skripsi · web viewperan kredit bank perkreditan rakyat bagi pendapatan usaha kecil (studi kasus...
TRANSCRIPT
1
PERAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT
BAGI PENDAPATAN USAHA KECIL
(Studi Kasus Pada PD. BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto)
SKRIPSI
Oleh :
Anik Yunitasari
NIM. 16. 01. 0035
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SWASTAMANDIRI
SURAKARTA
2020
PERAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT
2
BAGI PENDAPATAN USAHA KECIL
(Studi Kasus Pada PD. BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto)
Skripsi
Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Swastamandiri Surakarta
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Strata
Satu (S1) Program Studi Akuntansi
Oleh :
Anik Yunitasari
NIM. 16. 01. 0035
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SWASTAMANDIRI
SURAKARTA
2020SKRIPSI
PERAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT BAGI PENDAPATAN USAHA KECIL
(Studi Kasus Pada PD. BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto)
ii
3
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Anik Yunitasari
Nim : 16.01.0035
Judul Skripsi : PERAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT BAGI
PENDAPATAN USAHA KECIL (Studi Kasus Pada PD. BPR
BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto)
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya serahkan ini benar –
benar merupakan hasil karya saya sendiri, kecuali kutipan – kutipan dan ringkasan
– ringkasan yang semuanya telah saya jelaskan sumbernya. Apabila dikemudian
hari terbukti / dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, maka gelar dan ijazah
yang diberikan oleh STIE Swastamandiri batal saya terima.
Surakarta, 4 Juli 2020
Yang Membuat pernyataan
materai 6000
Anik Yunitasari
NIM : 16. 01. 0035
SKRIPSI
PERAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT BAGI PENDAPATAN USAHA KECIL
(Studi Kasus Pada PD. BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto)
iviii
4
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
SWASTAMANDIRI
Dengan ini saya menyatakan bahwa, Skripsi dengan judul :
PERAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT BAGI PENDAPATAN USAHA KECIL
(Studi Kasus Pada PD. BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto)
Oleh :
Anik Yunitasari
NIM. 16. 01. 0035
Telah saya baca dengan seksama dan telah dinyatakan memenuhi standar ilmiah, baik jangkauannya maupun kualitasnya, sebagai skripsi jenjang pendidikan sarjana (S1)
Pembimbing :
Tulus Prijanto, SE, MH
Tugas akhir ini telah diserahkan kepada Program Sarjana Jurusan Akuntansi STIE Swastamandiri dan telah diterima sebagai syarat memenuhi jenjang pendidikan sarjana (S1)
Surakarta, 4 Juli 2020Ketua Program Studi Akuntansi
Yuni Pristiwati NW., SE., MSi
5
v
6
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kami persembahkan kepada :
1. Kedua orangtua
2. Keluarga yang saya cintai,
3. Kepada rekan-rekan mahasiswa seangkatan yang telah memberikan
dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini
4. Almamater
vi
7
HALAMAN MOTTO
“Jika Anda tidak mendapatkan apa yang Anda inginkan, Anda menderita; Jika
Anda mendapatkan apa yang tidak Anda inginkan, Anda menderita; Bahkan
ketika Anda mendapatkan apa yang Anda inginkan, Anda masih menderita karena
Anda tidak dapat mempertahankannya selamanya. Pikiran Anda adalah keadaan
sulit Anda. Ia ingin bebas dari perubahan. Bebas dari rasa sakit, terbebas dari
kewajiban hidup dan mati. Tapi perubahan adalah hukum dan tidak ada
kebohongan yang akan mengubah kenyataan itu.”
(Socrates)
“Menjadi sibuk tidak selalu berarti benar-benar bekerja. Tujuan dari semua
pekerjaan adalah memproduksi atau mencapai sesuatu dan pada akhirnya hal
tersebut harus dipikirkan mengenai sistem, perencanaan, kecerdasan dan tujuan
yang jujur yang sebanding dengan keringat.”
(Thomas Edison)
“Saya pikir pengalaman akan mengajarkan kombinasi liberalisme dan
konservatisme. Kita harus progresif dan pada saat bersamaan kita harus
mempertahankan nilai. Kita harus berpegang pada masa lalu saat kita
menjelajahi masa depan.”
(Oliver Stone)
vii
8
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah dan rahmat-
Nya, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul dari
skripsi ini adalah “Peran Kredit Bank Perkreditan Rakyat Bagi Pendapatan
Usaha Kecil (Studi Kasus Pada PD. BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang
Jatiroto)”.
Penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat penulis laksanakan dengan baik
tanpa bantuan dari berbagai pihak yang terkait. Untuk itu penulis ingin
mengucapkan banyak terima kasih secara khusus kepada beberapa pihak tertentu :
1. Bapak Amru Sukmajati, SP., MM.. selaku Ketua STIE Swastamandiri
Surakarta
2. Ibu Yuni Pristiwati Noer W., SE., Msi, selaku Ketua Program Studi
Akuntansi.
3. Bapak. Tulus Prijanto, SE., M.H,. selaku Dosen Pembimbing, yang telah
memberikan waktu dan perhatiannya dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak dr. Setyarini, M.Kes,. selaku Pimpinan Cabang PD. BPR BKK
Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto, yang telah membantu dan memberikan
waktu dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Akuntansi, yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya
selama penulis menyelesaikan studi di STIE Swastamandiri Surakarta
6. Teman-teman sekelas Angkatan 2016, yang telah melewatkan waktu bersama
selama masa studi.
Penulis sadar masih banyak sekali kekurangan dari skripsi ini, dan penulis
terbuka terhadap segala saran dan kritik yang membangun. Akhir kata penulis
mempersembahkan skripsi ini dengan segala kelebihan dan kekurangannya,
semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, amin.
Wonogiri, 4 Juli 2020
Penulis
viii
9
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ......................................................................................................i
Halaman Judul ........................................................................................................ii
Halaman Pengesahan..............................................................................................iii
Halaman Pernyataan Keaslian, bermaterai.............................................................iv
Halaman Persetujuan................................................................................................v
Halaman Persembahan............................................................................................vi
Halaman Motto......................................................................................................vii
Kata Pengantar......................................................................................................viii
Daftar Isi ................................................................................................................ix
Daftar Gambar ...................................................................................................xi
Daftar Tabel ........................................................................................................xii
Daftar Lampiran ..............................................................................................xiii
Abstrak (Inggris dan Indonesia)............................................................................xiv
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................1
2.1 Rumusan Masalah...........................................................................2
3.1 Tujuan Penelitihan..........................................................................3
4.1 Manfaat Penelitihan........................................................................3
5.1 Sistematika Penulisan Skripsi.........................................................3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................5
2.1 Landasan Teori ..............................................................................5
2.1.1 Definisi Bank.......................................................................5
2.1.2 Jenis - Jenis Bank.................................................................7
2.1.3 Definisi Bank Perkreditan Rakyat (BPR).........................8
2.1.4 Pengertian Pendapatan.........................................................9
2.1.5 Pengertian Kredit...............................................................11
2.1.6 Prinsip Pemberian Kredit...................................................13
ix
10
2.1.7 Unsur - Unsur Kredit .........................................................15
2.1.8 Fungsi Kredit .....................................................................18
2.1.9 Usaha Kecil .......................................................................20
2.2. Penelitian Terdahulu....................................................................23
2.3. Kerangka Berpikir........................................................................25
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN..........................................................26
3.1 Metode Penelitian ........................................................................26
3.2 Lokasi Penelitian...........................................................................27
3.3 Subyek dan Obyek Penelitian .....................................................27
3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data..............................27
3.4.1 Sumber Data .......................................................................27
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data .................................................27
3.5 Instrumen Penelitian ....................................................................29
3.6 Teknik Analisis Data ...................................................................30
3.7 Pengujian Kredibilitas Data ........................................................32
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................34
4.1. Deskripsi Singkat Obyek Penelitian ............................................34
4.2. Visi dan Misi................................................................................35
4.2.1 Visi .....................................................................................35
4.2.2 Misi ....................................................................................35
4.3 Hasil Peneliitian ..........................................................................36
4.4 Pembahasan..................................................................................39
BAB V. PENUTUP...........................................................................................41
5.1. Kesimpulan.................................................................................41
5.2. Saran............................................................................................41
5.3. Keterbatasan Penulisan...............................................................41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
11
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir...................................................................25
Gambar 3.1 Bagan Teknik Pengumpulan Data.....................................................28
Gambar 3.2 Skema Analisis Penelitian..................................................................31
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PD BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto....35
xi
12
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu................................................................................23
Table 4.1 Keuntungan Rata-rata Per-Bulan Responden Sebelum dan Setelah
Menerima Kredit di PD BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang
Jatiroto ....................................................................................................36
Tabel 4.2 Peningkatan Pendapatan Responden Berdasarkan Kelompok
Plafond Kredit ........................................................................................38
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pemanfaatan Kredit Modal Usaha. . .39
xii
13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Pertanyaan
Lampiran 2 Laporan Keuangan PD BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang
Jatiroto
Lampiran 3 Blangko Konsultasi Skripsi
Lampiran 4 Hasil Wawancara
xiii
14
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran kredit Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bagi Pendapatan Usaha Kecil. Penelitian dilaksanakan di PD. BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Objek penelitian ini adalah Kredit yang diambil pengusaha kecil pada PD Bank Perkreditan Rakyat (BPR) BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu trianggulasi atau gabungan dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik : (1) Reduksi data, (2) Data Dispaly, (3) Kesimpulan.
Hasil dari analisis data menunjukan bahwa peran kredit PD Bank Perkreditan Rakyat (BPR) BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto, sangat diperlukan untuk peningkatan pendapatan bagi usaha kecil diwilayah Kecamatan Jatiroto dan sekitarnya.
Kata Kunci : Peran Kredit, Bank Perkreditan Rakyat, Pendapatan, Usaha Kecil.
xiv
15
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the role of credit Bank Perkreditan Rakyat for Small Business Revenues. The study was conducted in PD. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) BKK Wonogiri Jatiroto Branch Office. This type of research is descriptive qualitative.
The object of this study is the credit taken by small entrepreneurs in PD Bank Perkreditan Rakyat (BPR) BKK Wonogiri Jatiroto Branch Office. Data collection techniques used are triangulation or a combination of observation, interviews and documentation. Data were analyzed by techniques: (1) Data reduction, (2) Data Dispaly, (3) Conclusions.
