t34921

32
NASKAH PUBLIKASI UNIT COST TINDAKAN SECTIO CAESAREA TANPA PENYULIT DI INSTALASI BEDAH SENTRAL DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (Studi Kasus di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta) Program Studi Magister Manajemen Konsentrasi Manajemen Rumah Sakit Diajukan Oleh: DESTRIYANTI RUKMANA SARI 20121030011 1

Upload: melissa-jordan

Post on 18-Dec-2015

50 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

flgkk

TRANSCRIPT

NASKAH PUBLIKASI

UNIT COST TINDAKAN SECTIO CAESAREATANPA PENYULIT DI INSTALASI BEDAH SENTRALDENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING(Studi Kasus di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta)Program Studi Magister ManajemenKonsentrasi Manajemen Rumah Sakit

Diajukan Oleh:

DESTRIYANTI RUKMANA SARI

20121030011

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN RUMAH SAKITFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2014Unit Cost Tindakan Sectio Caesarea Tanpa Penyulitdi Instalasi Bedah Sentral dengan Metode Activity Based Costing (Studi Kasus di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta)Destriyanti Rukmana Sari1, Ietje nazaruddin 2, Triyani Marwati31Program Studi Magister Manajemen Rumah Sakit, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 3Departemen Manajemen, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah YogyakartaIntisariLatar belakang: Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan. Salah satu pelayanannya adalah operasi bedah sesar. Berdasarkan data di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta, jumlah kunjungan pasien bedah sesar tanpa penyulit tiap tahunnya semakin meningkatan. Sistem perhitungan biaya satuan di RS tersebut masih menggunakan sistem konvensional, dimana perhitungannya berdasarkan bahan habis pakai saja tanpa melihat faktor-faktor lain yang dapat memicu timbulnya biaya. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai penetapan harga pokok sebagai penentuan biaya satuan tindakan bedah sesar tanpa penyulit menggunakan activity based costing karena sesuai dengan aktivitas-aktivitas yang terjadi.

Metode penelitian: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang melakukan perhitungan biaya satuan operasi bedah sesar tanpa penyulit di instalasi bedah sentral dengan metode activity based costing (ABC) sehingga dapat terjadi perbandingan biaya berdasarkan metode ABC dengan yang ditetapkan di rumah sakit.

Hasil: Berdasarkan perhitungan didapatkan biaya satuan tindakan operasi bedah sesar tanpa penyulit dengan metode activity based costing adalah Rp. 1.662.648,00. Dengan selisih antara biaya satuan bedah sesar metode ABC dengan biaya satuan dari RS adalah Rp. 722.538, dimana unit cost RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta lebih besar dibandingkan unit cost dengan metode activity based costing. Perbedaan terbesar terdapat pada biaya akomodasi. Kesimpulan : Terdapat selisih positif antara perhitungan biaya satuan operasi bedah sesar dengan metode ABC dengan biaya satuan dari RS. Perlu dipertimbangkan dengan biaya-biaya di unit lain seperti rawat inap sehingga pihak RS dapat mengevaluasi biaya satuan apakah perlu dilakukan perbaikan atau tidak.Kata kunci : Bedah Sesar Tanpa Penyulit, Unit Cost, Activity Based CostingPENDAHULUAN

Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia berkembang cukup pesat. Hal ini sesuai dengan kebutuhan akan layanan rumah sakit yang meningkat. Selain sebagai tempat untuk kepentingan sosial yaitu pelayanan di bidang kesehatan pada masyarakat, rumah sakit juga melaksanakan tujuannya sebagai suatu badan usaha (mengembangkan dan memajukan usaha) baik secara material maupun non material1.Menurut Undang-Undang Republik Indonesia tahun No. 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.Rumah sakit oleh World Health Organization (WHO) yaitu suatu bagian menyeluruh dari organisasi dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan.

Rumah sakit merupakan salah satu perusahaan jasa yang menghasilkan keanekaragaman produk. Produk yang dijual lebih dari satu. Keanekaragaman produk rumah sakit mengakibatkan benyaknya jenis biaya dan aktivitas yang terjadi pada rumah sakit, sehingga menuntut ketepatan pembebanan biaya overhead dalam penentuan harga pokok produk. Rumah Sakit PKU (Pembina Kesejahteraan Umat) Muhammadiyah Yogyakarta merupakan rumah sakit swasta di Yogyakarta yang merupakan amal usaha Pimpinan Pusat Persyarikatan Muhammadiyah. Salah satu pelayanannya adalah sectio caesarea (SC). Tindakan sectio caesarea masuk ke dalam 10 besar tindakan terbanyak di rumah sakit tersebut. Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina atau suatu histerektomia untuk janin dari dalam rahim2.

Tindakan sectio caesarea juga merupakan salah satu alternatif bagi seorang wanita dalam memilih proses persalinan, sebab seorang wanita yang melahirkan secara alami akan mengalami proses sakit. Di samping adanya indikasi medis, indikasi non medis juga dapat terjadi karena keadaan yang pernah atau baru akan terjadi dan sering menyebabkan wanita yang akan melahirkan merasa ketakutan, khawatir, dan cemas menjalaninya3.

