sjadlasldkjaskdasdhlasdjshdkljasdkasdjasdjsakdjashdshadhasldasjdshadkladshasjdhdkshddlk
DESCRIPTION
gdasjhdkshkjdhaskhdkskdhaksdkhaskdhaskhdkhasdasdkashdahdkjasdhaskhdkashdhaskhakshdkashdkahkjdasjdhkjashdkjshkdhashdashdjashkjasdjhskjdskjshddshsdshkjshdkashdkjhashdhasdhskdhaskhdkashkdhasdhashdkshdkgadatrewqteqweowuerpspjasjdaslkcn,mv;dskgf;sdfjshdfiagdshaskdchasjflkdsfgsfTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Pengecilan ukuran merupakan salah satu proses dalam industri. Operasi ini
merupakan salah satu proses dalam industri yang sangat penting. Operasi
pengecilan ini bertujuan untuk mempermudah proses selanjutnya, sehingga akan
lebih efektif dalam penanganan pasca panen komoditas pertanian. Operasi ini
merupakan pengembangan dari operasi empiris yang biasanya hanya dilakukan
tanpa menggunakan mesin. Namun dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi, maka operasi pengecilan ukuran pun dilakukan dengan bantuan mesin.
Dalam dunia industri pengecilan dapat dibedakan menjadi pengecilan yang
ekstrim dan pengecilan yang relatif masih berukuran besar misalnya hanya dengan
pemotongan yang menghasilkan bentuk khusus. Pengecilan biasanya dilakukan
dengan dua operasi yaitu operasi basah dsan operasi kering. Terdapat tiga gaya
yang digunakan dalam operasi pengecilan yaitu dengan penekanan, pukulan, dan
sobekan atau potongan. Ketiga cara tersebut dilakukan sesuai dengan karakteristik
bahan yang akan direduksi.
Penggunaan alat pengecil ukuran bertujuan untuk mendapatlkan efektifitas
dalam operasi reduksi sehingga akan mendapatkan hasil yang maksimal.
Permasalahn yang sering dihadapi dalam penggunaan mesin pengecil ukran ini
adalah penentuan diameter bahan yang diinginkan, sehingga sering dilakukan k
operasi pengecilan antara lain yaitu hummer mill, disk mill, multi mill, dan slicer.
Mesin tersebut memiliki karakteristik, kelemahan, dan kelebihan tersendiri. Oleh
karena diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai mesin pengecil ukuran dan
karakteristiknya
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhu tugas mata
kuliah Operasi Teknik Kimia dan sebagai salah satu media bagi penulis dan
1
pembaca dalam mempelajari dan memahami tentang peralatan di industri kimia
khususnya tentang size reduktor.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Size reduction
Semua cara yang digunakan untuk memotong partikel zat padat dan
dipecahkan menjadi kepingan–kepingan yang lebih kecil dinamakan size reductio
atau pemecahan untuk memperkecil ukuran. Size reduction adalah suatu metode
cara pemecahan material (partikel) solid dengan menghubungkan secara langsung
antara material (partikel) yang satu dengan yang lain.
Pengecilan ukuran (sizereduction) artinya membagi bagi suatu bahan padat
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dengan menggunakan gaya mekanis atau
menekan. Size reduction merupakan salah satu operasi dalam dunia industry
dimana komoditi pertanian dikecilkan ukurannya untuk menghasilkan suatu
produk yang memiliki nilai mutu dan nilai tambah yang tinggi. Operasi
pengecilan ukuran terbagi menjadi dua kategori yaitu untuk bahan padatan dan
untuk cairan (Smith, 1955).
Secara umum tujuan dari size reduction yaitu untuk menghasilkan padatan
dengan ukuran maupun spesifik permukaan tertentu dan memecahkan bagian dari
mineral atau Kristal dari persenyawaan kimia yang terpaut pada padatan tertentu
(Indra, 2012). Selain itu menurut Brennan et.al, pengecilan ukuran bertujuan
untuk membantu proses ekstraksi, memperkecil bahan sampai dengan ukuran
tertentu dengan maksud tertentu, memperbesar luas permukaan bahan untuk
proses lebihlanjut, danmembantu proses pencampuran.
Dalam dunia industri, Menurut Henderson dan Perry (1982), dikenal dua
macam pengecilan. Pengecilan ini pada prinsipnya yaitu diklasifikasikan
berdasarkan pada produk akhir yang dihasilkan yang dibagi menjadi dua yaitu
pengecilan ekstrim dan pengecilan yang relatif masih berukuran besar. Pengecilan
ekstrim maksudnya yaitu pengecilan ini menghasilkan produk dengan ukuran
yang jauh lebih kecil daripada sebelum dikecilkan. Sedangkan pengecilan yang
kedua yaitu pengecilan dimana produk yang dihasilkan masih berdimensi besar
3
atau nisbah produk akhir dengan awalnya tidak terlalu signifikan. Contoh
pengecilan ektrim adalah pengecilan ukuran dengan mesin penggiling dimana
hasil produk gilingan adalah bahan dengan ukuran yang relatif sangan kecil,
misalnya tepung. Sedangkan contoh opererasi yang kedua yaitu pemotongan
dimana operasi ini menghasilkan bahan dengan ukuran yang relatif masih besar.
