skizofrenia
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Skizofrenia mungkin merupakan sindrom klinis yang paling
membingungkan dan melumpuhkan. Skizofrenia merupakan gangguan
psiklogis yang paling berhubungan dengan pandangan populer tentang gila
atau sakit mental. Hal ini sering menimbulkan rasa takut, kesalahpahaman,
dan penghukuman, bukannya simpati dan perhatian. Skizofrenia
menyerang jati diri seseorang, memutus hubungan yang erat antara
pemikiran dan perasaan serta mengisinya dengan persepsi yang terganggu,
ide yang salah, dan konsepsi yang tidak logis.
Meskipun diagnosis skizofrenia telah ditegakkan selama lebih dari
satu abad dan gangguan ini telah memicu penelitian yang lebih banyak
daripada gangguan yang lainnya, kita belum sepenuhnya memahami
gangguan mental yang serius ini.
Pperilaku terkait skizofrenia secara radikal berasal dari perilaku normal,
penyebab dari hal tersebut kurang jelas. Meskipun demikian,ada
kemungkinan bahwa skizofrenia memiliki asal biologis daan lingkungan
(Sawa & Snyder,2002)
B. Rumusan Masalah
1. Apakah skizofrenia?
2. Apa saja penyebab skizofrenia?
3. Bagaimana ciri-ciri seseorang penderita skizofrenia?
1
4. Apa tipe-tipe penyakit skizofrenia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui skizofrenia seperti apa.
2. Untuk mengetahui penyebab skizofrenia seperti apa.
3. Untuk mengetahui seperti apa ciri-ciri penderita skizofrenia.
4. Untuk mengetahui tipe-tipe skizofrenia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Skizofrenia
Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang ditandai dengan gangguan
utama dalam pikiran, emosi, dan perilaku dan pikiran yang terganggu,
dimana berbagai pemikiran tidak saling berhubungan secara logis, persepsi
dan perhatian yang keliru, afek yang datar atau tidak sesuai, dan berbagai
gangguan aktivitas motorik yang bizzar. Pasien skizofrenia menarik diri dari
orang lain dan kenyataan, sering kali masuk ke dalam kehidupan fantasi
yang penuh delusi dan halusinasi, serta dapat menampilkan perilaku yang
aneh. Skizofrenia adalah suatu diskripsi sindrom dengan variasi penyebab
(banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis
atau deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada
pertimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya (Rusdi Maslim,
1997; 46). Simtom-simtom yang diperlihatkan oleh penderita skizofrenia
yang dimunculkan oleh seorang penderita skizofrenia dapat bervariasi
sepanjang waktu, dan seorang penderita skizofrenia memperlihatkan
perbedaan signifikan dalam pola simtom mereka. Meskipun ketika mereka
diberikan label kategori diagnostik yang sama.Gangguan skizoprenia ini
terdapat pada semua kebudayaan dan mengganggu di sepanjang sejarah,
bahkan pada kebudayaan-kebudayaan yang jauh dari tekanan modern
sekalipun. Umunya gangguan ini muncul pada usia yang sangat muda, dan
memuncak pada usia antara 25-35 tahun. Gangguan yang muncul dapat
terjadi secara lambat atau dating secara tiba-tiba pada penderita yang
cenderung suka menyendiri yang mengalami stress (Atkinson dkk, 1992)
3
B. Penyebab Biologis
Pertama-tama mari kita membahas bukti yang merujuk pada penyebab
biologis. Karena skizofrenia lebih umum dalam beberapa keluarga
dibanding keluarga yang lain, faktor genetik sepertinya terlibat dalam
menghasilkan setidaknya kerentanan atau kesiapan untuk mengembangkan
skizofrenia. Misalnya, semakin dekat hubungan genetik antara seorang
penderit skizofrenia dengan iindividu lain, semakin besar kemungkinan
individu lain tersebut akan mengalami gangguan ini.
Meskipun demikian, jika genetik saja yang dianggap bertanggung
jawab atas skizofrenia, maka kesempatan dari dua kembar identik untuk
mengalami skizofrenia akan menjadi 100 persen. Namun, pada kenyataanya,
angka tersebut bergeser hingga kurang dari 50 persen pada pasangan
kembar identik yang keduanya memiliki bentukan genetik yang sama.
Terlebih lagi, usaha untuk menemukan hubungan antar skizofrenia dan gen
tertentu baru sebagian berhasil. Tampaknya, faktor genetik saja tidak akan
menyebabkan munculnya skizofrenia. (Franzek & Beckmann, 1996,
LenzenWeger & Dworkin, 1998).
