skripsi_mulyani

Upload: yancemarten

Post on 11-Oct-2015

43 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN,

    MOTIVASI BERPRESTASI, DAN KEBIASAAN BELAJAR

    MATEMATIKA SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR

    MATEMATIKA SISWA SEMESTER 1 KELAS XI IPA A

    SMA NEGERI 6 KOTA BENGKULU

    Oleh

    MULYANI

    A1C002030

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS BENGKULU

    2006

  • ii

    HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN, MOTIVASI

    BERPRESTASI, DAN KEBIASAAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA

    DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEMESTER 1 KELAS XI IPA A SMA NEGERI 6 KOTA BENGKULU

    Skripsi

    Diajukan Guna Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata I

    Pada Program Studi Pendidikan Matematika

    Oleh

    MULYANI

    NPM. A1C002030

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

    JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS BENGKULU

    2006

  • iii

    HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN, MOTIVASI

    BERPRESTASI, DAN KEBIASAAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA

    DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEMESTER 1

    KELAS XI IPA A SMA NEGERI 6 KOTA BENGKULU

    SKRIPSI

    Oleh

    MULYANI

    A1C002030

    Disahkan Oleh

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    Dekan FKIP,

    Drs. Safnil, M.A., Ph.D.

    NIP. 131 577 385

    Ketua Jurusan P. MIPA,

    Drs. Amrul Bahar, M.Pd.

    NIP. 131 417 486

  • iv

    HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN, MOTIVASI

    BERPRESTASI, DAN KEBIASAAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA

    DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEMESTER 1

    KELAS XI IPA A SMA NEGERI 6 KOTA BENGKULU

    SKRIPSI

    Oleh

    MULYANI A1C002030

    Telah dipertahankan di depan Tim penguji Program Studi Pendidikan Matematika

    Jurusan pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Hari : Jumat

    Tanggal : 17 November 2006

    Pukul : 13.30 15.00 WIB

    Tempat : Ruang Program Studi Pendidikan Matematika

    Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen Pembimbing

    Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui oleh Tim Penguji

    Penguji Nama Dosen Tanda Tangan Tanggal

    Penguji I Drs. Rusdi, M.Pd.

    NIP. 131 485 351

    Penguji II Dra. Sri Saparahayuningsih, M.Pd.

    NIP. 131472117

    Penguji III Drs. H. Irsal Idris

    NIP. 131 410 627

    Penguji IV Drs. Asahar Johar T, M.Kom.

    NIP. 131 624 788

    Pembimbing Utama

    Drs. Rusdi, M.Pd

    NIP. 131470627

    Pembimbing Pendamping

    Dra. Sri Saparahayuningsih, M.pd.

    NIP 131472117

  • v

    Motto

    Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama)

    Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan

    kedudukanmu. (Q.S. Muhammad; 7)

    Allah maha sumber kekuatan, maka mintalah kekuatan diri

    hanya pada-Nya, dan yakinlah engkau akan mendapatkannya.

    (My85)

    Persembahan

    Allahuakbar..! Alhamdulillah.. Dengan izin-Mu

    (Allah), hamba dapat mencapai satu cita dalam hidup

    hamba. Ku persembahkan karya ini untuk :

    Kedua orang tuaku, kakang-kakangku, dan ayuk-

    ayukku yang senantiasa menyayangi, mendukung dan

    mendoakan tercapainya citaku.

    Keponakan-keponakanku tercinta yang mampu

    membuat aku kembali ceria dan terdorong dalam

    menggapai cita, semoga kalian lebih berhasil

    nantinya.

    Semua guru dan dosenku yang telah ikhlas

    membagikan ilmu padaku.

    Sohib-sohibku : Atino, Titino, dan Ika, Yi, Nuke,

    terimakasih telah temaniku dalam suka dan

    gundahku, banyak cerita antara kita, semoga

    perhabatan ini terjalin hingga akhir masa.

    Teman teman Jokam yang selalu mendoakanku.

    Almamaterku.

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Bismillaahirrohmanirrohim

    Alhamdulillahirobbilalamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

    ini dengan judul Hubungan Antara Tingkat Kecerdasan, Motivasi Berprestasi,

    Dan Kebiasaan Belajar Matematika Siswa Dengan Prestasi Belajar Matematika

    Siswa Semester 1 Kelas XI IPA A SMAN 6 Kota Bengkulu. Skripsi ini disusun

    sebagai salah satu syarat untuk memeperoleh gelar Sarjana (S1) pada Program Studi

    Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu.

    Penulisan skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan berbagai pihak. Secara khusus

    Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

    (1) Bapak Drs. Safnil, M.A.Ph.D., selaku Dekan FKIP UNIB.

    (2) Bapak Drs. Amrul Bahar, M. Pd., selaku ketua jurusan P. MIPA.

    (3) Bapak Drs. Rusdi, M. Pd., selaku ketua Prodi Pendidikan Matematika sekaligus

    sebagai dosen pembimbing utama.

    (4) Ibu Dra. Sri Saparahayuningsih, M. Pd., selaku dosen pembimbing pendamping.

    (5) Bapak Drs. H. Irsal Idris, selaku dosen penguji I.

    (6) Bapak Drs. Asahar Johar. T, M. Kom., selaku dosen peneguji II.

    (7) Bapak dan Ibu dosen prodi Pendidikan matematika FKIP UNIB.

    (8) Kepala sekolah, Bapak dan Ibu guru serta Staf TU SMA N 6 Kota Bengkulu.

  • vii

    (9) Teman-temanku : Za, terimakasih penguatannya dulu. Ani, Zuraya, Retno,

    terimakasih telah berbagi ilmu dan masukan-masukannya.

    (10) Teman seperjuangan (Ci) dan angkatan 2002, melangkah bersama itu lebih indah.

    (11) Ayunda Rita, Ayunda Nelly, ajkhr supportnya.

    (12) Penghuni Tugino House : Ibu kos beserta keluarga, Omeng, Eci, Revy, Yolly day,

    Yuk Viul, Dinut, Poje.. terimakasih telah berbagi keceriaan dan menghilangkan

    penatku dalam rumah mungil kita.

    (13) Adik-Adikku : Satriut, Cipto, Cui, Eri, Zurni, Toyibu, Dayat, Ahmed, Ajkhr spirit

    dan doanya.

    (14) MNB Denod, terimakasih empat poin masukannya beserta doanya.

    Penulis menyadari bahwa walaupun telah berusaha secara maksimal dalam

    penyusunan skripsi ini, masih banyak terdapat kekurangan diberbagai aspek yang

    memerlukan penyempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik beserta

    saran yang bersifat membangun. Dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan

    pihak-pihak terkait.

    Atas bimbingan dan bantuan yang penulis terima selama penyusunan skripsi

    ini, semoga semua pihak yang telah membantu mendapatkan balasan yang lebh baik

    dari Allah SWT. Amiin.

    Bengkulu, November 2006

    Mulyani

  • viii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    Halaman Judul .................................................................................................... i

    Halaman pengesahan......................................................................................... ii

    Motto dan persembahan ................................................................................... iii

    Kata Pengantar ...................................................................................................iv

    Daftar Isi ............................................................................................................ vi

    Daftar Tabel ...................................................................................................... ix

    Daftar gambar ................................................................................................... x

    Daftar Lampiran ................................................................................................xi

    Abstrak ...............................................................................................................xii

    BAB I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 4

    1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5

    1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 6

    1.5 Batasan Istilah ......................................................................................... 6

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Konsep Belajar ........................................................................................ 8

    2.2 Prestasi belajar ..........................................................................................9

    2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ................................ 9

    2.4 Kecerdasan (intelegensi) ........................................................................ 11

    2.5 Motivasi Berprestasi .............................................................................. 14

    2.6 Kebiasaan Belajar Matematika .............................................................. 21

    2.7 Penelitian yang relevan ........................................................................... 26

    2.8 Hipotesis.................................................................................................. 26

    BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Metode dan Jenis Penelitian .................................................................. 28

    3.2 Populasi dan Sampel .............................................................................. 28

    3.3 Variabel Penelitian ................................................................................ 28

    3.4 Instrumen Penelitian .............................................................................. 29

    3.6 Teknik Pengumpula Data ...................................................................... 34

    3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................. 34

    BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Uji Instrumen Penelitian..........................................................................41

    4.1.1. Hasil Uji Coba Angket Motivasi Berprestasi Siswa Kelas XI

    IPA SMAN 6 Kota Bengkulu......................................................41

    4.1.2. Hasil Uji Coba Angket Kebiasaan Belajar Matematika Siswa

    Kelas XI IPA SMAN 6 Kota Bengkulu.......................................42

  • ix

    4.2. Deskripsi Data ........................................................................................44

    4.2.1. Deskripsi Objek Penelitian ..........................................................44

    4.2.2. Data Hasil Penelitian44

    a. Data Prestasi Siswa Kelas XI IPA A SMAN 6 Kota

    Bengkulu Semester 1 ................................................................44

    b. Data Tingkat Kecerdasan (IQ) Siswa Kelas XI IPA A

    SMAN 6 Kota Bengkulu ..........................................................46

    c. Data Motivasi Berprestasi Siswa Kelas XI IPA A SMAN 6

    Kota Bengkulu .........................................................................48

    d. Data Kebiasaan Belajar Matematika Siswa Kelas XI IPA

    A SMAN 6 Kota Bengkulu ......................................................50

    4.3 Pengujian Prasyarat Analisis ...................................................................51

    4.3.1 Uji Normalitas ................................................................................51

    4.3.2 Uji Homogenitas.............................................................................52

    4.3.3 Uji Kelinieran Regresi ....................................................................53

    4.4 Uji Hipotesis ............................................................................................53

    4.4.1 Uji Hipotesis Pertama.....................................................................53

    4.4.2 Uji Hipotesis Kedua........................................................................55

    4.4.3 Uji Hipotesis Ketiga .......................................................................57

    4.4.4 Uji Hipotesis Keempat....................................................................59

    4.5 Pembahasan

    4.5.1 Kecerdasan Siswa Kelas XI IPA A SMAN 6 Kota Bengkulu .......60

    4.5.2 Motivasi Berprestasi Siswa Kelas XI IPA A SMAN 6 Kota

    Bengkulu.........................................................................................62

    4.5.3 Kebiasaan Belajar Matematika Siswa Kelas XI IPA A SMAN

    6 Kota Bengkulu.............................................................................63

    4.5.4 Hubungan Antara Tingkat Kecerdasan dengan Prestasi belajar

    Matematika Siswa Semester 1 Kelas XI IPA A SMAN 6 Kota

    Bengkulu.........................................................................................65

  • x

    4.5.5 Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dengan Prestasi belajar

    Matematika Siswa Semester 1 Kelas XI IPA A SMAN 6 Kota

    Bengkulu.........................................................................................66

    4.5.6 Hubungan Antara Kebiasaan Belajar Matematika dengan

    Prestasi belajar Matematika Siswa Semester 1 Kelas XI IPA A

    SMAN 6 Kota Bengkulu ..............................................................68

    4.5.7 Hubungan Antara Tingkat Kecerdasan, Motivasi Berprestasi,

    dan Kebiasaan Belajar Matematika dengan Prestasi belajar

    Matematika Siswa Semester 1 Kelas XI IPA A SMAN 6 Kota

    Bengkulu.........................................................................................69

    BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan...........................................................................................71

    5.2 Saran .....................................................................................................73

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................74

    Lampiran

  • xi

    DAFTAR TABEL

    No. Tabel Judul Halaman

    1 Klasifikasi IQ menurut Harriman. 13

    2 Kisi-kisi angket motivasi berprestasi dan kebiasaan

    belajar matematika siswa.

