sistem informasi geografis
DESCRIPTION
nsajnsjansa jabjsajsaj sansjansaj sjasjansjansa asjansjansjas jsnajnsjansjansa sajnsjansjansa sjansjansjansja jsansjnajsna jsnajnsjansja jsnajsnajsnajnsjasn sjansjansaknskanjsa a sjajsajsa sja sjasja sajnsjnsansa saskanskans ajsnaknskanskas aksakskas anskanska saksnkansa skanksanksnaks as as ajs ann sja sa jsajsaj sja sak sas ajssbaj ansajbnsuabsabsa s asah sahsssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssaj sjansjas asaj sjasTRANSCRIPT
A. Pendahuluan
Kebutuhan data dan informasi yang akurat dan relevan dalam bidang baik dalam
ilmu geologi maupun disiplin ilmu lain yang berhubungan dengan sutau daerah atau
wilayah (area) merupakan suatu keharusan. Ketersediaan data dan informasi tersebut
menjadi bagian yang sangat penting dalam mendukung manajemen keputusan
perencanaan. Dengan demikian kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi menjadi
terarah sesuai dengan kebutuhan yang riil. Dengan tersedianya data dan informasi yang
akurat juga dapat dilakukan prioritas dan pemilihan alternatif solusi sesuai dengan
sumber daya yang tersedia. Perencanaan yang baik dan pengambilan keputusan yang
tepat seharusnya berdasarkan pada realita data yang menyeluruh dan data terkini. Dengan
didukung oleh Sistem Informasi Geografis (SIG/GIS),
B. Sejarah pengembangan
35000 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Perancis, para pemburu Cro-
Magnon menggambar hewan mangsa mereka, dan juga garis yang dipercaya sebagai rute
migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua elemen struktur pada
sistem informasi gegrafis modern sekarang ini, arsip grafis yang terhubung ke
database atribut.
Pada tahun 1700-an teknik survey modern untuk pemetaan topografis diterapkan,
termasuk juga versi awal pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan atau data sensus.
Awal abad ke-20 memperlihatkan pengembangan "litografi foto" dimana peta dipisahkan
menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras komputer yang dipacu
oleh penelitian senjata nuklir membawa aplikasi pemetaan menjadi multifungsi pada awal
tahun 1960-an.
Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di Ottawa,
Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya. Dikembangkan oleh
Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS - SIG Kanada),
digunakan untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan untuk
Inventarisasi Tanah Kanada (CLI - Canadian land Inventory) - sebuah inisiatif untuk
mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakaan berbagai
informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah
pada skala 1:250000. Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk keperluan
analisis.
GIS dengan gvSIG.
CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi pemetaan
yang memiliki kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan,
pendijitalan/pemindaian (digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat national yang
membentang di atas benua Amerika , memasukkan garis sebagai arc yang memiliki
topologi dan menyimpan atribut dan informasi lokasional pada berkas terpisah.
Pengembangya, seorang geografer bernama Roger Tomlinson kemudian disebut "Bapak
SIG".
CGIS bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk penyempurnaan
setelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing denga aplikasi pemetaan komersil
yang dikeluarkan beberapa vendor sepertiIntergraph. Perkembangan perangkat keras
mikro komputer memacu vendor lain seperti ESRI, CARIS, MapInfo dan berhasil
membuat banyak fitur SIG, menggabung pendekatan generasi pertama pada pemisahan
informasi spasial dan atributnya, dengan pendekatan generasi kedua pada organisasi data
atribut menjadi struktur database. Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan 1990-
an memacu lagi pertumbuhan SIG padaworkstation UNIX dan komputer pribadi. Pada
akhir abad ke-20, pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem dikonsolidasikan dan
distandarisasikan menjadi platform lebih sedikit, dan para pengguna mulai mengekspor
menampilkan data SIG lewat internet, yang membutuhkan standar pada format data dan
transfer.
Indonesia sudah mengadopsi sistem ini sejak Pelita ke-2
ketika LIPI mengundang UNESCO dalam menyusun "Kebijakan dan Program
Pembangunan Lima Tahun Tahap Kedua (1974-1979)" dalam pembangunan ilmu
pengetahuan, teknologi dan riset.
