tahap penyusunan karya ilmiah

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, artikel jurnal, yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan skrispsi (tugas akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan 1

Upload: opi-nean

Post on 14-Aug-2015

122 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tahap Penyusunan Karya Ilmiah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan

dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah

dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan

etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian,

makalah seminar atau simposium, artikel jurnal, yang pada dasarnya

kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan,

dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan

acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau

pengkajian selanjutnya.

Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih

untuk menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan

skrispsi (tugas akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan

penelitian berskala kecil tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu

makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan

pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya

ilmiah yang ditulis pakar-pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari.

Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai

wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.

Dalam beberapa hal ketika mahasiswa melakukan praktikum, ia sebetulnya

sedang melakukan “verifikasi” terhadap proses penelitian yang telah

dikerjakan ilmuwan sebelumnya. Kegiatan praktikum didesain pula untuk

melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian

1

Page 2: Tahap Penyusunan Karya Ilmiah

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka terdapat

beberapa rumusan masalah yang dapat diajukan, yaitu

a. Apakah yang dimaksud dengan karya ilmiah ?

b. Bagaimana tahap penyusunan karya ilmiah ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diajukan, maka tujuan yang

diharapkan, yaitu

a. mengetahui definisi dari karya ilmiah; dan

b. mengetahui tahap penyusunan karya ilmiah

1.4 Manfaat

Berdasarkan tujuan yang akan dicapai, maka manfaat yang akan didapat,

yaitu

a. dapat memahami arti karya ilmiah dengan baik; dan

b. dapat membuat karya ilmiah sesuai dengan tahap penyusunan yang baku

2

Page 3: Tahap Penyusunan Karya Ilmiah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengantar

Pada dasarnya, dalam penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap, yaitu

(1) persiapan, (2) pengumpulan data, (3) pengorganisasian dan pengonsepan, (4)

pemeriksaan/ penyuntingan konsep, dan (5) penyajian/ pengetikan (Arifin

2003:7).

Yang termasuk dalam tahap persiapan adalah (a) pemilihan topik/

masalah, (b) penentuan judul, dan (c) pembuatan kerangka karya. Yang termasuk

dalam tahap pengumpulan data adalah (a) pancarian keterangan dari bahan

bacaan, seperti buku, majalah dan surat kabar, (b) pengumpulan keterangan dari

pihak-pihak yang mengetahui masalah yang akan ditulis, (c) pengamatan langsung

ke objek yang akan diteliti , dan (d) percobaan dan pengujian di lapangan atau di

laboratorium. Yang termasuk tahap pengorganisasian dan pengonsepan adalah (a)

pengelompokan bahan, yaitu bagian-bagian mana yang akan didahulukan dan

bagian mana yang akan dikemudiankan, dan (b) pengonsepan. Yang termasuk

tahap pemeriksaan atau penyuntingan konsep adalah pembacaan dan pengecekan

kembali masalah; yang kurang lengkap dilengkapi, yang kurang relevan dibuang.

Dalam karya ilmiah mungkin saja terdapat penyajian yang berulang-ulang atau

tumpang tindih, pemakaian bahasa yang kurang efektif, baik dari segi penulisan

dan pemilihan kata, penyusunan kalimat, penyusunan paragraf, maupun segi

penerapan kaidah ejaan. Yang termasuk tahap penyajian adalah pengetikan hasil

penelitian atau studi pustaka.

Berikut adalah rincian tahap atau kegiatan-kegiatan dimaksud.

3

Page 4: Tahap Penyusunan Karya Ilmiah

2.2 Tahap Persiapan

Ada tiga hal pokok dalam melakukan persiapan menulis, yaitu (a)

pemilihan topik/ masalah, (b) penentuan judul, dan (c) pembuatan kerangka karya

(outline).

2.2.1 Pemilihan Topik/ Masalah

Topik/ masalah adalah pokok pembicaraan (Widyamartaya dan Sudiati

1997:31; Sudarmoyo 2000:11; Arifin 2003:8). Topik banyak tersedia dan

melimpah di sekitar kita, misalnya persoalan kemasyarakatan, pertanian,

manajemen, akuntansi, sumber daya manusia, kedokteran, teknik, industri,

hukum, pariwisata, perhotelan, lingkungan hidup, dan sebagainya.

