skripsi aldo

100
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu hal yang tak mungkin dapat dipungkiri bahwa globalisasi merupakan suatu fenomena yang luar biasa. Berkat pesatnya kemajuan teknologi informasi, menyebabkan dunia seakan tanpa batas sehingga jarak terasa semakin sempit. Inovasi-inovasi baru berkecepatan tinggi dibidang teknologi tidak saja mendorong arus barang, jasa dan capital menjadi demikian mudah, namun juga menimbulkan pergeseran- pergeseran karakter dalam kehidupan social dan gaya hidup dikalangan masyarakat dunia, baik dikalangan kawula muda maupun dikalangan orang-orang dewasa. Menjaga penampilan merupakan suatu kebutuhan setelah kebutuhan primer terpenuhi. Termasuk dalam hal ini memiliki dan memakai jam tangan bermerek mendunia yang tidak saja berfungsi sebagai penunjuk waktu akan tetapi juga menunjukkan tingkat sosial bagi pemakainya 1

Upload: kopisusumantap

Post on 23-Oct-2015

62 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

karaginan

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Aldo

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Suatu hal yang tak mungkin dapat dipungkiri bahwa globalisasi

merupakan suatu fenomena yang luar biasa. Berkat pesatnya kemajuan teknologi

informasi, menyebabkan dunia seakan tanpa batas sehingga jarak terasa semakin

sempit. Inovasi-inovasi baru berkecepatan tinggi dibidang teknologi tidak saja

mendorong arus barang, jasa dan capital menjadi demikian mudah, namun juga

menimbulkan pergeseran-pergeseran karakter dalam kehidupan social dan gaya

hidup dikalangan masyarakat dunia, baik dikalangan kawula muda maupun

dikalangan orang-orang dewasa. Menjaga penampilan merupakan suatu

kebutuhan setelah kebutuhan primer terpenuhi. Termasuk dalam hal ini memiliki

dan memakai jam tangan bermerek mendunia yang tidak saja berfungsi sebagai

penunjuk waktu akan tetapi juga menunjukkan tingkat sosial bagi pemakainya

terutama bagi kalangan menengah keatas, bahkan bagi kalangan tertentu memakai

jam tangan yang bermerek terkenal (internasional) menambah rasa percaya diri.

Seiring dengan adanya meningkatnya kepentingan terhadap penampilan

yang menawan maka sejumlah merek-merek jam tangan yang sudah mendunia

seperti Rolex, Dior Watches, Channel, Ebel, Fossil, dll, semakin disukai

konsumen. Kaum pebisnis, pejabat, selebritis, konglomerat maupun kaum

professional, memakai jam tangan bermerek terkenal merupakan salah satu

kebutuhan dalam penampilannya. Dari sisi pebisnis maka hal ini merupakan pasar

1

Page 2: Skripsi Aldo

2

bagi perusahaan jam tangan bermerek global yang tentu saja dapat mendatangkan

keuntungan yang tidak sedikit. Namun demikian bukan berarti tidak ada

persaingan diantara merek-merek terkenal tersebut. Oleh karena itu perusahaan

perlu mempertimbangkan kenyataan ini yaitu pentingnya bagi perusahaan untuk

memahami hubungan antara konsumen dengan merek. Konsumen seringkali

membeli produk merek tertentu tidak saja karena nilai manfaat, fungsional atau

komersilnya. Namun juga makna-makna simbolis yang dibawa oleh merek

tersebut. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk meletakkan manajemen

hubungan dengan pelanggan sebagai prioritas utama, artinya bahwa perusahaan

harus mampu memahami perilaku konsumennya yang cenderung berubah-rubah.

Memahami perilaku konsumen bukan hal yang mudah karena sifatnya

yang dinamis. Konsumen sebagaimana manusia biasa pada umumnya adalah

makhluk yang memiliki keinginan yang tidak terbatas dan memiliki kecerdasan.

Interaksi dengan lingkungan eksternal yang juga bersifat dinamis dan

dikombinasikan dengan sifat-sifat yang unik sebagai pribadi yang membuat

keinginannya terus berkembang dan mengakibatkan harapan konsumen semakin

tinggi.

Dalam dunia pemasaran hubungan antara penjual dengan konsumen

merupakan hal penting karena dari hubungan ini akan tercipta pertukaran yang

menjadi tujuan utamanya. Bahkan Aaker dan Joachimsthler (2000) telah

menyatakan bahwa : “praktek-praktek pertukaran semacam itu seharusnya juga

diterapkan pada hubungan antara merek dengan konsumen karena merek

merupakan salah satu pilar dalam suatu hubungan jangka panjang antara

Page 3: Skripsi Aldo

3

konsumen dan penjual, disamping itu tujuan merek adalah untuk menciptakan

hubungan dengan pelanggannya”.

Dari sudut pandang konsumen, terciptanya hubungan merek dengan

pelanggan tersebut menimbulkan kepercayaan merek. Proses terciptanya

keperayaan merek didasarkan pada pengalaman mereka dengan merek yang

bersangkutan. Bahkan Costabile (2002) menyatakan bahwa : “pengalaman akan

menjadi sumber bagi konsumen atas terciptanya rasa percaya pada merek dan

pengalaman ini akan mempengaruhi evaluasi konsumen dalam konsumsi,

penggunakan atau kepuasan secara langsung atau tidak langsung dengan merek”.

Berkaitan dengan masalah kepercayaan merek tersebut maka Delgado

(2003) menjelaskan bahwa kepercayaan merek merupakan harapan akan

kehandalan dan intensitas merek yang bersangkutan. Berdasar pada pendapat

Delgado tersebut, maka kepercayaan merek akan merefleksikan dua komponen

yaitu reliabilitas merek (brand reliability) dan intensitas merek (brand intentions).

Kepercayaan konsumen terhadap suatu merek akan dapat mempengaruhi

konsumen untuk mengambil keputusan pembeliannya.

Konsumen secara selektif akan mengumpulkan informasi yang mampu

memberi petunjuk bahwa produk yang akan dibeli akan memberikan manfaat

sesuai yang dijanjikan. Evaluasi alternatif dilakukan ketika konsumen telah

memiliki berbagai informasi mengenai berbagai produk dan merek hasil dari

pencarian informasinya. Namun merek, harga dan produsen penghasil produk

adalah bagian dari atribut produk yang menjadi dasar evaluasi konsumen dalam

keputusan pembeliannya.

Page 4: Skripsi Aldo

4

Berdasarkan uraian tentang latar belakang masalah tersebut diatas maka

penelitian ini akan difokuskan pada analisis pengaruh kepercayaan merek dan

atribut produk terhadap keputusan konsumen khususnya dalam membeli jam

tangan merek Fossil di Surabaya yang merupakan obyek dari penelitian ini.

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan maka permasalahan

dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

”Apakah kepercayaan merek dan atribut produk memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap keputusan konsumen membeli jam tangan merek Fossil di

Surabaya”

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasar pada perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

kepercayaan merek dan atribut produk terhadap keputusan konsumen membeli

jam tangan merek Fossil di Surabaya.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat

kepada :

1. Manajemen Perusahaan

Yaitu sebagai referensi dalam pengambilan keputusan penting yang berkaitan

dengan kebijakan-kebijakan pemasaran.

Page 5: Skripsi Aldo

5

2. Masyarakat

Yaitu sebagai masukan dan informasi yang berguna dalam mengambil

keputusan pembelian yang akan dilakukannya.

3. Penelitian berikutnya

Yaitu sebagai bahan acuan dalam penelitian yang akan dilakukannya agar bisa

menyempurnakan dan memperluas jangkauan penelitian dengan menambah

variabel-variabel bebas yang belum dibahas dalam penelitian ini.

Page 6: Skripsi Aldo

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Konsep dan Definisi Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan manajemen yang memiliki

hubungan yang kuat dengan lingkungan eksternal perusahaan. Oleh karena

itu, pemasaran mempunyai peranan yang penting dalam pengembangan

perusahaan. Pemasaran tidak dapat dipandang sebagai fungsi tersendiri,

melainkan meliputi keseluruhan aspek manajemen yang saling berkaitan satu

dengan lainnya dalam mewujudkan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.

Konsep pemasaran tidak sama dengan konsep penjualan. Konsep

pemasaran berprespektif dari luar kedalam, hal ini memberikan arti bahwa

konsep pemasaran memusatkan perhatian pada kebutuhan pelanggan

(konsumen), mengkoordinasikan semua aktivitas pemasaran yang

mempengaruhi konsumen untuk memperoleh laba dalam jangka panjang

dengan meningkatkan nilai kepuasan pelanggan. Hal ini sesuai dengan

konsep pemasaran yang disampaikan oleh Kotler (2000) yang menyatakan

bahwa konsep inti pemasaran, bersandar pada : “kebutuhan (needs),

keinginan (want), permintaan (demand), produk (barang, jasa dan gagasan),

nilai, biaya dan pemasaran”.

Sedangkan pada konsep penjualan, maka perusahaan hanya

memusatkan perhatian pada “menjual” saja tanpa memperhatikan keinginan

6

Page 7: Skripsi Aldo

7

dan kebutuhan pasar atau konsumennya. Sehingga dapat dikatakan bahwa

konsep penjualan berprespektif dari dalam keluar, artinya bahwa aktivitas

dimulai dari perusahaan kemudian melakukan penjualan dan promosi besar-

besaran untuk mengharapkan perolehan laba. Konsep tersebut hanya

memusatkan perhatiannya untuk menarik konsumen dalam jangka pendek

tanpa memperdulikan keinginan konsumennya sehingga sering terjadi apa

yang telah diproduksi tidak sesuai dengan selera pasar (konsumen) yang pada

akhirnya menimbulkan kerugian yang tidak sedikit.

Pada dasarnya pemasaran adalah “suatu produk perencanaan dalam

konsep promosi dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasa untuk

menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan

kelompok” (Lamb; 2001). Sedangkan menurut Kotler (2001), maka :

“marketing is social and managerial process by which individual and group

obtain what need and want trough creating, offering and exchanging product

of value with other”. Artinya “pemasaran adalah suatu proses manajerial yang

mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai

dengan pihak lain”.