Jenjang pendidikan SMU/senior high school melalui kurikulum pendidikan geografi SIG
dan penginderaan jauh telah diperkenalkan sejak dini. Universitas di Indonesia yang
membuka program Diploma SIG ini adalah D3 Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi
Geografi, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, tahun 1999. Sedangkan jenjang
S1 dan S2 telah ada sejak 1991 dalam Jurusan Kartografi dan Penginderaan
Jauh, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada. Penekanan pengajaran pada analisis
spasial sebagai ciri geografi. Lulusannya tidak sekedar mengoperasikan software namun
mampu menganalisis dan menjawab persoalan keruangan. Sejauh ini SIG sudah
dikembangkan hampir di semua universitas di Indonesia melalui laboratorium-
laboratorium, kelompok studi/diskusi maupun mata pelajaran
C. Sistem Informasi Geografis (SIG)
Era komputerisasi dan informasi telah membuka wawasan dan paradigma baru
dalam proses pengambilan keputusan dan penyebaran informasi. Data yang
merepresentasikan ‘dunia nyata’ dapat disimpan dan diproses sedemikian rupa sehingga
dapat disajikan dalam bentuk-bentuk yang lebih sederhana dan sesuai kebutuhan. Sampai
saat ini belum ada kesepakatan mengenai definisi SIG yang baku. Sebagian besar definisi
yang diberikan berbagai pustaka masih bersifat umum dan elastik, hingga agak sulit
untuk membedakan dengan system-sistem informasi yang masih serumpun. Secara umum
Geographic Information System (GIS), yang di- Indonesia-kan menjadi Sistem Informasi
Geografis (SIG), merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk
mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis (Aronoff, 1989). GIS dapat juga
didefinisikan sebagai suatu sistem terkomputerisasi yang memfasilitasi beberapa fase dari
entry data, analisis data, dan presentasi data.
Secara umum pengertian GIS sebagai berikut: ”Suatu komponen yang terdiri
dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang
bekerja bersama secara efektif untuk memasukan, menyimpan, memperbaiki,
memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa dan
menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis ”.
Menurut Environmental System Research Institute (ESRI), GIS adalah:
“Kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer (hardware), perangkat lunak
(software), data geografi, dan personil/manusia yang dirancang secara efisien untuk
memperoleh, menyimpan, mengupdate, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan
semua bentuk informasi yang bereferensi geografis”. Sistem Informasi Geografis (bahasa
Inggris: Geographic Information System disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus
yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau
dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk
membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis,
misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para
praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data
sebagai bagian dari sistem ini.
Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System
(GIS) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang
bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah
suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang
bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan
Wiradisastra, 2000). Sedangkan menurut Anon (2001) Sistem Informasi geografi adalah
suatu sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data
teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi (georeference). Disamping
itu, SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data
yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam
pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi
Istilah Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan gabungan tiga unsur pokok,
yaitu sistem, informasi, dan geografis. Dapat diketahui bahwa SIG merupakan suatu
sistem yang menekankan pada unsur informasi geografis. Informasi geografis tersebut
mengandung pengertian informasi tentang tempat tempat yang berada di permukaan
bumi, pengetahuan tentang letak suatu objek di permukaan bumi, dan informasi tentang
keterangan-keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya telah
diketahui. .
Geographi Information System sebenarnya adalah akronim dari :
1. Geografi
Istilah ini digunakan karena GIS dibangun secara mendasar dari ‘geografi’ atau
‘spasial’. Object ini mengarah kepada spesifikasi lokasi dalam suatu space. Objek bisa
berupa fisik, budaya atau ekonomi alamiah. Penampakan tersebut ditampilkan pada suatu
peta untuk memberikan gambaran yang representatif dari spasial suatu object sesuai
dengan kenyataannya di bumi. Simbol, warna dan gaya garis digunakan untuk mewakili
setiap spasial yang berbeda pada peta dua dimensional.
Saat ini teknologi komputer telah mampu membantu proses pemetaan melalui
pengembangan dari automated cartography(pembuatan peta) dan Computer Aided
Design (CAD).
2. Informasi
Informasi berasal dari pengolahan sejumlah data. Dalam GIS informasi memiliki
volume terbesar. Setiap object geografi memiliki setting data tersendiri karena tidak
sepenuhnya data yang ada dapat terwakili dalam peta. Jadi semua data harus di
asosiasikan dengan objek spasial yang dapat membuat peta manjadi intelligent. Ketika
data-data tersebut diasosiasikan dengan permukaan geografi yang representatif maka
data-data tersebut mampu memberikan informasi dengan hanya meng-klik mouse pada
objek. Namun ingat bahwa semua informasi adalah data tapi tidak semua data merupakan
informasi.
3. System
Pengertian suatu sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang saling berintegrasi
dan berinterdependensi dalam lingkungan yang dinamis untuk mencapai tujuan tertentu.
Istilah ini digunakan untuk mewakili pendekatan sistem yang digunakan dalam GIS,,,,,,
dengan lingkungan yang compleks dan komponen yang terpisah-pisah maka sistem
digunakan untuk mempermudah pemahaman dan penanganan yang terintegrasi.
Teknologi komputer sangat dibutuhkan untuk pendekatan ini jadi hampir semua sistem
informasinya bedasarkan pada komputer.
Jadi Geographi Information System (GIS) merupakan komputer yang berbasiskan
pada sistem informasi yang digunakan untuk memberikan bentuk digital dan analisa
terhadap permukaan geografi bumi.
