sudah di scan -...
TRANSCRIPT
SUDAH DI SCAN
PENGARUH SISTEM MATRILINEAL TERHADAP
KEMANDIRIAN LAKl-LAKI MINANGKABAU
Oleh:
RADHIYA BUST AN
NIM : 100070020161
Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
memperoleh
gelar Sarjana Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2004
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjuclul PENGARUH SISTEM MATRILINEAL
TERHADAP KEMANDIRIAN LAKl-LAKI MINANGKABAU telah diujikan
dalam sidang munaqasycih Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hid2yatullah Jakarta pada tanggal 30 Agustus 2004. Skripsi ini telah diterima
sehagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1
(S 1) pad a Fakultas Psikologi.
Ora. Nett\~ rtati, M.Si NIP. ~50 ~ 938
\ '
Penguji I
~ Dr. Lily Surayya Ekaputri
Sidang Munaqasyah
Anggota
Jakarta, 30 Agustus 2004
Sekret
Abdul Rahman Sh NIP. 150 l)3 224
Ora. N Hartati, M.Si NIP. 1\ 15 938
.Si
_/'//' Q/t,a/uw·.>MJtb<Ihhr.r//1,
0Yt-)t06~· wii bt«Jt
Q$?un,r[ rkt/Jh '!?Ji-'f',rJ (?.YJtcvHuv
KATA PENGANT AR
Alhamdullilahhirabbil'alamin, tidak ada kata yang pantas terucap, kecuali rasa syukur kepada Allah SWT, Tuhan seluruh alam semesta ini. Alas kehendakNyalah segala sesuatu bisa terjadi, atas ridhaNya juga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Kesejahteraan, keselamatan, shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang sepanjang hidupnya telah memikirkan umatnya agar mereka selamat dunia dan akt1irat. Allahumma Sha/Ii Wassalim 'Alaihi. Selain Allah dan Rasulnya, penulis juga ingin menghaturkan rasa terima kasih yang mendalam kepada :
1. Papaku Bustanuddin Agus dan Mamaku Rosnida R yang sangat kusayangi, terima kasih telah sangat berjasa dalam mengasuh dan mendidik penulis dan telah memberikan dukungan yang sangat besar baik lahir maupun bathin sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Yang terhormat lbu Ora. Hj. Netty Hartati, M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah dan sekaligus sebagai pembimbing I dalam penulisan skripsi ini, terima kasih karena telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi masukanmasukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Yang terhormat lbu Ora. Zahrotun Nihayah, M.Si, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Psikologi UIN, terima kasih atas semuanya Bu ...
4. Yang terhormat Bapak Abdul Rahman Shaleh, M.Si, sebagai pembimbing II yang dengan sabar telah banyak memberikan bimbingan-bimbingan kepada penulis untuk kelancaran penulisan skripsi ini.
5. Yang terhormat lbu Ora. Agustiyawati, M. Phil, sne, selaku dosen Pembimbing Akademik kelas B angkatan 2000, Ors. Asep Haerul Gani, Psi, sebagai dosen seminar, terima kasih telah mau meluangkan waktunya dalam memberikan petunjuk dan saran kepada penulis.
6. Segenap dosen Fakultas Psikologi yang telah mengajar dan staff administrasi Fakultas Psikologi yang telah membantu menyelesaikan segala keperluan yang berkaitan dengan skripsi ini dengan baik.
7. Kakak-kakaku tercinta Nefi dan Nefa, serta adik-adikku tersayang Milla dan Fani, terima kasih karena telah menjadi semangat bagi penulis.
8. lbunda Afniwati dan Om Arifin, Pak In dan Tante Yuni, Pak Eri dan Tante Des, Uni Lili dan Om Man, yang telah memberikan dukungan dan perhatian yang besar kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Da ljon Thanks for everything ...
10. Faiz .... , makasih ya telah memberikan support kepada penulis untuk terus berjuang menyelesaikan skripsi ini.
11. Sahabat-sahabatku tercinta angkatan 2000 Fakultas Psikologi UIN, khususnya Eci, Emi, Rita, Fitri, Adi, Hamdan, serta Kak Bowo, yang telah banyak membantu, memberikan informasi dan rneleburkan kecemasan penulis dalam menghadapi kesulitan menyelesaikan skripsi ini.
12.Adik-adikku di kosan, Nova dan Opi yang selalu setia mengingatkan penulis untuk terus bersemangat.
13. Pak Syaf dan !bu, senior-seniorku; Da Buja, Da Jhon, Da lrwandi, Da Busman, Da Andi, Da UI, Da Budi, Da lean, Da Yulius, Da Pita, Da Ud, Da Hafiz, Da Mursal, Da Zul, Mamak Edwil dan Mamak Aja, temantemanku; Yenti, Mini, Delvi, Nini, Ria, Elza, dan Ummul serta adikku Pepen yang selalu setia menemani, dan seluruh anggota KMM Ciputat maupun KMM Jaya yang telah memberikan masukan-masukan dan dukungan kepada penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, dan tentunya terima kasih juga atas kesediaannya untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
14. Perpustakaan Psikologi UIN, Perpustakaan Pusat UIN, Perpustakaan Fakultas Psikologi dan Antropologi UI, dan PDll-LIPI, yang telah memberikan banyak sumbangan ilmu bagi penulis
15. Serta seluruh pihak yang membantu dan menyediakan sarana dan prasarana kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Demikianlah rasa syukur dan terima kasih penulis kepada seluruh
pihak yang ikut terlibat dan berperan aktif serta membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dengan tidak mengurangi segala hormat, maka demi kebaikan serta kemajuan selanjutnya penulis mohon saran serta masukan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi siapa saja yang dapat dan sempat membacanya. Amiin Ya Rabbal 'Alamin ...
Jakarta, Agustus 2004
Penulis,
Radhiya Bustan
ABSTRAK
(A) Fakultas Psikologi (B) Agustus 2004
(C) Radhiya Bustan (D) Pengaruh Sistem Matrilineal Terhadap Kemandirian Laki-laki
Minangkabau (E) xv + 76 halaman (F) Minangkabau adalah salah satu etnis yang terdapat dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia, tepatnya di propinsi Sumatera Barat. Sistem kekerabatan yang sudah berlangsung sejak lama dalam masyarakat Minangkabau adalah sistem kekerabatan matrilineal. Matrilineal adalah garis keturunan, yang menelusuri garis keturunan, perempuan (anak perempuan, anak dari anak perempuan) (Keesing, 1975). Sebagai akibat dari sistem matrilineal itu, posisi laki-laki seolaholah menjadi lemah, karena dalam sistem ini pembagian harta pusaka, sawah ladang dan tempat tinggal, didominasi oleh perempuan. Bahkan dalam pembuatan keputusan yang vital bagi anak keturunan dalam kaum pun perempuan tetap memiliki posisi kewenangan dan kekuasaan (Tanner& Thomas, 1985). Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah sistem matrilineal berpengaruh terhadap kemandirian laki-laki Minangkabau. Dalam penelitian ini akan dilihat apakah nantinya terdapat hubungan dan perbedaan antara kemandirian laki-laki Minangkabau yang masih memegang matrilineal tulen dengan kernandirian laki-laki Minangkabau yang sudah terpengaruh oleh budaya lain, seperti pengaruh dari sistem patrilineal, dan pengaruh lainnya. Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada akhir bulan Juli 2004. Populasi pada penelitian ini adalah laki-laki Minangkabau (matrilineal) yang sedang dan pernah menjalani pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berusia 18-40 tahun (dewasa dini). Dimana sampel untuk penelitian ini berjumlah 70 orang, dengan rincian 30 orang untuk penelitian tahap pertama (try out skala) dan 40 orang untuk penelitian tahap kedua. Berdasakan analisa hasil kuesioner, dari 40 orang responden penelitian tahap kedua ini terdiri dari 20 orang yang matrilineal tulen dan 20 orang matrilineal yang sudah berkurang. Melalui teknik pengambilan sampel purposive sampling dengan cara incindental sampling disebarkan instrumen penelitian berupa angket hasil pilot study dengan reliabilitas 0,959 pada skaia kemandirian. Analisa data menggunakan uji Chi Square dengan a= 0,05 dan df = 1, serta crosstabulation dan frekuensi untuk mengolah data pendukung.
Dari hasil analisa statistik ditemukan: terdapat hubungan atau pengaruh antara sistem matrilineal dengan tingkat kemandirian. Berdasarkan perbandingan Chi Square uji dan label, diperoleh keputusan bahwa Chi Square hitung/Koreksi Yates> Chi Square tabel (10,025 > 3,84), maka Ho ditolak. Sedangkan untuk melihat perbedaan mean dari kedua variabel ini dilakukan dengan uji t (T test). Berdasarkan perbandingan t hitung dan label, dapat diambil keputusan bahwa t hitung > t label (4.403 > 1,68), maka Ho ditolak, berarti bahwa ada pengaruh sistem matrilineal terhadap l<emandirian laki-laki Minangkabau. Kemudian juga terdapat beberapa analisis terhadap data pendukung, dengan hasil sebagai berikut: (1) Tidak ada hubungan antara kampung/asal nagari dengan tingkat kemandirian. (2) Tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan tingkat kemandirian. (3) Tidak ada hubungan antara kampung/asal nagari dengan tingkat kematrilinealan. (4)Tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan kematrilinealan seseorang. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian lebih lanjut dari skripsi Nurkesuma. Dimana penelitian ini mendukung hasil penelitiannya yang berjudul Nilai Kemandirian dalam Pola Kekerabatan Matrilineal dan ldentitas Sosial Perempuan Minangkabau. Dengan hasil penelitiannya bahwa: 0 Nilai kemandirian dapat digunakan sebagai peramal terhadap identitas sosial dan sebaliknya identitas sosial dapat dijadikan sebagai peramal bagi kemandirian" (Skripsi Fakultas Psikologi Depok, 1995). Sementara dalam skripsi ini identitas sosial tersebut adalah sistem matrilineal yang dianut oleh masyarakat Minangl<abau. Terbukti bahwa sistem tersebut memberikan pengaruh terhadap kemandirian laki-laki Minangkabau. Hal ini juga berkaitan dengan pendapat Tajfel (1982) bahwa jika seseorang memiliki identitas sosial maka ia akan menggunakan nilai-nilai kelompok tersebut sebagai patokan dalam bertingkah laku. Zavalloni dan Louis-Guerin (1977) juga mengatakan bahwa representasi antar kelompok yang menggambarkan elemenelemen identitas social didasari salah satunya oleh nilai yang terkait dalam kelompok-kelompok tersebut. Untuk penelitian lebih lanjut dapat diteliti mengenai "Seberapa besar masyarakat Minangkabau menganut sistem kekerabatan matrilineal?" dan "Apakah terjadi pergeseran sistem matrilineal di Minangkabau menuju sistem patrilineal dewasa ini?". Kemudian juga diharapkan untuk penelitian selanjutnya agar lebih memperbesar jumlah sampel penelitian, serta mengadakan perbandingan dengan kelompok masyarakat patrilineal. Metode observasi dan wawancara juga dapat dilakukan untuk lebih memperdalam hasil penelitian.
(G) Daftar bacaan 34 (1959-2004)
DAFTAR ISi
HALAMAN JUDUL .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................... 1v
KATA PENGANTAR. . ... ... ... . ............... . . ............... v
ABSTRAK ... . .. vii
DAFTAR ISi. ............. ix
DAFTAR TABEL.. XI
BAB 1
BAB 2
BAB 3
PENDAHULUAN .............................................. 1
1.1. Latar Belakang Masalah .............................. 1
1.2. ldentifikasi Masalah ... ... .. . ... ... .. ... ... ... 11
1.3.
1.4.
1.5.
1.2.1. Pembatasan Masalah ................. . 11
1.2.2. Perumusan Masalah .............. . 14
Tujuan Penelitian .................... . . ... 14
Manfaat Penelitian .................................... 15
Sistematika Penulisan .................. .. . .... 16
KAJIAN PUST AKA ............................................. 17
2.1. Kajian Teori......... ......... ... ..... .... ...... 17
2.1.1. Minangkabau... ... ... ... ... . .. ... ... ... ... ... ... 17
a. Dasar Budaya Minangkabau............... 18
b. Sistem Kekerabatan Matrilineal... ... ... ... 22
c. Kecenderungan Merantau... ... . 31
2.1.2. Kemandirian .......................... . 33
2.1.3. Penelitian Terdahulu ............ . . ........ 38
2.2. Kerangka Berfikir .................................. .
2.3. Hipotesa ..
METODOLOGI PENELITIAN ...................... .
3.1. Subyek Penelitian .......
39
42
43
43
3.2. lnstrumen Penelitian.................................. 45
3.3. Prosedur Penelitian... ... ... ... .. . .. . ... ... ... ... ... .. 50
3.4. Analisa Statistik.......... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 52
BAB 4 HASIL PENELITIAN ............................................ 55
4.1. Gamba ran Umum Responden ...................... 55
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ............................ 57
4.3. Analisis dan lnterpretasi Hasil Penelitian... .. . .. 60
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN .................. 72
5.1. Kesimpulan... .. . . .. . . . .. . . .. . . . ... ... .. . . . . . . .. . . .. 72
5.2. Diskusi ................................................. 73
5.3. Saran ................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ... . .................................................... XII
DAFT AR LAMPIRAN ......................................................... xv
Tabel 3.1.
Tabe14.1.1.
Tabel 4.1.2.
Tabel 4.2.1.
Tabel 4.2.2.
Tabel 4.3.1.a.
Tabel 4.3.1.b.
Tabel 4.3.1.c.
Tabel 4.3.1.d.
Tabel 4.3.2.a.
Tabel 4.3.2.b.
Tabel 4.3.3.a.
Tabel 4.3.3.b.
Tabel 4.3.4.a.
Tabel 4.3.4.b.
Tabel 4.3.5.a.
Tabel 4.3.5.b.
DAFT AR T ABEL
Distribusi Item Skala Kemandirian
Gambaran Responden Berdasarkan Kampung/Asal Nagari
Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan
Gambaran Kematrilinealan
Gambaran Tipe Kemandirian
Matrilineal * Kategori Kemandirian Crosstabulation
Chi-Square Test Matrilineal * Kategori Kemandirian
Group Statistics
T-Test Matrilineal * Kemandirian
Kampung * Kategori Kemandirian Crosstabulation
Chi-Square Tests Kampung * Kategori Kemandirian
Pekerjaan * Kategori Kemandirian Crosstabulation
Chi-Square Tests Pekerjaan * Kategori Kemandirian
Kampung * Matrilineal Crosstabulation
Chi-Square Tests Kampung * Matrilineal
Pekerjaan * Matrilineal Crosstabulation
Chi-Square Tests Pekerjaan * Matrilineal
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
"Minangkabau" dapat diartikan dengan bermacam-macam pengertian, antara
lain : Adat Minangkabau, kerajaan Minangkabau, bahasa Minagkabau,
kebudayaan Minangkabau dan suku Minangkabau atau etnis Minangkabau,
dengan arti yang lebih luas dari itu. Penamaan nama Minangkabau dalam
tambo, kaba dan cerita rakyat banyak dihubungkan dengan kisah akan
keberanian dan kehebatan nenek moyang orang Minangkabau, seperti
keberhasilan mereka mengalahkan kerbau Majapahit melalui strateginya
mengadu kerbau kecil yang sudah di pasang tanduk besi dengan kerbau
besar yang dibawa pasukan Majapahit.
lnformasi ilmiah yang bisa dipercaya adalah sejarah Minangkabau dari
Joustra (dalam Amir, 1977 : 7) dalam bukunya "Minangkabau, Overzicht Van
Land, Geschiedenes en Volk", asal mula nama daeratl ini, yaitu "
Minangkabau" pun berada dalam kegelapan". Keterangan-keterangan yang
paling banyak mengandung kemungkinan kebenaran, adalah dari
Vandertuuk, yang berpendapat bahwa perkataan itu adalah berasal dari
"Phinangkhabu"yang berarti "tanah asal". Sedangkan perkataan lain:
"Menang Kerbau" atau ·'Mainang" yang berarti "mengembalakan kerbau" ini
adalah keterangan orang banyak saja (Amir, 1977: 7).
2
Daerah asal dari masyarakat yang berkebudayaan Minangkabau adalah
daerah propinsi Sumatra Baral sekarang ini dan sekitarnya. Luas daerah
yang didiami orang Minangkabau melebihi daerah Sumatera Baral.
Kabupaten Bengkalis, sebagian daerah Kerinci dan kabupaten di bagian
Bengkulu sebelah Utara (dari Ombak nan badabua, durian ditakuak rajo, si
Kilang Aie Bangih). Terlepas dari daerah asal ini, pendukung kebudayaan
Minangkabau juga tersebar di beberapa tempat di Sumatra dan juga di
Malaya, yaitu di Negeri Sembilan.
Sistem kekerabatan yang sudah berlangsung sejak iama dalam masyarakat
Minangkabau adalah sistem kekerabatan matrilineal. Sistem matrilineal
merupakan salah satu tipe sistem keturunan unilineal (rnenarik keturunan
melalui satu garis tunggal). Tipe sistem unilineal lain adalah sistem patrilineal,
seperti yang diamalkan orang Balak.
Matrilineal adalah garis keturunan, yang menelusuri garis keturunan,
perempuan (anak perempuan, anak dari anal< perempuan) (Keesing, 1975).
Sebagai akibat dari sistem matrilineal itu, posisi laki-laki seolah-olah menjadi
3
lemah, karena dalam sistem ini pembagian harta pusaka, sawah ladang dan
tempat tinggal, didominasi oleh perempuan. Perempuan diberi hak
menggarap atau menggunakan harta tersebut. Mamak (saudara laki-laki dari
ibu) berkewajiban menjaga harta pusaka itu dari rongrongan pihak lain dan
membagi hak penggarapan itu secara adil antara saudara perempuan atau
kemenakan perempuannya. Kekuasaan mamak pada praktiknya tidak untuk
memiliki, tetapi menjaga dan mengatur hak penggunaan atau penggarapan
harta pusaka tersebut. Sementara ia juga sebagai suami di rumah istrinya
atau ayah dari anak-anaknya.
Laki-laki sebagai suami disebut "urang sumando". Julukan urang sumando ini
berarti ia sebagai tamu di rumah istri dan anak- anaknya, tidak berkuasa
memiliki dan menentukan keputusan. la diumpamakan "abu diatas tunggul ",
mudah ditiup dan terbang. Bila terjadi perceraian, ia keluar dari rumahnya
dengan baju yang melekat di tubuhnya.
Dalam sistem matrilineal, anak-anak yang dilahirkan para ibu termasuk suku
(clan) ibunya atau suku saudara-saudara ibunya, sementara ayah termasuk
suku ibunya pula. Apabila ibu bersuku Caniago, misalnya, maka seluruh
anak-anaknya, baik laki-laki maupun perempuan termasuk suku Caniago,
dan status kesukuan ini sifatnya permanen, tidak ada perpindahan suku
4
dalam sistem kekerabatan matrilineal Minangkabau. Seorang ayah berada di
luar keluarga anak dan istrinya.
Dalam artikelnya mengenai perempuan Minangkabau, J.C. Prindiville (1980)
berpendapat bahwa laki-laki boleh jadi memiliki tempat istimewa sebagai
perwakilan keluarga dan di dalam kehidupan sosial yang lebih luas sebagai
akibat status, pengaruh, dan tanggung jawab sebagai rnamak dan penghulu.
Akan tetapi laki-laki itu sendiri di dalam kelompok matrilineal isterinya hanya.
periferal dalam kewenangan.
Pendapat lain dikemukakan oleh Tanner&Thomas (1985), menurut mereka
perempuan tetap memiliki posisi kewenangan dan kekuasaan, terutama
dalam pembuatan keputusan yang vital bagi anak keturunan kaum itu.
Seperti dalam perkawinan, kematian serta pembagian harts pusaka.
Walaupun laki-laki menjadi mamak dan penghulu dikatakan sebagai
pimpinan dalam kaum, akan tetapi sesungguhnya sejauh itu terkait dengan
penggunaan tanah, rumah serta perlengkapan-perlengkapan adat termasuk
titel pemegang kewenangan yang sesungguhnya adalah terletak pada
perempuan senior dalam kaum itu. Suatu keputusan tidak dapat diambil
kecuali melalui persetujuan dan mufakat dengannya. Bila ia masih hidup
kedudukannya di alas mamak dan penghulu. Bila ia meninggal maka
perempuan tertua lain setelah dirinya menduduki posisi itu.
5
Dengan cepat dan lancarnya persinggungan antar budaya yang berbeda
seperti dewasa ini, masyarakat matrilineal, termasuk Minangkabau penuh
dengan kontroversi-kontroversi struktural. Di antaranya adalah timbulnya
perebutan alegiansi (kesetiaan dan tanggung jawab) seorang laki- laki.
Kepada siapakah seorang laki- laki dewasa harus setia dan bertanggung
jawab? Kepada kelompok payung-nya (khusunya ibu, saudara perempuan
dan kemenakan- nya) atau kepada isteri dan anak- anaknya sendiri? Dalam
istilah teknis antropologi hal ini disebut perebutan alegiansi seorang laki- laki
antara keluarga matrilineal melawan keluarga batih. Secara adat, seorang
laki- laki adalah milik payungnya, karena itu dia harus bertanggung jawab dan
setia terhadap keluarga matrilineal-nya dalam segala hal. Sementara itu isteri
dan anak- anaknya mempunyai pula mamak sendiri yang akan melindungi
mereka.
Perebutan alegiansi yang paling dahsyat di Minangkabau biasanya adalah .,...-11{\--l'v)
antara ibu\. dan isteri. Sang ibu merasa memiliki anak laki- lakinya baik secara
adat maupun secara biologis. Sebaliknya secara psikologis sang isteri dan
anak- anak juga merasa memiliki suami dan bapaknya. Namun hak
psikologis ini dinafikkan dalam adat Minangkabau. Di pihak laki- laki pun
terjadi semacam pembelahan jiwa, antara setia dan bertanggung jawab
kepada ibu atau kepada isteri dan anak- anaknya (Marzali, 2003).