Dari kedua definisi pemasaran tersebut dapat diambil suatu

kesimpulan bahwa : “pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan

oleh perusahaan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan

menciptakan barang dan jasa, menetapkan harga dan mendistribusikan ke

pasar sesuai dengan selera dan daya beli konsumen”.

Page 8: Skripsi Aldo

8

2.1.2 Definisi Perilaku Konsumen

Secara sederhana konsep pemasaran (marketing concept) menyatakan

bahwa suatu organisasi harus memuaskan kebutuhan dan keinginan

konsumen agar dapat menguntungkan. Dalam memuaskan kebutuhan dan

keinginannya, seseorang konsumen menunjukkan perilaku yang berbeda-

beda. Untuk itu para pemasar harus memfokuskan perhatiannya pada

pemahaman tentang perilaku konsumennya. Menurut Tjiptono (2004) “istilah

perilaku konsumen, mengacu pada perilaku yang ditunjukkan oleh para

individu dalam membeli dan menggunakan barang dan jasa”. Menurut

Mowen dan Minor (2002), perilaku konsumen didefinisikan sebagai “studi

tentang niat pembelian dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan,

konsumen dan pembuangan barang, jasa, pengalaman serta ide-ide”.

Selanjutnya dinyatakan oleh Lamb dkk, (2001) bahwa perilaku

konsumen adalah proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan

membeli, menggunakan dan membuang barang dan jasa yang dibelinya

termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan

penggunaan produk.

Sedangkan menurut American Marketing Association, maka perilaku

konsumen didefinisikan sebagai “interaksi dinamis antara pengaruh dan

kognisi, perilaku dan kejadian disekitar kita dimana manusia melakukan

aspek pertukaran dalam hidup mereka”.

Terdapat tiga ide penting dari definisi perilaku konsumen menurut

American Marketing Association, yaitu :

Page 9: Skripsi Aldo

9

1. Perilaku konsumen adalah dinamis. Ini berarti bahwa seorang konsumen,

grup konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak

sepanjang waktu.

2. Perilaku konsumen melibatkan interaksi antara pengaruh dan kognisi,

perilaku dan kejadian sekitar. Untuk memahami konsumen kita harus

memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan

(pengaruh) apa yang mereka lakukan (perilaku) dan apa serta dinamis

kejadian (kejadian sekitar) yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh apa

yang difikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen.

3. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran. Hal ini membuat definisi

perilaku konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran yang sejauh

ini juga menekankan pertukaran.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Seorang konsumen dalam melakukan keputusan pembelian

dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah faktor kebudayaan,

faktor social, faktor pribadi, dan faktor psikologis.

1. Faktor Kebudayaan

a. Kebudayaan

Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari

keinginan dan perilaku seseorang.

b. Sub-Budaya

Setiap kebudayaan memiliki sub-budaya, sub-budaya yang lebih kecil

memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para

Page 10: Skripsi Aldo

10

anggotanya. Dibedakan menjadi empat jenis : kelompok nasionalisme,

kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis.

c. Kelas Sosial

Kelas social merupakan kelompok yang relative homogeny dan

bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki

dan keanggotannya memiliki nilai, minat dan perilaku yang serupa.

2. Faktor-Faktor Sosial

a. Kelompok Referensi

Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang

mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap

atau perilaku seseorang.

1) Kelompok Primer yaitu adanya suatu interaksi yang saling

berkesinambungan seperti halnya : keluarga, teman, tetangga dan

teman sejawat.

2) Kelompok Sekunder, yaitu kelompok yang cenderung lebih resmi

dan interaksi kurang berkesinambungan.

3) Kelompok Aspirasi, yaitu kelompok yang seseorang ingin menjadi

anggotanya.

4) Kelompok Diasosiatif atau kelompook memisahkan diri, yaitu

sebuah kelompok yang perilakunya tidak disukai oleh individu.

Page 11: Skripsi Aldo

11

b. Keluarga

1) Keluarga Orientasi

Merupakan orang tua seseorang dari merekalah seseorang

mendapatkan pandangan tentang ekonomi, politik, agama dan

merasakan ambisi pribadi nilai atau harga diri dan cinta.

2) Keluarga Prokreasi

Merupakan pasangan hidup anak-anak seseorang. Keluarga

merupakan organisasi pembeli dan konsumen yang paling penting

dalam suatu masyarakat.

3) Peran dan Status

Seseorang pada umumnya berpartisipasi dalam kelompok semasa

hidupnya, posisi seseorang dalam setiap kelompok akan dapat

diidentifikasikan dalam peran dan status.

3. Faktor-Faktor Pribadi

a. Umur dan Tahapan Dalam Siklus Hidup

Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau

transformasi tertentu pada saat mereka menjalani kehidupannya.

b. Pekerjaan

Para pemasar berusaha mengidentifikasikan kelompok-kelompok

pekerja yang memiliki minat diatas rata-rata terhadap produk atau jasa

tertentu.

c. Keadaan Ekonomi

Page 12: Skripsi Aldo

12

Terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan

hariannya, kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap

mengeluarkan uang.

1) Gaya Hidup

Merupakan pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan,

minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan

seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi dengan

lingkungan.

2) Kepribadian dan Konsep Diri

Adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang

yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif

konsisten.

4. Faktor-Faktor Psikolog

Para ahli beranggapan bahwa perilaku konsumen dipengaruhi oleh

dorongan psikologis, yang meliputi :

a. Motivasi

Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa

kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan

fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa tidak nyaman.

Sedangkan kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang

timbul dari keadaan fisiologis tertentu, seperti kebutuhan untuk

diakui, harga diri, atau kebutuhan diterima.

b. Persepsi

Page 13: Skripsi Aldo

13

Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda dari objek yang sama

karena adanya tiga proses persepsi yaitu perhatian, gangguan / distorsi

dan menginvat kembali yang selektif.

c. Proses Belajar

Adalah perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari

pengalaman. Sebagian besar perilaku manusia adalah hasil belajar.

Ahli pembelajaran yakin bahwa pembelajaran dihasilkan melalui :

1) Dorongan (drives)

Merupakan rangsangan internal yang kuat yang memotivasi

tindakan.

2) Stimulus (rangsangan)

Dorongan akan menjadi motif, jika diarahkan menuju rangsangan

(stimulus) pengurangan dorongan tertentu.

3) Petunjuk (clues)

Merupakan rangsangan minor yang menentukan kapan, dimana

dan bagaimana tanggapan seseorang. Kecenderungan yang

berlawanan dengan generalisasi disebut diskriminasi.

Teori pembelajaran mengarahkan para pemasasr bahwa mereka

dapat membangun permintaan atas sebuah produk dengan

mengaitkannya dengan dorongan yang kuat, menggunakan

petunjuk yang memberikan motivasi dan memberikan penguatan

positif.

Page 14: Skripsi Aldo

14

d. Kepercayaan dan Sikap

Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki

seseorang terhadap sesuatu. Melalui belajar dan bertindak, orang akan

mendapatkan keyakinan dan sikap. Dan hal ini kemudian akan

mempengaruhi perilaku pembelian mereka.

Keyakinan (belief) adalah pemikiran deskriptif yang dianut

seseorang tentang suatu hal. Sikap seseorang membentuk suatu pola

yang konsisten dan untuk mengubah suatu sikap mungkin

mengharuskan penyesuaian besar dalam sikap-sikap lain. Sehingga

perusahaan sebaiknya menyesuaikan produknya dengan sikap yang

telah ada dari pada berusaha mengubah sikap orang.

2.1.4 Konsep dan Definisi Merek

Konsep merek berbeda dengan konsep produk. Menurut Aaker dan

Joachimstahler (2000), produk mencakup tentang “fungsi produk, atribut

produk, kualitas atau nilai-nilai kegunaan dan manfaat fungsional”.

Sedangkan merek memiliki karakteristik yang lebih luas daripada produk

yaitu mencakup tentang citra penggunaan produk, negara asal, asoasiasi

perusahaan, merek personality, simbol-simbol dan merek juga dapat

menghantarkan manfaat ekspresi diri pengguna dan manfaat emosional.

Menurut Kotler dan Keller (2001) merek adalah “nama, istilah, tanda,

simbol, kesan dan atau kombinasi keseluruhannya yang ditujukan untuk

mengidentifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan sekaligus

sebagai diferensiasi produk.”

Page 15: Skripsi Aldo

15

Dari definisi tentang merek tersebut dapat disimpulkan, bahwa merek

erat kaitannya dengan alam piker manusia. Alam pikiran manusia meliputi

semua yang eksis dalam pikiran konsumen terhadap merek seperti perasaan,

pengalaman, citra, persepsi, keyakinan, dan sikap, sehingga dapat dikatakan

merek adalah sesuatu yang sifatnya immaterial. Merek merubah atau

mentransformasi hal yang sifatnya tangible menjadi sesuatu yang bernilai.

Proses transformasi berjalan dengan menyediakan sesuatu yang bernilai.

Proses tranformasi ini sepenuhnya menjadi wewenang konsumen untuk

melanjutkan atau menghentikannya.

Merek memberi banyak manfaat bagi konsumen diantaranya

membantu konsumen dalam mengidentifikasi manfaat yang ditawarkan dan

kualitas produk. Konsumen lebih mempercayai produk dengan merek

tertentu daripada produk tanpa merek meskipun manfaat yang ditawarkan

serupa. Menurut Aaker dan Joachimstakler (2000) merek “menawarkan 2

jenis manfaat, yaitu manfaat fungsional dan manfaat emosional”. Manfaat

fungsional mengacu pada kemampuan fungsi produk yang ditawarkan.

Sedangkan manfaat emosional adalah kemampuan merek untuk membuat

penggunanya merasakan sesuatu selama proses pembelian atau selama

konsumsi. Manfaat lain yang ditawarkan merek kepada konsumen menurut

Heggelson dan Suphelen, (2001) adalah manfaat simbolis. Manfaat simbolis

mengacu pada dampak psikologi yang akan diperoleh konsumen ketika ia

menggunakan merek tersebut artinya merek tersebut akan

mengkomunikasikan siapa dan apa pada konsumen lain. Ketika konsumen

Page 16: Skripsi Aldo

16

menggunakan merek tertentu maka ia akan terhubung dengan merek tersebut,

yaitu akan mencerminkan citra dan karakteristik pengguna.