The results of data analysis show that the role of credit at PD Bank Perkreditan Rakyat (BPR) BKK Wonogiri Jatiroto Branch Office, is very necessary to increase income for small business in the Jatiroto Sub-district and surrounding areas.
Keywords : The role of credit , Bank Perkreditan Rakyat, income, small businesses.
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sektor usaha kecil memiliki peran yang cukup besar dalam
pengembangan perekonomian nasional. Sektor ini banyak menyerap tenaga
kerja, dan meningkatkan penghasilan masyarakat. Sektor usaha kecil juga
merupakan penghasil barang dan jasa kebutuhan masyarakat dengan harga
yang terjangkau, dan juga merupakan sumber devisa negara yang potensial.
Namun keberadaan usaha kecil tidak terlepas dari beberapa
permasalahan. Permasalahan utama yang dihadapi oleh usaha kecil adalah
persoalan permodalan dan sulitnya akses terhadap sumber-sumber
pembiayaan dari lembaga keuangan formal khususnya perbankan, dan
kecilnya kesempatan mendapat peluang usaha. Selain itu juga ada masalah
produksi, pemasaran, dan teknologi. Sulitnya akses usaha kecil terhadap
lembaga keuangan formal ini disebabkan karena proses di perbankan dirasa
terlalu rumit dan persyaratan yang disyaratkan sukar untuk dipenuhi oleh
usaha kecil.
Banyak juga pengusaha kecil yang merasa keberatan dengan
jaminan/agunan yang disyaratkan oleh lembaga keuangan formal untuk
mengambil kredit. Keadaan ini menyebabkan usaha kecil kesulitan untuk
memperoleh bantuan kredit dari lembaga keuangan formal. Kebanyakan dari
mereka kemudian bergantung pada sumber-sumber informal, antara lain
pelepas uang (rentenir), yang memberikan pinjaman uang dengan bunga yang
sangat tinggi, tetapi dengan prosedur dan syarat yang mudah.
Kesulitan permodalan menjadi hambatan utama bagi perkembangan
usaha kecil. Bantuan kredit bank akan mengatasi kekurangmampuan
pengusaha di bidang permodalan, sehingga pengusaha dapat meningkatkan
usahanya. Kredit merupakan senjata yang ampuh bagi mereka yang
memperolehnya, sebab dengan memperoleh kredit seseorang dapat menguasai
faktor-faktor produksi dan memanfaatkannya untuk keperluan pribadinya.
1
2
Semakin banyak kredit yang diperoleh makin besar pula faktor produksi yang
dikuasai dan makin besar keuntungan yang dapat diperolehnya (Pandu,
1991;2).
Sehubungan dengan kesulitan yang dihadapi oleh usaha kecil,
pemerintah juga telah berusaha untuk memberikan solusi, dengan mengatur
sistem perbankan dan mengarahkan kebijakan perkreditannya secara tepat.
Salah satu bentuk kebijakan itu adalah berdirinya Bank Perkreditan Rakyat
(BPR).
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan sejenis bank khusus untuk
melayani masyarakat kecil. BPR melayani kebutuhan masyarakat akan jasa-
jasa perbankan, salah satunya adalah memberikan pelayanan kredit dengan
persyaratan yang lebih lunak, serta prosedur dan proses yang tidak rumit.
Dengan berdirinya BPR, BPR diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk
mengatasi kesulitan permodalan bagi usaha kecil, sehingga usaha kecil dapat
berkembang dan penghasilan masyarakat meningkat. Namun agar usaha-usaha
yang dilakukan pemerintah berhasil, tentunya juga diperlukan peran usaha
kecil dalam memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang telah disediakan dengan
baik.
BPR memiliki peran yang sangat penting dalam mengatasi
permasalahan permodalan yang dihadapi oleh usaha kecil di Indonesia. Disini,
penulis ingin mengetahui peran kredit yang diberikan oleh PD. BPR BKK
Wonogiri bagi pendapatan usaha kecil. Berdasarkan latar belakang tersebut di
atas maka penulis tertarik untuk memilih topik “Peran Kredit Bank Perkreditan
Rakyat Bagi Pendapatan Usaha Kecil (Studi Kasus Pada PD. BPR BKK
Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam
penulisan ini adalah :
3
Bagaimanakah peran kredit Bank Perkreditan Rakyat pada PD. BPR BKK
Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto bagi pendapatan usaha kecil?
1.3 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui Peran Kredit Bank Perkreditan Rakyat Bagi Pendapatan Usaha Kecil.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi instansi
Penulisan ini diharapkan bisa memberi masukan/input bagi PD. BPR BKK
Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto untuk mengembangkan usahanya agar
dapat memenuhi kebutuhan kredit bagi nasabah dengan lebih baik.
1.4.2 Bagi Pihak Lain
Sebagai bahan infomasi dan referensi dalam penelitian mendatang.
1.4.3 Bagi Peneliti
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai tambahan pengalaman dalam
menganalisis masalah perkreditan sekaligus dapat menerapkan disiplin
ilmu yang telah diperoleh, dengan kenyataan.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran secara lengkap, maka penulis
mengelompokkan isi materi ke dalam beberapa sub bab dengan sistematika
penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab tinjauan pustaka ini menjelaskan beberapa landasan
teori dan konsep dasar yang sesuai dengan penelitian dan beberapa
daftar pustaka yang berhubungan dengan penelitian. Berisi juga
penelitian penelitian terdahulu serta kerangka berpikir penulis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisikan metodologi yang digunakan penulis untuk
melakukan penelitian, obyek penelitian, lokasi penelitian, sumber data
dan teknik pengumpulan data, Instrumen Penelitian, teknik analisis
data dan pengujian kredibilitas data
BAB IV HASIL PEMBAHASAN
Bab ini berisikan pembahasan mengenai deskripsi singkat obyek
penelitian dan pembahasan mengenai peran kredit Bank Perkreditan
Rakyat pada PD. BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto bagi
pendapatan usaha kecil.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini merupakan bab penutup yang berisikan tentang
kesimpulan jawaban dari pembahasan bab sebelumnya dan saran bagi
pengelola PD. BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto serta
keterbatasan penulis dalam melakukan penelitian.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1 Definisi Bank
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998
tentang Perbankan, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Pengertian Bank menurut Hasibuan (2005 : 2), bank adalah badan
usaha yang kekayaannya teutama dalam bentuk aset keuangan (financial
assets) serta bermotif profit juga sosial, jadi bukan hanya mencari
keuntungan saja. Sedangkan menurut Kuncoro dalam bukunya Manajemen
Perbankan, Teori dan Aplikasi (2000: 68), definisi dari bank adalaha
lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan
menyalurkan kembali dana tersebtu ke masyarakat dalam bentuk kredit
serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran
uang.
Selain itu menurut Kasmir (2008 : 2) berpendapat bahwa bank
merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian menyalurkan kembali ke
masyarakat, serta memberikan jasa – jasa bank lainnya. Akan tetapi
menurut pendapat Jerry M. Rosenberg (1982:44) Didalam bukunya
“Dictionary of Banking and Finance” mengenai pengertian bank adalah
“Bank is an organization” atau bank adalah suatu badan atau organisasi,
biasanya dalam bentuk perusahaan dan bekerjasama atau disewa dengan
pemerintah, untuk melakukan penerimaan deposito dan giro yang
6
berjangka, membayar bunga yang ada pada mereka sebagaimana yang
telah diizinkan oleh hukum yan gberlaku, membuat catatan diskon,
memberikan sebuah pinjaman, berinvestasi didalam pemerintahan atau
pada surat berharga lainnya.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002 ; 31.1), Bank ialah suatu
lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara berbagai pihak-
pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak-pihak yang memerlukan
dana, serta juga sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas
pembayaran. Sedangkan definisi bank menurut penfapat J.D Parera (2004 :
137) di Indonesia, sebagaimana diatur dalam undang – undang yang
dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menhimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana tersebut
kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk – bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakya banyak.
Rachmadi Usman (2012), Bank merupakan suatu lembaga
keuangan yang melayani kepentingan masyarakat dalam segala bentuk
transaksi yang dapat menyangkut segala kepentingan dari pihak yang
memakai jasa bank, dengan tanpa mengabaikan sebuah keuntungan bank
baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan menurut Dahlan
siamat, (2005), Bank ialah suatu badan usaha yang traksaksinya juga
berkaitan dengan uang, menerima simpanan (deposito) dari nasabah,
menyediakan dana atas setiap penarikan, untuk melakukan penagihan cek-
cek atas perintah nasabah, memberikan kredit dan atau juga menanamkan
kelebihan simpanan tersebut sampai dibuthkan untuk pembayaran kembali.
Abdurrachman, A (1991) dalam Ensiklopedia Ekonomi Keuangan
Perdagangan, Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang
melaksanakan berbagai macam jasa, seperti pinjaman, mengedarkan mata
uang, yang bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga,
membiayai usaha perusahaan, dan lain-lain. Dendawijaya, Lukman.
( 2009) dalam bukunya yang berjudul Manajemen Perbankan, Bank
merupakan suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai sebuah
7
lembaga perantara keuangan yang menyalurkan dana dari pihak yang
berkelebihan dana pada waktu yang ditentukan.
Dari definisi – definisi bank diatas dapat disimpulkan bahawa bank
merupakan suatu lembaga yang mempunyai peran sebagai perantara
keuangan antara pihak yang memiliki/mempunyai dana dan pihak yang
memerlukan/membutuhkan dana serta lembaga yang berfungsi
memperlancar lalu lintas pembayaran .
2.1.2 Jenis – Jenis Bank
Menurut Kasmir (2008 : 34) jika dilihat dari segi fungsinya jenis –
jenis bank dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Bank Umum
Pengertian Bank umum Peraturan Bank Indonesia Nomor
9/7/PBI/2007 adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syari’ah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. Jasa yang
diberikan oleh bank umum bersifat umum, artinya dapat memberikan
sebuah jasa seluruh jasa perbankan yang ada. Bank umum sering
disebut bank komersial (comercial bank)
2. Bank Perkreditan Rakyat
BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syari’ah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran.
Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan
bank umum.
3. Bank sentral
Bank sentral yang dimaksud adalah Bank Indonesia. Bank Indonesia
adalah lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas
dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah dan atau
8
pihak lain, kecuali untuk hal – hal yang secara tegas diatur dalam
undang – undang ini.
