suara paru normal

6
B. Suara Paru Tambahan / Abnormal - Rales (crekles) adalah suara yang dihasilkan saat udara melewati jalan nafas yang penuh eksudat, biasanya terdengar saat inspirasi, tidak hilang saat dibatukkan, terjadi pada pnemonia, TBC. - Ronchi adalah suara yang dihasilkan saat udara melewati jalan nafas yang penuh cairan / mukus, terdengar saat inspirasi maupun ekspirasi. - Wheezing adalah bunyi “ngiik. . .” terdengar saat inspirasi maupun ekspirasi karena penyempitan bronkus eksudat yang lengket pada pasien asma dan bronkitis. - Pleara Friction Rub adalah suara kering yang terdengar saat inspirasi maupun ekspirasi pada peradangan pleura. Berikut beberapa suara paru dan contoh suaranya a. Suara Pernafasan Tracheal Suara pernafasan tracheal sangat nyaring dan pitch-nya relatif tinggi. Inspirasi adn ekspirasi relatif sama panjang. Suara ini dapat didengar di atas trakea yang agak jarang dilakukan auskultasi pada pemeriksaan rutin. b. Suara PernafasanVesicular Suara pernafasan vesikular merupakan suara pernafasan normal yang paling umum dan terdengar hampir di semua permukaan paru-paru. Suaranya lembut dan pitch rendah. Suara inspirasi lebih panjang dibanding suara ekspirasi. Suara vesikular bisa terdengar lebih kasar dan sebagian terdengar lebih panjang apabila ada ventilasi yang cepat dan dalam (misalnya setelah berolah raga) atau pada anak-anak yang memiliki dinding dada yang lebih tipis. Suara vesikular juga bisa lebih lembut jika pasien lemah, tua, gemuk atau sangat berotot. c. Suara Pernafasan Bronchial Suara bronchial sangat nyaring, pitch tinggi, dan suara terdengar dekat dengan stetoskop. Terdapat gap antara fasa

Upload: anggita-maharani-putri

Post on 26-Oct-2015

150 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

hmmmm

TRANSCRIPT

Page 1: Suara Paru Normal

B. Suara Paru Tambahan / Abnormal- Rales (crekles) adalah suara yang dihasilkan saat udara melewati jalan nafas yang penuh eksudat, biasanya terdengar saat inspirasi, tidak hilang saat dibatukkan, terjadi pada pnemonia, TBC.- Ronchi adalah suara yang dihasilkan saat udara melewati jalan nafas yang penuh cairan / mukus, terdengar saat inspirasi maupun ekspirasi.- Wheezing adalah bunyi “ngiik. . .” terdengar saat inspirasi maupun ekspirasi karena penyempitan bronkus eksudat yang lengket pada pasien asma dan bronkitis.- Pleara Friction Rub adalah suara kering yang terdengar saat inspirasi maupun ekspirasi pada peradangan pleura.

Berikut beberapa suara paru dan contoh suaranya

a.  Suara Pernafasan Tracheal

Suara pernafasan tracheal sangat nyaring dan pitch-nya relatif tinggi. Inspirasi adn ekspirasi relatif sama panjang. Suara ini dapat didengar di atas trakea yang agak jarang dilakukan auskultasi pada pemeriksaan rutin.

b. Suara PernafasanVesicular

Suara pernafasan vesikular merupakan suara pernafasan normal yang paling umum dan terdengar hampir di semua permukaan paru-paru. Suaranya lembut dan pitch rendah. Suara inspirasi lebih panjang dibanding suara ekspirasi. Suara vesikular bisa terdengar lebih kasar dan sebagian terdengar lebih panjang apabila ada ventilasi yang cepat dan dalam (misalnya setelah berolah raga) atau pada anak-anak yang memiliki dinding dada yang lebih tipis. Suara vesikular juga bisa lebih lembut jika pasien lemah, tua, gemuk atau sangat berotot.

