syok anafilaktik
DESCRIPTION
syokTRANSCRIPT
SYOK ANAFILAKTIK
OLEH :ANDITHA NAMIRA REZKY SITOMPUL
GHAZALI AKHMAD PUTRANTAJEFFRI SYAPUTRA
PEMBIMBING : dr. Qadri Fauzi Tanjung, Sp.An (KAKV)
SYOK
Definisi Syok
• Sindroma klinik yang terjadi di sirkulasi arteri yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan.
• Curah jantung, volume darah dan pembuluh darah Faktor penentu
DEFINISI
Anafilaksis Bahasa Yunani = ana + phylaxis Ana : jauh, Phylaxis : perlindungan Secara Definitif
Anafilaksis : reaksi alergi sistemik yang berat dan dapat menyebabkan kematian, terjadi secara tiba-tiba segera setelah terpapar oleh alergen dan pencetus lainnya
Syok anafilaktik: Sindrom klinis akibat reaksi imunologis (reaksi alergi) yang bersifat sistemik, cepat dan hebat yang dapat menyebabkan gangguan respirasi, sirkulasi, pencernaan dan kulit
ETIOLOGI
Antibiotika : Penicillin, Streptomisin, Cephalosporin, Tetrasiklin, Ciprofloxacin, Amphotericin B, Nitrofurantoin.
Agent diagnostik-kontras : Vitamin B1, Asam folat
Agen anestesi : Lidocain, Procain,Lain-lain : Barbiturat, Diazepam, Phenitoin,
Protamine, Aminopyrine, Acetil cystein , Codein, Morfin, Asam salisilat dan HCT,
Bisa serangga, Lebah Madu, Jaket kuning, Semut api, Tawon (Wasp), Lateks, Karet, Glikoprotein.
Krustasea : Lobster, Udang dan kepiting
Moluska : kerang, Ikan, Kacang-kacangan dan biji-bijian, Buah beri,Putih telur, Susu
Obat Hormon : Insulin, PTH, ACTH, Vasopresin, Relaxin
Enzim : Tripsin,Chymotripsin, Penicillinase, Asparaginase Vaksin dan Darah
Toxoid : ATS, ADS, SABU Ekstrak alergen untuk uji kulit Dextran
PATOFISIOLOGI
Anafilaksis Hipersensitivitas tipe I (immediate type reaction) timbul segera setelah terpapar alergen.
Perantara : IgE dan Sel Mast pelepasan mediator inflamasi
Fase : - Sensitisasi - Aktivasi
Manisfestasi klinis
prodormal
pernapasan
Kardio vaskular
Gastro
intestinal
Mata dan kulit
SSP
•Lesu•Lemas•Rasatidak enak di dada dan perut•Gatal di hidung dan paltum
•Hidung gatal•Bersin•Suara serak•Sesak nafas•Rasa tercekik•Edem •Spasme•Batuk•mengi
•Pingsan•Sinkop•Palpitasi•Takikardi•Hipotensi•Syok•Aritmia•Kelainan EKG: gelombang T terbalik atau datar
•Disfagia•Mual•Muntah•Diare•Pristaltik usus meninggi
•Urtikaria•Angioderma dibibir•Gatal dan lakrimasi
•Gelisah•kejang
GEJALA KLINIS
MANIFESTASI KLINIS SHOCK ANAPHYLACTIC
Ringan : Kesemutan pada perifer, sensasi hangat,
rasa sesak diulu hati dan tenggorokan Kongesti hidung, pembengkakan periorbital,
pruritus, bersin, mata berair Dimulai dalam 2 jam pertama setelah
terpapar alergen
Sedang : Dapat mencakup semua gejala ringan +
bronkospasme dan edema jalan nafas atau laring dispnue batuk dan mengi Wajah kemerahan, hangat, ansietas dan gatal gatal Gejala awitan sama dengan reaksi ringan
Berat• Awitan yang sangat mendadak dengan
tanda dan gejala sama dengan diatas disertai dengan kemajuan yang pesat kearah bronkospasme, edema laring, dispneu berat dan sianosis• Disfagia, keram pada abdomen, muntah,
diare, dan kejang – kejang• Henti jantung dan koma jarang terjadi
TIPE DARI REAKSI ANAPHYLACTIC
1. Rapid reaction/ reaksi cepat, terjadi beberapa menit sampai satu jam setelah terpapar
2. Moderat reaction / reaksi sedang, terjadi antara 1- 24 jam setelah terpapar
3. Delayed reaction/ reaksi lambat, terjadi setelah 24 jam setelah terpapar
DIAGNOSIS
Diaganosis anafilaksis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Fisik diagnostik:
1. keadaan umum : baik sampai buruk.
