sick bulding syndrom

Upload: khalida-handayacita

Post on 05-Jul-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Sick Bulding Syndrom

    1/5

    SICK BULDING SYNDROM

    PENGERTIAN

    Keadaan yang menyatakan bahwa gedung-gedung industri, perkantoran,

    perdagangan, dan rumah tinggal memberikan dampak penyakit dan merupakan

    kumpulan gejala yang dialami oleh pekerja dalam gedung perkantoran

    berhubungan dengan lamanya berada di dalam gedung serta kualitas udara.

    Istilah SBS mengandung dua maksud yaitu:

    a. Kumpulan gejala (sindroma) yang dikeluhkan seseorang atau

    sekelompok orang meliputi perasaan-perasaan tidak spesifik yang

    mengganggu kesehatan berkaitan dengan kondisi gedung tertentu

    b. Kondisi gedung tertentu berkaitan dengan keluhan atau gangguan

    kesehatan tidak spesifik yang dialami penghuninya, sehingga dikatakan

    “gedung yang sakit”.

    Sick building syndrome terjadi akibat kurang baiknya rancangan,

    pengoperasian dan pemeliharaan gedung. Penelitian Occupational Safety and

     Healthy Act (OSHA) mendapatkan dari 446 gedung, penyebab polusi udara

    dalam gedung karena ventilasi tidak adekuat (52%), alat/ bahan dalam gedung

    (7%), polusi luar gedung (11%), mikroba (5%), bahan bangunan/alat kantor

    (3%), dan tidak diketahui (12%).

    PENYEBAB SICK BUILDING SYNDROM

    Penyebab utama SBS adalah bahan kimia yang digunakan manusia,

     jamur pada sirkulasi udara serta factor fisik seperti kelembaban, suhu dan aliran

    udara dalam ruangan, sehingga makin lama orang tinggal dalam sebuah gedung

    yang sakiy akan mudah menderita SBS.

    Penyebab lain dari SBS yaitu :

  • 8/16/2019 Sick Bulding Syndrom

    2/5

    1. kualitas ventilasi

    Standar ventilasi padagedung yaiyu kira-kira 15 kaki berbentuk kubus

    sehinga udara luar dapat masuk dan menyegarkan penghuni didalamnya,

    terutama tidak semata-mata untuk melemahkan dan memindahkan bau.Ventilasi ruangan secara alami didapatkan dengan jendela terbuka yang

    mengalirkan udara luar kedalam ruangan, namun selama beberapa tahun

    trakhir AC menjadi salah satu pilihan terbaik.

    2. Zat pencemar kimia bersumber dari dalam ruangan

    Polusi udara dalam ruangan bersumber dari dalam ruangan itu sendiri,

    seperti gas bahan pembersih karpet, mesin fotocopy, tembakau dan

    termasuk dormaldehid merupakan gas yang tidak berwarna dengan

    berbau sangat tajam. Standar maksimum partikel debu untuk ruang kerja

    perkantoran ternyata beragam, WHO menetapkan rerata kadar debu

    dalam setahun 40 µ g/m3 dan kadar maksimum 24 jam adalah 120

    µ g/m3.

    3. Zat pencemar kimia bersumber dari luar gedungBahan – bahan polutan yang mungkin ada dalam ruangan dapat berupa

    gas karbon monoksida, nitrogen dioksida dan berbagai bahan organic

    lainnya. Tingginya kadar CO akanberakibat buruk pada jantung dan

    otak.