6
Kontroversi berikutnya adalah tentang pendidikan dan rasa kasih terhadap
anak. Karena seorang laki- laki adalah milik keluarga matrilinealnya, maka dia
hanya bertanggung jawab terhadap ibu, saudara perempuan, dan
kamanakannya. Ada/ah kewajiban seorang mamak untuk mendidik dan
menyayangi kamanakan-nya. Setiap anak mempunyai mamak yang menjadi
ayah sosial-nya. Betapa gelisah dan kontroversialnya jiwa mereka ketika
dewasa, karena mereka mempunyai ayah sosial yang berbeda dari ayah
bio/ogis (Marzali, 2003).
Sebagai akibat dari perebutan alegiansi dan tidak jelasnya penanggung
jawab atas diri anak laki-laki Minang, maka mereka dikenal sebagai bangsa
perantau, bangsa pedagang.
Merantau bagi orang Minang, terutama bagi kaum prianya, mempunyai
makna tersendiri dalam arti dapat meningkatkan status dan harga diri
seseorang dalam masyarakat (kalau ia berhasil dalam perantauannya). O/eh
karena itu, merantau bagi orang Minangkabau umumnya dilatarbelakangi
oleh keinginan untuk meningkatkan harga diri atau status di berbagai bidang
kehidupan seperti bidang sosial-ekonomi, pengetahuan atau pendidikan, dan
lainnya, karena ha/ ini tidak dapat diperoleh di kampungnya.
7
Merantau juga dapat dilihat sebagai proses menuju kemandirian dan
kedewasaan dan sebagai kewajiban sosial yang dipikulkan ke bahu laki-laki
untuk meninggalkan kampung halamannya mencari harta kekayaan atau
menuntut ilmu pengetahuan, dan mencari pengalaman hidup (Nairn, 1979).
Sehingga dengan merantau laki-laki Minangkabau menjadi lebih mandiri
dalam berbagai hal, seperti membuat mereka mampu untuk mengatur diri
sendiri, kemandirian secara ekonomi, dapat mengambil keputusan sendiri,
terlibat dalam kegiatan di luar rumah, kemandirian dalam sikap dan tata nilai,
serta kemandirian dalam emosi, dan mereka sudah tidal< terikat lagi dengan
sistem matrilineal yang membuat mereka tidak memperoleh banyak
kesempatan dalam berbagai hal.
Dengan berlatar belakang hal tersebut diatas, dimana kita melihat bahwa
dalam masyarakat Minangkabau yang menganut sistem kekerabatan
matrilineal, anak laki-lakinya tidak mempunyai hak milik di kampung, karena
semua harta pusaka diturunkan kepada anak perempuan. Dia hanya
bertugas membantu saudara perempuan atau ibu. Bahkan untuk tidurpun
harus pergi ke surau. Dalam hal penggunaan tanah, rumah, serta
perlengkapan-perlengkapan adat termasuk title pemegang kewenangan yang
berperan adalah perempuan senior dalam kaum, suatu keputusan tidak dapat
diambil kecuali melalui persetujuan dan mufakat dengannya.
8
Di kampung baguno balun, hanya berstatus "pembantu" atau "pengurus"
harta saudara perempuan dan kemanakannya. Kalau yang sudah
berkeluarga merantau karena tidak tahan tinggal di rurnah gadang bersama
sama dengan pambayan-pambayan (suami adik atau kakak istri yang lain)
karena mertua sering membanding-bandingkan dengan menantunya yang
lain yang banyak pambaoannya pulang untuk mertua dan anak istrinya.
Karena mereka merasa mengalami hambatan-hambatan untuk berkembang,
maka laki-laki Minangkabau menjadi lebih kreatif, diwujudkannya dengan
merantau. Merantau menjadikan orang lebih mandiri.
Dalam T riandis ( 1995) disebutkan bahwa mereka yang tidak mudah konform
pada kelompoknya dan mampu mempertahankan privasi dan otonomi
mereka, maka ekspresi dirinya tidak mudah 'diseragamkan' oleh kelompok
dan memungkinkan mereka untuk bebas mengekspresikan diri. Dalam hal ini,
penolakan yang terjadi dalam diri laki-laki Minangkabau terhadap sistem
matrilineal yang mereka anggap menghambat mereka untuk lebih
berkembang dan berbagai kontroversi-kontroversi sosiai lainnya yang
terdapat dalam sistem matrilineal ini, merupakan suatu perwujudan diri
mereka untuk lebih kreatif dan mandiri agar dapat melepaskan diri dari sistem
ini.
9
Secara tradisional, merantau harus dilakukan tanpa membawa modal yang
diperlukan. Mereka merantau hanya diberi bekal sehelai kain sarung dan tiket
kapal oleh kaum dan saudara ayahnya yang mau membantu. Bekal lain
hanya pandai mengaji dan seni bela diri yang dinamakan ilmu silek (silat).
Namun demikian, tradisi seperti itu sekarang sudah mulai berubah. Mamak
sudah tidak sepenuhnya bertanggung jawab, bahkan tidak lagi bertanggung
jawab. Dia sudah memperhatikan anak istrinya, "anak dipangku, kemanakan
dibimbiang". Apakah sifat kemandirian itu masih ada dengan perubahan
struktur keluarga yang makin ke patrilineal ini? Ataukah kenyataan
sebaliknya, anak laki-laki Minang sekarang lebih tergantung kepada
keluarganya karena bapak dan mamak sama-sama memperhatikan?
Berkaitan dengan itu, menarik kiranya meneliti apakah berbagai kontroversi
dalam sistem kekerabatan matrilineal ini mempunyai dampak terhadap
kemandirian laki-lakinya, karena menyebabkan orang Minang gelisah
mencari bentuk- bentuk struktur yang stabil. Sebagian menemukan struktur
tersebut dengan cara beristeri orang lain, sebagian lain dalam bentuk punya
toko besar dan kaya raya di rantau orang, adapula dalam bentuk menjadi
profesor di perguruan tinggi.
10
Struktur masyarakat Minangkabau yang penuh kontroversi ini adalah sebagai
akibat dari adat matrilineal Minangkabau yang berhadapan atau dipengaruhi
oleh struktur patrilineal dan pergaulannya dengan suku lain. Apakah
kontroversi struktural ini akan berimbas balik terhadap personaliti dan
temperamen manusia Minang, khususnya laki- laki Minang? Kontroversi
membuat mereka gelisah dan mencari struktur yang mapan dan stabil.
Apakah hal ini juga akan membuat laki-laki Minang menjadi lebih mandiri
atau sebaliknya makin tergantung kepada bantuan orang lain
(komunitasnya)? Laki-laki Minang yang sudah berkeluarga apakah makin
mandiri atau lebih tidak bertanggung jawab karena peran ganda sebagai
"ayah biologis" dan "ayah sosial" tersebut?
Di masyarakat matrilineal yang demikian, masyarakat atau budaya setempat
mendorong anak kemenakannya khususnya yang iaki-laki untuk mandiri,
seperti menyuruh merantau dulu. Para antropolog mengungkapkan
masyarakat matrilineal ditemukan di masyarakat primitif. Anak-anak
masyarakat primitif memang lebih cepat mandiri dari anak orang modern.
Kemandirian ini juga mendapat perhatian masyarakat maju dewasa ini.
Orang Baral dan Jepang sekarang tidak suka meninggalkan harta yang
banyak buat anaknya. Yang penting mereka tinggalkan adalah rasa percaya
diri, mandiri dan inisiatif .
11
1.2. ldentifikasi Masalah
1.2.1. Pembatasan masalah
Matrilineal disini difokuskan pada pengertian matrilineal menurut Kato (1982)
dengan ciri- ciri nya sebagai berikut :
1. Keturunan dihitung berdasarkan garis ibu.
2. Suku terbentuk menurut garis ibu.
3. Kekuasaan dalam suku terletak di tangan ibu.
4. Perkawinan bersifat matrilokal, yaitu suami mengunjungi rumah isteri.
5. Hak-hak pusaka diwariskan oleh mamak kepada kemenakan
perempuannya, dari saudara laki-laki ibu kepada anak dari saudara
perempuan.
Penelitian ini untuk membuktikan apakah sistem matrilineal berpengaruh atau
tidak terhadap kemandirian laki-laki Minangkabau. Maka subyek penelitian
laki-laki Minangkabau dibagi ke dalam 2 kelompok;
a. Matrilineal kuatltulen : apabila subyek tersebut masih menjalani semua
ciri-ciri matrilineal diatas. Dengan kata lain, subyek pada tingkat ini
adalah subyek yang dibesarkan dalam suasana matrilineal.
b. Matrilinea/ yang sudah berkurang. Subyek ini sudah tidak dibesarkan
dalam suasana matrilineal tulen dan tidak lagi menjalankan sistem
matrilineal sepenuhnya. Subyek pada kelompok ini adalah untuk
memperoleh data kontol.
12
Subyek penelitian ini juga dibatasi pada laki-laki Minangkabau yang ada di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Alasan peneliti membatasinya adalah karena
keluarga besar UIN diasumsikan mempunyai pengetahuan agama yang lebih
dari pada yang di perguruan tinggi umum. Dengan pengetahuan agama yang
lebih akan menunjang mereka untuk lebih mengenal dan menjalankan adat
Minangkabau dengan bail<, karena orang Minang mempunyai falsafah adat
basandi Syara', Syara' basandi Kitabullah.
Laki- laki Minang disini dibatasi pada laki- laki dewasa ( berumur 18 - 40
tahun/ dewasa dini ) yang telah mempunyai tanggung jawab ekonomi minimal
terhadap dirinya sendiri. Alasan peneliti memilih responden pada masa
dewasa dini karena masa dewasa dini adalah masa pencarian kemantapan
dan masa reproduktif (Hurlock, 1980 : 272), sehingga diasumsikan mereka
yang pada usia dewasa dini akan mengalami proses kemandirian yang
berarti, karena banyak tindakan dan minat yang terbawa dari masa remaja
dulu yang perlu disesuaikan dengan peran sebagai orang dewasa, sehingga
menuntut mereka untuk lebih mandiri.
13
Kemandirian yang akan diteliti disini adalah kemandirian dengan indikator
indikator sebagai berikut (berdasarkan hasi! penelitian dari Frank (1988),
serta bentuk-bentuk kemandirian yang dikemukakan oleh Douvan & Adelson
(1966) dan Hoffman (1984):
a. Pengaturan diri sendiri.
Kemandirian dapat dilihat dari kemampuan individu untuk dapat mengatur
dan mengarahkan dirinya dengan tepat serta dapat menjaga diri sendiri.
lndividu yang memiliki self govermance yang baik biasanya merasa dirinya
sudah dewasa dan cukup matang, dapat bertindak secara cepat, melakukan
sesuatu yang berkaitan dengan dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain serta
memiliki pengaturan diri yang baik.
b. Kemandirian secara ekonomi
Merupakan kemampuan seseorang mendapatkan uang untuk menopang
kebutuhan pokoknya, memiliki pekerjaan, tidak tergantung secara finansial
dengan orang lain, dapat menghasilkan uang sendiri serta tidak menerima
bantuan dalam hal keuangan.
c. Dapat mengambil keputusan sendiri
lndividu yang mandiri digambarkan sebagai individu yang mampu mengambil
keputusan sendiri dengan baik, tidak tergantung pada orang tua atau orang
lain dalam membuat dan mengambil keputusan serta dapat menjalankan
keputusannya dengan penuh tanggung jawab.
14
d. Terlibat dalam kegiatan di luar rumah
Seorang dikatakan mandiri apabila ia telah dapat tinggal terpisah dari orang
tua atau kampung halamannya, misalnya pada waktu mereka menuntut ilmu,
ataupun bekerja di tempat yang jauh dari kampung halamannya. Dalam
masyarakat Minangkabau diistilahkan dengan 'merantau'.
e. Kemandirian dalam sikap dan tata nilai
Dalam sikapnya, orang yang mandiri mampu menjadi individu yang unik yaitu
memiliki keyakinan, nilai dan pendapat sendiri.
f. Kemandirian dalam emosi
Tidak lagi membutuhkan dukungan emosi yang berlebihan dari orang tua dan
lingkungannya.
1.2.2. Perumusan masalah
• Apakah sistem matrilineal berpengaruh terhadap kernandirian laki- laki
Minangkabau?
1. 3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah tersebut diatas tujuan yang hendak
dicapai melalui penelitian ini adalah untuk dapat melihat apakah ada
pengaruh dan hubungan antara sistem kekerabatan dengan kemandirian,
khususnya sistem kekerabatan matrilineal dengan kemandirian laki-laki
Minangkabau.
1.4. Manfaat penelitian
15
Mengingat begitu urgennya bahasan tersebut, peneliti berfikir penelitian ini
cukup penting untuk psikologi, dan dapat memberikan sumbangan untuk
memperkaya psikologi sosial dan lintas budaya khususnya. Untuk pendidikan
dan pembangunan masyarakat dapat diambil manfaatnya agar menciptakan
pemuda-pemuda yang mandiri. Pada sistem pendidikan, penelitian ini juga
bermanfaat sebagai wacana keilmuan untuk mengkaji tentang aspek-aspek
kemandirian dan pendidikan watak percaya diri, ulet, clan mampu
bekerjasama dengan siapapun.
16
1.5. Sistematika penulisan
BABI
BAB II
BAB Ill
BAB IV
BABV
: Pada Bab Pendahuluan ini dikemukakan mengenai latar
belakang masalah, identifikasi masalah yang terdiri dari
pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, serta sistematika penulisan yang berisi
deskripsi garis besar penelitian ini.
: Bab Kajian Pustaka, menjelaskan kajian teori dan kerangka
berpikir dalam penelitian ini yaitu mengenai matrilineal dan
kemandirian, serta penelitian terdahulu. Dan dikemukakan pula
hipotesa dalam penelitian ini.
: Bab Metodologi penelitian, dengan sub bab yang pertama
adalah subyek penelitian, yang terdiri dari; karakteristik subyek,
populasi, jumlah subyek, dan teknik pengambilan sampel. Sub
bab berikutnya adalah instrumen penelitian, prosedur penelitian,
dan analisa statistik.
: Bab Hasil Penelitian, yang terdiri dari sub bab; gambaran
umum responden, deskripsi hasil penelitian, serta analisis dan
interpretasi hasil penelitian.
: Bab Kesimpulan, Diskusi dan Saran.
2.1. Kajian teori
2.1.1. Minangkabau
BAB2
KAJIAN PUSTAKA
Banyak pendapat yang mengemukakan asal mula narna Minangkabau,
antara lain mengatakan bahwa kata minang berasal dari nama besi runcing
yang dipasang di ujung hidung anak kerbau. Pendapat lain mengatakan
bahwa asalnya dari kata mainang kabau, yang artinya memelihara kerbau.
Nama Minangkabau yang tertua dalam catatan sejarah ditemui dalam
Nagarakertagama yang ditulis pada tahun 1365 oleh Prapanca, pujangga
Majapahit. Ven der Tuuk mengatakan asal kata Minangkabau berasal dari
kata phinang khabu yang artinya tanah asal. Dr. Muh. Hussein Nainar
mengatakan bahwa asalnya dari menon khabu yang artinya tanah mulia.
Dalam buku Sumatera Tengah, yang diterbitkan Jawatan Penerangan
Sumatera Tengah, dikemukakan juga bahwa kata itu berasal dari bahasa Sri
Lanka mau angka bahu, yang artinya memerintah. Pendapat yang terakhir
mengatakan berasal dar·i kata minanga tamwan, minanga menjadi minang,
17
tamwan berubah menjadi kabau. Kata itu ditemukan pada prasasti
Kedudukan Bukit (Navis, 1984: 53).
18
Orang Minangkabau (orang Minang) menyebut daerahnya dengan a/am
Minangkabau. Penamaan "Alam Minangkabau" menunjukkan bahwa orang
Minang sangat tergantung dengan alam. Bukti keterikatan orang Minang
dengan a lam diungkap dalam filosofi : "a/am takambang jadi guru". Alam
terkembang seperti kita tahu, bukanlah sesuatu yang liar dan tak beraturan,
tetapi sebaliknya, sangat teratur dan tunduk kepada hukum-hukum alam.
Filosofi berguru kepada alam bagi orang Minang menjadikan ia dapat
mendayagunakan hukum alam (sunnatullah) sebagai sumber belajar untuk
menata kehidupannya. Dengan masuknya Islam, maka semua ini tinggal
menyesuaikan, karena hukum alam itu ternyata adalah sunnatullah.
Ada tiga ciri utama yang selalu melekat pada etnis Minang : Pertama,
kepenganutan yang kuat terhadap Islam dengan falsafah adat basandi
Syara', Syara' basandi Kitabullah; kedua, kepatuhan tert1adap sistem
Matrilineal; ketiga, kecenderungan kuat untuk merantau (Azra, 1988).
a. Dasar budaya minangkabau
Ada enam prinsip utama adat Minangkabau yang secara tradisional dianggap
berlaku pada masyarakat. Prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Yang melahirkan anak dan yang punya anak ada!ah perempuan
(ibulmande ). Prinsip ini nampaknya berlaku universal.
19
2. Yang punya kuasa dan wewenang terhadap kaurn perempuan dan
anak-anak adalah laki-laki. lni nampaknya juga merupakan prinsip yang
universal. Di rnana- rnana di dunia kita melihat kekuasaan berada di
tangan laki- laki.
3. Keturunan ditarik melalui garis perempuan. Yang dimaksud dengan
"keturunan" disini adalah sama dengan "descent" dalam bahasa
lnggris. Garis keturunan ini sering disimbolkan dengan "darah", bahwa
"keturunan" disalurkan melalui "darah". Bagi orang Minangkabau
"darah" diturunkan rnelalui ibu. Prinsip adat ini disebut dengan istilah
matrilineal. Sebenarnya, secara biologis Orang Minang rnengakui
mengalirnya "darah" bapak ke dalam tubuh anak. Pengakuan ini
dibuktikan dengan sebutan "bako" terhadap keluarga bapak. Bako
artinya asal atau benih asal. Dengan demikian bapak adalah benih asal
dari seorang anak. Narnun pengakuan ini tidak diikuti dengan
pengakuan sosial. Sehingga akhirnya orang Minang "percaya" bahwa
hanya darah ibu-lah yang mengalir ke dalarn tubuh seorang anak.
4. Anggota kelompok-keturunan (suku, payuang, paruik, dst) diangkat atau
direkrut melalui garis perempuan. Fungsi utama dari prinsip ketiga
diatas adalah untuk mendukung prinsip adat keempat ini. Pada Orang
Minang, seorang anak otomatis masuk ke dalam kelompok ibunya.
Kalau kelompok ibunya adalah Caniago, maka anak itu otomatis
menjadi kelompok Caniago. Dia berada di luar kelompok bapaknya.
Bahkan minta pindah ke kelompok bapaknya pun tidak boleh.
20
5. Pewarisan harta pusaka, rumah gadang, gelar, kedudukan, dan
kekuasaan politik dilaksanakan melalui garis perempuan. lni adalah
fungsi penting kedua dari prinsip adat ketiga. Bahwa dalam kehidupan
masyarakat perlu tata tertib politik. Di Minangkabau, dengan adanya
prinsip adat ketiga, bahwa "keturunan ditarik melalui garis perempuan",
maka pewarisan tahta politik dan harta ekonomis ini-pun diselaraskan
dengan prinsip tersebut. Yang mewarisi tanah pusaka dan rumah
gadang adalah anak- anak perempuan. Yang mewarisi kedudukan dan
gelar penghulu adalah kemenakan laki- laki, atau anak saudara
perempuan.
6. Perkawinan eksogami-kelompok (eksogami suku, payuang, atau paruik)
adalah satu keharusan. lni artinya seseorang tidak boleh kawin di
dalam kelompok. Sesama anggota kelompok adalah bersaudara, atau
berdunsanak, karena darah keturunannya sama (Marzali, 2003).
Adat Minangkabau pada hakikatnya adalah ajaran budi, dan budi pekerti,
berada pada pelatihan filsafat budi (ethical philosophy), yang tujuannya
adalah untuk menata perilaku-sosial maupun individual agar sesuai dengan
hukum alam. Dengan masuknya Islam, Islam tinggal menambah unsur
kepercayaan yang bersifat theologik-eskatalogik (Ketuhanan dan alam
akhirat) yang semuanya berpuncak pada ke-Esaan dan ke-Mahakuasaan
Allah.
21
Ajaran adat yang bersifat penghalusan budi bersintesis dengan ajaran Islam
yang bersifat lebih penghalusan budi (Akhlaqul Karimah), tetapi yang
sekarang dihubungkan dengan kepercayaan kepada Allah SWT serta
Muhammad Rasulullah SAW panutan utama akan kehalusan budi itu. Dalam
proses pengintegrasian dan sintesis dari kedua sumber budaya ini kata
sepakat akhirnya dibuhul dengan perjanjian Bukit Marapalam, tertuang dalam
adigium:
"Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah" (adat mesti didasarkan
pada agama, agama (Islam) berdasarkan Kitabullah (al-Qur'an).
Kata adat berasal dari bahasa Sangsekerta, dibentuk dari kata "a" dan "data".
"Dato" artinya sesuatu yang bersifat kebendaan. Jadi "adal" pada hakikatnya
adalah segala sesuatu yang bersifat tidak kebendaan (Salmadanis dan
Samad, 2003 : 25).
Bukti kuatnya penyesuaian adat dan syarak itu adalah adanya pusaka tinggi
yang merupakan warisan kolektif yang tak boleh dimiliki pribadi kecuali atas
22
beberapa kasus tertentu menurut sepanjang adat, menurut aturan adat
Minangkabau jatuhnya kepada kemanakan. Begitu pula halnya ada pusaka
rendah, yaitu hasil usaha yang dilakukan oleh satu keluarga boleh dimiliki
oleh anak-anaknya sesuai menurut hukum Islam.
