case skizofrenia
DESCRIPTION
lpsusTRANSCRIPT
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FK UKRIDA
JAKARTA
LAPORAN STATUS PSIKIATRI
No. rekam medis : XX.XX.XX
Nama pasien : Tn. I
Nama dokter yang merawat : Dr. Priyanto, Sp. KJ.
Nama dokter muda : Angelina Juwita dan Rita Zara
Masuk RS pada tanggal : 15 Juni 2011
Rujukan / datang sendiri / keluarga : Dibawa oleh keluarga
Diagnosis sementara : Skizofrenia Paranoid
Usia awitan (onset) : 25 tahun
Riwayat Perawatan :
1. Tahun 1999 pasien dirawat di Rumah Sakit Carolus selama 2 bulan setelah itu
pasien melanjutkan berobat jalan sampai dua minggu sebelum masuk Rumah
Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan.
2. Tanggal 15 Juni 2011 – sekarang dirawat inap di ruang Elang Rumah Sakit Jiwa
Soeharto Heerdjan.
1
STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama (inisial) : Tn. I
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 37 tahun
Tempat/Tanggal lahir : Jakarta, 17 September 1974
Agama : Katolik
Bangsa/Suku : Indonesia /Batak
Status Pernikahan : Belum Menikah
Pendidikan terakhir : Sarjana Hukum
Pekerjaan : Belum bekerja
Alamat : Matraman, Jakarta - Pusat
Tanggal masuk : 15 Juni 2011
Riwayat Perawatan
1. Tahun 1999 pasien dirawat di Rumah Sakit Carolus selama 2 bulan setelah
itu pasien melanjutkan berobat jalan sampai dua minggu sebelum masuk
Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan.
2. Tanggal 15 Juni 2011 – sekarang dirawat inap di ruang Elang Rumah Sakit
Jiwa Soeharto Heerdjan.
2
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis.
- Autoanamnesis :
Rabu, 15 Juni 2011 di ruang UGD RSJSH.
Jumat, 17 Juni 2011 di ruang bangsal Elang RSJSH.
Senin, 20 Juni 2011 di ruang bangsal Elang RSJSH.
Kamis, 23 Juni 2011 di ruang bangsal Elang RSJSH.
Sabtu, 25 Juni 2011 di ruang bangsal Elang RSJSH.
- Alloanamnesis :
Rabu, 15 Juni 2011 dengan ibu pasien (Ny.V) di ruang UGD RSJSH.
A. Keluhan Utama
Pasien marah-marah , menendang dan menyerang ayah pasien dengan
golok dan belati kuningan setelah ayah pasien meminta uang setoran
metromini hari itu kepada pasien saat pasien sedang makan siang.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan setelah
dijemput oleh ambulans Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan setelah
mendapat laporan dari Polres Jakarta Timur bahwa ada seorang dengan
riwayat gangguan jiwa. Pasien diantar oleh ayah, ibu, dan kakak-kakak pasien.
Pasien marah-marah , menendang dan menyerang ayah pasien dengan
golok dan belati kuningan setelah ayah pasien meminta uang setoran
metromini kepada pasien saat pasien sedang makan siang.
Pada tahun 2000 setelah menjalani rawat inap selama 2 bulan, pasien
melanjutkan berobat jalan di Rumah Sakit Carolus. Setiap bulan pasien datang
kontrol diantar oleh ibunya dan setiap hari mengkonsumsi obat yang diberikan
oleh dokter. Pasien menyimpan obatnya sendiri dan tidak pernah
memperlihatkan kepada ibunya dan mengaku setiap hari meminum obat
tersebut. 3
Tiga bulan sebelum masuk Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan
pasien mengaku memulai percobaan kacang hijau. Pasien mengaku bisa
mengetahui ikatan-ikatan kimia pada sel tersebut menggunakan kartu tarot dan
bermeditasi. Pasien yakin dengan perhitungannya itu pasien bisa
menumbuhkan kacang hijau menjadi pohon toge lebih cepat dari pada
pertumbuhan normalnya. Menurut pasien, dari percobaan yang pasien lakukan
maka pasien berhasil membuat kacang hijau tumbuh menjadi pohon toge
selama dua hari sepanjang 2 sentimeter yang sebelumnya pertumbuhan itu
membutuhkan waktu selama 4 hari.
Dua minggu sebelum kejadian ini, pasien menolak untuk diajak
kontrol karena pasien merasa tidak sakit dan tidak mau minum obat lagi.
Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak gila.
