taksonomi bloom

15
TAKSONOMI BLOOM Disusun oleh : Kelompok 5 1. Ega Novia Kus!a"a NIM : 1#$11%5$&' &. Mila Mei Din(a NIM : 1#$11%5$)$ Kelas : Biologi #B *+,+SAN -ENDIDIKAN BIOLO I /AK+LTAS KE +,+AN DAN ILM+ -ENDIDIKAN +NI0E,SITAS M+ AMMADI2A -,O/. D,. AMKA *AKA,TA &$1%

Upload: irpandi-uciha

Post on 05-Oct-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

boom

TRANSCRIPT

TAKSONOMI BLOOM

Disusun oleh :Kelompok 5

1. Ega Novita KuswaraNIM : 13011450292. Mila Mei Dinda

NIM : 1301145060Kelas :Biologi 3BJURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA

2014KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran.Proses pembelajaran dipandang sebagai proses perubahan tingkah laku siswa. Peran evaluasi dalam proses pembelajaran menjadi sangat penting. Evaluasi dalam proses pembelajaran merupakan suatu proses untuk mengumpulkan, menganalisa dan menginterpretasi informasi untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. Sebagai bagian yang sangat penting dari sebuah proses pembelajaran, evaluasi dalam proses pembelajaran hendaknya dirancang dan dilaksanakan oleh guru.Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang belajar dan pembelajaran yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.Jakarta, 7 September 2014PenyusunDAFTAR ISIKATA PENGANTAR

iDAFTAR ISI

iiBAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1B. Rumusan Masalah

1C. Tujuan Penulisan

1BAB IITAKSONOMI BLOOM A. Pengertian Taksonomi dan Letak Taksonomi dalam Dunia Pendidikan

2B. Taksonomi Bloom

4C. Kata Kerja Operasional (KKO)

8BAB IIIPENUTUP A. Kesimpulan

11B. Saran

12DAFTAR PUSTAKA 13BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangTaksonomi bloom merujuk pada tujuan pembelajaran yang diharapkan agar dengan adanya taksonomi ini para pendidik dapat mengetahui secara jelas dan pasti apakah tujuan instruksional pelajaran bersifat kognitif, afektif atau psikomotor. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarki dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian sampai pada kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi.

Taksonomi yaitu ilmu tentang kelompok organisme berdasarkan perbedaan kategori menurut karakter fisiknya. Pengelompokan atau karakterisasi akan dikelompokan didasarkan kesamaannya yang biasanya diwariskan kepada keturunannya dari nenek moyangnya.B. Rumusan Masalah Rumusan masalahnya adalah:

1. Apakah pengertian dari taksonomi dan letak taksonomi dalam dunia pendidikan?2. Apa itu Taksonomi Bloom?3. Apa itu Kata Kerja Operasional (KKO) dan bagian-bagiannya?C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian taksonomi dan letak taksonomi dalam dunia pendidikan.2. Mengetahui Taksonomi Bloom.3. Mengetahui Kata Kerja Operasional (KKO) dan bagian-bagiannya.BAB II

TAKSONOMI BLOOM

A. Pengertian Taksonomi dan Letak Taksonomi dalam Dunia PendidikanSecara bahasa taksonomi diambil dari bahasa Yunani yaitu tassein dan nomos. Tassein yang berarti untuk mengelompokkan dan nomos yang berarti aturan.1 Taksonomi dapat pula diartikan secara istilah yaitu, sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu. Di mana taksonomi yang lebih tinggi bersifat lebih umum atau masih luas dan taksonomi yang lebih rendah bersifat lebih spesifik atau lebih terperinci.

Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah.

Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan pada tahun 1956, sehingga sering pula disebut sebagai "Taksonomi Bloom".

Pengajran yang semata-mata merencanakan atas strategi pengetahuan lebih didahulukan tidaklah banyak menolong dalam menyusun berbagai jenis perilaku dalam kategori pengetahuan ataupun dalam taraf-taraf yang lebih tinggi.2 Kepentingan antara kegiatan belajar mengajar harus berlandaskan tujuan. Kesadaran para guru bahwa tujuan pelajaran harus dirumuskan sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Tujuan tersebut harus diberitahukan kepada siswa. ______________ 1 Suharsimi Arikunto. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hal. 110.2 Popham, W. James. 2008. Teknik Belajar Secara Sistematis. Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 60.

