stroke brew
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan
neurologis yang utama di Indonesia. Serangan otak ini merupakan
kegawatdaruratan medis yang harus ditangani secara cepat, tepat, dan cermat.
Stroke adalah kumpulan gejala klinis yang berkembang cepat akibat gangguan
fungsi serebral fokal atau global yang berlangsung lebih dari 24 jam atau yang
mengarah ke kematian, tanpa penyebab lain selain factor vascular. Stroke
merupakan penyakit yang berhubungan dengan usia, angka kejadiannya
meningkat seiring dengan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat. Di Amerika Serikat, di perkirakan terjadi 400.000 kasus baru per
tahun dan total penderita stroke dalam satu tahun di perkirakan 1,7 juta orang.
Hubungan antara peningkatan kasus ini merupakan akibat langsung dari
bertambahnya umur harapan hidup. Angka kejadian pertahun diperkirakan 100
per 100.000 pada usia 45-54 tahun dan 2.000 per 100.000 pada usia di atas 75
tahun. Laki-laki memiliki resiko yang lebih tinggi jika di bandingkan dengan
wanita.
Stroke merupakan penyebab kematian ketiga tersering setelah penyakit
jantung koroner dan kanker. Sekitar 20% kasus stroke meninggal pada bulan
pertama dan diantara yang selamat pada tahun pertama kira-kira sepertiganya
bergantung pada orang lain untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Sebesar 70%
penderita pasca stroke memiliki ketidakmampuan (disability) permanen secara
okupasional dan sekitar 25% akan mengalami demensia vascular.
Stroke memiliki permasalahan yang luas dan multi dimensi, mulai dari
perawatan sampai rehabilitasi. Bukan saja masalah kecacatan fisik akan tetapi
masalah psikologis yang timbul akibat ketidakmampuan bekerja dan masalah
ketergantungan pada orang lain merupakan masalah yang cukup pelik bagi
1
pasien maupun keluarganya. Karena aspek inilah maka seyogiyanya stroke harus
di tangani secara multidisiplin.
1.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui definisi,
epidemiologi, klasifikasi, faktor resiko, patogenesis, patofisiologi, tanda dan
gejala klinis, diagnose, tatalaksana yang tepat untuk penyakit stroke, serta pasca
stroke .
1.3. Manfaat
Terdapat beberapa manfaat yang diperoleh dari makalah stroke iskemik
ini, diantaranya adalah :
Pada mahasiswa kedokteran :
1. Mengetahui prevalensi dan insidensi pasien dengan diagnosa stroke.
2. Mengetahui sedikit banyaknya mengenai penyakit stroke iskemik serta
tatalaksananya.
Pada masyarakat umum :
1. Mengetahui apa saja yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit stroke
pada gaya hidup mereka.
2. Mengetahui bagaimana cara untuk mencegah terjadinya stroke.
2
BAB 2
LAPORAN KASUS
2.1. Anamnesis
IDENTITAS PRIBADI
NAMA : Samaria Limbong
JENIS KELAMIN : Perempuan
USIA : 72 tahun
SUKU BANGSA : Batak
AGAMA : Protestan
ALAMAT : Jl. Suka Damai
STATUS : Menikah
PEKERJAAN : Ibu Rumah Tangga
TANGGAL MASUK : 19 November 2012
2.2. Riwayat Perjalanan Penyakit
2.2.1. Keluhan
Keluhan utama : Lemah lengan dan tungkai kanan
Telaah : Pasien datang dengan keluhan lemah lengan dan
tungkai sebelah kanan sejak 5 hari yang lalu. Keluhan
timbul secara mendadak pada saat pasien sedang
beristirahat (duduk). Pada saat itu pasien mengalami
nyeri kepala (+). Namun tidak dijumpai mual (-), muntah
(-), demam (-), kejang (-), riwayat trauma (-).
Sebelumnya pasien juga pernah mengalami keluhan
3
yang sama ± 1 tahun yang lalu dan membaik. BAK (+)
normal, BAB (+) normal.
