step 1-7 sken 2 blok 10 dewandaru

Upload: dewandaru-i-a-b

Post on 07-Jul-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Step 1-7 Sken 2 Blok 10 Dewandaru

    1/19

    BAB I

    KLARIFIKASI ISTILAH

    1.1. Penglihatan kabur

    Menurut Vaughan, Asbury & Riordan-Eva (2000) penglihatan kabur 

    erupakan enurunnya daya penglihatan dikarenakan adanya penurunan

    visus!

    BAB IIIDENTIFIKASI MASALAH

    "! Apa yang enyebabkan pandangan ata kanan pasien kabur#

    2! Mengapa ata pasien tidak engalai rasa sakit dan erah#

    $! Mengapa ata pasien asih apu elihat %ahaya dan ebedakan

    arna#

    '! Apa hubungan keluhan gangguan penglihatan dengan usia pasien#

    ! Mengapa dokter eruuk ke R* untuk dilakukan tindakan operati+ spesialis

    ata#

  • 8/19/2019 Step 1-7 Sken 2 Blok 10 Dewandaru

    2/19

    ! iagnosis banding kasus#

     

    BAB III

    ANALISIS MASALAH

    3.1. Penebab !englihatan "ata !a#ien kabur

    Menurut Vaughan, Asbury & Riordan-Eva (2000), .aes, /he & ron

    (200) dan 1lyas et al. (20"0) yang enyebabkan penglihatan ata enadi kabur 

    adalah adanya kekeruhan pada lensa yang enyebabkan terganggunya re+raksi

    ata! Vaughan, Asbury & Riordan-Eva (2000) enyatakan baha pada kondisi

    tersebut penglihatan ata tidak dapat eleati edia re+raksi se%ara noral

    karena terhalang oleh lensa yang keruh, sehingga enyebabkan penurunan visus

    yang ebuat penglihatan enadi kabur! abar " dibaah eperlihatkan

     penglihatan noral yaitu pada kondisi kornea yang bening (tidak keruh),

    sehingga obyek terlihat elas (tidak kabur)!

  • 8/19/2019 Step 1-7 Sken 2 Blok 10 Dewandaru

    3/19

    abar "!

    Mekanise elihat noral pada kornea yang bening

    3enyebab teradinya kekeruhan pada lensa adalah 4 (") protein lensa yang

    se%ara noral transparan terurai dan engalai koagulasi, sehingga dapat

    enupuk dan enyebabkan kekeruhan pada lensa5 (2) akibat adanya hidrasi

    (panabahan %airan) lensa (Vaughan, Asbury & Riordan-Eva, 2000)!

    3.$.  Mata !a#ien ti%ak "engala"i ra#a #akit %an "erah3ada kondisi ini (katarak ata) disebabkan gangguan yang teradi hanya

     pada lensa yang engalai kekeruhan yang tidak enibulkan rasa nyeri

    (Vaughan, Asbury & Riordan-Eva, 20005 .aes, /he & ron, 200)!

    *edangkan bagian ata yang lainnya seperti konungtiva tidak terganggu,

    sehingga tidak ada rasa sakit dan erah ata!

    3.3.  Mata !a#ien "a#ih "a"!u "elihat &ahaa %an "e"be%akan 'arna

    Mengingat baha ata pasien asih apu elihat %ahaya dan dapat

    ebedakan arna, aka napaknya katarak yang diderita pasien asih pada

    stadiu insipen, diana kekeruhan asih tidak teratur dan berupa ber%ak-ber%ak 

    sehingga asih banyak terdapat bagian-bagian yang ernih pada lensa yang dapat

    elihat %ahaya dan ebedakan arna ( Ilyas et al!, 20"0)!

    3.(. Hubungan keluhan gangguan !englihatan %engan u#ia !a#ien

    6ubungan gangguan penglihatan akibat katarak sangat erat hubungannya

    dengan usia pasien yang lansia! iana enurut Vaughan, Asbury & Riordan-

  • 8/19/2019 Step 1-7 Sken 2 Blok 10 Dewandaru

    4/19

    Eva (2000) dan 7u, 8i & *adda (200) +aktor risiko teradinya katarak adalah

    usia diatas 0 tahun, keadaan sosial ekonoi rendah, sering terpapar sinar 

    ultraviolet, kolesterol tinggi, kadar protein dan albuin tubuh rendah, perokok,

     penderita M, konsusi alkohol, dan asupan vitain antioksidan yang kurang

    dala angka aktu laa!