Dalam hubungan dengan pemilihan topik yang hendak diangkat dalam

karya ilmiah, Keraf (1980:111) berpendapat bahwa penyusunan karya ilmiah lebih

baik menulis sesuatu yang menarik perhatian dangan pokok persoalan yang benar-

benar diketahui daripada menulis pokok-pokok yang tidak menarik atau tidak

diketahui sama sekali. Sehubungan dengan isi pernyataan itu, Arifin (2003:8)

menyampaikan hal-hal berikut yang patut dipertimbangkan dengan seksama oleh

penyusunan karya ilmiah.

1. Topik yang dipilih harus berada di sekitar kita, baik di sekitar pengala-

man kita maupun di sekitar pengetahuan kita. Hindarilah topik yang

jauh dari diri kita karena hal itu akan menyulitkan kita ketika meng-

garapnya!

2. Topik yang dipilih harus topik yang paling menarik perhatian kita.

3. Topik yang dipilih berpusat pada suatu segi lingkup yang sempit dan

terbatas. Hindari pokok masalah yang menyeret kita kepada

pengumpulan informasi yang beraneka ragam!

4

Page 5: Tahap Penyusunan Karya Ilmiah

4. Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang objektif. Hindari

topik yang bersifat subjektif, seperti kesenangan atau angan-angan

kita!

5. Topik yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya,

waulaupun serba sedikit. Artinya topik yang dipilih itu janganlah ter-

lalu baru bagi kita.

6. Topik yang dipilih harus memiliki sumber acuan, memiliki bahan ke-

pustakaan yang dapat memberikan informasi tentang pokok masalah

yang hendak ditulis. Sumber kepustakaan dapat berupa buku, majalah,

jurnal, surat kabar, brosur, surat keputusan, situs web, atau undang-un-

dang.

2.2.2 Pembatasan Topik dan Penentuan Judul

Jika topik sudah ditentukan dengan pasti sesuai dengan petunjuk-petunjuk,

kita tinggal menguji sekali lagi; apakah topic itu betul-betul cukup sempit dan

terbatas ataukah masih terlalu umum dan mengambang.

Jika sudah dilakukan pembatasan topik, judul karya ilmiah bukanlah hal

yang sulit ditentukan karena pada dasarnya langkah-langkah yang ditempuh dalam

pembatasan topic sama saja dengan langkah-langkah dalam penentuan judul.

Perbedaannya adalah pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya

ilmiah, sedangkan penentuan judul dapat dilakukan sebelum atau sesudah

penulisan karya ilmiah. Jika sudah ada topik yang terbatas, karya ilmiah sudah

dapat mulai digarap walaupun judul belum ada.

Selain dengan pembatasan topik, menurut Arifin (2003:9) penentuan judul

karya ilmiah dapat pula ditempuh dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan

masalah apa, mengapa, bagaimana, di mana, dan kapan. Tentu saja, tidak semua

pertanyaan itu harus dijawab dengan penentuan judul.

Perhatikan contoh penentuan judul dengan cara bertanya sebagai berikut.

5

Page 6: Tahap Penyusunan Karya Ilmiah

Pertama-tama, kita bertanya dengan pertanyaan masalah apa. Jawaban

yang kita temukan bermacam-macam. Kita tentu memilih masalah yang terdekat

dengan kita, yang paling menarik perhatian kita. Contoh masalah itu adalah:

a. industri mebel;

b. greeter hotel;

c. gas karbon monoksida (CO)

Setelah masalahnya ditentukan, kita dapat bertanya dengan pertanyaan

mengapa. Jawaban yang dapat timbul untuk pertanyaan ini adalah:

a. mengembang;

b. melayani;

c. mencemari.

Judul karya haruslah berbentuk frasa, bukan berbentuk kalimat. Oleh

karena itu kata-kata tersebut dapat kita jadikan kata benda agar dapat dijadikan

judul karya, seperti:

a. mengembang menjadi pengembangan;

b. melayani menjadi pelayan;

c. mencemari menjadi pencemaran.

Dapat pula kata-kata tersebut tetap kata kerja asal ditambah atau

mengandung kata benda dan judul yang dibuat tidak berupa kalimat.

Dengan dua pertanyaan itu, kita memiliki judul sebagai berikut.

a. Pengembangan Industri Mebel atau Upaya Mengembangkan Industri

Mebel;

b. Pelayanan Greeter Hotel;

c. Pencemaran Gas Karbon Monoksida.