Dengan status dan hirarkinya yang demikian maka secara prinsip tidak
mungkin ada benturan antara adat dan syarak, yang di atasnya adalah al
Qur'an kalimatul 'u/ya. Maka al-Qur'an dengan sendirinya adalah konstitusi
tertinggi bagi budaya dan masyarakat adat Minangkabau.
b. Sistem kekerabatan matrilineal
Sistem kekerabatan yang sudah berlangsung sejak lama dalam masyarakat
Minangkabau adalah sistem kekerabatan matri!ineal yang mengatur garis
keturunan menurut garis keturunan ibu atau wanita. Dalam budaya
Minangkabau yang matrilineal ini, laki-laki tidak memiliki harta pusaka berupa
tanah, sawah dan rumah.
Sistem matrilineal merupakan satu di antara dua tipe sistem keturunan
unilineal (menarik keturunan melalui satu garis tunggal). Tipe sistem unilineal
lain adalah sistem patrilineal, seperti yang diamalkan orang Balak. Patrilineal,
yaitu mengikuti nasab atau keturunan sebelah Bapak. Oleh karena itu, hanya
anak lelaki saja yang menyambung marga Bapaknya (Lubis,
http://www.mandailing.org/kek-ren5.html). Dalam sistem kekerabatan
patrilineal, suatu kelompok kekerabatan dihitung dengan dasar satu ayah,
satu kakek atau satu nenek moyang. Dengan demikian setiap anak dalam
suatu keluarga akan mengikuti dan memakai marga ayahnya, tetapi yang
berhak untuk meneruskan marga ayahnya hanya anak laki-laki saja
sedangkan anak perempuan akan kehilangan marganya jika ia sudah
menikah dengan seorang laki-laki dari marga lain.
Garis keturunan matrilineal ini mempengaruhi ruang lingkup yang lebih luas
dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Minangkabau, tidak hanya
sekedar mengambil garis keturunan dari ibu, tetapi lebih luas dari itu
matrilineal merupakan suatu sistem kemasyarakatan yang mendasari
berbagai aspek kehidupan masyarakat Minangkabau, seperti aspek sosial,
politik, ekonomi, dan hukum (Hakimy, 1978; Saanin, 1982).
Kato ( 1982) mengemukakan ciri-ciri masyarakat matrilineal yang tidak hanya
tentang garis keturunan, sebagai berikut :
1. Keturunan dihitung berdasarkan garis ibu.
2. Suku terbentuk menurut garis ibu.
3. Kekuasaan dalam suku terletak di tangan ibu.
4. Perkawinan bersifat matrilokal, yaitu suami mengunjungi rumah isteri.
5. Hak-hak pusaka diwariskan oleh mamak kepada kemenakannya, dari
saudara laki-laki ibu kepada anak dari saudara perempuan.
Ada empat aspek penting yang diatur dalam sistem matrilineal, yaitu:
a. Pengaturan harta pusaka.
24
Harta pusaka yang dalam terminologi Minangkabau disebut harato jo pusako.
Pusako adalah sesuatu milik kaum yang diwarisi turun temurun, baik yang
tampak ujud secara material, seperti sawah, ladang, rumah gadang, ternak,
dan sebagainya, maupun yang tidak tampak seperti gelar penghulu, atau
tuah. Sedangkan harato dimaksudkan adalah segala hasil yang diperoleh
dari tanah, sawah milik kaum. Oleh karena itu di Minangkabau dikenal pula
dua kata kembar yang artinya sangat jauh berbeda; sako dan pusako.
1. Sako
Sako adalah milik kaum secara turun temurun menurut sistem matrilineal
yang tidak berbentuk material, seperti gelar penghulu, kebesaran kaum, tuah
dan penghormatan yang diberikan masyarakat kepadanya. Sako merupakan
hak bagi laki-laki di dalam kaumnya. Gelar demikian tidak dapat diberikan
kepada perempuan.
2. Pusako
Pusako adalah milik kaum secara turun temurun, berbentuk material seperti
sawah, ladang, rumah gadang dan lainnya. Pusako dimanfaatkan oleh
perempuan di dalam kaumnya. Hasil sawah, ladang menjadi bekal hidup
25
perempuan dengan anak-anaknya. Rumah gadang menjadi tempat
tinggalnya. Laki-Jaki berhak mengatur tetapi tidak berhak untuk memiliki.
Karena itu di Minangkabau kata hak milik bukanlah merupakan kata kembar
yang satu makna, tetapi dua kata yang satu sama lain artinya berbeda
namun tetap berada dalam konteks yang sama. Laki-/aki punya hak terhadap
pusako kaum, tetapi dia bukan pemilik pusako kaumnya.
Dalam pengaturan pewarisan pusako, semua harta yang akan diwariskan
harus ditentukan dulu kedudukannya. Kedudukan harta pusaka itu terbagi
dalam pusako tinggi dan pusako randah (pusaka rendah).
Pusako tinggi adalah harta pusaka kaum yang diwariskan secara turun
temurun berdasarkan garis ibu. Pusaka tinggi hanya boleh digadaikan bi/a
keadaan sangat mendesak sekali, hanya untuk empat ha/ saja; pertama, jika
mayat terbujur di tengah rumah; kedua, jika ada gadis 'gadang' (yang telah
melewati umur) be/um menikah; ketiga, rumah gadang ketirisan; keempat,
jika penghulu yhendak ditegakkan . Menjual-menggadai dalam ha/-hal itupun
baru bisa dilakukan jika tak ada lagi jalan Jain untuk menutupinya dan jika
semua anggota keluarga seia-sependapat (Jahja dalam Nairn, 1968 : 86).
26
Pusako randah (Pusaka rendah) yaitu harta pencaharian yang didapat oleh
suami isteri selama masa perkawinannya. Pusako randah diwariskan
mengikuti hukum pewaris dalam Islam, atau mengikuti hukum faraidh.
b. Peranan laki-laki.
Pola kekerabatan matrilineal dengan sendirinya menempatkan laki-laki
Minangkabau pada posisi yang berbeda dengan laki-laki pada umumnya.
Laki-laki Minangkabau memiliki kekuasaan tertentu dalam sukunya. la
terutama bertanggung jawab terhadap kesejahteraan kemenakannya. Bila
rumah gadang rusak, atau ada kemenakan yang belurn menikah, maka
mamak bertanggung jawab untuk mengatasinya.
Laki-laki Minangkabau memiliki dua peran dalam kehidupan rumah tangga,
pertama sebagai mamak dalam rumah ibunya dan sebagai urang sumando
dalam rumah istrinya. Peran sebagai mamak dalam rumah ibu pada
hakekatnya bertumpang tindih dengan peran perempuan sebagai bundo.
Keduanya lambang kebijaksanaan, kekuatan, kestabilan, tanggung jawab
dan pengayoman (Prindville dalam Syarifuddin, 1984).
Walaupun mamak tidak tinggal dalam keluarga ibunya, namun kehadirannya
dalam keluarga ibunya selalu dituntut oleh adat. Disanalah ia menghabiskan
waktu siangnya. ltulah sebabnya anak-anak dalam keluarga tersebut
mempunyai hubungan yang rapat dan dengan mamaknya. Syarifudin
mengemukakan bahwa mereka lebih membutuhkan mamaknya itu di
samping ibunya.
27
Dari hasil penelitian (Hamdi, 1990) serta berdasarkan uraian dari Amir B dkk
(1984) dapat diketahui peran mamak sebagai berikut:
1. Mengatur perkawinan kemenakan
Dalam hal ini ayah si gadis tetap diajak berunding, tetapi keputusan tetap di
tangan mamak.
2. Mengatur penggunaan dan pembagian pusaka
Menurut adat Minangkabau kemenakanlah yang mewarisi gelar, martabat
dan kekayaan yang dipunyai oleh mamak. Sebagai warisan harta pusaka
yang ditinggalkan oleh pewaris tidak boleh di bagi-bagi oleh yang berhak.
Harta yang telah jadi pusaka harus dijaga agar tinggal utuh demi menjaga
keutuhan kaum kerabat. Pada gilirannya akan diturunkan kepada
kemenakan. Kemenakan laki-laki memiliki hak untuk mengelola sedangkan
kemenakan perempuan berhak memiliki. Kemenakan laki-laki harus
mengusahakan agar harta pusaka tersebut menghasilkan dan mampu
menghidupi kaum kerabat yang ada di rumah gadang, serta tidak boleh di
bawa ke rumah isteri.
3. Menanggung biaya dan keperluan kemenakan
28
Kewajiban seorang mamak terhadap kemenakannya, terutama yang
perempuan adalah memberi makan, pakaian, perumahan dan lain-lain.
Bisaanya dengan memberikan sebidang tanah atau bagian dari harta pusaka
untuk diusahakan dan dikelola oleh kemenakan.
4. Mengatur, membimbing, mengawasi dan melindungi kemenakan
Terhadap kemenakan perempuan diberikan bimbingan agar ia memahami
nlai-nilai sosial yang menempatkan perempuan sebagai sentral di rumah.
Sedangkan pada kemenakan laki-laki bimbingan diberikan sebagai persiapan
untuk menjadi penunjang dan pengembang sanak saudaranya.
Peran orang laki-laki sebagai urang sumando dalam rumah istrinya adalah
lemah sekali. Pepatah Minangkabau mengatakan posisi laki-laki sebagai
urang sumando tersebut ibarat rabuak di ateh tunggue (rabuak adalah bagian
dari pohon ijuk yang mudah diterbangkan oleh angin).
Ada! yang seperti ini menempatkan laki-laki pada posisi yang serba salah. Di
rumah ibunya ia tidak mempunyai hak alas rumah itu, dan di rumah istrinya ia
hanya tamu yang menompang (Syarifuddin, 1984).
Seorang laki-laki Minangkabau harus menjalankan peran sebagai ayah dari
anak-anaknya, sekaligus bertanggung jawab untuk membimbing
kemenakannya.
29
c. Kaum dan pesukuan.
Orang Minangkabau yang berasal dari satu keturunan dalam garis matrilineal
merupakan anggota kaum dari keturunan/klen tersebut. Sasuku maksudnya
adalah berasal dari keturunan yang sama sejak dari nenek moyangnya. Suku
artinya seperempat atau kaki. Jadi, pengertian sasuku dalam sebuah nagari
adalah seperempat dari penduduk nagari tersebut.
Sebuah kaum mempunyai keleikaitan dengan suku-suku lainnya, terutama
disebabkan oleh perkawinan. Oleh karena itu kaum punya struktur yang
umumnya dipakai oleh setiap suku.
Dalam sistem matrilineal perempuan diposisikan sebagai pengikat,
pemelihara dan penyimpan, sebagaimana diungkapl<an pepatah adatnya
amban puruak atau tempat penyimpanan.
Perempuan menerima hak dan kewajibannya tanpa harus melalui sebuah
prosedur apalagi bantahan. Hal ini disebabkan hak dan kewajiban
perempuan itu begitu dapat menjamin keselamatan hidup mereka dalam
kondisi bagaimanapun. Semua harta pusaka menjadi milik perempuan,
sedangkan laki-laki diberi hak untuk mengatur dan mempertahankannya.
Perempuan tidak perlu berperan aktif sebagai ninik mamak.
Di dalam sistem matrilineal, perempuan juga mempunyai fungsi dan
kedudukan yang spesifik, yaitu sebagai:
1. Bunda Kanduang
30
Apabila ibu atau tingkatan ibu dari mamak yang jadi penghulu masih hidup,
maka dialah yang disebut Bunda Kanduang, atau mandeh atau niniek. Dialah
perempuan utama dalam kaum itu. Dia punya kekuasaan lebih tinggi dari
searang penghulu karena dia setingkat ibu, atau ibu penghulu itu betul.
2. Perempuan bisaa yang sudah kawin
Mereka adalah bagian dari kepemilikan pusaka. Mereka diatur aleh
tungganai, mamak laki-laki yang ditugaskan mengatur untuk setiap rumah
gadang. Dari mereka inilah nanti akan dapat ditentukan siapa yang akan
dijadikan perempuan utama berdasarkan; wibawa, kecakapan, dan
kebijaksanaan yang dimilikinya.
Perlu pula diperhatikan struktur suku di dalam suatu kaum dan strukturnya
bersama dengan suku lain. Struktur suku dalam suatu kaum diungkap i
Fulan sebagai berikut:
a) Mamak yang dipercaya sebagai pimpinan kaum yang disebut Penghulu
bergelar datuk.
b) Mamak-mamak di bawah penghulu yang dipercayai memimpin setiap
rumah gadang, karena di dalam satu kaum kemungkinan rumah gadangnya
banyak. Mamak-mamak yang memimpin setiap rumah gadang itu disebut;
31
tungganai. Seorang laki-laki yang memikul tugas sebagai tungganai rumah,
pada beberapa suku tertentu, mereka juga diberi gelar datuk. Di bawah
tungganai ada laki-laki dewasa yang telah kawin juga, berstatus sebagai
mamak bisaa. Di bawah mamak inilah baru ada kemenakan.
c. Kecenderungan merantau
Nairn dalam studinya tentang Merantau, mengungkap faktor-faktor yang
mendorong laki-laki Minangkabau lebih suka merantau dari pada tinggal di
kampung. Faktor itu antara lain adalah:
1. Struktur sosial di Minangkabau yang matrilineal ticiak cukup memberi
tempat yang kokoh bagi laki-laki dalam kehidupan l<eluarga, dalam arti
bahwa dia tidak mempunyai kekuasaan yang mantap di rumah isterinya
dan tidak pula di rumah ibunya sendiri. la oleh karena itu merasa
terombang-ambing, kurang terjamin dan selalu gelisah.
2. Dengan sistem kekerabatan keluarga besar (extended family sistem)
seperti yang ditemukan dalam masyarakat matrilineal tersebut, suami
dan isteri masing-masingnya tetap merupakan bahagian dari keluarga
induk masing-masing. Dorongan merantau dilihat sebagai usaha untuk
melepaskan diri dari keluarga induk untuk dapat membangun keluarga
batih sendiri yang terhindar dari berbagai intervensi keluarga besar.
3. Laki-laki walaupun terhitung sebagai anggota keluarga di rumah ibunya,
tidal< dapat menil<mati Ilaria keluarga. Dia tidak dapat mengerjakan
32
sawah keluarga untuk dibawa hasilnya ke rumah anaknya, kecuali jika
seizin saudara-saudara perempuannya. Sebaliknya, dari tugas dan
tanggung jawabnya, malah dia di dorong untuk memperbanyak tanah
yang ada dari hasil yang diperdapat di rantau. Keluarganya, dan malah
dia sendiri, merasa telah memenuhi panggilan jika dapat berkirim pulang
untuk membeli atau memagang sawah baru.
4. Tanggungjawab ganda yang dia pikul (baik sebagai bapak terhadap
anaknya, sebagai mamak terhadap kemenakannya, sebagai saudara
laki-laki terhadap saudara-saudara perempuannya, maupun sebagai
anggota keluarga dan sebagai anggota masyarakat kampungnya)
mungkin dirasa terlalu berat untuk dihadapi secara sekaligus. Karenanya
dia cenderung untuk mengelakkan dan malah melepaskan tanggung
jawabnya itu. Ada semacam perasaan 'terlalu dibebani' untuk hidup di
kampung, sedang sementara itu dia tahu bahwa di kampung tak banyak
yang bisa dilakukan untuk penyambung hidupnya.
5. Ketidaktergantungan mereka kepada tanah juga menimbulkan sikap
menilai rendah terhadap kehidupan bertani. Masyarakat sebaliknya
melihat ke atas kepada orang dagang dan orang-orang lainnya yang
banyak merantau, apalagi kalau mereka mampu memperlihatkan hasil
jerih payah di rantau. Tantangan untuk merantau oleh karena itu tinggi
dan pujian yang diperdapat jika berhasil juga tinggi.
33
6. Anak laki-laki telah di dorong untuk meninggalkan rumah sejak dari umur
muda. Di rumah dia tidak diberi akomodasi setimpal seperti kepada anak
perempuan. Dia disuruh tidur di surau, atau di rumah pembujangan, dan
belajar mempersiapkan untuk menghadapi kehidupan yang sukar di
kemudian hari. Dorongan untuk pergi merantau oleh karena itu disiapkan
secara berangsur-angsur sejak dari umur muda. lnstitusi merantau oleh
karena itu adalah bahagian yang tak terpisahkan dari lembaga
kehidupan secara menyeluruh (Nairn, 1979: 279-280).
2.1.2. Kemandirian
Berdasarkan tata bahasa Indonesia diketahui bahwa pembentukan kata
kemandirian berasal dari kata sifat mandiri yang berarti dalam keadaan dapat
berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain. (Kamus Besar bahasa
Indonesia, 1990 : 55).
Kemandirian adalah "the ability to be self directive rather than dependent on
others for control" (Hurlock, 1974).
Dari definisi tersebut dapat di simpulkan bahwa kemandirian merupakan
suatu kemampuan untuk mengarahkan diri sendiri dan tidak bergantung pada
kontrol dari orang lain.
Dalam penelitian ini istilah kemandirian merujuk pada istilah autonomy dan
independence. Autonomy shows itself in independence (Hurlock 197 4: 49).
34
lndividu yang otonom adalah individu yang mandiri, tidak mengandalkan
bantuan dan dukungan dari orang lain yang kompeten. la juga bebas
bertindak. Orang yang mandiri lebih bergantung pada potensi serta sumber
daya diri sendiri dari pada bergantung pada lingkungan fisik dan sosialnya.
Dorongan otonom juga merujuk kepada adanya kecenderungan individu
untuk berusaha agar ia dapat menguasai lingkungannya. (Maslow dan
Angyal, dalam Hjelle & Ziegler, 1981: 390)
Penelitian mengenai kemandirian pada kelompok dewasa muda
mengemukakan bahwa batasan mengenai kemandirian berhubungan clengan
kemandirian dalam aspek interpersonal dan intrapsikis (Frank, Laman dan
Avery, 1988). Menurut Frank dkk, kemandirian berkaitan dengan:
a. Kemampuan atau kompetensi untuk berhubungan dengan lingkungan luar.
b. Kemampuan untuk menguasai konflik intrapsikis.
c. Kemampuan untuk memisahkan diri dari significant others.
Solomon Asch mengemukakan ciri-ciri orang yang mandiri sebagai berikut:
0 Independent tend to be self-reliant, persuasive, expressive and
unconventional and able to think for themselves; while conformist tend to be
35
submissive, conventional, easily upset by stress, and suggestible, and lack of
insight into their own motives and antitudes" (Asch, 1952 : 212).
Selain itu kemandirian juga diartikan sebagai: an attitude of self reliance or
self resistence to control by others, yang berarti dapat mengandalkan diri
sendiri dan tidak bersedia untuk dikontrol oleh orang lain (English dan
English, 1959). Sedangkan Rokeach dalam pembagian nilainya menyebut
kemandirian sebagai 0 Self reliance atau independence".
Berdasarkan tata bahasa Indonesia diketahui bahwa pembentukan kata
kemandirian berasal dari kata sifat mandiri yang berarti dalam keadaan dapat
berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain. (Kamus Besar bahasa
Indonesia, 1990: 55).
Kemandirian, oleh para ahli juga dijadikan suatu kriteria tertentu, yaitu kriteria
kedewasaan. McCandless & Coop mengemukakan adanya
ketidaktergantungan secara ekonomi (economic independence) untuk
mendefinisikan kedewasaan. Artinya, orang dewasa dapat menopang dirinya
sendiri dalam hal keuangan (McCandless & Coop, 1979, dalam Smolak,
1993).
36
Hoffman 1984 (dalam Moore, 1987; Smolak 1993) menjelaskan kemandirian
sebagai ketidaktergantungan (independence). Ada 4 (empat) bentuk
ketidaktergantungan (independence) yaitu :
1. Ketidaktergantungan secara fungsional (Functional Independence).
2. Ketidaktergantungan dalam sikap (Attitudinal Independence).
3. Ketidaktergantungan dalam hal emosi (Emotional Independence).
4. Ketidaktergantungan konfliktual (Conflictual Independence).
Kemandirian memiliki beberapa aspek yaitu:
1. Aspek ketidaktergantungan (Independence).
2. Aspek pengambilan keputusan (Desicion Making).
3. Kontrol diri (Personal Contra~.
4. Aspek pernyataan diri (Self Assertion).
5. Self Other Responsibility.
(Frank, 1979, dalam Smolak, 1993).
Dari definisi di atas dapat dilihat bahwa kemandirian adalah tingkah laku di
mana individu dapat mengandalkan dan bergantung pada dirinya sendiri dan
bebas dalam membuat keputusan dalam dirinya tanpa menimbulkan konflik
konflik tertentu dalam dirinya.
37
lndikator kemandirian yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan hasil
penelitian dari Frank (1988), serta bentuk-bentuk kemandirian yang
dikemukakan oleh Douvan & Adelson (1966) dan Hoffman (1984), yang
dapat disimpulkan bahwa kemandirian adalah kedewasaan yang mnecakup :
a. Pengaturan diri sendiri.
Kemandirian dapat dilihat dari kemampuan individu untuk dapat mengatur
dan mengarahkan dirinya dengan tepat serta dapat menjaga diri sendiri.
lndividu yang memiliki self govermance yang baik bisaanya merasa dirinya
sudah dewasa dan cukup matang, dapat bertindak secara cepat, melakukan
sesuatu yang berkaitan dengan dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain serta
memiliki pengaturan diri yang baik.
b. Kemandirian secara ekonomi
Merupakan kemampuan seseorang mendapatkan uang untuk menopang
kebutuhan pokoknya, memiliki pekerjaan, tidak tergantung secara finansial
dengan orang lain, dapat menghasilkan uang sendiri serta tidak menerima
bantuan dalam hal keuangan.
c. Dapat mengambil keputusan sendiri
lndividu yang mandiri digambarkan sebagai individu yang mampu mengambil
keputusan sendiri dengan baik, tidak tergantung pada orang tua atau orang
lain dalam membuat dan mengambil keputusan serta dapat menjalankan
keputusannya dengan penuh tanggung jawab.