2. Kesadaran :composmentis sampai koma.
3. Tensi : Hipotensi.
4. Nadi: tachycardi.
5. Nafas : cyanosis, dispneu
6. Kepala dan leher : conjunctivitis, lacrimasi, edema periorbita, perioral, rhinitis.
7. Thorax : aritmia sampai arrest
8. Pulmo : Bronkospasme, stridor, rhonki dan wheezing.
9. Abdomen : Nyeri tekan, BU meningkat
10. Ekstremitas : Urticaria, Edema ekstremitas
Pemeriksaan fisik dilakukan berdasarkan kriteria klinis dibawah ini:
1. Onset yang akut (dari beberapa menit sampai beberapa jam) disertai dengan gejala-gejala yang terjadi pada kulit, jaringan mukosa, atau keduanya (urtikaria, pruritus, edema pada bibir-lidah-uvula). Dan minimal satu dari gejala yang berikut ini :
a. Gangguan pada sistem respirasi (sesak, wheeze-bronchospasm, stridor).
b. Penurunan tekanan darah atau gejala yang berhubungan dengan end-organ dysfunction (hipotonia, syncope, incontinence).
2. Dua atau lebih gejala berikut ini yang terjadi secara cepat setelah terpapar alergen yang spesifik pada pasien tersebut ( beberapa menit sampai beberapa jam):
a. Gangguan pada kulit dan jaringan mukosa. b. Gangguan pada sistem respirasi. c. Penurunan tekanan darah atau gejala
lainnya yang berkaitan. d. Gangguan pada sistem pencernaan yang
terjadi secara persisten.
3. Penurunan tekanan darah setelah terpapar alergen yang spesifik pada pasien tersebut (beberapa menit sampai beberapa jam):
a. Bayi dan anak-anak: tekanan darah sistolik yang rendah (tergantung umur) atau penurunan darah sistolik lebih dari 30%.
b. Orang dewasa: tekanan darah sistolik kurang dari 90 mmhg atau penurunan darah sistolik lebih dari 30% dari tekanan darah awal.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan secara invitro yaitu IgE spesifik dengan RAST (radio-immunosorbent test) atau ELISA (Enzym Linked Immunosorbent Assay test)
Pemeriksaan secara invivo dengan uji kulit untuk mencari alergen penyebab yaitu dengan uji cukit (prick test), uji gores (scratch test), dan uji intrakutan atau intradermal yang tunggal atau berseri (skin end-point titration/SET).
Pemeriksaan tambahan
1. Hematologi : Hitung sel meningkat Hemokonsentrasi, trombositopenia, eosinophilia naik/ normal / turun.
2. Xray foto : Hiperinflasi dengan atau tanpa atelektasis karena mukus plug
3. EKG : Gangguan konduksi, atrial dan ventrikular disritmia
4. Kimia meningkat, serum striptokinase meningkat.
Diagnosa banding
Reaksi vasovagal
Infark miokard
akut
Reaksi hipoglikem
ik
Reaksi histeris
Asma bronchial
Rhinitis alergika
Penatalaksanaan dan Management syok anafilaktik
Hentikan obat/identifikasi obat yang
diduga menyebabka
n reaksi anafilaksis
Posisi, tidurkan dengan posisi Trandelenberg,
kaki lebih tinggi dari
kepala dengan alas keras.