Agar karya ilmiah dapat berpijak pada suatu masalah yang terbatas dan

ruang lingkup yang tidak terlalu mengambang, judul karya ilmiah tersebut harus

dibatasi lagi, misalnya dengan menyebut suatu tempat. Pertanyaan di mana akan

memberikan jawaban mengenai tempat objek yang sedang diteliti, misalnya.

6

Page 7: Tahap Penyusunan Karya Ilmiah

a. di Kabupaten Jepara;

b. di Hotel Inna Garuda, Yogyakarta;

c. di Kota Semarang.

Kalau dengan pertanyaan di mana diperoleh jawaban yang masih

dirasakan terlalu luas, pertanyaan kapan dapat mempersempit suatu judul karya

ilmiah. Pertanyaan kapan akan memberikan jawaban, antara lain:

a. tahun 2004;

b. trisemester I/2004;

c. dewasa ini.

Setelah menggunakan pertanyaan masalah apa, mengapa, di mana, dan

kapan, kini kita memiliki judul karya ilmiah sebagai berikut.

a. Pengembangan Industri Mebel di Kabupaten Jepara Tahun 2004

b. Pelayanan Greeter di Hotel Inna Garuda, Yogyakarta, Trisemester I/

2004

c. Pencemaran Gas Karbon Monoksida di Kota Semarang, Dewasa Ini

Adakalanya pertanyaan di mana tidaklah diperlukan, tetapi pertanyaan

kapan diperlukan, atau sebaliknya.

Contoh judul “Inseminasi Buatan di Peternakan Sapi ‘Budi Mix Farming’

Grobogan, Jawa Tengah” merupakan jawaban pertanyaan masalah apa, mengapa,

dan di mana, tanpa pertanyaan kapan.

Contoh judul “Persaingan Bisnis Tradisional dengan Bisnis Modern Saat Ini”

merupakan jawaban pertanyaan masalah apa, mengapa, dan kapan, tanpa

pertanyaan di mana.

Contoh judul berikut ini sudah cukup sempit walaupun tanpa menjawab

pertanyaan di mana dan kapan.

1) Hidroponik Bercocok Tanam tanpa Tanah

2) Pembudayaan Suplir sebagai Tanaman Hias

7

Page 8: Tahap Penyusunan Karya Ilmiah

Adakalanya pembatasan judul itu dilakukan dengan memberikan subjudul.

Subjudul itu selain berfungsi membatasi judul juga berfungsi sebagai penjelasan

atau keterangan judul utama. Dalam hal seperti itu, antara judul keterangan judul

utama dan subjudul harus dibubuhkan tanda baca titik dua (:) seperti :

1) PENINGKATAN PRODUKSI SAPI POTONG DI JAWA TENGAH : SEGI

KUALITAS DAN KUANTITAS

2) INTONATION : IN RELATIONS TO SYNTAX IN BAHSA INDONESIA

Judul-judul karya ilmiah berikut ini, dapat digarap oleh mahasiswa dengan

program studi tertentu :

