skripsi - iain salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4524/1...4. dokter darwito sh, spb (k)...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM
BESERTA DAMPAKNYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS V
MI BANSARI KECAMATAN BANSARI
KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
MAMLU’ATUL HIKMAH
NIM : 115-13-095
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM
BESERTA DAMPAKNYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS V
MI BANSARI KECAMATAN BANSARI
KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
MAMLU’ATUL HIKMAH
NIM : 115-13-095
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
iv
v
vi
vii
MOTTO
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh
jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216).
وال تجسع لنازلة الليالي فما لحوادث الدنيا بقاء
Janganlah engkau berduka atas apa yang telah terjadi, karena tidak ada apapun di
dunia ini yang abadi
(Imam Syafi’i)
“Sempurnakan Niat Maka Akan Datang Pertolongan”
(Mamlu’atul Hikmah)
viii
PERSEMBAHAN
Puji Syukur kehadirat Allah Swt, atas limpahan rahmat serta karuniaNya,
skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orang tuaku, Bapak Sukardi dan Ibu Siti Kunarni sebagai wujud
baktiku atas segala yang telah mereka berikan kepadaku, kasih sayang,
ketulusan, dan cinta yang selalu mereka berikan tanpa batas. Merekalah
sumber kebahagiaanku, motivasiku, surgaku dan segalanya untukku.
2. Adekku Nayla Afrida Lutfiani yang selalu menghiburku dan memberi
kecerian dalam hidupku.
3. Keluarga besarku yang selalu mendoakan dan menyemangatiku.
4. Dokter Darwito SH, SPb (K) onk dan mas Mifahul Huda S.Kep yang
disiapkan Allah sebagai penolongku.
5. Bapak Himi Naf’an dan ibu Siti Fatimah sebagai keluarga tercinta di Salatiga
yang selalu membimbingku.
6. Sahabat-sahabatku Murtafiah, Nur Hayati, Nur Rahma, Fika Iktafia, Tyas
Milati, Ida N, Yusuf, Malhan, Arif Hadi, Jufri, Pi’ah, Nur Hayati, Sabil,
Mito, Malhan, Rois, Dewi Setiyawati, Amalia Sulkha terimakasih atas jasa
kalian yang tak bisa ku balas satu per satu.
7. Keluarga besar kost SONY dan kost Pak Parjono Bitha, Meph, Dian, Rita,
Siti, Ragil, Solikhah, Putri, Uut, Yuli, Eva dll.
ix
8. Keluarga KKN Candi Mulyo, Desa Tempak khususnya dusun Karang yang
sudah memberikan pengalaman berharga dalam sejarah hidupku.
9. Teman-teman PGMI angkatan 2013 yang selalu memberi semangat dalam
berbagi ilmu.
10. Anak-anak lesku Cantika, Alika, Adam, Memey, Fuzan, Alvin, Alea, Putri,
Dila, terimakasih sudah mau berbagi ilmu denganku.
11. Teman-temanku yang tidak bisa kusebutkan namanya satu per satu terimaasih
atas nasehat, saran dan dukungannya.
12. Calon Imamku yang masih dirahasiakan Allah.
13. Terakhir untuk ALMAMATER kebanggaanku, terimakasih atas segalanya.
x
KATA PENGANTAR
بسم هللا الرحمن الرحيم
Segala puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul ”PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI PERISTIWA ALAM BESERTA DAMPAKNYA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA
KELAS V MI BANSARI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN
TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017” sebagai tugas akhir
perkuliahan.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi
agung Muhammad SAW yang telah membawa kedamaian di dunia dan yang
selalu kita nanti-nantikan syafaatnya kelak di hari kiamat. Peneliti menyadari
bahwa dalam menyusun skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Hal ini disebabkan karena keterbatasan dan kemampuaan yang peneliti
miliki. Meskipun demikian, Alhamdulillah berkat bantuan dan motivasi serta
bimbingan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh
karena itu penulis sampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
xi
3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI) yang telah memberikan saran yang membangun kepada
peneliti.
4. Bapak Imam Mas Arum M. Pd. selaku pembimbing akademik yang yang
senantiasa membimbing dengan baik.
5. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M. Pd. selaku Pembimbing Skripsi yang telah
membimbing, memberi motivasi dan meluangkan waktunya dalam
penulisan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian
akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta
bantuan kepada penulis.
7. Ibu Shofia Baroroh, S.Ag. selaku Kepala Sekolah MI Bansari yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di MI Bansari
Temanggung.
8. Bapak Suwaldi S. Pd.I selaku guru mata pelajaran IPA kelas V beserta guru-
guru dan karyawan MI Bansari Temanggung.
9. Siswa kelas V MI Bansari yang sudah berkenan menjadi subjek penelitian
dan mengikuti jalannya penelitian dengan sungguh-sungguh.
10. Semua keluargaku, saudaraku, sahabatku, dan teman-teman PGMI angkatan
2013 yang telah berjuang bersama-sama.
Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan
terimakasih. Semoga amal yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah
SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak
xii
xiii
ABSTRAK
Hikmah, Mamlu’atul. 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Peristiwa
Alam Beserta Dampaknya Melalui Model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) Pada Siswa Kelas V MI Bansari Kecamatan
Bansari Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2016/2017.
Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar, dan Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model Problem Based Learning
dapat meningatkan hasil belajar IPA materi peristiwa alam beserta dampaknya
pada siswa kelas V MI Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung
Tahun Pelajaran 2016/2017. Subyek dalam penelitian ini adalah guru mata
pelajaran IPA dan siswa kelas V MI Bansari yang terdiri dari 15 siswa laki-laki
dan 16 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih selama 3 bulan
mulai Maret sampai Mei 2017. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan
Kelas yang terdiri dari 2 siklus yang setiap siklusnya merupakan rangkaian
kegiatan yang masing-masing terdiri dari 4 tahapan yaitu terdiri dari 1) Planning,
untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan kegiatan pembelajaran, dan
membuat instrument penelitian lainnya. 2) Acting, melaksanakan pembelajaran
pada mata pelajaran IPA. 3) Observing, pengambilan data tentang hasil melalui
tes dan lembar pengamatan. 4) Reflecting, menganalisis data hasil pengamatan.
Metode Pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dan
dokumentasi. Analis data yang digunakan peneliti adalah membandingkan
pencapaian nilai dengan Kriterian Ketuntasan Minimal (KKM) dan ditandai
dengan peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal pada setiap siklusnya.
Berdasarkan hasil penelitian pada pra siklus, siklus I, dan siklus II diperoleh
data sebagai berikut: Standart KKM mata pelajaran IPA adalah 70, hasil pra
siklus terdapat 12 (38,70%) siswa tuntas belajar dan 19 (61,29%) siswa belum
tuntas dengan rata-rata 65,48. Siklus I hasil Pre Test terdapat 13 (41,93%) siswa
tuntas belajar, dan 18 (58,06%) siswa belum tuntas belajar dengan rata-rata 58,54,
setelah menggunakan model PBL diperoleh data 21 (67,74%) siswa tuntas dan 10
(32,25%) siswa belum tuntas dengan rata-rata 67,90. Berdasarkan data siklus I
dari hasil Pret Test dan Post Test terjadi peningkatan hasil belajar sebesar
25,81%. Siklus II pada Pre Test terdapat 20 (64,51%) siswa tuntas belajar dan 11
(35,48%) siswa belum tuntas dengan rata-rata 69,51, sedangkan pada Post Test
terdapat 27 (87,09%) siswa tuntas belajar dan 4 (12,90%) siswa belum tuntas
dengan rata-rata 75,48. Berdasarkan data siklus II dari hasil Pret Test dan Post
Test terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 22,58%. Hasil pra silus ke siklus
satu terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 29,04%, sedangkan dari siklus satu
ke siklus dua terjadi kenaikan sebesar 19.35%
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i
HALAMAN BERLOGO .............................................................................. ii
HALAMAN JUDUL .....................................................................................` iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. iv
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... v
PENYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... vi
MOTTO ........................................................................................................ vii
PERSEMBAHAN ......................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
ABSTRAK ..................................................................................................... xiii
DAFTAR ISI ................................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xx
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xxi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 5
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan ...................................... 6
1. Hipotesis ............................................................................. 6
2. Indikator Keberhasilan ......................................................... 6
a. Secara Individu ................................................................. 7
b. Secara Klasikal ................................................................. 7
E. Manfaat Penelitian ................................................................... 7
1. Manfaat Teoritis ................................................................... 7
2. Manfaat Praksis .................................................................... 8
F. Definisi Operasional .. ............................................................... 8
1. Hasil Belajar ........................................................................ 8
xv
2. Ilmu Pengetahuan Alam ........................................................ 9
3. Model PBL ........................................................................... 10
G. Metode Penelitian .......... ........................................................... 10
1. Rancangan Penelitian ........................................................... 10
2. Subjek Penelitian ................................................................. 11
a. Subjek ................................................................................ 11
b. Lokasi ................................................................................ 11
c. Waktu ................................................................................. 12
3. Langkah-langkah Penelitian ................................................ 12
a. Tahap Menyusun Rancangan ............................................. 12
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan ............................................ 13
c. Tahap Pengamatan ............................................................. 13
d. Tahap Refleksi ................................................................... 14
4. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 14
a. Observasi .......................................................................... 14
b. Tes .................................................................................... 15
c. Dokumentasi ..................................................................... 15
5. Instrumen Penelitian ............................................................. 15
a. Lembar Observasi............................................................. 15
b. Tes .................................................................................... 15
6. Analisis Data ........................................................................ 16
a. Ketuntasan Individual....................................................... 16
b. Katuntasan Klasikal ......................................................... 16
H. Sistematika Penulisan .............................................................. 17
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 18
A. Kajian Teori ............................................................................. 18
1. Kajian Materi Penelitian ...................................................... 18
a. Peristiwa Alam yang Terjadi di Indonesia ...................... 18
1) Gempa Bumi .............................................................. 18
2) Gunung Meletus ......................................................... 20
3) Banjir .......................................................................... 21
xvi
4) Tanah Longsor ........................................................... 21
5) Angin Puting Beliung ................................................. 22
b. Membuat Laporan Peristiwa Alam ................................ 23
1) Menyusun Sebuah Laporan ....................................... 23
2) Sistematika Pembuatan Laporan ................................ 24
c. Dampak Peristiwa Alam yang Terjadi di Indonesia ........ 26
1) Dampak Gempa Bumi ................................................ 26
2) Dampak Gunung Meletus .......................................... 27
3) Dampak Banjir ........................................................... 28
4) Dampak Tanah Longsor ............................................. 28
5) Dampak Angin Puting Beliung .................................. 28
d. Cara Mencegah Banjir .................................................. 29
2. Kajian Teori ......................................................................... 30
a. Hasil Belajar ............................................................... 30
1) Pengertian Belajar ................................................... 30
2) Tujuan Belajar.......................................................... 31
3) Prinsip-prinsip Belajar ............................................. 32
4) Pengertian Hasil Belajar .......................................... 34
5) Macam-macam Hasil Belajar................................... 35
6) Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............... 39
7) Penilaian Hasil Belajar............................................. 42
b. Ilmu Pengetahuan Alam ................................................ 45
1) Pengertian IPA ......................................................... 45
2) Karateristik IPA ....................................................... 46
3) Tujuan IPA di SD/MI .............................................. 46
4) Ruang Lingkup IPA ................................................ 47
5) Silabus IPA kelas V ................................................. 48
c. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) . 48
1) Pengertian Model PBL ............................................. 48
2) Karateristik Model PBL ........................................... 50
3) Ciri-ciri Model PBL ................................................. 50
xvii
4) Tujuan Model PBL................................................... 51
5) Langkah-langkah Model PBL .................................. 51
6) Kelebihan Model PBL ............................................. 52
7) Kekurangan Model PBL .......................................... 53
3. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ........................................ 54
a) Pengertian PTK ............................................................... 54
b) Langkah-langkah PTK .................................................... 56
c) KKM dalam PTK ............................................................ 58
B. Kajian Pustaka .......................................................................... 59
1. Jurnal Penelitian oleh Riana Rahmasari .............................. 59
2. Jurnal Penelitian oleh Anik Rochimah dan Mujiyono ......... 60
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ................................................ 61
A. Subjek Penelitian ..................................................................... 61
1. Gambaran Umum MI Bansari ............................................... 59
2. Visi dan Misi Madrasah ....................................................... 62
a. Visi Madrasah................................................................... 62
b. Misi Madrasah .................................................................. 62
3. Tujuan MI Bansari ............................................................... 63
4. Data Personalia ..................................................................... 64
5. Data Siswa MI Bansari ......................................................... 65
6. Data Siswa Kelas V MI Bansari ........................................... 66
7. Sarana Prasarana dam Fasilitas ............................................. 67
8. Pelaksanaan Penelitian .......................................................... 67
B. Deskripsi Pra Siklus .................................................................. 68
C. Deskripsi Siklus I ..................................................................... 68
1. Perencanaan ........................................................................ 69
2. Pelaksanaan Tindakan .......................................................... 69
3. Pengamatan/Observasi ......................................................... 71
4. Refleksi ................................................................................. 72
C. Deskripsi Siklus II ................................................................... 73
1. Perencanaan ......................................................................... 73
xviii
2. Pelaksanaan Tindakan .......................................................... 74
3. Pengamatan/Observasi ......................................................... 76
4. Refleksi ................................................................................. 76
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 78
A. Deskripsi Per Siklus ................................................................. 75
1. Hasil Belajar Siswa ............................................................... 75
a. Pra Siklus .......................................................................... 78
b. Siklus I ............................................................................. 79
1) Data Pre Test Siswa Siklus I ....................................... 79
2) Data Post Test Siklus I ................................................ 81
3) Refleksi ....................................................................... 82
4) Lembar Observasi Siswa Siklus I ............................... 83
5) Lembar Observasi Guru Siklus I ................................. 84
c. Siklus II ............................................................................ 86
1) Data Pre Test Siswa Siklus II ..................................... 86
2) Data Post Test Siklus II ............................................... 87
3) Refleksi ....................................................................... 88
4) Lembar Observasi Siswa Siklus II .............................. 88
5) Lembar Observasi Guru Siklus II ............................... 89
B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 91
1. Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM ....... 91
BAB V PENUTUP .................................................................................... 94
A. Kesimpulan ............................................................................... 94
B. Saran ........................................................................................ 95
1. Sekolah .................................................................................. 95
2. Guru ...................................................................................... 95
3. Siswa ..................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 97
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 100
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Silabus IPA Kelas V .................................................................... 48
Tabel 2.2 Sintaks PBL………… .................................................................... 51
Tabel 3.1 Daftar Guru dan Karyawan MI Bansari ......................................... 64
Tabel 3.2 Data Siswa di MI Bansari ............................................................. 65
Tabel 3.3 Data Kelas V MI Bansari .............................................................. 66
Tabel 3.4 Sarana dan Fasilitas MI Bansari .................................................... 67
Tabel 4.1 Hasil Pra Siklus .............................................................................. 78
Tabel 4.2 Hasil Pre Test Siswa Siklus I ......................................................... 79
Tabel 4.3 Hasil Post Test Siswa Siklus I........................................................ 81
Tabel 4.4 Lembar Observasi Siswa Siklus I .................................................. 83
Tabel 4.5 Lembar Observasi Guru Siklus I .................................................... 84
Tabel 4.6 Hasil Pre Test Siswa Siklus II ....................................................... 86
Tabel 4.7 Hasil Post Test Siswa Siklus I........................................................ 87
Tabel 4.8 Lembar Observasi Siswa Siklus II ................................................. 88
Tabel 4.9 Lembar Observasi Guru Siklus II .................................................. 89
Tabel 4.10 Hasil Belajar Siswa yang Mencapai KKM ................................. 92
xx
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Bagan PTK ................................................................................. 12
Gambar 2.1 Gempa Bumi ............................................................................. 19
Gambar 2.2 Gunung Meletus ......................................................................... 20
Gambar 2.3 Banjir ................................................................................................. 21
Gambar 2.4 Tanah Longsor............................................................................ 22
Gambar 2.5 Angin Puting Beliung ................................................................. 23
Gambar 2.6 Bagan PTK ................................................................................. 56
Gambar 4.1 Peningkatan Presentase Hasil Belajar ........................................ 92
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Siklus 1 ............................................................................... 100
Lampiran 2 RPP Siklus 2 ............................................................................... 112
Lampiran 3 Dokumentasi ................ ..................................................... ........ 123
Lampiran 4 Soal Pre Test Siklus I ................................................................. 129
Lampiran 5 Hasil Pre Test Siklus I ................................................................ 150
Lampiran 6 Soal Diskusi PBL Siklus I .......................................................... 131
Lampiran 7 Hasil Diskusi PBL Siklus I ......................................................... 132
Lampiran 8 Hasil Post Test Siklus I ............................................................... 133
Lampiran 9 Lembar Observasi Siswa Siklus I ............................................... 135
Lampiran 10 Lembar Observasi Guru Siklus I .............................................. 136
Lampiran 11 Soal Pre Test Siklus II .............................................................. 139
Lampiran 12 Hasil Pre Test Siklus II ............................................................. 140
Lampiran 13 Soal Diakusi PBL Siklus II ....................................................... 141
Lampiran 14 Hasil Diskusi PBL Siklus II ..................................................... 142
Lampiran 15 Hasil Post Test Siklus I ............................................................. 143
Lampiran 16 Lembar Observasi Siswa Siklus II............................................ 146
Lampiran 17 Lembar Observasi Guru Siklus II ............................................. 147
Lampiran 18 Daftar Personalia ...................................................................... 150
Lampiran 19 Surat Tugas Pembimbing Skripsi ............................................. 152
Lampiran 20 Surat Izin Penelitian.................................................................. 153
Lampiran 21 Surat Keterangan Penelitian ..................................................... 154
Lampiran 22 Daftar Riwayat Hidup ............................................................... 155
Lampiran 23 Lembar Konsultasi .................................................................... 158
Lampiran 24 Surat Tugas Pembimbing Skripsi ............................................. 155
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu proses penting yang harus dilaksanakan setiap
umat manusia. Jumali (2004: 85), mendefinisikan pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak
mulia serta keterampilan syang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
Negara. Pendidikan di Indonesia sudah ditekankan untuk semua warga Negara,
hal ini sesuai dengan ajaran Islam bahwasanya setiap manusia diwajibkan untuk
belajar atau menuntut ilmu. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-
Mujaadilah ayat 11:
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan
allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dalil Al-Qur’an tersebut dapat dipahami betapa pentingnya pendidikan,
karena dalam pendidikan akan tercipta ilmu pengetahuan. Proses pendidikan yang
2
berjalan menciptakan proses pembelajaran. Susanto (2013: 18), mendefinisikan
pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas yaitu belajar dan mengajar.
Pembelajaran melibatkan dua oarang, yaitu guru dan siswa. Guru bertugas
sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar. Proses tersebut akan menghasilkan
suatu perubahan pada diri siswa sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran
(Hasbullah, 2009: 25).
Pembelajaran di Sekolah dasar (SD/MI) membahas pelajaran yang beragam,
salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Jasa (2012:
52), mendefinisikan IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang kenyataan alam
semesta, mulai dari hukum fisika dasar, sistem dan mekanisme biologi makhuk
hidup sampai dengan perubahan-perbahan reaksi kimia yang terjadi di dalamnya.
Ilmu pengetahuan alam juga diartikan sebagai rumpun ilmu yang memiliki
karakteristik khusus yaitu kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan
hubungan sebab akibatnya (Wisudawati, 2014: 22). Pembelajaran IPA merupakan
pembelajaran yang penting untuk siswa SD/MI, hal ini karena kehidupan
makhluk hidup sangat tergantung dari alam, zat yang terkandung di dalam, dan
segala jenis gejala yang terjadi di alam.
Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang selama ini dianggap
sulit oleh sebagian besar siswa, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah
menengah. Anggapan sebagian besar siswa yang menyatakan bahwa pelajaran
IPA ini sulit adalah benar terbukti dari hasil perolehan Ujian Akhir Sekolah
(UAS) yang dilaporkan oleh Depdiknas masih sangat jauh dari standart yang
diharapkan. Kenyataannya justru semakin tinggi jenjang pendidikan, maka
3
perolehan rata-rata UAS pendidikan IPA menjadi semakin rendah. Kondisi
pembelajaran IPA di SD saat ini masih banyak yang dilaksanakan secara
konvensional. Guru belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara aktif
dan kreatif dalam melibatkan siswa serta belum menggunakan berbagai
pendekatan atau strategi pembelajaran yang bervariasi berdasarkan karakter
materi pelajaran (Susanto, 2013: 165-166).
Berdasarkan Survey yang dilakukan peneliti pada tanggal 23 Maret 2017 di
MI Bansari Kabupaten Temanggung melalui wawancara dengan guru kelas V
yaitu bapak Suwaldi, S. Pd. I ditemukan masalah dalam pembelajaran IPA.
Masalahnya adalah MI Bansari masih rendah dalam memahami materi IPA. Siswa
belum begitu paham mengenai materi-materi yang ada di mata pelajaran IPA, hal
ini dikarenakan siswa kurang berkonsentrasi dalam pembelajaran. Guru sendiri
merasa kesulitan dalam mentransfer materi kepada siswa karena karakter setiap
siswa bervariasi. Kemajuan teknologi yang semakin canggih dan berkembang
pesat juga dapat memengaruhi hasil belajar siswa. Smartphone, Tablet, dan
Handphone merupakan penghambat yang sangat besar bagi siswa karena
menjadikan siswa sulit berkonsentrasi. Meskipun peraturan di sekolah tidak
memperkenankan membawa Handphone namun akibatnya sangat jelas terlihat
dalam pembelajaran. Siswa sering ramai sendiri dalam pembelajaran, dan
pembahasannya adalah seputar Handphone.