Jadi, tujuan tersebur bukanlah sesuatu yang perlu untuk dirahasiakan. Apabila dalam pengajaran tidak disebutkan tujuannya, maka siswa tidak akan tahu mana pelajaran yang perlu dan yang tidak. Kepentingan hubungan ini dikemukakan oleh Scriven yang mengemukakan bahwa, harus ada hubungan erat antara:31. Tujuan kurikulum dengan bahan pelajaran

2. Bahan pelajaran dengan alat-alat evaluasi.

3. Tujuan kurikulum dengan alat-alat evaluasi.Tujuan kurikulum yang dimaksud adalah tujuan yang dapat diukur. Ebel berpendapat bahwa, jika hasil pendidikan merupakan sesuatu yang penting tetapi tidak dapat diukur, maka tujuan itu harus diubah. Jika tujuan telah dirumuskan secara operasional maka hasilnya akan dapat diukur. Suatu tanda bahwa seseorang telah mencapai tujuannya, akan terlihat pada perubahan tingkah lakunya.4 Maksud yang dapat diukur ialah kemampuan, perilaku, sikap yang harus dimiliki seorang siswa sebagai akibat dari hasil pengajaran yang dinyatakan dalam tingkah lakunya sehingga dapat diamati dan diukur.

Tujuan pendidikan dapat dirumuskan pada 3 tingkatan yaitu:

Pertama, tujuan umum pendidikan. Tujuan ini menentukan perlu dan tidaknya sesuatu program diadakan.

Kedua, tujuan yang didasarkan tingkah laku. Ada 3 macam tingkah laku yang dikenal umum, yaitu, kognitif, afektif, dan psikomotor. Berhasilnya pendidikan dalam bentuk tingkah laku, inilah yang dimaksud dengan taksonomi.

Ketiga, tujuan yang lebih jelas yang dirumuskan secara operasional.Beberapa ahli telah mencoba memberikan cara bagaimana menyebut ketiga tingkatan tujuan ini, yang akhirnya oleh Viviane De Landsheere disimpulkan______________

3 Opcit,. Hal. 114. 4 Ibid., hal. 115. bahwa ada 3 tingkat tujuan (termasuk taksonomi), yaitu:1. Tujuan akhir atau tujuan umum pendidikan

2. Taksonomi

3. Tujuan yang operasional.

B. Taksonomi Bloom Benjamin Bloom (February 21, 1913 - September 13, 1999) adalah seorang ahli psikologi pendidikan Amerika yang memberikan sumbangan pemikiran yang cukup berarti, yaitu mengklasifikasikan tujuan pembelajaran (classification of educational objectives) dan teori belajar tuntas (the theory of mastery learning). Dari hasil penelitiannya, Bloom membangun taksonomi tujuan pembelajaran atau "taxonomy of educational objectives" yang mengklasifikasikan tujuan pembelajaran yang berbeda-beda.

Bloom dan Krathwohl telah memberikan banyak inspirasi kepada banyak orang yang melahirkan taksonomi lain.prinsip-prinsip dasar yang digunakan oleh 2 orang ini ada 4 buah, yaitu:

1. Prinsip metodologis

Perbedaan-perbedaan yang besar telah merefleksi kepada cara-cara guru dalam mengajar.

2. Prinsip Psikologis

Taksonomi hendaknya konsisten dengan fenomena kejiwaan yang ada sekarang.

3. Prinsip Logis

Taksonomi hendaknya dikembangkan secara logis dan konsisten.

4. Prinsip Tujuan

Tingkatan-tingkatan tujuan tidak selaras dengan tingkatan-tingkatan nilai-nilai.tiap-tiap jenis tujuan pendidikan hendaknya menggambarkan corak yang netral. Konsep taksonomi Bloom mengklasifikasikan tujuan pendidikan dalam tiga ranah, yaitu:

Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual.- Ingatan (mengenal dan mengingat kembali)

Dalam pengenalan siswa diminta untuk memilih satu dari dua atau lebih jawaban. Pemahaman

Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep. Penerapan atau aplikasi

Untuk penerapan atau aplikasi ini siswa dituntut memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu abstrasi tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat untuk diterapkan dalam suatu situasi baru dan menerapkannya secara benar. Analisis

Dalam analisis, siswa diminta untuk menganalisis suatu hubungan atau situasi yang kompleks atas konsep-konsep dasar. Sintesis

Sintesis merupakan suatu proses yang meminta siswa agar bias menyusun kembali hal-hal yang spesifik agar dapat mengembangkan struktur baru. Dengan singkat dapat dikatakan dengan soal sintesis ini siswa diminta untuk melakukan generalisasi. Evaluasi

Evaluasi (evaluation) adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif menurut taksonomi bloom. Evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide,atau kemampuan mengambil keputusan. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi.- Penerimaan (receiving/attending)

Penerimaan adalah kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya. Dalam pengajaran bentuknya berupa mendapatkan perhatian, mempertahankannya, dan mengarahkannya. Penanggapan (responding)

Penanggapan adalah memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan. Penilaian (valuing)

Penilaian adalah memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan,dirasakan akan membawa kerugiaan atau penyesalan. Pengorganisasian (organization)

Pengorganisasian adalah mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal, yang membawa kepada perbaikan umum. Karakterisasi (characterization)

Karakterisasi adalah keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Nilai itu telah tertanam secara konsisten pada sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya. Ini adalah merupakan tingkatan efektif tertinggi, karena sikap batin peserta didik telah benar-benar bijaksana. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek terampilan.5- Menirukan (muscular or motor skills).

