seminar tugas akhir - sinta.unud.ac.id ii.pdf · seminar tugas akhir sirkuir motocross dan...

19
Seminar Tugas Akhir Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung 7 BAB II PEMAHAMAN TERHADAP SIRKUIT OUTDOOR MOTOCROSS DAN SUPERCROSS 2.1 Tinjauan Umum Sirkuit 2.1.1 Pengertian Secara Umum sirkuit dapat diartikan lintasan atau jalur yang saling beruhubungan dan membentuk lingkaran dari satu titik ke titik lainnya yang menjadi arena untuk memperlihatkan atau mengadu kecepatan dan keterampilan dalam mengendarai kendaraan kepada banyak orang, dimana orang yang melakukan hal tersebut disebut dengan pembalap. Sirkuit dapat diartikan jalan yang melingkar atau berbentuk lingkaran yang dipergunakan untuk berbagai perlombaan (Poewardarminta, 1978). 2.1.2 Klasifikasi Sirkuit Bahan Alami Ada beberapa jenis balap motor yang menggunakan bahan alami sebagai lintasanyan seperti Grass Track, Motocross, Supercross, maupun Motocross Freestyle. Dari keempat jenis balap motor pada lintasan alami atau bisa juga

Upload: duongnhi

Post on 05-Aug-2019

237 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Seminar Tugas Akhir - sinta.unud.ac.id II.pdf · Seminar Tugas Akhir Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung 7 . BAB II PEMAHAMAN TERHADAP SIRKUIT

Seminar Tugas Akhir

Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

7

BAB II PEMAHAMAN TERHADAP SIRKUIT

OUTDOOR MOTOCROSS DAN SUPERCROSS

2.1 Tinjauan Umum Sirkuit

2.1.1 Pengertian

Secara Umum sirkuit dapat diartikan lintasan atau jalur yang saling

beruhubungan dan membentuk lingkaran dari satu titik ke titik lainnya yang

menjadi arena untuk memperlihatkan atau mengadu kecepatan dan keterampilan

dalam mengendarai kendaraan kepada banyak orang, dimana orang yang

melakukan hal tersebut disebut dengan pembalap.

Sirkuit dapat diartikan jalan yang melingkar atau berbentuk lingkaran yang

dipergunakan untuk berbagai perlombaan (Poewardarminta, 1978).

2.1.2 Klasifikasi Sirkuit Bahan Alami

Ada beberapa jenis balap motor yang menggunakan bahan alami sebagai

lintasanyan seperti Grass Track, Motocross, Supercross, maupun Motocross

Freestyle. Dari keempat jenis balap motor pada lintasan alami atau bisa juga

Page 2: Seminar Tugas Akhir - sinta.unud.ac.id II.pdf · Seminar Tugas Akhir Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung 7 . BAB II PEMAHAMAN TERHADAP SIRKUIT

Seminar Tugas Akhir

Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

8

dimasukkan olahraga golongan dirt bike, motocross dan supercross menggunakan

jenis kendaraan yang sama hanya saja panjang lintasan dan jenis rintangan yang

tersedia.

Lintasan motocross lebih datar dibandingkan dengan supercross. Umumnya

lintasan motocross lebih panjang dan hanya memiliki rintangan seperti table top

(jumpingan besar dengan puncak rata), single jump (jumpingan besar biasa) dan

beberapa gabungan singgle jump. Pembalap dapat memacu kendaraan lebih

kencang karena tikungan pada lintasan motocross memiliki radius lebih besar,

serta masih adanya trek lurus sehingga pembalap bisa agak lebih santai. Contoh

sirkuit motocross dalam gambar 2.1.

