi total body water (TBW) berdasarkan resistensi dan reaktansi,

tinggi badan dan berat badan pasien, serta lingkar perut dan kadar hematokrit pasien.

TBW selama kehamilan dihitung dengan rumus yang ditentukan oleh Lukaski, dkk

pada Tabel 1. TBW kemudian dipakai untuk mengestimasi berat lemak tubuh. Peneliti

memperoleh persamaan untuk mengukur berat lemak pada usia gestasi berapapun

berdasarkan rumus yang disediakan oleh van Raaji, dkk. Kadar air dari massa bebas

lemak kemudian dikalkulasikan dengan menggunakan dua persamaan yang berbeda,

satu untuk usia gestasi 0 sampai 10 minggu, satu untuk 10 sampai 40 minggu.

Persamaan ini divalidasi terhadap ruang deuterium dilusi dan pengukuran berat bawah

air.

Kadar hematokrit diukur dengan menggunakan sampel darah yang didapat dari

pungsi vena.

Ada dua definisi preeklamsia yang digunakan pada penelitian ini. Definisi

preeklamsia berdasarkan American College of Obstetrics and Gynecology adalah

kehamilan usia gestasi >20 minggu dengan tekanan darah ≥140 dan atau ≥90 mmHg,

dan proteinuria, yang sebelum kehamilan memiliki tekanan darah normal. Peneliti

membuat definisi ini sebagai definisi klinis dari preeklamsia. Pada studi sebelumnya,

peneliti menemukan bahwa definisi penelitian (menambahkan dari definisi klinis oleh

American College of Obstetricians and Gynecologists, yaitu pertambahan tekanan

darah >30 pada tekanan sistolik, dan/atau >15 pada tekanan diastolik, pada usia gestasi

>20 minggu dan disertai hiperurisemia yang didefinisikan sebagai 1 standar deviasi

Page 4: Telaah Jurnal - Percent Body Fat and Preeclampsia (Autosaved)

4

konsentrasi asam urat di atas rata-rata untuk usia kehamilan) mendefinisikan populasi

preeklamsia yang lebih parah dan homogen. Tiga puluh wanita memenuhi kriteria

definisi klinis preeklamsia sedangakan 14 wanita memenuhi definisi penelitian.

Tekanan darah ditentukan oleh rata-rata 5 tekanan yang diambil setelah masuk

rumah sakit untuk persalinan dan sebelum pemberian obat yang akan mengubah

tekanan darah. Proteinuria didefinisikan sebagai >0,3 g protein dalam waktu 24 jam

pengumpulan urin, 2+ protein diukur dengan dipstick pada sampel urin acak, sampel

urin dari kateter dengan 1+ protein, atau rasio protein-kreatinin >0,3.

Uji T-Test digunakan untuk membandingkan variabel kontinu antara wanita

dengan kehamilan normal dan wanita dengan preeklamsia. Uji Chi-Square digunakan

untuk membandingkan variabel kategori antara dua kelompok. Regresi logistik dipakai

untuk menganalisis indeks massa tubuh awal kehamilan dan persentase lemak tubuh

sebagai prediktor terjadinya preeklamsia. Semua analisis statistik dilakuan dengan

software SAS versi 9.4 dan p value <0,05 dinilai sebagai signifikan secara statistik.

c. Hasil

Peserta penelitian berusia 23,7 ± 4,1 tahun; 63% merupakan ras hitam, dan 20%

merupakan perokok (Tabel 2). Rata-rata indeks massa tubuh adalah 33,1 ± 7,8 kg/m2;

sebagian besar peserta memiliki IMT overweight (22,0%) atau obes (64,1%). Diabetes

Page 5: Telaah Jurnal - Percent Body Fat and Preeclampsia (Autosaved)

5

melitus gestasional lebih umum ditemukan pada wanita dengan preeklamsia (6,9%

memenuhi definisi klinis dan 14,3% definisi penelitian) daripada wanita tanpa

preeklamsia (3,5%). Rata-rata usia gestasi pada saat persalinan adalah 39,5 ± 1,3

minggu (39,0 ± 1,3 minggu untuk 30 wanita dengan klinis preeklamsia dan 38,1 ± 1,7

minggu untuk 14 wanita dengan penelitian preeklamsia). Tidak ada perbedaan

signifikan dalam distribusi metris obesitas (IMT, lingkar pinggang, rasio lingkar

pinggang-panggul, atau persentase lemak tubuh) pada 30 wanita dengan klinis

preeklamsia atau 14 wanita dengan penelitian preeklamsia dibandingkan dengan 343

kehamilan normal. (Table 2).