2.1.3 Definisi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat yang biasa disingkat dengan BPR adalah
salah satu jenis bank yang dikenal melayani golongan pengusaha mikro,
kecil dan menengah dengan lokasi yang pada umumnya dekat dengan
tempat masyarakat yang membutuhkan. Pengertian Bank Perkreditan
Rakyat Menurut Afiff dan Rekan (1996 : 11), ”Bank Perkreditan Rakyat
merupakan bank yang fungsinya menerima simpanan dalam bentuk uang
dan memberikan kredit jangka pendek untuk masyarakat pedesaan”.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun
1998 tentang Perbankan, Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan
Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah lembaga keuangan bank
yang hanya menerima simpanan dalam bentuk tabungan, deposito
berjangka dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan
menyalurkan dana untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang
melakukan kegiatan usaha melalui prinsip konvensional atau berdasar
prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran (Herli, 2013: 3).
Menurut Susilo Triandaru dan Santoso, (2000 : 59) BPR hanya
dapat didirikan dan dimiliki oleh Warga Negara Indonesia, berdasarkan
hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya Warga Negara Indonesia,
Pemerintah Daerah atau dapat dimiliki bersama diatas ketiganya. Usaha
Bank Perkreditan Rakyat meliputi: (Suyatno, 2003 :8)
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu
9
2. Memberikan kredit
3. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah
4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank
lain
Bank Perkreditan Rakyat dilarang:
1. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu-lintas
pembayaran
2. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing
3. Melakukan penyertaan modal
4. Melakukan usaha perasuransian
5. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana yang tertulis
diatas
2.1.4 Pengertian Pendapatan
Menurut pendapat Santoso, (2009;340) menyatakan bahwa:
Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang
biasa (normal activity) dan dikenal dengan sebutan yang berbeda,
misalnya: penjualan (sales), peghasilan jasa (fees revenues), pendapatan
bunga (interest revenue), pendapatan dividen (dividend revenue),
pendapatan royalti (royalties revenue), dan pendapatan sewa (rent
revenue).
Menurut PSAK No. 23 Tahun 2009, menyatakan bahwa
Pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang
timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus
masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal.
Sedangkan menurut Kieso, (2011;955) menyatakan bahwa
:“Definition of revenue is as follows : gross inflow of economics
benefits during the period arising in the ordinary activities of an entity
10
when those inflow result in increases in equity, other than increases
relating to contributions from equity participants” artinya pendapatan
adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas
normal entitas selama suatu periode, jika arus masuk tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanam modal.
Menurut Skousen (2009;493) menyatakan bahwa Pendapatan
adalah arus kas masuk atau peningkatan lain dari aset suatu entitas
atau pelunasan utang-utangnya (atau kombinasi dari keduanya) yang
dihasilkan dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, atau
aktivitas-aktivitas lainnya yang merupakan operasi utama atau operasi
sentral yang berkelanjutan dari entitas tersebut.
Menurut PSAK No. 23 Tahun 2012 (23:2) pendapatan hanya
meliputi arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang diterima dan dapat
diterima oleh entitas untuk entitas itu sendiri. Jumlah yang ditagih untuk
kepentingan pihak ketiga, seperti pajak pertambahan nilai dan pajak
penjualan, bukan merupakan manfaat ekonomi yang mengalir ke entitas
dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas. Oleh karena itu,hal tersebut
dikeluarkan dari pendapatan. Hal yang sama berlaku dalam hubungan
keagenan arus masuk bruto manfaat ekonomi mencakup jumlah yang
ditagih untuk kepentingan prinsipal dan tidak mengakibatkan kenaikan
ekuitas entitas. Jumlah yang ditagih untuk kepentingan prinsipal dan tidak
mengakibatkan kenaikan ekuitas entitas. Jumlah yang ditagih atas nama
prinsipal bukan merupakan pendapatan. Sebaliknya, pendapatan adalah
jumlah kondisi yang diterima.
Menurut Suwardjono (2010:362), pengakuan pendapatan tidak
boleh menyimpang dari landasan konseptual. Oleh karena itu, secara
konseptual pendapatan hanya dapat diakui jika memenuhi kualitas
keterukuran (measurability) dan keterandalan (reliability). Kualitas
tersebut harus dioperasionalkan dalam bentuk kriteria pengakuan
pendapatan (recognition criteria). Sebagai produk perusahaan, kriteria
11
keterukuran berkaitan dengan masalah berapa jumlah rupiah produk
tersebut dan kriteria keterandalan berkaitan dengan masalah apakah
jumlah tersebut objektif serta dapat diuji kebenarannya. Kedua kriteria
harus dipenuhi untuk pengakuan pendapatan.
Menurut Suwardjono (2010 : 368), pendapatan baru dapat diakui
kalau dipenuhi syarat-syarat berikut :
1. Keterukuran nilai aset (measurability of asset value)
2. Adanya suatu transaksi (existence of a transaction)
3. Proses penghimpunan secara substansial telah selesai (substansial
completion of the earning process).
Menurut Sofyan Syafri (2008 : 242) bahwa, suatu penghasilan akan
diakui sebagai penghasilan pada periode kapan kegiatan utamanya yang
perlu untuk menciptakan dan menjual barang dan jasa itu telah selesai.
Dari pendapat para ahli diatas disimpulkan bahwa Pendapatan
merupakan hasil yang diperoleh dari aktivitas-aktivitas perusahaan dalam
suatu periode. Pendapatan merupakan hal yang penting karena pendapatan
adalah objek atas aktivitas perusahaan. Pendapatan memilki pengertian
yang bermacam-macam tergantung dari sisi mana untuk meninjau
pengertian pendapatan tersebut. Pendapatan timbul dari peristiwa ekonomi
antara lain penjualan barang, penjualan jasa, penggunaan aktiva
perusahaan oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti dan deviden.
2.1.5 Pengertian Kredit
Menurut Kasmir (2016:73) Pembiayaan atau kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau
tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi
hasil. Sedangkan menurut Iskandar (2013: 118) pengertian kredit adalah
piutang bagi Bank, sehingga pelunasannya adalah wajib dan harus
12
dilakukan oleh seorang debitur terhadap utang tersebut, jadi risiko kredit
macet terhindarkan.
Menurut Undang-undang Perbankan nomor 10 tahun 1998, tentang
kredit : Kredit yang diberikan oleh bank dapat didefinisikan sebagai
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Menurut Hasibuan ( 2008 : 87) kredit adalah semua jenis pinjaman
yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai
dengan perjanjian yang telah disepakati. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa kredit adalah suatu usaha pemberian prestasi baik
berupa barang, jasa, atau uang dari suatu pihak (pemberi kredit) kepada
pihak lain (penerima kredit) atas dasar kepercayaan dimana penerima
kredit harus mengembalikan kredit yang diberikan pada waktu tertentu
yang akan datang disertai dengan suatu kontra prestasi (balas jasa) berupa
bunga sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Lebih lanjut,
menurut Tucker dalam Latumaerissa (2014: 119) menyatakan kredit
merupakan pindahnya sesuatu yang berharga pada orang lain, baik uang,
barang atau jasa, dengan keyakinan bahwa ia akan mau dan mampu
membayar imbangannya di hari yang akan datang.
Menurut Kasmir (2012: 116) Dalam praktiknya tujuan pemberian
kredit adalah sebagai berikut:
1. Mencari keuntungan
Hasil keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh
bank sebagai balas jasa dan biasa administrasi kredit yang dibebankan
kepada nasabah.
2. Membantu usaha nasabah
Tujuan kredit adalah membantu usaha nasabah yang memerlukan dana,
baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan
13
dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan
memperluaskan usahanya.
3. Membantu pemerintah
Semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka
semakin baik, mengingat semakin banyak kredit brarti adanya kucuran
dalam rangka meningkatkan pembangunan di berbagai sector terutama
sektor riil.
Berdasarkan pengertian diatas maka kredit merupakan suatu
bentuk usaha yang dikeluarkan oleh bank untuk memperoleh keuntungan
atau profit dari selisih bunga yang diberikan kepada masyarakat.
2.1.6 Prinsip Pemberian Kredit
Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus marasa
yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan
tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut
disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai
cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya, seperti melalui
prosedur penilaian yang benar. Dalam melakukan penilaian kriteria-
kriteria serta aspek penilaiannya tetap sama. Begitu pula dengan ukuran-
ukuran yang ditetapkan sudah menjadi standar penilaian setiap
bank.Biasanya kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk
mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan
analisis 5 C dan 5 P.
Menurut Kasmir (2016 : 91) Prinsip pemberian kredit dengan
analisis dengan 5 C kredit dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Character
Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan
diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari
latar belakang si nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan
maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup yang
14
dianutnya, keadaan keluarganya, hobi, dan lain-lain. Ini semua
merupakan ukuran “kemauan” membayar.
2. Capacity
Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis
yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan, bisnis juga
diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan -
ketentuan pemerintah.
3. Capital
Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan
keuangan (neraca dan laporan rugi laba) dengan melakukan
pengukuran seperti dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan
ukuran lainnya.
4. Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat
fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melibihi jumlah kredit
yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga
jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan, akan dapat
dipergunakansecepat mungkin.
5. Condition
Dalam menilai kredit hendaknya juga di nilai kondisi ekonomi dan
politik sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-
masing, serta prospek usaha dari sektor yang ia jalankan. Penilaian
prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki
prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah
relatif kecil.
