studi pembuatan briket dari limbah ampas tebu … · 2019. 9. 7. · kadar abu penambahan kulit...

66
STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU (Saccharum officinarum) DENGAN PENAMBAHAN KULIT PISANG KEPOK (Musa paradisiaca Lin) Oleh AZHARI HUSNI NPM : 1204310036 TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATRA UTARA MEDAN 2016 SKRIPSI brought to you by CORE View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk provided by Repositori Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Upload: others

Post on 24-Mar-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU

(Saccharum officinarum) DENGAN PENAMBAHAN KULIT

PISANG KEPOK (Musa paradisiaca Lin)

Oleh

AZHARI HUSNI

NPM : 1204310036

TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATRA UTARA

MEDAN

2016

SKRIPSI

brought to you by COREView metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

provided by Repositori Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Page 2: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu
Page 3: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu
Page 4: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

RINGKASAN

Azhari Husni “ Studi pembuatan briket dari ampas tebu (Saccharum

Officinarum) dengan penambahan kulit pisang kepok (Musa Paradisiacal Lin)”.

Dibimbing oleh Dr. Ir. Desi Ardilla, M.Si selaku ketua pembimbing dan Masyhura MD

,Sp.M.Si selaku anggota pembimbing.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penambahan kulit pisang kepok dan

suhu pengeringan terhadap pembuatan briket dari ampas tebu. Penelitian ini

menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) factorial dengan dua ulangan terdiri dari

factor I adalah Penambahan Kulit Pisang (K) yang terdiri dari empat taraf, yaitu : K1 =

10%, K2 = 20%, K3 = 30% dan K4 = 40% dan faktor II adalah Suhu Pengeringan (S)

yang terdiri dari empat taraf, yaitu: S1 = 100oC, S2 = 110

oC S3 = 120

oC dan S4 = 130

oC.

Parameter yang diamati meliputi: Kadar Air, Nilai Kalor, dan Kadar Abu. Hasil analisis

secara statistik pada masing-masing parameter memberikan kesimpulan sebagai berikut:

Kadar Air

Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat

nyata (p < 0,01) terhadap kadar air. Kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan K1

yaitu sebesar 36,513 % dan kadar air terendah terdapat pada perlakuan K4 yaitu

sebesar 24,213% . Suhu Pengeringan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata

(p <0,01) terhadap kadar air. Kadar air tertinggi sebesar 31,575% terdapat pada

perlakuan S1 dan terendah 28,013% terdapat pada perlakuan S4. Pengaruh

interaksi antara penambahan kulit pisang kepok dan suhu pengeringan

memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (p < 0,05) terhadap kadar air.

Nilai Kalor

Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat

nyata (p < 0,01) terhadap nilai kalor. Nilai kalor tertinggi terdapat pada perlakuan

K1 yaitu sebesar 4776,768 kal/g dan nilai kalor terendah terdapat pada perlakuan

K2 yaitu 4243,928 kal/g. Suhu pengeringan memberikan pengaruh berbeda sangat

nyata (p< 0,01) terhadap nilai kalor. Nilai kalor tertinggi sebesar 4557,994 kal/g

terdapat pada perlakuan S4 dan terendah 4372,896 kal/g terdapat pada perlakuan

S2. Pengaruh interaksi antara penambahan kulit pisang kepok dan suhu

pengeringan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap nilai

kalor. Nilai kalor tertinggi terdapat pada perlakuan T4L1 yaitu sebesar 5172,76

kal/g dan nilai kalor terendah terdapat pada perlakuan T1L3 yaitu sebesar 4064,78

kal/g.

Page 5: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

Kadar Abu

Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat

nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu. Kadar abu tertinggi terdapat pada perlakuan

K1 yaitu sebesar 58,725% dan kadar abu terendah terdapat pada perlakuan K4

yaitu 48,613%. Suhu pengeringan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata

(p< 0,01) terhadap kadar abu. Kadar abu tertinggi sebesar 57,225 % terdapat pada

perlakuan S1 dan terendah 51,488% terdapat pada perlakuan S4. Pengaruh

interaksi antara penambahan kulit pisang kepok dan suhu pengeringan

memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu. Nilai

kadar abu tertinggi terdapat pada perlakuan T1L1 yaitu sebesar 66,50% dan nilai

kalor terendah terdapat pada perlakuan T4L4 yaitu sebesar 46,00%.

Page 6: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

RIWAYAT HIDUP

AZHARI HUSNI, dilahirkan di Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai,

tanggal 17 Juni 1994, anak ke-lima dari enam bersaudara dari Bapak Sudarma dan

Ibu Siti Rahma.

Adapun pendidikan formal yang pernah ditempuh Penulis adalah :

1. Tahun 2000, menempuh pendidikan di SD Negeri No.105373, Kecamatan

Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai dan lulus pada tahun 2006.

2. Tahun 2006, menempuh pendidikan di SMP Swasta Setia Budi Abadi,

Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai dan lulus pada tahun

2009.

3. Tahun 2009, menempuh pendidikan di SMA Swasta Setia Budi Abadi,

Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai dan lulus pada tahun

20012.

4. Tahun 2012, menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah

Sumatera Utara, Fakultas Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian.

5. Tahun 2015 telah melaksanakan Praktek Kerja Profesi (PKP) di

Perkebunan Kelapa Sawit PTPN. IV Unit Usaha Tinjowan, Kabupaten

Asahan.

6. Pernah menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) bidang

olahraga pada periode 2013-2014.

7. Pada tahun 2014 mengikuti Seminar Nasional di Universitas Sumatera

Utara, Medan.

Page 7: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

8. Pada tahun 2015 mengikuti studi banding ke USM (University Sains

Malaysia) mewakili Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu dan Teknologi

Pangan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Azhari Husni

1204310036

Page 8: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadiran Allah SWT atas rahmat

dan karunia-Nya yang tak ternilai sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan baik dan lancar.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi syarat memperoleh gelar sarjana S1

Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara. Oleh karena itu penulis memilih judul “STUDI

PEMBUATAN BRIKET DARI AMPAS TEBU (Saccharum Officinarum)

DENGAN PENAMBAHAN KULIT PISANG KEPOK (Musa Paradisiaca

Lin) ”.

Dalam penulisan skripsi ini penulis mengalami banyak kendala-kendala

yang mana kendala tersebut sangat bermakna untuk kebaikan dan kesempurnaan

dari isi yang tertulis dalam skripsi ini. Namun, berkat bimbingan, arahan dan

petunjuk dari dosen pembimbing maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk

itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Ayahanda Sudarma dan Ibunda Siti Rahma tercinta yang telah banyak

memberikan dukungan moril dan material.

2. Kepada Ibu Dr. Ir. Desi Ardilla, M.Si Selaku Ketua Pembimbing dan

sekaligus ketua Program Studi Teknologi Hasil Pertanian.

Page 9: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

3. Ibu Masyhura MD,S.P, M.Si selaku Anggota Pembimbing sekaligus ketua

Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian

4. Bapak Misril Fuadi, S.P. M,Sc selaku Sekretaris Jurusan sekaligus Dosen

PA stambuk 2012 Teknologi Hasil Pertanian.

5. Bapak Ir. Asritanarni Munar, M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

6. Bapak Dr. Agussani, M.AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Sumatera Utara.

7. Serta Abangda Khairul Nazmi, Rahmat Feriandi, Nurul Hanafi, Surya

Akmal serta Kakanda Reni Fitri Handayani Am.Keb dan Adinda Fahriza

Fahmi yang telah mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Sahabat-sahabat seperjuangan Rahmat Nurhidayat, Azzy Hasby Prasetio,

M. Zulkhairi Damanik, Irfan Syukri Tbn, M. Gunawan Manurung, Yoan

Frandiansyah, Zulfadli Harahap, Fajar Widiantoro, Ahmad Yamin,

Makmur Karim, Sarwedi Berasa, Hardiansyah Hutabarat, Rudi

Apriansyah, Putri Damaiyanti, Mona Fatiya Simatupang, Gusni Rezqi,

Hartati, Lisdamayanti, Wulan Febriani, Nanda Sari Lubis, Hellen Widanti,

Yenni Purnama, Dyan Hartika, Risky Handayani serta teman-teman

stambuk 2012 jurusan ITP yang telah banyak membantu serta memberikan

dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebaik

mungkin.

9. Teman teman Gang D yang banyak membantu saya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik mungkin.

Page 10: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

10. Teman teman futsal FTC yang telah banyak memotivasi sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik mungkin.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi kita.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Medan, Oktober 2016

Penulis

Page 11: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

DAFTAR ISI

RINGKASAN …………………………………………………………….......... i

RIWAYAT HIDUP …………………………………………………………… ii

KATA PENGANTAR ………………………………………………………… iii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. .xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xiv

PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

Latar Belakang .......................................................................................... 1

Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5

Kegunaan Penelitian .................................................................................. 5

Hipotesa Penelitian .................................................................................... 5

TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 6

Tebu ........................................................................................................... 6

Ampas Tebu ............................................................................................... 8

Kulit Pisang ............................................................................................. 10

Briket ....................................................................................................... 11

Energi Alternatif ...................................................................................... 14

Bahan Tambahan ..................................................................................... 15

Air ............................................................................................................ 15

Tepung Tapioka ....................................................................................... 16

BAHAN DAN METODE ................................................................................... 17

Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 17

Bahan dan Alat ......................................................................................... 17

Metode Penelitian ..................................................................................... 17

Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 19

Parameter Yang Diukur ............................................................................ 20

Kadar Air .................................................................................................. 20

Kadar Abu ................................................................................................. 21

Nilai Kalor ................................................................................................. 21

Page 12: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 26

Kadar air .................................................................................................... 27

Nilai kalor .................................................................................................. 32

Kadar abu .................................................................................................. 37

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 43

Page 13: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1. Komposisi Kimia Ampas Tebu ....................................................................... 9

2. Komposisi Kimia Kulit Pisang .................................................................... 11

3. Kualitas Mutu Briket Arang .......................................................................... 13

4. Pengaruh Penambahan Kulit Pisang Kepok Terhadap Parameter

Yang Diamati ............................................................................................... 26

5. Pengaruh Suhu Pengeringan Terhadap Parameter Yang Diamati ................. 26

6. Penambahan Pisang Kepok Terhadap Kadar Air .......................................... 27

7. Suhu Pengeringan Terhadap Kadar Air ........................................................ 29

8. Penambahan Pisang Kepok Terhadap Nilai Kalor ........................................ 32

9. Suhu Pengeringan Terhadap Nilai Kalor ...................................................... 33

10. Pengaruh Interaksi Penambahan Kulit Pisang Kepok Dengan Suhu

Pengeringan Terhadap Nilai Kalor ............................................................... 35

11. Penambahan Pisang Kepok Terhadap Kadar Abu ........................................ 37

12. Suhu Pengeringan Terhadap Kadar Abu ....................................................... 38

13. Pengaruh Interaksi Penambahan Kulit Pisang Kepok Dengan

Suhu Pengeringan Terhadap Kadar Abu ....................................................... 40

Page 14: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1 Diagram Alir Pembuatan Serbuk Ampas Tebu ........................................... 23