Ada korelasi linear moderat hubungan antara persentase lemak tubuh saat awal

kehamilan dan IMT (R2=0,66; Figure) walaupun bukan merupakan korelasi linear yang

sempurna, yang menunjukkan bahwa persentase lemak tubuh mungkin menawarkan

informasi yang independen mengenai risiko preeklamsia.

Page 6: Telaah Jurnal - Percent Body Fat and Preeclampsia (Autosaved)

6

Setelah dianalisis, hanya pada kategori obes tertinggi (berdasarkan klasifikasi

WHO, yaitu IMT>40 kg/m2) persentase lemak tubuh secara signifikan lebih tinggi pada

wanita dengan preeklamsia dibandingkan dengan wanita tanpa preeklamsia (Tabel 3).

Peneliti membandingkan IMT dan persentase lemak tubuh sebagai prediktor

preeklamsia pada wanita obes (IMT ≥30 kg/m2) (Tabel 4). IMT yang tinggi

berhubungan secara signifikan dengan tingginya risiko untuk preeklamsia secara

definisi penelitian, tapi tidak definisi klinis. Pengaruh hubungan ini tidak signifikan lagi

setelah beberapa penyesuaian pada usia, ras, dan statu merokok. Sebaliknya, terdapat

hubungan signifikan antara persentase lemak tubuh dan risiko preeklamsia baik secara

definisi klinis maupun penelitian. Untuk setiap kenaikan 1% lemak tubuh, risiko klinis

Page 7: Telaah Jurnal - Percent Body Fat and Preeclampsia (Autosaved)

7

preeklamsia meningkat 12% (OR= 1,124; 95% CI, 1,018 – 1,240), dan risiko penelitian

preeklamsia meningkat 24% (OR= 1,239; 95% CI, 1,054 – 1,455). Hubungan ini sedikit

menguat ketika peneliti menyesuaikan model untuk usia, ras, dan status merokok (Tabel

4). Peneliti menganggap model yang termasuk IMT dan persentase lemak tubuh

bersama-sama; pada kebanyakan model, presentase lemak tubuh menunjukkan

hubungan yang lebih kuat daripada IMT. Namun, dengan sedikitnya kasus, termasuk 2

variabel yang berhubungan sangat kuat pada model tunggal, menghasilkan

ketidakstabilan model yang disebabkan oleh inflasi varian. Demikian pula, peneliti

mencari tahu apakah hubungan antara lemak tubuh/IMT dan preeklamsia dapat

bergantung pada obesitas sentral sebagaimana diindikasikan oleh lingkar pinggang atau

rasio lingkar pinggang-panggul, tetapi hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan sama sekali dengan salah satu variabel-variabel ini di dalam model (p>0,05

untuk semua variabel).

Di dalam model yang dikelompokkan berdasarkan ras, OR pada umumnya sama

untuk ras putih dan ras hitam. Untuk preeklamsia definisi klinis, OR adalah 1,15 (95%

CI, 0,98 – 1,36) untuk ras putih, dibandingkan dengan OR 1,02 (95% CI, 0,95 – 1,11)

untuk ras hitam. Untuk preeklamsia definisi penelitian, OR untuk ras putih adalah 1,15

(95% CI, 0,95 – 1,39) dibandingkan dengan 1,29 (95% CI, 1,04 – 1,61) untuk ras hitam.

Penelitian ini tidak memiliki sampel yang cukup besar untuk menguji hubungan pada

masing-masing kategori ras.