    32

    3 Skor alternatif jawaban angket. 33

    4 Daftar analisis Varians (ANAVA) Regresi Linear

    Sederhana.

    38

    5 Daftar ANAVA untuk Regresi Linier Ganda. 40

    6 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Matematika

    Siswa Semester 1 Kelas XI IPA A SMAN 6 Kota

    Bengkulu.

    45

    7 Persentase (%) Tingkat Kecerdasan Siswa Kelas XI

    IPA A SMAN 6 Kota Bengkulu.

    46

    8 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecerdasan Siswa Kelas

    XI IPA A SMAN 6 Kota Bengkulu.

    47

    9 Distribusi Frekuensi Motivasi Berprestasi Siswa kelas

    XI IPA A SMAN 6 Kota Bengkulu.

    48

    10 Tingkat motivasi berprestasi siswa berdasarkan

    pemenuhan masing-masing kelompok kebutuhannya.

    49

    11 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Belajar Matematika

    Siswa kelas XI IPA A SMAN 6 Kota Bengkulu.

    50

    12 Hasil perhitungan uji normalitas menggunakan uji

    lilliefors.

    52

    13 Hasil perhitungan uji homogenitas menggunakan uji

    varians.

    52

    14 Hasil perhitungan uji linieritas.

    53

    15 Tabel ANAVA untuk uji keberartian regresi linier

    sederhana Y atas X1.

    54

    16 Hasil perhitungan analisis korelasi Y atas X1. 55

    17 Tabel ANAVA untuk uji keberartian regresi linier

    sederhana Y atas X2.

    56

    18 Hasil perhitungan analisis korelasi Y atas X2. 56

    19 Tabel ANAVA untuk uji keberartian regresi linier

    sederhana Y atas X3

    58

    20 Hasil perhitungan analisis korelasi Y atas X3.

    58

    21 Tabel ANAVA untuk uji keberartian regresi linier

    berganda Y atas X1, X2, dan X3.

    60

  • xii

    DAFTAR GAMBAR

    No. Gambar Judul Halaman

    1 Piramida hirarki kebutuhan menurut Maslow 17

    2 Skema keterkaitan variabel penelitian 29

    3 Histogram Prestasi Belajar matematika Siswa 45

    4 Histogram Tingkat Kecerdasan (IQ) Siswa. 47

    5 Histogram Motivasi Berprestasi Siswa 48

    6 Histogram Kebiasaan Belajar Matematika Siswa 50

  • xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    No. Judul Halaman

    1 Angket uji coba motivasi berprestasi 76

    2 Angket uji coba kebiasaan belajar 79

    3 Angket uji coba penambahan item angket motivasi berprestasi

    dan kebiasaan belajar

    82

    4 Hasil uji coba angket motivasi berprestasi 83

    5 Perhitungan validitas dan reliabilitas uji coba angket motivasi

    berprestasi

    85

    6 Hasil uji coba angket kebiasaan belajar 86

    7 Perhitungan validitas uji coba angket kebiasaan belajar 88

    8 Perhitungan reliabilitas uji coba angket kebiasaan belajar 89

    9 Hasil uji coba penambahan item angket motivasi berprestasi

    dan kebiasaan belajar, beserta uji validitas dan reliabilitasnya

    90

    10 Angket penelitian motivasi berprestasi 91

    11 Angket penelitian kebiasaan belajar 94

    12 Data hasil penelitian motivasi berprestasi 97

    13 Data hasil penelitian kebiasaan belajar 100

    14 Rekapitulasi data hasil penelitian 102

    15 Uji normalitas (metode Lilliefors) Y atas X1 103

    16 Uji normalitas (metode Lilliefors) Y atas X2 104

    17 Uji normalitas (metode Lilliefors) Y atas X3 104

    18 Uji homogenitas (uji varians) Y atas X1, Y atas X2, dan Y atas

    X3

    105

    19 Uji regresi linier sederhana Y atas X1 Uji regresi linier sederhana Y atas X2 Uji regresi linier sederhana Y atas X3

    106

    20 Uji regresi linier berganda Y atas X1, X2, dan X3 116

    21 Harga r Product moment 120

    22 Nilai Kritis untuk uji z dan uji lilliefors 121

    23 Nilai kritis untuk uji F 122

    24 Surat keterangan izin penelitian dari Jurusan PMIPA 123

    25 Surat izin penelitian dari Diknas Kota Bengkulu 124

    26 Surat keterangan selesai penelitian dari Kepala SMA N 6 Kota

    Bengkulu

    125

    27 Riwayat hidup 126

  • xiv

    ABSTRAK

    Mulyani. Hubungan Antara Tingkat Kecerdasan, Motivasi berprestasi, dan

    Kebiasaan Belajar Matematika Siswa dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa

    Semester 1 Kelas XI IPA A SMA Negeri 6 Kota Bengkulu. Skripsi S1, Program studi

    Matematika-PMIPA-FKIP-UNIB. Pembimbing (I) Drs. Rusdi, M.Pd., Pembimbing (II)

    Dra. Sri Saparahayuningsih, M.Pd.

    Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui hubungan antara tingkat

    kecerdasan dengan prestasi belajar matematika (2) Untuk mengetahui hubungan antara

    motivasi berprestasi dengan prestasi belajar matematika (3) Untuk mengetahui

    hubungan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar matematika (4) Untuk

    mengetahui hubungan antara tingkat kecerdasan, motivasi berprestasi, dan kebiasaan

    belajar matematika dengan prestasi belajar matematika siswa semester 1

    kelas XI IPA A SMA Negeri 6 kota Bengkulu. Jumlah sampel dalam penelitian ni

    sebanyak 40 orang siswa.

    Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelatif sehingga data

    dianalisa untuk mendeskripsikan hubungan antara tingkat kecerdasan, motivasi

    berprestasi, dan kebiasaan belajar matematika dengan prestasi belajar matematika

    siswa. Instrumen pengambilan data menggunakan dokumentasi dan angket, dan

    dianalisa menggunakan regresi dan korelasi linier sederhana, serta regresi dan korelasi

    linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

    signifikan antara : (1) tingkat kecerdasan dengan prestasi belajar matematika siswa,

    (2) motivasi berprestasi dengan prestasi belajar matematika siswa, (3) kebiasaan belajar

    dengan prestasi belajar matematika siswa (4) tingkat kecerdasan, motivasi berprestasi

    dan kebiasaan belajar matematika dengan prestasi belajar matematika siswa.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Berdasarkan UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

    pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

    dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

    dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,

    kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

    masyarakat, bangsa dan negara (Anonim, 2003: 3).

    Penyempurnaan kurikulum harus mengacu pada undang-undang tersebut.

    Kurikulum 2004 bertujuan untuk mewujudkan peningkatan mutu dan relevansi

    pendidikan yang dilakukan secara menyeluruh mencakup pengembangan dimensi

    manusia Indonesia seutuhnya. Dalam kurikulum ini diberlakukan standar nasional

    pendidikan yang berkenaan dengan standar isi, proses dan kompetensi lulusan

    (Depdiknas, 2003: 3).

    Matematika disebut sebagai ratunya ilmu. Jadi matematika merupakan kunci

    utama dari pengetahuan-pengetahuan lain yang dipelajari di sekolah. Tujuan dari

    pendidikan matematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah

    menekankan pada penataan nalar dan pembentukan kepribadian (sikap) siswa agar

    dapat menerapkan atau menggunakan matematika dalam kehidupannya (Soedjadi,

    2000: 42). Dengan demikian matematika menjadi mata pelajaran yang sangat

    penting dalam pendidikan dan wajib dipelajari pada setiap jenjang pendidikan.

  • 2

    Setiap individu mempunyai pandangan yang berbeda tentang pelajaran

    matematika. Ada yang memandang matematika sebagai mata pelajaran yang

    menyenangkan dan ada juga yang memandang matematika sebagai pelajaran yang

    sulit. Bagi yang menganggap matematika menyenangkan maka akan tumbuh

    motivasi dalam diri individu tersebut untuk mempelajari matematika dan optimis

    dalam menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat menantang dalam pelajaran

    matematika. Sebaliknya, bagi yang menganggap matematika sebagai pelajaran yang

    sulit, maka individu tersebut akan bersikap pesimis dalam menyelesaikan masalah

    matematika dan kurang termotivasi untuk mempelajarinya. Sikap-sikap tersebut

    tentunya akan mempengaruhi hasil yang akan mereka capai dalam belajar.

    Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor

    internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi intelegensi, motivasi,

    kebiasaan, kecemasan, minat, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal meliputi

    lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, keadaan sosial

    ekonomi, dan sebagainya (Ahmadi dan Supriyono, 2004: 138).

    Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan tentang kaitan beberapa faktor

    internal pada diri siswa dengan hasil yang dicapai oleh siswa. Faktor-faktor internal

    tersebut diantaranya adalah faktor intelektif yaitu kecerdasan siswa dan faktor non

    intelektif yaitu motivasi berprestasi dan kebiasaan belajar siswa.

    Faktor intelektif (kecerdasan) mempunyai pengaruh yang cukup jelas dalam

    hal pencapaian hasil belajar. Seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan yang

    relatif tinggi cenderung lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan

  • 3

    seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan yang relatif rendah. Namun demikian,

    faktor kecerdasan bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan prestasi yang

    akan dicapai siswa.

    Faktor non intelektif diantaranya adalah motivasi dan kebiasaan. Motivasi

    merupakan faktor yang sangat penting dalam proses belajar guna mencapai prestasi

    yang diharapkan. Ini dikarenakan motivasi merupakan pendorong dan penggerak

    individu yang dapat menimbulkan dan memberikan arah bagi individu untuk

    melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai tujuannya. Standar nilai baik

    nilai ketuntasan belajar maupun kelulusan yang ditetapkan secara nasional yang

    harus dicapai oleh siswa dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan

    berprestasi. Serta membuat siswa tertuntut untuk mengubah kebiasaan belajarnya

    ke arah yang lebih baik.

    Kebiasaan belajar merupakan pola belajar yang ada pada diri siswa yang

    bersifat teratur dan otomatis. Kebiasaan bukanlah bawaan sejak lahir, melainkan

    kebiasaan itu dapat dibentuk oleh siswa sendiri serta lingkungan pendukungnya.