38
d. Terlibat dalam kegiatan di luar rumah
Seorang dikatakan mandiri apabila ia telah dapat tinggal terpisah dari orang
tua atau kampung halamannya, misalnya pada waktu mereka menuntut ilmu,
ataupun bekerja di tempat yang jauh dari kampung halamannya. Dalam
masyarakat Minangkabau diistilahkan dengan 'merantau'.
e. Kemandirian dalam sikap dan tata nilai
Dalam sikapnya, orang yang mandiri mampu menjadi individu yang unik yaitu
memiliki keyakinan, nilai dan pendapat sendiri.
f. Kemandirian dalam emosi
Tidak lagi membutuhkan dukungan emosi yang berlebihan dari orang tua dan
lingkungannya.
2.1.3. Penelitian terdahulu
Penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini adalah yang dilakukan oleh
Nurkesuma (Skripsi Fakultas Psikologi Depok, 1995) yang berjudul Nilai
Kemandirian dalam Pola Kekerabatan Matrilineal dan ldentitas Sosial
Perempuan Minangkabau. Hasil penelitiannya ia!ah bahwa: 0 Nilai
kemandirian dapat digunakan sebagai peramal terhadap identitas sosial dan
sebaliknya identitas sosial dapat dijadikan sebagai peramal bagi
kemandirian". Pada penelitian ini identitas sosial tersebut adalah sistem
kekerabatan. Sistem kekerabatan yang diteliti disini dispesifikkan pada sistem
39
matrilineal dan akan dilihat apakah ada pengaruhnya terhadap kemandirian
laki-laki Minangkabau yang menganut sistem kekerabatan tersebut.
Disamping temuan bahwa nilai kemandirian dapat digunakan sebagai
peramal terhadap identitas sosial dan sebaliknya, dalam skripsi ini juga
terdapat temuan lain, yaitu : bahwa tidak ada perbedaan nilai kemandirian
antara lbu dan anak perempuannya di Minangkabau sebagai generasi yang
berbeda. Kemudian juga dikatakan bahwa tidak ada perbedaan identitas
sosial antara lbu dan anak perempuannya sebagai generasi yang berbeda.
Sedangkan penelitian ini adalah tentang hubungan sifat kemandirian dengan
sistem kekerabatan matrilineal pada laki-laki Minangkabau. Maka tujuan dan
subyek penelitiannya berbeda sehingga bisa menjadi penyempurnaan dari
penelitian terdahulu.
2.2. Kerangka Berpikir
2.2.1. Sistem kekerabatan dan kemandirian laki-iaki Minangkabau
Berbicara kehidupan manusia sebagai individu tidak akan pernah keluar dari
kerangka pembicaraan mengenai kepribadian, konsep diri dan budaya
dimana individu manusia tersebut hidup. Budaya, kepribadian, dan konsep
40
diri saling mempengaruhi satu sama lain sekaligus, dan dengan tujuan akhir
bekerja integratif membentuk individu yang utuh (Dayakisni dan Yuniardi,
2003). Skripsi ini meneliti tentang pengaruh budaya pada masyarakat
Minangkabau terhadap kemandirian, yaitu pengaruh sistem kekerabatan
matrilineal terhadap kemandirian laki-Jaki Minangkabau.
Kelompok kekerabatan dapat menjadi pedoman bagi hubungan-hubungan
sosial dimana seseorang terlibat di dalamnya. Hubungan sosial yang
terwujud antara seseorang dengan orang lain dibatasi oleh unsur-unsur
seperti kedudukan jenis kelamin, umur, dan hubungan kekerabatan. Menurut
Keesing hubungan kekerabatan mengacu kepada hubungan antara orang tua
dan anak-anak, baik anak perempuan maupun anak laki-iaki, dan pada
jaringan-jaringan hubungan yang terbentuk dari hubungan orang tua dan
anak-anak tersebut (Keesing, 1975).
Sistem kekerabatan yang di anut oleh masyarakat Minangkabau adalah
sistem kekerabatan matrilineal, yang menjadi salah satu identitas budaya
masyarakat Minangkabau. Dalam budaya Minangkabau yang matrilineal ini,
laki-laki tidak memiliki harta pusaka berupa tanah, sawah dan rumah.
Ditinjau dari aspek psikologis, sistem matrilineal juga mempengaruhi laki-laki
Minangkabau untuk mandiri. Laki-laki Minangkabau tidak mempunyai hak
41
kepemilikan harta di kampungnya, dia juga hanya sebagai 'urang sumando'
di rumah istrinya sehingga ia tidak dapat memimpin keluarganya secara
langsung, karena dalam sistem matrilineal laki-laki Minangkabau
bertanggung jawab terhadap keluarga matrilialnya, yaitu sebagai mamak
pada kemenakan-kemenakannya. Selain itu, laki-laki Minangkabau juga tidak
mempunyai wewenang dan kekuasaan dalam pembuatan keputusan yang
vital bagi anak keturunan dalam kaum. Seperti dalam perkawinan, kematian
serta pembagian harta pusaka. Walaupun laki-laki menjadi mamak dan
penghulu dikatakan sebagai pimpinan dalam kaum, akan tetapi
sesungguhnya sejauh itu terkait dengan penggunaan tanah, rumah serta
perlengkapan-perlengkapan adat termasuk titel pemegang kewenangan yang
sesungguhnya adalah terletak pada perempuan senior dalam kaum itu. Suatu
keputusan tidak dapat diambi! kecuali melalui persetujuan dan mufakat
dengannya.
Hal ini juga merupakan salah satu sebab laki-laki Minangkabau mempunyai
kecenderungan untuk merantau agar menemukan poia kehidupan yang dia
inginkan, dimana ia dapat mengatur dan mengarahkan dirinya dan
keluarganya dengan tepat, tidak tergantung kepada orang lain baik dari segi
ekonomi maupun dalam mengambil keputusan, dan dapat membebaskan
dirinya dari sistem matrilineal yang secara tidak langsung menimbulkan
hambatan-hambatan bagi laki-laki Minangkabau untuk lebih berkembang,
42
sehingga mereka mewujudkannya dengan merantau yang membuat mereka
bisa menjadi lebih kreatif dan mandiri.
2.3. Hipotesa
Dalam penelitian ini dimunculkan hipotesa yang nantinya akan dibuktikan
melalui penelitian yang akan dilakukan, berdasarkan dengan apa yang telah
dirumuskan sebelumnya dalam permasalahan penelitian;
- Hipotesa alternatif (Ha) : Ada pengaruh sistem matrilineal terhadap
kemandirian laki-laki Minangkabau.
- Hipotesa nihil (Ho) : Tidal< ada pengaruh sistem matrilineal terhadap
kemandirian laki-laki Minangkabau.
BAB3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Subyek Penelitian
3.1.1. Karakteristik subjek
Subyek pada penelitian ini adalah laki-laki yang berasal dari suku
Minangkabau, dengan karakteristik sebagai berikut:
a. Subyek minimal tel ah tinggal di daerah Minangkabau selama 1 O tahun
(dibesarkan dalam lingkungan yang matrilineal).
b. Sedang atau pernah menjalani pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, karena mereka diasumsikan mempunyai pengetahuan agama
yang lebih dari pada yang di perguruan tinggi umum. Dengan
pengetahuan agama yang lebih akan menunjang mereka untuk lebih
mengenal dan menjalankan adat Minangkabau dengan baik, karena
orang Minang mempunyai falsafah adat basandi Syara', Syara' basandi
Kitabullah.
c. Berumur 18- 40 tahun/ dewasa dini, yang telah mempunyai tanggung
jawab ekonomi minimal terhadap diri sendiri.
d. Mengisi skala dan memenuhi syarat matrilineal.
43
3.1.2. Populasi
Berdasarkan data yang didapat dari Komunitas Mahasiswa Minangkbau
(KMM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, bahwa laki-laki Minangkabau
(matrilineal) yang sedang dan pernah menjalani pendidikan di UIN Syarif
Hidayatullah dan berusia 18-40 tahun sekitar lebih kurang 300 orang.
3.1.3. Jumlah Subyek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 70 orang. Terdiri dari 30 orang untuk
penelitian tahap pertama (uji coba skala), dan 40 orang untuk penelitian
tahap kedua. Diharapkan dari 40 orang ini mencakup ke dalam matrilineal
tulen dan matrilineal yang sudah berkurang/terpengaruh oleh sistem lain
sebagai data kontrol.
44
Guilford dan Frunchter (1978) menyatakan bahwa, jurnlah sampel minimal
untuk melakukan penelitian yang baik adalah 30 orang agar hasilnya dapat
dianalisis secara statistik dengan menggunakan asumsi distribusi normal.
Oleh karena itu jika jumlah sampel yang diharapkan tidak terpenuhi, maka
jumlah minimal setidaknya harus tercapai.
3.1.4. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling dengan cara incindental sampling, artinya individu yang
45
telah memenuhi kriteria-kriteria yang ditentukan (purposive sampling) dapat
diambil sebagai subyek penelitian, dan diambil yang paling mudah ditemui
atau paling bersedia (incindental sampling), sampai jumlahnya mencapai
batas yang diperlukan (Guilford & Fruchter, 1981 ).
Teknik ini digunakan karena memiliki kelebihan, yaitu pengambilan sampel
menjadi praktis, mudah dan dapat diperoleh dalam waktu yang singkat,
dengan catatan bahwa subyek bersedia untuk menjadi sampel dengan tidak
mengabaikan cirri-ciri/ karakteristik subyek penelitian, sehingga dapat
mengurangi bias.
Dalam penelitian ini yang menjadi independent variabel adalah sistem
matrilineaL Sedangkan dependent variabelnya adalah kemandirian.
3.2. lnstrumen Penelitian
lnstrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
kemandirian dan kuesioner untuk melihat kematrilinealan subyek.
Setiap pernyataan dalam skala ini disertai dengan 4 pi!ihan jawaban, yaitu:
SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), dan STS (Sangat Tidak
Sesuai). Skala 4 (genap) ini dipilih untuk menghindari terjadinya
kecenderungan pemusatan (central tendency) atau menghindari jawaban
subyek yang berada di tengah-tengah (netral).
46
Dengan menggunakan skala sikap model Likert, peneliti menetapkan
penskoran dari 1-4. Skor 1 diberikan kepada subyek yang menjawab STS
untuk pernyataan yang berbentuk positif (favorable) atau menjawab SS untuk
pernyataan negatif (unfavorable). Sebaliknya, skor 4 diberikan untuk subyek
yang menjawab SS pada pernyataan yang berbentuk positif atau STS untuk
pernyataan negatif.
Harry Susianto (1992) menyatakan Tahap Pembuatan Skala Likert:
1. Merumuskan obyek sikap. Penulis merumuskan obyek sikap yang ingin
diketahui sejelas mungkin berasal dari aspek-aspek yang mendukung hal
tersebut, dimana setiap orang memiliki perasaan yang berbeda mengenai
hal tersebut baik perasaan positif ataupun negatif.
2. Menulis pernyataan. Setelah obyek sikap yang ingin diketahui jelas,
penulis mengumpulkan dan menulis sejumlah pernyataan mengenai
obyek tersebut.
3. Pilot study. Penulis mengadakan uji coba kepada 30 responden yang
memiliki karakteristik yang mirip dengan respoden penelitian.
47
4. Memilih pernyataan untuk skala.
Kemudian peneliti memilih pernyataan terbaik untuk skala dengan
melakukan analisa daya pembeda, pada setiap pernyaiaan peneliti juga
menganalisa reliabilitas skala.
3.2.1. Alat Pengukuran Kematrilinealan
Untuk mengukur dan melihat sejauh mana subyek penelitian
menganut sistem kekerabatan matrilineal, maka subyek diharapkan dapat
mengisi identitas personal yang diikuti dengan kuesioner, dimana nantinya
akan menggambarkan sejauh mana subyek menjalankan kematrilinealannya,
sehingga subyek dapat dikelompokkan ke dalam matrilinsal tulen ataukah
matrilineal yang sudah berkurang karena sudah terpengaruh oleh sistem lain.
3.2.2. Alat pengukuran kemandirian
Untuk pengukuran kemandirian digunakan skala model Likert, yang terdiri
dari beberapa item pernyataan yang nantinya akan mengukur kemandirian.
Pernyataan yang dibuat berdasarkan indikator-indikator kemandirian yang
telah ditentukan sebelumnya, yaitu:
1. Pengaturan diri sendiri, dimana laki-laki Minangkabau dapat mengatur
dan mengarahkan dirinya dengan tepat, mampu menjaga diri sendiri,
dewasa, matang, bertindak tepat, dan mampu melakukan sesuatu yang
berkaitan dengan dirinya tanpa bantuan dari orang lain.
48
2. Kemandirian secara ekonomi, laki-laki Mianangkabau mampu
mendapatkan uang untuk menopang kebutuhan pokoknya, memiliki
pekerjaan lain yang tidak hanya mengurusi sawah dan ladang kaumnya,
tidak tergantung secara finansial dengan orang lain, dan telah mampu
menghasilkan uang sendiri yang dapat dimilikinya secara pribadi.
3. Dapat mengambil keputusan sendiri, dimana laki-laki Minangkabau telah
dapat membuat dan mengambil keputusan sendiri tanpa bergantung pada
orang lain disekitarnya, dan menjalankan keputusan tersebut denan
pen uh tanggung jawab.
4. Terlibat dalam kegiatan di luar rumah, mampu tinggal dan hidup terpisah
dari orang tua dan kampung halaman (merantau).
5. Kemandirian dalam sikap dan tata nilai, laki-laki Minangkabau mampu
menjadi individu yang unik, yaitu memiliki keyakinan, nilai, dan pendapat
sendiri, walaupun hal tersebut bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut
orang tua atau orang disekelilingnya. Serta mampu menentukan tujuan
hidupnya.
6. Kemandirian dalam emosi, laki-laki Minangkabau tidak lagi membutuhkan
dukungan emosi yang berlebihan dari keluarga dan orang lain dalam
lingkungannya.
49
Sebelum pembuatan skala ini, terlebih dahulu penulis memberikan
pertanyaan-pertanyaan pelengkap (identitas personal) yang berguna untuk
menjajaki atau mengetahui gambaran umum responden yang akan diteliti.
Untuk memudahkan penelitian, peneliti membuat kisi-kisi atau blue print agar
memudahkan dalam membuat pernyataan.
Tabel 3.1. Penyebaran Item dalam Skala Kemandirian
-------·--------- --------- -- -----.------.----------····- . --------- -------ASPEKYANG INDIKA TOR-INDIKATOR FAVO UNFAVO
DIUNGKAP RAB LE RAB LE 1---------·- ------- - - - -- ___ " ________ ------·-.. ·---·---·---- -------·
Pengaturan diri - Mengatur dan mengarahkan diri 36 22,24 sendiri dengan tepat. I
- Melakukan sesuatu yang 3,29 2,5 berkaitan dengan dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain. - Menjaga diri sendiri. 41 12, 18.
Kemandirian - Mendapatkan uang untuk 26 40 secara ekonomi menopang kebutuhan pokok.
- Memiliki pekerjaan. 28 17 - Tidak tergantung secara finansial 37 42 dengan orang lain.
·--Dapat - Mengambil keputusan sendiri 33 19,34 mengambil dengan baik. keputusan - Tidak tergantung pada orang tua/ 16 31,44 sendiri orang lain dalam membuat dan
mengambil keputusan. - Menjalankan keputusan dengan 11, 15 "13, 14 penuh tanqqunq iawab.
Terlibat dalam - Tinggal terpisah dari orang tua 43 30 kegiatan di luar atau kampung halaman. rumah - Menuntut ilmu, bekerja di tempat 4,25 45
. -~ ...Y§.f19j§_LJh dari kampung halaman. ___ --·-·----
50
Tabel 3.1. Lanjutan ··-------
ASPEK YANG INDIKA TOR-INDIKATOR FAVO UNFAVO DIUNGKAP RAB LE RAB LE -------
Kemandirian - Memiliki keyakinan nilai dan 6 10 dalam sikap pendapat sendiri.
sendiri I dan tata nilai - Mampu menentukan 35 23,39 tujuan hidupnya. - Mengutamakan dirinya sebagai 7 20,32 penilai terbaik dalam mengambil keputusan, meskipun berbeda dengan nilai-nilai yang dianut orang tuanya.
I ·---·-------Kemandirian - Telah dapat memutuskan ikatan I 27 21,38 dalam emosi emosional semasa kecil terhadap
orang tuanya. - Tidak membutuhkan dukungan 8 1,9 emosi yang berlebihan dari orang tua.
3.3. Prosedur Penelitian
Secara garis besar penelitian ini dilakukan dalam 3 tahapan, yaitu :
a. Persiapan penelitian
Ada beberapa ha! yang perlu dipersiapkan untuk penelitian ini, seperti
membuat dan mengaudit alat-alat validitas dan reliabilitasnya agar dapat
dipertanggungjawabkan dan menghubungi pihak-pihak yang terkait dan
dibutuhkan dalam penelitian ini.
b. Uji' coba alat ukur
Uji coba empiris harus dilakukan dalam situasi dan kondisi testing yang
sebenarnya sehingga respon atau jawaban subjek merupakan respon
yang sesungguhnya pula.
Pada tahap ini dimulai dengan pembuatan item-item untuk skala
kemandirian dengan mengacu kepada blue print (Terlampir).
Uji coba akan dilakukan pada 30 orang responden yang memiliki
karakteristik yang mirip dengan responden penelitian.
51
Setelah data terkumpul, dilakukan analisis item untuk menguji validitas
tiap item pada ala! dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product
Moment. Korelasi tiap item diperoleh dari perhitungan korelasi antara skor
item dengan skor total. Item yang tergolong valid adalah item-item yang
memiliki daya pembeda tinggi dengan korelasi z 0,5. Hasilnya
memperlihatkan bahwa dari tujuh puluh item yang diujicobakan, terdapat
empat puluh lima item yang terhitung valid dan dua puluh lima item tidak
terpakai (gugur). Selain itu, dilakukan perhitungan reliabilitas dengan
menggunakan Cronbach Alpha. Hasilnya, nilai dari reliabilitas alat ukur ini
adalah 0,95. Item-item yang valid tersebut terlihat dalam blue print
(Terlampir).
c. Pelaksanaan penelitian
Penelitian dilaksanakan di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada akhir Juli 2004.
3.4. Analisa Statistik
Untuk menganalisa hasil uji coba alat, maka penulis menghitung indeks
korelasi setiap item (validitas). Rumus yang dipergunakan adalah teknik
statistik Korelasi Spearman-Brown:
r xx' = 2 ( r y1y2 ) I ( 1 + r y1y2)
r y1y2 = Koefisien korelasi antara skor
belahan Y1 dan skor belahan Y2
Untuk menguji reliabilitas skala, maka digunakan Rumus Koefisien Alpha
Cronbach (Azwar, 2000 : 87), yaitu:
s? + sz2
a =
s/
s? dan sz2 = varians skor belahan 2
S/ = varians skor skala
52
53
Kemudian untuk meriguji perbedaan frekuensi kemandirian pada subyek
metrilineal tu/en, dan matrilineal yang sudah berkurang, digunakan rumus chi
square, yaitu:
( fo - fn )2
X2 = L:
fn
Keterangan:
x2 = chi square
fo = frekuensi yang diobservasi
fn = frekuensi yang diharapkan/ frekuensi teoritik
Sedangkan Untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh sistem matrilineal
terhadap kemandirian laki-laki Minangkabau, dila/cukan perhitungan
signifikansi perbedaan mean ( t-test) dengan Independent Samples Test.
Rumusnya adalah :
t= dengan 2 2
(ni-1ls, +(n, - 1ls, s = -~----~~~
54
Keterangan:
t = perbedaan mean
X1 = Mean skor subyek kelompok I pada suatu dimensi trait
X2 = Mean skor subyek kelompok II pada dimensi trait yang sama
n1 = jumlah subyek kelompok I
n2 = jumlah subyek kelompok II
(Guilford, 1978)
BAB4
HASIL PENELITIAN
Bab berikut ini berisikan hasil penelitian dari penulisan skripsi adalah sebagai
berikut : gambaran umum responden dan hasil utama penelitian.
4.1. Gambaran Umum Responden
Gambaran umum subyek dalam penelitian akan diuraikan di bawah ini, yaitu
berupa distribusi frekuensi dari kampung (asal nagari), dan pekerjaan dari
masing-masing subyek.
Subyek penelitian adalah laki-laki Minangkabau (matrilineal) yang merantau
dan sedang atau pernah menjalani pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah
yang berusia 18-40 tahun ( dewasa dini).
55
56
4.1.1. Berdasarkan kampung (asal nagari)
Tabel 4.1.1. Kampung (Asal Nagari)
Kampung Frequency Percent
(%) Padano 6 15.0 Bukit Tinggi 17 42.5 Pariaman 7 17.5
Valid Payakumbuh 4 10.0 Lubuk Basung 2 5.0 Maninjau 1 2.5 Batusangkar 3 7.5
Total 40 100.0
Berdasarkan tabel diatas, dapat diperoleh gambaran bahwa terdapat 6 orang
subyek yang berasal dari kola Padang, 17 orang dari Bukit Tinggi, 7 orang
dari Pariaman, 4 orang dari Payakumbuh, 2 orang dari Lubuk Basung, 1
orang dari Maninjau, dan 3 orang berasal dari Batusangkar.
4.1.2. Berdasarkan pekerjaan
Tabel 4.1.2. Pekerjaan
Pekerjaan Frequency Percent (%)
Mahasiswa 17 42.5 Valid Pegawai 9 22.5
Wirausaha 14 35.0 Total 40 100.0
Berdasarkan pekerjaan, terdapat 17 orang subyek sebagai mahasiswa, 9
orang sebagai pegawai (negeri/swasta), dan 14 orang subyek mempunyai
pekerjaan wirausaha.