Prinsip pemberian kredit dengan analisis dengan 5 P kredit dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. People
People merupakan penilaian terhadap calon debitur termasuk orang
atau lembaga yang mendukung kegiatan usahanya seperti mitra
15
usaha, penyandang dana, pemasok juga pelanggan yang dianggap
penting.
b. Purpose
Purpose merupakan penilaian terhadap tujuan permohonan kredit
calon debitur yang diajukan kepada bank agar penggunaan kredit
tersebut terarah, aman, produktif, membawa manfaat bagi debitur,
masyarakat, bank serta pengembangan daerah.
c. Payment
Payment merupakan penilaian terhadap sumber-sumber dana
primer maupun sekunder, untuk mengetahui proporsi pelunasan
kredit sebagai bahan penetapan kebijakan baik oleh debitur maupun
bank.
d. Protection
Sebagai antisipasi terhadap one prestation atau kegagalan dalam
pelunasan kredit perlu adanya penilaian agunan yang mungkin bisa
dikuasai dengan pengikat yuridis sesuai ketentuan yang berlaku
Juga, kemungkinan bekerja sama dengan lembaga penjaminan
kredit.
e. Perspective
Perspective adalah penilaian terhadap kemampuan usaha dalam
mengikuti kondisi perekonomian termasuk keuangan dan fiskal
pada masa depan
2.1.7 Unsur - Unsur Kredit
Unsur-unsur yang terdapat dalam kredit menurut Suyatno (2003 :
14) adalah :
a. Kepercayaan
Kepercayaan yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi
yang diberikan baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa, akan
16
benar - benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di
masa yang akan datang.
b. Waktu
Waktu yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian
prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang
akan datang. Dalam unsur waktu ini, terkandung pengertian nilai
agio dari uang yaitu uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya
dari uang yang akan diterima pada masa yang akan datang.
c. Degree of Risk
Degree of Risk yaitu suatu tingkat resiko yang akan dihadapi
sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara
pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima
kemudian hari. Semakin lama kredit diberikan semakin tinggi pula
tingkat resikonya, karena sejauh kemampuan manusia untuk
menerobos hari depan itu, maka masih selalu terdapat unsur
ketidaktentuan yang tidak dapat diperhitungkan. Inilah yang
menyebabkan timbulnya unsur resiko. Dengan adanya unsur resiko
inilah maka timbul jaminan dalam pemberian kredit.
d. Prestasi
Prestasi atau objek kredit itu tidak hanya dapat diberikan dalam
bentuk uang, tetapi juga dalam bentuk barang dan jasa. Namun
karena kehidupan modern sekarang ini didasarkan kepada uang,
maka transaksi-transaksi kredit yang menyangkut uanglah yang
sering dijumpai dalam praktek perkreditan.
Menurut Kasmir (2002) dalam Lambok Tampubolon (2006:23),
unsur-unsur kredit yaitu sebagai berikut:
a. Kepercayaan, yaitu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang
diberikan baik berupa uang, barang, atau jasa akan benar-benar
diterima kembali di masa tertentu di masa yang akan datang.
17
b. Kesepakatan, di samping unsur kesepakatan di dalam kredit juga
mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si
penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian
dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya
masing-masing.
c. Jangka waktu, setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka
waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit
yang telah disepakati.
d. Risiko, faktor risiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu risiko
kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar
kreditnya padahal mampu dan risiko yang diakibatkan oleh hal-hal
yang tidak disengaja seperti musibah dan bencana alam. Dan ini
menjadi tanggungan si pemberi kredit.
e. Balas jasa, akibat dari pemberian fasilitas kredit tentu mengharapkan
suatu keuntungan dalam jumlah tertentu. Keuntungan atas pemberian
kredit atau jasa tersebut dikenal degan nama bunga atau biaya
administrasi.
Sedangkan unsur-unsur kredit menurut Veithzal dan Andri Audria
(2007) dalam Yusvendi Hardinata (2014:6) adalah sebagai berikut:
a. Adanya dua pihak, yaitu pemberian kredit (kredinator) dan penerima
kredit (debitur) dimana kedua belah pihak sama-sama diuntungkan.
b. Adanya kepercayaan pemberian kredit kepada penerima kredit yang
didasarakan atas credit rating penerima kredit.
c. Adanya persetujuan, berupa kesepakatan pihak bank dengan pihak
lainnya yang berjanji membayar dari penerima kredit kepada pemberi
kredit.
d. Adanya penyerahan barang, jasa, atau uang dari pemebri kredit kepada
penerima kredit.
e. Adanya unsur waktu
f. Adanya unsur risiko baik di pihak pemberian kredit maupun pihak
penerima kredit.
18
g. Adanya unsur bunga sebagai kompensasi kepada pemberi kredit.
2.1.8 Fungsi Kredit
Fungsi kredit bank dalam kehidupan perekonomian dan
perdagangan antara lain: (Suyatno, 2003 :16-18)
a. Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang.
Para pemilik modal dapat meminjamkan scara langsung uangnya
kepada para pengusaha yang membutuhkan, dan juga dapat
menyimpan uang pada lembaga-lembaga keuangan yang akan
disalurkan kepada perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan
produksi/usahanya.
b. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu-lintas uang.
Kredit uang yang disalurkan melalui rekening giro dapat
menciptakan pembayaran - pembayaran dengan uang giral, dan
kredit perbankan yang ditarik secara tunai dapat meningkatkan
peredaran uang kartal, sehingga arus lalu-lintas uang akan
berkembang.
c. Kredit dapat pula meningkatkan daya guna dan peredaran barang
Dengan mendapat kredit, pengusaha dapat memproses bahan baku
menjadi barang jadi. Disamping itu, kredit dapat meningkatkan
peredaran barang dengan penjualan secara kredit maupun dengan
membeli suatu barang dan menjualnya ke tempat lain.
d. Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi.
Kredit digunakan pemerintah untuk menekan laju inflasi, dengan
cara melaksanakan kebijakan uang ketat melalui pemberian kredit
yang selektif dan terarah, untuk melindungi usaha-usaha yang
bersifat nonspekulatif. Arus kredit diarahkan pada sektor - sektor
yang produktif dengan pembatasan kualitatif dan kuantitatif,
dengan tujuan meningkatkan produksi untuk memenuhi kebutuhan
19
dalam negri dan untuk diekspor.
e. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha.
Bantuan kredit bank akan mengatasi kekurang mampuan pengusaha
di bidang permodalan, sehingga pengusaha dapat meningkatkan
usahanya.
f. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan.
Dengan bantuan kredit dari bank, pengusaha dapat memperluas
usahanya dan mendirikan proyek-proyek baru, yang menyerap
tenaga kerja. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan
internasional Negara-negara yang telah maju dan mempunyai
cadangan devisa dan tabungan yang tinggi, dapat memberi bantuan
dalam bentuk kredit kepada negara -negara yang sedang
berkembang untuk membangun.
Sedangan fungsi kredit secara luas menurut Tantri, (2014: 168-169)
adalah sebagai berikut :
a. Untuk meningkatkan daya guna uang, dengan adanya kredit dapat
meningkatkan daya guna uang, artinya jika uang tersebut hanya
disimpan saja maka tidak akan menghasilkan sesuatu yang lebih
berguna. Dengan diberikan sebagai kredit, maka uang tersebut menjadi
berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh debitur
b. Untuk meningkatkan lalu lintas dan peredaran uang. Artinya uang yang
disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga
suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit, maka
daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.
c. Untuk meningkatkan daya guna barang, kredit yang diberikan oleh
bank akan dapat digunakan oleh debitur untuk mengolah barang-
barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat. Selain
itu, kredit juga dapat untuk meningkatkan peredaran uang, kredit dapat
pula menambah atau memperlancar arus suatu barang dari wilayah satu
ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari satu
20
wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula
meningkatkan jumlah barang yang beredar.
d. Sebagai alat stabilitas ekonomi, karena dengan adanya kredit yang
diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh
masyarakat. Kemudian dapat pula kredit ini membantu dalam ekspor
barang-barang yang berasal dari dalam negri ke luar negri sehingga
meningkatkan Devisa Negara.
e. Untuk meningkatkan semangat usaha, terlebih lagi untuk debitur yang
memiliki modal yang kurang atau sedikit, kredit tersebut akan dapat
meningkatkan semangat berusaha bagi debitur tersebut.
f. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan, semakin banyak kredit
yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama dalam
meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk
keperluan pembangunan suatu pabrik, maka pabrik tersebut nantinya
akan membutuhkan banyak tenaga kerja sehingga dapat menciptakan
lapangan pekerjaan. Untuk masyarakat sekeliling pabrik juga akan
dapat menambah pendapatannya seperti membuka sebuah warung
makan, menyewakan rumah untuk dikontrakkan atau yang lainnya.
g. Untuk meningkatkan hubungan internasional, pinjaman internasional
akan dapat meningkatkan kerja sama internasional yang lebih baik di
berbagai sektor, sehingga dalam jangka panjang akan menciptakan
perdamaian antar bangsa.
2.1.9 Usaha Kecil
1. Pengertian Usaha Kecil
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun
1995, bahwa Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang
berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam
undang- undang ini.
21
Menurut definisi dari Bank Indonesia sebagaimana yang
termuat dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/1/UKK tanggal
29 Mei 1993 perihal Kredit Usaha Kecil, bahwa Usaha Kecil
adalah usaha yang memiliki total asset maksimum Rp. 600 juta
tidak termasuk tanah dan rumah yang ditempati.
Pasal 1 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah menerangkan bahwa Usaha Mikro adalah
usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang ini. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana
diatur dalam Pasal 6 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dengan kriteria sebagai berikut :
a. Usaha Mikro
1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.50.000.000
(lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha, atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.
300.000.000 (Tiga ratus juta rupiah).
b. Usaha Kecil
22
1) Memiliki kekayaan besih lebih dari Rp. 50.000.000 (lima puluh
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000
(lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha, atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000
(Tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
2.500.000.000 (dua milyar limaratus juta rupiah)
2. Kriteria Usaha Kecil
Menurut Undang -undang Republik Indonesia Nomor 9
tahun 1995, kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut :
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000, (dua
ratus jutarupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha ; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak
Rp.1000.000.000,- (satu milyar rupiah);
c. Milik Warga Negara Indonesia ;
d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik
langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah dan
usaha besar;
e. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak
berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum,
termasuk koperasi.
3. Persoalan yang dihadapi oleh usaha kecil
Menurut (Feriyanto, 1995) Kendala yang dihadapi usaha
kecil di Indonesia adalah :
a. Sebagian besar pengusaha kecil tidak memiliki sistem
akuntansi yang memadai, sehingga pengusaha kecil tidak
mempunyai akses terhadap jasa perbankan, karena prosedur
23
di perbankan dirasa terlalu rumit dan dokumen yang
disyaratkan sukar untuk dipenuhi
b. Pada umumnya pengusaha kecil kesulitan dalam
meningkatkan kualitas produk, baik karena tingkat
teknologinya yang masih tradisional ataupun belum adanya
kontrol kualitas yang memadai
c. Didukung oleh pemasaran yang kuat karena memiliki
informasi pasar yang lebih baik ke dalam ataupun ekspor,
pengusaha besar akan menjepit dan mempersempit ruang
gerak (market share) pengusaha kecil
d. Karena usaha kecil banyak yang bersifat perusahaan
keluarga, maka pengelolaan keuangannya masih kurang
baik. Laba usaha sebagian besar digunakan untuk konsumsi
e. Banyak pengusaha kecil tidak mempunyai jaminan (agunan)
sehingga dalam mengajukan kredit perbankan cukup
kesulitan
2.2. Penelitian Terdahulu
Sebelum penulis melakukan penelitian, penulis mempelajari dan membaca
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti terdahulu, untuk menjaga
keaslian penelitian, maka dapat dibandungkan dengan peelitian-penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan variabel penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Nama dan Tahun Penelitian Judul Penelitian Kesimpulan
24
1. Maria Sekararum. Tahun 2008
Peranan Kredit Bank Perkreditan Rakyat, BadanKredit Kecamatan (BPR-BKK) MeningkatkanPendapatan Dan Perkembangan Usaha PedagangKecil Di Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten
Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan pendapatan akibat dari penambahan modal yang berasal dari kredit BPR.