Semenjak tidak mengkonsumsi obat, emosi pasien menjadi sangat
tidak stabil, mudah marah, emosinya selalu meningkat jika bertemu dengan
ayah pasien. Pada saat berada di rumah, pasien lebih suka berdiam diri di
kamarnya.
Menurut keluarga sebelum masuk Rumah Sakit Jiwa Soeharto
Heerdjan, pasien sedang makan siang dan saat itu ayah pasien meminta uang
hasil setoran metromini hari itu yang diterima oleh pasien dari supir
metromini. Saat dimintai uang tersebut pasien marah dan menendang ayahnya
sehingga kakak pasien datang dan memukul pasien. Setelah itu pasien masuk
ke dalam kamarnya dan keluar membawa golok dan belati kuningan untuk
menyerang ayahnya. Lalu 2 orang kakak dan ayah pasien ingin mengambil
benda tajam tersebut kemudian pasien melarikan diri ke Polsek Matraman
karena merasa ingin dikeroyok oleh kakak dan ayahnya. Dari Polsek
Matraman pasien dibawa ke Polres Jakarta Timur. Lalu Polres Jakarta Timur
menelepon Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan untuk dikirimkan ambulans.
Menurut pengakuan pasien, pasien tiba-tiba dikeroyok oleh kedua kakak
dan ayahnya ketika sedang makan siang.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pada tahun 1997 pasien mengaku kepada keluarga bahwa
pasien telah menggunakan ganja. Sehingga saat itu oleh keluarga pasien 4
dibawa ke Panti Rehabilitasi Cisarua dan dirawat selama 1 tahun. Pasien
pulang ke rumah dan melanjutkan berobat jalan.
Sepulangnya dari panti rehabilitasi, keadaan pasien sudah
membaik dan pasien meminta untuk melanjutkan kuliah jurusan Hukum
di Universitas Nasional.
Pada akhir tahun 1999, emosi pasien menjadi tidak stabil,
sering marah-marah tidak beralasan, sering gaduh gelisah tidak karuan,
mudah tersinggung, tidak mau mandi, mengurung diri di kamar, tidak
mau berbicara kepada orang lain, tidak mau makan, dan tidak mau
dibawa berobat. Sehingga pada saat pasien tidur, pasien diikat dan dibawa
ke Rumah Sakit Carolus dengan menggunakan ambulans. Pasien dirawat
selama 2 bulan. Lalu pasien kembali berobat jalan sampai sekarang.
Pada tahun 2002 pasien menjalin hubungan dengan seorang
perawat di Rumah Sakit Carolus selama 5 tahun dan akhirnya putus
karena sang pacar melanjutkan pendidikan di Jepang. Pada tahun 2007
setalah kepergian sang pacar, emosi pasien kembali tidak stabil, mudah
tersinggung, tidak mau berkumpul dan berbincang-bincang dengan
anggota keluarga, pasien lebih memilih makan sendiri setelah semua
anggota keluarga selesai makan bersama, dan di rumah lebih sering
mengurung diri di kamar. Menurut keluarga hubungan pasien dengan
teman-temannya baik dan pasien tetap pergi ke kampus setiap hari.
Menurut pasien, pasien merasa tidak nyaman dengan anggota
keluarganya. Ayah pasien sering marah-marah sehingga pasien
menganggap ayahnya gila dan saudara-saudaranya tidak suka dengan
pasien yang bisa kuliah menjadi sarjana dan nantinya akan pergi
meninggalkan rumah. Pasien mengatakan ayahnya seorang penipu dan
mengatakan sarjana hukum yang diperoleh ayahnya juga adalah tipuan
dari ayahnya. Pasien juga merasa barang-barang pasien seperti handphone
dan gitarnya telah hilang dan diambil oleh saudaranya. Pasien juga
merasa keluarganya berbuat jahat kepadanya karena keluarga pernah
mengikat pasien ketika pasien sedang tidur dan membawanya ke Rumah
Sakit Carolus.
Menurut keluarga pasien, pasien sendirilah yang telah menjual
handphonenya. Pasien juga sangat tidak ingin keluarga mengetahui isi 5
kamarnya. Pasien selalu mengunci pintu ketika berada di dalam kamar.
Begitu juga saat pasien akan meninggalkan kamar, pasien berulang-ulang
memastikan kamarnya sudah terkunci. Walaupun hanya ke kamar mandi
pasien juga mengunci pintu kamarnya. Keenam saudara pasien adalah
sarjana, kakak-kakak pasienlah yang membantu pasien sehingga pasien
bisa menyelesaikan skripsinya sehingga bisa mengikuti wisuda. Pasien
sangat memiliki cita-cita yang tinggi tetapi pasien sangat malas belajar.
