skripsi-putu agus aprita a-08505244022
DESCRIPTION
wdfwe3rfwefrwefefTRANSCRIPT
-
i
PENGARUH MATA PELAJARAN PRODUKTIF DAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN TERHADAP KESIAPAN MENJADI TENAGA KERJA
INDUSTRI JASA KONSTRUKSI SISWA KELAS XI JURUSAN BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR
BANGUNAN SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Strata 1 Program Studi Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan
Oleh :
PUTU AGUS APRITA APTIYASA NIM 08505244022
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012
-
PENGARUH MATA PELAJARAN PRODUKTIF DAN PRAKTIK KERJA
LAPANGAN TERHADAP KESIAPAN MENJADI TENAGA KERJA INDUSTRI JASA KONSTRUKSI SISWA KELAS XI JURUSAN BANGUNAN
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN
Telah disetujui dan diUntuk di pertahankan di depan Tim Penguji Skripsi
Program Studi Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
PENGARUH MATA PELAJARAN PRODUKTIF DAN PRAKTIK KERJA
LAPANGAN TERHADAP KESIAPAN MENJADI TENAGA KERJA INDUSTRI JASA KONSTRUKSI SISWA KELAS XI JURUSAN BANGUNAN
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA.
SKRIPSI
Oleh :
Putu Agus Aprita Aptiyasa
NIM.08505244022.
Telah disetujui dan disahkan pada tanggal 31 Juli 2012Untuk di pertahankan di depan Tim Penguji Skripsi
Program Studi Pendidikan Teknik Sipil dan PerencanaanFakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta
Disetujui Dosem Pembimbing
Drs.Agus Santoso, M.Pd. NIP. 19640822 198812 1 002
PENGARUH MATA PELAJARAN PRODUKTIF DAN PRAKTIK KERJA
LAPANGAN TERHADAP KESIAPAN MENJADI TENAGA KERJA INDUSTRI JASA KONSTRUKSI SISWA KELAS XI JURUSAN BANGUNAN
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN
Juli 2012 Untuk di pertahankan di depan Tim Penguji Skripsi
Program Studi Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan
-
Yang bertanda tangan di bawah ini :Nama
NIM
Program Studi Fakultas
Judul Skripsi
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini memang benarSepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atauditerbitkan orang lain kecuali pada bagiansebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan karya ilmiah yang lazim.
Pernyataan ini penulis buat denngan sesungguhnya, apabila kemudian harus terdapat kekeliruan maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
iii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : : Putu Agus Aprita Aptiyasa
: 08505244022 : Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan : Teknik
: Pengaruh Mata Pelajaran Produktif Dan Praktik Kerja Lapangan Terhadap Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi Siswa Kelas XI Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Yogyakarta.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini memang benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang di tulis atau
terbitkan orang lain kecuali pada bagian-bagian tertentu yang penulis gunakan acuan atau kutipan dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan karya
Pernyataan ini penulis buat denngan sesungguhnya, apabila kemudian harus terdapat kekeliruan maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Yogyakarta,
Penulis
Putu Agus Aprita AptiyasaNIM.08505244022
: Pengaruh Mata Pelajaran Produktif Dan Praktik Kerja Lapangan Terhadap Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi Siswa Kelas XI Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan
benar karya saya sendiri. pendapat yang di tulis atau
bagian tertentu yang penulis gunakan acuan atau kutipan dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan karya
Pernyataan ini penulis buat denngan sesungguhnya, apabila kemudian harus terdapat kekeliruan maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
31 Juli 2012
Putu Agus Aprita Aptiyasa NIM.08505244022
-
PENGARUH MATA PELAJARAN PRODUKTIF DAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN TERHADAP KESIAPAN MENJADI TENAGA KERJA
INDUSTRI JASA KONSTRUKSI SISWA KELAS XI JURUSAN BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR
BANGUNAN SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA
Telah dipertahankan diFakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar
Nama
1. Drs.Agus Santoso, M.Pd
2. Drs. H. Sumarjo H. MT
3. Dr. Bambang Sugestiyadi , MT
iv
PENGESAHAN PENGARUH MATA PELAJARAN PRODUKTIF DAN PRAKTIK KERJA
LAPANGAN TERHADAP KESIAPAN MENJADI TENAGA KERJA INDUSTRI JASA KONSTRUKSI SISWA KELAS XI JURUSAN
BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA
Disusun oleh PUTU AGUS APRITA APTIYASA
08505244022
Telah dipertahankan didepan Tim Penguji Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Pada tanggal, 18 September 2012 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Teknik
Susunan Panitia dan Penguji
Jabatan
Drs.Agus Santoso, M.Pd Ketua/
Sekertaris/Pembimbing
Drs. H. Sumarjo H. MT Penguji Utama I
Dr. Bambang Sugestiyadi , MT Penguji Utama II
Yogyakarta, 18 SeptemberDekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta
Dr. Moch Bruri Triyono, M.PdNIP. 19560216 198603 1 003
PENGARUH MATA PELAJARAN PRODUKTIF DAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN TERHADAP KESIAPAN MENJADI TENAGA KERJA
INDUSTRI JASA KONSTRUKSI SISWA KELAS XI JURUSAN BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR
BANGUNAN SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar
Tanda Tangan
18 September 2012 Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta
Dr. Moch Bruri Triyono, M.Pd NIP. 19560216 198603 1 003.
-
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
Mario Teguh
Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi pencapaian kecemerlangan hidup yang
diidamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa kesenangan adalah cara gembira menuju
kegagalan
Mario Teguh
Bagi orang yang sedang membangun sukses dengan semangat dan jujur, gagal itu biasa
dan tak akan menjatuhkannya. Karena orang yang takut gagal success is IMPOSSIBLE!
Thomas J.Watson
Jangan menggenang dengan kawan yang membuat Anda merasa nyaman, tetapi carilah
kawan yang memaksa Anda terus berkembang.
Penulis
Tidak ada masalah yang tidak bisa di selesaikan selama ada kemauan dan komitmen
bersama untuk menyelesaikannya.
Persembahan :
Dengan mengucap Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kupersembahkan karya sederhana ini untuk : Kepada kedua Orang Tuaku terhormat dan terkasih yang
senantiasa memberi kasih sayang, perhatian, dan selalu
memberikan dukungan moral dan materi sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Adik-adikku Deny & Dina tersayang yang selalu memberikan
dukungan moral dan doa demi keberhasilanku.
Nyama Braya Puri Mundu yang selalu memberikan dukungan
dan solusi dikala penulis membutuhkan inspirasi dalam
penyelesaian skripsi ini.
Kepada semua teman seperjuang angkatan 2008 dan semua
pihak yang telah memberikan dukungan dan semangat singga
skripsi ini dapat terselesaikan.
-
vi
-
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi yang berjudul Pengaruh Mata Pelajaran Produktif Dan Praktik Kerja Lapangan Terhadap Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi Siswa Kelas XI Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2
Yogyakarta selesai dilaksanakan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Agus Santoso, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah berkenan memberikan bimbingan, arahan dan saran selama ini hingga selesainya penyusuna skripsi ini.
2. Bapak Drs. H. Sumarjo H. MT selaku pembimbing akdaemik yang selalu memberikan arahan dalam proses pelaksanaan kuliah & penyelesaian skripsi ini.
3. Bapak, Ibu, Adik dan saudara-saudaraku yang telah memberikan semangat dan dukungannya dalam menyelesaikan studi.
4. Bapak Dr. Moch. Bruri Triyono selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta.
5. Kepala SMK Negeri 2 Yogyakarta yang telah memberi izin untuk penelitian ini.
6. Bapak dan Ibu guru SMK Negeri 2 Yogyakarta yang telah membantu penulis dalam pengambilan data.
7. Sahabat karibku, Jeffri, Dini, Lusi, Mas Adi dan juga Aldi trima kasih atas masukan dan bantuannya selama proses penyelesaian skripsi ini.
8. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Angkatan 2008 dan teman seperjuangan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.
-
viii
9. Bapak ibu selaku staf di Jurusan dan KPLT Fakultas Teknik yang telah memberi bantuan.
10. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih kurang dari
sempurna, sehingga perlu perbaikan. Oleh karena itu penulis akan menerima
dengan senang hati saran dan kritikan yang sifatnya membangun terhadap
penelitian ini. Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak
yang memerlukan.
Yogyakarta, 31 Juli 2012
Penulis
-
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN................................................................................... iii LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v ABSTRAK ......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 4 C. Batasan Masalah ............................................................................................ 6 D. Perumusan Masalah ....................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7 F. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ................................................................................................... 10 1. Kesiapan Kerja Industri ................................................................................. 10
a. Pengertian ................................................................................................. 10 b. Aspek-Aspek Kesiapan Mental ................................................................ 12 c. Model Pengukuran Kinerja ....................................................................... 19
2. Mata Pelajaran Produktif ............................................................................... 23
-
x
Halaman
a. Pengertian Mata PelajaranProduktif (Kejuruan) ..................................... 23 b. Prestasi Mata Pelajaran Kejuruan ............................................................. 24
3. Praktik Kerja Lapangan ................................................................................. 25 a. Pengertian Praktik Kerja Lapangan .......................................................... 25 b. Peranan Dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan .......................................... 27 c. Peranan Industri Dalam Praktik Kerja Lapangan ..................................... 28
B. Penelitian Yang Relevan ............................................................................... 30 C. Kerangka Berfikir .......................................................................................... 32
1. Pengaruh Kemampuan Mata Pelajaran Produktif Terhadap Kesiapan Kerja MenjadiTenagaKerjaIndustriJasaKonstruksi ..................................... 32
2. Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Lapangan Terhadap Kesiapan Kerja Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi ................................ 33
3. PengaruhKemampuan Mata Pelajaran Produktif Dan Pengalaman Praktik Kerja Lapangan Secara Bersama-sama terhadap Kesiapan Kerja Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi ........................................... 34
D. Pradigma Penelitian ........................................................................................... 35 E. Hipotesis Penelitian ........................................................................................... 35 BAB III.
METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian .................................................................................... 37
B. Definisi Oprasional Variabel Penelitian ........................................................ 37 C. Populasi dan Sampel ..................................................................................... 39 D. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 40 E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 40
1. Metoda Dokumentasi ................................................................................ 41 2. Metoda Angket ......................................................................................... 41
F. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 41
1. Instrumen Mata Pelajaran Produktif ......................................................... 42 2. Instrumen Praktik Kerja Lapangan ........................................................... 43 3. Instrumen Kesiapan Kerja Industri Jasa Konstruksi ................................. 43
G. Pengujian Instrumen ...................................................................................... 44
-
xi
Halaman
1. Uji Validitas Instrumen............................................................................. 44 2. Uji Reabilitas Instrumen ........................................................................... 45
H. Teknik Analisa Data ...................................................................................... 46 1. Deskripsi Data .......................................................................................... 46 2. Uji Persyaratan Analisis ........................................................................... 47
a. Uji Normalitas ...................................................................................... 47 b. Uji Linieritas ........................................................................................ 47 c. Uji Multikolinier .................................................................................. 48
3. Uji Hipotesis ............................................................................................. 49 a. Membuat Garis Regresi Linier Ganda .................................................. 50 b. Mencari Koefesien Ganda .................................................................... 43 c. Menguji Keberartian Regresi Ganda Dengan Uji F .............................. 44 d. Mencari Sumbangan Relatif ................................................................. 45 e. Mencari Sumbangan Efektif ................................................................. 52
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. HasilPenelitian .................................................................................................. 53
1. Deskripsi Tempat Penelitian ........................................................................ 53 a. SejarahSingkat SMK Negeri 2 Yogyakarta ........................................... 53 b. Visi dan Misi SMK Negeri 2 Yogyakarta.............................................. 55
2. Deskripsi Hasil Penelitian............................................................................ 56 a. Variabel Prestasi Mata Pelajaran Produktif ............................................ 56 b. Variabel Pengalaman Praktik Kerja Lapangan ....................................... 59 c. Variabel Kesiapan Kerja Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa
Konstruksi .............................................................................................. 62 3. Hasil Pengujian Instrumen ........................................................................... 65
a. Uji Validitas Instrumen .......................................................................... 65 b. Uji Reabilitas Instrumen ......................................................................... 67
4. Hasil Uji Persyaratan Analisis ..................................................................... a. Uji Normalitas Data ................................................................................ 68
-
xii
Halaman
b. Uji Linieritas Hubungan dan Keberartian Regresi.................................. 69 c. Uji Multikolinieritas Data ....................................................................... 70
B. Pengujian Hipotesis .......................................................................................... 70 1. Uji Hipotesis I .............................................................................................. 71 2. Uji Hipotesis II ............................................................................................ 74 3. Uji Hipotesis III ........................................................................................... 76
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................................ 80 1. Pengaruh Kemampuan Mata Pelajaran Produktif Terhadap Kesiapan
Kerja Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi ................................ 81 2. Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Lapangan Terhadap Kesiapan Kerja
Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi .......................................... 82 3. Pengaruh Kemampuan Mata Pelajaran Produktif Dan Pengalaman
Praktik Kerja Lapangan Secara Bersama-sama terhadap Kesiapan Kerja Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi .......................................... 83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................................................... 87 B. Implikasi ........................................................................................................... 88
C. KeterbatasanPenelitian ..................................................................................... 89 D. Saran ................................................................................................................. 90 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 93
-
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Skor Alternatif Jawaban Intrumen Kesiapan Kerja Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi ............................................................ 44
Tabel 2. Kisi-kisi instrumen penelitian kesiapan kerja industri jasa konstruksi 44 Tabel 3. Interprestasi nilai r ............................................................................... 46 Tabel 4. Distribusi Frekuensi Variabel Prestasi Mata Pelajaran Produktif ........ 57 Tabel 5.Distribusi Kategorisasi Variabel Prestasi Mata Pelajaran
Produktif ............................................................................................. 59 Tabel 6.Distribusi Frekuensi Variabel Pengalaman Praktik Kerja
Lapangan ............................................................................................... 60 Tabel 7.Distribusi Kategorisasi Variabel Pengalaman Praktik Kerja
Lapangan .............................................................................................. 62 Tabel 8.Distribusi Frekuensi Variabel Kesiapan Kerja Menjadi Tenaga
Kerja Industri Jasa Konstruksi ............................................................ 63 Tabel 9.Distribusi Kategorisasi Variabel Kesiapan Kerja Menjadi
Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi .............................................. 65 Tabel 10. Hasil Uji Validitas Variabel Lingkungan Belajar .............................. 65 Tabel 11. Hasil Uji Reliabilitas .......................................................................... 67 Tabel 12. Rangkuman Hasil Pengujian Linieritas............................................... 69 Tabel 13. Hasil Uji Linieritas .............................................................................. 69 Tabel 14. Ringkasan Hasil Uji Multikololinieritas dengan Regresi ................... 70 Tabel 15. Ringkasan Hasil Uji Regresi Sederhana (X1Terhadap Y) .................. 72 Tabel 16. Ringkasan Hasil Regresi Sederhana (X2Terhadap Y) ......................... 74 Tabel 17. Ringkasan Hasil Uji Regresi(X1dan X2Terhadap Y) .......................... 77 Tabel 18. Interprestasi Koefisien Korelasi X1dan X2terhadap Y ........................ 78 Tabel 19. Hasil Uji Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif....................... 80
-
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Pradigma ganda dengan dua variabel .............................................. 35 Gambar 2. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Prestasi Mata Pelajaran
Produktif .......................................................................................... 58 Gambar 3. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Pengalaman Praktik Kerja
Lapangan ......................................................................................... 61 Gambar 4. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Kesiapan Kerja Menjadi
Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi............................................ 63 Gambar 5. Paradigma Hasil Penelitian .............................................................. 80
-
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Instrumen ..................................................................................... 96 a. Angket .......................................................................................... 97 b. Uji Jugment .................................................................................. 100 c. Hasil Pengujian ............................................................................ 104
Lampiran 2. Data Induk Penelitian ................................................................... 107 a. Lager Nilai Raport Semester I-III ................................................. 108 b. Tabulasi Skor Angket ................................................................... 114 c. Dafta Nilai Hasil Praktik Kerja Lapangan .................................... 116 d. Rekapitulasi data nilai/skor (variabel X1,X2 dan Y) .................... 130
Lampiran 3. Hasil Uji Validitas Dan Reabilitas................................................ 132 a. Analisa Statistik Deskriktif ........................................................... 133
b. Uji Persyaratan Analisis ................................................................ 132 Uji Normalitas ......................................................................... 136 Uji Linieritas ............................................................................ 137 Uji Multikolinieritas ................................................................. 138
Lampiran 4. a. Data Perhitungan...................................................................... 139 Rentang panjang kelas interval ................................................ 140 M Ideal, SD ideal, Klasifikasi Nilai/skor ................................ 143 b. Uji Kategorisasi ........................................................................ 148 c. Uji Hipotesis ............................................................................. 149 d. Uji SE & SR .............................................................................. 152
Lampiran 5. a. Tabel Standard Statistik & Nomogram ..................................... 153 Tabel Penentuan Sampel .......................................................... 154 Tabel Kurve Harry King .......................................................... 155 Tabel Kurve Normal Persentase............................................... 156 Tabel Nilai-Nilai Product Moment .......................................... 157
Lampiran 6 a. Surat Administrasi Keterangan Penelitian ................................ 158 b. Foto & Lembar Konsultasi ...................................................... 170
-
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Diera moderenisasi saat ini dimana pertumbuhan industri yang semakin pesat
menuntut kebutuhan tenaga kerja tingkat menengah yang berpengetahuan dan
terampil, dalam jumlah dan kurun waktu yang memadai. Sejalan dengan
perkembangan pembangunan, kebutuhan tenaga kerja yang berpengetahuan dan
berketerampilan makin lama semakin meningkat. Untuk itu kita tidak dapat
menganggap kehidupan adalah sebuah anugrah saja, tetapi kita harus selalu
berusaha untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik ditengah-tengah
perkembangan ekonomi global yang semakin kompetitif, dan kita dituntut untuk
dapat mandiri dalam menghadapi kehidupan.
Goetsch dan Davis, (2011: http://www.poltas.ac.id/) menyatakan bahwa mutu
sistem pendidikan sebuah negara adalah determinan utama mutu tenaga kerja.
Artinya dengan bagusnya mutu sistem pendidikan akan menghasilkan tenaga kerja
yang bekualitas yang mampu bersaing dalam kompetisi global. Indonesia
merupakan salah suatu Negara berkembang yang sedang giat melaksanakan
pembangunan dalam rangka miningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
rakyatnya. Dalam pelaksanaan pembangunan perlu adanya dukungan yang kuat
berupa kualitas maupun kuantitas dari sumber daya manusia yang dapat
dihandalkan.
Masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan saat ini menyangkut masalah
kualitas pendidikan yang harus semakin dimaksimalkan dan kurang relevannya
antara mutu hasil pendidikan dengan tuntutan pembangunan akan tersedianya
-
2
2
tenaga kerja yang terampil dalam jumlah memadai untuk mengisi kesempatan
kerja yang terbuka ataupun mampu membuka lapangan kerja baru. Melihat gejala
masih tingginya jumlah lulusan sekolah menengah dan perguruan tinggi yang
menganggur, sungguh sangat mengkhawatirkan sesuai dengan (Badan Pusat
Statistik, 2011 : http: //www. bps.go.id). Masalah kualitas atau mutu pendidikan
telah lama menjadi bahan perbincangan bagi dunia industri, politisi, masyarakat,
orang tua, dan pendidik. Kalangan dunia industri misalnya mengeluhkan tentang
mutu tamatan sekolah yang tidak siap pakai Munadir dalam (Abdul Hadis, 2010 :
http://bocahsastra.wordpress.com/).