1. Fakultas Pertanian

Topik : Produksi Kelapa Sawit

Judul : Upaya Meningkatkan Produksi Kelapa Sawit di Bengkulu dengan

Cara Perbaikan Pola Tanam

2. Fakultas Ekonomi

Topik : Manajemen Sumber Daya Manusia

Judul : Hubungan Kompensasi Finansial dengan Produktivitas Kerja

Karyawan PT Subur Makmur Semarang

3. Fakultas Hukum

Topik : Kejahatan Kerah Putih

Judul : Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Peningkatan

Kejahatan Kerah Putih di Kota Semarang Tahun 2004

4. Fakultas Sastra

Topik : Tema Novel

Judul : Tema Keagamaan dalam Novel Karya HAMKA

5. Sekolah Tinggi Pariwisata dan Perhotelan

8

Page 9: Tahap Penyusunan Karya Ilmiah

Topik : Pengembangan Desa Wisata

Judul : Strategi Pengembangan Desa Sodong Kabupaten Batang Menjadi

6. Fakultas Teknik ( Sipil Hidro )

Topik : Banjir

Judul : Pengendalian Banjir di Kawasan Simpang Lima Semarang

7. Fakultas Teknik ( Industri )

Topik : Industri Semen

Judul : Peningkatan Industri Semen di PT Semen Gresik Jawa Timur

8. Fakultas Peternakan ( Teknologi Hasil Ternak )

Topik : Kolesterol Telur

Judul : Efek Kolesteremik Berbagai Telur

2.2.3 Pembuatan Kerangka Karya

Kerangka karya disebut juga ragangan ( outline ). Pada prinsipnya,

penyusunan kerangka karya adalah proses penggolongan dan penataan

berbagai fakta, yang kadang-kadang berbeda jenis dan sifatnya, menjadi

kesatuan yang berpautan ( Moeliono 1988:1 ). Penyusun karya ilmiah

dapat membuat ragangan buram, yakni ragangan yang hanya memuat

pokok-pokok gagasan sebagai pecahan dari topik yang sudah dibatasi, atau

dapat juga membuat ragangan kerja, yaitu ragangan yang sudah

merupakan perluasan atau penjabaran dari ragangan buram ( Arifin

2003:15). Tentu saja, jenis kedua memudahkan penyusunan untuk

mengembangkan karya.

Penulis karya ilmiah harus menentukan dahulu judul-judul bab dan

judul subbab sebelum menentukan kerangka karya. Judul bab dan judul

subbab itu merupakan pecahan masalah dari judul karya ilmiah yang

9

Page 10: Tahap Penyusunan Karya Ilmiah

ditentukan. Untuk menentukan judul bab dan judul subbab, penyusun

karya ilmiah dapat bertanya ihwal judul karya ilmiahnya. Pertanyaan yang

dapat diajukan ialah “ apa yang akan atau “masalah apa saja yang dapat

dibicarakan di bawah judul tersebut”. Misalnya judul karya ilmiah ( hasil

penelitian ) “Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan terhadap Kepuasaan

Kerja Karyawan Hotel Grand Candi Semarang”. Hal yang dapat

tersangkut-paut dan dapat dibicarakan dalam karya ilmiah itu adalah (1)

“manajemen sumber daya manusia”, (2) “motivasi”, (3)

“kepemimpinan”,dan (4) “kepuasan kerja”. Hal-hal tersebut dapat

dijadikan empat judul bab analisis. Atau, jika bagian analisisnya hanya

satu bab, hal-hal itu dapat dijadikan subbab. Keempat subbab itu masih

dapat dirinci lagi dengan memecah subbab tersebut menjadi bagian yang

sekecil-kecilnya. Misalnya judul subbab “motivasi”, (b) “teori motivasi”,

dan (c) “tipe kepemimpinan”, (d) “fungsi kepemimpinan”. Judul subbab

kepuasan kerja dapat dipecah lagi menjadi (a) “pengertian kepuasan

kerja”, (b) “teori kepuasan kerja”, (c) “faktor yang mempengaruhi

kepuasan kerja”, (d) “manfaat kepuasan kerja”, dan ( e) “pengukuran

kepuasan kerja”.

Jika kita sudah merasa yakin bahwa masalah itu sudah dipecah lagi

menjadi bab, subbab, subsubbab seperti tersebut, kini penyusun karya

ilmiah dapat menuliskan kerangka karya/ragangan karya ilmiahnya.

Ragangan inilah yang akan dijadikan patokan bekerja sehingga tidak akan

terjadi tumpang tindih dalam penganalisisannya.

Berikut ini adalah contoh ragangan tersebut.

Contoh Ragangan (1)

PENGARUH MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP

KEPUASAN KERJA KARYAWAN HOTEL GRAND CANDI

SEMARANG

10

Page 11: Tahap Penyusunan Karya Ilmiah

Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja

1. Manajemen Sumber Daya Manusia

2. Motivasi

2.1 Pengertian Motivasi

2.2 Teori Motivasi

2.3 Motivasi dan perilaku

3. Kepemimpinan

3.1 Pengertian Kepemimpinan

3.2 Teori Kepemimpinan

3.3 Tipe Kepemimpinan

3.4 Fungsi Kepemimpinan

4. Kepuasan Kerja

4.1 Pengertian Kepuasan kerja

4.2 Teori Kepuasan Kerja

4.3 Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

4.4 Manfaat Kepuasan Kerja

4.5 Pengukuran Kepuasan Kerja

Jika rangangan seperti tersebut dianggap final, langkah berikutnya adalah

pembuatan rencana daftar isi karya ilmiah. Ragangan masalah yang analisis

ditempatkan pada bab 2 dalam daftar isi. Untuk membuat daftar isi yang lengkap,

analisis, maslah yang hanya satu bab, dilengkapi dengan tajuk prakata, daftar isi,

daftar tabel ( jika ada ), daftar gambar ( jika ada ), dan bab pendahuluan. Bab I

Pendahuluan itu terdiri atas latar Belakangan masalah, identifikasi masalah,

11

Page 12: Tahap Penyusunan Karya Ilmiah

cakupan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian.

