studi kasus kinerja layanan data paket gprs pt … filekapabilitas dari jaringan gsm yang telah ada....
TRANSCRIPT
* Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Diponegoro
** Dosen Teknik Elektro Universitas Diponegoro
Makalah Seminar Tugas akhir
STUDI KASUS KINERJA LAYANAN DATA PAKET GPRS PT NEXWAVE REGIONAL JAWA
TENGAH – YOGYAKARTA DIVISI HCPT (THREE) SEMARANG
Reza Ardhita *, Imam Santoso**, Ajub Ajulian Z.M.**
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,
Jln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia
ABSTRACT
General Packet Radio Service (GPRS) is a packet data communication system that is integrated with a GSM mobile
phone system. GPRS Packet switches use a technique means that the GPRS radio resources are used only if the customer sends
or receives data. GPRS was widely deployed to provide a realistic data capability via cellular telecommunications technology.
GPRS has several packet data measurement parameters such as for measuring the quality of the throughput and the success
rate of data packets sending.
In this final project is learn about the performance of GPRS packet data services on
the PT. NexwaveRegional Central Java - Yogyakarta DivisionHCPT (Three) using the value throughput methods and the
percentage PDASR caused by interference and the percentage of the low value of the throughput of data packets PDASR
success rate by doing some analysis on the sets of the GPRS network to determine the effect of parameter data drivetest on the
performance of GPRS system. GPRS throughput parameters were observed, among them Half Rate Activation Threshold
(HRACTT), Dynamic Channel Allocation (GPDPDTCHA), GMANPRES, TRX Utilization, Carrier/Interference (C/I), RX
Level, Alarm, ABIS Utilization, Link Configuration and parameters GUARMABIS. For parameters PDASR such REJPDASS
radio, REJPDASS ABIS, REJPDASS PDT and REJPDASS other. As for the parameters GPRS throughput drivetest contained
only RLC Throughput, C/I and RX Level. The process of data collection carried out during ten days at the date of January 20,
2011 until January 30, 2011 with an area which is divided into seven sub-routes. During the ten days will be known how the
quality of the data packets on the GPRS network, such as the occurrence of low throughput, data transmission rejection and
forth. It can be observed from the value of the parameters of both the throughput of GPRS, PDASR or drivetest.
From the analysis throughput of GPRS for ten days obtained the highest throughput of GPRS base stations located on
Tembalang V is the second sector for 54.13 Kbit, while the lowest value contained in the BTS Kedungmundu Raya, namely the
first sector for 1.48 Kbit. For GPRS PDASR highest percentage results found on the BTS Sumurboto IV is the second sector of
98.83%, while the lowest percentage found on the BTS Tembalang V, namely the first sector of 93.70%.
Keywords: Throughput, packet data, PDASR, drivetest
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
General Packet Radio Service (GPRS)
merupakan sistem komunikasi data paket yang
terintegrasi dengan sistem telepon seluler GSM.
GPRS menggunakan teknik Packet switch
maksudnya adalah GPRS radio resources digunakan
hanya jika pelanggan mengirimkan atau menerima
data. GPRS dikembangkan dengan tujuan untuk
meningkatkan efisiensi penggunaan frekuensi radio,
menyediakan fleksibilitas layanan dengan biaya
rendah serta penyediaan waktu akses yang cepat.
Untuk mengatasi kebutuhan akan komunikasi
bergerak yang meningkat sistem layanan GPRS
merupakan solusi alternatif untuk meningkatkan
kapabilitas dari jaringan GSM yang telah ada.
Dalam penelitian-penelitian yang sebelumnya
telah terdapat penelitian yang hanya membahas
tentang analisis perbandingan throughput pada
general packet radio service (GPRS) dan enhanced
data rate for GSM evolution (EDGE) yang telah
diteliti oleh Yuli Kurnia Ningsih, dkk (2007) dan
kinerja layanan internet melalui telepon seluler
dengan menggunakan jaringan GPRS yang telah
dibahas oleh Pujoarto (2006). Maka berdasarkan
penelitian tugas akhir ini membahas tentang analisis
kinerja layanan data paket GPRS yaitu dengan cara
mengevaluasi nilai dan parameter throughput melalui
perhitungan layanan data paket dan menganalisis
hasil drivetest throughput GPRS serta mengevalusi
pengukuran tingkat kesuksesan pengiriman data
paket GPRS dengan pengukuran Packet Data
Success Rate (PDASR) berdasarkan data dari
database BSC dan drivetest.
1.2 Pembatasan Masalah
Hal-hal yang dilakukan dalam Tugas Akhir ini
dibatasi pada masalah yang akan dibahas, yaitu
1) Hanya membahas mengenai evaluasi penyebab
tejadinya rendahnya nilai throughput download
pada situs tertentu dan dan mengevalusi tentang
tingkat keberhasilan data paket yang terkirim
dengan menggunakan software dan perhitungan
pada data-data yang telah didapat di lapangan.
2) Hanya membahas jaringan GPRS antarmuka
radio dan antarmuka ABIS serta antarmuka
PCU.
3) Mekanisme layanan GPRS berdasarkan trafik
untuk layanan data paket.
4) Proses pengambilan data dilaksanakan pada
Tanggal 20 Januari 2011 sampai 30 Januari
2011.
5) Data statistik yang akan dianalisis adalah
throughput dan tingkat kesuksesan dari
panggilan data paket saja.
6) Data drivetest yang dianalisis adalah kualitas
panggilan paket data saja.
7) Tidak membahas secara mendalam tentang
perangkat yang dipakai pada sistem GPRS.
8) Tidak membahas secara detail tentang network
optimalization, pembahasan hanya sebatas data
statistik throughput dari PDASR dan data drive
test.
9) Program simulasi ini hanya membahas tentang
proses pembelajaran data paket GPRS
10) Menggunakan program bantu Matlab 7.8 untuk
membuat simulasi untuk mempermudah proses
analisis sebagai acuan penentuan solusi.
II. DASAR TEORI
2.1 GSM (Global System for Mobile
communications)
GSM (Global System for Mobile
communication) merupakan suatu teknologi yang
digunakan dalam komunikasi bergerak dengan teknik
digital. Secara keseluruhan evolusi dari
telekomunikasi bergerak, sistem yang beraneka telah
dikembangkan tanpa menguntungkan dari spesifikasi
yang standar. Hal ini menimbulkan banyak masalah
kompatibilitas, khususnya perkembangan teknologi
radio digital.
Pada jaringan GSM bagian paling rendah dari
sistem GSM adalah MS (Mobile Station). Bagian ini
berada pada tingkat pelanggan dan portable. Pada
tiap sel terdapat BTS (Base Transceiver Station).
BTS ini fungsinya sebagai stasiun penghubung
dengan MS. Jadi, merupakan sistem yang langsung
berhubungan dengan telepon seluler.
Otak yang mengatur lalu-lintas trafik di BTS
adalah BSC (Base Station Controller). Location
Updating, penentuan BTS dan proses handover pada
percakapan ditentukan oleh BSC ini. Beberapa BTS
pada satu region diatur oleh sebuah BSC.
BSC-BSC ini dihubungkan dengan MSC (Mobile
Switching Center). MSC merupakan pusat
penyambungan yang mengatur jalur hubungan antar
BSC maupun antara BSC dan jenis layanan
telekomunikasi lain (PSTN, operator GSM lain,
AMPS, dll). Saat ini teknik switching terus
berkembang, dan begitu pula pada layanan GSM.
Beberapa operator GSM di Indonesia telah
menerapkan Intelegent Network lanjutan dalam
teknik switchingnya.