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1. Gambaran kematrilinealan
Subyek penelitian dikelompokkan secara manual ke dalam 2 kelompok
berdasarkan hasil pengisian kuesioner yang mengukur kematrilinealannya.
Kelompok pertama yaitu kelompok matrilineal tu/en, dimana subyek dalam
kelompok ini telah memilih jawaban di sebelah kiri pada pertanyaan nomor
12-19. Jawaban-jawaban yang disebelah kiri tersebut telah dibentuk
sedemikian rupa sehingga menggambarkan bahwa subyek tersebut masih
menganut sistem matrilineal yang kental (tulen).
Sedangkan subyek yang memilih jawaban yang telah bercampur dengan
pilihan jawaban di sebelah kanan dikelompokkan kepada matrilineal yang
sudah berkurang, karena pilihan-pilihan jawaban disebelah kanan tersebut
telah dipengaruhi oleh sistem patrilineal.
57
58
Gambaran subyek berdasarkan pengelompokan kematrilinealannya adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.2.1. Kematrilinealan
Matrilineal Frequency Percent
(%) tulen 20 50.0
Valid sudah 20 50.0 berkurang
Total 40 100.0
Berdasarkan label diatas, dapat diperoleh gambaran bahwa terdapat 20
orang subyek yang dikelompokkan pada matrilineal tulen dan 20 orang
subyek yang dikelompokkan ke dalam matrilineal yang sudah berkurang.
4.2.2. Gambaran tipe kemandirian
untuk menentukan tingkat kemandirian subyek dalam kategori tinggi, sedang,
dan rendah peneliti menggunakan kategorisasi jenjang (ordinal) yaitu
menempatkan individu ke dalam kelompok yang terpisah secara berjenjang
menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur, kontinum jenjang
ini adalah rentang maksimum-rninimumnya adalah 45X1=45 sampai dengan
45X4 =180 atau 45-180, sehingga luas sebarannya adalah180-45=135,
dengan demikian setiap satuan deviasi standarnya ( cr) bernilai 135/6=22.5,
dan mean teoritisnya ( ~t )adalah (45+180)/2=·112.5. kemudian penggolongan
59
subye~ dibagi kedalam 3 kalegori diagnosis, maka keenam saluan deviasi
standar ilu kila bagi jadi 3, menjadi :
Rendah nilai min ::: X < µ - cr
45::: x < 90
Sedang µ-cr:::X<µ+cr
90::: x < 135
Tinggi ~t + cr ::: X < nilai max
135 ::: x < 180
(Azwar, 2003 : 109)
Tabel 4.2.2. Gambaran Tipe Kemandirian
Kategori Frequency Percent
kemandirian (%) rendah 0 0
Valid sedang 19 47.5 lingoi 21 52.5
Total 40 100.0
Dari hasil label serta kelerangan di alas dapat disimpuikan bahwa subyek
yang memiliki tingkal kemandirian linggi sebanyak 21 orang, yang meiliki
kemandirian sedang sebanyak 19 orang, dan lidak terdapal satu orang
subyek pun yang lingkat kemandiriannya rendah.
60
4.3. Analisa dan lnterpretasi Hasil Penelitian
4.3.1. Gambaran korelasi antara Matrilineal * Kategori kemandirian
Tabel 4.3.1.a. Matrilineal * Kategori Kemandirian Crosstabulation
Matrilineal * Kategori Kategori Kemandirian Kemandirian Total
Crosstabulation sedang tinggi
tulen 4 16 20 Matrilineal sudah
15 5 20 berkurana
Total 19 21 40
4.3.1.b. Chi-Square Tests Matrilineal * Kemandirian
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-
12.130(b) 1 .000 Sauare Continuity
10.025 1 .002 Correction(a) Likelihood Ratio 12.842 1 .000 Fisher's Exact Test Linear-by-Linear
11.827 1 .001 Association N of Valid Cases 40
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa subyek matrilineal tulen yang memilki
kemandirian tinggi sebanyak 16 orang dan 4 orang yang memiliki
kemandirian sedang. Terlihat juga bahwa pada subyek matrilineal yang
sudah berkurang terdapat 5 orang yang kemandiriannya tinggi dan 15 orang
61
yang kemandiriannya sedang. Sedangkan untuk kategori kemandirian rendah
tidak terdapat satu orang pun subyek, baik dari matrilineal tulen maupun
matrilineal yang sudah berkurang.
Adapun dari tabel chi square dapat kita lihat pada kolom value nilai Chi
Square-nya = 12, 130. Karena terdapat nilai kurang dari 5 dan daftar
kontingensinya berukuran 2 x 2, maka untuk pengujian hipotesis digunakan
distribusi Chi Square dengan derajat kebebasan satu. Untuk ha! ini koreksi
kontinuitas perlu digunakan dengan menggunakan koreksi Yates (Sudjana,
1975 : 284). Maka dari label pada baris Continuity Correction diperoleh nilai
10,025. Sedang nilai Chi Square tabel pada tingkat signifikansi 5% untuk
derajat kebebasan (df) = 1 adalah 3, 84. Berdasarkan perbandingan Chi
Square uji dan tabel, dapat diambil keputusan bahwa Chi Square hitung > Chi
Square label (10,025 > 3,84), maka Ho ditolak. Pengambilan keputusan
berdasarkan probabilitasnya, terbagi 2 yaitu: jika probabilitasnya > 0,05,
maka Ho diterima, dan jika probabilitasnya < 0,05, maka Ho ditolak (Rahayu,
2004). Terlihat pada kolom Asymp. Sig bahwa probab1litasnya adalah 0,000,
atau probabilitas di bawah 0,05 (0,000 < 0,05), maka Ho ditolak. Berarti
bahwa terdapat hubungan antara sistem matrilineal dengan kemandirian laki
laki Minangkabau.
62
Sedangkan untuk melihat apakah ada pengaruh antara sistem matrilineal
dengan kemandirian laki-laki Minangkabau, maka digunakan rumus T test
dengan Independent Samples Test, dimana akan dilihat perbedaan mean
kemandirian antara kelompok matrilineal tulen dan kelompok matrilineal yang
sudah berkurang sebagai kelompok kontrol. Dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.3.1.c. Group Statistics
Kematrilinealan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
tulen 20 145.1500 12.49537 2.79405 Kemandirian
sudah berkurang 20 128.5000 11.39483 2.54796
Tabel 4.3.1.d. T Test Matrilineal * Kemandirian
Std.
t df Sig. (2- Mean Error tailed) Differen Differen
ce ce Equal
Kemandirian variances 4.403 38 .000 16.6500 3.78138 assumed Equal variances
4.403 37.681 .000 16.6500 3.78138 not assumed
Pada label T test di alas dapat kila lihal bahwa nilai t hilung = 4.403. Sedang
nilai l label pada lingkat signifikansi 5% unluk derajal kebebasan (df) = 38
adalah 1,68. Berdasarkan perbandingan l hilung dan label, dapal diambil
keputusan bahwa t hilung > l label (4.403 > 1,68), maka Ho ditolak.
63
Berdasarkan probabilitasnya, terlihat bahwa pada kolom Sig. (2-tailed) adalah
0,000, atau probabilitas di bawah 0,05 (0,000 < 0,05), maka Ho ditolak.
Terlihat juga bahwa mean kemandirian laki-laki Minangkabau yang matrilineal
tulen adalah 145, 15 lebih besar dibanding mean kemandirian laki-laki
Minangkabau yang matrilinealnya sudah berkurang yaitu 128,50. Berarti
terbukti subyek yang matrilineal tulen lebih mandiri dibanding subyek
matrilineal yang sudah berkurang/yang sudah terpengaruh dengan sistem
lain.
Dari kedua analisis di alas, bisa diambil kesimpulan bahwa hipotesa nihil
yang menyatakan "tidak ada pengaruh sistem matrilineal terhadap
kemandirian laki-laki Minangkabau", ditolak. Sedangkan hipotesa alternatif
yang menyatakan bahwa "ada pengaruh sistem matrilineal terhadap
kemandirian laki-laki Minangkabau", diterima. Artinya bahwa terdapat
hubungan dan pengaruh antara sistem matrilineal dengan tingkat
kemandirian laki-lakinya.
64
4.3.2. Gambaran korelasi antara Kampung * Kategori kemandirian
Tabel 4.3.2.a. Kampung * Kategori Kemandirian Crosstabulation
Kategori Kemandirian Total
sedanq tinaai Padana 1 5 6 Bukit Tinnni 9 8 17 Pariaman 4 3 7
KAMPUNG Payakumbuh 2 2 4 Lubuk
1 1 2 Basuna Maninjau 0 1 1 Batusanakar 2 1 3
Total 19 21 40
Tabel 4.3.2.b. Chi-Square Tests Kampung * Kategori Kemandirian
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi- 4.112(a) 6 .662 Sau are
Likelihood Ratio 4.739 6 .578 Linear-by-Linear
.531 1 .466 Association
N of Valid Cases 40
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa subyek yang berasal dari Padang
terdapat 5 orang yang kategori kemandiriannya tinggi dan 1 orang dengan
kategori kemandirian sedang, untuk subyek yang berasal dari Bukit Tinggi
terdapat 8 orang dengan kategori kemandirian tinggi dan 9 orang dengan
kategori kemandirian sedang, subyek yang berasal dari Pariaman 3 orang
yang berkategori kemandirian tinggi dan 4 orang dengan kategori
65
kemandirian sedang, subyek yang berasal dari Payakumbuh terdapat 2 orang
dengan kategori kemandirian tinggi dan 2 orang pula dengan kategori
kemandirian sedang, subyek yang berasal dari Lubuk Basung 1 orang
dengan kategori kemandirian tinggi dan 1 orang pula dengan kategori
kemandirian sedang, pada subyek yang berasal dari Maninjau terdapat 1
orang dengan kategori kemandirian tinggi dan tidak satu orang pun yang
berkategori kemandirian sedang dan rendah, kemudian pada subyek yang
berasal dari Batusangkar terdapat 1 orang dengan kategori kemandirian
tinggi dan 2 orang yang berkategori kemandirian sedang. Sedangkan untuk
kategori kemandirian rendah tidak terdapat satu orang pun subyek, baik yang
berasal dari kota Padang, Bukit Tinggi, Pariaman, Payakumbuh, Lubuk
Basung, Maninjau, ataupun dari Batusangkar.
Pada tabel chi square dapat kita lihat pada kolom value, Pearson Chi Square
= 4, 112. Sedang nilai Chi Square tabel pada tingkat signifikansi 5% untuk
derajat kebebasan (df) = 6 adalah 12,59. Berdasarkan perbandingan Chi
Square uji dan tabel, dapat diambil keputusan bahwa Chi Square hitung < Chi
Square tabel (4, 112 < 12,59), maka Ho diterima. Berdasarkan
probabilitasnya, terlihat bahwa pada kolom Asymp. Sig adalah 0,662, atau
probabilitas di atas 0,05 (0,662 > 0,05), maka Ho diterima.
66
Dari 'kedua analisis di alas. bisa diambil kesimpulan yang sama, yaitu Ho
diterima, atau tidak ada hubungan atau pengaruh antara kampung/asal
nagari dengan tingkat kemandirian.
4.3.3. Gambaran korelasi antara Pekerjaan * Kategori kemandirian
Tabel 4.3.3.a. Pekerjaan * Kategori Kemandirian Crosstabulation
Kategori Kemandirian Total
sedan a tingai
PEKERJAAN Mahasiswa 7 10 17 Pegawai 6 3 9 Wirausaha 6 8 14
Total 19 21 40
Tabel 4.3.3.b. Chi-Square Tests Pekerjaan * Kategori Kemandirian
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi- 1.719(a) 2 .423 Sauare Likelihood Ratio 1.738 2 .419 Linear-by-Linear
.023 1 .880 Association N of Valid Cases 40
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat 1 O orang subyek yang sebagai
mahasiswa dengan kategori kemandirian tinggi dan 7 orang dengan kategori
kemandirian sedang. Untuk subyek yang bekerja sebagai pegawai, terdapat
3 orang dengan kategori kemandirian tinggi dan 6 orang berkategori
67
kemandirian sedang. Kemudian pada subyek yang ber wirausaha, terdapat 8
orang yang kategori kemandiriannya linggi dan 6 orang dengan kalegori
kemandirian sedang. Sedangkan untuk kalegori kemandirian rendah tidak
ada salu orang pun, baik dari mahasiswa, pegawai, maupun yang dari
wirausaha.
Dari label chi square di alas dapal kila lihal pada kolom value, Pearson Chi
Square= 1,719. Sedang nilai Chi Square label pada lingkal signifikansi 5%
unluk derajal kebebasan (df) = 2 adalah 5,99. Berdasarkan perbandingan Chi
Square uji dan label, dapat diambil kepulusan bahwa Chi Square hilung < Chi
Square label (1, 719 < 5,99), maka Ho dilerima. Berdasarkan probabililasnya,
lerlihal bahwa pada kolom Asymp. Sig adalah 0,423, atau probabililas di alas
0,05 (0,423 > 0,05), maka Ho dilerima.
Dari kedua analisis di alas, bisa diambil kesimpulan yang sama, yailu Ho
dilerima, alau tidak ada hubungan alau pengaruh antara pekerjaan dengan
lingkal kemandirian.
68
4.3.4. Gambaran korelasi antara Kampung * Matrilineal
Tabel 4.3.4.a. Kampung * Matrilineal Crosstabulation
Matrilineal sudah Total
Tulen berkurani:i Padang 4 2 6 Bukit Tinggi 7 10 17 Pariaman 4 3 7
KAMPUNG Payakumbuh 2 2 4 Lubuk
1 1 2 Basung Maninjau 1 0 1 Batusangkar 1 2 3
Total 20 20 40
Tabel 4.3.4.b. Chi-Square Tests Kampung * Matrilineal
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi- 2.672(a) 6 .849 Square Likelihood Ratio 3.081 6 .799 Linear-by-Linear
.036 1 .850 Association N of Valid Cases 40
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada subyek yang berasal dari kota
Padang terdapat 4 orang yang masih menganut matrilineal tulen dan 2 orang
matrilineal yang sudCJh berkurang. Untuk Subyek yang berasal dari Bukit
Tinggi terdapat 7 orang yang matrilineal tulen dan 1 O orang matrilineal yang
69
sudah berkurang. Subyek yang berasal dari Pariaman, terdapat 4 orang yang
matrilineal tulen dan 3 orang matrilineal yang sudah berkurang. Pada subye_k
yang berasal dari Payakumbuh, 2 orang yang matrilineal tulen dan 2 orang
matrilineal yang sudah berkurang. Subyek yang berasal dari Lubuk Basung,
terdapat 1 orang yang matrilineal tu Jen dan 1 orang pula matrilineal yang
sudah berkurang. Untuk subyek yang berasal dari Maninjau, terdapat 1 orang
matrilineal tulen dan tidak lerdapal yang malrilinealnya sudah berkurang.
Sedangkan untuk subyek yang berasal dari Balusangkar, terdapat 1 orang
yang matrilineal lulen dan 2 orang malrilineal yang sudah berkurang.
Dalam label chi square terlihal bahwa pada kolom value, Pearson Chi Square
= 2,672. Sedang nilai Chi Square label pada lingkal signifikansi 5% unluk
derajal kebebasan (df) = 6 adalah 12,59. Berdasarkan perbandingan Chi
Square uji dan label, dapal diambil kepulusan bahwa Chi Square hilung < Chi
Square label (2,672 < 12,59), maka Ho dilerima. Berdasarkan
probabililasnya, lerlihal bahwa pada kolom Asymp. Sig adalah 0,849, alau
probabililas di alas 0,05 (0,849 > 0,05), maka Ho dilerima.
Dari kedua analisis di alas, bisa diambil kesimpulan yang sama, yailu Ho
dilerima, alau lidak ada hubungan alau pengaruh antara kampung/asal
nagari dengan kemalrilinealan.
70
4.3.5. Gambaran korelasi antara Pekerjaan * Matrilinea!
Tabel 4.3.5.a. Pekerjaan * Matrilineal Crosstabulation
Matrilineal sudah Total
Tulen berkurana
PEKERJAAN Mahasiswa 10 7 1"7 Pegawai 2 7 9 Wirausaha 8 6 14
Total 20 20 40
Tabel 4.3.5.b. Chi-Square Tests Pekerjaan * Matrilineal
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi- 3.593(a) 2 .166 Sauare Likelihood Ratio 3.761 2 .153 Linear-by-Linear
.032 1 .859 Association N of Valid Cases 40
Dari label di alas dapat dilihat bahwa pada subyek yang sebagai mahasiswa
terdapat 1 O orang yang matrilineal tulen dan 7 orang yang matrilinealnya
sudah berkurang. Untuk subyek yang bekerja sebagai pegawai, terdapat 2
orang yang matrilineal tulen dan 7 orang matrilineal yang sudah berkurang.
Sedangkan pada subyek yang ber wirausaha terdapat 8 orang yang
matrilineal tulen dan 6 orang yang matrilinealnya sudah berkurang.
71
Dari label chi square di alas lerlihal bahwa pada kolom value, Pearson Chi
Square= 3,593. Sedang nilai Chi Square label pada tingkat signifikansi 5%
untuk derajal kebebasan (df) = 2 adalah 5,99. Berdasarkan perbandingan Chi
Square uji dan label, dapal diambil kepulusan bahwa Chi Square hilung < Chi
Square label (3,593 < 5,99), maka Ho dilerima. Berdasarkan probabililasnya,
terlihat bahwa pada kolom Asymp. Sig adalah 0, 166, alau probabililas di alas
0,05(0,166 > 0,05), maka Ho dilerima.
Dari kedua analisis di alas, bisa diambil kesimpulan yang sama, yailu Ho
dilerima, alau lidak ada hubungan atau pengaruh antara pekerjaan dengan
kemalrilinealan.
BABS
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Bab ini akan menerangkan kesimpulan dari hasil penelitian, diskusi, serta
saran-saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikul :
1. Terdapal hubungan dan pengaruh anlara sislem malrilineal dengan
lingkal kemandirian. Dalam hal ini berarti bal1wa sislem kekerabalan
malrilineal yang berlaku dalam masyarakal Minangkabau memberikan
pengaruh lerhadap kemandirian laki-lakinya. Berdasarkan
perbandingan Chi Square uji dan label, dipero!eh kepulusan bahwa
Chi Square hilung/koreksi Yates >Chi Square label (10,025 > 3,84),
maka Ho dilolak. Demikian juga berdasarkan uji l diperoleh hasil
bahwa l hilung > l label (4.403 > 1,68), maka Ho dilolak.
2. Tidak ada hubungan antara kampung/asal nagari dengan lingkal
kemandirian.
3. Tidal< ada hubungan anlara pekerjaan dengan lingkal kemandirian.
72
4. Tidak ada hubungan antara kampung/asal nagari dengan tingkat
kematrilinealan.
5. Tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan kematrilinealan
seseorang.
5.2. Diskusi
73
Berdasarkan kesimpulan di alas maka terdapat beberapa hal yang menurut
peneliti perlu untuk didiskusikan beserta penjelasannya.
Penelitian mengenai kemandirian laki-laki dalam masyarakat Minangkabau ini
berhasil mempbuktikan dan memperkuat hipotesa bahwa ada pengaruh
sistem matrilineal terhadap kemandirian laki-laki Minangkabau, artinya bahwa
terdapat hubungan antara sistem matrilineal yang merupakan salah satu
identitas sosial masyarakat Minangkabau dengan tingkat kemandirian.
Sebagaimana yang dinyatakan oleh Nurkesuma pada skripsinya yang
berjudul "Nilai Kemandirian dalam Pola Kekerabatan Matrilineal dan ldentitas
Sosial Perempuan Minangkabau". Hasil penelitiannya ialah bahwa: 0 Nilai
kemandirian dapat digunakan sebagai perarnal terhadap identitas sosial dan
sebaliknya identitas sosial dapat dijadikan sebagai peramal bagi
kemandirian" (Nurkesuma, Skripsi Fakultas Psikologi Depok, 1995). Hal ini
74
juga berkaitan dengan pendapat Tajfel ( 1982) bahwa jika seseorang memiliki
identitas sosial maka ia akan menggunakan nilai-nilai kelompok tersebut
sebagai patokan dalam bertingkah laku. Zavalloni dan Louis-Guerin (1977)
juga mengatakan bahwa representasi antar kelompok yang menggambarkan
elemen-elemen identitas sosial didasari salah satunya oleh nilai yang terkait
dalam kelompok-kelompok tersebut. Hal ini menunjukkan arti bahwa laki-laki
Minangkabau yang memiliki identitas sosial yang salah satunya adalah
sistem matrilineal, maka segala sikap dan tingkah laku mereka akan
dipengaruhi oleh sistem tersebut, baik secara langsung ataupun tidak
langsung.
Selain sistem matrilineal, faktor lain yang menyebabkan kemandirian laki-laki
Minangkabau antara lain adalah faktor pendidikan, karena sampel dalam
penelitian ini adalah yang sedang atau pernah menjalani pendidikan di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, didapatkan hasil bahwa kemandiriannya tidak
ada yang tergolong rendah, hanya sedang dan tinggi saja. Hal ini
menunjukkan bahwa faktor pendidikan merupakan salah satu faktor
penyebab kemandirian laki-laki Minangkabau. Kemudian faktor lain yang
diasumsikan mempengaruhi adalah faktor lingkungan sosial budaya, seperti
adanya "surau" dan budaya "merantau", serta nilai-nilai budaya
Minangkabau yang pada dasarnya menuntut masyarakatnya untuk mandiri.
