sifat dasar obat
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 Sifat Dasar Obat
1/2
1. Sifat dasar obat
A. Sifat Fisik Obat
Obat mungkin berbentuk padat pada suhu kamar ( mis., aspirin, atropin ), cairan( mis., nikotin, etanol ), atau gas ( mis., nitrat oksida ). Faktor-faktor ini sering
menentukan rute pemberian terbaik. Berbagai kelas sena!a organik-karbohidrat,
protein, lemak, dan konstituen-konstituen mereka- semua direpresentasikan dalam
farmakologi.
Se"umlah obat ang berguna atau berbahaa adalah unsur inorganik, mis.
#itium, besi, dan logam berat. Banak obat organik adalah asam atau basa lemah.
$enataan ini memiliki dampak penting terhadapa cara obat ditangani oleh tubuh,
karena perbedaan p% di berbagai komponen tubuh dapa mengubah dera"at ionisasi
obat-obat tersebut. (kat&ung, '1)
B. *kuran Obat
*kuran molekular obat berbeda dari sangat kecil (ion litium, B+ ) hingga sangat
besar ( mis., alteplase t-A/, suatu protein dengan B+ 0.0). 2amun, sebagian
obat memiliki berat molekul antara 1 dan 1. Batas ba!ah dari kisaran
sempit ini mungkin ditentukan oleh kebutuhan akan spesifitas ker"a. Agar benar-
benar 3pas4 ke salah satu reseptor, molekul obat harus memiliki bentuk, muatan,
dan sifat lain ang unik, untuk mencegahna berikatan dengan reseptor lain.
*ntuk mencapai pengikatan ang selektif tersebut, tampakna suatu molekulumuna harus memiliki ukuran paling sedikit 1 satuan B+. Batas atas berat
molekul terutama ditentukan oleh kebutuhan bah!a obat harus mampu berpindah
di dalam tubuh ( mis., dari tempat pemberian ke tempat ker"a). Obat ang "auh
lebih besar dari 1 B+ tidak mudah berdifusi antara kompratemen-
kompartemen tubuh. $arena itu, obat ang sangat besar (biasana protein) sering
harus diberikan secara langsung ke dalam kompartemen temat mereka berefek.
ada kasu alteplase, suatu en&im pelarut bekuan, obat diberikan secara langsung
ke dalam kompartemen 5askular melalui infus intra-arteri atau intra 5ena.
(kat&ung, '1)
6. 7eakti5itas Obat dan 8katan Obat-7eseptor
Obat berinteraksi dengan reseptorna melalui gaa atau ikatan kimia.
8katan ini terdiri dari tiga tipe utama9 ko5alen, elektrostatik, dan hidrofobik. 8katan
ko5alen sangat kuat, terbentuk antara gugus asetil asam asetilslisilat (aspirin) dan
siklo-oksigenase, en&im sasaranna di trombosit, tidak mudah dilepaskan. :fek
aspirin ang menghambat agregasi trombosit bertahan lama setelas asam
asetilsalisilat bebas telah lenap dari aliran darah ( sekitar 10 menit)dan
dikembalikan hana oleh sintesis en&im baru di trombosit baru, suatu proses ang
memerlukan !aktu beberapa hari.
-
7/26/2019 Sifat Dasar Obat
2/2
;alam interaksi obat-resepror, ikatan elektostatik "auh lebih sering ter"adi
daripada ikatan ko5alen. 8katan elektrostatik ber5ariasi dari ikatan kuat antara
molekul-molekul ionik ang bermuatan permanen hingga ikatan hidrogen ang
lebih lemah dan interaksi dipol ang sangat lemah, misalna gaa 5an der !aals
dan fenomena-fenomena serupa. 8ktan elektrostatik lenih lemah daripada ikatan
ko5alen.
8katan hidrofobik biasana cukup lemah dan mungkin penting dalam
interaksi obat-obat ang sangat larut lemak dengan lemak membran sel dan
mungkin dalam interaksi obat dengan dinding internal 3 kantung 3 reseptor.
Sifat spesifik suatu ikatan obat-reseptor relatif kurang penting
dibandingkan dengan kenataan bah!a obat ang berikatan mealui ikatan lemah
ke reseptorna umuna lebih selektif dibanding dengan obat ang berikatan
melalui ikatan ang sangat kuat. %al ini karena ikatan lemah memerlukan dera"at
kecocokan obat ang tinggi dengan reseptorna agar dapat ter"adi interaksi.
(kat&ung, '1)
;. Bentuk Obat
Bentuk molekul suatu obat harus sedemikian sehingga memungkinkanna
berikatan dengan reseptorna. Secara optimal, bentuk obat bersifat komplementer
dengan bentuk reseptor seperti kunci dan gembokna. Selain itu, fenomenachirality ( stereosomerisme ) sedemikian sering ter"adi dalam biologi sehingga
lebih dari separuh obat ang bermanfaat adalah molekul chiral< aitu mereka
dapat berada sebagai pasangan enantiomerik. Obat dengan dua pusat asimetrik
memiliki = diastereomer. (kat&ung, '1)