2 Diagram Alir Pembuatan Serbuk Kulit Pisang Kepok ............................... 24

3 Diagram Alir Pembuatan Briket Ampas Tebu ........................................... 25

4 Pengaruh Penambahan Kulit Pisang Kepok Terhadap Kadar Air ............... 28

5 Pengaruh Suhu Pengeringan Terhadap Kadar Air ........................................ 30

6 Pengaruh Penambahan Pisang Kepok Terhadap Nilai Kalor ....................... 33

7 Pengaruh Suhu Pengeringan Terhadap Nilai Kalor ..................................... 34

8 Hubungan Interaksi Penambahan Kulit Pisang Kepok Dengan

Suhu Pengeringan Terhadap Nilai Kalor ...................................................... 36

9 Pengaruh Penambahan Kulit Pisang Kepok Terhadap Kadar Abu................ 38

10 Pengaruh Suhu Pengeringan Terhadap Kadar Abu ....................................... 39

11 Hubungan Interaksi Penambahan Kulit Pisang Kepok Dengan

Suhu Pengeringan Terhadap Kadar Abu ....................................................... 41

Page 15: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1. Tabel Data Rataan Kadar Air .............................................................. 46

2. Tabel Data Rataan Nilai Kalor ............................................................. 47

3. Tabel Data Rataan Kadar Abu ............................................................. 48

Page 16: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan dan konsumsi energi semakin meningkat sejalan dengan

bertambahnya populasi manusia dan meningkatnya perekonomian masyarakat. Di

Indonesia kebutuhan dan konsumsi energi terfokus kepada penggunaan bahan

bakar minyak cadangannya kian menipis sedangkan pada sisi lain terdapat

sejumlah biomassa yang kuantitasnya cukup melimpah namun belum

dioptimalkan penggunaanya. Energi alternatif dapat dihasilkan dari teknologi

tepat guna yang sederhana dan sesuai untuk daerah pedesaan seperti briket dengan

memanfaatkan limbah biomassa seperti tempurung kelapa, sekam padi, serbuk

gergaji kayu jati, dan juga ampas tebu. Sejalan dengan itu, berbagai pertimbangan

untuk memanfaatkan tempurung kelapa serbuk gergaji kayu dan ampas tebu

menjadi penting mengingat limbah ini belum dimanfaatkan secara maksimal

(Amin, 2000).

Data Indonesia Energi Outlook (2002) biomassa memiliki cadangan

sebesar 434.000 GW atau setara 255 juta barrel minyak bumi. Potensi biomassa

ini sangat besar apabila dijadikan sumber energi alternatif sebagai pengganti

bahan bakar minyak dan gas, khususnya untuk kebutuhan energi rumah tangga

mensubstitusi penggunaan minyak tanah yang telah dikurangi subsidinya oleh

pemerintah.

Biomassa secara umum lebih dikenal sebagai bahan kering material

organik atau bahan yang tersisa setelah suatu tanaman atau material organik yang

dihilangkan kadar airnya. Biomassa merupakan bahan alami yang biasanya

Page 17: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

dianggap sebagai sampah dan sering dimusnahkan dengan cara dibakar. Biomassa

tersebut dapat diolah menjadi bioarang, yang merupakan bahan bakar dengan

tingkat nilai kalor yang cukup tinggi dan dapat digunakan dalam kehidupan

sehari-hari. Biomassa sangat mudah ditemukan dari aktivitas pertanian,

peternakan, kehutanan, perkebunan, perikanan, dan limbah-limbah lainnya.

Sementara itu biomassa memiliki kandungan bahan volatail tinggi namun

kadar karbon rendah. Kadar abu biomassa tergantung dari jenis bahannya,

sementara nilai kalornya tergolong sedang. Tingginya kandungan senyawa

volatail dalm biomassa menyebabkan pembakaran dapat dimulai pada suhu

rendah. Proses devolatisasi pada suhu rendah ini mengidikasikan bahwa biomassa

mudah dinyalakan dan terbakar. Pembakaran yang terjadi berlangsung sangat

cepat dan bahkan sulit di kontrol( Jamilatun,Siti, 2008).

Konsumsi bahan bakar di Indonesia sejak tahun 1995 telah melebihi

produksi dalam negeri. Diperkirakan dalam kurun waktu 10-15 tahun kedepan

cadangan minyak diIndonesia akan menipis. Perkiraan ini terbukti dengan

seringnya terjadi kelangkaan Bahan Bakar Minyak di beberapa daerah

diIndonesia. Kebutuhan akan bahan baku kimia di Indonesia meski tidak terlalu

besar namun jumlahnya terus meningkat. Hingga saat ini kebutuhan bahan baku

kimia untuk dalam negeri diperoleh melalui impor. Indonesia merupakan negara

yang kaya akan keanekaragaman hayatinya. Salah satu keanekaragaman hayati

yang dapat dimanfaatkan dalam bidang perkebunan adalah tanaman tebu

(Saccharum officinarum L). (Hambali,2006).

Tanaman tebu (Saccharum officinarum) merupakan salah satu tanaman

yang dapat tumbuh di daerah tropis termasuk Indonesia. Luas areal tanaman tebu

Page 18: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

di Indonesia mencapai 344.000 hektar dengan kontribusi utama adalah di Jawa

Timur (43,29%), Jawa Tengah (10,07%), Jawa Barat (5,87%), dan Lampung

(25,71%). Pada umumnya, tebu diolah menjadi gula di pabrik gula setelah tebu

diolah menjadi gula maka akan menghasilkan hasil samping yang berupa ampas

tebu. Ampas tebu sering disebut dengan bagasse. Selama ini ampas tebu sering

digunakan sebagai bahan baku pembuatan kompos serta sebagai bahan bakar ketel

pada pabrik gula . Komposisi kimia ampas tebu meliputi air 48-52%; abu 3,82%;

lignin 22,09%; selulosa 37,65%; pentosan 27,97%; silika 3,01%; dan gula

pereduksi 3,3%. (Husada, T.I., 2008).

Pemanfaatan ampas tebu sebagai bahan campuran pembuatan pupuk atau

sebagai bahan campuran dalam pembudidayaan jamur dikarenakan ampas tebu

tersebut salah satunya dapat mengurangi pencemaran lingkungan yang

ditimbulkan dari bau yang tidak enak dan dapat meningkatkan hasil panen karena

mengandung unsur hara esensial seperti pentosan. Ampas tebu, selama ini hanya

dianggap sebagai limbah, namun hasil penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya menunjukkan, pemanfaatan ampas tebu dapat dijadikan bahan bakar

minyak (Husada, T.I., 2008)

Limbah kulit pisang biasanya hanya dibuang begitu saja atau digunakan

sebagai pakan ternak. Limbah kulit pisang merupakan limbah organik yang

mempunyai kandungan gizi yang masih dapat dimanfaatkan. Kandungan utama

yang dapat dimanfaatkan dari limbah kulit pisang adalah karbohidrat, kandungan

karbohidrat pada kulit pisang cukup tinggi yaitu 18,5%. Seperti yang kita ketahui

bahwa karbohidrat adalah bahan dasar dalam pembuatan etanol. Sehingga salah

Page 19: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

satu upaya pemberdayaan limbah kulit pisang yaitu dapat digunakan sebagai

bahan dasar pembuatan cuka organik (Gunawan dan tata, 2013).

Dengan tingginya produksi pisang per tahunnya menyebabkan pisang

termasuk salah satu komoditi holtikultura yang cukup dibutuhkan masyarakat. Hal

ini juga berpengaruh pada tempat-tempat industri pengolahan pisang yang

memiliki masalah dengan limbah pisang, khususnya kulit pisang itu sendiri.

Limbah pertanian ini berpotensi untuk dimanfaatkan secara optimal sebagai bahan

alternatif pengganti bahan bakar minyak dengan mengolahnya menjadi briket.

Selain dapat diolah sebagai bahan makanan, kulit pisang yang tergolong dalam

biomassa memiliki kandungan karbon pada komponen lignoselulosa seperti pada

biomassa bonggol jagung yang meliputi: hemiselulosa 38,1%, lignin 58,5%, dan

selulosa 41,8% (Erna R, 2010)

Briket adalah salah satu jenis bahan bakar yang dibuat dari aneka macam

bahan hayati atau biomassa, misalnya kayu, ranting, daun-daunan, rumput, jerami,

ampas tebu dan limbah pertanian lainnya. Arang ini dapat digunakan sebagai

bahan bakar yang tidak kalah dari bahan bakar sejenis yang lain. Akan tetapi,

untuk memaksimalkan pemanfaatannya, arang ini masih harus melalui sedikit

proses pengolahan sehingga menjadi briket. Arang dapat diperoleh dari

pembakaran dengan menggunakan tungku pembakaran (klindrum) hasil

modifikasi, kemudian arang yang dihasilkan dijadikan bahan baku briket. Briket

dapat pula dibuat selain dari ampas tebu, dari bahan bahan yang mengandung

lignin dan selulosa yang terdapat pada sekam padi, serabut kelapa, tongkol jagung

dan sampah organik dalam kehidupan manusia (Himawanto, D.A. 2003).

Page 20: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

Berdasarkan keterangan diatas maka penulis berkeinginan untuk membuat

penelitian tentang “ Studi Pembuatan briket dari ampas tebu (saccarhum

officinarum) dengan penambahan kulit pisang kepok (musa paradisiaca Lin)”.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui penambahan kulit pisang kepok dan suhu pengeringan

terhadap briket dari ampas tebu.

Kegunaan Penelitian

1. Memberikan nilai tambah terhadap bahan lokal belum dimanfaatkan

secara optimal.

2. Sebagai alternatif pengganti bahan bakar minyak yang semakin menurun .

3. Untuk menambah referensi dalam penulisan tugas dan usulan penelitian.

Hipotesa Penelitian

1. Adanya pengaruh penambahan kulit pisang kepok pada briket dari ampas

tebu.

2. Adanya pengaruh suhu pengeringan pada briket ampas tebu

3. Adanya interaksi penambahan kulit pisang kepok dan adanya pengaruh

suhu pengeringan pada briket ampas tebu.

Page 21: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

TINJAUAN LITERATUR

Tebu

Tebu (Saccharum officinarum) adalah tanaman yang ditanam untuk bahan

baku gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah yang cenderung beriklim

tropis. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatera.

Tebu termasuk keluarga Graminae atau rumput-rumputan dan cocok

ditanam pada daerah dengan ketinggian 1 sampai 1300 meter di atas permukaan

laut. Di Indonesia terdapat beberapa jenis tebu, diantaranya tebu hitam (Cirebon),

tebu kasur, POJ 100, POJ 2364, EK 28, dan POJ 2878. Setiap tebu memiliki

ukuran batang dan warna yang berlainan. Tebu termasuk tanaman berbiji tunggal

yang tingginya berkisar antara 2 sampai 4 meter. Batang tebu memiliki banyak

ruas yang setiap ruasnya dibatasi oleh buku-buku sebagai tempat tumbuhnya

daun. Bentuk daunnya kasar dan berbulu. Bunga tebu berupa bunga majemuk

dengan bentuk menjuntai di puncak sebuah poros gelagah. Tebu sendiri

mempunyai akar serabut. Tebu dari perkebunan diolah menjadi gula di pabrik

gula. Dalam proses produksi gula, dari setiap tebu yang diproses dihasilkan ampas

tebu sebesar 90%, 10 gula yang dimanfaatkan hanya 5% dan sisanya berupa tetes

tebu (molase) dan air. (Witono,2003).