Saat ini sudah banyak software-software yang dapat digunakan untuk
membangun sebuah GIS salah satunya adalah MapInfo Prossional. MapInfo Professional
dikembangkan oleh MapInfo Corp sejak tahun 1986 dan software ini menjadi salah satu
standard software bagi pengembang karena harga relatif murah, tampilannya
interaktif, user friendly dan dapatdicustomized dengan bahasa skrip MapBasic. Disini
saya tidak menjelaskan mengenai Mapbasic tapi lebih kepada bagaimana cara melakukan
registrasi peta yang diperoleh dari Citra Raster (Tipe Gambar) ke sistem koordinat.
Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual
(analog), dan sistem otomatis (yang berbasis digital komputer). Perbedaan yang paling
mendasar terletak pada cara pengelolaannya. Sistem Informasi manual biasanya
menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar transparansi untuk tumpang
susun (overlay), foto udara, laporan statistik dan laporan survey lapangan. Kesemua data
tersebut dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer. Sedangkan
Sistem Informasi Geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem
pengolah data melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau
foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi. Data lain dapat berupa peta dasar
terdigitasi (Nurshanti, 1995).
D. Komponen – komponen Sistem informasi geografis
Komponen-komponen pendukung SIG terdiri dari lima komponen yang bekerja
secara terintegrasi yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data,
manusia, dan metode yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Perangkat Keras (hardware)
Perangkat keras SIG adalah perangkat-perangkat fisik yang merupakan bagian dari
sistem komputer yang mendukung analisis goegrafi dan pemetaan. Perangkat keras SIG
mempunyai kemampuan untuk menyajikan citra dengan resolusi dan kecepatan yang
tinggi serta mendukung operasioperasi basis data dengan volume data yang besar secara
cepat. Perangkat keras SIG terdiri dari beberapa bagian untuk menginput data, mengolah
data, dan mencetak hasil proses. Berikut ini pembagian berdasarkan proses :
Input data: mouse, digitizer, scanner
Olah data: harddisk, processor, RAM, VGA Card
Output data: plotter, printer, screening.
2) Perangkat Lunak (software)
Perangkat lunak digunakan untuk melakukan proses menyimpan, menganalisa,
memvisualkan data-data baik data spasial maupun non-spasial. Perangkat lunak yang
harus terdapat dalam komponen software SIG adalah:
Alat untuk memasukkan dan memanipulasi data SIG
Data Base Management System (DBMS)
Alat untuk menganalisa data-data
Alat untuk menampilkan data dan hasil analisa
3) Data
Data dalam SIG terdiri atas dua jenis, yaitu data spasial dan data atribut
1) Data Spasial
Data spasial adalah data grafis yang mengidentifikasikan kenampakkan lokasi
geografi berupa titik garis, dan poligon. Data spasial diperoleh dari peta yang
disimpan dalam bentuk digital (numerik).
a) Titik
Sebuah titik dapat menggambarkan objek geografi yang berbeda-beda menurut
skalanya. Sebuah titik menggambarkan kota jika pada peta skala kecil, tetapi
menggambarkan objek tertentu yang ebih spesifik dalam wilayah kota, misalnya
pasar, jika pada peta skala besar.
b) Garis
Sebuah garis juga dapat menggambarkan objek geografi yang berbeda-beda
menurut skalanya. Sebuah garis menggambarkan jalan atau sungai pada peta skala
kecil, tetapi menggambarkan batas wilayah administratif pada peta skala bear.
c) Area
Seperti halnya titik dan garis, area juga dapat menggambarkan objek yang
berbeda menurut skalanya. Area dapat menggambarkan wilayah hutan atau sawah
pada peta skala besar.
2) Data atribut
Data atribut adalah data yang berupa penjeasan dari setiap fenomena yang
terdapat di permukaan bumi. Data atribut berfungsi untuk menggambarkan gejala
topografi karena memiliki aspek deskriptif dan kualitatif. Oleh karena itu, data atribut
sangat penting dalam menjelaskan seluruh objek geografi. Contohnya, atribut kualitas
tanah terdiri atas status kepemilikian lahan, luas lahan, tingkat kesuburan tanah dan
kandungan mineral dalam tanah.
Data Spasial
Data spasial adalah gambaran nyata suatu wilayah yang terdapat di permukaan
bumi. Umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta, gambar dengan format digital dan
disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang
memiliki nilai tertentu.
Data Non Spasial (Atribut)
Data non spasial adalah data berbentuk tabel dimana tabel tersebut berisi informasi-
informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial. Data tersebut berbentuk data
tabular yang saling terintegrasi dengan data spasial yang ada.