    8ebih lanut *hinha, 9uar & :itiyal (200;) enyatakan baha seakin

    eningkatnya usia aka seakin tinggi asa karbon, asa leak, asa

    linolenat, diana

  • 8/19/2019 Step 1-7 Sken 2 Blok 10 Dewandaru

    5/19

    laukoa

    Retinopati

    DAFTAR PSTAKA /Ste! 103

    6odge, 7!!, 7hit%her, .!3! & *atarino, 7! (";;)! Risk +a%tors +or age-related

    %atara%ts! Epidemiologic Reviews, ">(2), $$-$'

    1lyas, *!, Mailangkay, 6!6!!, :ai, 6!, *aan 6!6!, *iarata, M! & 7idodo,

    3!*! (20"0)! Ilmu Penyakit Mata. .akarta 4 *agung *eto!

    !

    .aes, !, /he, /! ron, A! (200)! Lecture Notes : p!t!almology. andung 4

    3enerbit Erlangga!

    *hinha, R! & 9uar, /! & :itiyal, .!*! (200;)! Etiopathogenesis o+ %atara%t!

     Indian "ournal o# pt!amology$ 2>, 2'-2';!

    Vaughan, !!, Asbury, :! & Riordan-Eva, 3! (2000)! #talmologi %mum! .akarta

    4 7idya Medika!

    7u, ?!, 8i, .!1! & *adda, *!R! (200)! A@ial length4 a risk +a%tors +or 

    %atara%togenesis! &nnals &cademy Medicine, $, '"-'";

    http://europepmc.org/search;jsessionid=vQMvqhr9H7o4Va82onrC.0?page=1&query=JOURNAL:%22Epidemiol+Rev%22http://europepmc.org/search;jsessionid=vQMvqhr9H7o4Va82onrC.0?page=1&query=JOURNAL:%22Epidemiol+Rev%22

  • 8/19/2019 Step 1-7 Sken 2 Blok 10 Dewandaru

    6/19

    BAB 2II

     BERBAI INF4RMASI

    1. Katarak 

    a. Definisi

    9atarak berasal dari unani katarr!akies, 1nggris cataract$ dan 8atin cataracta

    yang berarti air terun! ala bahasa 1ndonesia disebut bular diana penglihatan

    seperti tertutup air terun! *ehingga de+inisi katarak adalah kekeruhan lensa yang

    engarah kepada penurunan ketaaan visual danBatau %a%at +ungsional yang

    dirasakan oleh pasien (Vaughan, Asbury & Riordan-Eva, 20005 ACA, 200')!

    abar "! 9ekeruhan lensa pada katara

    b. Etiologi

    Menurut Vaughan, Asbury & Riordan-Eva (2000), .aes, /he & ron

    (200), *hinha, 9uar & (200;) serta Mutiarasari & 6andayani (20"") banyak 

    hal yang dapat enadi penyebab katarak, antara lain4

    3ada katarak kongenital, pada bayi baru lahir teradi karena keadaan ibu saat

    kehailan yang terin+eksi :or%h! 9ebanyakan adalah karena rubela yang

  • 8/19/2019 Step 1-7 Sken 2 Blok 10 Dewandaru

    7/19

    dapat enebus barier plasenta bahkan dapat hidup di dala vesikel lensa

    sapai $ tahun!

    3ada karak uvenil, teradi pada anak-anak usia $ bulan sapai ; tahun yang

    disebabkan oleh gangguan perkebangan lensa 

    3ada katarak senilis, uunya katarak teradi karena proses penuaan!

    iana seakin eningkatnya usia aka seakin tinggi asa karbon, asa

    leak, asa linolenat, sehingga

  • 8/19/2019 Step 1-7 Sken 2 Blok 10 Dewandaru

    8/19

    9atarak intuesen, stadiu ini kekeruhan lensa disertai pebengkakan

    lensa akibat lensa enyerap air!