Faktor penghambat lainnya adalah guru masih menggunakan model
pembelajaran yang monoton dan hanya mengandalkan pengetahuannya saja.
Pembelajaran terkesan tradisional, dengan guru selalu berperan aktif dan siswa
4
cenderung pasif. Akibatnya siswa hanya mengetahui hal-hal yang diterangkan
guru tanpa memahami materi dengan mendalam. Siswa mudah lupa karena
mereka cenderung menghafal, hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang
belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kriteria Ketuntasan
Minimal yang di terapkan pada mata pelajaran IPA di MI Bansari adalah 70.
Siswa yang belum mencapai nilai 70 maka dinyatakan belum tuntas dan harus
melaksanakan perbaikan atau remidi untuk mencapai ketuntasan. Berdasarkan
data pra siklus dari guru kelas V MI Bansari diketahui dari 31 siswa, terdapat 12
siswa yang tuntas belajar dan 19 belum tuntas belajar.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penggunan model pembelajaran
PBL diterapkan dalam pembelajaran IPA. Model pembelajaran menurut Ridwan
(2014: 89) merupakan kerangka konseptual berupa pola prosedur sistematik yang
dikembangkan berdasarkan teori dan digunakan dalam pengorganisasikan proses
belajar mengajar. Problem Based Learning menurut Jamil (2016: 215-216) adalah
suatu model pembelajaran, yang mana siswa sejak awal dihadapkan pada suatu
masalah, kemudian diikuti oleh proses pencarian informasi yang bersifat student
centre. Problem Based Learning juga diartikan sebagai pembelajaran yang
penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan,
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka
dialog (Ridwan, 2014: 140).
Guru menerapkan model pembelajaran PBL untuk membangkitkan
keaktifan siswa agar pembelajaran tidak hanya terfokus pada guru. Guru tidak lagi
berdiri di depan kelas sebagai ahli dan sebagai satu-satunya sumber yang siap
5
untuk memberikan pelajaran. Guru bersifat sebagai fasilitator yang bertugas
memberikan fasilitas dan mengaktifkan kelompok untuk memastikan siswa
mencapai kemajuan secara bermakna melalui pembahasan masalah yang tersaji
(Jamil, 2016: 217). Siswa diberikan kesempatan untuk menganalisis dan
memecahkan masalah dari suatu tema yang diberikan guru. Siswa diharapkan
akan berfikir secara kritis dan menemukan pemahaman sesuai dengan keadaan
sebenarnya yang diketahui siswa. Penerapan proses pembelajaran ini diharapkan
siswa akan mengalami peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA khususnya
materi peristiwa alam beserta dampaknya.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka timbulah masalah yang
mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan
judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA
ALAM BESERTA DAMPAKNYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS V MI
BANSARI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar
IPA materi peristiwa alam beserta dampaknya pada siswa kelas V MI Bansari
Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2016/2017?
6
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil
belajar IPA materi peristiwa alam beserta dampaknya melalui model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada siswa kelas V MI Bansari
Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2016/2017.
D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis
Mulyasa (2011: 63), mengartikan bahwa hipotesis adalah jawaban
sementara terhadap masalah yang dihadapi sebagai alternatif tindakan yang
dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk
diteliti melalui Penelitian Tindakan Kelas. Hipotesis dalam penelitian ini
adalah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi peristiwa alam beserta dampaknya
pada siswa kelas V MI Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung
Tahun Pelajaran 2016/2017.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator hasil belajar IPA materi Peristiwa alam beserta dampaknya
adalah: (1) Menjelaskan peristiwa alam yang terjadi di Indonesia; (2)
Membuat suatu laporan berdasarkan hasil pengamatan atau pengalaman
pribadi atau laporan surat kabar atau media lainnya tentang peristiwa alam,
misalnya banjir, gempa bumi, gunung meletus; (3) Menjelaskan dampak dari
7
peristiwa alam terhadap kehidupan manusia, hewan, dan lingkungan; (4)
Memberi saran atau usulan cara mencegah banjir
Penerapan model pembelajaran PBL dikatakan efektif apabila indikator
yang diharapkan tercapai, adapun indikator ketuntasan siswa menurut
Depdikbud (dalam Trianto, 2012: 241) adalah sebagai berikut:
a. Secara Individu
Siswa dapat mencapai skor ≥ 70 pada materi peristiwa alam beserta
dampaknya.
b. Secara Klasikal
Siklus akan berhenti apabila 85% dari total siswa dalam satu kelas mendapat
nilai ≥ 70.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini akan membantu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam
pembelajaran yang akan disampaikan secara mendalam. Adapun pelaksanaan
penelitian ini akan bermanfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Manfaat penelitian ini sebagai dasar pengembangan kajian ilmu model
pembelajaran dalam bidang IPA materi peristiwa alam beserta dampaknya
dengan menggunakan model pembelajaran PBL pada siswa kelas V MI
Bansari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran
2016/2017.
8
2. Manfaat Praksis
a. Bagi guru memberikan wawasan dan pengetahuan tentang model
pembelajaran PBL;
b. Bagi siswa akan mengalami pengalaman belajar yang menarik karena
desain pembelajaran secara langsung dan pemecahan sebuah masalah
dalam konteks IPA;
c. Bagi sekolah model pembelajaran PBL dapat dijadikan referensi untuk
memajukan hasil belajar siswa;
d. Bagi peneliti lain dapat dijadikan bahan penelitian lebih lanjut dengan
menambah permasalahan lain;
e. Bagi pengambil kebijakan sebagai masukan atau saran bagi kepala sekolah
dalam pengambilan kebijakan untuk mengarahkan guru-guru agar
mencoba menerapkan model-model pembelajaran untuk membantu
peningkatan hasil belajar siswa.
F. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Mulyasa (2009: 248) merupakan prestasi belajar
siswa secara keseluruhan, yang menjadi indikator kompetensi dasar dan
derajat perubahan perilaku yang bersangkutan. Pendapat lain dikemukakan
oleh Susanto (2013: 5) hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh
siswa setelah melalui kegiatan belajar, hal ini karena belajar merupakan suatu
proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk
perubahan perilaku yang relatif menetap.
9
Hasil belajar dalam kegiatan pembelajaran biasanya guru menetapkan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Siswa yang berhasil dalam
pembelajaran adalah siswa yang berhasil mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran yang ditandai dengan tercapainya nilai Kritera Ketuntasan
Minimal (KKM). Kritera Ketuntasan Minimal yang ditetapkan pada mata
pelajaran IPA di MI Bansari adalah 70.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah suatu proses yang dilakukan siswa dalam pembelajaran dengan
mencapai tujuan-tujuan belajar yang sudah ditentukan.
2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ilmu Pengetahuan Alam menurut Jasa (2012: 52) merupakan ilmu yang
mempelajari tentang kenyataan alam semesta, mulai dari hukum fisika dasar,
sistem dan mekanisme biologi makhuk hidup smpai dengan perubahan-
perbahan reaksi kimia yang terjadi di dalamnya. Ilmu Pengetahuan Alam
merupakan rumpun ilmu yang memiliki karateristik khusus yaitu mempelajari
fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau
kejadian (events) dan hubungan sebab-akibatnya. Cabang ilmu yang termasuk
anggota rumpun IPA saat ini antara lain Biologi, Fisika, IPA, Astronomi/
Astrofisika, dan Geologi (Wisudawati, 2014: 22). Pembahasan IPA yang akan
dibahas dalam pembelajaran ini adalah tentang tentang peristiwa alam beserta
dampaknya.
10
3. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Ridwan (2014: 89), mengatakan model pembelajaran merupakan
kerangka konseptual berupa pola prosedur sistematik yang dikembangkan
berdasarkan teori dan digunakan dalam pengorganisasikan proses belajar
mengajar. Problem Based Learning diartikan sebagai pembelajaran yang
penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan,
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan
membuka dialog (Ridwan, 2014: 140). Berdasarkan pengertian di atas dapat
simpulkan model pembelajaran PBL merupakan pembelajaran yang melatih
siswa untuk aktif dengan memberikan sebuah permasalah terlebih dahulu agar
siswa bisa memecahkannya.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Arikunto
(dalam Suyadi, 2011:18) berpendapat bahwa PTK adalah gabungan dari
pengertian kata “penelitian, tindakan, dan kelas”. Penelitian adalah kegiatan
mengamati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi
tertentu untuk mendapatkan data yang akurat tentang hal-hal yang dapat
meningkatkan mutu objek yang diamati, selanjutnya tindakan adalah suatu
perlakuan yang sengaja diterapkan kepada objek dengan tujuan tertentu yang
dalam penerapannya dirangkai menjadi beberapa periode atau siklus. Kelas
adalah tempat di mana sekelompok peserta diidik belajar bersama dari seorang
guru yang sama dalam waktu yang sama.
11
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa PTK adalah
kegiatan penelitian yang dilaksanakan di kelas dengan tujuan tertentu.
Penelitian tersebut dilakukan secara sengaja untuk mengungkap kondisi
ataupun masalah dalam kelas kemudian mencari solusi untuk memecahkannya
dengan menggunakan aturan sesuai metodologi penelitian yang dilakkan
dalam beberapa siklus.
Beberapa alasan penulis memilih PTK yaitu:
a. Melalui PTK, guru akan mengetahui cara pengajaran yang tepat untuk
materi tertentu;
b. Guru menjadi lebih paham terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam
proses pembelajaran di kelasnya;
c. Guru dapat memperbaiki proses pembelajaran melalui rangkaian kegiatan
pembelajaran dengan cermat.
2. Subjek Penelitian
a. Subjek
Subjek dalam PTK ini adalah siswa kelas V MI Bansari dengan
jumlah 31 siswa yaitu 15 laki-laki dan 16 perempuan, sementara
kolaboratornya adalah bapak Suwaldi, S.Pd.I.
b. Lokasi
Dusun Pringapus, Desa Bansari, Kecamatan Bansari, Kabupaten
Temanggung.
12
c. Waktu
Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada semester 2 Tahun
Pelajaran 2016/2017.
3. Langkah–langkah Penelitian
Arikunto (2014: 16), berpendapat tahap-tahap dalam PTK terdiri dari
empat tahapan penting yaitu: perencanaaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai
berikut.
Gambar 1.1 Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK
(Sumber: Arikunto, 2014: 16)
a. Tahap Menyusun Rancangan Tindakan (Planning)
Rancangan tindakan merupakan bagian awal yang harus dilakukan
peneliti sebelum seluruh rangkaian kegiatan dilakukan. Tahap ini peneliti
menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan
Pelaksanaan SIKLUS I Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS II Refleksi
Pengamatan
?
Perencanaan
13
bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Kegiatan yang dilakukan peneliti
adalah:
1) Membuat skenario pembelajaran dengan penerapan model
pembelajaran PBL;
2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajara RPP;
3) Mempersiapkan sumber belajar dan media yang akan digunakan;
4) Menyusun soal evaluasi untuk siswa.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan
kelas. Penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang
tertulis pada RPP dan tahap perencanaan. Penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung, tindakan ini untuk
mengetahui hasil belajar siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran PBL. Kegiatan pembelajaran terdiri
dari tiga kegiatan, yaitu: pendahuluan, inti, dan penutup.
c. Tahap Pengamatan (Observing)
Pengamatan dilakukan oleh pengamat, segala aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis
untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi keaktifan dan
inisiatif siswa selama kegiatan pembelajaran.
14
d. Tahap Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi sangat tepat dilakukan ketika guru
pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan
dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.
Kegiatan refleksi ini, data yang diperoleh dari proses pengamatan
kemudian dikumpulkan dan dianalisis untuk mengetahui apakah
pembelajaran yang telah dilaksanakan berhasil atau gagal. Hasil analisis
tersebut dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk mengkaji kekurangan
yang muncul dalam pelaksanaan siklus pertama.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi menurut Herdiansyah (2015: 131) adalah sebuah kegiatan
terencana dan terfokus untuk melihat dan mencatat serangkaian perilaku
ataupun jalannya sebuah sistem yang memiliki tujuan tertentu, serta
mengungkap apa yang ada di balik munculnya perilaku dan landasan suatu
sistem tersebut. Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung
di lapangan dan mencatat apa yang ditemukan di lapangan untuk
memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian. Observasi ini
dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran IPA selama kegiatan
berlangsung dari awal pelaksanaan kegiatan sampai selesainya kegiatan,
baik mengenai materi maupun model pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajran IPA di MI Bansari.
15
b. Tes
Tes merupakan salah satu instrumen pengumpulan data untuk
mengukur kemampuan siswa dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan
alam. Peneliti menggunakan Pre Test dan Post Test untuk mendapatkan
data dalam penelitian.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mendukung hasil observasi.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data, proses pembelajaran,
struktur organisasi MI Bansari, dan foto- foto saat kegiatan pembelajaran
IPA dengan menggunkan model PBL.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam PTK ini adalah:
a. Lembar Observasi
Kegiatan observasi secara langsung meliputi observasi aktivitas
kegiatan siswa, observasi kegiatan guru dalam pengelolaan kelas, dan
bagaimana proses belajar mengajar yang berkaitan dengan upaya dari guru
IPA dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran yakni hasil belajar
melalui penggunaan model pembelajaran PBL ntuk membuat kesimpulan
pelaksanaan pembelajaran pada siklus tersebut yang akan direfleksikan
pada siklus berikutnya.
b. Tes
Tes/soal tes digunakan untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa.
Peneliti meggunakan Pre Test dan Post Test dalam penelitian. Pre Test
16
dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran PBL dilaksanakan, manfaatnya
adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai pelajaran yang
disampaikan dan untuk membatasi ruang lingkup materi yang akan di
ajarkan. Post Test digunakan untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa
setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran PBL.
6. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam
setiap siklusnya berdasarkan hasil penelitian yang terdapat dalam tes dan
format pengamatan lainnya.
a. Ketuntasan Individual
Ketuntasan setiap individu dapat diketahui apabila siswa dapat
mencapai skor ≥ 70 pada materi peristiwa alam beserta dampaknya dapat
dilihat dari nilai hasil tes evaluasi.
b. Ketuntasan Klasikal
Persentase ketuntasan klasikal adalah ≥ 85% dari jumlah total siswa
dalam satu kelas mendapatkan nilai ≥ 70. Pengukuran persentase
kompetensi siswa secara klasikal dapat menggunakan rumus sebagai
berikut:
P =
x 100%
Keterangan:
P : Persentase Ketuntasan
X : Jumlah Siswa yang Tuntas
Xi : Jumlah Siswa (Rosma, 2010: 94).
17
H. Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan penelitian ini sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab satu mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
hipotesis tindakan, manfaat penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian,
dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori
Bab dua mencakup kajian teori dan kajian pustaka
BAB III Pelaksanaan Penelitian
Bab tiga mencakup gambaran umum MI Bansari dan pelaksanaan penelitian.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab empat mencakup penelitian meliputi diskripsi persiklus dan pembahasan.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Bab lima mencakup kesimpulan dan saran.
18
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Kajian Materi Penelitian
a. Peristiwa Alam yang Terjadi di Indonesia
Semua jenis aktivitas alam disebut juga peristiwa alam. Segala
macam bencana alam termasuk dalam peristiwa alam. Sekarang kita
akan mempelajari berbagai macam bencana alam yang pernah terjadi
di Indonesia. Ada peristiwa alam yang dapat kita cegah contohnya
adalah banjir dan tanah longsor. Sedangkan peristiwa alam yang tidak
dapat kita cegah adalah gunung meletus, angin puting beliung, gempa
bumi dll.
1) Gempa Bumi
Gempa dibedakan menjadi tiga, yaitu gempa vulkanik,
runtuhan, dan tektonik. Gempa yang paling hebat yaitu gempa
tektonik. Gempa tektonik terjadi karena adanya pergeseran kerak
bumi. Sebagian besar gempa tektonik terjadi ketika dua lempeng
saling bergesekan. Gempa bumi ini dapat mengakibatkan pohon-
pohon tumbang, bangunan runtuh, tanah terbelah, dan makhluk
hidup termasuk manusia menjadi korban. Gempa runtuhan atau
juga disebut gempa terban adalah gempa bumi yang terjadi karena
adanya runtuhan misalnya di dalam gua atau daerah tambang dan
tanah longsor, sedangkan gempa vulkanik disebabkan karena
aktivitas magma di perut bumi. Gempa bumi mempunyai kekuatan
19
yang berbeda-beda. Kekuatan gempa diukur menggunakan satuan
skala Richter. Alat untuk mengukur gempa yaitu seismograf.
Terjadinya gempa tektonik dimulai dari sebuah tempat yang
disebut pusat gempa. Pusat gempa dapat berada di daratan atau
lautan. Pusat gempa yang berada di lautan dapat menyebabkan
gempa bumi di bawah laut. Gempa seperti ini bisa menyebabkan
gelombang hebat yang disebut tsunami. Gelombang itu bergerak
menuju pantai dengan kecepatan sangat tinggi dan kekuatannya
sangat besar. Kecepatannya dapat mencapai 1.000 km per jam.
Ketika mencapai pantai, gelombang tersebut naik sehingga
membentuk dinding raksasa. Tinggi gelombang laut normal antara
1–2 meter. Namun, saat tsunami tinggi gelombang laut dapat
mencapai 30–50 meter. Gelombang ini akan bergerak cepat menuju
daratan dan merusak segala sesuatu yang dilaluinya.
Gambar 2.1. Gempa Bumi
(Sumber: Kholil, 2008: 177)
20
2) Gunung Meletus
Gunung api yang sedang meletus dapat memuntahkan
awan debu, abu, dan lelehan batuan pijar atau lava. Lava ini
sangat panas. Saat menuruni gunung, lava ini dapat membakar
apa saja yang dilaluinya. Namun saat dingin, aliran lava ini
mengeras dan menjadi batu. Apabila lava ini bercampur dengan
air hujan, dapat mengakibatkan banjir lahar dingin. Gunung
meletus sering disertai dengan gempa bumi. Gempa bumi yang
disebabkan oleh gunung meletus disebut gempa bumi vulkanik.
Misalnya gempa yang terjadi saat Gunung Krakatau meletus
pada tahun 1883. Letusan Gunung Krakatau ini juga
mengakibatkan gelombang tsunami. Letusan gunung api dapat
mengakibatkan berbagai dampak yang merugikan. Lava pijar
yang dimuntahkan oleh gunung api dapat membakar kawasan
hutan yang dilaluinya.
Gambar 2.2. Gunung Meletus
(Sumber: Arifin, 2009: 104)
21
3) Banjir
Bencana banjir diawali dengan curah hujan yang sangat
tinggi. Curah hujan dikatakan tinggi jika hujan turun secara
terus-menerus dan besarnya lebih dari 50 mm per hari. Air
hujan dapat mengakibatkan banjir jika tidak mendapat cukup
tempat untuk mengalir. Seringkali sungai tidak mampu
menampung air hujan sehingga air meluap menjadi banjir.
Sepanjang bulan Januari 2008 terjadi banjir di berbagai daerah.
Banjir melanda kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang,
Solo, Aceh, dan Lampung. Bencana banjir dapat
mengakibatkan kerugian yang sangat besar.
Gambar 2.3. Banjir
(Sumber: Sulistyanto, 2008: 174)
4) Tanah Longsor
Tanah longsor biasanya disebabkan oleh hujan yang deras.
Hal ini karena tanah tidak sanggup menahan terjangan air hujan
akibat adanya penggundulan hutan. Tanah longsor dapat
22
meruntuhkan semua benda di atasnya. Selain itu, tanah longsor
dapat menimbun rumah-rumah penduduk yang ada di
bawahnya. Sepanjang bulan Januari 2008 terjadi tanah longsor
di beberapa daerah. Bencana ini di antaranya terjadi di Brebes
dan Tawangmangu.
Gambar 2.4. Tanah Longsor
(Sumber: Satujam.com (online))
5) Angin Puting Beliung
Angin puting beliung merupakan angin yang sangat
kencang dan bergerak memutar. Puting beliung biasanya terjadi
pada saat hujan deras yang disertai angin kencang. Kecepatan
angin puting beliung bisa mencapai 175 km/jam. Angin puting
beliung dapat menerbangkan segala macam benda yang
dilaluinya. Akhir-akhir ini angin puting beliung sering terjadi
di negara kita. Beberapa daerah yang mengalami angin puting
beliung yaitu Magelang, Lampung, Garut, Nusa Tenggara
Timur, dan Banjarmasin (Choiril, dkk, 2008: 160-164).
23
Gambar 2.5. Angin Puting Beliung
(Sumber: Harianterbit.com (online))
b. Membuat Laporan Peristiwa Alam
Peristiwa alam yang terjadi di Indonesia, seperti banjir, gunung
meletus, tsunami, dan gempa bumi dapat kalian buat laporannya.
Laporan tersebut berisi data-data yang terkait dengan peristiwa alam
yang terjadi. Informasi dapat kalian peroleh baik dari media cetak
(koran, majalah, dan lain-lain) ataupun media elektronik (TV, Radio,
atau internet). Kalian tentu dapat membuat suatu laporan yang
menggambarkan peristiwa alam yang terjadi di negeri kita ini. Agar
kalian mudah dalam pembuatan laporan, perhatikan langkah-langkah
pembuatan laporan berikut ini!
