social learning approach to career development …
TRANSCRIPT
TUGAS MAKALAH
SOCIAL LEARNING APPROACH TO CAREER DEVELOPMENT
THEORY– KRUMBOLTZ
MATA KULIAH TEORI BIMBINGAN DAN KONSELING KARIR
Dosen Pengampu :
Dr. Naharus Surur, M.Pd
Di susun oleh :
Annisa Fairuz Shafa H (K3120010)
Annisa Rizky Kusuma W (K3120012)
Jalu Yudha Perkasa (K3120030)
Syekhah Najwa Huda (K3120066)
Zalfaa An Nabiila Kholafi (K3120074)
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SESELAS MARET SURAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia,
hidayah dan nikmat-Nya sehingga penulisan makalah tentangSocial Learning
Approach To Career Development Theory – Krumboltz, dapat diselesaikan.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu sebagai
pemenuhan salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah
Teori Bimbingan dan Konseling Karir.
Penulis berharap, dengan dibacanya makalah ini maka dapat bermanfaat
bagi semua orang, semoga wawasan tentang Social Learning Approach To Career
Development Theory – Krumboltzdapat bertambah. Memang makalah ini masih
jauh dari sempurna, maka dari itu penulis berharap adanya kritik dan saran dari
pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Demikan makalah ini dapat penulis buat, semoga dapat bermanfaat serta
dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan yang membacanya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memberikan bimbingan
dan pelatihan guna menyiapkan peserta didiknya untuk menjadi anggota
masyarakat yang mampu dan bertanggung jawab, di samping menjadi
anggota aktif dan tenaga kerja yang tangguh. Dalam kaitannya itu,
merencanakan dan memilih karir perlu dilakukan sejak usia sekolah.
Merencanakan dan memilih karir tidak hanya terbatas pada pekerjaan yang
diinginkan saja, pemilihan studi lanjut dan rencana hidup di masa yang akan
datang merupakan bagian dari perencanaan karir.
Bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari pendidikan
memiliki peran penting dalam penentuan karir peserta didik, utamanya ada
pada salah satu layanannya yaitu bimbingan dan konseling karir. Untuk itu,
dalam menuntun peserta didik agar dapat merencanakan dan memilih karir
dalam kehidupannya guru bimbingan dan konseling/konselor dapat
menggunakan salah satu teori yaitu teori krumboltz.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar Teori Krumboltz?
2. Bagaimana pemilihan karir dengan pendekatan Teori Krumboltz?
3. Bagaimana aplikasi Teori Krumboltz dalam bidang Bimbingan dan
Konseling?
4. Apa keunggulan dan kelemahan Teori Krumboltz?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar Teori Krumboltz.
2. Untuk mengetahui pemilihan karir dengan pendekatan Teori Krumboltz.
3. Untuk mengetahui aplikasi/penerapan Teori Krumboltz dalam bidang
Bimbingan dan Konseling.
4. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan Teori Krumboltz.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Teori Krumboltz
Pemilihan karir dengan pendekatan teori belajar sosial dari John D.
Krumboltz berdasarkan teori belajar sosial yang disusun oleh Albert
Bandura memiliki peran tentang pengalaman vikarius, pengalaman
performansi, regulasi diri, serta adanya reciprocal determinism yang
memainkan peran dalam penetuan perilaku, antara personal, environment,
dan behavior. Dasar dari teori pemilihan karir dari Krumboltz ini
memandang bahwa manusia memilih karirnya sebagai hasil dari
pengalaman dan pengaruh yang dimiliki dalam hidupnya. Pengalaman dan
pengaruh ini termasuk orang tua, guru, hobi, atau ketertarikan yang
menggerakkan individu untuk mengenal, serta mengeksplorasi pekerjaan
yang diasosiasikan dengan elemen dalam hidupnya.