RPT : DM (-), HT (+) tidak terkontrol
RPO : Tidak jelas
2.2.2. Anamnese Traktus
Traktus Sirkulatorius : nyeri dada (-), hipertensi (+)
Traktus Respiratorius : batuk (-), sesak napas (-)
Traktus Digestivus : mual (-), muntah (-), BAB (+) N
Traktus urogenitalis : BAK (+) N
Kecelakaan : tidak pernah
Intoksikasi dan Obat-obatan : tidak jelas
2.2.3. Anamnese Keluarga
Faktor Herediter : tidak dijumpai
Faktor Familial : tidak ada
Lain-lain : -
2.2.4. Anamnese Sosial
Kelahiran dan Pertumbuhan : lahir spontan, pertumbuhan normal
Imunisasi : tidak diketahui
Pendidikan : Lulusan SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Perkawinan dan Anak : Sudah menikah dan mempunyai 7 anak
4
2.3. Pemeriksaan Jasmani
2.3.1. Pemeriksaan Umum
Tekanan Darah : 160/90 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Frekuensi napas : 24 x/ menit
Temperatur : 36,5 °C
Kulit dan selaput lendir : dalam batas normal
Kelenjar getah bening : pembesaran (-)
Persendian : dalam batas normal
2.3.2. Kepala dan Leher
Bentuk dan posisi : bulat, medial
Pergerakan : bebas
Kelainan panca indera : (-)
Rongga mulut dan gigi : dalam batas normal
Kelenjar parotis : dalam batas normal
Desah : (-)
2.3.3. Rongga Dada dan Abdomen
Rongga dada Rongga abdomen
Inspeksi Simetris fusiformis Simetris
Palpasi Stem fremitus ka=ki, kesan normal Soepel, H/L/R tidak teraba
Perkusi Sonor Timpani
Auskultasi SP: vesikuler; ST: (-)
SJ: dalam batas normal
Peristaltik (+) N
5
2.3.4. Genitalia
Toucher : tidak dilakukan pemeriksaan
2.4. Status Neurologis
2.4.1. Sensorium : compos mentis
2.4.2. Kranium
Bentuk : bulat
Fontanella : tertutup
Palpasi : pulsasi A. temporalis dan A. Karotis (+)
Perkusi : cracked pot sign (-)
Auskultasi : bruit arteri (-)
Transiliminasi : tidak dilakukan pemeriksaan
2.4.3. Perangsangan Meningeal
Kaku kuduk : ( - )
Tanda Brudzinski I : ( - )
Tanda Brudzinski II : ( - )
Tanda Kernig : ( - )
2.4.4. Peningkatan Tekanan Intrakranial
Muntah : ( - )
Sakit kepala : ( + )
Kejang : ( - )
6
2.4.5. Saraf Otak/ Nervus Kranialis
Nervus I Meatus nasi dextra Meatus nasi sinistra
Normosmia ( + ) ( + )
Anosmia ( - ) ( - )
Parosmia ( - ) ( - )
Hiposmia ( - ) ( - )
Nervus II Ocular Dextra Ocular Sinistra
Visus Tidak dilakukan
pemeriksaan
Tidak dilakukan
pemeriksaan
Lapangan
pandang
Normal ( + ) ( + )
Menyempit ( - ) ( - )
Hemianopsia ( - ) ( - )
Scotoma ( - ) ( - )
Refleks ancaman ( + ) ( + )
Fundus Okuli
Batas Tidak dilakukan
pemeriksaan
Tidak dilakukan
pemeriksaan
Warna Tidak dilakukan
pemeriksaan
Tidak dilakukan
pemeriksaan
Eksavasasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
7
pemeriksaan pemeriksaan
Arteri Tidak dilakukan
pemeriksaan
Tidak dilakukan
pemeriksaan
Vena Tidak dilakukan
pemeriksaan
Tidak dilakukan
pemeriksaan
Nervus III, IV, VI Ocular Dextra Ocular Sinistra
Gerakan bola mata (+) N (+) N
Nistagmus ( - ) ( - )
Pupil
Lebar Ø 3mm Ø 3mm
Bentuk Bulat Bulat
Refleks cahaya langsung ( + ) ( + )
Refleks cahaya tidak langsung ( + ) ( + )
Rima palpebra
Deviasi conjugate ( - ) ( - )
Fenomena Doll’s Eye ( - ) ( - )
Strabismus ( - ) ( - )
Nervus V Kanan Kiri
Sensorik
Kulit Dalam batas Dalam batas normal
8
normal
Selaput lendir Dalam batas
normal
Dalam batas normal