    Suatu tuntutan atau tekad serta cita-cita yang ingin dicapai dapat mendorong

    seseorang untuk membiasakan dirinya melakukan sesuatu agar apa yang

    diinginkannya tercapai dengan baik. Kebiasaan belajar yang baik akan dapat

    meningkatkan prestasi belajar siswa, sebaliknya kebiasaan belajar yang tidak baik

    cenderung menyebabkan prestasi belajar siswa menjadi rendah.

    Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang guru bidang studi

    matematika, motivasi siswa kelas X pada tahun ajaran 2005/2006 yang sekarang

  • 4

    menjadi kelas XI pada tahun ajaran 2006/2007 dalam belajar matematika secara

    umum relatif rendah. Hal ini terlihat dalam hal pengerjaan tugas, jika tidak ada

    konsekuensi tugas harus dikumpul maka hanya sebagian kecil saja siswa yang

    mengerjakan tugas tersebut. Keadaan tersebut menjadi kebiasaan yang kurang baik

    pada diri siswa dalam belajar. Pada kegiatan proses belajar mengajar motivasi siswa

    cenderung meningkat apabila mereka diminta mengerjakan tugas yang mereka bisa,

    namun akan terjadi hal sebaliknya bila tugas yang diberikan terasa sulit. Adapun

    respon siswa dalam kegiatan belajar mengajar tergantung dengan metode yang

    digunakan oleh guru. Sementara itu, hasil ujian blok bersama yang diadakan pada

    akhir tahun ajaran 2005/2006 menunjukkan tentang ketuntasan belajar matematika

    siswa yaitu 70% dari siswa kelas X tahun ajaran 2005/2006 tuntas dan 30% belum

    tuntas, sedangkan kriteria keberhasilan adalah 85 % siswa tuntas dalam belajar.

    Dari uraian di atas, maka penulis tertarik mengadakan penelitian tentang

    Hubungan Antara Tingkat Kecerdasan, Motivasi Berprestasi dan Kebiasaan

    Belajar Matematika Siswa dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Semester

    1 Kelas XI IPA A SMA Negeri 6 Kota Bengkulu.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan pokok dalam

    penelitian ini adalah :

    1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecerdasan siswa dengan

    prestasi belajar matematika siswa semester 1 kelas XI IPA A SMA Negeri 6

    kota Bengkulu?

  • 5

    2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi siswa

    dengan prestasi belajar matematika siswa semester 1 kelas XI IPA A SMA

    Negeri 6 kota Bengkulu?

    3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan belajar matematika

    siswa dengan prestasi belajar matematika siswa semester 1 kelas XI IPA A

    SMA Negeri 6 kota Bengkulu?

    4. Apakah ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecerdasan, motivasi

    berprestasi dan kebiasaan belajar matematika siswa dengan prestasi belajar

    matematika siswa semester 1 kelas XI IPA A SMA Negeri 6 kota Bengkulu?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah :

    1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara tingkat

    kecerdasan siswa dengan prestasi belajar matematika siswa semester 1 kelas XI

    IPA A SMA Negeri 6 kota Bengkulu.

    2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara motivasi

    berprestasi siswa dengan prestasi belajar matematika siswa semester 1 kelas XI

    IPA A SMA Negeri 6 kota Bengkulu.

    3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara kebiasaan

    belajar matematika siswa dengan prestasi belajar matematika siswa semester 1

    kelas XI IPA A SMA Negeri 6 kota Bengkulu.

    4. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara tingkat

    kecerdasan, motivasi berprestasi dan kebiasaan belajar matematika siswa

  • 6

    dengan prestasi belajar matematika siswa semester 1 kelas XI IPA A SMA

    Negeri 6 kota Bengkulu.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

    1. Sumbangan bagi guru matematika tentang hubungan tingkat kecerdasan,

    motivasi berprestasi, kebiasaan belajar matematika dengan prestasi belajar

    matematika siswa.

    2. Memberikan masukan bagi siswa agar termotivasi untuk belajar matematika

    dan meningkatkan prestasinya serta mendorong siswa untuk membentuk

    kebiasaan belajar matematika yang lebih baik.

    3. Dapat menambah pengetahuan peneliti tentang hubungan tingkat kecerdasan,

    motivasi berprestasi dan kebiasaan belajar matematika dengan prestasi belajar

    matematika.

    1.5 Batasan Istilah

    1. Kecerdasan (intelegensi) adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah,

    berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif.

    2. Motivasi berprestasi adalah rangkaian dorongan yang menggerakkan seseorang

    untuk melakukan keinginan yang dilandasi adanya tujuan mencapai prestasi

    yang baik.

    3. Kebiasaan belajar matematika adalah cara belajar matematika yang telah

    dilakukan secara rutin dan berulang-ulang yang bersifat teratur dan seragam

    serta tetap dengan sendirinya.

  • 7

    4. Prestasi belajar matematika adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah

    mengalami proses belajar mengajar matematika yang dinyatakan dalam hasil

    tes.

  • 8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Konsep Belajar

    Belajar dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah proses perubahan tingkah

    laku (Depdikbud, 1998: 14). Hilgard dan Brower (Hamalik, 1992: 45)

    mengemukakan bahwa belajar merupakan dalam perbuatan melalui aktifitas,

    praktek dan pengalaman. Menurut Slameto (Djamarah, 1994: 22) belajar adalah

    proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

    laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri

    dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan Hamalik (1992: 55)

    mendefinisikan belajar sebagai suatu proses berbuat, bereaksi, memahami berkat

    adanya pengalaman. Pengalaman itu sendiri pada dasarnya adalah interaksi antar

    individu dengan lingkungan. Dengan adanya proses interaksi antara guru dan siswa,

    maka akan terjadi perubahan tingkah laku sebagaimana yang diharapkan.

    Berdasarkan beberapa pengertian di atas, berarti belajar merupakan proses

    yang dilakukan oleh siswa itu sendiri. Pada kegiatan belajar, siswa menggunakan

    seluruh unsur yang ada pada dirinya, baik itu unsur kognitif, afektif maupun

    psikomotorik untuk melakukan pengalaman dengan cara berinteraksi dengan

    lingkungannya sehingga membentuk suatu perubahan dalam dirinya sebagai hasil

    belajar. Belajar tidak dapat dikatakan berhasil jika tidak ada perubahan dalam diri

    individu (Hamalik, 1992: 56).

  • 9

    Azwar (2004: 164) mengemukakan bahwa secara spesifik belajar

    didefinisikan sebagai perolehan pengetahuan dan kecakapan baru.

    2.2 Prestasi Belajar

    Prestasi belajar dalam kamus besar bahasa Indonesia (Depdikbud, 1999: 787)

    adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata

    pelajaran ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru.

    Menurut Djamarah (1994: 23) prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa

    kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari

    aktifitas dalam belajar. Perubahan yang dicapai merupakan kemajuan yang

    diperoleh individu yang tidak hanya mencakup pengetahuan, tetapi juga berupa

    kecakapan atau keterampilan, dan ini dinyatakan sesudah hasil penilaian.

    Dari beberapa pendapat tersebut, dapatlah dikatakan bahwa prestasi belajar

    matematika siswa merupakan hasil yang dicapai oleh siswa sebagai gambaran

    penguasaan pengetahuan atau keterampilan siswa dalam belajar matematika yang

    dinyatakan dalam bentuk nilai-nilai setelah dilakukan tes oleh guru pada siswa.

    Dengan kata lain prestasi belajar matematika adalah prestasi yang dicapai oleh

    siswa setelah mengalami proses belajar mengajar matematika yang dinyatakan

    dalam hasil tes.

    2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

    Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seorang

    siswa digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

    internal merupakan faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar,

  • 10

    sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar individu. Kedua faktor tersebut

    mempunyai arti yang sangat penting dalam rangka membantu siswa dalam

    mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.

    Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004: 138), yang tergolong dalam faktor

    internal adalah sebagai berikut :

    (1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang

    diperoleh, misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya. (2)

    Faktor psikologis yang terdiri atas faktor intelektif misalnya kecerdasan dan bakat,

    serta faktor non-intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap,

    kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri. (3) Faktor

    kematangan fisik maupun psikis.

    Dan yang tergolong dalam faktor eksternal adalah :

    (1) Faktor sosial yang terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,

    lingkungan masyarakat dan lingkungan kelompok. (2) Faktor budaya seperti

    adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. (3) Faktor lingkungan

    fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklim. (4) Faktor lingkungan

    spiritual atau keamanan.

    Dimyati (1989: 84) mengemukakan faktor internal yang mempengaruhi

    prestasi belajar meliputi perbedaan kemampuan, motivasi berprestasi, kecemasan,

    dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan sekolah,

    lingkungan rumah tangga, keadaan sosial ekonomi, dan sebagainya.

    Dari kutipan di atas, dapat diketahui bahwa motivasi berprestasi, kebiasaan

    belajar merupakan faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar. Tinggi

    rendahnya prestasi belajar yang dicapai oleh siswa tidak hanya dipengaruhi oleh

    faktor intelegensi melainkan juga non-intelegensi seperti minat, motivasi,

    kebiasaan, kecemasan, dan sebagainya.

  • 11

    2.4 Kecerdasan (Intelegensi)

    Intelegensi dalam bahasa psikologi merupakan kecerdasan atau kecakapan.

    Intelegensi merupakan kecakapan umum, sedangkan kecakapan khusus disebut

    bakat. Intelegensi atau kecerdasan juga diartikan sebagai kecakapan

    menghubungkan atau menyatukan satu sama lain, dapat merespon dengan baik

    stimulus yang ada (Widayatun, 1999: 206). Sedangkan menurut W. Stern dalam

    Sujanto (1995: 66) intelegensi atau kecerdasan merupakan kesanggupan jiwa untuk

    dapat menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat dalam suatu situasi yang baru.

    Therman (1958 dalam Widayatun, 1999: 206) mengartikan intelegensi

    sebagai ability atau berhubungan dengan hal-hal yang abstrak ataupun konkret.

    Kemudian Widayatun (1999: 210) menyimpulkan bahwa berbicara tentang

    intelegensi berarti berbicara tentang kecakapan umum intelegensi sendiri yaitu

    merupakan kemampuan bertindak dalam menetapkan tujuan untuk berpikir secara

    rasional, dan untuk berhubungan dengan lingkungan sekitar.

    Menurut David Wechsler (Anonim, 2006: 1) intelegensi adalah kemampuan

    untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi

    lingkungannya secara efektif. Dari pendapat David Wechsler disimpulkan bahwa

    intelegensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara

    rasional.

    Mudzakir (1997: 68) menyatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan yang

    dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara

    tertentu. Sedangkan Dalyono (1997: 87) menyatakan intelegensi merupakan

  • 12

    kemampuan problem solving dalam segala situasi yang baru atau mengandung

    masalah. Dalam hal ini problem solving mencakup permasalahan pribadi, sosial,

    akademik dan ekonomi.

    Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi adalah faktor bawaan

    atau keturunan dan faktor lingkungan. Walaupun ada ciri-ciri yang pada dasarnya

    sudah dibawa sejak lahir, ternyata lingkungan memberikan perubahan yang berarti.

    Intelegensi tidak terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh

    gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif

    emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting (Anonim,

    2006 :1).

    Menurut Widayatun (1999: 207) karakteristik umum intelegensi yaitu :

    a. kemampuan untuk belajar dan mengambil manfaat dari pengalaman

    b. kemampuan untuk berpikir atau bernalar atau abstrak

    c. kemampuan untuk beradaptasi terhadap hal-hal yang timbul dari perubahan

    dan ketidak pastian lingkungan

    d. kemampuan untuk memotivasi diri guna menyelesaikan secara tepat tugas-

    tugas yang perlu diselesaikan.

    Kecerdasan seseorang dapat diukur dengan menggunakan tes IQ (Intelegent

    Quotient). Ada beberapa model tes IQ, diantaranya yaitu tes Binet-simon, tes

    wechsler, tes labirin, tes progressive matrices, tes Spearman, tes Thurstone, dan

    lain sebagainya. Harriman dalam Widayatun (1999: 208) mengklasifikasikan IQ

    sebagai berikut :

    Tabel 1. Klasifikasi IQ menurut Harriman

    IQ Golongan

    130 ke atas Very superior

  • 13

    120 129 Superior

    110 119 Bright normal

    90 109 Average

    80 98 Dull Normal

    70 79 Borderline

    69 ke bawah Mental defektif

    Sumber : Widayatun (1999: 208)

    Intelegensi atau kecerdasan besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar.

    Dalam situasi yang sama, siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi akan

    lebih berhasil daripada siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang rendah.

    Walaupun demikian, siswa yang memiliki tingkat intelegensi tinggi belum pasti

    berhasil dalam belajarnya. Hal tersebut disebabkan karena belajar merupakan suatu

    proses yang kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya. Intelegensi

    atau kecerdasan hanyalah satu faktor diantara faktor yang lain (Slameto, 1995: 56).

    Berdasarkan hasil penelitian Nylor (1972 dalam Marsudi, 2005) menyimpulkan

    bahwa prestasi belajar yang dicapai siswa seperempat atau 25 % dipengaruhi oleh

    kecerdasan intelektual dan selebihnya dipengaruhi oleh kepribadian atau

    kecerdasan emosional.

    2.5 Motivasi Berprestasi

    Setiap manusia pada dasarnya berbuat sesuatu karena adanya dorongan oleh

    suatu motivasi tertentu. Menurut Sadirman (1987: 100), motivasi berpangkal dari

  • 14

    kata motif yang dapat diartikan daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang

    untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.

    Mc. Donald (Sadirman, 1987: 73) mengemukakan motivasi adalah perubahan

    energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului

    dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengetian tersebut, terdapat tiga

    elemen penting tentang motivasi yaitu : (1) Motivasi mengawali terjadinya suatu

    perubahan energi pada diri setiap individu manusia. (2) Motivasi ditandai dengan

    munculnya rasa atau feeling, afeksi seseorang. (3) Motivasi akan dirangsang

    karena adanya tujuan. Jadi motivasi merupakan respon dari suatu aksi yakni tujuan,

    dimana tujuan tersebut menyangkut dengan kebutuhan.

    Motivasi juga dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan

    kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu,

    dan bila ia tidak suka maka ia akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan

    perasaan tidak suka itu (Sadirman, 1987: 75). Jadi motivasi itu dapat dirangsang

    oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang.

    Menurut French (1986 dalam Rivai, 2000: 3) motivasi adalah dorongan yang

    ada di dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu dan disamping itu

    motivasi juga merupakan keinginan, hasrat, dan tenaga penggerak yang berasal dari

    dalam diri manusia. Selanjutnya Crowl, Kaminsky and Podell (1997 dalam Rivai,

    2000: 3) menyatakan bahwa motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang

    terdapat dalam diri seseorang yang mengukur tindakannya dengan cara tertentu.

  • 15

    Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi

    merupakan penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan hal yang

    diinginkan dalam mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga dapat dikatakan sebagai

    rancangan atau kehendak untuk menuju keberhasilan dan mengelakkan/

    menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain, motivasi adalah proses

    menghasilkan tenaga oleh suatu keperluan yang di arahkan untuk mencapai suatu

    tujuan (Anonim, 2006: 5).

    Motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam bidang pendidikan.

    Guru dan siswa memerlukan motivasi untuk menggerakkan dirinya untuk mencapai

    kualitas kerja atau keberhasilan yang lebih cemerlang. Salah satu tugas guru adalah

    sebagai motivator bagi pelajar-pelajarnya untuk berhasil dalam kehidupan mereka.

    Seorang guru yang baik mesti mempunyai motivasi yang dinamik, cakap dan

    senantiasa berusaha untuk memajukan serta meningkatkan pengajaran dan

    pembelajaran dalam kelas. Guru yang bermotivasi juga mempunyai tenaga untuk

    menjadi penggerak bagi pelajar-pelajarnya.

    Pelajar yang mempunyai minat untuk belajar bagi pencapaian tujuannya.

    Mereka akan mendengar dan memberikan perhatian sepenuhnya pada pelajarannya.

    Mereka aktif di dalam dan di luar kelas, mudah bertindak dan menerima teguran

    serta arahan dari guru. Mereka boleh berdikari dan suka memberikan pandangan

    dan pendapat dalam kelas. Pelajar-pelajar yang demikian memiliki penggerak dari

    dalam dirinya untuk mencapai kecemerlangan akademik dan juga dalam hidup

    secara keseluruhannya (Anonim, 2006: 4).

  • 16

    McClelland (1977 dalam Rivai, 2000: 3) menyatakan dalam kegiatan belajar

    mengajar motivasi sangat penting karena motivasi berfungsi sebagai:

    1. Energizer, yaitu motor penggerak yang mendorong siswa untuk berbuat

    sesuatu misalnya belajar.

    2. Directedness, yakni menentukan arah perbuatan ke arah tujuan yang ingin

    dicapai.

    3. Patterning, yakni menyelesaikan perbuatan-perbuatan apa yang harus

    dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.

    Seperti dikemukakan oleh Mc. Donald (Sadirman. 1987: 73), motivasi

    dirangsang oleh suatu tujuan dan tujuan tersebut menyangkut dengan kebutuhan.

    Berdasarkan Rivai (2000: 4), McClelland (1977) menyatakan bahwa motivasi

    dapat didasarkan pada tiga jenis kebutuhan, yaitu : (1) kebutuhan berprestasi (2)

    kebutuhan afiliasi (3) kebutuhan akan kekuasaan. Teori tentang kebutuhan yang

    melandasi motivasi yang dikemukakan oleh McClelland ini juga di sebut sebagai

    Teori Motivasi Sosial.

    Sedangkan Teori Motivasi Maslow yang juga dikenal sebagai Teori Hirarki

    Kebutuhan menjelaskan bahwa motivasi sangat dipengaruhi oleh kebutuhan-

    kebutuhan suatu organisme. Manusia merupakan organisme yang memiliki

    kebutuhan yang kompleks. Dalam teori ini dijelaskan bahwa keperluan/kebutuhan

    manusia itu berperingkat-peringkat. Sesuatu peringkat keperluan yang lebih tinggi

    tidak mungkin diperoleh sebelum keperluan yang lebih rendah peringkatnya

    dipenuhi terlebih dahulu. Pada peringkat paling asas atau dasar terdapat keperluan

  • 17

    fisiologi. Setelah keperluan ini dipenuhi muncul usaha untuk pemenuhan kebutuhan

    keselamatan (rasa aman), diikuti kebutuhan sosial (kasih sayang), kebutuhan

    penghargaan diri, dan pada puncaknya yaitu kebutuhan aktualisasi diri (Anonim,

    2006: 5).

    Berikut adalah piramida hirarki kebutuhan menurut Maslow:

    Gambar 1. Piramida hikrarki kebutuhan menurut Maslow

    Sumber : Wexley & Yukl (1977: 78) dalam Tim Penulis Modul FISIP-UT (1988: 7.5)

    Pada situs tuanmat.tripot.com (Anonim, 2006: 6) dijelaskan tentang hirarki

    kebutuhan menurut Maslow yaitu sebagai berikut:

    1. Physiological needs (Kebutuhan fisiologi)

    Kebutuhan fisiologi merupakan kebutuhan yang paling asas yaitu kebutuhan

    fisik seseorang, seperti makanan, minuman, tempat tinggal. Dalam konteks

    pendidikan, siswa yang mendapat kurang makanan tidak dapat memusatkan

    perhatian sepenuhnya terhadap pelajaran mereka. Dengan kata lain bila kebutuhan

    ini tidak dipenuhi maka kesehatan pelajar terganggu sehingga dapat menyebabkan

  • 18

    motivasi dan minat belajar siswa berkurang. Hadiah dan materi juga merupakan

    kebutuhan fisik akan prestasi yang dicapai oleh siswa.

    2. Safety needs (kebutuhan akan rasa aman / keselamatan)

    Siswa memerlukan keselamatan dari guru yaitu dalam bentuk disiplin.

    Keselamatan di dalam kelas dapat dijamin jika seorang guru bertindak konsisten.

    Guru juga perlu bersikap toleransi terhadap para siswanya. Dengan perasaan aman

    pada diri siswa, siswa dapat memusatkan perhatian sepenuhnya dalam belajar.

    3. Social needs (kebutuhan sosial)

    Hubungan yang baik antar anggota kelas dan juga guru sangat diperlukan

    untuk membantu lancarnya proses belajar mengajar. Suatu keadaan misalnya

    perkelahian atau perselisihan dapat mengganggu kestabilan emosi dan perhatian

    siswa. Keadaan ini menjadi lebih menegangkan bila guru bersikap tidak baik atau

    memarahi mereka. Situasi ini menyebabkan siswa seolah-olah tidak disukai,

    dihargai, atau tidak dipedulikan oleh guru maupun teman-temannya. Akhirnya

    keinginan, minat, dan juga motivasi siswa untuk belajar akan pudar dan lenyap.

    4. Esteem needs (kebutuhan akan harga diri)

    Rasa dihargai pada setiap individu sangat mempengaruhi motivasinya dalam

    melakukan sesuatu. Siswa yang merasa diterima oleh lingkungan kelas atau rumah

    cenderung dapat meningkatkan prestasinya dibanding dengan siswa yang merasa

    dirinya tidak diterima. Siswa yang diterima akan merasa diri mereka dihargai,

    dikasihi dan bernilai. Oleh karena itu mereka akan dapat berinteraksi secara positif

    dalam belajar. Guru perlu menyediakan hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas

  • 19

    siswa agar mereka dapat hidup berdampingan. Faktor yang penting ialah kebutuhan

    ini dapat dipenuhi apabila seseorang mempunyai keyakinan diri dan

    kebebasan,perhatian, dan penilaian diri orang lain.