2.1.5 Kepercayaan Merek (Brand Trust)

Dalam dunia pemasaran hubungan antara penjual dan pembeli

(konsumen) merupakan hal penting karena dari hubungan tersebut akan

tercipta pertukaran yang menjadi tujuan utamanya. Hubungan yang dekat

antara penjual dan pembeli akan memberi dampak yang positif dalam proses

pertukaran. Hubungan dekat antara penjual dan pembeli seharusnya tidak

terbatas pada skala antar perusahaan, akan tetapi dipraktikkan pada hubungan

antara merek dengan konsumen, karena merek merupakan salah satu pilar

dalam suatu hubungan jangka panjang antara konsumen dengan penjual.

Disamping itu tujuan merek adalah untuk menciptakan hubungan dengan

pelanggannya (Aaker dan Joachimsthler, 2000).

Bagi individu proses terciptanya kepercayaan merek didasarkan pada

pengalaman mereka dengan merek tersebut. Pengalaman akan menjadi

sumber bagi konsumen atas terciptanya rasa percaya pada merek dan

pengalaman ini akan mempengaruhi evaluasi konsumen dalam konsumsi,

penggunaan atau kepuasan secara langsung dan kontak tidak langsung dengan

merek (Costabile, 2003).

Pengalaman merupakan proses belajar bagi konsumen karena dari

pengalaman konsumen memperoleh banyak informasi. Proses belajar

konsumen ini disebut sebagai knowledge by acquaintance, dimana informasi

mengenai produk didapatkan dari pengalaman langsung dengan produk atau

Page 17: Skripsi Aldo

17

direct contact seperti konsumsi. Secara keseluruhan, pengalaman konsumsi

merupakan sumber terpenting terciptanya kepercayaan merek karena melalui

pengalaman terjadi proses pembelajaran yang memungkinkan terbangunnya

asosiasi, pemikiran dan pengambilan kesimpulan yang lebih relevan dengan

pribadi individu/konsumen.

Menurut Delgado (2004) kepercayaan merek adalah harapan akan

kehandalan dan intense baik dari merek karena itu kepercayaan merek

merefleksikan 2 komponen yakni brand reliability dan brand intentions.

Brand reliability atau kehandalan merek yang bersumber pada keyakinan

konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhi nilai yang dijanjikan

atau dengan kata lain persepsi bahwa merek tersebut mampu memenuhi

kebutuhan dan memberikan kepuasan. Brand reliability merupakan hal yang

esensial bagi terciptanya kepercayaan terhadap merek karena kemampuan

merek memenuhi nilai yang dijanjikannya akan membuat konsumen menaruh

rasa yakin akan kepuasan yang sama di masa depan. Sedangkan brand

intention didasarkan pada keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu

mengutamakan kepentingan konsumen ketika masalah dalam konsumsi

produk muncul secara tidak terduga.

2.1.6 Definisi dan Klasifikasi Produk

Menurut Kotler (2000) produk didefinisikan :

“A product is anything that can be offered to a market to satisfy a want it

includes physical goods, services, person, place, organizations, and ideas”.

Dimana produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar

Page 18: Skripsi Aldo

18

sehingga dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan, termasuk didalamnya

obyek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan. Selain itu Kotler

(2000), juga berpendapat bahwa, suatu produk dapat diklasifikasikan

sebagai : “(a) Barang Tahan Lama dan Barang Tidak Tahan Lama dan Jasa,

(b) Barang Konsumsi, (c) Barang Industri”.

Penjelasannya adalah :

1. Barang Tahan Lama, Barang Tidak Tahan Lama dan Jasa

a. Durable goods (barang tahan lama) adalah barang berwujud yang

digunakan selama kurun yang panjang dan biasanya tetap bertahan

setelah pemakaian yang banyak. Barang ini pada umumnya

memerlukan lebih banyak upaya penjualan dan pelayanan perorangan,

memiliki margin keuntungan yang lebih besar dan memerlukan

jaminan penjual yang lebih besar. Contoh : Properti, mesin berat,

mobil, dll.

b. Non Durable Goods (barang tidak tahan lama) adalah barang

berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali

pemakaian, karena barang ini cepat dikonsumsinya dan sering dibeli,

maka strategi yang tepat adalah membuatnya tersedia di banyak

tempat, membebankan keuntungan yang tidak terlalu besar dan

mengiklankannya dengan gencar untuk merangsang orang agar

mencoba untuk memilikinya. Contoh : sabun, makanan, bumbu, dll.

c. Services (jasa) adalah kegiatan, manfaat atau kepuasan yang

ditawarkan untuk dijual. Jasa merupakan barang yang tidak terwujud,

Page 19: Skripsi Aldo

19

tidak dapat dipisahkan, bervariasi, dan tidak tahan lama. Jasa

memerlukan lebih banyak pengendalian mutu, kepercayaan pada

penjual dan kemampuan beradaptasi. Contoh : persewaan mobil,

bengkel mobil, bimbingan belajar dll.

2. Barang Konsumsi

Barang konsumsi merupakan barang yang dibeli untuk dikonsumsikan.

Barang konsumsi dapat dibedakan menjadi :

a. Convenience goods (barang konviniens atau barang kebutuhan sehari-

hari) adalah barang yang pada umumnya sering kali dibeli oleh

konsumen, dalam waktu yang cepat dan memerlukan usaha yang

sangat minim dalam membandingkan dan membelinya. Contoh : Surat

kabar, rokok, sabun dll. Barang kebutuhan sehari-hari dapat dibedakan

menjadi :

1) Barang-barang pokok, yaitu barang yang dibeli konsumen secara

teratur. Contoh : pasta gigi, beras, dll.

2) Barang-barang impulsif yaitu barang yang dibeli tanpa

direncanakan atau dilakukan usaha-usaha mencarinya. Barang-

barang ini biasanya tersedia di banyak tempat karena konsumen

pada umumnya tidak berusaha mencarinya. Contoh : majalah,

rokok, permen, dll.

3) Barang-barang darurat, yaitu barang yang dibeli pada saat

kebutuhan dirasa mendesak. Contoh : payung yang dibeli pada

saat hujan.

Page 20: Skripsi Aldo

20

b. Shopping goods (barang toko atau barang belanjaan) adalah barang

dimana konsumen, yang dalam proses seleksi dan pembelian,

biasanya membandingkan barang yang satu dengan lainnya

berdasarkan kesesuaian mutu, harga dan modelnya.

c. Homogeneous shopping goods adalah barang-barang yang memiliki

kualitas dan penampilan serupa, misalnya peralatan rumah tangga.

d. Heteregeneous shopping goods adalah barang-barang yang memiliki

ciri yang berbeda seperti fungsi, kualitas maupun penampilan.

Misalnya : mobil, furniture, stereo set, dll.

e. Specially goods (barang special) adalah barang yang memiliki

karakteristik atau identitas merek yang unik yang mana

mengakibatkan sekelompok konsumen bersedia melakukan upaya

khusus untuk membelinya. Misalnya : mobil, barang-barang mewah

dengan merek dan model tertentu. Barang spesial tidak melibatkan

pembeli dalam membuat perbandingan, pembeli menggunakan banyak

waktu untuk memperoleh barang tersebut.

Unsought goods (barang yang tidak dicari) adalah barang yang

tidak diketahui konsumen tetapi biasanya tidak pernah dipikirkan

untuk membelinya, contoh : asuransi jiwa. Barang yang tidak dicari

memerlukan usaha pemasaran yang besar dalam bentuk iklan dan

penjualan perorangan.

Page 21: Skripsi Aldo

21

3. Barang Industri

Barang industri adalah barang yang dibeli oleh individu dan organisasi

untuk diolah lebih lanjut atau digunakan dalam menjalankan suatu bisnis.

Organisasi melakukan pembelian barang dan jasa dalam jumlah yang

sangat besar dan beragam. Barang industri dapat dibagi menjadi :

a. Material and ports (bahan baku dan suku cadang)

Adalah barang-barang yang seluruhnya masuk ke dalam suatu produk

akhir, yang dapat dibagi menjadi dua :

1) Bahan baku mentah

2) Bahan baku hasil produksi dan suku cadang

b. Capital goods (barang modal)

Merupakan baran-barang yang sebagian masuk barang kahir, yang

mencakup :

1) Intalasi merupakan suatu pembelian yang besar yang umumnya

dibeli langsung dari produsen, dengan didahului proses negosiasi

yang memakan waktu. Instalasi terdiri dari bangunan dan

peralatan tetap.

2) Peralatan tambahan sifatnya membantu proses produksi. Peralatan

tambahan terdiri dari peralatan pabrik dan peralatan kantor.

c. Supplies and Services (Persediaan Jasa)

Merupakan barang-barang yang tidak masuk ke barang akhir sama

sekali. Supplies dapat dibagi menjadi dua yaitu : operasional dan alat-

Page 22: Skripsi Aldo

22

alat pemeliharaan dan reparasi. Sedangkan services mencakup jasa

perawatan dan perbaikan.

2.1.7 Tingkatan Produk

Tingkatan produk menurut Kotler (2000) meliputi : “(1) Core

Product, (2) Actual Product dan (3) Augmented Product”. Penjelasannya

adalah sebagai berikut :

1. Core Benefit

Tingkatan produk ini berupaya untuk menjawab apa yang sesungguhnya

hendak dibeli oleh konsumen. Core benefit merupakan inti dari produk

yaitu upaya produk untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh

konsumen.

2. Actual product

Sesudah manfaat inti ditetapkan, selanjutnya adalah mengubah esensi

manfaat inti tersebut menjadi sebuah produk aktual. Produk aktual

memiliki 5 karakteristik yaitu tingkat kualitas, fitur produk, desain, nama

merek dan kemasan produk.

3. Augmented product

Tingkatan produk berakhir adalah augmented product. Pada tingkatan ini

Pemasar menyediakan pelayanan dan manfaat tambahan bagi konsumen

misalkan layanan instalasi, layanan antar, jaminan produk serta layanan

purna jual.

