skripsi - iain salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/260/1/sholikah_11511028.pdftinggi....
TRANSCRIPT
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BAGIAN-BAGIAN
TUMBUHAN DAN FUNGSINYA MELALUI MODEL PENEMUAN
TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) PADA SISWA KELAS IV
MI KLERO KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG
TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
SHOLIKAH
NIM : 11511028
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
(PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2015
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BAGIAN-BAGIAN
TUMBUHAN DAN FUNGSINYA MELALUI MODEL PENEMUAN
TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) PADA SISWA KELAS IV
MI KLERO KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG
TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
SHOLIKAH
NIM : 11511028
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
(PGMI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2015
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Dari kesalahan kita temukan kebenaran, dari kesedihan kita temukan
kebahagiaan, dan dari kekalahan kita temukan kemenangan.
The best revenge for the people who have insulted you is the success that you
can show them later.
PERSEMBAHAN
Bapak Nardi dan Ibu Pariyem yang telah membesarkanku semoga selalu di
sisiku agar aku bisa terus membahagiakan kalian.
Adikku Lilik Adhari yang selalu memberikan semangat.
Sahabat-sahabatku Giyarti, Yuni, dan Umi yang selalu berada di sampingku.
Teman terbaikku yang selalu memberikan dukungannya kepadaku.
Teman-teman PGMI kelas A angkatan 2011.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Swt, atas karunianya sehingga penelitian ini
dapat berjalan dengan baik dan lancar. Sholawat serta salam senantiasa
terlantunkan kepada Baginda Nabi Muhammad Saw semoga beliau senantiasa
dirahmati Allah.
Penelitian yang diberi judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi
Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya Melalui Model Penemuan Terbimbing
(Guided Discovery) Pada Siswa Kelas IV MI Klero Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016”, pada dasarnya diadakan
penelitian ini bertujuan untuk menyempurnakan ataupun memperbaiki penerapan
model pembelajaran yang dipakai oleh guru pengampu mata pelajaran IPA dan
dengan sasaran akhir untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian ini mengacu pada prosedur penelitian tindakan kelas, yang
dilaksanakan dalam 2 siklus. Dimana pada siklus kedua dari penerapan model
penemuan terbimbing (guided discovery) ini dapat meningkatkan hasil belajar
siswa di MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dengan cukup
memuaskan.
Peneliti menyadari bahwa skripsi yang ditulis ini masih jauh dari kata
sempurna dan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak skripsi ini tidak mungkin
bisa selesai. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan
terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmad Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku ketua jurusan PGMI yang telah
memberikan kesempatan serta saran pembangun untuk peneliti.
3. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah
memotivasi serta membimbing peneliti sehingga peneliti mampu
menyelesaikan penelitian ini.
4. Bapak Drs. M. Choderin, M.A. selaku dosen pembimbing akademik yang
selalu memberikan motivasi dan arahan untuk peneliti.
5. Ibu Ainun Mardliyah, S.Pd.I. selaku kepala Sekolah MI Klero Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang yang telah memberikan kesempatan
kepada peneliti untuk meneliti.
6. Bapak Rofik Anwari, S.Ag. selaku wali kelas IV MI Klero Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang yang telah berkenan memberikan waktu
dan kesempatan bagi peneliti untuk melakukan penelitian di kelasnya,
serta semua siswa yang telah berkenan menjadi subyek penelitian.
Dan hanyalah Allah Swt yang dapat membalas semua kebaikan. Akhirnya,
dengan segala kerendahan hati peneliti mempersembahkan hasil penelitian yang
jauh dari kesempurnaan ini kepada seluruh insan pendidikan. Kritik dan saran
pembangun dari pembaca yang budiman sangat berharga bagi peneliti.
Salatiga, 25 Agustus 2015
Peneliti
Sholikah
ABSTRAK
Sholikah.2015. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Bagian-Bagian
Tumbuhan dan Fungsinya Melalui Model Penemuan Terbimbing
(Guided Discovery) Pada Siswa Kelas IV MI Klero Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi.
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.
Kata Kunci : Hasil Belajar IPA dan Model Penemuan Terbimbing (Guided
Discovery)
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi
bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya dengan menggunakan model penemuan
terbimbing (guided discovery) pada siswa kelas IV MI Klero Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016.
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan selama 3
bulan mulai bulan Juni-Agustus 2015. Subjek penelitian terdiri dari 15 siswa laki-
laki dan 12 siswa perempuan. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus dimana tiap-tiap
siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi
dan refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah tes
tertulis, lembar observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan peneliti
adalah membandingkan nilai pencapaian KKM yang ditandai dengan adanya
peningkatan KKK (Kriteria Ketuntasan Klasikal) pada setiap siklusnya.
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan II, diperoleh data seperti
berikut: Standar KKM pada mata pelajaran IPA adalah 70, sebelum menggunakan
model penemuan terbimbing (guided discovery) hanya ada 44% (12 Siswa) yang
tuntas, sedangkan 56% (15 siswa) belum mencapai KKM. Setelah diterapkan
model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) dalam mata
pelajaran IPA pada siklus I diperoleh data 63% (17 siswa) tuntas, dan 37% (10
siswa) tidak tuntas. Setelah dilakukan refleksi pada siklus I, terjadi peningkatan
hasil belajar yaitu 93% (25 siswa) tuntas sedangkan 7% (2 siswa) tidak tuntas atau
belum memenuhi standar KKM yang ditentukan.
Kesimpulannya terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 19% dari pra
siklus ke siklus I, dan 30% dari siklus I ke siklus II.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................. I
LEMBAR BERLOGO .............................................................................. Ii
JUDUL ...................................................................................................... Iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................ Iv
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN...........................................
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... Viii
ABSTRAK ................................................................................................ X
DAFTAR ISI ............................................................................................. Xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... Xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ Xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. Xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan ..........................................
1. Hipotesis Penelitian ...............................................................
2. Indikator Keberhasilan ...........................................................
5
5
5
E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
1. Manfaat Teoritik .................................................................... 5
2. Manfaat Praktik ...................................................................... 6
F. Definisi Operasional .................................................................... 6
1. Hasil Belajar ........................................................................... 6
2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) .............................................. 7
3. Model Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) ............... 7
G. Metodologi Penelitian .................................................................. 7
1. Rancangan Penelitian ............................................................. 7
2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian...................................... 9
3. Langkah-langkah Penelitian ................................................... 9
4. Instrumen Penelitian ............................................................... 12
5. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 13
6. Analisis Data ........................................................................... 14
H. Sistematika Penulisan .................................................................. 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar ................................................................................ 16
1. Pengertian Hasil Belajar ......................................................... 16
2. Jenis Hasil Belajar .................................................................. 19
3. Perwujudan Hasil Belajar .......................................................
4. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Dan Hasil Belajar...........
23
25
B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) .................................................... 33
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ............................ 33
2. Karakteristik IPA ..................................................................
3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPA ....................................
34
35
4. Ruang lingkup IPA ................................................................. 36
5. Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD/MI..... 36
6. IPA Materi Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya............. 38
C. Model Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) ..................... 42
1. Pengertian Model Penemuan Terbimbing (Guided
Discovery) .............................................................................
42
2. Kelebihan dan Kelemahan Model Penemuan Terbimbing
(Guided Discovery )...............................................................
3. Merancang Pembelajaran dengan Model Penemuan
Terbimbing .............................................................................
4. Langkah-Langkah Pembelajaran Menggunakan Model
Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) ..........................
52
44
45
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian ...........................................................................
1. Gambaran Umum Sekolah.....................................................
47
47
B. Deskripsi Awal (Pra Siklus) ........................................................ 50
1. Perolehan Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran IPA ............ 50
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I .................................................... 51
1. Perencanaan Tindakan ............................................................ 52
2. Pelaksanaan Tindakan ............................................................. 62
3. Observasi ................................................................................ 54
4. Refleksi ................................................................................... 57
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ................................................... 58
1. Perencanaan Tindakan ............................................................ 58
2. Pelaksanaan Tindakan ............................................................. 58
3. Observasi ................................................................................
4. Refleksi ...................................................................................
60
63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................ 65
1. Deskripsi Data Pra Siklus ....................................................... 65
2. Deskripsi Data Siklus I ........................................................... 67
3. Deskripsi Data Siklus II .......................................................... 68
B. Pembahasan ................................................................................. 70
1. Siklus I .................................................................................... 71
2. Siklus II .................................................................................. 75
3. Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, Siklus II ............................. 79
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 82
B. Saran ............................................................................................ 82
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 84
LAMPIRAN .............................................................................................. 86
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ........................... 37
Tabel 3.1 Daftar Guru MI Klero Kecamatan Tengaran.............................
Tabel 3.2 Daftar Jumlah Siswa MI Klero Kecamatan Tengaran...............
48
49
Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas IV MI Klero................................................ 49
Tabel 3.4 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus)............................................. 51
Tabel 3.5 Lembar Observasi Guru Siklus I............................................... 54
Tabel 3.6 Nilai Evaluasi Siklus I............................................................. 56
Tabel 3.7 Lembar Observasi Guru Siklus II.............................................. 60
Tabel 3.8 Nilai Evaluasi Siklus II.............................................................. 63
Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus)............................................. 66
Tabel 4.2 Nilai Akhir Siklus I........................ ........................................... 67
Tabel 4.3 Nilai Akhir Siklus II.................................. ................................ 69
Tabel 4.4 Gabungan Nilai Evaluasi Antar Siklus ..................................... 70
Tabel 4.5 Lembar Observasi Guru Siklus I ............................................... 72
Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus II .............................................
Tabel 4.7 Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, Siklus II ...............................
76
80
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK Model Spiral................
8
Gambar 2.1 Bagan Perencanaan Pembelajaran..........................................
Gambar 4.1 Presentase Nilai Evaluasi Siklus I .........................................
Gambar 4.2 Presentase Nilai Evaluasi Siklus II ........................................
Gambar 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II.........
44
72
76
80
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Siklus I ............................................... 87
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Siklus II ..............................................
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa Siklus I..................................................
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa Siklus II ................................................
Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus I ............................................................
Lampiran 6 Soal Evaluasi Siklus II ...........................................................
Lampiran 7 Daftar Nilai Ulangan Harian Siswa (Pra Siklus) ...................
Lampiran 8 Lembar Observasi Guru Siklus I ...........................................
Lampiran 9 Lembar Observasi Guru Siklus II ..........................................
Lampiran 10 Dokumentasi ........................................................................
Lampiran 11 Surat Pengantar Lembaga ....................................................
Lampiran 12 Surat Keterangan Penelitian ................................................
Lampiran 13 Lembar Konsultasi Pembimbing .........................................
Lampiran 14 Daftar SKK ..........................................................................
Lampiran 15 Daftar Riwayat Hidup ....................................................
99
100
101
103
105
107
108
111
114
121
122
123
124
127
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan konsep pembelajaran alam
dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia.
Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga
perkembangan teknologi, karena IPA memiliki upaya membangkitkan minat
manusia serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta pemahaman tentang alam semesta. Oleh sebab itu, IPA menjadi
suatu mata pelajaran yang diberikan mulai sekolah dasar hingga perguruan
tinggi. Adapun ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup, energi dan
perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses materi dan sifatnya. IPA
terdiri dari tiga aspek yaitu Fisika, Biologi, dan Kimia.
IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang
diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode
ilmiah dan didapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum
sehingga akan terus disempurnakan. Hal ini sejalan dengan pengertian IPA
menurut Abdullah Aly dan Eni Rahma (1998: 18), IPA merupakan
pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau
khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan,
penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait
mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain.
1
Dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
disebutkan bahwa IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan menjadi
tempat bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri, dan alam serta rencana
lebih lanjut untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajaran dalam IPA tidak sekedar teori saja, tetapi lebih menekankan
untuk memberikan pengalaman secara langsung untuk memahami alam sekitar
dan mengembangkan kompetensi yang dimiliki melalui pemikiran dan sikap
yang ilmiah.
Setelah dilakukan survey di MI Klero, Kecamatan Tengaran,
Kabupaten Semarang melalui wawancara dengan guru kelas IV ditemukan
beberapa masalah dalam pembelajaran IPA diantaranya yaitu, kurangnya
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan sehingga masih ada siswa
yang nilainya belum mencapai KKM yang ditentukan sebesar 70. Hal tersebut
ditandai dengan nilai siswa pada mata pelajaran IPA, dari 27 siswa hanya 12
(44%) siswa yang memenuhi standar KKM, sedangkan 15 (56 %) siswa
mendapat nilai dibawah KKM.
Berdasarkan wawancara dan diskusi yang dilakukan oleh peneliti
dengan guru kelas IV di MI Klero, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang
ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi siswa mendapat nilai dibawah
standar KKM seperti siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, bermain
sendiri, mengobrol dengan teman, melamun, dan tidak adanya konsentrasi saat
mengikuti pelajaran. Berdasarkan pengakuan guru kelas IV MI Klero yang
mengajar mata pelajaran IPA, guru menyadari bahwa selama ini ia mengajar
tidak menggunakan model pembelajaran yang bisa melibatkan siswa untuk
aktif dalam jalannya pembelajaran. Hal inilah yang menyebabkan proses
pembelajaran kurang menarik minat siswa dan siswa cenderung pasif serta
mengakibatkan hasil belajar siswa rendah.
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa di
atas, peneliti memberikan tawaran solusi yakni dengan model pembelajaran
penemuan terbimbing (guided discovery). Penerapan model penemuan
terbimbing (guided discovery) diharapkan mampu memancing keaktifan siswa
dalam mengikuti pembelajaran. Model penemuan terbimbing (guided
discovery) adalah salah satu pendekatan pembelajaran dimana guru memberi
contoh-contoh topik spesifik dan memandu siswa untuk memahami topik
tersebut (Paul Eggen dan Don Kauchak, 2012: 177). Dengan kata lain, model
penemuan terbimbing (guided discovery) merupakan model pembelajaran
yang membutuhkan peran guru sebagai fasilitator dalam proses
pembelajarannya. Guru memberikan petunjuk kepada siswa, sehingga siswa
akan lebih terarah dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain
mendorong pemahaman materi secara mendalam dan mengembangkan
pemikiran siswa, model temuan terbimbing lebih efektif untuk meningkatkan
motivasi siswa.
Adapun kelebihan dari model penemuan terbimbing (guided
discovery) yaitu siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang
disajikan, menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry (mencari-
temukan), mendukung kemampuan memecahkan masalah, memberikan
wahana interaksi antar siswa, siswa dengan guru, dan materi yang dipelajari
dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih lama membekas
karena siswa dilibatkan dalam proses penemuannya. Untuk memahami
persoalan di atas, peneliti bermaksud mengadakan penelitian tindakan kelas
yang berjudul :
“PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BAGIAN-
BAGIAN TUMBUHAN DAN FUNGSINYA MELALUI MODEL
PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) PADA SISWA
KELAS IV MI KLERO KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN
SEMARANG TAHUN AJARAN 2015/2016”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah:
Apakah penerapan model penemuan terbimbing (guided discovery) dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya
pada siswa kelas IV MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
tahun ajaran 2015/2016?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai
melalui penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi
bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya melalui model pembelajaran penemuan
terbimbing (guided discovery) pada siswa kelas IV MI Klero Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016.
D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Penelitian
Penerapan model penemuan terbimbing (guided discovery) dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi bagian-bagian tumbuhan dan
fungsinya pada siswa kelas IV MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang tahun 2015/2016.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan model penemuan terbimbing (guided discovery) ini
dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun
indikator yang dapat dirumuskan penulis sebagai berikut :
a. Kriteria ketuntasan klasikal dari jumlah seluruh siswa ≥ 85%.
b. Kriteria Ketuntasan Minimal siswa kelas IV dalam pembelajaran IPA
adalah ≥ 70.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat, baik dari segi teoritis
maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut:
a. Dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan kajian ilmu
pendidikan.
b. Dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan yang diperoleh dari
penelitian lapangan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, dapat memberikan suasana pembelajaran yang
menyenangkan sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran dan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk
memperkenalkan pembelajaran IPA melalui penerapan model penemuan
terbimbing (guided discovery) guna untuk meningkatkan hasil belajar
siswa.
c. Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan yang berguna bagi sekolah
dalam kegiatan pembelajaran, meningkatkan mutu pendidikan khususnya
pada pembelajaran IPA.
d. Bagi peneliti, dapat menambah pengalaman peneliti untuk terjun ke
bidang pendidikan.
F. Definisi Operasional
Untuk memberikan gambaran sekaligus memperjelas pengertian dan
pemahaman serta agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap judul di
atas,maka penulis memberikan definisi operasional terhadap istilah-istilah yang
ada. Adapun istilah-istilah tersebut adalah:
1. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan
pembelajaran di sekolah. Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu
hasil belajar dari siswa. Dalam penelitian ini yang dimaksud hasil belajar
siswa adalah kemampuan yang dimiliki setiap siswa mengenai pengetahuan,
pemahaman tentang materi yang ditandai dengan adanya perubahan nilai
siswa secara serta tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
IPA adalah suatu ilmu teoritis, tetapi teori tersebut didasarkan pada
pengamatan atas percobaan-percobaan terhadap gejala-gejala alam (Abu
Ahmadi, 2000: 1). Yang dipelajari di dalam IPA di sini adalah bagian-
bagian tumbuhan dan fungsinya.