Angka kejadian sectio caesarea di Indonesia berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997 ditemukan hanya 4,3% dari persalinan yang berakhir dengan sectio caesarea, yaitu sebanyak 605 kasus dari 16.217 persalinan. Menurut Survey Nasional tahun 2007 adalah 921.000 dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22,8% dari seluruh persalinan. Di Indonesia sectio caesarea umumnya dilakukan bila ada indikasi medis tertentu, sebagai tindakan mengakhiri kehamilan dengan komplikasi. Data di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta jumlah pasien sectio caesarea tanpa penyulit pada tahun 2010 sebanyak 69 kasus, tahun 2011 sebanyak 84 kasus, tahun 2012 sebanyak 177 kasus. Disini terlihat adanya peningkatan tindakan sectio caesarea di rumah sakit tersebut.Perhitungan biaya satuan sectio caesarea di PKU Muhammadiyah Yogyakarta masih menggunakan sistem akuntansi konvensional. Kelemahan sistem akuntansi konvensional yaitu permasalahan dalam pembebanan biaya tidak langsung (overhead cost) ke produk atau jasa yang hanya menggunakan aktivitas berlevel unit untuk membebankan biaya tidak langsung pada jasa rumah sakit. Hal ini seringkali menimbulkan distorsi biaya yang besar dan tidak akurat. Upaya untuk mengurangi distorsi karena penggunaan metode tradisional dapat digunakan pendekatan baru yang menggunakan dasar aktivitas yaitu activity based costing atau metode ABC4.Activity based costing merupakan metode yang menerapkan konsep-konsep akuntansi aktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat. Namun dari perspektif manajerial, sistem ABC menawarkan lebih dari sekedar informasi biaya produk yang akurat akan tetapi juga menyediakan informasi tentang biaya dan kinerja dari aktivitas dan sumber daya serta dapat menelusuri biaya-biaya secara akurat ke objek biaya selain produk, misalnya pelanggan dan saluran distribusi5. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai penetapan harga pokok sebagai penentuan biaya satuan tindakan sectio caesarea tanpa penyulit di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dengan menggunakan activity based costing dengan kelebihan-kelebihan yang ada dibandingkan sistem akuntansi konvensional. Dari latar belakang di atas maka didapatkan rumusan masalah: 1. Berapa unit cost tindakan sectio caesarea tanpa penyulit yang dihitung dengan menggunakan metode activity based costing pada RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta?2. Apakah ada perbedaan antara unit cost tindakan sectio caesarea tanpa penyulit yang dihitung dengan metode activity based costing dengan unit cost tindakan sectio caesarea tanpa penyulit yang diterapkan saat ini di RS PKU Muhammdiyah Yogyakarta?

BAHAN DAN CARA

Jenis Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan melakukan studi kasus di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta6. Perhitungan unit cost dilakukan dengan menggunakan metode activity based costing (ABC).

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Juli-Desember 2013.

Subyek dan Obyek PenelitianSubyek dalam penelitian ini Subjek dalam penelitian ini adalah kepala bagian keuangan, kepala bedah sentral, dokter spesialis kandungan, perawat bedah, kepala rekam medis, kepala bagian CSSD (central supply sterile departement) dan bagian pemeliharaan alat untuk memperoleh data yang komprehensif di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Objek penelitian ini adalah semua aktivitas yang terjadi dari awal persiapan dilakukannya tindakan sectio caesarea tanpa penyulit di ruang instalasi bedah sentral sampai proses selesai. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah ibu hamil yang menjalankan operasi section caesare tanpa penyulit apapun, baik penyakit atau kondisi-kondisi yang menyebabkan ibu hamil sulit untuk dilahirkan secara spontan atau persalinan normal serta pasien dengan pengguna jasa kelas 3 dengan diagnosa tindakan persalinan dengan section caesarea yang tidak spesifik atau section caesarea elektif di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.Variabel Penelitian

Variabel dari penelitian ini adalah unit cost tindakan secio caesarea tanpa penyulit dan aktivitas di instalasi bedah sentral.Instrumen Penelitian

1. Pedoman dokumentasi yaitu rekam medis, clinical pathway tindakan sectio caesarea tanpa penyulit.2. Pedoman wawancara.Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan cara bertanya langsung atau berkomunikasi langsung dengan responden untuk memperoleh informasi mengenai isu yang diteliti.

3. Panduan observasi menggunakan checklist dalam clinical pathway berupa pengamatan secara langsung pada objek penelitian, yaitu aktivitas yang dilakukan selama pasien di ruang instalai bedah sentral.

