tekmapro : journal of industrial engineering and
TRANSCRIPT
Tekmapro : Journal of Industrial Engineering and Management
Vol. 16, No. 02, Tahun 2021, Hal 108-118
e-ISSN 2656-6109. URL: http://tekmapro.upnjatim.ac.id/index.php/tekmapro
108
PERANCANGAN ALAT PEMANEN PADI ERGONOMIS
UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PROSES PANEN
DENGAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI DAN
REVERSE ENGINEERING
Falahal Majid1), Nana Rahdiana2), Ade Astuti3) 1,2,3)Program Studi Teknik Industri, Universitas Buana Perjuangan Karawang,
Jalan H.S. Ronggowaluyo, Telukjambe Timur, Karawang, 41361
*Penulis Korespodensi : [email protected]
ABSTRAK Proses pemanenan padi di desa Pasirtanjung Karawang masih dikerjakan secara tradisional
menggunakan sabit, proses seperti demikian tidak ergonomis karena berpotensi terjadi kecelakaan kerja dan juga dilakukan dengan postur kerja yang tidak sehat dengan skor analisis REBA 9 (risi-ko tinggi), sehingga dapat mengakibatkan cedera otot rangka (musculoskeletal disorders), selain itu kurang efisien dari segi waktu proses pemanenan, karena waktu proses pemanenan cukup lama yakni 70 detik/M². Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan melakukan perancangan ulang dan pengembangan alat pemotong rumput mesin agar dapat berfungsi men-jadi alat pemanen padi yang ergonomis. Proses pengembangan produk dilakukan dengan pen-dekatan reverse engineering, sedangkan penentuan ukuran dimensi komponen alat pemanen padi berdasarkan pada data antropometri. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa alat pemotong rumput mesin dapat dikembangkan menjadi alat pemanen padi multifungsi yang dapat membuat sistem kerja menjadi lebih sehat dan aman dengan adanya penurunan skor REBA menjadi 3 (risiko rendah), selain itu, waktu penyelesaian proses pemanenan padi menjadi lebih cepat yakni hanya 13 detik/M², hal ini terjadi efisiensi waktu 80,42%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian ini efektif dalam merancang alat pemanen padi yang ergonomis serta berhasil meningkatkan efisiensi waktu proses pemanenan padi.
Kata Kunci: antropometri; reverse engineering; perancangan dan pengembangan produk; ergon-omis.
ABSTRACT The process of harvesting rice in Pasirtanjung Village is still done traditionally by using a sickle, such a process is not ergonomic because of the potential for work accidents and also done with unhealthy work posture with a REBA Analysis score of 9 (high risk), so it can lead to skeletal muscle injury (musculoskeletal disorders), besides it is less efficient in terms of harvesting process time, because the harvesting process time is quite long, namely 70 seconds /M². Based on these problems, this research aims to redesign and develop machine lawn mowers in order to function as an ergonomic rice harvester. The product development process is carried out with a Reverse Engineering approach, while determining the dimension size of rice harvesting components based on Anthropometric data. The results of this study showed that machine lawn mower tools can be developed into a multifunctional rice harvesting tool that can make the working system healthier and safer with a decrease in REBA score to 3 (low risk), in addition, the completion time of the rice harvesting process becomes faster by only 13 seconds /M², this happens time efficiency of 80.42%. Thus it can be concluded that this research is effective in designing ergonomic rice harvesting tools and successfully improve the efficiency of rice harvesting process time. Keywords: anthropometrics; reverse engineering; product design and development; ergonomics.
Majid, Rahdiana, Astuti / Tekmapro Vol.16, No.02, Tahun 2021,
Hal 108-118
109
I. PENDAHULUAN
Karawang adalah kabupaten yang terletak di provinsi Jawa Barat, Karawang
merupakan salah satu lumbung padi nasional, meskipun saat ini produktivitas panen padi
bukan yang tertinggi di Indonesia, akan tetapi Karawang memiliki lahan pertanian sawah
yang sangat luas. Menurut data sensus pertanian tahun 2017, luas lahan sawah di
Karawang adalah 95.536 hektar, dengan rata-rata luas panen padi seluas 187.286 hektar
per tahun. (Badan Pusat Statistik, 2020).
