sistem penunjang keputusan untuk …repository.amikom.ac.id/files/publikasi_07.12.2162.pdf ·...

18
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN JURUSAN PADA SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA Naskah Publikasi diajukan oleh Wahyu Eko Saputra 07.12.2162 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011

Upload: duongminh

Post on 16-Sep-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN JURUSAN PADA SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA

Naskah Publikasi

diajukan oleh

Wahyu Eko Saputra

07.12.2162

kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM YOGYAKARTA

2011

DECISION SUPPORT SYSTEM FOR PROGRAMME SELECTION

IN SMA 10 YOGYAKARTA

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN JURUSAN

PADA SMA 10 YOGYAKARTA

Wahyu Eko Saputra

Jurusan Sistem Informasi

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

The development of increasingly advanced technologies that have now made a lot

of organizations or institutions use it as data processing media, it supported the ability of

computers in data processing has been very supportive in presenting an information that

is easy, accurate and quality.

As with any organization or other agencies, SMA Negeri 10 Yogyakarta as one

pendididkan institution located on Jl. No.5 Gandekan Yogyakarta need a system that can

improve the quality of their students. Improved quality can be done in many ways, one of

which is to place students in classrooms in which there are some students who do have

good performance. It required a class of random decision support system to assist the

school in making decisions. The process of randomization of this class is based on three

aspects, namely based on the number of Parent Students, Values, and Psychological

Value of each student. These three aspects will be randomized in accordance with the

needs of the school.

From the results of the implementation of the system used, expected later this

software can help the process of making the right decision in increasing-quality

education, especially students in high schools 10 Yogyakarta. This software is created

using DBMS MYSQL for database and Microsoft Visual Basic 6.0 as its tool.

Keywords : DSS, Decision Support System, Programme Selection, SMA.

1. Pendahuluan

Sistem Pendukung Keputusan atau Decision Support System (DSS) merupakan suatu

sistem terkomputerisasi yang dirancang untuk meningkatkan efektivitas dalam

pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah yang bersifat semi terstruktur dan

tidak terstruktur sehingga dalam proses pengambilan keputusan yang dilakukan dapat

lebih berkualitas.

Pengambilan keputusan untuk penentuan jurusan dalam suatu sekolah harus

akurat, begitu juga di SMA Negeri 10 Yogyakarta, penjurusan dilakukan pada saat siswa

berada di kelas X (sepuluh) dan akan naik ke kelas XI (sebelas). Setelah wali kelas

menerima seluruh nilai semester maka wali kelas akan memutuskan apakah siswa

tersebut naik atau tidak. Jika siswa tersebut dinyatakan naik maka selanjutnya akan

dilakukan proses penjurusan. Masalah yang sering terjadi dalam proses penjurusan

adalah kesulitan dalam mekanisme penilaian yang masih menggunakan sistem manual

sehingga membutuhkan waktu yang lama.

Untuk mengetahui pengambilan keputusan tersebut akurat atau tidak, harus

dilakukan penilaian dengan kriteria yang telah ditentukan selain dari nilai semester

kriteria lain yang dibutuhkan dalam sistem penjurusan adalah minat dan hasil psikotest

siswa yang bersangkutan. Sehingga dari hasil penilaian tersebut pihak sekolah dapat

mengambil sebuah keputusan sebagai bahan evaluasi untuk menentukan jurusan yang

tepat bagi siswanya.

2. Landasan Teori

2.1 Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah proses memilih tindakan (di antara berbagai alternatif)

untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan. Sedangkan pengambilan keputusan

dalam suatu organisasi merupakan hasil suatu proses komunikasi dan partisipasi yang

terus menerus dari keseluruhan organisasi.

Menurut Simon (1997) terdapat 3 fase utama dalam proses pengambilan keputusan

adalah sebagai berikut.

1. Fase Inteligensi

2. Fase Desain

3. Fase Kriteria (Pilihan)

Sebenarnya Simon menambahkan fase keempat, yakni implementasi. Monitoring dapat

dianggap sebagai fase kelima yang merupakan bentuk umpan balik. Akan tetapi,

monitoring sebagai fase intelegensi yang diterapkan pada fase implementasi.

3. Analisis dan Perancangan Sistem

3.1 Sejarah Berdirinya SMA Negeri 10 Yogyakarta

Pada awalnya sekolah ini bernama SMA ABC Fakultas pedagogik yang

didirikan oleh Fakultas Sastra Unirvesitas Gajah Mada Jurusan Pedagogik, pada tanggal

1 September 1952 dengan SK Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan

Republik Indonesia No. 38115/Kab, tanggal 21 Oktober 1952 terus berkembang hingga

menempati gedung di Wijilan milik Yayasan Pancasila.

Pada awal berdirinya pimpinan dipegang oleh Prof. Drs. Sutedjo Brodjonegoro (

alm ) dan tokoh-tokoh lainnya, antara lain Prof. Drs. Abdullah Sigit dan tahun 1958

jurusan B dipindahkan ke Sekipsehubungan dengan perkembangan sekolah, jurusan AC

tetap di jalan Sagan 1 Yogyakarta dipimpin oleh Broto Hamidjojo sedangkan jurusan B di

jalan Sekip juga dipegang oleh Broto Hamidjojo, sampai tahun 1966. Pada tahun 1965

berganti nama lagi menjadi SMA FIP IKIP Yogyakarta dan pada tahun 1966 ada

pergantian pimpinan SMA FIP II IKIP Yogyakarta dipimpin oleh Drs. Soetomo hanya 1

tahun. Tahun 1967 pimpinan dipegang oleh Hardjono. Tahun 1969 berganti nama lagi

menjadi SMA Percobaan II IKIP Yogyakarta, karena sekolah ini dijadikan percobaan ujian

sekolah seperti halnya 8 ( delapan ) SMA IKIP lainnya di Indonesia.

Pada 1971 dengan SK No. 173/1971 tanggal 21 September 1971 berganti

nama lagi menjadi SMA Pembangunan dan melaksanakan tugas Proyek Perintis Sekolah

Menengah Pembangunan (PPSP)yang dimulai tahun 1972 terdiri dari jalur stream

Akademik, stream Vokasional, stream Kesekretariatan, stream Tata Niaga, dan stream

Ketehnikan. Pada tanggal 28 Agustus 1973 SMA Pembangunan pindah dari sagan ke

jalan Gadean No. 5 Ngupasan Yogyakarta, tahun 1974 berganti nama lagi menjadi SMA

II IKIP Jurusan Eksakta masih dalam program PPSP, maka SMA IKIP memakai

kurikulum PPSP klasikal dengan jurusan Pengetahuan Alam, Matematika, IPA (Palma)

hingga tahun 1983. SMA II IKIP Yogyakarta menurut SK Mendikbud No. 0710/10/0/1986

tanggal 10 Oktober 1986 SMA II IKIP menjadi SMA 10 Yoyakarta.

Rektor IKIP Yogyakarta menyerahkan kepada Kepala Kanwil Debdikbud Prop.

Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal, 22 Januari 1987. Tanggal 1 Februari 1987

sekolah ini resmi menggunakan nama SMA 10 Yogyakarta.

3.2 Visi dan Misi SMA Negeri 10 Yogyakarta

Visi

Terwujudnya generasi yang beriman, berilmu, terampil dan berakhlak mulia

(GEMA MULIA).

Misi

1. Menumbuhkan iman dan taqwa untuk menghayati dan mengamalkan ajaran agama

sesuai dengan yang dianutnya.

2. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif.

3. Memotivasi dan membantu siswa untuk mengenal potensi dirinya sehingga dapat

berkembang secara optimal.

4. Menerapkan managemen keteladanan, partisipan, transparan dan akuntabel.

5. Menumbuhkan semangat bersaing dalam bidang Imtaq dan Iptek.

6. Menumbuhkan semangat bersaing dalam bidang olah raga, seni dan budaya.

7. Menumbuhkan rasa cinta budaya, tanah air dan lingkungan.

3.3 Struktur Organisasi SMA Negeri 10 Yogyakarta

1. Kepala Sekolah

2. Wakasek Kurikulum

a. Sie Administrasi Kurikulum

b. Sie Peningkatan Mutu Akademis

c. Sie MGMP dan Mutu Guru

d. Sie Laboratorium IPA

3. Wakasek Kesiswaan

a. Sie Upacara Bendera

b. Sie Pembina OSIS

c. Sie 7 K

d. Sie UKS

e. Sie Koperasi Siswa

f. Sie Ekstrakulikuler

4. Wakasek Sarana dan Prasarana

a. Sie Rumah Tangga

b. Sie Pembangunan Fisik

c. Sie Perpustakaan

5. Wakasek Humas

a. Sie Kegiatan Sosial dan Darma Wanita

b. Sie Publikasi / Dokumentasi

6. Koordinator BP / BK

7. Keuangan Komite Sekolah

3.4 Sistem Kenaikan Kelas dan Penjurusan di SMA Negeri 10 Yogyakarta

3.4.1 Kenaikan Kelas

1. Dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran atau setiap semester genap

2. Kenaikan kelas didasarkan pada penilaian hasil belajarpada semester genap, dengan

pertimbangan seluruh SK/KD yang belum tuntas pada semester ganjil, harus

dituntaskan sampai mencapai KKM yang ditetapkan, sebelum akhir semester genap.

Hal ini sesuai dengan prinsip belajar tuntas (mastery learning), dimana peserta yang

belum mencapai ketuntasan belajar sesuai dengan KKM yang ditetapkan, maka yang

bersangkutan harus mengikuti pembelajaran remidi sampai yang bersangkutan

mampu mencapai KKM yang dimaksud.

3. Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas XI (sebelas), apabila yang bersangkutan

tidak mencapai ketuntasan belajar minimal, lebih dari tiga mata pelajaran.

4. Satuan pendidikan dapat menambah kriteria kenaikan kelas sesuai dengan

karakteristik dan kebutuhan setiap satuan pendidikan, melalui rapat dewan pendidik.

3.4.2 Penjurusan

Sistem penjurusan di SMA Negeri 10 Yogyakarta mengikuti peraturan dari

Mentri Pendidikan, yaitu sebagai berikut :

1. Waktu penentuan dan pelaksanaan penjurusan

a. Penentuan jurusan bagi peserta didik untuk program IPA, IPS dan Bahasa

dilakukan mulai akhir semester 2 (dua) kelas X (sepuluh).

b. Pelaksanaan KBM sesuai program jurusan, dimulai pada semester 1 (satu) kelas

XI (sebelas).

2. Kriteria program penjurusan

Penentuan penjurusan program dilakukan dengan mempertimbangkan potensi, minat

dan kebutuhan peserta didik, yang harus dibuktikan dengan hasil prestasi akademik

yang sesuai dengan kriteria nilai yang ditetapkan oleh satuan pendidikan. Apabila

terjadi perbedaan antara potensi/minat dengan nilai akademik seorang peserta didik,

maka guru harus mengkaji dan melakukan perbaikan dalam memberikan layanan

belajar kepada yang bersangkutan.

a. Potensi dan Minat Peserta Didik

Untuk mengetahui potensi dan minat peserta didik dapat dilakukan melalui

angket/kuesioner dan wawancara, atau cara lain yang dapat digunakan untuk

mendeteksi potensi, minat, dan bakat.

b. Nilai Akademik

Peserta didik yang naik ke kelas XI dan akan mengambil program tertentu yaitu :

Ilmu Pengetahuan IPA (IPA) atau Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) atau Bahasa,

boleh memiliki nilai yang tidak tuntas paling banyak 3 (tiga) mata pelajaran pada

mata pelajaran yang bukan ciri khas program tersebut.

Peserta didik yang naik ke kelas XI, dan yang bersangkutan mendapat nilai tuntas

3 (tiga) mata pelajaran, maka nilai tersebut harus dijadikan dasar untuk

menentukan program yang dapat diikuti oleh peserta didik, contoh :

• Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Fisika, Kimia dan Geografi (2

mata pelajaran ciri khas program IPA dan 1 ciri khas program IPS), maka siswa

tersebut secara akademik dapat masuk ke program Bahasa.

• Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Bahasa Indonesia, Bahasa

Inggris dan Fisika (2 mata pelajaran ciri khas program Bahasa dan 1 ciri khas

program IPA), maka siswa tersebut secara akademik dapat masuk ke program

IPS.

• Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Ekonomi, Sosiologi, Bahasa

Inggris (2 mata pelajaran ciri khas program IPS dan 1 ciri khas program Bahasa),

maka siswa tersebut secara akademik dapat masuk ke program IPA.

• Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Fisika, Ekonomi, dan Bahasa

Indonesia (mencakup semua mata pelajaran yang menjadi ciri khas ketiga

program di SMA) maka peserta didik tersebut :

- Perlu diperhatikan minat peserta didik.

- Perlu diperhatikan prestasi Pengetahuan, Praktik dan Sikap pada mata pelajaran

yang menjadi ciri khas program IPA seperti Fisika, Kimia dan Biologi

dibandingkan dengan mata pelajaran yang menjadi ciri khas program IPS

(Ekonomi, Geografi, Sosiologi) dan dibandingkan dengan mata pelajaran yang

menjadi ciri khas program Bahasa (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris).

Perbandingan nilai prestasi siswa dimaksud dapat dilakukan melalui program

remidial dan diakhiri dengan ujian. Apabila nilai dari setiap mata pelajaran yang

menjadi ciri khas program tertentu terdapat nilai prestasi yang lebih unggul

daripada program lainnya, maka siswa tersebut dapat dijuruskan ke program

yang nilai prestasi mata pelajarannnya lebih unggul tersebut. Apabila antara

minat dan prestasi ketiga aspek tidak cocok atau sesuai, wali kelas dengan

pertimbangan masukan dari guru Bimbingan dan Konseling dapat memutuskan

program apa yang dapat dipilih oleh peserta didik.

3. Bagi peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk masuk ke semua program,

diberi kesempatan untuk pindah jurusan apabila ia tidak cocok pada program semula

atau tidak sesuai dengan kemampuan dan kemajuan belajarnya. Sekolah harus

memfasilitasi agar peserta didik dapat mencapai standar kompetensi dan kompetensi

dasar yang harus dimiliki di kelas baru.

4. Batas waktu pindah program di tentukan oleh sekolah paling lambat 1 bulan.

5. Satuan pendidikan dapat menambah kriteria penjurusan sesuai dengan karakteristik

dan kebutuhan setiap satuan pendidikan.

Hal yang sudah disebutkan diatas merupakan peraturan yang diberikan oleh Mentri

pendidikan, namun SMA Negeri 10 mempunyai beberapa peraturan tampahan seperti :

• SMA Negeri 10 Yogyakarta hanya menyediakan 2 (dua) program penjurusan yaitu

program penjurusan IPA dan IPS.

• SMA Negeri 10 Yogyakarta menambahkan 1 (satu) kriteria lagi untuk setiap program

penjurusan menjadi :

- Fisika, Kimia, Biologi ditambahkan dengan Matematika untuk kriteria program

penjurusan IPA.

- Geografi, Sosiologi, Ekonomi ditambahkan dengan Sejarah untuk kriteria program

penjurusan IPS.

3.5 Analisis Sistem

3.5.1 Identifikasi Masalah dan Penyebab Masalah

Dari subyek masalah yang terjadi dapat diidentifikasi beberapa penyebab

masalah, yaitu sebagai berikut :

1. Proses penilaian dan penentuan jurusan masih dilakukan secara manual sehingga

unsur subyektifitas masih tinggi dan membutuhkan banyak waktu untuk menentukan

setiap jurusan.

2. Dengan proses penilaian yang masih manual sering terjadi kesalahan perhitungan

karena kurangnya ketelitian, sehingga laporan yang dihasilkan akan kurang

mendukung dalam proses pengambilan keputusan.

3. Data penilaian dalam penentuan jurusan masih disimpan dalam bentuk arsip,

sehingga memungkinkan terjadinya kehilangan data dan dalam proses pencarian juga

membutuhkan waktu yang tidak sedikit.

4. Tidak adanya proteksi untuk masing-masing data.

3.5.2 Analisis Kebutuhan Sistem

3.5.2.1 Kebutuhan Fungsional

1. Sistem harus dapat membatu dalam pengambilan keputusan untuk menentukan

jurusan yang sesuai dengan nilai semester, minat dan nilai psikotest yang

diperoleh masing-masing siswa.

2. Sistem harus dapat menangani pengolahan data siswa

3. Sistem harus dapat menangani pencarian data siswa

4. Sistem harus dapat melakukan pengaturan-pengaturan yaitu:

a. Menambah atau mengurangi kriteria dalam penentuan jurusan.

b. Menambah atau mengurangi jumlah jurusan.

c. Merubah nilai ketuntasan minimal.

5. Sistem harus dapat melakukan perhitungan-perhitungan, meliputi:

a. Perhitungan nilai siswa agar dapat menentukan jurusan yang sesuai dengan

hasil nilai yang diperoleh.

b. Perhitungan nilai psikotest dan penyesuaian dengan minat siswa yang juga

mendukung dalam pemilihan jurusan.

6. Sistem harus dapat melakukan beberapa pelaporan, meliputi:

a. Laporan siswa yang masuk dalam jurusan IPA dan IPS

b. Laporan total nilai siswa “ranking”

3.5.3 Analisis Manajemen Database

Berikut adalah data-data yang dibutuhkan dalam membentuk sebuah

komponen manajemen database, dalam rangka membangun SPK guna membantu

pencarian informasi mengenai karyawan yang berpeluang besar dalam menduduki suatu

jabatan yang lowong, terdiri dari:

1. Data Internal

Berupa data aturan penjurusan, data siswa, data nilai semester, data nilai psikotest serta

data lain yang mendukung dalam menentukan proses penjurusan. Data ini merupakan

aturan penjurusan yang sudah ditentukan oleh SMA Negeri 10 Yogyakarta.

2. Data Privat

Penentuan item-item dari aspek-aspek yang telah ditentukan sebelumnya (nilai rapor,

nilai psikotest, dan minat).

3.6 Perancangan Sistem

3.6.1 Perancangan Proses

3.6.1.1 Flowchart Sistem

jurusan mapel nilai_siswa siswa aturan tempjurusan

Input data jurusan Input data mapelInput data nilai

siswaInput data siswa Input data aturan

Data jurusan Data mapel Data Nilai siswa Data siswa Data aturan

Pengolahan data

jurusan

Pengolahan data

mapel

Pengolahan data

nilai siswa

Pengolahan data

siswa

Pengolahan data

aturan

Laporan nilai

siswa

Proses

perhitungan nilai

Proses ketuntasan Proses penjurusan

Laporan

penjurusan

Lap. Hasil

Penjurusan,

Lap.Data Siswa,

Dll

3.6.1.2 Flowchart Program

START

END

Cek Naik Kelas

LOOP

NIS Awal

Hitung Ketuntasan

Nilai Total

Insert

tmp_jurusan

membaca

Minat dan Psiko

Jika jurusan yang layak

= banyak jurusan

Jika jurusan yang layak

< banyak jurusan

Jika jurusan hanya 1

jurusan yang layak

Jika tidak ada jurusan

yang layak

LOOP

Penjurusan

LOOP

Penjurusan

Hitung Nilai Rata-

rata perjurusan

Hitung Nilai Rata-

rata perjurusan

Hitung Nilai Rata-

rata perjurusan

Hitung Nilai Rata-

rata perjurusan

LOOP

Penjurusan

Penentuan

Jurusan yang

Layak

Penentuan

Jurusan yang

Layak

Penentuan

Jurusan yang

Layak

Update Data

Siswa

NIS ++

Tidak

Ya Ya YaYa

Ya

Tidak Tidak Tidak

3.6.1.3 Data Flow Diagram (DFD)

1. DFD Level 0 (nol)

2. DFD Level 1 (satu)

Sistem

Penentuan

Jurusan

GuruBagian

Kurikulum

Lap. Hasil

Penjurusan

- Data Jurusan

- Data Aturan

- Data Siswa

- Data Nilai Siswa

Lap. Hasil

Penjurusan

Kepala

Sekolah

Lap. Hasil

Penjurusan

Bagian Kurukulum

4.0

Input Nilai

Siswa

Jurusan Nilai Siswa

6.0

Proses

Ketuntasan

7.0

Proses

Perhitungan

Nilai

8.0

Proses

Penjurusan

2.0

Input Data

Mapel

3.0

Input Data

Siswa

Mapel siswa

9.0

Pembuatan

Laporan

Temp.

Jurusan

1.0

Input Data

Jurusan

5.0

Input

Aturan

Aturan

Kepala

Sekolah

Bagian

KurikulumGuru

Data

JurusanData

Mapel

Data

SiswaData Nilai

Siswa

Data

Aturan

Data

Jurusan

Data

Mapel

Data

Siswa

Data

Jurusan Data

Mapel Data Siswa

dan

Data Hsl Proses

Penjurusan

Data Nilai

SiswaData Nilai

Siswa

Data

Siswa

Lap. Hasil

Penjurusan

Lap. Hasil

Penjurusan

Lap. Hasil

Penjurusan

Data

Siswa

Update

Data Nilai

Siswa

Data

Siswa

Update

Data Siswa

3.6.1.4 Relasi Antar Tabel

4. Implementasi Sistem dan Pembahasan

4.1 Manual Program

Manual program digunakan sebagai panduan untuk menggunakan program

aplikasi. Manual program dibuat dengan komprehensif dan menyeluruh, sehingga

pengguna dapat menggunakan program dengan maksimal sesuai dengan fitur-fitur yang

tersedia di dalamnya.

4.1.1 Implementasi Dasar Sistem

1. Menu Login

2. Menu Utama

3. Input Data Aturan

4. Input Data Jurusan

5. Input Data Mata Pelajaran

6. Input Data Siswa

7. Input Nilai Siswa

8. Input Data Minat dan Psikotest

9. Proses Penentuan Jurusan

10. Proses Penentuan Ranking

11. Proses Pencarian Data Jurusan

12. Laporan Data Siswa

13. Laporan Data Hasil Proses Penjurusan

14. Laporan Hasil Proses Pencarian Data Jurusan

15. Laporan Ranking

5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari Sistem Pendukung Keputusan untuk Penentuan

Juruan pada SMA 10 Yogyakarta, yakni antara lain:

1. Dengan dibuatnya sistem ini, dapat membantu pihak SMA 10 Yogyakarta dalam

menentukan siswa yang cocok untuk mengisi jurusan yang sesuai dengan

kemampuan dan minatnya.

2. Data siswa dan data jurusan dapat tersimpan dalam suatu database secara

elektronik, begitu juga dengan data kriteria penilaian siswa, yang jika suatu saat

diperlukan oleh pihak SMA 10 Yogyakarta dapat diproses langsung, dan tidak bersifat

manual lagi.

3. Memudahkan dalam proses perhitungan dan proses pencarian data.

5.2 Saran

Sistem Pendukung Keputusan ini sekiranya dapat dikembangkan dalam basis

web sesuai dengan kebutuhan pihak SMA Negeri 10 Yogyakarta, sehingga siswa yang

ingin melihat hasil jurusan yang mereka harapkan dapat langsung diakses tanpa harus

berada disekolah. Selain itu diharapkan pihak sekolah merubah sistem penyimpanan

databasenya di dalam satu tempat. Misalnya, semua database disimpan dalam

SQLserver jangan dipisah seperti yang ada saat ini (Excel, Accses dan arsip biasa), hal

tersebut mempersulit dalam perkembangan sistemnya nanti.

Daftar Pustaka

Andi Sunyoto., 2007, Pemrograman Database dengan Visual Basic dan Ms.SQL,

Penerbit Andi, Yogyakarta.

Hanif Al Fatta, 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, Penerbit Andi,

Yogyakarta.

Kusrini, 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Penerbit Andi,

Yogyakarta.

Suryadi, Kadarsah, Dr. Ir. , Ir. Ali Ramdhani, M.T., Sistem Pendukung Keputusan, PT.

Remaja Rosdakarya, 2000

Turban, E., dkk.2005. Decision Support Systems and Inteligent Systems. Prentice Hall

Inc.