    9atarak atur, stadiu katarak yang telah engenai seluruh bagian lensa!

    9atarak hiperatur, katarak engalai proses degenerasi lanut keluar 

    dari kapsul lensa sehingga lensa enge%il, berarna kuning dan kering

    serta terdapat lipatan pada kapsul lensa!

    ,( Katarak traumatik$ teradi karena %edera pada ata, seperti traua

    taaBtraua tupul, adanya benda asing dala ata! 7aktu untuk 

     perkebangan katarak trauatik dapat bervariasi darin hitungan a hingga

    tahunan!

    -( Katarak toksik$ katarak   setelah terpapar bahan kiia atau substansi tertentu

    (penggunaan kortikosteroid , obat untuk pengobatan  glaucoma  angka

     panang)! Merupakan katarak yang arang teradi!

    ( Katarak asosiasi$ penyakit sisteik seperti /ia0etes Melitus$ 1ipoparatiroid$

     /own Syndrom dan  /ermatitis atopic dapat enadi +aktor resiko bagi

    individu untuk perkebangan katarak ini!

    2(   Katarak komplikata$ katarak ini dapat uga teradi akibat penyakit ata lain

    (kelainan okuler )! 3enyakit intra okuler tersebut terasuk retinitis

     pigmentosa$ glaucoma dan retinal detac!ment !

    d. Epidemiologi 

    erdasarkan data dari 3orld 1ealt! rgani4ation (76C) katarak erupakan

     penyakit gangguan penglihatan yang paling banyak diteukan (Resniko++,

    3as%olini, Mariotti & 3okharel, 200F) seperti ter%antu pada abar "!

  • 8/19/2019 Step 1-7 Sken 2 Blok 10 Dewandaru

    9/19

    abar 2! 3ersentase keadian penyakit ata di dunia*uber 4 Resniko++, 3as%olini, Mariotti & 3okharel (200F)

    isaping itu katarak uga erupakan penyakit ata yang paling banyak 

    eyebabkan kebutaan (76C, 20"2) seperti yang ter%antu pada abar $!

     

    abar $! istribusi penyebab kebutaan global tahun 20"0

    *uber 4 76C (20"2)

    6asil penelitian yang dilakukan di Aerika *erikat didapatkan adanya "0

    orang enderita katarak, dan prevalensi ini eningkat sapai 0 pada ereka

    yang berusia -> tahun dan eningkat lagi sekitar >0 pada usia > tahun

    (Resniko++, 3as%olini, Mariotti & 3okharel, 200F)! Adapun ACA (200')

    elaporkan baha di Aerika *erikat pada "!000 orang usia tahun terdapat

    "'" orang yang eiliki katarak!

  • 8/19/2019 Step 1-7 Sken 2 Blok 10 Dewandaru

    10/19

    9atarak yang teradi akibat usia lanut bertanggung aab atas 'F kebutaan

    yang teradi di dunia! 9elayakan bedah katarak di beberapa negara belu

    eadai, sehingga katarak tetap enadi penyebab utaa kebutaan! ahkan di

    ana ada layanan bedah yang tersedia, pengelihatan rendah yang terkait dengan

    katarak asih dapat diupai, sebagai hasil dari laanya enunggu untuk 

    operasi, takut dioperasi dan habatan untuk dioperasi seperti biaya serta

    kurangnya in+orasi (76C, 200)!

    egitupun di 1ndonesia katarak erupakan salah satu penyebab kebutaan

    terbanyak! 3erkiraan insiden katarak adalah 0,"Btahun atau setiap tahun di antara