2.1.8 Hirarki Produk

Page 23: Skripsi Aldo

23

Hirarki produk berada sepanjang manfaat inti hingga item tertentu

yang memuaskan kebutuhan konsumen. Menurut Kotler (2000) hirarki

produk terdiri dari 7 tingkat yaitu :

1. Need family

Manfaat inti yang mendasari eksistensi sebuah produk.

2. Product family

Keseluruhan kelas produk yang memuaskan kebutuhan inti dengan

efektifitas yang beralasan.

3. Product class

Sekelompok produk dalam product family yang memiliki fungsi tertentu

yang koherens.

4. Product line

Sekelompok produk dalam product class yang saling berhubungan karena

produk tersebut melakukan fungsi yang sama, dijual kepada konsumen

yang sama, didistribusikan melalui saluran yang sama atau memiliki

harga pada range tertentu.

5. Product type

Sekelompok item-item dalam lini produk yang dapat menjadi satu atau

beberapa bentuk produk.

6. Brand

Sebuah nama yang diasosiasikan dengan satu atau beberapa item dalam

lini produk dan digunakan untuk mengidentifikasikan pembuatnya atau

karakter produk.

Page 24: Skripsi Aldo

24

7. Item

Unit tertentu dalam merek atau lini produk yang dibedakan oleh ukuran,

harga, penampilan atau atribut lainnya.

2.1.9 Definisi Atribut Produk

Atribut produk dapat diartikan sebagai unsur-unsur produk yang dipandang

penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan

pembelian. Atribut produk meliputi merek, kemasan, label, jaminan (garansi)

pelayanan dan sebagainya (Tjiptono, 2008). Sedangkan menurut Gitosudarmo

(1999), atribut produk adalah komponen-komponen yang merupakan sifat-

sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan

dan keinginan yang diharapkan oleh pembeli. Atribut-atribut produk selain

tercermin dari bentuknya, daya tahannya, warnanya, aromanya, terdapat pula

atribut yang terdiri dari kemasan, merek, harga, mutu, harga, gambar logo,

maupun labelnya. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa

atribut produk merupakan suatu karkateristik yang spesifik dari produk yang

memberikan manfaat penting bagi konsumen dan dapat dijadikan dasar

pengambilan keputusan pembelian.

2.1.10Komponen Atribut Produk

Beberapa atribut produk yang penting dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Merek

Menurut Kotler (2005) merek dapat diartikan sebagai nama, istilah, tanda,

simbol, atau kombinasi hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk

Page 25: Skripsi Aldo

25

mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual

dan untuk membedakanya dengan produk pesaing.

Tjiptono (2008) juga menyebutkan bahwa merek memiliki tujuan sebagai

berikut :

a. Sebagai identitas, yang bermanfaat dalam diferensiasi atau

membedakannya produk suatu perusahaan dengan produk pesaingnya.

Ini akan memudahkan konsumen untuk mengenalinya saat berbelanja

dan saat melakukan pembelian ulang.

b. Alat promosi, yaitu sebagai daya tarik produk.

c. Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan,

mutu serta prestise tertentu kepada konsumen.

d. Untuk mengendalikan pasar.

Sedangkan Kotler (2005) mengemukakan bahwa terdapat enam makna

yang disampaikan melalui suatu merek, yaitu :

a. Atribut, sebuah merek menyampaikan atribut-atribut tertentu dari

suatu produk.

b. Manfaat, merek bukanlah sekedar sekumpulan atribut, karena yang

dibeli konsumen adalah manfaat bukanlah atribut. Atribut diperlukan

untuk diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional.

c. Nilai, merek juga menyatakan nilai-nilai prosedurnya.

d. Budaya, merek juga mencerminkan budaya tertentu, baik budaya

perusahaan maupun negara tempat perusahaan tersebut berproduksi.

e. Kepribadian, merek juga dapat memproyeksikan kepribadian tertentu.

Page 26: Skripsi Aldo

26

f. Pemakai, merek memberi kesan mengenai jenis-jenis konsumen yang

membeli atau menggunakan produknya. Pemakainya adalah orang-

orang yang menghargai nilai, budaya dan kepribadian produk tersebut.

2. Mutu Produk

Mutu produk dapat diartikan sebagai kemampuan produk tersebut untuk

melaksanakan fungsinya, termasuk didalamnya keawetan, keandalan,

ketepatan, kemudahan dipergunakan dan diperbaiki serta atribut bernilai

lain (Kotler, 2003). Menurut Heizer dan Render (2007), mutu adalah

totalitas bentuk dan karakteristik barang atau jasa yang menunjukkan

kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tampak jelas maupun

yang tersembunyi.

Garvin dalam Boyd et al (2000) menyatakan baha mutu memiliki 8

dimensi, yaitu :

a. Kinerja (performance), harus berwujud melalui karakteristik

pengoperasian dasar suatu produk.

b. Tampilan (feature), merupakan karakteristik produk kedua yang

dirancang untuk memperkuat fungsi dasar produk.

c. Keandalan (Reliability), adalah kemungkinan bahwa suatu produk

tampil memuaskan sepanjang waktu tertentu.

d. Konfirmasi (conformance), adalah cara bagiamana karakteristik

operasi sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu.

e. Daya tahan (Durability), merupakan ukuran hidup sebuah produk,

mencakup dimensi teknis (penggantian) dan ekonomi (perbaikan).

Page 27: Skripsi Aldo

27

f. Kemampuan layanan (serviceability), berkaitan dengan kecepatan dan

kemudahan mendapatkan perbaikan yang mantap.

g. Estetika (esthetic) berkaitan dengan bagaimana produk terlihat, terasa,

terdengar, tercicipi dan terbuai.

h. Persepsi mutu (pereived quality), sering dihasilkan dari penggunaan

ukuran tidak langsung ketika konsumen mungkin kurang atau tidak

memiliki informasi mengenai atribut suatu produk.

3. Kemasan Produk

Menurut Kotler (2002), pengemasan mencakup semua kegiatan

merancang dan memproduksi wadah atau pembungkus suatu produk.

Menurut pendapat ini, kemasan tidak hanya sekedar bungkus atau wadah,

tetapi juga rancangan dari kemasan itu sendiri juga memiliki peranan

penting dalam menjual produk.

Pengemasan (packaging) merupakan proses yang berkaitan

dengan perencanaan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus

(wrapper) untuk suatu produk (Tjiptono, 1996).

Pemberian kemasan pada suatu produk bisa memberikan tiga

manfaat utama, yaitu manfaat komunikasi, fungsional dan perseptual

(Tjiptono, 1996). Manfaat komunikasi berkaitan dengan media

pengungkapan informasi produk kepada konsumen. Informasi ini meliputi

cara penggunaan produk dan informasi khusus (efek samping, frekuensi

pemakaian yang optimal, dan sebagainya). Informasi lainnya berupa segel

atau simbol bahwa produk tersebut halal dan telah lulus pengujian atau

Page 28: Skripsi Aldo

28

disahkan oleh instansi pemerintah yang berwenang. Manfaat Fungsional

berkaitan dengan kemasan untuk memberikan kemudahan, perlindungan

dan penyimpanan. Manfaat perseptual berkaitan dengan penanaman

persepsi tertentu dalam benak konsumen.

4. Harga

Soetojo (2001) mengartikan harga sebagai sejumlah uang yang

ditentukan perusahaan sebagai imbalan barang atau jasa yang mereka

perdagangkan dan sesuatu yang lain yang didasarkan untuk memuaskan

konsumen. Sedangkan menurut Kotler (2003) harga diartikan sebagai

jumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah

dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki

atau menggunakan produk atau jasa tersebut.

Menurut Tjiptono (2002), harga memiliki dua peranan utama

dalam proses pengambilan keputusan para pembeli, yaitu :

a. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para

pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada

berbagai jenis barang dan jasa.

b. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam mendidik

konsumen mengenai faktor-faktor produk seperti kualitas. Hal ini

terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami

kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara

obyektif. Persepsi yang sering dilakukan adalah bahwa harga yang

mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.

Page 29: Skripsi Aldo

Pengenalan masalah/kebutuhan dan keinginan

Pencarian berbagai informasi

Evaluasi berbagai alternative merek produk

Pilihan atas merek produk untuk dibeli

Evaluasi pasca pembelian

Umpan balik

29

2.1.11Keputusan Pembelian

Amirullah (2002) mendefinisikan keputusan pembelian sebagai suatu

proses dimana konsumen melakukan penilaian terhadap berbagai alternatif

pilihan dan memilih salah satu alternatif yang diperlukan berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan tertentu.

Menurut Kotler (2003) proses keputusan pembelian terdiri dari 5

tahap : pengenalan, kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,

keputusan membeli, dan perilaku pasca pembelian. Proses tersebut dapat

ditunjukkan dengan gambar sebagai berikut :

Gambar 2.1Proses Pengambilan Keputusan

Sumber Kotler & Armstrong, 2003

Suatu proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen di

awali oleh kesadaran tentang adanya masalah (problem recognition).

Selanjutnya jika sudah disadari maka konsumen akan mulai mencari

informasi mengenai keberadaan produk yang diinginkannya, proses pencarian

ini akan dilakukan dengan mengumpulkan semua informasi yang

berhubungan dengan produk yang diinginkan. Dari berbagai informasi yang

Page 30: Skripsi Aldo

30

diperoleh, konsumen melakukan seleksi atas alternatif-alternatif yang

tersedia. Proses seleksi inilah yang disebut sebagai tahap evaluasi informasi.

Dengan menggunakan berbagai kriteria yang ada dalam benak atau pikiran

konsumen, salah satu merek produk dipilih untuk dibeli.

Dengan dibelinya produk tertentu, proses evaluasi belum berakhir

karena konsumen akan melakukan evaluasi setelah melakukan pembelian

(post purchase evaluation). Proses evaluasiini akan menentukan apakah

konsumen akan merasa puas atau tidak atas keputusan pembeliannya.

Dampak dari evaluasi ini sangat vital, jika konsumen merasa puas maka pada

masa yang akan datang konsumen tersebut melakukan pembelian ulang

begitu pula sebaliknya.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian dilakukan oleh Djoko Dwi Kusumayanto dan Willy Dwi

Wahyu (2006) dengan judul : “Pengaruh Faktor Psikologis terhadap

Keputusan Konsumen Dalam Membeli Notebook ACER” (studi pada

pengguna fasilitas hotspot Kate Aquanos Kota Malang).