Gambar 2.1 Sirkuit Motocross

(Sumber : www.mxbrothers.com)

Sedangkan untuk lintasan supercross jumlah rintangan dan tikungan yang

lebih banyak dari motocross. Radius dari tikungan juga lebih kecil dari tikungan

pada lintasan motocross. Disini pembalap supercross harus memiliki daya tahan

tubuh dan keahlian yang mencukupi karena minimnya banyaknya jenis rintangan

dan minim dengan lintasan yang datar. Pada umumnya lintasan supercross dapat

menggunakan areal yang tidak begitu luas, sehingga sering event supercross yang

bertaraf internasional dapat dilakukan di dalam stadion sepak bola, bisbol,

maupun american footbal dengan lintasan yang ditata di atas lapangan stadion

tersebut tetapi ada juga yang lintasan supercross yang berada selain di outdoor

dan bersifat permanen. Contoh sirkuit supercross dalam gambar 2.2

Page 3: Seminar Tugas Akhir - sinta.unud.ac.id II.pdf · Seminar Tugas Akhir Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung 7 . BAB II PEMAHAMAN TERHADAP SIRKUIT

Seminar Tugas Akhir

Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

9

Gambar 2.2 Sirkuit Supercross

(Sumber : www.motousa.com)

2.2 Standar Sirkuit Motocross dan Supercross

Standar sirkuit Motocross dan Supercross di Indonesia mengacu pada

peraturan yang dikeluarkan oleh Ikatan Motor Indonesia (IMI), standar yang

dikeluarkan oleh IMI masih memungkinkan untuk mengadakan perlombaan

tingkat interasional yang menggunakan standar yang diakui oleh IMI seperti

perlombaan yang diadakan oleh FIM atau AMA. Menurut standar sirkuit yang

dikeluarakan IMI pada tahun 2013 dijabarkan sebagai berikut:

Umum

Lintasan motocross dan supercorss terbuat dari bahan yang sama, yaitu

harus terbuat dari bahan semata - mata alami yaitu pasir atau tanah. Lintasan

tidak melewati genangan air, tidak berbatu, dan tidak ada penggunaan beton

di atas lintasan demi keamanan pembalap. Lintasan juga harus bersih dari

segala jenis penghalang seprti pohon. Lintasan dapat dibuat permanen atau

sementara.

Ukuran

Panjang lintasan minimal 1.200 meter walaupun masih dapat dikurangi

karena adanya suatu kondisi yang buruk sehingga panjang lintasan hanya

mendekati 1.200 meter dan lintasan tidak boleh lebih dari 2000 meter. Lebar

lintasan pada titik tertentu minimal 5 meter dengan rekomendasi lebar lintasan

adalah 8 meter. ). Jarak bebas antara lintasan dengan semua rintangan

yang ada diatas permukaan tanah harus minimum 3 meter. (Lihat gambar

2.3)

Page 4: Seminar Tugas Akhir - sinta.unud.ac.id II.pdf · Seminar Tugas Akhir Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung 7 . BAB II PEMAHAMAN TERHADAP SIRKUIT

Seminar Tugas Akhir

Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

10

Gambar 2.3 Ukuran Standar Sirkuit

(Sumber : IMI, Standar Sirkuit)

Kecepatan

Tidak ada lintasan lurus yang terlalu panjang sehingga pembalap hanya

mempunyai batas kecepatan maximum 55 km per jam.

Keamanan pembalap dan penonton

Pada tiap sisi diseluruh lintasan harus ada daerah netral yang cukup

lebar dan memadai untuk keamanan pembalap dan penonton. Lebar

daerah netral bisa berbeda - beda menurut keadaannya, dengan jarak

minimal 1 meter. Pada daerah netral harus dipasang pagar dibagian

penonton dan dipasang pembatas disisi bagian lintasan. Pemasangan

pembatas didaerah bebas harus tidak lebih tinggi dari 500 mm diatas

permukaan tanah dan mempunyai lebar / diameter maksimum 25 mm.

(Lihat Gambar 2.4).

Sewaktu - waktu penggunaan pembatas penonton akan digunakan dari

besi, harus terbuat dari bentuk yang sama, tanpa adanya sudut yang lancip

pada tiap sambungan. Pembatas lintasan haruslah pembatas yang tidak

membahayakan pembalap. Lintasan yang terletak sejajar dengan lintasan

lainnya harus dipisahkan dan dilindungi oleh pagar pembatas dari pagar

kayu, karung tumpukan rumput / pasir atau pagar plastik. Tali juga dapat

digunakan untuk memisahkan lintasan tetapi tidak boleh sebagai pengganti

dari tanda lapangan. Perhatian yang khusus harus diberikan / ditempatkan

Page 5: Seminar Tugas Akhir - sinta.unud.ac.id II.pdf · Seminar Tugas Akhir Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung 7 . BAB II PEMAHAMAN TERHADAP SIRKUIT

Seminar Tugas Akhir

Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

11

pada lintasan - lintasan yang berjajar rapat tersebut sehingga tidak ada

keuntungan yang tidak adil yang bisa diperoleh pembalap yang melakukan

pemotongan lintasan tersebut.