c. Suara Pernafasan Bronchial

Suara bronchial sangat nyaring, pitch tinggi, dan suara terdengar dekat dengan stetoskop. Terdapat gap antara fasa inspirasi dan ekspirasi pada pernafasan, dan suara ekspirasi terdengar lebih lama dibanding suara inspirasi. Jika suara ini terdengar dimana-mana kecuali di manubrium, hal tersebut biasanya mengindikasikan terdapat daerah konsolidasi yang biasanya berisi udara tetapi berisi air.

d. Suara Pernafasan Bronchovesicular

Terdapat suara pernafasan yang tingkat instensitas dan pitch-nya sedang. Inspirasi dan ekspirasinya sama panjang. Suara ini terdengar sangat baik di ICS ke-1 dan ke-2 dan di antara skapula. Dengan suara bronchi, jika terdengar di mana-mana selain di batang utama bronchi, biasanya mengindikasikan daerah konsolidasi.

II.Suara Pernafasan Abnormal

Page 2: Suara Paru Normal

Suara paru-paru abnormal dibagi menjadi 2 kondisi, tiap-tiap kondisi diterangkan sebagai berikut:

a.  hilangnya suara pernafasan atau menurun

Ada beberapa penyebab umum dari suara pernafasan abnormal, termasuk:

ARDS                   : penurunan suara pernafasan pada tahap lanjut.

Asthma : penurunan suara pernafasan

Atelectasis : jika terjadi blok pada bronchial, suara pernafasan menghilang kecuali jika atelectasis terjadi di dalam RUL yang pada kasus ini suara tracheal yang berdekatan dapat terdengar.

Emphysema :  penurunan suara pernafasan

Pleural Effusion : penurunan suara pernafasan atau suara pernafasan tidak ada. Jika pelepasan cukup besar, suara bronchial mungkin terdengar.

Pneumothorax : penurunan suara pernafasan atau suara pernafasan tidak ada

b. Suara Pernafasan Bronchial pada Lokasi Abnormal

Suara bronchial terjadi pada daerah over consolidated. Test lebih lanjut dari eghony dan whispered petroliloquy mungkin akan berguna.

III. Suara Pernafasan Tambahan

a. Crackles (Rales)

Kondisi penyebab terjadinya crackle:ARDSasthmabronchiectasischronic bronchitisconsolidationearly CHFinterstitial lung diseasepulmonary edema

b. Wheeze

Kondisi yang menyebabkan wheezing:asthmaCHF

Page 3: Suara Paru Normal

chronic bronchitisCOPDpulmonary edema

d. Stridor

Stridor adalah suara wheeze inspirasi yang terdengar keras pada trachea. Stridor menunjukkan blok pada trachea atau pada larynx dan memerlukan tindakan medis darurat terhadapnya.

e. Pleural Rub

Kondisi yang menyebabkan pleural rub:pleuraleffusionpneumothorax

f. Mediastinal Crunch (Hamman’s sign)

Mediastinal crunches adalah crackles yang disinkronisasi dengan detak jantung, bukan dengan pernafasan. Terdengar paling baik dengan pasien pada posisi lateral decubitus kiri. Seperti pada stridor, mediastinal crunches harus cepat mendapat perawatan darurat.

Kondisi yang menyebabkan mediastinal crunch :pneumomediastinum

BUNYI JANTUNG

Dua bunyi jantung utama dalam keadaan normal dapat didengar dengan stetoskop selama siklus jantung.Bunyi jantung I bernada rendah, lunak, dan relatif lama, sering dikatakan terdengar seperti “lub”.Bunyi jantung II memiliki nada yang lebih tinggi, lebih singkat, dan tajam, sering dikatakan terdengar seperti “dup”.Dengan demikian, dalam keadaan normal terdengar “lub, dup, lub, dup, lub, dup, ...”Bunyi jantung I berkaitan dengan penutupan katup AV, sedangkan bunyi II berkaitan dengan penutupan katup semilunaris. Pembukaan katup tidak menimbulkan bunyi apapun. Bunyi timbul karena getaran yang terjadi di dinding ventrikel dan arteri-arteri besar ketika katup menutup, bukan oleh derik penutupan katup.Karena penutupan katup AV terjadi pada awal kontraksi ventrikel ketika tekanan ventrikel pertama kali melebihi tekanan atrium, bunyi jantung I menandakan awitan sistol ventrikel. Penutupan katup semilunaris terjadi pada awal relaksasi ventrikel ketika tekanan ventrikel kiri dan kanan turun dibawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis. Dengan demikian, bunyi jantung II menandakan permulaan diastol ventrikel.Selain bunyi jantung diatas terdapat bunyi jantung III dan IV.