Penggunaan alat dan mesin pertanian yang mutakhir di Karawang memang telah
diterapkan, seperti contoh traktor untuk membajak sawah dan mesin perontok padi, akan
tetapi jumlahnya masih terbatas. Selama ini sebagian besar proses panen padi di
Karawang dikerjakan dengan menggunakan alat tradisional yaitu sabit. Waktu yang
dibutuhkan untuk proses panen padi sangat lama dan tidak efisien, berdasarkan penelitian
pendahuluan dibutuhkan waktu 70 detik untuk setiap 1 M² lahan.
Gambar 1 Proses panen padi dengan alat tradisional sabit
Selain produktivitas kerja, faktor keselamatan dan kesehatan kerja buruh tani pun
dapat berisiko, karena proses panen padi dengan cara tradisional umumnya dilakukan
dengan postur kerja yang tidak aman (Kristanto, et al., 2015). Jika kondisi seperti ini
tidak ditangani, tentu dapat menjadi masalah serius dan berdampak negatif pada pekerja,
(Syuaib, 2016).
Perancangan alat penen padi yang ergonomis dapat meningkatkan produktivitas dan
kualitas kerja, pendekatan ergonomis pada rancangan suatu alat kerja dapat memperbaiki
posisi kerja sehingga dapat mengurangi kelelahan kerja serta meningkatkan kenyamanan
dan keselamatan kerja (Kristanto et al., 2015). Penelitian lainnya, menyatakan bahwa
perancangan alat penanam padi yang ergonomis dapat mengurangi permasalahan
kesehatan kerja dan membantu petani mengoptimalkan pekerjaannya. Penentuan ukuran
(dimensi) alat penanam padi berdasarkan antropometri manusia, sedangkan perancangan
alat penanam padi sebagai upaya pengembangan produk dilakukan dengan metode
reverse engineering, dimana metode ini memperbaiki kelemahan produk yang telah ada
sebelumnya (Nofita et al., 2019).
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, maka perlu dilakukan pemberdayaan
konsep penerapan teknologi tepat guna melalui perancangan dan pengembangan alat dan
mesin pertanian sebagai upaya meningkatkan efektivitas dan efisiensi pertanian di
Karawang. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan perancangan ulang dan
pengembangan alat pemotong rumput mesin menjadi alat pemanen padi yang ergonomis
dengan pendekatan antropometri dan reverse engineering untuk meningkatkan
produktivitas dan efisiensi kerja.
Majid, Rahdiana, Astuti / Tekmapro Vol.16, No.02, Tahun 2021,
Hal 108-118
110
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Argoteknologi
Pengembangan alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam pertanian atau sering dikenal
sebagai mekanisasi pertanian dewasa ini mulai digalakkan dihampir seluruh negara
agraris di dunia. Kata “mekanisasi pertanian” memiliki arti jangkauan yang sangat luas
dapat mencakup penggunaan alat-alat pertanian yang sifatnya masih sederhana sampai
alat dan mesin pertanian (alsintan) yang dapat dikatakan rumit dari sudut penerapan
teknologi. Alat-alat pertanian sederhana yang umum digunakan petani dalam rangkaian
bercocok tanam mereka seperti cangkul, sabit, bajak yang ditarik oleh sapi atau kerbau,
alat tampi yang digerakkan dengan menggunakan tangan manusia atau hewan ternak.
Sedangkan alat dan mesin pertanian yang sekarang telah dikenal banyak digunakan dalam
rangkaian bercocok tanam misalnya mesin bajak, mesin perontok padi, mesin pemipil
jagung, peralatan lian-lain yang menggunakan bahan bakar solar, alat pembangkit listrik,
dan mesin pemerah susu yang higien. Dengan demikian alsintan menyediakan jasa bagi
manusia (petani). Mulai dari membalik tanah menyiapkan persemaian, menebar,
menebas, dan lain-lain (Andrianto, 2014).