3. Model Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)
Model pembelajaran adalah prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Model penemuan terbimbing (guided discovery) adalah jenis pendekatan
pembelajaran penemuan yang masih banyak dibimbing guru dalam kegiatan
pembelajarannya (Sudirman, 1989: 172). Pengertian lain model penemuan
terbimbing (guided discovery) adalah salah satu pendekatan pembelajaran
dimana guru memberi siswa contoh-contoh topik spesifik dan memandu
siswa untuk memahami topik tersebut (Paul Eggen dan Don Kauchak, 2012:
177). Dengan kata lain, model penemuan terbimbing (guided discovery)
merupakan model pembelajaran yang membutuhkan peran guru sebagai
fasilitator dalam proses pembelajarannya.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang istilah dalam bahasa inggrisnya adalah Classroom Action
Research (CAR). Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu
penelitian metode deskriptif, yang tertuju kepada pemecahan masalah
tertentu. Dalam memecahkan masalah dalam penelitian tindakan kelas
digunakan aturan sesuai dengan metodologi penelitian yang dilakukan
dalam beberapa periode atau siklus.Penerapan PTK dalam penelitian ini
didasarkan pada temuan problem dalam bentuk problem pembelajaran yaitu
hasil belajar IPA yang rendah dan adanya keinginan guru untuk
memperbaiki hasil belajar siswa.
Siklus atau tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai
berikut:
Gambar 1.1. Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK Model Spiral
Sumber (Suharsimi Arikunto, 2006: 74)
SIKLUS 1 Refleksi
Tindakan/
observasi Perbaikan/
Rencana
Perencanaan
SIKLUS 2 Refleksi
Tindakan/
observasi Perbaikan/
Rencana Refleksi
Tindakan/
observasi
SIKLUS 3
2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Klero, Kecamatan Tengaran
tahun 2015. MI ini dipilih menjadi tempat penelitian karena memerlukan
pengembangan model pembelajaran yang akan meningkatkan prestasi
kinerja guru dan siswa. Dengan demikian tujuan pembelajaran akan
tercapai dengan optimal.
b. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dari bulan Juni – Agustus
2015 pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016.
c. Subjek penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah guru
atau pengajar mata pelajaran IPA dan siswa kelas IV MI Klero,
Kecamatan Tengaran tahun 2015 dengan jumlah siswa sebanyak 27
siswa, yang terdiri dari 15 siswa laki-laki, dan 12 siswa perempuan.
Peneliti menggunakan pola partisipan yaitu peneliti yang melaksanakan
pembelajaran, dan guru sebagai pengamat.
3. Langkah-langkah Penelitian
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan berkaitan dengan hal-hal yang harus
disiapkan untuk melaksanakan tindakan perbaikan berkaitan dengan
masalah penelitian yang ditetapkan (Samsu Sumadayo, 2013: 44). Hal–
hal yang harus dipersiapkan adalah sebagai berikut:
1) Membuat rencana atau skenario pelaksanaan pembelajaran
menggunakan model penemuan terbimbing (guided discovery) materi
bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya.
2) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan saat
proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model
penemuan terbimbing (guided discovery) materi bagian-bagian
tumbuhan dan fungsinya.
3) Menyiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui kinerja guru
dalam menerapkan model penemuan terbimbing (guided discovery).
4) Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan model penemuan
terbimbing (guided discovery).
5) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan model
penemuan terbimbing (guided discovery).
6) Menyiapkan instrumen untuk menggali data hasil belajar siswa
dengan menggunakan tes evaluasi.
b. Pelaksanaan
Merupakan tahapan pengaplikasian semuan perencanaan tindakan
yang telah disusun (Samsu Sumadayo, 2013: 44). Jadi, guru mengadakan
proses pembelajaran menggunakan model penemuan terbimbing (guided
discovery). Adapun yang dilakukan guru adalah sebagai berikut:
1) Guru membagikan lembar kerja siswa atau data yang berisi rumusan
masalah yang akan disusun, diproses, diorganisir, dan dianalisis oleh
siswa di dalam kelompok-kelompoknya.
2) Siswa bekerja secara kelompok untuk menyusun, memproses,
mengorganisir, dan menganalisis data yang telah diberikan melalui
bimbingan guru.
3) Untuk menyelesaikan tugas yang diberikan, Guru mengajak siswa
secara berkelompok untuk mengamati atau melakukan observasi pada
tumbuhan di sekitar lingkungan sekolah, dan melakukan eksperimen
terhadap tumbuhan yang telah disiapkan. Selanjutnya, guru
melakukan bimbingan dengan cara mengajukan pertanyaan atau
pernyataan yang berhubungan dengan apa yang hendak akan
ditemukan siswa (pertanyaan mengacu pada data dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai siswa).
4) Setelah itu setiap kelompok diminta untuk menyusun hipotesis atau
dugaan dari hasil temuannya. Hipotesis atau dugaannya yang telah
disusun diserahkan kepada guru untuk diperiksa, dan akan
dikembalikan lagi kepada kelompok.
5) Apabila telah diperoleh kepastian kebenaran dari hipotesis atau
dugaan siswa, maka guru memberikan penjelasan dari hipotesis yang
telah disusun siswa.
6) Selanjutnya guru memberikan soal evaluasi untuk memastikan apakah
penemuan siswa itu benar.
c. Observasi atau Pengamatan
Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas merupakan
pengamatan yang dilakukan untuk menggali data yang dilakukan dengan
cara mengamati guru pada proses pembelajaran dengan menggunakan
lembar observasi guru. Pada penelitian ini, guru mata pelajaran IPA yang
menjadi pengamat saat peneliti melaksanakan pembelajaran dengan
model penemuan terbimbing (guided discovery) dalam mata pelajaran
IPA materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya. Selain itu dilakukan
tes evaluasi untuk menggali data siswa.
d. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan analisis, interpretasi dan eksplanasi
terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi atas pelaksanaan
tindakan. Analisis dan refleksi dilakukan untuk memaknai hasil temuan
pada pelaksanaan tindakan dan menentukan tingkat keberhasilan
tindakan dalam menyelesaikan masalah penelitian (Samsu Sumadayo,
2013: 44).
Pada tahap refleksi meliputi: (1) mencatat hasil observasi dan
pelaksanaan pembelajaran, (2) evaluasi hasil observasi, (3) analisis hasil
pembelajaran. Memperbaiki kelemahan pada siklus I, silus II dan
sebagainya.
4. Instrument Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas adalah :
a. Tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai
yang menggambarkan pencapaian target kompetensi dalam mata
pelajaran IPA materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya. Adapun tes
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif dan tes subjektif.
b. Lembar observasi, adalah alat yang digunakan dalam mengobservasi
yaitu pedoman observasi. Pedoman observasi berisikan indikator yang
didesain berdasarkan fokus penelitian. Observasi dilakukan untuk
mengamati guru dalam menerapkan model penemuan terbimbing (guided
discovery).
c. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat membantu
peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang berupa foto kegiatan
proses pembelajaran dengan menggunakan model penemuan terbimbing
(guided discovery).
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk penelitian tindakan kelas ini adalah:
a. Tes Tertulis
Tes tertulis dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui
pemahaman siswa dalam mata pelajaran IPA dan untuk mendapatkan
data kuantitatif dari siswa dalam materi bagian-bagian tumbuhan dan
fungsinya. Peneliti membuat lembar tes tertulis yang berupa tes objektif
dan tes subjektif.
b. Lembar Observasi
Observasi ini dilakukan terhadap guru atau pengajar selama
pembelajaran berlangsung untuk mengetahui keterampilan guru atau
pengajar dalam menerapkan model penemuan terbimbing (guided
discovery).
c. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan adalah
dokumentasi berupa foto kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
model penemuan terbimbing (guided discovery).
6. Analisis Data
Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan
membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan KKM yang telah
ditentukan oleh sekolah yakni sebesar 70. Oleh karena itu setiap siswa
dikatakan tuntas belajarnya atau ketuntasan individual jika proporsi jawaban
benar siswa ≥ 70%. Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas belajarnya jika
proporsi jawaban benar siswa < 70%.
Selanjutnya, untuk menentukan akhir perbaikan melalui siklus-siklus
digunakan tolok ukur kriteria ketuntasan klasikal. Adapun KKK yang
dipilih sebesar 85% (Trianto, 2009: 241).
Presentase ketuntasan klasikal dapat dihitung menggunakan rumus
(Aqib. dkk, 2010: 41):
Sedangkan untuk menghitung nilai rentang kategori pada lembar
observasi guru ditentukan rumus (Supramono dan Sugiarto, 1993: 29):
i
Dimana i = interval kelas
H = nilai observasi tertinggi + ½ unit pengamat terkecil
L = Nilai observasi terkecil – ½ unit pengamat terkecil
P= ∑
∑ X 100 %
K = Banyaknya kelas
H. Sistematika Penulisan
Bagian awal yang meliputi sampul, lembar berlogo judul persetujuan
pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan
persembahan, kata pengatar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar,
dan daftar lampiran.
Bab I pendahuluan berisi yang mencakup latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian,
definisi operasional, dan sistematika penulisan. Metode penelitian mencakup
rancangan penelitian, subjek penelitian, langkah-langkah penelitian, intrumen
penelitian, pengumpulan data, dan analisis data.
Bab II kajian pustaka mencakup: Hasil belajar, Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA), Model Penemuan Terbimbing (Guided Discovery).
Bab III metodologi penelitian berisi tentang deskripsi pelaksanaan pra
siklus meliputi rencana, pelaksanaan, pengamatan/ pengumpulan data dan
refleksi. Deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II, dan
sebagainya.
Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan meliputi deskripsi per
siklus yang membahas mengenai data dari hasil pengamatan atau wawancara,
refleksi keberhasilan dan kegagalan dan berisi pembahasan.
Bab V penutup berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Belajar merupakan aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh
seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda
antara sebelum dan sesudah belajar. Belajar adalah serangkaian kegiatan
jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor (Syaiful Bahri Djamarah,
2002: 13).Pengertian belajar menurut Kimble dan Germezi (dalam Trianto,
2009: 9) adalah perubahan tingkah laku yang relatif permanen, terjadi
sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan belajar menurut Hilgrad dan
Bower (dalam Muhibbin Syah, 2010: 13 ), belajar (to learn) memiliki arti:
1) to gain knowledge, comprehension, or mastery of through experience or
study; 2) to fix in the mind or memory; memorize; 3) to acquire trough
experience; 4) to become in forme of to find out. Menurut definisi tersebut,
belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai
pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan
mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian, belajar
memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan pengusaan tentang
sesuatu.
Belajar mengandung tiga hal pokok, yaitu (1) belajar mengakibatkan
perubahan kemampuan atau perilaku, (2) perubahan kemampuan atau
perilaku yang terjadi bersifat relatif menetap, (3) perubahan tersebut
disebabkan karena hasil adanya latihan atau pengalaman dan bukan karena
proses dari pertumbuhan atau kematangan (Rosma Hartiny Sam`s, 2010:
32).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, belajar adalah suatu kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang yang mengakibatkan perubahan, baik dari
segi keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai.
Setelah melalui proses pembelajaran, maka seseorang akan
menerima hasil belajar. Perubahan perilaku yang terjadi akibat proses
pembelajaran pada diri seseorang inilah yang disebut hasil belajar. Hal ini
sejalan dengan pengertian hasil belajar menurut (Rosma Hartiny Sam`s,
2010: 31) bahwa hasil belajar dapat dinyatakan sebagai kapabilitas atau
kemampuan yang diperoleh seseorang sebagai akibat dari belajar.
Menurut Snelbelker (dalam Rusmono, 2012: 8) hasil belajar adalah
perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah melakukan
perbuatan belajar, karena belajar pada dasarnya adalah bagaimana perilaku
seseorang berubah sebagai akibat dari pengalaman.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajarnya. Kemampuan-kemampuan itu mencakup aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik.
Untuk mengetahui hasil belajar sekaligus keberhasilan dari setiap
proses belajar, guru perlu mengadakan tes formatif setiap selesai penyajian
suatu bahasan kepada siswa. Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh
mana siswa telah menguasai tujuan instruksional khusus yang ingin dicapai.
Fungsi penilaian ini adalah untuk memberikan umpan balik kepada guru
dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan
program remedial bagi siswa yang belum berhasil. Karena itulah suatu
proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil
apabila hasilnya memenuhi tujuan intruksional khusus dari bahan tersebut.
Indikator keberhasilan suatu proses belajar mengajar adalah hal-hal
sebagai berikut (Syaiful Bahri Djamari & Aswan Zain, 2006: 105-106):
a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi
tinggi, baik secara individual dan kelompok.
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran intruksional khusus
telah dicapai oleh siswa, baik secara individu atau kelompok.
Namun demikian, indikator yang banyak dipakai sebagai tolak ukur
keberhasilan adalah daya serap.
Menurut Trianto (2009: 241) berdasarkan ketentuan KTSP
penentuan keberhasilan belajar di tentukan oleh masing-masing sekolah
yang dikenal dengan istilah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dengan
berpedoman pada tiga pertimbangan yaitu: kemampuan setiap peserta didik
berbeda-beda, fasilitas (sarana) setiap sekolah berbeda, dan daya dukung
setiap sekolah juga berbeda. Maka dalam penelitian ini sesuai dengan
dengan KKM sekolah tempat penelitian di MI Klero, Kecamatan Tengaran
pada mata pelajaran IPA adalah 70 dan ketuntasan secara klasikal 85%. Jadi
setiap siswa dikatakan berhasil dalam pembelajaran apabila (ketuntasan
individu) jika proporsi jawaban benar siswa ≥ 70 % dan suatu kelas
dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut
terdapat ≥ 85% siswa yang tuntas belajarnya. Siswa dikatakan tuntas
belajarnya apabila nilai yang diperoleh sekurang-kurangnya mencapai 70.
2. Jenis Hasil Belajar
Jenis hasil belajar memiliki sasaran yang berupa ranah-ranah yang
terkandung dalam dalam tujuan pendidikan. Ranah-ranah tersebut
diklasifikasikan menjadi tiga yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik
(Dimyati dan Mudjiono, 2002: 202-208).
a. Ranah kognitif (cognitive domain)
Yang termasuk ranah kognitif yaitu:
1) Pengetahuan, merupakan tingkat terendah tujuan ranah kognitif
berupa pengenalan, dan pengingatan kembali terhadap pengetahuan
tentang fakta, istilah, dan prinsip-prinsip dalam bentuk seperti
mempelajari.
2) Pemahaman, merupakan tingkat berikutnya dari tujuan ranah kognitif
berupa kemampuan memahami atau mengerti tentang isi pelajaran
yang dipelajari tanpa perlu menghubungkan dengan isi pelajaran
lainnya.
3) Penerapan, merupakan kemampuan menggunakan generalisasi atau
abstraksi lainnya yang sesuai dalam situasi konkret atau situasi baru.
Dalam peneran siswa dituntut memiliki kemampuan untuk menyeleksi
atau memilih generalisasi atau abstraksi tertentu secara tepat untuk
dieterapkan dalam situasi yang baru dan menerapkan secara benar.
4) Analisis, merupakan kemampuan menjabarkan isi pelajaran ke
bagian-bagian yang menjadi unsur pokok.
5) Sintesis, merupakan kemampuan menggabungkan unsur-unsur pokok
ke dalam struktur yang baru.
6) Evaluasi, merupakan kemampuan menilai isi pelajaran untuk suatu
maksud atau tujuan tertentu. Dalam evaluasi, siswa diminta untuk
menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki untuk
menilai suatu kasus.
b. Ranah afektif (Effective Domain)
Ranah afektif ini berhubungan dengan perhatian, sikap, tindakan,
nilai, perasaan, emosi, dan penghargaan. Menurut Kratwohl, Bloom, dan
Masia (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002: 205) yang termasuk ke
dalam ranah afektif yaitu:
1) Menerima, merupakan tingkat terendah tujuan ranah afektif berupa
perhatian terhadap stimulasi secara pasif yang meningkat secara
lebih aktif. Dalam menerima siswa diminta untuk menunjukkan
kesadaran, kesediaan untuk menerima, dan perhatian terkontrol.
2) Merespon, merupakan kesempatan untuk menanggapi stimulan dan
merasa terikat serta secara aktif memperhatikan. Untuk merespon
siswa diminta untuk menunjukkan persetujuaan, kesediaan, dan
kepuasan dalam merespon.
3) Menilai, merupakan kemampuan menilai gejala atau kegiatan
sehingga dengan sengaja merespon lebih lanjut untuk mencari jalan
bagaimana dapat mengambil bagian atas apa yang terjadi. Dalam
menilai, siswa dituntut untuk menunjukkan penerimaan terhadap
nilai, kesukaran terhadap nilai, dan keterikatan terhadap nilai.
4) Mengorganisasi, merupakan kemampuan untuk membentuk suatu
sistem nilai bagi dirinya berdasarkannilai-nilai yang dipercaya.
Untuk menunjukkan kemampuan mengorganisasi ini, siswa diminta
untuk mengorganisasikan nilai-nilai ke suatu organisasi yang lebih
besar.
5) Karakterisasi,merupakan kemampuan untuk mengkonseptualisasikan
masing-masing nilai pada waktu merespon, dengan jalan
mengidentifikasi karakteristik nilai atau membuat pertimbangan-
pertimbangan. Dalam karakterisasi ini, siswa diminta untuk
menunjukkan kemampuannya dalam menjelaskan, memberikan
batasan dan mempertimbangkan nilai-nilai yang direspon.
c. Ranah psikomotorik (psikomotor domain)
Menurut Davies (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002: 205) ranah
psikomotorik berhubungan dengan keterampilan motorik, manipulasi
benda atau kegiatan yang memerlukan koordinasi saraf dan koordinasi
badan.
1) Persepsi (perception) mencakup kemampuan untuk mengadakan
diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan
perbedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing
rangsangan yang dinyatakan dengan adanya suatu reaksi yang
menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan dan perbedaan
antara rangsangan-rangsangan yang ada.