4. Stopwatch adalah alat pengukur waktu yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu setiap aktivitas yang dilakukan, mulai dari pasien masuk ruang operasi hingga setelah operasi.Analisis Data

Data dalam penelitian ini dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer berupa informasi langsung dari sumbernya dengan cara wawancara langsung dengan responden dan observasi terhadap aktivitas yang dilakukan. Data sekunder dilakukan dengan penelusuran dokumen berupa distribusi biaya operasional rumah sakit dan rekam medis bulan Januari-Desember tahun 2012. Data yang telah diolah kemudian dianalisis dengan metode activity based costing (ABC).1. Menentukan activity centers pada unit yang terkait.

2. Menentukan kategori biaya dan cost driver masing-masing kategori biaya

3. Membebankan biaya langsung tindakan sectio caesarea tanpa penyulit.

4. Menetukan besarnya biaya direct resource overhead dan indirect resource overhead masing-masing aktivitas dengan menggunakan proposi waktu.5. Menentukan activity centers terkait tindakan sectio caesarea tanpa penyulit yang terdapat pada clinical pathway. 6. Membebankan biaya overhead ke dalam masing-masing activity centers dalam clinical pathway.7. Menjumlahkan biaya langsung dan overhead.8. Membandingkan biaya dengan menggunakan perhitungan ABC dengan biaya yang ditetapkan oleh rumah sakit. HASIL

Gambaran Subyek Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Bagian Keuangan, Kepala Instalasi Bedah Sentral, Dokter Spesialis kandungan dan Kepala Bagian CSSD. Masing-masing subyek penelitian diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat. Sistem perhitungan sectio caesarea tanpa penyulit di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta adalah dengan metode konvensional yakni berdasarkan bahan habis pakai dan dari biaya tenaga kerjanya.Penyajian Data Tindakan Sectio Caesarea Tanpa Penyulit

Proses perhitungan biaya satuan (unit cost) tindakan sectio caesarea tanpa penyulit di instalasi bedah sentral dengan menggunakan metode ABC (activity based costing) dengan langkah-langkah sebagai berikut7:

a. Menentukan activity centres pada unit yang terkait, biaya dan cost driver masing-masing kategori biaya. Tabel 2. Activity Centre di Instalasi Bedah SentralTempat KegiatanActivity CentreCost Driver

Instalasi Bedah SentralKamar Operasi (praoperasi)

Periksa tanda vital oleh dr/prwt anestesiJumlah aktivitas

Dengarkan denyut jantung janin (DJJ) oleh dr OGJumlah aktivitas

Pemasangan infus elektrolit oleh perawatJumlah aktivitas

Kamar Operasi (durante operasi)

Tanda vital oleh dr anestesiJumlah aktivitas

Dengarkan DJJ oleh dr OGJumlah aktivitas

Posisi intra operasi oleh timJumlah aktivitas

Tindakan anestesi regional (spinal) oleh dr anestesiJumlah aktivitas

Pelaksanaan tindakan bedah sesarJumlah aktivitas

Cek perdarahan dan komplikasiJumlah aktivitas

Kamar operasi post operasi

Skor oleh dr anestesiJumlah aktivitas

Serah terima pasien (ibu) oleh perawatJumlah aktivitas

Serah terima barang-barang pasien oleh perawatJumlah aktivitas

Sumber: RS PKU Muhamadiyah Yogyakarta Tahun 2012 (telah diolah kembali)b. Membebankan biaya langsung sectio caesarea tanpa penyulit

Biaya langsung suatu pelayanan adalah biaya yang muncul ketika suatu pelayanan dilakukan. Biaya langsung yang muncul adalah jasa medis dokter spesialis, sterilisasi alat, instrumen yang digunakan saat operasi sectio caesarea, bahan habis pakai dan linen laundry. Tabel 3. Biaya Sterilisasi per Satu Kali Steril di CSSD

Komponen Proses SterilisasiBiayaKeterangan

Alat dan Bahan

Desinfektan 3 liter air x @Rp. 4.000,00 (per tablet)Rp. 12.000,00Desinfektan menggunakan tablet presept. 1 liter air menggunakan 1 tablet.

Autoclave TapeRp. 4.000,00

Mesin autoclave Rp. 4.148,00*Terdapat dua mesin autoclave yang masih memiliki nilai ekonomis. Harga mesin autoclave Rp. 62.500.000,00. Cost drivernya adalah pemakaian dua mesin autoclave pada tahun 2012 di CSSD, yaitu 3013 kali.

Lampu UV 4 bohlam x @Rp. 300.000,00Rp. 2.400,00Dalam proses sterilisasi menggunakan 4 buah lampu UV yang memiliki umur hidup 2000 jam. Cost drivernya adalah waktu. Dalam sekali proses sterilisasi memerlukan waktu 4 jam.

Biaya kantor dan langganan di CSSD tahun 2012 Rp. 19.926.032,00 Rp. 4.536,00**Cost drivernya adalah waktu. Dalam sekali proses sterilisasi menggunakan listrik untuk autoclave selama 2 jam.

Sumber Daya Manusia

Biaya pegawai CSSD tahun 2012 Rp. 206.772.864,00Rp. 99.590,00***Cost drivernya adalah jumlah kasa, linen dan instrumen.