75
5.3. Saran
Melalui analisis proses dan isi tulisan, secara keseluruhan skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan, masih terdapat beberapa kelemahan seperti kurang
mengungkap lebih dalam tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
kemandirian laki-laki Minangkabau selain sistem mairilineal, kelemahan lain
adalah dari segi teknik pengambilan sampel yang menggunakan purposive
sampling dengan cara incidental sampling yang kurang sesuai dengan
metode penelitian ilmiah. Namun dari berbagai keterbatasan tersebut, kiranya
juga dapat diperoleh manfaatnya baik praktis maupun teoritis.
Berkaitan dengan itu, berikut beberapa saran untuk penelitian selanjutnya,
serta beberapa usulan untuk pihak-pihak yang berhubungan dengan
penelitian ini.
5.3.1. Seperti yang telah dibahas pada bagian diskusi penelitian ini telah
menunjukkan hasil. Hasil yang diperoleh ini secara keseluruhan
masih jauh dari kesempurnaan. Bahkan menimbulkan pertanyaan
pertanyaan baru yang membutuhkan penelitian lanjutan untuk
menjawabnya. Seperti "Seberapa besar masyarakat Minangkabau
menjalankan sistem kekerabatan matrilineal?" dan "Apakah terjadi
pergeseran sistem matrilineal di Minangkabau menuju sistem
patrilineal dewasa ini?". Untuk itu perlu dilakukan suatu penelitian
lanjutan mengenai hal ini. Mungkin dapat juga dilakukan suatu
penelitian yang berkaitan dengan psikologi lintas budaya, sehingga
latar belakang budaya juga bisa ditinjau berdasarkan aspek-aspek
psikologisnya.
76
5.3.2. Hasil yang lebih baik mungkin dapat dicapai apabila subyek
penelitian tidak terbatas pada kelompok sampel penelitian ini. Tetapi
juga mencakup subyek dengan populasi yang lebih luas lagi,
sehingga dengan itu akan lebih terlihat heterogenitas dari subyek
sampel penelitian. Karena pengambilan sampel secara purposive ini
hanya dengan alasan penghematan biaya dan waktu.
5.3.3. Untuk lebih memperoleh gambaran mengenai pengaruh sistem
matrilineal terhadap kemandirian laki-laki Minangkabau, mungkin
lebih lanjut dapat dilakukan penelitian dengan mempergunakan
perbandingan dengan kelompok masyarakat patrilineal, sehingga
secara empiris juga dapat dibuktikan tingkat kemandirian masyarakat
Minangkabau.
5.3.4. Selain itu juga untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, maka
penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan menambahkan
analisis kualitatif.
DAFT AR PUST AKA
Amir ms. (1977). Adat Minangkabau Pola dan Tujuan Hidup Orang Minang. Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya.
Azra, Azyumardi. Surau, "The Rise and Decline of Minangkabau Surau: A Traditional Islamic Educational Institution in West Sumatera The Dutch Colonial Government". MA, Tesis. Departement of Middle Eastern Languages and Cultures, Columbia University. New York.
Azwar, Saifuddin. (2003). Penyusunan Skala Psiko!ogi. Ctk.IV, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dayakisni, Tri & Yuniardi, Salis. (2003). Psikologi Lintas Budaya. Malang: UMM Press.
English, Horace B., & Ava Champney English. (1959). A Comprehensive Dictionary of Psychologycal and Psychoanalytical Terms, : Longmans, Green & Co., Inc.
Frank, Susan J, C. B Avery & MS Laman. (1988). Young Adults Perceptions of Their Relationship with Their Parents: Individual Differences in Connectedness, Competence and Emotional Autonomy, Developmental Psychology. Vol. 24, no. 5.
Guilford, J.P. & Fruchter B. (1978). Fundamental Statistics in Psychology and Educations. Singapore: Mac. Graw Hill Book Co.
Guilford, J.P. & Benyamin Fruchter. (1981). Fundamental Statistics in Psychology and Education. Tokyo: Kogakusha Mc Graw Hill Book Co.
Hamka. (1985). Islam dan Adat Minangkabau. Cet-2. Jakarta: Pustaka Panjimas.
Hurlock, Elizabeth. B. (1980). Psikologi Perkembangan. (Ed. V). Jakarta: PT. Erlangga.
Kato, Tsuyoshi. (1982). Matrilinity and Migration. Ithaca dan London: Cornell University Press.
Keesing, R. M. (1975). Kinship and Descent, Patrilineal Descent. Kin Group and Social Structure. New York: Holt Rinehart & Winston.
Lubis, Abdur-Razzaq. Marga itu Apa?. Diambil tanggal 04 Februari 2004, dari http://www. mandailing. org!kek-ren5. html.
Marzali, Amri. (2003). Kompleks Minang. Maka/ah dalarn Lokakarya Ada! Budaya Minangkabau. Bandung.
Moore, Dewayne. (1987). Parents Adolescent Separation 'The Construction of Adulthood by Late Adolescents, Developmental Psychology. Vo/.23, no.2.
Navis, A. A.. (1983). Kewirausahaan Menurut Sosiologi Minangkabau. Manajemen, November-Desember 1983.
__ , (1984). Alam Terkembang Jadi Guru. Jakarta: PT. Grafiti Pers.
Nairn, Mochtar. (1979). Merantau-Pola Migrasi Suku Minangkabau. Ujung Pandang: Gadjah Mada University Press.
__ , (ed). (1968). Menggali Hukum Tanah dan Hulwm Waris Minangkabau. Padang: CMS.
Nurkesuma. (1995). Nilai Kemandirian dalam Pola Kekerabatan Matrilineal dan ldentitas Sosial Perempuan Minangkabau. Skrips. Fakultas Psikologi - Universitas Indonesia. Jakarta.
Prindiville, J. C. J. (1985). Mother's Brother and Modernization; The Problems and Prospect of Minangkabau Matriliny in a Changing World. Dalam L. L Thomas dan F. Von Benda Beckman. Change and Continuity in Minangkabau. Monograph southeast Asia Series 7.
Rahayu, Sri. (2004). Be/ajar Mudah SPSS versi 11,05. Ctk. 1. Bandung: CV. ALFABETA.
Reno, Puti Raudha Thaib. (2003). Sistem Matrilineal dalam Adat dan Budaya Minangkabau. Makalah dalam Lokakarya Menggali, Mengkaji, Memahami, dan Mensosialisasikan Adat dan Budaya Minangkabau. Bandung: Panitia Lokakarya PKM Jabar
Salmadanis dan Samad, Duski. (2003). Adat Basandi Syarak: Nilai dan Aplikasinya Menuju Kembali ke Nagari dan Surau. Ctk.1, Jakarta: Kartina lnsan Lestari Press.
Selltiz, Wrighstman & Codis. (1981), Research Methods in Social Relation (Ed. IV). New York: Holt, Rinehart & Winston Inc.
Smolak, Linda. (1993). Adults Development. New Jersey: Prentice Hall.
Sudjana. (1989). Metoda Statistika. (Ed. V). Bandung: TARSITO.
Susianto, Harry. (1992). Jurnal Psikologi Sosial. JakHrla: Jurusan Psikologi Sosial Fakultas Psikologi Universitas lnadonesia.
Syarifuddin, Amir. (1984). Pelaksanaan Hukum Kewarisan Islam dalam Lingkungan Ada! Minangkabau. Jakarta: Gunung Agung.
Tajfel, Henri, (ed). (1982). Social Identity and Intergroup Relations. USA: Cambridge University Press.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ctk. 3. Jakarta: Balai Pustaka.
Tanner, N dan L. L Thomas. (1985). Rethinking Matriliny. L. L Thomas dan F. Von Benda Beckman (ed). Change and Continuity.
Triandis, Harry C. (1995). Individualism and Collectivism. San Fransisco: Westview Press Inc.
Vitrina, Rina. (1990). Peranan Kekerabatan Orang Minangkabau dalam Perdagangan. Skrips. Fakultas Antropologi ·- Universitas Indonesia. Jakarta.
DAFT AR LAMPI RAN
Lampiran 1. Distribusi Item Skala Kemandirian (Sebelum Diujicobakan)
Lampiran 2. Distribusi Item Skala Kemandirian (Seielah Diujicobakan)
Lampiran 3. Alat Test Try Out
Lampiran 4. Alat Test Penelitian
Lampiran 5. Data Try Out
Lampiran 6. Uji Validitas
Lampiran 7. Uji Reliabilitas
Lampiran 8. Data Penelitian
Lampiran 9. Data View Penelitian
Lampiran 10. Output Penelitian
Lampiran 11. Pie Chart
Lampiran 12. Surat lzin Penelitian
_arnpiran 1. Distribusi Item Skala Kernandirian (Sebelum Diujicobakan)
ASPEK YANG INDIKATOR-INDIKATOR FAVO UNFAVO DIUNGKAP RABLE RABLE --------.-----·---------------t------t--
~engaturan diri - Mengatur dan mengarahkan diri 50,58 35,42 ;endiri dengan tepat.
---------- ---
<emandirian ;ecara ekonomi
- Melakukan sesuatu yang berkaitan dengan dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain. - Menjaga diri sendiri.
- Mendapatkan uang untuk menopang kebutuhan pokok. - Memiliki pekerjaan. - Tidak tergantung secara finansial dengan orang lain.
3,49 2,6
8,64 17,27
--- - ------- --- ------ ------ -- -
43,45
24,47 60,69
5,63
26,28 48,65
-----·-- -----··-----------------.. -------)apat - Mengambil keputusan sendiri 34,55 29,56,59 nengambil 1 dengan baik. <eputusan - Tidak tergantung pada orang tua/ 19,25,36, 52,66,68 sendiri orang lain dalam membuat dan 41
mengambil keputusan. - Menjalankan keputusan dengan 14,23 18,21 penuh tanggung jawab.
r erlibaf'"ciaiam- -::-'"fln"g-garferp.isahdarr·orang-tua ···13:16:6-r· ·-;:rn:39]1 kegiatan di luar atau kampung halaman. rumah - Menuntut ilmu, bekerja di tempat 4,44 30,70
yang jauh dari kampung halaman.
-------- l--------------t----------------Kemandirian dalam sikap dan tata nila
Kemandirian dalam emosi
- Memiliki keyakinan nilai dan pendapat sendiri. - Mampu menentukan sendiri tujuan hidupnya. - Mengutamakan dirinya sebagai penilai terbaik dalam mengambil keputusan, meskipun berbeda dengan nilai-nilai yang dianut orang tuanya.
- Telah dapat memutuskan ikatan emosional semasa kecil terhadap orang tuanya. - Tidak membutuhkan dukungan emosi yang berlebihan dari orang tua.
7,54 12,22
33,57 40,62
9,37 31,53
15,46 32,61
10,38 1,11
~ampiran 2. Distribusi Item Skala Kemandirian (Setelah Diujicobakan)
·-···---~·-·------------~-----·- -·-·------ASPEK YANG INDIKATOR-INDIKATOR FAVO UNFAVO
DIUNGKAP RABLE RABLE 1---------------·-·-·-----c-1-------i-
"engaturan diri - Mengatur dan mengarahkan diri 58 35,42 ;endiri dengan tepat.
<emandirian iecara ekonomi
)a pat nengambil <eputusan ;endiri
Melakukan sesuatu yang berkaitan dengan dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain. - Menjaga diri sendiri.
Mendapatkan uang untuk menopang kebutuhan pokok. - Memiliki peker1aan. - Tidak tergantung secara finansial dengan orang lain.
- Mengambil keputusan sendiri dengan baik. - Tidak tergantung pada orang tua/ orang lain dalam membuat dan mengambil keputusan. - Menjalankan keputusan dengan penuh tanggung jawab.
3,49
64
43
47 60
55
25
14,23
2,6
17,27
63
26 65
29,56
52,68
18,21
-------·•--------·-----------· ------t-·---·-·-rerlibat dalam - Tinggal terpisah dari orang tua 67 <egiatan di luar atau kampung halaman. ·umah - Menuntut ilmu, bekerja di tempat
yang jauh dari kampung halaman.
<emandirian falam sikap :Ian tata nilai
- Memiliki keyakinan nilai dan pendapat sendiri.
Mampu menentukan sendiri tujuan hidupnya - Mengutamakan dirinya sebagai penilai terbaik dalam mengambil keputusan, meskipun berbeda dengan nilai-nilai yang dianut orang tuanya.
51
4,44 70
7 12
57 40,62
9 31,53
------~--------·---·-----------!--- ____ ,_ ____ _ <mandirian - Telah dapat memutuskan ikatan 46 :lalam emosi emosional semasa kecil terhadap
orang tuanya. - Tidak membutuhkan dukungan emosi yang berlebihan dari orang tua.
10
32,61
1, 11
_ampiran 3. Alat Tes Try Out
Kata Pengantar
\ssalamualaikum W.W.
Saya, Radhiya Bustan, mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif
1idayatullah Jakarta semester VIII, saat ini saya sedang menyusun skripsi dan
neneliti tentang "Pengaruh Sistem Matrilineal terhadap Kemandirian Laki-laki
Vlinangkabau".
Sehubungan dengan penelitian ini, saya sangat membutuhkan bantuan
Jari Bapak/Saudara untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Bagi yang
iersedia, saya harapkan menulis pernyataan kesediaan pada bagian bawah
embaran ini.
Mohon Bapak/Saudara membaca terlebih dahulu petunjuk pengisian.
Sebagai penelitian ilmiah, mutu hasil kuesioner ini sangat bergantung pada mutu
Jata-data yang masuk dari Bapak/Saudara. Karena itu, semakin jujur jawaban
1ang Bapak/Saudara berikan, semakin baik pula mutu data yang saya peroleh.
3ebagai peneliti, merupakan bagian dari etika peneiitian bahwa saya harus
nenjaga kerahasiaan jawaban Bapak/Saudara, dan tidak ada jawaban yang
>alah dalam penelitian ini. Semua jawaban yang Bapak/Saudara berikan adalah
~enar bila jawaban tersebut memang paling sesuai dengan apa yang terjadi dan
fang Bapak/Saudara dirasakan.
Setelah selesai mengisi kuesioner ini, mohon periksa lagi jangan sampai
ada pertanyaan yang terlewatkan. Alas kesediaan dan bantuan Bapak/Saudara,
saya haturkan terima kasih.
Jakarta, .................... 2004
Peneliti,
Radhiya Bustan
(NIM: 100070020161)
NFORM CONSENT
Yang bertanda tangan dibawah ini
Jama Lengkap (lnisial)
Jsia
'ekerjaan
Aenyatakan bahwa :
1. Saya bersedia menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Sdri.
Radhiya Bustan.
2. Data saya dijamin kerahasiannya dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian semata.
Jakarta, .............. 2004
Ttd
(
>ETUNJUK PENGISIAN
lsilah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini pada bagian kosong atau
iengan memberikan tanda ceklis ( -./ ) pada kotak-kotak yang tersedia, sesuai
Jengan keadaan Bapak/Saudara yang sebenarnya. Dan pada pertanyaan yang
neminta uraian jawaban, tuliskan jawaban Bapak/Saudara pada tempat yang
.ersedia.
dentitas Subyek
1. Nama
2. Usia
3. Tempat lahir
i. Pendidikan terakhir
5. Pekerjaan
3. Kampung/Asal Nagari
7. Suku
( inisial )
th
SKALA KEMANDIRIAN
1ETUNJUK PENGISIAN
Ji bawah ini terdapat beberapa pernyataan dan Bapak/Saudara diminta untuk
nemberikan jawaban dengan cara memberikan tanda ceklis ( '1 ) pada salah
;atu dari 4 pilihan jawaban yang tersedia di sebelah kanan pernyataan.
silah jawaban sesuai dengan pendapat Bapak/Saudara sendiri. Tidak ada
3waban yang benar I salah.
CETERANGAN
SS = Sangat Sesuai
S = Sesuai
TS = Tidak Sesuai
STS = Sangat Tidak Sesuai
~ontoh: ~--·
PERNYATAAN
Say a bangga menjadi orang
Minangkabau ------···
_EM BAR PERNYAT AAN
- .-----
SS s TS STS
'1
!_ ---
3acalah baik-baik pernyataan-pernyataan dibawah ini, kemudian berilah jawaban
)ada kolom yang sesuai dengan pendapat Bapak/Saudara.
NO PERNYATAAN SS s TS STS
1. Saya membutuhkan pendapat dan lindungan dari orang tua dalam tindakan sa):'a.
2. Saya lebih senang minta bantuan kepada orang lain dalam melakukan tuq§_~~tugas saya.
3. Sa ya mampu melakukan sesuatu
~·-Jan12a dibantu orangJ~L~---- ---- -------
4. Saya bahagia bisa melepaskan diri dari kehidupan di kampung halaman.
~- -·------··---- ----·-···----5. Saya belum mampu menghasilkan
uana sendiri.
NO PERNYATAAN SS s 1--TS . ·sTS ·-
6. Sa ya suka mengandalkan orang lain untuk melakukan tuaas sava.
7. Say a dapat menentukan sikap sendiri tan pa bergantung pad a pendapat orang lain.
8. Say a lebih nyaman pergi sendiri daripada ditemani orana lain.
9. Saya akan mengambil keputusan yang menu rut say a benar meskipun bertentangan dengan ad at dan nilai yang dianut
f----.. -· _ _,_ keluarga.
·------·-10. Saya dapat memecahkan masalah
yang terjadi pada diri saya tanpa
~-.. bergantung 12ada orangJua. --··-·------ ---·-----.--- ----
11. Sa ya tidak dapat memutuskan sendiri bagaimana langkah say a untuk masa depari. ---------- -·
12. Say a harus minta persetujuan orang lain dalam mengambil
----- . ker:iutusar:i.: __ -------------------- - ------ ---- --·-··------- -····--·--··-- ···---- - --.--- -----------13. Say a tetap merasa nyaman
walaupun jauh dari orang tua dan kampuna halaman.
··- ·--·-14. Saya senang bisa menjalankan
dengan baik keputusan yang saya [ ambil. -
15. Say a tidak memerlukan pengawasan dari orang tua dalam
I bertindak. --·-------------------·--16. Saya merasa bisa jadi diri sendiri
bila jauh dari rumah dan pengaruh dari orana tua. +--- ..
17. Say a membutuhkan saran dari orang lain dalam menentukan keputusan vana diambil. +-· 18 Saya tidak bisa bertanggung jawab terhadap keputusan yang telah
. ~y~9mbil.:_ _____ ·······-······· ---!----~---
19. Saya bangga bila keputusan yang saya ambil tidak dipengaruhi oleh orang lain.
__ J
---------- ··· ss·--s--Tl's NO PERNYATAAN STS I
20. Saya masih tinggal bersama orang I tua dan berada dalam -t oenoawasan keluaroa. 21 Saya tidak yakin bisa menjalankan
keoutusan vana telah sava ambil. 22. Say a tidak dapat menentukan
sikap sebelum meminta oertimbanaan or911gJ9i!l:._ _________ -·-·-·--·----- ------···-··- ------ -·-- "" ·-·-
23. Sa ya akan bertanggung jawab atas keputusan yang telah say a am bi I.
·-·
24. Say a memiliki pekerjaan yang dapat mencukupi kebutuhan hidup sava. ----·-· !--------
25 Say a dapat memutuskan sendiri 1--siapa yang akan menjadi teman
1----·--.. saya tan pa dipeng9rl]hi C>T?r19 ll)§,_ ---- ------------ ----------- _ _,····--·----- -- - - -- ----------
26. Sa ya lebih suka diam di rumah
. daripada bekerja . 27. Say a tidak dapat menjaga diri
sendiri karena masih mendapat _I>engaruh_dari keluarg.?.:_ --·----
28. Say a be I um memiliki pekerjaan yang dapat mencukupi kebutuhan hiduo sava.
29. Say a tidak dapat memutuskan pilihan dalam berkarir karena ada orang lain yang lebih berpengaruh untuk memutuskannva. •.
30. Saya tidak konsentrasi belajar jika jauh dari orang tua.
31. Saya tidak berani mengambil sikap yang bertentangn dengan nilai yang dianut keluarga.
32. Say a lebih suka bersama orang tua daripada hid up diluar jang_~auan_me~e_k(l, ____________ ----· r----------·- ·------- -·---
33. Say a tau apa yang harus say a lakukan untuk masa depan saya. ·------ ·---- ·------ ---·--··
34. Saya yakin bahwa keputusan yang sava ambil adalah vang terbaik. -------- -- - ·-
35. Say a tidak dapat bertindak tepat tan pa bantuan dan saran dari orang lain.
·-·
---· - -··--·- ··-· NO PERNYATAAN SS s TS STS
36. Sa ya tidak lagi diperintah orang tua dalam melakukan sesuatu.
37. Say a memiliki keyakinan sendiri terhadap sikap dan tata nilai yang oantas sava anut.
38. Sa ya suka menentukan pilihan sendiri tan pa minta pendapat terlebih dahulu dari orano lain.
39. Sa ya merasa lebih nyaman jika berada di rumah orang tua dari pada di tempat laifJ.: __ ········ ·--·-·-· --·-
40. Say a tidak tau kemana tujuan hiduo sava.
-·-- -------·- -41. Say a mampu mengatasi masalah
sendiri tanpa campur tangan orang tua a tau orang lain yang lebih dominan. ---
42. Saya memerlukan orang lain untuk mengarahkan diri sa:ta. ..
43. Sa ya dapat menghasilkan uang sendiri untuk membiayai kebutuhan pribadi.
44. Say a merasa nyaman mengikuti keaiatan di luar rumah.
45. Saya mampu mendapatkan uang sendiri untuk menopang kebutuhan ookok.
46. Say a mampu memutuskan siapa saja teman dan orang yang berhubungan dengan say a tanpa dii;iengaruhi oleh oran~. -
47. Say a senang bis a memiliki pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan hidui;i sa:ta. t--+--··· 48. Say a masih tergantung secara finansial denaan orana tua.