2) Kesiapan (set) mencakup kemampuan untuk menempatkan diri dalam
keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan, yang
dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental.
3) Gerakan terbimbing (guided Response) mencakup kemampuan untuk
melakukan sesuatu rangkaian gerak yang dinyatakan dengan
menggerakkan angota tubuh menurut contoh yang telah diberikan.
4) Gerakan yang terbiasa (mechanical response) mencakup kemampuan
untuk melakukan suatu rangkaian gerakan dengan lancar, tanpa
memperhatikan lagi contoh yang diberikan karena siswa sudah
mendapat latihan yang cukup, yang dinyatakan dengan menggerakkan
anggota tubuh.
5) Gerakan yang komplek (complex response) mencakup kemampuan
untuk melaksanakan suatu keterampilan yang terdiri atas berbagai
komponen dengan lancar tepat dan efisien yang dinyatakan dalam satu
rangkaian perbuatan yang berurutan, serta menggabungkan beberapa
sub keterampilan menjadi suatu keseluruhan gerakan yang teratur.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa ranah-ranah yang
menjadi sasaran dari jenis hasil belajar mencakup ranah kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Ranah kognitif berhubungan dengan pengetahuan,
ranah afektif berhubungan dengan sikap, dan ranah psikomotor
berhubungan dengan keterampilan motorik.
3. Perwujudan Hasil Belajar
Menurut Syah (dalam Lilik Sriyanti, dkk, 2008: 20) menyatakan
bahwa wujud hasil belajar dapat dilihat adanya sembilan wujud perubahan,
yaitu:
a. Kebiasaan
Salah satu wujud hasil belajar adalah adanya perubahan kebiasaan
dalam diri individu. Orang yang berhasil belajar akan mengurangi
kebiasaan-kebiasaan yang tidak diperlukan. Keberhasilan belajar akan
menjadikan seseorang akan berperilaku positif yang relatif menetap dan
otomatis.
b. Keterampilan
Keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat
syaraf dan otot yang bersifat motorik. Kegiatan ini membutuhkan
koordinasi gerak yang teliti dan memerlukan kesadaran yang tinggi. Oleh
sebab itu, hasil belajar dapat dilihat tingkat ketrampilan yang ada dalam
individu.
c. Pengamatan
Pengamatan dapat diartikan proses menerima, menafsirkan dan
mengartikan rangsangan yang masuk melalui panca indra, terutama mata
dan telinga. Seseorang yang belajar akan menghasilkan pengamatan
objektif dan benar.
d. Berpikir asosiatif dan daya ingat
Seseorang yang belajar akan menjadikan dirinya mampu berpikir
asosiatif dan meningkatkan daya ingat. Berpikir asosiatif maksudnya
berpikir untuk menggabungkan sesuatu dengan sesuatu lainnya. Orang
yang belajar akan mudah melakukan berpikir asosiatif tersebut. Selain
itu, orang belajar akan memiliki daya ingat yang lebih baik.
e. Berpikir rasional dan kritis
Proses belajar akan menjadikan seseorang dapat berpikir rasional
dan kritis. Berpikir rasional berarti mampu menggunakan logika untuk
menentukan sebab akibat, menganalisis, menyimpulkan, bahkan
meramalkan sesuatu.
f. Sikap
Sikap adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk mereaksi
terhadap sesuatu hal. Hasil belajar akan ditandai muncul kecenderungan
baru dalam diri sseorang dalam menghadapi suatu objek, tata nilai,
peristiwa, dan sebagainya.
g. Inhibisi
Inhibisi dalam konteks belajar dapat diartikan kesanggupan
individu untuk mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak perlu
dan mampu memilih dan melakukan tindakan lain yang lebih baik. Hasil
belajar dapat dilihat adanya kesanggupan individu dalam melakukan
sesuatu secara baik.
h. Apresiasi
Hasil belajar dapat dilihat adanya apresiasi dalam diri individu
yang belajar. Orang belajar akan muncul kemampuan untuk menilai dan
menghargai terhadap suatu objek tertentu.
i. Tingkah laku efektif
Orang belajar akan memiliki tingkah laku yang efektif. Tingkah
laku efektif ini dapat dilihat sebagai wujud hasil belajar. Maksudnya,
seseorang dikatakan berhasil belajar jika orang tersebut memiliki tingkah
laku yang efektif, yaitu tingkah laku yang memiliki manfaat (Lilik
Sriyanti, dkk, 2008: 20-21).
4. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Dan Hasil Belajar
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil
belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam sebagai berikut
(Muhibbin Syah, 2010: 145) :
a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi
jasmani dan rohani siswa.
b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di
sekitar siswa.
c. Faktor pendekatan belajar siswa (approach to learning), yakni jenis
upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan
siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Faktor-faktor di atas dalam banyak hal sering berkaitan satu sama
lain. Misalnya, seorang siswa yang bersikap conserving terhadap ilmu
pengetahuan atau bermotif ekstrinsik (faktor eksternal) biasanya, cenderung
mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan tiddak mendalam.
Sebaliknya, seorang siswa yang berintelegensi tinggi dan mendapat
dorongan positif dari orangtuanya (faktor eksternal), mungkin akan memilih
pendekatan belajar yang lebih mementingkan kualitas hasil pembelajaran.
Jadi, karena faktor-faktor di atas muncul siswa-siswa yang berprestasi tinggi
dan rendah atau gagal sama sekali.
Berikut uraian dari faktor-Faktor yaang mempengaruhi proses dan
hasil belajar:
a. Faktor internal siswa
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam individu dan
dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini
meliputi faktor fisiologis dan psikologis (Baharudin dan Esa Nur
Wahyuni, 2008: 19).
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan
dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi
dua macam. Pertama, keadaan tonus jasmani dan kedua keadaan
fungsi jasmani/ fisiologis.
Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat memengaruhi
aktivitas belajar seseorang. Menurut Noehi Nasution (dalam Syaiful
Bahri Djamarah, 2002: 189), kondisi fisiologis pada umumnya
berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang
dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari
orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak yang kekurangan
gizi ternyata kemampuan belajarnya dibawah anak-anak yang tidak
kekurangan gizi, mereka lekas lelah, mudah mengantuk, dan sukar
menerima pelajaran.
Dari pendapat di atas maka dapat kita katakan bahwa kondisi
fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif
terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang
lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang
maksimal.
Karena keadaan tonus jasmani sangat memengaruhi proses
belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani
antara lain adalah : 1) menjaga pola makan yang sehat dengan
memerhatikan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh, karena
kekurangan gizi atau nutrisi akan mengakibatkan tubuh cepat lelah,
lesu, dan mengantuk, sehingga tidak ada gairah belajar; 2) rajin
berolahraga agar tubuh selalu bugar dan sehat; 3) istirahat yang
cukup dan sehat (Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, 2008: 19).
Keadaan fungsi jasmani/ fisioligis sangat berperan saat proses
belajar berlangsung. Peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia
sangat memengaruhi hasil belajar terutama pancaindera.panca indera
yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar
dengan baik pula. Dalam proses belajar, panca indera merupakan
pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh
manusia, sehingga manusia akan mengenal dunia luar.
Pancaindera yang berperan besar dalam aktivitas belajar
adalah mata dan telinga. Sebagian besar yang dipelajari manusia
(anak) yang belajar berlangsung dengan membaca, melihat contoh,
atau model, melakukan observasi, mengamati hasil-hasil eksperimen,
mendengarkan keterangan guru, mendengarkan ceramah,
mendengarkan keterangan orang lain dalam diskusi dan sebagainya
(Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 189).
Jika mata dan telinga mengalami masalah, maka akan
mengganggu proses belajar siswa. Untuk mengatasi timbulnya
masalah pada mata dan telinga, hendaknya guru yang profesional
seyogianya bekerja sama dengan pihak sekolah untuk memperoleh
bantuan pemeriksaan rutin (periodik) dari dinas-dinas kesehatan
setempat. Kiat lain yang tak kalah penting untuk mengatasi
kekurangsempurnaan pendengaran dan penglihatan siswa–siswa
tertentu itu ialah dengan menempatkan mereka di deretan bangku
terdepan (Muhibbin Syah, 2010: 147).
2) Faktor psikologis
Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis
seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor
psikologis yang utama memengaruhi proses belajar adalah
kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat (Baharuddin dan
Esa Nur Wahyuni, 2008: 20).
a) Kecerdasan/intelegensi siswa
Menurut Reber (dalam Muhibbin Syah, 2010: 148)
kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam
mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan cara yang
tepat. Jadi intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak
saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan
tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam
hubungannya dengan intelegensi manusia lebih menonjol
daripada peran organ-organ tubuh lainnya, karena fungsi otak
sendiri sebagai pengendali tertinggi (executive control) dari
hampir seluruh aktivitas manusia.
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling
penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan
kualitas belajar siswa. Semakin tinggi tingkat intelegensi seorang
individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses
dalam belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari orang
lain, seperti guru, orang tua, dan lain sebagainya.
b) Minat
Menurut Slameto dalam (dalam Syaiful Bahri Djamarah,
2011: 191) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu
hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri.
Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil
belajar siswa dalam bidang-bidang tertentu (Muhibbin Syah,
2010: 152). Hal ini dikarenakan jika seseorang tidak memiliki
minat untuk belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak
mau belajar. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu
membengkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi
pembelajaran
c) Motivasi
Motivasi adalah satu faktor yang memengaruhi kefektifan
kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin
melakukan kegiatan belajar. Motivasi diartikan sebagai pengaruh
kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah
dari perilaku seseorang (Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2008:
23).
Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1)
motivasi intrinsik; 2) motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik
adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri
yang dapat mendorongnya untuk melakukan tindakan belajar.
Yang termasuk dalam motivasi intrinsik siswa adalah perasaan
menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut.
Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang
datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk
melakukan kegiatan belajar. Kekurangan atau ketiadaan motivasi,
baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal, akan
menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan
proses pembelajaran materi-materi pelajaran baik di sekolah
maupun di rumah (Muhibbin Syah, 2010: 153).
d) Sikap siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif
berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara
relatif tetap terhadap obyek, orang, peristiwa, dan sebagainya,
baik secara positif maupun negatif (Baharuddin dan Esa Nur
Wahyuni, 2008: 25).
Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan
senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran atau
lingkungan sekitarnya. Untuk mengantisipasi sikap negatif,
hendaknya guru berusaha menjadi guru yang profesionaldan
bertanggungjawab terhadap profesi yang telah dipilih. Guru harus
berusaha memberikan yang terbaik untuk siswanya, bersikap
empatik, sabar, tulus kepada siswanya sehingga siswa bisa
mengikuti pelajaran dengan baik dan rasa senang tidak
menjemukan.
e) Bakat
Bakat adalah kemampuan individu untuk melakukan tugas
tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan
pelatihan. Bakat dapat memengaruhi tinggi rendahnya prestasi
belajar bidang-bidang studi tertentu (Muhibbin Syah, 2010: 151).
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal terdiri dari dua macam, yaitu: faktor lingkungan
sosial dan lingkungan non sosial.
1) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan
teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar siswa.
Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi
bagi siswa untuk belajar lebih baik.
a) Lingkungan sosial masyarakat, kondisi lingkungan masyarakat
tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa. Kebiasaan
yang ada dalam lingkungan tersebut akan memengaruhi aktivitas
belajar siswa.
b) Lingkungan sosial keluarga, lingkungan ini sangat memengaruhi
kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua,
pengelolaan keluarga dan letak rumah dapat mempberi dampak
terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antar anggota keluarga,
orang tua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu
siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.
2) Lingkungan nonsosial
a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas,
dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak
terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan
alamiah tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi
aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam
tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.
b) Lingkungan instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat
digolongkan menjadi dua macam. Pertama, hardware, seperti
gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan
olahraga, dan sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum
sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi, dan
lain sebagainya.
c) Faktor materi pelajaran, faktor ini hendaknya disesuaikan dengan
usia perkembangan siswa, begitu juga dengan metode mengajar
guru disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa.
3) Faktor pendekatan belajar
Yaitu segala segala cara atau strategi yang digunakan siswa
dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses pembelajaran
materi tertentu. Faktor ini juga berpengaruh dengan terhadap taraf
keberhasilan proses belajar. Seorang siswa yang terbiasa
mengaplikasikan pendekatan belajar deep misalnya, mungkin
berpeluang sekali untuk meraih prestasi belajar yang bermutu dari
pada siswa yang menggunakan pendekatan belajar surface (Muhibbin
Syah, 2010: 157).
B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah usaha manusia dalam
memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta
menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga
mendapatkan suatu kesimpulan (Ahmad Susanto, 2013: 167).
Menurut H.W Fowler (dalam Abu Ahmadi dan Supatmo, 200: 1)
IPA adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan
gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan
induksi.
Sedangkan pengertian IPA menurut Abdullah Aly dan Eny Rahma
(1998: 18), IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau
disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan
observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi,
observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu
dengan cara yang lain.
Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian
IPA adalah suatu pengetahuan yang diperoleh atau disusun melalui
pengamatan serta menggunakan prosedur atau metode ilmiah dan dijelaskan
menggunakan penalaran untuk memahami alam semesta sehingga akan
mendapatkan kesimpulan.
2. Karakteristik IPA
IPA memiliki karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya
menurut Jacobson & Bergman (dalam Ahmad Susanto, 2013: 170),
meliputi:
a. IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori.
b. Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati fenomena
alam, termasuk juga penerapannya.
c. Sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam menyingkap
rahasia alam.
d. IPA tidak dapat membuktikan semua akan tetapi hanya sebagian atau
berupa saja.
e. Keberanian IPA bersifat subjektif dan bukan kebenaran yang bersifat
objektif.
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa hakikat IPA merupakan
pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip, proses yang mana dapat
menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep-konsep IPA. Oleh
karena itu, pembelajaran IPA di sekolah dasar dilakukan dengan
penyelidikan sederhana dan bukan hafalan terhadap kumpulan konsep IPA.
Dengan kegiatan-kegiatan tersebut pembelajaran IPA akan mendapat
pengalaman langsung melaluui pengamatan, diskusi dan penyelidikan
sederhana. Pembelajaran yang demikian, dapat menmbuhkan sikap ilmiah
siswa yang diiindikasikan dengan merumuskan masalah, menarik
kesimpulan, sehingga mampu berfikir kritis melalui pembelajaran IPA.
3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA di sekolah dasar berfungsi untuk mengembangkan
pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar
yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah. Konsep
pembelajaran IPA di sekolah dasar merupakan konsep yang masih terpadu,
karena belum memisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia,
biologi, fisika.
Adapun tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (Mulyasa, 2006: 111) dimaksudkan untuk:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
4. Ruang Lingkup IPA
Ruang lingkup kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek
berikut (Mulyasa, 2006: 112) :
a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan,
dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas.
c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhana.
d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-
benda langit lainnya.
5. Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD/MI
Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran IPA kelas
IV SD/ MI semester satu dalam struktur Kurikulum Satuan Tingkat
Pendidikan yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Makhluk Hidup Dan
Proses Kehidupan
1. Memahami hubungan
antara struktur organ
tubuh manusia dengan
fungsinya.
1.1 Mendeskripsikan hubungan
antara struktur kerangka tubuh
manusia denagn fungsinya.
1.2 Menerapkan cara memelihara
kesehaatan kerangka tubuh.
1.3 Mendeskripsikan hubungan
antara struktur panca indera
dengan fungsinya.
1.4 Menerapkan cara memelihara
kesehatan panca indera.
2. 2. Memahami hubungan
antara struktur bagian
tumbuhan dengan
fungsinya.
2.1 Menjelaskan hubungan antara
struktur akar tumbuhan dengan
funginya.
2.2 Menjelaskan hubungan antara
struktur batang tumbuhan dengan
fungsinya.
2.3 Menjelaskan hubungan antara
struktur daun tumbuhan dengan
fungsinnya.
2.4 Menjelaskan hubungan antara
bungan dengan fungsinya.
3. Menggolongkan hewan
berdasarkan jenis
makanannya
3.1 Mengidentifikasi jenis makanan
hewan.
3.2 menggolongkan hewan
berdasarkan jenis makanannya.
4. Memahami daur hidup
beragam jenis makhluk
hidup
4.1 Mendiskripsikan daur hisup
beberapa hewan di lingkungan
sekitar, misalnya kecoa, nyamuk,
kupu-kupu, kucing.
4.2 Menunjukkan kepedulian
terhadap hewan peliharaan,
misalnya kucing, ayam, ikan
5. Memahami hubungan
sesama makhluk hidup
dan antara makhluk
hidup dengan
lingkungannya
5.1 Mengidentifikasi beberapa jenis
hubungan khas (simbiosis) dan
hubungan “makan dan dimakan”
antar makhluk hidup (rantai
makanan).
5.2 Mendeskripsikan hubungan
antara makhluk hidup dengan
lingkungannya.
Bersambung . . .
Benda Dan Sifatnya
6. Memahami beragam
sifat dan perubahan
wujud benda serta
berbagai cara
penggunaan benda
berdasarkan sifatnya
6.1 Mengidentifikasi wujud benda
padat, cair, dan gas memiliki
sifat tertentu.
6.2 Mendeskripsikan terjadinya
perubahan wujud cair; padat ;
cair; cair; gas ; cair; padat; gas
6.3 Menjelaskan hubungan antara
sifat bahan dengan kegunaannya.