Ketika peneliti menganalisis hubungan pada seluruh peserta (termasuk kategori

normal dan overweight), tidak ada hubungan yang signifikan ditemukan baik antara

IMT maupun persentase lemak tubuh terhadap risiko preeklamsia secara definisi klinis

maupun secara penelitian (Tabel 5), yang menyarankan bahwa hubungan antara

persentase lemak tubuh dan preeklamsia hanya terdapat pada wanita obes. Hubungan

Page 8: Telaah Jurnal - Percent Body Fat and Preeclampsia (Autosaved)

8

ini tidak bervariasi secara signifikan ketika peneliti menyesuaikan data diabetes melitus

gestasional, lingkar pinggang, atau rasio lingkar pinggang-panggul.

d. Diskusi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di antara peserta obesitas, peningkatan

persentase lemak tubuh memprediksi peningkatan risiko preeklamsia oleh kedua

definisi klinis dan penelitian. Meskipun mekanisme yang tepat yang mendasari

hubungan ini tidak teridentifikasi, temuan bahwa lemak tubuh lebih akurat

memprediksi preeklamsia daripada IMT menunjukkan bahwa jaringan adiposa sendiri

mungkin terlibat dalam patofisiologi preeklamsia. Preeklamsia diusulkan untuk

memasukkan kontribusi dari janin/plasenta dan keadaan ibu. Kontribusi ibu termasuk

predisposisi lingkungan, genetik, dan respon perilaku terhadap faktor-faktor yang

diproduksi oleh plasenta yang kekurangan perfusi. Obesitas adalah salah satu faktor

risiko yang berhubungan dengan inflamasi dan stres oksidasi yang diduga memiliki

peran dalam patofisiologi preeklamsia. Jaringan adiposa ibu yang banyak dan kelainan

metabolik yang berhubungan juga mungkin dapat langsung merusak implantasi.

Potensi kovariat dengan obesitas termasuk diet, olahraga, dan distribusi lemak. Peneliti

tidak memperhitungkan diet atau kebiasaan olahraga dari peserta penelitian. Distribusi

lemak, seperti yang diperkirakan dengan pengukuran lingkar pinggang dan rasio

lingkar pinggang-panggul, tidak berhubungan secara signifikan dengan peningkatan

risiko preeklamsia dan juga tidak meningkatkan dampak dari tingginya persentase

lemak tubuh.

Penelitian ini menggunakan BIA daripada IMT untuk mengukur massa lemak

selama kehamilan. Penganalisis BIA menghitung TBW dengan menggunakan

algoritma yang sebagian besar dikembangkan untuk wanita yang tidak hamil.

Perhitungan volume dapat dipengaruhi secara signifikan oleh ekspansi kompartemen

cairan ekstraseluler dan perubahan tingkat hematokrit selama kehamilan. Untuk

Page 9: Telaah Jurnal - Percent Body Fat and Preeclampsia (Autosaved)

9

menemukan standar yang digunakan untuk membandingkan pengukuran BIA pada

kehamilan, rumus yang spesifik untuk ibu hamil dapat digunakan untuk menghitung

TBW yang kemudian dikonversi ke massa lemak tubuh. Peneliti tidak memvalidasi

BIA dengan ruang deuterium dilusi, namun penelitian sebelumnya telah menunjukkan

bahwa BIA memberikan perkiraan yang hampir sama dengan nilai-nilai dilusi. Van

Loan, dkk menemukan bahwa TBW dengan ruang dilusi pada 10 wanita hamil yang

sehat adalah 33,1 ± 5,1 L pada 8-10 minggu usia gestasi, 33,6 ± 4,1 L pada 24-26

minggu, dan 38,7 ± 3,9 L pada 34-36 minggu. Hasil pada penelitian ini, yaitu TBW

pada wanita sehat tanpa preeklamsia hampir sama dengan nilai ruang deuterium ini:

34,4 ± 7,4 L pada 10,3 ± 2,9 minggu usia gestasi, 35,8 ± 5,8 L pada 20,0 ± 1,6 minggu

dan 39,5 ±7,0 L pada 35,2 ± 0,9 minggu. Persentase lemak tubuh dihitung dengan

model BIA khusus untuk kehamilan tampaknya juga setuju dalam temuan penelitian

yang menggunakan pengukuran berat hidrostatik. Penelitian sebelumnya yang juga

menggunakan teknik ini telah menemukan persentase lemak tubuh menjadi 29,6 ±

6,15% pada wanita sehat, IMT kurus pada usia gestasi 30 minggu. Rata-rata persentase

lemak tubuh pada wanita IMT kurus pada usia gestasi 35 minggu (n=13) adalah 45,3 ±

8,9%, karena banyaknya jumlah wanita yang overweight dan obes.