    5. Self Actualization (kebutuhan aktualisasi diri)

    Setiap individu memiliki ciri-ciri yang unik. Dengan keunikan tersebut

    seorang individu dapat berpendapat dan menganggap dirinya istimewa. Anggapan

    itu berdasarkan pada kepekaan dan kesadaran tentang kekuatan dan kelemahan

    yang dimilikinya. Kesadaran tersebut juga timbul dengan melihat reaksi individu

    lain dalam pergaulan, sosialisasi, dan interaksi dengan individu lain.

    Aktualisasi diri adalah peringkat paling tinggi dari kebutuhan seseorang

    setelah peringkat bawah terpenuhi. Menurut Atan Long (1976 dalam Anonim,

    2006: 5) pemenuhan akan kebutuhan penyempurnaan diri atau aktualisasi diri ini

    merupakan pemenuhan keseluruhan dari kebutuhan manusia. Ini berarti jika

    seseorang telah memenuhi kebutuhan ini maka ia juga telah memenuhi kebutuhan

    untuk estetika; ia merasa telah mendapatkan makna hidup dengan sepenuhnya; ia

    dapat menerima keadaan diri orang lain; ia merasa gembira dengan nikmat hidup;

    dan telah menggunakan keahliannya secara maksimal.

    Apabila seorang siswa berusaha mengaktualisasikan diri atau mencapai

    penyempurnaan diri, maka mereka harus belajar tekun, sungguh-sungguh, dan

    melipatgandakan usaha melalui arah yang tegas dan berdisiplin.

    Berdasarkan teori Maslow, Sadirman (1987: 80) mengemukakan bahwa

    motivasi selalu bersangkutan dengan beberapa kebutuhan berikut:

  • 20

    1. Kebutuhan fisiologi seperti lapar, haus, kebutuhan untuk istirahat, dan

    sebagainya.

    2. Kebutuhan akan keamanan (security), yakni rasa aman, bebas dari rasa takut dan

    kecemasan.

    3. Kebutuhan akan cinta dan kasih ; rasa diterima dalam suatu masyarakat atau

    golongan (keluarga, sekolah, kelompok).

    4. Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan

    usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, pembentukan pribadi.

    Dengan kata lain, kebutuhan untuk berusaha ke arah kemandirian dan

    aktualisasi diri.

    Berdasarkan penyebab timbulnya suatu motivasi (Suryabrata, 2004: 72), maka

    motivasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

    1. Motivasi ekstrinsik, yaitu motif-motif yang berfungsinya karena adanya

    perangsang dari luar, misalnya karena akan diadakan ujian; syarat untuk

    melamar pekerjaan dan sebagainya sehingga seseorang berusaha dengan giat

    melakukan sesuatu.

    2. Motivasi instrinsik, yaitu motif-motif yang berfungsinya dengan tanpa

    dirangsang dari luar. Dengan kata lain, dorongan tersebut sudah ada dalam diri

    individu, misalnya kegemaran, dan sifat diri akan mempengaruhi apa-apa yang

    akan dikerjakannya.

    Motivasi berprestasi adalah harapan untuk mendapatkan kepuasan dalam

    menyelesaikan tugas dan menantang. Motivasi berprestasi merupakan dorongan

    untuk berprilaku tertentu dalam menyelesaikan tugas dengan suatu standar

    keunggulan yang hasilnya dapat dievaluasi (Bigge and Hunt, 1979 dalam Rivai,

    2000: 4). Motivasi berprestasi merupakan kekuatan yang berhubungan dengan

    pencapaian standar keunggulan, kepandaian, yang merupakan suatu dorongan yang

    terdapat dalam diri seseorang sehingga ia berusaha dalam semua aktivitas setinggi-

    tingginya. Motivasi berprestasi sebagai suatu kondisi pendorong dalam diri individu

    yang memegang peranan penting dalam beberapa situasi untuk memelihara atau

    membuat penampilan atau keunggulan dirinya yang tinggi. Dan menurut Sadirman

  • 21

    (1987: 37) motivasi berprestasi adalah dorongan yang menggerakkan seseorang

    untuk melakukan keinginan yang dilandasi adanya tujuan mencapai prestasi yang

    baik.

    Dengan demikian motivasi berprestasi dapat mendorong usaha-usaha

    pencapaian hasil belajar yang maksimal termasuk dalam bidang matematika.

    2.6 Kebiasaan Belajar Matematika

    Menurut Allport (Fatmawati, 2003: 8) kebiasaan merupakan suatu perilaku

    yang amat sering diulang sehingga menjadi otomatis dan tidak membutuhkan

    pemikiran si pelaku, sehingga si pelaku dapat memikirkan hal-hal lain yang lebih

    menarik ketika ia berperilaku. Hal ini akhirnya menjadi kebiasaan. Donald D.

    Scharader (Marlia, 2005: 7) mengemukakan bahwa kebiasaan merupakan pola dari

    tingkah laku pemikiran dan perasaan bukanlah dibawa sejak lahir. Tanpa

    mempunyai kebiasaan, individu tidak dapat hidup terus. Untuk mengembangkan

    kebiasaan yang baik individu dituntut untuk mempertinggi proses mental pada

    tuntutan tugas dan tantangan-tantangan.

    Sedangkan menurut Mardalis (Marlia, 2005: 7) kebiasaan adalah suatu cara

    individu untuk bertingkah laku yang sifatnya otomatis untuk suatu masalah tertentu,

    tingkah laku yang menjadi kebiasaan tidak memerlukan pemikiran yang cukup

    tinggi karena sifatnya sudah relatif menetap.

    Dengan demikian, kebiasaan akan berpengaruh pada keberhasilan dan

    kegagalan seseorang dalam menanggulangi problema kehidupan. Untuk

  • 22

    memperbaiki kebiasaan pada taraf yang lebih baik, maka dibutuhkan pondamen dan

    keinginan yang kuat serta kesungguhan.

    Belajar dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah proses perubahan tingkah

    laku (Depdikbud, 1998: 14). Hilgard dan Brower (Hamalik, 1992: 45)

    mengemukakan bahwa belajar merupakan perubahan dalam perbuatan melalui

    aktifitas, praktek dan pengalaman. Menurut Slameto (Djamarah, 1994: 22) belajar

    adalah proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan

    tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu

    sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

    Dari beberapa pengertian di atas, berarti belajar merupakan proses yang

    dilakukan oleh siswa itu sendiri. Pada kegiatan belajar, siswa menggunakan seluruh

    unsur yang ada pada dirinya, baik itu unsur kognitif, afektif maupun psikomotorik

    untuk melakukan suatu pengalaman dengan cara berinteraksi dengan

    lingkungannya sehingga membentuk suatu perubahan dalam dirinya sebagai hasil

    belajar.

    Menurut Irsal dan Zamzaili (Marlia, 2005: 9) kebiasaan belajar merupakan

    perbuatan belajar atau tindakan belajar yang dimiliki seseorang yang bersifat teratur

    dan seragam, tetap dan otomatis. Jadi kebiasaan belajar matematika adalah cara

    berpikir dan berperilaku yang otomatis dalam belajar matematika. Dengan kata lain

    kebiasaan belajar matematika adalah cara belajar matematika yang telah dilakukan

    secara rutin dan berulang-ulang yang bersifat teratur dan seragam serta tetap

    dengan sendirinya.

  • 23

    Kebiasaan belajar bukanlah bakat alamiah atau bawaan sejak lahir dari siswa.

    Kebiasaan individu tergantung pada tujuan dan cita-citanya. Siswa dapat

    membentuk sendiri kebiasaan belajarnya. Sesuai dengan tujuan dan cita-cita yang

    ingin dicapainya termasuk dalam belajar matematika. Jika siswa memiliki tujuan

    untuk memahami matematika maka siswa akan menggunakan cara belajar yang

    akhirnya membentuk pola belajarnya (kebiasaan belajar) untuk dapat memahami

    matematika dengan baik.

    Secara umum ada dua kebiasaan belajar yaitu kebiasaan belajar yang baik

    dan kebiasaan belajar yang kurang baik. Kebiasaan belajar yang baik adalah

    kebiasaan belajar yang mengandung unsur positif serta sesuai norma yang berlaku.

    Sedangkan kebiasaan belajar yang tidak baik adalah kebiasaan belajar yang

    mengandung unsur negatif, serta tidak sesuai dengan norma yang berlaku (Dewi

    dalam Marlia, 2005: 9).

    Kebiasaan belajar yang positif menurut Prayitno (1994: 294) diantaranya

    pengaturan jadwal belajar, baik di sekolah maupun di rumah dengan baik; memilih

    tempat belajar yang baik; belajar dengan menggunakan berbagai sumber; membaca

    secara baik dan sesuai dengan kebutuhan; bertanya untuk hal-hal yang tidak

    diketahui pada guru, teman atau siapa pun.

    Sedangkan kebiasaan yang kurang baik dalam belajar diantaranya suka

    menunda-nunda tugas; mengulur-ulur waktu; tidak suka bertanya untuk hal-hal

    yang tidak diketahui dan sebagainya (Prayitno, 1994: 287).

  • 24

    Kebiasaan belajar matematika siswa memiliki pengaruh terhadap prestasi

    yang akan dicapai siswa. Apabila kebiasaan belajar matematika siswa baik, maka

    dengan sendirinya akan cenderung membawa siswa mencapai prestasi yang baik

    pula. Hal ini dikarenakan prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai dari usaha

    dan kegiatan yang telah dilakukan seseorang untuk mengubah tingkah laku dalam

    menguasai ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan kepribadian.

    Dari kedua kebiasaan belajar di atas, maka diharapkan siswa memiliki

    kebiasaan belajar yang memiliki unsur positif dan menghilangkan kebiasaan belajar

    yang memiliki unsur negatif.

    Slameto (1995: 84) mengungkapkan tentang kebiasan belajar yang

    mempengaruhi belajar dalam hal pencapaian pengetahuan, sikap, kecakapan dan

    keterampilan. Kebiasaan tersebut diantaranya adalah (1) Pembuatan jadwal dan

    pelaksanaannya. (2) Membaca dan membuat catatan (3) Mengulangi bahan

    pelajaran (4) Konsentrasi (5) Mengerjakan tugas.

    Menurut Prayitno (1994: 294) dalam pendidikan siswa hendaknya didorong

    untuk meninjau sikap dan kebiasaannya dalm hubungannya dengan prinsip-prinsip

    belajar diantaranya : (1) Belajar berarti melibatkan diri secara penuh

    (2) Efisiensi belajar akan meningkat bila didasarkan pada rencana dan tujuan yang

    nyata dan hasil yang dapat diukur (3) Sebagian bahan belajar hanya dapat

    dipelajari dengan baik jika menggunakan seluruh metode (4) Belajar dengan tidak

    terpaksa (5) Untuk dapat melaksanakan kegiatan dan mencapai suasana hasil

  • 25

    belajar yang baik diperlukan suasana hati yang aman, kesehatan yang baik, tidur

    teratur, dan rekreasi yang memadai.