1) Menyusun Sebuah Laporan
Langkah awal untuk membuat suatu laporan adalah dengan
cara mengumpulkan informasi-informasi yang memuat peristiwa
atau kejadian yang akan dibuat laporannya. Koran adalah salah
satu media yang dapat dijadikan sumber untuk mencari informasi
mengenai peristiwa alam yang akan kita buat laporannya. Laporan
24
dapat disajikan dalam bentuk lisan ataupun tulisan. Dalam hal ini
kita akan mempelajari bagaimana membuat laporan dalam bentuk
tulisan laporan yang kita buat harus sesuai dengan data yang kita
dapat dari koran ataupun sumber lainnya. Jadi, laporan bukan
sebuah karangan yang kita tulis bebas. Penyajian yang tepat
dengan susunan laporan yang baik akan memudahkan pembaca
memahami laporan yang kita buat. Oleh karena itu, kita harus
mengerti bagaimana penggunaan bahasa yang tepat dan sesuai.
Pembuatan laporan ini dapat dilakukan oleh perorangan ataupun
berkelompok.
2) Sistematika Pembuatan Laporan
Untuk membuat suatu laporan tentang suatu peristiwa alam
yang terjadi di Indonesia, kita perlu membuat urutan-urutan
laporan. Hal ini bertujuan agar hasil laporan kita mudah dipahami
dan sesuai dengan informasi yang kita dapatkan. Urutan-urutan
laporan tersebut kita kenal dengan istilah sistematika pembuatan
laporan. Adapun sistematika pembuatan laporan yang baik adalah
sebagai berikut:
a) Judul Laporan
Judul laporan dibuat dengan kalimat yang singkat dan
jelas tidak terlalu panjang. Hal ini bertujuan untuk
memudahkan pembaca memahami laporan apa yang akan kita
buat. Contoh judul laporan adalah sebagai berikut.
25
(1) Tsunami di Aceh;
(2) Gempa Bumi di Yogyakarta;
(3) Banjir di Jakarta.
b) Isi Laporan
Laporan berisikan data-data yang berkaitan dengan
peristiwa alam. Data-data tersebut di antaranya adalah sebagai
berikut.
(1) Tempat kejadian, misalnya Jakarta beserta derah-daerah
yang meliputi kabupaten, kecamatan, dan kelurahan yang
terkena peristiwa alam tersebut;
(2) Waktu kejadian, memuat hari, tanggal, bulan, dan tahun
peristiwa alam tersebut terjadi. Misalnya Senin, 26 Maret
2007;
(3) Penyebab peristiwa alam tersebut, berisi hal-hal yang
menyebabkan mengapa peristiwa alam tersebut terjadi;
(4) Data korban yang terkena musibah, berisi data korban
meninggal dunia, korban yang mengalami luka ringan,
korban yang mengalami luka berat, dan lain-lain;
(5) Dampak yang ditimbulkan dari peristiwa alam tersebut,
misalnya terganggunya kegiatan belajar karena banjir atau
gempa, warga diungsikan ke tempat yang lebih aman
karena gempa atau tsunami.
26
c) Sumber-sumber Informasi
Memuat peristiwa alam tersebut, misalnya Koran Pikiran
Rakyat, Selasa 22 April 2007 atau Liputan 6 SCTV pada hari,
jam dan sebagainya (Sulistyanto, 2008: 179-180).
c. Dampak Peristiwa Alam yang Terjadi di Indonesia
Peristiwa alam seperti banjir, tsunami, gempa bumi, tanah
longsor, dan gunung meletus yang terjadi pada suatu daerah dapat
mengakibatkan dampak bagi makhluk hidup baik hewan, tumbuhan,
ataupun manusia.
1) Dampak Gempa Bumi Bagi Manusia, Hewan, dan Tumbuhan
a) Korban jiwa dan luka serta penderitaan lahir batin yang dalam;
b) Rumah dan harta benda hancur;
c) Lahan pertanian dan perkebunan rusak dan gagal panen;
d) Rumah, bangunan sekolah, perkantoran dan berbagai sarana
sosia rusak dan tidak dapat digunakan lagi;
e) Jalan dan jembatan rusak;
f) Rel kereta api putus atau bengkok;
g) Banyak hewan mati;
h) Dapat mengakibatkan kepunahan hewan;
i) Banyak tumbuhan rusak dan mati.
27
2) Dampak Gunung Meletus Bagi Manusia, Hewan, dan
Tumbuhan
a) Dampak Negatif
(1) Terdapat korban jiwa dan luka-luka;
(2) Terjadi kepanikan yang luar biasa;
(3) Rumah dan harta benda rusak;
(4) Lingkungan rusak akibat disapu awan panas;
(5) Pasir dan debu menghalangi pandangan, menyebabkan
gangguan;
(6) Pernapasan, dan mengotori lingkungan;
(7) Tanaman pertanian dan perkebunan yang siap dipanen rusak;
(8) Hewan ternak mati atau hilang;
(9) Terjadi timbunan material yang banyak dan untuk
membersihkannya, diperlukan waktu lama;
(10) Wilayah yang tertimbun lahar rusak parah.
b) Dampak positif
(1) Tanah di sekitar gunung berapi menjadi subur. Muntahan
material dari gunung berapi mengandung zat-zat yang
menyuburkan tanah;
(2) Gejala alam yang muncul setelah letusan dapat dimanfaatkan
sebagai tempat wisata, misalnya sumber air panas dan
belerang.
28
3) Dampak Banjir Bagi Manusia, Hewan, dan Tumbuhan;
a) Rumah dan barang berharga hayut ataupun rusak;
b) Menimbukan korban jiwa baik karna hanyut oleh banjir
maupun terserang penyakit paska banjir;
c) Muncul berbagai penyakit seperti: diare, ifeksi saluran
pernafasan (ISPA), alergi/gatal-gatal dll;
d) Resiko gagal panen;
e) Banyak hewan mati karena hanyut oleh banjir;
f) Ekosistem hewan rusak;
g) Dapat mengakibatkan kepunahan hewan;
h) Banyak tumbuhan hanyut oleh banjir;
i) Tumbuhan rusak dan mati (Maryanto, 2009: 170-177).
4) Dampak Tanah Longsor Bagi Manusia, Hewan, dan
Tumbuhan
a) Mengakibatkan kerusakan rumah-rumah di area longsor;
b) Mengaibatkan korban jiwa;
c) Memutuskan jalur transportasi;
d) Banyak tubuhan tumbang;
e) Banyak hewan yang mati tertimpa runtuhan longsor.
5) Dampak Angin Puting Beliung Bagi Manusia, Hewan, dan
Tumbuhan
a) Mengakibatkan kerusakan ruah dan lingkungan;
b) Mengakibatkan korban jiwa;
29
c) Mengakibatkan puing-puing sampah dari sisa material yang
terkena angina;
d) Banyak pepohonan tumbang terkena angina;
e) Memungkinkan hewan yang mati karena tersapu oleh angina.
Peristiwa alam yang terjadi di Indonesia mengakibatkan
berbagai dampak negatif bagi manusia dan lingkungan. Tugas
kita sebagai manusia adalah saling membantu dengan
memberikan simpati dan empati terhadap para korban sesuai
dengan kemampuan kita. Contohnya ketika terjadi bencana
tsunami di Aceh yang mengakibatkan berbagai kerugian bagi
manusia dan rusaknya ekosistem laut. Kita sebagai makhluk
sosial pasti ikut merasa sedih dan ingin membantu. Kita dapat
memberikan bantuan berupa makanan, baju, obat-obatan dan
lain-lain.
d. Cara Mencegah Bencana Banjir
Banjir yang terjadi di Jakarta, Bandung, ataupun daerah
sekitarnya sebagian besar disebabkan karena curah hujan yang cukup
tinggi. Namun demikian, ulah manusia yang membuang sampah di
sungai, menebang pohon sehingga hutan menjadi gundul juga memjadi
penyebab terjadinya banjir. Sampah yang di buang ke sungai, lama-
kelamaan akan menumpuk dan apabila hujan datang air sungai akan
meluap karena alirannya terhambat oleh tumpukan sampah yang sangat
banyak dan mengakibatkan banjir. Beberapa upaya yang dapat
30
dilakukan untuk mencegah terjadinya banjir di antaranya adalah
sebagai berikut.
1) Membuang sampah pada tempatnya;
2) Tidak menebang hutan secara liar;
3) Membersihkan, selokan atau parit dekat rumah dari sampah
sehingga aliran air menjadi lancar (Sulistyanto, 2008: 181).
2. Kajian Teori
a) Hasil Belajar
1) Pengertian Belajar
Kata atau istilah belajar bukanlah sesuatu yang baru, sudah
sangat dikenal secara luas, namun dalam pembahasan belajar ini
masing-masing ahli memiliki pemahaman dan definisi yang berbeda-
beda. R. Gagne (1989) (dalam Susanto, 2013: 1) mendefinisikan
belajar sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman. Oemar (20008: 36) (dalam
Rosma, 2010: 31) mengartikan belajar sebagai proses perubahan
prilaku akibat adanya interaksi individu dengan lingkungannya.
Haris dan Abdul Haris (2013:1), mengartikan belajar sebagai
kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental
dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, hal ini berarti
keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada
keberhasilan proses belajar siswa di sekolah dan lingkungan
sekitarnya.
31
Belajar merupakan usaha seseorang dengan sengaja dalam
keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau
pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya
perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berfikir, merasa,
maupun bertindak (Susanto, 2013: 4). Belajar juga artikan sebagai
tahapan perubahan perilaku individu yang relatif menetap sebagai
hasil pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya
dan latihan yang diperkuatnya (Kastolani, 2014: 56).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah usaha manusia yang dilakukan secara sengaja untuk
memperoleh pengetahuan atau ilmu baru sebagai hasil dari
pengalaman interaksi antara inividu dengan individu lain maupun
individu dengan lingkungan sekitarnya.
2) Tujuan Belajar
Tujuan belajar menurut Agus (2011: 5) sebenarnya sangat
banyak dan bervariasi. Tujuan belajar yang eksplisit diusahakan
untuk dicapai dengan tindakan intruksional, lazim dinamakan
instructional effect, yang biasa berbentuk pengetahuan dan
keterampilan. Sementara, tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai
tujuan belajar instruksional lazim disebut nurturant effect.
Bentuknya berupa, kemampuan berfikir kritis dan kreatif, sikap
terbuka dan demokratis, menerima orang lain, dan sebagainya.
Tujuan ini merupakan konsekunsi logis dari siswa “menghidupi”
32
(live in) suatu system lingkungan belajar tertentu. Sedangkan
menurut Kastolani (2014: 66-67) tujuan belajar adalah:
a) Untuk Mendapatkan Pengetahuan
Hal ini ditandai dengan pemilikan pengetahuan dan
kemampuan berfikir. Kemampuan pengembangan berfikir
membutuhkan adanya bahan pengetahuan, dan kemampuan
berfikir dapat memerluas pengetahuan.
b) Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep memerlukan suatu ketrampilan baik,
keterampilan jasmani yang dapat dilihat dan dialami, sehingga
menitikberatkan pada keterampilan gerak atau penampilan
anggota tubuh seseorang yang sedang belajar, atau keterampilan
ruhani yang menyangkut persoalan-persoalan penghayatan dan
keterampilan berfikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan
merumuskan suatu masalah atau konsep.
c) Pembentukan sikap
Guru harus bertindak biijak dalam menumbuhkan sikap
mental, perilaku dan pribadi siswa.
3) Prinsip-prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar menurut S. Nasution (dalam
Kastolani 2014: 71) meliputi:
a) Agar seseorang (siswa) benar-benar belajar, maka ia harus
mempunyai suatu tujuan;
33
b) Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan
hidupnya dan bukan karena dipaksakan oleh orang lain;
c) Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesukaran
dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga
baginya;
d) Belajar itu harus terbukti dari perubahan perilakunya;
e) Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya pula
hasil-hasil sambilan atau sampingan. Misalnya ia tidak hanya
bertambah terampil membuat soal-soal ilmu pengetahuan alam
akan tetapi juga memperoleh minat yang lebih besar untuk bidang
studi itu;
f) Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan
(learning by doing);
g) Seseorang (siswa) belajar sebagai keseluruhan, tidak dengan
otaknya atau secara intelektual saja tetapi juga secara sosial,
emosional, etis dan sebagainya;.
h) Dalam hal belajar, seseorang (siswa) merupkan bantuan dan
bimbingan dari orang lain;
i) Untuk belajar diperlukan insight. Apa yang dipelajari harus benar-
benar dipahami;
j) Di samping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya seseorang
(siswa) sering mengejar tujuan-tujuan lain;
34
k) Belajar lebih berhasil apabila usaha itu memberi sukses yang
menyenangkan;
l) Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk
belajar.
4) Pengertian Hasil Belajar
Menurut Mulyasa (2009: 212), hasil belajar merupakan
prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang menjadi indikator
kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku yang
bersangkutan. Agus (2011:5), mengartikan hasil belajar adalah
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,
apresiasi dan keterampilan. Hasil belajar juga diartikan sebagai
perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang
menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil
dari kegiatan belajar (Susanto, 2013: 5). Bloom (1995) (dalam
Daryanto, 2012: 27), proses perubahan dapat terjadi dari yang
paling sederhana sampai pada yang paling kompleks yang bersifat
pemecahan masalah, dan pentingnya peranan kepribadian dalam
proes serta hasil belajar.
Merujuk pemikiran Gagne (dalam Agus, 2011: 5), hasil
belajar berupa:
a) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan
pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan
35
spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi
symbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.;
b) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang. Kemampuan intelektual merupakan
kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas;
c) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan
mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini
meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam pemecahan
masalah;
d) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan
serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi,
sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani;
e) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap
merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar
perilaku.
5) Macam-macam Hasil Belajar
Macam-macam hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan
bahwa hasil belajar meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif),
keterampilan proses (aspek psikomotor) dan sikap (aspek afektif).
Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
36
a) Pemahaan konsep
Pemahaman menurut Bloom (1979) (dalam Susanto, 2013:
6) diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi
atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini
adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan
memahami pelajaran yang akan diberikan oleh guru kepada
siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti
apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia
rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia
lakukan. Carin dan Sund (1980) (dalam Susanto (2013: 6-7),
mengartikan pemahaman dengan suatu proses yang terdiri dari
tujuh tahapan kemampuan, yaitu:
(1) Translate major into own words;
(2) Interpret the relationship among major ideas;
(3) Extrapolate or go beyond data to implication major ideas;
(4) Apply their knowledge and understanding to the solution of
new problems in new situation;
(5) Analyze or break an idea into its part and show that they
understand their relationship;
(6) Synthesize or put elements together to farm a new pattern
and produce a unique communication, plan, or set of
abstract relation;
(7) Evaluate or make judgments base upon evidence;
37
Berdasarkan definisi yang diberikan oleh Carin da Sund di
atas, dapat dipahami bahwa pemahaman dikategorikan menjadi
beberapa aspek, dengan kriteria-kriteria sebagai beriut:
1) Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan
dan menginterpretasikan sesuatu; ini bererti seseorang yang
telah memahami sesuatu atau lebih memperoleh
pemahaman akan mampu menerangkan atau menjelaskan
kembali apa yang telah ia terima;
2) Pemahaman bukan sekedar mengetahui yang biasanya
hanya sebatas mengingat kembali pengalaman dan
memproduksi apa yang pernah dipelajari. Bagi orang yang
benar-benar paham ia akan mampu memberikan gambaran,
contoh, dan penjelasan yang lebih luas dan memadai;
3) Pemahaman lebih dari sekedar mengetahui, karena
pemahaman melibatkan proses mental yang dinamis;
dengan memahami ia akan mampu memberikan uraian dan
penjelasan yang lebih kreatif, tidak hanya memberikan
gambaran dalam satu contoh saja tetapi mampu
memberikan gambaran yang lebih luas dan memadai;
4) Pemahaman merupakan suatu proses bertahap yang masing-
masing tahap mempunyai kemampuan tersendiri, seperti
menerjemahkan, menginterpretasikan, ekstrapolasi, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi;
38
b) Keterampilan proses
Usman dan Setiawati (1993) (dalam Susanto, (2013: 9),
mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan
keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan
mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak
kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.
Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar,
dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
hasil tertentu, termasuk kreativitasnya dalam melaatih
keterampilan proses, secara bersamaan dikembangkan pula
sikap-sikap yang dikehendaki, seperti kreativitas, kerja sama,
bertanggung jawab dan disiplin sesuai dengan penekanan bidang
studi yang bersangkutan.
c) Sikap
Menurut Lange dalam Azwar (dalam Susanto, (2013: 10),
sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan
mencakup pula aspek respons fisik. Sikap ini harus ada
kekompakan antara mental dan fisik secara serempak. Mental
yang dimunculkan seseorang belum tampak secara jelas dengan
sikap yang ditunjukkannya. Selanjutnya, Azwar
mengungkapkan tentang struktur sikap terdiri atas tiga
komponen yang saling menunjang, yaitu: komponen kognitif,
komponen afektif, dan psikomotorik. Komponen kognitif
39
merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu
pemilik sikap. Komponen afektif yaitu perasaan yang
menyangkut emosional. Komponen kognitif merupakan aspek
kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang
dimiliki seseorang.
6) Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara umum, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor
eksternal dan internal. Berikut adalah faktor yang mempengaruhi
hasil belajar menurut Lilik (2013: 24-27) masing-masing faktor
diuraikan sebagai berikut:
a) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar
dari diri individu. Dalam proses belajar di sekolah, faktor
eksternal berarti faktor-faktor yang berada di luar diri siswa.
Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan faktor
sosial.
(1) Faktor Nonsosial
Faktor nonsosial adalah faktor-faktor diluar individu
yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar.
Faktor nonsosial merupakan kondisi fisik yang ada
dilingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat. Aspek
fisik tersebut bisa berupa peralatan sekolah, sarana belajar,
gedung dan ruang belajar, kondisi geografis sekolah dan
40
rumah, iklim dan cuaca, jarak ke sekolah, sarana
transportasi yang tersedia dan sejenisnya.
(2) Faktor Sosial
Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang
berupa manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa
dipilah menjadi faktor yang berasal dari keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat (termasuk
teman pergaulan anak). Misalnya, kehadiran orang dalam
belajar, kedekatan hubungan antara anak dengan orang lain,
keharmonisan atau pertengkaran dalam keluarga, gaya
pengasuhan orang tua, hubungan antar personil sekolah,
gaya mengajar guru, sikap guru terhadap siswa dan
sebagainya.
b) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada di dalam diri
individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri faktor
fisiologis dan faktor psikologis.
(1) Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam
diri individu. Faktor fisiologis terdiri dari:
(a) Keadaan tonus jasmani pada umumnya. Keadaan tonus
jasmani secara umum yang ada di dalam diri individu
sangat mempengaruhi hasil belajar. Umum ini, misalnya
41
tingkat kesehatan, kelelahan, mengantuk dan kebugaran
fisik individu. Apabila badan individu dalam keadaan
bugar dan sehat maka akan mendukung hasil belajar.
Sebaliknya, jika badan individu dalam keadaan kurang
bugar dan kurang sehat akan menghambat hasil belajar;
(b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu. Keadaaan
fungsi-fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait
dengan fungsi pancaindra dan kelengkapan anggota
tubuh yang ada dalam diri individu. Pancaindra
merupakan pintu gerbang masuknya pengetahuan dalam
diri individu. Kesempurnaan anggota tubuh akan sangat
menunjang belajar.
(2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada di
dalam diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain
tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap,
kepribadian, kematangan dan lain sebagainya. Tingkat
kecerdasan akan mempengaruhi daya serap serta berpengaruh
terhadap proses dan hasil belajar. Demikian juga motivasi,
bakat dan minat banyak memberikan warna dalam aktivitas
belajar.
42
Faktor ekstern dan intern mempengaruhi keberhasilan
belajar, pengaruhnya bisa bersifat positif atau mendukung,
snamun bisa juga negatif atau menghambat.
7) Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu
kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi pada
diri siswa. Pada umumnya hasil belajar akan memberikan pengaruh
dalam dua bentuk:
a) Siswa akan mempunyai prespektif terhadap kekuatan dan
kelemahannya atas perilaku yang diinginkan;
b) Mereka mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan itu telah
meningkat baik setahap atau dua tahap, sehingga timbul lagi
kesenjangan antara penampilan perilaku yang sekarang dengan
perilaku yang diinginkan (Mulyasa, 2009: 243-244).
Standar nasional pendidikan mengungkapkan bahwa “Penilaian
hasil belajar oleh pendidik dilakukann secara berkesinambungan
untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam
bentuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam
bentuk Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Dan Ulangan
Kenaikan Kelas” (SNP).
Penilaian pembelajaran menurut Mulyasa (2009: 253-256)
pada umumnya mencakup Pre Test, penilaian proses dan Post Test.
Ketiga hal tersebut dijelaskan berikut ini.
43
a) Pre Test (Tes awal)
Pre Test merupakan pemberian soal untuk siswa sebelum
guru memberikn materi pembelajaran yang akan dibahas. Pre
Test memiliki banyak kegunaan dalam menjajaki proses
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pre Test memegang
peranan yang cukup penting dalam proses pembelajaran. Fungsi
Pre Test ini antara lain:
(1) Untuk menyiapkan siswa dalam proses belajar, karena
dengan Pre Test maka pilkiran mereka akan terfokus pada
soal-soal yang harus mereka jawab/kerjakan;
(2) Untuk mengetahui tingkat kemajuan siswa sehubungan
dengan proses pembelajaran yang dilakukan;
(3) Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki
siswa mengenai bahan ajaran yang akan dijadikan topik
dalam proses pembelajaran;
(4) Untuk mengetahui dari mana seharusnya proses
pembelajaran dimulai, tujuan-tujuan mana yang telah
dikuasai siswa, dan tujuan-tujuan mana yang perlu
mendapat penekanan dan perhatian khusus.
b) Penilaian Proses
Penilaian proses dimaksudkan untuk menilai kualitas
pembelajaran dan pembentukan kompetensi dasar pada siswa,
termasuk bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan.