Tujuan dari penelitian terdahulu adalah untuk mengetahui hubungan

variabel X (faktor psikologis), yang terdiri dari sub variabel motivasi,

persepsi, pembelajaran, kepercayaan dan sikap terhadap variabel Y

(keputusan konsumen membeli Notebook Acer).

Metode analisis yang digunakan, pada penelitian terdahulu adalah

metode analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian terdahulu

menunjukkan bahwa faktor psikologis memiliki pengaruh yang signifikan

Page 31: Skripsi Aldo

31

terhadap keputusan pembelian baik secara parsial maupun secara simultan.

Hal ini memberikan arti bahwa sub variabel kepercayaan memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli Notebook

Acer.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah :

1. Obyek penelitian ini adalah jam tangan merek Fossil sedangkan pada

penelitian terdahulu adalah Notebook Acer.

2. Variabel-variabel bebas dalam penelitian ini adalah kepercayaan merek

dan atribut produk sedang pada penelitian terdahulu adalah faktor

psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelanjaran,

kepercayaan dan sikap.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah :

1. Variabel terikat pada penelitian ini sama dengan variabel terikat pada

penelitian terdahulu yaitu keputusan pembelian dan salah satu variable

bebas yang dibahas baik pada penelitian ini maupun pada penelitian

terdahulu juga sama yaitu variabel kepercayaan.

2. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini sama dengan metode

analisis yang digunakan pada penelitian terdahulu yaitu regresi linier

berganda.

2.3Kerangka Konseptual Penelitian

Berdasarkan pada perumusan masalah dan teori-teori yang

mendukung penelitian ini, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut (Gambar 2.2)

Page 32: Skripsi Aldo

Kepercayaan Merek(X1)

Atribut Produk(X2)

Keputusan Pembelian(Y)

32

Gambar 2.2

Kerangka Konseptual Penelitian

Dari gambar 2.2 tentang kerangka konseptual dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa kepercayaan merek (X1) dan atribut produk (X2)

merupakan unsur-unsur pokok yang dipandang penting oleh konsumen dan

dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan pembelian (Y).

Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepercayaan merek

(X1) dan atribut produk (X2) terhadap keputusan pembelian (Y) maka akan

dilakukan analisis lebih lanjut yaitu pada bab empat tentang hasil dan

pembahasan penelitian.

2.3 Hipotesis

Berdasarkan pada perumusan masalah dan kerangka konseptual

penelitian, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : “ kepercayaan merek

(X1) dan atribut produk (X2) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

keputusan konsumen membeli jam tangan merek Fossil di Surabaya”.

Page 33: Skripsi Aldo

33

2.4Model Analisis

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

regresi linier berganda, yang mana persamaan liniernya adalah sebagai

berikut :

Y = 0 + 1X1 + 2X2 + e

Keterangan :

Y = Variabel Terikat, Keputusan Pembelian

X1 = Variabel Bebas, Kepercayaan Merek

X2 = Variabel Bebas, Atribut Produk

0 = Konstanta

1 = Koefisien Regresi Variabel X1

2 = Koefisien Regresi Variabel X2

e = Faktor error

Page 34: Skripsi Aldo

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan metode pendekatan penelitian

penjelasan (explanatory research) yaitu menjelaskan hubungan sebab akibat

(kausal) antar variabel-variabel yang dibahas dalam penelitian ini dengan melalui

pengujian hipotesis (Malhotra, 1996). Selain itu penelitian ini juga menggunakan

pendekatan metode survey yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambil

sampel dari populasinya dan menggunakan instrumen berupa kuesioner sebagai

alat untuk mengumpulkan data pokok (Singarimbun, 1995).

3.2 Identifikasi Variabel

Variabel-variabel dalam penelitian ini meliputi :

1. Variabel Bebas (X) terdiri dari :

a. Variabel X1 : kepercayaan merek

b. Variabel X2 : Atribut Produk

2. Variabel Terikat Y : Keputusan Pembelian

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Kepercayaan Merek (X1) adalah harapan akan kehandalan dan intensi

merek. Kehandalan merek (brand reliability) adalah keyakinan konsumen

bahwa produk tersebut mampu memenuhi kebutuhan dan memberikan

34

Page 35: Skripsi Aldo

35

kepuasan. Intensi merek (brand intention) adalah keyakinan konsumen

bahwa merek tersebut mampu mengutamakan kepentingan konsumen.

Indikator untuk mengukur tingkat kepercayaan merek tersebut, item-

itemnya meliputi :

a. Merek memenuhi harapan

b. Kinerja merek diatas harapan

c. Keyakinan akan kinerja merek

d. Merek akan upayakan kepuasan

e. Merek bersedia memberi ganti rugi

2. Atribut Produk (X2) adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting

oleh konsumen yang dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan

pembelian. Atribut produk tersebut meliputi : merek, kemasan, label,

jaminan (garansi), pelayanan, dan sebagainya.

Indikator untuk mengukur atribut produk tersebut menggunakan item-item

sebagai berikut :

a. Merek menciptakan kebanggaan

b. Kemasannya sangat indah dan menarik

c. Label menciptakan citra dihati konsumen

d. Jaminan (garansi) sesuai yang dijanjikan

e. Pelayanan sesuai dengan harapan.

3. Keputusan Pembelian (Y) adalah keputusan konsumen untuk melakukan

pembelian produk berupa jam tangan merek Fossil. Indikator untuk

Page 36: Skripsi Aldo

36

mengukur keputusan pembelian tersebut menggunakan item-item sebagai

berikut :

a. Keputusan konsumen membeli produk jam tangan merek Fossil,

karena sesuai dengan kebutuhan.

b. Keputusan konsumen membeli produk jam tangan merek Fossil,

karena yakin pada pilihan yang paling tepat.

c. Keputusan konsumen membeli produk jam tangan merek Fossil,

karena yakin akan memperoleh manfaat yang sesuai dengan keinginan.

d. Keputusan konsumen membeli produk jam tangan merek Fossil

dilakukan melalui tahap evaluasi dari beberapa pilihan merek.

e. Keputusan konsumen membeli produk jam tangan merek Fossil,

karena meningkatkan rasa percaya diri.

3.4 Pengukuran Variabel

Variabel-variabel yang dibahas dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan skala likert yaitu skala yang terdiri dari lima tingkatan persetujuan

atau tanggapan responden terhadap pernyataan-pernyataan yang ada dalam

kuesioner yang harus dijawab oleh setiap responden sesuai dengan pendapat

masing-masing responden. Adapun kriterianya adalah sebagai berikut :

a. Apabila jawaban responden Sangat Setuju (SS) maka skornya adalah 5

b. Apabila jawaban responden Setuju (S) maka skornya adalah 4

c. Apabila jawaban responden Cukup Setuju (CS) maka skornya adalah 3

d. Apabila jawaban responden Tidak Setuju (TS) maka skornya adalah 2

e. Apabila jawaban responden Sangat Tidak Setuju (STS) maka skornya adalah 1

Page 37: Skripsi Aldo

37

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Definisi populasi menurut Malhotra (2000) adalah “kumpulan menyeluruh

semua elemen yang memiliki karakteristik yang smaa dan membentuk sebuah

kesatuan untuk suatu masalah dalam riset pemasaran.

Target populasi merupakan sekumpulan elemen atau obyek yang memiliki

informasi yang dicari oleh peneliti. Target populasi dalam penelitian ini adalah

konsumen dan pemilik jam tangan merek Fossil di Surabaya.

3.5.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2005) sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Tujuan penentuan sampel adalah untuk mendapatkan keterangan mengenai

obyek penelitian dengan cara mengamati hanya sebagian dari populasi terhadap

obyek penelitian.

Mengingat tidak tersedianya data populasi secara terstruktur maka

pengambilan sampel digunakan secara non probabilitas. Teknik yang digunakan

adalah teknik Snowball Sampling.

Teknik Snowball Sampling, adalah teknik pengambilan sampel dengan

memilih beberapa responden awal secara acak dan selanjutnya setiap responden

awal diminta mencari beberapa responden, demikian selanjutnya sehingga tercipta

efek gelombang (Malhotra, 2000).

Untuk menentukan ukuran sampel yang sesuai, maka menurut pendapat

Hair (1998) adalah antara 100 – 200 pengamatan.

Page 38: Skripsi Aldo

38

Pengambilan sampel dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama dipilih 20

responden secara acak untuk mengisi kuesioner. Tahap kedua 20 responden

pertama diminta kesediaannya untuk mencari 5 responden baru dengan siapa

mereka sering berinteraksi. Sehingga diperoleh 100 responden yang sekali gus

merupakan ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian ini.

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer

Adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya yang berupa :

Observasi yaitu : suatu metode penelitian dengan cara mengamati secara

langsung terhadap obyek yang akan diteliti melalui kuesioner yang harus diisi

secara tertulis oleh setiap responden.

2. Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh dari studi pustaka, jadi tidak langsung diperoleh

dari narasumber.

3.7 Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah :

1. Survey Pendahuluan

Pada survey ini dititik beratkan untuk pencarian dan pengumpulan data yang

berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian.

2. Pengumpulan Data

Page 39: Skripsi Aldo

39

Data yang dikumpulkan adalah data yang berasal dari responden dengan cara

menyebarkan kuesioner untuk diisi secara tertulis oleh responden.

3. Tabulasi Data

Semua data yang dikumpulkan kemudian ditabulasi untuk keperluan analisis

lebih lanjut.

3.8 Teknik Analisis

Untuk menguji signifikansi pengaruh kepercayaan merek dan atribut

produk terhadap keputusan pembelian, maka dapat diuji secara simultan dengan

dan secara parsial dengan Uji t sebagai berikut :

1. Uji Pengaruh Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh simultan variabel bebas

kepercayaan merek dan atribut produk terhadap variabel terikat keputusan

pembelian dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

a. Merumuskan Hipotesis

1) H0 : β1 = β2 = 0 berarti variabel bebas X1 (kepercayaan merek), variabel

bebas X2 (atribut produk) secara simultan tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel terikat (keputusan pembelian).