2. Gangguan Medik
Riwayat jatuh, kejang, atau operasi disangkal oleh pasien dan
keluarganya. Begitu juga dengan riwayat operasi dan kecelakaan.
3. Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol
Menurut pasien dan keluarganya, pasien pernah
menggunakan ganja selama kurang lebih 2 tahun (1995-1997), sekali
pemakaian kurang lebih 2 linting dengan cara dihisap. Pemakaian
ganja karena ingin bersenang-senang bersama teman-temannya
walaupun pasien tahu memakai ganja itu adalah suatu kesalahan.
Setelah memakai ganja pasien merasa “fly”, hidup terasa lebih enak
dan gembira. Merokok kurang lebih setengah kotak per hari, dan
mengkonsumsi minumal beralkohol (1 botol sekali minum).
Pasien dibawa ke panti rehabilitasi pada tahun 1997
selama 1 tahun. Pada permulaan pasien merasa tidak enak apabila
tidak memakai ganja dan mengalami gejala putus zat seperti gelisah,
berkeringat, diare, dan gemetar. Pasien tidak ingat obat apa yang
diberikan selama dirawat di panti rehabilitasi tersebut. Setelah berada
di panti rehabilitasi selama satu tahun keadaan pasien menjadi lebih
baik dan tidak pernah memakai zat terlarang lagi setelah keluar dari
panti rehabilitasi.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal
6
Pasien lahir spontan, cukup bulan, ditolong oleh bidan, tidak ada trauma
lahir dan tidak ada cacat bawaan. Selama hamil, ibu pasien tidak pernah
sakit atau mengkonsumsi obat-obatan tertentu. Pasien merupakan anak
yang sangat diharapkan.
2. Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Pasien termasuk anak yang sehat dengan proses tumbuh kembang dan
tingkah laku normal dengan anak seusianya. Tidak pernah kejang ataupun
mengalami trauma.
3. Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Pasien tumbuh dan berkembang seperti anak seusianya, senang bermain
bersama anak-anak tetangga. Hubungan sosial pasien dengan lingkungan
baik. Pasien dikenal sebagai anak yang baik.
4. Masa Kanak Akhir (Pubertas – Remaja)
a. Hubungan Sosial
Pasien tumbuh sebagaimana anak-anak pada usianya. Ia memiliki
banyak teman. Dan hubungan pasien dengan tetangga juga cukup baik.
b. Riwayat Pendidikan
• SD Antonius. Diselesaikan dalam waktu 6 tahun. Prestasi belajar
cukup dan pasien tidak pernah tinggal kelas.
• SMP 25 Jati Negara Jakarta. Diselesaikan dalam waktu 3 tahun.
Prestasi belajar cukup dan pasien tidak pernah tinggal kelas.
• SMA Budi Utomo Cikini. Diselesaikan dalam waktu 3 tahun.
Prestasi belajar cukup dan pasien tidak pernah tinggal kelas.
• Kuliah di bidang Aeronautika di Bandar Halim Perdana Kusuma
selama 4 tahun lalu keluarga memberhentikan kuliah pasien
karena pasien mengunakan ganja dan dimasukkan ke dalam Panti
Rehabilitasi.
• Kuliah di bidang Hukum di Universitas Nasional selama 11
tahun dan lulus dengan gelar Sarjana Hukum pada Maret 2011.
7
c. Riwayat Psikoseksual
Pasien pernah berpacaran beberapa kali. Pasien terakhir berpacaran
pada tahun 2002-2007, pasien pernah berpacaran dengan perawat di
Rumah Sakit Carolus setelah itu pasien mengakhiri hubungannya karena
pacarnya melanjutkan pendidikan di Jepang. Sekarang pasien tidak
memiliki pacar.
d. Latar belakang agama
Pasien beragama Katolik, rajin menjalankan ibadah.
5. Masa Dewasa
a. Riwayat Pekerjaan
Menurut pasien, pasien sudah bekerja sebagai magang sambil
kuliah di sebuah Firma. Dan setelah lulus pada bulan Maret 2011, pasien
diangkat sebagai pegawai tetap di Firma tersebut. Manager firma
tersebut adalah seorang Pastor.
Menurut keluarga, pasien belum pernah bekerja. Pasien hanya
sering berkunjung ke rumah singgah berupa panti sosial. Panti sosial itu
dikelola oleh seorang Pastor. Rumah singgah ini dibuka untuk umum
dan menerima siapa saja yang mau beraktivitas dan melakukan kegiatan-
kegiatan sosial.
b. Riwayat Pernikahan
Pasien belum pernah menikah.
E. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ke-6 dari 7 bersaudara, terdiri dari 6
laki-laki dan 1 perempuan. Pasien tinggal bersama ayah, ibu dan seorang
kakaknya. Ayah pasien sangat tegas dalam mendidik anak-anaknya. Hubungan
8
pasien dengan keluarganya kurang baik karena pasien merasa curiga dengan
saudara-saudaranya dan merasa ayahnya sering memarahi pasien tanpa alasan
yang jelas.
Pohon Keluarga
Keterangan :
Pria Meninggal
Wanita Penderita
Ayah pasien : Tn. N , 69 tahun (pensiun dari pengacara, pengusaha metromini)
Ibu pasien : Ny. V , 63 tahun (mantan guru SD, sekarang ibu rumah tangga)
Saudara Pasien :
1. Tn. T, 46 tahun, kakak pasien, menikah, guru SMA.
2. Tn. V, 44 tahun, kakak pasien, menikah, karyawan swasta.
9
3. Tn. G, 43 tahun, kakak pasien, menikah, karyawan swasta.
4. Tn. P, 42 tahun, kakak pasien, menikah, pengacara.
5. Ny. A, 39 tahun, kakak pasien, menikah, karyawan swasta.
6. Tn. D, 23 tahun, adik pasien, belum menikah, kuliah di bidang ekonomi.
F. Riwayat Sosial Sekarang
Sebelum dirawat pasien tinggal bersama kedua orang tuanya, dan
seorang kakak laki-lakinya, tidak ada pembantu rumah di daerah Matraman
tersebut. Ayah pasien adalah seorang pengacara dan sekarang sudah pensiun.
Sedangkan ibunya dulu pernah bekerja sebagai guru SD dan sekarang tidak
bekerja. Pasien belum bekerja. Keluarga pasien tergolong keluarga dengan
taraf ekonomi menengah. Saat ini biaya pengobatan pasien ditanggung oleh
orang tua pasien. Hubungan pasien dengan ayah pasien tidak baik karena ayah
pasien sangat tegas dalam membesarkan anak-anaknya dan cenderung sering
berbicara agak keras sehingga pasien sangat dendam dengan ayahnya karena
merasa sering dimarahi. Pasien mengatakan bahwa ayahnya seorang penipu.
Hubungan pasien dengan saudara-saudaranya tidak terlalu baik. Hubungan
pasien dengan semua anggota keluarga di rumah juga tidak baik karena pasien
menganggap keluarganya itu jahat sehingga pasien lebih senang berada di
dalam kamarnya untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang menarik bagi
pasien.
G. Persepsi Pasien Terhadap Diri dan Kehidupannya
Pasien mengetahui dirinya ada di Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan, dan
pasien merasa di sini pasien sebagai penuntut dan untuk dimintai keterangan
akibat pengeroyokan yang dilakukan oleh keluarga pasien terhadap dirinya
yang telah pasien laporkan ke Polres Jakarta Timur.
III. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
10
Pasien seorang laki-laki, 37 tahun, penampilan fisik terlihat lebih tua
dari usianya, rambut hitam pendek beruban, berjenggot, tinggi sedang,
kulit sawo matang, berperawakan kurus, berpakaian cukup rapi dan
kebersihan diri cukup.
Pada saat wawancara pasien memakai kaos lengan pendek berwarna
pink, celana pendek berwarna coklat, tanpa memakai alas kaki. Pasien
duduk tenang. Hubungan pasien dengan teman-teman di bangsal baik.
Pada awal wawancara ekspresi wajah tampak bingung saat diberikan
pertanyaan, tampak curiga, dan terkesan menghindar. Kontak mata dengan
pemeriksa baik. Pasien menunjukkan sikap cukup kooperatif.
2. Kesadaran
Kesadaran Neurologis : Compos mentis.
Kesadaran Psikiatri : Tampak terganggu ( pasien merasa tidak
senang diwawancarai pada pertama kali dan bertanya mengapa beliau
ditanya-tanya, perasaan seperti sedang marah kepada keluarganya atas
kejadian pengeroyokan terhadap dirinya).
3. Perilaku dan aktivitas psikomotorik
Sebelum wawancara : Pasien sedang duduk sendirian sambil
melihat teman-teman dan kemudian berbaring
sebentar. Pasien bangun dan duduk ketika
pemeriksa ingin wawancara.
Selama wawancara : Pasien duduk tenang, menjawab pertanyaan
yang diajukan seperlunya saja, sering melihat-
lihat ke arah teman-teman yang sedang
berkumpul.