Lintasan diusahakan harus dalam keadaan basah atau diberikuan zat

tertentu agar membuat massa debu menjadi berat dan mengurangi debu yang

bertebangan dari lintasan, jika perlu setiap saat sebelum antara balapan

harus dengan kondisi yang sama, hal ini dimaksudkan untuk menjaga dan

menjamin penonton dan pembalap bebas dari debu yang berlebihan. Sistem

penyiraman yang effisien harus disediakan untuk menyiram seluruh lintasan

Gambar 2.4 Keamanan pembalap dan penonton

(Sumber : IMI, Standar Sirkuit)

Pemberian pagar pembatas di daerah garis finis untuk mencegah team,

press, penonton dan lainnya untuk menyerbu lintasan pada saat balapan

berakhir dengan tinggi pagar minimum 1,5 meter.

Rintangan

Ada beberapa jenis dan nama rintangan pada motocross seperti singgle

jump, double jump, triple jump, superball (lumba-lumba), table top, dan

camel. Dimana ketinggian jump minimal 1,5 meter dan tetap memperhatikan

sudut awalan dari jump.

Daerah start

Page 6: Seminar Tugas Akhir - sinta.unud.ac.id II.pdf · Seminar Tugas Akhir Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung 7 . BAB II PEMAHAMAN TERHADAP SIRKUIT

Seminar Tugas Akhir

Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

12

Daerah start harus dipasang pagar untuk mendapatkan standar keamanan

yang baik untuk orang - orang, dan diperlukan batas - batas pada daerah

ini agar tidak bisa dimasuki oleh orang yang tidak berkepentingan.

Pintu start harus berada pada garis melintang yang sama, jadi semua

pembalap mempunyai kesempatan yang sama. Untuk Kejuaraan Nasional

tidak diperbolehkan adanya baris kedua. Pintu start yang harus

disediakan adalah sebanyak 30 posisi (minimum). Panjang dari lintasan

lurus setelah start tidak boleh lebih dari 125 meter ( jarak dari pintu start

ketitik dalam tikungan pertama ). Minimum panjang lintasan lurus setelah

start adalah 80 meter. Pada daerah ini bebas dari rintangan atau jump.

(Lihat Gambar 2.5)

Gambar 2.5 Denah Start

(Sumber : IMI, Standar Sirkuit)

Waiting Zone

Harus adanya pembatas antara daerah start dengan daerah waiting zone,

dimana didalam waiting zone harus dipasang pembatas untuk menaruh

kendaraan. Waiting zone harus harus bersifat tertutup dan hanya bisa diakses

oleh orang yang berkepentingan dengan tingkat keamanan yang cukup tinggi.

(Lihat Gambar 2.6)

Page 7: Seminar Tugas Akhir - sinta.unud.ac.id II.pdf · Seminar Tugas Akhir Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung 7 . BAB II PEMAHAMAN TERHADAP SIRKUIT

Seminar Tugas Akhir

Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

13

Gambar 2.6 Waiting Zone

(Sumber : IMI, Standar Sirkuit)

Pos Signal

Pos signal atau pos bendera berada pada titik-titik tertentu dan terlihat

jelas oleh pembalap dan seluruh panitia. Panitia yang berada pada pos

bendera harus berada di posisi aman dari resiko kecelakaan.

Pencatat waktu dan lap score

Pencatat waktu dan lap scorer harus berada pada satu garis dengan

garis finish. Harus dibuat garis putih yang melintas didepan pencatat

waktu dan tempat pencatat waktu dan harus berhadapan dengan lintasan.

Daerah perbaikan dan signal

Sepanjang lintasan harus ada suatu daerah untuk perbaikan dan signal

selama balapan. Daerah perbaikan dan signal harus dibatasi dengan pagar.