B. Reserve Engineering
Reverse engineering sekarang dianggap sebagai salah satu teknologi yang
memberikan manfaat bisnis dalam mempersingkat siklus pengembangan produk.
Gambar 2 dibawah ini menggambarkan bagaimana reverse engineering memungkinkan
kemungkinan untuk menutup loop antara “seperti apa yang dirancang” dan apa yang
“sebenarnya diproduksi” (Raja & Fernandes, 2008).
Gambar 2 Siklus pengembangan produk
Sumber: (Raja & Fernandes, 2008)
Engineering merupakan suatu proses merancang, membuat, merakit, dan memelihara
suatu produk dan sistem. Pada umumnya ada dua jenis teknik yang dikenal dalam konteks
Engineering, yakni teknik maju (forward engineering) dan teknik terbalik (reverse
engineering). Forward engineering adalah proses secara tradisional yang bergerak dari
abstrak tingkat tinggi dan desain logis ke implementasi fisik suatu sistem. Dalam
beberapa situasi, dimungkinkan ada bagian fisik/produk tanpa perincian teknis, seperti
gambar, bills of material, atau tanpa data rekayasa. Sedangkan roses menduplikasi bagian
yang ada, sub assembly, atau produk, tanpa gambar, dokumentasi, atau model komputer
dikenal sebagai reverse engineering. Reverse engineering juga didefinisikan sebagai
proses untuk mendapatkan model CAD geometris dari titik (koordinat) 3D yang diperoleh
dengan cara memindai/digitalisasi bagian/produk yang ada. Proses menangkap fisik
secara entitas digital dari suatu komponen, yang disebut sebagai reverse engineering, dan
Majid, Rahdiana, Astuti / Tekmapro Vol.16, No.02, Tahun 2021,
Hal 108-118
111
sering didefinisikan oleh peneliti dengan mengacu kepada tujuan dan tugas spe-
sifiknya (Raja & Fernandes, 2008).
III. METODE PENELITIAN
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif,
yakni menggunakan model statistik dan model-model tertentu lainnya. Data penelitian
diinterpretasikan dan dianalisis untuk mengetahui penyebab sampai dengan sumber
permasalahan yang diteliti secara jelas dan akurat, sehingga karakteristik data tersebut
dapat dipahami dan menjadi informasi untuk melakukan penelitian serta bermanfaat
untuk memunculkan solusi atas permasalahan yang terjadi.
Kerangka pemikiran pada penelitian ini didasari oleh proses panen padi di desa
Pasirtanjung dinilai kurang efektif dan efisien. Berdasarkan kondisi tersebut, maka
penulis melakukan analisis data menggunakan metode REBA dan why-why analysis agar
permasalahan dapat dipahami karakteristik dan penyebabnya, sehingga dapat dilakukan
tindakan perbaikan. Berdasarkan konsep penerapan teknologi tepat guna pada bidang
pertanian, diharapkan penelitian ini dapat menghasilkan suatu rekomendasi yang dapat
meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses panen padi di desa Pasirtanjung. Gambaran
secara sistematis mengenai kerangka penelitian ini dapat dicermati pada gambar berikut:
Gambar 3 Kerangka pemikiran
Perancangan ulang dan pengembangan mesin pemotong rumput mesin menjadi alat
pemanen padi ergonomis dilakukan berdasarkan pendekatan metode reverse engineering
dan antropometri.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis REBA (Rapid Entire Body Assessment) digunakan untuk menilai postur kerja
proses pemanenan padi. Skor dari hasil kombinasi penilaian postur kerja tersebut
diklasifikasikan berdasarkan tabel kategori level risiko (Tarwaka, 2010).