Tipe mesin Size reduction (pengecilan ukuran) terbagi menjadi empat tipe
yaitu cutter(pemotongan), Crusher (penghancuran), grinderdan milling
(penggilingan). Operasi pemotongan biasanya dilakukan pada buah dan sayur
yaitu untuk canning, penghancuran yaitu diaplikasikan pada proses choping pada
batang jagung untuk pakan ternak, grinding untuk batu kapur dan bebijian, dan
milling untuk menghasilkan tepung (Raharjo, 1976).
Tipe mesin size reduction yang pertama adalah Crusher. Crusher
merupakan Alat size reduction yang memecahkan bongkahan padatan yang besar
menjadi bongkahan‐bongkahan yang lebih kecil, dimana ukurannya sampai batas
beberapa inch. Crusher terbagi menjadi dua yaitu Primarycrusher dan
Secondarycrusher. Primarycrusher Mampu beroperasi untuk segala ukuran feed.
Produk yang dihasilkan mempunyai ukuran 6‐10 inch. Sedangkan
secondarycrushermampu beroperasi dengan ukuran feed, seperti di produk
primarycrusher dengan ukuran 4 inch. Tipe mesin size reduction yang kedua yaitu
cutter (pemotong). Mesin tipe ini mempunyai cara kerja yang berbeda dengan size
reduction sebelumnya. Pada cutter ini, cara kerjanya dengan memotong. Alat ini
dipakai untuk produk ulet dan tidak bisa diperkecil dengan cara sebelumnya.
Ukuran produk yaitu 2‐10 mesh. Tipe mesin yang terakhir yaitu grinder dan
miller. Mesin tipe ini beroperasi untuk memecah bongkahan yang dihasilkan
crusher, sehingga bongkahan ini menjadi bubuk. Untuk intermediate grinder,
produk yang dihasilkan ± 40 mesh. Ultrafinegrinder hanya dapat menerima
ukuran feed lebih kecil /4 mesh.
Pada intinya fungsi dari pengecilan ukuran adalah untuk mempermudah
dalam proses penyimpanan, untuk mempermudah dalam proses pengolahan, untuk
mempermudah dan mempercepat dalam proses pengeringan, dan untuk
selanjutnya diekstrak.
4
Terdapat 4 prinsip size reduction yaitu kompresi (tekanan), impact atau
pukulan, atrisi, dan slice atau cutting. Kompresi adalah pengecilan ukuran dengan
tekstur yang keras. Impact digunakan untuk bahan padatan dengan tekstur
kasar .Atrisi atau gerus digunakan untuk menghasilkan produk dengan tekstur
halus. Cutting atau slicing digunakan untuk menghasilkan produk dengan ukuran
dan bentuk tertentu.
Secara umum tujuan dari size reductionatau pemecahahan ini adalah untuk
menghasilkan padatan dengan ukuran maupun spesifik permukaan tertentu, dan
memecahkan bagian dari mineral atau kristal dari persenyawaan kimia yang
terpaut pada padatan tertentu.
2.2 Jenis-Jenis Size reduction
Berdasarkan cara kerja dan ukuaran produk yang diperoleh, maka peralatan
size reduction dapat dibedakan menjadi empat kelompok yaitu :
1. Crusher (mesin pemecah)
2. Grinder (mesin giling)
3. Cutting machine (mesin pemotong)
2.2.1 Crusher (Mesin Pemecah)
Mesin crusher (pemecah) bertugas sebagai pemecah bongkahan besar
menjadi kepingan kecil. Crusher terbagi menjadi dua yaitu Primarycrusher dan
Secondarycrusher. Primarycrusher digunakan untuk mengerjakan bahan mentah
hasil tambang dan dapat menampung segala macam yang keluar dari mulut
tambang dan memecahkannya menjadi kepingan – kepingan berukuran 6-10 inchi.
Sedangkan secondarycrusher bertugas memecah lagi kepingan – kepingan
danMampu beroperasi dengan ukuran feed, seperti di produk primarycrusher
dengan ukuran /4 inch.
Secara umum crushers dibedakan menjadi
a. JawCrushers
JawCrusher adalah jenis crusher yang paling banyak digunakan untuk
crusher primer. Jenis ini paling efektif digunakan untuk batuan sedimen
sampai batuan yang paling keras seperti granit atau basalt.
5
Jawcrushermerupakan mesin penekan (compression) dengan rasio pemecahan
6:1. Umumnya untuk material hasil peledakan, material yang berukuran
sampai dengan 90 % dari bukaan feednya dapat diterima. Untuk kerikil,
karena umumnya berbentuk bulat, disarankan pemakaian material dengan
ukuran 80 % dari bukaan. Secara umum dischar ge material dua kali setting
crusher. Gradasi keluaran diatur dengan bukaan discharge setting.
Gambar 2.1 Jaw Crusher
Alat pemecah rahang ini terutama dipakai untuk memecah bahan olahan
berupa bijih-bijih atau batu-batu. Bahan olahan ini ini dipecah diantara dua rahang
besi atau baja. Konstruksinya mempunyai sepasang rahang yang satu diam dan
yang satunya bergerak maju mundur ( bolak-balik ). Proses pemecahan bahan
olahan dari pemecah rahang ini berlangsung berkala dengan cara tekanan &
potongan.