Sesudah wawancara : Pasien kembali duduk, bercanda bersama
teman-temannya yang datang
menghampirinya saat diwawancara.
4. Pembicaraan
11
Pasien hanya menjawab seperlunya saja dari seluruh pertanyaan
dengan jawaban yang singkat. Bicara cukup jelas dan dapat diikuti.
5. Sikap terhadap pemeriksa
Cukup kooperatif
B. Alam Perasaan
1. Mood : Eutym
2. Ekspresi afektif
Stabilitas : Stabil
Pengendalian : Cukup
Keserasian : Serasi
Echt/unecht : Echt
Dalam/dangkal : Dangkal
Empati : Dapat diraba-rasakan
Skala diferensiasi : Menyempit
C. Fungsi Intelektual
Taraf pendidikan : Sesuai dengan pendidikannya (S 1)
Taraf Pengetahuan Umum : Sesuai dengan pendidikannya
Taraf kecerdasan : Baik
Daya konsentrasi : Baik
Daya ingat jangka panjang : Baik
Daya ingat jangka pendek : Baik
Daya ingat sesaat : Baik
Daya orientasi waktu : Baik
Daya orientasi tempat : Baik
Daya orientasi personal : Baik
Pikiran abstrak : Baik
Kemampuan menolong diri : Baik
12
D. Gangguan Persepsi
Halusinasi : Tidak ada
Ilusi : Tidak ada
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Pikir
1. Arus pikir
Produktivitas : Baik
Kontinuitas pikiran : Koheren
Hendaya berbahasa : Tidak ada
2. Isi pikir
Preokupasi : Percobaan kacang hijau
Waham : Waham bizzare dan curiga
(waham bizzare : bisa menumbuhkan pohon toge lebih cepat dari
pertumbuhan normalnya dan dapat mengetahui ikatan-ikatan kimia yang
terjadi dengan menggunakan kartu tarot dan bermeditasi.)
(waham curiga : curiga terhadap ayah dan keluarganya, mengatakan
mereka penipu, mengambil handphone dan gitarnya. Pasien sering
mengunci pintu kamar ketika di dalam maupun di luar kamar)
F. Pengendalian Impuls : Baik
G. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial : Baik
2. Uji daya nilai : Baik
3. Daya nilai realita : Terganggu
H. Tilikan : Derajat 1
I. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya
13
IV. STATUS FISIK
A. Status Internus
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda vital:
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36,6 oC
Pernafasan : 20 x/menit
Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, refleks
cahaya langsung dan tidak langsung positif
Mulut dan Gigi : Higiene kurang
Leher : KGB dan tiroid tidak teraba membesar
Thoraks : Cor : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Suara nafas vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : Datar, supel, tidak ada nyeri tekan, hepar dan lien
tidak teraba membesar
Ekstremitas : Akral hangat
Kesan : Tidak ada kelainan fisik.
B. Status Neurologis
Tanda rangsang meningeal : Tidak ada
Saraf cranial I – XII : Tidak dijumpai kelainan
Refleks fisiologis : Normal
Refleks patologis : Tidak ada
• Gejala rangsang selaput otak : Negatif
14
• Mata : gerakan bola mata baik ke segala arah
• Pupil : Bentuk bulat, reaksi cahaya langsung dan
tidak langsung (+/+), reaksi konvergensi (+), sensibilitas kornea (+/+)
• Pemeriksaan oftalmoskopi : Tidak diperiksa
• Motorik : Tonus otot normal, turgor baik, reflex fisiologis (+), reflex
patologik (-)
• Gangguan khusus : Tidak ada
Kesan : Tidak ada kelainan neurologis.
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien seorang laki-laki, 37 tahun, dibawa ke RSJSH pada tanggal 15 Juni
2011, penampilan fisik terlihat lebih tua dari usianya, rambut hitam pendek
beruban, berjenggot, tinggi sedang, kulit sawo matang, berperawakan kurus,
berpakaian cukup rapi, dan kebersihan diri cukup.
Pada saat wawancara pasien memakai kaos lengan pendek berwarna pink,
celana pendek berwarna coklat, tanpa memakai alas kaki. Pasien duduk tenang.
Hubungan pasien dengan teman-teman di bangsal baik. Pada awal wawancara
ekspresi wajah tampak bingung saat diberikan pertanyaan, tampak curiga, dan
terkesan menghindar. Kontak mata dengan pemeriksa baik. Pasien menunjukkan
sikap cukup kooperatif.