Konsep pendekatan belajar sosial terhadap teori perkembangan
karir, menekankan pada pentingnya perilaku dan kognisi dalam membuat
keputusan karir. Lebih lanjut disebutkan, bahwa pembuatan keputusan
karir individu dipergunakan oleh lingkungan (proses pembelajaran sosial),
terutama dari orang lain yang berarti signifikan (significant other). Dengan
kata lain, bahwa dalam mengambil keputusan karir individu dapat
mengamati, meniru, dan mencontoh orang-orang yang ada di
sekelilingnya, jika apa yang di amatinya itu sesuai dengan keinginan
individu, maka apa yang diamatinya itu dapat direalisasikannya menjadi
sebuah perilaku.
Dalam teori Krumboltz, proses perkembangan karier melibatkan
empat faktor yaitu:
a. Atribut pembawaan, seperti ras, gender hal lainnya serta kemampuan
bawaan seperti keterampilan, keintelektualan serta perilaku.
b. Kondisi lingkungan sosial, seperti kehidupan sosial, pengalaman
individu dalam kerja, pelatihan, kebijakan sosial serta pengalaman
kerja dari orang lain, yang mempengaruhi pemilihan kerja.
c. Pengalaman belajar di masa lalu, dibagi menjadi 2 tipe yaitu
pengalaman belajar asosasi yang mana individu mengamati
keterkaitan antara kejadian da mampu untuk memprediksi segala
kemungkinan. Pengalaman belajar secara aplikasi, individu mampu
mengaplikasikan di lingkungan secara langsung dengan hasil yang
dapat diobservasi.
d. Skill dalam pendekatan tugas, melalui pengalaman bahwasanya
seperti pemecahan masalah, skill, kebiasaan kerja, mental set, respon
emosional serta proses kognitif.
Krumboltz mengatakan bahwa secara potensial penyebab
kesusahan dalam membuat pemilihan karir yang bersumber dari
penggeneralisasian yang salah, pembandingan diri dengan satu orang,
perkiraan yang dilebih-lebihkan dalam hasil dampak emosional,
menggambarkan hubungan sebab akibat yang salah, ketidak acuhan dalam
hubungan fakta dan memberikan kecendrungan yang tak pantas kepada
even yang lemah kemungkinannya. Maka Krumboltz percaya bahwa
beberapa dari hal ini berhubungan kepada fakta kesusahan dalam
menentukan pemilihan karir.
Pada akhirnya Krumboltz, mengatakan adanya metode untuk
mengidentifikasi dan bertindak terhadap kepercayaan pribadi dan
pengidentifikasian stress. Yang terdiri dari diantaranya (Krumboltz, 1983;
Mitchell & Krumboltz, 1984):
a. Asesmen terhadap isi dari observasi diri klien dan pandangannya
terhadap lingkungan
b. Proses dari masalah tersebut muncul
c. Wawancara terstruktur
d. Thought Listing (Daftar Pikiran Klien)
e. Imagery (perumpamaan)
f. Simulasi pemilihan karir
g. Menggunakan film yang berhubungan dengan pemecahan masalah
untuk membantu klien
Pengunaan carrer beliefs inventory (Krumboltz, 1988a), untuk
mengindentifikasi prasangka yang menghambat orang dalam mencapai
tujuan karirnya.
B. Pemilihan Karir Dengan Pendekatan Teori Krumboltz
Teori pembelajaran sosial Krumboltz membahas
bagaimanapengalaman belajar individu dapat berpengaruh dalam
pengambilan keputusan karir (Mitchell dan Krumboltz 1996). Teori ini
menjelaskan bagaimana pendekatan seseorang terhadap tugas
pembelajaran, penetapan tujuan, klarifikasi nilai, menghasilkan pilihan
karir dan memperoleh informasi pekerjaan. Selain itu, teori Krumboltz ini
memberikan pandangan bagi individu bahwa genetik, lingkungan dan
pengalaman belajar dapat berpengarh dalam perencanaan karir dan
pengambilan keputusan karir.
Dari pengalaman dan pengetahuan seorang individu mengenai
suatu profesi maka ia dapat merencanakan arah pilihan karir tersebut.