Refleks kornea Dalam batas
normal
Dalam batas normal
Refleks masseter Dalam batas
normal
Dalam batas normal
Refleks bersin Tidak dilakukan
pemeriksaan
Tidak dilakukan
pemeriksaan
Motorik
Membuka dan menutup
mulut
Dalam batas normal Dalam batas normal
Palpasi otot masseter &
Temporalis
Dalam batas normal Dalam batas normal
Kekuatan gigitan Dalam batas normal Dalam batas normal
Nervus VII Kanan Kiri
Motorik
Mimik ( + ) ( + )
Kerut kening ( + ) ( + )
Menutup mata ( + ) ( + )
Meniup sekuatnya ( + ) ( + )
9
Memperlihatkan gigi ( + ) ( + )
Tertawa ( + ) ( + )
Sensorik
Pengecapan 2/3 depan lidah Tidak dilakukan
pemeriksaan
Tidak dilakukan
pemeriksaan
Produksi kelenjar ludah Tidak dilakukan
pemeriksaan
Tidak dilakukan
pemeriksaan
Hiperakusis Tidak dilakukan
pemeriksaan
Tidak dilakukan
pemeriksaan
Refleks stapedial Tidak dilakukan
pemeriksaan
Tidak dilakukan
pemeriksaan
Nervus VIII Kanan Kiri
Auditorius
Pendengaran ( + ) ( + )
Test Rinne Tidak dilakukan
pemeriksaan
Tidak dilakukan
pemeriksaan
Test Weber Tidak dilakukan
pemeriksaan
Tidak dilakukan
pemeriksaan
Test Schwabach Tidak dilakukan
pemeriksaan
Tidak dilakukan
pemeriksaan
Vestibularis
Nistagmus ( - ) ( - )
10
Reaksi kalori Tidak dilakukan
pemeriksaan
Tidak dilakukan
pemeriksaan
Vertigo ( - ) ( - )
Tinnitus ( - ) ( - )
Nervus IX, X
Palatum mole : terangkat simetris
Uvula : Medial
Disfagia : ( - )
Disartria : ( + )
Distonia : ( - )
Refleks muntah : tidak dilakukan pemeriksaan
Pengecapan 1/3 belakang ludah : tidak dilakukan pemeriksaan
Nervus XI Kanan Kiri
Mengangkat bahu ( - ) ( + )
Fungsi otot sternokleidomastoideus ( + ) ( + )
Nervus XII
Lidah
Tremor : ( - )
Atrofi : ( - )
11
Fasikulasi : ( - )
Ujung lidah sewaktu istirahat : Medial
Ujung lidah sewaktu dijulurkan : Medial
2.4.6. Sistem Motorik
Trofi : eutrofi
Tonus otot : hipotoni
Kekuatan otot :
ESD = 22222 ESS = 55555
EID = 11111 EIS = 55555
Sikap (duduk-berdiri-berbaring) : (-/ -/ +)
Gerakan spontan abnormal :
Tremor : ( - )
Khorea : ( - )
Ballismus : ( - )
Mioklonus : ( - )
Distonia : ( - )
Spasme : ( - )
TIC : ( - )
Lain-lain : ( - )
2.4.7. Test sensibilitas
Ekteroseptif : Tidak dilakukan pemeriksaan
Propioseptif : Tidak dilakukan pemeriksaan
12
Fungsi kortikal untuk sensibilitas
Stereognosis : Tidak dilakukan pemeriksaan
Pengenalan 2 titik : Tidak dilakukan pemeriksaan
Grafastesia : Tidak dilakukan pemeriksaan
2.4.8. Refleks
Refleks fisiologis Kanan Kiri
Biceps ( - ) ( +)
Triceps ( - ) ( + )
Radioperiost ( - ) ( +)
APR ( - ) ( + )
KPR ( - ) ( + )
Test strumple ( - ) ( + )
Refleks Patologis
Babinski ( -) ( - )
Oppenheim ( - ) ( - )
Chaddock ( - ) ( - )
Gordon ( - ) ( - )
Schaefer ( - ) ( - )
Hoffman-Ttromner ( - ) ( - )
Klonus lutut ( - ) ( - )
Klonus kaki ( - ) ( - )
Refleks primitive ( - ) ( - )
13
2.4.9. Koordinasi
Lenggang : tidak dilakukan pemeriksaan
Bicara : dalam batas normal
Menulis : tidak dilakukan pemeriksaan
Percobaan apraksia : tidak dilakukan pemeriksaan
Mimik : dalam batas normal
Test telunjuk-telunjuk : tidak dilakukan pemeriksaan
Test telunjuk hidung : dalam batas normal
Diadokokinesia : dalam batas normal
Test tumit lutut : tidak dilakukan pemeriksaan
Test Romberg : tidak dilakukan pemeriksaan