Page 4: Suara Paru Normal

Bunyi jantung III bernada rendah dan dalam keadaan normal terdengar ± 0,015 sampai 0,017 detik setelah bunyi jantung II, terjadi akibat getaran cepat dari aliran darah saat pengisian cepat dari ventrikel. Dapat terdengar pada anak sampai dewasa muda. Bunyi jantung I, bunyi jantung II bersama-sama bunyi jantung III memberi suara derap kuda → gallop rhythm. Bila bunyi jantung III terdapat pada orang tua dengan intensitas yang keras ( protodiastolic gallop ) menandakan keadaan jantung memburuk. Protodiastolic gallop yang terdengar di apeks menunjukkan perubahan pada ventrikel kiri ( gagal jantung kiri ). Protodiastolic gallop yang terdengar di dekat ujung sternum menunjukkan perubahan ventrikel kanan ( gagal jantung kanan ).Bunyi jantung IV disebabkan kontraksi atrium yang mengalirkan darah ke ventrikel yang kompliansnya menurun. Bunyi jantung IV ( atrial gallop ) kadang terdengar pada dewasa muda 0,08 detik sebelum bunyi jantung I dengan intensitas rendah. Bunyi jantung IV pada orang tua dapat terjadi pada blok AV, hipertensi sistemik atau infark miokard.

BISING JANTUNG ( CARDIAC MURMUR )Bunyi jantung abnormal, atau murmur ( bising jantung ) biasanya ( tetapi tidak selalu ) berkaitan dengan penyakit jantung. Murmur yang tidak berkaitan dengan patologi jantung, yang disebut murmur fungsional, lebih sering dijumpai pada orang berusia muda.Suatu murmur yang terjadi antara bunyi jantung I dan II ( lub-murmur-dup, lub-murur-dup ) mengisyaratkan murmur sistolik. Terdapat 2 macam murmur sistolik, yaitu :

Tipe ejeksi ( ejection systolic ) : timbul akibat aliran darah yang dipompakan (ejected) melalui bagian yang menyempit dan mengisi sebagian fase sistolik, misal : pada stenosis aorta.

Tipe pansistolik ( pansystolic ) : timbul akibat aliran balik yang melalui bagian jantung yang masih terbuka dan mengisi seluruh fase sistolik, misal : pada insufisiensi mitral.

Jika terjadi antara bunyi jantung II dan I ( lub-dup-murmur, lub-dup-murmur ) merupakan murmur diastolik. Macam-macam murmur diastolik, yaitu :

         Mid-diastolic : terdengar pada pertengahan fase diastolic.         Early diastolic : terdengar segera sesudah bunyi jantung II, timbul akibat aliran balik

pada katup aorta.         Pre-systolic : terdengar pada akhir fase distolik, tepat sebelum bunyi jantung I.

Bunyi murmur menandakan apakah murmur tersebut bersifat stenotik ( bunyi siulan ) atau insufisien ( bunyi derik ).Derajat intensitas murmur ( bising jantung ) :

Derajat 1 : bising yang sangat lemah Derajat 2 : bising yang lemah tetapi mudah terdengar Derajat 3 : bising agak keras tetapi tidak disertai getaran bising Derajat 4 : bising cukup keras dan disertai getaran bising Derajat 5 : bising sangat keras yang tetap terdengar bila stetoskop ditempelkan

sebagian saja pada dinding dada

Page 5: Suara Paru Normal

Derajat 6 : bising paling keras dan tetap terdengar meskipun stetoskop diangkat dari dinding dada

Batas organ Sisi dada kiri : dari atas ke bawah ditemukan sonor/resonan- tympani : ICS 7/8

(Paru-lambung) Sisi dada  kanan : ICS 4/5 (paru-Hati) Dinding posterior  :-Supraskapularis (3-4jari di pundak) batas atas paru