    "!000 orang terdapat seorang penderita baru katarak! 3enduduk 1ndonesia ugaeiliki ke%enderungan enderita katarak " tahun lebih %epat dibandingkan

     penduduk di daerah subtropis, sekitar "-22 penderita katarak yang dioperasi

     berusia di baah tahun! 3revalensi katarak di 1ndonesia adalah ",F, adapun

     prevalensi per provinsi hasil Riskesdas 20"$ seperti ter%antu pada abar ',

    tertinggi $,> di 3rovinsi *ulaesi =tara dan terendah 0,; di 3ropinsi 91

    .akarta (1n+odatin 9eenkes, 20"') 4

    abar '! 3revalensi katarak seluruh provinsi di 1ndonesia tahun 20"$

    *uber 4 1n+odatin 9eenkes (20"')

  • 8/19/2019 Step 1-7 Sken 2 Blok 10 Dewandaru

    11/19

    e. Patogenesis

    Menurut *hinha, 9uar & :itiyal (200;) patogenesis katarak adalah

    tergantung kepada etiologinya aupun +aktor resiko yang enyertainya, sehingga

     patogenesis katarak se%ara uu dapat dirangkai sebagai berikut 4

  • 8/19/2019 Step 1-7 Sken 2 Blok 10 Dewandaru

    12/19

    abar ! 3atogenesis katarak 

    iolah dari suber 4 *hinha, 9uar & :itiyal (200;)!

    e. Manifestasi Klinis

    Menurut Vaughan, Asbury & Riordan-Eva (2000) serta .aes, /he & ron

    (200) se%ara uu ani+estasi klinis dan geala khas yang ada pada penyakit

    katarak adalah 4

    *ilau atau +oto+obia (sensiti+ pada %ahaya), ini teradi terutaa pada katarak 

     posterior subkapsular! 3eeriksaan silau (test glare) dilakukan untuk 

    engetahui deraat gangguan penglihatan yang disebabkan oleh suber 

    %ahaya yang diletakkan di dala lapang pandangan pasien!

    3adangan kabur atau beraan, dikarenakan lensa yang berubah keruh

    6alo, pasien biasanya erasakan adanya lingkaran pelangi (+enoena halo)

    sebelu hilangnya penglihatan

    iplopia onokular, teradi perubahan nuklear di lapisan dala nukleus lensa

    sehingga un%ul daerah pebiasan ultipel di tengah lensa, hal ini lah yang

    enyebabkan teradinya diplopia onokular!

    *e%ond sight atau presbiopi, pada penderita katarak seringkali teradi  second 

     sig!t  yaitu pandangan ganda ika elihat dengan satu ata

    *ulit elihat pada ala hari

    Mebutuhkan %ahaya terang untuk eba%a atau ketika berakti+itas

    7arna eudar atau %enderung enguning saat elihat

  • 8/19/2019 Step 1-7 Sken 2 Blok 10 Dewandaru

    13/19

     f. Faktor resiko

    9atarak adalah penyakit degenerati+ yang dipengaruhi oleh berbagai +aktor,

     baik +aktor intrinsik aupun +aktor ekstrinsik! Gaktor intrinsik yang berpengaruh

    antara lain adalah uur, enis kelain dan +aktor genetik, sedangkan +aktor 

    ekstrinsik yang berpengaruh antara lain adalah pendidikan dan pekeraan yang

     berdapak langsung pada status sosial ekonoi, sering terpapar sinar ultraviolet,

    kolesterol tinggi, kadar protein dan albuin tubuh rendah, perokok, penderita

    M, konsusi alkohol, dan asupan vitain antioksidan yang kurang dala angka

    aktu laa (Vaughan, Asbury & Riordan-Eva, 20005 7u, 8i & *adda, 200)!

    abar ! Gaktor resiko ekstrinsik katarak 

     g. Komplikasi 

  • 8/19/2019 Step 1-7 Sken 2 Blok 10 Dewandaru

    14/19

    ila katarak dibiarkan aka akan teradi koplikasi berupa glaukoa dan

    uveitis! laukoa adalah peningkatan abnoral tekanan intraokuler yang

    enyebabkan atro+i sara+ optik dan kebutaan bila tidak teratasi, sedangkan uveitis

    adalah in+laasi salah satu struktur traktus uvea (Vaughan, Asbury & Riordan-Eva,

    2000)!