Ampas tebu merupakan hasil samping dari proses ekstraksi (pemerahan)

cairan tebu. Ampas tebu banyak diperoleh dipabrik gula sebagai limbah. Ampas

tebu yang dihasilkan dipabrik gula sebanyak 32% dari berat tebu giling.

Pembuangan ampas tebu tanpa pengolahan secara tepat akan mengakibatkan

Page 22: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

pencemaran yang berkepanjangan. Ampas tebu sebagian besar mengandung

ligno-cellulose (Ismun,2007). Pemanfaatan ampas tebu telah banyak digunakan

dalam berbagai keprluan yang sangat bermanfaat antara lain :

1. Energi Alternatif.

Briket merupakan sumber alternatif yang berupa bahan bakar padat,

bahannya berasal dari biomassa, contohnya: ampas tebu, sekam padi, jerami.

Dengan pemanfaatan menjadi briket maka produk briket yang dihasilkan dapat

digunakan sebagai bahan energi alternatif pengganti briket batu bara diketahui

berasal dari sumber alam yang tidak dapat diperbaharui, baik pada skala rumah

tangga ataupun industri kecil. Dengan pemanfaatan ini, maka pemakaian bahan

bakar yang selama ini dari sumber bahan bakar fosil yang bersifat tidak dapat

diperbaharui dapat direduksi. Pemakaian batu bara menimbulkan masalah utama

polusi yang bersifat merugikan, yaitu adanya emisi unsur belerang ke udara bebas.

Permasalahan ini dapat ditekan dengan penggunaan briket. Ampas mudah

terbakar karena di dalamnya terkandung air, gula, serat dan mikroba, sehingga

bila tertumpuk akan terfermentasi dan melepaskan panas.

2. Dimanfaatkan Sebagai Pakan Ternak

Ampas tebu merupakan Iimbah pabrik gula yang banyak ditemukan di

Daerah Istimewa Yogyakarta dan sangat mengganggu apabila tidak dimanfaatkan.

Saat ini belum banyak peternak menggunakan ampas tebu tersebut untuk bahan

pakan ternak, hal ini karena ampas tebu memiliki serat kasar dengan kandungan

lignin sangat tinggi (19,7%) dengan kadar protein kasar rendah (2,8%). Namun

limbah ini sangat potensi sebagai bahan pakan ternak. Melalui fermentasi

Page 23: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

menggunakan probiotik, kualitas dan tingkat kecernaan ampas tebu diperbaiki

sehingga dapat digunakan sebagai bahan pakan (Subroto, 2006)

3. Sebagai Bahan Alternatif Untuk Pembuatan Kertas.

Setiap daerah banyak menghasilkan sampah ampas tebu (bagasse)

diperoleh dari sisa pengolahan tebu (Saccharum officinarum) pada industri gula

pasir. Pada umumnya ampas tebu kering yang dihasilkan dari satu pabrik gula

adalah sebanyak 32%. Apabila dilihat dari segi karakteristiknya dan sifat dari

batang tebu yang banyak mengandung serat sehingga dapat dijadikan bahan

pencampur dalam pembuatan kertas daur ulang. Secara sederhana pembuatan

kertas daur ulang dilakukan dengan menghancurkan bahan baku kertas maupun

serat menjadi pulp dan dilanjutkan dengan proses pencetakan menggunakan

screen yang selanjutnya akan dijemur. Nilai gramatur, ketahanan sobek, kuat

tarik, dan ketahanan lipat adalah empat hal yang menjadi fokus utama dalam

pembuatan kertas daur ulang. Dalam pembuatan kertas, berbagai bahan baku

dapat digunakan, diantaranya adalah campuran ampas tebu dengan sampah kertas.

Ampas tebu, atau disebut juga dengan bagasse, adalah hasil samping dari proses

ekstraksi cairan tebu. Ampas tebu sebagian besar mengandung lignin selulosa.

Panjang seratnya antara 1,7-2 mm dengan diameter sekitar 20 cm, sehingga ampas

tebu ini dapat memenuhi persyaratan untuk diolah menjadi papan-papan buatan.

Serat bagasse tidak dapat larut dalam air dan sebagian besar terdiri dari selulosa,

pentosan, dan lignin (Yosephine,dkk 2012).

Ampas Tebu

Bagasse atau ampas tebu merupakan limbah padat sisa penggilingan

batang tebu (Saccharum officinarum). Sebagian besar ampas tebu dimanfaatkan

Page 24: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

sebagai bahan bakar boiler, namun selalu ada sisa ampas tebu yang tidak

termanfaatkan yang disebabkan oleh stok ampas tebu yang melebihi kebutuhan

pembakaran oleh boiler pabrik. ampas tebu saat ini belum banyak dimanfaatkan.

Potensi ampas tebu di Indonesia cukup besar dengan komposisi rata-rata hasil

samping industri gula di Indonesia terdiri dari limbah cair 52,9 persen, blotong 3,5

persen, ampas (bagasse) 32,0 persen, tetes 4,5 persen dan gula 7,05 persen serta

abu 0,1 persen. Material biomassa berupa lignoselulosa yang terdiri dari

komponen-komponen gula. Komponen gula ini berupa selulosa dan hemiselulosa

yang dengan perlakuan khusus dapat diubah menjadi gula fermentasi . Material

berbasis lignoselulosa (lignocellulosic material) memiliki substrat yang cukup

kompleks karena didalamnya terkandung lignin, polisakarida, zat ekstraktif,dan

senyawa organik lainnya (Yanni, 2010). Adapun komposisi ampas tebu dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel.1.Komposisi kimia ampas tebu

Kandungan Kadar (%)

Abu

Lignin

Selulosa

Sari

Pentosan

SiO2

3,82

22,09

37,65

1,81

27,97

3,01

Sumber : (Husin, 2007)

Tiap berproduksi, pabrik gula selalu menghasilkan limbah yang terdiri dari

limbah padat, cair, dan gas. Limbah padat, yaitu ampas tebu (bagasse), abu boiler

dan blotong (filter cake). Ampas tebu merupakan limbah padat yang berasal dari

Page 25: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

perasan batang terbentuk diambil niranya. Limbah ini banyak mengandung serat

dan gabus. Ampas tebu selain dimanfaatkan sendiri oleh pabrik sebagai bahan

bakar pemasakan nira, juga dimanfaatkan oleh pabrik kertas sebagai pulp

campuran pembuat kertas. Kadangkala masyarakat sekitar pabrik memanfaatkan

ampas tebu sebagai bahan bakar contohnya briket. Ampas tebu ini memiliki

aroma yang segar dan mudah dikeringkan sehingga tidak menimbulkan bau

busuk. Limbah padat yang kedua berupa blotong, merupakan hasil endapan

limbah pemurnian nira sebelum dimasak dan dikristalkan menjadi gula pasir.

Bentuknya seperti tanah berpasir warna hitam, memiliki bau tak sedap jika masih

basah. Bila tidak segera kering akan menimbulkan bau busuk menyengat

(Mursalim, 2004).

Setiap kilogram ampas dengan kandungan gula sekitar 2,5% akan memiliki

kalor sebesar 1825 kkal. Nilai bakar tersebut akan meningkat dengan menurunnya

kadar air dan gula dalam ampas. Kelebihan ampas tebu yaitu mudah terbakar

karena didalamnya terkandung air, gula, serat dan mikroba, sehingga bila

tertumpuk akan terfermentasi dan melepaskan panas. Briket dari ampas tebu akan

lebih terjamin sebab bersifat renewable atau mudah diperbaharui (Hendra dan

Winarni, 2003).

Kulit Pisang

Tanaman pisang merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak tumbuh

di daerah tropis. Kulit pisang mengandung banyak senyawa yang dapat

dimanfaatkan. Kandungan pati dalam kulit pisang cukup tinggi, yaitu 12,78%

(Emaga dkk., 2007). Seiring dengan tingginya produktivitas buah pisang maka

Page 26: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

jumlah limbah kulit pisang pun ikut meningkat. Saat pasca panen pisang, bagian

kulit, batang dan daun pisang (80%) hanya dibuang tanpa pengolahan lanjut. Hal

inilah yang mengakibatkan potensi limbah kulit pisang yang cukup besar sehingga

perlu adanya penanggulangan pada kulit pisang agar memiliki nilai guna lebih.

Kulit pisang memiliki kandungan selulosa sebesar 14,4% (Pertiwi, 2013) dan

senyawa organik yang berpotensi memberikan nilai kalor yang cukup baik

(Rusliana, 2010) Jumlah yang melimpah khususnya dari kulit pisang tersebut

dapat digunakan menjadi produk yang berdaya guna tinggi. Adapun komposisi

kulit pisang kepok per 100 gram yaitu:

Tabel.1. Komposisi Kulit Pisang Kepok Per 100 Gram Bahan

Komponen Kadar

1 Air 50,31

2 Pati 18,4

3 Lemak 1,84

4 Protein 7,36

5 Selulosa 1,84

6 Lignin 1,23

7 Fiber (Serat) 6,75

8 Abu 0,90

Sumber: Yulian dan Dwi Kundarto (2004).

Briket

Briket merupakan sumber alternatif yang berupa bahan bakar padat,

bahannya berasal dari biomassa, contohnya: ampas tebu, sekam padi, jerami.

Dengan pemanfaatan menjadi briket maka produk briket yang dihasilkan dapat

Page 27: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

digunakan sebagai bahan energi alternatif pengganti briket batu bara diketahui

berasal dari sumber alam yang tidak dapat diperbaharui baik pada skala rumah

tangga ataupun industri kecil. Dengan pemanfaatan ini, maka pemakaian bahan

bakar yang selama ini dari sumber bahan bakar fosil yang bersifat tidak dapat

diperbaharui dapat direduksi. Pemakaian batu bara menimbulkan masalah utama

polusi yang bersifat merugikan, yaitu adanya emisi unsur belerang ke udara bebas.

Permasalahan ini dapat ditekan dengan penggunaan briket. Ampas tebu mudah

terbakar karena didalamnya terkandung air, gula, serat dan mikroba, sehingga bila

tertumpuk akan terfermentasi dan melepaskan panas (Subroto,2006).

Briket merupakan gumpalan arang yang terbuat dari bahan lunak yang

dikeraskan. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat briket adalah berat jenis bahan

atau berat jenis serbuk, kehalusan serbuk, suhu karbonisasi, tekanan pengempaan,

danpencampuran formula bahan baku briket. Proses pembriketan adalah proses

pengolahan yang mengalami perlakuan penumbukan, pencampuran bahan baku,

pencetakan dengan sistem hidrolik dan pengeringan pada kondisi tertentu,

sehingga diperoleh briket yang mempunyai bentuk, ukuran fisik, dan sifat kimia

tertentu (Subroto, 2006).

Briket adalah bahan bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber

energi alternatif yang mempunyai bentuk tertentu. Pemilihan proses pembriketan

tentunya harus mengacu pada segmen pasar agar dicapai nilai ekonomi, teknis dan

lingkungan yang optimal. Pembriketan bertujuan untuk memperoleh suatu

bahanbakar yang berkualitas yang dapat digunakan untuk semua sektor sebagai

sumber energi pengganti.

Page 28: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

Briket dapat dibuat dari bermacam-macam bahan baku, seperti ampas

tebu, sekam padi, serbuk gergaji. Bahan utama yang harus terdapat di dalam

bahan baku adalah selulosa. Semakin tinggi kandungan selulosa semakin baik

kualitas briket, briket yang mengandung zat terbang yang terlalu tinggi cenderung

mengeluarkan asap dan bau tidak sedap (Himawanto, 2003).