Salah satu hipotesis biologis yang menarik dalam menjelaskan
skizofrenia adalah otak dari penderita gangguan ini dapat mengalami
ketidakseimbangan biokimia atau abnormalias struktural. Misalnya,
hipotesis dopamin menjelaskan bahwa skizofrenia terjadi karena terdapat
aktivitas yang berlebihan pada area otak yang menggunakan dopamin
sebagai neutrotransmitternya. Hipotesis tersebut muncul saat obat yang
menghalangi aksi dopamin di jalur otak dapat sangat efektf untuk
menurunkan simtom skizofrenia. Penelitian lain menyebutkan glutamat,
neutransmitter yang lain, mungkin memiliki kontriibusi besar pada
gangguan otak tersebut (Ohara,2007; Stone, Morisson, & Pillowsky, 2007;
Howes & Kapur, 2009)
4
Beberapa penjelasan biologis menyebutkan bahwa terdapat
abnormalitas struktural pada otak tertentu pada otak penderita skizofrenia
yang mungkin merupakan hasil dari infeksi virus pada saat perkembangan
prenatal. Sebagai contoh, beberapa penelitian memperlihatkan abnormalitas
dalam sirkuit saraf konteks dan sistem limbik dari penderita skizofrenia.
Konsisten, dengan penelitian tersebut, penderita skizofrenia dan mereka
yang tidak mengalami gangguan ini memperlihatkan pemfungsian otak yang
berbeda.
Bukti lebih jauh akan pentingnya faktor biologis terlihat ketika
penderita skizofrenia mendengar suara-suara halusinasi, bagian dari otak
yang bertanggung-jawab atas pendengaran dan pemrosesan bahasa menjadi
aktif ketika mereka mengalami halusinasi visual, bagian otak yang terlibat
dalam pergerakan dan warna akan aktif. Pada saat bersamaan, bagian lobus
frontal penderita skizofrenia yang terlibat dalam regulasi emosi, ide-ide, dan
evaluasi terhadap stimulus sensoris, menunjukkan tingkat aktivitas yang
sangat rendah.
C. Ciri-Ciri Klinis Utama
1. Dua atau lebih dari hal-halberikut harus muncul dalam porsi yang
signifikan selam munculnya penyakit dalam satu bulan
a. Waham/delusi
Penyebab gangguan delusional secara biologi :
Kelainan pada fungsi area otak yang mengontrol persepsi dan
pemikiran yang mungkin berpengaruh pada pembentukan
gejala delusi
5
b. Halusinasi
Halusinasi adalah persepsi sensorik yang salah di mana tidak
terdapat stimulus sensorik yang berkaitan. Halusinasi dapat
berwujud penginderaan kelima indra yang keliru, tetapi yang
paling sering adalah halusinasi dengar (auditory) dan halusinasi
penglihatan (visualisasi). Contoh halusinasi : pasien merasa
mendengar suara-suara yang mengajaknya bicara; atau pasien
merasa ia melihat sesuatu pada kenyataan tidak ada orang yang
mengajaknya bicara; atau pasien merasa ia melihat sesuatu
yang pada kenyataannya tidak ada.
c. Pembicaraan yang tidak koheren atau ditandai oleh asosiaso
longgar
d. Perilaku tidak terorganisasi atau katonik
e. Ciri-ciri negatif (misalnya afek datar)
2. Fungsi pada bidang-bidang seperti hubungan sosial, pekerjaan, atau
perawatan diri selama perjalanan penyakit secara nyata berada dibawah
tingkatan yang dapat dicapai sebelum munculnya gangguan. Apabila
gangguan mucul pada saat anak-anak atau remaja, terdapat suatu
kegagalan untuk mencapai tingkatan perkembangan sosial yang
diharapkan.
3. Tanda-tanda gangguan terjadi terus-menerus selama setidaknya 6
bulan . Masa 6 bulan ini harus mencaakuo fase aktif yang berlangsung
setidaknya satu bulan dimana terjadi simtom psikotik yang merupakan
karakteristik skizofrenia
4. Gangguan tidak di atribusikan sebagai dampak zat-zat tertentu
(misalnya, penyalahgunaan zat atau pengobatan yang diresepkan) atau
pada kondisi medis yang umum.
6
D. Jenis-jenis Skizofrenia
Empat tipe utama :
1. Disorganized
Ciri utama skizofrenia tipe disorganized adalah pembicaraan
kacau, tingkah laku kacau dan afek yang daftar innappropriate .