Gambar 2.1 Elemen jaringan GSM
2.2 GPRS ( General Packet Radio Service )
GPRS merupakan sistem transmisi berbasis
paket untuk GSM yang menggunakan prinsip
'tunnelling' dan menawarkan laju data yang lebih
tinggi. Laju datanya secara kasar sampai 160 kbps
dibandingkan dengan 9,6 kbps yang dapat disediakan
oleh rangkaian tersakelar GSM.
Para operator jaringan komunikasi bergerak di
luar negeri kini melihat GPRS sebagai kunci untuk
mengembangkan pasar komunikasi bergerak
menjadi pesaing baru di lahan yang pernah menjadi
milik jaringan kabel, yakni layanan internet. Kondisi
ini dimungkinkan karena ledakan penggunaan
internet melalui jaringan kabel (telepon) dapat pula
dilakukan melalui jaringan bergerak.
GPRS menggunakan modulasi radio yang sama
dengan standar GSM, pita frekuensi yang sama,
struktur burst yang sama, hukum-hukum lompatan
frekuensi yang sama, dan struktur bingkai (frame)
TDMA yang sama. Kanal-kanal data paket yang baru
sangat mirip dengan kanal-kanal lalu lintas
percakapan tersakelar rangkaian. Dengan demikian
BSS (Base Station Subsystem) yang sudah ada akan
menyediakan cakupan GPRS lengkap mulai dari
ujung jaringan. Namun dibutuhkan sebuah entitas
jaringan fungsional baru, yakni PCU (Packet Control
Unit) yang berfungsi sebagai pengatur segmentasi
paket, akses kanal radio, kesalahan-kesalahan
transmisi dan kendali daya.
Penyebaran jaringan GPRS adalah dimulai dengan
introduksi sebuah subsistem jaringan overlay baru
(NSS=Network SubSystem) seperti terlihat pada
Gambar 2.10. Terdapat dua elemen jaringan baru;
yakni SGSN (Serving GPRS Support Node) dan
GGSN (Gateway GPRS Support Node). SGSN
memiliki tingkat hirarki yang sama dengan MSC dan
VLR, menjaga alur lokasi dari stasiun-stasiun
bergerak individual dan melakukan fungsi-fungsi
keamanan dan kendali akses. Kemudian dihubungkan
ke BSS melalui Frame Relay. GGSN secara kasar
analog dengan suatu Gateway MSC yang menangani
antar kerja dengan jaringan-jarinan IP eksternal.
GGSN membungkus ulang dengan format baru
(mengenkapsulasi) paket-paket yang diterima
jaringan-jaringan IO eksternal dan merutekannya
menuju SGSN menggunakan GPRS tunnelling
protocol.
Gambar 2.2 Arsitektur Jaringan GPRS
2.2 Pengukuran Throughput GPRS
Salah satu parameter kinerja utama yang nyata
bagi pelanggan adalah throughput. Throughput
adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk
mengirimkan pesan data, sehingga dapat diketahui
kecepatan dan kemampuan dari transmisi data.
Throughput pada antarmuka radio per sel.
Indikator ini menyediakan throughput Logical link
control (LLC) yang berarti pada antarmuka udara per
sel.
Rumus pengguna throughput per sel.
1000
8]4[]3[]2[]1[
XMUTHRFMUTHRFMUTHRFMUTHRF
ellDLUserThrUmC
…………………………………………………………………………….. (2.1)
Dengan:
MUTHRF = Perhitungan rata-rata throughput
UserThrUmCellDL = Data throughput download per
sel pada antarmuka (Kbit).
MUTHRF[1] = Data rata-rata throughput CS-1
MUTHRF[2] = Data rata-rata throughput CS-2
MUTHRF[3] = Data rata-rata throughput CS-3
MUTHRF[4] = Data rata-rata throughput CS-4
Faktor-faktor yang menentukan throughput antara
lain:
Half rate activation threshold (HRACTT)
Batas threshold utilisasi untuk mengubah codec
full rate ke halfrate. Untuk hal ini HRACTT
mendefinisikan ambang batas beban trafik. Nilai
presentase HRACTT yang baik yaitu kurang dari
30% atau 0%
Dynamic channel allocation (GPDPDTCHA)
Bertujuan untuk menentukan persentase
kapasitas TRX yang dapat digunakan untuk kanal
data secara dinamik. Nilai presentase GPDPDTCHA
yang baik yaitu lebih dari 0%.
GMANPRESS
Berfungsi sebagai cadangan kanal GPRS.
C/I - Carrier/Interference
Bertujuan untuk mengetahui rasio minimum
tingkat sinyal yang diinginkan ke tingkat sinyal
gangguan yang diperlukan untuk melindungi sistem
radio terhadap gangguan dari sistem radio
lainnya. Nilai-nilai C/I yang direferensikan ke
masukan penerima radio dan mewakili jumlah isolasi
yang dibutuhkan antara dua atau lebih sistem radio
untuk memenuhi pembagian gangguan yang
diberikan. Perlindungan sinyal yang dibutuhkan yaitu
untuk mencegah gangguan kurang dari 9 dB. Nilai
C/I yang baik yaitu lebih dari 9 dB.
TRX utilization
Bertujuan untuk mengetahui pemakain nilai
TRX. Nilai TRX Utilization yang baik yaitu kurang
dari 80%.
RX level
Bertujuan untuk mengetahui tingkat kuat level
sinyal penerima di MS dalam satuan (-dBm),
semakin besar semakin baik. Nilai RX Level Ideal
yaitu -22 < RX level < -72 dBm, nilai RX Level
sedang yaitu -72 < RX level < -84 dBm dam nilai RX
Level terburuk yaitu -84 < RX level < -105 dBm.
Alarm
Alarm berfungsi untuk mengontrol sejumlah
sensor di dalam shelter dam melaporkannya ke OMC
atau pusar maintenance BTS dan mengaktifkan
perangkat yang terkaitan dengan sensor, atau
dengapabila terjadi sesuatu didalam BTS.
ABIS utilization
Bertujuan sebagai persentase kapasitas abis
yang sudah digunakan. Nilai presentase ABIS
utilization yang baik yaitu kurang dari 80%.
Link configuration
Bertujuan sebagai topologi dari jaringan
transmisi set. Ada dua jenis parameter link
configuration yaitu multidrop dan star. Untuk
mengetahui jaringantersebut menggunakan salah satu
parameter link configuration yaitu dengan
mengetahui presentase dari link configuration itu
sendiri. Untuk persentase multidrop dibawah 100%,
sedangkan untuk star memiliki persentase diatas
100%. Hal ini bertujuan untuk mengakses data
dengan baik.
Parameter GUARAMABIS
Bertujuan sebagai cadangan kapasitas ABIS
pada sektor tertentu.
2.3 PDASR (Packet Data Success Rate)
PDASR (Packet Data Success Rate) merupakan
tingkat kesuksesan data paket yang terkirim dalam
sebuah pengiriman data yang dalam hal ini sangat
berpengaruh terhadap jumlah kesuksesan pengukuran
dalam penyitaan PDCH pada uplink dan downlink
dibagi dengan upaya penjumlahan dalam penugasan
PDCH pada uplink dan downlink di tiap sektornya.
Rumus pengguna PDASR per sel.
NUACATCL
SULACCELPDASR ...….......................................(2.2)
Dengan:
PDASR=Tingkat kesuksesan data paket yang
terkirim dalam sebuah pengiriman data,
SULACCEL=Penjumlahan kesuksesan pengukuran
dalam penyitaan PDCH pada uplink dan downlink di
tiap sektornya,
NUACATCL=Penjumlahan dalam penugasan PDCH
pada uplink dan downlink di tiap sektornya.