Syarat briket yang baik adalah briket yang permukaannya halus dan tidak

meninggalkan bekas hitam di tangan. Selain itu, sebagai bahan bakar briket juga

harus memenuhi kriteria : mudah dinyalakan, emisi gas hasil pembakaran tidak

mengandung racun, kedap air dan tidak berjamur bila disimpan dalam waktu yang

lama, dan menunjukkan upaya laju pembakaran yang baik.

Briket mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan arang biasa

(konvensional) antara lain:

1. Briket menghasilkan panas pembakaran yang lebih tinggi.

2. Asap yang dihasilkannya pada pembakaran lebih sedikit.

3. Bentuk dan ukuran briket seragam karena dibuat dengan alat pencetak.

4. Briket dapat tampil lebih menarik karena bentuk dan ukurannya dapat

disesuaikan.

5. Proses pembuatannya menggunakan bahan baku yang tidak menimbulkan

masalah lingkungan (Ade Setiawan, 2007).

Page 29: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

Briket yang baik juga harus memenuhi standar yang telah ditentukan

Kualitas briket yang dihasilkan menurut standar mutu Inggris dan Jepang dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel. 2. Kualitas Mutu Briket

Jenis Analisa Briket Arang

Inggris Indonesia Jepang Amerika

Kadar Air (%) 3,596 8 6,2 7,57 -

Kadar Abu (%) 5,93 6 8,3 5,51 -

Kerapatan (gr/cm) 0,481 1,2 1 0,4407 -

Nilai Kalor (kal/gr) 7289 7000 6230 6814,11

Sumber : (Sanotsa dkk, 2013).

Pencetakan bertujuan memperoleh bentuk yang seragam dan memudahkan

dalam pengemasan serta penggunaannya. Pencetakan briket akan memperbaiki

penampilan dan menambah nilai ekonomisnya. Ada berbagai macam alat

pencetak yang dapat dipilih, tergantung tujuan penggunaannya. Setiap cetakan

menghendaki kekerasan atau kekuatan pengempaan tertentu (Kurniawan dan

Marsono, 2008).

Energi Alternatif

Adanya krisis minyak pada dasawarsa terakhir ini telah menstimulir upaya

untuk melepaskan ketergantungan terhadap minyak bumi dengan mencari sumber

sumber energi lain. Pengembangan sumber daya energi alternatif saat ini lebih

didasarkan oleh keinginan untuk mengembangkan sistem energi yang mendukung

upaya pelestarian dan menjamin penyediaan pasokan energi menunjang

Page 30: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

kelangsungan pembangunan yang berkelanjutan. pengembangan bahan bakar

yang dapat diperbarui seperti limbah pembalakan, limbah industri pengolahan

kayu, dan limbah perkebunan/pertanian seperti tempurung kelapa, tempurung

kemiri, sabut kelapa, batang dan bonggol jagung, batang dan kulit kacang tanah,

jerami, sekam padi, dan lain sebagainya yang dapat menjadi sumber energi.

Pemakaian limbah sebagai bahan bakar ini masih menggunakan peralatan secara

sederhana/tradisional yang mempunyai kelemahan dengan ditunjukkan oleh sifat

pembakaran yang kurang menguntungkan antara lain banyak timbul asap, abu,

dan efesiensinya sangat rendah. Dengan keterbatasan sumber energi dan harga

energi yang berasal dari Fosil cukup tinggi masyarakat cenderung memanfaatkan

sumber energi dari kayu bakar meskipun terdapat beberapa kelemahan oleh

karena itu perlu dilakukan pembaharuan dan modifikasi peralatan dan sumber

energi seperti dengan memperluas tanaman hutan tanaman energi

memperbaharui/memodifikasi alat penghasil energi, penyempurnaan bentuk

bahan baku. perbaikan sistim pengangkutan dan penyimpanan, sehingga akan

diperoleh bahan bakar yang telah dikembangkan dengan teknologi yang sederhana

dan praktis seperti arang briket, penyempurnaan tungku pembakaran dengan

menghasilkan energi panas yang tinggi. Arang merupakan suatu produk yang

dihasilkan dari proses karbonisasi dari bahan yang mengandung karbon terutama

biomassa kayu. Produk ini utamanya banyak digunakan sebagai sumber energi.

Proses pembuatan arang sesungguhnyah dapat dihasilkan berbagai arang yang

mempunyai kegunaan berbeda misalnya arang biasa hasil dari pembakaran hanya

dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk menghasilkan kekayaan sumber

daya energi di indonesia sendiri seperti: minyak, gas bumi, tenaga air, batu bara,

Page 31: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

biogas, biomassa, yang selama ini merupakan sumber utama energi jumlahnya

semakin menipis (Sigit suroto dan Sudiro, 2014).

Energi yang terkandung dalam briket tergantung dari konsentrasi metana

(CH) Semakin tinggi kandungan metana maka semakin besar kandungan energi

(nilai kalor) pada briket, dan sebaliknya semakin kecil kandungan metana

semakin kecil nilai kalor (Winaya, 2008).

Bahan Tambahan.

Bahan tambahan adalah bahan yang dapat menunjang pada proses

penaikan nilai bakar ataupun nilai kalor pada briket dari ampas tebu.

Air

Air merupakan bahan yang paling penting karena air mempunyai proporsi

yang paling besar dan berpengaruh dalam penilaian mutu suatu produk. Kualitas

air untuk berbagai keperluan ditentukan berdasarkan sifat fisik, sifat kimiawi dan

sifat mikrobiologi. Sifat fisik yaitu tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan

tidak keruh. Sifat kimiawi yaitu padatan dan gas yang terlarut, pH serta

kesadahan. Sedangkan untuk sifat mikrobiologi yaitu tidak mengandung

mikroorganisme terutama mikroorganisme patogen (Saparianto dan Diana H,

2011).

Tepung Tapioka

Tepung tapioka merupakan hasil pati hasil pengolahan tanaman ubi kayu.

Tapioka ini diperoleh dari hasil pemisahan granula pati dan komponen lainnya

melalui proses ekstraksi dan pengendapan tepung ubi. Penyusun utama tepung

Page 32: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

tapioka adalah pati yaitu sebesar 85% dengan sifat-sifat antara lain tidak larut

dalam air dingin, dapat membentuk gel dengan air panas, tidak berasa dan tidak

berwarna. Pati merupakan senyawa kimia yang tersusun oleh unit-unit D-

Glukosa. Komponen penyusun utama pati adalah amilosa dan amilopektin.

Amilopektin dapat dipisahkan dari amilosa dengan cara melarutkannya dalam air

panas dibawah temperatur gelatinisasi. Fraksi terlarut dalam air panas adalah

amilosa dan fraksi tidak larut adalah amilopektin (Avianita, 1996). Amilosa dapat

membentuk gel dengan mudah karena bentuk rantainya lurus sehingga

pembentukan jaringan tiga dimensi berlangsung dengan mudah, molekulmolekul

amilosa juga mudah bergabung dan mengkristal sehingga mudah mengalami

retrogradasi (Tonny, 2000).

Untuk merekatkan partikel-partikel zat dalam bahan baku pada proses

pembuatan briket maka diperlukan zat perekat sehingga dihasilkan briket yang

padat. Teknologi pembriketan secara sederhana didefinisikan sebagai proses

densifikasi untuk memperbaiki karakteristik bahan baku. Sifat-sifat penting dari

briket yang mempengaruhi kualitas bahan bakar adalah sifat fisik, kimia dan daya

tahan briket, sebagai contoh adalah karakteristik densitas, ukuran briket,

kandungan air, dan kadar abu (Yokoyama, 2008).

Page 33: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan adalah Ampas Tebu, Kulit Pisang Kepok, Tepung

Tapioka, Dan Air.

Alat Penelitian

Alat yang digunakan adalah : Oven, Ayakan 20 mesh, Nampan, saringan,

Timbangan Analitik, Sendok, Blender, dan Kompor gas

Metode Penelitian

Metode penelitian dilakukan dengan metode Rancangan Acak Lengkap

(RAL) faktorial yang terdiri dari dua factor yaitu :

Faktor I : Penambahan Kulit Pisang (K) yaitu:

K1 = 10 %

K2 = 20 %

K3 = 30 %

K4 = 40 %

Page 34: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

Faktor II : Suhu Pengeringan (L) terdiri dari 4 taraf yaitu :

L1 = 100OC

L2 = 110OC

L3 = 120OC

L4 = 130OC

Banyaknya kombinasi perlakuan (Tc) adalah 4 x 4 = 16, maka jumlah ulangan (n)

adalah sebagai berikut :

Tc (n-1) ≥ 15

16 (n-1) ≥ 15

16 n-16 ≥ 15

16 n ≥ 31

n ≥ 1,937.............dibulatkan menjadi n = 2

maka untuk ketelitian penelitian, dilakukan ulangan sebanyak 2 (dua) kali.

Model Rancangan Percobaan

Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial

dengan model :

k = αi βj (αβ)ij εijk

Page 35: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

Dimana :

k : Pengamatan dari factor T dari taraf ke-i dan faktor L pada taraf

ke-j dengan ulangan ke-k.

µ : Efek nilai tengah

αi : Efek dari factor T pada taraf ke-i.

βj : Efek dari faktor L pada taraf ke-j.

(αβ)ij : Efek interaksi factor T pada taraf ke-i dan faktor L pada taraf

ke-j.

εijk : Efek galat dari factor T pada taraf ke-i dan faktor L

padatarafke-j dalam ulangan ke-k.

Pelaksanaan Penelitian

Pembuatan Serbuk Ampas Tebu

1. ampas tebu dikumpulkan terlebih dahulu,kemudian di sortasi dari kotoran-

kotoran agar didapatkan ampas tebu yang bersih

2. Setelah disortasi, ampas tebu dikeringkan didalam oven selama 2 jam agar

didapatkan bahan (ampas tebu) yang kering.

3. Setelah ampas tebu kering, ampas tebu kemudian di blender supaya lebih

halus.

4. Kemudian hasil blender ampas tebu diayak dengan menggunakan ayakan

20 mesh.

5. Didapatlah serbuk ampas tebu.

Page 36: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

Pembuatan Serbuk Kulit Pisang Kepok

1. Kulit pisang dikumpulkan terlebih dahulu,kemudian di sortasi dari kulit

pisang yang sudah busuk

2. Setelah disortasi, kulit pisang dikeringkan didalam oven selama 1 jam agar

didapatkan bahan (kulit pisang) yang kering.

3. Setelah kulit pisang kering, kulit pisang kemudian di blender supaya lebih

halus

4. Didapatlah serbuk kulit pisang.

Pembuatan Briket Dari Ampas Tebu

1. Serbuk ampas tebu dan serbuk kulit pisang dicampurkan sesuai dengan

perlakuan.

2. Kemudian siapkan tepung tapioka sebagai perekat dengan konsentrasi

10% kemudian dilarutkan dalam air sebanyak 250 ml lalu panas kan

sampai menjadi lem.

3. Kemudian dilakukan pencetakan dengan menggunakan pipa paralon agar

bentuknya lebih seragam.

4. Lalu setelah dicetak, briket dikeringkan didalam oven sesuai dengan

perlakuan.

5. Didapatlah briket dari ampas tebu.

Page 37: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

Parameter Pengamatan

Pengamatan dan analisa parameter meliputi: Kadar Air, Kadar Abu, Nilai

Kalor.

