sistem dua massa- pegas horisontal
DESCRIPTION
Maathematical modellingTRANSCRIPT
PEMODELAN SISTEM DUA MASSA
PEGAS HORISONTAL
Disusun oleh:
1. Arvilisa Kusfitriasari 24010110120059
2. Beni Pridika Utama 24010110120060
3. Rahardian Widiarso 24010110130064
4. Fitriana Hasnani 24010110130065
5. Amilia Yuniarti 24010110130066
6. Rizkullilah 24010110130069
7. Hesti Rahayu 24010110130071
8. Rustania A L S 24010110130072
9. Rochani Puspitasari 24010110130074
10. Agustin Ayu Kusumawati 24010110130075
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
A. TUJUAN
Mengontruksi persamaan differensial yang menjelaskan system dua massa-pegas
horizontal.
B. LATAR BELAKANG
Dalam pemodelan ini, kita ingin membahas problem yang dikenal dengan sistem
massa pegas, di mana suatu massa yang diikatkan pada pegas yang diilustrasikan
secara horizontal seperti pada gambar di bawah ini.
Sebelum menyelesaikan problem ini, akan dijelaskan terlebih dahulu beberapa teori
dan prinsip-prinsip dasar fisika yang terkait dengan fenomena ini. Sistem massa pegas
ini tidak dapat terselesaikan tanpa memformulasikan persamaan yang menjelaskan
gerakan ini. Berdasarkan Hukum Newton II, gerakan suatu titik massa dijelaskan dengan
formula
)vm(dt
dF
dimana F
adalah jumlahan vektor semua gaya yang digunakan untuk titik massa yang
mempunyai massa m. Gaya F
sama dengan laju perubahan momentum vm
, dimana v
kecepatan massa. Jika x
adalah posisi massa, maka dt
xdv
Asumsikan massa m konstan, maka
am)vm(dt
dF
dengan a
adalah vector percepatan massa
2
2
dt
xd
dt
vda
Gaya pegas pada permasalahan ini, bergantung pada elastisitas pegas dan dinyatakan
secara linier oleh posisi massa terhadap posisi setimbang. Hubungan ini didekati
secara linier yang dikenal dengan hukum Hooke, hubungan ini dinyatakan dengan
persamaan
F = -k x
Dimana k adalah konstanta pegas, dan x adalah posisi massa terhadap posisi
setimbang. Dengan menggunakan hukum Hooke dan Hukum Newton II model
matematika paling sederhana tentang sistem massa pegas dinyatakan oleh
kxdt
xdm
2
2
.
Identifikasi variabel
Variabel
Waktu : t
Jarak : x
Parameter
Gaya : F
Massa : m
Konstanta pegas : k
C. APROKSIMASI DAN IDEALISASI
a. massa konstan
b. tidak ada gaya gesek luar yang mempengaruhi pergerakan pegas
c. Gaya luar yang beraksi pada massa satu dan massa dua tidak ada kecuali gaya pegas
d. massa bergerak dari kiri ke kanan (dimensi satu)
D. MODEL
Gerakan kedua massa ini dinyatakan dalam arah sumbu X. misalkan
π₯1, π₯2 menyatakan gerakan massa satu dan massa dua yang dihitung dari dinding kiri.
Pada kondisi saat waktu t yang digambarkan ini, menunjukkan bahwa
Rentang pegas satu sebesar π₯1 β π1 (> 0)
Rentang pegas dua sebesar π₯2 β π₯1 β π2(> 0) oleh karena itu besarnya gaya pegas
yang bereaksi pada masing-masing massa adalah sebagai berikut:
Gaya pada massa satu:
πΉ2ππππ = π2 π₯2 β π₯1 β π1 , π πβπππππ πππ¦π πππ π’ππ‘ππ ππππ πππ π π π ππ‘π’ πππππβ πΉ1
+ πΉ2ππππ = βπ1(π₯1 β π1) + π2(π₯2 β π₯1 β π2)
Gaya pada massa dua:
πΉ2πππππ = βπ2(π₯2 β π₯1 β π2)
Sehingga menurut hukum Newton II, diperoleh persamaan gerak massa satu,
π1
π2π₯1
ππ‘2= πΉ1 + πΉ2ππππ = βπ1 π₯1 β π1 + π2(π₯2 β π₯1 β π2)
Persamaan gerak massa dua,
π2
π2π₯2
ππ‘2= πΉ2πππππ = βπ2(π₯2 β π₯1 β π2)
Dengan demikian persamaan model gerakan massa satu dan massa dua secara
simultan dinyatakan sebagai berikut,
π1
π2π₯1
ππ‘2= βπ1 π₯1 β π1 + π2(π₯2 β π₯1 β π2)
π2
π2π₯2
ππ‘2= βπ2(π₯2 β π₯1 β π2)
E. SOLUSI MODEL
Jika π₯1β, π₯2
β adalah posisi setimbang masing-masing dari massa satu dan massa dua
yang diukur terhadap dinding kiri, maka harus dipenuhi π2π₯1
ππ‘ 2 (π₯1β, π₯2
β)=0 dan
π2π₯2
ππ‘ 2(π₯1
β, π₯2β)=0. Dari persamaan ini, maka
