student centered learning process

42

Upload: others

Post on 10-Nov-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS
Page 2: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS
Page 3: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

i

STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS MAHASISWA MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

Oleh:

Ni Nyoman Rsi Respati

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA 2018

Page 4: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

ii

ABSTRAK

Perkembangan teknologi yang kian pesat dan persaingan global yang semakin ketat menekan lahirnya sumber daya manusia Indonesia yang kuat, kreatif, kritis, tahan banting, harus bersosialisasi baik dan mengikuti perkembangan jaman. Hal tersebut harus ditanamkan sejak masa sekolah dengan metode pembelajaran yang tepat yaitu Student Centered Learning (SCL). Dalam penerapannya ditemukan hambatan berupa masih pasifnya beberapa mahasiswa dalam proses belajar. Permasalahan ini kemudian mendasari penelitian untuk melakukan observasi dan memberikan gambaran mengenai penerapan dan hambatan dalam penerapan metode SCL.Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi. Observasi dilakukan pada dua kelas yaitu kelas bisnis pariwisatanon reguler dan kelas manajemen regular. Kata kunci: proses, student centered learning, observasi

Page 5: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha

Esa, karena berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan penelitian

dengan judul Student Centered Learning Process Mahasiswa Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Dalam kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:

1. Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2. Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., MS., selaku Wakil Dekan I

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Dr. I Gst. Ayu Ketut Giantari, Msi., Ph.D selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4. Ir. A. A. Gede Putra selaku owner The Sanctoo Villa telah memberikan

kesempatan bagi mahasiswa kelas bisnis pariwisata Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Udayana melakukan studi lapangan.

5. Mahasiswa kelas Manajemen regular dan mahasiswa kelas bisnis

pariwisata program non regular atas semangatnya.

6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan penelitian

ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini tidak akan berhasil tanpa

bantuan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap

bertanggungjawab terhadap semua isi laporan penelitian. Penulis berharap

semoga laporan penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan

Denpasar, Januari 2018

Penulis

Page 6: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

iv

DAFTAR ISI

JUDUL .................................................................................................................... i

ABSTRAK ............................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2. Tujuan Penelitian ................................................................................... 3

BAB II STUDI PUSTAKA .................................................................................... 4

2.1. Proses Pembelajaran .............................................................................. 4

2.2. Student Centered Learning ..................................................................... 5

2.3. Dosen dalam TCL dan SCL ................................................................... 8

2.4. Elemen- Elemen dalam SCL .................................................................. 9

2.5. Perbedaan antara TCL dengan SCL ..................................................... 11

2.6. Model Pembelajaran dalam SCL ......................................................... 13

2.6.1. Small Group Discussion.................................................................... 13

2.6.2. Role Play and Simulation .................................................................. 14

2.6.3. Discovery Learning ........................................................................... 14

2.6.4. Self Directed Learning ...................................................................... 15

2.6.5. Cooperative Learning ....................................................................... 15

2.6.6. Contextual Learning ......................................................................... 16

2.6.7. Problem Base Learning .................................................................... 17

2.6.8. Collaborative Learning ..................................................................... 18

2.6.9. Project Base Learning ...................................................................... 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 20

3.1. Data/Informasi ..................................................................................... 20

3.2. Metode Penelitian ................................................................................ 20

3.3. Gambaran Hasil Penelitian ................................................................... 21

BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................ 22

Page 7: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

v

4.1. Penerapan Pembelajaran Student Centered Learning .......................... 22

4.2. Hambatan Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning ........... 24

4.3. Mengatasi Hambatan dalam Pelaksanaan SCL .................................... 25

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 27

5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 27

5.2. Saran..................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 29

LAMPIRAN

Page 8: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Faculty Teaching atau yang dikenal dengan Teacher Centered Learning

(TCL) belakangan ini dinilai kurang sesuai dengan dinamika ilmu

pengetahuan.Hal tersebut selaras dengan rencana pemerintah memasukan

pembentukan karakter siswa kedalam kurikulum. Harden dan Crosby (2000)

dalam tulisan O’Neill dan McMahon (2005) menyebutkan bahwa teacher-

centered learning (TCL) adalah sebuah paradigma atau pendekatan dalam

dunia pendidikan dimana dosen selaku pakar (expert) di bidangnya

memfokuskan diri untuk menyampaikan (transfer) ilmu pengetahuan yang ia

miliki kepada siswa selaku (novice) orang awam. Dalam metode ini pengajar

lebih memfokuskan materi yang disampaikan dibanding proses pembelajaran

yang diterima oleh mahasiswa. Komunikasi satu arah dalam proses belajar

mengajar dalam TCL menghambat terbentuknya kreatifitas, kepemimpinan

dan kemandirian dalam diri mahasiswa. Selain itu pula dalam model

konvensional ini sulit untuk memasukkan nilai moral dan budi pekerti luhur

seperti rencana pemerintah.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka pola pembelajaran konvensional

Teacher Centered Learning TCL ke Student Centered Learning SCL tepat

untuk diaplikasikan pada proses pembelajaran mahasiswa manajemen Fakultas

Page 9: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

2

Ekonomi Universitas Udayana. Dalam paradigma ini dosen memberikan

kendali lebih besar kepada mahasiswa untuk menentukan cepat lambat

tahapan penerimaan materi dalam pembelajaran.Mahasiswa juga memperoleh

kesempatan dan fasilitas untuk membangun sendiri pengetahuannya sehingga

mereka memperoleh pengalaman dan pemahaman yang mendalam mengenai

materi perkuliahan serta diarahkan berpikir secara kreatif, kritis dan

bertanggung jawab dengan tugasnya dan mampu memecahkan masalahnya

sendiri.

Perkembangan teknologi yang sangat pesat dapat membantu mahasiswa

dalam proses pembelajaran ini, dimana mereka dapat menggunakan kemajuan

teknologi dalam mendemonstrasikan kreatifitasnya dalam membawakan

presentasi, membuat atau memperagakan tugas. Peran dosen dalam

pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa bergeser dari semula sebagai

pengajar menjadi fasilitator. Permasalahan yang dihadapi pada proses

pembelajaran SCL dalam kelas manajemen dan bisnis pariwisata Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universtitas Udayana adalah kemampuan seluruh

mahasiswa untuk aktif dan fokus dalam proses pembelajaran ini. Dalam

penelitian ini akan dibahas mengenai proses pembelajaran Student Centered

Learning di dalam kelas manajemen dan bisnis pariwisata mahasiswa jurusan

manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana melalui

metode observasi.