Sumber : (Mulyasa, 2006: 117)
6. IPA Materi Bagian-Bagian Tumbuhan Dan Fungsinya
Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya
Tumbuhan termasuk makhluk hidup karena dapat tumbuh dan
berkembang. Seperti halnya makhluk hidup lain, tumbuhan juga
mempunyai bagian-bagian yang penting. Bagian-bagian tersebut
memiliki fungsi masing-masing dalam setiap proses kehidupannya.
Bagian-bagian tersebut antara lain akar, batang, daun, bunga, dan biji.
a. Akar
Akar adalah bagian tumbuhan yang berada di bawah tanah.
Akar membuat tumbuhan tidak mudah dicabut dari tanah. Jadi, akar
berfungsi sebagai bagian yang mengokohkan tumbuhan. Jika
tumbuhan tidak memiliki akar, maka tumbuhan akan mudah dicabut,
mudah roboh jika diterpa angin atau mudah hanyut terbawa air jika
hujan.
Zat-zat mineral dan air yang dibutuhkan untuk membuat
makanan diserap oleh akar dari dalam tanah. Namun, pada beberapa
tumbuhan tertentu, akar tidak hanya berfungsi menyerap air dan
mineral, tetapi juga berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan
makanan. Misalnya pada beberapa tumbuhan umbi-umbian.
Sambungan . . . .
Disamping itu, ada juga akar yang berfungsi membantu penyerapan
oksigen di udara, seperti pada tumbuhan bakau.
Berdasarkan bentuknya, terdapat dua jenis akar, yaitu akar
serabut dan akar tunggang. Akar serabut biasanya dimiliki oleh
tumbuhan jenis monokotil (biji berkeping tunggal). Misalnya, padi,
jagung, dan kelapa. Adapun akar tunggang biasanya dimiliki oleh
tumbuhan jenis dikotil (biji berkeping dua). Misalnya mangga, jagung,
jeruk, kacang-kacangan dll.
b. Batang
Batang adalah bagian tumbuhan yang berada di atas tanah.
Batang berfungsi sebagai tempat munculnya daun, bunga, dan buah.
Disamping itu, batang juga berfungsi untuk mengedarkan mineral dan
air yang diserap oleh akar, serta zat makanan hasil fotosintesis ke
seluruh bagian tubuh.
c. Daun
Bagian tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis
adalah daun. Daun banyak mengandung zat warna hijau yang disebut
klorofil. Daun terdiri atas tangkai daun dan helai daun. Disamping
bagian-bagian tersebut, ada juga jenis tumbuhan yang memiliki
pelepah daun. Daun pun memiliki susunan tulang daun. Berdasarkan
susunannya tulang daun ada yang menyirip, menjari, dan sejajar.
1) Tulang daun menyirip
Tulang daun pada daun tersebut berbentuk seperti sirip.
Tulang daun tersusun rapi mulai dari tangkai daun hingga ujung
helai daun. Oleh karena itu, bentuk tulang daun seperti ini, disebut
bertulang daun menyirip.
2) Tulang daun menjari
Bentuk daun seperti jari. Tumbuhan yang memiliki tulang
daun menjari yaitu, singkong, pepaya, dan daun jarak.
3) Tulang daun sejajar
Daun jenis ini memiliki jenis tulang daun berbentuk
seperti garis-garis sejajar. Terlihat bahwa tulang daun sejajar mulai
dari pangkal daun hingga ujung daun. Biasanya bentuk daunnya
panjang-panjang. Contohnya jagung, padi, tebu, dan alang-alang.
d. Bunga
Bunga adalah bagian tumbuhan yang berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan. Bagian-bagian yang terdapat dalam bunga yaitu
tangkai bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, dan putik.
1) Tangkai bunga
Tangkai bunga merupakan bagian yang terdapat pada
bagian bawah bunga. Tangkai ini berperan sebagai penopang bunga
dan sebagai penyambung antara bunga, batang atau ranting.
2) Kelopak bunga
Kelopak bunga merupakan bagian yang melindungi
mahkota bunga ketika masih kuncup. Biasanya, bentuk dan
warnanya seperti daun.
3) Mahkota bunga
Mahkota bunga umumnya memiliki warna bermacam-
macam sehingga disebut perhiasan bunga. Warna yang menarik itu
berguna untuk memikat kupu-kupu atau serangga lainnya agar
hinggap pada bunga. Serangga tersebut akan membantu dalam
proses penyerbukan.
4) Putik
Putik berada di bagian tengah- tengah bunga. Biasanya,
putik dikelilingi oleh benang sari. Putik berfungsi sebagai alat
kelamin betina. Putik terdiri atas tangkai putik dan kepala putik.
Pada bagian dasar tangkai putik terdapat bagian yang kelak
akan menjadi buah dan biji. Apabila serbuk sari berhasil menempel
pada bagian kepala putik maka terjadi proses penyerbukan. Proses
penyerbukan merupakan awal dari perkembangbiakan pada
tumbuhan.
5) Benang sari
Benang sari terdapat pada bagian tengah bunga yang
berdekatan dengan mahkota bunga. Benang sari berfungsi sebagai
alat kelamin jantan. Benang sari terdiri atas tangkai sari dan kepala
sari.
e. Buah dan biji
Buah merupakan bagian tumbuhan yang melindungi biji. Buah
ada yang berdaging. Contohnya buah mangga dan apel. Buah terdiri dari
daging buah dan biji.
Biji merupakan hasil pembuahan yang terjadi akibat
penyerbukan antara serbuk sari dan putik. Jika biji ditanam akan tumbuh
menjadi tumbuhan baru.
Biji itu berkeping. Ada yang berkeping satu dan ada yang
berkeping dua. Biji yang berkeping satu disebut monokotil dan biji
berkeping dua disebut dikotil.
C. Model Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)
1. Pengertian Model Penemuan Terbimbing
Model adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat
pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum,
dan lain sebagainya (Hamruni, 2012: 5). Menurut Soekamto, dkk (dalam
Trianto, 2009: 22) model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan aktivitas belajar mengajar. Hal ini sejalan dengan apa yang
dikemukakan oleh Eggen dan Don Kauchak bahwa model pembelajaran
memberikan kerangka dan arah bagi guru untuk mengajar.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah suatu kerangka pembelajaran yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan suatu pembelajaran.
Penemuan terbimbing (guided discovery) merupakan salah satu
pendekatan pembelajaran dimana guru memberi siswa contoh-contoh topik
spesifik dan memandu siswa untuk memahami topik tersebut (Paul Eggen
dan Don Kauchak, 2012: 177). Dengan kata lain, model penemuan
terbimbing (guided discovery) merupakan model pembelajaran yang
membutuhkan peran guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajarannya.
Guru memberikan petunjuk kepada siswa, sehingga siswa akan lebih terarah
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Kelebihan dan Kelemahan Model Penemuan Terbimbing (Guided
Discovery)
a. Kelebihan model penemuan terbimbing (guided discovery) menurut Paul
Eggen dan Don Kauchak (2012: 201) sebagai berikut:
1) Mendorong keterlibatan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
2) Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan.
3) Membantu siswa mendapatkan pemahaman yang mendalam terhadap
topik-topik yang jelas.
4) Mengembangkan pemikiran siswa.
5) Meningkatkan motivasi siswa.
6) Pengetahuan yang didapatkan akan melekat lebih lama.
7) Mendukung kemampuan problem solving siswa.
b. Kelemahan model penemuan terbimbing (guided discovery) sebagai
berikut:
1) Membutuhkan waktu yang relatif banyak.
2) Menuntut keahlian guru yang cukup tinggi.
3) Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini, karena
beberapa siswa masih terbiasa dengan model ceramah.
3. Merancang Pembelajaran Dengan Model Penemuan Terbimbing (Guided
Discovery)
Merancang pelajaran saat menggunakan model penemuan
terbimbing (guided discovery) melibatkan tiga langkah penting, yang
digambarkan di dalam gambar 2.1 dan dibahas dalam bagian berikut:
Gambar 2.1 Bagan Perencanaan Pembelajaran
Sumber : (Paul Eggen dan Don Kauchak, 2012: 182)
a. Mengidentifikasi topik
Topik bisa berasal dari materi atau bahan ajar yang akan
dipelajari oleh siswa.
b. Menentukan tujuan belajar
Setelah mengidentifikasi topik, kemudian kita harus memutuskan
apa tujuan belajar yang akan dicapai dari materi atau topik yang akan
dipelajari. Tujuan belajar yang jelas itu penting, karena memberikan
Merencanakan pelajaran dengan model
penemuan terbimbing
Mengidentifikasi
topik Menentukan
tujuan belajar
Menyiapkan
contoh/ pertanyaan
kerangka kerja bagi pikiran kita ketika merencanakan atau menerapkan
pelajaran.
c. Menyiapkan contoh atau pertanyaan
Ketika sudah memutuskan secara tepat apa yang akan siswa
pahami dan dikuasai, kita membuat atau memutuskan contoh atau
pertanyaan yang akan kita gunakan saat kita mengajarkan materi. Contoh
atau pertanyaan mengacu pada tujuan pembelajaran dan apa yang hendak
akan ditemukan siswa.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran Menggunakan Model Penemuan
Terbimbing (Guided Discovery)
Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model penemuan
terbimbing (guided discovery) menurut Markaban (2006: 60) sebagai
berikut:
a. Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data
secukupnya. Perumusan harus jelas, hindari pernyataan yang
menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah.
b. Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses,
mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini, bimbingan
sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah ke arah yang hendak
dituju melalui pernyataan atau pertanyaan.
c. Siswa menyusun hipotesis (dugaan) dari hasil analisis yang
dilakukannya.
d. Bila dipandang perlu, hipotesis yang telah dibuat oleh siswa tersebut
diperiksa oleh guru. Hal ini penting dilakukan untuk meyakinkan
kebenaran dari dugaan siswa, sehingga akan menuju arah yang hendak
dicapai.
e. Apabila telah diperoleh kepastian kebenaran dari hipotesis atau dugaan
siswa, maka guru memberikan penjelasan dari hipotesis yang telah
disusun siswa.
f. Sesudah siswa menemukan apa yang dicari hendaknya guru
menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah
penemuan tersebut benar.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Gambaran Umum Sekolah
a. Identitas Sekolah
MI Klero merupakan salah satu MI yang berada di desa Klero,
Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.
1) Nama : MI Klero
2) Alamat Sekolah :
a) Desa/Kelurahan : Klero
b) Kecamatan : Tengaran
c) Kabupaten : Semarang
d) Provinsi : Jawa Tengah
e) Kode Pos : 50775
b. Visi dan Misi
Visi MI Klero Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang yaitu:
1) Unggul dalam prestasi
2) Pelopor dalam IMTAQ dan IPTEK
3) Teladan dalam bersikap dan berperilaku
Misi MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang yaitu:
1) Mewujudkan peningkatan kualitas tamatan.
2) Membentuk generasi yang bertaqwa, mandiri, hormat, dan santun.
3) Membentuk generasi muda yang cerdas, kreatif, dan cinta almamater.
4) Meningkatkan prestasi kerja yang dilandasi semangat kekeluargaan.
5) Menciptakan keseimbangan intelektual dan emosional serta spiritual
dalam mewujudkan situasi kondusif kearah terwujudnya tujuan
pendidikan nasional.
c. Tujuan Pendidikan
MI Klero kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang mempunyai
tujuan sebagai berikut:
1) Menumbuhkan penghayatan dan pengalaman ajaran agama islam.
2) Membiasakan sikap disiplin dan menumbuhkan sikap patriotisme
pada siswa.
3) Meningkatkan kualitas KBM agar siswa dapat mengembangkan
kemampuan secara optimal.
4) Membentuk sikap keberanian dan percaya diri kepada siswa dalam
menghadapi problem hidup dan kehidupan.
5) Membimbing dan membantu siswa dalam mengatasi dan mencari
solusi berbagai masalah yang dihadapi.
d. Keadaan Guru
Keadaan guru MI Klero adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Daftar Guru MI Klero Kecamatan Tengaran
NO Nama Jabatan
1. Ainun Mardliyah, S.Pd.I. Kepala sekolah
2. Budi Hartanto, S.Pd.I. Guru
3. Sri Martini, S.Pd.I. Guru
4. Siswanti,S.Pd.I. Guru
5. Rofik Anwari, S.Ag. Guru
6. Muhamad Safi`i, S.Pd.I. Guru
7. Siyamti, S.Pd.I. Guru
8. Arwidatul Rahmawati, S.Pd.I. Guru
9. Afidatun, S.Pd.I. Guru Sumber: Data Guru MI Klero Kecamatan Tengaran
e. Keadaan Siswa
Pada tahun 2015/2016 MI Klero mempunyai 193 siswa dengan
rincian sebagai berikut:
Tabel 3.2 Daftar Jumlah Siswa MI Klero Kecamatan Tengaran
Sumber: Data Siswa MI Klero Kecamatan Tengaran
f. Karakteristik Siswa
Siswa yang dijadikan subyek penelitian adalah siswa kelas IV MI
Klero yang berjumlah 27 siswa, terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 12
siswa perempuan. Adapun rincian data siswa kelas IV adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas IV MI Klero
Kelas Jumlah Siswa
Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan
I 27 13 40
II 20 17 37
III 22 15 37
IV 15 12 27
V 16 8 24
VI 16 12 28
Jumlah 116 77 193
No. Nama Siswa Jenis Kelamin
L P
1. Alex Setiawan v
2. Wahyu Fajar Setiyoko v
3. Lukman Rahmadhani v
4. Muh Rizal Wahyu Fahriza v
5. Andika Riski Romadhon v
6. Rafi Dzaky Nur Arkan v
7. Sovi Tri Mufti
v
8. Aditya Yoga Pratama v
9. Alegrika Bayu Putra v
10. Alfin Adi Putra v
11. Aniyatul Mufidah
v
12. Aulia Az Zahra
v
Bersambung . . .
Sumber: Data Siswa MI Klero Kecamatan Tengaran
g. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan 2 kali di MI Klero. Waktu
pelaksanaan sebagai berikut :
Siklus I : 5 Agustus 2015
Siklus II :12 Agustus 2015
B. Deskripsi Awal (Pra Siklus)
1. Perolehan Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) Mata Pelajaran IPA
Pada tahap ini peneliti menggunakan nilai ulangan harian mata
pelajaran IPA untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas IV MI Klero
Kecamatan Tengaran. Berikut ini hasil nilai ulangan harian sebelum
menggunakan model penemuan terbimbing (guided discovery):
13. Desi Andriyanti Hanafiah
v
14. Diyah Irawati
v
15. Dwi Ardhiyanto v
16. Dygta Sulistiyo v
17. Ely Wijayanti
v
18. Erika Nissa Agustin
v
19. Ica Ayu Novia
v
20. Ilham Dwi Ariyanto v
21. Irfan Zakaria v
22. Krisna Tri Prasoko v
23. Putri Zakiya
v
24. Rizal Muzakki v
25. Salsabrina Choirunnisa
v
26. Yuliyana Barokah
v
27. Nadyatuzzulfa
v
Sambungan . . . .
Tabel 3.4 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) Siswa kelas IV MI Klero
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. Alex Setiawan 70 50 Tidak Tuntas
2. Wahyu Fajar Setiyoko 70 60 Tidak Tuntas
3. Lukman Rahmadhani 70 60 Tidak Tuntas
4. Muh Rizal Wahyu Fahriza 70 60 Tidak Tuntas
5. Andika Riski Romadhon 70 50 Tidak Tuntas
6. Rafi Dzaky Nur Arkan 70 50 Tidak Tuntas
7. Sovi Tri Mufti 70 70 Tuntas
8. Aditya Yoga Pratama 70 70 Tuntas
9. Alegrika Bayu Putra 70 60 Tidak Tuntas
10. Alfin Adi Putra 70 80 Tuntas
11. Aniyatul Mufidah 70 70 Tuntas
12. Aulia Az Zahra 70 70 Tuntas
13. Desi Andriyanti Hanafiah 70 70 Tuntas
14. Diyah Irawati 70 70 Tuntas
15. Dwi Ardhiyanto 70 60 Tidak Tuntas
16. Dygta Sulistiyo 70 50 Tidak Tuntas
17. Ely Wijayanti 70 70 Tuntas
18. Erika Nissa Agustin 70 70 Tuntas
19. Ica Ayu Novia 70 60 Tidak Tuntas
20. Ilham Dwi Ariyanto 70 80 Tuntas
21. Irfan Zakaria 70 50 Tidak Tuntas
22. Krisna Tri Prasoko 70 60 Tidak Tuntas
23. Putri Zakiya 70 40 Tidak Tuntas
24. Rizal Muzakki 70 60 Tidak Tuntas
25. Salsabrina Choirunnisa 70 40 Tidak Tuntas
26. Yuliyana Barokah 70 80 Tuntas
27. Nadyatuzzulfa 70 70 Tuntas
Rata-rata 70 62,2
Sumber : Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran IPA Kelas IV MI Klero
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan peneliti
adalah sebagai berikut:
a. Mempersiapkan materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya.
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
c. Menyusun rumusan masalah dalam lembar kerja siswa berdasarkan apa
yang akan ditemukan siswa (langkah pertama model penemuan
terbimbing (guided discovery) ).
d. Menyiapkan lembar pengamatan/ observasi untuk melihat proses belajar
mengajar yang dilakukan guru dengan menggunakan model penemuan
terbimbing (guided discovery).
e. Mempersiapkan media dan alat dalam melaksanakan pembelajaran.
f. Menyusun soal latihan.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus
2015 yang berlangsung selama satu kali tatap muka (2 x 35 menit). Materi
yang diajarkan pada siklus ini adalah bagian-bagian tubuh tumbuhan, fungsi
akar, dan jenis-jenis akar. Berikut langkah-langkah pelaksanaan siklus I:
a. Kegiatan Awal (10 menit)
1) Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama dipimpin oleh salah
seorang siswa dengan penuh khidmat.
2) Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
3) Guru menanyakan kabar peserta didik, seperti: Apa kabar anak-anak?
4) Guru memberikan appersepsi dan motivasi.
5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti (50 menit)
1) Guru membagikan lembar kerja yang berisi rumusan masalah kepada
setiap kelompok yang telah dibagi oleh guru.
2) Dari lembar kerja yang diberikan guru, siswa diminta untuk
menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data
tersebut. Di sinilah guru memberikan bimbingan kepada siswa agar
siswa bisa menemukan pengetahuannya.
3) Siswa diminta untuk menyusun hipotesis (dugaan) dari hasil analisis
yang dilakukannya.
4) Selanjutnya, hipotesis yang telah dibuat oleh siswa tersebut diperiksa
oleh guru. Hal ini penting dilakukan untuk meyakinkan kebenaran dari
dugaan siswa, sehingga akan menuju arah yang akan dicapai.
5) Apabila telah diperoleh kepastian kebenaran dari hipotesis atau
dugaan siswa, maka guru memberikan penjelasan dari hipotesis yang
telah disusun siswa.
6) Sesudah siswa menemukan apa yang dicari hendaknya guru
memberikan soal dengan melakukan tanya jawab dengan siswa untuk
memeriksa apakah siswa tersebut benar.
c. Kegiatan Akhir (10 menit)
1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari.
2) Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.
3) Guru mengomentari hal-hal yang terjadi dalam proses kegiatan belajar
hari ini.
4) Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan dipelajari pada
pertemuan yang selanjutnya.
5) Guru menutup dengan doa dan salam.
3. Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan observasi atau pengamatan oleh guru
mata pelajaran IPA terhadap peneliti yang mengajar dengan menerapkan
model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery). Dalam tahap
ini penggunaan perangkat berupa lembar observasi guru. Selain itu, juga
dilakukan tes evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa.
a. Lembar Observasi Guru
Tabel 3.5 Lembar Observasi Guru Siklus I
No Aspek Yang Diamati Skala Partisipasi
A B C D
I PRA PEMBELAJARAN
1 Memeriksa kesiapan Siswa √
2 Melakukan Kegiatan Apersepsi √
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran √
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
4 Menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran
√
5 Menyampaikan materi dengan jelas √
6 Memberikan contoh dengan jelas √ √
B Model Pembelajaran
7 Menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran
√
8 Memberikan bimbingan kepada siswa
dalam menemukan pengetahuannya
√
9 Memeriksa hipotesis siswa √
10 Memberikan penjelasan mengenai
hipotesis yang disusun siswa
√
11 Melakukan tanya jawab dengan siswa
untuk memeriksa kebenaran dari
hipotesis siswa
√
12 Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan alokasi waktu yang
direncanakan
√
C Pemanfaatan Sumber belajar / Media pembelajaran
13 Menggunakan media secara efektif √
Bersambung . . .
dan efisien
14 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan
media
√
D Penilaian proses dan hasil Belajar
15 Penilaian relevan dengan tujuan yang
ditetapkan
√
16 Melakukan penilaian akhir sesuai RPP √
F Penggunaan Bahasa
17 Menggunakan bahasa lisan dan tulis
secara jelas, baik dan benar.
√
18 Variasi gerakan badan tidak mengganggu
perhatian siswa √
III PENUTUP
19 Melakukan refleksi / memberikan
kesimpulan materi pembelajaran
dengan melibatkan siswa
√
20 Mengadakan evaluasi formatif.
√
Jumlah 48 24
Total 72
Kategori
Baik sekali
Keterangan:
Skor :
A : 4
B :3
C :2
D :1
Untuk mencari rentang kategori digunakan rumus (Supramono
dan Sugiarto, 1993: 29):
i
Dimana, H = 80
Sambungan . . . .
L= 20
K = 4
Maka :
i
i
i = 15
Jadi, dapat ditentukan rentang kategori sebagai berikut:
Nilai 65 – 80 = Baik Sekali
Nilai 50 – 64 = Baik
Nilai 35 – 49 = Buruk
Nilai 20 – 34 = Buruk Sekali
b. Nilai evaluasi Siklus I
Untuk menggali data siswa dilakukan tes evaluasi. Dari tes
evaluasi diperoleh data siswa berupa nilai evaluasi siklus I. Adapun data
rincian nilai evaluasi siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 3.6 Nilai Evaluasi Siklus I
No Nama Siswa KKM Nilai Akhir
1 2 3 4
1. Alex Setiawan 70 60
2. Wahyu Fajar Setiyoko 70 70
3. Lukman Rahmadhani 70 70
4. Muh Rizal Wahyu Fahriza 70 70
5. Andika Riski Romadhon 70 60
6. Rafi Dzaky Nur Arkan 70 70
7. Sovi Tri Mufti 70 70
8. Aditya Yoga Pratama 70 70
9. Alegrika Bayu Putra 70 60
10. Alfin Adi Putra 70 90
Bersambung . . .
11. Aniyatul Mufidah 70 70
12. Aulia Az Zahra 70 70
13. Desi Andriyanti Hanafiah 70 60
14. Diyah Irawati 70 60
15. Dwi Ardhiyanto 70 60
16. Dygta Sulistiyo 70 60
17. Ely Wijayanti 70 70
18. Erika Nissa Agustin 70 80
19. Ica Ayu Novia 70 90
20. Ilham Dwi Ariyanto 70 90
21. Irfan Zakaria 70 40
22. Krisna Tri Prasoko 70 70
23. Putri Zakiya 70 40
24. Rizal Muzakki 70 70
25. Salsabrina Choirunnisa 70 40
26. Yuliyana Barokah 70 90
27. Nadyatuzzulfa 70 80
Rata-rata 70 67,8
4. Refleksi
Peneliti mengadakan refleksi dan evaluasi. Kegiatan ini bertujuan
untuk menilai seluruh kegiatan pembelajaran dengan model penemuan
terbimbing (guided discovery). Pada siklus I menunjukkan terjadi
peningkatan hasil belajar dari pra siklus. Siswa menjadi aktif dalam proses
pembelajaran, selain itu siswa juga mau bekerja secara kelompok dalam
memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. Disini, guru berperan
sebagai pembimbing dalam penemuan siswa dan fasilitator.
Selama pengamatan berlangsung, masih ditemukan masalah-
masalah yaitu masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam
pembelajaran. Selain itu, masih ada siswa yang kurang serius dalam
melakukan observasi secara kelompok karena masih ada siswa yang gaduh
sendiri.
Sambungan . . . .
Dengan adanya masalah-masalah tersebut, maka peneliti
melakukan ide perbaikan supaya pada siklus II tidak mengalami lagi
masalah yang sama. Ide perbaikan tersebut adalah dengan memberikan
teguran kepada siswa, meningkatkan keseriusan siswa, dan memberikan
apresiasi kepada siswa yang mampu menjawab pertanyaan guru.
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
1. Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti merencanakan:
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b. Membuat lembar kerja siswa.
c. Mempersiapkan materi tentang bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya.
d. Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat proses belajar mengajar
yang dilakukan guru dengan menggunakan model penemuan terbimbing
(guided discovery).
e. Mempersiapkan alat dan media pembelajaran.
f. Menyusun soal evaluasi.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus
2015. Materi yang diajarkan pada tahap ini adalah fungsi batang, bagian-
bagian daun, fungsi daun, dan bentuk-bentuk tulang daun. Berikut langkah-
langkah pelaksanaan siklus II:
a. Kegiatan Awal
1) Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama dipimpin oleh salah
seorang siswa dengan penuh khidmat.
2) Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
3) Guru menanyakan kabar peserta didik, seperti: Apa kabar anak-anak?
4) Guru memberikan appersepsi dan motivasi.
5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti (50 menit)
1) Guru membagikan lembar kerja yang berisi rumusan masalah kepada
setiap kelompok yang telah dibuat oleh guru.
2) Dari lembar kerja yang diberikan guru, siswa diminta untuk
menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data
tersebut. Di sinilah guru memberikan bimbingan kepada siswa agar
siswa bisa menemukan pengetahuannya.
3) Siswa diminta untuk menyusun hipotesis (dugaan) dari hasil analisis
yang dilakukannya.
4) Selanjutnya, hipotesis yang telah dibuat oleh siswa tersebut diperiksa
oleh guru. Hal ini penting dilakukan untuk meyakinkan kebenaran dari
dugaan siswa, sehingga akan menuju arah yang akan dicapai.
5) Apabila telah diperoleh kepastian kebenaran dari hipotesis atau
dugaan siswa, maka guru memberikan penjelasan dari hipotesis yang
telah disusun siswa.
6) Sesudah siswa menemukan apa yang dicari hendaknya guru
memberikan soal dengan melakukan tanya jawab dengan siswa untuk
memeriksa apakah siswa tersebut benar.
c. Kegiatan akhir (10 menit)
1) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal
yang belum jelas.
2) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari.
3) Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.
4) Guru mengomentari hal-hal yang terjadi dalam proses kegiatan belajar
hari ini.
5) Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan dipelajari pada
pertemuan yang selanjutnya.
6) Guru menutup dengan doa dan salam.
3. Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan observasi atau pengamatan oleh guru
mata pelajaran IPA terhadap peneliti yang sedang mengajar dengan
menerapkan model penemuan terbimbing (guided discovery). Selain itu,
dilakukan juga tes evaluasi untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil
belajar siswa dari siklus sebelumnya.
a. Lembar Observasi Guru
Tabel 3.7 Lembar Observasi Guru Siklus II
No Aspek Yang Diamati Skala Partisipasi
A B C D
I PRA PEMBELAJARAN
1 Memeriksa kesiapan Siswa √
2 Melakukan Kegiatan Apersepsi √
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran √
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
4 Menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran
√
Bersambung . . .
5 Menyampaikan materi dengan jelas √
6 Memberikan contoh dengan jelas √ √
B Model Pembelajaran
7 Menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran
√
8 Memberikan bimbingan kepada siswa
dalam menemukan pengetahuannya
√
9 Memeriksa hipotesis siswa √
10 Memberikan penjelasan mengenai
hipotesis yang disusun siswa
√
11 Melakukan tanya jawab dengan siswa
untuk memeriksa kebenaran dari
hipotesis siswa
√
12 Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan alokasi waktu yang
direncanakan
√
C Pemanfaatan Sumber belajar / Media pembelajaran
13 Menggunakan media secara efektif
dan efisien
√
14 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan
media
√
D Penilaian proses dan hasil Belajar
15 Penilaian relevan dengan tujuan yang
ditetapkan
√
16 Melakukan penilaian akhir sesuai RPP √
F Penggunaan Bahasa
17 Menggunakan bahasa lisan dan tulis
secara jelas, baik dan benar.
√
18 Variasi gerakan badan tidak mengganggu
perhatian siswa √
III PENUTUP
19 Melakukan refleksi / memberikan
kesimpulan materi pembelajaran
dengan melibatkan siswa
√
20 Mengadakan evaluasi formatif.
√
Jumlah 52 21
Total 73
Kategori
Baik sekali
Sambungan . . . .
Keterangan:
Skor :
A : 4
B :3
C :2
D :1
Untuk mencari rentang kategori digunakan rumus (Supramono dan
Sugiarto, 1993: 29):
i
Dimana, H = 80
L= 20
K = 4
Maka :
i
i
i = 15
Jadi, dapat ditentukan rentang kategori sebagai berikut:
Nilai 65 – 80 = Baik Sekali
Nilai 50 – 64 = Baik
Nilai 35 – 49 = Buruk
Nilai 20 – 34 = Buruk Sekali
b. Nilai evaluasi siklus II
Tabel 3.8 Nilai Evaluasi Siklus II
No Nama Siswa KKM Nilai Akhir
1 2 3 4
1. Alex Setiawan 70 60
2. Wahyu Fajar Setiyoko 70 90
3. Lukman Rahmadhani 70 90
4. Muh Rizal Wahyu Fahriza 70 90
5. Andika Riski Romadhon 70 60
6. Rafi Dzaky Nur Arkan 70 70
7. Sovi Tri Mufti 70 90
8. Aditya Yoga Pratama 70 90
9. Alegrika Bayu Putra 70 90
10. Alfin Adi Putra 70 90
11. Aniyatul Mufidah 70 100
12. Aulia Az Zahra 70 90
13. Desi Andriyanti Hanafiah 70 90
14. Diyah Irawati 70 70
15. Dwi Ardhiyanto 70 90
16. Dygta Sulistiyo 70 80
17. Ely Wijayanti 70 90
18. Erika Nissa Agustin 70 80
19. Ica Ayu Novia 70 100
20. Ilham Dwi Ariyanto 70 100
21. Irfan Zakaria 70 90
22. Krisna Tri Prasoko 70 90
23. Putri Zakiya 70 100
24. Rizal Muzakki 70 100
25. Salsabrina Choirunnisa 70 100
26. Yuliyana Barokah 70 90
27. Nadyatuzzulfa 70 100
Rata-rata 70 88,1
4. Refleksi
Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan yang
lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Selain itu, berkurang juga masalah
atau kendala-kendala yang terjadi pada pembelajaran di siklus I. Siswa
sangat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dengan model
penemuan terbimbing (guided discovery), hal ini dapat terlihat ketika siswa
bekerja sama bersama kelompok masing-masing. Rasa ingin tahu mereka
sangat besar dalam melakukan eksperimen. Dalam melakukan eksperimen,
siswa duduk sesuai kelompoknya masing-masing dan menyelesaikan LKS
(Lembar Kerja Siswa) yang diberikan guru. Siswa mulai terbiasa belajar
dengan mengggunakan model penemuan terbimbing (guided discovery).
Berdasarkan hasil belajar siswa dapat diketahui bahwa nilai yang
didapatkan lebih tinggi daripada siklus I. Pembelajaran pada siklus II ini
telah mencapai kriteria yang diharapkan, yaitu 25 (93%) siswa telah
mencapai KKM. Selain itu, kriteria ketuntasan klasikal pada siklus II ini
mencapai 93%. Dengan kata lain, pembelajaran pada siklus II ini telah
mencapai target yang diharapkan. Untuk itu penelitian dirasa telah cukup.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Pra Siklus
Pada penelitian kali ini, peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan menggunakan model penemuan terbimbing (guided
discovery). Model penemuan terbimbing (guided discovery) adalah model
pembelajaran yang bisa memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti
pembelajaran, namun model pembelajaran ini belum pernah diterapkan di
MI Klero Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.
Acuan penilaian pada penelitian ini yaitu KKM mata pelajaran IPA
kelas IV MI Klero sebesar 70, dan peneliti menggunakan kriteria ketuntasan
klasikal sebesar 85%. Peneliti juga menggunakan evaluasi formatif yang
berupa tes objektif dan subjektif.
Di bawah ini adalah hasil nilai ulangan harian (pra siklus) mata
pelajaran IPA sebelum menggunakan model penemuan terbimbing (guided
discovery):
Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) Siswa Kelas IV MI Klero
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. Alex Setiawan 70 50 Tidak Tuntas
2. Wahyu Fajar Setiyoko 70 60 Tidak Tuntas
3. Lukman Rahmadhani 70 60 Tidak Tuntas
4. Muh Rizal Wahyu Fahriza 70 60 Tidak Tuntas
5. Andika Riski Romadhon 70 50 Tidak Tuntas
6. Rafi Dzaky Nur Arkan 70 50 Tidak Tuntas
7. Sovi Tri Mufti 70 70 Tuntas
8. Aditya Yoga Pratama 70 70 Tuntas
9. Alegrika Bayu Putra 70 60 Tidak Tuntas
10. Alfin Adi Putra 70 80 Tuntas
11. Aniyatul Mufidah 70 70 Tuntas
12. Aulia Az Zahra 70 70 Tuntas
13. Desi Andriyanti Hanafiah 70 70 Tuntas
14. Diyah Irawati 70 70 Tuntas
15. Dwi Ardhiyanto 70 60 Tidak Tuntas
16. Dygta Sulistiyo 70 50 Tidak Tuntas
17. Ely Wijayanti 70 70 Tuntas
18. Erika Nissa Agustin 70 70 Tuntas
19. Ica Ayu Novia 70 60 Tidak Tuntas
20. Ilham Dwi Ariyanto 70 80 Tuntas
21. Irfan Zakaria 70 50 Tidak Tuntas
22. Krisna Tri Prasoko 70 60 Tidak Tuntas
23. Putri Zakiya 70 40 Tidak Tuntas
24. Rizal Muzakki 70 60 Tidak Tuntas
25. Salsabrina Choirunnisa 70 40 Tidak Tuntas
26. Yuliyana Barokah 70 80 Tuntas
27. Nadyatuzzulfa 70 70 Tuntas
Rata-rata 70 62,2
Sumber : Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran IPA Kelas IV MI Klero
Keterangan :
Tuntas :44%
Tidak tuntas : 56%
Berdasarkan tabel di atas, terdapat 12 atau 44% siswa yang telah
mencapai KKM atau tuntas, sedangkan 15 atau 56% siswa belum mencapai
KKM.
2. Deskripsi Data Siklus I
Pada pembelajaran siklus I, hasil belajar siswa belum memuaskan.