Faktor-faktor yang menentukan PDASR antara lain:
SULACCEL
SULACCEL merupakan jumlah kesuksesan
pengukuran dalam penyitaan PDCH pada uplink dan
downlink di tiap sektornya. Pengukuran ini
memberikan jumlah permintaan sumber daya GPRS
terkait di kedua arah uplink dan downlink.
Hanya permintaan sumber daya awal yang
dihitung - dalam kasus TBFs uplink atau downlink
sudah berjalan, permintaan rekonfigurasi untuk
(upgrade / downgrade) tidak dihitung.
NUACATCL
NUACATCL merupakan upaya penjumlahan
dalam penugasan PDCH pada uplink dan downlink di
tiap sektornya. Pengukuran ini memberikan jumlah
permintaan sumber daya GPRS terkait di kedua arah
uplink dan downlink.
Hanya permintaan sumber daya awal yang
dihitung dalam kasus TBFs uplink atau downlink
yang sudah berjalan, permintaan rekonfigurasi untuk
(upgrade /downgrade) tidak dihitung.
REJPDASS
REJPDASS merupakan jumlah penolakan dalam
penugasan PDCH pada uplink dan downlink di tiap
tujuannya.
Transmisi pesan ini (UL: BSC → MS; DL: BSC
→ SGSN) dihitung karena alasan sebagai berikut:
Tidak ada sumber daya Abis (subkanal Abis
SUBTSLB) yang tersedia.
Tidak ada sumber daya PCU (PDT) yang
tersedia.
Tidak ada sumber daya radio (PDCH) yang
tersedia.
Setiap penyebab lainnya tidak dapat
menetapkan sumber daya radio uplink.
Dalam hal yang menyebabkan kemacetan terjadi
secara simultan, Hal ini hanya sekali dalam
perhitungan.
Pemeriksaan (trigger) untuk alasan tertentu
dilakukan secara berurutan dengan urutan yang sama
seperti yang diberikan oleh pencarian sumber daya
(Abis → PDT → PDCH → lainnya).
2.4 Drivetest
Drivetest ialah proses pengukuran sistem
komunikasi bergerak pada sisi gelombang radio di
udara yaitu dari arah BTS ke MS atau sebaliknya,
dengan menggunakan ponsel yang didesain secara
khusus untuk pengukuran. Drivetest bertujuan untuk
mengukur kualitas sinyal dan memperbaiki segala
masalah yang berhubungan dengan sinyal. Informasi
yang ditampilkan pada mode ini didapat dari
perangkat TEMS secara langsung saat dilakukan
drivetest. Parameter yang mmpengaruhi drivetest
throughput GPRS antara lain:
RLC Throughput
Throughput data pada protokol tingkat RLC.
C/I
Seperti yang telah dijelaskan pada parameter
radio throughput GPRS. C/I bertujuan untuk
mengetahui rasio minimum tingkat sinyal yang
diinginkan ke tingkat sinyal gangguan yang
diperlukan untuk melindungi sistem radio terhadap
gangguan dari sistem radio lainnya.
RX Level
Seperti yang telah dijelaskan pada parameter
radio throughput GPRS. RX Level bertujuan untuk
mengetahui tingkat sinyal yang diterima. Tingkat
sinyal penerima di MS dalam satuan (-dBm),
semakin besar semakin baik.
2.5 Kontrol Daya pada GPRS
Kontrol daya pada GPRS terjadi ketika MS
melakukan kontrol daya berdasarkan kekuatan sinyal
yang diterima (open loop control) kemudian BS akan
mengirim pesan kontrol daya ke MS setiap
milidetik (close loop control). Kesuksesan tingkat
kontrol daya sangat diperlukan dalam pengoperasian
sistem GPRS yaitu dari tingkat pengaturan power
reduction. Ketika MS melakukan akses pada kanal
balik harus mengirim tingkat daya tertentu
berdasarkan persamaan berikut.
awal Level RX 2
reductionPower akhir Level RX .....(2.3)
Dengan:
RX Level=nilai daya rata-rata yang dipancarkan MS
(dBm), power reduction= nilai daya rata-rata yang
diterima MS (dBm).
2.6 Cakupan dan interferensi
Untuk mengatasi permasalahan akibat cakupan
dan mengurangi adanya interferensi co-channel maka
digunakan prinsip tilting antena dengan
menggunakan persamaan berikut :
2
D
H arctanr ……………………..……(2.4)
Dengan:
α = besar sudut tilting antena( °), H = tinggi antena
(m), D = jarak BS dengan MS (m), = vertical
beam width ( °).
Langkah selanjutnya yakni menentukan jarak
aman interferensi yang disebabkan oleh penggunaan
frekuensi yang berulang dengan persamaan berikut
á) - (90 x tan H (m)Rtilt ...……………..…(2.5)
Rtilt x 3K = (m) siinterferenaman Jarak ....(2.6)
Dengan:
Rtilt = jarak radius sel setelah tilting (m), H (m) =
tinggi antena (m), α = sudut tilting antena ( °),
K= jumlah frekuensi reuse
III. PERANCANGAN SIMULASI
3.1 Pengambilan Data
Pada pembuatan tugas akhir ini, proses
pengambilan data statistik throughput GPRS
diperolah dari data GPRS, BSCDBJW, ABISPSUP
dan drivetest. Data GPRS ini dperoleh dari data
pengukuran statistik bagian planning jaringan.
BSCDBJW ini merupakan database dari BSC yang
isinya terdapat berbagai macam counter tentang
parameter sebuah jaringan GSM yaitu untuk
mengetahui performasi suatu jaringan yang terdapat
pada BSC. ABISPSUP juga merupakan sebuah
counter yang diperoleh dari data pengukuran yang
dihasilkan oleh BSC bukan dari drivetest dan
menunjukan beban suatu ABIS (transmisi BTS ke
BSC). Selain itu juga pengambilan data dilakukan
dengan menggunakan metode drivetest. Operator
jaringan GSM/GPRS melakukan drivetest untuk
mengoptimalkan kinerja jaringannya, baik ketika
sebuah situs sel baru dibangun, maupun telah terjadi
perubahan pada lingkungan infrastruktur. Adapun
proses optimasi selengkapnya ditunjukkan pada
gambar 3.1 berikut.
Gambar 3.1 Proses Optimasi pada jaringan GSM/GPRS
Gambar 3.2 Tampilan hasil drivetest
3.2 Perancangan Simulasi Analisis Throughput
GPRS dan PDASR
Pada tampilan pembuka terdapat lima tombol
utama yaitu tombol Simulasi Throughput GPRS,
tombol Data Real Throughput GPRS, tombol
simulasi PDASR, Data Real PDASR dan tombol
Data Drivetest.
Secara keseluruhan alur rancangan program
dapat digambarkan seperti pada gambar 3.3.
Mulai
Simulasi I
(Analisis data
Statistik
Throughput)?
Memasukan nilai HRACTT,
GPDPDTCHA, GMANPRESS,
Trx Utilization, C/I, RxLevel,
TCH Blocking Rate, Abis
Utilization, link configuration,
parameter GUARMABIS
Simulasi II
(Analisis
Simulasi
Throughput)?
Melakukan analisis penyebab Low
Throughput berdasarkan tiap
parameter
Tidak
Selesai
Nilai Throughput
>= 30 Kbyte
Menghitung nilai Throughput per sel
Tidak
Ya
Tidak perlu
melakukan optimasi
Pengukuran PDASR per sel
Tidak
Tidak
Simulasi III
(Analisis data
Statistik PDASR)
?