Page 10: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

3

1.2.Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang maka tujuan penelitian ini adalah untuk

menganalisis penerapan pembelajaran dengan metode SCL dan hambatan

yang ditemui dalam proses pembelajaran mahasiswa regular mata kuliah

manajemen dan mahasiswa non regular mata kuliah bisnis pariwisata Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

Page 11: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

4

BAB II

STUDI PUSTAKA

2.1 Proses Pembelajaran

Pembelajaran dapat diartikan sebagai ‘segala usaha atau proses belajar

mengajar dalam rangka terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan

efisien’ (Bafadal 2005:11). Sejalan dengan itu, Jogiyanto (2007:12)

berpendapat bahwa pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu proses

yang mana suatu kegiatan berasal atau berubah lewat reaksi suatu situasi

yang dihadapi dan karakteristik-karakteristik dari perubahan aktivitas

tersebut.

Pengertian proses pembelajaran antara lain menurut Rooijakkers

(1991:114)

“Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan belajar mengajar,

meyangkut kegiatan tenaga pendidik, kegiatan peserta didik, pola dan proses

interaksi tenaga pendidik dan peserta didik dan sumber belajar dalam suatu

lingkungan belajar dalam suatu lingkungan belajar dalam kerangka

keterlaksanaan program Pendidikan”

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran

adalah upaya bersama antar dosen dan mahasiswa untuk mengolah informasi

secara efektif dan efisien dalam suatu lingkungan program pendidikan

dengan harapanadanya perbaikan mutu yang lebih baik dari aktivitas

tersebut. Disamping dosen dan mahasiswa proses pembelajaran didukung

Page 12: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

5

oleh staf pendukung, fasilitas, kurikulum dan peluang. Output nantinya

dapat diukur dari IPK, proporsi lulusan, lama studi dan waktu tunggu

memperoleh pekerjaan.

Menurut Tiffin dan Rajasingham dalam abdulaziz (2013) tujuan

pendidikan adalah

“providing assistance to learners that enables them to achieve levels of

development (and efficiency) that they would not be able to achieve by

themselves”, dan tantangan pendidikan adalah “creating effective learning

environtment and resources”

Sementara itu, pendidikan mempunyai tujuan sosial, bukan semata-

mata pencapaian pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan tertentu yang

bersifat individual.

2.2 Student Centered Learning

Komisi Internasional menganai Pendidikan untuk abad XXII (1996)

UNESCO, menyebutkan bahwa dalam pengembangan pendidikan harus

berlandaskan 4 pilar (Delors, 1996):

1) Belajar Mengetahui

Dalam hal ini kesempatan untuk mengembangkan sikap dan cara

belajar (learning to learn) lebih penting daripada sekedar

memperoleh informasi. Pesera didik bukan hanya disiapkan untuk

menjawab pertanyaan jangka pendek tetapi yang lebih penting yaitu

mendorong mereka untuk memahami, medorong rasa ingin tahu,

berpikir kritis, intelektual, mengambil keputusan dan memecahkan

Page 13: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

6

masalah sendiri. Belajar jenis ini dapat dilakukan melalui

kesempatan berdiskusi, menghadiri pertemuan ilmiah, percobaan di

lab, organisasi kemahasiswaan, kegiatan ekstrakulikuler diluar

kampus.

2) Belajar Berbuat

Peserta didik atau mahasiswa tidak hanya memiliki keterampilan

kerja, namun juga kompetensi untuk menghadapi berbagai situasi,

mampu bekerja dengan tim, berkomunikasi dan menangani masalah

serta bersosialisasi. Belajar jenis ini dapat dilakukan melalui magang

kerja, aktivitas pengabdian masyarakat, praktek kerja lapangan,

KKN atau melakukan penelitian bersama.

3) Belajar Hidup Bersama

Peserta didik atau mahasiwa belajar menghargai konflik dengan

semangat menghargai keanekaragaman, saling toleransi dan

perdamaian.Belajar jenis ini dapat dijalin antara dosen dan

mahasiswa dalam penyediaan waktu yang cukup untuk saling

bekerjasama dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan budaya.

4) Belajar menjadi seseorang

Dalam hal ini pendidikan tidak bisa mengabaikan satu aspek pun

dari potensi seseorang seperti ingatan, akal sehat, estetika,

kemampuan fisik serta keteramplian berkomunikasi.

Perkembangan teknologi yang sangat pesat, menipiskan batas wilayah,

bahasa dan budaya serta akses informasi yang semakin mudah menyebabkan

Page 14: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

7

ilmu pengetahuan dan keahlian yang diperoleh menjadi cepat

using.Persaingan yang semakin tajam, mudahnya segala akses komunikasi

menjadikan persaingan di dunia kerja semakin tajam, Indonesia

membutuhkan sumber daya manusia yang kreatif, kuat, memiliki jiwa

entrepreneur dan kepemimpinan. Pendidikan yang menekankan pada

transfer ilmu pengetahuan tidak lagi relevan karena hanya akan

menghasilkan sumber daya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan

masa lampau tanpa praktek sehingga tidak dapat mengadaptasinya dengan

kebutuhan masa kini dan masa depan.

Student Centered Learning, menekankan pada minat, kemampuan

menjanjikan model belajar yang menggali motivasi intrinsik untuk

membangun masyarakat yang suka dan selalu belajar. Model belajar ini juga

mengembangkan kualitas manusia yang kuat, dapat bersosialisasi, kreatif,

dapat bekerjasama dalam tim dan mengikuti perkembangan jaman.

Definisi Student Centered Learning

Berikut ini beberapa pengertian SCL dari berbagai literatur

1.) Kember (1997), SCL merupakan sebuah kutub proses pembelajaran yang

menekankan mahasiswa sebagai pembangun pengetahuan sedangkan

kutub yang lain adalah dosen sebagai agen yang memberikan pengetahuan.