2. Noni Bahannoer Tahun 2009
Pengaruh Pemberian Kredit terhadap Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT PERTAMINAUnit Pemasaran I Medan
Mitra Binaan dari PT PERTAMINA pada Unit Pemasaran I medan mengalami peningkatan setelah diberikan kredit.
3. Sarah Rosaline dan Susilo Tahun (2014)
Efektivitas Program Kemitraan PT. KAI Daop 1 Jakarta dalam Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah
Efektivitas dari Program Kemitraan PT. KAI Daop 1 Jakarta ini bisa dikatakan cukup baik ditunjukkan dengan tercapainya beberapa tujuan yang telah dicapai
4. Ni Wayan Ana Purnamayanti (2014)
Pengaruh Pemberian Kredit dan Modal terhadap
Besar pengaruh pemberian kredit dan modal terhadap pendapatan UKM yaitu sebesar 71,9%. Pengaruh
25
Pendapatan UKM variabel lain di luar variabel jumlah pemberian kredit dan modal yaitu sebesar 28,1%. Pemberian kredit dan modal berperan dalam upayameningkatkan pendapatan UKM pada BPR Nusamba Mengwi.
2.3. Kerangka Berpikir
Tujuan pembangunan ekonomi adalah untuk meningkatkan kemakmuran
dan meratakan pcndapatan masyarakat agar usaha mereka bertambah besar dan
usahanya makin meningkat. Pcmcrintah mempunyai kewajiban untuk
menyediakan modal bagi pedagang kecil. Pcdagang kecil termasuk pcngusaha
ekonomi lemah yang salah satu kcndala yang dihadapi dalam mengembangkan
usahanya adalah masalah keterbatasan modal kerja dan salah satu lembaga yang
diharapkan dapat mcmberikan bantuan akan modal kerja terschut adalah Bank
Perkreditan Rakyat (BPR).
Menurut Uma Sekaran (1992) dalam Sugiyono (2013:88) mengemukakan
bahwa: “Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
yang penting”.
Untuk lebih detailnya maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat
dilihat dalam gambar skema kerangka pemikiran berikut :
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir
BPR - BKKNaik/Turunnya
Pendapatan UKMPemberian Kredit
Untuk UKM
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Jenis penelitian menggunakan deskriptif kualitatif dengan metode analitis.
Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2010, 4) mengemukakan bahwa penelitian
kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Penelitian kualitatif bertumpu pada latar belakang alamiah secara holistik,
memposisikan manusia sebagai alat penelitian, melakukan analisis data secara
induktif, lebih mementingkan proses daripada hasil penelitian yang dilakukan
disepakati oleh peneliti dan subjek penelitian.
Metode deskriptif dipilih karena penelitian yang dilakukan adalah
berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung dan berkenaan
dengan kondisi masa sekarang. Nazir (2011, 52) menjelaskan metode deskriptif
adalah metode deskriptif adalah satu metode dalam meneliti status kelompok
manusia, suatu subjek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau pun kelas
peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis serta hubungan antar
fenomena yang diselidiki.
Sugiyono (2015, 15) menjelaskan pengertian penelitian kualitatif adalah
27
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber
data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik penggabungan dengan
trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Di dalam penelitian ini total penerima kredit PD BPR BKK Wonogiri
Kantor Cabang Jatiroto selama tahun 2019 sebanyak 987 nasabah dengan total
kredit sebesar Rp.34.223.573.584,-. Peneliti menggunakan teknik pengambilan
sample sebanyak 25 nasabah yang mempunyai usaha kecil.
Metode ini cocok dalam penelitian ini karena penelitian ini berusaha
mencari gambaran satu kelompok manusia untuk mencapai tujuan kelompok
tersebut, sehingga fenomena kelompok tersebut dapat terungkap secara jelas dan
akurat.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PD BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang
Jatiroto.
3.3 Subyek dan Obyek Penelitian
Menurut Moleong (2010 : 132) Subjek penelitian adalah informan, yang
artinya orang pada latar penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.
Menurut Moleong (2010 : 132) menyatakan “objek penelitian adalah hal
yang menjadi titik perhatian dari suatu penelitian”, maka objek di dalam
penelitian ini adalah Kredit yang diambil pengusaha kecil pada PD BPR BKK
Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto.
3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Sumber Data
26
28
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :a. Data primer
Data yang diperoleh melalui yaitu data primer diperoleh dari
wawancara dengan nara sumber yaitu Karyawan PD BPR BKK
Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari studi kepustakaan
antara lain mencangkup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, bukti, catatan atau hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan dan
sebagainya.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai
sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya data dapat
dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting). Bila dilihat dari
sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber
primer dan sumber sekunder. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau
teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan
dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), dokumentasi dan
gabungan keempatnya Sugiyono (2015, 137). Dalam penelitian kualitatif,
pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah),
sumber data primer, dan teknik pengumpulan data menggunakan
triangulasi/gabungan.
Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang
bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber data yang telah ada. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan
data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.
29
Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan
dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak.
Gambar 3.1 Bagan Teknik Pengumpulan Data
(Sumber Sugiyono (2015, 242)
3.5 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan intrumen utama (key
instrumen) dalam pengumpulan data dan menginterpretasi data dengan dibimbing
oleh pedoman wawancara dan pedoman observasi. Hal ini senada dengan
pendapat Moleong (2000, 9) yang mengemukakan bahwa dalam peneliti
kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat
pengumpul data utama. Hal itu dilakukan karena jika memanfaatkan alat bantu
bukan manusia dan mempersiapkan dirinya terlebih dahulu sebagai yang lazim
digunakan dalam penelitian klasik, maka sangat tidak mungkin untuk mengadakan
penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataaan.
Dengan demikian penulis lebih leluasa dalam mencari informasi dan data
yang terperinci dari subjek penelitian tentang berbagai hal yang diperlukan dalam
penelitian yang sedang dilaksanakan, peneliti mengadakan observasi dan
wawancara mendalam, dengan asumsi bahwa hanya manusia yang dapat
memahami makna interaksi sosial, menyelami perasaan dan nilai-nilai yang dapat
terekam dalam ucapan dan perilaku responden. Peneliti sendiri adalah sebagai
pengkontruksi realitas atas dasar pengamatan dan pengalamannya di lapangan.
Observasi Partisipatif
Wawancara
Dokumentasi
Sumber Data Sama
30
Selain peneliti sendiri yang menjadi komponen utama instrument
penelitian, penelitian ini juga menggunakan alat bantu pengumpulan data yaitu
berupa :
1. Wawancara
Instrumen lain dalam penelitian ini adalah wawancara, yaitu cara
memperoleh data dengan tanya jawab secara langsung. Peneliti akan
mewawancarai pimpinan dan karyawan PD BPR BKK Wonogiri Kantor
Cabang Jatiroto serta nasabah yang menjadi responden.
2. Dokumen
Informasi juga bisa diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk
surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan
sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali
infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan
teoretik untuk memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar
barang yang tidak bermakna.
3. Alat perekam
Alat perekam atau dokumentasi ini bisa dalam bentuk audio maupun
video. Dengan menggunakan smartphone, kamera, tape recorder dan alat
rekam jenis lainnya.
4. Observasi
Observasi dilakukan dengan cara terjun lansung kedalam lapangan penelitian.
Fungsi yang diharapkan dari teknik ini adalah agar mendaptkan data-data
penelitian yang bisa untuk dipertanggung jawabkan baik secara ilmiah
maupun non ilmiah.
3.6 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai macam sumber,
dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam- macam
(triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Analisis
data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang
31
diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi
hipotesis.
Analasis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan Dalam hal
ini Nasution (1988) dalam (Sugiyono, 2015, 245) menyatakan bahwa analisis
telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke
lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Namun dalam
penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses dilapangan
bersamaan dengan pengumpulan data.
Analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian, karena
dapat memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan oleh peneliti. Data
yang diperoleh dan dikumpulkan dari responden melalui hasil observasi,
wawancara, studi literatur dan dokumentasi dilapangan untuk selanjutnya
dideskripsikan dalam bentuk laporan. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan
melalui tiga kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi Miles dan Huberman (1992) dalam
Sugiyono (2015, 246). Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut,
berulang dan menerus. Masalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan merupakan rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul.
Tiga jenis kegiatan utama analisis data merupakan proses siklus dan
interaktif. Peneliti harus siap bergerak diantara empat “sumbu” kumparan itu
selama pengumpulan data, selanjutnya bergerak bolak-balik diantara kegiatan
reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan untuk lebih memperjelas alur
kegiatan analisis data penelitian tersebut, akan dijelaskan pada bagan berikut.
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Penyajian Data
Penarikan Kesimpulan
32
Gambar 3.2 Skema Analisis Penelitian
Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2015, 247)
1. Reduksi data
Reduksi data adalah proses analisis data yang dilakukan untuk mereduksi dan
merangkum hasil-hasil penelitian dengan menitikberatkan pada hal-hal yang
dianggap penting oleh peneliti. Reduksi data bertujuan untuk mempermudah
pemahaman terhadap data yang telah terkumpul sehingga data yang direduksi
memberikan gambaran lebih rinci.
2. Display data
Display data adalah data-data hasil penelitian yang sudah tersusun secara
terperinci untuk memberikan gambaran penelitian secara utuh. Data yang
terkumpul secara terperinci dan menyeluruh selanjutnya dicari pola
hubungannya untuk mengambil kesimpulan yang tepat. Penyajian data
selanjutnya disusun dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan hasil
penelitian diperoleh.