MASALAH
Proses Panen Padi tidak EASNE (Efektif, Aman,
Sehat, Nyaman dan Efisien)Pemberdayaan Konsep
Penerapan Teknologi Tepat Guna
Perancangan dan Pengembangan Mesin
Pemotong Rumput menjadi Mesin/Alat Pemanen Padi
Ergonomis
HASIL
Alat Pemanen Padi Ergonomis
Evaluasi Alat Pemanen Padi
Penerapan Metode Reverse Engineering dan
Antropometri
TINDAKAN PERBAIKAN
IDENTIFIKASIMASALAH
Why-Why Analysis
Analisis Waktu Siklus dan Postur Kerja
Majid, Rahdiana, Astuti / Tekmapro Vol.16, No.02, Tahun 2021,
Hal 108-118
112
TABEL I KATEGORI LEVEL SKOR REBA
Skor Akhir Tingkat Risiko Kategori Risiko Tindakan
1 0 Sangat rendah Tidak ada tindakan yang diperlukan
2-3 1 Rendah Mungkin diperlukan tindakan
4-7 2 Sedang Diperlukan tindakan
8-10 3 Tinggi Diperlukan tindakan segera
11-15 4 Sangat tinggi Diperlukan tindakan sesegera mungkin
Pengambilan data postur kerja petani yang sedang melakukan proses panen padi
dilakukan dengan teknik capture, dimana pengukuran sudut bagian-bagian tubuh tertentu
dari petani diukur melalui media gambar/foto dengan menggunakan aplikasi angulus for
android, hasilnya dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4. Postur kerja proses panen padi dengan alat tradisional sabit
Penilaian postur tubuh terhadap postur kerja proses panen padi dengan alat tradisional
sabit, dapat dihitung dengan bantuan software ergo fellow.
Gambar 5. Hasil analisis REBA dengan software ergo fellow
Berdasarkan hasil analisis REBA, postur kerja proses panen padi dengan alat
tradisional sabit memiliki skor 9, hal ini berarti bahwa postur kerja tersebut berisiko
tinggi, perlu dilakukan investigasi dan perbaikan segera. Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara, dapat dinyatakan bahwa proses panen padi dengan alat tradisional sabit
kurang EASNE (Efektif, Aman, Sehat, Nyaman, dan Efisien). Penyebab paling dominan
kurang EASNE adalah faktor mesin/alat, metode, dan manusia/petani itu sendiri. Hasil
identifikasi lebih lanjut dengan tool why-why analiysis, diperoleh akar permasalahannya
(root cause), sebagai berikut:
Majid, Rahdiana, Astuti / Tekmapro Vol.16, No.02, Tahun 2021,
Hal 108-118
113
Gambar 6 Diagram why-why analysis
Sebagai tindaklanjut daripada identifikasi masalah, penulis melakukan survey analisis
kebutuhan pengguna melalui penyebaran kuesioner user need terhadap 30 responden un-
tuk mengumpulkan informasi mengenai alat pemanen padi yang diinginkan, kuesioner
user need yang disebarkan terbagi menjadi 2 (dua), yakni voice of user dan tingkat
kepentingan guna efektifitas penanganan masalah. Data user need (voice of user) yang
telah dirangkum kemudian dikonversikan menjadi atribut produk agar dapat
direalisasikan melalui proses perancangan dan pengembangan produk.
TABEL II
KONVERSI USER NEED KE ATRIBUT PRODUK
No User Need (Voice of User) Atribut Produk
1 Alat bisa digunakan untuk proses rambet (penyiang) Multifungsi
2 Alat mudah digunakan Sederhana dan Praktis
3 Alat bisa digunakan memanen padi ayeuh (tumbang) Handal dan Multifungsi
4 Alat dapat mempercepat proses panen Handal
5 Alat tidak membuat tangan dan pinggang terasa pegal Ergonomis
6 Alat tidak membuat badan harus membungkuk Ergonomis
7 Alat panen tidak mudah rusak Handal
Setelah diperoleh informasi mengenai atribut produk yang diinginkan oleh pengguna,
maka dari informasi tersebut penulis dapat menentukan formulasi spesifikasi produk yang
akan dirancang.