PDASR >= 98%
Mengambil data real
statistik throughput
dalam format .xls
Ya
Masukkan nilai
pengukuran
Throughput
Ya
Melakukan analisis dengan data
real statistik Drivetest
Simulasi
Data
drivetest
Ya
Tidak
Mengambil data real
statistik PDASR
dalam format .xls
Ya
Memasukan nilai REJPDASS
radio, REJPDASS ABIS,
REJPDASS PDT, dan
REJPDASS lainnya (other)
Melakukan analisis PDASR
berdasarkan tiap parameter
Ya
Simulasi IV
(Analisis
Simulasi
PDASR)?
Masukkan nilai
pengukuran
PDASR
Ya
Tidak
Tidak
Gambar 3.3 Diagram Alir Program Utama
IV. PENGUJIAN DAN ANALISIS
4.1 Analisis Data Real Throughput GPRS
Simulasi ini menampilkan pengukuran
Throughput GPRS dengan memasukkan data statistik
dari sebuah site yang akan dianalisis. Hasil simulasi
akan menunjukkan hasil pengukuran Throughput
GPRS serta untuk mengetahui parameter mana saja
yang perlu dilakukannya optimasi di setiap
sektornya. Dalam hal ini, sebuah site memiliki 3 buah
sektor.
Data statistik pada penelitian ini diambil selama
10 hari mulai tanggal 20 - 30 Januari 2011. Selain
menampilkan data statistik, program ini juga
menghitung nilai Throughput GPRS tiap BTS untuk
masing-masing sektornya. Setelah mengetahui sektor
mana saja yang perlu dioptimasi, selanjutnya perlu
dilakukan juga pemilihan terhadap nilai-nilai dalam
parameter throughput GPRS yaitu parameter di sisi
radio dan ABIS. Hal ini untuk mengetahui parameter
mana saja yang perlu dioptimasi. Pengukuran
Throughput GPRS tiap BTS dapat dilihat pada tabel
4.1 dan tabel 4.2.
Tabel 4.1 Pengukuran parameter Throughput GPRS sisi radio Data Real
BT
S
Sek
tor
Nil
ai T
hro
ughput
per
sekto
r
(Kbit
)
Kep
utu
san o
pti
mas
i Parameter Pengukuran Throughput
Keputusan Keterangan
HR
AC
TT
(%
)
GP
DP
DT
CH
A
(%)
GM
AN
PR
ES
TR
X
Uti
liza
tion
(%
)
C/I
(dB
)
RX
Lev
el
(dB
m)
TC
H B
lokin
g
Rat
e (%
)
IKIP
PG
RI
1 54.57 Tidak perlu - - - - - - - - HRACTT
Tidak Perlu dilakukan optimasi
dikarenakan nilai throughput sudah
memenuhi syarat (melebihi ambang
batas 30 Kbit)
- GPDPDTCHA
2 60.27 Tidak perlu - - - - - - -
- GMANPRES
- TRX Utilization
- C/I
3 62.63 Tidak perlu - - - - - - - - RX Level
- Alarm
Ked
ungm
undu r
aya
1 1.48 Perlu 60 100 1 30.86 - - 0 √ HRACTT Pengaturan HRACT
√ GPDPDTCHA Pengaturan GPDPTCHA 60-80%
2 14.36 Perlu 75 100 1 32.38 3.9243 -60.3654 0.000929
- GMANPRES -
- TRX Utilization -
√ C/I Perbaikan frekuensi
3 24.1 Perlu 75 100 1 51.05 1.8946 -55.5728 0 - RX Level -
- Alarm -
Sri
rat
u p
emuda 1 16.28 Perlu 0 100 1 109.3 - - 0.004562
- HRACTT -
- GPDPDTCHA -
2 21.48 Perlu 0 100 1 66.99 4.2426 -49.1912 0.005353
- GMANPRES -
√ TRX Utilization Peningkatan TRX
√ C/I Perbaikan frekuensi
3 39.23 Tidak perlu - - - - - - - - RX Level -
- Alarm -
Tabel 4.2 Pengukuran parameter Throughput GPRS sisi ABIS Data Real
BT
S
Keputusan
optimasi
Tanggal Parameter Pengukuran Throughput Rata-rata Parameter Pengukuran Throughput Keputusan
Keterangan ABIS
Utilization
Link
configuration
Parameter
GUARMABIS
ABIS
Utilization
Link
configuration
Parameter
GUARMABIS
ABIS
Utilization
Link
configuration
Parameter
GUARMABIS
IKIP
PG
RI
Tid
ak p
erlu
1/20/2011 70.00% 0 60
- - - - - -
Tidak perlu
dilakukan
optimasi
1/21/2011 63.09% 0 60
1/22/2011 64.24% 0 60
1/23/2011 64.03% 0 60
1/24/2011 60.14% 0 60
1/25/2011 56.25% 0 60
1/26/2011 54.44% 0 60
1/27/2011 62.50% 0 60
1/28/2011 53.44% 0 60
1/29/2011 58.99% 0 60
1/30/2011 57.57% 0 60
Ked
ungm
undu r
aya
Per
lu
1/20/2011 70.00% 0 60
60.43 0 60 - √ -
Pengecekan
pada link
configuration:
Perubahan
rekonfigurasi
ABIS dan
perubahan
dari multidrop
ke star
1/21/2011 63.09% 0 60
1/22/2011 64.24% 0 60
1/23/2011 64.03% 0 60
1/24/2011 60.14% 0 60
1/25/2011 56.25% 0 60
1/26/2011 54.44% 0 60
1/27/2011 62.50% 0 60
1/28/2011 53.44% 0 60
1/29/2011 58.99% 0 60
1/30/2011 57.57% 0 60
Tabel 4.2 ( Lanjutan)
Sri
rat
u p
emuda
Per
lu
1/20/2011 89.62% 116 30
88.7 116 30 √ - -
Pengecekan
pada ABIS
Ulitization:
penambahan
kapasitas E1
1/21/2011 88.25% 116 30
1/22/2011 87.86% 116 30
1/23/2011 86.1% 116 30
1/24/2011 85.81% 116 30
1/25/2011 86.78% 116 30
1/26/2011 90.05% 116 30
1/27/2011 93.97% 116 30
1/28/2011 93.25% 116 30
1/29/2011 88.58% 116 30
1/30/2011 85.38% 116 30
Keterangan: √ = Parameter yang perlu dicek, - = Parameter tidak perlu dicek
4.2 Analisis Data Real PDASR GPRS
Simulasi ini menampilkan pengukuran PDASR
GPRS dengan memasukkan data statistik dari sebuah
site yang akan dianalisis. Hasil simulasi akan
menunjukkan hasil pengukuran PDASR GPRS serta
untuk mengetahui parameter mana saja yang perlu
dilakukannya optimasi di setiap sektornya. Dalam hal
ini, sebuah site memiliki 3 buah sektor.
Data statistik pada penelitian ini diambil selama
sepuluh hari mulai tanggal 20 - 30 Januari 2011.
Selain menampilkan data statistik, program ini
juga mengukur parameter PDASR GPRS tiap BTS
untuk masing-masing sektor. Setelah mengetahui
sektor mana saja yang perlu dilakukan optimasi
selanjutnya perlu dilakukan juga pemilihan terhadap
nilai - nilai dalam parameter PDASR GPRS. Hal ini
untuk mengetahui parameter mana saja yang perlu
dioptimasi.