44
Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari
segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikaitkan berhasil dan
berkulitas apabila seluruhnya atau setidaknya sebagian besar
(75%) siswa terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun
sosial dalam proses pembelajaran, di samping menunjukan
kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar dan
rasa percaya pda diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses
pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan
perilaku yang positif pada diri siswa seluruhnya atau setidaknya
sebagian besar (75%).
c) Post Test
Post Test merupakan pemberian soal setelah guru
menyampaikan materi pembelajaran. Post Test juga memiliki
banyak kegunaan, terutama dalam melihat keberhasilan
pembelajaran. Fungsi Post Test antara lain:
(1) Mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi
dasar yang telah ditentukan, baik secara individu maupun
kelompok;
(2) Menggetahui kompetensi dasar dan tujuan-tujuan yang
dapat dikuasai oleh siswa, serta kompetensi dasar dan
tujuan-tujuan yang belum dikuasainya;
(3) Mengetahui siswa yang perlu mengikuti kegiatan remedial,
dan yang perlu mengikuti kegiatan pengayaan, serta untuk
45
mengetahui tingkat kesulitan dalam mengerjakan modul
(kesulitan belajar);
(4) Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap
komponen-komponen pembelajaran (modul), dan proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap
perencanaan, pelaksanaan maupun penilaian.
b) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
1) Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam Menurut Jasa (2012: 52) adalah
ilmu yang mempelajari tentang kenyataan alam semesta, mulai
dari hukum fisika dasar, sistem dan mekanisme biologi makhluk
hidup samoai dengan perubahan-perubahan reaksi kimia yang
terjadi di dalamnya. IPA merupakan penggabungan tiga istilah
yaitu “ilmu”, “pengetahuan”, dan “alam”. Ilmu adalah
pengetahuan ilmiah, pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah,
artinya diperoleh dengan metode ilmiah. Pengetahuan adalah
segala sesuatu yang diketahui manusia. Sedangkan alam adalah
segala sesuatu yang berada di langit dan di bumi (Asih, 2014: 23).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
IPA adalah cabang ilmu yang membahas tentang kehidupan di
alam semesta yang mencakup fenomena kehidupan manusia mulai
dari dirinya sendiri beserta lingkungannya.
46
2) Karateristik IPA
Karateristik IPA menurut Jacobson dan Bergman (1980)
(dalam Susanto, 2013: 170) meliputi:
a) IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum dan teori;
b) Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati
fenomena alam, termasuk juga penerapannya;
c) Sikap keteguhan hati, keingintahuan dan ketekunan dalam
menyingkap rahasia alam;
d) IPA tidak membuktikan semua akan tetapi hanya sebagian atau
beberapa saja;
e) Kebenaran IPA bersifat subjektif dan bukan kebenaran yang
bersifat objektif.
3) Tujuan IPA di SD/MI
Tujuan diadakannya mata pelajaran IPA di SD/MI menurut
Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP, 2006) (dalam
Susanto, 2013; 171-172) yaitu:
a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam
ciptaan-Nya;
b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari;
47
c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara
IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat;
d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan;
e) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam;
f) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan;
g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
4) Ruang Lingkup IPA
Ruang lingkyup IPA menurut BNSP (dalam Astuti, 2016:
288) adalah:
a) Makhluk hidup dan proses kehidupan yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta
kesehatan;
b) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat
dan gas;
c) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas,
magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana;
d) Bumi dan alam semesta meliputi tanah, bumi, tata surya, dan
benda-benda langit lainnya.
48
5) Silabus IPA Kelas V
Standart
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok Indikator
Memahami
perubahan
yang terjadi
di alam dan
hubungannya
dengan
penggunaan
sumber daya
alam
Mengidenti-
fikasi peristiwa
alam yang
terjadi di
Indonesia dan
dampaknya bagi
makhluk hidup
dan lingkungan
Peristiwa
Alam yang
terjadi di
Indonesia
beserta
dampaknya.
Menjelaskan
peristiwa alam
yang terjadi di
Indonesia.
Membuat suatu
laporan
berdasarkan hasil
pengamatan atau
pengalaman
pribadi atau
laporan surat
kabar atau media
lainnya tentang
peristiwa alam,
misalnya banjir,
gempa bumi,
gunung meletus.
Menjelaskan
dampak dari
peristiwa alam
terhadap
kehidupan
manusia, hewan,
dan lingkungan.
Memberi saran
atau usulan cara
mencegah banjir
Tabel 2. 1. Silabus IPA kelas V (Silabus BNSP kelas V)
c) Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
1) Pengertian Model Problem Based Learning (PBL)
Guanantara, dkk (2014: 2), mendefinisikan PBL adalah model
pembelajaran yang melibatkan siswa dalam memecahkan masalah
nyata. Model ini menyebabkan motivasi dan rasa ingin tahu
menjadi meningkat. Model PBL juga menjadi wadah bagi siswa
untuk dapat mengembangkan cara berpikir kritis dan keterampilan
berpikir yang lebih tinggi. Harsono (2005) (dalam Jamil 2016: 215-
216), juga mendefinisikan PBL merupakan model pembelajaran
49
yang mana siswa sejak awal dihadapkan pada suatu masalah,
kemudian diikuti oleh proses pencarian informasi yang bersifat
student centered. Aspek filosofi dalam PBL dipusatkan pada siswa
yang dihadapkan pada suatu masalah, sementara pada subject
learning guru menyampaikan pengetahuannya kepada siswa
sebelum menggunakan masalah untuk memberi ilustrasi
pengetahuan.
Problem Based Learning menurut Ridwan (2014: 138)
merupakan pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan
cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-
pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog.
Trianto (dalam Anik (2015: 3), mengatakan bahwa PBL adalah
pembelajaran yang membantu siswa untuk memproses informasi
yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan
mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Model
pembelajaran PBL lebih memfokuskan pada masalah kehidupan
nyata yang bermakna bagi siswa dan menekankan keaktifan siswa.
Siswa dituntut aktif dalam proses pembelajaran menggunakan
model PBL untuk memecahkan masalah. Inti dari model PBL
adalah masalah (problem). Model ini bercirikan penggunaan
masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari
siswa untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berfikir kritis
50
sekaligus pemecahan masalah, serta mendapatkan pengetahuan
kosep-konsep penting (Putra, 2013: 67).
Berdasrkan pengertian di atas dapat simpulkan bahwa model
pembelajaran PBL adalah model pembelajaran yang dalam
penerapannya menyajikan suatu masalah kemudian dikaji secara
mendalam untuk proses pemecahan masalah yang ada.
2) Karakteristik Model Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran PBL memiliki karateristik sebagai
berikut:
a) Belajar dimulai dengan satu masalah;
b) Memastikan bahwa masalah tersebut berhubungan dengan
dunia nyata siswa;
c) Mengorganisasikan pelajaran seputar masalah, bukan disiplin
ilmu;
d) Memberikan tanggung jawab yang besar kepada siswa dalam
membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar;
e) Menggunakan kelompok;
f) Menuntut siswa untuk menjelaskan yang telah dipelajari dalam
bentuk produk atau kinerja (Putra, 2013: 72-73).
3) Ciri-ciri Model Problem Based Learning (PBL)
Ciri-ciri model PBL menurut Ibrahim (2000) (dalam Putra,
2013: 73-74) adalah sebagai berikut:
a) Pengajuan pertanyaan atau masalah;
51
b) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu;
c) Penyelidikan autentik;
d) Menghasilkan produk/karya (laporan, gambar, dll);
e) Kerja sama.
4) Tujuan Model Problem Based Learning (PBL)
Tujuan pembelajaran PBL adalah:
a) Membantu siswa mengembangkan kemamuan berpikir,
pemecahan masalah, serta kemampuan intelektual;
b) Belajar berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan
siswa dalam pengalaman nyata atau simulasi (Putra, 2013:
74-75).
5) Langkah-langkah Model Problem Based Learning (PBL)
Fase Kegiatan Guru
Memberikan orientasi permasalahan
kepada siswa
Membahas tujuan pembelajaran,
memaparkan kebutuhan logistik untuk
pembelajaran, memotivasi siswa untuk
terlibat aktif.
Mengorganisasikan siswa untuk
penyelidikan
Membantu siswa dalam
mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar/
penyelidikan untuk penyelesaian
permasalahan.
Pelaksanaan investigasi Mendorong siswa untuk memperoleh
informasi yang tepat, melaksanakan
penyelidikan, dan mencari penjelasan
solusi.
Mengembangkan dan menyajikan
hasil
Membantu siswa merencanakan
produk yang tepat dan relevan, seperti
laporan, rekaman vidio, dan
sebagainya untuk keperluan
penyampaian hasil.
Menganalisis dan mengevaluasi
proses penyelidikan
Membantu siswa melakukan refleksi
terhadap penyelidikan dan proses yang
mereka lakukan.
Tabel 2. 2. Sintaks Problem Based Learning (Sumber: Ridwan, 2014: 139-140)
52
6) Kelebihan Model Problem Based Learning (PBL)
Kelebihan model PBL menurut Warsono (2014: 152) adalah:
a) Siswa terbiasa menghadapi masalah (problem posing) dan
merasa tertantang untuk menyelesaikan masalah, tidak hanya
terkait dalam pembelajaran dalam kelas, tetapi juga menghadapi
permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari (real
world);
b) Memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi dengan
teman-teman sekelompok kemudian berdiskusi dengan teman-
teman sekelasya;
c) Makin mengakrabkan guru dengan siswa.
Putra (2013: 83), juga mengemukakan kelebihan PBL
yaitu;
a) Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan lantarann ia
yang menemukan konsep tersebut;
b) Pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki
siswa, sehingga pembelajaran lebih bermakna;.
c) Dapat menumbuhkan kreativitas siswa secara individual
ataupun kelompok.
Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan
model pembelajaran PBL memiliki kelebihan yang baik jika
diaplikasikan dalam pembelajaran. Pembelajran PBL melatih
53
siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapinya serta
menumbuhkan kreativitas siswa dalam menghadapi masalah.
7) Kekurangan Problem Based Learning (PBL)
Kekurangan model PBL menurut warsono (2014: 152) adalah:
a) Tidak banyak guru mampu mengantarkan siswa kepada
pemecahan masalah;
b) Seringkali memerlukan biaya mahal dan waktu yang panjang;
c) Akivitas siswa yang dilaksanakan di luar sekolah sulit dipantau
guru;
Putra (2013:84), juga mengemukakan kekuran dari model
PBLyaitu;
e) Bagi siswa yang malas tujuan dari model tersebut tidak dapat
tercapai;
f) Membutuhkan waktu dan dana banyak;
g) Tidak semua mata pelajaran bisa diterapkan dengan model
PBL.
Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran PBL memiliki kekurangan yaitu
model pembelajaran ini memerlukan biaya dan waktu yang
cukup lama, kemudian tidak semua pelajaran bisa memalai
model PBL.
54
3. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
a) Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Arikunto (dalam Suyadi, 2011:18) berpendapat bahwa PTK adalah
gabungan dari pengertian kata “penelitian, tindakan, dan kelas”. Penelitian
adalah kegiatan mengamati suatu objek dengan menggunakan cara dan
aturan metodologi tertentu untuk mendapatkan data yang akurat tentang
hal-hal yang dapat meningkatkan mutu objek yang diamati, selanjutnya
tindakan adalah suatu perlakuan yang sengaja diterapkan kepada objek
dengan tujuan tertentu yang dalam penerapannya dirangkai menjadi
beberapa periode atau siklus. Kelas adalah tempat di mana sekelompok
peserta diidik belajar bersama dari seorang guru yang sama dalam waktu
yang sama. Penelitian Tindakan Kelas menurut (Rosma, 2010: v)
merupakan metode deskriptif, yang tertuju kepada pemecahan masalah
tertentu yang ada pada masa sekarang. Penelitian ini dilakukan pada situasi
yang sebenarnya, dalam rangka mencari suatu kebutuhan prakti, dan
tertuju untuk memperbaiki situasi.
Penelitian Tindakan Kelas dalam bahasa inggris yaitu Classroom
Action Research (CAR). Berdasarkan namanya sudah menunjukkan isi
yang terkandung di dalamnya yaitu sebuah kegiatan penelitian yang
dilakukan di kelas, dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian
tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan.
1) Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek
dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
55
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam
meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi
peneliti.
2) Tindakan, menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk
rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3) Kelas, dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi
dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lam dikenal
dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan
istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama,
menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu 1)
penelitian; 2) tindakan; dan 3) kelas; segera dapat disimpulkan bahwa
penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersamaan. (Arikunto, 2014: 2-3). Penelitian
tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan
masalah pembelajaran di sekolah. (Muslich, 2014:10)
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa PTK
adalah kegiatan penelitian yang dilaksanakan di kelas dengan tujuan
tertentu. Penelitian tersebut dilakukan secara sengaja untuk mengungkap
kondisi ataupun masalah dalam kelas kemudian mencari solusi untuk
56
memecahkannya dengan menggunakan aturan sesuai metodologi
penelitian yang dilakkan dalam beberapa siklus.
b) Langkah-langkah Penelitian Tindalkan Kelas
Arikunto (2014: 16), berpendapat tahap-tahap dalam PTK terdiri
dari empat tahapan penting yaitu: perencanaaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Model dan penjelasan untuk masing-masing
tahap adalah sebagai berikut.
Gambar 2.6. Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK
(Sumber: Arikunto, 2014: 16)
1) Tahap Menyusun Rancangan Tindakan (Planning)
Rancangan tindakan merupakan bagian awal yang harus
dilakukan peneliti sebelum seluruh rangkaian kegiatan dilakukan.
Tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di
mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Pelaksanaan SIKLUS I Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS II Refleksi
Pengamatan
?
Perencanaan
57
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan
tindakan kelas.
3) Tahap Pengamatan (Observing)
Pengamatan dilakukan oleh pengamat, segala aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian
dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut
meliputi keaktifan dan inisiatif siswa selama kegiatan
pembelajaran.
4) Tahap Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali
apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi sangat tepat dilakukan
ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian
berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi
rancangan tindakan. Kegiatan refleksi ini, data yang diperoleh dari
proses pengamatan kemudian dikumpulkan dan dianalisis untuk
mengetahui apakah pembelajaran yang telah dilaksanakan berhasil
atau gagal. Hasil analisis tersebut dijadikan sebagai bahan evaluasi
untuk mengkaji kekurangan yang muncul dalam pelaksanaan siklus
pertama.
58
c) Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)
Kriteria paling rendah untuk menyatakan siswa mencapai
ketuntasan dinamakan dengan Kriteria Kentuntasan Minimal (KKM).
Dalam PTK, KKM merupakan hal yang cukup penting karena dengan
KKM kita dapat mengetahui tingkat keberhasilan dari penelitian yang
telah dilakukan. Menuurut Trianto ( 2012: 241) berdasarkan ketentuan
KTSP penentuan KKM ditentukan sendiri oleh masing-masing sekolah
dengan berpedoman pada tiga pertimbangan yaitu:
1) Kemampuan setiap peserta didik yang berbeda-beda;
2) Fasilitas (sarana) setiap sekolah berbeda;
3) Daya dukung setiap sekolah berbeda.
Dari ansumsi tersebut, maka penentuan KKM berpedoman pada
empat kriteria:
1) Tingkat esensial (kepentingan)
2) Tingkat kompeksitas ( kesulitan dan kerumitan)
3) Tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa
4) Kemampuan sumber daya pendukung.
Kriteria Ketuntasan Minimal menurut Depdikbud (dalam Trianto
2012: 241) adalah sebagai berikut:
1) Kriteria Ketuntasan Minimal Individual
Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika
proporsi jawaban benar siswa ≥ 70 (sesuai KKM sekolah).
59
2) Kriteria Ketuntasan Minimal Klasikal
Kelas tersebut dikatakan tuntas belajarnya jika dari jumlah siswa
dalam satu kelas ≥ 85% mendapat nilai ≥ 70
3) Kriteria Ketuntasan Minimal Nasional
Kriteria Ketuntasan Minimal Nasional sesuai dengan kurikulum
2013 adalah 75.
B. Kajian Pustaka
Kajian pustaka dalam penelitian ini berisi tentang penelitian yang
relevan dari peneliti-peneliti sebelumnya.
1. Jurnal Penelitian oleh Riana Rahmasari
Riana Rahmasari melakukan penelitian dengan judul Penerapan
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk
meningkatkan hasil belajar IPA pada kelas IV SD. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran PBL dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada umumnya. Kondisi awal
prasiklus, perolehan hasil belajar siswa IV SD Negeri Nglempong
Ngaglik Sleman dalam mata pelajaran IPA, sebanyak 14 orang atau
58,33% mempunyai nilai lebih besar atau sama dengan 65 (telah
memenuhi KKM), sedangkan sebanyak 10 orang atau sebanyak 41,67%
siswa mempunyai nilai lebih kecil dari 65 (belum memenuhi KKM).
Setelah diberikan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran PBL
pada mata pelajaran IPA, terdapat peningkatan nilai rata-rata menjadi
78,58. Sebanyak 23 orang atau 95,83% mempunyai nilai lebih besar atau
60
sama dengan 65 (telah memenuhi KKM) dan hanya 1 orang atau 4,17%
siswa mempunyai nilai lebih kecil dari 65 (belum memenuhi KKM).
Dengan demikian hasil
belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Nglempong, Sleman,
Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dapat ditingkatkan melalui
penerapan model pembelajaran PBL (Rahmasari, 9: 2016)
2. Jurnal Penelitian oleh Anik Rochimah dan Mujiyono
Anik Rochimah dan Mujiyono melakukan penelitian dengan judul
Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa
setelah menggunakan model PBL menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar klasikal yang
ditentukan yaitu sebesar 85 %. Ketuntasan klasikal 82,05% dan
meningkat pada siklus III nilai rata-rata 84,48 ketuntasan klasikal 87,17%
( Rochimah, 2015: 72).
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar IPA.
61
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Gambaran Umum MI Bansari
Madrasah Ibtidaiyah Bansari berdiri tanggal 12 Juli 1964 yang
waktu itu bernama Madrasah Wajib Belajar (MWB). Berdirinya
Madrasah dikarenakan kebutuhan pendidikan pada waktu itu di Desa
Bansari belum memiliki ruang belajar, untuk anak desa bansari masih
sekolah di SR Gunungsari dan di SR Watukumpul. Kurangnya pendidikan
saat itu, atas prakarsa para tokoh masyarakat atau orang yang peduli
dengan pendidikan, maka membentuk pengurus MWB antara lain: Bpk.
H. Nur Akhwan, Bpk. Muhilal, Bpk Fadzlan, Bpk. Abdul Majid, Bpk.
Nasrun, Bpk. Muhsirat, Bpk Umar Said, Bpk. Slamet Nur Cholis.
Tokoh Masyarakat kemudian bermusyawarah dan bersepakat
mendirikan MWB di bawah naungan Ma’arif. Pada waktu itu MWB
belum mempunyai ruang belajar, maka tempat belajar menumpang di
rumah Bpk. H. Abdul Majid selama 1 tahun, kemudian pindah belajar di
Mushola Banaran. Bansari pada waktu itu penduduknya sudah banyak
namun belum mempunyai gedung SR maupun MWB. Tahun 1965
masyarakat Bansari mulai membuat Gedung SR dengan biaya yang tidak
lancar, maka pembangunan gedung SR itu macet (berhenti). Berhentinya
pembangunan gedung tersebut , Bpk. Lurah Wongsoharjo memanggil
pengurus MWB untuk melanjutkan pembangunan gedung tersebut dengan
62
pertimbangan MWB belum mempunyai gedung. Pengurus lalu
bermusyawarah dan sepakat sanggup meneruskan pembangunan sampai
gedung itu selesai.
Pembangunan gedung didirikan di atas tanah gantungan (Bondo
Deso) terdiri dari 7 lokal dan selesai pada akhir Tahun 1965.Pembagian
lokalpun dilakukan, 4 lokal untuk MWB di sebelah Utara dan 3 local
untuk SR di sebelah Selatan. Tahun 1966 MWB mulai beroperasi dan
diresmikan oleh Bpk. Kandep Temanggung, sedang Ustadz pertama yang
bertugas di MWB Bansari ada 3 Orang yaitu :
a. Bpk. Slamet Nur Cholis dari Bansari (Kepala MWB).
b. Bpk. Daldiri dari Salaman Magelang.
c. Bpk. Slamet dari Borobudur Magelang.
2. Visi dan Misi Madrasah
a. Visi Madrasah
“Unggul dalam prestasi dan ibadah, Berakhlakul karimah”
b. Misi Madrasah
1) Melaksanakan pembelajaran dan pendampingan secara efektif
sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal dengan
memiliki UN di atas standar minimal, unggul dalam prestasi
keagamaan, dan unggul dalam keterampilan.
2) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran Islam
sehingga siswa menjadi tekun beribadah, jujur, disiplin, sportif,
63
tanggung jawab, percaya diri, hormat pada orang tua, dan guru
serta menyayangi sesama.
3) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif
sehingga setiap siswa berkembang secara optimal sesuai potensi
yang dimiliki.
4) Melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan
menyenangkan serta meningkatan hubungan yang harmonis
antara aparat madrasah, muriid, orang tua, serta masyarakat
pendidikan lainnya.
5) Meningkatkan kedisiplinan, dan budi pekerti yang luhur.
6) Mewujudkan lulusan yang berkalitas, berprestasi, berakhlak
tinggi, dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
7) Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang novatif, kreatif
dan menyenangkan.
8) Meningkatkan mutu guru dan tenanga kependidikan melalui
penataran, pendidikan kepelatihan dan workshop.
3. Tujuan MI Bansari
a. Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendektan
yangbervariasi inovtif, dan bermakna.
b. Meningkatkan jumlah siswa yang diterima di sekolah favorit/
unggul.
c. Mengembangkan kedisiplinan dari seluruh komponen sekolah
(Stakeholder) untuk membentuk kepribadian yang tangguh dan
64
kokoh sebagai dasar dalam setiap aktivitas serta sebagai aset
madrasah.
d. Membentuk generasi muda yang beriman dan bertaqwa kepadaa
Allah berlandaskan ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jamaah.
e. Membekali sekurang-kurangnya 95% siswa mampu membaca dan
menulis Al-Qur’an.
f. Membiasakan sekurang-kurangnya 95% siswa terbiasa sholat
berjamaah.
g. Membentuk sikap dan perilaku, dan perbuatan yang menceerminkan
akhlakul karimah.
h. Meningkatkan prestasi siswa dalam lomba-lomba olah raga.
i. Meningkatkan prestasi siswa dalam kegiatan ekstra kepramukaan.
4. Data Personalia
Madrasah Ibtidaiyah Bansari Temanggung, memiliki tenaga
pendidik 14 orang yang terdiri dari guru kelas, guru mata pelajaran dan
kepala sekolah. Serta memiliki 1 karyawan sekolah.
No Nama Jabatan Pendidikan
terakhir
Status
1. Shofia Baroroh, S. Ag. Kepsek S1 PAI PNS
2. Ilmiyati, S. Pd. Guru S1 PPB PNS
3. Setiyowati, S. Pd. I. Guru S1 PAI PNS
4. Subkhi Sri W, S. Ag. Guru S1 PAI PNS
5 Barokah, S. Pd. I Guru S1 PAI GTY
6. Suwaldi, S. Pd. I Guru S1 PAI GTY
7. Siti Zulaikhah, S.Pd. I Guru S1 PAI GTY
65
8. Syafa’atun, S. Pd. I Guru S1 PAI GTY
9. Rohaniyah, S. HI Guru S1 Syariah GTY
10. Yusuf Kuncoro, S. Pd. I. Guru S1 PAI GTY
11. Siti Zumaroh, S. Ag. Guru S1 PAI GTY
12. Anik Retnowati, S. E. Guru S1 Akuntansi GTY
13. Farida Nur A, S. Pd. I Guru S1 PAI GTY
14. Sulendro, S. Pd. I Guru OR S1 PAI GTY
15. Faiq Naufal Latif Karyawan SMA Karyawan
Tabel 3. 1. Daftar Guru dan Karyawan MI Bansari
5. Data Siswa MI Bansari
No Kelas Jumlah Siswa
2016/2017
Wali Kelas
L P J
1 1A 9 10 19 Anik Retnowati
2. 1B 12 9 21 Barokah
3. 1C 11 10 21 Siti Zumaroh
4. 2A 9 12 21 Rohaniyah
5. 2B 10 9 19 Farida Nur Anisah
6. 2C 15 8 22 Subkhi Sri Waluyo
7. 3A 11 15 26 Siti Zulaikah
8. 3B 8 10 18 Yusuf Kuncara
9. 4 17 16 33 Syafa`atun
10. 5 15 16 31 Suwaldi
11. 6A 11 6 17 Setiyowati
12. 6B 10 6 16 Ilmiyati
Tabel 3. 2. Data Siswa di MI Bansari
66
6. Data Siswa Kelas V MI Bansari
Subjek penelitian yang diambil adalah siswa kelas V MI Bansari
Tahun Pelajaran 2016/2017. Jumlah siswa kelas V adalah 31 siswa dengan
keterangan 15 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Berikut nama
siswa kelas V MI Bansari.
No Nama Siswa Jenis Kelamin
1 Aan Andrian Laki-laki
2 Amna Nuzila Asyifa Perempuan
3 Arifa Dewi Perempuan
4 Isna Afrilia Nafisyah Perempuan
5 Khusnul Khotimah Laki-laki
6 M. Fajar Shodiq Laki-laki
7 M. Fahmi Zidan Laki-laki
8 M. Javad Iqbal Laki-laki
9 M. Yahya Syaiful H. Laki-laki
10 Nisa Ahsani Nadia Perempuan
11 Rangga Alwiyansyah Laki-laki
12 Selviana Afrilia P Perempuan
13 Shela Nur Zahra Perempuan
14 Syarif Fathori Laki-laki
15 Wida Amalia Perempuan
16 Amelia Tiwi Setyani Perempuan
17 Andika Dedy Styawan Laki-laki
18 Ellin Agesti Milana Perempuan
19 Lintang Adiba Laki-laki
20 M. Ade Arianda Laki-laki
21 M. Dandik Aji Laki-laki
67
22 M. Husen Laki-laki
23 M. Mufiahul Huda Laki-laki
24 M. Yusrial Karim Laki-laki
25 Nuraini Sekar Kinanti Perempuan
26 Retno Silvi Ramandhani Perempuan
27 Septi Nur Azizah Perempuan
28 Shofia Najwa Akiyasyah Perempuan
29 Uma Farida Perempuan
30 Zepi Amelia Devi Perempuan
31 Ardan Dwi Rahmad Laki-laki
Tabel 3.3. Data Siswa Kelas V MI Bansari
7. Sarana Prasarana dan Fasilitas
No Nama Barang Kondisi Jumlah
Baik Rusak
1 Ruang Kelas 12 - 12
2 Ruang Kepala Madrasah 1 - 1
3 Ruang Guru 1 - 1
4 Ruang UKS 1 - 1
5 Ruang Toilet Guru 1 - 1
6 Ruang Toilet Siswa 4 - 4
7 Ruang Ibadah/Mushola 1 - 1
8 Ruang Gudang 1 - 1
Tabel 3. 4. Sarana dan Fasilitas MI Bansari
8. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran IPA kelas V tahun
pelajaran 2016/2017. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dan
68
menggunakan jam mata pelajaran sesuai pelajaran IPA kelas V MI
Bansari Temanggung.
Waktu pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan siklus I dilaksanakan pada tanggal 20 April 2017.
2) Kegiatan siklus II dilaksanakan pada tanggal 29 April 2017.
B. Deskripsi Pra Siklus
Penelitian siklus ini dilakukan pada hari kamis 23 Maret 2017 dikelas V
MI Bansari Temanggung. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan
peneliti mengumpulkan dokumen-dokumen nilai dari wali kelas tentang
pelajaran IPA dan tentang kebiasaan siswa saat pembelajaran berlangsung.
Dari situ di dapatkan nilai-nilai siswa masih banyak siswa yang mendapatkan
nilai di bawah rata-rata, hasil tersebut diketahui nilai siswa yang tuntas atau
mencapai KKM sebanyak 12 siswa dan 19 siswa nilainya masih di bawah
standar KKM.
C. Deskripsi Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada semester II, tanggal 20
April 2017. Siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan selama dua jam
pelajaran (2 x 35 menit) yang diikuti oleh 31 siswa. Pelaksanaan setiap siklus
dalam penelitian ini dilakukan dalam 4 tahapan, yaitu dengan tahap
perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi
(reflekting). Rincian tiap tahapan kegiatan yang dilakukan selama proses
pembelajaran pada siklus I sebagai berikut :
69
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap perencanaan adalah
sebagai berikut:
a. Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang
memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran;
b. Menyiapkan bahan ajar;
c. Menyiapkan alat-alat pembelajaran;
d. Membuat lembar obervasi guru;
e. Membuat lembar observasi siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Siklus I dilakukan pada hari Kamis 20 April dengan materi
pembelajaran peristiwa alam beserta dampaknya. Pada siklus ini peneliti
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Tahap-tahap
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru membuka salam dan berdo’a;
2) Guru menanyakan kabar siswa;
3) Guru mengecek kehadiran siswa;
(Fase 1 PBL Memberikan orientasi permasalahan kepada siswa)
4) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran peristiwa alam beserta
dampaknya;
5) Guru memberikan Pre Test terkait materi.
70
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi :
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap eksplorasi adalah
sebagai berikut:
(Fase 2 PBL mengorganisasikan siswa untuk penyelidikan)
1) Guru bertanya siapa yang pernah melihat gunung meletus?
2) Siapa yang pernah melihat berita tentang banjir?
3) Guru menjelaskan peristiwa alam yang terjadi di Indonesia.
Elaborasi :
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap elaborasi adalah
sebagai berikut:
(Fase 3 PBL Pelaksanaan investigasi)
1) Guru membagi siswa menjadi 4-6 kelompok;
2) Guru memberikan permasalahan kepada setiap kelompok;
3) Guru meminta siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk
menyelesaikan masalah yang telah di berikan;
(Fase 4 PBL mengembangkan dan menyajikan hasil)
4) Siswa diperintah untuk memperoleh informasi yang tepat dari
berbagai sumber;
5) Guru meminta siswa membuat laporan tentang masalah yang telah
diperoleh;
71
6) Guru meminta masing- masing kelompok menyajikan hasil
diskusinya;
(Fase 5 PBL menganalisis dan mengevalusi proses penyelidikan)
7) Guru membantu siswa melakukan refleksi terhadap penyelidikan
dan proses yang mereka lakukan.
Konfirmasi :
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap konfirmasi adalah
sebagai berikut:
1) Guru memberikan soal evaluasi untuk siswa;
2) Guru meminta siswa membuat laporan individu peristiwa alam yang
pernah mereka lihat di TV;
3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
materi yang belum dikuasainya;
4) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
c. Kegiatan Penutup
1) Guru menyimpulkan pelajaran hari ini;
2) Guru mengakhiri poses pembelajaran dengan doa dan salam.
3. Pengamatan/Observasi
Tahap yang dilakukan setelah pelaksanaan adalah tahap observasi
atau pengamatan. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan guru
dalam mengajar dengan model pembelajara PBL dalam meningkatkan
hasil belajar siswa.
72
4. Refleksi
Peneliti mengadakan refleksi dan evaluasi. Kegiatan ini bertujuan
untuk menilai seluruh kegiatan pembelajaran dengan model PBL. Hasil
belajar siklus I menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran meningkat. Berdasarkkan soal Pre Test yang diberikan
terdapat 13 anak yang tuntas dan 18 anak belum tuntas. Di akhir kegiatan
pembelajaran dari hasil penilaian diketahui nilai siswa yang tuntas atau
mencapai KKM sebanyak 21 siswa dan 10 siswa nilainya masih di bawah
standar KKM. Berdasarkan hasil refleksi ini, dapat diketahui kelemahan
pembelajaaran yang dilakukan oleh guru pada siklus I sehingga dapat
digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya.
Selama pengamatan berlangsung masih ditemukan masalah-masalah,
yaitu:
a. Siswa kurang memperhatikan dan kurang serius dalam pembelajaran;
b. Pengelolaan waktu yang kurang optimal;
c. Guru masih bingung dengan model pembelajaran PBL;
d. Waktu mengerjakan soal evaluasi ada siswa yang mencontek dan
bertanya kepada temannya.
Berdasarkan masalah-masalah di atas peneliti menawarkan beberapa
solusi untuk masalah tersebut:
73
a. Guru mengkondisikan kelas sebelum pelajaran dimulai dan
memberikan motivasi agar siswa lebih tertib dan fokus dalam
menerima pelajaran;
b. Guru harus lebih pintar dalam membagi kegiatan belajar mengajar agar
tidak terlalu menghabiskan waktu yang ditentukan;
c. Guru harus bersikap tegas agar pembelajaran lebih kondusif;
d. Guru harus menasehati siswa supaya siswa mengerjakan latihan soal
dengan usaha sendiri tidak menyontek dan bertanya kepada teman.
D. Deskripsi Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu 29 April
2017. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester mata
pelajaran IPA kelas V semester II. Siklus II dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang diikuti oleh 31
siswa. Rincian tiap tahapan kegiatan yang dilakukan selama proses
pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap perencanaan adalah
sebagai berikut:
a. Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang
memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran;
b. Menyiapkan bahan ajar;
c. Menyiapkan alat-alat pembelajaran;
d. Membuat lembar obervasi guru;
74
e. Membuat lembar observasi siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Siklus II dilakukan pada hari Sabtu 29 April 2017 dengan materi
pembelajaran peristiwa alam beserta dampaknya. Siklus ini peneliti
menggunakan model pembelajaran PBL. Tahap-tahap yang dilakukan
adalah sebagai berikut
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru membuka salam dan berdo’a;
2) Guru menanyakan kabar siswa;
(Fase 1 PBL memberikan orientasi permasalahan kepada siswa)
3) Guru mengecek kehadiran siswa;
4) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran peristiwa alam beserta
dampaknya;
5) Guru memberikan Pre Test terkait materi.
b. Kegiatan inti
Eksplorasi :
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap eksplorasi adalah
sebagai berikut:
(Fase 2 PBL mengorganisasikan peseerta didik untuk penyelidikan)
1) Guru bertanya siapa yang pernah melihat orang megungsi?
2) Siapa yang pernah kebanjiran?
75
3) Guru bertanya mengapa orang-orang mengungsi?
4) Guru menjelaskan materi yang hendak dicapai
Elaborasi :
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap elaborasi adalah
sebagai berikut:
(Fase 3 PBL pelaksanaan investigasi)
1) Guru membagi siswa menjadi 4-6 kelompok;
2) Guru memberikan permasalahan kepada setiap kelompok;
3) Guru meminta siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk
menyelesaikan masalah yang telah di berikan;
(Fase 4 PBL mengembangkan dan menyajikan hasil)
4) Siswa diperintah untuk memperoleh informasi yang tepat dari
berbagai sumber;
5) Guru meminta siswa membuat laporan tentang masalah yang telah
diperoleh;
6) Guru meminta masing- masing kelompok menyajikan hasil
diskusinya;
(Fase 5 PBL menganilis dan mengevaluasi proses penyelidikan)
7) Guru membantu siswa melakukan refleksi terhadap penyelidikan
dan proses yang mereka lakukan.
76
Konfirmasi :
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap konfirmasi adalah
sebagai berikut:
1) Guru memberikan soal evaluasi untuk siswa;
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
materi yang belum dikuasainya;
3) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
c. Kegiatan Penutup
1) Guru menyimpulkan pelajaran hari ini.
2) Guru mengakhiri poses pembelajaran dengan doa dan salam.
3. Pengamatan/Observasi
Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data mengenai hasil
belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran melalui model
pembelajaran PBL. Aspek pengamatan dalam penelitian siklus II ini sama
dengan siklus I, yaitu mencakup aspek pengamatan pada guru dan siswa.
4. Refleksi
Terlaksananya siklus II, diketahui adanya peningkatan dari siklus I
dan berkurangnya kendala-kendala yang terjadi pada pembelajaran dengan
model pembelajaran PBL pada siklus II. Siswa mulai serius
memperhatikan pelajaran, dan siswa sudah mulai teratur dalam mengikuti
77
kegiatan pembelajaran IPA dengan menggunakan dengan model
pembelajaran PBL.
Berdasarkan unjuk kerja dan perolehan nilai dapat diketahui bahwa
nilai yang didapat lebih baik dari pada saat siklus I. Pembelajaran pada
siklus II ini telah mencapai standart minimal KKM, hal ini menunjukkan
bahwa tindakan yang dilakukan telah mencapai hasil yang maksimal.
Selain itu, nilai yang diperoleh siswa telah mencapai kriteria ketuntasan
klasikal 87,09% dari jumlah seluruh siswa. Untuk itu tidak perlu
mengadakan tindak lanjut dengan memberikan perbaikan kepada siswa.
78
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakaan Kelas
dengan 2 siklus. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dan tes tertulis yang berbentuk lembar kerja siswa
untuk mengukur hasil belajar IPA. Hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1. Hasil Belajar Siswa
a. Pra Siklus
1) Data Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 AA 70 55 Belum Tuntas
2 ANA 70 75 Tuntas 3 AD 70 70 Tuntas 4 IAN 70 70 Tuntas 5 KK 70 55 Belum Tuntas 6 MFS 70 60 Belum Tuntas 7 MFZ 70 85 Tuntas 8 MJI 70 50 Belum Tuntas 9 MYSH 70 65 Belum Tuntas
10 NAN 70 95 Tuntas 11 RA 70 70 Tuntas 12 SAP 70 55 Belum Tuntas 13 SNZ 70 80 Tuntas 14 SF 70 50 Belum Tuntas 15 WA 70 65 Belum Tuntas 16 ATS 70 70 Tuntas 17 ADS 70 75 Tuntas 18 EAM 70 65 Belum Tuntas 19 LA 70 90 Tuntas 20 MAA 70 60 Belum Tuntas 21 MDA 70 50 Belum Tuntas 22 MH 70 55 Belum Tuntas 23 MMH 70 50 Belum Tuntas 24 MYK 70 65 Belum Tuntas 25 NSK 70 70 Tuntas 26 RSR 70 65 Belum Tuntas 27 SNA 70 60 Belum Tuntas
79
28 ShNA 70 90 Tuntas 29 UF 70 55 Belum Tuntas 30 ZAD 70 60 Belum Tuntas 31 ADR 70 50 Belum Tuntas
Rata-rata Kelas 65,48
Presentase Ketuntasan 38,70%
Presentase Ketidaktuntasan 61,29%
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
Berdasarkan data di atas nilai pra siklus dapat diperoleh
data dengan jumlah siswa yang tuntas yaitu sebanyak 12 siswa
dan 19 siswa yang belum tuntas. Adapun siswa yang
dinyatakan tuntas yaitu siswa yang mendapatkan nilai yang
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 70.
Rata-rata yang diperoleh dari data di atas yaitu 65,48.
Persentase Ketuntasan
x 100%
x 100%
= 38,70%
2) Refleksi
Pada hasil pra siklus terdapat 12 (38,70%) siswa tuntas
belajar dan 19 (61,29%) siswa yang belum tuntas. Berdasarkan
informasi, guru kurang memperhatikan pemahamaan siswa
dalam proses pembelajaran.
b. Siklus I
1) Data Hasil Pre Test Siswa Siklus I
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 AA 70 65 Belum Tuntas
2 ANA 70 75 Tuntas
3 AD 70 70 Tuntas
80
4 IAN 70 75 Tuntas
5 KK 70 50 Belum Tuntas
6 MFS 70 60 Belum Tuntas
7 MFZ 70 75 Tuntas
8 MJI 70 80 Tuntas
9 MYSH 70 20 Belum Tuntas
10 NAN 70 80 Tuntas
11 RA 70 70 Tuntas
12 SAP 70 50 Belum Tuntas
13 SNZ 70 40 Belum Tuntas
14 SF 70 50 Belum Tuntas
15 WA 70 70 Tuntas
16 ATS 70 80 Tuntas
17 ADS 70 60 Belum Tuntas
18 EAM 70 20 Belum Tuntas
19 LA 70 80 Tuntas
20 MAA 70 50 Belum Tuntas
21 MDA 70 20 Belum Tuntas
22 MH 70 70 Tuntas
23 MMH 70 60 Belum Tuntas
24 MYK 70 50 Belum Tuntas
25 NSK 70 70 Tuntas
26 RSR 70 70 Tuntas
27 SNA 70 45 Belum Tuntas
28 ShNA 70 70 Tuntas
29 UF 70 50 Belum Tuntas
30 ZAD 70 45 Belum Tuntas
31 ADR 70 45 Belum Tuntas
Rata-rata Kelas 58,54
Presentase Ketuntasan 41,93%
Presentase Ketidaktuntasan 58,06%
Tabel 4.2. Hasil Pre Test Siswa Siklus I
Berdasarkan data di atas nilai Pre Test siklus I diperoleh data
dengan jumlah siswa yang tuntas yaitu sebanyak 13 (41,93%), dan
18 (58,06%) siswa yang belum tuntas. Siswa yang dinyatakan
tuntas yaitu siswa yang mendapatkan nilai yang mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 70. Rata-rata yang diperoleh
dari data di atas yaitu 58 ,54.
Persentase Ketuntasan
x 100%
x 100%
81
= 41,93%
2) Data Hasil Post Test Siswa Siklus I
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 AA 70 45 Belum Tuntas
2 ANA 70 70 Tuntas
3 AD 70 85 Tuntas
4 IAN 70 75 Tuntas
5 KK 70 40 Belum Tuntas
6 MFS 70 70 Belum Tuntas
7 MFZ 70 85 Tuntas
8 MJI 70 70 Tuntas
9 MYSH 70 60 Belum Tuntas
10 NAN 70 80 Tuntas
11 RA 70 75 Tuntas
12 SAP 70 60 Belum Tuntas
13 SNZ 70 70 Belum Tuntas
14 SF 70 80 Belum Tuntas
15 WA 70 50 Tuntas
16 ATS 70 75 Tuntas
17 ADS 70 80 Belum Tuntas
18 EAM 70 35 Belum Tuntas
19 LA 70 70 Tuntas
20 MAA 70 70 Belum Tuntas
21 MDA 70 45 Belum Tuntas
22 MH 70 60 Tuntas
23 MMH 70 55 Belum Tuntas
24 MYK 70 70 Belum Tuntas
25 NSK 70 85 Tuntas
26 RSR 70 75 Tuntas
27 SNA 70 75 Belum Tuntas
28 ShNA 70 85 Tuntas
29 UF 70 50 Belum Tuntas
30 ZAD 70 80 Belum Tuntas
31 ADR 70 80 Belum Tuntas
Rata-rata Kelas 67,90
Presentase Ketuntasan 67,74%
Presentase Ketidaktuntasan 32,25%
Tabel 4.3. Hasil Post Test Belajar Siswa Siklus I
Hasil Post Test siklus I mengalami peningkatan dari hasil Pre
Test, yaitu dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 21
(67,74%), dan 10 (32, 25%) siswa belum tuntas dengan rata-rata
67,90.