Untuk menjawab permasalahan tersebut khususnya yang berkenaan dengan
ketenaga kerjaan, Pendidikan nasional 2003 menegaskan bahwa pendidikan
kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat
bekerja pada bidang tertentu, dengan demikian pendidikan kejuruan bertujuan
untuk mempersiapkan kemampuan dan pengetahuan serta keterampilan peserta
didik agar dapat bekerja pada bidang yang ditekuninya. Dalam Permendiknas RI
Nomor 22 (2006:20) disebutkan bahwa Pendidikan Kejuruan bertujuan untuk
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut sesuai dengan program kerja. Selain itu juga disebutkan dalam PP Nomor
19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan: Pendidikan Menengah Kejuruan
adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan
pengembangan kemampuan siswa untuk jenis pekerjaan tertentu.
Bedasarkan pernyataan ini maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan
kejuruan merupakan pendidikan untuk persiapan tenaga kerja, maka dengan
sendirinya orientasi pendidikan kejuruan tertuju pada kualifikasi output atau
-
3
3
lulusannya. Akan tetapi, keberadaan SMK dalam menyiapkan tenaga kerja masih
disangsikan dengan masyarakat karena lulusan SMK masih belum dapat
memenuhi tuntutan lapangan kerja secara maksimal sesuai dengan spesifikasinya.
Konsentrasi peneliti pada Sekolah Menengah Kejuruan dalam bidang
keahlian Teknik Konstruksi Bangunan khususnya untuk program mata pelajaran
produktif harus mampu memberikan wawasan secara uptodate dan sepadan sesuai
dengan perkembangan dilapangan secara terkini yang dapat dijadikan salah satu
sumber belajar dalam menumbuhkan minat semangat belajar dan berkreasi kepada
siswa. Beberapa prinsip yang dipakai sebagai strategi dalam penyesuaian ketenaga
kerjaan adalah fokusnya pada pengembangan mata pelajaran produktif serta
memaksimalkan penyelenggaraan praktik kerja lapangan. Dimana menurut Petrus,
(2004:4-5) mengemukakan pengertian praktik kerja lapangan adalah model
pendidikan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan praktik
nyata di dunia nyata/industri selama kurun waktu tertentu. Penyelenggaraan
prektik kerja lapangan yang tepat dan sistematis serta terarah semakin
memperlengkapi kompetensi siswa sebagai bakal dalam persaingan di dunia kerja.
Pendidikan yang demikian adalah pendidikan yang berorientasi pada
pembentukan pola pikir baru kepada siswa untuk menimbulkan ide-ide kreatif
disamping itu juga bisa menumbuh kembangkan sifat keberanian dan memberi
kesiapan untuk menghadapi suatu permasalahan di dunia kerja nantinya.
Artinya, mata pelajaran produktif dan praktik kerja lapangan mempunyai
andil yang sangat besar dalam meningkatkan pengalaman dan sikap kerja serta
merupakan suatu kegiatan belajar yang diikuti oleh siswa SMK sebagai wahana
untuk mendapatkan hasil belajar secara sekaligus, baik secara autodidak yang
memberikan kesempatan untuk memahami dan mendalami kemampuan hasil teori
-
4
4
mata pelajaran produktif dalam keadaan situasi kerja yang sesungguhnya.
Bedasarkan kondisi ini peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul
Pengaruh Mata Pelajaran Produktif Dan Praktik Kerja Lapangan Terhadap
Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi Kelas XI Jurusan
Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2
Yogyakarta.
B. Identifikasi Masalah
Bedasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas secara umum
menunjukkan adanya kesenjangan antara kualitas calon tenaga kerja yang
dihasilkan oleh lembaga pendidikan. Dampak dari kesenjangan antara mutu
lulusan sekolah menengah kejuruan adalah banyaknya penyimpangan pekerjaan
yang dapat menyebabkan tidak terisinya lowongan pekerjaan yang diakibatkan
oleh ketidak siapan siswa sekolah menengah kejuruan dalam memasuki dunia
kerja serta semakin bertambahnya jumlah pengangguran dibanding tahun
sebelumnya sesuai dengan analisa (BPS, 2011 : http://www.bps.go.id). Hal ini
merupakan masalah yang perlu segera diatasi agar dampak yang lebih luas
terhadap dunia kerja dapat dikurangi, terutama yang berkaitan dengan
produktifitas tenaga kerja.
Bedasarkan permasalahan yang ada, perlu diketahui bahwa dalam memasuki
dunia kerja tidak hanya ditentukan oleh pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki, namun juga dipengaruhi oleh sikap kesiapan kerjanya. Dalam pemikiran-
pemikiran tersebut peneliti terdorong untuk menelaah lebih jauh beberapa faktor
yang mempengaruhi kesiapan kerja siswa dari sudut pandang mata pelajaran
-
5
5
produktif dan praktik kerja lapangan siswa kelas XI Jurusan Teknik Bangunan
Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Yogyakarta.
Dalam hal ini diharapkan lulusan SMK benar-benar mendapat bekal kesiapan
memasuki dunia kerja dan setelah masuk ke dunia kerja memiliki rasa percaya
diri. Minat seseorang dalam memasuki dunia kerja dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi yang
berasal dari dalam individu yang meliputi dari faktor fisiologis dan faktor
psikologis. Faktor fisiologis meliputi kondisi fisik dan organ tubuh, sedang faktor
psikologis meliputi bakat, motifasi mental dan emosi. Faktor eksternal adalah
faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi faktor sosial dan faktor non
sosial, contohnya lingkungan dan kebiasaan lingkungan sekitar serta budaya yang
ada. Faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi rendahnya kesiapan mental kerja
diantaranya : motivasi belajar, pengalaman praktik secara autodidak maupun non
autodidak, bimbingan vokasional, Lingkungan teman sebaya, prestasi belajar
sebelumnya dan latar belakang ekonomi orang tua.
Salah satu hal yang mungkin menjadi penentu kelulusan siswa dalah prestasi
yang dicapai siswa dalam mata pelajaran produktif. Prestasi belajar merupakan
taraf kemampuan anak menguasai sejumlah pengetahuan dan keterampilan baik
teori maupun statistik perhitungan yang taraf kemampuan anak berbeda-beda.
Pengetahuan dan keterampilan ini merupakan benar-benar didapat siswa setelah
lulus. Sehingga menimbulkan pertanyaan apakah prestasi mata pelajaran kejuruan
yang dimiliki siswa sangat berpengaruh terhadap kesiapan kerja siswa untuk
menjadi tenaga kerja industri jasa konstruksi?
Untuk mengetahui kekurangan dalam belajar teori dan praktik, maka
ditempuh dengan penerjunan langsung ke lapanyan yaitu pelaksanaan peraktik
-
6
6
kerja lapangan atau mengikut sertakan sisiwa dalam unit produksi sekolah.
Keikutsertaan siswa dalam praktik kerja lapangan akan menambah wawasan
pengetahuan dan keterampilan siswa. Persoalannya adalah apakah pengalaman
praktik di industri atau di sekolah yang memiliki unit produksi siswa sangat
berpengaruh terhadap kesiapan kerja siswa untuk menjadi tenaga kerja industri
jasa konstruksi?
Kesiapan kerja siswa SMK untuk memasuki dunia kerja mungkin juga
dipengaruhi oleh kematangan vokasionalnnya. Kematangan vokasional ini
menunjukkan perkembangan seseorang dalam kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan pekerjaan. Persoalannya adalah apakah bimbingan
vokasional yang diberikan kepada siswa juga mampu memberikan sumbangan
terhadap kesiapan mental kerja siswa?
C. Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, banyak faktor yang
mempengaruhi kesiapan kerja siswa, maka tidaklah mungkin untuk meneliti
semua faktor yang berkaitan dengan kesiapan kerja siswa tersebut di atas. Oleh
karena itu, penelitian ini hanya mengambil permasalahan tentang pengaruh
Pengaruh Mata Pelajaran Produktif Dan Praktik Kerja Lapangan Terhadap
Kesiapan Menjadi Tenaga Industri Jasa Konstruksi Kelas XI Jurusan Bangunan
Program Keahlian Teknik Gambar SMK Negeri 2 Yogyakarta. Dipilihnya prestasi
mata pelajaran produktif sebagai faktor internal yang berhubungan dengan
kesiapan kerja siswa karena didasari pemikiran bahwa SMK memberi bekal
pendidikan yang baik serta pemberian mata pelajaran lebih dominan kepada mata
pelajaran kejuruannya.
-
7
7
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dilakukan untuk menggambarkan dengan jelas
mengenai masalah yang akan diamati. Bedasarkan pada pembatasan masalah di
atas, maka masalah dalam penelitian ini penulis kaji sebagai berikut :
1. Seberapa besar kesiapan menjadi tenaga kerja industri jasa konstruksi Siswa
Kelas XI Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan
SMK Negeri 2 Yogyakarta Tahun 2012?
2. Apakah ada pengaruh antara prestasi mata pelajaran produktif dengan kesiapan
menjadi tenaga kerja industri jasa konstruksi Siswa Kelas XI Jurusan
Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2
Yogyakarta Tahun 2012?
3. Apakah ada pengaruh antara prestasi pengalaman praktik kerja lapangan
terhadap kesiapan menjadi tenaga kerja industri jasa konstruksi Siswa Kelas XI
Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri
2 Yogyakarta Tahun 2012?
4. Apakah ada pengaruh mata pelajaran produktif dan praktik kerja lapangan
terhadap kesiapan menjadi Tenaga kerja industri jasa konstruksi Siswa Kelas
XI Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK
Negeri 2 Yogyakarta Tahun 2012?
E. Tujuan Penelitian
Bedasarkan permusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui :
-
8
8
1. Ingin Mengetahui tingkat kesiapan menjadi tenaga kerja industri jasa
konstruksi Siswa Kelas XI Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik
Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Yogyakarta Tahun 2012?.
2. Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh antara mata pelajaran produktif
dengan kesiapan menjadi tenaga kerja industri jasa konstruksi Siswa Kelas XI
Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri
2 Yogyakarta Tahun 2012?
3. Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh antara praktik kerja lapangan
dengan kesiapan menjadi tenaga kerja industri jasa konstruksi Siswa Kelas XI
Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri
2 Yogyakarta Tahun 2012?
4. Ingin mengetahui seberapa besar peranan mata pelajaran produktif dan praktik
kerja lapangan terhadap kesiapan menjadi tenaga kerja industri jasa konstruksi
Siswa Kelas XI Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar
Bangunan SMK Negeri 2 Yogyakarta Tahun 2012?
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
pengembangan pendidikan kejuruan, terutama dalam meningkatkan kesiapan
kerja siswa
b. Hasil penelitian ini digunakan sebagai literatur dalam pelaksanaan penelitian
yang relevan di masa yang akan datang.
-
9
9
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian sebagai wadah penerapan ilmu pengetahuan secara teoritis
yang telah diperoleh selama kuliah dan memperluas pengetahuan sebagai bekal di
masa mendatang/jenjang selanjutnya.
b. Bagi Sekolah
Diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam menjaga dan meningkatan
kualitas lulusan SMK khususnya SMK Negeri 2 Yogyakarta jurusan teknik
bangunan. Dengan ditemukan pengaruh mata pelajaran produktif dan praktik kerja
lapangan terhadap kesiapan menjadi tenaga kerja, maka usaha untuk
meningkatkan kualitas lulusan siswa SMK negeri 2 Yogyakarta dapat dilakukan
dengan memberikan perhatian yang lebih terhadap penelitian tersebut.
c. Bagi Guru
Diharapkan dapat memberikan motifasi kepada siswa agar siswa mempunyai
semangat dan motifasi agar siap memasuki lapangan kerja.
d. Bagi Orang Tua
Diharapkan dapat memberikan bimbingan ,semangat, serta dorongan kepada
putra dan putrinya dengan bekerjasama dengan pihak sekolah dan pemerintah.
e. Bagi Siswa
Diharapkan agar siswa dapat memahami arti pentingnya pendidikan, dapat
termotifasi, dan menumbuhkan semangat untuk terjun ke dunia kerja industri.
-
10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori.
1. Kesiapan Kerja Industri Jasa Konstruksi
a. Pengertian
Pada masa pembangunan di era sekarang ini , tenaga kerja yang banyak
dibutuhkan adalah tenaga kerja yang terampil, terdidik dan terlatih yang siap
memasuki dunia kerja. Menurut Finch dan Crunkilton yang dikutip Rusyadi,
(2000 :10-11) bahwa untuk membentuk kesiapan kerja siswa sekolah kejuruan
dan teknologi selain diperlukan pengetahuan dalam bentuk teori maupun praktik
juga diperlukan aspek mental dan sikap kerja.
Menurut Slameto yang dikutip dari Martanto (2003:11-13), kesiapan
merupakan keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi
respon/jawaban didalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi
pada suatu saat akan berpengaruh pada kecendrungan untuk memberi respon.
Kondisi tersebut mencangkup setidak-tidaknya 3 aspek yaitu :
1) Kondisi fisik, mental, dan emosional.
2) Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan.
3) Keterampilan, pengetahuan dan pengertian lainnya yang telah dipelajari.
Ketiga aspek tersebut akan mempengaruhi dan memenuhi sesuatu, atau
menjadi kecendrungan untuk berbuat sesuatu. Dalam kondisi fisik tersebut tidak
termasuk kematangan, walaupun kematangan termasuk kondisi fisik. Kondisi fisik
yang sementara waktu/temporer, serta yang tidak untuk sementara waktu.
Sedangkan kondisi mental menyangkut kecerdasan.
-
11
Kesiapan merupakan modal utama bagi seseorang untuk melakukan semua
jenis pekerjaan, sehingga dengan kesiapan kerja ini diharapkan bias memperoleh
hasil yang maksimal. Penguasaan pengetahuan teori dan kemampuan praktik serta
dimilikinya sikap kerja yang baik merupakan unsur penting dalam kesiapan kerja.
Kesiapan berhubungan dengan kesedian untuk melatih diri tentang keterampilan
tertentu yang dinyatakan dengan usaha untuk melaporkan kehadirannya,
mempersiapkan alat, menyesuaikan diri dengan situasi dan menjawab pertanyaan
Ken. Blenchard, (2008:15). Dengan kata lain, kesiapan menunjukkan keadaan
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki sekarang dalam kaitannya dengan
keadaan berikutnya yang diharapkan bisa tercapai.
Aspek penguasaan pengetahuan teori menentukan kemampuan seseorang
dalam mengatasi atau menginterprestasikan informasi berupa fenomena yang
terjadi dihadapannya. Begitu pula dengan penguasaan pengetahuan praktik
membuat seseorang mengorganisir dan melaksanakan serta menyelesaikan tugas
atau kerja praktik dengan baik. Sikap merupakan salah satu aspek mental yang
menyebabkan timbulnya pola-pola pikir tertentu dalam diri individu. Jika sikap
telah terbentuk, maka sikap ini akan turun menentukan cara-cara bertingkah laku
terhadap obyek tertentu.
Menurut Thornidike dalam Slameto, (2003 :114 ) mengemukakan bahwa
kesiapan adalah persyaratan untuk belajar dimasa berikutnya, menurut belajar
asosiatif, sedangkan menurut Bruner dalam Slameto, (2003 :114) perkembangan
anak tidak menjadi hal, yang penting adalah peranan guru dalam mengajar.
Menurut dia, setiap bahan pelajaran atau mata pelajaran apapun dapat diajarkan
pada setiap siswa, pada setiap siswa tingkat perkembangan yang mana saja asal
-
12
diajarkan dengan cara yang sebaik-baiknya. Cara-cara sebaiknya ini tentu saja
sesuai dengan tingkat perkembangan, dan berikut prinsip-prinsip kesiapan.
1) Semua aspek perkembangan (kondisi fisik, bakat, kematangan, kecerdasan)
berinteraksi (saling pengaruh mempengaruhi).
2) Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dan
pengalaman.
3) Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan.
4) Kesiapan dasar untuk tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama masa
pembentukan dalam masa perkembangan.
Bedasarkan pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa kesiapan terhadap
sesuatu dapat diartikan sebagai tingkat kesiapan untuk dapat menerima dan
memperaktikkan tingkah laku tertentu yang mempengaruhi tingkat kemasakan,
pengalaman-pengalaman yang diperlukan serta keadaan mental dan emosi yang
serasi.
b. Aspek-Aspek Kesiapan Mental Kondisi yang saling berkaitan antara kematangan yang berasal dari dalam diri
siswa dan tingkat kemauan yang keras untuk mendapatkan ilmu pengetahuan akan
mempercepat seseorang siap dalam segala kegiatan. Dalam hal ini adapun aspek-
aspek yang mempengaruhi kesiapan kerja yaitu :
1) Motifasi Kerja
Minat merupakan sifat yang membuat orang senang akan obyek, situasi atau
ide-ide tertentu. Menurut Moh.Asad, (1999:45) motivasi bukanlah suatu perkara
yang mudah, baik memahaminya, apalagi dalam menerapkannya. Tidak mudah
dikarenakan berbagai alasan dan pertimbangan. Akan tetapi yang jelas adalah
-
13
bahwa dengan motifasi yang tepat maka para siswa akan terdorong untuk berbuat
maksimal dalam melaksanakan tugasnya.
Selanjutnya Gibson, (1999:12) mengemukakan bahwa motifasi kerja adalah
dorongan-dorongan yang timbul dalam diri seseorang yang mengarahkan dan
menggerakkan prilaku. Jadi motifasi merupakan suatu sikap seseorang terhadap
tugas-tugas yang mengarah pada kepuasan kerja.
Proses timbulnya motivasi umumnya diawali dengan munculnya suatu
kebutuhan (needs) yang belum terpenuhi sehingga menyebabkan adanya ke tidak
seimbangan antara fisik dan psikologis dalam diri seseorang. Kemudian ketidak
seimbangan tersebut menyebabkan orang berusaha menguranginya dalam prilaku
tertentu. Usaha inilah yang disebut dorongan (drives), misalnya kebutuhan makan
diwujudkan dalam bentuk dorongan rasa lapar, dan kebutuhan untuk berteman
menjadi dorongan untuk bersosialisasi. Selanjutnya orang tersebut akan menerima
insentif (incentive) sebagai akibat dari usaha yang ia lakukan (Luthans, 1995:11).
2) Minat kerja
Minat merupakan aspek individu, yaitu berhubungan dengan kesiapan mental,
juga dipandang bahwa minat merupakan suatu keadaan individu yang mempunyai
peranan penting yang erat hubungannya dengan kebutuhan. Menurut Moh.Surya
Darul Ridwan, (2004:13) yang dikutip dari Mifthul mengartikan bahwa minat
merupakan kecendrungan individu untuk memusatkan perhatian kepada suatu
obyek atau kegiatan yang berkaitan dengan dirinya yang dinyatakan dalam bentuk
tingkah laku.
Minat erat hubungannya dengan idividu, oleh karenanya dapat didefinisikan
sebagai kesadaran seseorang bahwa sesuatu obyek ataupun situasi mengandung
sangkut paut dengan dirinya atau dengan kehidupannya (Witherington, 2000:122).
-
14
Obyek atau bidang yang dimaksud dapat bersifat materi seperti minat terhadap
benda atau barang, namun juga dapat bersifat abstrak misalnya minat terhadap
musik, minat terhadap seni, minat belajar dan yang lainnya.
Moh Asad yang di kutip oleh Darul Ridwan, (2004:18) memandang bahwa
bekerja adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi karena bekerja juga
merupakan aktivitas baik fisik maupun mental yang pada dasarnya adalah bawaan
dan mempunyai tujuan yaitu mendapat kepuasan.