2.4.10. Vegetatif
Vasomotor : dalam batas normal
Sudomotor : dalam batas normal
Pilo-erektor : tidak dilakukan pemeriksaan
Miksi : dalam batas normal
Defekasi : dalam batas normal
Potens dan libido : tidak dilakukan pemeriksaan
2.4.11. Vertebra
Bentuk
Normal : ( + )
Skoliosis : ( - )
Hiperlordosis : ( - )
14
Pergerakan
Lutut : dalam batas normal
Pinggang : dalam batas normal
2.4.12. Tanda Perangsangan Radikular
Lasegue : ( - )
Cross-lasegue : ( - )
Test Lhermitte : ( - )
Test Naffziger : ( - )
2.4.13. Gejala-gejala Sereberal
Ataksia : ( - )
Disartria : ( - )
Tremor : ( - )
Nistagmus : ( - )
Bradikinesia : ( - )
Dan lain-lain : ( - )
2.4.14. Gejala-Gejala Ekstrapiramidal
Tremor : (-)
Rigiditas : (-)
Bradikinesia : (-)
Lain-lain : (-)
2.4.15. Fungsi Luhur
Kesadaran kualitatif : compos mentis
Ingatan Baru : dalam batas normal
15
Ingatan Lama : dalam batas normal
Disorientasi
Diri : dalam batas normal
Tempat : dalam batas normal
Waktu : dalam batas normal
Situasi : dalam batas normal
Intelegensia : sulit dilakukan penilaian
Daya pertimbangan : sulit dilakukan penilaian
Reaksi emosi : dalam batas normal
Afasia
Ekspresif : dalam batas normal
Represif : dalam batas normal
Agnosia
Agnosia visual : dalam batas normal
Agnosia jari-jari : dalam batas normal
Akalkulia : dalam batas normal
Disorientasi kanan-kiri : dalam batas normal
16
2.5. Pemeriksaan Penunjang
Test (20-11-2012) Hasil Nilai normal
Complete Blood Count
Hemoglobin (Hb) 7,6 gr/dl 12 – 16 gr/dl
Leukocyte (WBC) 7100/ul 4000-11000/ul
Hematocrite 24,9 % 36-47 %
Trombocyte (PLT) 285000/ul 150000-450000/ul
Kimia Klinik:
Bilirubin total 0,33 mg/dl 0,3 - 1 mg/dl
Biliribun direk 0,12 m/dl < 0,25 mg/dl
SGOT/ASAT 20 U/L < 40 U/L
SGPT/ALAT 11 U/L < 40 U/L
Glukosa Puasa 106 mg/dl 70-120 mg/dl
Total Cholesterol 123 mg/dl < 200 mg/dl
HDL –
Cholesterol
35 mg/dl > 55 mg/dl
LDL –
Cholesterol
69 mg/dl < 190 mg/dl
Triglycerides 91 mg/dl 50 – 170 mg/dl
Ureum 39 mg/dl 20 – 40 mg/dl
Creatinin 0,8 mg/dl 0,6 – 1,1 mg/dl
Uric Acid 3,4 mg/dl 3,4 – 7,0 mg/dl
2.6. Kesimpulan
17
Keluhan Utama : Lemah lengan dan tungkai kanan
Keluhan Tambahan : Sakit kepala
RPT : DM (-), HT (+).
RPO : Tidak jelas
Status Presens
Sensorium : Compos Mentis
Tekanan Darah : 160/90 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Frekuensi napas : 24 x/ menit
Temperatur : 36,5 °C
Nervus Kranialis
N I : normosmia
N II, III : refleks cahaya (+/+), pupil isokor Ø 3mm
N III, IV, VI : gerakan bola mata (+) N
N V : dalam batas normal
N VII : dalam batas normal
N VIII : pendengaran ( + )
N IX, X : dalam batas normal
N XI : angkat bahu Ka (-) , Ki (+)
N XII : ujung lidah medial
Status Neurologis18
Sensorium : compos mentis
Peningkatan tekanan intrakranial : sakit kepala (-), muntah (-), kejang (-)
Perangsangan meningeal : tidak dijumpai
Refleks Fisiologis
B/T : (-/+) / (-/+)
APR/ KPR : (-/+) / (-/+)
Refleks Patologis
H/ T : ( - / - ) / ( - / - )
Babinski : - / -
Kekuatan Motorik
ESD = 22222 ESS = 55555
EID = 11111 EIS = 55555
Hasil CT scan kepala tanggal 20 November 2012
Kesan:
19
Infark cerebri didaerah ganglia basalis kanan
CT scan kepala saat ini tidak tampak perdarahan, SOL/Neoplasma,
maupun malformasi vaskuler.