Tetapi, hasil belajar siswa pada siklus I mengalami peningkatan dari nilai
pra siklus. Dari hasil tes evaluasi siklus I diperoleh data nilai siswa kelas IV
MI Klero, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Berikut data nilai
akhir siswa pada siklus I setelah mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan model penemuan terbimbing (guided discovery):
Tabel 4.2 Nilai Akhir Siklus I
No Nama Siswa KKM
Nilai
Akhir Keterangan
1 2 3 4 5
1. Alex Setiawan 70 60 Tidak Tuntas
2. Wahyu Fajar Setiyoko 70 70 Tuntas
3. Lukman Rahmadhani 70 70 Tuntas
4. Muh Rizal Wahyu Fahriza 70 70 Tuntas
5. Andika Riski Romadhon 70 60 Tidak Tuntas
6. Rafi Dzaky Nur Arkan 70 70 Tuntas
7. Sovi Tri Mufti 70 70 Tuntas
8. Aditya Yoga Pratama 70 70 Tuntas
9. Alegrika Bayu Putra 70 60 Tidak Tuntas
10. Alfin Adi Putra 70 90 Tuntas
11. Aniyatul Mufidah 70 70 Tuntas
12. Aulia Az Zahra 70 70 Tuntas
13. Desi Andriyanti Hanafiah 70 60 Tidak Tuntas
14. Diyah Irawati 70 60 Tidak Tuntas
15. Dwi Ardhiyanto 70 60 Tidak Tuntas
16. Dygta Sulistiyo 70 60 Tidak Tuntas
17. Ely Wijayanti 70 70 Tuntas
Bersambung . . .
18. Erika Nissa Agustin 70 80 Tuntas
19. Ica Ayu Novia 70 90 Tuntas
20. Ilham Dwi Ariyanto 70 90 Tuntas
21. Irfan Zakaria 70 40 Tidak Tuntas
22. Krisna Tri Prasoko 70 70 Tuntas
23. Putri Zakiya 70 40 Tidak Tuntas
24. Rizal Muzakki 70 70 Tuntas
25. Salsabrina Choirunnisa 70 40 Tidak Tuntas
26. Yuliyana Barokah 70 90 Tuntas
27. Nadyatuzzulfa 70 80 Tuntas
Rata-rata 70 67,8 Keterangan:
Tuntas : 63%
Tidak Tuntas :37%
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 27 siswa terdapat
17 siswa yang tuntas, sedangkan 10 siswa belum tuntas. Dengan demikian
baru 63% dari seluruh siswa yang mencapai nilai KKM. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I belum memenuhi
target yang peneliti tentukan, yaitu 85% dari jumlah seluruh siswa yang
mencapai KKM.
3. Deskripsi Data Siklus II
Pada siklus II aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran sangat
baik, dan hasil belajar mengalami peningkatan yang cukup signifikan
sebesar 30% dari siklus I. Adapun rincian nilai siswa pada siklus II sebagai
berikut:
Sambungan . . . .
Tabel 4.3 Nilai Akhir Siklus II
No Nama Siswa KKM
Nilai
Akhir Keterangan
1 2 3 4 5
1. Alex Setiawan 70 60 Tidak Tuntas
2. Wahyu Fajar Setiyoko 70 90 Tuntas
3. Lukman Rahmadhani 70 90 Tuntas
4. Muh Rizal Wahyu Fahriza 70 90 Tuntas
5. Andika Riski Romadhon 70 60 Tidak Tuntas
6. Rafi Dzaky Nur Arkan 70 70 Tuntas
7. Sovi Tri Mufti 70 90 Tuntas
8. Aditya Yoga Pratama 70 90 Tuntas
9. Alegrika Bayu Putra 70 90 Tuntas
10. Alfin Adi Putra 70 90 Tuntas
11. Aniyatul Mufidah 70 100 Tuntas
12. Aulia Az Zahra 70 90 Tuntas
13. Desi Andriyanti Hanafiah 70 90 Tuntas
14. Diyah Irawati 70 70 Tuntas
15. Dwi Ardhiyanto 70 90 Tuntas
16. Dygta Sulistiyo 70 80 Tuntas
17. Ely Wijayanti 70 90 Tuntas
18. Erika Nissa Agustin 70 80 Tuntas
19. Ica Ayu Novia 70 100 Tuntas
20. Ilham Dwi Ariyanto 70 100 Tuntas
21. Irfan Zakaria 70 90 Tuntas
22. Krisna Tri Prasoko 70 90 Tuntas
23. Putri Zakiya 70 100 Tuntas
24. Rizal Muzakki 70 100 Tuntas
25. Salsabrina Choirunnisa 70 100 Tuntas
26. Yuliyana Barokah 70 90 Tuntas
27. Nadyatuzzulfa 70 100 Tuntas
Rata-rata 70 88,1
Keterangan:
Tuntas : 25 siswa (93%)
Tidak Tuntas : 2 siswa (7%)
Pada siklus II, 25 siswa atau 93% dari jumlah seluruh siswa telah
mencapai KKM, sedangkan 2 siswa atau 7% belum tuntas. Jadi, hasil
belajar pada siklus II telah memenuhi target penelitian, yaitu 85% dari
jumlah seluruh siswa yang mencapai KKM. Berdasarkan hasil belajar
tersebut, maka dapat dikatakan bahwa model penemuan terbimbing (guided
discovery) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi bagian-bagian
tumbuhan dan fungsinya.
B. Pembahasan
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam 2 siklus. Dari data
yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa
yang cukup baik. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran IPA menggunakan
model penemuan terbimbing (guided discovery) mempunyai pengaruh terhadap
hasil belajar siswa dalam materi bagian-bagian tubuh tumbuhan dan fungsinya.
Keaktifan siswa terlihat saat mengikuti kegiatan penemuan melalui bimbingan
guru. Selain itu, pemahaman siswapun juga lebih mendalam. Sehingga hasil
belajarnya juga meningkat. Adapun perbandingan nilai evaluasi antar siklus
sebagai berikut:
Tabel 4.4 Perbandingan Nilai Evaluasi Antar Siklus
No. Nama
Nilai Pra
Siklus Siklus I Siklus II
1. Alex Setiawan 50 60 60
2. Wahyu Fajar Setiyoko 60 70 90
3. Lukman Rahmadhani 60 70 90
4. Muh Rizal Wahyu Fahriza 60 70 90
5. Andika Riski Romadhon 50 60 60
6. Rafi Dzaky Nur Arkan 50 70 70
7. Sovi Tri Mufti 70 70 90
Bersambung . . .
8. Aditya Yoga Pratama 70 70 90
9. Alegrika Bayu Putra 60 60 90
10. Alfin Adi Putra 80 90 90
11. Aniyatul Mufidah 70 70 100
12. Aulia Az Zahra 70 70 90
13. Desi Andriyanti Hanafiah 70 60 90
14. Diyah Irawati 70 60 70
15. Dwi Ardhiyanto 60 60 90
16. Dygta Sulistiyo 50 60 80
17. Ely Wijayanti 70 70 90
18. Erika Nissa Agustin 70 80 80
19. Ica Ayu Novia 60 90 100
20. Ilham Dwi Ariyanto 80 90 100
21. Irfan Zakaria 50 40 90
22. Krisna Tri Prasoko 60 70 90
23. Putri Zakiya 40 40 100
24. Rizal Muzakki 60 70 100
25. Salsabrina Choirunnisa 40 40 100
26. Yuliyana Barokah 80 90 90
27. Nadyatuzzulfa 70 80 100
Rata-rata 62,2 67,8 88,1
Berdasarkan pada tabel di atas, diketahui bahwa perolehan nilai rata-
rata pada siklus I meningkat, semula nilai rata-rata pra siklus 62,2 selanjutnya
pada siklus I meningkat menjadi 67,8 . Pada siklus II meningkat lagi menjadi
88,1. Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui pelaksanaan PTK dengan
menggunakan model penemuan terbimbing (guided discovery) berhasil
meningkatkan hasil belajar siswa.
Berikut ini penjabaran hasil penelitian dari siklus ke siklus:
1. Siklus I
Proses pembelajaran pada siklus I, peneliti menggunakan model
penemuan terbimbing (guided discovery). Pada penelitian mencakup 4 tahap
Sambungan . . . .
yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pada tahap ini dari
27 siswa, hanya 17 siswa yang dapat mencapai KKM atau tuntas, sedangkan
10 siswa belum mencapai KKM atau belum tuntas. Nilai rata-rata kelas
juga belum mencapai KKM. Sedangkan untuk kriteria ketuntasan klasikal
baru mencapai 63%. Berikut gambar presentase nilai evaluasi siklus I:
Gambar 4.1 Presentase Nilai Evaluasi Siklus I
Sumber : Peneliti
Berikut ini adalah lembar observasi guru yang digunakan pada saat
proses pembelajaran berlangsung:
Tabel 4.5 Lembar Observasi Guru Siklus I
No Aspek Yang Diamati Skala Partisipasi
A B C D
I PRA PEMBELAJARAN
1 Memeriksa kesiapan Siswa √
2 Melakukan Kegiatan Apersepsi √
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran √
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
4 Menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran
√
Tuntas 63%
Tidak Tuntas 37%
Presentase Nilai Evaluasi Siklus I
Bersambung . . .
5 Menyampaikan materi dengan jelas √
6 Memberikan contoh dengan jelas √ √
B Model Pembelajaran
7 Menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran
√
8 Memberikan bimbingan kepada siswa
dalam menemukan pengetahuannya
√
9 Memeriksa hipotesis siswa √
10 Memberikan penjelasan mengenai
hipotesis yang disusun siswa
√
11 Melakukan tanya jawab dengan siswa
untuk memeriksa kebenaran dari
hipotesis siswa
√
12 Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan alokasi waktu yang
direncanakan
√
C Pemanfaatan Sumber belajar / Media pembelajaran
13 Menggunakan media secara efektif
dan efisien
√
14 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan
media
√
D Penilaian proses dan hasil Belajar
15 Penilaian relevan dengan tujuan yang
ditetapkan
√
16 Melakukan penilaian akhir sesuai RPP √
F Penggunaan Bahasa
17 Menggunakan bahasa lisan dan tulis
secara jelas, baik dan benar.
√
18 Variasi gerakan badan tidak mengganggu
perhatian siswa √
III PENUTUP
19 Melakukan refleksi / memberikan
kesimpulan materi pembelajaran
dengan melibatkan siswa
√
20 Mengadakan evaluasi formatif.
√
Jumlah 48 24
Total 72
Kategori
Baik sekali
Sambungan . . . .
Keterangan:
Skor Partisipasi:
A : 4
B :3
C :2
D :1
Kriteria Nilai:
Nilai 65 – 80 = Baik Sekali
Nilai 50 – 64 = Baik
Nilai 35 – 49 = Buruk
Nilai 20 – 34 = Buruk Sekali
Adapun hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru mata pelajaran
IPA terhadap peneliti yang melakukan praktik sebagai guru dengan
menerapkan model penemuan terbimbing (guided discovery) pada mata
pelajaran IPA materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya adalah sebagai
berikut:
a. Pra Pembelajaran
Pada kegiatan pra pembelajaran, memeriksa kesiapan siswa
untuk menerima pelajaran dengan memeriksa kehadiran, kerapian
berpakaian, posisi tempat duduk yang disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran. Guru juga memberikan appersepsi kepada siswa serta
menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dapat dikatakan
bahwa dalam kegiatan pra pembelajaran guru melakukan dengan sangat
baik.
b. Kegiatan Inti Pembelajaran
Guru menunjukkan bahwa telah menguasai materi dengan baik.
Guru juga mengunakan langkah-langkah pembelajaran dengan
menggunakan model penemuan terbimbing (guided discovery) dengan
baik hal itu terlihat saat guru memberikan bimbingan pada proses
penemuan siswa. Selain itu, guru juga melaksanakan pembelajaran sesuai
alokasi waktu.
Dalam melaksanakan pembelajaran, guru menggunakan media
secara aktif dan efisien dan melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
dengan sangat baik.
Untuk penilaian hasil belajar dilakukan sesuai dengan RPP, dan
penilaian juga relevan dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Selama mengajar, guru menggunakan bahasa lisan dan tulis
secara jelas, baik, dan benar. Selain itu, gerakan guru tidak mengganggu
perhatian siswa.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru memberikan refleksi atau
memberikan kesimpulan terhadap materi pembelajaran dengan
melibatkan siswa. Selanjutnya guru mengadakan evaluasi formatif
dengan sangat baik.
2. Siklus II
Pada siklus II tindakan penelitian mempertimbangkan kekurangan
yang terjadi di siklus I. Untuk pembelajaran masih menggunakan model
penemuan terbimbing (guided discovery). Melalui data yang diperoleh pada
siklus II, dapat dilihat terjadi peningkatan pada siklus II, yaitu 25 atau 93%
siswa tuntas, sedangkan 2 atau 7% siswa belum tuntas. Berikut gambar
presentase nilai evaluasi siklus II:
Gambar 4.2 Presentase Nilai Evaluasi Siklus II
Sumber: Peneliti
Berikut ini adalah lembar observasi guru yang digunakan pada saat
proses pembelajaran berlangsung:
Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus II
No Aspek Yang Diamati Skala Partisipasi
A B C D
I PRA PEMBELAJARAN
1 Memeriksa kesiapan Siswa √
2 Melakukan Kegiatan Apersepsi √
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran √
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
4 Menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran
√
5 Menyampaikan materi dengan jelas √
6 Memberikan contoh dengan jelas √ √
Tuntas 93%
Tidak Tuntas 7%
Presentase Nilai Evaluasi Siklus II
Bersambung . . .
B Model Pembelajaran
7 Menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran
√
8 Memberikan bimbingan kepada siswa
dalam menemukan pengetahuannya
√
9 Memeriksa hipotesis siswa √
10 Memberikan penjelasan mengenai
hipotesis yang disusun siswa
√
11 Melakukan tanya jawab dengan siswa
untuk memeriksa kebenaran dari
hipotesis siswa
√
12 Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan alokasi waktu yang
direncanakan
√
C Pemanfaatan Sumber belajar / Media pembelajaran
13 Menggunakan media secara efektif
dan efisien
√
14 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan
media
√
D Penilaian proses dan hasil Belajar
15 Penilaian relevan dengan tujuan yang
ditetapkan
√
16 Melakukan penilaian akhir sesuai RPP √
F Penggunaan Bahasa
17 Menggunakan bahasa lisan dan tulis
secara jelas, baik dan benar.
√
18 Variasi gerakan badan tidak mengganggu
perhatian siswa √
III PENUTUP
19 Melakukan refleksi / memberikan
kesimpulan materi pembelajaran
dengan melibatkan siswa
√
20 Mengadakan evaluasi formatif.
√
Jumlah 52 21
Total 73
Kategori
Baik sekali
Keterangan:
Skor Partisipasi:
Sambungan . . . .
A : 4
B :3
C :2
D :1
Kriteria Nilai:
nilai 78 – 96 = baik sekali
nilai 60 – 78 = baik
nilai 42 – 60 = buruk
nilai 24 – 42 = buruk sekali
Adapun hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru mata pelajaran
IPA terhadap peneliti yang melakukan praktik sebagai guru dengan
menerapkan model penemuan terbimbing (guided discovery) pada mata
pelajaran IPA materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya adalah sebagai
berikut:
a. Pra Pembelajaran
Pada kegiatan pra pembelajaran di siklus II ini, memeriksa
kesiapan siswa untuk menerima pelajaran dengan memeriksa kehadiran,
kerapian berpakaian, posisi tempat duduk yang disesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran. Guru juga memberikan appersepsi kepada siswa
serta menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dapat
dikatakan bahwa dalam kegiatan pra pembelajaran guru melakukan
dengan sangat baik.
b. Kegiatan Inti Pembelajaran
Guru menunjukkan bahwa telah menguasai materi dengan baik.
Guru juga mengunakan langkah-langkah pembelajaran dengan
menggunakan model penemuan terbimbing (guided discovery) dengan
runtut dan baik. Hal itu terlihat saat guru memberikan bimbingan pada
proses penemuan siswa. Selain itu, guru juga melaksanakan
pembelajaran juga sesuai alokasi waktu.
Dalam melaksanakan pembelajaran, guru menggunakan media
secara aktif dan efisien dan melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
dengan sangat baik.
Untuk penilaian hasil belajar dilakukan sesuai dengan RPP, dan
penilaian juga relevan dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Selama mengajar, guru menggunakan bahasa lisan dan tulis
secara jelas, baik, dan benar. Selain itu, gerakan guru tidak mengganggu
perhatian siswa.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru memberikan refleksi atau
memberikan kesimpulan terhadap materi pembelajaran dengan
melibatkan siswa. Selanjutnya guru mengadakan evaluasi formatif
dengan sangat baik.
3. Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Dari hasil penelitian tersebut dapat kita lihat rekapitulasi nilai akhir
pra siklus, siklus I dan siklus II berikut ini:
Tabel 4.7 Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
No Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II
Siswa % Siswa % Siswa %
1 Tuntas 12 44% 17 63% 25 93%
2 Tidak Tuntas 15 56% 10 37% 2 7%
Jumlah 27 100% 27 100% 27 100%
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ketuntasan siswa kelas
IV MI Klero Kecamatan Tengaran meningkat. Dari pra siklus yang
dilakukan sebelum diterapkan model penemuan terbimbing (guided
discovery) siswa yang mencapai ketuntasan hanya 12 siswa atau 44% dari
jumlah keseluruhan siswa. Sedangkan pada siklus I sebesar 17 siswa atau
63% dan siklus II 12 siswa atau 93%. Hal ini dapat digambarkan dengan
menggunakan grafik sebagai berikut:
Gambar 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Sumber : Peneliti
0
5
10
15
20
25
30
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Ju
mla
h S
isw
a T
un
tas
ketuntasan hasil belajar Pra Siklus,
Siklus I, Siklus II
Gambar di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat
setelah memakai model penemuan terbimbing (guided discovery).