82
Persentase Ketuntasan
x 100%
x 100%
= 67,74%
3) Refleksi
Berdasarkan hasil Pre Test pada siklus I diketahui bahwa
dari 31 siswa terdapat 13 (41,93%) siswa tuntas, dan 18
(58,06%) siswa yang belum tuntas, dengan rata-rata 58,54. Hasil
Post Test pada siklus I diketahui jumlah siswa yang tuntas
adalah 21 (67,74%), dan 10 (32, 25%) siswa belum tuntas
dengan rata-rata 67,90. Berdasarkan data siklus I dari hasil Pret
Test dan Post Test terjadi peningkatan hasil belajar sebesar
25,81%. Hasil pembelajaran menunjukkan bahwa setelah
melaksankan pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
hasil belajar siswa meningkat, namun belum maksimal dan
belum memenuhi ketuntasan secara klasikal yaitu 85%.
Tindakan yang harus dilakukan guru untuk siklus berikutnya
adalah guru harus lebih tegas lagi kepada siswa karena dalam
pembelajaran karena masih ada siswa yang kurang serius,
mencontek dan bekerjasama dengan temannya ketika
mengerjakan tes.
83
4) Lembar Obsevasi Siswa Siklus I
No. Kriteria Penilaian terhadap
siswa
Skor Keteraan
gan
A B C D
1. Merespon apersepsi yang
diberikan oleh guru
√ Sangat
Baik
2. Memperhatikan penjelasan guru √ Cukup
3. Menjawab pertanyaan guru √ Kurang
4. Berani mengungkapkan
pendapat
√ Cukup
5. Bertanggung jawab terhadap
tugas yang diberikan guru
√ Cukup
6. Keterlibatan siswa saat
pembelajaran
√ Baik
7. Keaktifan partisipasi dalam
pemecahan masalah
√ Cukup
8. Kerjasama siswa dalam kegiatan
kelompok
√ Cukup
9. Menyimpulkan pelajaran yang
telah dipelajari bersama
√ Cukup
10. Mengerjakan evaluasi √ Baik
Tabel 4.4. Lembar Observasi Siswa Siklus I
Keterangan:
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
84
5) Lembar Observasi Guru Siklus I
No Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan Guru Membuka
Pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberikan motivasi awal √
3. Memberikan apersepsi (kaitannya
dengan materi)
√
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Memberikan acuan bahan pelajaran
yang akan dipelajari
√
Sikap Guru Dalam Proses
Pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara √
7. Variasi gerakan badan tidak
mengganggu perhatian siswa
√
8. Antusiasme dalam penampilan √
9. Menarik perhatian siswa dalam
proses pembelajaran menggunakan
model Problem Based Learning
√
10. Memberikan perhatian yang sama
antar kelompok
√
Penguasaan Materi Pelajaran
11. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang direncanakan
dalam RPP
√
12. Kejelasan dalam menjelaskan materi
ajar
√
13. Kejelasan dalam memberikan contoh
dari materi ajar
√
14. Mampu memberikan variasi dalam
menyampaikan materi ajar dengan
model Problem Based Learning
√
Kegiatan Belajar Mengajar
85
15. Penyajian materi ajar sesuai dengan
tujuan dan indikator yang telah
ditetapkan
√
16. Mendemonstrasikan langkah-langkah
kegiatan belajar melalui Problem
Based Learning
√
17. Memfasilitasi siswa selama kegiatan
belajar melalui Problem Based
Learning
√
18. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu yang disediakan
√
Evaluasi Pembelajaran
19. Penilaian relevan dengan tujuan yang
telah ditetapkan
√
20. Penilaian yang diberikan sesuai
dengan RPP
√
Kemampuan Menutup Kegiatan
Pembelajaran
21. Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
√
22. Memberi kesempatan untuk bertanya
dan menjawab pertanyaan
√
23. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
√
Tindak Lanjut
24. Memberikan tugas kepada siswa baik
secara individu maupun kelompok
√
25. Menginformasikan materi yang akan
dipelajari berikutnya
√
Jumlah 24 48 6 -
Total 76
Kategori Baik
Tabel 4.5. Lembar Observasi Guru Siklus I
Keterangan:
Skor Nilai Rentang Kategori:
A = 4 (baik sekali) 76 – 100 = baik
86
B = 3 (baik) 51 – 75 = sedang
C = 2 (cukup) 26 – 50 = kurang
D = 1 (kurang) 01 – 25 =sangat kurang
c. Siklus II
1) Data Hasil Pre Test Siswa Siklus II
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 AA 70 65 Belum Tuntas
2 ANA 70 80 Tuntas
3 AD 70 70 Tuntas
4 IAN 70 70 Tuntas
5 KK 70 60 Belum Tuntas
6 MFS 70 70 Tuntas
7 MFZ 70 90 Tuntas
8 MJI 70 70 Tuntas
9 MYSH 70 35 Belum Tuntas
10 NAN 70 90 Tuntas
11 RA 70 75 Tuntas
12 SAP 70 60 Belum Tuntas
13 SNZ 70 70 Tuntas
14 SF 70 75 Tuntas
15 WA 70 100 Tuntas
16 ATS 70 90 Tuntas
17 ADS 70 75 Tuntas
18 EAM 70 40 Belum Tuntas
19 LA 70 90 Tuntas
20 MAA 70 50 Belum Tuntas
21 MDA 70 60 Belum Tuntas
22 MH 70 75 Tuntas
23 MMH 70 70 Tuntas
24 MYK 70 75 Tuntas
25 NSK 70 60 Belum Tuntas
26 RSR 70 65 Belum Tuntas
27 SNA 70 65 Belum Tuntas
28 ShNA 70 80 Tuntas
29 UF 70 40 Belum Tuntas
30 ZAD 70 70 Tuntas
31 ADR 70 70 Tuntas
Rata-rata Kelas 69,51
Presentase Ketuntasan 64,51
Presentase Ketidaktuntasan 35,48
Tabel 4.6. Hasil Pre Test Siswa Siklus II
Berdasarkan data di atas nilai Pre Test siklus II diperoleh
data dengan jumlah siswa yang tuntas yaitu sebanyak 20
(64,51%), dan 11 (35,48%) siswa yang belum tuntas dengan rata-
87
rata 69,51. Siswa yang dinyatakan tuntas yaitu siswa yang
mendapatkan nilai yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM) yaitu 70. Rata-rata yang diperoleh dari data di atas yaitu
69,51.
Persentase Ketuntasan
x 100%
x 100%
= 64,51%
2) Data Hasil Post Test Siswa Siklus II No Nama KKM Nilai Keterangan
1 AA 70 65 Belum Tuntas
2 ANA 70 80 Tuntas
3 AD 70 85 Tuntas
4 IAN 70 80 Tuntas
5 KK 70 85 Tuntas
6 MFS 70 75 Tuntas
7 MFZ 70 85 Tuntas
8 MJI 70 80 Tuntas
9 MYSH 70 70 Tuntas
10 NAN 70 75 Tuntas
11 RA 70 70 Tuntas
12 SAP 70 70 Tuntas
13 SNZ 70 80 Tuntas
14 SF 70 85 Tuntas
15 WA 70 90 Tuntas
16 ATS 70 90 Tuntas
17 ADS 70 75 Tuntas
18 EAM 70 60 Belum Tuntas
19 LA 70 90 Tuntas
20 MAA 70 70 Tuntas
21 MDA 70 40 Belum Tuntas
22 MH 70 70 Tuntas
23 MMH 70 70 Tuntas
24 MYK 70 75 Tuntas
25 NSK 70 70 Tuntas
26 RSR 70 80 Tuntas
27 SNA 70 70 Tuntas
28 ShNA 70 100 Tuntas
29 UF 70 60 Belum Tuntas
30 ZAD 70 75 Tuntas
31 ADR 70 70 Tuntas
Rata-rata Kelas 75,48
Presentase Ketuntasan 87,09
88
Presentase Ketidaktuntasan 12,90
Tabel 4.7. Hasil Post Test Siswa Siklus II
Hasil Post Test siklus II mengalami peningkatan, jumlah
siswa yang tuntas 27 (87,09%) dan 4 (12,90%) siswa belum
tuntas dengan rata-rata 75,48.
3) Refleksi
Hasil siklus II, berdasarkan indikator keberhasilan klasikal
yaitu 85% maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada
siklus II ini sudah berhasil karena 87,09% > 85%.
4) Lembar Observasi Siswa Siklus II
No. Kriteria Penilaian terhadap
siswa
Skor Keteraangan
A B C D
1. Merespon apersepsi yang
diberikan oleh guru
√ Sangat Baik
2. Memperhatikan penjelasan
guru
√ Baik
3. Menjawab pertanyaan guru √ Baik
4. Berani mengungkapkan
pendapat
√ Cukup
5. Bertanggung jawab terhadap
tugas yang diberikan guru
√ Baik
6. Keterlibatan siswa saat
pembelajaran
√ Baik
7. Keaktifan partisipasi dalam
pemecahan masalah
√ Sangat Baik
8. Kerjasama siswa dalam
kegiatan kelompok
√ Baik
9. Menyimpulkan pelajaran yang √ Baik
89
telah dipelajari bersama
10. Mengerjakan evaluasi √ Sangat Baik
Tabel 4.8. Lembar Observasi Siswa Siklus II
Keterangan:
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
5) Lembar Observasi Guru Siklus II
No Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan Guru Membuka
Pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberikan motivasi awal √
3. Memberikan apersepsi
(kaitannya dengan materi)
√
4. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
√
5. Memberikan acuan bahan
pelajaran yang akan dipelajari
√
Sikap Guru Dalam Proses
Pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara √
7. Variasi gerakan badan tidak
mengganggu perhatian siswa
√
8. Antusiasme dalam penampilan √
90
9. Menarik perhatian siswa dalam
proses pembelajaran
menggunakan model Problem
Based Learning
√
10. Memberikan perhatian yang
sama antar kelompok
√
Penguasaan Materi Pelajaran
11. Bahan belajar disajikan sesuai
dengan langkah-langkah yang
direncanakan dalam RPP
√
12. Kejelasan dalam menjelaskan
materi ajar
√
13. Kejelasan dalam memberikan
contoh dari materi ajar
√
14. Mampu memberikan variasi
dalam menyampaikan materi
ajar dengan model Problem
Based Learning
√
Kegiatan Belajar Mengajar
15. Penyajian materi ajar sesuai
dengan tujuan dan indikator
yang telah ditetapkan
√
16. Mendemonstrasikan langkah-
langkah kegiatan belajar melalui
Problem Based Learning
√
17. Memfasilitasi siswa selama
kegiatan belajar melalui
Problem Based Learning
√
18. Ketepatan dalam penggunaan
alokasi waktu yang disediakan
√
Evaluasi Pembelajaran
19. Penilaian relevan dengan tujuan
yang telah ditetapkan
√
20. Penilaian yang diberikan sesuai
dengan RPP
√
Kemampuan Menutup
Kegiatan Pembelajaran
21. Meninjau kembali materi yang
telah diberikan
√
91
22. Memberi kesempatan untuk
bertanya dan menjawab
pertanyaan
√
23. Memberikan kesimpulan
kegiatan pembelajaran
√
Tindak Lanjut
24. Memberikan tugas kepada siswa
baik secara individu maupun
kelompok
√
25. Menginformasikan materi yang
akan dipelajari berikutnya
√
Jumlah 32 42 6
Total 80
Kategori Baik
Tabel 4.9. Lembar Observasi Guru Siklus II
Keterangan:
Skor Nilai Rentang Kategori:
A = 4 (baik sekali) 76 – 100 = baik
B = 3 (baik) 51 – 75 = sedang
C = 2 (cukup) 26 – 50 = kurang
D = 1 (kurang) 01 – 25 = sangat kurang
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Persiklus
Data di bawah ini diperoleh berdasarkan penelitian yang dilakukan
melalui 2 siklus, berikut rangkaian data siswa yang mengalami
peningkatan dari pra siklus, siklus I dan siklus II.
92
Uraian Siswa Tuntas Siswa Tidak Tuntas Rata-
rata Frekuensi % Frekuensi %
Prasiklus 12 38,70% 19 61,29% 65,48
Siklus
I
Pre
test
13 41,93% 18 58,06% 58,54
Pos
test
21 67,74% 10 32,25% 67,90
Siklus
II
Pre
test
20 64,51% 11 35,48% 69,51
Pos
test
27 87,09% 4 12,90% 75,48
Tabel 4.10. Hasil Belajar Siswa yang Mencapai KKM
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan adanya peningkatan
persentase hasil belajar siswa. Akan lebih jelas apabila dilihat dari grafik
dibawah.
Gambar 4.1. Peningkatan Persentase Hasil Belajar
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Pra Siklus Pre test SiklusI
Pos test SiklusI
Pre test SiklusII
Pos testSiklusII
93
a. Hasil pra siklus presentasi siswa yang tuntas sebanyak 38,70%.
b. Hasil Pre Test siklus I presentasi siswa yang tuntas sebanyak
41,93%.
c. Hasil Post Test siklus I presentasi siswa tuntas sebanyak 67,74%.
d. Hasil Pre Test siklus II presentasi siswa tuntas sebanyak 64,51%.
e. Hasil Post Test siklus II presentasi siswa tuntas sebanyak 87,09%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas menggunakan model pembelajaran PBL
telah berhasil meningkatkan hasil belajar IPA materi peristiwa alam
beserta dampaknya pada siswa kelas V MI Bansari Kecamatan Bansari
Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini
relevan dengan penelitian Riana Rahmasari (2016) bahwa penggunaan
model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan
hasil belajar pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Nglempong
Sleman Yogyakarta, selain itu penelitian ini juga relevan dengan hasil
penelitian daru Anik Rochimah dan Mujiono (2015) bahwasanya
penggunaan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa
94
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V MI Bansari
Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2016/2017.
Hasil Pra Siklus jumlah siswa yang tuntas 12 (38,70%) dan 19 (61,29%)
belum tuntas dengan rata-rata 65,48. Hasil belajar siswa siklus I pada Pre
Test terdapat 13 (41,93%) siswa tuntas belajar dan 18 (58,06%) siswa
belum tuntas belajar dengan rata-rata kelas 58,54, sedangkan pada Post
Test terdapat 21 (67,74%) siswa tuntas belajar dan 10 siswa (32,25%)
belum tuntas dengan rata-rata 67,90. Berdasarkan data siklus I dari hasil
pret test dan post terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 25,81 %. Siklus
II pada Pre Test terdapat 20 (64,51%) siswa tuntas belajar dan 11
(35,48%) siswa belum tuntas dengan rata-rata 69,51, sedangkan pada Post
Test terdapat 27 (87,09%) siswa tuntas belajar dan 4 (12,90%) belum
tuntas belajar dengan rata-rata 75,48. Berdasarkan data siklus II dari hasil
Pre Test dan Post Test terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 22,58%.
Berdasarkan data pra siklus, siklus satu, dan siklus dua terjadi
peningkatan ketuntasan belajar. Hasil pra silus ke siklus satu terjadi
peningkatan hasil belajar sebesar 29,04%, sedangkan dari siklus satu ke
siklus dua terjadi kenaikan sebesar 19.35%.
95
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti
memberikan saran sebagai berikut:
1. Sekolah
Pihak sekolah hendaknya memberikan sarana, fasilitas dan
pelatihan bagi pendidik agar proses pembelajaran menjadi lebih baik
dan dapat meningkatkan mutu sekolah.
2. Guru
a. Guru hendaknya berinovasi dalam proses pembelajaran
menerapkan model pembelajaran yang bervariasi sehingga
kegiatan pembelajaran dapat berlangsung menyenangkan dan siswa
tidak cepat bosan.
b. Guru dapat menggunakan model pembelajaran PBL pada pelajaran
IPA kerena terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas V
materi peristiwa alam beserta dampaknya.
c. Guru harus memberikan kesempatan atau wadah bagi siswa untuk
berfikir lebih luas tentang pemecahan sebuah masalah sehingga
pembelajaran bisa lebih bermakna dan menyenangkan.
d. Guru harus rela memberikan waktu untuk memberi jam pelajaran
tambahan bagi siswa yang masih kesulitan dalam pembelajaran.
Hal ini perlu dilakukan agar siswa tersebut tidak ketinggalan
dengan teman –temannya. Jika dibiarkan hal tersebut akan dapat
mengganggu dan menghambat proses pembelajaran
96
3. Siswa
b. Siswa harus lebih aktif lagi dalam proses pembelajaran, tidak
terhalang oleh rasa malu dan takut salah, karena keberanian dan
kekreatifan akan meningkatkan hasil belajar.
c. Bagi siswa yang masih kesulitan dalam belajar dapat meminta
pelajaran tambahan kepada guru.
97
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Mulyati, Mimin Nurjhani K., dan Muslim. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam
5: untuk Kelas V Sekolah Dasar. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Astuti, Yayun Dwi. 2016. Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa
Materi Gaya dan Gerak dengan Model Pembelajaran Picture And Picture.
Jurnal Attarbiyah IAIN Salatiga (Volume 26, 2016)
Azmiyawati, Choiril, Wigati Hadi Omegawati, dan Rohana Kusumawati. 2008.
IPA Salingtemas untuk Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Daryanto dan Muljo Rahardjo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:
Gava Media.
Gunantara, Suarjana, dan Nanci Riastini. 2014. Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Siswa Kelas V. Jurnal Mimbar PGSD Universitas
Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014).
Hasbullah. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Herdiansyah, Haris. 2015. Wawancara, Observasi, dan Fokus Group. Cetakan ke-
2. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo.
Jumali. 2004. Landasan Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah University
Press.
Kastolani. 2014. Model Pembelajaran Inovatif: Teori dan Aplikasi. Salatiga:
STAIN Salatiga Press.
Kholil, Munawar dan Dini Prowida. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam 5 untuk SD/MI
Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Maryoto dan Purwanto. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam 5 untuk SD/MI Kelas 5.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
98
Muliawan, Jasa Ungguh. 2012. Menyulap Siswa Kaya Prestasi di Dalam dan
Luar Sekolah. Jogjakarta: FlashBooks.
Mulyasa. 2009. Kurikulum yang disempurnakan Pengembangan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Muslich, Mansur. 2014. Melaksanakan PTK Itu Mudah (Classroom Action
Research) Pedoman Praktis Bagi Guru Profesional. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Putra, Sitiatava Rizeema. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains.
Jogjakarta: DIVA Press.
Rahmasari, Riana. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas IV SD. Jurnal Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Edisi 36 Tahun ke-5 2016.
Rochimah, Anik dan Mujiyono. 2015. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA
Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning. Jurnal PGSD
Universitas Negeri Semarang, Joyful Learning Journal 4 (3) (2015).
Sam’s, Rosma Hartiny. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Yogyakarta: Teras.
Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sriyanti, Lilik. 2013. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Penerbit ombak.
Sulistyanto, Heri dan Edy Wiyono. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 5. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Suprihatiningrum, Jamil. 2016. Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Mengajar di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: DIVA Press.
99
Trianto. 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Prenada Media Grup.
Warsono dan Hariyanto. 2014. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Wisudawati, Asih Widi. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
96
LAMPIRAN-LAMPIRAN
100
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SIKLUS I
Nama Madrasah : Madrasah Ibtidaiyah Bansari
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas/Semester : V/II
Materi Pokok : Peristiwa alam di Indonesia beserta dampaknya
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
1. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber daya alam
B. Kompetensi Dasar
1. Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya
bagi makhluk hidup dan lingkungan
C. Indikator Pencapaian
1. Menjelaskan peristiwa alam yang terjadi di Indonesia.
2. Membuat suatu laporan berdasarkan hasil pengamatan atau pengalaman
pribadi atau laporan surat kabar atau media lainnya tentang peristiwa alam,
misalnya banjir, gempa bumi, gunung meletus.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning siswa dapat:
1. Menjelaskan peristiwa alam yang terjadi di Indonesia
2. Memberikan contoh peristiwa alam yang terjadi di Indonsesia
3. Menyebutkan berbagai jenis gempa
101
4. Menjelaskan peristiwa alam yang dapat dicegah dan tidak dapat dicegah.
5. Membuat laporan tentang peristiwa alam.
E. Materi Pembelajaran
Materi peristiwa alam beserta dampaknya
1. Peristiwa Alam yang Terjadi di Indonesia
Semua jenis aktivitas alam disebut juga peristiwa alam. Segala macam
bencana alam termasuk dalam peristiwa alam. Sekarang kita akan
mempelajari berbagai macam bencana alam yang pernah terjadi di
Indonesia. Ada peristiwa alam yang dapat kita cegah contohnya adalah
banjir dan tanah longsor. Sedangkan peristiwa alam yang tidak dapat kita
cegah adalah gunung meletus, angin puting beliung, gempa bumi dll.
a. Gempa Bumi
Gempa dibedakan menjadi tiga, yaitu gempa vulkanik, runtuhan,
dan tektonik. Gempa yang paling hebat yaitu gempa tektonik. Gempa
tektonik terjadi karena adanya pergeseran kerak bumi.Sebagian besar
gempa tektonik terjadi ketika dua lempeng saling bergesekan. Gempa
bumi ini dapat mengakibatkan pohon-pohon tumbang, bangunan
runtuh, tanah terbelah, dan makhluk hidup termasuk manusia menjadi
korban. Gempa runtuhan atau juga disebut gempa terban adalah gempa
Bumi yang terjadi karena adanya runtuhan misalnya di dalam gua atau
daerah tambang dan tanah longsor, sedangkan gempa vulkanik
disebabkan karena aktivitas magma di perut bumi. Gempa bumi
mempunyai kekuatan yang berbeda-beda. Kekuatan gempa diukur
menggunakan satuan skala Richter. Alat untuk mengukur gempa yaitu
seismograf. Terjadinya gempa tektonik dimulai dari sebuah tempat
yang disebut pusat gempa. Pusat gempa dapat berada di daratan atau
lautan. Pusat gempa yang berada di lautan dapat menyebabkan gempa
bumi di bawah laut. Gempa seperti ini bisa menyebabkan gelombang
hebat yang disebut tsunami. Gelombang itu bergerak menuju pantai
102
dengan kecepatan sangat tinggi dan kekuatannya sangat besar.