2.7. Diagnosa
Diagnosa fungsional : Hemiparesis Dextra
Diagnosa etiologik : iskemik
Diagnosa anatomik : infark serebri daerah ganglia basale kanan
Diagnosa kerja : Hemiparesis Dextra ec Stroke iskemik
Diagnosa banding : 1. Stroke iskemik
2. Stroke haemoragik
2.8. Penatalaksanaan
- IVFD RL 20 gtt/i
- Bralin 500 mg/12 j
- Aptor 1 x 100 mg
- Neurodex 1x1
- Captopril 1 x 25 mg
2.9. Follow Up
Hasil Follow-
up
25 November 2012 26 November 2012 27 November 2012
Keluhan
utama
Lemah lengan dan
tungkai kanan (+)
Lemah lengan dan
tungkai kanan (+)
Lemah lengan dan
tungkai kanan (+)
Keluhan
tambahan
Lemas (+), batuk
(+)
Lemas (+), batuk
(+)
Lemas (+), batuk (+)
Status presens
Sens : compos Sens : compos Sens : compos
20
mentis
TD : 130/80
mmHg
HR : 72 x/i
RR : 24 x/i
T : 37,5 °C
mentis
TD : 180/100
mmHg
HR : 84 x/i
RR : 22 x/i
T : 37,0 °C
mentis
TD : 170/110
mmHg
HR : 84 x/i
RR : 24 x/i
T : 36,5 °C
Peningkatan
tekanan
intracranial
Kejang : (-)
Muntah : (-)
Sakit kepala : (-)
Kejang : (-)
Muntah : (-)
Sakit kepala : (-)
Kejang : (-)
Muntah : (-)
Sakit kepala : (-)
Perangsanga
n meningeal
Kaku kuduk : (-)
Brudzinski I : (-)
Brudzinski II: (-)
Kaku kuduk : (-)
Brudzinski I : (-)
Brudzinski II: (-)
Kaku kuduk : (-)
Brudzinski I : (-)
Brudzinski II: (-)
Nervus
kranialis
Dalam batas normal Dalam batas normal Dalam batas normal
Refleks fisiologis
Biceps/
Triceps
APR/KPR
Kanan Kiri
-/- +/+
-/- +/+
Kanan Kiri
-/- +/+
-/- +/+
Kanan Kiri
-/- +/+
-/- +/+
Refleks patologis
H/T
Babinski
Klonus Kaki
Kanan Kiri
-/- -/-
-/- -/-
-/- -/-
Kanan Kiri
-/- -/-
-/- -/-
-/- -/-
Kanan Kiri
-/- -/-
-/- -/-
-/- -/-
21
Kekuatan
motorik
ESD = 2 ESS = 5
EID = 1 EIS = 5
ESD = 2 ESS = 5
EID = 1 EIS = 5
ESD = 5 ESS = 1
EID = 5 EIS = 3
Diagnosis Hemiparesis Dextra
ec stroke iskemik
Hemiparesis Dextra
ec stroke iskemik
Hemiparesis Dextra
ec stroke iskemik
Terapi - Inf RL 20 gtt/i
- Inj Ranitidine
1amp/12jam
- Inj Bralin 1 amp/12 j
- Aptor 1x100mg
- OBH 3 x 1 cth
- Captopril 1 x 25 mg
- Inf RL 20 gtt/i
- Inj Ranitidine
1amp/12jam
- Inj Bralin 1 amp/12 j
- Aptor 1x100mg
- OBH 3 x 1 cth
- Captopril 1 x 25 mg
- Inf RL 20 gtt/i
- Inj Ranitidine
1amp/12jam
- Inj Bralin 1 amp/12 j
- Aptor 1x100mg
- OBH 3 x 1 cth
- Captopril 1 x 25 mg
22
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Definisi
Definisi stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah tanda-tanda
klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global), dengan
gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, dapat menyebabkan kematian,
tanpa adanya penyebab lain selain vaskuler.