Dalam tahun 2012 jumlah kasa yang disteril adalah 228.013 lembar, linen 3.504 set dan instrumen 26.065 set.

Rp. 126.674,00

*( (harga mesin autoclave x 2) / 5 tahun 2 (harga per satu mesin)

3013 kali pemakaian

**( biaya kantor dan langganan/366 hari x 2 jam

24 jam

***( Dalam sekali proses operasi memerlukan

{kasa 36 (lembar) / 228.013 + linen 1(set)/3.504+instrumen 1set/26.065} x biaya pegawai

Sumber: RS PKU Muhamadiyah Yogyakarta Tahun 2012 (telah diolah kembali)Tabel 4. Direct Cost Sectio Caesarea Tanpa PenyulitKategori BiayaTotal Harga

Jasa medis dokter spesialis kandungan Rp. 700.000,00

Jasa medis dokter spesialis anestesi Rp. 280.000,00

Sterilisasi alat (di CSSD)Rp. 126.674,00

Standart set sectio caesareaRp. 30.981,00

Spuit 3 cc one med (2) Rp. 1.275,00

Spuit 5 cc one medRp. 825,00

Spuit 10 cc one medRp. 1.275,00

Ringer lactate 500 mlRp. 9.750,00

Handscond ST 7 maxter/winichRp. 5.700,00

Bupivacain inj 0.5%Rp. 20.625,00

Midazolam 15 mg (0.5)Rp. 8.700,00

Ketorolac 30 mg injRp. 12.600,00

Ondansetron 4 mg/2 ml injRp. 7.275,00

O2 kap 6 (300)Rp. 3.000,00

Alcohol 70%/cc (100)Rp. 2.625,00

Braunol sol (100)Rp. 10.350,00

Mess aesculap no. 23Rp. 2.325,00

Kasa lipat 5cmx13cmx12 ply (36)Rp. 30.675,00

Spinocan G 25Rp. 32.025,00

Spincan G 26Rp. 32.025,00

Sofratulle (0.9)Rp. 14.250,00

Handscond ST 6.5 gamexRp. 15.000,00

Handscond ST 7 maxter/winich (2)Rp. 11.400,00

Paket cesarRp. 148.500,00

Suction bag (0,3)Rp. 23.250,00

Pospargin 2 mg inj (2)Rp. 10.350,00

Induxin injRp. 7.800,00

Jas operasi 0.3kgx3xRp. 5.000,00 Rp. 4,500.00

Jas pasien 0.3kgx1xRp. 5.000,00Rp. 1,500.00

Handuk steril 0.2kgx3xRp. 5.000,00 Rp. 3,000.00

Duk partus 0.2kgx1xRp. 5.000,00Rp. 1.000,00

Duk besar 0.5kgx2xRp. 5.000,00Rp. 5.000,00

Duk sedang 0.2kgx4xRp. 5.000,00Rp. 4.000,00

JUMLAHRp. 1.568.255,00

Sumber: RS PKU Muhamadiyah Yogyakarta Tahun 2012 (telah diolah kembali)Standar set instrumen yang digunakan saat operasi sectio caesarea terdiri dari beberapa alat. Jumlah waktu kerja didapatkan dari hasil wawancara dengan kepala bagian instalasi bedah sentral beserta perawat-perawat di bagian tersebut. Dari hasil wawancara didapatkan bahwa alat-alat tersebut memiliki masa kerja sekitar 10 bulan atau 3000 kali operasi. Jadi biaya 1 set standar set sectio caesarea adalah Rp. 30.981,00*. Tabel 5. Instrumen yang digunakan Saat Operasi

AlatJumlah alat yang digunakan

Yodium klem1

Doek klem5

Handle mes no.41

Gunting jaringan2

Gunting benang1

Pincet chirurgis besar1

Pincet chirurgis kecil1

Pincet anatomis besar1

Mikulik 4

Needle holder2

Pean bengkok besar3

Pean bengkok sedang2

Hak besar1

Klem ovarium4

TOTAL BIAYARp. 92.944.000,00

*( total biaya/3000 operasi

Sumber: RS PKU Muhamadiyah Yogyakarta Tahun 2012

c. Menentukan biaya overhead, baik biaya indirect resource maupun direct resource.Dalam menghitung biaya overhead dapat dibedakan menjadi 2, yaitu biaya overhead indirect resource dan biaya overhead direct resource. Pada tabel 6 terdapat biaya indirect resource overhead PKU Muhammadiyah Yogyakarta sebesar Rp. 16.786.832.209,00 yang akan dibebankan kepada unit fungsional RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dengan menggunakan dasar proporsi jumlah pegawai di masing-masing unit fungsional. Untuk IBS memiliki proporsi 6%, sehingga instalasi bedah sentral mendapat pembebanan untuk biaya overhead indirect resource sebesar Rp. 1.007.209.932,54.Sectio caesarea tanpa penyulit merupakan jenis operasi besar. Berdasarkan tabel 7 untuk operasi besar akan mendapatkan pembebanan biaya overhead indirect resource sebesar Rp. 62.781.442,00*. Jika didasarkan pada jumlah tindakan operasi besar maka untuk setiap tindakan operasi besar mendapat pembebanan biaya overhead indirect resource sebesar Rp. 43.658,00**.