Kemudian,pada bagian akhir daftar isi dicantumkan tajuk bab simpulan dan

saran, daftar pustaka, dan lampiran (jika ada). Akhirnya, tersusunlah daftar isi

sebagian berikut.

Berikut ini adalah contoh daftar isi karya ilmiah tersebut.

Contoh Daftar Isi (1)

PENGARUH MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN HOTEL GRAND CANDI SEMARANG

Halaman

PRAKATA..................................................................................................... ii

DAFTAR ISIS............................................................................................... iv

DAFTAR TABEL.......................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR..................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah..................................................... 1

1. 2 Identifikasi Maslah.............................................................. 4

1. 3 Cakupan Masalah................................................................ 5

1. 4 Rumusan Masalah............................................................... 7

1. 5 Tujuan Masalah................................................................... 8

1. 6 Kegunaan penelitian............................................................ 10

BAB II TINJAUAN TEORITIS, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2. 1 Manajemen Sumber Daya Manusia.................................... 11

2. 2 Motivasi.............................................................................. 14

2. 2. 1 Pengertian Motivasi................................................ 1412

Page 13: Tahap Penyusunan Karya Ilmiah

2. 2. 2 Teori Motivasi......................................................... 16

2. 2. 3 Motivasi dan Perilaku............................................ 20

2. 3 Kepemimpinan.................................................................... 25

2. 3. 1 Pengertian Kepemimpinan...................................... 25

2. 3. 2 Teori Kepemimpinan............................................. 26

2. 3. 3 Tipe Kepemimpinan................................................ 30

2. 3. 4 Fungsi Kepemimpinan............................................ 38

2. 4 Kepuasan Kerja................................................................... 41

2. 4. 1 Pengertian Kepuasan Kerja..................................... 41

2. 4. 2 Teori Kepuasan Kerja........................................... 43

2. 4. 3 Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja........ 46

2. 4. 4 Manfaat Kepuasan Kerja......................................... 48

2. 4. 5 Pengukuran Kepuasan kerja.................................... 51

2. 5 Kerangka Pemikiran Penelitian........................................... 53

2. 6 Hipotesis............................................................................. 55

BAB III METODE PENELITIAN

3. 1 BIdang Penelitian................................................................ 57

3. 2 Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................. 57

3.3 Metode Penelitian............................................................... 58

3. 4 Alat Pengumpulan Data...................................................... 59

3. 5 Sumber Data........................................................................ 60

3. 6 Populasi dan Sampel........................................................... 60

3. 7 Variabel dan Definisi Operasional...................................... 62

3. 8 Validitas dan Reliabilitas.................................................... 64

3. 9 Teknik Analisis Data........................................................... 68

13

Page 14: Tahap Penyusunan Karya Ilmiah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Deskripsi Hasil Temuan 71

4. 1. 1 Gambaran Umum Perusahaan 71

4.1.2 Kondisi Sumber Daya Perusahaan ........... ......... 74

4.1.3 Gambaran Umum Responden............................... 78

4.2 Pengujian Persyaratan Analisis Data ............................. 84

4.2.1 Uji Validitas ................................................... 84

4.2.2 Uji Realibilitas ................................................. 88

4.3 Hasil Pengujian Hipotesis ................................................... 91

4.3.1 Uji Asumsi ................................................... 92

4.3.2 Uji Normalitas ................................................... 94

4.3.3 Uji Linieritas ................................................... 96

4.3.4 Uji Signifikansi Pengaruh Motivasi dan Kepemipinan terhadap

Kepuasan Kerja .................................................. 98

4.4 Pembahasan ................................................... 100

4.4.1 Analisis Variabel Motivasi ......................................... 100

4.4.2 Analisis Variabel Kepemimpinan .............................. 102

4.4.3 Analisis Variabel Kepuasan Kerja .............................. 104

4.4.4 Analisis Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan terhadap

Kepuasan Kerja ....................................................... 106

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ................................................... 108