2) H0 : β1 ≠ β2 ≠ 0 berarti variabel bebas X1 (kepercayaan merek), variabel

bebas X2 (atribut produk) secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap variabel terikat (keputusan pembelian).

Page 40: Skripsi Aldo

40

b. Menentukan Tingkat Signifikansi

Tingkat signifikansi yang diharapkan α = 5% pada satu arah dengan

derajat kebebasan =

kn−k−1

c. Menghitung nilai F

Fhit =

R2 /k(1−R2)(n−k−1)

Keterangan :

F = Hasil perhitungan

R2 = Koefisien determinasi

k = Jumlah variabel bebas

n = Jumlah observasi

Koefisien determinasi ganda (R2) berguna untuk mengukur seberapa besar

variabel terikat dapat dijelaskan oleh variabel bebas. Nilai R2 berada pada

range 0-1. Bila R2 semakin mendekati 1 berarti semakin besar variabilitas

variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh besarnya variabel bebas

demikian sebaliknya.

d. Ketentuan hasil uji hipotesis dengan melihat tingkat signifikansi

(probabilitas kesalahan) dengan kriteria :

1) Probabilitas kesalahan (kolom sig) > 0,05 maka variabel bebas secara

simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

terikat.

Page 41: Skripsi Aldo

Gambar 3.1Kurva Uji F

Penerimaan H0

Penolakan H0

Ftabel

41

2) Tingkat probabilitas kesalahan (kolom sig) < 0,05 maka variabel bebas

secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel terikat.

Ketentuan hasil uji juga dapat dilihat dari Ftabel dengan kriteria sebagai

berikut :

3) Fhit > Ftabel berarti H0 ditolak dan H1 diterima artinya variabel bebas X1

(kepercayaan merek) dan variabel bebas X2 (atribut produk) secara

simultan berpengaruh signifikansi terhadap variabel terikat (keputusan

pembelian).

4) Fhit < Ftabel berarti H0 diterima dan H1 ditolak artinya variabel bebas X1

(kepercayaan merek) dan variabel bebas X2 (atribut produk) secara

simultan tidak berpengaruh signifikansi terhadap variabel terikat

(keputusan pembelian).

Daerah penerimaan dan penolakan H0 dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 42: Skripsi Aldo

42

2. Uji Pengaruh Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh parsial

variabel bebas (X1) (kepercayaan merek), variabel bebas X2 (atribut

produk) terhadap variabel terikat keputusan pembelian (Y) sebagai

berikut:

a. Merumuskan Hipotesis

1) H0 : β1 = 0 berarti variabel bebas X1 (kepercayaan merek) dan

variabel bebas X2 (atribut produk) secara parsial tidak berpengaruh

terhadap variabel terikat Y (keputusan pembelian).

2) H0 : β1 ≠ 0 berarti variabel bebas X1 (kepercayaan merek) dan

variabel bebas X2 (atribut produk) secara parsial berpengaruh

terhadap variabel terikat Y (keputusan pembelian).

b. Menentukan Tingkat Signifikansi

Tingkat signifikansi α = 5% dua arah, dan dengan derajat kebebasan (n

– k – 1), dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah

variabel bebas.

c. Menghitung Nilai t dengan rumus :

thit =

bi

Sebi

Keterangan :

thit = t hasil hitungan

bi = koefisien regresi

Sebi = standar error

Page 43: Skripsi Aldo

43

Untuk membandingkan variabel paling dominan dapat dilihat pada

nilai koefisien korelasi parsial yang paling besar (r2).

d. Ketentuan hasil uji hipotesis dengan melihat signifikansi (probabilitas

kesalahan) dengan kriteria :

1) Probabilitas kesalahan (kolom sig) > 0,05 maka variabel bebas

secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel terikat.

2) Tingkat probabilitas (kolom sig) < 0,05 maka variabel bebas secara

parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

terikat.

Ketentuan hasil uji dapat dilakukan dengan melihat tabel 5, dengan

kriteria sebagai berikut :

1) –thit < -ttabel atau thit > ttabel berarti H0 ditolak dan H1 diterima antara

variabel bebas (kepercayaan merek dan atribut produk) secara

parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat

(keputusan konsumen)

2) –thit > -ttabel atau thit < ttabel berarti H0 diterima dan H1 ditolak artinya

secara parsial variabel bebas (kepercayaan merek dan atribut

produk) tidak pengaruh signifikan terhadap variabel terikat

(keputusan konsumen)

Daerah penerimaan dan penolakan H0 dapat dilihat dari gambar

dibawah ini :

Page 44: Skripsi Aldo

Penolakan H0Penolakan H0

ttabel (+)ttabel (-)

Penerimaan H0

44

Gambar 3.2

Kurva Uji t

3.9 Uji Instrumen

3.9.1 Uji Validitas

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk.

Menurut Azwar (2001) pengujian validitas konstruk diutamakan dalam

pengembangan dan evaluasi terhadap suatu konsep dan teori. Validitas digunakan

untuk menguji kesahihan atau ketepatan alat ukur, apakah memperoleh informasi

sesuai dengan yang diharapkan. Suatu item/butir pernyataan dinyatakan valid

apabila memiliki nilai signifikansi lebih kecil 0,05 dan memiliki korelasi product

moment lebih besar dari 0,30.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk “menunjukkan tentang sifat suatu alat

ukur, apakah cukup akurat, stabil atau konsisten dalam mengukur apa yang ingin

diukur” (Azwar, 2001). Perhitungan dilakukan dengan menggunakan metode

konsistensi internal melalui teknik analisis varian dari Alpha Cronbach, suatu

kuesioner dinyatakan reliabel apabila memiliki nilai koefisien alpha cronbach

lebih besar dari 0,6.

Page 45: Skripsi Aldo

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

Time International, adalah merupakan perusahaan pewakilan jam tangan

ternama dunia dan terbesar di Indonesia yang beroperasi dalam dunia jam tangan

lebih dari 20 tahun. Ir. Irwan Danny Mussry adalah President & CEO yang

sekaligus sebagai “Owner”nya. Sebagai perusahaan perwakilan jam-jam

Internasional, dalam perjalanan usahanya Time International, mengembangkan

usaha yang mendukung usaha utamanya yaitu (1) Distribusi, (2) retail, (3) service

center, (4) advertising dan public relation, (5) magazine.

Visi dari perusahaan Time International tersebut adalah menjadi

perusahaan yang dihormati/disegani di Indonesia yang memimpin merek-merek,

produk dan pelayanan internasional. Sedangkan misinya adalah menawarkan

produk dan pelayanan yang sempurna untuk masyarakat dan patner dengna

meningkatkan karyawan kamu untuk terus menjadi yang terbaik.

Untuk merealisasikan visi dan misi perusahaan berpedoman kepada aset

dan nilai-nilai strategi sebagai berikut :

1. Membentuk team work, bekerja sama sebagia team / regu untuk

mengkoordinasi dan menyediakan hasil yang terbaik.

2. Integrity yaitu terpercaya dan mempunyai kepercayaan yang kuat di dalam

etika bisnis.

45

Page 46: Skripsi Aldo

46

3. Motivation, yaitu termotivasi/dikemudikan dengan dorongan dan keinginan

untuk menjadi yang terbaik.

4. Excellence yaitu selalu memberikan produk terbaik dan pelayanan terbaik.

5. Commitment yaitu memberikan apapun yang terbaik untuk hasil yang terbaik.

Salah satu produk mendunia yang masuk di Indonesia di wabah naungan

Time International adalah “Fossil”. Produk-produk merek Fossil ini sangat

digemari oleh masyarakat dunia khususnya Indonesia dikarenakan sangat unik

dan inspiratif. Indonesia merupakan konsumen terbesar di Asia untuk produk-

produk dari Fossil. Hal ini ditunjukkan data market pada gambar 4.1 berikut ini :

Gambar 4.1

Market Produk Fossil di Asia

China Jepang Singapore Indonesia0

1

2

3

4

5

6

accecorieswatcheshandbag

Sumber : www.fossil.com (diakses 5 Maret 2013)

Page 47: Skripsi Aldo

47

4.2 Deskripsi Variabel-Variabel Penelitian

Dari jawaban responden melalui kuesioner, akan dapat diketahui

tanggapan responden yang berkaitan dengan variabel-variabel yang sedang

diamati dalam penelitian ini :

Hasil pengamatan dari masing-masing variabel penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Tanggapan Responden Berkaitan dengan Variabel X1 (Kepercayaan Merek)

Berdasarkan jawaban responden yang dihimpun melalui kuesioner,

telah diperoleh tanggapan responden yang berkaitan dengan variabel X1

(kepercayaan merek). Tabel 4.1 berikut ini memuat tanggapan responden yang

bersangkutan.

Tabel 4.1

Tanggapan Responden yang Berkaitan dengan

Variabel X1 (Kepercayaan Merek)

No ItemDistribusi Skor

Jumlah Rata-rataSS S CS TS STS1. X1.1 18 71 11 - - 100 -

Skor 90 284 33 - - 407 4,072. X1.2 - 54 45 1 - 100 -

Skor - 216 135 2 - 353 3,533. X1.3 10 78 12 - - 100 -

Skor 50 312 36 - - 342 3,424. X1.4 5 72 21 2 - 100 -

Skor 25 288 63 4 - 380 3,805. X1.5 6 85 9 - - 100 -

Skor 30 340 27 - - 397 3,97TOTAL 18,79

Rata-rata 3,76

Dari tabel 4.1 dapat diamati bahwa rata-rata jawaban responden

tentang variabel kepercayaan merek (X1) adalah sebesar 3,76. Hal ini dapat

Page 48: Skripsi Aldo

48

dikategorikan bahwa sebagian besar dari responden memberikan tanggapan

Setuju berkaitan dengan variabel Kepercayaan merek, sebab skor rata-ratanya

terletak di interval antara tiga dengan empat.

2. Tanggapan Responden Berkaitan dengan Variabel X2 (Atribut Produk)

Berdasarkan jawaban responden yang dihimpun melalui kuesioner

telah diperoleh tanggapan responden yang berkaitan dengan variabel X2

(Atribut Produk) Tabel 4.2 berikut ini memuat tanggapan responden yang

bersangkutan.

Tabel 4.2

Tanggapan Responden yang Berkaitan dengan

Variabel X2 (Atribut Produk)

No ItemDistribusi Skor

Jumlah Rata-rataSS S CS TS STS1. X2.1 9 86 5 - - 100 -

Skor 45 344 15 - - 404 4,042. X2.2 4 77 19 - - 100 -

Skor 20 308 57 - - 385 3,853. X2.3 5 77 18 - - 100 -

Skor 25 308 54 - - 387 3,874. X2.4 41 58 1 - - 100 -

Skor 205 232 3 - - 440 4,405. X2.5 34 52 14 - - 100 -

Skor 170 208 42 - - 420 4,20TOTAL 20,36

Rata-rata 4,07

Dari tabel 4.2 dapat diamati bahwa rata-rata jawaban responden

tentang variabel atribut produk (X2) adalah sebesar 4,07. Hal ini dapat

dikategorikan bahwa sebagian besar dari responden memberikan tanggapan

sangat setuju berkaitan dengan variabel Atribut produk sebab skor rata-ratanya

terletak di interval antara empat dengan lima.

Page 49: Skripsi Aldo

49

3. Tanggapan Responden Berkaitan dengan Variabel Y (Keputusan Pembelian)

Berdasarkan jawaban responden yang dihimpun melalui kuesioner,

telah diperoleh tanggapan responden yang berkaitan dengan variabel Y

(Keputusan Pembelian). Tabel 4.3 berikut ini menurut tanggapan responden

yang bersangkutan.

Tabel 4.3

Tanggapan Responden yang Berkaitan dengan

Variabel Y (Keputusan Pembelian)

No ItemDistribusi Skor

Jumlah Rata-rata SS S CS TS STS1. Y1 36 61 3 - - 100 -

Skor 180 244 9 - - 433 4,332. Y2 22 70 8 - - 100 -

Skor 110 280 24 - - 414 4,143. Y3 4 81 14 1 - 100 -

Skor 20 324 42 2 - 388 3,884. Y4 3 82 15 - - 100 -

Skor 15 328 45 - - 388 3,885. Y5 54 46 - - - 100 -

Skor 270 184 - - - 454 4,54TOTAL 20,77

Rata-rata 4,15

Dari tabel 4.3 dapat diamati bahwa rata-rata jawaban responden

tentang variabel keputusan pembelian (Y) adalah sebesar 4,15. Hal ini dapat

dikategorikan bahwa sebagian besar dari responden memberikan tanggapan

sangat setuju berkaitan dengan variabel keputusan pembelian sebab skor rata-

ratanya terletak di interval antara empat dengan lima.

Page 50: Skripsi Aldo

50

4.3 Uji Instrumen

4.3.1 Uji Validitas

Tujuan dilakukan uji validitas adalah untuk mengukur ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur (kuesioner). Suatu kuesioner dikatakan valid apabila

item-item dalam kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur.

Suatu item dinyatakan valid jika mempunyai nilai signifikan lebih kecil dari 0,05

dan memiliki nilai korelasi lebih besar dari 0,30. Tabel 4.4 berisi hasil uji validitas

dengan menggunakan metode korelasi product moment.

Tabel 4.4

Hasil Uji Validitas

Item Signifikansi Nilai Korelasi Kesimpulan X1.1

X1.2

X1.3

X1.4

X1.5

0.0000.0000.0000.0000.000

0.709xx

0.764xx

0.694xx

0.619xx

0.550xx

Valid Valid Valid Valid Valid

X2.1

X2.2

X2.3

X2.4

X2.5

0.0000.0000.0000.0000.000

0.556xx

0.547xx

0.730xx

0.733xx

0.686xx

Valid Valid Valid Valid Valid

Y1

Y2

Y3

Y4

Y5

0.0000.0000.0000.0000.000

0.715xx

0.654xx

0.723xx

0.639xx

0.623xx

Valid Valid Valid Valid Valid

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa secara keseluruhan item-item dalam

kuesioner memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan memiliki nilai

korelasi yang lebih besar dari 0,30. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh

item dalam kuesioner dinyatakan valid.

Page 51: Skripsi Aldo

51

4.3.2 Uji Reliabilitas

Tujuan dilakukan uji reliabilitas dilakukan, adalah untuk mengetahui

konsistensi jawaban responden dari waktu ke waktu. Suatu kuesioner dinyatakan

reliable apabila memiliki nilai koefisien alpha cronbach lebih besar dari 0,6. Hasil

uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut

ini.

Tabel 4.5

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Alpha Ambang Batas Keterangan

Kepercayaan Merek (X1)Atribut Produk (X2)Keputusan Pembelian (Y)

0,68960,65170,6902

0,60,60,6

ReliabelReliabelReliabel

Sumber : Lampiran 5

Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa seluruh variabel dalam penelitian ini

memiliki nilai koefisien lebih besar dari 0,6. Sehingga dapat dikatakan bahwa

seluruh variable dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.

4.4 Analisis Model

4.4.1 Analisis Model Regresi Linier Berganda

Setelah uji validitas dan uji reliabilitas dilakukan maka proses selanjutnya

adalah menginterpresentasikan hasil analisis regresi linier berganda. Adapun hasil

perhitungannya adalah sebagai berikut (Tabel 4.6).

Page 52: Skripsi Aldo

52

Tabel 4.6

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

ModelUnstandardized Coefficient

B Std. Error1 (Constant) Kepercayaan Merek (X1) Atribut Produk (X2)

0,4860,5260,422

0,2080,0650,066

a. Dependent Variabel : Keputusan Pembelian

Sumber : Lampiran 6

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, diperoleh persamaan regresi

linier berganda sebagai berikut :

Y = 0,486 + 0,526 X1 + 0,422 X2

Dari persamaan tersebut, maka dapat diinterprestasikan sebagai berikut :

1. Konstanta = 0,486, menunjukkan besarnya keputusan pembelian yagn tidak

dipengaruhi oleh Kepercayaan Merek (X1) dan Atribut Produk (X2).

2. Nilai koefisien kepercayaan merek (β1) sebesar 0,526 menunjukkan bahwa, jika

kepercayaan merek dinaikkan sebesar satu satuan, maka akan mengakibatkan

keputusan pembelian meningkat sebesar 52,6% dan sebaliknya apabila

kepercayaan merek menurun sebesar satu satuan maka akan mengakibatkan

penurunan keputusan pembelian sebesar 52,6% dengan asumsi variable lain

konstan.

3. Nilai koefisien Atribut Produk (β2) sebesar 0,422 menunjukkan bahwa jika

atribut produk ditingkatkan sebesar satu satuan maka akan mengakibatkan

peningkatan keputusan pembelian sebesar 42,2% dan sebaliknya apabila atribut

produk menurun sebesar satu satuan maka akan mengakibatkan keputusan

pembelian menurun sebesar 42,2% dengan asumsi variabel lain konstan.

Page 53: Skripsi Aldo

53

1. Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi Simultan (RSquare atau

R2)

Untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel terikat dengan

variabel bebas digunakan nilai koefisien korelasi simultan (R) yang dapat dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

rxy =

n (Σ xy )−( Σx ) ( Σy )

√nΣX2−( Σx )2√nΣY 2− (Σy )2

Dengan menggunakan rumus tersebut akan diperoleh hasil perhitungan

sebagaimana yang disajikan pada tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7

Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi (R)

Dan Determinasi Simultan (R2)

Model R RsquareAdjusted

Rsquare

Std. Error of The Estimate

1. 0,875a 0,765a 0,760 0,1598a. Predictors (constant), Atribut Produk (X2), Kepercayaan Merek (X1)

Berdasarkan pada tabel 4.7 telah diperoleh nilai koefisien korelasi

simultan (R) sebesar 0,875, hal ini menunjukkan adanya hubungan positif antara

kepercayaan merek dan atribut produk dengan keputusan pembelian. Nilai

tersebut menunjukkan hubungan yang kuat antara variabel kepercayaan merek

dan atribut produk dengan keputusan pembelian yaitu sebesar 87,5%..

Nilai koefisien determinasi atau R2 digunakan untuk mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Hasil dari

perhitungan SPSS diperoleh nilai R2 = 0,765 yang berarti 76,5% keputusan

Page 54: Skripsi Aldo

54

pembelian dijelaskan oleh variabel kepercayaan merek dan atribut produk dengan

keputusan pembelian. Sedangkan sisanya sebesar 23,5% dipengaruhi oleh variabel

lain diluar model yang diteliti.

2. Koefisien Korelasi (r) dan Koefisien Determinasi Parsial (r2)

Nilai korelasi parsial (r) menunjukkan seberapa erat hubungan antara

variabel bebas yang meliputi kepercayaan merek dan atribut produk dengan

keputusan pembelian secara parsial terhadap variabel terikat keputusan

pembelian. Besarnya nilai koefisien korelasi parsial akan dapat dilihat pada tabel

4.8 berikut ini :

Tabel 4.8

Nilai Koefisien Korelasi Parsial

ModelCorrelations

r r2

1. (Constant) Kepercayaan Merek (X1)Atribut Produk (X2)

0,6340,542

0,4020,294

Sumber : Lampiran 6

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa besarnya koefisien korelasi

parsial (r) variabel kepercayaan merek sebesar 0,634, hal tersebut berarti variabel

kepercayaan merek memiliki hubungan korelasi parsial yang kuat dengan variabel

keputusan pembelian, yaitu sebesar 63,4%. Besarnya korelasi parsial variabel

atribut produk (r) sebesar 0,542, hal tersebut berarti variabel atribut produk

memiliki hubungan korelasi yang cukup kuat dengan variabel keputusan

pembelian, yaitu sebesar 54,2%.

Page 55: Skripsi Aldo

55

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 4.8 juga dapat dilihat bahwa

nilai koefisien determinasi parsial (r2) terbesar adalah pada variabel kepercayaan

merek. Hal ini berarti bahwa variabel kepercayaan merek merupakan variable

yang berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian, hal ini ditunjukkan

dengan nilai r2 sebesar 0,402 atau 40,2%.