Pemecah rahang mempunyai 2 sistem :
1. Sistem Dodge dengan ciri-ciri titik engsel di bawah, bagian atas bergerak
mundur maju. Kelebihan pemecah menurut sistem Dodge ialah pada titik
engselnya terletak dibagian bawah. Pada waktu pemecahan berlangsung lubang
pembuang hanya sedikit terbuka (seolah-olah tetap). Oleh karena itu hasil
olahannya akan lebih rata. Kekurangannya ialah lubang pembuangannya mudah
tersumbat.
6
Gambar 2.2 Pemecah rahang sistem Dodge ( The dodge jawcrusher )
2. Sistem Blake dengan ciri-ciri titik engsel di atas, bagian bawah bergerak
mundur maju.Pemecah menurut sistem Blake paling banyak di pakai karena tidak
mempunyai kekurangan seperti Dodge. Hanya saja sistem Blake hasil olahan
kurang rata. Supaya mulut kedua rahang itu tidak mudah rusak, biasanya dilapis
dengan plat baja yang dikeraskan dan mudah diganti. Pada bidang penekan dari
plat baja itu dibentuk rusuk-rusuk bergerigi untuk mempercepat proses
pemecahannya.
Gambar 2.3 Pemecah rahang sistem blake ( The blakejawcrusher )
Untuk mendapatkan usaha penekanan yang besar dan pergerakan yang
teratur, dipasang roda penerus. Biasanya di buat dari besi tuang pejal. Untuk
mempercepat membukanya kembali rahang bagian bawah digunakan sebuah
pegas sekrup. Kemungkinan yang terjadi ialah bahwa selama alat pemecah
tersebut bekerja ada suatu bahan olahan yang keras dan hampir tidak dapat
7
dipecahkan masuk diantara kedua rahang/mulut rahang sehingga mengakibatkan
kerusakan-kerusakan yang besar pada mesin ini. Maka untuk memperkecil
kerusakan-kerusakan itu, diusahakan supaya bagian yang rusak itu harganya
murah dan mudah di pasang. Dalam pemecah rahang itu terdapatlah apa yang
dinamakan “Baut Pecah”. Pada baut ini akan terjadi gaya geser yang besar bila
ada benda yang besar masuk ke dalam mulut rahang dan mengakibatkan patahnya
baut pecah tersebut, sedangkan pada bagian lain tidak akan terdapat kerusakan
lagi.
b. Primary Impact Crushers
Crusher Impak Primer biasanya digunakan untuk batu kapur atau untuk
penggunaan dengan abrasi lebih rendah. Single impeller impact breakers
menghasilkan produk yang bentuknya seperti kubus meskipun semula merupakan
batu lempengan serta meningkatkan kualitas aggregat dan mempertinggi kapasitas
plant. Pemecahan impak bekerja disepanjang garis belahan alam untuk
menghasilkan material dengan sudut yang kurang tajam. Ukuran pemecah impak
umumnya menunjukkan feed openingnya. Dengan rasio pemecahan sampai dengan
20:1, persyaratan pemecahan sekunder dikurangi bila dibandingkan jenis tekanan
primer pemecah impak biasanya digunakan untuk material dengan 10-15 abrasif
atau kurang. Gradasi keluaran diatur dengan berbagai kecepatan dan stripper
car setting.
c. Cone Crushers
Cone Crusher digunakan secara luas sebagai mesin pemecah batu sekunder
dan tersier seperti halnya jaw crusher untuk pemecah batu primer. Crusher jenis
cone merupakan mesin serba guna bagi kebanyakan pasir dan kerikil serta
material yang memiliki ukuran butir asal (sebelum dipecah) 20-25 cm yang tidak
memerlukan lagi crusher primer.
Untuk batu hasilledakan, cone cruher berfungsi sebagai crusher lanjutan
dan/atau crusher akhir setelah crusher primer. Head cone Head cone hal s dapat
mengurangi material menjadi 6 mm minus dengan rasio pemecahan 4-6 : 1.
Berbagai susunan liner menyesuaikan masing-masing mesin dengan ukuran batu
8
yang akan dipecah dan persyaratan produk. Gradasi produk berubah mengikuti
bukaan setting samping yang tertutup. Konstruksinya mempunyai sepasang
kerucut yang satu diam dan yang satunya berputar. Proses pemecahan bahan
olahan dari pemecah rahang ini berlangsung continue dengan cara gesekan dan
potongan. Akan tetapi pada pemecah kerucut ini cara memecahnya tidak berkala
seperti pemecah rahang melainkanterus-menerus. Pada waktu pemecah kerucut ini
bekerja, ujung sumbu ata kerucut berfungsi sebagai engsel, sedangkan ujung
bagian bawah berkeliling hingga gerakan kerucut berayun mengelilingi bagian
bawah dalam selubung yang tetap. Akibat ayunan kerucut ini jarak antara kerucut
dengan selubung berubah-ubah. Pada waktu ruang itu sedang mengecil terjadi
pemecahan dan pada waktu ruang membesar bahan olahan yang sudah di giling
akan turun. Pekerjaan ini berlangsung sepanjang keliling kerucut dan terus-
menerus.