Hubungan antara persentase lemak tubuh dan risiko preeklamsia tidaklah

signifikan saat IMT kurus dan overweight dimasukkan ke dalam analisis, begitu juga

pada hubungan antara peningkatan IMT dan peningkatan risiko preeklamsia yang

terlihat pada studi kohort ini. Kedua peningkatan persentase lemak tubuh dan IMT

cenderung terus menuju peningkatan risiko preeklamsia pada semua subjek penelitian,

tetapi nilai-nilai yang diperoleh tidak signifikan. Kemungkinan karena desain yang

digunakan pada penelitian ini, jumlah subjek penelitian dengan IMT kurus dan

overweight (total 35,9%) yang diperoleh hanya sedikit, yang mungkin mengakibatkan

penyebaran data tidak cukup untuk menunjukkan adanya hubungan. Atau, mungkin

benar-benar tidak ada hubungan antara persentase lemak tubuh dan risiko preeklampsia

pada wanita dengan jumlah lemak tubuh yang rendah. Pada penelitian ini, ditemukan

juga kejadian sangat tinggi preeklampsia pada wanita dengan IMT kurus dan

overweight dan insiden yang relatif rendah pada wanita obes (7,69% wanita IMT kurus

dan 6,31% wanita IMT overweight, dibandingkan dengan 7,95% wanita obes dengan

preeklamsia klinis), yang dapat menumpulkan hubungan antara BMI, persentase lemak

tubuh, dan risiko preeklamsia. Alasan lain hubungan yang diharapkan antara IMT

sebelum kehamilan dan kejadian preeklamsia tidak terlihat pada studi kohort ini bisa

Page 10: Telaah Jurnal - Percent Body Fat and Preeclampsia (Autosaved)

10

jadi karena penonjolan dari obesitas pada wanita ras hitam . beberapa penelitian telah

menetapkan bahwa wanita kulit hitam yang obes memiliki risiko lebih rendah untuk

terjadi preeklamsia dibandingkan wanita kulit putih. Selain itu, studi ini dirancang

untuk merekrut wanita dengan IMT >30 kg/m2, dan kebanyakan studi yang telah

meneliti hubungan antara IMT sebelum kehamilan dan preeklamsia memiliki ukuran

sampel yang kecil dari wanita dengan IMT >35 kg/m2. Bodnar, dkk menemukan bahwa

OR preeklamsia mulai cenderung menurun ke bawah setelah IMT 35 kg/m2, meskipun

mereka tetap >1,0 dibandingkan dengan IMT 21 kg/m2. Hubungan antara IMT dan

preeklamsia dapat menjadi lebih tidak jelas pada IMT yang sangat tinggi, mengingat

berbagai persen lemak tubuh dan distribusi lemak tubuh (misalnya sentral, abdominal,

perifer, atau viseral) di antara individu yang obes. Meskipun penjelasan yang

memungkinkan ini, baik penyimpangan dari asosiasi antara peningkatan IMT dan

peningkatan risiko preeklamsia dan kejadian yang sangat tinggi dari preeklamsia antara

wanita dengan IMT kurus dan overweight menimbulkan pertanyaan tentang sifat

representatif daripada studi kohort ini.

Tantangan lain yang dihadapi dalam penelitian ini adalah tingkat yang sangat

tinggi dari preeklamsia pada wanita IMT kurus dan overweight. Tingkat keseluruhan

preeklamsia belum berubah secara dramatis dalam populasi Pittsburgh, yang

menunjukkan bahwa tingginya insiden preeklampsia mungkin merupakan temuan

menyimpang yang berhubungan dengan sedikitnya jumlah wanita IMT kurus dan

overweight. Atau, kelompok tersebut 63% wanita kulit hitam, untuk siapa literatur

dicampur berkaitan dengan preeklamsia risk. Dalam sebuah penelitian, wanita kulit

hitam IMT kurus lebih mungkin untuk mengalami preeklamsia dibandingkan wanita

kulit putih IMT kurus, tapi tren terbalik di BMI> 25 kg/m2. Demikian, sejumlah besar

wanita kulit hitam dalam kelompok IMT kurus dapat menjelaskan tingginya tingkat

preeklamsia dalam kelompok ini. Dalam penelitian ini, ketika peneliti membagi

kelompok berdasarkan ras, tidak ada hubungan yang signifikan antara persentase lemak

tubuh pada wanita obesitas putih dan risiko preeklamsia, mungkin karena jumlah kasus

hanya sedikit. Pada wanita hitam obes, ada hubungan yang signifikan antara

peningkatan persentase lemak tubuh dan risiko preeklampsia dalam definisi penelitian,

tetapi tidak oleh definisi klinis. Temuan ini juga mungkin dikarenakan ukuran sampel

yang kecil dalam subkelompok definisi penelitian dan bukan interaksi ras yang benar.