Pembicaraan yang kacau dapat disertai kekonyolan dan tertawa yang tidak
erat berkaitan dengan isi pembicaraan. Disorganisasi tingkah laku
(misalnya: kurang orientasi pada tujuan) dapat membawa pada gangguan
yang serius pada berbagai aktivitas hidup sehari-hari
Kriteria diagnostik skizofrenia tipe disargonized :
Pembicaraan kacau
Tingkah laku kacau
Afek datar atau inappropriate
2. Katatonik
Ciri utama pada skizofrenia tipe katatonik adalh gangguan pada
psikomot yang dapat meliputi ketidakbergerakan motorik (motoric
immobility), aktivitas motor yang berlebihan, negativism yang ekstrim,
mutism (sama sekali tidak mau bicara dan berkomunikasi), gerakan-
gerakan yang tidak terkendali , echolia (mengulang ucapan orang lain)
atau echopraxia ( mengikuti tingkah laku orang lain).Imunculkan berupa
catalepsy (waxy fexibilty – tubuh menjadi sangat fleksibel
Motoric immobility dapat dimunculkan berupa catalepsy (waxy flexibilty –
tubuh menjadi sangat fleksibel untuk digerakkan atau diposisikan dengan
7
berbagai cara , sekalipun untuk orang biasa posisi tersebut akan sangat
tidak nyaman).
Kriteria diagnostik skizofrenia tipe katatonik :
Motoric immobility (ketidakbergerakan morotik) sebagaimana
terbukti dengan adanya catalepsy ( termasuk waxy flexibilty) atau
stupor (gemetar).
Aktivitas motor yang berlebihan (yang tidak bertujuan dan tidak
dipengaruhi oleh stimuli eksternal).
Negativism yang ekstrim (tanpa motivasi yang jelas, bersikap
sangat menolak pada segala instruksi atau mempertahankan postur
yang kaku untuk menolak dipindahkan) atau mutism (sama sekali
diam)
Gerakan-gerakan yang khas dan tidak terkendali.
Echolia (menirukan kata-kata orang lain) atau echopraxia
(menirukan tingkah laku orang lain).
3. Paranoid
Ciri skizofrenia tipe ini adanya waham yang mencolok atau
halusinasi auditorik dalam konteks terdapat fungsi kognitif dan afek relatif
yang masih terjaga. Ciri-ciri dari tipe Disorganizet dan Katatonik
(misalnya bicara yang kacau, afek yang datar atau tidak tepat, kata tonik
atau motorik yang kacau (tidak menonjol). Wahamnya biasanya adalah
waham kejar atau waham kebesaran, atau keduanya, tapi waham dengan
tema lain (misalnya waham kecemburuan, keagamaan, atau somatisasi)
munngkin juga muncul. Wahamnya mungkin lebih dari satu, tetapi
tersusun dengan rapi disekitar tema utamanya.
Kriteria diagnostik untuk skizofrenia tipe paranoid :
8
Preokupasi dengan satu atau lebih waham atau sering mengalami
halusinasi auditorik
Tidak ada ciri berikut yang mencolok : bicara kacau , motorik
kacau, atau katatonik, afek yang tak sesuai atau datar.
4. Skizofrenia tipe undifferentiated
Sejenis skizofrenia dimana gejala-gejala yang muncul sulit untuk
digolongan pada tipe skizofrenia tertentu.
Kriteria diagnostik untuk skizofrenia tipe undifferentiated :
Sejenis skizofrenia di mana simtom-simtom memenuhi kriteria A,
tetapi tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia tipe Paranoid,
Disorganized, ataupun Katatonik.
5. Skizofrenia tipe Residual
Diagnosa skizofrenia tipe resideual diberikan bilamana pernah ada
paling tidak satu kali episode skizofrenia, tetapi gambaran klinis saat ini
tanpa simtom positif yang menonjol. Terdapat bukti bahwa gangguan
masih ada sebagaimana ditandai oleh adanya negatif simtom atau simtom
positif yang lebih halus.
Kriteria diagnostik untuk skizofrenia tipe residual :
Tidak ada yang menonjol dalam hal delusi, halusinasi ,
pembicaraan kacau, tingkah laku kacau atau tingkah katatonik.
Terdapat bukti keberlanjutan gangguan ini, sebagaimana ditandai
oleh adanya simtom-simtom negatif atau dua atau lebih simtom
yang terdaftar di kriteria A untuk skizofrenia, dalam bentuk yang
lebih ringan.