    4. Zat pencemar biologi

    5. Factor fisik lingkungan

    Temperature yang tidak cukup, kelembaban dan pencahayaan

    merupakan factor fisik pendorong timbulnya SBS. NAB terendah untuk

    iklim kerja adalah 21 – 30oC

    pada kelembaban nisbi 65 – 95% (SE

    Menaker No. 01/Men/1978). Comfort zone pada negara dengan dua

    musim seperti Indonesia, Grandjean (1993) memberikan batas toleransi

    suhu tinggi sebesar 35- 40o; kecepatan gerak udara 0,2 m/detik;

    kelembaban antara 40-50%; perbedaan suhu permukaan

  • 8/16/2019 Sick Bulding Syndrom

    3/5

    6. Pencahayaan

    7. Kebersihan udara

    8. Cara kerja AC

    9. Perawatan AC

    GEJALA SICK BULDING SYNDROM

    Pada umumnya gejala dan gangguan SBS berupa penyakit yang tidak

    spesifik, tetapi menunjukan pada standar tertentu, misal beberapakali seseorang

    dalam jangka waktu tertentu menderita gangguan saluran pernafasan. Keluhan

    itu hanya dirasakan saat bekerja di gedung dan menghilang secara wajar pada

    akhir minggu atau hari libur, keluhan tersebut lebih sering dan lebih

    bermasalah pada individu yang mengalami stress, kurang diperhatikan atau

    kurang mampu dalam mengubah situasi pekerjaannya.

    Gejala atau keluhan dapat dibagi menjadi 7 kategori :

    a. Iritasi selaput lendir, seperti iritasi mata, pedih, merah dan berair

    b. Iritasi hidung. Seperti iritasi tenggorokkan, sakit menelan, gatal,

    bersin, batuk kering

    c. Gangguan neorotoksik (gangguan saraf/gangguan kesehatan

    secara umum), seperti sakit kepala, lemah, capai, mudah

  • 8/16/2019 Sick Bulding Syndrom

    4/5

    tersinggung, sulit berkonsentrasi.

    d. Gangguan paru dan pernafasan, seperti batuk, nafas bunyi, sesak

    nafas, rasa berat di dada

    e. Gangguan kulit, seperti kulit kering, kulit gatal

    f. Gangguan saluran cerna, seperti diareg. Gangguan lain-lain, seperti gangguan perilaku, gangguan saluran

    kencing dll

    Untuk menegakkan adanya SBS maka berbagai keluhan tersebut harus

    dirasakan oleh sekitar 20%-50% pengguna gedung, dan keluhan-keluhan

    tersebut biasanya menetap setidaknya 2 minggu.

    PENATALAKSANAAN

    Penatalaksanaan terbaik adalah pencegahan dan atau menghilangkan

    sumber kontaminasi penyebab SBS. Pasien dianjurkan menghindari gedung

    yang dapat menimbulkan keluhan meskipun tidak selalu dapat terlaksana

    karena dapat menyebabkan kehilangan pekerjaan. Menghilangkan sumber

    polutan, memperbaiki laju ventilasi dan distribusi udara, membuka jendela

  • 8/16/2019 Sick Bulding Syndrom

    5/5

    sebelum menggunakan pendingin, menjaga kebersihan udara dalam gedung,

    pendidikan dan komunikasi merupakan beberapa cara mengatasi SBS.

    Laju ventilasi dalam gedung harus adekuat, direkomendasikan minimum

    15 L/detik/ orang. Jendela dan atau pintu yang dapat terbuka serta

    pemeliharaan rutin sistim HVAC dengan membersihkan dan mengganti

    penyaring secara periodik (setiap 3 bulan) dapat memberikan ventilasi yang

    baik, kenyamanan bekerja serta lingkungan kerja yang sehat. Larangan

    merokok di ruangan harus dilaksanakan. Pencegahan SBS dengan menentukan

    lokasi dan arsitektur gedung yang sehat, jauh dari sumber polutan dengan

    bahan bangunan ramah lingkungan, merancang pemeliharan yang baik dan

    dikhususkan pada sistim HVAC sebagai penyebab tersering SBS.19

    Diperlukan komunikasi yang baik antara pekerja, manager dan pemelihara

    gedung untuk mengetahui, mencegah serta mengatasi masalah SBS.