Gambar 2.4 Cone Crusher
Konstruksi sebuah pemecah kerucut yang diputarkan dengan perantaraan
sebuah roda sabuk dengan roda gigi konis (roda gigi tirus). Dalam pesawat ini
sumbu utama bagian bawah dimasukkan kedalam suatu tabung eksenterik. Bila
tabung tersebut di putar makanya sumbunya akan berayun.Kadang-kadang bidang
penekan kerucut dan tabung kerucut membentuk rusuk-rusuk dan bisa diganti
bilamana sudah tipis atau aus.
9
d. Horizontal Secondary Impact Crushers
Crusher Impak Sekunder Horizontal menggabungkan kelebihan pemecah
batu jenis impak dengan teknologi high chrome. Crusher impak sekunder
menghasilkan produk berbentuk kubus (diperlukan pada spesi ikasi yang saat ini
semakin ketat pada material yang sebelumnya sangat abrasive untuk proses impak.
Gambar 2.5 Impact Crusher
Dengan rasio pemecahan sampai dengan 12:1, crusher impak sekunder
dapat mengurangi atau bahkan menggantikan crusher akhir. Dari ukuran ter besar
yang masuk 30 ± 40 cm dapat dihasilkan dapat diatur melalui 2 (dua) cara. Yang
pertama dengan mengubah kecepatan rotor. Semakin cepat, produk yang
dihasilkan semakin halus Yang kedua dengan mengatur pelat pemecah juga
dapat berpengaruh terhadap gradasi keluaran.
e. Pemecah Menengah (Roll Crushers)
Roll Crusher sangat diperlukan untuk menghasilkan produk dengan
ukuran tertentu Crusher jenis tekanan ini menghasilkan variasi pemecahan
yang lebih besar dibanding jenis crusher lainnya. Crusher dengan roll ganda
memiliki rasio pemecahan terbatas antara 2 - 2,5:1. Roll triple menghasilkan
rasio pemecahan 4 - 5 :1. Untuk meningkatkan pr oduksi serta agar keausan
dapatmerata, harus diusahakan agar material yang masuk dapat tersebar
10
merata dipermukaan roll. Gradasi keluaran diatur dengan bukaan setting
pembuang. Roll tidak terpengaruh oleh kelembaban atau plastisitas material seperti
pada crusher jenis cone. Pemecah menengah pada umumnya bahan olahan untuk
di pecah berasal dari hasil olahan pemecah kasar.
Gambar 2.6 Horizontal Roll Crusher
Untuk pemecah menengah ini, di sebut juga pemecah putar. Cara
pengerjaan pemecahan pada pemecah putar berdasarkan tekanan dan gesekan.
Bahan olahan dilewatkan diantara dua buah roda yang berputar degnan arah yang
berlawanan. Biasanya pemasangan salah satu dari kedua roda itu tetap, sedangkan
yang satunyalagi dapat bergerak maju mundur karena ditahan oleh pegas sekerup
baja.
Bila kecepatan putar kedua roda itu sama, maka bahan olahan hanya
dilinyak atau dipecahkan. Sedangkan bila kecepatan putar kedua roda itu tidak
sama, bahan olahan selain dipecahkan juga dipuntir.
Penggunaan pegas ulir ialah untuk menjaga supaya roda putar dapat
kembali, bilamana sewaktu-waktu mundur atau merenggang dari roda putar yang
lain. Hal ini dapat terjadi bilamana ada bahan olahan yang keras dan tidak dapat
dipecahkan masuk diantara kedua roda putar. Sehingga tidak terjadi kerusakan
pada bagian-bagian mesin pemecah tersebut.Roda putar biasanya dibuat dari besi
tuang yang dikeraskan atau keliling dari roda itu dilapisa degnan ban baja yang
dikeraskan.
Gambar di bawah ini, menunjukkan sebuah pemecah putar yang hanya
terdiri dari dua roda putar. Biasanya pemecahan dari mesin semacam ini tidak
11
dapat mencapai hasil yang diinginkan bila penggilingan hanya satu kali, sehingga
pemecahan dikerjakan berkali-kali. Pemecah putar bertingkat terdiri dari beberapa
roda putar dan jarak antara roda-roda putar itu tidak sama (makin kecil ),hingga
hasil akhir dari pemecah semacam ini dpt mencapai besar butir yang diinginkan.
Pemecahan putar semacam ini sering kali dipakai untuk memecah hasil dari
pemecah kasar.
Gambar 2.7 pemecah putar tidak bertingkat
Gambar 2.8 Pemecah putar bertingkat dua
f. Vertical Shaft ImpactCrushers
Crusher Impak Corong Vertikal, sebagaimana crusher impak sekunder
horizontal, cruher impak coron vertikal menggabungkan keunggulan impak
dengan bahan logam bersepuh high chrome. Ini merupakan crusher akhir yang
dapat menghasilkan produk berbentuk kubus tergantung susunan crusher, material
12
dengan abrasi 75-80 % dapat ditangani dengan crusher ini. Ukuran material yang
masuk dibatasi 5 -8 cm, tergantung ukuran crusher.
Gambar 2.9Vertical Impact Crusher
Crusher jenis ini adalah mesin yang sangat memuaskan untuk
menghasilkan chip untuk per kerasan beraspal berukuran12 - 20 mm. Susunan
table/envil akan menghasilkan gradasi paling halus dengan keausan paling
tinggi. Crusher ini dapat ditambah rotor yang dapat mengganti shoe table dan
berpasangan dengan anvil ring atau rock shel pada material yang lebih abrasi .