Kadar Air (Sudarmadji, dkk, 1996)

Diambil bahan kemudian dimasukkan ke dalam aluminium foil yang telah

diketahui berat kosongnya. Kemudian bahan tersebut dikeringkan dalam oven

dengan suhu sekitar 105°C-110°C selama 3 jam, selanjutnya didinginkan di dalam

desikator selama 15 menit lalu ditimbang kembali. Setelah itu, bahan dipanaskan

kembali di dalam oven selama 30 menit, kemudian didinginkan kembali dengan

desikator selama 15 menit lalu ditimbang. Perlakuan diulangi sampai diperoleh

berat yang konstan.

( )

Kadar Abu (Apriyantono, 1989).

Penentuan kadar abu menggunakan metode pengabuan kering. Cawan

yang telah dibersihkan dipanaskan dalam tanur pada suhu 100oC selama 2 jam

lalu ditimbang sebagai bobot kosong. Contoh yang telah diuapkan ditimbang teliti

± 1 gram dalam cawan dan dinyatakan sebagai bobot awal, kemudian cawan

tersebut dimasukkan kedalam tanur suhu 600oC selama 5 jam. Kemudian cawan

dimasukkan kedalam desikator, dan setelah dingin ditimbang sampai diperoleh

bobot tetap sebagai bobot akhir.

Page 38: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

c-a

Kadar Abu (%) = x 100%

b-a

Keterangan:

a = bobot cawan kosong

b = bobot cawan dan contoh sebelum pengabuan

c = bobot cawan dan contoh setelah pengabuan

Nilai Kalor (Apriyantono, 1989).

Penentuan Nilai Kalor dengan menggunakan kalorimeter. Timbang

kalorimeter kosong kemudian isi kalorimeter dengan air ½ bagian, kemudian

timbang lagi, lalu masukkan kalorimeter kedalam selubung luarnya dan catat

temperatur terlebih dahulu, lalu masukkan potongan es kedalam kalorimeter

kemudian tutup serta aduk,Catat temperatur kesetimbangannya, kemudian

timbang kembali kalorimeter tersebut.

Dengan rumus :

Nilai kalor HHV (cal/g)= ( ) – ( )

Dimana :

: Adalah kenaikan suhu pembakaran didalam bom kalorimeter (0c)

EEV adalah energi ekivalen saat terjadi pembakaran cal/0c)

e1 adalah koreksi panas karena pembentukan asam (cal)

e2 adalah koreksi panas pembakaran dari kawat pembakar (cal)

Page 39: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

es adalah koreksi sulfur yang ada dalam bahan bakar (cal/g)

m adalah berat contoh (g)

Gambar 1 : Diagram Alir Pembuatan Serbuk Ampas Tebu

Ampas Tebu

Sortasi

Pengeringan Selama 2 Jam

pada suhu 130oC

Blender

Diayak Dengan Ayakan 20 Mesh

Serbuk Ampas Tebu

Page 40: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

Gambar 2 : Diagram Alir Pembuatan Serbuk Kulit Pisang Kepok

Kulit Pisang Kepok

Sortasi

Pengeringan Selama 1 jam

pada suhu 130oC

Blender

Serbuk Kulit Pisang

Page 41: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

Gambar 3 : Diagram Alir Pembuatan Briket Ampas Tebu

Serbuk ampas tebu + serbuk kulit pisang

Tambahkan tepung tapioka sebagai perekat

Pencetakan

Pengeringan sesuai perlakuan selama 2 jam

Briket

Penambahan:

K1= 10 %

K2= 20 %

K3= 30 %

K4= 40 %

Suhu pengeringan:

L1= 100 OC

L2= 110 OC

L3= 120 OC

L4= 130 OC

Parameter

Pengamatan :

1. Kadar Air

2. Kadar Abu

3. Nilai Kalor

Page 42: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian dan uji statistik, secara umum menunjukkan bahwa

penambahankulit pisang kepok berpengaruh terhadap parameter yang di amati.

Data rata-rata hasil pengamatan pengaruh penambahan pisang kepok terhadap

masing-masing parameter dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Pengaruh Penambahan Kulit Pisang kepok Terhadap Parameter yang

Diamati

Penambahan

Pisang Kepok

(K)

Kadar Air

(%)

Nilai Kalor

(kal/g)

Kadar Abu

(%)

K1 = 10 % 36,513 4776,768 58,725

K2 = 20 % 30,650 4243,928 54,988

K3 = 30 % 27,600 4346,515 54,113

K4 = 40 % 24,213 4469,256 48,613

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa semakin tinggi penambahankulit pisang

kepok maka kadar air, nilai kalor, dan kadar abu semakin menurun.

Tabel 5. Pengaruh Suhu Pengeringan Terhadap Parameter yang Diamati

Suhu Pengeringan

(S)

Kadar Air

(%)

Niai Kalor

(kal/g)

Kadar Abu

(%)

S1 = 100oC 31,575 4469,268 57,225

S2 = 110oC 29,900 4372,896 53,638

S3 = 120oC 29,488 4436,309 54,088

S4 = 130oC 28,013 4557,994 51,488

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa semakin tinggi suhu pengeringan maka

kadar air dan kadar abu semakin menurun, sedangkan nilai kalor meningkat.

Pengujian dan pembahasan masing-masing parameter yang diamati

selanjutnya dibahas satu persatu :

Page 43: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

Kadar Air

Pengaruh Penambahan Kulit Pisang Kepok

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 1) dapat dilihat bahwa penambahan

kulit pisang kepok memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (p < 0,01)

terhadap kadar air. Tingkat perbedaan tersebut telah di uji dengan uji beda rata-

rata dan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil Uji Beda Rata-Rata Penambahan Kulit Pisang Kepok Terhadap

Kadar Air

Penambahan

Kulit Pisang

Kepok (%)

Jarak

LSR

Rataan

(%)

Notasi

0,05 0,01 0,05 0,01

K1 = 10 % - - - 36,513 a A

K2 = 20 % 2 2,021 2,782 30,650 b B

K3 = 30 % 3 2,122 2,923 27,600 c C

K4 = 40 % 4 2,176 2,998 24,213 d D

Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom notasi menunjukkan pengaruh yang

berbeda nyata pada taraf p<0,05 dan berbeda sangat nyata pada

taraf p<0,01.

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa K1 berbeda sangat nyata dengan K2, K3,

dan K4. K2 berbeda sangat nyata dengan K3 dan K4. K3 berbeda sangat nyata

dengan K4. Nilai tertinggi dapat dilihat pada perlakuan K1 = 36,513 % dan nilai

terendah dapat dilihat pada perlakuan K4 = 24,213%. untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Gambar 4

Page 44: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

Gambar 4. Pengaruh Penambahan Kulit Pisang Kepok terhadap Kadar Air

Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa semakin tinggi penambahan kulit

pisang kepok maka kadar air semakin menurun. Penurunan kadar air dari

perlakuan K1 hingga K4 dipengaruhi oleh komposisi bahan pembuat briket.

Kadar air terendah adalah pada perlakuan K4 yaitu 24,213% sedangkan kadar air

tertinggi pada perlakuan K1 yaitu 36,513%. Hal ini diduga karena pada perlakuan

K1 dengan komposisi penambahan kulit pisang kepok 10% memiliki luas

permukaan bahan yang lebih kecil, sebaliknya pada perlakuan K4 dengan

penambahan 40% kulit pisang kepok memiliki luas permukaan bahan yang lebih

besar. Perbedaan komposisi menghasilkan jumlah pori-pori pada permukaan yang

berbeda, dimana kadar air tertinggi pada perlakuan K1 dengan komposisi bahan

10% kulit pisang kepok dimana kulit pisang kepok memiliki jumlah pori-pori

lebih banyak dibandingkan ampas tebu dan daya serapnya lebih tinggi, hal sesuai

dengan pernyataan Triono (2006) rendahnya kadar air disebabkan karena bahan

briket memiliki jumlah pori-pori yang lebih banyak, selain itu ampas tebu masih

mengandung komponen-komponen kimia seperti selulosa, lignin, dan

hemiselulosa.

Ŷ = 39,73-0,399K

r = 0,975

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

35.0

40.0

0 10 20 30 40

Kad

ar A

ir (

%)

Penambahan Kulit Pisang Kepok (%)

Page 45: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

Pengaruh Suhu Pengeringan

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 1) dapat dilihat bahwa suhu

pengeringan memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap

kadar air. Tingkat perbedaan tersebut telah di uji dengan uji beda rata-rata dan

dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil Uji Beda Rata-Rata Suhu Pengeringan terhadap Kadar Air

Suhu

Pengeringan

(oC)

Jarak

LSR

Rataan

(%)

Notasi

0,05 0,01 0,05 0,01

S1 = 100oC - - - 31,575 a A

S2 = 110oC 2 2,021 2,782 29,900 ab AB

S3 = 120oC 3 2,122 2,923 29,488 bc BC

S4 = 130oC 4 2,176 2,998 28,013 cd CD

Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom notasi menunjukkan pengaruh yang

berbeda nyata pada taraf p<0,05 dan berbeda sangat nyata pada

taraf p<0,01.

Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa S1 berbeda tidak nyata dengan S2, S3, dan

berbeda sangat nyata dengan S4. S2 berbeda tidak nyata dengan S3 danS4. S3

berbeda tidak nyata dengan S4. Nilai tertinggi dapat dilihat pada perlakuan S1 =

31,575% dan nilai terendah dapat dilihat pada perlakuan S4 = 28,013%. untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.

Page 46: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

Gambar 5. Pengaruh Suhu Pengeringan terhadap Kadar Air

Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa semakin tinggi suhu pengeringan

maka kadar air semakin menurun. Menurut Darun (2001), bila suhu pengeringan

dinaikkan maka panas yang dibutuhkan untuk penguapan air bahan menjadi

berkurang. Semakin tinggi suhu udara pengering, semakin banyak uap air yang

dapat dikeluarkan sebelum kejenuhan terjadi dan semakin banyak uap air yang

diangkut, dengan demikian proses pengeringan akan lebih cepat. Menurut Calter

(1984) menyatakan bahwa kadar air dari suatu bahan dapat mengalami

pengurangan dengan proses pengeringan, dimana semakin tinggi suhu yang

digunakan untuk pengeringan maka akan semakin besar panas yang diberikan.

Tingginya suhu udara pengeringan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam

kecepatan perpindahan uap air.

Pengaruh Interaksi Antara Penambahan Kulit Pisang Kepok dengan Suhu

Pengeringan Terhadap Kadar Air

Dari daftar anailisis sidik ragam (lampiran 1) diketahui bahwa interaksi

penambahan kulit pisang kepok dan suhu pengeringan memberikan pengaruh

berbeda sangat nyata (p<0.05) terhadap kadar air. Nilai rataan kadar air dapat

Ŷ = 42,50-0,111S

r = 0,956

25.5

26.5

27.5

28.5

29.5

30.5

31.5

32.5

90 100 110 120 130

Kad

ar A

ir (

%)

Suhu Pengeringan (oC)

0

Page 47: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

dilihat pada lampiran 1 dimana nilai kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan

K1S1 dengan penambahan kulit pisang kepok 10% dan suhu pengeringan 100oC

yaitu 41,00 % dan nilai rataan terendah terdapat pada perlakuan K3S4 dengan

penambahan kulit pisang kepok 30% dan suhu pengeringan 130oC yaitu 22,95%.