3. Kesimpulan/varifikasi
Kesimpulan merupakan tahap akhir dalam proses penelitian untuk
memberikan makna terhadap data yang telah dianalisis. Proses pengolahan
data dimulai dengan penataan data lapangan (data mentah), kemudian
direduksi dalam bentuk unifikasi dan kategorisasi data. Demikian prosedur
pengolahan data dan yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian ini,
dengan tahap-tahap ini diharapkan peneliti yang dilakukan penulis dapat
memperoleh data yang memenuhi kriteria keabsahan suatu penelitian.
3.7 Pengujian Kredibilitas Data
Keabsahan data mutlak diperlukan dalam studi kualitatif. Oleh karena itu
agar data yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan keabsahannya dilakukan
verifikasi data tersebut. verifikasi terhadap data tentang strategi komunikasi
33
persuasif dalam menumbuhkan partisipasi kepedulian sosial. Dilakukan dengan
langkah – langkah berikut :
1. Mengecek metodologi yang telah digunakan untuk memperoleh data,
Mengecek kembali hasil laporan yang berupa uraian data dan hasil
interpretasu peneliti tentang strategi komunikasi persuasif dalam
menumbuhkan partisipasi kepedulian sosial.
2. Triangulasi guna menjamin objektivitas dalam memahami dan menerima
informasi, sehingga hasil studi akan lebih objektif sebab metode ini
tampaknya lebih cermat dan jika dilakukan secara sempurna data yang
diperoleh akan sulit dibantah sebab didukung dengan cross check sehingga
hasilnya lebih dapat di pertanggungjawabkan.
Menurut Norman K. Denkin triangulasi meliputi empat hal, yaitu:
a. Triangulasi Metode
b. Triangulasi Antar Peneliti (jika penelitian dilakukan secara kelompok)
c. Triangulasi Sumber Data
d. Triangulasi Teori
Untuk menguji keabsahan data, peneliti akan melakukan teknik
triangulasi sumber. Menurut Wiliam Wiersma (1986) dalam Sugiyono
(2015:372), “Triangulation is qualitative cross-validation. It assesses the
sufficiency of the data according to the convergence of multiple data sources
or multiple data collection procedures”. Triangulasi dalam pengujian
kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan
berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi
sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
Peneliti akan menguji keabsahan atau kredibiltas data penelitian dengan
menggunakan triangulasi sumber, yang dilakukan dengan cara mengecek data
yang telah diperoleh melalui 1 sumber yaitu membandingkan hasil wawancara
dengan suatu dokumen yang berkaitan. Proses triangulasi sumber adalah
proses dimana tahap akhir data yang telah dianalisa dan ditarik kesimpulan
34
dimintakan kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data (Sugiyono;
2014).
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Singkat Obyek Penelitian
PD BPR BKK Wonogiri adalah hasil merger 12 PD. BPR – BKK yang
berada di Kabupaten Wonogiri berdasarkan Keputusan Deputi Gubernur Bank
Indonesia No. 7/17/KEP.DpG/2005 tanggal 8 Desember 2005, tentang pemberian
izin penggabungan Usaha (merger) dan Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor
503/78/2005 tanggal 30 Desember 2005, tentang persetujuan izin Penggabungan
Usaha (merger) PD BPR BKK Wonogiri hasil merger mulai beroperasi pada
tanggal 2 Januari 2006 dan diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah pada tanggal
18 Januari 2006.
Upaya BPR BKK mewujudkan kinerja sesuai dengan nama yang
disandangnya, PD BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto selalu berpegang
KASI PEMASARAN
35
pada azas keterbukaan dan kehati-hatian. Didukung oleh beragam produk dan
fasilitas perbankan terkini, PD BPR BKK Wonogiri terus tumbuh dan
berkembang hingga saat ini memiliki 15 jaringan kerja dengan komposisi: 12
kantor cabang, 3 kantor kas yang tersebar di Kabupaten Wonogiri.
PD BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto beralamat di Jl. Raya
Jatiroto No 68 Jatiroto Wonogiri 57692 Jateng. Dengan sikap profesionalisme
yang melandasi kegiatan operasionalnya, PD BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang
Jatiroto hadir untuk mencapai visi menjadi “MENJADI BANK YANG SEHAT,
BESAR, MANDIRI DAN MAMPU BERSAING”.
Produk layanan PD BPR BKK Wonogiri Cabang Jatiroto melayani Kredit
Tamades, Deposito dan Sicipta yang menjangkau bagi semua kepentingan
keuangan.
Struktur organisasi PD BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto
digambarkan sebagai berikut :
PEMIMPIN CABANG
STAF PEMASARAN
STAF PEMASARAN
STAF PEMASARAN
STAF PEMASARAN
KASI PELAYANAN
SATPAM
TELLER ACCOUNT OFFICER
34
36
Gambar 4.1. Struktur Organisasi PD BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto
4.2 Visi dan Misi
4.2.1 Visi PD BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto
Dengan sikap profesionalisme yang melandasi kegiatan
operasionalnya, PD BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto hadir
untuk mencapai visi menjadi “Menjadi Bank Yang Sehat, Besar, Mandiri
Dan Mampu Bersaing”
4.2.2 Misi PD BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto
1. Menjalankan Usaha sebagai Bank Perkreditan Rakyat, sesuai dengan
ketentuan perundang – undangan yang berlaku
2. Membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan
Pembangunan Daerah disegala bidang
3. Sebagai Mitra Usaha Masyarakat dalam meningkatkan taraf hidup
melalui layanan jasa BPR yang profesional
4. Mengupayakan Sumber Pendapatan Asli Daerah
4.3 Hasil Penelitian
Hasil olah data penelitian menunjukkan bahwa dari 25 responden didapati
rata-rata keuntungan pedagang sebelum menerima kredit sebesar Rp 2.828.000,-
yang diperoleh dengan membagi Total Keuntungan Sebelum Menerima Kredit
yaitu sebesar Rp 70.700.000,- dengan 25 Responden.
STAF PEMASARANSATPAM
37
Sementara setelah menerima kredit rata-rata naik menjadi Rp 3.391.000,-
yang diperoleh dengan membagi Total Keuntungan Sesudah Menerima Kredit
yaitu sebesar Rp 84.775.000,- dengan 25 Responden.
Rata – rata selisih pendapatan keuntungan sebelum dan setelah pemberian
kredit sebesar Rp 563.000,- yang diperoleh dengan membagi Total Pendapatan
Keuntungan Sesudah dan Sesudah Menerima Kredit yaitu sebesar Rp 14.075.000,-
dengan 25 Responden disajikan sebagaimana Tabel 4.1.
Rata-rata selisih antara sebelum dan setelah memperoleh kredit sebesar
Rp. 563,000,- Hal ini terjadi karena adanya penambahan modal usaha setelah
mendapat kredit dari PD BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto sehingga
pengeluaran belanja bahan dagangan meningkat, penjualan meningkat dan pada
akhirnya pendapatan juga meningkat. Peningkatan keuntungan tertinggi setelah
adanya penambahan modal usaha sebesar Rp 975.000,- per bulan. Namun terdapat
seorang responden yang tidak mengalami peningkatan pendapatan meskipun telah
menerima kredit.
Tabel 4.1 Keuntungan Rata-rata Per-Bulan Responden Sebelum dan Setelah Menerima Kredit di PD BPR BKK Wonogiri
Kantor Cabang Jatiroto
No Plafond (Rp)
SebelumMenerima
Kredit (Rp)
Setelah Menerima Kredit
(Rp)
Beda Pendapatan Sebelum Dan
Sesudah Mengambil Kredit
(Rp)1. 50.000.000 3.800.000 4.650.000 850.0002. 10.000.000 1.850.000 2.800.000 950.0003. 33.000.000 2.050.000 2.300.000 250.0004. 50.000.000 3.550.000 3.950.000 400.0005. 10.000.000 2.000.000 2.800.000 800.0006. 15.000.000 2.850.000 3.400.000 550.0007. 75.000.000 3.700.000 4.300.000 600.000
38
8. 25.000.000 2450.000 3.200.000 750.0009. 8.000.000 2.350.000 2.850.000 500.00010. 20.000.000 4.750.000 5.600.000 850.00011. 15.000.000 2.550.000 2.950.000 400.00012. 40.000.000 4.600.000 5.000.000 400.00013. 17.000.000 1.700.000 1.950.000 250.00014. 25.000.000 2.750.000 3.200.000 450.00015. 18.000.000 2.050.000 2.600.000 550.00016. 10.000.000 1.750.000 2.400.000 650.00017. 60.000.000 4.000.000 4.400.000 400.00018. 15.000.000 2.650.000 3.100.000 450.00019. 40.000.000 3.700.000 4.650.000 950.00020. 45.000.000 2.850.000 3.400.000 550.00021 50.000.000 3.150.000 3.600.000 450.00022 15.000.000 1.150.000 1.150.000 023 50.000.000 2.150.000 3.125.000 975.00024 50.000.000 3.250.000 3.750.000 500.00025 30.000.000 3.050.000 3.650.000 600.000
TOTAL 776.000.000 70.700.000 84.775.000 14.075.000Rata-rata
31.040.000 2.828.000 3.391.000 563.000
Sumber : data primer diolah 2019
Rata-rata selisih antara sebelum dan setelah memperoleh kredit sebesar
Rp. 563,000,- Hal ini terjadi karena adanya penambahan modal usaha setelah
mendapat kredit dari PD BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto sehingga
pengeluaran belanja bahan dagangan meningkat, penjualan meningkat dan pada
akhirnya pendapatan juga meningkat. Peningkatan keuntungan tertinggi setelah
adanya penambahan modal usaha sebesar Rp 975.000,- per bulan. Namun terdapat
seorang responden yang tidak mengalami peningkatan pendapatan meskipun telah
menerima kredit.
Adapun peningkatan pendapatan pedagang berdasarkan plafond kredit
disajikaan sebagaimana Tabel 4.2. dan 4.3 menunjukkan bahwa sebanyak 4 orang
responden yang mengambil kredit 14 juta kebawah. 9 orang responden mengambil
kredit 15 juta – 29 juta, 4 orang responden mengambil kredit 30 Juta – 44 Juta, 45
39
juta – 59 juta sebanyak 6 orang. Sedangkan 60 juta – 75 juta hanya 2 orang dari
total sampel yang ada.