Pengertian minat dapat juga diartikan sebagai kecendrungan yang akan
menetap, dimana subyek merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa
senang berkecimpung dalam hal tertentu (Ken.Blanchard, 2008:25). Jadi bila
seseorang berminat pada sesuatu maka ia akan melibatkan dirinya dalam
obyeknya dan berusaha mengetahui segala apa yang ada dalam obyek tersebut. Ini
berarti bahwa seseorang yang mempunyai minat terhadap suatu obyek maka orang
tersebut mau berusaha atau mau melakukan langkah-langkah kongkrit untuk
mengetahui segala sesuatu mengenai obyek yang dinanti itu.
Bedasarkan uraian tentang minat, kaitannya dengan pekerjaan, minat kerja
dalam konteks ini adalah perhatian, keinginan, rasa suka dan rasa terikat atau
kecendrungan berhubungan lebih aktif dari siswa terhadap pekerjaan di industri
yang relevan, dimana pekerjaan tersebut memang bersangkut paut dengan
kepentingan dirinya. Dengan demikian siswa yang menaruh perhatian, keinginan,
rasasenang dan terikat, ini berarti ia berminat terhadap bidang pekerjaan tersebut.
Minat kerja merupakan salah satu faktor yang turut menentukan kesiapan
kerja. Madsudnya adalah apabila minat kerja tinggi, kesiapan kerja yang
diharapkan akan meningkat. Sebaliknya minat kerja seseorang rendah dapat
mengakibatkan kesiapan kerjanya rendah. Bahkan lebih dari itu, ia akan
-
15
kehilangan daya dorong sehingga tidak lagi menaruh perhatian atau rasa senang
terhadap pekerjaannya.
Minat kerja di industri adalah perhatian, kesukaan, keinginan dan
kecendrungan hati yang tinggi untuk bekerja di industri. Pengertian industri dalam
konteks ini adalah kegiatan dari sektor jasa konstruksi didalam merancang
bangunan dan perekayasaan.
Dari pengertian minat dan kerja diatas, maka minat kerja dapat diartikan
sebagai kecendrungan yang menetap pada diri individu untuk merasa senang dan
tertarik pada aktifitas secara fisik, psiks, mental, dan sosial yang dilakukan atas
kesadaran sendiri dengan tujuan memperoleh kepuasan, status, imbalan ekonomi,
financial, isi dan maka hidup serta mengikat seseorang pada individu lain dan
masyarakat.
3) Etos Kerja
Etos kerja merupakan suatu sikap jiwa seseorang untuk melaksanakan suatu
pekerjaan dengan perhatian yang penuh, maka pekerjaan itu akan terlaksana
dengan sempurna walaupun banyak kendala yang harus diatasi, baik karena
motivasi kebutuhan atau karena tanggung jawab yang tinggi. Etos kerja seseorang
erat kaitannya dengan kepribadian, prilaku, dan karakternya. Setiap orang
memiliki internal being yang merumuskan siapa dia. Selanjutnya internal being
menetapkan respon, atau reaksi terhadap tuntutan external. Respon internal being
terhadap tuntutan external dunia kerja menetapkan etos kerja seseorang (Singer,
2000:25).
Etos kerja berasal dari bahasa Yunani ethos yakni karakter, cara hidup,
kebiasaan seseorang, motifasi atau tujuan moral seseorang serta pandangan dunia
mereka, yakni gambaran, cara bertindak ataupun gagasan yang paling
-
16
komprehensif mengenai tatanan. Dengan kata lain etos adalah aspek evaluatif
sebagai sikap mendasar terhadap diri dan dunia mereka yang diefleksikan dalam
kehidupannya (Khansanah, 2004:8).
Etos kerja dapat diartikan sebagai kosep tentang kerja atau pradigma kerja
yang diyakini oleh seorang ataupun sekelompok orang sebagai baik dan benar
yang diwujudkan melalui prilaku kerja mereka secara khas (Sinamo, 2003:2).
4) Sikap kreatif
Ditinjau dari segi pribadi, kreatifitas dapat diartikan sebagai adanya ciri-ciri
kreatifitas yang terdapat pada diri anak. Ciri-ciri tersebut meliputi ciri yang
bersifat aptitude atau kognitif (berkaitan dengan kemampuan berfikir) dan ciri
yang bersifat non aptudate atau efektif (berkaitan dengan sikap dan perasaan).
Kreatif adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik
berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam karya baru maupun kombinasi
dengan hal-hal yang sudah ada, yang belum pernah ada sebelumnya dengan
menekankan kemampuan yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk
mengkombinasikan, memecahkan atau menjawab masalah, dan cerminan
kemampuan operasional anak kreatif.
Menurut Rogers dalam Basuki, (2010:89) proses kreatif adalah munculnya
tindakan dalam suatu produk baru yang tumbuh dari keunikan individu, dan dari
pengalaman yang menekankan pada produk yang baru, interaksi individu dengan
lingkungannya atau kebudayaannya. Menurut Sternberg dalam Afifa, (2007:75)
seorang yang kreatif adalah seorang yang dapat berfikir sintesis artinya dapat
melihat hubungan-hubungan dimana orang lain tidak mampu melihatnya yang
mempunyai kemampuan untuk menganalisis ide-idenya sendiri serta
mengevaluasi nilai ataupun kwalitas karya pribadinya, mampu menterjemahkan
-
17
teori dan hal-hal yang abstrak ke dalam ide-ide praktis, sehingga individu mampu
meyakinkan orang lain mengenai ide-ide yang akan dikerjakannya.
Untuk mencapai tumbuhnya kreatifitas menurut Csikszentmihalyi dalam
Afifa, (2007:35) diperlukan akses terhadap ranah yang diminati, yang ditemukan
juga oleh faktor keberuntungan. Contohnya adalah bila anak dilahirkan dalam
keluarga yang mendukung minatnya, sekolah yang memberikan terhadap
tumbuhnya berbagai aspek kecerdasan, adanya pembimbing yang dapat
mengarahkan minat dan bakatnya (sebagai motivator dan fasilitator), serta adanya
guru atau pelatih yang kompten dibidangnya.
Dari beberapa pendapat yang telah dipaparkan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa pada intinya kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan merupakan hasil kombinasi dari beberpa data
atau informasi yang diperoleh sebelumnya, terwujud dalam suatu gagasan atau
karya nyata.
5) Percaya diri
Sebelum membahas lebih jauh rasa percaya diri, perlu dijelaskan terlebih
dahulu mengenai konsef diri (self concept), karena kedua istilah ini mempunyai
pengertian yang hampir sama. Maslow dalam Alwisaol, (2004:24) mengatakan
bahwa kepercayaan diri itu diawali oleh konsep diri. Menurut Centi (1993:9)
konsef diri adalah gagasan seseorang tentang diri sendiri, yang memberikan
gambaran kepada seseorang mengenai dirinya sendiri. Melalui pengalamannya
sendiri dan penilaian orang lain, secara berangsur-angsur seseorang membangun
konsef dirinya.
Sementara itu yang dikutif oleh Sullivan dalam Bastaman, (1995 : 123)
menyatakan bahwa ada dua macam konsef diri yaitu, konsef dari positif dan
-
18
konsef dari negatif. Konsef dari yang positif terbentuk karena seseorang secara
terus-menerus sejak lama menerima umpan balik yang positif berupa pujian dan
penghargaan. Sedangkan konsef diri yang negatif dikaitkan dengan umpan balik
negatif seperti ejekan dan perendahan.
Menurut Leuter (2002:4) kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau
keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakan-tindakannya
tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan
keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi
dengan orang lain, mempunyai dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan
dan kekurangan diri sendiri. Leuster mengambarkan bahwa orang yang
mempunyai kepercayaan diri memiliki ciri-ciri tidak mementingkan diri sendiri
(toleransi), tidak membutuhkan dorongan orang lain optimis dan gembira.
Rasa percaya diri dan optimisme adalah sikap kepribadian yang sangat
menentukan dan tidak begitu mudah untuk dirubah, karena keduanya sukar untuk
dicapai dengan pertimbangan rasional. Persepsi seseorang atas dirinya sendiri
akan sangat berpengaruh terhadap tingkat rasa percaya dirinya. Menurut Ngadini
(2003 : 25) penilaian negatif terhadap diri sendiri merupakan hasil persepsi yang
salah atas dirinya. Dalam proses persepsi ia menerima apa yang terjadi dan
memperhatikan fakta dari peristiwa yang baru dialaminya. Proses selanjutnya ia
akan menilai fakta-fakta itu sesuai dengan yang diyakininya. Dengan demikian
tingkat rasa percaya diri seseorang akan tergantung pada persepsi dan penilaian
yang diberikan atas dirinya.
6) Berfikir Logis
Logika secara etimologis berasal dari bahasa yunani dari kata logike yang
berhubungan dengan kata dan logos yang berarti ucapan. Logika sebagai suatu
-
19
studi secara sederhana dapat dibatasi sebagai suatu kajian tentang bagaimana
seseorang mampu untuk berfikir dengan shahih sesuai dengan langkah-langkah
metoda ilmiah (Karomani, 2009). Logika merupakan sarana berfikir sistematis,
valid, cepat, dan tepat serta dapat dipertanggung jawabkan.
Berfikir logis merupakan kegiatan berfikir menurut suatu pola tertentu, atau
dengan perkataan lain menurut logika tertentu. Karena itu, berfikir logis adalah
berfikir sesuai dengan aturan-aturan berfikir, seperti setengah tidak boleh lebih
besar dari pada satu. Logis dalam bahasa sehari-hari dapat dimaknai masuk akal.
7) Tanggung Jawab Secara Individu
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah keadaan
wajib menanggung segala sesuatunya, sehingga dapat diartikan kewajiban
menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan
jawab dan menanggung segala akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku dan
perbuatannya yang disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab juga bearti
berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Tanggung jawab terhadap
diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya
sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai individu.
c. Model Pengukuran Kinerja Industri Jasa Konstruksi
1) Benchmarking Di Industri Jasa Konstruksi.