Harus ada satu pintu masuk dan satu pintu keluar untuk memudahkan

pembalap masuk dan keluar daerah ini. Daerah ini harus terlihat secara

jelas oieh pembalap. Untuk alasan keamanan, daerah ini harus memiliki

jarak aman dari daerah jump. (Lihat Gambar 2.7)

Page 8: Seminar Tugas Akhir - sinta.unud.ac.id II.pdf · Seminar Tugas Akhir Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung 7 . BAB II PEMAHAMAN TERHADAP SIRKUIT

Seminar Tugas Akhir

Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

14

Gambar 2.7 Denah Perbaikan

(Sumber : IMI, Standar Sirkuit)

Pintu start

Pintu start harus melintang dan melipat / turun pada saat dipergunakan.

Konstruksi pintu start harus kuat dan kaku. Petugas pembuka pintu start

dan mekanikal alat pembuka harus tertutup total dari penglihatan

pembalap. Minimum tinggi dari pintu start adalah 50 cm. Konstruksi

dasar beton dari pintu start tidak boleh memiliki lebar lebih dari 60 cm.

Adanya pembatas dibelakang pintu start agar pembalap tidak dapat

memundurkan kendaraannya. Jarak antara pintu start dengan pembatas

dibelakang harus 3 meter. Pintu start juga harus dilengkapi dengan

perlengkapan yang mencegah pintu supaya tidak naik lebih dari 80

(delapan puluh) derajat dari garis horizontal tanah. Untuk panjang minimal

pintu start dalam Kejuaraan Nasional adalah 30 meter (Lihat Gambar 2.8)

Page 9: Seminar Tugas Akhir - sinta.unud.ac.id II.pdf · Seminar Tugas Akhir Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung 7 . BAB II PEMAHAMAN TERHADAP SIRKUIT

Seminar Tugas Akhir

Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

15

Gambar 2.8 Pintu Start

(Sumber : IMI, Standar Sirkuit)

Paddock Pembalap

Paddock pembalap harus ada, diusahakan daerah paddock dalam posisi

melintang (disesuaikan dengan kondisi di site). Dapat diakses oleh

kendaraan pengangkut dengan baik. Perhatian khusus harus diberikan untuk

saluran pembuangan air. Penempatan dan pengaturan parker didaerah

paddock harus dijamin dapat menampung kendaraan yang diperlukan.

Sirkulasi sekitar paddock harus lancar dan dapat diakses kendaraan setiap

saat. Harus adanya penempatan pemadam kebakaran (minimum APAR).

Perlu adanya pemisahan antara parkir pribadi dengan kendaraan pengangkut.

Paddock pembalap harus mempunyai jalur langsung menuju daerah start..

Adanya lintasan uji coba dan dapat digunakan sebagai tempat parkir

motocross setelah pertandingan (waiting zone juga dapat dipergunakan jika

dipagar) (Lihat Gambar 2.9)

Page 10: Seminar Tugas Akhir - sinta.unud.ac.id II.pdf · Seminar Tugas Akhir Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung 7 . BAB II PEMAHAMAN TERHADAP SIRKUIT

Seminar Tugas Akhir

Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

16

Gambar 2.9 Paddock Pembalap

(Sumber : IMI, Standar Sirkuit)

Ruang pers

Penyediaan ruangan perss conference sebagai tempat mengadakan tanya

jawab antara pembalap, panitia, pengelola, wartawan, dan masyarakat umum.

Persyaratan khusus fasilitas sirkuit

o Lokasi dan kantor panitia harus terletak di pintu masuk sirkuit

o Paddock pembalap harus dilengkapi dengan kamar mandi dan toilet untuk

pria dan wanita dan diusahakan adanya tempat air minum. Didaerah

paddock pembalap dekat dengan pos medical dan pos pemadam

kebakaran. Juga harus terdapat peralatan yang perlu untuk scrutineering

dan pemerikasan administrasi didaerah tertutup.

o Minimum pemasangan instalasi untuk ruang pers harus tersedia 1 ruang

kerja dengan meja dan kursi.

o Ruang rapat harus bersifat akustik. Ruangan tersebut harus dapat dan

mudah dicapai oleh pembalap, utusan Industri dan lainnya untuk

bertanya dan menyampaikan protes.

o Adanya sistem pengeras, dapat dibuat kombinasi atau terpisah untuk

penonton atau pembalap. Sistem pengeras suara untuk penonton harus

dapat didengar oleh semua penonton, begitu juga di daerah paddock.