Sangat disayangkan bahwa batasan penelitian ini adalah tidak cukupnya sampel untuk

mengakses akibat dari persentase lemak tubuh berdasarkan ras.

Page 11: Telaah Jurnal - Percent Body Fat and Preeclampsia (Autosaved)

11

Ada keterbatasan tambahan dalam penelitian ini. Kelompok ini memiliki

sejumlah kecil kasus (30 kasus dengan definisi klinis, yang 14 kasus juga sesuai dengan

definisi penelitian), yang menyebabkan interval kepercayaan lebar untuk beberapa IMT

dan persentase lemak tubuh. Selanjutnya, peneliti tidak menyesuaikan untuk beberapa

perbandingan dalam pemodelan regresi, yang memungkinkan adanya hasil palsu yang

ditafsirkan sebagai positif; Namun, kami percaya bahwa penerapan penyesuaian yang

sangat keras dari tingkat signifikansi akan membuat mustahil untuk mendeteksi efek

apapun dalam kelompok dengan relatif sedikit kasus. Peneliti menyesuaikan model

regresi logistik untuk usia, ras, dan merokok selama kehamilan tetapi tidak dapat

menjelaskan kovariat potensial lainnya, seperti sebelum hamil, diet kehamilan, dan

kebiasaan olahraga.

Penelitian ini mendukung hubungan lemak terhadap preeklamsia. Untuk

penelitian berikutnya, penelitian longitudinal, percobaan multisenter dengan angka

kasus yang lebih besar diperlukan untuk menilai utilitas tubuh BIA-ditentukan

persentase lemak dalam prediksi onset preeklampsia.

e. Kesimpulan

Persentase lemak tubuh pada awal kehamilan penting dalam patofisiologi preeklamsia

pada wanita obes.

3. Telaah Kritis

Jurnal yang diakses dari American Journal of Obstetric and Gynecology

merupakan bagian dari kedokteran berbasis bukti (evidence-based medicine) diartikan

sebagai suatu proses evaluasi secara cermat dan sistematis suatu artikel penelitian untuk

menentukan reabilitas, validitas, dan kegunaannya dalam praktik klinis. Komponen

utama yang dinilai dalam critical appraisal adalah validity, importancy, applicability.

Tingkat kepercayaan hasil suatu penelitian sangat bergantung dari desain penelitian

dimana uji klinis menempati urutan tertinggi. Telaah kritis meliputi semua komponen

dari suatu penelitian dimulai dari komponen pendahuluan, metodologi, hasil, dan diskusi.

Masing-masing komponen memiliki kepentingan yang sama besarnya dalam

menentukan apakah hasil penelitian tersebut layak atau tidak digunakan sebagai

referensi.

Telaah kritis meliputi semua komponen dari suatu penelitian dimulai dari

komponen pendahuluan, metodologi, hasil, dan diskusi. Masing-masing komponen

Page 12: Telaah Jurnal - Percent Body Fat and Preeclampsia (Autosaved)

12

memiliki kepentingan yang sama besarnya dalam menentukan apakah hasil penelitian

tersebut layak atau tidak digunakan sebagai referensi.

Penilaian PICO VIA (Population, Intervention, Comparison, Outcome, Validity,

Importancy, Applicability)

I. Population

Penelitian ini dilakukan terhadap 373 pasien rawat jalan yang masih dalam awal kehamilan

atau trimester pertama di RS Magee-Womens di Pittsburgh, PA.

II. Intervention

Penelitian ini hanya mengambil data sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi tanpa

dilakukan intervensi.