Terlepas dari kepentinganya, data yang dibutuhkan untuk pengukuran
kinerja tidak teridentifikasi dan tidak dikumpulkan dengan baik di industri
konstruksi. Dengan demikian, informasi mengenai kinerja industri konstruksi
cenderung sedikit tersedia. Sebenarnya sudah banyak perusahaan konstruksi
dan instansi yang terkait dengan industri konstruksi yang sudah mengumpulkan
-
20
data terkait dengan variabel-variabel proyek konstruksi, namun hanya sedikit
yang memiliki proses pengukuran kinerja yang baik yang dapat menyediakan
informasi untuk pengambilan keputusan strategis. Implementasi pengukuran
kinerja yang efektif tidak hanya sekedar memilih indikator kinerja yang tepat,
tetapi lebih kepada perubahan signifikan pada proses pengambilan keputusan dan
pendekatan dalam suatu organisasi (Lantelme et al, 2001: 19).
Salah satu peran dari pengukuran kinerja adalah menjadikan organisasi
tersebut dapat melakukan benchmarking. Benchmarking merupakan sebuah
kegiatan yang sistematis untuk mengukur dan membandingkan kinerja suatu
organisasi terhadap organisasi lain yang sejenis dalam aktivitas bisnisnya
(Garvin,2007:45). Pelajaran yang bisa didapat dari organisasi lain dapat
digunakan untuk memperbaiki capaian dan mendukung perubahan yang
diperlukan. Benchmarking harus bisa menjadi bagian yang terpadu dari
perencanaan dan proses perbaikan dari suatu organisasi (Lantelme et al. 2001: 60).
Telah banyak inisiatif kegiatan bencmarking di industri konstruksi dilakukan
dibeberapa negara seperti Australia, Brazil, Chile, Denmark, Inggris, Amerika
Serikat, Hong Kong, Singapura dan Belanda. Berdasarkan studi yang dilakukan
pada empat sistem pengukuran kinerja yang dikembangkan diempat negara,
yaitu Key Performance Indicators atau KPI (Inggris), NBS-Chile (Chile), CII
BM&M (USA), serta SISIND-Net (Brazil), Costa et al. (2006) menyampaikan
bahwa pada umumnya sistem pengukuran kinerja tersebut menyediakan arahan
untuk pengukuran kinerja, menyediakan benchmarks untuk masing-masing
perusahaan konstruksi, dan identifikasi dan diseminasi best practices di
industri dengan laporan dan jaringan benchmarking. Selain itu, kesimpulan
-
21
yang didapat dari sistem pengukuran kinerja yang sudah dikembangkan dan
diimplementasikan dibeberapa negara antara lain :
a) Terdapat beberapa halangan yang menyebabkan implementasi system
pengukuran kinerja diberbagai negara tersebut tidak berjalan sesuai dengan
keinginan rancangan yang terkait dengan karakteristik industri konstruksi,
yaitu: sifat industri konstruksi yang berorientasi proyek yang unik,
pembuatan sistem penilaian kinerja proyek dan menggunakannya untuk
kegiatan perusahaan yang rutin perlu usaha yang intensif, tanggung jawab
pengumpulan, pengolahan, dan analisa data tidak terdefinisi dengan baik
pada awal proyek, serta tim manajerial proyek yang selalu berbeda dan
penggunaan sistem penilaian akan tergantung sekali kepada komitmet
manajerial proyek.
b) Sistem yang telah dikembangkan dapat digunakan untuk benchmarking
secara nasional maupun secara lokal, serta dapat dimanfaatkan untuk
membandingkan antar sektor konstruksi. Selain itu setiap system
menyediakan arahan untuk memelihara data secara menerus sehingga statistik
data dapat uptodate.
c) Sistem yang ada mempromosikan perubahan dengan identifikasi dan
penjelasan tentang best practices.
d) Pengukuran kinerja harus sederhana dan didefinisikan dengan baik agar
dapat diimplementasikan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait
dengan implementasi seperti pelatihan untuk pemrosesan data, membantu
lebih jauh perusahaan untuk menggunakan informasi yang tersedia,
memotivasi internal bencmarking pada awalnya sebelum eksternal
benchmarking, memotivasi untuk membagi informasi yang sebanding kepada
-
22
perusahaan lain, serta menciptakan lingkungan belajar di dalam organisasi
dengan jaringan benchmarking.
2) Model Pengukuran Kinerja Industri
Guna memperoleh gambaran kinerja sektor jasa konstruksi di Indonesia
secara tepat, diperlukan suatu mekanisme penilaian kinerja yang mampu
merefleksikan dinamika interaksi yang terjadi dalam sektor tersebut. Industri jasa
konstruksi mencakup bidang usaha perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan,
sehingga kinerja masing-masing bidang maupun keseluruhannya juga harus dapat
didefinisikan dan diukur. Disisi lain, penilaian kesiapan kerja jasa konstruksi
dapat dilakukan dalam 3 tingkatan, yakni industri, perusahaan, dan proyek,
yang mana ketiganya mewakili tingkatan-tingkatan yang mempunyai karakteristik
dan fungsi yang berbeda.
Berdasarkan pada fakta mengenai cakupan industri jasa konstruksi seperti
dijelaskan pada teori, maka kemudian dikembangkan pula langkah-langkah
penilaian kinerjanya, yaitu dikelompokkan pada tingkat industri, tingkat
perusahaan, dan tingkat proyek. Berbagai langkah yang dikembangkan tersebut
ada yang bersifat sebagai indikator masukan, indikator proses, dan indikator
keluaran, diantaranya langkah sebagai berikut (Oemar Hamalik,2007:12) :
a) Langkah 1 : Persiapan (1) Mengisi sebuah lembar kerja persyaratan jabatan (2) Merancang pertanyaan berbasis kinerja (3) Menetapkan cara mengevaluasi keterampilan teknis b) Langkah 2 : Penyaringan (1) Penyaringan surat lamaran dengan menggunakan system peringkat A-B-C (2) Melakukan penyaringan lewat telefon. (3) Menyiapkan wawancara c) Langkah 3 : Wawancara (1) Mengumpulkan data yang berhubungan dengan pekerjaan. (2) Memberikan informasi (3) Mendiskusikan langkah selanjutnya dan merangkumnya. d) Langkah 4 : Penyeleksian
-
23
(1) Melakukan penilaian non wawancara terhadap keterampilan teknis. (2) Mengisi lembar perbandingan calon (3) Melakukan chek refrensi calon final terbaik. e) Langkah 5 : Penawaran (1) Menetapkan unsure penawaran (2) Melakukan penawaran lisan dan tertulis.
2. Mata Pelajaran Produktif
a. Pengertian Mata Pelajaran Produktif (Kejuruan)
Kata kejuruan sering dikaitkan dengan kata pendidikan, yakni pendidikan
kejuruan, sehingga para ahli cendrung hanya mendefinisikan pendidikan kejuruan.
Dengan mendefinisikan pendidikan kejuruan, kita akan lebih mudah mengerti
mata pelajaran kejuruan itu sendiri
Mata pelajaran kejuruan merupakan mata pelajaran pilihan yang dapat dipilih
siswa sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan serta kebutuhan daerah dan
pembagunan. Dari tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran
produktif berfungsi untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap
terhadap profesi kejuruan yang diajarkan serta memberi kesadaran untuk selalu
meningkatkan mutu pendidikan.
Mata pelajaran di SMK di bedakan menjadi tiga (3) kelompok yaitu mata
pelajaran normatif, mata pelajaran adaptif dan mata pelajaran produktif. Mata
pelajaran produktif adalah kelompok mata pelajaran yang membekali peserta
didik agar memiliki kopetensi kerja sesuai Standard Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI). Dalam hal SKKNI belum ada, maka digunakan standard
kompetensi yang disepakati oleh forum yang dianggap mewakili dunia usaha /
indstri atau asosiasi profesi. Program produktif diajarkan secara spesifik sesuai
dengan kebutuhan tiap program keahlian. Depdikbud, (2000:3) mata pelajaran
-
24
produktif adalah segala mata pelajaran yang dapat membekali pengetahuan teknik
dasar keahlian kejuruan.
b. Prestasi Mata Pelajaran Produktif (Kejuruan)
Pada program kejuruan praktik diarahkan pada pencapaian tujuan yang
bersifat psikomotorik, sedangkan program kejuruan teori diarahkan pada
pencapaian kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut R.H. Dave yang di kutif
Sukriman, (1996 :19), membagi ranah psikomotorik ke dalam lima peringkat yang
paling sederhana sampai peringkat yang paling komplek. Kelima pringkat tersebut
dari yang paling sederhana ke yang komplek adalah imitasi, minipulasi, presisi,
artikulasi dan naturalisasi. Pembagian peringkat ranah psikomotorik dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1) Imitasi, yaitu melakukan kegiatan yang pernah dilihat atau diperhatikan
sebelumnya dan kegiatan tersebut sifatnya masih sederhana, imitasi sifatnya
factual, ialah persis sama dengan apa yang dilihat atau apa yang diperhatikan
sebelumnya.
2) Manipulasi, yaitu melakukan kegiatan tertentu meskipun kegiatan tersebut
belum pernah dilihatnya, jadi hanya bedasarkan petunjuk/perintah. Manipulasi
ini sifatnya bukan factual lagi, meskipun kegiatannya masih sederhana.
3) Presisi, yaitu melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya presisi, mengandung
unsur ketelitian, keseimbangan, sekalipun jenis kegiatannya belum utuh.
4) Artikulasi, yaitu melakukan project work, atau kegiatan yang utuh yang
komponen-komponennya merupakan kegiatan yang sifatnya presisi.
5) Naturalisasi yaitu mampu mengubah kegiatan-kegiatan yang melibatkan fisik
semata, karena sudah adanya rutinitas kerja yang telah dibina.