2.) Harden dan Crosby (2000), SCL menekankan pada Mahasiswa sebagai

pembelajar dan apa yang dilakukan siswa untuk sukses dalam belajar

dibanding dengan apa yang dilakukan oleh dosen.

Dari berbagai definisi tersebut dapat dipahami bahwa Student Centered

Page 15: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

8

Learning (SCL)adalah suatu model pembelajaran yang menempatkan peserta

didik atau mahasiswa sebagai pusat dari proses belajar. Model pembelajaran

ini berbeda dari model belajar Teacher Centered Learning yang menekankan

pada transfer pengetahuan dari dosen ke mahasiswa yang relatif bersikap

pasif.

Dalam menerapkan konsep Student-Centered Leaning, mahasiswa diharapkan

sebagai peserta aktif dan mandiri dalam proses belajarnya, yang bertanggung

jawab dan berinisiatif untuk mengenali kebutuhan belajarnya, menemukan

sumber-sumber informasi untuk dapat menjawab kebutuhannya, membangun

serta mempresentasikan pengetahuannya berdasarkan kebutuhan serta sumber-

sumber yang ditemukannya.

Dengan anggapan bahwa tiap mahasiswa adalah individu yang unik,

proses, materi dan metode belajar disesuaikan secara fleksibel dengan minat,

bakat, kecepatan, gaya serta strategi belajar dari tiap peserta didik.

Tersedianya pilihan-pilihan bebas ini bertujuan untuk menggali motivasi

intrinsik dari dalam dirinya sendiri untuk belajar sesuai dengan kebutuhannya

secara individu, bukan kebutuhan yang diseragamkan.

Sebagai ganti proses transfer ilmu pengetahuan, peserta didik lebih

diarahkan untuk belajar ketrampilan Learn how to learn seperti problem

solving, berpikir kritis dan reflektif serta ketrampilan untuk bekerja dalam tim.

2.3 Dosen dalam TCL dan SCL

Dalam TCL ilmu pengetahuan berpusat penuh pada dosen sebagai

pengajar. Dalam metode pembelajaran SCL sebagian beban mempersiapkan

Page 16: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

9

dan mengkomunikasikan materi berpindah ke mahasiswa yang wajib berperan

aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Dosen bukan lagi tokoh sentral yang

tahu segalanya.Hal bukan berarti tugas dosen menjadi lebih ringan. Dosen

tetap memainkan peran utama dalam proses belajar namun bukan sebagai

satu-satunya sumber pengetahuan. Dalam perubahan peranan ini dibutuhkan

kepemimpinan, keterbukaan, kemampuan berkomunikasi untuk dapat

mengikuti perkembangan mahasiswa. Hati dan ilmu menjadi tuntutan bagi

pendidik dalam menerapkan SCL (fairuzelsaid: 2010)

Dalam metode Standard centered learning (SCL) Dosen beralih fungsi

dari pengajar menjadi mitra pembelajaran maupun fasilitator (from mentor in

the center to guide on the side). Standard Centered Learning merupakan

strategi pembelajaran yang menempatkan mahasiswa sebagai subyek aktif dan

mandiri, bertanggung jawab sepenuhnya atas pembelajarannya serta mampu

mengikuti pembelajaran luar ruangan.Dimana harapan dari pembelajaran

model SCL ini adalah mahasiswa benar-benar menghayati materi

pembelajarannya, menguasai hard skills, soft skills dan life skills yang saling

mendukung.

2.4 Elemen- Elemen dalam SCL

Untuk memenuhi standard SCL, Seitzinger (2006) mendaftar empat (4)

elemen yang harus dipenuhi oleh lembaga yang ingin mengimplementasikan

paradigma ini. Berikut keempat elemen tersebut:

1. Adanya kontrol dari pembelajar/mahasiswa. Ini berarti bahwa dosen

lebih bertindak sebagai fasilitator ketimbang hanya sebagai pemberi

Page 17: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

10

materi. Pada saat yang sama, mahasiswa diberi kesempatan lebih besar

untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Siswa memilikisifat-sifat pembelajar aktif (active learner). Pembelajar

aktif adalah siswa yang mampu mengerjakan hal-hal berikut ini:

a. Mampu menentukan topik, masalah, kasus, serta membuat

keputusan berdasarkan opini yang masuk akal (logis)

b. Berani menyajikan/mempresentasikan karyanya kepada public,

mengajari orang lain, memberi tanggapan serta dukungan kepada

rekan kerja.

c. Berani memilih dan menentukan cara untuk menyelesaikan tugas

masing-masing.

d. Mampu mengaplikasikan materi-materi yang telah dipelajari serta

mengimplementasikan ide-ide sesuai dengan konteks yang

diinginkan.

e. Berani, mampu, sekaligus aktif turt serta dalam diskusi, baik itu

sebelum, selama, atau setelah kelas/forum berakhir (baik itu

forum bersifat online maupun off-line)

3. Refleksi dan artikulasi. Hal ini berkaitan dengan keberadaan suatu area

atau aktivitas yang bisa digunakan oleh para siswa untuk menuangkan

pemahamannya atas sesuatu yang selama ini telah dipelajari. Misalnya

dengan membuat semacam jurnal harian atau aktivitas semacamnya.

4. Fleksibel. Ini bisa berarti dua hal. Pertama, suatu kegiatan belajar

mengajar yang fleksibel harusnya memberikan kesempatan bagi para

Page 18: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

11

siswa untuk memilih bahkan menentukan beberapa elemen

pembelajaran seperti waktu, tempat, cepat lambat tahapan (pace),

sekaligus kemudahan akses, kenyamanan, serta kebebasan. Kedua,

para siswa memiliki kemudahan untuk mentransfer dan menggunakan

ilmu yang dimiliki untuk kasus-kasus lain, juga kesempatan untuk

mengaplikasikan keahliannya di situasi lain yang diinginkan.