Proses Pemanenan padi di Desa Pasirtanjung kurang EASNE
Proses pemanenan padi dilakukandengan menggunakan Alat Tradisional (Sabit)
Ketersediaan buruh tani semakin sedikit
Penerapan teknologi dalam pengelolaan usahatani tidak terlaksana secara efektif dan merata
Terjadi penurunan minat profesi petani
Keterbatasan pengetahuan petani mengenai teknologi tepat guna dan kemampuan pengadaan alsintan modern
Terjadi peralihan profesi mata pencaharian sebagian besar penduduk Desa Pasirtanjung
Why?
Mesin/Alat Manusia
Why?
Why?
Metde Kerja Berrisiko MSDs (Cedra Otot Rangka)
Postur kerja proses pemanenan padi memiliki tingkat risiko kategori tinggi (Analisis REBA)
Petani tidak memahami karakteristik metode kerja yang sehat dan aman
Metode
Tidak ada pemberdayaan edukasi penerapan teknologi tepat guna dalam lingkup pertanian terhadap petani
Tidak ada pemberdayaan edukasi mengenai kesehatan dan keamanan kerja terhadap petani
Why?
Majid, Rahdiana, Astuti / Tekmapro Vol.16, No.02, Tahun 2021,
Hal 108-118
114
TABEL III SPESIFIKASI PRODUK
No. Spesifikasi Teknis Target
1 Ukuran Sesuai data antropometri (ergonomis)
2 Mesin (engine) Motor bakar 2 tax 30,5 cc
3 Pisau (blade) Kuat dan tajam
4 Handle Nyaman
5 Mekanisme Multifungsi dan praktis
6 Skor REBA < 7 (sedang)
Data mengenai tingkat kepentingan diperoleh dari kuesioner user need yang diberi
pembobotan menggunakan skala likert 1-5, hasilnya dapat dilihat pada tabel 4
TABEL IV
TINGKAT KEPENTINGAN PRODUK
No. Pertanyaan Tingkat Kepentingan
B2 Tahan lama (awet) 4,9
A1 Alat dapat memanen padi dengan cepat 4,7
A2 Mudah digunakan 4,6
A3 Ergonomis 4,6
B1 Alat menggunakan mesin 4,5
B5 Alat memiliki pisau tajam dan kuat 4,4
B3 Tangguh (dapat digunakan untuk berbagai kondisi) 4,3
B4 Alat berkarakter multifungsi 4,1
C1 Desain menarik dan elegan 3,8
C2 Aksesoris tambahan 2,4
Rata-rata tingkat kepentingan 4,2
Adapun data antropometri yang digunakan sebagai acuan dalam perancangan alat
pemanen padi ini dapat diamati pada tabel berikut:
TABEL V
PEMILIHAN DATA ANTROPOMETRI
Dimensi Kode Target Ukuran Produk Ukuran (cm)
Lebar bahu LBH Lebar pipe handle 58,5
Lebar punggung LPG Lebar shoulder frame 27,0
Panjang lengan atas PLA Tinggi shoulder frame 43,4
Panjang lengan bawah PLB Jarak jangkauan pipe handle 38,0
Metode reverse engineering diterapkan pada tahap pengembangan alat pemotong
rumput mesin agar dapat difungsikan menjadi alat pemanen padi yang ergonomis, yang
didahului dengan proses benchmarking yang merupakan aktivitas mengukur dan
membandingkan aspek kelemahan dan keunggulan alat pemotong rumput mesin yang
tersedia di pasaran untuk dilakukan pengembangan produk menjadi alat pemanen padi.
Adapun aspek yang akan dilakukan benchmark diambil dari atribut produk yang telah
ditentukan pada tahap analisis kebutuhan pengguna.