-
25
Pada uraian diatas dapat kiranya menunjukkan bahwa untuk mendapatkan
keterampilan praktik dibidang teknik bangunan diperlukan penguasaan pringkat-
pringkat pada ranah psikomotorik, mulai dari pringkat yang sederhana sampai
peringkat yang paling komplek. Dengan penguasaan keterampilan praktik
diharapkan akan mempermudah dalam mencapai tingkat kemampuan praktik
teknik bangunan.
Prestasi yang diperoleh oleh siswa dalam mata pelajaran produktif
menunjukkan tingkat penguasaan pengetahuan dan sikap yang dimiliki oleh siswa
pada mata pelajaran produktif. Dari prestasi mata pelajaran produktif yang telah
dicapai siswa dapat diketahui sejauh mana program-program kejuruan dapat
dikuasai oleh siswa. Siswa yang prestasinya tinggi dalam mata pelajaran produktif
akan memiliki kemampuan kejuruan yang tinggi pula, dan begitu juga sebaliknya.
Untuk mengetahui prestasi yang dimiliki oleh siswa selama proses pendidikan
mata pelajaran produktif dapat dilihat pada nilai yang tercantum pada raport. Nilai
raport menggambarkan prestasi hasil belajar yang didapat oleh siswa selama satu
memester. Bedasarkan nilai pada raport dapat diketahui seberapa jauh
pengetahuan dan bagaimana keterampilan serta sikap yang dikuasai oleh siswa.
3. Praktik Kerja Lapangan
a. Pengertian Praktik Kerja Lapangan.
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang ditimbulkan dan
dibentuk melalui praktik dan pelatihan. Dengan belajar orang akan memperoleh
pengalaman. Pengalaman yang diperoleh siswa akan dipengaruhi pengetahuan,
keterampilan dan sikap siswa yang bersangkutan. Dengan demikian antara
-
26
kegiatan belajar dengan perolehan pengalaman merupakan dua hal yang saling
mengisi dan berkaitan.
Menurut Johnson yang dikutip oleh Martanto, (2008:12-13) praktik kerja
lapangan adalah metoda pelatihan yang terjadi ditempat kerja dan umumnya
berupa pelatihan technical skill dan lebih berfokus pada peningkatan produktivitas
secara cepat. Sedangkan W.J.S Poerwodarmito dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia, adalah cara melakukan apa yang terdapat di dalam pelajaran teori.
Praktik kerja lapangan adalah bekerja di luar kelas pada suatu instansi yang
sedang beroprasi (Johnson yang dikutip oleh Martanto, 2005,12-13). Sebagai
upaya penerapan dan pembandingan antara pekerjaan yang senyatanya dengan
teori yang didapat siswa didalam kelas sebagai bagian dari kurikulum yang
diwajibkan untuknya.
Praktik kerja lapangan dilaksanakan/bekerja diluar kelas pada suatu instansi
yang sedang beroprasi, sebagai upaya penerapan dan pembanding antara
pekerjaan yang nyata dengan teori-teori yang didapat ketika di dalam kelas
sebagai bagian dari kurikulum yang diwajibkan untuk siswa (Rachmawati,
2008:114). Dalam praktik kerja lapangan, ada dua pihak yang aktif di dalamnya,
yaitu trainees pihak yang di latih, dan trainers sebagai pihak yang melatih.
Melalui berbagai pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa praktik kerja lapangan adalah sebuah kegiatan dimana siswa
merupakan apa yang telah didapatkan pada saat proses belajar teori ke dalam
situasi kerja yang sesungguhnya, sekaligus sebagai tolak ukur kemampuan bagi
siswa itu sendiri
Perktik kerja lapangan merupakan suatu bagian yang sangat penting dari
usaha memunculkan perubahan progresif pada setiap siswa atau setidaknya
-
27
menyesuaikan kemampuan dan keterampilan seseorang siswa yang melakukan
training dengan kebutuhan dan tuntutan masa kini.
b. Peranan dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan
Pengaturan pelaksanaan praktik kerja lapangan dilakukan oleh sekolah
dengan mempertimbangkan beberapa hal diantaranya : kesediaan lembaga atau
dunia kerja untuk dapat menerima siswa, struktur program kurikulum, kalender
pendidikan pada tahun ajaran serta situasi dan kondisi setempat.
Sedangkan menurut Manullang, (2008:69) Tujuan dari praktik kerja lapangan
ada beberapa diantaranya : (1) Agar para peserta praktik kerja lapangan dapat
melakukan pekerjaan dengan lebih efesien. (2) Menambah pengetahuan agar lebih
mudah melaksanakan tugas yang dibebankan pada pederta praktik kerja lapangan.
(3) Untuk meminimalisasi kesalahan yang ada di dunia kerja nantinya. (4) Praktik
kerja lapangan juga bertujuan untuk mengembangkan kemampuan pesertannya.
Kegiatan siswa selama melaksanakan praktik kerja lapangan adalah:
a) Memantapkan keterampilan sesuai dengan jurusannya.
b) Mempelajari organisasi perusahaan atau tempat praktik seperti :
(1) Riwayat perusahaan (perkembangan usaha)
(2) Struktur organisasi.
(3) Manajemen.
(4) Disiplin kerja
(5) Keselamatan kerja
(6) Pemeliharaan tempat kerja dan lingkungan hidup.
c) Mempelajari :
(1) Proses kerja
(2) Pemeliharaan dan perawatan alat atau mesin
-
28
(3) Tata lakasana peralatan atau bahan.
Usai pelaksanaan praktik kerja lapangan kewajiban siswa untuk membuat
laporan sementara yang disahkan oleh dunia industri atau lembaga magang.
Penulisan laporan dikonsultasikan kepada guru pembimbing sehingga
memperoleh hasil sesuai dengan ketentuan. Pada kurun waktu yang telah
ditentukan siswa menyerahkan laporan sebanyak 3 eksemplar atau lebih kepada
kepala sekolah sesuai dengan ketentuan yang berlaku disekolah.
Siswa yang telah menuntaskan pelaksanaan prakti kerja lapangan dan
membuat lapaoran tertulis mendapatkan nilai setelah dievaluasi oleh tim. Setelah
pelaksanaan praktik kerja lapangan dengan baik siswa dapat memperoleh
sertifikat yang disahkan oleh pihak industri dan lembaga pendidikan sekolah.
c. Peranan Industri Dalam Praktik Kerja Lapangan
Sebagian sudah banyak SMK yang memanfaatkan dunia kerja dan industri
sebagai tempat praktik maupun sekedar difungsikan sebagai menambah wawasan
tentang dunia kerja kepada peserta didiknya. Berikut ini beberapa fungsi dari
DU/DI yang selama ini ada dalam praktik.
1) Pengalaman Belajar di Lapangan.
Terdapat berbagai bentuk pengaturan proses belajar, dan begitu pula banyak
tempat dimana pendidikan teknik dapat dilangsungkan. Salah satunya kegiatan
proses belajar yang dapat dilangsungkan di luar sekolah adalah praktik kerja
lapangan. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk belajar di lapangan karena
waktu belajar sepenuhnya dilakukan di lapangan.
Di industri jika dilihat dari sudut pandang pendidikan adalah memberikan
fungsi ganda pada suatu pekerjaan, yaitu sebagai tempat keerja dan sekaligus
tempat belajar. Siswa kerja aktif sebagaimana layaknya seorang karyawan,
-
29
praktikan bekerja sesuai program kerja yang telah disetujui untuk mendapatkan
keterampilan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dalam melaksanakan tugas
ini siswa dibimbing langsung oleh orang yang ditunjuk perusahaan atau instansi
yang bersangkutan, dan segala aktifitas selama praktik dicatat untuk kemudian
disusun menjadi sebuah laporan praktik kerja industri.
Dengan praktik kerja lapangan di industri kesempatan untuk menimba dan
meningkatkan pengetahuan serta keterampilan menjadi terbuka bagi siswa.
Praktik kerja lappangan berdapak positif terhadap motivasi belajar dan dapat
menimbulkan semangat untuk belajar. Sebagian yang diungkapkan oleh Moh
Asad, (1999:63) Apabila siswa berhasil dalam menerapkan hal-hal yang sudah
dipelajari mengenai bidang kejuruannya akan mempengaruhi positif terhadap
motivasi belajar. Siswa melihat nilai praktis dari aktifitas mereka dalam
pendidikan, dan karenanya mau melanjutkan upaya belajar, kesan meminta
penjelasan dan menanyakan informasi latar belakang. Ini menimbulkan interaksi
yang bermanafaat., antara pelajaran di sekolah dengan pengalaman praktik
ditempat kerja.
Sehingga pengalaman prakti kerja di lapangan dapat menambah pengalaman
bagi siswa dalam melakukan proses faktualisasi karena dapat menguji dan dapat
membandingkan pengetahuan teoritisnya dengan situasi dan keadaan yang
sebenarnya. Disamping itu, dapat membuka kesempatan untuk meraih
pengetahuan dan teknologi yang baru sebanyak-banyaknya.
Dalam pengalaman belajar di lapangan, perkembangan peningkatan
pengetahuan dan keterampilan siswa tidak terlambat oleh siswa lain dalam
kelompoknya, karena dalam pengalaman belajar di lapangan terjadi penyesuaian
individual antara siswa dalam cara dan kemampuannya. Siswa dapat belajar
-
30
dengan tempo dan kecepatan masing-masing, serta dapat menyerap materi
pengalaman sebanyak-banyaknya.
2) Industri sebagai sarana menambah pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Dalam semua system pendidikan yang terutama berlandaskan sekolah sebagai
tempat belajar, terdapat permasalahan adanya jarak dari praktik dan aktifitas kerja.