Dalam teori Krumboltz, terdapat empat faktor proses yang mempengaruhi
perkembangan karir yaitu warisan genetik dan kemampuan khusus,
kondisi dan peristiwa lingkungan, pengalaman belajar, dan keterampilan
pendekatan tugas (Zunker, 2006). Menurut Krumboltz, karir yang telah
direncanakan oleh seseorang dipengaruhi oleh empat faktor. Empat faktor
ini yang nantinya akan saling bersinergi dalam membentuk sebuah arah
perencanaan dan memutuskan karir apa yang akan di lalui oleh seorang
individu.
Faktor pertama adalah warisan genetik dan kemampuan khusus,
dalam hal ini mencakup sejumlah kualitas bawaan yang dapat
meningkatkan kesempatan karir bagi individu. Masing-masing individu
lahir dengan berbagai potensi yang dibawanya dari lahir. Potensi tersebut
berupa bakat, minat dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh individu
tersebut. Harus dipahami bahwa potensi dan keterampilan khusus individu
tersebut harus bisa dikembangkan dengan baik. Banyak individu yang
memiliki kemampuan khusus sama seperti orangtuanya. Hal ini
disebabkan adanya faktor warisan genetik yang diturunkan dari orangtua
kepada individu tersebut. Ketika kita melihat ibunya pintar dalam
memasak dan anaknya memiliki kemampuan yang sama, makakita dapat
mengartikan ini sebagai warisan genetik dari orangtuanya. Potensi dari
warisan genetik inilah yang akan menjadi dasar bagi seorang individu
dalam merencanakan arah pilihan karirnya dimasa depan.
Faktor kedua adalah kondisi dan peristiwa lingkungan, lingkungan
ini merupakan factor dari luar yang mempengaruhi seorang individu dalam
merencanakan arah karirnya. Faktor lingkungan dapat berupa kesempatan
bekerja, memiliki kesempatan dalam pendidikan, dan hal-hal yang berada
di luar individu yangdapat mempengaruhi bagaimana karir individu
tersebut. Tidak semua individumemiliki kesempatan yang sama dalam
menempuh bangku perkuliahan, tidak semua individu memiliki
kesempatan untuk mendapatkan beasiswa, dan banyak faktor lingkungan
lainnya yang tidak mendukung potensi dasar seorang individu dari warisan
genetik orangtuanya. Jika warisan genetik yang diturunkan oleh
orangtuadidukung dengan lingkungan yang memberikan kesempatan
kepada individu tersebut untuk mengasah kemampuan yang ia miliki, tentu
akan membuat faktor pertama dan kedua yang disampaikan oleh
Krumboltz menjadi lebih kuat.
Faktor ketiga, pengalaman belajar. Pengalaman belajar adalah hal
yang dapat diambil oleh peserta didik setelah melaksanakan proses
pembelajaran. Dengan adanya pengalaman belajar inilah individu akan
dapat memahami sebuah karir dan memaknainya sehingga membentuk
arah perencanaan karir. Pengalaman belajar tersebut menjadikan seorang
individumemiliki perspektif yang baik mengenai sebuah profesi dan
menjadikannya sebagai perencanaan arah karirnya. Pengalaman belajar
yang didapatkan oleh individu selama rentang kehidupannya akan
membuat faktor pertama, kedua dan ketiga akan menjadi kuat, apabila
pengalaman belajar yang ia dapatkan adalah sesuatu yang bermakna.
Bermakna dan bernilai positif tentu akan membuat potensi yang menjadi
dasar dalam perencanaan karir dan lingkungan yang memberikan
kesempatan untuk mengembangkan potensi tersebut, sehingga ia akan
memiliki tekad yang bulat dan kuat untuk merencanakan arah pilihan
karirnya. Apabila individu memiliki pengalaman belajar yang tidak
menyenangkan atau negatif mengenai suatu profesi maka hal ini akan
menyebabkan faktor warisan genetik dan lingkungan tidak bersinergi
dengan pengalaman belajar yang ia miliki.