2.5 Perbedaan antara TCL dengan SCL

Harsono (2005) mendaftar beberapa perbedaan antara Teacher Center

Learning (TCL) dengan Student Centered Learning (SCL) dalam tabel 1.1

sebagai berikut:

Page 19: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

12

Tabel 1.1 Perbedaan TCL dengan SCL

No TRADITIONAL TEACHING (Teaching Centre Learning) NEW LEARNING (Student Centre Learning)

1 Transformasi pengetahuan dari dosen ke Mahasiswa.

Mahasiswa aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari.

2 Mahasiswa menerima pengetahuan secara pasif.

Mahasiswa secara aktif terlibat dalam mengelola pengetahuan.

3 Lebih menekankan pada penguasaan materi.

Tidak terfokus hanya pada penguasaan materi, tetapi juga mengembangkan sikap belajar (life

long learning)

4 Single Media. Multimedia.

5 Fungsi dosen pemberi informasi utama dan evaluator.

Fungsi dosen sebagai motivator, fasilitator dan evaluator.

6 Proses pembelajaran dan penilaian dilakukan terpisah.

Proses pembelajaran dan penilaian dilakukan berkesinambungan dan terintegrasi.

7 Menekankan pada jawaban yang benar saja.

Penekanan pada proses pengembangan pengetahuan. Kesalahan dapat digunakan sebagai

sumber belajar.

8 Sesuai dengan pengembangan ilmu dalam satu disiplin saja.

Sesuai dengan pengembangan ilmu dengan pendekatan interdisipliner.

9 Iklim belajar individual dan kompetitif. Iklim yang dikembangkan bersifat kolaboratif, suportif dan kooperatif.

10 Hanya mahasiswa yang dianggap melakukan proses pembelajaran.

Mahasiswa dan dosen belajar bersama dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.

11 Perkuliahan merupakan bagian terbesar dalam proses pembelajaran.

Mahasiswa melakukan pembelajaran dengan berbagai model pembelajaran SCL.

12 Penekanan pada tuntasnya materi pembelajaran.

Penekanan pada pencapaian kompetensi mahasiswa

13 Penekanan pada bagaimana cara dosen melakukan pengajaran.

Penekanan pada bagaimana cara mahasiswa melakukan pembelajaran.

14 Cenderung penekanan pada penguasaan Hard-Skill Mahasiswa

Penekanan pada pengusaan Hard Skill dan Soft Skill.

Sumber: abdulaziz 2013

Page 20: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

13

2.6 Model Pembelajaran dalam SCL

Dalam proses pembelajaran Student Centered Learning, dosen

diharapkan memotivasi mahasiswa untuk memperoleh pemahaman,

pengetahuan dan penerapan serta analisis serta mengintergrasikan beberapa

informasi. Dosen juga harus menciptkana bentuk pembelajaran yang membuat

mahasiswa memperoleh kesempatan untuk terlibat aktif dalam leboh dari satu

kegiatan (Wiharto: 2017). Untuk mewujudkan tujuan tersebut dosen dapat

memilih model SCL yang terdiri dari:

2.6.1. Small Group Discussion

Small Group Discussion adalah metode diskusi.Merupakan model

pembelajaran yang melibatkan antar kelompok mahasiswa, atau

kelompok mahasiswa dengan pengajar untuk menganalisa, menggali

atau memperdebatkan topic tertentu.

Dalam metode ini dosen harus menyiapkan beberapa hal sebagai

berikut:

1) Membuat rancangan bahan diskusi serta aturannya.

2) Menjadi moderator dan sekaligus mengulas disetiap akhir sesi

diskusi

Mahasiswa mempersiapkan hal berikut:

1) Membuat kelompok 5-10 orang

2) Memilih bahan diskusi

3) Mempresentasikan paper dan mendiskusikannya dikelas

Page 21: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

14

2.6.2. Role Play and Simulation

Metode ini berbentuk interaksi antara dua atau lebih mahasiswa tentang

suatu topik atau kegiatan dengan menampilkan peralatan yang

menggantikan proses, kejadian atau system yang sebenarnya.Dengan

model ini mahasiswa mempelajari sistem dengan menggunakan model.

Dalam metode ini dosen menyiapkan:

1) Rancangan situasi atau kegiatan yang mirip dengan sesungguhnya,

berupa: bermain pern, model dan computer

2) Membahas kinerja mahasiswa

Mahasiswa menyiapkan:

1) Menjalankan peranyang ditugaskan

2) Mempraktekan berbagai mode yang telah disiapkan.

2.6.3. Discovery Learning

Metode ini berbentuk pemberian tugas belajar atau penelitian kepada

mahasiswa dengan tujuan supaya mahasiswa dapat mencari sendiri

jawaban tanpa bantuan dosen.

Dalam metode ini dosen menyiapkan:

1) Menyediakan data atau metode untuk menelusuri pengetahuan

yang akan dipelajari mahasiswa

2) Memeriksa dan memeberi ulasan terhadap hasil belajar mahasiswa

Mahasiswa menyiapkan:

1) Seluruh informasi yang ada untuk mendeskripsikan dan menyusun

informasi suatu pengetahuan yang baru

Page 22: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

15

2) Presentasi secara verbal atau nonverbal

2.6.4. Self Directed Learning

Metode ini berbentuk pemberian tugas belajar kepada mahasiswa,

seperti tugas membaca dan membuat ringkasan.

Dengan metode ini dosen menyiapkan:

1) Motivasi dan memfasilitasi mahasiswa

2) Arahan, bimbingan dan umpan balik kemajuan belajar mahasiswa.

Sedangkan mahasiswa:

1) Merencanakan kegiatan belajar, melaksanakan, dan menilai

pengalaman belajar sendiri,

2) Inisiatif belajar dari mahasiswa sendiri.

2.6.5. Cooperative Learning

Cooperative Learning mendidik dan menyadarkan mahasiswa bahwa

manusia adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan

yang lain, Saling membantu dan bekerjasama untuk mendapatkan hasil

yang lebih besar, memiliki tujuan dan tanggung jawab bersama.