-π1 π₯1β β π1 + π2(π₯2
β β π₯1β β π2)=0
-π2(π₯2β β π₯1
β β π2)=0
diperoleh posisi setimbang π₯1β = π1 dan π₯2
β = π1 + π2
Jika gerakan massa dinyatakan terhadap masing-masing posisi setimbangnya, maka perlu
melakukan transformasi koordinat yang berpusat diposisi setimbangnya. Transformasi
ini misalkan π§1 = π₯1 β π₯1β = π₯1 β π1 dan π§2 = π₯2 β π1 β π2. Dari transformasi
koordinat ini, maka π2π₯1
ππ‘ 2 =π2π§1
ππ‘ 2 dan π2π₯2
ππ‘ 2 =π2π§2
ππ‘ 2 . Sehingga diperoleh system
persamaan diferensial berikut;
π1
π2π§1
ππ‘2= β π1 + π2 π§1 + π2π§2
π2
π2π§2
ππ‘2= π2π§1 β π2π§2
Jika diberikan π1 = 2, π2 = 1 dan π1 = 4, π2 = 2, maka persamaan di atas menjadi,
2π2π§1
ππ‘2= β6π§1 + 2π§2
π2π§2
ππ‘2= 2π§1 β 2π§2
Atau
π2π§1
ππ‘ 2= β3π§1 + π§2 (a)
π2π§2
ππ‘ 2 = 2π§1 β 2π§2 (b)
Untuk menyelesaikan persamaan di atas, dilakukan dengan cara substitusi sebagai
berikut. Dari persamaan (a), maka π§2 =π2π§1
ππ‘ 2 + 3π§1, kemudian didiferensialkan ke t
dua kali diperoleh , π2π§2
ππ‘ 2 =π4π§1
ππ‘ 4 + 3π2π§1
ππ‘ 2 , dan kemudian disubstitusi ke persamaan (b),
maka diperoleh persamaan diferensial dalam π§1 dan t, sebagai berikut :
π4π§1
ππ‘ 4+ 5
π2π§1
ππ‘ 2+ 4π§1 = 0 (c)
Jika dinyatakan dalam bentuk operator D = π
ππ‘, maka persamaan (c) dalam bentuk
operator dituliskan oleh,
(π·4 + 5π·2 + 4)π§1 = 0 (d)
Solusi dari persamaan ini adalah π§1= πππ‘ , maka persamaan particular untuk persamaan
ini adalah,
π4 + 5π2 + 4 = 0 atau (π2 + 1)(π2 + 4)=0
Dan diperoleh akar β akar karakteristik : π1,2=Β±i dan π3,4=Β±2i. jadi solusi umum untuk
π§1adalah π§1 π‘ = π1πππ π‘ + π2π πππ‘ + π1πππ 2π‘ + π2π ππ2π‘. Dengan cara yang sama
dilakukan untuk mendapatkan solusi π§2. Dan diperoleh solusi
π§2 π‘ = π1πππ π‘ + π2π πππ‘ + π1πππ 2π‘ + π2π ππ2π‘
Jika π§1dan π§2 disubstitusikan ke (a),
0 = π·2π§1 + 3π§1 β π§2
0 = -π1 cos π‘ - π2 sin π‘ - 4π1cos 2t -4π2 sin π‘ + 3(π1 cos t + π2 sin π‘ + π1cos 2t +
π2 sin π‘) + -(π1 cos π‘ + π2 sin π‘ + π1 cos 2π‘ + π2 sin 2π‘)
0 = (2π1-π1 ) cos t +(2π2-π2) sin t + (-π1-π1 )cos 2t + (-π2 - π2) sin 2t
Karena cost, sint, cos2t, sin2t adalah bebas linier, maka koefisien-koefisien harus
sama dengan nol, yaitu diperoleh:
π1 = 2π1 π1 = βπ1
dan
π2 = 2π2 π2 = βπ2
Jadi solusi umum: π§1(t) = π1 cos π‘ + π2 sin π‘ + π1cos 2t + π2 sin π‘
π§2(t) = 2π1 cos π‘ + 2π2 sin π‘ β π1cos 2t - π2 sin π‘
Solusi ini dapat ditulis dalam bentuk yang lain sebagai berikut:
π§1(t) = A cos (t-π) + B cos (2t- π)
π§2(t) = 2A cos (t-π) + 2B cos (2t- π)
Dengan A= π12 + π2
2 , tan π = π2
π1 , B= π1
2 + π2 2 dan tan π =
π2
π1
Dengan masalah syarat awal: π§1(0) = -1, π§1(0) = 0, dan π§2(0) = 2, π§2(0) = 0. Dengan
menggunakan syarat awal ini,
-1 = a1 + b1
0 = a2 + 2b2
2 = 2a1 β b1
0 = 2a2 β 2b2
Dari hubungan ini diperoleh, a2 = 0, b2 = 0, a1 = 1 3 , b1 = β43
Jadi solusi eksak z1,z2 adalah
z1(t) = 1
3 cos t -
4
3 cos 2t
z2(t) = 2
3 cos t +
4
3 cos 2t
grafik solusi digambarkan sebagai berikut :
Dari grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa massa 1 dan massa 2 akan bergerak terus
menerus tanpa pernah berhenti.
F. INTERPRETASI
Model yang didapat dari pembahasan diatas adalah
π1
π2π₯1
ππ‘2= βπ1 π₯1 β π1 + π2(π₯2 β π₯1 β π2)
π2
π2π₯2
ππ‘2= βπ2(π₯2 β π₯1 β π2)
Solusi yang didapat dari pembahasan di atas adalah sebagai berikut
π1
π2π§1
ππ‘2= β π1 + π2 π§1 + π2π§2
π2
π2π§2
ππ‘2= π2π§1 β π2π§2
dengan m1, m2 : Massa balok
k1, k2 : Konstanta pegas
t : Waktu
z1 (t) : rentang pegas satu (bergantung pada waktu)
z2(t) : rentang pegas satu (bergantung pada waktu)
artinya rentang pegas satu dan dua dalam system pegas dua massa bergantung pada
waktu, dan dipengaruhi oleh besar massa, konstanta pegas dan panjang pegas.