Faktor keempat, keterampilan pendekatan tugas (tasks approach
skills), mencakup perpaduan antara warisan genetik, kondisi lingkungan
dan pengalaman belajar. Dengan kemampuan menyelesaikan tugas maka
ia dapat menyelesaikan masalah yang ia hadapi, bagaimana ia dapat
membangun sebuah komunikasi dengan orang sekitar dan banyak
keterampilan yang lainnya. Pada faktor keempat, inidvidu harus
memehami bahwa dalam perjalanan karir akan menemui banyak rintangan
dan hambatan. Ketika individu merasa menyerah dengan kondisi yang
tidak mendukungnya untuk merencanakan arah karir, maka karir tidak
akan berkembang dengan baik. Sebagai contoh, individu yang memiliki
keterampilan khusus dalam bidang pendidikan, kemudian diarahkan pada
sekolah jurusan pendidikan dan ia memiliki pengalaman belajar yang
positif mengenai pendidikan. Ketika ia merencanakan arah karirnya,
mengalami hambatan dimana kesempatan bekerja pada jurusan pendidikan
hanya ada diluar kota dan orangtua tidak mau berpisah dengan anaknya.
Tentu individu harus bisa menyelesaikan masalah yang bisa menghambat
perkembangan karirnya. Kemampuan dalam menyelesaikan masalah inilah
yang diperlukan dalam sebuah karir menurut Krumboltz.
Dari keempat faktor di atas sangat berpengaruh dan penting dalam
penentuan karir seorang individu yakni :
a. Self Observation Generalization
Self observation generalization merupakan penggambaran bahwa
individu belajar berdasarkan atas pengalaman vikarius atau
pengalaman pribadi.
b. Wordlview Generalization
Worldview generalization merupakan cara seorang individu melihat
gambaran lingkungan secara umum dan percaya bagaimana dunia
berfungsi, kemudian meniru lingkungan dan menginterpretasikannya.
c. Task Approach Skills
Task approach skills merupakan kemampuan kognitif dan performa
yang dimilki individu serta kemampuan untuk menyatu dengan
lingkungan dan menginterpretasikannya pada pengamatan diri sendiri
yang berkaitan dengan pemilihan karir meliputi adanya skill
perencanaan, pencarian informasi, estimasi, dan mempertimbangkan
nilai kerja.
d. Tindakan yang ditampakkan
Hal yang ditampakkan sangat spesifik dan berhubungan dengan
perilaku dalam pemilihan kerja yang sebabkan oleh pengamatan diri
sendiri, penggeneralisasian serta pendekatan skill dalam tugas di atas,
seperti nantinya individu akan mengetahui kerja yang spesifik sesuai
dengan skill yan dimilikinnya.
Oleh karena itu, teori belajar sosial dalam menentukan pilihan kerja
menjelaskan mengenai pilihan karir yang sebenarnya, dan teori mengenai
belajar dalam pemilihan karir juga menggambarkan apa yang dapat
dilakukan oleh konselor untuk membantu klien mereka dalam
menyelesaikan permasalahan karir klien tersebut.
Di tahun 1994, Krumboltz memperkenalkan proposisi yang di
ambil dari teori, yang termasuk adalah orang akan menerima pekerjaan
apabila:
1. Mereka telah sukses pada tugas yang mereka percaya seperti performa
anggota dalam pekerjaan tadi.
2. Mereka telah mengobservasi model yang berarti yang telah diperkuat
untuk aktifitas yang dilaksanakan oleh anggota yang bekerja.
3. Penekanan yang relatif kepada teman berguna untuk mereka, mereka
juga mengamati kata-kata positif dan gambaran yang diasosiasikan
dengan hal tersebut.
Proposisi yang berlawanan apabila:
1. Mereka gagal pada tugas yang mereka percaya bisa yang sama dengan
tugas yang dilaksanakan oleh orang-orang dalam pekerjaan.
2. Mereka telah mengobservasi model memiliki makna baginya yang
mendapatkan hukuman atau tidak diacuhkan dalam melaksanakan
aktifitas dalam pekerjaan.
3. Telah mengamati teman yang tidak menguntungkan baginya serta
telah dipengaruhi kata-kata dan image yang diasosiasikan dengan
kerjanya.