Menirukan merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan contoh yang diamatinya walaupun belum mengerti makna atau hakikat dari keterampilan itu. Memanipulasi (manipulations).

Memanipulasi merupakan kemampuan dalam melakukan suatu tindakan seperti yang diajarkan, dalam arti mampu memilih yang diperlukan. Ketelitian (Precision) melakukan tugas atau kegiatan dengan keahlian dan berkualitas tinggi tanpa bantuan atau instruksi, dapat menunjukkan aktivitas untuk pelajar lain Artikulasi.

Artikulasi (Articulation) merupakan suatu tahap dimana seseorang dapat melakukan suatu keterampilan yang lebih komplek terutama yang berhubungan dengan gerakan interpretatif. Pengalamiahan (Naturalisation)

Merupakan suatu penampilan tindakan dimana hal-hal yang diajarkan (sebagai contoh) telah menjadi suatu kebiasaan dan gerakan-gerakan yang ditampilkan lebih meyakinkan. Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek ini diantaranya adalah memutar, memindahkan, menarik, mendorong, dan sebagainya.

______________

5 Ibid,. Hal. 117.C. Kata Kerja Operasional (KKO)Kata kerja Operasional adalah kata kerja yang dapat diukur dan digunakan untuk merancang indikator dari SK dan KD pada Standar Isi, atau juga dapat digunakan untuk merancang Tujuan Pembelajaran pada silabus dan RPP.a. Cognitive Domain; levels and corresponding action verbs.61. Pengetahuan (knowledge), (C1)

Mendefiniskan, mengutip, menyebutkan, menjelaskan, menggambar, membilang, mengidentifikasi, mendaftar, menunjukkan, memasangkan, menamai, menandai, membaca, menyadari, menghafal, meniru, mencatat, mengulang, meninjau, memilih, menyatakan, mempelajari, menelusuri, menulis.2. Pemahaman (comprehension), (C2)

Memperkirakan, menjelaskan, mengkategorikan, mencirikan, merinci, membandingkan, menghitung, mengubah, menguraikan, membedakan, mendiskusikan, mencontohkan, menerangkan, mengemukakan, mempolakan, memperluas, menyimpulkan, meramalkan, merangkum, menjabarkan.3. Penerapan (application), (C3)

Menugaskan, mengurutkan, menerapkan, menyesuaikan, mengkalkulasi, memodifikasi, mengklasifikasi, menghitung, membangun, membiasakan, mencegah, menentukan, menggambarkan, menggunakan, menilai, melatih, menggali, mengemukakan, menyelidiki, mengoperasikan, mempersoalkan, mengkonsepkan, melaksanakan, meramalkan, memproduksi, memproses, menyusun, memecahkan, melakukan, memproses, meramalkan.

4. Analisis (analysis), (C4)

______________

6 Ibid,. Hal. 137.Menganalisis, memecahkan, menegaskan, mendeteksi, mendiagnosis, menyeleksi, merinci, menominasikan, mendiagramkan, megkorelasikan, merasionalkan, menguji, mencerahkan, menjelajah, membagankan, menyimpulkan, menemukan, menelaah, memaksimalkan, memerintahkan, mengedit, mengaitkan, memilih, mengukur, melatih, mentransfer.

5. Sintesis (synthesis), (C5)

Mengatur, menganimasi, mengumpulkan, mengkategorikan, mengkode, mengombinasikan, menyusun, mengarang, membangun, menanggulangi, menghubungkan, menciptakan, mengkreasikan, mengoreksi, merancang, merencanakan, mendikte, meningkatkan, memperjelas, memfasilitasi, membentuk, merumuskan, menggabungkan, memadukan, membatas, mereparasi, menampilkan, menyiapkan, memproduksi, merangkum, merekonstruksi.