    Djamarah (2002: 42-107) mengemukakan tentang beberapa kiat belajar baik

    secara mandiri ataupun di sekolah. Kiat-kiat ini dapat dijadikan acuan untuk

    membentuk kebiasaan belajar yang baik. Kiat belajar sendiri diantaranya adalah

    mempunyai fasilitas dan perabot belajar; mengatur waktu belajar; mengulangi

    bahan pelajaran; menghafal bahan pelajaran; membaca buku; membuat ringkasan;

    mengerjakan tugas dengan baik dan tepat waktu; memanfaatkan perpustakaan.

    Adapun kiat belajar di sekolah diantaranya masuk kelas tepat waktu;

    memperhatikan penjelasan guru; menghubungkan pelajaran yang sedang diterima

    dengan bahan yang sudah dikuasai; mencatat hal-hal yang dianggap penting; aktif

    dan kreatif dalam kerja kelompok; bertanya mengenai hal-hal yang belum

    dimengerti; menggunakan waktu istirahat dengan sebaik-baiknya; membentuk

    kelompok belajar; memanfaatkan perpustakaan sekolah.

    Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat dikatakan bahwa komponen-

    komponen yang membentuk kebiasaan belajar yang baik yaitu :

    1. Kesadaran untuk belajar, dalam hal pengaturan waktu belajar, memahami

    pelajaran, menggunakan perpustakaan, mengulang bahan pelajaran, membaca,

    membuat catatan, belajar dengan metode yang praktis, dan menyelesaikan tugas

    tepat waktu.

    2. Disiplin, dalam hal melaksanakan jadwal dan ketepatan waktu dalam segala hal

    yang berkaitan dengan belajar.

  • 26

    3. Siswa melibatkan dirinya dalam belajar dengan maksimal. Keterlibatan dirinya

    ini mencakup konsentrasi belajar dan aktif dalam belajar.

    4. Memanfaatkan waktu jeda belajar untuk istirahat sebaik-baiknya dengan tujuan

    merilekskan otak.

    2.7 Penelitian yang Relevan

    1. Sutinah (2002), hasil penelitiannya menyatakan bahwa kebiasaan belajar

    mempunyai pengaruh yang cukup terhadap hasil belajar yang dicapai siswa.

    2. Asih (2002), hasil penelitiannya menyatakan bahwa motivasi belajar

    berpengaruh kepada hasil belajar.

    3. Aini (2001), hasil penelitiannya menyatakan bahwa terdapat hubungan positif

    yang signifikan antara sikap dan kebiasaan belajar matematika dengan

    prestasi belajar matematika.

    4. Maryani (2004), hasil penelitiannya menyatakan bahwa terdapat pengaruh

    yang positif dan signifikan antara motivasi berprestai dan kebiasaan belajar

    terhadap prestasi belajar.

    2.8 Hipotesis Penelitian

    Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

    1. HoT : Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecerdasan dengan

    prestasi belajar matematika siswa semester 1 kelas XI IPA A SMA Negeri

    6 kota Bengkulu.

  • 27

    H1T : Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecerdasan dengan

    prestasi belajar matematika siswa semester 1 kelas XI IPA A SMA Negeri

    6 kota Bengkulu.

    2. HoM : Tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan

    prestasi belajar matematika siswa semester 1 kelas XI IPA A SMA Negeri

    6 kota Bengkulu.

    H1M : Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan

    prestasi belajar matematika siswa semester 1 kelas XI IPA A SMA Negeri

    6 kota Bengkulu.

    3. HoK : Tidak ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan belajar matematika

    dengan prestasi belajar matematika siswa semester 1 kelas XI IPA A SMA

    Negeri 6 kota Bengkulu.

    H1K : Terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan belajar matematika

    dengan prestasi belajar matematika siswa semester 1 kelas XI IPA A SMA

    Negeri 6 kota Bengkulu.

    4. HoB : Tidak ada hubungan yang antara tingkat kecerdasan, motivasi berprestasi,

    kebiasaan belajar matematika dengan prestasi belajar matematika siswa

    semester 1 kelas XI IPA A SMA Negeri 6 kota Bengkulu.

    H1B : Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecerdasan, motivasi

    berprestasi, kebiasaan belajar matematika dengan prestasi belajar

    matematika siswa semester 1 kelas XI IPA A SMA Negeri 6 kota Bengkulu.

  • 28

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Metode dan Jenis Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode Ex Post Fakto

    dan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelatif. Penelitian dilakukan

    untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian melihat kebelakang

    melalui data-data untuk menemukan faktor-faktor yang mendahului atau

    menentukan sebab-sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti. Penelitian ini

    diarahkan untuk menguji hubungan antara tiga variabel yaitu tingkat kecerdasan

    (X1), motivasi berprestasi (X2), kebiasaan belajar matematika (X3) dengan prestasi

    belajar matematika siswa (Y).

    3.2 Populasi dan Sampel

    Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA A SMA Negeri 6

    kota Bengkulu. Karena jumlah anggota populasi kurang dari 100 maka sampel

    adalah seluruh anggota populasi (Arikunto, 1999: 120). Jadi sampel dalam

    penelitian ini adalah kelas XI IPA A.

    3.3 Variabel Penelitian

    Dalam penelitian ini ada tiga variabel bebas yakni tingkat kecerdasan,

    motivasi berprestasi, dan kebiasaan belajar matematika. Adapun variabel terikatnya

    adalah prestasi belajar. Secara skematis digambarkan sebagai berikut :

  • 29

    Gambar 2. Skema Keterkaitan Variabel penelitian

    Dimana : X1 = Tingkat Kecerdasan

    X2 = Motivasi berprestasi

    X3 = Kebiasaan belajar matematika

    Y = Prestasi belajar matematika siswa

    Sesuai dengan tujuan penelitian maka selanjutnya akan dianalisis keterkaitan

    antara X1 dengan Y, X2 dengan Y, X3 dengan Y, dan X1, X2, X3 dengan Y.

    3.4 Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

    dalam mengumpulkan data (Arikunto, 1999: 151). Dalam penelitian ini, peneliti

    menggunakan instrumen yang digunakan adalah dokumentasi dan angket.

    1. Dokumentasi

    Dokumentasi berupa data tentang tingkat kecerdasan siswa angkatan

    2005/2006 dan data nilai ujian blok I dan II matematika siswa kelas XI IPA A

    angkatan 2006/ 2007 semester 1.

    X1

    Y X2

    X3

  • 30

    2. Angket (kuesioner)

    Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

    memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya

    (Arikunto, 1999: 140). Angket ini disusun sedemikian rupa sehingga responden

    bebas untuk mengungkapkan pendapatnya dalam memilih jawaban, sehingga data

    akan terkumpul sesuai dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.

    Jenis angket yang akan digunakan adalah angket tertutup sehingga

    mempermudah responden untuk mengisinya. Angket tersebut diberikan kepada

    sejumlah responden yang telah ditentukan sebelumnya.

    Angket disusun dengan langkah-langkah yang disarankan oleh Sudjana (1989:

    71) :

    a. Pembuatan kisi-kisi berdasarkan variabel yang akan diteliti.

    b. Menyusun pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi yang akan dibuat serta

    melakukan diskusi dan konsultasi dengan pembimbing.

    c. Menggunakan kata-kata yang mudah diteliti oleh semua responden.

    d. Pertanyaan dikemukakan dengan urutan yang baik sesuai dengan

    permasalahan dan tujuan yang telah ditentukan.

    Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan

    reliabel. Oleh karena itu, angket harus diuji kevaliditasannya dan

    kereliabilitasannya terlebih dahulu sebelum digunakan.

  • 31

    a. Validitas

    Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

    atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila

    mampu mengukur apa yang diinginkan. Suatu instrumen dikatakan valid bila ia

    mempunyai validitas tinggi, sebaliknya ia akan dikatakan kurang valid jika

    validitasnya rendah.

    Adapun rumus yang digunakan untuk melakukan uji validitas angket adalah

    Rumus Korelasi product moment dengan angka kasar:

    { }{ }

    =

    222 )()(

    ))((

    YXXN

    YXXYNrxy

    Keterangan :

    rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

    X = skor perolehan butir tes tertentu

    Y = skor total

    N = jumlah siswa

    Angket dikatakan valid jika r tabel r hitung dengan taraf signifikansi 5%

    (Arikunto, 2002).

    b. Realibilitas

    Suatu instrumen harus reliabel artinya cukup dapat dipercaya untuk digunakan

    sebagai pengumpul data. Rumus yang digunakan adalah:

    ( )

    =

    2

    2

    111

    1 t

    b

    k

    kr

    (Arikunto, 1999: 193)

    (Arikunto, 2002: 72)

  • 32

    Keterangan : r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

    K = banyaknya butir pernyataan

    2b = jumlah varians butur

    2

    t = varians total

    Suatu instrumen dikatakan reliabel jika r11 > 0,7 (Arikunto, 2002).

    Tabel 2. Kisi-kisi Angket motivasi berprestasi dan kebiasaan belajar matematika

    siswa

    Pernyataan Variabel Sub variabel Indikator

    Positif Negatif

    1. Kesehatan 1, 2

    2. Penghargaan dalam

    bentuk fisik

    3, 4, 5

    3. Sarana belajar 6, 7

    1. Kebutuhan

    fisiologis

    4. Cuaca 8 9

    1. Iklim kelas 10, 11 2. Kebutuhan

    Akan Rasa

    Aman 2. Konsekuensi akibat

    diadakannya ujian dan

    pemberian tugas yang

    menantang.

    12, 13, 14,

    15, 16

    1. Kasih sayang 17, 19 18

    2. Solidaritas 20

    3. Kebutuhan

    Sosial

    3. Rasa saling

    membutuhkan

    21

    1. Merasa di terima atau

    dihargai.