Peningkatan dapat terlihat pada siklus I dan Siklus II.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan
bahwa Model Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) dapat meningkatkan
hasil belajar IPA materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya pada siswa
kelas IV MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Peningkatan
hasil belajar ditandai dengan nilai siswa yang tuntas dengan KKM 70. Pada
nilai pra siklus sebanyak 44% siswa tuntas, selanjutnya terjadi peningkatan
pada siklus I sebesar 19%, dan dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan lagi
sebesar 30%. Hal ini berdasarkan pada nilai pra siklus sebanyak 12 atau 44%
siswa tuntas, pada siklus I sebanyak 17 atau 63% siswa tuntas, dan pada siklus
II sebanyak 25 atau 93% siswa tuntas. Serta adanya peningkatan Kriteria
Ketuntasan Klasikal (KKK) pada siklus I sebesar 63% dan siklus II meningkat
menjadi sebesar 93%.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, hal-hal yang perlu diperhatikan oleh
guru dan sekolah adalah sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah diharapkan dapat memberikan fasilitas kepada para
guru untuk meningkatan pembelajaran dengan menggunakan model-model
pembelajaran yang inovatif.
2. Guru
a. Diharapkan Guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar pada mata
pelajaran IPA memakai model penemuan terbimbing (guided discovery)
sehingga siswa bisa lebih aktif, pemahaman siswa menjadi lebih dalam
dan hasil belajarnya pun juga tinggi.
b. Diharapkan guru melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran, sehingga siswa tidak cenderung pasif dan tidak menjadi
obyek penerima saja.
c. Sebelum melaksanakan pembelajaran, sebaiknya guru mempersiapkan
segala kebutuhan yang diperlukan dalam pembelajaran, seperti
pembuatan RPP, menentukan model, metode atau pendekatan,
menyiapkan media dan alat pembelajaran dan lain-lain. Dengan
persiapan yang baik maka pembelajaran akan lebih baik dan tepat sasaran
sehingga hasil belajar akan menjadi maksimal.
3. Siswa
Siswa bisa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
supaya dapat memahami materi yang diberikan oleh guru, sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar terutama pada mata pelajaran IPA.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Supatmo. 2000. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Aly, Abdullah dan Eny Rahma. 1991. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi, Suharjdono & Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Aqib, Zainal, Siti Jaiyaroh, Eko Diniati & Khusnul Khotimah. 2010. Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya.
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Dimyati, Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi
Mahasatya.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Eggen, Paul dan Don Kouchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta:
Indeks.
Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.
Markaban. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan
Penemuan Terbimbing. Yogyakarta: Depdiknas.
Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Rositawaty dan Aris Muharam. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam
untuk kelas IV Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat
Perbukuan.
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learning Itu
Penting. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sam`s, Rosma Hartiny. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Yogyakarta: Teras.
Somadayo, Samsu. 2013. Penelitian Tindakan Kelas.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sriyanti, Lilik, Suwardi & Muna Erawati. 2009. Teori-Teori Belajar. Salatiga:
STAIN Salatiga Press.
Supramono dan Sugiarto. 1993. Statistika. Yogyakarta: Andi Offset.
Sudirman. 1989. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remadja Karya CV.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Trianto. 2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep
Landasan dan Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Wiriatmaja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya Offset.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS 1
Sekolah : MI Klero
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : IV/ 1
Materi Pokok : Bagian-Bagian Tumbuhan Dan Fungsinya
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (2 x 35 menit)
A. Standar Kompetensi
Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya.
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan hubungan antara bagian-bagian tumbuhan dengan fungsinya.
C. Indikator Kompetensi
1. Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian tubuh tumbuhan.
2. Siswa dapat menjelaskan fungsi akar.
3. Siswa dapat membedakan jenis akar serabut dan akar tunggang serta
menyebutkan contoh tumbuhannya.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui model penemuan terbimbing (guided discovery) dan contoh
tanaman yang dibawa guru, siswa dapat menyebutkan bagian-bagian tubuh
tumbuhan dengan benar.
2. Melalui model penemuan terbimbing (guided discovery) dan metode
observasi siswa dapat menjelaskan fungsi akar dengan benar.
3. Melalui model penemuan terbimbing (guided discovery) dan metode
observasi siswa dapat membedakan jenis akar serabut dan akar tunggang
serta menyebutkan contoh tumbuhannya dengan benar.
E. Materi Pembelajaran
Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya
1. Bagian-Bagian Tubuh Tumbuhan
Tumbuhan termasuk makhluk hidup
karena dapat tumbuh dan berkembang.
Seperti halnya makhluk hidup lain,
tumbuhan juga mempunyai bagian-bagian
yang penting. Bagian-bagian tersebut
memiliki fungsi masing-masing dalam
setiap proses kehidupannya. Bagian-bagian
tersebut antara lain akar, batang, daun,
bunga, dan biji.
2. Fungsi Akar pada Tumbuhan
Akar adalah bagian tumbuhan yang berada di bawah tanah. Akar
membuat tumbuhan tidak mudah dicabut dari tanah. Jadi, akar berfungsi
sebagai bagian yang mengokohkan tumbuhan. Jika tumbuhan tidak
memiliki akar, maka tumbuhan akan mudah dicabut, mudah roboh jika
diterpa angin atau mudah hanyut terbawa air jika hujan.
Zat-zat mineral dan air yang dibutuhkan untuk membuat makanan
diserap oleh akar dari dalam tanah. Namun, pada beberapa tumbuhan
tertentu, akar tidak hanya berfungsi menyerap air dan mineral, tetapi juga
berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan. Misalnya pada
beberapa tumbuhan umbi-umbian. Disamping itu, ada juga akar yang
berfungsi membantu penyerapan oksigen di udara, seperti pada tumbuhan
bakau.
3. Jenis-Jenis Akar
Ada dua jenis akar, yaitu akar serabut dan akar tunggang. Akar
serabut adalah akar yang berukuran kecil-kecil yang tumbuh di pangkal
batang. Akar seperti ini dimiliki oleh tumbuhan, seperti rumput, padi,
jagung, tebu, dan bambu.
Akar tunggang merupakan akar utama kelanjutan dari batang yang
tumbuh lurus ke bawah, sedangkan akar-akar yang lainnya merupakan
cabang dari akar tunggang. Contoh tanaman yang memiliki akar tunggang,
yaitu mangga, jeruk, durian, dan kacang-kacangan. Untuk lebih jelas, lihat
gambar berikut:
F. Model dan Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran: penemuan terbimbing (guided discovery).
2. Metode Pembelajaran:
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi kelompok
d. Observasi
G. Media, alat, dan sumber pembelajaran
1. Media dan alat pembelajaran:
a. Alam sekitar
b. Tanaman yang memiliki bagian tubuh komplit
c. Gambar bagian-bagian tumbuhan, akar tunggang & serabut, pohon
mangga, padi, durian, dan jagung.
2. Sumber pembelajaran:
Buku BSE Senang Belajar IPA untuk kelas IV SD/MI halaman 23-26.
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
No Tahap
Pembelajaran
Kegiatan belajar mengajar Alokasi
waktu
1. Pendahuluan a. Guru mengucapkan salam dan berdoa
bersama dipimpin oleh salah seorang
siswa dengan penuh khidmat.
b. Guru memeriksa kehadiran, kerapian
berpakaian, posisi tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran.
c. Guru menanyakan kabar peserta didik,
±5 menit
seperti: Apa kabar anak-anak?
d. Guru nenberikan appersepsi.
e. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
2. Kegiatan inti ±55 menit
Eksplorasi a. Siswa bersama guru mengaitkan
apersepsi dengan pembelajaran.
b. Siswa diminta untuk melihat tanaman
yang dibawa guru.
c. Siswa diminta untuk membaca
fotocopyan materi yang telah
dibagikan.
d. Guru meminta siswa untuk
memperhatikan dan mendengarkan
penjelasan guru.
e. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan hal-hal yang
belum jelas mengenai penjelasan guru.
Elaborasi a. Guru membagi siswa ke dalam
kelompok yang terdiri dari 5 siswa.
b. Guru memberikan penjelasan terhadap
langkah-langkah pembelajaran yang
akan dilakukan.
c. Guru membagikan lembar kerja yang
berisi rumusan masalah yang akan
ditemukan jawabannya kepada setiap
kelompok.
d. Tahap Pembelajaran dengan Model
Penemuan Terbimbing (Guided
Discovery):
1) Siswa bekerja secara kelompok
untuk menemukan jawaban dari
masalah yang diberikan guru dengan
menyusun, memproses,
mengorganisir, dan menganalisis
masalah yang diberikan dengan
bimbingan guru.
2) Untuk menemukan jawaban atau
penyelesaian dari masalah yang
diberikan, guru membimbing siswa
dengan melakukan observasi
terhadap tanaman yang berada di
lingkungan sekolah secara
berkelompok (Guru membimbing
dengan cara mengajukan pertanyaan,
pernyataan, maupun contoh yang
dapat mengarahkan siswa kepada
pengetahuan yang akan
ditemukannya).
3) Setelah itu, setiap kelompok
diminta untuk menyusun hipotesis
atau dugaan terhadap hasil
temuannya dengan menyelesaikan
masalah yang ada di lembar kerja
siswa.
4) Selanjutnya, lembar kerja yang
berisi hipotesis atau dugaan siswa
tersebut diserahkan guru untuk
diperiksa dan untuk memastikan
apakah yang penemuan siswa
tersebut benar.
5) Setelah diperiksa guru, lembar
kerja tersebut dikembalikan kepada
siswa, dan siswa diminta untuk
mendiskusikannya dengan kelompok
dan disusun lagi.
6) Selanjutnya, guru memberikan
penjelasan mengenai penemuan
siswa tadi.
Konfirmasi a. Guru meminta satu perwakilan
kelompok maju untuk menyampaikan
hasil dari penemuannya.
b. Guru mengajak siswa untuk
memperhatikan hasil penemuan yang
disampaikan oleh perwakilan kelompok
yang maju.
c. Guru bersama siswa bertanya jawab
mengenai hasil penemuan dari setiap
kelompok, setelah itu guru memberikan
penguatan pada siswa agar tidak terjadi
perbedaan pemahaman.
d. Guru dan siswa membuat kesimpulan
dari hasil penemuan siswa yang telah
dibimbing guru.
3. Kegiatan
Akhir
±10 menit
Penutup a. Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan hal-hal yang
belum jelas.
b. Guru bersama siswa menyimpulkan
materi yang sudah dipelajari.
c. Guru memberikan evaluasi kepada
siswa.
d. Guru mengomentari hal-hal yang
terjadi dalam proses kegiatan belajar
hari ini.
e. Guru menutup dengan doa dan salam.
I. Penilaian
Penilaian dilakukan dengan melakukan tes tertulis.
1. Instrumen Soal
a. Soal Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang paling benar!
1. Berikut ini yang berfungsi sebagai penyerap air dan mineral adalah....
a. daun
b. batang
c. bunga
d. akar
2. Pada pohon bakau, akar dapat berfungsi sebagai....
a. penyerap oksigen di udara
b. cadangan makanan
c. tempat fotosintesis
d. calon tumbuhan baru
3. Tumbuhan yang memiliki akar serabut ialah....
a. kacang-kacangan
b. pohon mangga
c. pohon durian
d. pohon kelapa
4. Perhatikan gambar tanaman jagung, ubi jalar, ketela pohon, dan
kacang tanah di bawah ini!
Tanaman pada gambar di atas memiliki akar sebagai tempat
menyimpan cadangan makanan adalah....
a. 1, 2, dan 3
b. 2, 3, dan 4
c. 3, 4, dan 1
d. 1, 3, dan 4
5. Fungsi akar untuk membantu penyerapan oksigen di udara
ditunjukkan oleh tanaman....
a. kecambah
b. bayam
c. tomat
d. bakau
b. Isian
Isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang tepat!
1. Bagian-bagian tumbuhan terdiri dari ..., ..., ..., ..., dan, .....
LAMPIRAN
Kunci Jawaban
1. Pilihan ganda
1. d 2. a 3. d 4.b 5.d
2. Isian
1. akar, batang, daun, bunga, dan biji
2. akar
3. akar serabut dan akar tunggang
4. tunggang
5. serabut
LEMBAR KERJA SISWA
Temukan penyelesaian dari masalah-masalah di bawah ini dengan
kelompokmu melalui bimbingan gurumu!
1. Setiap tumbuhan memiliki bagian-bagian tubuh yang mempunyai fungsi
masing-masing. Sebutkan bagian-bagian tubuh tumbuhan tersebut!
2. Tumbuhan memiliki akar yang memiliki fungsi bagi kelangsungan hidup
tumbuhan tersebut. Jelaskan apa fungsi dari akar bagi tumbuhan!
3. Akar terdapat dua jenis, sebutkan dan jelaskan jenis-jenis akar tersebut!
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS II
Sekolah : MI Klero
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : IV/ 1
Materi Pokok : Bagian-Bagian Tumbuhan Dan Fungsinya
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (2 x 35 menit)
A. Standar Kompetensi
Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya.
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan hubungan antara bagian-bagian tumbuhan dengan fungsinya.
C. Indikator Kompetensi
1. Siswa dapat menjelaskan fungsi batang pada tumbuhan.
2. Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian dari daun.
3. Siswa dapat menjelaskan fungsi daun pada tumbuhan.
4. Siswa dapat menggolongkan bentuk-bentuk tulang daun.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui model penemuan terbimbing (guided discovery) dan metode
eksperimen, siswa dapat menjelaskan fungsi batang pada tumbuhan dengan
benar.
2. Melalui model penemuan tebimbing (guided discovery) dan metode
observasi, siswa dapat menyebutkan bagian-bagian dari daun dengan benar.
3. Melalui model penemuan terbimbing (guided discovery) dan penjelasan
guru, siswa dapat menjelaskan fungsi daun pada tumbuhan dengan benar.
4. Melalui model penemuan terbimbing (guided discovery) dan metode
observasi, siswa dapat menggolongkan bentuk-bentuk tulang daun.
E. Materi Pembelajaran
Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya
1. Fungsi batang
Batang adalah bagian tumbuhan yang berada di atas tanah. Batang
berfungsi sebagai tempat munculnya daun, bunga, dan buah. Disamping itu,
batang juga berfungsi untuk mengedarkan mineral dan air yang diserap oleh
akar, serta zat makanan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh.
2. Bagian-bagian daun
Bagian daun terdiri atas tangkai
daun, tulang daun, dan helai daun. Helai
daun biasanya berwarna hijau, tetapi ada
juga yang tidak berwarna hijau.
3. Fungsi daun pada Tumbuhan
Bagian tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis
adalah daun. Daun banyak mengandung zat warna hijau yang disebut
klorofil. Daun terdiri atas tangkai daun dan helai daun. Disamping bagian-
bagian tersebut, ada juga jenis tumbuhan yang memiliki pelepah daun. Daun
pun memiliki susunan tulang daun. Berdasarkan susunannya tulang daun
ada yang menyirip, menjari, dan sejajar.
4. Bentuk-bentuk tulang daun
a. Tulang daun menyirip
Tulang daun pada daun
tersebut berbentuk seperti sirip.
Lihatlah gambar di samping ini.
Disitu dapat kita lihat bahwa
tulang daun tersusun rapi mulai dari tangkai daun hingga ujung helai
daun. Oleh karena itu, bentuk tulang daun seperti ini, disebut bertulang
daun menyirip.
b. Tulang daun menjari
Pada gambar di samping, dapat kita
lihat bahwa pada daun singkong terdapat
lebih dari satu tulang daun besar. Kemudian
bentuk daunnya pun berbentuk seperti jari.
Daun pepaya dan daun jarak memiliki
bentuk tulang daun menjari seperti singkong.
c. Tulang daun sejajar
Daun jenis ini memiliki jenis
tulang daun berbentuk seperti garis-garis
sejajar. Pada gambar di samping terlihat
bahwa tulang daun sejajar mulai dari
pangkal daun hingga ujung daun. Biasanya bentuk daunnya panjang-
panjang. Contohnya jagung, padi, tebu, dan alang-alang.
F. Model dan Metode Pembelajaran
1. Model pembelajaran: penemuan terbimbing (guided discovery).
2. Metode pembelajaran:
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Eksperimen
d. Diskusi kelompok
e. Observasi
G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media dan alat pembelajaran:
a. Tanaman pacar air
b. Gelas plastik
c. Pewarna makanan
d. Bermacam-macam daun tumbuhan
2. Sumber pembelajaran :
Buku BSE Senang Belajar IPA untuk kelas IV SD/MI halaman 26-29.
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
No. Tahap
Pembelajaran
Kegiatan belajar mengajar Alokasi
waktu
1. Pendahuluan a. Guru mengucapkan salam dan berdoa
bersama dipimpin oleh salah seorang
siswa dengan penuh khidmat.
b. Guru memeriksa kehadiran, kerapian
berpakaian, posisi tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran.
c. Guru menanyakan kabar peserta didik,
seperti: Apa kabar anak-anak?
d. Guru memberikan appersepsi dengan
mengulang materi sebelumnya.
e. Guru memberikan motivasi awal agar
siswa lebih semangat dan serius dalam
mengikuti pembelajaran
f. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
±5 menit
2. Kegiatan inti ±55 menit
Eksplorasi a. Siswa bersama guru mengkaitkan
apersepsi dengan pembelajaran.
b. Siswa diminta untuk membaca
fotocopyan materi yang telah
dibagikan.
c. Guru meminta siswa untuk
memperhatikan dan mendengarkan
penjelasan guru.
d. Selanjutnya guru memberikan
pertanyaan dengan menunjuk siswa
yang kurang memperhatikan
penjelasan guru, dengan tujuan agar
siswa bisa berkonsentrasi dalam
belajar.
e. Setelah itu, memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menanyakan hal-
hal yang belum jelas mengenai
penjelasan guru tadi.