3. Uji F (Uji Serempak)

Untuk menguji hipotesis dilakukan uji F yang menunjukkan pengaruh

secara simultan atau bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat,

berdasarkan hasil uji F dapat dilihat pada lampiran 6 sebagaimana dapat dilihat

pada table 4.9 berikut ini :

Tabel 4.9

Hasil Perhitungan Uji F

ANOVAb

Model AnovabSum of Square df Mean Square F Sig.

1 RegressionResidualTotal

8,0702,479

10,548

29799

4,0352.55E-02

157,912 0,000a

a. Predictors : (constant), Atribut Produk (X2), Kepercayaan Merek (X1)b. Dependent Variable : Keputusan Pembelian

Sumber : Lampiran 6

Langkah-langkah pengujian :

1. H0 : β1 = β2 = 0

Artinya, variabel bebas (X1, X2) secara bersama-sama tidak mempunyai

pengaruh terhadap Y.

H1 : β1 ≠ β2 ≠ 0

Page 56: Skripsi Aldo

56

Artinya, variabel bebas (X1, X2) secara bersama-sama mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap Y.

2. Ftabel (df pembilang/k; df penyebut / n – k – 1) ;

Ftabel (2;100 – 2 - 1), Ftabel (2 ; 97) = 3,09

3. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu :

a. Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak

b. Jika Fhitung < Ftabel maka H0 ditolak

4. Fhitung =

R2 /(k−1)(1−R2)/ (n−k )

Fhitung = 157,912

Gambar 4.2

Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Uji F (Serempak)

Berdasarkan gambar 4.2 diketahui Fhitung = 157,912 > Ftabel = 3,09 maka H0 ditolak

pada tingkat signifikansi 5 persen dengan df pembilang 2 dan df penyebut 97 yang

berarti berpengaruh sehingga secara simultan variabel Kepercayaan Merek (X1)

dan Atribut Produk (X2) mempunyai pengaruh signifikan terhadap Keputusan

Pembelian (Y).

Daerah PenolakanH0Daerah Penerimaan

H0

Fhitung3,09 Ftabel 157,912

Page 57: Skripsi Aldo

57

Page 58: Skripsi Aldo

58

4. Uji t (Uji Parsial)

Untuk menguji hipotesis juga digunakan uji t yang menunjukkan

pengaruh secara parsial dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel

terikat. Hasil perhitungan uji t dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini :

Tabel 4.10

Hasil Perhitungan Uji t

Model thitung Sig.1 (Constant) Kepercayaan Merek (X1) Atribut Produk (X2)

2,3428,0646,358

0,0210,0000,000

Sumber : Lampiran 6

a. Uji parsial antara variabel Kepercayaan Merek (X1) terhadap Keputusan

Pembelian (Y)

-H0 : β1 = 0 (artinya, variabel Kepercayaan merek tidak mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap keputusan pembelian)

H1 : β1 ≠ 0 (artinya, variabel Kepercayaan merek mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap keputusan pembelian)

-α = 0,05 dengan df (n – k – 1) = α = 0,05 : 2 = 0,025 ;

df = (100 – 2 – 1) df = 97

sehingga ttabel = 1,9647

- thitung =

b1

Se (b1 ) = 8,064

-Pengujian

Page 59: Skripsi Aldo

Daerah Penerimaan H0Daerah Penolakan H0Daerah Penolakan H0

ttab thit 1,9647 8,064

0

59

Gambar 4.3

Kriteria Daerah Penerimaan atau Penolakan Hipotesis

Variabel Kepercayaan Merek (X1)

-Kriteria keputusan

Diperoleh hasil perhitungan thitung 8,064 > ttabel 1,9641 atau thitung 8,064 dengan

signifikansi 0,000 lebih kecil dari α = 0,05, maka H0 ditolak, berarti variabel

X1 (kepercayaan merek) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap variabel terikat Y (keputusan pembelian).

b. Uji parsial antara variabel atribut produk (X2) terhadap keputusan pembelian

(Y)

-H0 : β1 = 0 (artinya, variabel atribut produk tidak mempunyai pengaruh

terhadap keputusan pembelian)

H1 : β1 ≠ 0 (artinya, variabel atribut produk mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap keputusan pembelian)

-α = 0,05 dengan df (n – k – 1) = α = 0,05 : 2 = 0,025 ;

df = (100 – 2 – 1) df = 97

sehingga ttabel = 1,9647

Page 60: Skripsi Aldo

60

- thitung =

b2

Se (b2 ) = 6,358

-Pengujian

Gambar 4.4

Kriteria Daerah Penerimaan atau Penolakan Hipotesis

Variabel Atribut Produk (X2)

- Kriteria Keputusan

Diperoleh hasil perhitungan bahwa thitung 6,358 > ttab 1,9647 atau

thitung 6,358 dengan sig. 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 maka H0 ditolak,

berarti variabel X2 (atribut produk) secara parsial memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap variabel terikat Y (keputusan pembelian).

4.5 Pembahasan

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel kepercayaan merek

mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap keputusan pembelian, hal

ini menunjukkan adanya hubungan yang searah antara kepercayaan merek dengan

keputusan pembelian. Artinya apabila tingkat kepercayaan konsumen terhadap

suatu merek meningkat maka akan meningkatkan motivasi konsumen dalam

mengambil keputusan pembeliannya. Keyakinan atau kepercayaan konsumen

Daerah Penolakan H0 Daerah Penolakan H0

Daerah Penerimaan H0

0 ttab 1,9647 tthit 6,358

Page 61: Skripsi Aldo

61

terhadap suatu merek tersebut didasarkan pada persepsi bahwa merek mampu

memenuhi nilai yang dijanjikannya yaitu selain mampu memenuhi kebutuha juga

mampu memberikan kepuasan saat ini maupun disaat-saat yang akan datang. Hal

ini sesuai dengan pendapat Delgado (2004) yang menyatakan bahwa kepercayaan

merek adalah harapan akan kehandalan dan intensitas dari merek yang

bersangkutan, karena itu kepercayaan merek merefleksikan dua komponen yaitu

brand reliability dan brand intention. Brand reliability atau kehandalan merek

bersumber pada keyakinan konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhi

kebutuhan dan memberikan kepuasan. Sedangkan brand intention didasarkan

pada keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu mengutamakan

kepentingan konsumen.

Selain itu hasil analisis menunjukkan bahwa variabel atribut produk

memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap keputusan pembelian dengan

demikian hasil penelitian ini mendukung pendapat Tjiptono (2008) yang

menyatakan bahwa Atribut Produk dapat diartikan sebagai unsur-unsur produk

yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan

keputusan pembelian. Atribut produk tersebut meliputi merek, kemasan, label,

jaminan (garansi), pelayanan dan sebagainya.

Dengan demikian hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini yang

menyatakan bahwa: “kepercayaan merek (X1) dan atribut produk (X2) memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen membeli jam tangan

merek Fossil di Surabaya”, diterima.

Page 62: Skripsi Aldo

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :

1. Kepercayaan merek dan atribut produk secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap keputusan konsumen membeli jam tangan merek Fossil di Surabaya.

2. Kepercayaan merek dan atribut produk secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap keputusan konsumen membeli jam tangan merek Fossil di Surabaya.

3. Variabel bebas (kepercayaan merek dan atribut produk) berkontribusi sebesar

76,5% dalam menjelaskan variasi variable terikat Y (keputusan pembelian),

sedang sisanya sebesar 23,5% dijelaskan oleh variabel bebas lain yang belum

dibahas dalam penelitian ini.

4. Kepercayaan merek merupakan variabel bebas yang berpengaruh dominan

terhadap keputusan konsumen membeli jam tangan merek Fossil di Surabaya.

5.2 Saran

Bagi Time International selaku perusahaan perwakilan jam-jam

internasional hendaknya selalu menginformasikan keunggulan produk yang

ditawarkannya secara meluas agar produknya selalu dalam ingatan konsumen dan

membentuk citra positif di hati konsumen, sehingga akan menjadi prioritas bagi

konsumen pada saat mengambil keputusan untuk melakukan pembelian.

62

Page 63: Skripsi Aldo

63

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, David A & erich Joachimsthler, 2000, Brans Leadership, The Free Press, New York.

Amirullah, 2002, Perilaku Konsumen, Cetakan Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Costabile, Michele, 2003, A Dynamic Model of Customer Loyalty, Paper, www.watoowatoo.com.

Delgado – Ballester, Ellen & Joss-Luis Manuera Alleman, 2004, “Does Brand Trust Matter to Brand Equity?”, Paper, University of Murcia, Spain.

Gitosudarmo, Indriyo, 1999, Prinsip Dasar Manajemen, Edisi Ketiga, BPFE, Yogyakarta.

Helggeson, James G dan Magne Supphellen, 2004, “A Conseptual and Measurement of self Congruity and Brand Personality: The Impact of socially desirable responding. International Journal of Market Research, Vol. 46, p. 205-233.

Kotler, Philip dan Armstrong Gary, 2003, Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1, Penerbit Airlangga, Jakarta.

____________, 2000, Marketing Management, 10th Ed, Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey, United States of America.

____________, 2005, Manajemen Pemasaran, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.

_____________, dan Keller, 2008, Manajemen Pemasaran, Edisi 13, PT. Index, Indonesia.

___________, dan Gary Armstrong, 2008, Principles of Marketing, diterjemahkan oleh Bob Sabran, Northwestern University dan University of North Caroline.

Lamb Charles W. Ir. Joseph. F. Hair, Jr dan Carl Mc. Daniel, 2001, Marekting, Diterjemahkan oleh David Octarevia, Texas Christian University.

Oliver, Richard L, 2000, Whence Loyalty, Journal of Marketing, (Special Issues), Vol. 63, P.33-34.

Tjiptono, Fandi, 1996, Manajemen Jasa, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.

Page 64: Skripsi Aldo

64

_____________, 2000, Strategi Pemasaran Modern, Penerbit Andi, Yogyakarta.

_____________, 2006, Pemasaran Jasa, Bayu Media Publishing, Malang.

_____________, 2008, Strategi Pemasaran, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.