Stroke iskemik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan jaringan otak yang
disebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga mengganggu kebutuhan darah dan
oksigen di jaringan otak.
3.2. Klasifikasi
Stroke diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Berdasarkan kelainan patologis
a. Stroke hemoragik
1) Perdarahan intra serebral
2) Perdarahan ekstra serebral (subarakhnoid)
b. Stroke non-hemoragik (stroke iskemik, infark otak, penyumbatan)
1) Stroke akibat trombosis serebri
2) Emboli serebri
3) Hipoperfusi sistemik
2. Berdasarkan waktu terjadinya
1) Transient Ischemic Attack (TIA)
2) Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND)
3) Stroke In Evolution (SIE) / Progressing Stroke
4) Completed stroke
3. Berdasarkan lokasi lesi vaskuler
1) Sistem karotis
a. Motorik : hemiparese kontralateral, disartria
23
b. Sensorik : hemihipestesi kontralateral, parestesia
c. Gangguan visual : hemianopsia homonim kontralateral, amaurosis fugaks
d. Gangguan fungsi luhur : afasia, agnosia
2) Sistem vertebrobasiler
a. Motorik : hemiparese alternans, disartria
b. Sensorik : hemihipestesi alternans, parestesia
c. Gangguan lain : gangguan keseimbangan, vertigo, diplopia
3.3. Stroke Non-Hemoragik (Stroke Iskemik, Infark Otak, Penyumbatan)
Iskemia jaringan otak timbul akibat suplai darah ke bagian otak terganggu oleh
karena adanya serviko-kranial atau hipoperfusi jaringan otak oleh berbagai faktor
seperti aterotrombosis, emboli, atau ketidakstabilan hemodinamik.
Aterotrombosis terjadi pada arteri-arteri besar dari daerah kepala dan leher dan
dapat juga mengenai pembuluh arteri kecil atau percabangannya. Trombus yang
terlokalisasi terjadi akibat penyempitan pembuluh darah oleh plak aterosklerotik
sehingga menghalangi aliran darah pada bagian distal dari lokasi penyumbatan. Gejala
neurologis yang muncul tergantung pada lokasi pembuluh darah otak yang terkena.
Stroke iskemik merupakan salah satu penyakit dengan angka kematian yang
tinggi, namun penyakit. ini dalam perjalanannya menunjukkan penurunan angka
kematian dari 88,8 per 100.000 populasi (tahun 1950) menjadi 26,4 per 100.000 (tahun
1996). Angka kematian tersebut berbeda antara populasi kulit hitam dan kulit putih.
Angka kematian pada pria kulit hitam adalah 50,9 per 100.000 populasi dan 39,2 per
100.000 wanita kulit hitam. Sedangkan angka kematian pada pria kulit putih adalah
26,3 per 100.000 dan 22,9 per 100.000 pada wanita kulit putih. Alasan yang tepat
mengenai perbedaan ini tidak diketahui dengan pasti, tetapi diperkirakan bahwa faktor
genetik, geografi dan budaya ikut berpengaruh. Stroke iskemik dapat disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu:
24
a. Penyakit aterosklerosis pada arteri yang besar, misalnya: carotid arteries
atau vertebrobasilar arteries (60%)
b. Gangguan pada penetrasi arteri yang berperan dalam oksigenasi dan
pemberian nutrisi pada Susunan Saraf Pusat (20%)
c. Penyakit yang terkait dengan kelainan jantung, seperti: atrial fibrillation
(15%); dan kasus yang tidak umum, seperti infeksi atau inflamasi pada
arteri (5%).
3.4. Faktor Resiko
Secara garis besar faktor risiko stroke dibagi atas faktor risiko yang dapat
dimodifikasi (modifiable) dan yang tidak dapat dimodifikasi (nonmodifiable).
1. Non modifiable risk factors
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Keturunan/genetic
2. Modifiable risk factors
a. Gaya hidup
1. Merokok
2. Unhealthy diet :lemak, garam berlebihan, asam urat, kolesterol, low fruit
diet
3. Alkoholik
4. Obat-obatan : narkotika (kokain), antikoagulansia, antiplatelet,
amfetamin, pil kontrasepsi
b. Faktor resiko fisiologi
1. Penyakit hipertensi
2. Penyakit jantung
3. Diabetes mellitus
4. Infeksi, arteritis, traumatic, AIDS, Lupus
5. Gangguan ginjal
25
6. Kegemukan (Obesitas)
7. Polisitemia, viskositas darah meninggi dan penyakit perdarahan
8. Kelainan anomali pembuluh darah. Dan lain-lain
Major Risk Factors :
1. Hipertensi
2. Merokok
3. Diabetes Mellitus
4. Kelainan jantung
5. Kholesterol
3.5. Patofisiologi Stroke Infark
Gambar. 3.1. Stroke Infark
Infark serebri diawali dengan terjadinya penurunan Cerebral Blood Flow (CBF)
yang menyebabkan suplai oksigen ke otak akan berkurang. Derajat dan durasi
penurunan Cerebral Blood Flow (CBF) kemungkinan berhubungan dengan jejas yang
terjadi. Jika suplai darah ke otak terganggu selama 30 detik, maka metabolisme di otak
akan berubah. Setelah satu menit terganggu, fungsi neuron akan berhenti. Bila 5 menit
26
terganggu dapat terjadi infark. Bagaimanapun, jika oksigenasi ke otak dapat diperbaiki
dengan cepat, kerusakan kemungkinan bersifat reversibel.
Stroke infark disebabkan oleh trombosis (bekuan cairan di dalam pembuluh
darah otak) dan embolisme serebral (bekuan darah atau material lain). Stroke infark
yang terjadi akibat obstruksi atau bekuan disuatu atau lebih arteri besar pada sirkulasi
serebrum dapat disebabkan oleh bekuan (trombus) yang terbentuk didalam suatu
pembuluh otak atau pembuluh organ distal. Pada trombus vaskular distal, bekuan dapat
terlepas atau mungkin terbentuk dalam suatu organ seperti jantung dan kemudian
dibawa melalui sistem arteri ke otak sebagai suatu embolus. Sumbatan di arteri karotis
interna sering mengalami pembentukan plak aterosklerotik di pembuluh darah sehingga
terjadi penyempitan atau stenosis. Apabila stenosis mencapai suatu tingkat kritis
tertentu, maka meningkatnya turbulensi disekitar penyumbatan akan menyebabkan
penurunan tajam kecepatan aliran darah ke otak akibatnya perfusi otak akan menurun
dan terjadi nekrosis jaringan otak.
Tabel 3.1. Perbedaan Stroke Hemoragik dan Non-Hemoragik
Gejala PIS PSA Non Hemoragik
Defisit fokal Berat Ringan Berat ringan
Onset Menit/jam 1-2 menit Pelan (jam/hari)
Nyeri kepala Hebat Sangat hebat Ringan
Muntah pada awalnya
Sering Sering Tidak, kecuali lesi dibatang otak
Hipertensi Hampir selalu Biasanya tidak Sering kali
Penurunan kesadaran
Ada Ada Tidak ada
Kaku kuduk Jarang Ada Tidak ada
Hemiparesis Sering dari awal Permulaan tidak ada
Sering dari awal
Gangguan bicara Bisa ada Jarang Sering
Likuor Berdarah Berdarah Jernih
27
Paresis/ gangguan N III
Tidak ada Bisa ada Tidak ada
3.6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologi :
a. Head CT Scan Pada stroke non hemorhargi terlihat adanya infark sedangkan
pada stroke haemorhargi terlihat perdarahan.
b. Elektrokardiografi (EKG) Untuk mengetahui keadaan jantung dimana jantung
berperan dalam suplai darah ke otak.
c. Elektro Encephalo Grafi Elektro Encephalo Grafi mengidentifikasi masalah
berdasarkan gelombang otak, menunjukkan area lokasi secara spesifik.
d. Angiografi cerebral Pada cerebral angiografi membantu secara spesifik
penyebab stroke seperti perdarahan atau obstruksi arteri, memperlihatkan secara
tepat letak oklusi atau ruptur.
e. Magnetik Resonansi Imagine (MRI) Menunjukkan daerah yang mengalami
infark, haemorhargi, Malformasi Arterior Vena (MAV). Pemeriksaan ini lebih
canggih dibanding CT Scan.
f. Ultrasonografi dopler Mengidentifikasi penyakit Malformasi Arterior Vena .
g. X-Ray kepala Menurut Wibowo (1991), pemeriksaan X-Ray kepala dapat
menunjukkan perubahan pada glandula peneal pada sisi yang berlawanan dari
massa yang meluas, klasifikasi karotis internal yang dapat dilihat pada trombosis
cerebral, klasifikasi parsial pada dinding aneurisme pada perdarahan
subarachnoid
h. Foto thorax Pemeriksaan foto thorax dapat memperlihatkan keadaan jantung,
apakah terdapat pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda
hipertensi kronis pada penderita stroke.