Responden yang mengambil kredit dibawah 14 juta rata-rata keuntungan
perbulannya sebelum mengambil kredit Rp 1.987.500,- sedangkan setelah
mengambil kredit naik menjadi Rp. 2.712.500,- atau meningkat 25 % dari Total
pendapatan per plafond kredit, responden yang mengambil kredit 15 juta – 29 juta
rata-rata keuntungan perbulannya sebelum mengambil kredit Rp. 2.544.444,-
setelah mengambil kredit Rp 3.016.667,- atau meningkat 16 % dari Total
pendapatan per plafond kredit. Responden yang mengambil kredit 30 juta – 44
juta rata-rata keuntungan perbulannya sebelum kredit Rp 3.350.000 sedangkan
setelah mengambil kredit Rp 3.900.000 atau meningkat 19 % dari Total
pendapatan per plafond kredit. Adapun responden yang mengambil kredit 45 juta
– 59 juta 6 responden dan keuntungan perbulannya sebelum mengambil kredit
sebesar Rp 3,125,000,- sedangkan setelah mengambil kredit Rp 3.745.833,- atau
meningkat 22 %. Terakhir responden yang mengambil kredit 60 juta – 75 juta
hanya 2 responden dan keuntungan perbulannya sebelum mengambil kredit
sebesar Rp 3.850.000 sedangkan setelah mengambil kredit Rp 4.350.000 atau
meningkat 17 % dari Total pendapatan per plafond kredit.
Tabel 4.2 Pendapatan Responden
Berdasarkan Kelompok Plafond Kredit
NoSebelum Menerima Kredit (Rp) Sesudah Menerima Kredit (Rp)
< 14 Juta
15-29 Juta
30-44 Juta
45-59 Juta
60-75 Juta
< 14 Juta
15-29Juta
30-44Juta
45-59Juta
60-75 Juta
1 - - - 3,800,000 - - - - 4,650,00
0 -
2 1,850,000 - - - - 2,800,000 - - - -
3 - - 2,050,000 - - - - 2,300,00
0 - -
4 - - - 3,550,000 - - - - 3,950,00
0 -
5 2,000,000 - - - - 2,800,000 - - - -
6 - 2,850,000 - - - - 3,400,00
0 - - -
40
7 - - - - 3,700,000 - - - - 4,300,00
0
8 - 2,450,000 - - - - 3,200,00
0 - - -
9 2,350,000 - - - - 2,850,000 - - - -
10 - 4,750,000 - - - - 5,600,00
0 - - -
11 - 2,550,000 - - - - 2,950,00
0 - - -
12 - - 4,600,000 - - - - 5,000,00
0 - -
13 - 1,700,000 - - - - 1,950,00
0 - - -
14 - 2,750,000 - - - - 3,200,00
0 - - -
15 - 2,050,000 - - - - 2,600,00
0 - - -
16 1,750,000 - - - - 2,400,000 - - - -
17 - - - - 4,000,000 - - - - 4,400,00
0
18 - 2,650,000 - - - - 3,100,00
0 - - -
19 - - 3,700,000 - - - - 4,650,00
0 - -
20 - - - 2,850,000 - - - - 3,400,00
0 -
21 - - - 3,150,000 - - - - 3,600,00
0 -
22 - 1,150,000 - - - - 1,150,00
0 - - -
23 - - - 2,150,000 - - - - 3,125,00
0 -
24 - - - 3,250,000 - - - - 3,750,00
0 -
25 - - 3,050,000 - - - - 3,650,00
0 - -
Total
7,950,000
22,900,000
13,400,000
18,750,000
7,700,000
10,850,000
27,150,000
15,600,000
22,475,000
8,700,000
Rata-
Rata
1,987,500
2,544,444
3,350,000
3,125,000
3,850,000
2,712,500
3,016,667
3,900,000
3,745,833
4,350,000
Sumber : data primer diolah 2019
Tabel 4.3 Peningkatan Pendapatan Responden Berdasarkan Kelompok Plafond Kredit
41
No Plafond Kredit Frekuensi (Orang/%)
Rata-RataPendapatan
Sebelum Kredit(Rp)
Rata-RataPendapatan
Setelah Kredit(Rp)
Selisih Pendapatan
PeningkatanPendapatan
(%)
1 < 14 Juta 4 = 16 1.987.500 2.712.500 725.000 25%2 15 juta – 29 Juta 9 = 36 2.544.444 3.016.667 472.223 16%3 30 Juta – 44 Juta 4 = 16 3.350.000 3.900.000 550.000 19%4 45 Juta – 59 Juta 6 = 24 3.125.000 3.745.833 620.833 22%5 60 Juta – 75 Juta 2 = 8 3.850.000 4.350.000 500.000 17%
Total 25 =100 2.868.056 100%
Sumber : data primer diolah 2019
Responden yang mengambil kredit dibawah 14 juta memiliki keuntungan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang mengambil kredit 45 juta
– 59 juta, ini disebabkan karena responden yang mengambil kredit dibawah dari
14 juta omsetnya sudah terbilang cukup banyak, apalagi adanya tambahan modal
usaha dari kredit yang diambil, yang betul-betul digunakan untuk tambahan modal
usaha seperti penambahan barang dagangan. Secara jelas, pemanfaatan kredit bagi
pedagang disajikan sebagaimana Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pemanfaatan Kredit Modal Usaha
No Plafond Kredit (Rp.)
Kredit yang diambil digunakan untuk tambahan modal usaha Jumlah
(Orang)0 %(Orang)
< 50%(Orang)
50 % - 100%(Orang)
1 < 14 Juta 4 4
2 15 juta – 29 Juta 1 3 5 9
3 30 Juta – 44 Juta 4 4
4 45 Juta – 59 Juta 6 6
5 60 Juta – 75 Juta 2 2
Jumlah (Orang) 1 15 9 25
Persentase (%) 4 60 36 100
Sumber : data primer diolah 2019
Secara total sebagaimana Tabel 4.4 tampak bahwa sebanyak 4 % atau
hanya 1 orang responden yang tidak memanfaatkan pinjaman yang diterima untuk
42
tambahan modal usaha tetapi digunakan pada hal konsumtif. Sebanyak 60 % atau
15 orang responden yang kreditnya hanya 50 % kebawah digunakan untuk
tambahan modal usaha dan sisanya digunakan untuk hal konsumtif. Sedangkan 36
% atau 9 orang responden yang 50 - 100% kreditnya digunakan untuk tambahan
modal usaha, ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari pedagang (pengusaha)
yang mengambil kredit pada PD BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto
tahun 2019 yang kreditnya masih sedang berjalan menunjukkan bahwa kredit
yang diambil tidak seluruhnya digunakan untuk tambahan modal usaha tetapi
digunakan untuk hal konsumtif.
4.4 Pembahasan
Dari uraian diatas dapat dikeahui terdapat perbedaan pendapatan usaha
kecil sebelum dan sesudah mengambil kredit di PD BPR BKK Wonogiri
Kantor Cabang Jatiroto karena nasabah memperoleh tambahan modal untuk
terus meningkatkan usahanya semaksimal mungkin dengan modal yang
tersedia. Kesimpulannya adalah ada perbedaan pendapatan pada usaha kecil
sebelum dan sesudah mengambil kredit di PD BPR BKK Wonogiri Kantor
Cabang Jatiroto.
Dengan hasil analisa diatas dapat diketahui bahwa rata-rata pendapatan
usaha kecil sebelum mendapat kredit adalah sebesar Rp 2.828.000,- per bulan.
Dengan kondisi tersebut maka responden mencari cara untuk meningkatkan
pendapatan dengan cara mengambil kredit di PD BPR BKK Wonogiri Kantor
Cabang Jatiroto. Kredit dari PD BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto
tersebut digunakan untuk menambah modal usaha. Tambahan modal dapat
memberikan manfaat bagi responden untuk memperluas usaha, menambah
jumlah persediaan barang dagangan, memperluas toko atau warung,
menambah jumlah hewan ternak, dan lain-lain.
Setelah menerima kredit dari PD BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang
Jatiroto dapat diketahui dari 25 responden yang diwawancarai bahwa rata-rata
pendapatan usaha kecil naik menjadi Rp 3.391.000. Dengan rata – rata selisih
43
pendapatan keuntungan sebelum dan setelah pemberian kredit sebesar Rp
563.000,-.
Namun terdapat seorang responden atau 4 % yang tidak mengalami
peningkatan pendapatan meskipun telah menerima kredit, dikarenakan responden
tersebut tidak memanfaatkan pinjaman yang diterimanya untuk tambahan modal
usaha tetapi digunakan seluruhnya untuk hal konsumtif.
Sebanyak 60 % atau 15 orang responden yang kreditnya hanya 50 %
kebawah digunakan untuk tambahan modal usaha dan sisanya digunakan untuk
hal konsumtif. Sedangkan 36 % atau 9 orang responden yang 50 - 100% kreditnya
digunakan untuk tambahan modal usaha.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari pedagang (pengusaha)
yang mengambil kredit pada PD BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto
tahun 2019 yang kreditnya masih sedang berjalan menunjukkan bahwa kredit
yang diambil tidak seluruhnya digunakan untuk tambahan modal usaha tetapi
digunakan untuk hal konsumtif.
BAB V
44
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah ditemukan pada bab
pendahuluan serta hasil pembahasan pada bab lima, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Peran kredit PD Bank Perkreditan Rakyat (BPR) BKK Wonogiri Kantor
Cabang Jatiroto, sangat diperlukan untuk peningkatan pendapatan bagi usaha
kecil diwilayah Kecamatan Jatiroto dan sekitarnya.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah penulis kemukakan diatas, penulis
memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi PD BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto :
a. PD BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto hendaknya mengadakan
pemantauan terhadap keberhasilan para nasabah pengambil kredit agar
nasabah benar-benar menggunakan kreditnya untuk kegiatan yang
produktif.
b. PD BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto dapat memberikan
tambahan kredit kepada usaha kecil karena kredit BPR dapat
meningkatkan pendapatan usaha kecil.
2. Bagi Usaha Kecil atau Nasabah :
Usaha kecil atau Nasabah hendaknya memanfaatkan kredit yang diberikan
oleh PD BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto untuk mengembangkan
usahanya sehingga pendapatan bisa lebih meningkat.
5.3 Keterbatasan penulisan
Penelitian yang dilakukan di PD BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang
Jatiroto memiliki keterbatasan-keterbatasan penelitian. Keterbatasan tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Kebenaran data yang diberikan oleh usaha kecil tidak diketahui secara pasti
43
45
karena mereka pada umumnya tidak memiliki pembukuan atau catatan
akuntansi. Data yang diberikan oleh responden kebanyakan hanya berdasar
pada daya ingat responden.