5.2 Saran ............................................... ........ 110

DAFTAR RUJUKAN .................................................. 111

14

Page 15: Tahap Penyusunan Karya Ilmiah

LAMPIRAN ................................................... 115

Contoh ragangan (1) dan contoh daftar isi (1) tersebut adalah contoh untuk judul

karya ilmiah hasil penelitian. Contoh judul karya ilmiah bukan hasil penelitian (telaah

pustaka), isi, substansi ragangan, dan daftar isi disesuaikan. Misalnya judul karya ilmiah

“Ilmu Pengetahuan danKebenaran”, kerangka karya yang dapat dipertimbangkan

adalah sebagai berikut.

Contoh Ragangan (2)

ILMU PENGETAHUAN DAN KEBENARAN

1. Pengertian Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan

1.1 Pengertian Pengetahuan

1.2 Pengertian Ilmu Pengetahuan

2. Klasifikasi dan Aspek Ilmu Pengetahuan

2.1 Klasifikasi Ilmu Pengetahuan

2.2 Aspek Ilmu Pengetahuan

3. Peranan Ilmu Pengetahuan

3.1 Pengamalan Ilmu Pengetahuan

3.2 Ilmu Pengetahuan dan Kebenaran

3.3 Peranan Khusus Ilmu Pengetahuan

Seperti pada contoh daftar isi (1), ragangan tentang “Ilmu Pengetahuan dan

Kebenaran” ini dilengkapi dengan bagian awal daftar isi, yang terdiri atas tajuk

prakata, daftar isi, daftar tabel (jika ada), daftar gambar (jika ada), daftar

lampiran (jika ada), bab pendahuluan. Bab Pendahuluan terbagi lagi atas tajuk

latar belakang dan masalah, dan tujuan pembahasan. Setelah tajuk-tajuk analisis

ditempatkan pada Bab 2, Bab 3 dan Bab 4, daftar isi ini diakhiri dengan Bab 5

Simpulan, serta daftar pustaka dan lampiran (jika ada).

15

Page 16: Tahap Penyusunan Karya Ilmiah

Contoh Daftar Isi (2)

ILMU PENGETAHUAN DAN KEBENARAN

PRAKATA ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................. iv

DAFTAR TABEL ...................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah .............................. 1

1.2 Tujuan Pembahasan ........................................... 3

BAB II PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

2.1 Pengertian Pengetahuan ..................................... 5

2.2 Pengertian Ilmu Pengetahuan ........................... 7

BAB III KLASIFIKASI DAN ASPEK PENGETAHUAN

3.1 Klasifikasi Ilmu Pengetahuan ........................ 9

3.2 Aspek Ilmu Pengetahuan ................................... 12

BAB IV PERANAN ILMU PENGETAHUAN

4.1 Pengamalan Ilmu Pengetahuan ..................... 14

4.2 Ilmu Pengetahuan dan Kebenaran ........................... 16

4.3 Peranan Khusus Ilmu Pengetahuan ........................... 20

BAB V SIMPULAN ................................................................. 23

DAFTAR RUJUKAN ................................................................... 24

LAMPIRAN ..................................................................................... 27

16

Page 17: Tahap Penyusunan Karya Ilmiah

Kedua contoh ragangan karya dan kedua contoh daftar isi itu hanya

merupakan dua kemungkinan kerangka dasar pola berpikir yang diterapkan

dalam menyusun karya ilmiah. Tidak tertutup kemungkinan adanya pola berpikir

lain (yang lebih sempurna). Sebenarnya, penentuan daftar isi ini merupakan hak

penulis. Akan tetapi, ada baiknya pola daftar isi disamakan. Paling sedikit, sebuah

karya ilmiah itu berisi tiga bab, yaitu pendahuluan, isi atau analisis, dan

penutup. Jika isi atau analisis karya itu agak luas, kita dapat memecah isi itu

menjadi dua atau lebih bab sehingga karya ilmiah menjadi empat bab atau lebih.