Seperti pada crusher jenis impak lainnya, per ubahan kecepatan akan merubah
gradasi keluaran.
g. Hammermillss / Limemilis
Hammermills/Limemill cruher jenis mill digunakan untuk batu kapur
berkualitas tinggi, dengan kadar abrasi yang kurang dari 5 %, menghasilkan
jumlah besar material halus. Hammermills umumnya digunakan untuk
pemecah sekunder yang dapat menerima feed material berukuran sampai
dengan 20 cm dan memiliki rasio pemecahan 20:1 Limemill didesain khusus
untuk menghasilkan " Quality aglime" dan dapat mener ima feed material
berukuran sampai dengan 10 cm. emilihan kapasitas / kemampuan untuk
menerima feed material yang tepat, kedudukan pelat breaker dan kecepatan
crusher menentukan gradasi crusher untuk kedua unit.
Hammermillss biasanya digunakan untuk penggerindaan makanan binatang
seperti pelet dan disediakan lengkap dengan dibangun menghembus. Penggemar
13
ini memungkinkan yang mentah dan mengandaskan material untuk disampaikan
seluruh sistem, dan mempunyai suatu keuntungan tambahan mendinginkan
makanan di dalam proses itu. Yang sederhana hanyalah konstruksi sempurna
penggilingan memungkinkan jadinya ditampung ke dalam kebanyakan sistem yang
berjalan.
Suatu silinder horisontal dilapisi dengan plat baja, didalamnya terpasang
baling-baling yang dilengkapi dengan palu. Pada pengoperasiannya, bahan hasil
pertanian yang terdapat pada plat baja dihancurkan oleh gaya tumbuk yang berasal
dari tumbukan palu. Pada desain yang lain dari mesin mesin jenis ini memakai
suatu ayakan sehingga produk yang telah dihancurkan dan memiliki ukuran
tertentu yang dapat lolos dari suatu lubang.
Gambar 2.10 Hammermillss atauLimemilis
Suatu hammer mill adalah suatu mesin untuk mengiris-iris material ke
dalam partikel. Mereka mempunyai banyak sort, jenis aplikasi di banayk dalam
industri.
2.2.2 Grinder (Mesin Giling)
Grinder adalah alat untuk memecah bongkahan yang dihasilkan crusher,
sehingga bongkahan ini menjadi bubuk.
14
a. Penggiling Fuller
Dalam penggiling pusingan ini sebuah peluru atau lebih yang bergerak bebas
dalam rumah-rumah atau lintasan giling akan bergerak berkeliling dalam sebuah
lintasan akibat pergerakan dari tangan-tangan yang diputarkan oleh suatu sumbu.
Bila tangan-tangan ini berputar semakin cepat, maka semakin besar pula gaya
sentrifugal yang terjadi pada peluru terhadap lintasan gilingnya. Biasanya hasil
giling dari penggiling semacam ini sangat halus, sehingga pengeluaran hasil
gilingnya ditiup oleh udara dari lintasan giling dan ditangkap oleh sebuah
penampung. Penggiling ini sering dipakai untuk membuat arang bubuk dan semen.
Gambar 2.11 Penggiling fuller
b. Penggiling Raymond
Pada penggiling Raymond terdapat tiga sampai enam buah sumbu yang
digantungkan berengsel pada tangan-tangan. Pada ujung-ujung sumbu itu dipasang
roda-roda penggiling. Bila poros utama berputar, maka tangan akam membawa
tanga-tangan yang menggantung itu akan berputar berkeliling. Roda-roda
penggiling akan menekan pada cincin penggiling atau lintasan giling hingga bahan
giling akan digilas sampai halus.
Pemasukan bahan giling diatur dengan menggunakan sebuah roda sudut yang
berputar dengan kecepatan yang tetap.Dibagian bawah roda penggiling dipasang
sudu-sudu atau kipas-kipas angin yang turut berputar bila sumbu utama berputar.
Sudu-sudu ini akan menghembus keatas hingga bahan giling yang sudah halus
akan tertiup dan ditangkap, kemudian dipisahkan oleh sebuah pemisah zat yang
15
disebut pesawat topan. Sebagai pengganti sudu-sudu atau kipas angin, kadang-
kadang dipakai juga sebuah baling-baling. Penggunaan baling-baling ini selain
untuk meniup bahan giling yang sudah halus, juga untuk menjaga bilamana ada
bahan giling yang jatuh ke bawah ruang giling. Oleh sebab itu bahan giling itu
akan kembali diantara roda penggiling dan lintasan giling.
Penggiling Raymond sering dipakai untuk menggiling fosfat, batu kapur,
arang bubuk, dan sebagainya pada mesin dengan ukuran sedang, kapasitas giling
sampai kira-kira 5000 kg arang batu tiap jam dengan ukuran butir yang dihasilkan
kira-kira 0,07 mm.
Gambar 2.12 Penggiling Raymond
c. Penggiling Peluru
Penggiling peluru terdiri dari sebuah tromol yang pada bagian dalamnya diisi
peluru-peluru yang dibuat dari baja atau batu. Peluru-peluru itu berada diatas
tembereng-tembereng yang disusun pada keliling dagian dalam teromol.
Tembereng-tembereng ini mempunyai lubang-lubang sedangkan diluar dari
keliling tembereng ini dipasang pula sebuah teromol yang merupakan ayakan.