2. Penulis melakukan analisis terhadap pendapatan usaha kecil berdasarkan
pada data yang diperoleh selama penelitian berlangsung, sehingga jika ada
faktor - faktor lain yang mempengaruhi pendapatan usaha kecil di luar data
yang diperoleh, faktor-faktor lain tersebut tidak diteliti.
46
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Thamrin & Francis Tantri. 2012. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Rajawali Pers.
Abdurrachman, A. 1991. Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan. Jakarta: Pradya Paramita
Afif, Faisal, dkk. 1996. Bank, Strategi Dan Operasional. Cetakan Pertama Bandung : PT. Eresco
Ali Suyatno, Herli. 2013. Pengelolaan BPR dan Lembaga Keuangan. Pembiayaan Mikro. Yogyakarta : Andi
Dahlan siamat, 2005, Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta : Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Feriyanto, Nur. 1995. Pengembangan Usaha Kecil di Indonesia. Kajian Bisnis STIE Widya Wacana. Nomor 5. Mei.
Gazali, Djoni S, dan Rachmadi Usman 2012. Hukum Perbankan. Jakarta: Sinar. Grafika.
Hasibuan S.P, Malayu. 2008. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: PT. Grafindo
Harahap, Sofyan Syafri. 2008. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta : Raja. Grafindo Persada
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuanganm. PSAK 23. Pendapatan. Jakarta : Salemba Empat
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. PSAK 31. Jakarta : Salemba Empat
Jerry M. Rosenberg. 1982. Dictionary of Banking and Finance. New York : John Willey and Son
Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Enam. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo
Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
47
Keputusan Deputi Gubernur Bank Indonesia No. 7/17/KEP.DpG/2005 tanggal 8 Desember 2005, Tentang Pemberian Izin Penggabungan Usaha (merger).
Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 503/78/2005 tanggal 30 Desember 2005, Tentang Persetujuan Izin Penggabungan Usaha (Merger) PD BPR BKK WONOGIRI
Kieso, D. E., J. J. Weygandt, T. D. Warfield. 2011. Intermediate Accounting Volume 1. John Wiley & Sons, Inc.
Moleong, Lexy J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nazir, Mohammad, Ph.D. 2011. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/7/PBI/2007 Tentang Jenis Jenis Bank
Santoso, Iman, 2009. Akuntansi Keuangan Menengah, Buku Dua. Bandung : Refika Aditama
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta
Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/1/UKK tanggal 29 Mei 1993 perihal Kredit Usaha Kecil. Jakarta : Bank Indonesia
Susilo, Y. Sri, Sigit Triandaru, dan A. Totok Budi Santoso, 2000. Bank dan Lembaga Keuangan lainnya, Cetakan Pertama. Jakarta : Salemba Empat
Suwardjono. 2010. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta : BPFE
Suyatno Thomas, dkk. 2003. Dasar-Dasar Perkreditan (Edisi Keempat), Jakarta : Penerbit. PT. Gramedia Putra Utama
Stice,James D. Earl K. Stice, Fred Skousen. 2009. Intermediate Accounting. 17th
Edition. USA. Cengage Learning
48
Tampubolon, Lambok. 2006. Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Pengembangan UsahaKecil Pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT. Angkasa Pura II Polonia Medan. Medan : Universitas Sumatera Utara
Undang - Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan
Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Yusvendi Hardinata. 2014. Analisis Pemberian Kredit Modal Kerja Terhadap Usaha Kecil dan Menengah. Malang : Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
49
50
Lampiran 1DAFTAR PERTANYAAN
1. Nama : ………………………………………………………..Umur : ........ tahunJenis Kelamin : Laki-laki/PerempuanAlamat : ………………………………………………………..
2. Apa tujuan mengambil kredit?a. Investasi c. Perluasan usahab. Menambah modal kerja d. Kebutuhan lain :……………………...
3. Sejak Bapak/Ibu memasukan permohonan kredit, berapa hari kredit tersebut cair?a. 3 hari c. 1minggub. 3 s/d5hari d. > 1minggu
4. Apakah syarat-syarat mendapat kredit cukup mudah?a. Ya b.Biasa c. Tidak mudah/rumit
5. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai “kredit” dari PD BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto ini, apakah cukup membantu pengembangan usahaBapak/Ibu?a. Ya b.Tidak
6. Berapa rata-rata pendapatan usaha perbulan sebelum mendapat kredit? Jawab : Rp………………………
7. Berapa rata-rata pendapatan usaha perbulan setelah mendapat kredit? Jawab : Rp………………………
Jatiroto, November 2019
51 Lam
piran 2
52
Lampiran 3HASIL WAWANCARA 1
1. Nama : SutarnoUmur : 56 tahunJenis Kelamin : Laki-laki/PerempuanAlamat : Kentheng Rt 01/05 Gunungsari
2. Apa tujuan mengambil kredit?Jawab : Menambah modal kerja
3. Sejak Bapak/Ibu memasukan permohonan kredit, berapa hari kredit tersebut cair?Jawab : 1 minggu
4. Apakah syarat-syarat mendapat kredit cukup mudah?Jawab : Ya, cukup mudah
5. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai “kredit” dari PD BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto ini, apakah cukup membantu pengembangan usaha Bapak/Ibu?Jawab :Ya, membantu.
6. Berapa rata-rata pendapatan usaha perbulan sebelum mendapat kredit? Jawab : Rp 3.800.000,-
7. Berapa rata-rata pendapatan usaha perbulan setelah mendapat kredit? Jawab : Rp 4.650.000,-
Jatiroto, 17 November 2019
53
HASIL WAWANCARA 2
1. Nama : SamiUmur : 48 tahunJenis Kelamin : Laki-laki/PerempuanAlamat : Pencil Rt 02/03 Rejosari
2. Apa tujuan mengambil kredit? Jawab : Menambah modal kerja
3. Sejak Bapak/Ibu memasukan permohonan kredit, berapa hari kredit tersebut cair?Jawab : 1 Minggu
4. Apakah syarat-syarat mendapat kredit cukup mudah?Jawab : Cukup Mudah
5. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai “kredit” dari PD BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto ini, apakah cukup membantu pengembangan usahaBapak/Ibu?Jawab : Membantu
6. Berapa rata-rata pendapatan usaha perbulan sebelum mendapat kredit? Jawab : Rp 1.850.000,-
7. Berapa rata-rata pendapatan usaha perbulan setelah mendapat kredit? Jawab : Rp 2.800.000,-
Jatiroto, 17 November 2019
54
HASIL WAWANCARA 3
1. Nama : SarnoUmur : 43 tahunJenis Kelamin : Laki-laki/PerempuanAlamat : Nglorog Rt 05/08 Mojopuro
2. Apa tujuan mengambil kredit?Jawab : Menambah modal kerja dan juga Kebutuhan lain
3. Sejak Bapak/Ibu memasukan permohonan kredit, berapa hari kredit tersebut cair?Jawab : 1 Minggu
4. Apakah syarat-syarat mendapat kredit cukup mudah?Jawab : Mudah sekali
5. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai “kredit” dari PD BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto ini, apakah cukup membantu pengembangan usahaBapak/Ibu?Jawab : Ya, Membantu Bu..
6. Berapa rata-rata pendapatan usaha perbulan sebelum mendapat kredit? Jawab : Kira – kira.. Rp 2.050.000,-
7. Berapa rata-rata pendapatan usaha perbulan setelah mendapat kredit? Jawab : Rp 2.300.000,-
Jatiroto, 8 Desember 2019
55
HASIL WAWANCARA 4
1. Nama : Tri WinarkoUmur : 41 tahunJenis Kelamin : Laki-laki/PerempuanAlamat : Tunggul Rt 05/01 Tasikharjo
2. Apa tujuan mengambil kredit?Jawab : Untuk tambahan modal
3. Sejak Bapak/Ibu memasukan permohonan kredit, berapa hari kredit tersebut cair?Jawab : 1 Minggu
4. Apakah syarat-syarat mendapat kredit cukup mudah?Jawab : Mudah sekali
5. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai “kredit” dari PD BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto ini, apakah cukup membantu pengembangan usahaBapak/Ibu?Jawab : Ya, Membantu
6. Berapa rata-rata pendapatan usaha perbulan sebelum mendapat kredit? Jawab : ± Rp 3.700.000,-
7. Berapa rata-rata pendapatan usaha perbulan setelah mendapat kredit? Jawab : ± Rp 4.300.000,-
Jatiroto, 8 Desember 2019
56
HASIL WAWANCARA 5
1. Nama : Siti MunawarohUmur : 62 tahunJenis Kelamin : Laki-laki/PerempuanAlamat : Duren Kidul Rt 04/02 Duren Jatiroto
2. Apa tujuan mengambil kredit?Jawab : Untuk tambahan modal dan lain - lain
3. Sejak Bapak/Ibu memasukan permohonan kredit, berapa hari kredit tersebut cair?Jawab :± 1 Minggu
4. Apakah syarat-syarat mendapat kredit cukup mudah?Jawab : Mudah
5. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai “kredit” dari PD BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto ini, apakah cukup membantu pengembangan usaha Bapak/Ibu?Jawab : Ya, Membantu
6. Berapa rata-rata pendapatan usaha perbulan sebelum mendapat kredit? Jawab : ± Rp 2.850.000,-
7. Berapa rata-rata pendapatan usaha perbulan setelah mendapat kredit? Jawab : ± Rp 3.400.000,-
Jatiroto, 22 Desember 2019
57
HASIL WAWANCARA 6
1. Nama : Lagino DarwantoUmur : 56 tahunJenis Kelamin : Laki-laki/PerempuanAlamat : Nglasep Rt 01/01 Sugihan Jatiroto
2. Apa tujuan mengambil kredit?Jawab : Ya.. Untuk tambahan modal dan keperluan lain
3. Sejak Bapak/Ibu memasukan permohonan kredit, berapa hari kredit tersebut cair?Jawab : 1 Minggu
4. Apakah syarat-syarat mendapat kredit cukup mudah?Jawab : Mudah
5. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai “kredit” dari PD BPR BKK Wonogiri Kantor Cabang Jatiroto ini, apakah cukup membantu pengembangan usaha Bapak/Ibu?Jawab : Ya, Membantu
6. Berapa rata-rata pendapatan usaha perbulan sebelum mendapat kredit? Jawab : ± Rp 2.000.000,-
7. Berapa rata-rata pendapatan usaha perbulan setelah mendapat kredit? Jawab : ± Rp 2.800.000,-
Jatiroto, 22 Desember 2019