Berdasarkan garis besar pemikiran itulah kita bekerja. Kita tinggal

mengembangkan ide pokok tersebut dengan ide penjelas di dalam paragraf-

paragraf. Seandainya dalam mengembangkan suatu ide mengalami kesulitan, kita

tentu harus mencari dahulu kepustakaan yang berkaitan dengan ide pokok

tersebut.

2.3 Pengumpulan Data

Jika judul karya ilmiah dan ragangannya sudah disetujui oleh pembimbing

atau oleh pimpinan lembaga pendidikan tinggi yang bersangkutan, penyusun

sudah dapat mulai mengumpulkan data.

Langkah pertama yang harus ditempuh dalam pengumpulan data adalah

mencari informasi dari kepustakaan mengenai hal-hal yang ada relevansinya

dengan judul tulisan. Informasi yang relevan diambil sarinya dan dicatat pada

kartu informasi. Di samping pencarian informasi dari kepustakaan, penyusun

juga dapat memulai terjun ke lapangan. Akan tetapi, sebelum terjun ke

lapangan, penyusun minta izin ke pemerintah setempat atau kepada pimpinan

perusahaan yang perusahaannya akan diteliti. Data di lapangan dapat

dikumpulkan melalui pengamatan (observasi), wawancara, atau eksperimen

(percobaan).

17

Page 18: Tahap Penyusunan Karya Ilmiah

2.4 Pengorganisasian / Pengonsepan

Jika data sudah terkumpul, penyusun menyeleksi dan mengorganisasi data

tersebut. Penyusun harus menggolong-golongkan data menurut jenis, sifat, atau

bentuk. Penyusun menentukan data mana yang akan dibicarakan kemudian.

Jadi, penyusun harus mengelola dan menganalisis data yang ada dengan teknik-

teknik yang ditentukan. Misalnya, jika penelitian bersifat kuantitatif, data diolah

dan dianalisa dengan teknik statistik. Selanjutnya, penyusun dapat mulai

mengonsep karya ilmiah itu dengan urutan dalam ragangan yang tetap.

2.5 Pemeriksaan / Penyuntingan

Sebelum mengetik konsep, penyusun terlebih dahulu memeriksanya.

Tentu ada bagian yang tumpang tindih atau ada penjelasan yang berulang.

Buanglah penjelasan yang tidak perlu dan tambahkan penjelasan yang dirasakan

sangat menunjang pembahasan!

Secara ringkas, pemeriksaan konsep mencakupi pemeriksaan isi karya dan

cara penyajian karya, termasuk penyuntingan bahasa yang digunakan.

2.6 Pengetikan / Penyajian

Dalam mengetik naskah, penyusun hendaklah memperhatikan segi

kerapian dan kebersihan. Penyusun memperhatikan tata letak unsur-unsur dalam

karya ilmiah. Misalnya, penyusun menata unsur-unsur yang tercantum dalam

kalimat luar, unsur-unsur dalam halaman judul, unsur-unsur dalam daftar isi, dan

unsur-unsur dalam daftar pustaka

18

Page 19: Tahap Penyusunan Karya Ilmiah

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil

kesimpulan.

a. Dalam penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap, yaitu (1) persiapan,

(2) pengumpulan data, (3) pengorganisasian dan pengonsepan, (4)

pemeriksaan/ penyuntingan konsep, dan (5) penyajian

b. Termasuk dalam tahap persiapan adalah (a) pemilihan topik/ masalah, (b)

penentuan judul, dan (c) pembuatan kerangka karya. Yang termasuk dalam

tahap pengumpulan data adalah (a) pancarian keterangan dari bahan

bacaan,(b) pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui

masalah yang akan ditulis, (c) pengamatan langsung ke objek yang akan

diteliti , dan (d) percobaan dan pengujian di lapangan atau di laboratorium.

Yang termasuk tahap pengorganisasian dan pengonsepan adalah (a)

pengelompokan bahan, yaitu bagian-bagian mana yang akan didahulukan

dan bagian mana yang akan dikemudiankan, dan (b) pengonsepan

3.2 Saran

Berdasarkan penugasan pembuatan laporan ini, maka dapat disampaikan

saran.

a. Panduan pembuatan laporan tugas bahasa indonesia diperlukan demi

keseragaman standar laporan sesuai dengan standar baku bahasa

Indonesia; dan

b. Proses perkuliahan yang interaktif lebih membuat mahasiswa memahami

akan materi yang dipelajari

19