    h. Penegakkan Diagnosis

    Menurut Vaughan, Asbury & Riordan-Eva (2000), ACA (200') dan

    9ohnen & 9o%h (20"0) penegakkan diagnosis dilakukan dengan 4

    '( &namnesis$ eliputi riayat kesehatan pasien yaitu 4

    9eluhan utaa, seperti penurunan ketaaan penglihatan, silau dan

    sebagainya

    Riayat kesehatan dahulu, apakah pasien pernah engalai %edera ata

    atau in+eksi ata# 3enyakit apa yang terakhir diderita pasien# Apakah

    enderita M, erokok atau konsusi alkohol#

      Riayat kesehatan sekarang

    Apakah ia engenakan ka%aata atau lensa kontak#, apakah pasien

    engalai kesulitan elihat (+okus) pada arak dekat atau auh#, apakah

    ada keluhan dala eba%a atau enonton televisi#, bagaiana dengan

    asalah ebedakan arna atau asalah dengan penglihatan lateral atau

     peri+er#

    Riayat kesehatan keluarga

    Adakah riayat kelainan ata pada keluarga deraat pertaa atau kakek-

    nenek 

    )( Pemeriksaan 5isik 

    Menurut peeriksaan +isik eliputi 4

    3eeriksaan visus dengan kartu *nellen atau c!art pro*ector dengan

    koreksi terbaik serta enggunakan pinhole

    3eeriksaan dengan slit lap untuk elihat segen anterior 

    :ekanan intrao%ular (:1C) diukur dengan tonoeter non contact , aplanasi

    atau *%hiot<

    .ika :1C dala dala batas noral (kurang dari 2" 6g) dilakukan

    dilatasi pupil dengan tetes ata :ropi%anaide 0!! *etelah pupil %ukup

  • 8/19/2019 Step 1-7 Sken 2 Blok 10 Dewandaru

    15/19

    lebar dilakukan peeriksaan dengan slit lap untuk elihat deraat

    kekeruhan lensa apakah sesuai dengan visus pasien

    Gunduskopi pada kedua ata

    +( Pemeriksaan Penun*ang 

      -s%an, ika pole posterior tidak dapat terlihat!

      A-s%an, sebelu ekstraksi katarak

      /: s%an orbita, adanya +raktur, benda asing, atau kelainan lain!

    i. Penatalaksanaan

    Menurut Vaughan, Asbury & Riordan-Eva (2000), 1lyas et al. (20"0) dan

    9ohnen & 9o%h (20"0) penatalaksanaan katarak hanya dapat diatasi elalui

     prosedur operasi! Akan tetapi ika geala katarak tidak engganggu, tindakan

    operasi tidak diperlukan! 9adang kala %ukup dengan engganti ka%aata! *eauh

    ini tidak ada obat-obatan yang dapat enernihkan lensa yang keruh! Haun,

    aldose reductase in!i0itor  diketahui dapat enghabat konversi glukosa enadi

    sorbitol, sudah eperlihatkan hasil yang enanikan dala pen%egahan katarak 

    gula pada hean! Cbat anti katarak lainnya sedang diteliti terasuk diantaranya

    agen yang enurunkan kadar sorbitol, aspirin, agen  glutat!ione6raising , dan

    antioksidan vitain / dan E!

    3enatalaksanaan de+initi+ untuk katarak adalah ekstraksi lensa! erikut ini

    akan dideskripsikan se%ara uu tentang tiga prosedur operasi pada ekstraksi

    katarak yang sering digunakan yaitu 1//E, E//E, dan pha%oeulsi+ikasi!

    '( Intra 7apsuler 7ataract E8traction 9I77E(. :indakan pebedahan dengan

    engeluarkan seluruh lensa bersaa kapsul! *eluruh lensa dibekukan di

    dala kapsulnya dengan %ryophake dan depindahkan dari ata elalui in%isi

    korneal superior yang lebar! *ekarang etode ini hanya dilakukan hanya pada

    keadaan lensa subluksatio dan dislokasi! 3ada 1//E tidak akan teradi katarak 

    sekunder dan erupakan tindakan pebedahan yang sangat populer! 1//E

    tidak boleh dilakukan atau kontraindikasi pada pasien berusia kurang dari '0

    tahun yang asih epunyai ligaen hialoidea kapsular! 3enyulit yang

    dapat teradi pada pebedahan ini astigatise, glukoa, uveitis,

    endo+talitis, dan perdarahan!