Tabel 6. Indirect Resource OverheadBiaya Indirect Resource Overhead RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2012Biaya

Labour-related

Biaya Pegawai Rp. 8.318.871.403,00

Equipment-related

Biaya Perabotan dan alat kantor Rp. 293.911.128,00

Biaya depresiasi mesin dan instalsiRp. 108.085.548,00

Spaced-related

Biaya Pemeliharaan dan PerbaikanRp. 395.923.835,00

Biaya Depresiasi Gedung Nonfungsional Rp. 53.181.580,00***

Service-related

Biaya Pemakaian Barang Pengadaan Rp. 2.919.068.372,00

Biaya Kantor dan langganan Rp. 4.697.790.343,00

Total Rp. 16.786.832.209,00

*( jumlah operasi besar x pembebanan x pembebanan indirect resource overhead di IBS

total seluruh operasi x pembebanan

**(Rp. 62.781.442,00 / 1.438 (jumlah operasi besar)

***((luas lantai gedung nonfungsional/total luas lantai)xbiaya depresiasi gedung

Sumber: RS PKU Muhamadiyah Yogyakarta Tahun 2012 Berdasarkan wawancara dengan kepala instalasi bedah sentral, pembebanan jenis operasi berdasarkan faktor-faktor di tabel 7. Lalu pembebanan tersebut dimasukkan ke tabel 8 sesuai jenis operasinya.

Tabel 7. Faktor-Faktor Pembebanan

Faktor-Faktor PembebananOperasi KecilOperasi SedangOperasi BesarOparasi KhususOperasi Canggih

Tingkat Kesulitan Dokter12346

Jumlah Asisten12333

Waktu12334

Alat12355

Resiko12357

Total 510152025

Sumber: RS PKU Muhamadiyah Yogyakarta Tahun 2012 Tabel 8. Jenis Operasi dan PembebananJenis Tindakan OperasiJumlah TindakanPembebanan

Operasi Kecil3060.5

Operasi Sedang14511

Operasi Besar14381.5

Operasi Khusus12752

Operasi Canggih1442.5

Total 46147.5

Sumber: RS PKU Muhamadiyah Yogyakarta Tahun 2012Biaya pembebanan overhead indirect resource akan dibebankan kepada pasien berdasarkan aktivitas yang didapat oleh pasien yang dapat dilihat pada tabel berikut :Tabel 9. Pembebanan Overhead Indirect ResourceAktivitas Instalasi Bedah SentralWaktu (menit)Biaya (rupiah)*

Kamar Operasi (Praoperasi)

Periksa tanda vital oleh dr/prwt anestesi5Rp. 2.538,00

Dengarkan denyut jantung janin (DJJ) oleh dr OG1Rp. 507,00

Pemasangan infuse elektrolit oleh perawat5Rp. 2.538,00

Kamar operasi (durante operasi)

Tanda vital oleh dr anestesi5Rp. 2.538,00

Dengarkan DJJ oleh dr OG1Rp. 507,00

Posisi intra operasi oleh tim1Rp. 507,00

Tindakan anestesi regional (spinal) oleh dr anestesi10Rp. 5.076,00

Pelaksanaan tindakan bedah sesar45Rp. 22.844,00

Cek perdarahan dan komplikasi1Rp. 507,00

Kamar operasi (post operasi)

Skor oleh dr anestesi5Rp. 2.538,00

Serah terima pasien (ibu) oleh perawat5Rp. 2.538,00

Serah terima barang-barang pasien oleh perawat2Rp. 1.015,00

TOTAL86Rp. 43.658,00

*( (waktu/total waktu)xtotal biaya Sumber: RS PKU Muhamadiyah Yogyakarta Tahun 2012 (telah diolah kembali)

Setelah mendapat biaya indirect resource overhead, kita lanjutkan ke perhitungan biaya direct resource overhead dengan cara yang sama dengan sebelumnya yaitu dibagi menjadi 4 kategori, yaitu labor-related, equipment-related, space-related,dan service-related. Namun pada direct resource overhead tidak dihitung biaya gedung IBS (space-related) dikarenakan sudah tidak memiliki umur ekonomis lagi (20 tahun). Berdasarakan tabel 10 maka untuk operasi besar mendapatkan pembebanan biaya overhead indirect resource sebesar Rp. 72.958.274,00*. Tabel 10. Direct Resource OverheadBiaya Direct Resource Overhead unit IBS RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2012Biaya