Cara kerja dari penggiling peluru ini adalah sebagai berikut. Bila teromol
penggiling berputar, tembereng-tembereng dan ayakannya akan ikut berputar
bersama-sama menurut sumbu mendatar. Bahan giling dimasukkan dari bagian
atas sehingga bercampur dengan peluru-peluru. Bahan giling yang sudah halus
akan keluar dari lubang yang pengeluaran setelah melewati tembereng-tembereng
dan ayakan yang berbentuk teromol.
16
Bentuk hasil giling dari penggiling peluru ini tidak pernah bersudut tapi
berbentuk bola, yang kadang-kadang sangat penting bagi suatu industri.
Penggilingan peluru ini dapat berjalan terus-menerus.Pada mesin sedang bekerja,
peluru-peluru ini tidak boleh jatuh diatas ayakan, karena dapat mengakibatkan
ayakan menjadi cepat rusak.
Kadang-kadang pengeluaran hasil giling yang sudah halus pada mesin ini
bersama-sama dengan air yang diisikan kedalam teromol penggiling. Pengerjaan
secara demikian ini disebut penggilingan basah.Sebuah peluru penggiling yang
teromolnya sangat panjang (kalau dibandingkan dengan garis tengahnya) disebut
pipa penggiling.
Karena bahan giling yang dimasukkan atau dikerjakan dalam sebuah pipa
penggiling harus menjalani seluruh panjang dari teromol itu, maka hasil giling
akan sangat halus karena lebih lam menjalani proses penggilingan bila
dibandingkan dengan hasil dari penggiling peluru biasa (yang teromolnya lebih
pendek). Sebuah pipa penggiling dapat dipakai untuk penggilingan kering ataupun
penggilingan basah.
Penggiling peluru biasanya dipakai untuk menggiling tanah liat, tepung
Thomas, tulang, arang kayu, bahan cat, pelapis kaca, email, kwarsa, dan
sebagainya. Ukuran butir bahan giling diantara 20-50 mm, dan ukuran butir hasil
giling kira-kira 0,25 mm.
Gambar 2.13 Penggiling Peluru
17
d. Penggiling Buhrstone
Penggiling buhrstone terdiri dari dua buah penggiling yang tersusun
bertingkat. Pada waktu mesin bekerja, salah satu dari batu tersebut berputar atau
yang disebut dengan batu jalan, sedangkan batu yang tidak berputar disebut batu
giling.
Batu giling yang berputar bisa batu bagian atas, dengan batu giling bawah
yang diam atau bisa juga sebaliknya. letak dari dua batu giling tersebut tidak saling
menekan, melainkan mempunyai jarak yang mudah diatur sesuai dengan
kebutuhan.Batu giling bagian atas bisa dinaik-turunkan dengan cara mengatur
bautnya, sedangkan batu giling bagian bawah dapat diturun-naikkan dengan cara
pengaturan roda tangan.Batu giling bagian atas dan bagian bawah mempunyai
alur-alur yang berlawanan, sehingga bila batu giling berhadapan akan membentuk
sudut lancip yang berupa tepi alur tajam yang membantu memotong bahan giling
dan menggeser bahan kearah keliling bidang giling.
Prinsip kerja :
Bahan giling masuk dari bagian atas dan masuk ke bagian ruang tengah
penggiling. batu giling bawah berputar menggiling bahan dan hasil gilingan keluar
dari bagian bawah dengan ukuran bulir 0,07 mm. Penggiling buhrstone dapat
bekerja terus menerus dan banyak dipakai untuk menggiling rempah-rempah,
pigmen, dll.
Gambar 2.14 Penggiling burhstone
18
e. Penggiling Ultra
Bahan olahan, masuk dari atas ke dalam ruang penggilingan, ini dicapai
dengan menggunakan udara terkompresi, ditiup dalam melalui titik injeksi
berpusat. Proses penggilingan dicapai dengan dampak dan penggilingan partikel
satu sama lain. Pengelompokan terpadu memilih partikel dari ukuran yang
dibutuhkan dan mengembalikan ukuran partikel yang tidak diinginkan kembali ke
proses penggilingan sampai ukuran yang dibutuhkan tercapai.
Gambar 2.15 Penggiling Ultra
f. Roller Mill
Roller Mill seperti gambar diatas sering juga medium- speed mill. Bagian
utamanya terdiri dari roll-roll penghancur (crushing roll) dan confining ring.
Energi untuk menggerus per ton Iebih rendah (sebagai gambaran: ball-mill 13
hp/ton; hammer-mill “.‘ 22 hp/ton; roller-mill ‘‘ 9 hp/ton).
Prinsip kerja:
Hampir sama dengan Bowl (Rolle,) Mill, hanya saja partikel padatan
tergerus diantara roll- roll dan confining ring. Plow (‘pengaduk’) yang terpasang
pada apron dibawah crushing-roll berfungsi untuk mengaduk partikel-partikel
penghancuran (crushing zone). Alat ini seringkali dilengkapi dengan ayakan
19
internal (internal screen) untuk menapis partikel-partikel padatan dengan ukuran
yang tidak diinginkan partikel yang terlalu besar). Produk dengan ukuran yang
diinginkan keluarlewat atas terbawa oleh udarayang dihembuskan kedalam alat.