Pengukuran PDASR GPRS tiap BTS dapat
dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Pengukuran parameter PDASR GPRS Data Real
Sektor PDASR Keputusan Nama BTS Rata-rata tiap sektor per minggu Keputusan
REJPDASS
RADIO
REJPDASS
ABIS
REJPDASS
Lainnya
REJPDASS
PDT
REJPDASS
RADIO
REJPDASS
ABIS
REJPDASS
Lainnya
REJPDASS
PDT
1 97.99 Perlu
IKIP PGRI
0.272727 6.13636 9.81818 12.0909 - - - √ 2 95.20 Perlu 1.45455 2.18182 2.22727 13.6364
3 95.20 Perlu 0.818182 5.86364 30.2273 7.90909
1 95.28 Perlu
Kedungmundu raya
0.363636 0 107.909 0 - - - √ 2 97.54 Perlu 8.54545 0 62.2727 2.45455
3 98.52 Tidak perlu - - - -
1 98.50 Tidak perlu
Sri ratu Pemuda
- - - - - - - - 2 96.85 Tidak perlu - - - -
3 98.16 Tidak perlu - - - -
1 98.29 Tidak perlu
Plampitan
- - - - - - - √ 2 98.07 Perlu 0.363636 1.40909 0.5 19
3 98.26 Tidak perlu - - - -
1 98.37 Tidak perlu Sriwijaya_
wonodri
- - - - - - - √ 2 97.75 Perlu 4.45455 0.0909091 0.454545 14.5455
3 97.38 Perlu 1.81818 0.409091 22.5455 3.45455
1 97.28 Perlu
Sumurboto IV
8.54545 0 277.5 2.09091 - - - √ 2 98.83 Tidak perlu - - - -
3 96.79 Perlu 3.72727 0 298.591 0.454545
1 93.70 Perlu
Tembalang V
3.54545 125.091 335.182 0.454545 - - - √ 2 98.71 Tidak perlu - - - -
3 98.44 Tidak perlu - - - -
Keterangan: √ = Parameter yang perlu dicek, - = Parameter tidak perlu dicek
4.3 Analisis Solusi Throughput Berdasarkan
Tiap Parameter
Simulasi pengecekan detail setiap parameter ini
terdiri dari dua masukan sumber data yaitu
berdasarkan dari data real atau berdasarkan data
simulasi. Pada jendela program terdapat enam kolom
parameter, dimana tiap kolom berisi beberapa poin
penting yang perlu diperhatikan dalam penanganan
solusi throughput GPRS.
Setelah mengetahui parameter apa saja yang
memerlukan pengecekan maka kolom parameter pada
jendela solusi Throughput akan berwarna merah dan
menunjukkan poin-poin penting yang perlu dilakukan
untuk mengatasi low throughput GPRS. Langkah
selanjutnya apabila ingin mengetahui solusi
penanganan low throughput GPRS pada poin
tertentu, dapat dipilih dan akan muncul jendela baru.
Half Rate Allocation Threshold (HRACTT)
Half Rate Allocation Threshold (HRACTT)
mendefinisikan ambang batas beban trafik. Batas
threshold utilisasi untuk mengubah codec full rate ke
halfrate. Untuk memperbaiki nilai throughput GPRS
yang dikarenakan oleh HRACTT, langkah yang harus
dilakukan yaitu : pengaturan HRACTT.
Pengaturan HRACTT
Parameter pengaturan HRACTT merupakan
salah satu penyebab utama terjadinya low throughput
terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan
yaitu:
Dalam penentuan nilai HRACTT jika nilai
tersebut di atas 30% maka terjadi pengurangan
nilai HRACTT sebesar 30% dan jika nilai
tersebut kurang dari 30% maka diatur kembali
ke posisi 0%.
Tujuan dari pengurangan tersebut yaitu untuk
menghemat timeslot, jika jumlah kapasitasnya
banyak maka perlu dilakukan penambahan half
rate. Karena hal ini sangat berpengaruh terhadap
TRX data dan voice (suara).
GMANPRES
Untuk memperbaiki nilai throughput GPRS yang
dikarenakan oleh GMANPRES, langkah yang harus
dilakukan yaitu : penambahan GMANPRESPRM.
Penambahan GMANPRESPRM
Parameter penambahan GMANPRESPRM
terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan
yaitu:
Dalam penentuan kanal GMANPRESPRM yaitu
dengan melakukan penambahan dedicated
timeslot GPRS sebesar 1 kanal.
Tujuan dari penambahan kanal
GMANPRESPRM yaitu untuk mengurangi
rejection due to radio resource.
Dynamic Channel Allocation (GPDPDTCHA)
Untuk memperbaiki throughput GPRS yang
dikarenakan oleh GPDPDTCHA, terdapat beberapa
langkah yang harus dilakukan yaitu:
Pengaturan Dynamic Channel Allocation
(GPDPDTCHA) sampai 100%
Dynamic Channel Allocation adalah sebuah
dinamik timeslot untuk data. Jika kondisi trafik suara
kecil dan tidak ada blocking bias diatur ke 100%.
Dalam Hal ini semua kanal dalam TRX tersebut
dapat digunakan untuk akses data.
Pengaturan Dynamic Channel Allocation
(GPDPDTCHA) sampai 60-80%.
Analisis yang dapat dilakukan pada pengecekan
ini adalah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya
pada bagian Pengaturan Dynamic Channel Allocation
(GPDPDTCHA) sampai 100%, yaitu Dynamic
Channel Allocation adalah sebuah dinamik timeslot
untuk data. Jika kondisi trafik suara tidak terlalu
padat maka GPDPDTCHA diatur ke lokasi tersebut
agar tidak terjadi blocking di suaranya. Pengaturan
GPDPDTCHA sebesar 60-80% yang artinya bahwa
alokasi untuk kanal data pada sektor tersebut adalah
60-80% dari keseluruhan kanalnya.
Penambahan Dynamic Channel Allocation
(GPDPDTCHA) sebesar 30%
Analisis yang dapat dilakukan pada pengecekan
ini adalah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya
pada bagian Pengaturan Dynamic Channel Allocation
(GPDPDTCHA) sampai 100%, yaitu Dynamic
Channel Allocation adalah sebuah dinamik timeslot
untuk data. Berkaitan dengan penambahan
GPDPDTCHA 60-80%. Untuk penambahan
GPDPDTCHA jangan terlalu agresif. Hal ini jika
kondisi trafik suara tinggi, maka perlu dilakukan
penambahan sebesar 30%.
TRX Ulitization
Untuk memperbaiki throughput GPRS yang
dikarenakan oleh TRX utilization, terdapat langkah
yang harus dilakukan yaitu : peningkatan TRX.
Peningkatan TRX
Parameter peningkatan TRX terdapat beberapa
langkah yang harus dilakukan yaitu :
Peningkatan nilai TRX yaitu jika utilisasi TRX
sudah tinggi. Maka perlu dilakukan peningkatan
atau penambahan pada nilai TRXnya
Dalam hal ini melakukan penambahan perangkat
keras pada BTS tersebut.
TRX merupakan perangkat di sisi radio yang
bertujuan untuk menangani trafik baik data
maupun suara.
C/I (Carrier/Interference)
Untuk memperbaiki throughput GPRS yang
dikarenakan oleh C/I (Carrier/Interference), terdapat
langkah yang harus dilakukan yaitu : perbaikan
frekuensi.
Perbaikan Frekuensi
Parameter perbaikan frekuensi terdapat beberapa
langkah yang harus dilakukan yaitu melakukan
pengukuran pada C/I. Jika C/I buruk atau kurang dari
12 dB maka ada kemungkinan terjadi interferensi
antar frekuensi. Sehingga perlu dilakukannya
perbaikan frekuensi pada sektor tersebut.
RX Level
Untuk memperbaiki throughput GPRS yang
dikarenakan oleh RX Level, terdapat langkah yang
harus dilakukan yaitu : pengaturan RX Level.