6. Evaluasi (Evaluation), (C6)

Membandingkan, menyimpulkan, menilai, mengarahkan, mengkritik, menimbang, memutuskan, memisahkan, memprediksi, memperjelas, menugaskan, menafsirkan, mempertahankan, memerinci, mengukur, merangkum, membuktikan, memvalidasi, mengetes, mendukung, memilih, memproyeksikan.b. Affective Domain; learning levels and corresponding action verbs.1. Menerima (Receiving): memilih, mempertanyakan, mengikuti, memberi, menganut, mematuhi.2. Menanggapi (Responding) : menjawab, membantu, mengajukan, mengompromikan, menyenangi, menyambut, mendukung, menyetujui, menampilkan, melaporkan, memilih, mengatakan, memilah, menolak, menceritakan, menulis, menghafal, membedakan.3. Menilai (Valuing) : melengkapi, menggambarkan, membedakan, menerangkan, mengikuti, membentuk, mengundang, menggabung, mengusulkan, membaca, melaporkan, memilih, bekerja, mengambil bagian, mempelajari.4. Mengelola (Organization) : mengubah, mengatur, menggabungkan, membandingkan, melengkapi, mempertahankan, menerangkan, menggeneralisasikan, mengidentifikasikan, mengintegrasikan, memodifikasikan, mengorganisir, menyiapkan, menghubungkan, mensitesiskan.

5. Menghayati (Characterization by value) : menerapkan, mengusulkan, memperagakan, mempengaruhi, mendengarkan, memodifikasikan, mempertunjukkan, menanyakan, merevisi, melayani, memecahkan, menggunakan.c. Psychomotor domain, show the actualization of words that can be observed include:1. Menirukan (muscular or motor skills), (P1) : Mempertontonkan gerak, menunjukkan hasil, melompat, menggerakkan, menampilkan.

2. Memanipulasi (manipulations), (P2) : mereparasi, menyusun, membersihkan, menggeser, memindahkan, membentuk.83. Ketelitian (Precision), (P3) : mendemonstrasikan, menunjukkan, melengkapkan, menyempurnakan, mengkalibrasi, mengkontrol,

4. Artikulasi (P4): mempertajam, membentuk, memadankan, menggunakan, memulai, menjeniskan, menempel, menseketsa, melonggarkan, menimbang

5. Pengalamiahan (Naturalisation), (P5) : mengalihkan, menggantikan, memutar, mengirim, memindahkan, mendorong, menarik, memproduksi, mencampur, mengoperasikan, mengemas, membungkus______________

7 Ibid,. hal 139.BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanSetiap program yang dilaksanakan tentunya tidaklah berjalan dengan lancar. Pastinya ada hal-hal yang menghambat program yang berjalan, entah dari sisi internal maupun eksternal. Hal ini harus segera diselesaikan dengan tanggap sehingga tidak berlarut-larut dalam pelaksanaan program yang akan dicanangkan.Salah satu ruang lingkup untuk mengetahui segala keterhambatan yang ada ialah ruang lingkup evaluasi. Evaluasi ialah kegiatan mengukur dan menilai suatu program yang dilaksanakan sehingga menjadi representatif dari program tersebut. Terlebih dalam dunia pendidikan, pastinya memiliki berbagai hambatan dalam pembelajaranPara pakar pendidikan pun merumuskan berbagai macam cara agar hambatan yang terjadi bisa segera diselesaikan. Pada akhirnya, ilmuwan amerika bernama Benjamin. S . Bloom merancang suatu ide dengan menggambarkan suatu susunan seperti batang tumbuhan yang dikenal dengan taksonomi bloom. Kemudian, ide ini digunakan di suatu universitas dan akhirnya disepaskati pula oleh Bapak evaluasi pendidikan, yaitu Ralph. W. Tyler.Teori taksonomi bloom ini hampir digunakan di banyak negara-negara maju karena ini mencakup seluruh ranah yang ada pada diri manusia. Komprehensif mulai dari dasar sampai kepada tingkat paling tinggi, sehingga tidak satu pun luput dari pengevaluasian yang dilakukan.Kebaikan teori ini sudah terlihat dari bentuk bahasannya, yaitu pemaparan dari beberapa tujuan-tujuan yang nantinya jika diterapkan akan menjadikan hal yang positif bagi persoalan yang dihadapi dalam ranah pendidikan tergantung bagaimana teori ini diolah dengan baik.B. Saran

Alhamdulillah akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini, segala koreksi dan saran demi kesempurnaan makalah ini penulis harapkan sebagai bentuk kepedulian bagi yang ingin menambah khazanah kekeliruan dan sebagai bahan untuk memperbaiki dari apa yang telah disusunnya. Sehingga mudah-mudahan kedepannya bisa lebih baik.DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

http://danilsetiawan.com/kelemahan-dan-kelebihan-kurikulum-pendidikan-2013/. Diakses tanggal 5 September 2014.

http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi. Diakses tanggal 5 September 2014.

http://www.unm.ac.id/berita/26-kegiatan/422-kurikulum-2013-penyempurnaan-kurikulum-sebelumnya.html. Diakses tanggal 5 Sepetember 2014.

Popham, W. James. 2008. Teknik Belajar Secara Sistematis. Jakarta: Rineka Cipta.

Sadiman, Arief S. dkk. 2008. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.