Pasien datang ke Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan setelah dijemput oleh
ambulans Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan setelah mendapat laporan dari
Polres Jakarta Timur bahwa ada seseorang dengan riwayat gangguan jiwa. Pasien
diantar oleh ayah, ibu, dan kakak-kakak pasien.
Pasien marah-marah , menendang dan menyerang ayah pasien dengan golok
dan belati kuningan setelah ayah pasien meminta uang setoran metromini hari itu
kepada pasien saat pasien sedang makan siang.
15
Menurut pasien, pasien merasa tidak nyaman dengan anggota keluarganya.
Ayah pasien sering marah-marah sehingga pasien menganggap ayahnya gila dan
saudara-saudaranya tidak suka dengan pasien yang bisa kuliah menjadi sarjana
dan nantinya akan pergi meninggalkan rumah. Pasien juga merasa barang-barang
pasien seperti handphone dan gitarnya telah hilang dan diambil oleh saudaranya.
Pasien juga merasa keluarganya berbuat jahat kepadanya karena keluarga pernah
mengikat pasien ketika pasien sedang tidur dan membawanya ke Rumah Sakit
Carolus.
Menurut keluarga pasien, pasien sendirilah yang telah menjual handphonenya.
Pasien juga sangat tidak ingin keluarga mengetahui isi kamarnya. Pasien selalu
mengunci pintu ketika berada di dalam kamar. Begitu juga saat pasien akan
meninggalkan kamar, pasien berulang-ulang memastikan kamarnya sudah
terkunci. Walaupun hanya ke kamar mandi pasien juga mengunci pintu kamarnya.
Keenam saudara pasien adalah sarjana, kakak-kakak pasien lah yang membantu
pasien sehingga pasien bisa menyelesaikan skripsinya sehingga bisa mengikuti
wisuda. Pasien sangat memiliki cita-cita yang tinggi tetapi pasien sangat malas
belajar.
Tiga bulan sebelum masuk Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan pasien
mengaku memulai percobaan kacang hijau. Pasien mengaku bisa mengetahui
ikatan-ikatan kimia pada sel tersebut menggunakan kartu tarot dan bermeditasi.
Pasien yakin dengan perhitungannya itu pasien bisa menumbuhkan kacang hijau
menjadi pohon toge lebih cepat dari pada pertumbuhan normalnya. Menurut
pasien, dari percobaan yang pasien lakukan yaitu pasien berhasil membuat kacang
hijau tumbuh menjadi pohon toge selama dua hari sepanjang 2 sentimeter yang
sebelumnya pertumbuhan itu membutuhkan waktu selama 4 hari.
Pasien mempunyai riwayat pemakaian ganja selama 2 tahun (1995-1997) dan
dimasukkan ke panti rehabilitasi selama 1 tahun dan tidak pernah memakai ganja
lagi setelah itu. Pasien pernah minum alkohol pada tahun 1995-1997. Pasien
merokok setengah kotak rokok sehari.
Tumbuh kembang pasien secara keseluruhannya baik. Pernah kuliah di bidang
aeronautika selama 4 tahun tetapi tidak tamat. Berkuliah sarjana hukum selama 11
tahun dan tamat pada Maret 2011. Hubungan dengan keluarga tidak baik dan tidak
harmonis. Ayah pasien seorang penipu dan tidak bisa dipercayai. Pasien
mengatakan dia tidak suka dengan ayahnya dan saudara-saudaranya.16
Dari Status Psikiatri ditemukan :
1. Kesadaran
Kesadaran neurologis : Compos Mentis
Kesadaran psikiatri : Tampak terganggu
2. Sikap terhadap pemeriksa : Cukup kooperatif
3. Alam Perasaan
Mood : Euthym
Ekspresi Afektif : Stabil, pengendalian cukup, serasi, echt,
dangkal, empati dapat diraba rasakan, skala
diferensiasi menyempit
4. Gangguan Persepsi : Tidak ada
5. Proses Pikir : Produktivitas baik, koheren, waham
bizzare dan waham curiga.
6. Daya nilai realita : Terganggu
7. Tilikan : Derajat I
8. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya
VI. FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I : Gangguan klinis dan kondisi klinis yang menjadi fokus perhatian klinis
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan
ke dalam :
1. Gangguan psikotik, karena adanya hendaya berat dalam menilai realita
yang dibuktikan dengan adanya :
• Waham : Bizzare, curiga
• Halusinasi : Tidak ada
17
• Perilaku terdisorganisasi : Tidak ada
• Bicara terdisorganisasi : Tidak ada
• Gejala negatif : Tidak ada
2. Psikosis fungsional karena ;
a. Tidak ada penurunan kesadaran neurologis
b. Tidak ada faktor organik spesifik yang dinilai memiliki hubungan
etiologi terhadap gangguan tersebut
c. Fungsi kognitif / intelektual tidak terganggu.