4) Manusia
Manusia merupakan inti elemen dari SIG karena manusia adalah perencana dan
pengguna dari SIG. Pengguna SIG mempunyai tingkatan seperti pada sistem informasi
lainnya, dari tingkat spesialis teknis yang mendesain dan mengelola sistem sampai pada
pengguna yang menggunakan SIG untuk membantu pekerjaannya sehari-hari.
5) Metode
Metode yang digunakan dalam SIG akan berbeda untuk setiap permasalahan. SIG
yang baik tergantung pada aspek desain dan aspek realnya
Citra Raster merupakan tipe gambar yang dikomputerisasi yang terdiri dari baris-
baris titik (pixel). Ada beberapa format file citra raster yang dapat dibaca oleh MapInfo
yaitu :
namafile.GIF (Graphic Interchange Format)
namafile.JPG (format JPEG)
namafile.TIF (Tagged Image File Format)
namafile.PCX (PC Paintbrush)
namafile.TGA (Targa)
namafile.BIL (SPOT Satlittes Images)
E. Ruang Lingkup Sistem Informasi Geografis (SIG)
Subsistem dalam SIG saling berhubungan satu sama lain dan terintegrasi
dengan sistem-sistem komputer. SIG terdiri atas 4 komponen pokok, yaitu data,
perangkat keras, perangkat luak, dan manajemen.
Pada dasarnya pada SIG terdapat lima (5) proses yaitu:
Input Data
Proses input data digunakan untuk menginputkan data spasial dan data non-spasial.
Data spasial biasanya berupa peta analog. Untuk SIG harus menggunakan peta digital
sehingga peta analog tersebut harus dikonversi ke dalam bentuk peta digital dengan
menggunakan alat digitizer. Selain proses digitasi dapat juga dilakukan proses
overlay dengan melakukan proses scanning pada peta analog.
Manipulasi Data
Tipe data yang diperlukan oleh suatu bagian SIG mungkin perlu dimanipulasi agar
sesuai dengan sistem yang dipergunakan. Oleh karena itu SIG mampu melakukan
fungsi edit baik untuk data spasial maupun non-spasial.
Manajemen Data
Setelah data spasial dimasukkan maka proses selanjutnya adalah pengolahan data
non-spasial. Pengolaha data non-spasial meliputi penggunaan DBMS untuk
menyimpan data yang memiliki ukuran besar.
Query dan Analisis
Query adalah proses analisis yang dilakukan secara tabular. Secara fundamental SIG
dapat melakukan dua jenis analisis, yaitu:
1. Analisis Proximity
Analisis Proximity merupakan analisis geografi yang berbasis pada jarak antar layer.
SIG menggunakan proses buffering (membangun lapisan pendukung di sekitar layer
dalam jarak tertentu) untuk menentukan dekatnya hubungan antar sifat bagian yang
ada
2. Analisis Overlay
Overlay merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer yang berbeda. Secara
sederhana overlay disebut sebagai operasi visual yang membutuhkan lebih dari satu
layer untuk digabungkan secara fisik.
Visualisasi
Untuk beberapa tipe operasi geografis, hasil akhir terbaik diwujudkan dalam PETA
atau grafik. Peta sangatlah efektif untuk menyimpan dan memberikan informasi
geografis.
Karena merupakan suatu sistem, informasi geografis terdiri dari 4 subsistem
pokok, yaitu subsistem masukan (data input), penyajian (data output, penyimpanan
(data management), serta pengolahan dan pengkajian (data manipulation and
analysis).
1) Subsistem Masukan
Fungsi dari subsistem ini adalah mengumpulkan dan mempersiapkan data
spasial dan atribut dari berbagai sumber. Selain itu, subsistem ini bertanggung jawab
dalam melakukan konversi atau melakukan transformasi formal. Data-data asli ke
dalam format yang dapat digunakan oleh SIG.
2) Subsistem Penyimpanan
Fungsi dari subsistem ini adalah mengorganisasikan data, baik data spasial
maupun data atribut ke dalam basis data (bank data). Penyimpanan dengan cara
demikian mempermudah dalam pemanggilan, pengeditan dan pembaharuan data.
3) Subsistem Pengolahan dan Pengkajian
Fungsi dari subsistem ini adalah menentukan informasi-informasi yang dapat
dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan pengolahan dan
pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
4) Subsistem Penyajian
Fungsi dari subsistem ini adalah menampilkan data dan hasil dari
pengolahannya, baik sebagian maupun seluruhnya. Data dan hasil pengolahannya
tersebut ditampilkan antara lain dalam bentuk tabel, grafik, dan peta (khususnya para
digital).
2. Komponen SIG
a. Data
Data dalam SIG terdiri atas dua jenis, yaitu data spasial dan data atribut
F. Tahapan Kerja SIG
SIG dapat mempresentasikan dunia nyata ke dalam layar monitor komputer.