Secara statistik hubungan suhu pengeringan dengan penambahan kulit pisang

kepok berpengaruh tidak nyata terhadap kadar air. Hal ini dikarenakan pada

proses pembuatan briket, air yang terkandung pada bahan tidak menguap secara

optimal, hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor waktu pengeringan yang cukup

singkat, yaitu hanya 2 jam. Menurut Rustini (2004), pencampuran serbuk arang

dengan perekat adalah tahap yang penting. Tahap ini merupakan tahap penting

dan menentukan mutu briket arang yang dihasilkan. Campuran yang dibuat

tergantung pada ukuran serbuk arang, jenis perekat, jumlah perekat dan tekanan

pengempaan yang diberikan. Proses perekatan yang baik ditentukan oleh hasil

pencampuran bahan perekat yang dipengaruhi oleh bekerjanya alat pengaduk

(mixer), komposisi perekat yang tepat dan ukuran pencampuran.Briket yang

dihasilkan setelah proses perekatan dan pengempaan masih mengandung air yang

cukup tinggi (sekitar 50 %). Oleh sebab itu perlu dilakukan pengeringan yang

dapat dilakukan dengan berbagai macam alat pengering seperti kiln, oven atau

penjemuran dengan menggunakan sinar matahari. Suhu pengeringan yang umum

dilakukan adalah sebesar 60oC selama 24 jam dengan menggunakan oven. Tujuan

pengeringan adalah agar arang menjadi kering dan kadar airnya dapat disesuaikan

dengan ketentuan kadar air briket arang yang berlaku.

Page 48: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

Nilai Kalor

Pengaruh Penambahan Kulit Pisang Kepok

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa penambahan

kulit pisang kepok memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (p < 0,01)

terhadap nilai kalor. Tingkat perbedaan tersebut telah di uji dengan uji beda rata-

rata dan dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil Uji Beda Rata-Rata Penambahan Kulit Pisang Kepok Terhadap

Nilai Kalor

Penambahan

Kulit Pisang

Kepok (%)

Jarak

LSR

Rataan

(kal/g)

Notasi

0,05 0,01 0,05 0,01

K1 = 10 % - - - 4776,768 a A

K2 = 20 % 2 84,843 116,801 4243,928 d D

K3 = 30 % 3 89,085 122,740 4346,515 c C

K4 = 40 % 4 91,348 125,851 4469,256 b B

Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom notasi menunjukkan pengaruh yang

berbeda nyata pada taraf p<0,05 dan berbeda sangat nyata pada

taraf p<0,01.

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa K1 berbeda sangat nyata dengan K2, K3,

dan K4. K2 berbeda tidak nyata dengan K3 dan berbeda sangat nyata K4. K3

berbeda sangat nyata dengan K4. Nilai kalor tertinggi dapat dilihat pada perlakuan

K1 = 4776,768 kal/g dan nilai terendah dapat dilihat pada perlakuan K2 =

4243,928kal/g. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 6.

Page 49: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

Gambar 6. Pengaruh Penambahan Kulit Pisang Kepok terhadap Nilai Kalor

Pada Gambar 6 dapat dilihat kualitas nilai kalor tertinggi terdapat pada

perlakuan K1 (10%) dan nilai kalor terendah terdapat pada perlakuan K2 (20%).

Menurut Sukandarrumidi (1995) bahwa tinggi rendahnya nilai kalor suatu bahan

tergantung dari beberapa faktor yaitu : bahan asal, kandungan air, kandungan abu,

dan komposisi kimia. Semakin tinggi kandungan air dan kandungan abu total pada

bahan, semakin rendah pula nilai kalor bahan tersebut, dan bila semakin rendah

kandungan air dan kandungan abu pada bahan, maka akan semakin tinggi nilai

kalor bahan tersebut.

Pengaruh Suhu Pengeringan

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa suhu

pengeringan memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap

nilai kalor. Tingkat perbedaan tersebut telah di uji dengan uji beda rata-rata dan

dapat dilihat pada Tabel 9.

Ŷ= 1.639x2 - 90.147x + 5483.6 R² = 0.8817

4000

4100

4200

4300

4400

4500

4600

4700

4800

4900

0 10 20 30 40 50

Nil

ai K

alor

(kal

/g)

Penambahan Kulit Pisang (%)

Page 50: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

Tabel 9. Hasil Uji Beda Rata-Rata Suhu Pengeringan terhadap Nilai Kalor

Suhu

Pengeringan

(oC)

Jarak

LSR

Rataan

(kal/g)

Notasi

0,05 0,01 0,05 0,01

S1 = 100oC - - - 4469,268 b B

S2 = 110oC 2 84,843 116,801 4372,896 cd CD

S3 = 120oC 3 89,085 122,740 4436,309 bc BC

S4 = 130oC 4 91,348 125,851 4557,994 a A

Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom notasi menunjukkan pengaruh yang

berbeda nyata pada taraf p<0,05 dan berbeda sangat nyata pada

taraf p<0,01.

Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa S1 berbeda sangat nyata dengan S2, S3,

berbeda tidak nyata dengan S4. S2 berbeda tidak nyata dengan S3 dan berbeda

sangat nyata S4. S3 berbeda sangat nyata dengan S4. Nilai tertinggi dapat dilihat

pada perlakuan S4 = 4557,994 kal/g dan nilai terendah dapat dilihat pada

perlakuan S2 = 4372,896 kal/g. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Pengaruh Suhu Pengeringan Terhadap Nilai Kalor

Pada Gambar 7 dapat dilihat nilai kalor tertinggi terdapat pada perlakuan

suhu S4 yaitu 130oC dan nilai kalor terendah terdapat pada perlakuan suhu S2

yaitu 110oC. Hal ini sesuai dengan Purnama dkk, 2012 Semakin tinggi suhu

Ŷ = 0.5451x2 - 122.09x + 11221 R² = 0.9711

4350

4400

4450

4500

4550

4600

90 100 110 120 130

Nil

ai K

alor

(kal

/g)

Suhu Pengeringan (oC)

0

Page 51: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

pengeringan maka nilai kalor akan semakin tinggi hal ini dipengaruhi oleh

tingginya kandungan karbon terikat pada briket arang. Hal ini disebabkan didalam

proses pembakaran membutuhkan karbon yang akan bereaksi dengan oksigen

untuk menghasilkan kalor.

Pengaruh Interaksi Antara Penambahan Kulit Pisang Kepok dengan Suhu

Pengeringan Terhadap Nilai Kalor

Dari daftar anailisis sidik ragam (lampiran 2) diketahui bahwa interaksi

penambahan kulit pisang kepok dan suhu pengeringan memberikan pengaruh

berbeda sangat nyata (p<0.01) terhadap nilai kalor.

Tabel 10. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Interaksi Penambahan Kulit Pisang

Kepok dengan Suhu Pengeringan terhadap Nilai Kalor

Jarak LSR Perlakuan

Rataan

(kal/g)

Notasi

0,05 0,01 0,05 0,01

- - - K1S1 4727,270 b B

2 169,6866 233,6019 K2S1 4613,230 b B

3 178,1709 245,4800 K3S1 4593,815 b B

4 182,6959 251,7018 K4S1 5172,755 a A

5 186,6553 256,7924 K1S2 4394,270 d D

6 188,9178 260,1861 K2S2 4303,900 d E

7 190,6146 264,1455 K3S2 4190,820 e F

8 191,7459 266,9736 K4S2 4086,720 e G

9 192,8771 269,2361 K1S3 4064,780 e G

10 194,0084 270,9329 K2S3 4296,230 d E

11 194,0084 272,6298 K3S3 4452,900 c C

12 194,5740 273,7611 K4S3 4572,150 b B

13 194,5740 274,8923 K1S4 4690,750 b B

14 195,1396 276,0235 K2S4 4278,225 d E

15 195,1396 277,1548 K3S4 4507,700 c B

16 195,7052 277,7204 K4S4 4400,350 d D

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada

taraf p<0,05 dan berbeda sangat nyata pada taraf p<0,01

menurut uji LSR

Page 52: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

Nilai rataan tertinggi yaitu pada penambahan kulit pisang kepok 40 % dan

suhu pengeringan 100oC hari yaitu 5172,755 kal/g dan nilai rataan terendah yaitu

pada penambahan kulit pisang kepok 10 % dan suhu pengeringan 120oC yaitu

4064,780 kal/g. Hubungan interaksi penambahan kulit pisang kepok dan suhu

pengeringan terhadap nilai kalor dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Hubungan Interaksi Penambahan Kulit Pisang Kepok dengan Suhu

Pengeringan terhadap Nilai Kalor

Menurut Sukandarrumidi (1995) bahwa tinggi rendahnya nilai kalor suatu

bahan tergantung dari beberapa faktor yaitu : bahan asal, kandungan air,

kandungan abu, dan komposisi kimia. Hal ini sesuai dengan Hartoyo (1983), yang

menyatakan bahwa nilai kalor briket yang dihasilkan dipengaruhi oleh nilai kalor

atau energi yang dimiliki oleh bahan penyusunnya. Dimana nilai kalor sangat

menentukan kualitas briket arang. Semakin tinggi nilai kalor bakar briket arang,

semakin baik pula kualitas briket arang yang dihasilkan.

T1:Ŷ = 4974 - 4,390S

r² = 0,033

T2:Ŷ = 5537-10,12S

r² = 0,662

T3:Ŷ = 4432+0,037S

r² = 0,68

T4:Ŷ = 6664 - 18,31S

r² = 0,268

3000

3500

4000

4500

5000

5500

90 100 110 120 130

Nil

ai K

alor

(kal

/g)

Suhu Pengeringan (oC)

T1=10%

T2=20%

T3=30%

T4=40%

0

Page 53: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

Kadar Abu

Pengaruh Penambahan Kulit Pisang Kepok

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 3) dapat dilihat bahwa penambahan

kulit pisang kepok memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (p < 0,01)

terhadap kadar abu. Tingkat perbedaan tersebut telah di uji dengan uji beda rata-

rata dan dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Hasil Uji Beda Rata-Rata Penambahan Kulit Pisang Kepok Terhadap

Kadar Abu

Penambahan

Kulit Pisang

Kepok (%)

Jarak

LSR

Rataan

(%)

Notasi

0,05 0,01 0,05 0,01

K1 = 10 % - - - 58,725 a A

K2 = 20 % 2 1,338 1,842 54,988 b B

K3 = 30 % 3 1,405 1,936 54,113 bc BC

K4 = 40 % 4 1,441 1,985 48,613 d D

Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom notasi menunjukkan pengaruh yang

berbeda nyata pada taraf p<0,05 dan berbeda sangat nyata pada

taraf p<0,01.

Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa K1 berbeda sangat nyata dengan K2, K3,

dan K4. K2 berbeda tidak nyata dengan K3 dan berbeda sangat nyata dengan K4.

K3 berbeda sangat nyata dengan K4. Kadar abu tertinggi dapat dilihat pada

perlakuan K1 = 58,725% dan nilai terendah dapat dilihat pada perlakuan K4 =

48,613 %. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 19.