    )( E8tra 7apsular 7ataract E8traction 9E77E(. :indakan pebedahan pada

    lensa katarak diana dilakukan pengeluaran isi lensa dengan ee%ah atau

  • 8/19/2019 Step 1-7 Sken 2 Blok 10 Dewandaru

    16/19

    erobek kapsul lensa anterior sehingga assa lensa dan kortek lensa dapat

    keluar elalui robekan! 3ebedahan ini dilakukan pada pasien katarak uda,

     pasien dengan kelainan endotel, bersaa-saa keratoplasti, iplantasi lensa

    intra o%ular posterior, peren%anaan iplantasi sekunder lensa intra o%ular,

    keungkinan akan dilakukan bedah glukoa, ata dengan prediposisi untuk 

    teradinya prolaps badan ka%a, ata sebelahnya telah engalai prolap

     badan ka%a, sebelunya ata engalai ablasi retina, ata dengan sitoid

    a%ular edea, pas%a bedah ablasi, untuk en%egah penyulit pada saat

    elakukan pebedahan katarak seperti prolaps badan ka%a! 3enyulit yang

    dapat tibul pada pebedahan ini yaitu dapat teradinya katarak sekunder!

    +( P!akoemulsi#ikasi. 3hakoeulsi+ikasi aksudnya ebongkar daneindahkan kristal lensa! 3ada tehnik ini diperlukan irisan yang sangat

    ke%il (sekitar 2-$) di kornea! etaran ultrasoni% akan digunakan untuk 

    enghan%urkan katarak, selanutnya esin 3ha%o akan enyedot assa

    katarak yang telah han%ur sapai bersih! *ebuah lensa intra okular yang

    dapat dilipat diasukkan elalui irisan tersebut! 9arena in%isi yang ke%il

    aka tidak diperlukan ahitan, akan pulih dengan sendirinya, yang

    eungkinkan pasien dapat dengan %epat kebali elakukan aktivitas

    sehari-hari! :ehnik ini beran+aat pada katarak kongenital, trauatik, dan

    kebanyakan katarak senilis! :ehnik ini kurang e+ekti+ pada katarak senilis

     padat, dan keuntungan in%isi libus yang ke%il agak kurang kalau akan

    diasukkan lensa intraokuler, eskipun sekarang lebih sering digunakan

    lensa intra okular +leksibel yang dapat diasukkan elalui in%isi ke%il seperti

    itu!

    Apabila lensa ata penderita katarak telah diangkat aka penderita

    eerlukan lensa penggant untuk e+okuskan penglihatannya dengan %ara

    sebagai berikut 4

    9a%aata a+akia yang tebal lensanya

    8ensa kontak

    8ensa intra okular, yaitu lensa peranen yang ditanakan di dala ata pada

    saat pebedahan untuk engganti lensa ata asli yang telah diangkat!

     Perawatan Pasca Bedah

  • 8/19/2019 Step 1-7 Sken 2 Blok 10 Dewandaru

    17/19

    .ika digunakan tehnik insisi ke%il, aka penyebuhan pas%a operasi

     biasanya lebih pendek! 3asien dapat bebas raat alan pada hari itu uga, tetapi

    dianurkan untuk bergerak dengan hati-hati dan enghindari peregangan atau

    engangkat benda berat selaa sekitar satu bulan, olahraga berat angan

    dilakukan selaa 2 bulan! Matanya dapat dibalut selaa beberapa hari pertaa

     pas%a operasi atau ika nyaan, balutan dapat dibuang pada hari pertaa pas%a

    operasi dan atanya dilindungi pakai ka%aata atau dengan pelindung seharian!