Diantara banyaknya aplikasi praktis dari kerja Krumboltz (1983)
adalah adanya aturan pembuatan pilihan dan bagaimana hal ini bisa
mempengaruhi kepercayaan yang tidak rasional. Seperti Krumboltz telah
memperkenalkan masalah yang timbul dari observasi diri, generalisasi
yang salah serta ketidak akuratan interpretasi kondisi lingkungan. Maka
masalah ini diantaranya:
1. Individu mungkin tidak dapat mengakui bahwa masalah yang
dihadapinya dapat diatasi (mereka berasumsi bahwa sebagian besar
masalah merupakan bagian dari kehidupan yang normal dan tidak
dapat diatasi).
2. Individu mungkin tidak dapat melakukan upaya yang dibutuhkan
untuk membuat keputusan atau memecahkan masalah (mereka tidak
banyak berusaha mengeksplorasialternatif).
3. Individu mungkin tidak menyadari adanya alternative yang
memuaskan (mereka melakukan overgeneralisasi asumsi yang salah).
4. Individu mungkin memilih alternative yang buruk atau alas an yang
tidak tepat (individu tidak mampu mengevaluasi karir secara realistic
karena keyakinan yang salah dan ekspektasi yang tidak relistik).
5. Individu mungkin mengalami kekecewaan dan kecemasan akibat
persepsi bahwa mereka tidak dapat mencapai tujuan yang
diinginkannya (tujuannya mungkin tidak realistik atau konflik dengan
tujuan lain).
Krumboltz mengatakan bahwa secara potensial penyebab
kesulitanan dalam membuat pemilihan karir, bersumber dari
penggeneralisasian yang salah, pembandingan diri dengan satu orang,
perkiraan yang dilebih-lebihkan dalam hasil dampak emosional, dan
menggambarkan hubungan sebab akibat yang salah. Maka Krumboltz
percaya bahwa beberapa dari hal ini berhubunganpada fakta kesulitan
dalam menentukan pemilihan karir.Maka peranan konselor dalam hal
adalah menelusuri asumsi-asumsi dan keyakinan individu dan
mengeksplorasi alternatif keyakinan dan tindakan yang perlu dilakukan.
Membantu individu memahami sepenuhnya validitas keyakinan individu
merupakan komponen utama model social-learning.
C. Aplikasi Teori Krumboltz Dalam Bidang Bimbingan dan Konseling
Krumboltz dan Baker (1973) mengidentifikasi beberapa langkah
yang terlibat dalam konseling karir yaitu :
1. Menjelaskan masalah dan tujuan
2. Mengidentifikasi bermacam solusi
3. Mengumpulkan informasi tentang masalah yang telah dikenali
4. Menguji kemungkinan hasil dari pilihan yang beragam
5. Mengevaluasi ulang tujuan,
6. Menyamaratakan semua proses kepada masalah yang baru
Masalah karir klien sering berhubungan kepada ketidakmampuan
individu untuk membuat pemilihan yang berhubungan dengan apa yang
dibutuhkan dalam karirnya (Krumboltz and Thoresen, 1969). Crites (1981)
memberikan beberapa point mengenai masalah klien yang berhubungan
dalam konseling karir yang termasuk dalamnya beberapa kombinasi yaitu:
1. Ketidakjelasan tujuan
2. Adanya penghalang dalam aktifitas
3. Adanya ketakutan akan kemungkinan kegagalan
4. Konflik dalam pilihan
Status dan Kegunaan Teori Krumboltz (Krumboltz, 1996; Mitchell
& Krumboltz, 1996) hanya menarik perhatian sebagian kecil peneliti dan
praktisi meskipun banyak yang merekomendasikannya. Teori ini cukup
atraktif sebagai dasar konseling karir. dia menolak gagasan tradisional
bahwa tujuan konseling karir adalah untuk memilih pekerjaan berdasarkan
karakter personal pembuat keputusan. Tetapi, dia menyarankan bahwa
tujuannya adalah untuk memfasilitasi perolehan pengetahuan tentang diri
dan skill yang dibutuhkan untuk menangani dunia yang selalu berubah
yang dipenuhi dengan ketidakpastian. Dia mengembangkan Career
Belief’s Inventory (Krumboltz, 1991) dan buku catatan yang menyertainya
(Levin, Krumboltz, & Krumboltz, 1995) untuk membantu pembaca
mengidentifikasi keyakinan mereka dan memadukannya dengan minat
mereka. Menurut Krumboltz, Individu yang tidak belajar untuk mengambil
keuntungan dalam kesempatan pembelajaran yang diberikan kepada
mereka dalam pelatihan dasar berkelanjutan cenderung untuk membuat
keputusan tidak bagus. Yang paling penting, konseling karir harus
menyiapkan klien untuk mengenali dan mengambil keuntungan dari
kesempatan pembelajaran yang diberikan pada mereka. Konseling karir
harus dilakukan dengan empat pertimbangan.