Oleh karena itu, SIG sama halnya dengan lembaran peta yang mempresentasikan
dunia nyata di atas kertas, meslcipun SIG melalui komputerisasi memiliki kelebihan-
kelebihan tertentu dibandingkan dengan peta. Akan tetapi, sebuah peta dapat disebut
SIG karena juga menginformasikan data-data dalam ruang, khususnya muka bumi.
Sebagai sebuah sistem, tahapan kerja dalam SIG meliputi masukan data,
manipulasi dan analisis data, serta penyajian data.
1. Masukan Data
Masukan data merupakan fasilitas dalam SIG yang dapat digunakan untuk
memasukkan data dar mengubah data asli ke dalam bentuk yang dapat diterima dan
dapat dipakai dalam SIG. Masukan data terdiri atas sumber data dan proses
memasukkan data.
a. Sumber Data
Sumber data yang dapat digunakan dalam masukan data antara lain data
pengindraan jauh, data teristris, dan data peta.
1) Data Pengindraan Jauh
Data pengindraan jauh berupa citra, baik citra foto maupun nonfoto. Apabila
sumber data berupa foto udara, harus diolah terlebih dahulu dengan cara interpretasi,
kemudian disajikan dalam bentuk peta. Namun apabila berupa citra satelit yang sudah
dalam bentuk digital dapat langsung digunakan setelah dilakukan koreksi seperlunya.
2) Data Teristris
Data teristris adalah data yang diperoleh langsung dari pengukuran lapangan,
antara lain pH tanah, salinitas air, curah hujan, dan persebaran penduduk. Data
teristris dapat disajikan dalam bentuk peta, tabel, grafik, atau hasil perhitungan saja.
3) Data Peta
Data peta adalah data yang sudah dalam bentuk peta yang siap digunakan.
Guna keperluan SIG melalui komputerisasi, data-data dalam peta dikonversikan ke
dalam bentuk digital.
Sebuah peta harus benar-benar mempresentasikan sebagian atau seluruh
permukaan bumi. Oleh karena itu, sebuah peta harus memenuhisyarat-syarat berikut
ini:.
a) Jarak antartitik pada peta harus sesuai dengan jarak antartitik sesungguhnya di
permukaan bumi.
b) Luas wilayah pada peta harus sesuai dengan luas wilayah sesungguhnya.
c) Sudut atau arah sebuah garis pada peta harus sesuai dengan sudut arau arah yang
sesungguhnya di permukaan bumi.
d) Bentuk sebuah objek pada peta harus sesuai dengan bentuk yang sesungguhnya di
permukaan bumi.
b. Proses Pemasukan Data
1) Data Spasial
Guna memasukkan data spasial ke dalam SIG dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu digitasi dan penyiaman (scanning).
a) Digitasi
Kegiatan digitasi merupakan pekerjaan yang banyakmenyita wakm karena dapat
menghabiskan waktu hingga 60% dari keseluruhan waktu pemrosesan data sampai
dengan pengambilan keputusan.
Oleh karena itu, proses ini merupakan hambatan bagi penyelesaian seluruh
proses dalam SIG. Proses digitasi terdiri atas empat tahap, yaitu berikut ini.
(1) Penyiapan peta yang akan didigitasi.
Peta yang akan didigitasi terlebih dahulu harus dalam keadaan baik dan henar.
Artinya, peta merupakan lembar bidang datar tanpa bekas lipatan, tidak sobek, dan
harus jelas.
(2) Menentukan koordinat peta.
Pencatatan koordinat pada meja digitasi mempunyai satuan milimeter. Jika
data yang akan didigitasi berupa peta, koordinat digitasi harus ditransformasikan
sesuai dengan koordinat peta dan skala harus diubah dari satuan milimeter ke meter.
Guna melakukan transformasi ini minimal ada tiga btrah titik yang sudah
diketahui kedudukannya di lapangan dan harus ditransformasikan sebagai titik
kontrol. Pengambilan ketiga titik tersebut untuk mengontrol apabila terjadi
pengerutan atau pembesaran objek yang didigitasi. Oleh karena itu, peta yang
didigitasi tidak boleh geser atau lepas dari meja digitasi karena sistem koordinat pada
meja digitasi telah disesuaikan dengan sistem koordinat peta.
(3) Mengedit data sebelum disimpan ke dalam data dasar
Pengeditan dilakukan karena selalu terjadi kesalahan dalam proses digitasi.
Kesalahan dalam proses digitasi umumnya terjadi pada sambungan garis, garis yang
terlalu panjang atau terlalu pendek, kelolosan mencantumkan garis atau titik,
pencatatan rangkap, kesalahan kode, dan kesalahan lokasi.
Guna menghilangkan kesalahan-kesalahan tersebut dapat dilakukan dengan
memanfaatkan fasilitas berikut ini.
(a) Fungsi pembesaran (zoom) untuk pembesaran atau pengecilan penayangan.
(b) Penghapusan titik akhir (delete last point).
(c) Penghapusan garis (delete line) untulc memperbarui data.