Bebaskan airway, bila obstruksi intubasi-
cricotyrotomi-
tracheostomi
Berikan oksigen, melalui hidung
atau mulut 5-10 liter /menit bila
tidak bisa persiapkan dari mulut kemulut
Pasang cathether intra vena (infus) dengan
cairan elektrolit seimbang atau Nacl fisiologis, 0,5-1liter
dalam 30 menit (dosis dewasa) monitoring dengan Tensi dan
produksi urine
Pertahankan tekanan darah
sistole >100mmHg diberikan 2-3L/m2 luas tubuh /24 jam
Bila 100 mmHg 500 cc/ 1 Jam
Bila perlu pasang CVC
Terapi medikamentosa
Adrenalin
• Bronkodilator yang kuat • Vasokonstriktor pembuluh darah dan inotropik yang kuat sehingga tekanan darah cepat naik kembali.• Histamin bloker, melalui peningkatan produksi cyclic AMP sehingga produksi dan pelepasan chemical
mediator dapat berkurang atau berhenti.
drug of choice dari syok anafilaktik. Disebabkan tiga faktor yaitu :
Dosis 0,3 – 0,5 ml adrenalin dari larutan 1 : 1000 secara intramuskular dapat diulangi 5 – 10 menit.
Jika respon kurang efektif, dapat diberi secara intravenous setelah 0,1 – 0,2 ml adrenalin dilarutkan dalam spuit 10 ml dengan NaCl fisiologis, diberikan perlahan-lahan.
Pemberian subkutan, sebaiknya dihindari pada syok anafilaktik karena efeknya lambat
Antihistamin
Merupakan pilihan kedua Menghambat proses vasodilatasi dan
peningkatan permeabilitas vaskular yang diakibatkan oleh pelepasan mediator dengan cara menghambat pada reseptor
Dapat diberikan setelah gejala klinik mulai membaik guna mencegah komplikasi selanjutnya berupa serum sickness atau prolonged effect.
difenhidramin HCl 5 – 20 mg IV secara pelan-pelan (5-10 menit), diulang tiap 6 jam selama 48 jam
Kortikosteroid
Hanya digunakan pada reaksi sedang hingga berat untuk memperpendek episode anafilaksis atau mencegah anafilaksis berulang
Corticosteroid 5-20 mg/kgBB dilanjutkan 2-5 mg/kg selama 4-6 jam, pemberian selama 72 jam
Bila ada spasme bronchus yang menetap beri aminophilin 4-6 mg/ kgBB dilarutkan dalam 10 ml NaCl 0,9% atau D5, IV selama 20 menit dilanjutkan 0,2–1,2 mg/kg/jam IV.
Monitoring dan observasi ketat selama 24 jam, setiap 2 jam pada 6 jam pertama sampai keadaan fungsi membaik
1. Klinis : keadaan umum, kesadaran, vital sign, produksi urine dan keluhan
2. Darah : Gas darah3. EKG
Komplikasi (Penyulit) kematian karena edema laring , gagal nafas, syok dan cardiac arrest. Kerusakan otak permanen karena syok dan gangguan cardiovaskuler.
Urtikaria dan angio edema menetap sampai beberapa bulan
Myocard infark, aborsi dan gagal ginjal juga pernah dilaporkan
Prevensi (Pencegahan)
1. Mencegah reaksi ulang2. Anamnesa penyakit alergi pasien sebelum
terapi diberikan (obat, makanan, atopik)3. Lakukan skin test bila perlu4. Encerkan obat bila pemberian dengan
SC/IM/IV dan observasi selama pemberian5. Catat obat pasien pada status yang
menyebabkan alergi
Prevensi (Pencegahan)
6. Hindari obat-obat yang sering menyebabkan syok anafilaktik.
7. Desensitisasi alergen spesifik8. Edukasi pasien supaya menghindari
makanan atau obat yang menyebabkan alergi
9. Bersiaga selalu bila melakukan injeksi dengan emergency kit.
10. Bila penanganan cepat, klinis masih ringan pasien dapat membaik dan tertolong
Kesimpulan
1. Syok anafilaksis merupakan reaksi alergi yang tergolong emergency life-threatening.
2. Reaksi anafilaksis atau anafilaktoid dapat memberi gejala yang sama, walaupun mekanismenya berbeda.
3. Test kulit senantiasa diperlukan, pada penggunaan obat-obat yang sangat dicurigai (untuk kepentingan aspek hukum).
4. Pemberian antihistamin dan steroid pra-exposure dilaporkan sangat bermanfaat.
5. Drug of choise dari syok anafilaktik adalah adrenalin.
6. Ketersediaan Resusitation kit, emergency drug mutlak pada tempat-tempat dimana penyuntikan banyak dilakukan.