1. Para klien harus siap untuk mengembangkan pengetahuan dan
keahlian mereka dibandingkan keadaan mereka ketika pertama kali
mereka masuk proses konseling. Konselor karir harus membantu klien
untuk memetakan status mereka dan memberikan garis besar rencana
untuk perubahan dan pengembangan. Dengan adanya rencana untuk
berubah. Para klien mengembangkan struktur perkembangan
kesempatan mereka.
2. Para klien harus siap dengan sebuah kondisi umum pekerjaan yang
sedang berubah.
3. Meskipun diagnosa permasalahan pengembangan karir saat ini adalah
sebuah langkah dalam proses konseling karir, hal ini tidak cukup. Para
klien harus didorong untuk menghadapi tekanan dunia yang selalu
berubah.
4. Para konselor karir harus lebih fokus dan membantu klien menangani
serangkaian masalah pekerjaan yang meeka hadapi. Klien harus
memahami nilai dan hal yang memuaskan mereka. Mereka harus
meraih kontrol hidup mereka, untuk mampu menangani permasalahan
di tempat kerja, termasuk bagaimana maju di tempat kerja dan rencana
untuk berhenti.
Krumboltz et. al juga memberikan beberapa observasi untuk
konseling karir sebagai berikut:
1. Pembuatan keputusan karir merupakan keterampilan yang dipelajari.
2. Individu yang mengaku telah melakukan pilihan karir memerlukan
bantuan juga (pilihan karirnya mungkin telah dilakukan berdasarkan
informasi yang tidak akurat dan alternatif yang keliru).
3. Keberhasilan diukur berdasarkan keterampilan yang telah ditunjukkan
mahasiswa dalam membuat keputusan (diperlukan evaluasi terhadap
keterampilan membuat keputusan).
4. Klien berasal dari berbagai macam kelompok.
5. Klien tidak usah merasa bersalah jika mereka tidak yakin tentang karir
apa yang harus dimasukinya.
Pada akhirnya Krumboltz, mengatakan adanya metode untuk
mengidentifikasi akan kepercayaan pribadi dan pengidentifikasian stress.
Yang terdiri dari diantaranya (Krumboltz, 1983; Mitchell & Krumboltz,
1984):
1. Asesmen terhadap isi dari observasi diri klien dan pandangannya
terhadap lingkungan
2. Simulasi pemilihan karir
3. Wawancara terstruktur
4. Career Thought Inventory (CTI) (Sampson, Peterson, Lenz, Reardon,
& Saunders, 1996), dikembangkan untuk mendiagnosa berbagai
macam aspek permasalahan pengambilan keputusan karir. CTI ini
membantu dalam model Career Informations-Processing (CIP) yang
pertama kali dipublikasikan tahun 1991 (Peterson, Sampson, &
Reardon, 1991) dan baru-baru ini direvisi (Peterson, Sampson, &
Reardon, 2002). Aplikasi model CIP dimulai dengan menilai kesiapan
individu untuk membuat pilihan-pilihan karir yang masuk akal serta
kemampuan kognitif dan afektif untuk membuat pilihan-pilihan
tersebut. Ketika menilai kesiapan, konselor karir menguji empat
faktor:
a. Tingkat pengetahuan diri tinggi dan kesediaan untuk menggunakan
pengetahuan itu dalam proses pengambilan keputusan.
b. Kesediaan untuk menjelajahi dunia kerja.
c. Motivasi untuk belajar mengenai dan terlibat dalam proses
pengambilan keputusan.
d. Kesadaran diri tentang bagaimana pikiran negatif mempengaruhi
pemecahan masalah dan kesediaan untuk meminta bantuan ketiak
diperlukan.