(d) Pengancingan (snap), yaitu pengaitan dan penyambungan segmen garis dengan segmen
lainnya.
(e) Fungsi pindah (move) untuk memindahkan letak titik ke lokasi baru.
(f) Fungsi geometri.
(4) Memasukkan atribut dengan kode
Atiibut yang dimasukkan untuk melengkapi data dibuat dengan kode-kode tertentu
(kodifikasi).
b) Penyiaman (scanning)
Memasukkan data dengan alat penyiam dapat menghemat waktu. Penyiaman
dapat dilakukan menggunakan detektor elelaronik yang dapat bergerak. Penyiaman
yang terkenal ialah penyiaman tabung (drum scanner) dan penyiaman datar (flatbed
scanner).
Data spasial yang ialah dimasukkan dan disimpan di dalam SIG dapat
dibedakan menjadi dua model, yaitu model data raster dan model data vektor.
a) Model Data Raster
Data raster adalah data yang dibentuk oleh kumpulan sel atau pixel (picture
element). Pixel adalah bagian terkecil yang masih dapat digambarkan dalam sebuah
citra. Setiap pixel mempunyai referensi (koordinat) sendiri sebagai identitasnya dan
mempunyai nilai tertentu. Oleh karena in data raster dapat menggambarkan objek
geografi yang mempunyai satuan luas karena ukuran raste berkaitan erat dengan
ukitran sebenarnya di lapangan. Data raster berdimensi dua sehingga muda; disimpan,
dimanipulasi, dan ditampilkan.
Tabel KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN DATA RASTER
No Keunggulan No Kelemahan
1.
2.
3
4.
5
Struktur data raster sederhana
Tumpang susun dan kombinasi data yang
dipetakan mudah dilakukan
Analisis keruangan mudah dilakukan
Satuan unit dalam raster mempunyai ukuran
dan bentuk yang sama.
Teknologinya murah dan mudah
dikembangkan.
1.
2.
3.
4
5
Volume data grafik besar
sehingga memerlukan tempat
penyimpanan data yang besar
pula.
Penggunaan ukuran pixel yang
besar untuk mengurangi ruang
pemakaian sering menghilangkan
beberapa informasi.
Peta yang rumit tampak kurang
baik.
Jalinan hubungan sulit dibuat.
Transformasi proyeksi sulit
dilakukan.
b) Model Data Vektor
Data vektor merupakan model data yang dapat digunakan untuk
menggambarkan informasi geografi secara tepat. Model data vektor menampilkan,
menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis;
atau poligon beserta atributnya. Bentuk-bentuk dasar data spasial dalan model data
vektor ditampilkan dalarn sistem koordinat kartesian dua dimensi (sumbu x dan y).
Di dalam model data spasial vektor, garis-garis atau kurva merupakan
sekumpulan titik-titik terurut yang dihubungkan, sedangkan luasan atau poligon juga
disimpan sebagai sekumpulan titik-titik. Akan tetapi, titik awal dan titik ahhir poligon
tersebut mempunyai nilai koordinat yang sama sehingga.menjadi poligon tertutup.
Informasi vang diwakili oleh titik, garis, atau bidang mempunyai koordinat yang
tepat. Titik akan diikat oleh satu koordinat (x, y), garis diikat oleh dua atau lebih
sistem-koordinat sedangkan poligon atau bidang diikat oleh beberapa koordinat yang
tertutup.
Data vektor memiliki keunggulan dan kelemahan, antara lain dalam tabel
berikut ini.
Tabel KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN DATA VEKTOR
No Keunggulan No Kelemahan
1.
2.
3.
Ruang atau tempat penyimpanannya
kecil
Memiliki resolusi spasial yang
1.
2.
3.
Struktur datanya rumit
Datanya sulit dimanipulasi
Memerlukan biaya yang
tinggi
Memiliki batas-batas yang tegas dan
jelas sehingga sangat baik untuk
pembuatan peta-peta administratif
dan persil tanah milik.
tinggi untuk perangkat
lunaknya
2) Data Atribut
Data atribut suatu objek dapat berupa data kualitatif dan data kuantitatif.
a) Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data hasi l pengamatan yang dinyatakan dalam bentuk
deskriptif. Data kualitatif dapat diperoleh dari pengisian angket; wawancara, dan
tanya jawab. Data kualitatif berfungsi untuk memperlihatkan perbedaan jenis atau
rupa. Sebagai contoh, data kualitatif dalam peta tata guna lahan, antara lain
permukiman, sawah, kawasan industri, tegalan, dan hutan.
b) Data Kuantitatif
Data kuantitif adalah data hasil pengamatan atau pengulcuran yang dinyatakan dalam
bilangan. Data kuantitatif berfungsi untuk memperlihatkan perbedaan nilai dari objek.