Page 54: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

Gambar 9. Pengaruh Penambahan Kulit Pisang Kepok terhadap Kadar Abu

Pada Gambar 9 dapat dilihat bahwa semakin tinggi penambahan kulit

pisang kepok maka kadar abu semakin menurun. Menurut Hendra dan Darmawan

(2000) bahwa semakin rendah kadar abu maka semakin baik briket tersebut,

karena salah satu unsur utama abu adalah silika, dimana silika ini merupakan

bahan yang menyerap kelembaban dan pengaruhnya kurang baik terhadap nilai

kalor yang dihasilkan. Menurut Sudarmadji (1989), kandungan abu dan

komposisinya tergantung pada macam bahan dan cara pengabuannya. Kadar abu

juga ada hubunganya dengan mineral suatu bahan. Bahan yang memiliki kadar air

yang tinggi sebelum pengabuan harus dikeringkan terlebuh dahulu, karena jika

kadar air tinggi, maka kadar abunya pun akan tinggi juga.

Pengaruh Suhu Pengeringan

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 3) dapat dilihat bahwa suhu

pengeringan memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap

kadar abu. Tingkat perbedaan tersebut telah di uji dengan uji beda rata-rata dan

dapat dilihat pada Tabel 12.

Ŷ = 61,91-0,312K

r= 0,931

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

0 10 20 30 40

Kad

ar A

bu

(%

)

Penambahan Kulit Pisang Kepok (%)

Page 55: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

Tabel 12. Hasil Uji Beda Rata-Rata Suhu Pengeringan terhadap Kadar Abu

Suhu

Pengeringan

(oC)

Jarak

LSR

Rataan

(kal/g)

Notasi

0,05 0,01 0,05 0,01

S1 = 100oC - - - 57,225 a A

S2 = 110oC 2 1,338 1,842 53,638 bc BC

S3 = 120oC 3 1,405 1,936 54,088 b B

S4 = 130oC 4 1,441 1,985 51,488 d D

Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom notasi menunjukkan pengaruh yang

berbeda nyata pada taraf p<0,05 dan berbeda sangat nyata pada

taraf p<0,01.

Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa S1 berbeda sangat nyata dengan S2, S3,

dan S4. S2 berbeda tidak nyata dengan S3 dan berbeda sangat nyata dengan S4.

S3 berbeda sangat nyata dengan S4. Nilai tertinggi dapat dilihat pada perlakuan

S1 = 57,225% dan nilai terendah dapat dilihat pada perlakuan S4 = 51,488%.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Pengaruh Suhu Pengeringan terhadap Kadar Abu

Pada Gambar 10 dapat dilihat bahwa semakin tinggi suhu pengeringan

maka kadar abu semakin menurun. Menurut Ginting, dkk (1985), bahwa nilai

kalor pembakaran dipengaruhi oleh kadar airnya (kekeringannya) dan juga kadar

y = 0.0025x2 - 0.7354x + 105.73 R² = 0.8505

50.0

51.0

52.0

53.0

54.0

55.0

56.0

57.0

58.0

90 100 110 120 130

Kad

ar A

bu (

%)

Suhu Pengeringan (oC)

0

Page 56: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

abunya. Suatu bahan bakar yang baik bila kadar abunya rendah. Menurut

Nurhayati (1974) dalam Masturin (2002) nilai kalor dipengaruhi oleh kadar air

dan kadar abu briket arang. Semakin tinggi kadar air dan kadar abu briket arang,

maka akan menurunkan nilai kalor bakar briket arang yang dihasilkan.

Pengaruh Interaksi Antara Penambahan Kulit Pisang Kepok dengan Suhu

Pengeringan Terhadap Kadar Abu

Dari daftar anailisis sidik ragam (lampiran 3) diketahui bahwa interaksi

penambahan kulit pisang kepok dan suhu pengeringan memberikan pengaruh

berbeda sangat nyata (p<0.01) terhadap kadar abu.

Tabel 13. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Interaksi Penambahan Kulit Pisang

Kepok dengan Suhu Pengeringan terhadap Kadar Abu

Jarak LSR Perlakuan

Rataan

(%)

Notasi

0,05 0,01 0,05 0,01

- - - K1S1 66,50 a A

2 2,6762 3,6842 K2S1 55,60 b B

3 2,8100 3,8716 K3S1 56,85 b B

4 2,8814 3,9697 K4S1 55,95 b B

5 2,9438 4,0500 K1S2 56,50 b B

6 2,9795 4,1035 K2S2 55,95 b B

7 3,0063 4,1659 K3S2 55,00 b B

8 3,0241 4,2106 K4S2 52,50 b B

9 3,0419 4,2462 K1S3 55,95 b B

10 3,0598 4,2730 K2S3 53,50 c B

11 3,0598 4,2998 K3S3 55,50 c C

12 3,0687 4,3176 K4S3 51,50 c D

13 3,0687 4,3354 K1S4 49,95 d D

14 3,0776 4,3533 K2S4 49,50 d D

15 3,0776 4,3711 K3S4 49,00 d D

16 3,0865 4,3800 K4S4 46,00 d E

Keterangan :Notasi huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada

taraf p < 0,05 dan berbeda sangat nyata pada taraf p < 0,01

menurut uji LSR

Nilai rataan tertinggi yaitu pada penambahan kulit pisang kepok 10 % dan

suhu pengeringan 100oC hari yaitu 66,50% dan nilai rataan terendah yaitu pada

Page 57: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

penambahan kulit pisang kepok 40 % dan suhu pengeringan 130oC yaitu 46,00 %.

Hubungan interaksi penambahan kulit pisang kepok dan suhu pengeringan

terhadap kadar abu dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Hubungan Interaksi Penambahan Kulit Pisang Kepok Dan Suhu

Pengeringan Terhadap Kadar Abu

Pada Gambar 11 menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu pengeringan

dan semakin tinggi penambahan kulit pisang kepok maka kadar abu semakin

menurun. Menurut Sudarmadji (1989), kandungan abu dan komposisinya

tergantung pada macam bahan dan cara pengabuannya. Kadar abu juga ada

hubunganya dengan mineral suatu bahan. Bahan yang memiliki kadar air yang

tinggi sebelum pengabuan harus dikeringkan terlebih dahulu, karena jika kadar air

tinggi, maka kadar abunya pun akan tinggi juga. Menurut jamilatul (2011), abu

yang terkandung dalam bahan bakar padat, ada mineral yang tidak dapat terbakar

tertinggal setelah proses pembakaran dan reaksi-reaksi menyertainya selesai.

Dengan semakin tinggi suhu pengeringan, maka kadar air dankadar abu pada

T1:Ŷ = 114,9-0,502S

r² = 0,893 T2:Ŷ = 77,5-0,207S

r² = 0,817 T3:Ŷ = 80,59-0,230S

r² = 0,731

T4:Ŷ = 86,96-0,308S

r² = 0,932

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.0

90 100 110 120 130

Kad

ar A

bu (

%)

Suhu Pengeringan (oC)

T1=10%

T2=20%

T3=30%

T4=40%

0

Page 58: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

briket semakin rendah, abu akan menurunkan mutu bahan bakar padat karena

dapat menurunkan nilai kalor.

Page 59: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai studi pembuatan briket dari

limbah ampas tebu dengan penambahan kulit pisang kepok (Musa paradisiaca

Lin.) dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh yang berbeda sangat

nyata pada taraf p<0,01 terhadap kadar air, nilai kalor, dan kadar abu

2. Suhu pengeringan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata pada taraf

p<0,01 terhadap kadar air, nilai kalor, dan kadar abu

3. Interaksi perlakuan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata pada taraf

p<0,01 terhadap nilai kalor dan kadar abu.

4. Perlakuan terbaik terdapat pada T4L1 yaitu dengan nilai kalor 5172,7550

kal/gr.

Saran

1. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menggunakan kombinasi bahan

pembuatan briket dengan menambahkan bahan lain, misalnya cangkang kelapa

sawit.

2. Disarankan untuk mengunakan suhu diatas 130oC dengan waktu 3 jam.

3. Disarankan untuk menambahkan analisa uji kepadatan bahan.

Page 60: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

DAFTAR PUSTAKA

Ade Setiawan, 2007. “Biodiesel Jarak Pagar, Bahan Bakar Alternatif Yang Ramah

Lingkungan”, Agromedia Pustaka, Jakarta.

Amin, S. 2000. Penelitian Berbagai Jenis Kayu Limbah Pengolahan untuk Pemilihan

Bahan baku Briket Arang. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia 2, 41-46.

Apriyantono, 1989. Analisis Pangan. Bogor: IPB-press

Avianita, A. 1996. Kajian Penambahan Beberapa Jenis Tepung Terhadap Sifat-

sifat Bakso Daging Kelinci (Oryctolagus cuniculus). Skripsi Fakultas

Teknologi Pertanian. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Calter, P., 1984. Practical Math For Elictricity and Electronochs, Mc. Graw Hill Book

Company.

Darun. 2001. Teknik Hasil Pertanian (Draft Pertama Bagian Pertama), Program Studi

Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan

Emaga, T. H.,; Andrianaivo, R. H.; Wathelet, B.; Tchango, J. T.; Paquot, M. 2007, Effects

of the stage of maturation and varieties on the chemical composition of banana

and plantain peels. Food Chemistry.

Erna R, 2010. Jurnal teknik kimia: karakteristik briket bioarang limbah pisang.

Semarang : universitas diponegoro

Ginting, T., B. Perangin-angin, A. D. Sembiring, L. Perangin-angin, D. Surbakti,

A. Warman, N. Tarigan, D. Tarigan, Herdianto, D. Pasaribu dan Jamaita.

1985. Laporan Akhir. Pemanfaatan Gambut Sebagai Bahan Energi,

Departemen Pendidikan & Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan

Tinggi, Proyek P3T USU, Medan

Gunawan dan Tata. 2013. Kandungan dan Manfaat Kulit Pisang. Kandungan dan

manfaat kulit pisang.

Hambali, E. 2006. “Jarak Pagar Tanaman Penghasil Biodiesel”, Penebar Swadaya,

Bogor.

Hartoyo, 1983. Pembuatan arang dari briket arang secara sederhana dari serbuk gergaji

dan limbah industry perkayuan. Puslitbang Hasil Hutan. Bogor

Hendra, D. dan I.Winarni.2003. Sifat fisis dan kimia briket arang campuran limbah kayu

dan ampas tebu Buletin Penelitian Hasil Hutan.21(3) : 211 –226. Pusat

Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor

Page 61: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

Hendra, D. Dan S. Darmawan. 2000. Pembuatan Briket Arang dari Serbuk Gergajian

dengan Penambahan Tempurung Kelapa. Buletin Penelitian Hasil Hutan. 18: 1-9.

Himawanto, D.A. 2003. Pengolahan Limbah Pertanian menjadi Biobriket Sebagai

Salah Satu Bahan Bakar Alternatif. Laporan Penelitian. UNS. Surakarta.

Husada, T.I., 2008. Arang Briket Tongkol Jagung Sebagai Energi Alternatif. Laporan

Penelitian Universitas Negeri Semarang. Semarang

Husin, 2007. Komposisi ampas tebu dalam pemanfaatan briket bioarang

Ismun, 2007.“Teknologi Tepat Guna, Membuat Briket Bioarang”, Kanisius, Yogyakarta.

Ismunadji, M., 1998. Padi. Buku I, Edisi I, Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian. Bogor.

Jamilatun, S. 2008. Sifat-Sifat Penyalaan dan Pembakaran Briket Biomassa, Briket

Batubara dan Arang Kayu. Jurnal Rekayasa Proses. Vol 2, No 2, 2008.

Yogyakarta.