Gambar 2.16 Roller Mill
g. Bowl Mill (Penggiling Mangkok)
Alat utamanya berupa sebuah mangkok yang dilengkapi dengan roll-roll
didalamnya (mangkok dan roll masing-masing mempunyai alat penggerak sendiri-
sendiri/terpisah).
Prinsip kerja:
Umpan masuk dari feed hopper kedalam mangkok yang berputar (mangkok
dilapisi dengan bahan dengan kekerasan > kekerasan bahan yang digerus _
grinding ring). Didalam mangkok tersebut, butiran-butiran padatan tergerus oleh
roller yang berputar berlawanan arah dengan arah putaran mangkok. Partikel-
partikel yang cukup halus akan terbawa keatas oleh udara (yang dihembuskan
kedalam roller-mill). dan keluarkeat as. Diluar, produk selanjutnya ditangkap
menggunakan cyclone.
20
Gambar 2.17 Bowl Mill
h. Attrition Mills
Dalam sebuah attrition mill, partikel-partikel padatan lunak digesek diantara
permukaan dan cakram-cakram yang berputar. Sumbu cakram biasanya
horisontal, kadang-kadang vertical. Berdasarkan putaran cakram, ada dua jenis
attrition mill, yaitu:
(a). Single-runner satu cakram diam, cakram yang lain berputar.
(b). Double-runner, kedua cakram tar berlawanan arah dengan kecepatan
tinggi.
Seringkali kedalam mill dihembuskan (terutama pada double runner mill,
dimana ukuran produk lebih halus) untuk mengeluarkan padatan halus (serbuk)
dan menjaga gap (yaitu ruang antara cakram dengan casing) agar tidak tersumbat
(choking).Pada single runner mill, diameter cakram 10 sampai 54 in (250 sampai
1370 mm), dan antara kecepatan putar antara 350 sampai 700 rpm. Pada double
runner mill tinggi, yaitu antara 1200 sampai 7000 rpm. Ukuran umpan maksimum
sekitar 1/2 in (12 mm) dan harus dimasukkan dengan kecepatan putar yang
terkontrol. Ukuran produk, biasanya lolos 200-mesh.
21
Gambar dibawah adalah contoh sebuah beberapa jenis attrition mill.
Gambar 2.18 Attrition Mill.
i. Tumbling Mills
Tumbling Mills umumnya berbentuk silinder horisontal yang berputar
perlahan pada sumbu horisontalnya. Didalamnya terdapat padatan-padatan keras
biasanya logam) yang mengisi sekitar 50% volume ruang silinder (disebut sebagai
grinding medium). Karená putaran mill, grinding medium akan terangkat sampai
ketinggian tertentu, kemudian jatuh dan menimpa/memukul padatan-padatan yang
ada dibawahnya. Grinding medium dapat berbentuk: batangan logam (dalam rod
mill), rantai logam atau bola-bola logam (dalam rod mill). Tumbling mill tidak
cocok digunakan untuk menghaluskan padatan yang abrasive.
Kapasitas dan Kebutuhan Energi:
Rod-Mill : 5 - 200 ton/jam, dengan produk ukuran 10 mesh. Kebutuhan
energi total untuk padatan keras sekitar 4 KWh/ton.
Ball-Mill : 1 - 50 ton/jam, dengan 70% sampai 90% produk berukuran lebih
kecil dan 200 mesh. Kebutuhan energi untuk padatan keras sekitar
16KWh/ton.
22
a. Ball-Mill
Merupakan salah satu bentuk tumbling-mill. Biasanya berupa kompartemen
(shell) yang berbentuk silinder atau konis yang berputar pada sumbu
horisontalnya. Didalamnya berisi bola-bola penggilas sebagai media penghancur.
Tergantung padabahan yang akan dihancurkan, bola-bola penggilas dapat terbuat
dan: besi, baja, porselen dil. Biasanya, (L/D untuk Ball-Mills ‘‘ 1.0 (lihat dimensi
gambar dibawah).
Prinsip kerja:
Silinder/kompartemen berputar pada sumbu horisontalnya. Partikel-partikel
padatan didalam akan terlempar dan tergilas bola-bola penggilas menjadi butir-
butir yang sangat halus. Produk halus dikeluarkan dengan :
1. overflow melalui lubang yang terpasang pada sumbu (hollow trunnion)
2. kemiringan dan partikel keluar melalui lubang-lubang pada perifri
(lubang-lubang pada sisi bagian keluar mill).
3. dihembus oleh udara (untuk partikel-partikel yang sangat halus dan
kering).
Gambar 2.19 Ball Mill
23
1. Ukuran umpan Ball-Mills tergantung padatingkat kerapuhan umpan
padatan.
- Untuk padatan yang sangat rapuh (veiy fragile): 2.5 - 4cm (1-1.5 inch).
- Ukuran umum umpan: ‘s.’ 1 cm (i’ 0.5 inch)
2. Ukuran bola-bola penggilas (diameter): 1-6 inch.
Volume bola-bola penggilas: ‘S.’ 50% volume kompartemen.
3. Reduction Ratio 20:1 sampai 200 : 1.
Gambar 2.20 Ball Mill
Ball-Mill dapat dioperasikan pada keadaan kering maupun dalam kedaan
basah. Operasi dalam keadaan basah dapat meningkatkan kapasitas maupun
efesiensi.