Kecepatannya dapat mencapai 1.000 km per jam. Ketika mencapai
pantai, gelombang tersebut naik sehingga membentuk dinding raksasa.
Tinggi gelombang laut normal antara 1–2 meter. Namun, saat tsunami
tinggi gelombang laut dapat mencapai 30–50 meter. Gelombang ini
akan bergerak cepat menuju daratan dan merusak segala sesuatu yang
dilaluinya.
b. Gunung Meletus
Gunung api yang sedang meletus dapat memuntahkan awan debu,
abu, dan lelehan batuan pijar atau lava. Lava ini sangat panas. Saat
menuruni gunung, lava ini dapat membakar apa saja yang dilaluinya.
Namun saat dingin, aliran lava ini mengeras dan menjadi batu. Apabila
lava ini bercampur dengan air hujan, dapat mengakibatkan banjir lahar
dingin. Gunung meletus sering disertai dengan gempa bumi. Gempa
bumi yang disebabkan oleh gunung meletus disebut gempa bumi
vulkanik. Misalnya gempa yang terjadi saat Gunung Krakatau meletus
pada tahun 1883. Letusan Gunung Krakatau ini juga mengakibatkan
gelombang tsunami. Letusan gunung api dapat mengakibatkan berbagai
dampak yang merugikan. Lava pijar yang dimuntahkan oleh gunung api
dapat membakar kawasan hutan yang dilaluinya.
c. Banjir
Bencana banjir diawali dengan curah hujan yang sangat tinggi.
Curah hujan dikatakan tinggi jika hujan turun secara terus-menerus dan
besarnya lebih dari 50 mm per hari. Air hujan dapat mengakibatkan
banjir jika tidak mendapat cukup tempat untuk mengalir. Seringkali
sungai tidak mampu menampung air hujan sehingga air meluap menjadi
banjir. Sepanjang bulan Januari 2008 terjadi banjir di berbagai daerah.
Banjir melanda kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang, Solo, Aceh,
dan Lampung.
103
d. Tanah Longsor
Tanah longsor biasanya disebabkan oleh hujan yang deras. Hal ini
karena tanah tidak sanggup menahan terjangan air hujan akibat adanya
penggundulan hutan. Tanah longsor dapat meruntuhkan semua benda di
atasnya. Selain itu, tanah longsor dapat menimbun rumah-rumah
penduduk yang ada di bawahnya. Sepanjang bulan Januari 2008 terjadi
tanah longsor di beberapa daerah. Bencana ini di antaranya terjadi di
Brebes dan Tawangmangu.
e. Angin puting beliung
Angin puting beliung merupakan angin yang sangat kencang dan
bergerak memutar. Puting beliung biasanya terjadi pada saat hujan
deras yang disertai angin kencang. Kecepatan angin puting beliung bisa
mencapai 175 km/jam. Angin puting beliung dapat menerbangkan
segala macam benda yang dilaluinya. Akhir-akhir ini angin puting
beliung sering terjadi di negara kita. Beberapa daerah yang mengalami
angin puting beliung yaitu Magelang, Lampung, Garut, Nusa Tenggara
Timur, dan Banjarmasin ( Choiril, dkk, 2008: 160-164)
2. Membuat Laporan tentang Peristiwa Alam
Peristiwa alam yang terjadi di Indonesia, seperti banjir, gunung
meletus, tsunami, dan gempa bumi dapat kalian buat laporannya. Di dalam
laporan tersebut berisi data-data yang terkait dengan peristiwa alam yang
terjadi. Informasi dapat kalian peroleh baik dari media cetak (koran,
majalah, dan lainlain) ataupun media elektronik (TV, Radio, atau internet).
Kalian tentu dapat membuat suatu laporan yang menggambarkan peristiwa
alam yang terjadi di negeri kita ini. Agar kalian mudah dalam pembuatan
laporan, perhatikan langkah-langkah pembuatan laporan berikut ini!
a. Menyusun sebuah laporan
Langkah awal untuk membuat suatu laporan adalah dengan cara
mengumpulkan informasi-informasi yang memuat peristiwa atau
104
kejadian yang akan dibuat laporannya. Koran adalah salah satu media
yang dapat dijadikan sumber untuk mencari informasi mengenai
peristiwa alam yang akan kita buat laporannya. Laporan dapat
disajikan dalam bentuk lisan ataupun tulisan. Dalam hal ini kita akan
mempelajari bagaimana membuat laporan dalam bentuk tulisan
Laporan yang kita buat harus sesuai dengan data yang kita dapat dari
Koran ataupun sumber lainnya. Jadi, laporan bukan sebuah karangan
yang kita tulis bebas. Penyajian yang tepat dengan susunan laporan
yang baik akan memudahkan pembaca memahami laporan yang kita
buat. Oleh karena itu, kita harus mengerti bagimana penggunaan
bahasa yang tepat dan sesuai. Pembuatan laporan ini dapat dilakukan
oleh perorangan ataupun berkelompok.
b. Sistematika Pembuatan Laporan
Untuk membuat suatu laporan tentang suatu peristiwa alam yang
terjadi di Indonesia, kita perlu membuat urutan-urutan laporan. Hal ini
bertujuan agar hasil laporan kita mudah dipahami dan sesuai dengan
informasi yang kita dapatkan. Urutan-urutan laporan tersebut kita
kenal dengan istilah sistematika pembuatan laporan. Adapun
sistematika pembuatan laporan yang baik adalah sebagai berikut.
1) Judul laporan
Judul laporan dibuat dengan kalimat yang singkat dan jelas
tidak terlalu panjang. Hal ini bertujuan untuk memudahkan
pembaca memahami laporan apa yang akan kita buat. Contoh
judul laporan adalah sebagai berikut.
a) Tsunami di Aceh
b) Gempa Bumi di Yogyakarta
c) Banjir di Jakarta
105
2) Isi Laporan
Pada bagian isi laporan, kalian perlu memberikan data-data
yang berkaitan dengan peristiwa alam. Data-data tersebut di
antaranya adalah sebagai berikut.
a) Tempat kejadian, misalnya Jakarta beserta derah-daerah yang
meliputi kabupaten, kecamatan, dan kelurahan yang terkena
peristiwa alam tersebut.
b) Waktu kejadian, memuat hari, tanggal, bulan, dan tahun
peristiwa alam tersebut terjadi. Misalnya Senin, 26 Maret
2007.
c) Penyebab peristiwa alam tersebut, berisi hal-hal yang
menyebabkan mengapa peristiwa alam tersebut terjadi.
d) Data korban yang terkena musibah, berisi data korban
meninggal dunia, korban yang mengalami luka ringan,
korban yang mengalami luka berat, dan lain-lain.
e) Dampak yang ditimbulkan dari peristiwa alam tersebut,
misalnya terganggunya kegiatan belajar karena banjir atau
gempa, warga diungsikan ke tempat yang lebih aman karena
gempa atau tsunami.
3) Sumber-sumber informasi
Memuat peristiwa alam tersebut, misalnya Koran Pikiran
Rakyat, Selasa 22 April 2007 atau Liputan 6 SCTV pada hari, jam
dan sebagainya (Heri, 2008: 179-180).
F. Model dan Metode Pembelajaran
1. Model Problem Based Learning (PBL)
2. Metode Ceramah
3. Metode Diskusi
4. Metode Tanya jawab
106
5. Metode Penugasan
G. Media, Alat dan Sumber Belajar
Media : -
Alat : Papan tulis, kapur, DLL.
Sumber Belajar :
1. BSE Pelajaran IPA (Heri Sulistyanto dan Edy Wiyono) 2008
2. Buku BSE Pelajaran IPA (Azmiyawati, Choiril, dkk.) 2008
3. Buku BSE Pelajaran IPA (Maryoto dan Purwanto) 2009
.Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Langkah-langkag
Model PBL
Deskripsi kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Fase 1 Memberikan
orientasi
permasalahan
kepada peserta didik
1. Membuka pembelajaran
dengan salam dan berdo’a
bersama dipimpin oleh salah
satu peserta didik dengan
penuh khidmat.
2. Guru bertanya: “Apa kabar
anak-anak ?”
3. Guru mengabsen kehadiran
siswa
4. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran.
5. Guru menjelaskan model
pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
6. Guru memberikan pretest
terkait materi.
10 menit
Kegiatan Inti Fase 2
mengorgnisasikan
peserta didik untuk
penyelidikan
a. Eksplorasi
1. Guru bertanya siapa
yang pernah melihat
gunung meletus?
2. Siapa yang pernah
melihat berita tentang
banjir?
3. Guru menjelaskan
peristiwa alam yang
terjadi di Indonesia.
b. Elaborasi
1. Guru membagi siswa
50 menit
107
Fase 3 Pelaksanaan
investigasi
Fase 4
mengembangkan dan
menyajikan hasil.
Fase 5 menganalisis
dan mengevaluasi
proses penyeidikan.
menjadi 4-6 kelompok.
2. Guru memberikan
permasalahan kepada
setiap kelompok.
3. Guru meminta siswa
berdiskusi dengan
kelompoknya untuk
menyelesaikan masalah
yang telah di berikan.
4. Siswa diperintah untuk
memperoleh informasi
yang tepat dari berbagai
sumber.
5. Guru meminta siswa
membuat laporan
tentang masalah yang
telah diperoleh.
6. Guru meminta masing-
masing kelompok
menyajikan hasil
diskusinya.
7. Guru membantu peserta
didik melakukan
refleksi terhadap
penyelidikan dan proses
yang mereka lakukan.
c. Konfirmasi
1. Guru memberikan soal
evaluasi untuk siswa.
2. Guru meminta siswa
membuat laporan
individu peristiwa alam
yang pernah mereka
lihat di TV.
3. Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
tentang materi yang
belum dikuasainya.
4. Guru bersama siswa
bertanya jawab
meluruskan kesalahan
pemahaman,
memberikan penguatan
dan penyimpulan.
Penutup 1. Guru menyimpulkan
pelajaran hari ini
2. Guru mengakhiri poses
pembelajaran dengan
doa dan salam
10 menit
108
H. Penilaian
1. Bentuk penilaian: pre tes dan post tes
2. Jenis penilaian: tes tertulis
3. Instrumen penilaian: soal pilihan ganda, soal isian, dan soal uraian
Soal Pre tes
1. Apakah yang dimaksud dengan peristiwa alam…
2. Sebutkan tiga contoh peristiwa alam yang kalian ketahui…
3. Sebutkan dua peristiwa alam yang dapat kita cegah…
4. Sebutkan dua peristiwa alam yang tidak dapat kita cegah…
5. Sebutkan satu macam gempa bumi yang kalian ketahui..
Kunci Jawaban
1. Segala jenis aktivitas alam
2. Banjir, gempa bumi, tanah longsor, angin puting beliung, dll.
3. Banjir dan tanah longsor
4. Gempa bumi, gunung meletus dll.
5. Tekonik, vulkanik dan runtuhan
Soal Diskusi Kelompok model Problem Based Learning
Kelompok 1
Permasalahan: Setiap hari kita selalu
melihat berbagai macam peristiwa di
sekitar kita. Sekarang apakah itu peristiwa
alam?
Kelompok 3
Permasalahan: Beberapa waktu lalu
terjadilah gempa yang dahsyat. Kenapa
bisa terjadi gempa? Apakah semua gempa
itu sama?
Kelompok 2
Permasalahan: Kemaren ada seorang
nenek yang terjatuh dari tangga. Apakah
itu termasuk peristiwa alam? Berikan
ontoh peristiwa alam yang kalian ketahui.
Kelmpok 4
Permasalahan: Semua peristiwa alam yang
terjadi pasti ada yang bisa kita cegah.
Jelaskanlah apa peristiwa saja yang bisa
kita cegah dan ttidak bisa kita cegah.
109
Soal Pos tes
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang
paling benar!
1. Gempa yang terjadi karena adanya pergeseran kerak bumi adalah…
a. Gempa tektonik
b. Gempa vulkanik
c. Gempa runtuuhan
d. Gempa tiban
2. Alat yang digunakan untuk mengkur kekuatan gempa adalah…
a. Termometer
b. Tiltmeter
c. Seismograf
d. Deismograf
3. Berikut adalah hal-hal tiga yang harus diperhatikan ketika membuat
laporan tentang sebuah peristiwa….
a. Judul, korban, sumber informasi
b. Judul, isi laporan, sumber informasi
c. Judul, deskripsi, sumber informasi
d. Judul,tempat kejadian, sumber informasi
4. Penyebab terjadinya gempa vulkanik adalah...
a. Aktivitas manusia merobohkan gua
b. Getaran yang besar di inti bumi
c. Pergesekan lempeng bumi
d. Aktivitas magma di perut bumi
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jaawaban yang tepat!
1. Cairan panas yang keluar ketika terjadi peristiwa gunung meletus
adalah….
2. Gempa bumi yang terjadi di dasar laut dan mengakibatkan gelombang
air laut yang sangat besar naik ke permukaan disebut….
110
3. Hujan yang terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan….dan
….
4. Angin yang bergerak memutar dan bergerak sangat kencang disebut…
C. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Jelaskan penyebab terjadinya gempa tiban atau gempa runtuhan!
2. Sebutkan masing-masing dua peristiwa alam yang dapat kita cegah dan
yang tidak dapat kita cegah!
Kunci Jawaban
A. Pilihan ganda
1. A
2. C
3. B
4. D
B. Soal isian
1. Magma
2. Tsunami
3. Banjir dan Tanah longsor
4. Angin putting beliung
C. Soal Uraian
1. Gempa tiban/ gempa runtuhan disebabkan oleh adanya runtuhan
nisalnya di dalam gua atau daerah tambang dan tanah longsor.
2. Peistiwa alam yang dapat dicegah : banjir, tanah longsor
Peristiwa alam yang tidak dpat dicegah : gempa bumi, gunung meletus,
dll.
Petunjuk penilaian
A. Benar 4 x 5 = 20
B. Benar 4 x 10 = 40
C. Benar 2 x 20 = 40
100
111
LEMBAR PENILAIAN
No Nama Siswa
Nilai
KKM
Keterangan
Tuntas/belum
1
2
3
112
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SIKLUS II
Nama Madrasah : Madrasah Ibtidaiyah Bansari
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas/Semester : V/II
Materi Pokok : Peristiwa alam di Indonesia besrta dampaknya
Alokasi waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber daya alam
B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya
bagi makhluk hidup dan lingkungan
C. Indikator Pencapaian
1. Menjelaskan dampak dari peristiwa alam terhadap kehidupan manusia,
hewan, dan lingkungan.
2. Memberi saran atau usulan cara mencegah banjir
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning siswa dapat:
1. Menjelaskan dampak peristiwa alam bagi manusia.
2. Menyebutkan dampak peristiwa alam bagi hewan.
3. Menyebutkan dampak peristiwa alam bagi tumbuhan.
113
4. Menjelakan cara mencegah banjir.
E. Materi Pembelajan
1. Dampak peristiwa alam yang terjadi di Indonesia
Peristiwa alam, seperti banjir, tsunami, gempa bumi, tanah longsor, dan
gunung meletus yang terjadi pada suatu daerah dapat mengakibatkan
dampak bagi makhluk hidup baik hewan, tumbuhan, ataupun manusia.
a. Gempa Bumi
1) Dampak gempa bumi bagi manusia, hewan dan tumbuhan
a) Korban jiwa dan luka serta penderitaan lahir batin yang dalam
b) Rumah dan harta benda hancur
c) Lahan pertanian dan perkebunan rusak dan gagal panen
d) Rumah, bangunan sekolah, perkantoran dan berbagai sarana sosia
rusak dan tidak dapat digunakan lagi
e) Jalan dan jembatan rusak
f) Rel kereta api putus atau bengkok
g) Banyak hewan mati
h) Dapat mengakibatkan kepunahan hewan
i) Banyak tumbuhan rusak dan mati
b. Gunung Meletus
1) Dampak gunung meletus bagi manusia, hewan dan tumbuhan
a) Dampak Negatif
(1) Terdapat korban jiwa dan luka-luka.
(2) Terjadi kepanikan yang luar biasa.
(3) Rumah dan harta benda rusak.
(4) Lingkungan rusak akibat disapu awan panas.
(5) Pasir dan debu menghalangi pandangan, menyebabkan
gangguan
(6) pernapasan, dan mengotori lingkungan
(7) Tanaman pertanian dan perkebunan yang siap dipanen rusak.
(8) Hewan ternak mati atau hilang.
114
(9) Terjadi timbunan material yang banyak. Untuk
membersihkannya, diperlukan waktu lama
(10) Wilayah yang tertimbun lahar rusak parah
b) Dampak positif
(1) Tanah di sekitar gunung berapi menjadi subur. Muntahan
material dari gunung berapi mengandung zat-zat yang
menyuburkan tanah.
(2) Gejala alam yang muncul setelah letusan dapat dimanfaatkan
sebagai tempat wisata, misalnya sumber air panas dan
belerang
c. Banjir
1) Dampak banjir bagi manusia, hewan dan tumbuhan
a) Rumah dan barang berharga hayut ataupun rusak
b) Menimbukan korban jiwa baik karna hanyut oleh banjir maupun
tererang penyakit paska banjir
c) Muncul berbagai penyakit seperti: diare, ifeksi saluran
pernafasan (ISPA), alergi/ gatal-gatal dll
d) Resiko gagal panen
e) Banyak hewan mati karena hanyut oleh banjir
f) Ekosistem hewan rusak
g) Dapat mengakibatkan kepunahan hewan
h) Banyak tumbuhan hanyut oleh banjir
i) Tumbuhan rusak dan mati (Maryanto, 2009: 170-177)
d. Tanah Longsor
1) Dampak tanah longsor bagi manusia, hewan dan tumbuhan
a) Mengakibatkan kerusakan rumah-rumah di area longsor
b) Mengaibatkan korban jiwa
c) Memutuskan jalur transportasi
d) Banyak tubuhan tumbang
e) Banyak hewan yang mati tertimpa runtuhan longsor
115
e. Angin Puting Beliung
1) Dampak angin puting beliung bagi manusia, hewan dan tumbuhan
a) Mengakibatkan kerusakan ruah dan lingkungan
b) Mengakibatkan korban jiwa
c) Mengakibatkan puing-puing sampah dari sisa material yang
terkena angina.
d) Banyak pepohonan tumbang terkena angin
e) Memungkinkan hewan yang mati karena tersapu oleh angin.
Peristiwa alam yang terjadi di Indonesia mengakibatkan berbagai
dampak negatif bagi manusia dan lingkungan. Tugas kita sebagai manusia
adalah saling membantu dengan memberikan simpati dan empati terhadap
para korban sesuai dengan kemampuan kita. Contohnya ketika terjadi
bencana tsunami di Aceh yang mengaibatkan berbagai kerugian bagi
manusia dan rusaknya ekosistem laut. Kita sebagai makhluk sosial pasti
ikut merasa sedih dan ingin membantu. Kita dapat memberikan bantuan
berupa makanan, baju, obat-obatan dan lain-lain.
2. Cara Mencegah Bencana Banjir
Banjir yang terjadi di Jakarta, Bandung, ataupun daerah sekitarnya
sebagian besar disebabkan karena curah hujan yang cukup tinggi. Namun
demikian, ulah manusia yang membuang sampah di sungai, menebang
pohon sehingga hutan menjadi gundul juga memjadi penyebab terjadinya
banjir. Sampah yang di buang ke sungai, lama-kelamaan akan menumpuk
dan apabila hujan datang air sungai akan meluap karena alirannya
terhambat oleh tumpukan sampah yang sangat banyak dan mengakibatkan
banjir. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
banjir di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Membuang sampah pada tempatnya.
b. Tidak menebang hutan secara liar.
116
c. Membersihkan, selokan atau parit dekat rumah dari sampah sehingga
aliran air menjadi lancer (Heri, 2008: 181)
F. Model dan metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran Problem Based Learning
2. Metode Ceramah
3. Metode Diskusi
4. Metode Tanya jawab
5. Metode Penugasan
G. Media dan Sumber Belajar
Media : -
Alat : Papan tulis, kapur, DLL.