Pengaturan RX Level
Parameter Pengaturan RX level terdapat
beberapa langkah yang harus dilakukan yaitu :
Orienstasi sel antena
Pengaturan RX Level ini dilakukan apabila nilai
RX Level tersebut buruk dapat menyebabkan
buruknya nilai pada C/I, hal ini mengakibatkan
low throughput. Untuk mengatasinya yaitu
dengan melakukan perubahan arah antena ke
arah RX Levelnya yang baik.
Penambahan site baru
Pengaturan RX Level ini dilakukan apabila jarak
antar site terlalu jauh maka perlu dilakukannya
penambahan site pada area tersebut. Hal ini
bertujuan untuk memperbaiki nilai RX Level.
Alarm
Untuk memperbaiki throughput GPRS yang
dikarenakan oleh Alarm, terdapat langkah yang harus
dilakukan yaitu : pengecekan alarm.
Pengecekan Alarm
Parameter pengecekan alarm terdapat beberapa
langkah yang harus dilakukan yaitu :
Pastikan sebelum dilakukan pengecekan
konektor, modul dalam posisi locked dengan
software BTSM. Agar kalau dalam keadaan
transmit tidak terkena radiasi secara langsung.
Pengecekan konektor DDPU - jumper (konektor
penghubung antara device dengan kabel kecil),
pastikan bahwa konektor dalam keadaan yang
baik dan tidak ada kotoran dalam konektor.
ABIS Utilization
Untuk memperbaiki throughput GPRS yang
dikarenakan oleh ABIS Utilization, terdapat langkah
yang harus dilakukan yaitu : penambahan kapasitas
ABIS dan penambahan kapasitas E1.
Penambahan Kapasitas ABIS
Parameter penambahan kapasitas ABIS terdapat
langkah yang harus dilakukan. ABIS adalah nama
antarmuka BTS – BSC. Dalam penambahan kapasitas
transmisi terjadi jika terdapat penolakan di sisi ABIS.
Penambahan Kapasitas E1
Parameter penambahan kapasitas E1 terdapat
beberapa langkah yang harus dilakukan. E1 adalah
satuan untuk kapasitas ABIS, contoh 1E1, 2E1, dan
sebagainya. Dalam penambahan kapasitas transmisi
terjadi jika terdapat penolakan di sisi ABIS.
Link Configuration
Untuk memperbaiki throughput GPRS yang
dikarenakan oleh link configuration, terdapat langkah
yang harus dilakukan yaitu : perubahan rekonfigurasi
ABIS dan perubahan dari multidrop ke star.
Perubahan Rekonfigurasi ABIS
Parameter perubahan rekonfigurasi ABIS
terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan yaitu
melakukan perubahan ke rekonfigurasi ABIS pada
site yang multidrop. Dalam hal ini satu jaringan
digunakan oleh 2 site BTS. Perubahan ke
rekonfigurasi ABIS dilakukan jika salah satu site
trafiknya tidak tinggi. Jadi kapasitas ABISnya dibagi
ke site yang satunya.
Perubahan dari Multidrop ke Star
Parameter perubahan dari multidrop ke star
terdapat langkah yang harus dilakukan yaitu
melakukan perubahan jika tidak memungkinkan
untuk rekonfigurasi ABIS, maka perlu diubah
rekonfigurasi transmisinya dari multidrop ke star.
Parameter GUARMABIS
Untuk memperbaiki throughput GPRS yang
dikarenakan oleh parameter GUARMABIS, terdapat
langkah yang harus dilakukan yaitu : pengaturan
GUARMABIS.
Pengaturan GUARMABIS
Parameter perubahan dari multidrop ke star
terdapat langkah yang harus dilakukan yaitu
melakukan pengaturan dengan mencadangkan
kapasitas ABIS pada sektor tertentu jika salah satu
sektor terdapat penolakan di sisi ABIS.
4.4 Analisis Solusi PDASR berasarkan Tiap
Parameter
Simulasi pengecekan detail setiap parameter ini
terdiri dari dua masukan sumber data yaitu
berdasarkan dari data simulasi atau berdasarkan data
real. Pada jendela program terdapat tujuh kolom
parameter, dimana tiap kolom berisi beberapa poin
penting yang perlu diperhatikan dalam solusi PDASR
GPRS.
Setelah mengetahui parameter apa saja yang
memerlukan pengecekan maka kolom parameter pada
jendela solusi PDASR GPRS akan berwarna merah
dan menunjukkan poin-poin penting yang perlu
dilakukan untuk mengetahui penangan PDASR
GPRS. Langkah selanjutnya apabila ingin
mengetahui penanganan PDASR GPRS pada poin
tertentu, dapat dipilih dan akan muncul jendela baru.
REJPDASS sisi Radio
Untuk memperbaiki nilai PDASR GPRS yang
dikarenakan oleh REJPDASS sisi radio, langkah
yang harus dilakukan yaitu : penambahan
GMANPRESPRM.
Penambahan GMANPRESPRM
Parameter penambahan GMANPRESPRM
terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan
yaitu:
Dalam penentuan kanal GMANPRESPRM yaitu
dengan melakukan penambahan dedicated
timeslot GPRS sebesar 1 kanal.
Tujuan dari penambahan kanal
GMANPRESPRM yaitu untuk mengurangi
rejection due to radio resource.
REJPDASS sisi ABIS
Untuk memperbaiki nilai PDASR GPRS yang
dikarenakan oleh REJPDASS sisi ABIS, langkah
yang harus dilakukan yaitu : pemetaan ABIS dan
penambahan kapasitas E1.
Pemetaan ABIS
Parameter ini sama seperti parameter
rekonfigurasi ABIS pada throughput GPRS yaitu
tentang perubahan rekonfigurasi ABIS. Terdapat
beberapa langkah yang harus dilakukan yaitu
melakukan perubahan ke rekonfigurasi ABIS pada
site yang multidrop. Dalam hal ini satu jaringan
digunakan oleh 2 site BTS. Perubahan ke
rekonfigurasi ABIS dilakukan jika salah satu site
trafiknya tidak tinggi. Jadi kapasitas ABISnya dibagi
ke site yang satunya.
Penambahan Kapasitas E1
Parameter penambahan kapasitas E1 sama
seperti parameter penambahan kapasitas E1 pada
throughput GPRS yaitu tentang langkah-langkah
yang harus dilakukan. E1 adalah satuan untuk
kapasitas ABIS, contoh 1E1, 2E1, dan sebagainya.
Dalam penambahan kapasitas transmisi terjadi jika
terdapat penolakan di sisi ABIS.
REJPDASS sisi PDT
Untuk memperbaiki nilai PDASR GPRS yang
dikarenakan oleh REJPDASS sisi PDT, langkah yang
harus dilakukan yaitu : pemetaan situs PCU dan
peningkatan PCU.
Pemetaan Situs PCU
Parameter pemetaan situs PCU (Packet Control
Unit) terdapat langkah yang harus dilakukan yaitu
melakukan pemetaan PCU tertentu, yang biasanya
dipilih pada PCU yang memiliki daya simpan rendah.
Peningkatan PCU
Parameter peningkatan PCU terdapat langkah
yang harus dilakukan yaitu melakukan penambahan
PCU (Packet Control Unit) pada perangkat BSC
(Base Station Controller).
REJPDASS sisi lainnya (Other)
Untuk memperbaiki nilai PDASR GPRS yang
dikarenakan oleh REJPDASS sisi lainnya, langkah
yang harus dilakukan yaitu : reset PCU.
Reset PCU
Parameter reset PCU (Packet Control Unit)
terdapat langkah yang harus dilakukan yaitu jika
terdapat penolakan di sisi lainnya maka pada
perangkat PCU perlu direset agar kembali ke posisi
semula.