49. Say a mengerjakan sendiri tugas-tuaas vang diberikan keoada sava.
50. Say a dapat mengambil sikap sendiri tanpa bergantung dengan oraf)g lain.
1------
51. Say a merasa tidak nyaman jika berada jauh dari orang tua.
-· ·-----.-- - ---------~·-·-·-·----.. -- •rnss r--5 -·----- --· ------·-··----NO PERNYATAAN TS STS
52. Saya masih meminta komentar dan pendapat orang tua tentang masa deoan sava.
·---- --------53. Say a tidak memiliki keyakinan
sendiri tentang sikap dan tata nilai
~--yang akan sa}'_C3_§.r11.1L. ... -------- ··-----·------ --
54. Saya dapat bertindak secara tepat tanoa dioenaaruhi oleh orang lain.
~.
55. Sa ya dapat memilih karir yang say a inginkan tan pa dipengaruhi
~-
oleh orang tua. .. ----56. Sa ya ragu-ragu dalam mengambil
~utusan. ----------- -· --------- -----·-- ------- ----57. Say a mampu menentukan tujuan
hidup sava sendiri. 58. Sa ya dapat mengatur keuangan
sendiri. ..
59. Say a tidak yakin terhadap ~utusan yang telah sa_ya ambil. -··---- ---··
60. Saya dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan baik.
61. Say a sedih bila berada jauh dari orana tua.
62. Say a tidak dapat menentukan tuiuan hidup sava sendiri.
63. Say a lebih senang kalau kebutuhan pribadi say a dibiayai keluarga. ---~·
64. Saya dapat menjaga diri sendiri. 65. Say a suka meminta bantuan
keuanaan dari keluaraa. 66. Karir dan bidang pekerjaan yang
akan saya tempuh ditentukan oleh orana tua.
67. Saya terbiasa hidup merantau. --------68. Sa ya masih diperintah orang tua
dalam melakukan sesuatu. 69. Saya tidak menerima bantuan dari
_ _Qrar:ig tua dalam hal __ k~~ari_gan. _____ . --~-------- --
70.~ tidak dapat bekerja dengan __ baik 'ika jauh _dari _orang_t_u_a. ________ ... ------- ._ .. --·-··-
.ampiran 4. Alat Tes Penelitian
Kata Pengantar
\ssalamualaikum W.W.
Saya, Radhiya Bustan, mahasiswi Fakultas Psiko/ogi UIN Syarif
iidayatullah Jakarta semester VIII, saat ini saya sedang menyusun skripsi dan
neneliti tentang "Pengaruh Sistem Matrilineal terhadap Kemandirian Laki-laki
llinangkabau".
Sehubungan dengan penelitian ini, saya sangat membutuhkan bantuan
lari Bapak/Saudara untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Bagi yang
>ersedia, saya harapkan menu/is pernyataan kesediaan pada bagian bawah
embaran ini.
Mohan Bapak/Saudara membaca terlebih dahulu petunjuk pengisian.
)ebagai penelitian ilmiah, mutu hasil kuesioner ini sangat bergantung pada mutu
lata-data yang masuk dari Bapak/Saudara. Karena itu, semakin jujur jawaban
rang Bapak/Saudara berikan, semakin baik pula mutu data yang saya peroleh.
)ebagai peneliti, merupakan bagian dari etika penelitian bahwa saya harus
nenjaga kerahasiaan jawaban Bapak/Saudara, dan tidak ada jawaban yang
;a/ah dalam penelitian ini. Semua jawaban yang Bapak/Saudara berikan adalah
)enar bila jawaban tersebut memang paling sesuai dengan apa yang terjadi dan
rang Bapak/Saudara dirasakan.
Setelah selesai mengisi kuesioner ini, mohon periksa lagi jangan sampai
3da pertanyaan yang terlewatkan. Atas kesediaan dan bantuan Bapak/Saudara,
;aya haturkan terima kasih.
Jakarta, ......... . ........ 2004
Peneliti,
Radhiya Bustan
(NIM: 100070020161)
NFORM CONSENT
Yang bertanda tangan dibawah ini
Jama Lengkap (lnisial)
Jsia
)ekerjaan
/lenyatakan bahwa :
1. Saya bersedia menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Sdri.
Radhiya Bustan.
2. Data saya dijamin kerahasiannya dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian semata.
Jakarta, .............. 2004
Ttd
>ETUNJUK PENGISIAN
lsilah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini pada bagian kosong atau
jengan memberikan tanda ceklis ( '1 ) pada kotak-kotak yang tersedia, sesuai
jengan keadaan Bapak/Saudara yang sebenarnya. Dan pada pertanyaan yang
neminta uraian jawaban, tuliskan jawaban Bapak/Saudara pada tempat yang
:ersedia.
ldentitas Subyek
1. Nama ( inisial )
2. Usia th
3. Tempat lahir
4. Pendidikan terakhir
5. Pekerjaan
6. Kampung/Asal Nagari
7. Suku
. Suku dan usia orangtua kandung: lbu :
Ayah
. Suku orang tua dari lbu : Nenek
Kakek
Suku orang tua dari Ayah: Nenek
Kakek
0. Tinggal di Sumatera Baral sejak usia
1. Tinggal di luar daerah Sumatera Barat
NAMATEMPAT
Usia: th
Usia: th
th sampai dengan th.
TAHUN
s.d
s.d
I s.d
2. Siapakah orang yang paling berwenang mengambil keputusan di dalam
keluarga Bapak/Saudara?
a. i 1 lbu d. i I .A.yah
b. 1 ! Nenek e. ' ' Kakek
c. i I Saudara laki-laki lbu/ mamak f. : I Saudara laki-laki Ayah
g. , I Lain-lain, Sebutkan .....
13. Siapakah yang paling berpengaruh dalam menentukan pendidikan untuk
Bapak/Saudara?
a. LI lbu
b.: r Nenek
c. I I Saudara laki-laki lbu/ mamak
d. iJ Ayah
e. 1i Kakek
f. i I Saudara laki-laki Ayah
g. ' I Lain-lain, Sebutkan .....
4. Siapakah yang paling berpengaruh dalam menentukan bidang pekerjaan
yang akan Bapak/Saudara pilih?
a. Li /bu d. Ii Ayah
b. 11 Nenek e. I .I Kakek
c. ~ ' Saudara laki-laki /bu/ mamak f. I I Saudara laki-laki Ayah
g. I I Lain-lain, Sebutkan .....
5. Apakah Bapak/Saudara sudah menikah?
Ci ya IJ Tidak (Langsung ke nomor 18)
6. Siapakah yang paling berpengaruh dalam memilih jodoh untuk
Bapak/Saudara?
a. U /bu d. LI Ayah
b. i I Nenek e. ! I Kakel<
c. '' Saudara laki-laki /bu/ mamak f. LI Saudara laki-laki Ayah
g. ii Lain-lain, Sebutkan .....
17. Saal ini Bapak/Saudara bertempat tinggal di. ....
a. I.I Rumah orang tua istri/ mertua c. L i Rumah sendiri
b. I i Rumah nenek/orang tua lbu d. 1 iRumah nenek/orang tua Ayah
e. 11 Lain-lain, Sebutkan .....
18. Jika pulang kampung, Bapak/Saudara tinggal di. ....
a. I ! Rumah orang tua istri/ mertua
b. J Rumah nenek/orang tua /bu
c. 1 .. 1 Rumah sendiri
d. LIRumah nenek/orang tua Ayah
e. I I Lain-lain, Sebutkan .....
19. Dalam ke/uarga Bapak/Saudara, harta pusaka tinggi diwariskan kepada :
a. i I Anak perempuan c. 11 Anak laki-laki
b. U Kemenakan perempuan d. u Kemenakan laki-laki
e. LI Lain-lain, Sebutkan .....
SKALA KEMANDIRIAN
'ETUNJUK PENGISIAN
>i bawah ini terdapat beberapa pernyataan dan Bapak/Saudara diminta untuk
1emberikan jawaban dengan cara memberikan tanda ceklis ( '1 ) pada salah
atu dari 4 pilihan jawaban yang tersedia di sebelah kanan pernyataan.
;ilah jawaban sesuai dengan pendapat Bapak/Saudara sendiri. Tidak ada
~waban yang benar I salah.
CETERANGAN
SS = Sangat Sesuai
S = Sesuai
TS = Tidak Sesuai
STS = Sangat Tidak Sesuai
:ontoh : -·"·
PERNYATAAN
Say a bangga menjadi orang
Minangkabau
_EM BAR PERNYAT AAN
-- -··-·-----· ----~ ... .-----------
SS s TS STS
'1
3acalah baik-baik pernyataan-pernyataan dibawah ini, kemudian berilah jawaban
iada kolom yang sesuai dengan pendapat Bapak/Saudara.
NO PERNYATAAN SS s TS STS -----
1. Saya membutuhkan pendapat dari orang tua dalam tindakan sa)'a. - . -
2. Saya lebih senang minta bantuan kepada orang lain dalam melakukan tanggung jawab yang dipikulkan kepada saya.
3. Say a mampu melakukan I pekerjaan sehari-hari tan pa
dibantu orana lain. ----4. Saya bahagia bisa melepaskan diri
dari sis tern kekerabatan di kampung yang melemahkan posisi laki-laki.
NO PERNYATAAN SS s TS STS - -·----------
5. Say a suka mengandalkan orang lain untuk melakukan tugas sava.
6. Saya tidak terpengaruh oleh orang lain dalam menaambil keoutusan.
7. Saya akan mengambil keputusan yang menu rut say a benar meskipun bertentangan dengan I ad at dan nilai yang dianut keluaraa.
8. Saya dapat memecahkan masalah yang terjadi pada diri saya tanpa
··-bergantung pada orang tua. -
9. Say a tidak dapat memutuskan I
sendiri bagaimana langkah say a untuk masa depa_ric ____ ----- ·------
10. Say a harus minta persetujuan orang lain dalam mengambil
-keputusan. --------- ----·-- ·-·--· - f-------
11. Say a senang bis a menjalankan dengan baik keputusan yang saya am bi I. ---
__________ .. _____________ 12. Say a membutuhkan saran dari
orang lain dalam menentukan k~utusan yang diari:i_~il. ------- ---.----- --------,...-------.-..----
13 Say a membutuhkan keluarga untuk menjaga diri say a dari oenaaruh buruk linakunaan.
14 Saya tidak yakin bisa menjalankan keoutusan vana telah sava ambil.
15. Say a akan bertanggung jawab alas keputusan yang telah say a
1--.......--------- am bi I. -------------j.............-----·- --t--~---·-------~----------------------- ------------··----------16. Say a dapat memutuskan sendiri
siapa yang akan menjadi tern an
C-------saya tanpa dipengaruhi orari_g_tua. ------------ ----- . ··----------
_.__. ___________ 17. Sa ya lebih suka diam di rumah
darioada bekeria. 18. Say a tidak dapat menjaga diri
sendiri karena masih mendapat oenaaruh dari keluaraa.
19. Say a tidak dapat memutuskan pilihan dalam berkarir karena ada orang lain yang lebih berpengaruh untuk _memutuska11riYCi· _____ --·------ --
---"-·--·--·-----------------· ·-I
-------·-·' --- -NO PERNYATAAN SS s TS STS
20. Saya tidak berani mengambil sikap yang bertentangan dengan nilai :i-ang dianut keluarga. -
21. Say a lebih suka bersama orang tua daripada hidup diluar jangkauan mere~_a__:__ _____ -------·
22. Saya tidak dapat bertindak tepat tan pa bantuan dan saran dari
~ orang lain. 23. Sa ya tidak tau kemana tujuan
hidLIQ sa:i-a. 24. Saya memerlukan orang lain untuk
menqarahkan diri sava. -25. Sa ya dapat menghasilkan uang
sendiri untuk membiayai kebutuhan pribadi. ----
26. Sa ya merasa nyaman mengikuti keoiatan di luar rumah.
27. Say a mampu . memutuskan siapa saja teman dan orang yang berhubungan dengan saya tan pa
_.9itJengaruhi oleh OC?091§in. ---·-·----
28. Say a senang bis a memiliki pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan hidup saya.
29. Say a mengerjakan sendiri pekerjaan yang telah menjadi tanggung jawab sa}:'a.
30. Sa ya merasa tidak nyaman jika
--· berada jauh dari orang tua.
31. Say a masih meminta komentar dan pend a pat orang tua tentang masa depan saya.
32. Say a tidak memiliki keyakinan
~ sendiri tentang sikap dan tata nilai vanq akan sava anut. -
33. Say a dapat memilih karir yang say a inginkan tan pa dipengaruhi
1------ gl~b _ _<:ir_ar:igJ_ua ~ _ -- - --- - ------------- ---------- - -------~
34. Saya ragu-ragu dalam mengambil keoutusan. -------------------
35. Say a mampu menentukan tujuan hidup saya sendiri.
-----·-------· --- ....... ----·--··--··-------··-·--·· ---·- ·- . -- --·" '•'" ~---- ---·-··---- _______ ., ___ , -------·--·---·-· ---- ·-·-- ----- -------·--- -NO PERNYATAAN SS s TS STS
36. Say a dapat mengatur keuangan sendiri. . ...
37. Say a dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari denqan baik.
38. Sa ya sedih bila berada jauh dari oranq tua.
39. Say a tidak dapat menentukan tujuan hidup saya sendiri.
40. Say a lebih senang kalau kebutuhan pribadi say a dibiayai keluama.
41. Sava dapat men·aga diri sendiri. 42. Say a suka meminta bantuan
keuanqan dari keluarga. 43. Sa:ya terbiasa hidu_Q._merantau. 44. Sa ya masih diperintah orang tua
~· dalam melakukan sesuatu. . 45. Say a tidak dapat bekerja dengan
______ J__ ____ ---·· -·--·--. Ji_ailsjika jauh d§ld.()C~ll.9.!tJa. ...
·-.
1 2 3 • • • 7 .• • •• 11 12 13 14 15 ••• 17 .. 10 .. 21 22 .. 24 .. 20 27 28 29 30
1 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3
2 4 3 3 3 4 4 3 1 3 3 4 2 3 3 2 3 4 4 2 2 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4
3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 3 4 3 2 2 3 2 4 3 3 3 2 2 2 2 2 3
• 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 4 2 2 2 3 2 3 4 2 4 ' 3 2 3
• ' 3 ' 2 4 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 4 4 2 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4
• ' 4 3 3 2 4 ' 2 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 2 ' 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4
1 3 4 4 4 1 4 3 3 4 3 4 2 3 4 1 2 3 3 2 1 4 2 3 2 2 4 3 2 4 4
• 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
• 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
10 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3
11 3 3 2 2 2 2 4 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 4 3 4 2 2 3 1 4 3 3 1 4 4
12 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
13 4 4 3 3 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 3 3 2 4 4 4 1 ' 4
14 3 4 3 3 2 ' 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 ' 4 4
15 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 ' 4 ' 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 3
•• 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4
17 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 1 3 1 2 2 2 3 3 1 2 2 2 3
18 3 3 1 1 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3
•• 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3
20 3 4 ' 4 2 4 3 3 4 4 4 3 ' 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3
21 4 4 3 3 1 4 3 4 3 3 4 2 1 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 2 4 4 .. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3
23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3
24 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 ' 2 3 3 3 3 3 2 3 3
25 ' ' 3 3 2 2 4 3 3 3 2 2 3 3 3 ' 2 4 3 4 ' 2 4 3 3 4 2 2 4 4
26 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2
27 4 4 3 3 3 ' 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3
28 ' 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3
20 ' 4 3 3 4 4 3 1 3 3 4 2 3 3 2 3 4 4 2 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4
30 3 2 2 2 2 ' 2 3 3 3 2 2 4 3 4 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3
31 32 3> 34 35 •• 37 38 •• 40 . , 42 43 .. 45 .. 47 .. .. •• 51 52 53 54 •• 56 ., •• 50 ... 61 02 63 ... •• •• 87 •• •• 70 TOTAL
• 2 3 ' 4 3 4 3 2 2 3 3 4 3 4 3 3 2 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 222
2 3 4 3 3 3 2 3 2 1 4 2 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 2 4 1 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 221
3 1 3 4 4 2 3 4 3 2 2 4 3 3 3 4 3 2 1 3 4 3 1 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 "' • 3 2 3 3 2 ' 3 2 2 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 194
• 2 3 1 2 2 3 4 2 3 3 2 3 ' 3 3 4 2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 214
• 4 4 ' 4 4 3 4 4 4 ' 4 4 4 4 2 4 3 2 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 ' 4 ' 2 4 252
7 2 4 3 3 1 3 3 3 1 4 2 4 3 4 3 3 4 1 3 3 4 2 4 ' 4 3 ' 3 3 3 4 3 4 3 3 4 1 3 1 4 "' • 2 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 199
• 2 3 ' 3 3 2 3 2 ' 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 199
10 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 19S
" 1 2 ' 3 1 3 3 3 ' ' 3 2 3 3 2 3 2 1 3 3 4 1 4 3 4 4 2 3 2 3 2 3 4 3 3 ' 3 ' 1 3 192
12 3 3 1 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 ' 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 196
13 4 3 ·I 4 4 3 4 3 2 ' 3 3 4 3 2 4 3 2 3 3 3 2 ' 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 ' 3 3 4 237
14 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 218
15 4 4 ' 4 4 4 4 4 3 4 4 4 ' 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 257
16 4 4 ' 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 ' 4 4 4 3 4 4 ' 4 267
17 1 1 3 3 1 3 3 4 3 1 3 1 2 3 3 1 3 2 3 3 1 2 3 3 1 3 3 3 2 1 1 1 2 3 3 2 3 2 3 163
10 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 1 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 17G .. 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 :: 3 229
20 2 3 ' 4 3 4 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 228
21 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 1 3 1 3 212
22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 ' 3 207
23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 20S
2' 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 207
25 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 ' 2 3 3 4 3 3 4 3 4 3 ' 4 4 3 1 4 3 2 ' ' 4 4 2 3 3 3 4 : 3 219 .. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 ' 3 3 2 3 3 3 3 - 3 3 3 2 3 2 3 2 2 196
27 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 249
2• 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 ' 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 ' 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2Z7
21 3 4 3 3 3 2 3 2 1 4 2 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 2 4 1 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 232
30 1 3 ' 4 2 3 4 3 2 2 4 3 2 3 4 2 2 1 3 4 3 1 2 3 2 2 3 3 3 ' 3 2 3 2 3 3 2 3 1 2 180
Lampiran 6. Validitas
-
Item Si Si2 riX ri(X-i) 1 0.5960 0.3552 0.6226 0.6072 .... _. ____ -- -2 0.6789 0.4609 0.7141 0.7000 3 0.7120 0.5069 0.5920 0.5725 -·-------·- ~--------------- -· .. -·-- -4 0.7144 0.5103 0.6344 0.6164 5 0.7739 0.5989 0.1534 0.1221 ---- I---··-·-·-------·-- ----------- ---- --.-6 0.7279 0.5299 0.7225 0.7077 ----- ·----- - --------------7 0.5713 0.3264 0.5890 0.5734 8 0.7466 0.5575 0.1076 0.0771 9 0.4498 0.2023 0.6710 0.6606
10 0.5208 0.2713 0.5381 0.5226 - --·--~--
11 0.7397 0.5471 0.7280 0.7132 ~·---- --
12 0.7303 0.5333 0.6775 0.6608 ·-------- ---------- ... ·------13 0.6915 0.4782 0.2977 0.2715 -14 0.4302 0.1851 0.5834 0.5715 ----------- ---·----··---~ .. ___ ----· 15 0.7184 0.5'161 0.2922 0.2649 16 0.5252 0.2759 0.1376 0.1163 17 0.6789 0.4609 0.6661 0.6501 ----18 0.7915 0.6264 0.7849 0.7719 19 . 0.6261 0.3920 0.0564 0.0307 20 0.9072 0.8230 0.5003 0.4716 21 0.6915 0.4782 0.6455 0.6284
-·--·~---·------- ---·- --------------- ---- --··-----.--__ ..._,_ ____________ ---------
22 0.6149 0.3782 0.3260 0.3032 23 0.5921 0.3506 0.7763 0.7664
f---------- f--- ...
24 0.7589 0.5759 0.2865 0.2575 25 0.5561 0.3092 0.5680 0.5523 -------------. . -----·--·····r .. --------- ------------- ------~---26 0. 7849 0.6161 0.7564 0.7421 -------·- ---------------r----------27 0.6989 0.4885 0.7246 0.7105
~-----·---- -----·------- ------·--------- ----------.--------- ------------- -~-------------
28 0.8604 0.7402 0.2024 0.1681 ------- ---···--,_ .. _____________ ---------·------ ---------- -29 0.7701 0.5931 0.7773 0.7643 ..,-------.-.-------- ------ ·----30 0.5467 0.2989 0.3699 0.3502 ---~ 31 0.9942 0.9885 0.7603 0.7422 -32 0.7303 0.5333 0.7597_ 0.7466 --·--- -·---- ---33 0.4795 0.2299 0.2917 0.2735
. 34 0.5040 0.2540 0.3545 0.3362 35 0.9129 0.8333 0.7804 0.7651 36 0.5833 0.3402 0.387.0 0.3663
. .37 0.4302 0.1851 0.3429. 0.3271 38 0.7144 0.5103 0.2218
. .
0.1936 39 0.8172 0.6678 0.2129 0.1805 -40 0.7849 0.6161 0.7167 0.7005 -41 0.6397 0.4092 0.2000 0.1746 42 0.7303 0.5333 0.7616 0.7486
Item Si Si2 riX ri(X-i) --------- ..._,___ ______________ -------- --------~~-~---'! ----~43, ____ _(J_.62_6_1__ __ 0.3920 0. 7110 0.6979 ·---· ____ 44. ____ .Q'.'106§_~-- o.1655 .. , ___ o_.5_-3_3_1-t-___ 0.5216
45 0.5477 0.3000 0.0662 0.0438 0.5069 0.8054 0.7948
·-·"'---··-~~-----------------~~ 46 0.7120 ----·"·------·-------- ---·---- -· - ----·------- ---47 0.7279 0.5299 0.6054 0.5859 48 0.8944 0.8000 0.4842 0.4553 49 0.5040 0.2540 0.6244 0.6116 50 0.5307 0.2816 0.3240 0.3043 51 0.7144 0.5103 0.6948 0.6791 r------"-'-l----------1------+-----·----------l
____ 52 ___ o_.8_6 __ 1_ 0_1 ____ 0_. 7_4_14---+ ___ o_.6_3_5._4-+-__ o_.6_1_3~5_,
53 0.5713 0.3264 0.7240 0.7125 ~----·--+-- --f-----~~-+--~~.-- -----='--'-="'-!