Sumber Belajar :
1. Buku BSE Pelajaran IPA (Heri Sulistyanto dan Edy Wiyono) 2008
2. Buku BSE Pelajaran IPA (Azmiyawati, Choiril, dkk.) 2008
3. Buku BSE Pelajaran IPA (Maryoto dan Purwanto) 2009
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Langkah-langkag
Model PBL
Deskripsi kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Fase 1
Memberikan
orientasi
permasalahan
kepada peserta
didik
1. Membuka pembelajaran
dengan salam dan berdo’a
bersama dipimpin oleh salah
satu peserta didik dengan
penuh khidmat.
2. Guru bertanya: “Apa kabar
anak-anak ?”
3. Guru mengabsen kehadiran
siswa
4. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran.
5. Guru menjelaskan model
pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
6. Guru memberikan pretest
terkait materi.
10 menit
117
Kegiatan Inti
Fase 2
mengorgnisasikan
peserta didik
untuk
penyelidikan
Fase 3
Mengorgnisasikan
peserta didik
untuk
penyelidikan.
Fase 4
mengembangkan
dan menyajikan
hasil.
Fase 5
menganalisis dan
mengevaluasi
proses
penyeidikan.
a. Eksplorasi
1. Guru bertanya siapa
yang pernah melihat
orang megungsi?
2. Siapa yang pernah
kebanjiran?
3. Guru bertanya mengapa
orang-oran mengungsi ?
4. Guru menjelaskan materi
yang hendak dicapai.
b. Elaborasi
1. Guru membagi siswa
menjadi 4-6 kelompok.
2. Guru memberikan
permasalahan kepada
setiap kelompok.
3. Guru meminta siswa
berdiskusi dengan
kelompoknya untuk
menyelesaikan masalah
yang telah di berikan.
4. Siswa diperintah untuk
memperoleh informasi
yang tepat dari berbagai
sumber.
5. Guru meminta siswa
membuat laporan tentang
masalah yang telah
diperoleh
6. Guru meminta masing-
masing kelompok
menyajikan hasil
diskusinya.
7. Guru membantu peserta
didik melakukan refleksi
terhadap penyelidikan
dan proses yang mereka
lakukan
c. Konfirmasi
1. Guru memberikan soal
evaluasi untuk siswa
2. Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
tentang materi yang
belum dikuasainya.
3. Guru bersama siswa
bertanya jawab
meluruskan kesalahan
pemahaman,
memberikan penguatan
dan penyimpulan.
50 menit
118
Penutup 1. Guru menyimpulkan
pelajaran hari ini
2. Guru mengakhiri poses
pembelajaran dengan doa
dan salam
10 menit
I. Penilaian:
1. Bentuk penilaian: pre tes dan pos tes
2. Jenis penilaian: tes tertulis
3. Instrumen penilaian: soal pilihan ganda, soal isian, dan soal uraian
Soal Pre tes
1. Sebutkan 2 dampak dari adanya tsunami bagi ekosistem laut…
2. Sebutkan 2 cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah banjir…
3. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan reboisasi…
4. Sebutkan 2 dampak negatif adanya angin putingbeliung bagi tumbuhan…
5. Sebutkan 3 kerugian apa saja yang kita peroleh jika terkena bencana alam
tanah longsor…
Kunci Jawaban
1. Rusaknya ekosistem laut, banyak ikan mati, terumbu arang rusak, dll
2. Membuang sampah pada tempatnya, membersihkan selokan, dll
3. Penghijauan /penanaman kembali hutan gundul.
4. Tumbuhan banyak yang tumbang, banyak tumbuhan mati, dll
5. Banyak Korban jiwa, rumah rusak, harta benda hilng, dll
Soal Diskusi Kelompok model Problem Based Learning
Kelompok 1
Permasalahan: Peristiwa alam gempa bumi
yang terjadi di Indoesia memberikan
dampak yang sangat besar bagi kehidupan
manusia, hewan dan tumbuhan. Carilah
dampaknya !
Kelompok 3
Permasalahan: Periistiwa alam banjir
sangat sering terjadi di Indonesia,
Bagaimana caramu untuk mencegahnya?
119
Soal Post test
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang
tepat!
1. Dampak negatif dari peristiwa alam gempa bumi bagi hewan yang
paling tepat adalah adalah…
a. Punahnya semua hewan di dunia
b. Hilangnya cagar alam
c. Banyaknya hewan yang mati
d. Berkurangnya terumbu karang
2. Ketika terjadi bencana alam siapa sajakah yang merasakan
dampaknya…
a. Tumbuhan dan lingkungan
b. Manusia
c. Hewan
d. Semua makhluk hidup
3. Dampak tsunami bagi ekosistem laut yang paling tepat adalah….
a. Rusaknya rumah-rumah warga
b. Berkurangnya spesies laut
c. Rusaknya pencaharian warga
d. Banyaknya ikan laut ke daratan
4. Penebangan hutan secara liar dapat mengkibatkan...
a. Banjir dan tanah longsor
b. Banjir dan tsunami
c. Tanah longsor dan angina putting beliung
Kelompok 2
Permasalahan: Peristiwa alam gunung
meletus yang terjadi di Indoesia
memberikan dampak positf dan negatif bagi
kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan.
Carilah dampak positif dan negatifnya !
Kelmpok 4
Permasalahan: Peristiwa alam angin puting
beliung baru saja terjadi di salah satu kota
di Indonsia. Apakah bagi kehidupan
manusia, hewan, dan tumbuhan setelah
peristiwa angin putting beliung ?
120
d. Erosi dan gempa bumi
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jaawaban yang tepat!
1. Menolong sesama manusia yang sedang terkena bencana alam termasuk
sikap …. terhadap sesama.
2. Terkuburnya rumah-rumah warga sehingga mengakibatkan kerugian
yang sangat besar terjadi karena peristiwa alam….
3. Gangguan pernafasan yang diderita oleh korban bencana banjir
adalah….
4. Banyaknya tumbuhan dan pepohonan yang tumbang dan patah
disbabkan oleh angin…
C. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Sebutkan dua dampak positif dan negatif dari terjadinya peristiwa alam
gunung meletus!
2. Jelaskan tiga usahamu untuk mencegah terjadinya banjir!
Kunci Jawaban
A. Pilihan ganda
1. C
2. D
3. B
4. A
B. Soal isian
1. Empati
2. Tanah longsor
3. Infeksi saluran pernafasan (ISPA)
4. Puting beliung
C. Soal Uraian
1. Dampak positf: tanah di sekitar gunung berapi menjadi subur, gejala
alam yang muncul setelah letusan dapat dimanfaatkan sebagai tempat
wisata, dll
121
Dampak negatif: terdapat korban jiwa dan luka-luka, rumah dan harta
benda rusak, dll
2. Membuang sampah pada tempatnya, tidak menebang hutan secara liar,
membersihkan selokan, dll.
Petunjuk penilaian
A. Benar 4 x 5 = 20
B. Benar 4 x 10 = 40
C. Benar 2 x 20 = 40
100
122
123
Lampiran 3
A. OBSERVASI
B. SIKLUS I
1. Guru mengawali proses pembelajaran
124
2. Guru menjelaskan pembelajaran menggunakan model PBL
3. Siswa diskusi kelompok sesuai dengan masalah yang di terima
masing-masing kelompok.
125
4. Siswa bebas mencari berbagai sumber informasi untuk menjawab
masalah yang telah diberikan
5. Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru
126
C. SIKLUS II
1. Guru membuka pelajaran pada siklus II
2. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang suatu masalah yang
berkaitan dengan materi
127
3. Guru menuliskan kelompok diskusi PBL
4. Suasana Pembelajaran siklus II
128
5. Siswa mengerjakan soal evaluasi
6. Foto peneliti bersama guru dan siswa kelas V MI Bansari
129
Lampiran 4
Soal Pretest Siklus 1
1. Apakah yag dimaksud dengan peristiwa alam…
2. Sebutkan tiga contoh peristiwa alam yang kalian ketahui…
3. Sebutkan dua peristiwa alam yang dapat kita cegah…
4. Sebutkan dua peristiwa alam yang tidak dapat kita cegah…
5. Sebutkan satu macam gempa bumi yang kalian ketahui..
Jawaban
1. Segala jenis aktivitas alam
2. Banjir, gempa bumi, tanah longsor, angin puting beliung, dll.
3. Banjir dan tanah longsor
4. Gempa bumi, gunung meletus dll.
5. Tekonik, vulkanik dan runtuhan.
130
Lampiran 5
131
Lampiran 6
DISKUSI PBL SIKLUS I
Kelompok 1
Permasalahan: Setiap hari kita selalu
melihat berbagai macam peristiwa di
sekitar kita. Sekarang apakah itu
peristiwa alam?
Kelompok 3
Permasalahan: Beberapa waktu lalu
terjadilah gempa yang dahsyat. Kenapa
bisa terjadi gempa? Apakah semua
gempa itu sama?
Kelompok 2
Permasalahan: Kemaren ada seorang
nenek yang terjatuh dari tangga. Apakah
itu termasuk peristiwa alam? Serta
berikan contoh peristiwa alam yang
kalian ketahui.
Kelmpok 4
Permasalahan:Semua peristiwa alam
yang terjadi pasti ada yang bisa kita
cegah. Jelaskanlah apa peristiwa saja
yang bisa kita cegah dan tidak bisa kita
cegah.
132
Lampiran 7
133
Lampiran 8
134
135
Lampiran 9
136
Lampiran 10
LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS 1
Nama Madrasah : MI Bansari
Nama Guru : Suwaldi S. Pd.I
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Materi : Peristiwa alam beserta dampaknya
Kelas/Semester : V/II
Tahun Pelajaran : 2016/2017
Hari/Tanggal : Kamis, 20 April 2017
Petunjuk : Skor diisi dengan memberi tanda cek (√) sesuai dengan
kinerja guru saat proses pembelajaran berlangsung.
No Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan Guru Membuka Pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberikan motivasi awal √
3. Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi) √
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan dipelajari √
Sikap Guru Dalam Proses Pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara √
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa √
8. Antusiasme dalam penampilan √
9. Menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran
menggunakan model Problem Based Learning
√
137
10. Memberikan perhatian yang sama antar kelompok √
Penguasaan Materi Pelajaran
11. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah
yang direncanakan dalam RPP
√
12. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar √
13. Kejelasan dalam memberikan contoh dari materi ajar √
14. Mampu memberikan variasi dalam menyampaikan materi
ajar dengan model Problem Based Learning
√
Kegiatan Belajar Mengajar
15. Penyajian materi ajar sesuai dengan tujuan dan indikator
yang telah ditetapkan
√
16. Mendemonstrasikan langkah-langkah kegiatan belajar
melalui Problem Based Learning
√
17. Memfasilitasi siswa selama kegiatan belajar melalui
Problem Based Learning
√
18. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang
disediakan
√
Evaluasi Pembelajaran
19. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan √
20. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP √
Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran
21. Meninjau kembali materi yang telah diberikan √
22. Memberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan
√
138
139
Lampiran 11
Soal Pretest Siklus 2
1. Sebutkan 2 dampak dari adanya tsunami bagi ekosistem laut…
2. Sebutkan 2 cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah banjir…
3. Apa yang dimaksud dengan reboisasi…
4. Sebutkan 2 dampak negtif adanya angin putingbeiung bagi tumbuhan…
5. Sebutkan 3 kerugian apa apa saja yang kita peroleh jika terkena bencana
alam tanah longsor…
Jawaban
1. Rusaknya ekosistem laut, banyak ikan mati, terumbu arang rusak, dll
2. Membuang sampah pada tempatnya, membersihkan selokan, dll
3. Penghjauan
4. Tumbuhan banyak yang tumbang, banyak tumbuhan mati, dll
5. Banyak Koran jiwa, rumah rusak, harta benda hilng, dll
140
Lampiran 12
141
Lampiran 13
DISKUSI PBL SIKLUS 2
Kelompok 1
Permasalahan: Peristiwa alam gempa
bumi yang terjadi di Indoesia
memberikan dampak yang sangat besar
bagi kehidupan manusia, hewan dan
tumbuhan. Carilah dampaknya !
Kelompok 3
Permasalahan: Periistiwa alam banjir
sangat sering terjadi di Indonesia,
Bagaimana caramu
untukmencegahnya?
Kelompok 2
Permasalahan: Peristiwa alam gunung
meletus yang terjadi di Indoesia
memberikan dampak positf dan negatif
bagi kehidupan manusia, hewan dan
tumbuhan. Carilah dampak positif dan
negatifnya !
Kelmpok 4
Permasalahan: Peristiwa alam angin
puting beliung baru saja terjadi di
salah satu kota di Indonsia. Apakah
bagi kehidupan manusia, hewan, dan
tumbuhan setelah peristiwa angin
putting beliung ?
142
Lampiran 14
143
Lampiran 15
144
145
146
Lampiran 16
147
Lampiran 17
LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS 2
Nama Madrasah : MI Bansari
Nama Guru : Suwaldi S. Pd.I
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Materi : Peristiwa alam beserta dampaknya
Kelas/Semester : V/II
Tahun Pelajaran : 2016/2017
Hari/Tanggal : Sabtu, 29 April 2017
Petunjuk : Skor diisi dengan memberi tanda cek (√) sesuai dengan
kinerja guru saat proses pembelajaran berlangsung.
No Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan Guru Membuka Pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberikan motivasi awal √
3. Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi) √
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan
dipelajari
√
Sikap Guru Dalam Proses Pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara √
148
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian
siswa
√
8. Antusiasme dalam penampilan √
9. Menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran
menggunakan model Problem Based Learning
√
10. Memberikan perhatian yang sama antar kelompok √
Penguasaan Materi Pelajaran
11. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-
langkah yang direncanakan dalam RPP
√
12. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar √
13. Kejelasan dalam memberikan contoh dari materi ajar √
14. Mampu memberikan variasi dalam menyampaikan
materi ajar dengan model Problem Based Learning
√
Kegiatan Belajar Mengajar
15. Penyajian materi ajar sesuai dengan tujuan dan
indikator yang telah ditetapkan
√
16. Mendemonstrasikan langkah-langkah kegiatan belajar
melalui Problem Based Learning
√
17. Memfasilitasi siswa selama kegiatan belajar melalui
Problem Based Learning
√
18. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang
disediakan
√
Evaluasi Pembelajaran
19. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan √
20. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP √
Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran
21. Meninjau kembali materi yang telah diberikan √
22. Memberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan
√
149
150
Lampiran 18
DAFTAR PERSONALIA DAN MURID MI BANSARI KECMATAN
BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN
2016/2017
Daftar Personalia MI Bansari
No Nama Jabatan Pendidikan
terakhir
Status
1. Shofia Baroroh, S. Ag. Kepsek S1 PAI PNS
2. Ilmiyati, S. Pd. Guru S1 PPB PNS
3. Setiyowati, S. Pd. I. Guru S1 PAI PNS
4. Subkhi Sri W, S. Ag. Guru S1 PAI PNS
5 Barokah, S. Pd. I Guru S1 PAI GTY
6. Suwaldi, S. Pd. I Guru S1 PAI GTY
7. Siti Zulaikhah, S.Pd. I Guru S1 PAI GTY
8. Syafa’atun, S. Pd. I Guru S1 PAI GTY
9. Rohaniyah, S. HI Guru S1 Syariah GTY
10. Yusuf Kuncoro, S. Pd. I. Guru S1 PAI GTY
11. Siti Zumaroh, S. Ag. Guru S1 PAI GTY
12. Anik Retnowati, S. E. Guru S1 Akuntansi GTY
13. Farida Nur A, S. Pd. I Guru S1 PAI GTY
14. Sulendro, S. Pd. I Guru OR S1 PAI GTY
15. Faiq Naufal Latif Karyawan SMA Karyawan
151
Data Siswa di MI Bansari
No Kelas Jumlah Peserta Didik Wali Kelas
2016/2017
L P J
1 1A 9 10 19 Anik Retnowati
2. 1B 12 9 21 Barokah
3. 1C 11 10 21 Siti Zumaroh
4. 2A 9 12 21 Rohaniyah
5. 2B 10 9 19 Farida Nur Anisah
6. 2C 15 8 22 Subkhi Sri Waluyo
7. 3A 11 15 26 Siti Zulaikah
8. 3B 8 10 18 Yusuf Kuncara
9. 4 17 16 33 Syafa`atun
10. 5 15 16 31 Suwaldi
11. 6A 11 6 17 Setiyowati
12. 6B 10 6 16 Ilmiyati
152
Lampiran 19
153
Lampiran 20
154
Lampiran 21
155
Lampiran 22
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Mamlu’atul Hikmah
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat, tgl lahir : Pati, 13 November 1995
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Nama ayah : Sukardi
Nama Ibu : Siti Kunarni
Alamat : Ds. Klayusiwalan 09/01, Batangan, Pati
No.HP : 085236170808
Email : [email protected]
Pendidikan
1. RA Mishbahul Falah lulus tahun 2002.
2. MI Mishbahul Falah lulus tahun 2007.
3. MTs Mishbahul Falah lulus tahun 2010.
4. SMA Negeri 1 Batangan lulus tahun 2013.
5. Mahasiswi PGMI IAIN Salatiga
Pengalaman organisasi
1. Anggota Racana IAIN Salatiga
2. Anggota JQH IAIN Salatiga
156
Lampiran 23
157
158
Lampiran 24
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Mamlu’atul Hikmah
NIM : 115-13-095
Fakultas/ Jurusan : FTIK/ PGMI
Dosen PA : Imam Mas Arum M. Pd.
No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Status Nilai
1. Sertifikat OPAK STAIN Salatiga
2013.
26-27 Agustus 2013 Peserta 3
2. Sertifikat OPAK Tarbiyah 2013. 29 Aguatus 2013 Peserta 3
3. Piagam Penghargaan “Making And
Incredible Youth Generation”
6 September 2013 Peserta 2
4. Sertifikat User Education UPT
Perpustakaan Salatiga.
16 September 2013 Peserta 2
5. Sertifikat KSEI STAIN Salatiga
“What Do You Wanna Be”
21 September 2013 Peserta 2
6. Piagam Penghargaan LDK “Agar
Sholat Bukan Sekedar Kewajiban
Namun Kebutuhan.
10 Oktober 2013 Peserta 2
7. Sertifikat PAB JQH “Kristalisasi 23-24 November 2013 Peserta 2
159
Nilai Qur’ani Menuju Insan yang
Penuh Hikmah”
8. Piagam penghargaan PKD PMII
“Rekonstruksi Paradigma Menuju
Kader Ulul Albab.
7-9 Maret 2014 2
9. Piagam Penghargaan Sarasehan
Akbar Bersama Tokoh Nasional
“Komitmen Politik Islam dalam
Menata Arah Masa Depan Bangsa
Indonesia”
15 Maret 2014 Peserta 8
10. Sertifikat ITTAQO dan CEC “SIBA
SIBI Training UTS Semester Genap
Tahun 2014”
2-3 Mei 2014 Peserta 2
11. Sertifikat JQH “Konsep Pemimpin
Ideal Menurut Al-qur’an
17 Mei 2014 Peserta 2
12. Sertifikat Seminar Nasional
LPM Dinamika “Idealisme
Mahasiswa”
3 Juni 2014 Peserta 8
13. Sertifikat Training Pembuatan
Makalah oleh LDK Darul Amal
17 September 2014 Peserta 2
14. Sertifikat PLCPP XXIV “PLCPP
sebagai Langkah Rekonstruktif
26-29 September 2014 Peserta 2
160
Karakter Pandega dalam
Membangun Racana yang Loyal dan
Bermartabat”
15. Sertifikat Seminar Nasional KSEI
“Optimalisasi Sumber Daya Insani
Terhadap Lembaga Keuangan
Syariah”
14 Oktober 2014 Peserta 8
16. Sertifikat Seminar Nasional
“Perlindungan Hukum Terhadap
Usaha Mikro Menghadapi Pasar
Bebas ASEAN”
Desember 2014 Peserta 8
17. Sertifikat HMPS PGMI
“Melestarikan Budaya Melalui Seni
dan Keterampilan”
9 Desember 2014 Peserta 2
18. Piagam Penghargaan “Anggota
Karawitan Peresmian IAIN
3Salatiga”
06 April 2015 Anggota 2
19. Sertifikat LDK “Aktualisasi Dakwah
dalam Membentuk Generasi yang
Bertaqwa, Berilmu, dan Berakhlaq
Mulia.
6 Mei 2015 Peserta 3
20. Sertifikat IAIN Salatiga Bersholawat 06 November 2015 Peserta 2
161
“Menyemai Nilai-nilai Islam
Indonesia untuk Memperkokoh
NKRI dalam Mewujudkan Baldatun
Toyyibatun Warobbun Ghofur”
21. Sertifikat FUAH “Tarikat Tasawuf
dalam Tinjauan Al-Qur’an dan Al
Hadist.
21 Januari 2016 Peserta 2
22. Sertifikat Gerakan Masyarakat
Salatiga (GEMAS) “Fun Trainning
Nasional Pendidikan”
27 Februari 2016 Peserta 8
23. Sertifikat JQH “Nusantara Mengaji
300.000 Khataman Al-Qur’an”
8 Mei 2016 Peserta 2
24. Sertifikat Seminar Nasional HMJ
PGMI “Indonesia Budayaku
Indonesia Warisanku”
2 Juni 2016 Peserta 8
25. Sertifikat Seminar Nasional HMJ D3
Perbankan Syariah “Optimalisasi
Sumber Daya Insani dalam
Menghadapi Dunia Wirausaha”
29 September 2016 Peserta 8
26. Sertifikat DEMA FUADAH 15 0ktober 2016 Peserta 2
162