    22 23

    2. Yakin akan berhasil 24, 25

    4. Kebutuhan

    akan harga

    diri

    3. Perhatian dan penilaian

    dari orang lain

    26, 28 27

    1. Berusaha untuk Unggul 29, 30, 31,

    32

    2. Bersaing 33

    3. Mengambil resiko yang

    moderat

    34, 35

    4. Bertanggung jawab 36, 37

    Motivasi

    Berprestasi

    5. Kebutuhan

    Mengaktualis

    asikan diri

    5. Kepuasan 39, 40, 41,

    42

    38

  • 33

    6. Pemahaman 43

    7.Umpan balik

    44, 45, 46

    1. Mengatur waktu 1, 2, 3

    2. Memahami pelajaran 4, 5, 6, 7,

    8, 9, 10

    3. Menggunakan

    perpustakaan

    11, 12

    4. Mengulang bahan

    pelajaran

    13, 14

    5. Membaca 15, 16, 17,

    18, 20

    19

    6. Membuat catatan 21, 22, 23 24, 25

    7. Memilih metode praktis 26, 27, 28,

    30, 31

    29

    1. Kesadaran

    8. Menyelesaikan tugas 32, 34, 35 33

    1. Melaksanaan jadwal 37 36 2. Disiplin

    2. Ketepatan waktu 39, 40 38

    1. Konsentrasi belajar 41, 42, 43 44, 45 3. Keterlibatan

    Diri 2. Keaktifan belajar 47, 48 46

    1. Istirahat 49, 50, 52 51

    Kebiasaan

    Belajar

    4. Pemanfaatan

    Waktu Jeda

    Belajar 2. Rekreasi 53 54

    Kategori penskoran untuk alternatif jawaban angket motivasi berprestasi dan

    kebiasaan belajar matematika siswa diadopsi dari skala Likert yaitu sebagai berikut:

    Tabel 3: Skor alternatif jawaban angket

    Alternatif jawaban

    Pernyataan Selalu Sering Jarang

    Tidak

    pernah

    Positif 4 3 2 1

    Negatif 1 2 3 4

  • 34

    3.5 Teknik Pengumpulan Data

    Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah

    teknik pengisisan angket dan dokumentasi.

    1. Angket

    Angket digunakan untuk mengumpulkan data-data dari variabel bebas yaitu

    motivasi berprestasi dan kebiasaan belajar matematika pada siswa yang menjadi

    sampel. Angket-angket tersebut diisi oleh setiap responden pada waktu dan tempat

    yang sama. Data-data yang diperoleh dari pengisian angket ini merupakan data

    primer.

    2. Dokumentasi

    Sedangkan dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang

    variabel bebas yaitu data mengenai tingkat kecerdasan siswa, dan variabel terikat

    yaitu prestasi siswa yang berupa rata-rata dari nilai ujian blok I dan ujian blok II

    matematika siswa yang menjadi sampel pada semester 1. Dokumentasi tentang

    tingkat kecerdasan siswa diperoleh dari pihak Bimbingan dan Penyuluhan Sekolah,

    sedangkan data mengenai prestasi siswa diperoleh dari guru matematika. Data-data

    yang diperoleh dari dokumentasi ini merupakan data sekunder.

    3.6 Teknik Analisis Data

    Data yang terkumpul di dalam penelitian merupakan data yang harus diolah

    secara teliti, cermat dan sistematis. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan

    teknik analisis deskriptif.

  • 35

    Langkah-langkah yang akan ditempuh didalam analisa data adalah sebagai

    berikut:

    1. Seleksi data

    Pada langkah ini dilakukan pemeriksaan atau pengecekan seluruh data yang

    terkumpul, dengan maksud apakah data sudah lengkap dan memenuhi syarat untuk

    diolah atau belum sesuai dengan yang dikehendaki.

    2. Tabulasi data

    Tabulasi data bertujuan untuk menyusun data yang sudah diseleksi dalam bentuk

    tabel.

    3. Membuat kategori data

    Data tingkat kecerdasan siswa diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi IQ menurut

    Harriman. Data-data motivasi berprestasi siswa dan data prestasi dikategorikan

    menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang, rendah dengan acuan kurva normal dari

    masing-masing data dengan kriteria sebagai berikut:

    + MX tinggi

    +

  • 36

    MX kurang baik

    Persentase item dihitung dengan rumus %100xn

    fP =

    Dengan : P = persentase item yang dicari

    f = skor total

    n = skor total

    Klasifikasi item: < 37.5% sangat rendah

    37.6% 54.5% rendah

    54.6% 71.5% cukup

    71.6% 88.5% tinggi

    > 88.6% sangat tinggi

    (Sudjana dalam Saeckhoni, 2005: 38)

    4. Analisis Data

    Sebelum melakukan analisis data maka perlu dilakukan terlebih dahulu pengujian

    prasyarat analisis. Setelah itu akan dilanjutkan analisis data dengan melakukan

    pengujian hipotesis.

    a. Pengujian Prasyarat Analisis

    Pengujian prasyarat analisis ini terdiri dari uji normalitas dan uji

    homogenitas.

  • 37

    Uji normalitas untuk masing-masing variabel dilakukan dengan

    metode liliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut :

    1. Penggunaan x1, x2, x3, , xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, Z3, , Zn

    dengan menggunakan rumus S

    xxZ ii

    = , dengan x adalah rata-rata dan

    S adalah simpangan baku.

    2. Untuk tiap bilangan baku digunakan daftar distribusi normal baku

    dengan peluang-peluang F(Zi) = P(ZZi).

    3. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, Z3, , Zn yang lebih kecil atau

    samadengan Zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Zi), maka

    S(Zi)n

    ZZZBanyaknyaZ n,...,,, 321=

    4. Hitung selisih F(Zi) S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

    5. Ambil harga mutlak yang paling besar diantara harga-harga mutlak

    selisih tersebut.

    6. Untuk menerima atau menolak H0, kita bandingkan Lhitung dengan nilai

    Ltabel. Kriteria tolak H0 jika Lo < Ltabel.

    (Sudjana, 1996: 273)

    Uji homogenitas dilakukan dengan uji F yaitu :

    kecilVariansTer

    besarVariansTerF hitung =

    (Ridwan, 2003: 186)

  • 38

    Data dikatakan homogen bila Fhitung < Ftabel dengan dbpembilang = n 1

    (untuk varians terbesar) dan dbpenyebut = n 1 (untuk varians terkecil), serta

    taraf kesalahan 1%.

    b. Pengujian Hipotesis

    Hipotesis 1, 2 dan 3 diuji dengan analisis regresi linear sederhana

    beserta korelasinya.

    Persamaan regresi linear sederhana :

    bXaY +=

    (Sudjana, 2002: 6)

    dengan: ( )( ) ( )( )

    ( )

    =

    22

    2

    XXn

    XYXXYa

    ( )( )( )

    =

    22 XXn

    YXXYnb (Sudjana, 2002: 8)

    Uji kelinieran dan keberartian regresi dapat dilakukan dengan

    menggunakan analisis varians (ANAVA) regresi linear sederhana berikut:

    Tabel 4: Daftar analisis Varians (ANAVA)Regresi Linear Sederhana

    Sumber variasi dk JK KT F

    Total N 2Y 2Y

    Koefisien (a)

    Regresi (bSa)

    Sisa

    1

    1

    n-2

    JK(a)

    JK(bSa)

    JK(S)

    JK(a)

    KTbSa=Jk(bSa)

    KTS=JK(S)/n-2

    KTbIa / KTS

    Signifikansi

  • 39

    Tuna cocok

    Galat

    k-2

    n-k

    JK(TC)

    JK(G)

    KTTC =jk(TC)/(k-2)

    KTG =JK(G)/(n-k)

    KTTC / KTG

    Linieritas

    Sumber: (Sudjana, 2002: 19)

    Dengan taraf kesalahan 1%, kriteria pengujian adalah tolak H0 jika

    Fhitung > Ftabel.

    Untuk mengetahui kontribusi sumbangan variabel bebas terhadap

    terjadinya variabel terikat, maka akan dicari koefisien korelasi (rxy) dengan

    rumus produk momen :

    { }{ }

    =

    222 )()(

    ))((

    YXXN

    YXXYNrxy (Sudjana, 2002: 42)

    Koefisien determinasi adalah r2 dan penafsirannya dinyatakan dalam

    persen menunjukkan besarnya kontribusi dari variabel bebas.

    Untuk menguji keberartian koefisien korelasi maka dilakukan uji t

    dengan rumus :

    21

    2

    r

    nrt

    = (Sudjana, 2002: 62)

    Dengan taraf kesalahan 1% dan dk = n-2, maka tolak H0 jika t > ttabel.

    Hipotesis 4 akan diuji dengan korelasi dan regresi linear berganda.

    Regresi linear berganda bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel-

    variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Adapun

    persamaan regresinya adalah :

  • 40

    3322110 XbXbXbbY +++=

    (Sudjana, 2002: 69)

    Untuk menguji keberartian regresi linear ganda ini dilakukan denagn

    menggunakan analisis varians seperti yang disajikan dalam tabel berikut:

    Tabel 5: Daftar ANAVA untuk Regresi Linier Ganda

    Sumber

    varian

    Derajat

    bebas

    Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat tengah

    (KT)

    Fhitung

    Regresi K ++= yxbyxbJK kR 211 ... k

    JKKT RR =

    S

    R

    KT

    KT

    Sisa n-k-1 RTS JKJKJK =

    1=

    kn

    JKKT SS

    Total n-1 = 2yJKT

    Sumber : (Sudjana, 2002: 93)

    Kriteria pengujian adalah tolak H0 jika Fhitung > Ftabel dengan taraf kesalahan

    1%.

    Adapun korelasi gandanya dapat diketahui dengan rumus :

    ++=

    2

    332211

    123.y

    yxbyxbyxbry

    Sehingga koefisien determinasinya adalah R2 = ry.123

    2 atau

    =

    2

    2

    y

    JKR R

    (Sudjana, 2002: 107)

    Untuk menguji keberartian koefisien korelasi ganda maka dilakukan uji F

    dengan rumus:

    )1/()1(

    /2

    2

    =

    knR

    kRF (Sudjana, 2002: 108)

    Kriteria pengujian adalah tolak H0 jika Fhitung > Ftabel.

  • 41

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1. Uji Instrumen Penelitian

    Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas yaitu tingkat kecerdasan,

    motivasi berprestasi, dan kebiasaan belajar matematika serta satu variabel terikat

    yaitu prestasi belajar matematika. Variabel X1 (tingkat kecerdasan) diambil dari

    dokumentasi IQ siswa SMAN 6 kota Bengkulu. Uji coba instrumen penelitian ini

    dilakukan di salah satu kelas yang setara dengan sampel penelitian yaitu kelas XI

    IPA C SMAN 6 kota Bengkulu dengan jumlah siswa 41 orang. Instrumen pada

    penelitian yang diuji cobakan adalah berupa angket motivasi berprestasi yang

    terdiri dari 46 item pernyataan dan angket kebiasaan belajar matematika yang

    terdiri dari 54 item pernyataan.

    4.1.1. Hasil Uji Coba Angket Motivasi Berprestasi Siswa Kelas XI IPA SMAN 6

    Kota Bengkulu

    Berdasarkan hasil uji coba angket dan perhitungan validitas serta

    reliabilitas item pernyataan angket (lampiran 5) diperoleh 37 item yang valid

    dan dapat digunakan serta 9 item yang tidak valid dan tidak dapat digunakan.

    a. Validitas

    Suatu butir soal atau item pernyataan dikatakan valid jika nilai koefisien

    korelasi antara variabel XY (rxy) lebih besar dari pada korelasi product moment

    pada tabel dengan n = 41 pada taraf kesalahan 5%.

    rxy > rtabel rxy > 0.308

  • 42

    Dari hasil perhitungan didapat beberapa item pernyataan yang tidak

    valid yaitu item nomor 1, 2, 4, 5, 13, 15, 23, 31, dan 39.