54 0.8277 0.6851 0.0963 0.0625 ~. 55 ______ _\}J397 o.5471 _o=.6=3~9~8-t---o~.6=2~1~3-1
56 0.5833 0.3402 0.5242 0.5065 --------~------------------ _______ _____,, __________ 1-----===~ -·------ 57 o 50?_:t_ _____ o_~.2~5~75---+ ____ o_.5~3_7_6+_ o.5225 >-------5_8, __ o.5350 1-----"o=.2c=.86""2'-+-· o.5372 --=o.-"-52=-1'""3'-I
59 0.5477 0.3000 0.2469 0.2255 -------·--Go------0-~.6._7_8_9_,_. __ 0_.4_6_09---+----0-.6-6-6--\ -11---0-.6-5_0_1 -1
61 0.7120 0.5069 0.7079 0.6928 -· ----62 0.6948 0.4828 0.7833 0.7719
--~------- ----------- ,,,_. ---------------- ---------- ----·-63 0.6789 0.4609 0.632'/ 0.6155
1------1---------------'"-'-'-"=-l----~-=-=--+--~~-1
64 0.5713 0.3264 0.6610 0.6474 ---------·------------- --- -···-- - --- ------·----------- -·--------------- --.. -----~----
65 0.4498 0.2023 0.5537 0.5407 -·-------1-----------+---·------+------+-------t t------··----6=601--·~0,.4~=06,~8 +----o_c· 1~6~5~5--1---0~·~29~3._3-1-- 0.2779
67 0.7466 0.5575 0.5271 0.5044 --f-------1
68 0.5683 0.3230 0.6411 0.6270 --------~------------~·---=--~-+---'-'-"'-"-I
69 0.8944 0.8000 0.2196 0.1842 1----~1----
---------- 70 ____ 0,_6_1_Q'.3_ ____ o.3724 -~ ____ o_5_5_5_5_, ___ o_.5 __ 3_7_8_, Total 24.3307 591.9816
A B I L I T y AN A L y s I s s c A L E IA L p HA)
1 Statistics
Scale ::ica.ll~ Coi:rected Mean Variance Item- Alpha if Item i. f Jtem Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
209.8333 ::J'/4.:?.8Jb .6072 .9588 209.9000 568.8517 .7000 .9585 210.2333 571.9782 . 5725 .9589 210.3333 570.4368 . 6164 .9587 210. 5667 586.8057 .1221 . 9605 209.9000 566.9207 .7077 .9584 210.0000 575.9310 .5734 .9590 210.3000 588.6310 . 0771 .9606 209.8667 577 .4989 .6606 .9589 210.0667 578.6161 . 5226 .9591 209.8667 SGb. 3?ti!I .7l32 . 9584 210.6667 568.4368 .6608 .9586 210.2000 582.4414 .2715 . 9598 209.9000 579.9552 . 5715 .9591 210.1667 582.2816 . 2649 .9599 210.1333 588.7402 .1163 . 9601 209. 900() 1)7(1. 1] {"/CJ .6501 .0587 209. 9667 562.37B2 . 7719 .9582 210. 366-1 590. 6'.)4 0 .0307 .9605 210.2000 570.7172 .4716 .9593 209.8667 570.7tl02 . 6284 .%87 210.5000 5B2. 603tl .3032 .9597 209. 9667 b69.lj64t-J . 7664 . 9584 210.2333 581.9782 . 2575 . 9600 210.1000 576.9.?0'/ . 5523 . 9590 209.8667 563.7057 .7421 .9583 209.9667 56'1. [l2 61} .7105 .9584 210.6000 584.2483 . 1681 . 9605 209. 7333 563.LJ!137 . 7 64 3 .9582 209.8000 582.4414 .3502 .9595 210.4667 556.188:> .7422 .9582 210.0000 565.5172 .7466 .9583 209.8000 sn:).,_1069 .2735 .9597 209.9000 583.541.LJ . 3362 . 9596 210.300U b~:)H.14(\3 .76bl .9581 210.2000 581. 3379 .3663 .9595 209.9000 584.9897 . 3271 .9596 210.3333 584.7816 .1936 . 9601 210.5667 584.1851 .1805 . 9603 209.8667 565.2230 .7005 .9584 210.2000 586.1655 .1746 . 9601
A B I L I T y A N A L y s I s s c A L E IA L p H A)
Statistics
Scale ::-i,:d le Cor-i-ected Mean Variance Item- P~lpha.
if I tent if .r tern Tota.l .if l te1n Deleted Dt~ l C' Led Coi:·relation Deleted
210.0000 r:) () '.:) . /j '-l i3 -"~ .7486 .95B3 209.9000 570.7138 . 6979 .9586 209.9333 581..'>816 .5216 . 9592 210.0333 590.5161 .0438 . 9603 210.0333 564.5851 .7948 . 9S82 210.3667 571. 0678 .5859 .9588 210.5333 571. ·1or:)7 .IJ553 .9594 209.9000 576. 9207 . 6116 .9589 209.9667 583.fl954 .3043 .9596 209.9333 Sl:iU.JtJU2 . 6791 .958S 210.6333 566.1023 .6135 .9587 209.6000 572.1793 .7125 .9586 210.2000 588.7862 . 0625 .9608 209.8667 569.4989 . 6213 .9587 210. 0667 577.,H37 .5065 .9591 210.0000 578.9655 .5225 . 9591 209.8333 578.2Gl6 .5213 .9591 210.2333 585.7023 .2255 .9598 209.9000 570.4379 .6501 .9587 210.0333 567.9644 . 6928 .9585 210.1333 565.9816 . 7719 .9583 209.9000 571.5414 .6155 .9588 210.0000 573.9310 . 6,17 4 .9588 210.0667 580.0644 .5407 . 9591 209.9333 ~-))]ti. jij l12 .2779 .9597 210. 3000 573. 3897 .5044 .9591 209.9000 57lJ. ~17S9 . 6270 .9588 210.5333 583.2230 .1842 .9605 209.9333 575.8575 .5378 .9590
ty Coefficients
s ~ 30.0 N of Ite1ns 70
.9597
- - - - - - - - -4 2 4 3 2 4 2 2 4 4 3 4 1 3 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 2 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 152 5 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 4 4 4 3 3 2 3 2 4 2 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 146 6 1 4 2 1 4 3 3 1 4 4 4 1 1 3 4 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4 3 3 4 4 1 1 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 144 7 2 3 3 1 4 3 3 3 4 3 4 1 1 4 4 3 4 4 4 2 3 3 4 2 4 41 3 4 4 •I 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 152 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 1 3 4 11 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 41 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 162
9 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 31 3 1 3 3 2 3 3 4 31 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 1 41 3 3 4 4 4 1 4 3 3 3 3 4 4 148
10 2 3 1 1 3 4 1 2 2 4 31 1 2 4 4 4 4 3 2 2 3 3 4 2 3 3 2 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 130
11 2 3 2 2 3 4 1 3 3 3 3 2 2 4 4 3 4 3 3 2 3 3 4 2 3 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 135
12 2 3 3 1 3 2 2 3 3i 3 4 2 2 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 31 3 4 4 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 137
13 21 3 2 2 3 31 3 3 21 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 41 4 4 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 4 3 3 124
14 1 2 3 3 4 •1 4 3 31 2 3 2 2 41 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 31 3 3 3 4 3 3 3 3 •1 3 3 2 4 4 4 4 4 3 3 143
15 2 4 4 1 4 31 1 4 4i 3 4 3 4 4 4 3 •I 4 4 21 4 4 4 4 4 41 4 4 4 4 4 4 4 4 4i 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
'"! ' '
16 21 3 3 2 3 31 3 3 3 2 3 2 2 3 4 4 4 3 3 2! 3 2 4 2 4 31 3 4 3 31 3 4 4 4 4J 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 146
17 2 4 3 2 4 31 3 3 4i 4 4 2 2 4 4 4 •I 4 4 t!j 2 2 4 2 3 31 4 4 4 •I 4 4 4 4 4j 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 157 ' 111 4 4 1 1 4 •I 4 4 •I 4 4 4 4 4 4 4 4 •I 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 •I 4 4 4 4 1 4 4 4 4 168 19 3 3 2 1 3 3 1 2 1 2 4 2 2 3 4 3; 3 4 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 4 •I 3 4 3 3 3j 3 2 4 2 2 4 2 4 4 4 12~ 20 2 3 4 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 21 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 129
21 1 1 2 1 2 2 1 1 21 2 4 2 1 2 3 4 1 2 2 2 1 2 3 2 3 4 2 4 3 3 1 1 4 2 3 3 3 2 3 4 4 2 3 3 3 10~ 22 1 4 2 1 4 4 2 2 4 2 4 1 1 3 4 3 4 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 4 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 4 134
23 1 4 2 2 4 2 3 3 3 2 4 1 2 3 4 3 4 4 3 2 4 3 3 3 2 4 4 3 4 4 2 3 3 2 3 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 139
24 2 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 2 2 1 4 4 3 3 4 4 4 3 2 4 3 4 3 3 3 2 4 4 3 4 3 3 3 150
25 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 133 26 2 3 4 2 4 3 3 3 3 2 4 2 3 3 4 4 2 4 4 31 4 3 3 2 2 4 4 3 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 4 1 4 2 3 4 4 137
27 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 21 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 131
28 1 3 3 2 3 3 2 2 4 2 4 1 1 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 2 3 3 3 4 4 2 2 4 3 4 3 3 2 2 4 3 3 2 3 2 3 127 ---- 12~ 29 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 31 3 3 3 3 3 3 3 3
30 2 4 2 2 4 4 3 2 4 1 4 1 2 4 4 1 4 4 3 2 2 3 4 1 4 4 4 4 4 2 1 3 4 3 3 4 4 2 3 4 3 4 4 2 4
13~ 31 2 3 3 2 4 2 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 31 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 135
32 2 3 3 2 3 31 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31 3 3 3 3 3 3 3 129
33 2 3 3 2 1 2 2 3 3 2 3 2 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 133 34 2 3 3 2 3 3 2 3 3, 2 1 2 1 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 2 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 1 3 3 1 3 2 3 3 3 122' 35 2' 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 130 36 2 3 3 1 3 3 2 4 3 4 4 2 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 4 2 3 3 133 .
37 1 3 3 1 3 2 1 3 41 3 4 1 1 3 4 3 4 4 3 2 3 2 4 4 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 131
38 2 4 3 2 3 2 2 3 3 2 4 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 128
39 2 4 1 2 3 4 1 3 4 3 3 1 2 4 3 3 3 3 3 2 4 4 4 2 3 2 2 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 1361?
40 2 3 2 2 4 4 2 3 4 3 4 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 4 41 3 4 4 4 3 137',
Data View Penelitian
skor kelompok kategori kampung pkerjaan
1 144 1 3 4 1
2 140 1 3 2 2 3 152 1 3 7 1
4 152 1 3 5 1
5 146 1 3 2 1
6 144 1 3 2 3
7 152 1 3 2 1
8 162 1 3 3 3
9 148 1 3 1 3
10 130 1 2 3 3
11 135 1 3 3 3
12 137 1 3 2 ., u
13 124 1 2 2 1
14 143 1 3 3 2
15 166 1 3 4 1
16 146 1 3 6 3
17 157 1 3 1 1
18 168 1 3 1 1
19 128 1 2 1 1
20 129 1 2 2 3
21 106 2 2 3 3
22 132 2 2 5 2
23 134 2 2 3 1
24 90 2 2 2 2
25 133 2 2 3 1
26 137 2 3 2 1
27 131 2 2 7 1
28 127 2 2 2 1
29 129 2 2 2 2
30 137 2 3 2 2
31 135 2 3 2 1 32 129 2 2 7 2 33 133 2 2 4 2
34 122 2 2 2 1
35 130 2 2 4 2 36 133 2 2 2 3
37 131 2 2 2 3
09/09/04 02:29:33 AM 1/2
Data View Penelitian
skor kelompok kategori kampung pkerjaan
38 128 2 2 2 3 39 136 2 3 1 3 40 137 2 3 1 3
09/09/04 02:30:57 AM ?/?
bs
Case Processing Summary
Cases Valid Missino Total
N Percent N Perce11t N Percent 11 • Kategori
40 100.0% 0 .0% 40 100.0% ·ian
atrilineal • Kategori Kemandirian Crosstabulation
Kateaori Kemandirian sedang tinggi Total
!I tu I en 4 16 20 sudah berkurang 15 5 20
19 21 40
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Chi-Square 12.130° 1 .000 ty Correctiona 10.025 1 .002 1d Ratio 12.842 1 .000 Exact Test .001 .001 y-Linear
11.827 1 .001 :ion id Cases 40
1puted only for a 2x2 table
lls (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.50.
abs
Case Processing Summary
Cases Valid Missina Total
N Percent N Percent H Percent ING• Kategori
40 100.0% 0 .OS'o 40 100.0% jirian
MPUNG • Kategori Kemandirian Crosstabulation
Kateaori Kemandirian sedang tinggi Total
G Padang 1 5 6 Bukit Tinggi 9 8 17 Pariaman 4 3 7 Payakumbuh 2 2 4 Lubuk Basung 1 1 2 Maninjau 0 1 1 Batusangkar 2 1 3
19 21 40
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Value df (2-sided)
~hi-Square 4.112" 6 .662 I Ratio 4.739 6 .578 ·Linear .531 m
1 .466
Cases 40
Is (85.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .48.
bs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missina Total
N Percent N Percent N Percent \A!l1 Kategori
40 100.0% 0 .0°/o 40 100.0% ian
ERJAA~ Kategori Kemandirian Crosstabulation
Kateaori Kemandirian sedang tinggi Total
'AN Mahasiswa 7 10 17 Pegawai 6 3 9 Wirausaha 6 8 14
19 21 40
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Value di f2-sidedl
ii-Square 1. 719 3 2 .423 ~atio 1.738 2 .419 inear
.023 1 .880
;ases 40
,33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.28.
s
Case Processing Summary
Cases
Valid Missina Total N Percent N Percent N Percent
, * Matrilineal 40 100.0% 0 .0°/o 40 100.0%
KAMPUNG * Matrilineal Crosstabulation
Matrilineal
sud ah tu I en berkurang Total
: Padang 4 2 6 Bukit Tinggi 7 10 17
Pariaman 4 3 7 Payakumbuh 2 2 4
Lubuk Basung 1 1 2 Maninjau 1 0 1 Batusangkar 1 2 3
20 20 40
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Value di 12-sidedl
hi-Square 2.672 3 6 .849 Ratio 3.081 6 .799 Unear
.036 n 1 .850
Cases 40
s (85.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .50.
>S
Case Processing Summary
Cases Valid Missina Total
N Percent N Percent N Percent I\• Matrilineal
40 100.0% 0 _QO/o 40 100.0%
PEKERJAA~ Matrilineal Crosstabulation
Matrilineal sudah
tulen berkurang Total Af\l Mahasiswa 10 7 17
Pegawai 2 7 9
Wirausaha 8 6 14 20 20 40
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Value df 12-sided)
:hi-Square 3.593a 2 .166 Ratio 3.761 2 .153
Linear n
.032 1 .859
Cases 40
(33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.50.
cies
atistics
1ndirian
j 40 ;ing 0
Skala Kemandirian
Freauencv 90 1 106 1 122 1 124 1 127 1 128 2 129 3 130 2 131 2 132 1 133 3 134 1 135 2 136 1 137 4 140 1 143 1 144 2 146 2 148 1 152 3 157 1 162 1 166 1 168 1 Total 40
~ncies
Statistics
al
lalid 40 ~issing O
tulen sudah berkurang Total
1encies
Cumulative Percent Valid Percent Percent
2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 5.0 2.5 2.5 7.5 2.5 2.5 10.0 2.5 2.5 12.5 5.0 5.0 17.5 7.5 7.5 25.0 5.0 5.0 30.0 5.0 5.0 35.0 2.5 2.5 37.5 7.5 7.5 45.0 2.5 2.5 47.5 5.0 5.0 52.5 2.5 2.5 55.0
10.0 10.0 65.0 2.5 2.5 67.5 2.5 2.5 70.0 5.0 5.0 75.0 5.0 5.0 eo.o 2.5 2.5 82.5 7.5 7.5 90.0
2.5 2.5 92.5 2.5 2.5 95.0 2.5 2.5 97.5 2.5 2.5 100.0
100.0 100.0
Matrilineal
Cumulative Frenuencv Percent Valid Percent Percent
20 50.0 50.0 50.0 20 50.0 50.0 100.0 40 100.0 100.0
Paae ~
atistics
rnandirian
ci sing
40 0
Kategori Kemandirian
Cumulative Freouencv Percent Valid Percent Percent
:edang inggi ·otal
1cies
tatistics
id sing
Padang Bukit Tinggi
Pariaman Payakumbuh Lubuk Basung Maninjau Batusangkar Total
ncies
itatistics
AN
lid
ssing
40 0
19 21 40
47.5 52.5
100.0
KAMPUNG
Frequency Percent 6 15.0
17 42.5 7 17.5 4 10.0 2 5.0 1 2.5 3 7.5
40 100.0
40 0
47.5 47.5 52.5 100.0
100.0
Cumulative Valid Percent Percent
15.0 15.0 42.5 57.5
17.5 75.0 10.0 85.0
5.0 90.0 2.5 92.5 7.5 100.0
100.0
PEKERJAAN
Cumulative Freauencv Percent Valid Percent Percent
~ahasiswa 17 42.5 42.5 42.5 'egawai 9 22.5 22.5 65.0 11/irausaha 14 35.0 35.0 100.0 rota! 40 100.0 100.0
Std. Error Kematrilinealan N Mean Std. Deviation Mean
<emandirian tulen 20 145.1500 12.49537 2.79405 sudah berl<urang 20 128.5000 11.39483 2.54796
Independent Samples Test
Levene's Test for Equalitv of Variances !-test for Equality of Means
95% Confidence Interval Mean Sid. Error of the Difference
F Sig. t di Sig (2-tailed) Difference Difference Lower Upper Kemandirian Equal variances
1.161 .288 4.403 38 .000 16.6500 3.78138 8.99500 24.30500 assumed
Equal variances 4.403 37.681 .000 16.6500 3.78138 8.99288 24.30712 not assumed
Page 1
Kategori Kemandirian
Batusangkar
Maninjau Lubuk Basung
Payakumbuh
Pariaman
Wirausaha
Matrilineal
KAMPUNG
Padang
Bukittinggi
PEKERJAAN
l_, t!.l l ~-,
lLd
UNTVERSTTAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAJ(ULTAS PSI KO LOG I JI. Kerta Mul<ti No. 5 Cireundcu, Ciputat -Jakarta Sclatan 15419 Telp. 7433060 Fax. 7433060
f.1kiri1. 19Juli2004
j::_!:.:f-''HL1
·,1-! 1 L !<.t ;\-t Ll ! · i_ ;~ 1 iili ii Li: .. \-Lil!, l~!~,'•\.',1 \ lu icll lf_'_. ( l-~-.\ J~, JI 1-.•. q.itlldi
rt-'·J 1·111.-11 ,Ji \~-'_;;.,._,1 1.d1·1ii·
·\l<.'!!l1r11
(,;In rn \k,J.~i!"T!-riL
Pt •:t;r-.un
'. J?~:l(ll 11 \" d J)q~) LC;
: r',hJ'1r1l~-- ·29 i'-J(-.,·,~11·i(1p-r :!'·_>.')!
: !L l_i.11ltu1 J\.1ci. t~'-\ F-'.L rJ3 ··08 f'is<ll1gan ( .iJ11 rLll
: Ul°l'.71u2n1-s1 : .'UO•i '..'Ofl'i : Simi. a I (S- ! '
~-"!l11d 1 1111r-',•1J\ ri<-'Jlt11:1it t·1i.;~·::-:. J1l-_'Jt\·\··lc~·:,d1df'1 :-,h.J·l;\~.i \:d.U'1!, 1.Jt.-:-ritt>.Jt.d: "r ~ t::l i?!~L; '! 11-i .:'.it :;.i (:·1 l !_ ~ ... trt1i]j1 lt~~1] "l\:1:f 1;-pj_,1r- t:~PT1'li~IliJi;-itl11'~ I .aki-- la}:j '· " .. - ' ' . . I · . 1 ,_,._·-lliuH1~.r,1~_(;t 1dll 11L.i ·1ds!~~\d ter::.v .1ul 111t.--r1k-':·lt1\::..;n1 iz.i11 fH?J.1E:Jitia11 tii L,_:>ffd J,; _:!,d \',LI l.:~~ Llc"tf),"tl<. ;" Il.1 \ l · S"tt uJ.dl -a f1iI r~ 1irL (_)j u.i 1 l:::.:1t-crld. itll 1<-1111·d
rr i,:-;J f(·,1 l 1(C~~'· '\.-Ji :1d1 l ! )<rt 1,1!{. 11_1:. ~ / '.::-rn l( L n·,1 tu 1rl :!--:. r rl'-~'-rlf.:'! ·i1-r11 rruihasis·,v d
: vi <::~1.";b1 !i (l(! n 11 h ~! J ;_b.,_.~ri k..-1r i 1 ,,·n t !. !_1d_:·11 '-..\" d.
r\·'ilHl~i·.iti ,dii..:. i·,0ii•,·1f.Ll!l (Llf1 l.·-.tr"ilt!,tlt \'.'df.-'<Lk !bu_ . .-..-~<-1ui:l,11·a k.,l11D
U1_-,_l.j'k-1r1 l_t-~I'/!1-ld h:~.-1,'">dL