Labour-related

Biaya Pegawai Rp. 995.866.516,00

Equipment-related

Biaya Peralatan medis IBSRp. 58.346.400,00

Biaya Peralatan non medis IBSRp. 11.250.400,00

Biaya Pemeliharan alat dan gedung IBSRp. 5.395.000,00

Service-related

Biaya Pemakaian Barang Pengadaan Rp. 24.669.892,00

Biaya Listrik unit IBSRp. 49.365.168,00

Biaya Air unit IBSRp. 106.948,00

Biaya Telepon unit IBSRp. 2.935.150,00

Biaya Kebersihan unit IBSRp. 22.542.546,13

Total Rp. 1.170.478.020,13

*( jumlah operasi besar x pembebanan x pembebanan direct resource overhead di IBS

total seluruh operasi x pembebanan

**( Rp. 72.958.274,00 / 1.438 (jumlah operasi besar)

Sumber: RS PKU Muhamadiyah Yogyakarta Tahun 2012Jika didasarkan pada jumlah operasi besar maka untuk setiap tindakan operasi besar akan mendapatkan pembebanan biaya direct resource overhead sebesar Rp. 50.735,00**. Biaya pembebanan direct resource overhead akan dibebankan kepada pasien berdasarkan aktivitas yang didapat oleh pasien, dapat dilihat di tabel 11.Tabel 11. Pembebanan Direct Resource OverheadAktivitas Instalasi Bedah SentralWaktu (menit)Biaya *(rupiah)

Kamar Operasi (Praoperasi)

Periksa tanda vital oleh dr/prwt anestesi5Rp. 2.949,00

Dengarkan denyut jantung janin (DJJ) oleh dr OG1Rp. 589,00

Pemasangan infuse elektrolit oleh perawat5Rp. 2.949,00

Kamar operasi (durante operasi)

Tanda vital oleh dr anestesi5Rp. 2.949,00

Dengarkan DJJ oleh dr OG1Rp. 589,00

Posisi intra operasi oleh tim1Rp. 589,00

Tindakan anestesi regional (spinal) oleh dr anestesi10Rp. 5.899,00

Pelaksanaan tindakan bedah sesar45Rp. 26.547,00

Cek perdarahan dan komplikasi1Rp. 589,00

Kamar operasi (post operasi)

Skor oleh dr anestesi5Rp. 2.949,00

Serah terima pasien (ibu) oleh perawat5Rp. 2.949,00

Serah terima barang-barang pasien oleh perawat2Rp. 1.179,00

TOTAL86Rp. 50.735,00

*((waktu/total waktu)xtotal biayaSumber: RS PKU Muhamadiyah Yogyakarta Tahun 2012 (telah diolah kembali)d. Menjumlahkan biaya langsung dan overhead yang terdapat dalam clinical pathway. Tabel 12. Jumlah Semua BiayaStruktur BiayaBiaya

Biaya langsung tindakan sectio caesarea tanpa penyulitRp. 1.568.255,00

Biaya overhead instalasi bedah sentral tindakan sectio caesarea tanpa penyulitRp. 94.393,00

Total biayaRp. 1.662.648,00

PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa unit cost yang dikenakan oleh pihak rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta untuk tindakan sectio caesarea tanpa penyulit di instalasi bedah sentral sebesar Rp. 2.385.186,00 sedangkan perhitungan unit cost tindakan sectio caesarea tanpa penyulit di unit instalasi bedah sentral dengan menggunakan metode activity based costing sebesar Rp. 1.662.648,00. Selisih antara kedua unit cost tersebut adalah Rp. 722.538,00., dimana unit cost RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta lebih besar dibandingkan unit cost dengan metode activity based costing. Perbandingan dapat dilihat di tabel berikut:Tabel 13. Perbedaan Unit Cost Sectio Caesarea tanpa Penyulit antara Metode ABC dengan Tarif serta Unit Cost RS PKU Muhammadiyah YogyakartaParameterABC Tarif RS PKU Muhammadiyah YogyakartaUnit Cost Rumah Sakit (Tarif dikurangi Margin)

Jasa medis dokter SpOGRp. 700.000,00Rp. 1000.000,00Rp. 700.000,00 (-30%)

Jasa medis dokter Sp.AnRp. 280.000,00Rp. 400.000,00Rp. 280.000 (-30%)

Sterilisasi alatRp. 126.674,00*Rp.180.000,00Rp. 162.000,00 (-10%)

Bahan habis pakaiRp. 430.600,00*Rp. 686.541,00**Rp. 514.905,00 (-25%)

Akomodasi

a. Indirect resource overheadRp. 43.658,00 Rp. 870.000,00Rp. 728.281,00

b. Direct resource overheadRp. 50.735,00

c. Direct cost standar set sectio caesareaRp. 30.981,00

TOTALRp. 1.662.648,00Rp. 3.136.541,00Rp. 2.385.186,00

*) didapat saat observasi

**) didapat dari rata-rata bahan habis pakai seluruh pasien sectio caesarea tanpa penyulit yang memilih pelayanan kelas 3 di tahun 2012Sumber: RS PKU Muhamadiyah Yogyakarta Tahun 2012 (telah diolah kembali)