2.2.3 Cutting Machine (Mesin Pemotong)
Cutter adalah alat ini mempunyai cara ker ja yang berbeda dengan size
reduction sebelumnya. ada cutter ini, cara kerjanya dengan memotong. Alat ini
dipakai untuk produk ulet dan tidak bisa diperkecil dengan cara sebelumnya.
Ukuran produk 2 10 mesh Operasi size reduction sering digunakan pada
indusrti. industri yang memerlukan bahan baku dalam ukuran tertentu dan
produk dalam ukuran tertentu, misalnya industri semen, batu bara,
pertambangan, pupuk keramik, dll. Pemilihan jenis alat yang digunakan
24
biasanya berdasarkan ukuran feed pada produk, sifat bahan, kekerasan bahan, dan
kapasitasnya Energi yang dibutuhkan untuk operasi size reduction sangat
bergantung dari ukuran partikel yang dihasilkan. Makin kecil partikel, maka
makin besar energi yang dibutuhkan.
Gambar 2.21Cutter
1) Milling (penggilingan)
Proses milling adalah suatu proses permesinan yang pada umumnya
menghasilkan bentukan bidang datar (bidang datar ini terbentuk karena
pergerakan dari meja mesin) dimana proses pengurangan material benda kerja
terjadi karena adanya kontak antara alat potong yang berputar
pada spindle dengan benda kerja yang tercekam pada meja mesin.
Mesin milling jika dikolaborasikan dengan suatu alat bantu atau alat potong
pembentuk khusus, akan dapat menghasilkan beberapa bentukan-bentukan lain
yang sesuai dengan tuntutan produksi ,misal : Uliran , Spiral ,Roda gigi,Cam,
Drum Scale, Poros bintang, Poros cacing,dll.
Pada Tahun 1818 mesin milling pertama kali ditemukan di New Heaven
Conecticut oleh Eli Whitney. Pada tahun 1952 John Parson mengembangkan
milling dengan kontrol basis angka (Milling Numeric Control) dalam
perkembangannya mesin milling mengalami berbagai perkembangan baik secara
mekanis maupun secara teknologi pengoperasiannya.
25
a. Mesin frais vertikal
Gambar 2.22MesinMilling Vertical
Merupakan mesin frais dengan poros utama sebagai pemutar dengan
pemegang alat potong dengan posisi tegak. Mesin ini adalah terutama sebuah
mesin ruang perkakas yang di konstruksi untuk pekerjaan yang sangat teliti.
Penampilannya mirip dengan mesin frais jenis datar. Perbedaan adalah bahwa
meja kerjanya dilengkapi gerak keempat yang memungkinkan meja untuk
berputar horizontal.
b. Mesin frais Horizontal
Gambar2.23 Mesin Milling Horizontal
Merupakan mesin frais yang poros utamanya sebagai pemutar dan
pemegang alat potong pada posisi mendatar.
26
c. Mesin Frais Universal
Gambar 2.24 Mesin Milling Universal
Mesin frais universal ini adalah mesin produksi dari konstruksi yang kasar.
Bangkunya ini adalah benda cor yang kaku dan berat serta menyangga sebuah
meja kerja yang hanya memiliki gerakan longitudinal. Penyetelan vertikal di
berikan dalam kepala spindle dan suatu penyetelan lintang di buat dalam pena
atau ram spindel.
27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Size reduction adalah proses mengecilkan ukuran dari suatu komoditi
pertanian untuk menghasilkan suatu produk dengan nilai mutu dan nilai tambah
yang tinggi. Tujuannya yaitu untuk mempermudah dalam proses selanjutnya
seperti untuk mempermudah dalam penyimpanan, mempermudah proses
pengolahan maupun pengeringan, dan baik untuk pengekstrakan.
Tipe mesin Size reduction (pengecilan ukuran) terbagi menjadi empat tipe
yaitu cutter (pemotongan), Crusher (penghancuran), dangrinder. Berdasarkan
pada produk akhir yang dihasilkan pengecilan dibagi menjadi dua yaitu
pengecilan ekstrim dan pengecilan yang relatif masih berukuran besar.
Terdapat empat prinsip dalam size reduction, yaitu kompresi, impact, atrisi,
dan slice. Kompresi adalah pengecilan ukuran dengan tekstur yang keras. Impact
digunakan untuk bahan padatan dengan tekstur kasar. Atrisi atau gerus digunakan
untuk menghasilkan produk dengan tekstur halus. Cutting atau slicing digunakan
untuk menghasilkan produk dengan ukuran dan bentuk tertentu.
28
DAFTAR PUSTAKA
Henderson, S.M. dan R.L. Perry. 1982.“Agricultural Process EngineeringInc”.Westport : TheAVI Publishing Company.
Indra, W. 2012. Size Reduction.http://indrawibawads.com/2012/01/06/ alat–pengecil-ukuran-size.reduction/[ 1 maret 2016].
McCabe, W.L. dan J.C. Smith. 1976. “Unit Operations of Chemical Engineering”. Tokyo : McGraw Hill, Inc
Raharjo, M. 1976. “Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian”. Purwokerto : Universitas Jendral Soedirman.
Smith, H.P. 1955. “Farm Machinery and EquipmentInc.Fourth Edition”, New York : Mc Graw-Hill Book Co.
29