4.5 Analisis Simulasi Data Drivetest
Simulasi pengolahan data drivetest ini
menampilkan kondisi yang terjadi berdasarkan
keadaan ketiga parameter throughput GPRS yaitu
kondisi good throughput, forward interference,
reverse interference, dan low throughput.
4.6 Analisis Optimasi Kontrol Daya
Proses pengontrolan daya pada MS dapat diatur
oleh BS melalui perubahan kombinasi parameter
Power Reduction tergantung dari nilai RX level.
Pengujian kontrol daya dapat dilihat seperti tabel 4.4.
4.7 Analisis Optimasi Cakupan
Permasalahan akibat cakupan dapat diatasi
dengan salah satu cara yaitu tilting antena. Pengujian
parameter cakupan dapat dilihat seperti tabel 4.5.
4.8 Analisis Optimasi Interferensi
Untuk mengurangi interferensi akibat co-
channel maka dapat dilakukan tilting antena
sedangkan untuk mengurangi interferensi akibat
penggunaan frekuensi kembali dapat dihitung jarak
aman sel untuk frequency reuse.
Pengujian parameter interferensi dapat dilihat
seperti tabel 4.6.
Tabel 4.4 Tabel Keputusan Kondisi dan Jenis Optimasi
Titik Rute BTS Parameter Pengukuran
Keputusan Kondisi Jenis Optimasi RLC Throughput C/I RX Level
1
IKIP PGRI
105.368 2.42437** -67.6702 Forward Interferensi
2 146.923 2.37799** -72.4354 Forward Interferensi
3 56.643 2.86387** -67.8537 Forward Interferensi
1 Kedungmundu raya 82.0607 2.51631** -70.4434 Reverse Interferensi
1 Pelampitan
0** 0** -67.9274 Forward Cakupan dan Interferensi
2 18.0189 1.42228** -74.0959* Low Throughput Kontrol daya, Cakupan dan Interferensi
1 Sriwijaya-Wonodri
141.497 3.66068** -64.3932 Forward Interferensi
2 39.9694 3.83451** -58.0634 Forward Interferensi
1 Sumurboto IV 141.333 2.77871** -64.6162 Forward Interferensi
1 Tembalang V 60.7996 2.9901** -64.9223 Forward Interferensi
Tabel 4.5 Tabel Pengujian Kontrol Daya
Titik Rute BTS Data Parameter Pengukuran Parameter Kontrol Daya Hasil Terapkan
RLC Throughput C/I RX Level Power Reduction RX Level
1
IKIP PGRI
105.368 2.42437** -67.6702 - -67.6702
2 146.923 2.37799** -72.4354 24 -60.4354
3 56.643 2.86387** -67.8537 - -67.8537
1 Kedungmundu raya 82.0607 2.51631** -70.4434 - -70.4434
1 Pelampitan
0** 0** -67.9274 - -67.9274
2 18.0189 1.42228** -74.0959* 28 -60.0959
1 Sriwijaya-Wonodri
141.497 3.66068** -64.3932 - -64.3932
2 39.9694 3.83451** -58.0634 - -58.0634
1 Sumurboto IV 141.333 2.77871** -64.6162 - -64.6162
1 Tembalang V 60.7996 2.9901** -64.9223 - -64.9223
Tabel 4.6 Tabel Pengujian Cakupan
Tabel 4.7 Tabel Pengujian Interferensi
Keterangan: * menandakan nilai dalam kondisi sedang
** menandakan nilai dalam kondisi buruk
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pembuatan program simulasi dan analisis
yang telah dilakukan dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1) Dari proses pembelajaran studi kasus pada
laporan ini dapat dilihat proses sistematika dari
pengukuran throughput GPRS, PDASR GPRS
dan kerja sistem throughput GPRS
menggunakan analisis data drivetest.
2) Dari pengujian hasil simulasi, suatu site yang
memiliki nilai throughput GPRS kurang dari
ambang batas 30 Kbit disarankan untuk
mengoptimasi throughput GPRS berdasarkan
penyebab low throughput pada site tersebut.
3) Dari beberapa site HCPT (operator Three)
Semarang yang dianalisis, nilai throughput
GPRS tertinggi terdapat pada BTS Tembalang V
yaitu pada sektor 2 sebesar 54.13 Kbit,
sedangkan nilai terendah terdapat pada BTS
Kedungmundu Raya, yaitu pada sektor 1 sebesar
1.48 Kbit. Rata-rata throughput GPRS dari ke 7
site yaitu untuk sektor 1 sebesar 27.67 Kbit,
sektor 2 sebesar 56.58 Kbit, dan sektor 3 sebesar
38.21 Kbit. Dari rata-rata thoughput GPRS
tersebut sektor yang perlu dilakukannya
optimasi yaitu pada sektor 1.
4) Dari beberapa site yang perlu dioptimasi dalam
penelitian throughput GPRS ini antara lain
untuk parameter HRACTT yaitu pada BTS
Kedungmundu Raya, BTS Sumurboto IV, dan
BTS Tembalang V solusi untuk mengatasinya
yaitu dengan melakukan pengaturan HRACTT.
Untuk parameter GPDPDTCHA yaitu pada BTS
Kedungmundu Raya, BTS Sriwijaya-Wonodri,
BTS Sumurboto IV, dan BTS Tembalang V
solusi untuk mengatasinya yaitu dengan
melakukan pengaturan GPDPTCHA 60-80%).
Untuk parameter TRX Utilization yaitu pada
BTS Sri Ratu Pemuda solusi untuk
mengatasinya yaitu dengan melakukan
peningkatan nilai TRX. Untuk parameter C/I
yaitu pada BTS Kedungmundu Raya, dan BTS
Sriwijaya-Wonodri solusi untuk mengatasinya
yaitu dengan melakukan perbaikan frekuensi.
Untuk parameter ABIS Utilization yaitu pada
BTS Sri Ratu Pemuda, BTS Sriwijaya-Wonodri
dan BTS Sumurboto IV solusi untuk
mengatasinya yaitu dengan melakukan
penambahan kapasitas E1. Untuk parameter Link
Configuration yaitu pada BTS Kedungmundu
Raya dan BTS Tembalang V solusi untuk
mengatasinya yaitu dengan melakukan
perubahan dari multidrop ke star.
5) Dari pengujian hasil simulasi, suatu site yang
memiliki nilai PDASR GPRS kurang dari
ambang batas 98% disarankan untuk
mengoptimasi PDASR GPRS berdasarkan
penyebab penolakan pengiriman data paket
GPRS pada site tersebut.