Sesuai dengan kriteria diagnostik skizofrenia (F20), pasien ini memiliki 1
gejala jelas dari kelompok (1) yaitu waham aneh sejak 3 bulan lalu. Tidak ada gejala
manik atau depresif dan tidak disertai penyakit otak atau intoksikasi atau lepas zat.
Berdasarkan PPDGJ III sesuai dengan diagnosis F20.0 : Skizofrenia Paranoid.
Aksis II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental
Tidak terdapat gangguan kepribadian dan retardasi mental
Aksis III : Kondisi Medis Umum
Pada pemeriksaan fisik dan diagnostik tidak ditemukan kelainan.
Aksis IV : Problem Psikososial dan Lingkungan
Pasien bermasalah dengan ayah dan saudara-saudaranya.
Aksis V : Penilaian Fungsi Secara Global
Global Assesment of Functioning (GAF) skala 70-61. (beberapa gejala ringan dan
menetap, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sosial, dll).
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : F20.0 Skizofrenia tipe paranoid
18
Aksis II : Z.03.2 Tidak ada diagnosis
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Masalah dengan ‘primary support group’ (Keluarga)
Aksis V : Global Assesment of Functioning (GAF) skala 70-61
VIII. DAFTAR PROBLEM
A. Organobiologik : Tidak ada gangguan jiwa dalam keluarga
B. Psikologik : waham bizarre, waham curiga , preokupasi.
C. Sosiobudaya : Hubungan yang buruk dengan orang tua dan
saudara.
IX. PROGNOSIS
Dubia ad malam
Faktor yang mempengaruhi :
A. Faktor yang memperingan :
• Pernah bersekolah
• Kondisi ekonomi keluarga pasien
B. Faktor yang memperberat :
• Hubungan dengan keluarga tidak baik
• Belum pernah bekerja
• Belum pernah menikah
• Tidak terdapat faktor pencetus yang jelas
19
X. PENATALAKSANAAN
1. Psikofarmaka
Risperidon 2 x 2 mg
2. Psikoterapi
Memotivasi pasien untuk rajin kontrol dan minum obat secara teratur dan
memberikan dukungan kepada pasien bahwa ia akan mengalami perbaikan
dari kondisinya yang sekarang.
Memotivasi pasien agar selalu berpikir positif.
Menganjurkan pasien untuk selalu bersosialisasi dengan teman-temannya.
Memberikan pengertian kepada keluarga pasien agar dapat memahami
keadaan pasien sekarang ini dan selalu memberikan dukungan (tidak
memarahi pasien).
1. Sosioterapi :
Melibatkan pasien dalam kegiatan di Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan
seperti kegiatan terapi kelompok.
Memberikan aktivitas sesuai dengan kemampuan pasien di Rumah
Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan.
Mengikutsertakan pasien dalam kegiatan rohani.
20
XI. LAMPIRAN
a. Cuplikan Wawancara
D : Dokter Muda (Angel / Rita)
P : Tn. I
Tgl 17 dan 20 Juni 2011
D : Selamat pagi Pak, saya dokter muda R dan ini teman saya dokter muda A
P : Selamat pagi
D : Boleh kita berbincang-bincang sebentar?
P : Boleh, ada apa ya dok?
D : Sudah berapa lama bapak disini?
P : Dua malam dok.
D : Siapa yang mengantar ke sini Pak?
P : Orang dari Polres Jakarta Timur.
D : Mengapa bapak bisa diantar mereka?
P : Saya mau menuntut orang yang mengeroyok saya.
D : Siapa yang telah mengeroyok bapak?
P : Ada tiga orang.
D : Bisa bapak ceritakan kepada saya? Bapak kenal orang itu?
P : Saya lagi makan siang terus dikeroyok. Tidak kenal dok. (dengan ekspresi
kesal)
D : Bapak masih ingat orang yang mengeroyok bapak?
P : Iya dok ingat sekali. Saya dikeroyok mereka. Lalu saya lari ke Polsek
Matraman untuk menuntut mereka, dari sana saya dibawa ke Polres Jakarta
Timur lalu dibawa kesini.
D : Sebenarnya siapa yang telah mengeroyok bapak?21
P : Si N, G dan V. Mereka semua penipu dok. Mereka gila, mereka bilang
kepada polisi saya makan sambil membawa dua samurai. Kan itu ga mungkin.