TABEL VI
BENCHMARKING ALAT PEMOTONG RUMPUT MESIN PASARAN
No Atribut Benchmark Target Inovasi Rancangan
1 Multifungsi User need
1. Struktur rakitan sederhana dan customize.
2. Pengembangan komponen khusus untuk
penyiangan.
2 Praktis
A. Alat pemotong
rumput mesin
lokal
B. User need
Mekanisme pengoperasian sama dengan alat
pemotong rumput mesin lokal (pasaran).
Majid, Rahdiana, Astuti / Tekmapro Vol.16, No.02, Tahun 2021,
Hal 108-118
115
3 Handal
A. User need
B. Excavator log
grapple
A.1 Pengembangan blade berbentuk lingkaran.
A.2 Pengembangan blade cover kombinasi dengan
scraper dengan material ringan dan kuat.
B.1Pengembangan scraper arm yang dapat mengait
dan mencengkram batang padi.
4 Ergonomis A. Alat pemotong
rumput mesin di
luar negeri
B. Ransel gunung
(carrier)
C. Data
antropometri
petani
A.1 Pengembangan komponen handle menyerupai
stang sepeda dan berkarakteristik customize
ukuran disesuaikan data antropometri (LBH).
B.1 Pengembangan komponen shoulder strap
menggunakan material busa yang lebih tebal
dan nyaman.
B.2 Pengembangan komponen shoulder frame
mengadopsi back system carrier, ukuran
disesuaikan data antropometri (LPG).
Rancangan alat pemanen padi ergonomis terbagi menjadi beberapa komponen inti,
yang pertama adalah cutter assy, komponen ini berfungsi untuk memotong batang padi.
Selain itu, cutter juga dilengkapi dengan arm yang dapat berfungsi untuk mengait atau
mengangkat batang-batang padi yang tumbang dengan cara mencengkram, arm tersebut
digerakkan oleh power hydraulic untuk kopling sepeda motor. Dengan adanya tambahan
komponen arm tersebut maka dapat memudahkan pekerja saat melakukan pemanenan
padi jika terdapat batang-batang padi yang tumbang. Selain berfungsi sebagai alat
pemanen padi, alat ini juga dirancang dengan sedemikian rupa agar memiliki karakteristik
yang multifungsi dengan konstruksi rakitan yang customize, diantaranya dapat digunakan
untuk memanen padi, memotong rumput dan menyiangan padi. Oleh karena itu alat ini
juga dilengkapi dengan komponen ripper shank yang dapat digunakan nuntuk melakukan
proses penyiangan padi.
Sementara itu, agar pengendalian alat pemanen padi saat digunakan untuk proses
panen lebih mudah dan nyaman komponen handle juga dirancang dengan konstruksi yang
adjustable dan multitasking. Selain itu, ukuran lebar handle ini ditentukan berdasarkan
data antropometri lebar bahu, sedangkan jarak default jangkauan handle ditentukan
berdasarkan data panjang lengan bawah, sehingga handle dapat dikendalikan atau
dioperasikan dengan postur kerja yang lebih ergonomis. Komponen lainnya yang tidak
kalah krusial adalah shoulder frame, komponen ini berfungsi sebagai tumpuan engine
frame, komponen ini juga digunakan untuk menggendong mesin penggerak saat alat
pemanen padi dioperasikan. Bagian ini dirancang dengan memperhatikan aspek
kenyamanan dan keamanan, dibuat dari bahan polyester condura dan dilengkapi dengan
bantalan bahu yang nyaman. Selain itu, ukuran dimensi komponen shoulder frame juga
dirancang menyesuaikan data antropometri lebar punggung, dan panjang lengan atas,
Adapun rancanagn 3D CAD nya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Majid, Rahdiana, Astuti / Tekmapro Vol.16, No.02, Tahun 2021,
Hal 108-118
116
Gambar 7 Design alat pemanen padi ergonomis
Berikut adalah dokumentasi proses uji coba penggunaan alat pemanen padi ergonomis
hasil rancangan mahasiswa dan dosen teknik industri Universitas Buana Perjuangan
Karawang.