Data kuantitatif dapat dibedalcan menjadi empat, yaitu data rasio, interval, ordinal,
dan nominal.
(1) Data rasio adalah data yang diperoleh dengan ukuran-ukuran yang memiliki nilai 0
(nol) mutlak dan dengan interval yang sama. Contohnya, panjang jalan A = 5 km dan,
panjang jalan B = 10 km. Hal itu berarti bahwa panjang jalan B adalah 2 kali panjang
jalan A. Data rasio ini mempunyai tingkat akurasi yang tertinggi.
(2) Data interval adalah data yang disusun berdasarkan jarak tertentu. Contohnya, nilai
mata pelajaran siswa A = 9, B = 8, C = 7, D = 6, dan E = 5. Interval antara siswa A
dan C (9-7 = 2) sama dengan interval antara siswa C dan E (7 - 5 = 2). Data interval
mempunyai tingkat akurasi sedang.
(3) Data ordinal adalah data yang disusun berdasarkan kategori-kategori tertentu yang
menunjukkan adanya tingkatan dari yang paling rendah sampai tingkat paling tinggi.
Contohnya, kelompok penduduk ekonomi atas diberi label 1, kelompok penduduk
ekonomi menengah diberi label 2, dan kelompok penduduk ekonomi bawah diberi
label 3.
(4) Data nominal adalah data yang disusun berdasarkan kategori-kategori tertentu yang
tidak menunjukan adanya tingkatan, kemudian diberi kode. Contohnya, permulciman
diberi kode 1 dan sawah diberi kode 2.
Data atribut tersebut disimpan dalam bentuk tabel yang rasional sehingga
mudah untuk digunakan dalam jumlah data yang banyak. Contoh data atribut adalah
berikut ini.
2. Manipulasi dan Analisis Data
Manipulasi data merupalcan aktivitas yang meliputi antara lain membuat basis
data baru, menghapt basis data, membuat tabel basis data, mengisi dan menyisipkan
data ke dalam tabel, mengubah dan menged data, serta membuat indeks untuk setiap
tabel basis data.
Manipulasi tersebut dapat digunakan untuk klasifikasi ulang, mendapatkan
parameter/ukuran, konversi struktur data, dan analisis. Sebagai contoh, untuk
melakukan klasifikasi ulang suatu data spasial atau data atribut menjadi data spasial
yang baru digunakan kriteria tertentu. Misalnya untuk perencanaan tata guna lahan
menggunakan krieteria kemiringan lereng, yaitu 0% -14% untuk permukiman, 15% -
29% untuk perkebunan dan pertanian, 30% - 44% untuk hutan produksi, serta lebih
dari 45% untuk hutan lindung dan taman nasional.
Kesalahan yang terjadi dalam proses manipulasi dan analisis data antara lain
sebagai berikut.
a. Tidak tepatnya interval kelas.
b. Penyimpangan batas sehingga terdapat perbedaan luas pada tumpang susun poligon.
c. Penyimpangan dalam melakukan tumpang susun beberapa peta.
3. Penyajian Data
Subsistem penyajian data berfungsi untuk menayangkan informasi atau hasil
analisis data geografi Informasi yang dihasilkan dapat berupa peta, tabel, grafik,
bagan, dan hasil perhitungan. Melalui informasi itu pengguna dapat melakukan
identifikasi informasi yang diperlukan sebagai bahan dalam pengambilan kebijakan
atau perencanaan.
G. Manfaat dan Penerapan SIG
Seiring dengan kemajuan teknologi, SIG makin banyak digunakan dalam
berbagai bidang, antara lain karena berikut ini.
1. SIG dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang interaktif dan menarik dalam
rangka peningkatan wawasan dan pengetahuan. Namun, yang paling penting adalah
peningkatan penibelajaran dan pendidikan bagi usia sekolah, khususnya tentang
konsep lokasi, ruang, dan unsur geografis di permukaan bumi.
2. SIG menggunakan data spasial dan data atribut secara terintegrasi sehingga sistemnya
memiliki kemampuan analisis spasial dan non-spasial.
3. SIG dapat memisahkan secara tegas antara bentuk tampilan dan data-datanya. Oleh
karena itu, SIG memiliki kemampuan untuk mengubah tampilan dalam berbagai
bentuk.
4. SIG secara mudah dapat menghasilkan berbagai peta tematik. Peta-peta tematik
tersebut merupakan turunan dari peta-peta lain yang data-datanya telah dimanipulasi.
5. SIG sangat membantu pekerjaan-pekerjaan yang erat hubungannya dengan bidang –
bidang spasial.