Mereka gila.
D : Sebenarnya siapa mereka Pak? Apa mereka keluarga bapak?
P : Ya mereka ngakunya begitu, tapi saya jarang komunikasi dengan mereka.
D : Apakah pak N itu ayah bapak?
P : Iya dok. Tapi dia gila. Saya yang dikeroyok tapi mereka malah menyalahkan
saya. Mereka semua jahat.
D : Dokter bisa bantu saya? Saya dirumah ada percobaan kacang hijau. Bisa
dokter amankan barang saya?
P : Barang itu kan ada dirumah bapak, kenapa harus diamankan?
D : Karena mereka pasti akan masuk ke kamar saya dan mengambil atau
membuang percobaan saya itu.
P : Mengapa bapak seyakin itu mereka akan berbuat hal itu?
D : Ya karena mereka jahat dok. Apalagi saya tidak dirumah dan kamar saya
tidak terkunci. Mereka pasti akan masuk ke kamar saya. Dokter bisa bantu saya
selamatkan percobaan saya itu?
D : Mengapa bapak menganggap mereka jahat?
P : Ya ini salah satu buktinya, saya yg dikeroyok tapi malah menyalahkan saya.
Saya juga pernah diikat dalam keadaan tidur dan dibawa ke Piyus.
D : Apa itu Piyus Pak?
P : Ruang di Carolus, dulu saya dirawat disana.
D :Apakah bapak pernah sakit sebelumnya?
P : Iya dulu saya sering ngedrop tiba-tiba lemas.
D : Bapak tau ini Rumah Sakit apa?
P : Rumah Sakit Jiwa Grogol..
D : Oh begitu. Apa bapak merasa bapak sakit?
22
P : Ya jelas tidak dok. Saya jadi bingung sebenarnya status saya disini apa dok?
(dengan tatapan curiga). Saya kan disini korban yang mau menuntut.. saya
tidak gila.
Tgl 23 dan 25 Juni 2011
D : Selamat pagi Pak I. Apa kabar? Bisa kita ngobrol sebentar?
P : Baik dok. Jadi gimana dok bisa ga dokter bantu saya selamatkan percobaan
kacang hijau saya?
D : Bagaimana caranya saya bisa mengambilnya pak dari rumah bapak?
P : Jadi siapa ya yang bisa bantu saya, kalo terlalu lama saya takut percobaan
saya dibuang mereka.
D : Sudah berapa lama bapak melakukan percobaan kacang hijau itu? Apa yang
bapak inginkan dari percobaan itu?
P : Saya bisa membuat kacang hijau tumbuh menjadi pohon toge hanya dengan
2 hari.
D : Bagaimana bapak bisa melakukannya?
P : Saya menghitungnya dengan kartu tarot dan ditambah dengan meditasi.
D : Apa yang bisa bapak peroleh dengan kartu tarot itu?
P : Iya dengan kartu tarot saya bisa mengetahui ikatan-ikatan kimia dari sel itu
jadi saya bisa membuat kacang ijo itu tumbuh lebih cepat menjadi pohon
toge.
D : Apa bapak yakin dengan menggunakan kartu tarot dan meditasi bapak bisa
menumbuhkan kacang ijo lebih cepat? Bagaimana caranya pak?
P : Iya yakin dok, saya sudah berhasil menumbuhkan pohon toge itu selama 2
hari. Padahal waktu kita SMA kan perlu waktu 4-7 hari.,Ini dok saya jelaskan..
Jadi bagaimana apa dokter bisa bantu saya selamatkan percobaan saya? Saya
khawatir di rumah pasti mereka membuangnya.
D : Mengapa bapak sangat yakin keluarga bapak akan melakukan hal itu pada
percobaan bapak? Memangnya apa yang sudah mereka lakukan?
23
P : Barang saya sering hilang dok di rumah. Saya yakin pasti dia yang
mengambilnya..
D : Barang apa milik bapak yang hilang? Dan menurut bapak siapa yang telah
mengambilnya?
P : Saya sudah dua kali kehilangan handphone dan gitar saya juga hilang.
D : Mungkin bapak lupa pernah meminjamkan atau meletakkannya dimana..
P : Tidak dok, kalo dipinjam masa tidak kembali. Saya taruh di kamar, saya
tinggal keluar sebentar handphone saya sudah hilang. Saya yakin G yang
mengambilnya dan menjualnya.
D : Apa bapak melihat bapak G yang melakukan itu semua?
P : Tidak sih dok, tapi saya yakin dia yang mengambil..
24