Gambar 8 Uji coba alat pemanen padi ergonomis
Sementara gambar berikut adalah proses analisis postur kerja petani menggunakan
metode REBA.
Gambar 9 Postur kerja proses panen padi dengan alat ergonomis (tubuh bagian kanan)
Majid, Rahdiana, Astuti / Tekmapro Vol.16, No.02, Tahun 2021,
Hal 108-118
117
Gambar 10 Postur kerja proses panen padi dengan alat ergonomis (tubuh bagian kiri)
Berikut penilaian postur kerja tubuh bagian kanan dan kiri pada saat proses
pemanenan padi dengan menggunakan alat pemanen padi ergonomis hasil rancangan
menggunakan metode REBA dengan bantuan software ergo fellow.
a). Tubuh bagian kanan b). Tubuh bagian kiri Gambar 11 Hasil analisis REBA postur kerja menggunakan alat pemanen ergonomis
Secara umum postur kerja proses pemanenan padi menggunakan alat pemanen padi
hasil rancangan memiliki tingkat risiko cedera otot rangka yang lebih rendah dibanding
proses pemanenan padi dengan menggunakan sabit. Hal tersebut dikarenakan alat
pemanen padi ergonomis dirancang menyesuaikan prinsip human center design, beberapa
komponen krusial yang berhubungan langsung dengan manual handling dirancang
menyesuaikan dimensi tubuh atau antropometri pekerja (petani), sehingga alat pemanen
padi memiliki karakteristik yang lebih ergonomis.
TABEL VII KOMPARASI SEBELUM DAN SESUDAH PERANCANGAN
No. Uraian Kondisi
Sebelum Sesudah
1 Postur kerja tubuh bagian kanan 9 [High Risk] 3 [Low Risk]
2 Postur kerja tubuh bagian kiri 9 [High Risk] 4 [Medium Risk]
3 Waktu siklus proses pemanenan 70 detik/M² 13 detik/M²
Majid, Rahdiana, Astuti / Tekmapro Vol.16, No.02, Tahun 2021,
Hal 108-118
118
Tabel diatas menunjukan bahwa perancangan alat pemanen padi ergonomis dengan
pendekatan antropometri dan reverse engineering terbukti dapat menciptakan sistem kerja
yang menjadi lebih sehat dan aman serta membuat waktu penyelesaian proses pemanenan
padi menjadi lebih cepat yakni hal ini terjadi peningkatan efisiensi 80,42%. Dengan
demikian maka penelitian telah berhasil dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi
proses panen padi.
V. KESIMPULAN
Konsep perancangan produk yang menerapkan pendekatan antropometri dan reverse
engineering serta memperhatikan keinginan dan/atau kebutuhan pengguna, maka alat
pemanen padi yang telah dirancang tersebut terbukti memenuhi karakteristik ergonomis,
dengan tingkat lebih efektif dan efisien yang baik. Proses pemanenan padi dapat
dilakukan dengan waktu yang lebih cepat, terjadi penurunan waktu siklus dari 70
detik/M² menjadi 13 detik/M², hal ini terjadi efisiensi waktu siklus senilai 80,42%.
PUSTAKA Andrianto, T. T. (2014). Pengantar Ilmu Pertanian (1st ed.). Yogyakarta: Global Pustaka Utama.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang, 2020. “Data Potensi Pertanian, Perindustrian dan Ketenagakerjaan 20202”.
https://karawangkab.bps.go.id/ [online]. Bagci, E. (2009). Reverse engineering applications for recovery of broken or worn parts and re-manufacturing: Three case
studies. Advances in Engineering Software, 40(6), 407–418. https://doi.org/10.1016/j.advengsoft.2008.07.003
Çelebioğlu, K., & Kaplan, A. (2019). Development and Implementation of a Methodology for Reverse Engineering Design of Francis Turbine Runners. Pamukkale University Journal of Engineering Sciences, 25(4), 430–439.
https://doi.org/10.5505/pajes.2018.43959 Dan, P., Mesin, P., Kulit, P., & Kelapa, A. R. I. (2019). Berdasarkan Metode Reverse Engineering Yang Diimplentasikan
Menggunakan Simulasi Finite Element Method Berbasis Arduino, 6(2), 6727–6742.