Elaborasi a. Guru membagi siswa ke dalam
beberapa kelompok, satu kelompok
terdiri dari 5 siswa.
b. Guru memberikan penjelasan
mengenai langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan
siswa.
c. Guru membagikan lembar kerja yang
berisi rumusan masalah yang akan
ditemukan penyelesaiaannya atau
jawabannya kepada setiap kelompok.
d. Tahap Pembelajaran dengan Model
Penemuan Terbimbing (Guided
Discovery):
1) Siswa bekerja secara kelompok
untuk menemukan jawaban dari
masalah yang diberikan guru
dengan menyusun, memproses,
mengorganisir, dan menganalisis
masalah tersebut dengan
bimbingan guru.
2) Untuk menemukan jawaban atau
penyelesaian dari masalah tersebut,
guru membimbing siswa saat
melakukan eksperimen untuk
mengetahui fungsi batang, dan
melakukan observasi dalam
menggolongkan bentuk-bentuk
tulang daun (bimbingan dilakukan
dengan cara guru mengajukan
pertanyaan, pernyataan, maupun
contoh yang dapat mengarahkan
siswa kepada apa yang akan
ditemukannya).
3) Setelah itu, setiap kelompok
diminta untuk menyusun hipotesis
atau dugaan terhadap hasil
temuannya dengan menyelesaikan
masalah yang ada di lembar kerja
siswa.
4) Apabila telah selesai, lembar kerja
yang berisi hipotesis atau dugaan
siswa diserahkan kepada guru
untuk diperiksa dan untuk
memastikan apakah penemuan sisa
itu benar. (Guru memberikan
apresiasi kepada kelompok yang
menyerahkan lembar kerjanya
paling cepat).
5) Setelah diperiksa guru, lembar
kerja tersebut dikembalikan kepada
siswa, dan siswa diminta untuk
mendiskusikannya dengan
kelompok agar disusun lagi.
6) Selanjutnya, guru memberikan
penjelasan mengenai penemuan
siswa tadi.
Konfirmasi a. Guru meminta satu perwakilan
kelompok maju untuk menyampaikan
dan menunjukkan hasil dari
penemuannya.
b. Guru mengajak siswa untuk
memperhatikan hasil penemuan yang
disampaikan oleh perwakilan
kelompok yang maju.
c. Guru bersama siswa bertanya jawab
mengenai hasil penemuan dari setiap
kelompok, setelah itu guru
memberikan penguatan pada siswa
agar tidak terjadi perbedaan
pemahaman.
d. Guru dan siswa membuat kesimpulan
dari hasil penemuan siswa yang telah
dibimbing guru.
3. Kegiatan
Akhir
±10 menit
Penutup a. Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan hal-hal yang
belum jelas.
b. Guru bersama siswa menyimpulkan
materi yang sudah dipelajari.
c. Guru memberikan evaluasi kepada
siswa.
d. Guru mengomentari hal-hal yang
terjadi dalam proses kegiatan belajar
hari ini.
e. Guru menutup dengan doa dan salam.
I. Penilaian
Penilaian dilakukan dengan melakukan tes tertulis.
1. Instrumen Soal
a. Soal Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang paling benar!
1. Air dan mineral dari akar akan sampai ke daun melalui....
a. batang
b. bunga
c. tangkai
d. akar
2. Berikut yang bukan merupakan bagian dari srtuktur daun adalah....
a. helai daun
b. tangkai daun
c. tunas
d. tulang daun
3. Daun merupakan tempat melakukan fotosintesis karena....
a. Memiliki tulang daun
b. Memiliki serbuk sari
c. Memiliki klorofil
d. Memiliki cadangan makanan
4. Perhatikan gambar berikut!
Daun yang memiliki tulang daun sejajar ditunjukkan oleh nomor....
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
5. Perhatikan gambar berikut!
Daun di atas memiliki tulang daun....
a. Menyirip
b. Menjari
c. Sejajar
d. melengkung
LAMPIRAN
Kunci jawaban
a. Pilihan ganda
1. a 2. c 3. c 4. b 5. a
b. Isian
1. batang
2. tangkai daun, tulang daun, helai daun
3. daun
4. menyirip, menjari, sejajar
5. menjari
LEMBAR KERJA SISWA
Selesaikan masalah di bawah ini, dan temukan jawabannya dengan
bimbingan gurumu!
1. Tumbuhan memiliki batang yang mempunyai fungsi bagi kelangsungan
hidup tumbuhan tersebut. Jelaskan fungsi batang tersebut dengan melakukan
eksperimen/ percobaan di bawah ini!
Menentukan Fungsi Batang
Tujuan
Kamu dapat membuktikan bahwa batang berfungsi menyalurkan air ke
seluruh tubuh tumbuhan.
Alat dan bahan
1. Tanaman pacar air
2. Pewarna makanan (merah)
3. Gelas bening
4. Air bening
Langkah kerja
1. Isilah gelas yang telah disiapkan dengan air bening setinggi 3 cm.
2. Teteskan pewarna makanan sebanyak 10 tetes ke dalam gelas
sehingga air berwarna merah.
3. Masukkan tanaman yang telah dipotong akarnya ke dalam gelas
berisi air berwarna tadi.
4. Biarkan selama 30 menit, dan amati apa yang terjadi!
Apa kesimpulanmu?
2. Pada tanaman atau tumbuhan memiliki bagian yang disebut daun, daun
memiliki struktur bagian-bagian daun. Sebutkan dan gambarkan daun beserta
bagian-bagiannya!
3. Apa fungsi daun bagi tumbuhan!
Lampiran 7
Daftar Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) Siswa Kelas IV MI Klero
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. Alex Setiawan 70 50 Tidak Tuntas
2. Wahyu Fajar Setiyoko 70 60 Tidak Tuntas
3. Lukman Rahmadhani 70 60 Tidak Tuntas
4. Muh Rizal Wahyu Fahriza 70 60 Tidak Tuntas
5. Andika Riski Romadhon 70 50 Tidak Tuntas
6. Rafi Dzaky Nur Arkan 70 50 Tidak Tuntas
7. Sovi Tri Mufti 70 70 Tuntas
8. Aditya Yoga Pratama 70 70 Tuntas
9. Alegrika Bayu Putra 70 60 Tidak Tuntas
10. Alfin Adi Putra 70 80 Tuntas
11. Aniyatul Mufidah 70 70 Tuntas
12. Aulia Az Zahra 70 70 Tuntas
13. Desi Andriyanti Hanafiah 70 70 Tuntas
14. Diyah Irawati 70 70 Tuntas
15. Dwi Ardhiyanto 70 60 Tidak Tuntas
16. Dygta Sulistiyo 70 50 Tidak Tuntas
17. Ely Wijayanti 70 70 Tuntas
18. Erika Nissa Agustin 70 70 Tuntas
19. Ica Ayu Novia 70 60 Tidak Tuntas
20. Ilham Dwi Ariyanto 70 80 Tuntas
21. Irfan Zakaria 70 50 Tidak Tuntas
22. Krisna Tri Prasoko 70 60 Tidak Tuntas
23. Putri Zakiya 70 40 Tidak Tuntas
24. Rizal Muzakki 70 60 Tidak Tuntas
25. Salsabrina Choirunnisa 70 40 Tidak Tuntas
26. Yuliyana Barokah 70 80 Tuntas
27. Nadyatuzzulfa 70 70 Tuntas
Rata-rata 70 62,2
Sumber : Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas IV MI Klero
Lampiran 8
Lembar Observasi Guru
Model Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)
SIKLUS I
Nama Sekolah : MI Klero
Nama Guru : Rofik Anwari, S.Ag.
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/ Semester : IV /I
Hari/Tanggal : Rabu, 5 Agustus 2015
Materi Pokok : Bagian-Bagian Tumbuhan Dan Fungsinya
Jumlah Siswa : 27
Petunjuk : Berilah tanda (√ ) pada kolom skala penilaian sesuai dengan hasil
pengamatan bapak/ibu pada saat mengamati proses pembelajaran didalam kelas.
Silahkan mengisi lembar pengamatan sesuai dengan kenyataan.
No Aspek Yang Diamati Skala Partisipasi
A B C D
I PRA PEMBELAJARAN
1 Memeriksa kesiapan Siswa √
2 Melakukan Kegiatan Apersepsi √
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran √
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
4 Menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran
√
5 Menyampaikan materi dengan jelas √
6 Memberikan contoh dengan jelas √ √
B Model Pembelajaran
7 Menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran
√
8 Memberikan bimbingan kepada siswa
dalam menemukan pengetahuannya
√
9 Memeriksa hipotesis siswa √
10 Memberikan penjelasan mengenai
hipotesis yang disusun siswa
√
11 Melakukan tanya jawab dengan siswa
untuk memeriksa kebenaran dari hipotesis
siswa
√
12 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang direncanakan
√
C Pemanfaatan Sumber belajar / Media pembelajaran
13 Menggunakan media secara efektif dan
efisien
√
14 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan
media
√
D Penilaian proses dan hasil Belajar
15 Penilaian relevan dengan tujuan yang
ditetapkan
√
16 Melakukan penilaian akhir sesuai RPP √
F Penggunaan Bahasa
17 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara
jelas, baik dan benar.
√
18 Variasi gerakan badan tidak mengganggu
perhatian siswa √
III PENUTUP
19 Melakukan refleksi / memberikan
kesimpulan materi pembelajaran dengan
melibatkan siswa
√
20 Mengadakan evaluasi formatif.
√
Jumlah 48 24
Total 72
Kategori
Baik sekali
Keterangan:
Skor Partisipasi:
A : 4
B :3
C :2
D :1
Kriteria Nilai:
Nilai 78 – 96 = Baik Sekali
Nilai 60 – 78 = Baik
Nilai 42 – 60 = Buruk
Nilai 24 – 42 = Buruk Sekali
Tengaran, 5 Agustus 2015
Pengamat
Rofik Anwari, S.Ag.
NIP.
Lampiran 9
Lembar Observasi Guru
Model Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)
SIKLUS II
Nama Sekolah : MI Klero
Nama Guru : Rofik Anwari, S.Ag.
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/ Semester : IV /I
Hari/Tanggal : Rabu, 12 Agustus 2015
Materi Pokok : Bagian-Bagian Tumbuhan Dan Fungsinya
Jumlah Siswa : 27
Petunjuk : Berilah tanda (√) pada kolom skala penilaian sesuai dengan hasil
pengamatan bapak/ibu pada saat mengamati proses pembelajaran didalam kelas.
Silahkan mengisi lembar pengamatan sesuai dengan kenyataan.
No Aspek Yang Diamati Skala Partisipasi
A B C D
I PRA PEMBELAJARAN
1 Memeriksa kesiapan Siswa √
2 Melakukan Kegiatan Apersepsi √
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran √
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
4 Menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran
√
5 Menyampaikan materi dengan jelas √
6 Memberikan contoh dengan jelas √ √
B Model Pembelajaran
7 Menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran
√
8 Memberikan bimbingan kepada siswa
dalam menemukan pengetahuannya
√
9 Memeriksa hipotesis siswa √
10 Memberikan penjelasan mengenai
hipotesis yang disusun siswa
√
11 Melakukan tanya jawab dengan siswa
untuk memeriksa kebenaran dari hipotesis
siswa
√
12 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang direncanakan
√
C Pemanfaatan Sumber belajar / Media pembelajaran
13 Menggunakan media secara efektif dan
efisien
√
14 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan
media
√
D Penilaian proses dan hasil Belajar
15 Penilaian relevan dengan tujuan yang
ditetapkan
√
16 Melakukan penilaian akhir sesuai RPP √
F Penggunaan Bahasa
17 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara
jelas, baik dan benar.
√
18 Variasi gerakan badan tidak mengganggu
perhatian siswa √
III PENUTUP
19 Melakukan refleksi / memberikan
kesimpulan materi pembelajaran dengan
melibatkan siswa
√
20 Mengadakan evaluasi formatif.
√
Jumlah 52 21
Total 73
Kategori
Baik sekali
Keterangan:
Skor Partisipasi:
A : 4
B :3
C :2
D :1
Kriteria Nilai:
Nilai 78 – 96 = Baik Sekali
Nilai 60 – 78 = Baik
Nilai 42 – 60 = Buruk
Nilai 24 – 42 = Buruk Sekali
Tengaran, 12 Agustus 2015
Pengamat
Rofik Anwari, S.Ag.
NIP.
Lampiran 10
DOKUMENTASI
A. Siklus I
Guru menulis judul materi yang akan dipelajari
Guru menjelaskan materi dengan menggunakan media pembelajaran
Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok
Guru menjelaskan lembar kerja yang akan dikerjakan siswa
Guru dan siswa melaksanakan model penemuan terbimbing (guided discovery)
dengan melakukan observasi terhadap tumbuhan di sekitar sekolah
Siswa mengamati tanaman yang ada di lingkungan sekolah dengan melalui
bimbingan guru
Guru memeriksa hipotesis atau dugaan yang dibuat kelompok
Siswa menyampaikan hasil penemuan kelompoknya di depan kelas
Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I
B. Siklus II
Guru membuka pembelajaran
Siswa membaca materi pelajaran
Guru memberikan penjelasan mengani materi dengan menggunakan media
Siswa duduk secara berkelompok
Siswa dan guru melaksannakan model pembelajaran penemuan terbimbing
(guided discovery) dengan melakukan eksperimen secara berkelompok
Siswa melakukan pengamatan terhadap percobaannya
Guru membimbing kelompok dalam mengelompokkan daun berdasarkan bentuk
tulang daunnya
Siswa menyelesaikan lembar kerja yang diberikan sesuai dengan hasil
eksperimennya
Siswa membacakan hasil penemuannya
Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Sholikah Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan
Nim : 115 11 028 Jurusan : PGMI
No Nama kegiatan Tanggal Keterangan Nilai
1.
OPAK “ Revitalisasi Gerakan
Mahasiswa Di Era Modern Untuk
Kejayaan Indonesia” (DEMA)
20-22
Agustus
2011
Peserta 3
2.
Achivement Motivation Training
(AMT) “Membangun Mahasiswa
Cerdas Emosi, Spiritual, dan
Intelektual” (AMT)
23 Agustus
2011 Peserta 2
3.
Orientasi Dasar Keislaman (ODK)
“Menemukan Muara Sebagai
Mahasiswa Rahmatan Lil Alamin”
(ODK)
24 Agustus
2011 Peserta 2
4. Seminar Entrepreneurship dan
Koperasi (KOPMA dan KSEI)
25 Agustus
2011 Peserta 2
5. User Education (UPT
Perpustakaan)
20
September
2011
Peserta 2
6. Bedah Buku “Super Teens Super
Leader”
8 Oktober
2011 Peserta 2
7. Praktikum Pendidikan
Kepramukaan (Progdi PGMI)
8 Februari
2012 Peserta 2
8.
Comparison Of English and Arabic
“Aktualisasi Nilai Pendidikan
Bahasa Arab dan Inggris Sebagai
Upaya Memahami Khazanah
Keilmuan Mutakhir di Era
Globalisasi”
13 April
2012 Peserta 2
9.
Pelatihan Mengatasi Kecemasan
Tampil di Depan Umum (Biro
Tazkia)
9 Juni 2012 Peserta 2
10.
Achievment Motivation Training
“Dengan AMT, Bangun Karakter
Raih Prestasi”
12
September
2012
Peserta 2
(AMT)
11. Seminar Nasional “Kepemimpinan
dan Masa Depan Bangsa” (HMI)
23 Februari
2013 Peserta 8
12.
Seminar Pencegahan Bahaya
NAPZA (Narkotika, Psikotropika,
dan Zat Adiktif), HIV/AIDS
Mewaspadai Pergaulan Bebas
Untuk Membentuk Remaja yang
Tangguh dan Launching PIK
SAHAJASA (Pusat Informasi dan
Konseling Sahabat Remaja
Salatiga) STAIN Salatiga
29 April
2013 Peserta 2
13.
Seminar Nasional Entrepreneurship
“Menumbuhkan Jiwa Entrepreneur
Generasi Muda” (KOPMA)
27 Mei
2013 Peserta 8
14.
Seminar Nasional “Guru Kreatif
dalam Implementasi Kurikulum
2013” (HMJ Tarbiyah)
18
November
2013
Peserta 8
15.
Seminar Nasional “Peran Kader
Bangsa Menjadi Katalisator
Pembangunan Desa” (HMI)
8 Maret
2014 Peserta 8
16.
Seminar Nasional “Perbaikan Mutu
Pendidikan Melalui
Profesionalisme Pendidikan”
13
November
2014
Peserta 8
17.
Seminar Nasional Entrepreneurship
(RACANA)
16
November
2014
Peserta 8
18.
Seminar “Mempertegas Peran
Pendidikan dalam Mencerahkan
Masa Depan Anak Bangsa”
19
November
2014
Peserta 2
19.
Seminar Nasional “Android The
Best Of Application”
23
November
2014
Peserta 8
20. Seminar Nasional Perlindungan 2014 Peserta 8
Lampiran 15
Daftar Riwayat Hidup
Nama Lengkap : Sholikah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir :Kab.Semarang 16 Februari 1993
Agama Islam
Jenjang Pendidikan :
1. TK Dharma Wanita Lestari Karangduren, lulus tahun 1999
2. SD Negeri Karangduren 03, lulus tahun 2005
3. SMP Negeri 1 Tengaran, lulus tahun 2008
4. SMA Negeri 1 Tengaran, lulus tahun 2011
Masih menyelesaikan pendidikan S1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
PGMI IAIN Salatiga.
Demikian riwayat hidup penulis, penulis buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 25 Agustus 2015
Penulis
Sholikah
11511028