Mahasiswa dilatih untuk saling berbagi (sharing), berkomunikasi dan

bersosialisasi yang baik.Serta belajar memahami kelebihan dan

kekurangan masing-masing individu.Cooperative learning merupakan

miniature dari kehidupan bermasyarakat.Tiap anggota terdiri dari 4-5

orang, mahasiswa heterogen (kemampuan, gender, karakter) dan wajib

mempresentasikan tugas.

Dengan metode ini dosen meyiapkan:

Page 23: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

16

1) Rancangan dan memonitor proses belajar mahasiswa

2) Menyiapkan kasus atau masalah untuk diselesaikan mahasiswa

secara berkelompok.

Sedangkan mahasiswa:

1) Membahas dan menyimpulkan masalah atau tugas yang diberikan

secara berkelompok

2) Melakukan koordinasi dalam kelompok.

2.6.6. Contextual Learning

Contextual Learning (CL) merupakan pembelajaran melalui sesi tanya

jawab atau negosiasi terbuka, tujuannya adalah untuk memunculkan

motivasi, daya kritis, suasana yang kondusif, nyaman dan

menyenangkan. Dalam metode ini akan timbul semangat mahasiswa

untuk berargumen dengan temannya, tidak hanya diam untuk

mendengarkan dan mencatat hal disampaikan dosen.

Tujuh indicator pembelajaran kontekstual sehingga bisa dibedakan

dengan model lainnya yaitu :

1) Modeling: pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian

kompetensi –tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu

2) Questioning: eksplorasi, membimbing, menuntun,

meengembangkan, evaluasi, generalisasi

3) Learning community: seluruh mahasiswa partisipatif dalam belajar

kelompok atau individual, minds on, hands on, mencoba

mengerjakan.

Page 24: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

17

4) Inquiry: identifikasi, investigasi, hipotesis, tindak lanjut

5) Reflection: review, rangkuman, tindak lanjut

6) Authentic assessment: penilaian selama proses sesudah

pembelajaran, penilaian terhadap segala aktivitas, peniliaan

portfolio, subjek objektif dari berbagai objek berbagai cara

Dengan metode ini dosen menyiapkan:

1) Tugas untuk studi mahasiswa terjun di lapangan

2) Penjelasan bahan kajian yang bersifat teori dan mengkaitkan

dengan situasi nyata atau kerja profesional.

Sedangkan mahasiswa:

1) Melakukan studi lapapangan atau terjun di dunia nyata untuk

mempelajari kesesuaian teori

2) membahas konsep atau teori yang berkaitan dengan situasi nyata.

2.6.7. Problem Base Learning

Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan

mahasiswa untuk menyelesaikan masalah dari kehidupan aktual

mahasiswa. Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif,

elaborasi, interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi,

konjektur, sintesis, generalisasi dan inkuiri.

Dalam metode ini dosen menyiapkan:

1) Rancangan tugas belajar dengan berbagai alternative metode

penyelesaian masalah

2) Sebagai fasilitator dan motivator

Page 25: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

18

Sedangkan mahasiswa:

1) Belajar menggali atau mencari informasi

2) Memanfaatkan informasi tersebut untuk memecahkan faktual yang

sedang dihadapi

3) Menganalisis startegi pemecahan masalah

2.6.8. Collaborative Learning

Dalam collaborative learning memungkinkan mahasiswa saling

berinteraksi sesering mungkin untuk menemukan jawaban.

Dengan metode ini dosen menyiapkan:

1) Rancangan tugas yang bersifat open ended

2) Sebagai fasilitator dan motivator.

Sedangkan mahasiswa:

1) Membuat rancangan proses dan bentuk penilaian berdasarkan

konsensus kelompok sendiri

2) Bekerja sama dengan anggota kelompoknya dalam mengerjakan

tugas.

2.6.9. Project Base Learning

Metode pembelajaran ini adalah memberikan tugas-tugas project yang

harus diselesaikan oleh mahasiswa dengan mencari sumber pustaka

sendiri.

Dengan metode ini dosen menyiapkan

1) Tugas dan melakukan proses pembimbingan dan asesmen

2) Sebagai fasilitator dan motivator

Page 26: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

19

Sedangkan mahasiswa

1) Mengerjakan tugas (berupa proyek) yang telah dirancang secara

sistematis

2) Menunjukan kinerja dan menunjukan dan mempertanggung-

jawabkan hasil kerja di forum

Page 27: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Data/Informasi

Informasi yang diperoleh melalui observasi proses pembelajaran di

dalam dan luar kelas. Kelas yang diobservasi adalahdua kelas, yaitu kelas

bisnis pariwisata kelas non regular yang terdiri 42 orang mahasiswa dan

kelas regular mata kuliah manajemen yangterdiri atas 41 orang mahasiswa.

Seluruh mahasiswa adalah mahasiswa jurusan manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.Data yang digunakan adalah data

sekunderyaitu buku dan artikel mengenai metode pembelajaran SCL.Data

dan Informasi ini digunakan sebagai bahan acuan untuk melakukan

observasi.

3.2.Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode observasi yaitu melihat dan

mencatat secara langsung aktivitas proses pembelajaran dengan metode

student centered learning di kelas bisnis pariwisata mahasiswa jurusan

manajemen non reguler dan kelas mata kuliah manajemen mahasiswa reguler

di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Observasi dilakukan

selama satu semester(dokumentasi pada lampiran 2).

Page 28: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

21

3.3.Gambaran Hasil Penelitian

Observasi ini menggambarkan penerapan metode SCL di dalam dan

di luar kelas sertahambatan yang ditemui dalam penerapan SCL dimana

hambatannya adalah masih adanya mahasiswa yang pasif pada saat proses

pembelajaran. Output penelitian ini adalah cara menghadapi mahasiswa yang

masih pasif dalam proses pembelajaran. Hasilnya dapat digunakan untuk

mendorong keaktifan mahasiswa dikelas dan di luar kelas.

Page 29: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

22

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Penerapan Pembelajaran Student Centered Learning

Metode pembelajaran SCL dilakukan dalam kelas bisnis pariwisata

dan kelas manajemen mahasiswa jurusan manajemen Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Udayana bertujuan untuk meningkatkan daya kritis,

kreativitas dan semangat mahasiswa dalam memahami materi perkuliahan.