5. Pengunaan Carrer Belief’s Inventory (Krumboltz, 1988a), untuk
mengindentifikasi prasangka yang menghambat orang dalam
mencapai tujuan karirnya.
D. Keunggulan Dan Kelemahan Teori Krumboltz
Teori belajar sosial yang dikembangkan menjadi pendekatan dalam
bimbingan dan penentuan karir dari Krumboltz ini memiliki beberapa
keunggulan, yaitu :
1. Menunjukkan fleksibilitas yang besar, karena tujuan tujuan konseling
dan prosedur yang diikuti dengan menggunakan pendekatan teori
krumboltz hingga sampai pada tujuan, disesuaikan dengan kebutuhan
konseli.
2. Membantu individu untuk bisa membekali dirinya mencegah
timbulnya persoalan kejiwaan.
3. Memandang dari berbagai sisi terkait pengaruh yang diterima
individu, tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungan akan tetapi adanya
konsep resiprokal (bersifat saling berbalasan) antara pribadi manusia
dengan, lingkungan dan perilakunya.
4. Memfasilitasi perolehan pengetahuan tentang diri dan skill yang
dibutuhkan untuk menangani dunia yang selalu berubah dan tidak
pasti.
Sedangkan kelemahan pendekatan teori belajar sosial dalam
pemilihan dan penentuan karir dari Krumboltz yaitu :
1. Tidak efektif untuk kasus yang berkaitan dengan kehilangan makna
dalam hidup. Dengan kata lain, hanya dapat menangani kasus berupa
bertingkah laku yang salah atau tidak sesuai.
2. Tidak menjelaskan pada tahap mana individu mulai menentukan
pemilihan karier.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemilihan karir dengan pendekatan teori belajar sosial dari John D.
Krumboltz berdasarkan teori belajar sosial yang disusun oleh Albert
Bandura memiliki peran tentang pengalaman vikarius, pengalaman
performansi, regulasi diri, serta adanya reciprocal determinism yang
memainkan peran dalam penetuan perilaku, antara personal, environment,
dan behavior.Dalam teori Krumboltz, terdapat empat faktor proses yang
mempengaruhi perkembangan karir yaitu warisan genetik dan kemampuan
khusus, kondisi dan peristiwa lingkungan, pengalaman belajar, dan
keterampilan pendekatan tugas. Teori ini juga dapat di aplikasikan pada
bimbingan dan konseling khususnya pada bidang konseling karir.Adapun
teori Krumboltz memiliki beberapa keunggulan dan kelemahannya sendiri.
B. SARAN
Selain memiliki banyak keunggulan dalam penerapan pendekatan
teori belajar sosial dari John D. Krumboltz, masih terdapat pula beberapa
kelemahan yang ada pada teori tersebut. Dalam hal ini, konselor perlu
memperhatikan dengan benar bagaimana cara penerapan yang baik dengan
kasus pemecahan masalah yang tepat disesuaikan dengan konsep teori
tersebut agar dapat digunakan dengan baik menimbang keunggulan dan
kelemahan dari teori tersebut guna membantu konseli selama proses
konseling berlangsung.
REFERENSI
Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian. Edisi Revisi. Malang: UMM Press.
Sari, A. K., Yusuf, A. M., Megaiswari, M., & Afdhal, A. (2021). Analisis Teori
Karir Krumboltz: Literature Review. Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling
Undiksha, 12(1).
Teori Karir Krumboltz. Tersedia secara online di
https://bkpemula.com/2011/12/10/221/
Teori Perkembangan Karir Krumboltz. Tersedia secara onlien di
https://lenterakonseling.blogspot.com/2016/03/teori-perkembangan-karir-
krumboltz.html