1. Biaya Direct CostPerhitungan tindakan sectio caesarea tanpa penyulit untuk tahap awal adalah dengan menentukan aktivitas yang didapatkan melalui clinical pathway yang telah disesuaikan dengan aktivitas di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Tindakan sectio caesarea tanpa penyulit di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta melibatkan unit instalasi bedah sentral. Tindakan operasi tersebut dikategorikan dalam operasi besar. Biaya pertama yang muncul adalah biaya direct cost, untuk tindakan sectio caesarea tanpa penyulit sebesar Rp. 1.568.255,00. Untuk biaya direct cost terbesar adalah jasa medis dokter, yaitu sebesar Rp. 980.000,00 yang terdiri dari jasa medis dokter spesialis kandungan dan anestesi. Berdasarkan kebijakan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, jasa medis dokter diambil 70% dari tarif rumah sakit.

Selain biaya jasa medis biaya lain yang juga muncul adalah bahan habis pakai, dalam hal ini adalah penggunaan obat dan alat kesehatan selama di ruang operasi. Menurut observasi, obat-obatan dengan menggunakan obat generik dan bahan medis habis pakai sesuai kebutuhan. Pada metode ABC, bahan habis pakai didapat saat observasi langsung, namun pada tarif yang ditetapkan RS didapat dari rata-rata bahan habis pakai seluruh pasien sectio caesarea tanpa penyulit yang memilih pelayanan kelas 3 di tahun 2012. Hal ini disebabkan belum adanya paket bahan habis pakai dalam operasi sectio caesarea. Unit cost rumah sakit didapat dengan tarif dikurangi margin bahan habis pakai, yaitu sebesar 25%. Setiap pasien menggunakan bahan habis pakai yang berbeda-beda, tergantung kondisi saat di ruang operasi.

Selanjutnya adalah biaya sterilisasi alat. Sterilisasi alat dilakukan di unit yang berbeda, yaitu di CSSD (central supply sterile departement). Dimana terdapat proses pencucian alat dan sterilisasi. Didapatkan selisih Rp. 35.326,00 dari unit cost rumah sakit, dan selisih Rp. 53.326,00 dari tarif rumah sakit. Selain itu ada biaya standar set sectio caesarea untuk setiap operasi dikenakan biaya Rp. 30.981,00.

2. Biaya OverheadStruktur biaya kedua yang muncul adalah biaya overhead. Biaya overhead adalah biaya yang sulit atau tidak dapat dihubungkan dan dibebankan secara langsung dengan unit produksi, dan secara akurat ditelusuri ke objek biaya. overhead terbagi menjadi dua yaitu: indirect resource overhead dan direct resource overhead7. Dalam biaya overhead struktur terbesar yang muncul adalah biaya gaji non fungsional, seperti gaji struktural ataupun gaji non fungsional lainnya. Penulis dalam hal ini tidak mengetahui apakah untuk gaji pegawai non fungsional perlu dilakukan efisiensi atau tidak, diperlukan analisis lebih lanjut dalam hal tersebut.Struktur biaya terbesar kedua yang muncul dalam biaya overhead adalah biaya kantor dan langganan. Melalui wawancara yang telah dilakukan dengan Manajer Keuangan RS PKU Muhammadiyah, biaya kantor dan langganan adalah biaya yang mencakup biaya listrik, biaya telepon, biaya kebersihan, biaya air dan biaya langganan lain, termasuk biaya pajak. Perlu adanya rincian biaya yang lebih terinci sehingga dapat diketahui tentang perlu adanya efisiensi biaya atau tidak.Dalam hal biaya overhead biaya yang juga muncul adalah biaya equipment-realted dan service-related. Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dalam hal peralatan baik medis dan non medis sudah tidak mempunyai nilai ekonomis begitu juga dengan gedung RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Hal ini dikarenakan waktu nilai ekonomis yang telah ditentukan oleh RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta sudah habis.

Di RS PKU Muhammadiyah sendiri untuk nilai ekonomis mempunyai tiga kategori, yaitu untuk peralatan yang termasuk alat mempunyai nilai ekonomis 4 tahun, untuk mesin mempunyai nilai ekonomis 10 tahun dan untuk gedung mempunyai nilai ekonomis 20 tahun. Kemungkinan hal tersebut merupakan salah satu alasan mengapa perhitungan dengan metode ABC menjadi jauh lebih rendah dengan yang ditetapkan rumah sakit.