    Hasil perhitungan validitas menunjukkan bahwa terdapat satu indikator

    yaitu kesehatan pada sub variabel kebutuhan fisiologis dalam kisi-kisi angket

    yang telah dibuat tidak terwakili oleh item-item pernyataan dalam angket uji

    coba yaitu item nomor 1 dan 2. Karena indikator tersebut tidak terwakili, maka

    item-item tersebut direvisi menjadi 3 item kemudian diujikan lagi pada 11

    responden. Dari hasil pengujian tersebut diperoleh ketiga item pengganti valid

    dan dapat digunakan, dengan validitas masing-masing 0.892, 0.944, 0.64.

    Sedangkan item nomor 4, 5, 13, 15, 23, 31, dan 39 tidak digunakan.

    b. Reliabilitas

    Angket dinyatakan reliabel jika r11 hitung 0.700. Dari hasil

    perhitungan diperoleh nilai r11 hitung = 0.8966. Ini menunjukkan bahwa angket uji

    coba motivasi berprestasi tergolong sangat reliabel sehingga dapat digunakan

    untuk pengambilan data penelitian. Untuk item pengganti dari item nomor 1 dan

    2 memiliki reliabilitas yang tinggi yaitu 0.633.

    4.1.2. Hasil Uji Coba Angket Kebiasaan Belajar Matematika Siswa Kelas XI IPA

    SMAN 6 Kota Bengkulu

    Berdasarkan hasil uji coba angket dan perhitungan validitas serta

    reliabilitas item pernyataan angket (lampiran 7 dan 8) diperoleh 35 item yang

  • 43

    valid dan dapat digunkan serta 17 item yang tidak valid dan tidak dapat

    digunakan.

    a. Validitas

    Item pernyataan dikatakan valid jika nilai koefisien korelasi antara

    variabel XY (rxy) lebih besar dari pada korelasi product moment pada tabel

    dengan n = 41 pada taraf kesalahan 5%.

    rxy > rtabel

    rxy > 0.308

    Dari hasil perhitungan didapat beberapa item pernyataan yang tidak

    valid yaitu item nomor 11, 14, 25, 30, 31, 33, 34, 43, 44, 46, 48, , 54.

    Item nomor 49 sampai 54 merupakan item yang mewakili sub variabel

    pemanfaatan waktu jeda belajar. Karena item-item tersebut tidak ada yang valid

    maka tidak ada item-item yang dapat mewakili sub variabel tersebut. Sehingga

    peneliti kembali melakukan revisi terhadap item-item itu kemudian diujikan

    lagi kepada 11 responden yang sama dengan pengujian revisi item angket

    motivasi berprestasi. Dari 8 item revisi yang telah diujikan, hasil perhitungan

    validitas menunjukkan 5 item yang valid dan 3 item yang tidak valid.

    b. Reliabilitas

    Angket dinyatakan reliabel jika r11 hitung 0.700. Dari hasil perhitungan

    diperoleh nilai r11 hitung = 0.8936. Ini menunjukkan bahwa angket uji coba

  • 44

    motivasi berprestasi tergolong sangat reliabel sehingga dapat digunakan untuk

    pengambilan data penelitian. Item pengganti memiliki reliabilitas yang tinggi

    yaitu 0.633 sehingga dapat juga digunakan untuk pengambilan data.

    4.2. Deskripsi Data

    Deskripsi data penelitian dimaksudkan untuk memperoleh gambaran

    umum mengenai penyebaran data atau distribusi data berupa tabel distribusi

    frekuensi dan grafik dalam bentuk histogram.

    4.2.1. Deskripsi Objek Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 6 Kota Bengkulu dari tanggal

    10 agustus sampai dengan 10 september 2006. SMAN 6 Kota Bengkulu

    terletak di Jl. Pratu Aidit No. 23 Bajak. Penelitian ini dilakukan pada kelas

    XI IPA A dengan jumlah siswa 40 siswa.

    4.2.2. Data Hasil Penelitian

    a. Data Prestasi Siswa Semester 1 Kelas XI IPA A SMAN 6 Kota

    Bengkulu

    Data prestasi belajar matematika siswa diambil berdasarkan rata-rata

    nilai ujian blok I (31 agustus 2006) dan II (17 oktober 2006) bagi

    masing-masing siswa pada semester 1 (lampiran 14). Berdasarkan nilai-

    nilai ujian blok tersebut, nilai tertinggi siswa adalah 100, nilai terendah

    adalah 50, nilai rata-rata 80.775, rentang 50 merupakan selisih dari nilai

    tertinggi dan nilai terendah siswa, dan simpangan baku 15.9321.

  • 45

    Tabel 6. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Matematika Siswa

    Semester 1 Kelas XI IPA A SMAN 6 Kota Bengkulu.

    Interval Frekuensi Persentase

    50 - 57 4 10%

    58 65 6 15%

    66 73 2 5%

    74 81 6 15%

    82 89 4 10%

    90 97 13 32.5%

    98 -100 5 12.5%

    Jumlah 40 100%

    Gambar 3. Histogram Prestasi Belajar matematika Siswa

    Siswa yang memperoleh nilai di atas 96,7071 dikategorikan

    berprestasi tinggi ada 5 siswa. Siswa yang memperoleh nilai di bawah

    64,8429 dikategorikan sebagai siswa yang berprestasi rendah ada 10

    siswa. Dan siswa yang memperoleh nilai di antara 96,7071 dan 64,8429

    dikategorikan sebagai siswa berprestasi sedang ada 25 siswa. Jadi secara

    umum siswa memiliki tingkat prestasi yang sedang.

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    Fre

    ku

    en

    si

    Interval

    50 - 57

    58 65

    66 73

    74 81

    82 89

    90 97

    98 -100

  • 46

    b. Data Tingkat Kecerdasan (IQ) Siswa Kelas XI IPA A SMAN 6 Kota

    Bengkulu

    Data tingkat kecerdasan (IQ) siswa diambil dari dokumentasi hasil

    tes IQ siswa SMAN 6 Kota Bengkulu (lampiran 14). Data ini diperoleh

    dari siswa secara langsung.

    Tabel 7. Persentase (%) Tingkat Kecerdasan Siswa Kelas

    XI IPA A SMAN 6 Kota Bengkulu.

    Very Superior Superior Bright Normal Average

    F % F % F % F %

    8 20 9 22.5 6 15 17 42.5

    Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa tingkat kecerdasan siswa

    secara umum berada pada kategori average (rata-rata).

    Berdasarkan hasil penelitian tentang kecerdasan siswa kelas

    XI IPA A SMAN 6 Kota Bengkulu diperoleh skor tertinggi 135, skor

    terendah 99, dengan rentang 36, dan simpangan baku 13,0175.

  • 47

    Tabel 8. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecerdasan Siswa Kelas

    XI IPA A SMAN 6 Kota Bengkulu.

    Interval Frekuensi Persentase

    99 104 12 30 %

    105 110 5 12.5 %

    111 116 3 7.5 %

    117 122 6 15 %

    123 - 128 5 12.5 %

    129 134 7 17.5 %

    135 2 5 %

    Jumlah 40 100 %

    Gambar 4. Histogram Tingkat Kecerdasan (IQ) Siswa.

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    Fre

    ku

    en

    si

    Interval

    99 104

    105 110

    111 116

    117 122

    123 - 128

    129 134

    135

  • 48

    c. Data Motivasi Berprestasi Siswa Kelas XI IPA A SMAN 6 Kota

    Bengkulu

    Skor variabel ini diperoleh dari hasil angket yang diisi oleh siswa

    yang berjumlah 40 orang (lampiran 12). Skor tertinggi 155 dan skor

    terendah 94 dengan rata-rata 132,8 dan simpangan baku 18,4129.

    Penyebaran data angket yang menunjukkan motivasi berprestasi siswa

    disusun dalam tabel distribusi frekuensi berikut :

    Tabel 9. Distribusi Frekuensi Motivasi Berprestasi Siswa kelas XI IPA

    A SMAN 6 Kota Bengkulu.

    Interval Frekuensi Persentase

    94 103 4 10%

    104 113 6 15%

    114 123 1 2.5%

    124 133 4 10%

    134 143 7 17.5%

    144 153 17 42.5%

    153 155 1 2.5%

    Jumlah 40 100%

    Gambar 5. Histogram Motivasi Berprestasi Siswa

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

    18

    Fre

    ku

    en

    si

    Interval

    94 103

    104 113

    114 123

    124 133

    134 143

    144 153

    153 155

  • 49

    Berdasarkan hasil analisa data motivasi berprestasi matematika

    siswa kelas XI IPA A SMAN 6 Kota Bengkulu, motivasi berprestasi

    siswa dikategorikan menjadi tiga golongan yaitu tinggi, sedang, dan

    rendah. Jumlah siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi

    ( + MX ) yaitu skor lebih dari atau sama dengan 151,213 ada 2

    siswa. Siswa yang motivasi berprestasinya berada pada kategori sedang

    ( +

  • 50

    d. Data Kebiasaan Belajar Matematika Siswa Kelas XI IPA A SMAN

    6 Kota Bengkulu

    Skor variabel ini diperoleh dari hasil angket yang diisi oleh sampel

    yaitu 40 orang siswa (lampiran 13). Skor tertinggi 156 dan skor terendah

    96 dengan rata-rata 135,875 dan simpangan baku 18,5613. Penyebaran

    data angket yang menunjukkan kebiasaan belajar matematika siswa

    disusun dalam tabel distribusi frekuensi berikut :

    Tabel 11. Distribusi Frekuensi Kebiasaan Belajar Matematika Siswa

    kelas XI IPA A SMAN 6 Kota Bengkulu.

    Interval Frekuensi Persentase

    96 105 6 15 %

    106 115 0 0

    116 125 5 12.5 %

    126 135 4 10 %

    136 145 10 25 %

    146 155 14 35 %

    156 1 2.5 %

    Jumlah 40 100 %

    Gambar 6. Histogram Kebiasaan Belajar Matematika Siswa

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    Fre

    ku

    en

    si

    Interval

    96 105

    106 115

    116 125

    126 135

    136 145

    146 155

    156

  • 51

    Berdasarkan hasil analisa data, kebiasaan belajar matematika siswa

    dikategorikan menjadi baik, cukup baik, dan kurang baik. Siswa yang

    memiliki kebiasaan belajar matematika baik yaitu skor angket lebih dari

    atau sama dengan 154,436 ada 4 siswa. Siswa yang memiliki kebiasaan

    belajar matematika cukup baik yaitu skor angket antara 154,436 dan

    117,313 ada 29 siswa. Dan siswa yang memiliki kebi