Dixit, J., Namgial, D., Sharma, S., Lohan, S. K., & Kumar, D. (2014). Anthropometric survey of farm workers of Ladakh region of India and its application in equipment design. Agricultural Engineering International: CIGR Journal,
16(2), 80–88.
Hoschek, J. (1996). Reverse Engineering. Teubner: B. G. Teubner Stuttgart. Iftikar Z. Sutalaksana. (2006). Teknik Perancangan Sistem Kerja (2nd ed.). Bandung: ITB.
Integrasi, J., & Industri, S. (2016). Perancangan alat pembuat tepung, 3(1), 59–68.
Kristanto, A., & Widodo, S. C. (2015). Perancangan ulang alat perontok padi yang ergonomis untuk meningkatkan produk-
tivitas dan kualitas kebersihan padi. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 14(1), 78–85.
Lesmana, A., Kusnayat, A., Rahayu, M., Industri, F. R., Telkom, U., & Equipment, M. H. (2017). Perancangan Alat
Pengangkut Bahan Bakar Kayu Custom Menggunakan Pendekatan Reverse Engineering Custom Wood Fuel Carrier Design Using Reverse Engineering, 4(2), 2843–2849.
Map, N. B. (2019). 2337 - 4349, (36), 215–221.
Mououdi, M. A., Akbari, J., & Mousavinasab, S. N. (2018). Ergonomic design of school backpack by using anthropometric measurements for primary school students (6–12 years). International Journal of Industrial Ergonomics, 67(June
2017), 98–103. https://doi.org/10.1016/j.ergon.2018.05.001
Nugroho, R. R., Rahman, N. M., & Prabaswari, A. D. (2019). Perancangan Ulang Keranjang Gendong Petani Salak Turi, Sleman, Yogyakarta Menggunakan Pendekatan Antropometri dan Reverse Engineering. Seminar Nasional
IENACO, 66–72.
Nur, R. F., Lestari, E. R., & Mustaniroh, S. A. (2016). Analisis Postur Kerja pada Stasiun Pemanenan Tebu dengan Metode OWAS dan REBA , Studi Kasus di PG Kebon Agung , Malang REBA , a Case Study in PG Kebon Agung , Ma-
lang, 5(1), 39–45.
Perdana, T. (n.d.). Artikel sistem logistik pertanian, 22–24. Program, D. I., & Mesin, S.-T. (2006). No Title, 4(1), 20–31.
Rasco, N. P., Dytoc, B., Guerrero, J. L., Lopez, A., & Custodio, B. (2015). A Comparative Analysis of the Ergonomic
Anthropometry and Usability of Locally Designed and Foreign Designed Smartphones. Procedia Manufacturing, 3(Ahfe), 5927–5933. https://doi.org/10.1016/j.promfg.2015.07.679
Restuputri, D. P., & Lukman, M. (2017). Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja,
18(01), 19–28. Sugiono. (2018). Ergonomi Untuk Pemula (1st ed.). Malang: UB Press.
Syuaib, M. F. (2015). Pendekatan Ergonomi dalam Bidang Keteknikan Pertanian : Abstrak, (March).
Vinesh Raja and Kiran J. Fernandes. (2008). Reverse Engineering An Industrial Perspective. London: Springer. Wibowo, Basuki, D. (2006). Memahami Reverse Engineering Melalui Pembongkaran Produk. Teknik Mesin, 4 No.
1(Reverse Engineering).
Yassierli and Hardianto Iridiastadi. (2014). Ergonomi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.