Titik Rute BTS Data Parameter Pengukuran Parameter Referensi Hasil Terapkan
RLC Throughput C/I RX Level Tinggi antena (m) Jarak (m) Vertikal beam width (°) Sudut tilting (°)
1
IKIP PGRI
105.368 2.42437 -67.6702 - - - -
2 146.923 2.37799 -72.4354* - - - -
3 56.643 2.86387 -67.8537 - - - -
1 Kedungmundu raya 82.0607 2.51631 -70.4434 - - - -
1 Pelampitan
0** 0** -67.9274 35 300 6.4 9.8544
2 18.0189 1.42228 -74.0959* - - - -
1 Sriwijaya-Wonodri
141.497 3.66068 -64.3932 - - - -
2 39.9694 3.83451 -58.0634 - - - -
1 Sumurboto IV 141.333 2.77871 -64.6162 - - - -
1 Tembalang V 60.7996 2.9901 -64.9223 - - - -
Titik Rute BTS
Data Parameter Pengukuran Parameter Referensi Solusi
RLC
Throughput C/I RX Level
Tinggi
antena
(m)
Jarak
(m)
Vertikal
beam width
(°)
Sudut
tilting (°) Jarak Sel (m)
1
IKIP PGRI
105.368 2.42437** -67.6702 35 430 6.4 7.8534 1162.8228
2 146.923 2.37799** -72.4354 35 465 6.4 7.5045 1217.5503
3 56.643 2.86387** -67.8537 35 600 6.4 6.5385 1399.3719
1 Kedungmundu raya 82.0607 2.51631** -70.4434 40 1483 6.4 4.745 2208.3051
1 Pelampitan
0** 0** -67.9274 35 300 6.4 9.8544 923.3299
2 18.0189 1.42228** -74.0959* 35 340 6.4 9.0774 1003.8854
1 Sriwijaya-Wonodri
141.497 3.66068** -64.3932 35 380 6.4 8.4624 1078.0351
2 39.9694 3.83451** -58.0634 35 96 6.4 23.231 373.6596
1 Sumurboto IV 141.333 2.77871** -64.6162 40 350 6.4 9.7198 1070.1398
1 Tembalang V 60.7996 2.9901** -64.9223 40 520 6.4 7.5987 1374.0291
6) Dari beberapa site HCPT (operator Three)
Semarang yang dianalisis, persentase PDASR
GPRS tertinggi terdapat pada BTS Sumurboto
IV yaitu pada sektor 2 sebesar 98.83%,
sedangkan persentase terendah terdapat pada
BTS Tembalang V, yaitu pada sektor 1 sebesar
93.70%. Rata-rata throughput GPRS dari ke 7
site yaitu untuk sektor 1 sebesar 27.67 Kbit,
sektor 2 sebesar, dan sektor 3 sebesar. Dari rata-
rata PDASR GPRS tersebut sektor yang perlu
dilakukannya optimasi yaitu pada sektor 1.
7) Dari beberapa site yang perlu dioptimasi dalam
penelitian PDASR GPRS ini antara lain untuk
parameter REJPDASS sisi lainnya yaitu pada
BTS Plampitan solusi untuk mengatasinya yaitu
dengan melakukan pemetaan situs PCU dan
peningkatan PCU. Untuk parameter REJPDASS
sisi PDT yaitu pada BTS IKIP PGRI, BTS
Kedungmundu Raya, BTS Sriwijaya-Wonodri,
BTS Sumurboto IV, dan BTS Tembalang V
solusi untuk mengatasinya yaitu dengan
melakukan reset PCU.
8) Dalam drivetest throughput GPRS ini terdapat
3 parameter yang berpengaruh dalam
melakukan optimasi jaringan GPRS yaitu
antara lain RLC throughput, C/I dan RX level.
Parameter RLC throughput berpengaruh
terhadap cakupan yang ada pada suatu daerah,
solusi dari parameter ini untuk mengatasi
masalah cakupan yaitu melakukan tilting
antena dengan mencari sudut antena yang
sesuai untuk sektor yang diukur. Parameter
C/I berpengaruh terhadap interferensi jaringan
pada hal ini tentang jaringan GPRS, solusi
dari parameter ini yaitu untuk mengurangi
interferensi dengan melakukan tilting antena
dan mencari jarak aman interferensi.
Sedangkan Parameter RX Level berpengaruh
terhadap kontrol daya di tiap site, solusi dari
parameter ini yaitu dengan melakukan
pengaturan pada power reduction jika nilai
RX Level tersebut buruk maka perlu
dilakukannya penambahan power reduction
agar nilai RX Level tersebut lebih optimal.
5.2 Saran
Beberapa saran yang bisa menjadi masukan
untuk penelitian lebih lanjut antara lain :
1) Tugas Akhir ini dapat pula dilakukan dengan
mengunakan operator yang berbeda, sehingga
dapat diamati performansi data paket tiap-tiap
operator.
2) Pada analisis kualitas data paket GPRS dapat
ditambahkan beberapa parameter lain selain
analisis data statistik throughput GPRS dan
PDASR dan parameter lain pada analisis drive
test.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ardhita, Reza, Metodelogi Drivetest GSM PT
Nexwave regional Jawa Tengah dan Yogyakarta
devisi HCPT (Three) Semarang, Laporan Kerja
Praktek Teknik Elektro Undip, 2010.
[2] Dewana, Andhika Candra, Analisis Kualitas
Panggilan Layanan Suara (Voice) Sistem
WCDMA saat Terjadi Drop, Laporan Tugas Akhir
Teknik Elektro Undip, 2011.
[3] Freeman, Roger L., Telecommunication
Transmision Book, Wiley, New York, 1998.
[4] Saarinen, Ilkka, Reverse Link Feedback Power
Control in Pilot Symbol Assisted Systems, 2000.
[5] Tristanti, Nurul, Analisis Kualitas Paket Data
CDMA 2000 1x Berdasarkan Data Drop Call dan
Data Drive Test, Laporan Tugas Akhir Teknik
Elektro Undip, Agustus 2010.
[6] Warassih, Anggit Praharasty, Analisis Kualitas
Panggilan pada Jaringan GSM Menggunakan
Tems Investigation, 2010, Laporan Tugas Akhir
Teknik Elektro Undip, 2010.
[7] Wibisono, Gunawan, Uke Kurniawan, Gunadi
Dwi, Konsep Teknologi Seluler, Penerbit
Informatika, Bandung, 2008.
[8] ---, Akses internet via ponsel menggunakan
jaringan GPRS, (http://library.gunadarma.
ac.id/abstraction_42102372-pi_filkom.pdf,
2011).
[9] ---, Analisis perbandingan throughput pada
general packet radio service (GPRS) dan
enhanced data rate for GSM evolution
(EDGE), (http://blog.trisakti.ac.id/jetri/files/
2010/01/13.3-YuliSuhartatiSiWiner-Analisis-
perbandingan-hal-29-40.pdf, 2011).
[10] ---. BSS Interface, (http://student.eepis-its.edu/
~ty2n/tech/BSS%20Interface. pdf, 2011). [11] ---, Keamanan dalam Jaringan GPRS,
(www.cert.or.id/~budi/courses/ec5010/
projects/lintaka-report.pdf, 2011). [12] ---. Global System for Mobile Communications
(GSM), The International Engineering
Consortium, (http://www.iec.org, 23 Desember
2009). [13] ---, GPRS/EGPRS Global Descriptions, Siemens,
2004.
[14] ---. GPRS, (http://www.etsi.org, 2011).
[15] ---. GPRS: Komunikasi Data Melalui Jaringan
Komunikasi Bergerak (http:// purwakarta.org/
flash/GPRS.pdf, 2011).
[16] ---. GSM System, (http://www.scribd.com/doc/
52576213/33/A-bis-Interface, 2011).
[17] ---. GPRS White paper, (http://www.cisco.com/
warp/public/cc/so/neso/gprs/ gprs_wp.pdf, 2011).
[18] ---. Pengenalan TEMS. 2009. (http://www.global-
sinergi.com/Pengenalan-TEMS.htm, diakses 7
Agustus 2009).
[19] ---, SBS Key Performance Indicators, Siemens,
2004.
[20] ---, SBS Counters, Siemens, 2004.
BIODATA
Reza Ardhita, lahir di
Banyumas, 03 September 1987.
Menempuh pendidikan di SDN
Muktiharjo Kidul 01 Semarang,
SMPN 15 Semarang, SMA
Islam Sultan Agung 1
Semarang dan saat ini masih
menyelesaikan studi Strata-1 di
Jurusan Teknik Elektro
Universitas Diponegoro
Semarang dengan mengambil
konsentrasi Elektronika Telekomunikasi.
Menyetujui dan Mengesahkan,
Pembimbing I
Imam Santoso, S.T.,M.T.
NIP. 19701203 199702 1 001
Pembimbing II
Ajub Ajulian Z.M., ST.,MT.
NIP. 19710719 199802 2 001