Dalam pendidikan kejuruan di sekolah, sulit sekali diberikan gambaran yang
realistis mengenai dunia kerja pada siswa, sekolah hanya menyampaikan wujud
yang kurang sempurna dari dunia kerja pada kejuruan yang sempurna. Untuk
mendekatkan jarak antara sekolah dengan lingkungan belajar dapat dilakukan
dengan berbagai cara, salah satunya yang paling dikenal untuk ini adalah
praktikum ditempat kerja atau industri.
Praktikum di dunia industri mempunyai fungsi majemuk, diantaranya berguna
dalam memindahkan peralihan tempat pendidikan ke dunia kerja. Tempat
pendidikan tidak memiliki sarana yang sepadan untuk membiasakan siswa pada
wujud kehidupan kerja. Wawasan yang diperlukan hanya diperoleh dengan jalan
mengumpulkan pengalaman praktik bekerja di tempat yang sebenarnya.
B. Penelitian Yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Agus Riyanto (1995) dengan judul Konstruksi
Kemampuan Dasar Kejuruan, Pengalaman Kerja Lapangan, Dan Persepsi
Tentang Industri Jasa Konstruksi Terhadap Ekspektasi Kerja Di Industri Jasa
Konstruksi Siswa STM Negeri Sekota Madya Dalam penelitian tersebut
diperoleh hasil bahwa pada taraf signifikansi p = 0,05, kemampuan dasar
kejuruan memberikan sumbangan murni sebesar 6,56 persen (P
-
31
(P
-
32
determinan R2 = 0,665. Hasil analisis regresi tiga prediktor di peroleh Fhiting =
34,462 > 2,Ftabel = 2,786.
C. Kerangka Berfikir
1. Pengaruh Kemampuan Mata Pelajaran Produktif Terhadap Kesiapan
Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi.
Secara umum penguasaan masing-masing siswa terhadap mata pelajaran
kejuruan dapat diketahui dari hasil akhir semester yang diberikan oleh guru
melalui nilai raport, semakin tinggi penguasaan siswa terhadap mata pelajaran
produktif yang diberikan oleh guru, maka semakin tinggi pula kesiapan kerja
siswa dalam pelaksanaan praktik kerja di bengkel.
Dalam hal ini diduga bahwa pengaruh siswa yang memiliki nilai tinggi dalam
mata pelajaran produktif akan memiliki kesiapan yang tinggi pula terhadap
praktik kerja di bengkel, sehingga akan lebih siap untuk memasuki dunia kerja
industri sangat berpengaruh terhadap kesiapan kerja siswa untuk menjadi tenaga
kerja industri jasa konstruksi. Dengan demikian tinggi rendahnya mata pelajaran
produktif sangat mempengaruhi kesiapan kerja siswa dalam memasuki dunia kerja
industri. Siswa yang memiliki prestasi mata pelajaran produktif pastinya akan
lebih percaya diri dan besar harapanya terhadap kemampuan kejuruan yang
dimilikinya. Dengan demikian diduga akan lebih siap memasuki dunia kerja
industri nantinya.
Dengan demikian bedasarkan uraian di atas diduga bahwa semakin tinggi
motivasi berprestasi mata pelajaran kejuruan sisma maka semakin tinggi pula
kesiapannya untuk memasuki dunia kerja industri sangat berpengaruh terhadap
kesiapan kerja siswa untuk menjadi tenaga kerja industri jasa konstruksi.
-
33
2. Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Lapangan Terhadap Kesiapan
Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi.
Praktik kerja lapangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
mempersiapakan diri siswa ketika memasuki dunia kerja yang sesungguhnya,
sehingga siswa memiliki bayangan-bayangan yang perlu diperhatikan. Kegiatan
praktik kerja lapangan ini merupakan aspek utama dalam membentuk siswa agar
bias terampil dalam memasuki dunia kerja industri. Kegiatan praktik kerja
lapangan ini akan menghadapakan siswa secara langsung dengan macam dan
situasi kerja yang sesungguhnya. Sehingga diduga siswa akan memiliki
kemampuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan di dunia imdustri.
Dalam pelaksanaan praktik kerja lapangan cendrung siswa memiliki
kemampuan yang berfariatif ada siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan ada
pula siswa yang memiliki kemampuan rendah. Tinggi rendahnya kemampuan
praktik kerja lapangan siswa menunjukkan tinggi rendahnya penguasaan mata
pelajaran produktif yang dikuasainya. Disamping itu pula akan mempengaruhi
mental siswa, di mana siswa yang memiliki pengalaman kerja lapangan yang
tinggi akan memiliki rasa percaya diri yang besar terhadap kemampuan kerja
yang dimilikinya. Dengan demikian diduga akan siap dalam memasuki dunia
kerja industri.
Dengan demikian bedasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa diduga
terdapat pengaruh antara praktik kerja lapangan yang dicapai siswa dengan
kesiapan kerjanya dalam memasuki dunia kerja industri nantinya.
-
34
3. Pengaruh Kemampuan Mata Pelajaran Produktif Dan Pengalaman
Praktik Kerja Lapangan Dengan Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja
Industri Jasa Konstruksi.
Bedasarkan kajian teoritas yang telah dibahas sebelumnya di atas, telah
diketahui bahwa sebelum pelaksanaan praktik kerja lapangan ke dunia kerja
terlebih dahulu siswa dibekali dengan mata pelajaran teori dan praktik yang
dikelompokkan menjadi mata pelajaran produktif. Dalam mata pelajaran produktif
siswa memperoleh pengetahuan sekaligus keterampilan sesuai dengan bidangnya
masing-masing. Kegiatan belajar mata pelajaran produktif lebih ditekankan pada
ilmu aplikatif yang berguna sebagai tumpuan untuk mempelajari pengetahuan dan
keterampilan lebih lanjut.
Praktik kerja lapangan sendiri adalah serangkaian kegiatan belajar yang
merupakan penerapan dan pengembangan terhadap kemampuan siswa baik
kognitif, afektif, dan pshikomotorik. Semakin sering siswa melakukan praktik
dan semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk praktik tersebut, maka akan
semakin tinggi penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang tersebut.
Semakin tinggi penguasaan pengetahuan dan keterampilan, maka semakin siap
siswa itu untuk terjun ke dunia kerja industri.
Dari uraian tersebut di atas maka dapat diduga bahwa terdapat pengaruh mata
pelajaran produktif dan praktik kerja lapangan terhadap kesiapan siswa menjadi
tenaga kerja sangat berpengaruh terhadap kesiapan kerja siswa untuk menjadi
tenaga kerja industri jasa konstruksi.
-
35
D. Pradigma Penelitian
Dari kerangka berfikir di atas dapat dibuat pradigma penelitian pengaruh
antara kedua variabel bebas yaitu mata pelajaran produktif dan praktik kerja
lapangan kemudian variabel terikatnya kesiapan menjadi tenaga kerja industri jasa
konstruksi. Adapun pradigma penelitian yang dimadsud adalah sebagai berikut :
Gambar 1.Pradigma ganda dengan dua variabel
R2
R
r2
Keterangan Gambar :
X1 = Variabel prestasi mata pelajaran produktif (Independent) X2 = Variabel pretasi pengalaman praktik kerja lapangan (Independent) Y = Variabel kesiapan kerja menjadi tenaga kerja industri jasa konstruksi (Dipendent) R1 = Pengaruh Mata pelajaran produktif terhadap kesiapan kerja menjadi
tenaga kerja industri jasa konstruksi. R2 = Pengaruh pengalaman praktik kerja lapangan terhadap kesiapan kerja
menjadi tenaga kerja industri jasa konstruksi. R = Pengaruh Mata pelajaran Produktif dan pengalaman praktik kerja
lapangan terhadap kesiapan kerja menjadi tenaga kerja industri jasa konstruksi.
E. Hipotesis Penelitian
Bedasarkan teori-teori, kerangka berfikir dan asumsi yang telah
dikemukakan maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
X1
X2
Y
-
36
1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kemampuan mata pelajaran
produktif terhadap kesiapan menjadi tenaga kerja industri jasa konstruksi siswa.
2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pengalaman praktik kerja
lapangan terhadap kesiapan kerja tenaga industri jasa konstruksi siswa.
3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kemampuan mata pelajaran
produktif dan pengalaman praktik kerja lapangan terhadap kesiapan menjadi
tenaga kerja industri jasa konstruksi.
-
37
BAB III METODA PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Ditinjau dari sifatnya penelitian ini merupakan penelitian expost facto, yaitu
penelitian yang dilakukan untuk meneliti suatu peristiwa yang sudah terjadi dan
kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
menyebabkan timbulnya kejadian tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian
yang menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif
korelasional.
Penelitian deskriptif korelasional karena penelitian ini akan mencari pengaruh
antara satu variabel dengan variabel yang lain yaitu variabel Prestasi Mata
Pelajaran Produktif dan variabel Pengalaman Praktik Kerja Lapangan terhadap
variabel Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi, dan
menggunakan pendekatan kuantitatif karena variabel bebas dan variabel
terikatnya diukur dalam bentuk angka-angka, dan kemudian dicari ada tidaknya
pengaruh antara kedua variabel tersebut dan dikemukakan seberapa besar
pengaruhnya.
B. Definisi Oprasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atrubut atau sifat atau aspek dari orang
maupun obyek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2007:20-21).
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang terdiri dari dua variabel bebas
(independent variable) dan satu variabel terikat (Dipendent variable). Variabel
-
38
bebas dalam penelitian ini adalah Prestasi Mata Pelajaran Produktif, dan
Pengalaman Praktik Kerja Lapangan, sedangkan variabel terikatnya Kesiapan
Menjaadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi. Berikut definisi oprasional
masing-masing variabel.
1) Kemampuan prestasi mata pelajaran produktif: Kemampuan yang diperoleh
siswa dalam bidang mata pelajaran produktif yang ditunjukkan oleh nilai-nilai
yang tercantum dalam raport siswa. Data kemampuan prestasi mata pelajaran
produktif dapat diperoleh melalui dokumen nilai pada raport siswa dari
semester I, II, dan III kemudian diambil nilai