H. Manfaat SIG di berbagai bidang
1. Manajemen tata guna lahan
Pemanfaatan dan penggunaan lahan merupakan bagian kajian geografi yang perlu
dilakukan dengan penuh pertimbangan dari berbagai segi. Tujuannya adalah untuk
menentukan zonifikasi lahan yang sesuai dengan karakteristik lahan yang ada. Misalnya,
wilayah pemanfaatan lahan di kota biasanya dibagi menjadi daerah pemukiman, industri,
perdagangan, perkantoran, fasilitas umum,dan jalur hijau. SIG dapat membantu
pembuatan perencanaan masing-masing wilayah tersebut dan hasilnya dapat digunakan
sebagai acuan untuk pembangunanutilitas-utilitas yang diperlukan. Lokasi dari utilitas-
utilitas yang akan dibangun di daerah perkotaan (urban) perlu dipertimbangkan agar
efektif dan tidak melanggar kriteria-kriteria tertentuyang bisa menyebabkan
ketidakselarasan. Contohnya, pembangunan tempat sampah. Kriteria-kriteria yang bisa
dijadikan parameter antara lain: di luar area pemukiman, berada dalam radius 10 meter
dari genangan air, berjarak 5 meter dari jalan raya, dan sebagainya. Dengan kemampuan
SIG yang bisa memetakan apa yang ada di luar dan di dalam suatu area, kriteria-
kriteriaini nanti digabungkan sehingga memunculkan irisan daerah yang tidak sesuai,
agak sesuai, dan sangat sesuai dengan seluruh kriteria. Di daerah pedesaan (rural)
manajemen tata guna lahan lebih banyak mengarah ke sektor pertanian. Dengan
terpetakannya curah hujan, iklim, kondisitanah, ketinggian, dan keadaan alam, akan
membantu penentuan lokasi tanaman, pupuk yang dipakai, dan bagaimana proses
pengolahan lahannya. Pembangunan saluran irigasi agar dapat merata dan minimal
biayanya dapat dibantu dengan peta sawah ladang, peta pemukiman penduduk, ketinggian
masing-masing tempat dan peta kondisi tanah. Penentuan lokasi gudang dan pemasaran
hasil pertanian dapat terbantu dengan memanfaatkan peta produksi pangan,
penyebarankonsumen, dan peta jaringan transportasi. Selain untuk manajemen
pemanfaatan lahan, SIG juga dapat membantu dalam hal penataan ruang. Tujuannya
adalah agar penentuan pola pemanfaatan ruang disesuaikan dengan kondisi fisik dan
sosial yang ada, sehingga lebih efektif dan efisien. Misalnya penataan ruang perkotaan,
pedesaan, permukiman,kawasan industri, dan lainnya.
Inventarisasi sumber daya alam
Secara sederhana manfaat SIG dalam data kekayaan sumber daya alamialah sebagai
berikut:
Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam, misalnya minyak bumi,
batubara, emas, besi dan barang tambang lainnya.
Untuk mengetahui persebaran kawasan lahan, misalnya:
1. Kawasan lahan potensial dan lahan kritis;
2. Kawasan hutan yang masih baik dan hutan rusak;
3. Kawasan lahan pertanian dan perkebunan;
4. Pemanfaatan perubahan penggunaan lahan;
5. Rehabilitasi dan konservasi lahan.
2. Untuk pengawasan daerah bencana alam
Kemampuan SIG untuk pengawasan daerah bencana alam, misalnya:
Memantau luas wilayah bencana alam;
Pencegahan terjadinya bencana alam pada masa datang;
Menyusun rencana-rencana pembangunan kembali daerah bencana;
Penentuan tingkat bahaya erosi;
Prediksi ketinggian banjir;
Prediksi tingkat kekeringan.
3. Bagi perencanaan Wilayah dan Kotaa
Untuk bidang sumber daya, seperti kesesuaian lahan pemukiman, pertanian, perkebunan,
tata guna lahan, pertambangan dan energi, analisis daerah rawan bencana.
Untuk bidang perencanaan ruang, seperti perencanaan tata ruang wilayah, perencanaan
kawasan industri, pasar, kawasan permukiman, penataan sistem dan status pertahanan.
Untuk bidang manajemen atau sarana-prasarana suatu wilayah, seperti manajemen sistem
informasi jaringan air bersih, perencanaan dan perluasan jaringan listrik.
Untuk bidang pariwisata, seperti inventarisasi pariwisata dan analisis potensi pariwisata
suatu daerah.
Untuk bidang transportasi, seperti inventarisasi jaringan transportasi publik, kesesuaian
rute alternatif, perencanaan perluasan sistem jaringan jalan, analisis kawasan rawan
kemacetan dan kecelakaaan.
Untuk bidang sosial dan budaya, seperti untuk mengetahui luas dan persebaran penduduk
suatu wilayah, mengetahui luas dan persebaran lahan pertanian serta kemungkinan pola
drainasenya, pendataan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan
pada suatu kawasan, pendataan dan pengembangan pemukiman penduduk, kawasan
industri, sekolah, rumah sakit, sarana hiburan dan perkantoran.
Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi
ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan
rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu
tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan
basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi.