sistem transportasi pada studi kasus bali quincy hotel jimbaran bali

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Salah satu kebutuhan utama manusia adalah papan. Yang dimaksud dengan papan di sini adalah rumah tinggal atau bangunan secara umumnya. Di tempat inilah manusia melakukan segala aktivitasnya sehari-hari, dari awal bangun tidur sampai nantinya kembali untuk tidur lagi. Untuk itulah setiap bangunan pasti mempunyai fasilitas-fasilitas yang mendukung dan memenuhi kebutuhan tersebut. Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan dari fasilitas bangunan yang berfungsi untuk menunjang tercapainya unsur- unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, komunikasi serta mobilitas dalam bangunan. Menurut Vitruvius, Utilitas adalah pengaturan ruang yang baik, didasarkan pada fungsi, hubungan antar ruang, dan teknologi bangunan. Jadi Utilitas adalah salah satu elemen penting dalam arsitektur selain firmitas (kekuatan) dan venusitas (keindahan). Dalam merancang bangunan kita harus selalu memperhatikan dan menyertakan faslitas utilitas bangunan yang nantinya dikombinasikan dengan perancangan arsitektur, struktur, interior, dan sebagainya. Dengan penentuan sistem utilitas yang baik dan sesuai pada bangunan, pengguna dapat merasa

Upload: widiari-ayu

Post on 26-Dec-2015

140 views

Category:

Documents


37 download

DESCRIPTION

sistem transportasi pada studi kasus bali quincy hotel jimbaran bali

TRANSCRIPT

Page 1: sistem transportasi pada studi kasus bali quincy hotel jimbaran bali

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Salah satu kebutuhan utama manusia adalah papan. Yang dimaksud dengan papan di

sini adalah rumah tinggal atau bangunan secara umumnya. Di tempat inilah manusia

melakukan segala aktivitasnya sehari-hari, dari awal bangun tidur sampai nantinya kembali

untuk tidur lagi. Untuk itulah setiap bangunan pasti mempunyai fasilitas-fasilitas yang

mendukung dan memenuhi kebutuhan tersebut.

Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan dari fasilitas bangunan yang berfungsi

untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, komunikasi

serta mobilitas dalam bangunan. Menurut Vitruvius, Utilitas adalah pengaturan ruang yang

baik, didasarkan pada fungsi, hubungan antar ruang, dan teknologi bangunan. Jadi Utilitas

adalah salah satu elemen penting dalam arsitektur selain firmitas (kekuatan) dan venusitas

(keindahan).

Dalam merancang bangunan kita harus selalu memperhatikan dan menyertakan

faslitas utilitas bangunan yang nantinya dikombinasikan dengan perancangan arsitektur,

struktur, interior, dan sebagainya. Dengan penentuan sistem utilitas yang baik dan sesuai

pada bangunan, pengguna dapat merasa nyaman dan aman untuk melakukan aktifitas dalam

bangunan sehingga bangunan dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

Ada 6 komponen utilitas dalam bangunan, diantaranya adalah:

1. Sistem Plumbing

2. Sistem Sampah

3. Sistem Penghawaan Alami

4. Sistem Pencahayaan Alami

5. Sistem Pengkondisian Udara

Page 2: sistem transportasi pada studi kasus bali quincy hotel jimbaran bali

6. Sistem Transportasi Bangunan

Komponen-komponen utilitas tidak hanya ada pada bangunan kecil, namun juga pada

bangunan tingkat tinggi dan bentang lebar, salah satunya adalah hotel. Studi kasus yang kami

ambil adalah bangunan hotel, yaitu Bali Quincy Hotel, salah satu hotel yang masih dalam

proses pembangunan yang terletak di Jimbaran.

Sebagai bangunan tinggi dan besar, serta termasuk bangunan publik yang umum,

hotel bintang 4 ini harus memiliki sistem transportasi yang dapat menunjang kenyamanan

para pengunjung, baik sistem transportasi mekanis ataupun sistem transportasi non mekanis

Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka kami melakukan studi lapangan di

proyek hotel ini. Dalam makalah ini kami membahas masalah sistem transportasi bada

bangunan yang ada pada Bali Quincy Hotel, Jimbaran. Teori-teori yang kami dapatkan di

kampus kami jadikan sebagai bekal dan dasar untuk kami bandingkan dengan apa yang

terjadi di lapangan.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1.2.1. Apa pengertian sistem transportasi bangungan?

1.2.2. Bagaimana penerapan sistem transportasi pada bangunan?

1.3. TUJUAN PENULISAN

1.3.1. Memahami pengertian sistem transportasi pada bangunan.

1.3.2. Mengerti bagaimana penerapan sistem transportasi pada bangunan.

Page 3: sistem transportasi pada studi kasus bali quincy hotel jimbaran bali

BAB IIKAJIAN TEORI

Keberadaan gedung – gedung tinggi pada jaman modern ini bukan merupakan hal

yang baru. Seiring dengan berjalannya perkembangan arsitektur gedung tinggi, pengetahuan

teknologi pun berjalan dengan sangat pesatnya. Salah satu teknologi yang sampai saat ini

masih dikembangkkan dalam bangunan adalah sistem transportasi. Sistem transportasi pada

bangunan dapat mempermudah gerak manusia ataupun barang dalam melakukan perpindahan

dari lantai satu ke lantai lainnya. Bayangkan saja jika suatu bangunan tinggi tanpa sistem

transportasi mekanis, bisa jadi kenyamanan civitas terganggu dan memperlambat pergerakan

perpindahan dari lantai ke lantai. Untuk itu, mengingat pentingnya sistem transportasi pada

bangunan, kami melakukan observasi tentang bagaimana sistem kerja transportasi pada

bangunan, dan dasar – dasar pertimbangan dalam memilih sistem transportasi pada bangunan.

Page 4: sistem transportasi pada studi kasus bali quincy hotel jimbaran bali

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1. Pengertian Transportasi Pada Bangunan

3.2. Sistem Transportasi Pada Bali Quincy Hotel

3.2.1 Lift

Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut

orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat tinggi,

biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Gedung-gedung yang lebih rendah biasanya

hanya mempunyai tangga atau eskalator. Lift-lift pada zaman modern mempunyai

tombol-tombol yang dapat dipilih penumpangnya sesuai lantai tujuan. Pada bangunan

Bali Quincy Hotel, transportasi utama pada bangunan menggunakan lift, mengingat hotel

ini terdiri dari 5 lantai dan memerlukan sistem transportasi bangunan yang memadai. Dari

penjelasan tersebut, maka keberadaan lift dapat mempercepat, mempermudah, dan

memperingan pengangkutan penumpang ataupun barang dari lantai satu menuju lantai

yang lainnya. Pada bangunan Bali Quincy Hotel terdapat tiga jenis lift yang mempunyai

kegunaan yang berbeda - beda untuk menunjang kenyamanan dalam melakukan

perpindahan baik penumpang ataupun barang. Adapun jenis – jenis lift yang terdapat

pada bangunan hotel tersebut adalah:

a. Lift Penumpang.

Lift pada bangunan ini menjadi alat transportasi utama pada bangunan ini. Lift ini

diperuntukan bagi tamu, ataupun pengunjung hotel yang melakukan perpindahan ke

lantai yang berbeda. Lift jenis ini paling banyak di gunakan di perkantoran , mall,

apartemen dan gedung gedung publik,. Maka tingkat safetynya sangat tinggi karena

menyangkut keselamatan manusia.Perletakan lift ini diposisikan di central bangunan agar

mempermudah pengunjung dalam mengakses lift. Terdapat dua buah Lift penumpang

pada Bali Quincy hotel dengan kapasitas dalam masing masing lift 300 kg ~ 1.000 kg

dengan kecepatan 60 mpm atau 75 mpm. Jadi satu lift dapat menampung 5 sampai

dengan 15 orang. Dengan adanya lift tersebut, maka kenyamanan pengunjung menjadi

prioritas utama dalam pengelolaan sistem transportasi Lift pada bangunan.

Page 5: sistem transportasi pada studi kasus bali quincy hotel jimbaran bali

b. Lift Barang atau biasa disebut Lift Service

Berfungsi untuk mengangkut barang dalam jumlah dan berat yang tertentu dan

mempunyai bukaan pintu side opening (so), dalam keadaan darurat atau kebakaran, lift

barang harus dapat difungsikan sebagai lift kebakaran. Perletakan lift barang ataupu lift

servise pada bangunan Bali Quincy Hotel diposisikan di dekan Dapur, dan di dekat house

keeping. Hal ini dimaksudkan agar aktivitas di dalam lift barang yang biasanya sibuk

tidak terekspose oleh pengunjung, dan tidak mengganggu kenyamanan pengunjung.

Selain itu, posisi tersebut dimaksudkan karena civitas pengguna lift barang ataupun lift

servise ini adalah para pegawai atau enngineering yang mengangkut alat atau membawa

barang yang berat untuk dipindahkan dari lantai satu ke lantai yang lainnya.

Ukuran lift barang tentunya lebih besar dari lift penumpang.

c. Lift Dakting Laundry.

Yaitu lift yang digunakan untuk mengangkut atau membawa pakaian kotor menuju ruang

laundry. Hal ini diperuntukkan agar pakaian kotor tidak diangkut secara manual, dan hal

tersebut dapat menggangu kenyamanan para mengunjung. Maka dari hal tersebut, lift

dakting difungsikan sebagai sistem transportasi pengangkut pakaian kotor. Perletakan lift

ini yaitu berdampingan dengan ruang house keeping, dimana ruang ini tidak terekspose

publik, dan pakaian kotor dapat dengan cepat diproses untuk dicuci di dalam laundry

hotel.

Waktu menunggu (interval, waiting time)

Kesabaran orang untuk menunggu lift tergantung kota dan Negara dimana gedung itu

ada. Orang-orang di kota besat lazimnya kurang sabar dibanding dengan orang-orang di

kota kecil. Adapun standard waktu tunggu lift di dalam Hotel ialah: 40-70 detik

Waktu menunggu minimum adalah sama dengan waktu pengosongan lift ialah kapasitas

lift x 1,5 detik per pengunjung.

Dari jenis – jenis lift yang terdapat pada bangunan hotel ini, maka terdapat beberapa

komponen pendukung kinerja sistem transportasi lift tersebut. Adapun komponen –

komponen lift yang ada dalam Bali Quincy Hotel diantaranya:

1. Ruang mesin ( Machine Room )

Page 6: sistem transportasi pada studi kasus bali quincy hotel jimbaran bali

Ruang mesin adalah ruang terpenting, dimana diruangan tersebut terjadinya semua

proses pengoperasian elevator berlangsung secara keseluruhan. Didalam ruang mesin

terdapat beberapa alat penggerak elevator.

2. Motor penggerak

Motor penggerak elevator ini memiliki asupan daya tegangan bolak-balik (Ac) dari PLN

yang sangat berperan dalam pelaksanaan kerja elevator, motor penggerak ini mempunyai

kemampuan putar antara 50 putaran per menit sampai dengan 210 putaran per menit.

Dengan kapasitas tegangan motor yang disesuaikan dengan kapasitas angkut. Motor

penggerak ini dilengkapi dengan rem magnet ( magnetic brake ) yang berfungsi menahan

motor ketika kereta telah sampai pada lantai yang dituju, pergerakan cepat atau

lambatnya elevator diatur oleh PLC (Programable Logic Control) . Motor penggerak

dalam menarik dan menurunkan elevator menggunakan tali baja ( rope ) yang melingkar

pada puli mesin ( sheave ).

3. Governor

Governor adalah komponen penggerak utama dalam elevator, didalam governoor ini

terdapat saklar yang berfungsi untuk menonaktifkan semua rangkaian sehingga

otomatisasi elevator mati dan tidak berfungsi. Selain saklar juga terdapat pengait rem,

pengait rem ini berfungsi untuk menghentikan kawat selling dan kawat selling ini

menarik rem yang ada di kereta elevator.

4. Panel

Panel ini adalah tempat control elevator secara otomatis, panel ini terdapat inverter motor

dan program logic control yang berfungsi untuk mengatur geraknya elevator.

5. Ruang luncur

Ruang luncur ini adalah tempat dimana elevator beroperasi berbentuk lorong vertikal,

disinilah elevator menjangkau tiap-tiap lantainya.didalam ruang luncur ini terdapat

beberapa komponen utama yang tak kalah pentingnya dibandingkan dalam ruang mesin.

6. Kereta ( Sangkar )

Page 7: sistem transportasi pada studi kasus bali quincy hotel jimbaran bali

Kereta elevator beroperasi pada ruang luncur dan menapak pada rail di kedua sisinya,

pada sisi kanan dan kiri terdapat pemandu rail ( sliding guide ) yang berfungsi

memandu atau menapaki rail.

7. Saklar Pintu

Saklar pintu atau sering disebut dengan door contact adalah salah satu komponen

yang termasuk penting dalam pengamanan elevator, cara kerja dari saklar pintu ( door

contact ) ini adalah saklar di hubungkan kabel saklar pintu ( door contact ) tiap-tiap

lantai secara seri.

Apabila salah satu pintu dibuka secara sengaja maka elevator tidak akan bekerja, ini

dikarenakan untuk keselamatan pengguna elevator atau bagian perawatan elevator.

8. Bobot imbang ( counterweight )

Bobot imbang atau counterweight biasanya terpasang dibelakang atau disamping

kereta elevator, bobot dari bobot imbang ini harus sesuai dengan ketentuan yang ada.

Faktor-faktor yang menentukan berapa berat dari bobot imbang ini diantaranya harus

memperhitungkan berat kereta, kapasitas penuh pada kereta dan faktor keseimbangan.

9. Peralatan Pengaman ( Safety Device )

Peralatan pengaman safety device pada lift meliputi

a. Circuit braker

Memutuskan sumber (aliran) listrik dari panel induk (sub panel) ke panel control lift.

Menjaga peralatan elektronik dari lift jika terjadi arus lebih (over current).

b. Governoor

Memutuskan power/aliran listrik ke control panel lift jika governor mendeteksi

erjadinya overspeed (kecepatan lebih) pada traffict lift (putaran roda pulley

governoornya). Menjepit sling governor (catching).Secara mekanik bandul governor

akan menjepit sling overnor (rope governor) dan dengan terjepitnya sling ini,maka

sling ini akan menarik safety wedge pada unit safety gear/safety

wedge yang terletak di bawah car lift dan akan mencengkaram rail untuk

melakukan pengereman secara paksa terhadap lift.

Page 8: sistem transportasi pada studi kasus bali quincy hotel jimbaran bali

c. Final limit switch (upper/bagian atas)

Merupakan double proteksi untuk menghentikan operasi lift jika limit switch (upper)

gagal beroperasi.

d. Limit switch (upper/bagian atas)

Berfungsi menjaga lift beroperasi melewati batas travel lantai tertingginya.

e. Emergency exit (manhole)

Penumpang dapat di evakuasasi dari dalam sangkar melalui manhole ini pada saat

emergency.Manhole ini hanya dapat di buka dari sisi luar bagian atas.jika pintu ini

terbuka lift otomatis akan berhenti.

f. Emergency light (lampu emergency)

Lampu emergency akan menyala secara otomatis jika terjadi pemadaman

sumber listrik.Lampu ini dapat bertahan rata-rata sampai dengan 15 menit.

g. Safety gear/safety wedge

Melakukan pengereman (menjepit) terhadap rail jika governor mendeteksi terjadinya

over speed.

h. Limit switch (Lower/bagian bawah)

Menjaga lift beroperasi melewati batas travel lantai terendahnya.

i. Final limit switch (lower/bagian bawah)

Merupakan double proteksi untuk menghentikan opersi lift jika limit switch

gagal beroperasi.

j. Lubang kunci pintu luar

Terletak di sisi sebelah atas dari pintu luar lift yang memungkinkan untuk di buka

jika ingin melakukan pertolongan darurat pada penumpang jika terjadi emergency.

k. Door lock switch

Mencegah pintu terbuka pada saat lift sedang beroperasi (running).Pintu hanya

dapat di buka setelah sangkar berhenti.

l. Interphone

Penumpang dapat berkomunikasi dengan petugas teknisi (building maintenance)

di ruang mesin,ruang control atau ruang security jika terjadi pemdaman listrik atau

hal emergency.

m. Safety shoe

Mendeteksi gangguan pada saat pintu akan menutup dan membuka kembali

jika mendeteksi sesuatu.Photocell dapat di gunakan secara bersamaan safety shoe ini.

n. Weighing Device (pendeteksi beban)

Page 9: sistem transportasi pada studi kasus bali quincy hotel jimbaran bali

Memberikan / mengaktifkan buzzer alarm pada saat weighing device ini mendeteksi

beban sangkar yang berlebih.jika weighing device ini aktif pintu lift akan tetap

terbuka

sampai dengan sangkar di kurang bebannya.

o. Apron

Mencegah penumpang terjatuh ke dalam hoistway (ruang luncur lift) pada saat

penumpang mencoba keluar ketika lift berhenti tidak level.

p. Buffer

Jika sangkar atau counterweight (beban penyeimbang) bergerak ke arah paling bawah,

buffer akan mengurangi terjadinya shock (guncangan).

10. Lobi lift ( Lift Hall ):

a. Lobi lift (Lift Hall) adalah ruang bebas yang lerletak didepan pintu hall lift.

b. Tombol Lantai (Hall button ) adalah Tombol pemanggil kereta, di hall.

c. Sakelar Parkir (Parking switch) terletak di lobby utama didekat tombol lantai (hall

button),

berfungsi mematikan dan menjalankan lift.

d. Sakelar Kebakaran (Fireman Switch) terletak di lobby utama disisi atas hall button,

berfungsi untuk mengaktipkan fungsi fireman control atau fireman operation.

e. Petunjuk Posisi Kereta (Hall indicator) terletak di transom masing-masing lift.

11. Konstruksi tali baja tarik

Tali baja tarik khusus untuk lift harus dibuat dari kawat baja yang cukup kuat,

tetapi cukup lemas tahan tekukan, dimana tali tersebut bergerak bolak balik melalui

roda.

Page 10: sistem transportasi pada studi kasus bali quincy hotel jimbaran bali

3.2.2 Tangga

Tangga merupakan salah satu bagian dari bangunan yang berfungsi sebagai

penghubung antara lantai pada bangunan bertingkat . pada bangunan Bali Quincy

Hotel, penggunaan tangga diperuntukan bagi karyawan hotel, dan engineering. Selain

itu, tangga pada hotel ini juga diperuntukan sebagai jalur sirkulasi dan transportasi

jika terjadi keadaan yang gawat, atau tangga tersebut digunakan sebagai tangga

darurat.. Ukuran tangga yang terdapat pada hotel ini cukup lebar dengan sirkulasi dua

jalur. Bahan penutup tangga ini juga terbuat dari bahan anti selip, guna mendukung

aktivitas house keeping dalam menjalankan pekerjaannya. Posisi perletakkan tangga

pada hotel ini yaitu berada di sudut bangunan, dan tempat di dekat kitchen ataupun

house keeping. Dengan posisi ini maka:

• tangga pada hotel ini hemat dalam menggunakan ruangan,

• mudah ditemukan oleh semua orang

• mendapat cahaya matahari pada waktu siang

• tidak menggangu lalu lintas orang banyak

• kokoh dan stabil bila dilalui orang dan barang sesuai dengan perencanaan

• sederhana, layak, sehingga mudah dan cepat pengerjaannya serta murah biayanya.

• Rapi, indah, serasi dengan keadaan sekitar tangga itu sendiri.

Pada gedung hotel ini material tangga yang digunakan menggunakan konstruksi

tangga beton dengan bentuk Tangga ‘U ‘dengan menggunakan bordes.

Bagian – bagian tangga pada Bali Quincy hotel:

Ibu tangga

Merupakan bagian tangga yang berfungsi mengikat anak tangga. Material yang

digunakan untuk membuat ibu tangga misalnya antara lain, beton bertulang, kayu,

baja, pelat baja, baja profil canal, juga besi.Kombinasi antara ibu tangga dan anak

tangga biasanya untuk bu tangga misalnya, beton bertulang di padukan dengan anak

tangga dari bahan papan kayu, bisa juga keduanya dari bahan baja, untuk ibu tangga

menggunakan profil kanal untuk menopang anak tangga yang menggunakan pelat baja

Page 11: sistem transportasi pada studi kasus bali quincy hotel jimbaran bali

Anak tangga

Merupakan elemen dari tangga yang perlu perhatian cukup penting. Karena sering

dilalui untuk naik turun pengguna, bahan permukaan anak tangga harus benar-benar

aman, nyaman agar terhindar dari kemungkinan kecelakaan seperti terpeleset karna

licin atau terlalu sempit. Anak tangga terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian horizontal

(pijakan datar) dan vertical (pijakan untuk langkah naik). Ukuran lebar anak tangga

untuk hunian berkisar antara 20-33 cm. dan untuk bagian vertical langkah atasnya

berkisar antara 15-18 cm. untuk ukuran tangga darurat, bagian vertical mencapai 2o

cm.

Railing:

Merupakan pegangan dari tangga. Penggunaan railing ini penting untuk diperhatikan,

misalnya menjaga anak-anak yang ingin menaiki tangga, agar terjaga keselamatannya.

Ukuran pegangan railing tangga dengan ukuran diameter 3,8 cm merupakan ukuran

yang bisa mengakomodasi sebagian besar ukuran tangan manusia.

Bordes

Bordes biasa juga disebut Landing. Merupakan bagian dari tangga sebagai tempat

beristirahat menuju arah tangga berikutnya. Bordes juga berfungsi sebagai pengubah

arah tangga. Umumnya, keberadaan bordes setelah anak tangga ke 15. Kenyamanan

bordes juga perlu diperhatikan, untuk lebarnya harus diusahakan sama dengan lebar

tangga.

Baluster :

Merupakan penyangga pegangan tangga, biasanya bentuknya mengarah vertical.

Material baluster bisa terbuat dari kayu, besi, beton, juga baja. Terkadang juga saya

pernah melihat material baluster menggunakan kaca. Untuk keamanan dan

kenyamanan pengguna tangga, usahakan jarak antar baluster tidak terlalu jauh,

terutama untuk keamanan anak kecil.Untuk ukuran ketinggian baluster, standarnya

kurang lebih antara 90-100 cm.

Perhitungan dan standarisasi bentuk tangga serta ukurannya

Membuat tangga disamping keindahan perlu diperhatikan segi - segi teknisnya, harus

diperhatikan juga kemudahan, rasa aman, bagi orang yang melaluinya.

- Lebar anak tangga

Page 12: sistem transportasi pada studi kasus bali quincy hotel jimbaran bali

a. Untuk rumah tinggal, lebar anak tangga 80 cm.

b. Untuk bangunan umum, lebar anak tangga 120 cm s/d 200 cm.

c. Untuk tangga darurat, lebar anak tangga bisa 70 cm.

Tetapi dapat juga diperhatikan jika yang melewati berpapasan di satu anak tangga:

a. Untuk satu orang, lebarnya 60 - 80 cm

b. Untuk dua orang, lebarnya 120 cm

c. Untuk tiga orang, lebarnya 180 cm

- Lebar dan tinggi anak tangga (trap)

Semua anak tangga harus dibuat bentuk dan ukuran yang seragam, dan untuk

memberi kenyamanan bagi yang turun dan naik tangga perlu diperhatikan lebar dan

tinggi anak tangga

Rumus untuk anak tangga (undak - undak)

2t + l = 60 - 65 cm

t = tinggi anak tangga (tinggi tanjakan = optrede

l = lebar anak tangga (lebar injakan = aantrede)

Rumus diatas didasarkan pada;

- Satu langkah arah datar antara 60 - 65 cm.

-Untuk melangkah naik perlu tenaga 2 kali lebih besar dari pada

melangkah datar.

Lebar dan tinggi anak tangga sangat menentukan kenyamanan, yang naik tidak cepat

lelah dan yang turun tidak mudah tergelincir.

Umumnya ukuran:

t = tinggi tanjakan; 16 - 20 cm atau 14 - 20 cm. (Masih mudah didaki).

l = lebar tanjakan; 26 - 30 cm atau 22,5 - 30 cm. (Seluruh telapak kaki (sepatu) dapat

berpijak penuh).

Hitungan tangga pada bali Quincy Hotel:

Selisih tinggi lantai = 320 cm.

dicoba t = 18 cm

l = 28 cm

2t + l = 2. 18 + 28 = 64 cm

Jadi, tangga boleh dipakai.

£ anak tangga = 320 / 18 - 1 = 17,778 - 1 = 16,778 buah

Page 13: sistem transportasi pada studi kasus bali quincy hotel jimbaran bali

Jumlah anak tangga yang tidak merupakan bilangan bulat, diatasi dengan cara;

- Jumlah anak tangga yang dibulatkan keatas menjadi 17 buah. Selisih beda tinggi

anak tangga dibagi merata: 320 / t -1 = 17 ’ t = 17, 778 cm.

- Mengingat selisih tinggi kurang dari 1 cm, tidak akan terasa, maka beda tinggi

anak tangga diletakkan pada satu anak tangga yang paling dibawah atau paling atas.

- Ukuran ruang tangga:

Ruang tangga harus dibuat leluasa, terang dan segar, harus diberi lubang ventilasi

untuk dapat udara segar dan penerangan alam, agar menghemat pemakaian listrik

pada siang hari.

Ukuran ruang tangga ditentukan oleh jumlah anak tangga dan bentuk

tangganya. Tangga untuk bangunan rumah tinggal, dengan lebar 100 cm, jumlah

anak tangga 17 buah dengan bordes.

Pada Bali Quincy Hotel menggunakan Tangga balik, jadi perhitungannya adalah:

Luas ruang tangga = 2 x 3,24 = 6,48 m2

Kemiringan tangga dibuat tidak curam, agar orang mudah untuk naik dan turun

tangga, jadi tidak banyak energi yang keluar, tetapi jika kemiringan dibuat terlalu

landai dan dapat menjemukan bagi orang yang melaluinya, disamping itu banyak

memakan tempat (space) yang ada, jadi kurang efisien.

Kemiringan tangga yang wajar berkisar antara 250 s/d 420 dan untuk bangunan

rumah tinggal biasa digunakan kemiringan 380. Dan pada Bali Quincy Hotel

menggunakan kemiringan 350.

Page 14: sistem transportasi pada studi kasus bali quincy hotel jimbaran bali

3.2.3 Ramp

a. Pengertian Ramp

Ramp merupakan suatu bidang miring yang menghubungkan dua ketinggian yang

berbeda dengan sudut kemiringan tertentu (lebih landai dari kemiringan tangga).

Penggunaan ramp pada bangunan sebagai transportasi non mekanis juga ditemui di

bangunan Bali Quincy Hotel.

b. Penempatan Ramp

1. Pada parkiran kendaraan

Penggunaan ramp pada parkiran kendaraan dimaksudkan agar kendaraan

dengan mudah dapat melintasi area yang terdapat ketinggian yang berbeda. Dengan

adanya ramp di parkiran juga mempermudah pengunjung hotel dalam membawa

ataupun mengangkut koper yang biasa merupakan tas besar penyimpanan barang

untuk keperluan menginap di hotel Bali Quincy. Mengingat koper dilengkapi dengan

roda yang mempermudah pengguna untuk membawanya dengan cara menarik

ataupun mendorongnya. Dengan adanya ramp, maka segala jenis roda baik itu roda

mobil, roda kereta dorong, roda koper, ataupun yang lainnya dapat dengan mudah

melintasi area yang terdapat ketinggian yang berbeda. Bahan penutup ramp pada

parkiran bali quincy hotel ini menggunakan keramik granit super, anti selip guna

menunjang kenyamanan pengunjung, agar tidak terselip disaat melintasi area rump

dengan perbedaan level ketinggian. Kemiringan rump pada parkiran ini tergolong

landai yaitu sekitar 10%.

2. Akses menuju dapur

Penempatan ramp pada akses menuju dapur dimaksudkan agar mempermudah

dalam supply bahan makanan ataupun bahan pangan menuju dapur. Dengan adanya

ramp, maka truk pengangkut bahan pangan dapat langsung mengarahkan bagasinya

secara langsung menuju tempat penyimpanan bahan pangan di dapur. Kemiringan

ramp pada akses menuju dapur pun dibuat landai agar memudahkan truk dalam

menyuppy-an bahan pangan, yaitu sekitar 10%. Perletakannya juga berada pada area

servis, jadi tidak mengganggu sirkulasi dan kenyamanan pengunjung hotel. Bahan

penutup ramp yang terdapat pada akses menuju dapur menggunakan bahan anti selit,

Page 15: sistem transportasi pada studi kasus bali quincy hotel jimbaran bali

yaitu keramik super granit. Rump pada dapur ini didesain kokoh karena sering diakses

oleh kendaraan – kendaraan besar yang melakukan supply bahan makanan ke hotel.

Page 16: sistem transportasi pada studi kasus bali quincy hotel jimbaran bali

BAB IVPENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Kesimpulan dari materi system transportasi pada bangunan adalah system

transportasi baik mekanis ataupun non mekanis sangat diperlukan untuk menunjang

pergerakan manusia dari lantai satu ke lantai yang lainnya. Dasar pemilihan alat

transportasi harus disesuaikan dengan fungsi bangunan, dan aktivitas yang terjadi di

dalamnya. Pada Bali Quincy Hotel, menggunakan Lift sebagai system transportasi

utama untuk pengunjung. Pemilihan lift karena lift merupakan system transportasi

yang efisien, dan mempermudah pergerakan sehingga pengunjung merasa nyaman.

Sedangkan transportasi non mekanisnya seperti tangga diperuntukkan bagi pegawai

hotel, house keeping, atau digunakan secara umum jika terjadi saat –saat darurat.

4.2 KRITIK DAN SARAN

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok

bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,

kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada

hubungannya dengan sistem penghawaan alami. Penulis berharap para pembaca dapat

memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya

makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.

Semoga makalah ini berguna bagi bagi pembaca, dan dapat memenuhi fungsinya.