Penerapan pembelajaran melalui metode Student Centered

Learningmemerlukan strategi pembelajaran yang tepat sehingga dalam

penerapannya dapat berjalan dengan baik dan tidak membosankan.

Strategi- strategi SCL yang diterapkan dalam kelas bisnis pariwisata dan

manajemen yaitu

Small Group Discussion merupakan model pembelajaran yang

melibatkan antar kelompok mahasiswa, atau kelompok mahasiswa dengan

dosen untuk menganalisa, menggali atau memperdebatkan topik yang telah

ditentukan dalam Satuan Acara Perkuliahan (SAP). SGD terdiri atas 4-5

orang mahasiswa, dalam kelas setiap kelompok wajib membuat satu kasus

dan akan dibahas bersama dengan kelompok lain.

Roll play and simulation Metode ini berbentuk interaksi antara dua

atau lebih mahasiswa tentang suatu topik atau kegiatan dengan

menampilkan peralatan yang menggantikan proses, kejadian atau system

yang sebenarnya. Disini mahasiswa bermain peran, seperti dalam kelas

Page 30: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

23

manajemen, mahasiswa membentuk struktur organisasi dalam

perusahaannya kemudian memainkan peran bagaimana memecahkan

dalam organisasinya.

Self directed learning Metode ini berbentuk pemberian tugas

belajar kepada mahasiswa, seperti tugas membaca dan membuat ringkasan.

Penulis memberikan tugas kepada mahasiswa meringkas materi pada

pertemuan yang telah ditentukan, untuk selanjutnya dibahas di dalam

kelas.

Contextual Learning (CL) merupakan pembelajaran melalui sesi

tanya jawab atau negosiasi terbuka, tujuannya adalah untuk memunculkan

motivasi, daya kritis, suasana yang kondusif, nyaman dan menyenangkan.

Penulis mengajak mahasiswa kelas bisnis pariwisata turun langsung ke

lapangan, untuk melihat bagaimana bisnis pariwisata secara nyata.Penulis

mengajak mahasiswa mengunjungi villa The Sanctoo Ubud Gianyar.Di

lapangan, mahasiswa terlihat semangat, tumbuhnya rasa kritis dan

krativitas yang tercermin dari pertanyaan-pertanyaan mahasiswa di

lapangan dan hasil tugas pengamatan lapangan mereka yang sangat baik.

Proses yang dialami oleh mahasiswa ini transfer pengetahuan dapat

berjalan secara optimal, karena mahasiswa mengalami sendiri sehingga

tidak hanya teori didalam kelas.

Project Base Learning Metode pembelajaran ini adalah

memberikan tugas-tugas project yang harus diselesaikan oleh mahasiswa

dengan mencari sumber pustaka sendiri. Setelah mahasiswa terjun

Page 31: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

24

langsung ke lapangan dan melihat kondisi lapangan, penulis meminta

mahasiswa untuk membuat perusahaan yang menjanjikan di bidang

pariwisata.

Pembelajaran Student Centered Learning memanfaatkan berbagai

sumber belajar yang ada. Sumber belajar yang utama adalah buku dan

jurnal yang tercantum dalam Silabus, mahasiswa juga dapat mengakses

internet untuk melihat contoh kasus, contoh kasus tersebut bisa digunakan

untuk pembahasan di dalam kelas dengan kelompok lainnya. Selain itu

mahasiswa juga belajar dari lingkungan sekitar, masyarakat, instansi,

profesi dan teman sebayanya. Saat penulis mengajak mahasiswa turun ke

lapangan, mahasiswa bisa bertanya apapun yang ingin mereka tanyakan

seputar bisnis pariwisata kepada staff villa The Sanctoo. Jadi dalam SCL

peran dosen bukan lagi satu-satunya sumber belajar tapi sebagai mitra

belajar/fasilitator.

4.2 Hambatan Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning

Dalam proses pembelajaran dengan metode SCL di dua kelas yaitu

kelas manajemen dan bisnis pariwisata terdapat beberapa hambatan yaitu

sebagai berikut:

1. Terdapat beberapa mahasiswa yang masih pasif dalam diskusi

kelompok (SGD), hanya beberapa mahasiswa yang menonjol.

2. Tidak semua mahasiswa aktif dalam bermain peran (roll play and

simulation), contohnya dalam kelas manajemen dimana mahasiswa

Page 32: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

25

membawakan satu kesatuan struktur organisasi, peran staff paling

bawah tidak terlalu menonjol atau kurang aktif

3. Pada saat turun ke lapangan, dalam praktek metode contextual

learning, ada beberapa mahasiswa yang pasif atau hanya

mendengarkan, tidak semua mahasiswa berani bertanya kepada

pihak hotel akibat rasa malu atau kurang percaya diri

mengemukakan pendapatnya.

4. Dalam tugas/ project base learning ada mahasiswa yang tidak ikut

mengerjakan tugas kelompok namun namanya masuk kedalam

kelompok tersebut.

Rata-rata tiap mahasiswa tiga kali bertanya dan dua kali menjawab

bahkan ada yang tidak bertanya atau menjawab (pasif) sama sekali

(lampiran 1)

4.3 Mengatasi Hambatan dalam Pelaksanaan SCL

Penulis sebagai mediator/fasilitator dalam proses pembelajaran SCL

berusaha untuk mengatasi atau memperkecil hambatan yang ditemui

dengan cara sebagai berikut:

1. Dalam proses pembelajaran dalam grup diskusi (SGD) bila ada

mahasiswa yang tidak aktif penulis mengajukan pertanyaan mengenai

seputar materi yang sedang dibahas.

Page 33: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

26

2. Dalam proses pembelajaran main peran (roll play anad simulation)

apabila ada mahasiswa yang kurang aktif maka penulis memberi

contoh kasus dimana peran mahasiswa tersebut dapat menonjol.

3. Dalam proses pembelajaran contextual learning, pada saat observasi

keaktifan mahasiswa dimana ada mahasiswa yang tidak fokus atau

pasif maka penulis melempar pertanyaan seputar kegiatan di lapangan

atau materi yang terkandung dalam kegiatan tersebut.