28
Pemeriksaan laboratorium :
1. Pemeriksaan lumbal pungsi Pada pemeriksaan pungsi lumbal untuk
pemeriksaan diagnostik diperiksa kimia sitologi, mikrobiologi, virologi .
Disamping itu dilihat pula tetesan cairan cerebrospinal saat keluar baik
kecepatannya, kejernihannya, warna dan tekanan yang menggambarkan proses
terjadi di intra spinal. Pada stroke non hemorargi akan ditemukan tekanan
normal dari cairan cerebrospinal jernih. Pemeriksaan pungsi cisternal dilakukan
bila tidak mungkin dilakukan pungsi lumbal. Prosedur ini dilakukan dengan
supervisi neurolog yang telah berpengalaman.
2. Pemeriksaan darah Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui keadaan
darah, kekentalan darah, jumlah sel darah, penggumpalan trombosit yang
abnormal dan mekanisme pembekuan darah. Pada stroke akut dapat terjadi
hiperglikemia. Gula darah dapat mencapai 250 mg dalam serum dan kemudian
berangsur-angsur turun kembali. Pemeriksaan darah lengkap juga dapat
digunakan untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri.
3.7. Penatalaksanaan
Obat-obat yang digunakan pada terapi serangan akut :
1. Terapi trombolitik : tissue plasminogen activator (t-PA), Alteplase
- Mekanisme: mengaktifkan plasmin melisiskan tromboemboli
- Penggunaan t-PA sudah terbukti efektif jika digunakan dalam 3 jam
setelah serangan akut
- Catatan: tetapi harus digunakan hati-hati karena dapat menimbulkan
resiko perdarahan
2. Terapi antiplatelet : aspirin, clopidogrel, dipiridamol-aspirin , tiklopidin
masih merupakan mainstay dalam terapi stroke
29
- Urutan pilihan : Aspirin atau dipiridamol-aspirin, jika alergi atau gagal
clopidogrel, jika gagal : tiklopidin
3. Terapi antikoagulan masih kontroversial karena resiko perdarahan
intrakranial
- Agen: heparin, unfractionated heparin, low-molecular-weight heparins
(LMWH), heparinoids warfarin
Terapi pemeliharaan (pencegahan) stroke :
1. Terapi Antiplatelet
- Aspirin menghambat sintesis tromboksan (senyawa yang berperan
dlm proses pembekuan darah)
- Dipiridamol, atau kombinasi Dipiridamol - Aspirin
- Tiklopidin dan klopidogrel jika terapi aspirin gagal
- Silostazol
2. Terapi Antikoagulan
- Masih dalam penelitian, efektif untuk pencegahan emboli jantung pada
pasien stroke
3. Terapi hormon estrogen
- Pada wanita post-menopause terapi ini terbukti mengurangi insiden
terjadinya stroke
4. Antihipertensi
- Dibutuhkan karena hipertensi merupakan faktor resiko (50% pada stroke
iskemik dan 60% pada stroke hemoragik)
- Penggunaan antihipertensi harus memperhatikan aliran darah otak dan
aliran darah perifer menjaga fungsi serebral
5. Obat pilihan :
- golongan AIIRA (angiotensin II receptor antagonis) contoh : candesartan
- golongan ACE inhibitor
6. Terapi memulihkan metabolisme otak
Tujuan : - Meningkatkan kemampuan kognitif
- Meningkatkan kewaspadaan dan mood
- Meningkatkan fungsi memori
30
- Menghilangkan kelesuan
- Menghilangkan dizzines
Contoh: citicholin, codergocrin mesilate, piracetam
7. Terapi rehabilitasi
Misal : fisioterapi, terapi wicara dan bahasa, dll.
Evaluasi outcome terapi :
Faktor resiko yang dapat diatasi harus dipantau : profil kolesterol, BB,
rokok, hipertensi, dll.
Pasien dgn terapi antikoagulan dipantau terhadap paramater
koagulasi/perdarahan.
Pasien yang mendapat aspirin dipantau kemungkinan
gangguan/perdarahan GIT.
Pasien yang dapat tiklopidin dipantau efek samping dan interaksi
obatnya: periksa darah rutin untuk deteksi adanya neutropenia.
31