Apabila ruang istalasi bedah sentral, meja operasi, mesin anestesi dan lampu operasi masih memiliki nilai ekonomis, didapatkan biaya untuk sekali operasi adalah ruang IBS (dengan luas 240 m2) Rp.11.703,00., meja operasi Rp. 82.358,00., mesin anestesi Rp. 54.507,00., dan lampu operasi Rp. 12.050,00. Apabila keempat komponen di atas dijumlahkan, biayanya adalah Rp. 160.618,00 sehingga selisih unit cost dengan metode ABC dan unit cost rumah sakit menjadi Rp. 561.920,00.Berdasarkan perbedaan unit cost yang didapat, disimpulkan bahwa unit cost dengan metode ABC lebih rendah dan lebih sesuai dengan aktivitas. Namun hal ini perlu dipertimbangkan dengan biaya yang dikeluarkan di unit lain, misal pada operasi sectio caesarea perlu dipertimbangkan dengan aktivitas dan biaya di rawat inap. Sehingga pihak manajemen RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dapat mengkaji ulang tentang penetapan harga pokok dalam tindakan sectio caesarea tanpa penyulit apakah sudah sesuai apa belum.

Efisiensi dalam ilmu ekonomi digunakan untuk merujuk pada sejumlah konsep yang terkait pada kegunaan pemaksimalan serta pemanfaatan seluruh sumber daya dalam proses produksi barang dan jasa8. Activity based costing (ABC) merupakan sistem informasi biaya yang mengubah cara yang digunakan manajemen dalam pengelolaan proses bisnis. Jika dalam manajemen konvensional, pengelolaan proses bisnis dipecah ke dalam fungsi, dengan sistem ABC, pengelolaan proses bisnis dilakukan secara terpadu berbasis aktivitas9.

Perhitungan biaya menggunakan pendekatan sistem activity based costing lebih akurat dalam menentukan struktur biaya karena pada sistem ABC biaya dihitung sesuai dengan tindakan, kegiatan dan produk yang digunakan10.

Analisis biaya adalah suatu kegiatan menghitung biaya untuk berbagai jenis pelayanan yang ditawarkan, baik secara total maupun per pelayanan per klien dengan cara menghitung seluruh unit yang ada dimana biaya yang terdapat pada unit yang tidak menghasilkan (pusat biaya) didistribusikan kepada unit-unit yang menghasilkan produk dan menghasilkan pendapatan11. Analisis aktivitas adalah proses pengidentifikasian, penjelasan dan pengevaluasian aktivitas yang dilakukan. Analisis aktivitas seharusnya menghasilkan aktivitas apa yang dihasilkan, berapa banyak orang yang melakukan aktivitas, waktu dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas dan perhitungan nilai aktivitas12.KESIMPULANBiaya satuan (unit cost) tindakan sectio caesarea tanpa penyulit RS PKU Muhammadiyah dengan menggunakan metode activity based costing adalah Rp. 1.662.648,00. Perbedaan biaya satuan tindakan sectio caesarea tanpa penyulit dengan metode ABC dan yang ditetapkan RS adalah Rp. 722.538,00., dimana unit cost RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta lebih besar dibandingkan unit cost dengan metode activity based costing. Perbedaan terbesar terdapat pada biaya akomodasi. Saran bagi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta yaitu sebaiknya hasil perhitungan unit cost dengan metode ABC dapat dipertimbangkan kembali dengan biaya pasien di unit lainnya, seperti rawat inap. Sehingga bisa menjadi bahan pertimbangan pihak rumah sakit untuk mengevaluasi kembali unit cost tersebut apakah sudah sesuai atau belum. Membuat paket bahan habis pakai tindakan sectio caesarea tanpa penyulit dan membuat clinical pathway sectio caesarea tanpa penyulit di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anton, 2005, Activity based cost system sebagai dasar penentuan harga pokok tarif rawat inap di rumah sakit pku muhammadiyah yogyakarta, skripsi S1, Fakultas Ekonomi, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

2. Mochtar, R 1988, Sinopsis obstetri, jilid II, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

3. Kasdu, D 2005, Solusi program wanita dewasa, Pustaka Pembangunan Nusantara, Jakarta.

4. Ikhsan, A & Dharmanegara, A 2010, Akutansi dan manajemen keuangan rumah sakit al-islam bandung, Tesis S2, Program Magister Manajemen UNPAD, Bandung5. Marismiati, 2011, Penerapan metode activity based costing system dalam menentukan harga. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi, vol. 1, no. 1, hh 22-36.

6. Sanusi, A 2011, Metodologi penelitian Bisnis, Salemba Empat, Jakarta.7. Baker J, 1998, Activity-Based Costing and Activity-Based Management for Health Care, Aspen Publisher, United States.8. Sullivan, Arthur, 2003. Urban Economics, McGraw-Hill, Fifth Edition, New York.

9. Mulyadi, 2007, Activity-based costing system, sistem informasi biaya untuk pemberdayaan karyawan, pengurangan biaya, dan penentuan secara akurat kos produk dan jasa, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.10. Lievens, P., & Anseel, F., 2004, Confirmatory Factor Analysis and Invariance of an Organizational Citizenship Behavior Measure Across Samples in a Dutch-Speaking Context, Journal of Occupational and Organizational Psychology , 77, 299306

11. Kartadinata, Abas. 2000. Akuntansi dan Analisis Biaya. PT. Rineka Cipta, Jakarta12. Hansen dan Mowen, 2005, Management accounting, vol. 2, edk 7, Salemba Empat, Jakarta.

20