4. Dalam penugasan/project base learning mahasiswa yang tidak ikut

membuat tugas maka diberi tugas tambahan yang bobotnya sama

dengan tugas satu kelompok.

Page 34: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

27

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran dengan

metode Student Centered Learning, dosen memang tidak perlu lagi

melakukan ceramah di depan kelas seperti metode Teacher Center Learning

sebelumnya, namun dalam metode ini dosen dituntut lebih kreatif dalam

memberikan tugas, project dan kasus, selalu melek dengan perkembangan

teknologi yang kian pesat serta memahami konsep, pola pikir, filosofi dan

strategi pembelajaran sehingga tujuan dari proses pembelajaran dengan

metode SCL yaitu menghasilkan mahasiswa yang mampu memecahkan

masalahnya sendiri, kreatif, berdaya saing tinggi, kritis dan berani

berpendapat dapat tercapai.

Penerapan metode SCL memberikan suasana lebih hidup di dalam

kelas karena tumbuhnya semangat mahasiswa mengeluarkan

pendapatnya.Penerapan SCL dengan contextual learning (turun ke lapangan)

memberikan angin segar berupa pengalaman, semangat, kesempatan yang

baik dan suasana baru bagi mahasiswa terutama sekembalinya mereka dari

studi lapangan, mahasiswa lebih bersemangat dalam membuat tugas/ project

dan lebih kompak bekerja dalam tim.

Page 35: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

28

Dalam penerapan metode ini ditemukan beberapa hambatan yaitu

masih adanya beberapa mahasiswa yang kurang aktif/pasif dalam mengikuti

diskusi, mengerjakan tugas atau pada saat turun ke lapangan. Hambatan

tersebut diatasi dengan pemberian tugas tambahan yang bobotnya sama

dengan kelompoknya.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil observasi maka dapat diberikan beberapa saran yang

ditujukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana sebagai berikut:

1) Fakultas bekerjasama dengan beberapa instansi atau perusahaan

sehingga kedepannya dapat dibuatkan penjadwalan mahasiswa

melihat dunia usaha yang nyata.

2) Adanya support berupa dana atau transportasi dari Fakultas untuk

mahasiswa secara bersama belajar langsung ke lapangan (ke dunia

usaha).

Page 36: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

29

DAFTAR PUSTAKA

Ary Ginanjar Agustian. 2002. Emotional Spritual Quotient (ESQ). Jakarta: Arga.

Bafadal, Ibrahim. 2005. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Buku Kerja. 2000. Rancangan Aplikasi Peningkatan Proses Belajar Mengajar.

APTIK Cord. 2001. What is Contextual Learning. WWI Publishing Texas: Waco.

Delors, Jacques. 1996. “Learning”: The Treasure Within, Report to UNESCO of the International Commision on Education for the Twenty-First Century. Paris: UNESCO Publishing

Depdiknas. 2003. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning),

Jakarta: Ditjen Dikdasmen. Harden dan Crosby. 2000. Student-Centered Learning: A Personal Journal,

Educause Center For Apllied Research – Research Bulletin, http://www.educuse.edu/ir/library/pdf/ERB0211.pdf

Harsono, Dwiyanto D. 2005. Pembelajaran Berpusat Mahasiswa. Yogyakarta:

Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada, Aditya Media Fairulelsaid. 2010. Pendidikan Konsep SCL Student Centred Learning. Diakses

padahttps://fairuzelsaid.wordpress.com/2010/08/28/pendidikan-konsep-scl-student-centered-learning/

Goleman, Daniel. 1995. Emotional Intelligence. New York: Bantam Books. Harsono. 2004. Kearifan dalam transformasi pembelajaran: dari teacher-

centered ke student-centered learning, Makalah Seminar Implementasi nilai kearifan dalam proses pembelajaran berorientasi student-centered learning UGM.

Jogiyanto,HM.2001. Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan

Terstuktur. Yogyakarta: Andi Kember, D. 1997. A re-conceptualisation of the research into university academic’

conceptions of teaching, learning and Instruction, 7, No.3, 255-275

Page 37: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

30

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, Bandung: Pt Refika Aditama

Materi Pelatihan Kurikulum Berbasis Kompetensi. 2008. Model Pembelajaran,

DIKTI. Murwani, Elika Dwi. 2006. Peran Guru dalam Membangun Kesadaran Kritis

Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur-No 6/Th.V/Juni Ngalimun, Fauzani, M., Salabi, A. 2016.Strategi dan Model Pembelajaran.

Yogyakarta: Aswaja Pressindo. O’Neill G and McMahon T. 2005. Student Centred Learninng: What does it mean

for students and lectures? In GO’Neill, S. Moore & B. McMullin, Emmerging issues in the practice of university learning and teaching (pp.27-36). Dublin, Ireland: AISHE.

Pannen, Paulina dkk. 2011. Konstruktivisme Dalam Pembelajaran, Jakrta: PAU-

PPAI Universitas Terbuka Rooijakkers, Ad. 1991. Mengajar dengan Sukses: Petunjuk untuk Merencanakan

dan Menyampaikan Pengajaran. Jakarta: PT Presindo. Rzabdulaziz. 2013. Proses Pembelajaran dan Student Centred Learning SCL.

diambil dari https://rzabdulaziz.wordpress.com Seitzinger. 2006. Be Constructive: Blogs, Podcast and Wikis as Constructivis

Learning Tools. http://www.elearningguild.com/pdf/2 Sugiyo, Warlan dkk. 2009. Efektivitas Metode Student Centered Learningyang

Berbasis Fun Chemistry untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia-No 02/Vol 3

Suryobroto, B. 2009.Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka

Cipta. Soyomukti, Nurani. 2010. Teori-Teori Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta:

Kencana Prenada Media Group

Page 38: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

31

Lampiran 1 Keaktifan Tanya-jawab mahasiswa Manajemen (regular) selama satu semester