    9a%aata seentara dapat digunakan beberapa hari setelah operasi, tetapi

     biasanya pasien dapat elihat dengan baik ellaui lensa intraokuler sabil

    enantikan ka%aata peranen (Vaughan, Asbury & Riordan-Eva, 2000)! *elain

    itu uga akan diberikan obat untuk 4

    Mengurangi rasa sakit, karena operasi ata adalah tindakan yang enyayat

    aka diperlukan obat untuk engurangi rasa sakit yang ungkin tibul

     benerapa a setelah hilangnya kera bius yang digunakan saat pebedahan!

    Antibiotik en%egah in+eksi, peberian antibiotik asih dianggap rutin dan

     perlu diberikan atas dasar keungkinan teradinya in+eksi karena kebersihan

    yang tidak sepurna!

    Cbat tetes ata streroid! Cbat yang engandung steroid ini berguna untuk 

    engurangi reaksi radang akibat tindakan bedah!

    Cbat tetes yang engandung antibiotik untuk en%egah in+eksi pas%a bedah!

     j. Prognosis

    engan tehnik bedah yang utakhir, koplikasi atau penyulit enadi

    sangat arang! 6asil pebedahan yang baik dapat en%apai ;! 3ada bedah

    katarak resiko ini ke%il dan arang teradi! 9eberhasilan tanpa koplikasi pada

     pebedahan dengan E//E atau +akoeulsi+ikasi enanikan prognosis dala

     penglihatan dapat eningkat hingga 2 garis pada peeriksaan dengan

    enggunakan snellen %hart (Vaughan, Asbury & Riordan-Eva, 20005 9ohnen &

    9o%h, 20"0)!

    k. Pencegahan

    9atarak dapat di%egah, di antaranya dengan enaga kadar gula darah selalu

    noral pada penderita dia0etes mellitus, senantiasa enaga kesehatan ata,

  • 8/19/2019 Step 1-7 Sken 2 Blok 10 Dewandaru

    18/19

    tidak erokok, elindungi ata dari sinar atahari, engonsusi akanan yang

    dapat elindungi kelainan degenerati+ pada ata dan antioksidan seperti buah-

     buahan banyak yang engandung vitain /, inyak nabati, sayuran hiau,

    ka%ang-ka%angan, ke%abah, telur dan susu yang erupakan akanan dengan

    kandungan vitain E,  selenium, dan tebaga tinggi (Vaughan, Asbury &

    Riordan-Eva, 2000)

    DAFTAR PSTAKA /Ste! 5

    ACA! (200')! 7are o# !e Patient wit! 7ataract. *t! 8ouis, =*A 4 Aeri%an

    Cptoetri% Asso%iation

    1lyas, *!, Mailangkay, 6!6!!, :ai, 6!, *aan 6!6!, *iarata, M! & 7idodo,

    3!*! (20"0)! Ilmu Penyakit Mata. .akarta 4 3enerbit *agung *eto!

    1n+odatin 9eenkes! (20"')! Situasi ;angguan Pengli!atan dan Ke0utaan.

    .akarta 4 3usat ata dan 1n+orasi 9eenterian 9esehatan R1!

    .aes, !, /he, /! ron, A! (200)! Lecture Notes : p!t!almology. andung 4

    3enerbit Erlangga!

    9ohnen, :! & 9o%h, !! (20"0)! 7ataract and Re#ractive Surgery. erlin,

    eran 4 *pringer!

    Mutiarasari, ! & 6andayani, G! (20"")! 9atarak uvenil! Inspirasi$ I1V, $>-'2!

    !

    Resniko++, *!, 3as%olini, !, Moriotti, 3!*!, & 3okharel, 3!3! (200F)! lobal

    agnitude o+ visual ipartent %ause by un%orre%ted re+ra%tive error in

    200'. , 2'-2';!

    Vaughan, !!, Asbury, :! & Riordan-Eva, 3! (2000)! #talmologi %mum! .akarta

    4 7idya Medika!

    76C! (200)! Prevention o#

  • 8/19/2019 Step 1-7 Sken 2 Blok 10 Dewandaru

    19/19

    7u, ?!, 8i, .!1! & *adda, *!R! (200)! A@ial length4 a risk +a%tors +or 

    %atara%togenesis! &nnals &cademy Medicine, $, '"-'";