Jamilatul, 2011. Kualitas Sifat-Sifat Penyalaan Dari Pembakaran Briket Tempurung

Kelapa, Briket Serbuk Gergaji Kayu Jati, Briket Sekam Padi Dan Briket Batu

Bara, Di Dalam Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” 2011

Kurniawan, O dan Marsono. 2008. Super karbon, Bahan Bakar Alternatif Pengganti

Minyak Tanah dan Gas. Penebar Swadaya. Jakarta.

Masturin, A. 2002. Sifat Fisik dan Kimia Briket Arang Campuran Arang Limbah

Gergajian Kayu. Skripsi. Bogor. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Mursalim, W.A. 2004. Pemanfaatan Kulit Buah Kakao sebagai Briket Arang. Laporan

penerapan Ipteks Lembaga Pengabdian pada Masyarakat. Makassar: Universitas

Hassanudin.

Pertiwi, C., 2013. Pengaruh Iradiasi Sinar terhadap Pembentukan Ikatan Silang

Kulit Pisang Epiklorohidrin. Skripsi Program Studi Kimia Universitas

Islam Negeri Syarif Hidatullah, Jakarta.

Rusliana, E., 2010. Karakteristik Briket Bioarang Limbah Pisang dengan Perekat

Tepung Sagu. Makalah Seminar Nasional Rekayasa Kimia dan Proses.

Jurusan Teknik KimiaUniversitas Diponegoro, Semarang.

Rustini. 2004. Pembuatan Briket Arang dari Serbuk Gergajian Kayu Pinus (Pinus

Merkusii Jungh. Et de Vr.,) dengan Penambahan Tempurung Kelapa.

Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sanotsa, Misiaini R., dan Swara Pratiwi A, 2013. Studi Variasi Komposisi Bahan

Penyusun Briket Arang dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian.

Page 62: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

Saparianto C. dan Diana H., 2011. Bahan Tambahan Pangan. Petra Christian University-

Press. Yogyakarta. Christian UnivercityLibrary

Sigit Suroto, dan Sudiro. 2014. Pengaruh komposisi dan ukuran serbuk briket yang

terbuat dari batubara dan jerami padi terhadap karakteristik pembakaran.

Jurnal. Sainstech politeknik indonusa surakarta. ISSN: 2355-5009. Vol. 2 No.2

tahun 2014.

Subroto, 2006. “Teknologi Tepat Guna, Membuat Briket Bioarang”, Kanisius,

Yogyakarta.

Subroto, 2006. Karakteristik Pembakaran Biobriket Campuran Batubara, Ampas Tebu

dan Jerami. Media Mesin, 7 (2). pp. 47-54. ISSN 1411-4348

Sudarmadji, 1996.Prosedur Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta:

Penerbit Liberty

Sudarmadji, 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian, Liberty. Yogyakarta.

Sugiarto Arifin. 1992. Blotong Peranannya Terhadap Peningkatan Produktifitas Tanah

Pasiran, Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia No.7.

Sukandarrumidi, 1995. Batubara dan Gambut, Gajah Mada University Press,

Yogyakarta.

Tonny, 2000.Pengaruh Penambahan Tepung Kedelai Terhadap Daya Awet Bakso

Daging Lele Dumbo (Clarias gareipinus) Skripsi Jurusan

Perikanan.Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Gadjah Mada.

Yogyakarta.

Triono, A. 2006. Karakteristik Briket Arrang dari Campuran Serbuk Gergajian Kayu

Afrika (Maesopis eminii Eng) dan Sengon (Paraseanthes Falcarita L. Nielsen)

dengan Penambahan tempurung Kelapa (Cocos nucifera L) Skripsi. Bogor.

Departemen hasil Hutan. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Winaya, 2008. “Prospek Energi DariSekam Padi dengan Teknologi Fluidized

Bed Combustion”.

Witono, J.A. 2003. Produksi Furfural dan Turunannya: Alternatif Peningkatan Nilai

Ampas Tebu Indonesia. http//www.chem-istry.org/sect=fokus/html. [06 agustus

2018].

Yanni, 2010.Pemanfaatan Biomassa Limbah Lignoselulosa untuk Bioetanol sebagai

Sumber Energi Baru Terbarukan.Tangerang : LIPI

Yokoyama, S, 2008 “Buku panduan biomassa asia”. The Japan Institute Of Energy,

Japan.

Page 63: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

Yosephine, A., Gala, V., Ayucitra, A., dan Retnoningtyas, E.S. 2012. Pemanfaatan

Ampas Tebu dan kulit pisang Dalam Pembuatan Kertas Serat Campuran. Jurnal

Teknik Kimia Indonesia. Vol 11 No.2 Hal 95- 96. http://citation.itb.ac.id

Yulian dan Dwi Kundarto. 2004. Pemanfaatan kulit pisang kepok menjadi etanol dengan

hidrolisis asam dan proses fermentasi dengan ragi sacharromyces cereviceae.

Universitas indonesia

Page 64: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

Lampiran 1.Tabel Data RataanHasil Pengamatan Kadar Air

Perlakuan Ulangan

TOTAL RATAAN I II

K1S1 41,6 40,40 82,00 41,00

K1S2 38,8 37,50 72,30 36,15

K1S3 34,4 33,50 71,90 35,95

K1S4 33,0 32,90 65,90 32,95

K2S1 32,0 31,20 63,20 31,60

K2S2 31,8 30,20 62,00 31,00

K2S3 31,2 30,80 62,00 31,00

K2S4 29,2 28,80 58,00 29,00

K3S1 29,2 28,30 57,50 28,75

K3S2 29,4 27,60 57,00 28,50

K3S3 28,6 27,50 56,10 28,05

K3S4 25,8 24,40 50,20 25,10

K4S1 25,0 24,90 49,90 24,95

K4S2 24,0 23,90 47,90 23,95

K4S3 22,2 23,70 45,90 22,95

K4S4 21,0 29,00 50,00 25,00

TOTAL

951,80 29,74

Analisi Sidik Ragam Kadar Air

SK DB JK KT F-hit

F 0,05 F 0,01

Perlakuan 15 751,759 50,116 13,806 ** 2,91 4,48

Efek T 3 654,621 218,207 60,112 ** 4,16 4,48

KLin 1 638,401 638,401 175,868 ** 4,16 4,48

KKuad 1 12,251 12,251 3,375 tn 4,16 4,48

K Kub 1 3,969 3,969 1,093 tn 4,16 4,48

EfekS 3 51,526 17,175 4,732 ** 4,16 4,48

SLin 1 49,284 49,284 13,577 ** 4,16 4,48

S Kuad 1 1346,900 1346,900 371,047 ** 4,16 4,48

S Kub 1 1344,658 1344,658 370,429 tn 4,16 4,48

K x S 9 45,591 5,066 1,396 tn 1,98 4,48

Galat 16 58,080 3,630

Total 31 809,819

Keterangan: FK = 28.310,10 KK = 6,406 % ** = sangat nyata tn = tidak nyata

Page 65: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

Lampiran2.Tabel Data Rataan Hasil Pengamatan Nilai Kalor

Perlakuan Ulangan

TOTAL RATAAN I II

K1S1 4734,39 4720,15 9454,54 4727,27

K1S2 4530,12 4512,35 9226,46 4613,23

K1S3 4675,28 4696,34 9187,63 4593,82

K1S4 5297,70 5047,81 10345,51 5172,76

K2S1 4319,41 4469,13 8788,54 4394,27

K2S2 4232,60 4375,20 8607,80 4303,90

K2S3 4152,92 4228,72 8381,64 4190,82

K2S4 4054,12 4119,32 8173,44 4086,72

K3S1 4000,63 4128,93 8129,56 4064,78

K3S2 4275,18 4317,28 8592,46 4296,23

K3S3 4435,32 4470,48 8905,80 4452,90

K3S4 4582,10 4562,20 9155,30 4572,15

K4S1 4698,30 4683,20 9381,50 4690,75

K4S2 4328,10 4228,35 8556,45 4278,23

K4S3 4532,70 4482,70 9015,40 4507,70

K4S4 4426,04 4374,66 8800,70 4400,35

TOTAL

142691,73 4459,12

Analisi Sidik Ragam Nilai Kalor

SK DB JK KT F-hit

F 0,05 F 0,01

Perlakuan 15 2298156,872 153210,458 23,945 ** 2,91 4,48

Efek T 3 1279923,007 426641,002 66,678 ** 4,16 4,48

K Lin 1 268924,741 268924,741 42,029 ** 4,16 4,48

K Kuad 1 859573,551 859573,551 134,338 ** 4,16 4,48

K Kub 1 151424,715 151424,715 23,665 ** 4,16 4,48

EfekS 3 142671,027 47557,009 7,432 ** 4,16 4,48

S Lin 1 43452,157 43452,157 6,791 ** 4,16 4,48

S Kuad 1 41515894,55 41515894,55 6488,31 ** 4,16 4,48

S Kub 1 4141667,68 4141667,68 6472,86 tn 4,16 4,48

K x S 9 875562,838 97284,760 15,204 ** 1,98 4,48

Galat 16 102377,047 6398,565

Total 31 2400533,919

Keterangan: FK = 636.279.056,57 KK = 1,794 % ** = sangat nyata tn = tidak nyata

Page 66: STUDI PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH AMPAS TEBU … · 2019. 9. 7. · Kadar Abu Penambahan kulit pisang kepok memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p < 0,01) terhadap kadar abu

Lampiran3.Tabel Data Rataan Hasil Pengamatan Kadar Abu

Perlakuan Ulangan

TOTAL RATAAN I II

K1S1 65,80 67,20 133,00 66,50

K1S2 57,00 56,90 111,20 55,60

K1S3 56,80 54,20 113,70 56,85

K1S4 56,00 55,90 111,90 55,95

K2S1 56,60 56,40 113,00 56,50

K2S2 55,50 56,40 111,90 55,95

K2S3 55,30 54,70 110,00 55,00

K2S4 54,80 50,20 105,00 52,50

K3S1 55,50 56,40 111,90 55,95

K3S2 54,00 53,00 107,00 53,50

K3S3 53,60 57,40 111,00 55,50

K3S4 51,20 51,80 103,00 51,50

K4S1 50,00 49,90 99,90 49,95

K4S2 49,40 49,60 99,00 49,50

K4S3 49,40 48,60 98,00 49,00

K4S4 45,40 46,60 92,00 46,00

TOTAL

1731,50 54,11

Analisi Sidik Ragam Kadar Abu

SK DB JK KT F-hit

F 0,05 F

0,01

Perlakuan 15 644,102 42,940 26,980 ** 2,91 4,48

Efek T 3 418,326 139,442 87,613 ** 4,16 4,48

K Lin 1 389,688 389,688 244,846 ** 4,16 4,48

K Kuad 1 6,213 6,213 3,904 tn 4,16 4,48

K Kub 1 22,425 22,425 14,090 ** 4,16 4,48

EfekS 3 134,436 44,812 28,156 ** 4,16 4,48

S Lin 1 112,393 112,393 70,618 ** 4,16 4,48

S Kuad 1 4897,925 4897,925 3077,432 ** 4,16 4,48

S Kub 1 4875,882 4875,882 3063,582 tn 4,16 4,48

K x S 9 91,340 10,149 6,377 ** 1,98 4,48

Galat 16 25,465 1,592

Total 31 669,567

Keterangan: FK = 93.690,38 KK = 2,332 % ** = sangat nyata tn = tidak nyata