NO NAMA KEAKTIFAN

TOTAL TANYA

TOTAL JAWAB TOTAL

1 I Made Dika Mahendra 2 1 3 2 KADEK DESY PUSPITHA SARI 2 1 3 3 I PUTU YUDHI SETIAWAN 0 1 1 4 GEDE JAYA ARTAWAN 1 0 1 5 NI MADE DIAH KUSUMA DEWI 2 2 4

6 PUTRI KUSUMA DEWI 0 1 1

7 NI WAYAN MULYAWATI 4 5 9

8 WINDA IRNYWATI OTTU 0 0 0

9 ANAK AGUNG SAGUNG INTAN PRATIVI SETIAWAN 7 5 12

10 I MADE YOGI JUSTIKA 2 0 2

11 MADE ANGGA BAGASKARA 2 0 2

12 Fannie Kristina Sokoy 0 0 0

13 Deljansen Yohanes Thesia 0 1 1

16 I MADE ADI PRADANA 2 0 2

17 NI MADE CAHAYA SEPTYA DEWI 8 5 13

18 Lazaro Jose Jovi Pereira 4 3 7

19 MADE DYAH DWITA ANGGARANI 3 3 6

20 NI PUTU YUWINDIAH PUTRI 3 4 7 21 GRECIA VEGA LOLITA APRILIYANTI POLING 2 3 5

22 GD BRYANANDA LAKSMANA 6 2 8

23 IDA AYU DINAR WULAN 3 2 5

24 NI LUH PUTU WIDYA SAWITRI 2 1 3

25 PUTU GDE KAMASAKA WIDIARTA 4 3 7

26 I MADE ANGGA ADIKERTA 3 1 4 27 I PT DICKY MAHARDIKA 4 4 8

28 PUTU TATI DIAN PERTIWI 5 3 8

29 NYOMAN AGUS SURYA NUGRAHA 5 6 11 30 I GUSTI AGUNG MAS OKARIA ANGGRAENI 6 5 11

31 I DEWA GEDE WILANTA TINTARA 2 0 2

32 I DEWA AYU BULAN PRANITI SARI 2 3 5

33 NI LUH PUTU MITA PRAMESTYA UTAMI 3 0 3

34 GEDE WISNU SAPUTRA 2 1 3

35 KOMPYANG GEDE SATHYA NARAYANA 1 2 3

36 NI KADEK TIRA SAHYONI 4 2 6

37 NI MADE PADMAWATI 3 2 5

38 NI KADEK WIWIK YUNIARTINI 4 3 7

39 I MADE SAITAMA ARIE PUTRA 6 2 8

40 NYOMAN AYU DEWANGGI DIPARESTA ARNAYA 5 4 9 41 BRIYAN ARTHA GINTING 7 5 12

42 NI PUTU TRI UTAMI NINGSIH 4 3 7

TOTAL 3 2 5

Page 39: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

32

Keaktifan Tanya-jawab mahasiswa Bisnis Pariwisata (non- regular) selama satu semester

NO NAMA KEAKTIFAN

TOTAL TANYA

TOTAL JAWAB TOTAL

1 Ketut Joni Santika 2 2 4

2 SEPTIA WULANDARI SUARKA 2 1 3

3 I GUSTI AYU TARA DIANI SAWITRI 1 1 2 4 IDA AYU RUBY KUBERASYANI 2 1 3 5 ASTARI ARMAYANI 3 2 5 6 RIZAL PRASETYO 5 6 11 7 KADEK AYU ANGGRENI 7 7 14 8 I MADE IVAN ADIWINATA 7 6 13

9 NI MADE MAS ANINDYA STHIRA SISTA 4 3 7 10 I GUSTI MADE DIAH WINDARI 2 2 4

11 PUTU ANGGA ARMAWAN 3 1 4

12 NI LUH PUTU ANINDYA PUTRI M 2 1 3

13 NI KOMANG KRISNA PURNAMA YANTI 3 2 5

14 I GST NGR MD WIDIA ASTAWA 8 4 12 15 GUSTI AGUNG NARENDRA ISWARA 5 2 7 16 I GST AYU NYOMAN KRISNIA PUTRI 3 2 5 17 NI NYM. SRI JAYANTI PERWANI D. 4 2 6 18 NI PUTU AYU KARTIKA KURNIA PUTRI 3 3 6

19 PUTU WAHYU YANA PRASETYA 3 2 5

20 COKORDA ISTRI GITA APSARI DEWI 5 2 7 21 KRISNA ANGGARA DWI PUTRA F 2 1 3

22 I KOMANG LINGGAR YOGI 1 2 3

23 I GEDE WIDYA DARMAWAN 2 1 3 24 I GUSTI AYU AGUNG TRI TUNGGA DEWI 3 2 5 25 A.A SAYU MIRAH LADYSIA V 3 1 4

26 I KADEK DIAN KERTIANA 3 5 8 27 COK GEDE BAGUS SANDI RAHADIAN 2 1 3 28 NI MADE CINDY ARDINA ANTRIKSA 5 5 10

29 GOURA SUNDARAM PRASADA 4 3 7 30 IDA BAGUS GEDE BAYU KRESNADANA 3 3 6 31 NI MADE DIAH MALINI CAHYANI 3 4 7 32 PUTU RIZKY MAYSA WIRAWAN 4 2 6

33 ANAK AGUNG ANDI PUTRA UTAMA 2 5 7 34 I GUSTI A NADIA PARIBAWA DEWI 5 3 8 35 TJUT ALLYA MAGITA HARUMI 4 1 5 36 DESAK MADE YUNI ASTUTI 3 4 7 37 DEWA PUTU IRWAN DARMA PUTRA 3 2 5 38 I GEDE UTARAYANA 6 2 8 39 NI LUH PUTU MARTHA PRADNYADEWI 5 3 8 40 NI MADE SANIA PRATIWI 4 2 6 41 I NYOMAN ADI WISNAWA 2 1 3

TOTAL 3 2 6

Page 40: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

33

Lampiran 2 Metode SCL dengan Contextual Learning, Proses pembelajaran di luar kelas

Page 41: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

34

Metode SCL active learning, proses pembelajaran di dalam kelas

Page 42: STUDENT CENTERED LEARNING PROCESS

35