9
E. Pengobatan Skizofrenia
Dalam menangani skizofrenia, dokter akan mengombinasikan obat-
obatan dengan terapi psikologis. Obat yang biasa diresepkan dalam kasus
ini adalah antipsikotik. Antipsikotik bekerja dengan cara memengaruhi zat
neurotransmitter di dalam otak (serotonoin dan dopamine). Pada
penderitaskizofrenia, obat ini bisa menurunkan agitasi dan rasa cemas,
menurunkan atau mencegah halusinasi dan delusi, serta membantu menjaga
kemampuan berfikir dan mengingat.
Anti psikotik digunakan dalam dua acara, yaitu oral dan (umumnya
bentuk pil) dan suntik. Pada pasien yang mudah diatur, dokter biasanya akan
memberikan pil anti psikotik. Namun sebaliknya pada pasien yang menolak
diberikan obat, terpaksa harus disuntik. Untuk menenangkan pasien yang
mengalami agitasi, dokter biasanya akan memberikan benzodiazepine
terlebih dahulu sebelum menyuntikkan antipsikotik.
Ada dua kelompokobat-obatan antipsikotik, yaitu antipsikotik
generasi lama (misalnya fluphenazine, perphenazine, chlorpromazine, dan
haloperidol) dan generasi baru (misalnya clozapine, ziprasidone,
quetiapine, olanzapine, risperidone, aripiprazole, dan paliperidone)
Efek samping yang ada pada kedua kelompok anti psikotik ini adalah
peningkatan berat badan, sembelit, mengantuk, pandangan kabur, mulut
kering, dan berkurangnya gairah seks.
Sedangkan efek samping yang hanya ada pada anti psikotik generasi
lama adalah otot terasa berkedut, badan gemetar, dan kejang otot.
Saat ini, anti psikotik generasi baru merupakan obat yang paling
sering direkomendasikan oleh dokter karena terbukti memiliki resiko efek
samping yang lebih rendah.
10
Bagi penderita skizofrenia yang telah melewati episode akut,
pemberian anti psikotik harus tetap dilakukan selama 1-2 tahun untuk
mencegah kambuh. Namun selama periode akut belum reda, biasanya
dokter akan menyarankan perawatan di rumah sakit jiwa agar kebersihan,
nutrisi, kebutuhan istirahat, dan keamanan penderita terjamin.
11
BAB III
KESIMPULAN
Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang ditandai dengan gangguan
utama dalam pikiran, emosi, dan perilaku dan pikiran yang terganggu, dimana
berbagai pemikiran tidak saling berhubungan secara logis, persepsi dan perhatian
yang keliru, afek yang datar atau tidak sesuai, dan berbagai gangguan aktivitas
motorik yang bizzar. Penyebab skizofreni bisa dari ketidaknormalan otak, infeksi
virus atau faktor genetik. Ciri-ciri skizofrenia ditunjukkan dalam satu bulan
delusi, halusinasi, pembicaraan koheren, timbulnya afek datar, dan perilaku tidak
terorganisir. Tipe-tipe skizofrenia ada paranoid, katatonik, disargonized,
undifferentiated , dan residual. Pengobatan skizofrenia ada secara obat-obatan
yakni antipsikotik namun memiliki efek samping dan bisa juga melalui terapi
psikologi.
12
DAFTAR PUSTAKA
Tanpa Nama.Tanpa Tahun. Gangguan Delusi__Penyebab,Gejala, dan
Pengobatannya. http://doktersehat.com/gangguan-delusi/. (Diakses pada tanggal
06 oktober 2016)
S. Feldmann, Robert. 2011. Pengantar Psikologi. Edisi ke 10 Buku 1.
Diterjemahkan oleh : Petty Gina Gayatri, Putri Nurdina Sofyan. Jakarta: Salemba
Humanika
Setiadi Arif, Iman.2006. Skizofrenia Memahami Dinamika Keluarga Pasien.
Bandung : PT.Refika Aditama
S.Nevid,Jeffrey., A.Rathus Spencer & Greene, Beverly. 2005. Psikologi
Abnormal. Edisi Ke 5 Jilid 2. Diterjemahkan Oleh : Tim Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia. Jakarta : Erlangga
Tanpa Nama. Tanpa Tahun. Pengertian Skizofrenia .
http://www.alodokter.com/skizofrenia. ( Diakses pada tanggal 09 Oktober 2016)
13