III. Comparison

Penelitian ini mengukur persentasi lemak tubuh pada kelompok wanita obes dengan

preeklamsia yang menjalani perawatan antenatal care di klinik rawat jalan RS Magee-

Womens di Pittsburgh, PA dengan menggunakan Bioelectrical Impedance Analyzer (BIA)

kemudian hasilnya dibandingkan dengan kelompok wanita obes yang tidak mengalami

preeklamsia.

IV. Outcome

Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan 30 ibu hamil yang mengalami preeklamsia secara

definisi klinis (8,0%) dan 14 mengalami preeklamsia secara definisi penelitian (3,8%).

Tidak ada hubungan antara IMT dan risiko preeklamsia pada wanita obes. Akan tetapi,

persentase lemak tubuh berhubungan signifikan dengan peningkatan risiko preeklamsia.

Pada 239 wanita obes, 1 % peningkatan pada lemak tubuh berhubungan dengan 12%

peningkatan preeklamsia klinis dan 24% peningkatan risiko preeklamsia definisi

penelitian.

Page 13: Telaah Jurnal - Percent Body Fat and Preeclampsia (Autosaved)

13

V. Study Validity

Research questions

Is the research question well-defined that can be answered using this study design?

Ya. Metode penelitian dengan studi kohort dapat menjawab tujuan dari penelitian ini

yaitu untuk mengidentifikasi perbedaan persentase lemak tubuh pada wanita obes yang

mengalami preeklamsia dengan yang tidak mengalami preeklamsia.

Does the author use appropriate methods to answer their question?

Ya. Metode yang digunakan penulis adalah analytics statistics, metode ini tepat untuk

mengidentifikasi faktor risiko sesuai dengan tujuan penelitian.

Is the data collected in accordance with the purpose of the research?

Ya. Data yang diambil sesuai dengan tujuan penelitian. Subjek penelitian adalah pasien

rawat jalan Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Magee-Womens di Pittsburgh, PA. Rumah

sakit ini menyediakan klinik rawat jalan untuk perawatan antenatal dan kebidanan bagi wanita

hamil. Studi ini disetujui oleh komite etika lokal dari Fakultas Kedokteran Universitas

Pittsburgh.

Randomization

Was the randomization list concealed from patients, clinicians, and researchers?

Randomasi tidak dijelaskan secara rinci pada jurnal ini.

Interventions and co-interventions

Were the performed interventions described in sufficient detail to be followed by others?

Other than intervention, were the two groups cared for in similar way of treatment?

Penelitian ini hanya mengambil data sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi tanpa

dilakukan intervensi. Penelitian tidak memberikan perlakuan khusus kepada kedua kelompok

melainkan sebatas melakukan pengukuran persentase lemak tubuh dengan BIA dan indeks

massa tubuh saja.

VI. Importance

Is this study important?

Ya. Penelitian ini penting karena preeklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang

serius sehingga pencegahan terjadinya preeklamsia dinilai penting. Obesitas pre-kehamilan

adalah salah satu faktor risiko yang dapat diubah sehingga dengan mencegah terjadinya

obesitas, kejadian preeklamsia diharapkan dapat juga dicegah.

Page 14: Telaah Jurnal - Percent Body Fat and Preeclampsia (Autosaved)

14

VII. Applicability

Are your patient so different from these studied that the results may not apply to them?

Ya, terdapat perbedaan, dimana populasi studi ini adalah pasien rawat jalan di Amerika

dan menggunakan klasifikasi indeks massa tubuh yang berbeda dengan yang seharusnya

diterapkan untuk populasi Asia sehingga kemungkinan akan terjadi perbedaan hasil apabila

penelitian ini diterapkan di Indonesia.

Is your environment so different from the one in the study that the methods could not be

use there?

Secara geografis, lingkungan di Indonesia tentu berbeda dari Amerika. Gaya hidup

penduduk Amerika juga berbeda dengan Indonesia, sehingga kemungkinan jumlah wanita obes

di Indonesia tidak sama dengan di Amerika. Namun, penelitian mengenai hubungan persentasi

lemak tubuh dengan terjadinya preeklamsia dengan desain kohort seperti ini masih dapat

diterapkan di Indonesia walaupun hasil yang ditemukan mungkin berbeda.

Kesimpulan: Jurnal ini valid, penting, dan dapat diterapkan sehingga jurnal ini dapat digunakan

sebagai referensi.