Page 11: Seminar Tugas Akhir - sinta.unud.ac.id II.pdf · Seminar Tugas Akhir Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung 7 . BAB II PEMAHAMAN TERHADAP SIRKUIT

Seminar Tugas Akhir

Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

17

o Penonton harus mendapatkan fasilitas tribun penonton, parkir penonton,

pos kesehatan, pos pemadam kebakaran dan kantin

Emergency

o Pelayanan Kesehatan

Ketersediaan ruangan untuk melakukan pelayanan kesehatan dengan

fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan.

o Pemadam Kebakaran

Pemadam kebakaran harus disiapkan diseluruh lintasan (pada titik

tertentu). Dianjurkan menggunakan bahan pemadam DTE atau BCF

Stadar Tribun Penonton

Gambar 2.10 Potongan Tribun Penonton

(Sumber : Standar GOR, Departement PU)

o Pemisahan antara tribun dan arena dipergunakan pagar transparan dengan

tingga minimal 1,00 m, dan maksimal 1,20 m (Lihat Gambar 2.10)

o Tribun yang berupa balkon dipergunakan pagar dengan tinggi bagian

masif minimal 0.40 m dan tinggi keseluruhan antara 1,00 – 1,20 m

(Lihat Gambar 2.11)

o Jarak antara pagar dengan tempat duduk terdepan dari tribun minimal 1,20

m (Lihat Gambar 2.11)

Page 12: Seminar Tugas Akhir - sinta.unud.ac.id II.pdf · Seminar Tugas Akhir Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung 7 . BAB II PEMAHAMAN TERHADAP SIRKUIT

Seminar Tugas Akhir

Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

18

Gambar 2.11 Jarak Antar Tempat Duduk

(Sumber : Standar GOR, Departement PU)

o Setiap 8-10 deret tempat duduk terdapat koridor (Lihat Gambar 2.12)

Gambar 2.12 Standar Tata Letak Tempat Duduk di Tribun

(Sumber : Standar GOR, Departement PU)

2.3 Tinjauan Umum Motocross dan Supercross

2.4.1 Pengertian Motocross dan Supercross

2.4.1.1 Pengertian Motocross

Motocross adalah kejuaraan cross country yang dilaksanakan didalam

sirkuit dengan menggunakan rintangan – rintangan yang menggunakan

kendaraan khusus yaitu special engine atau kendaraan yang disesuaikan

dengan peraturan Federation International Motocross (IMI Peraturan

Motocross)

2.4.1.2 Pengertian Supercross

Supercross adalah balap motor sport yang melibatkan sepeda motor off-

road pada jalur tanah artifisial buatan yang terdiri dari melompat curam

Page 13: Seminar Tugas Akhir - sinta.unud.ac.id II.pdf · Seminar Tugas Akhir Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung 7 . BAB II PEMAHAMAN TERHADAP SIRKUIT

Seminar Tugas Akhir

Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

19

dan rintangan. Perbedaan dengan Motocross terdapat pada jumlah

rintangan yang ada di lintasan, dimana jumlah rintangan pada lintasan

Supercross lebih banyak dibandingkan Motocross sehingga menuntut

pembalap Supercross memiliki daya tahan lebih tinggi.

2.5 Peraturan Motocross dan Supercross

Peratuan Motocross dan Supercross menggunakan acian dari Peraturan Ikatan

Motor Indonesia (IMI) Kejuaraan Motocross Nasional Edisi 2013

2.5.1 Pembalap

a. Pembalap Motocross

o Kelas 65 CC (umur minimum 10 tahun dan maksumum 12 tahun)

o Kelas 85 CC (umur minimum 11 tahun dan maksimum 14 tahun)

o Kelas MX2 Junior (umur minimum 13 tahun dan maksimum 17 tahun)

o Kelas MX2 (umur diatas 15 tahun)

Balapan Tambahan Non Kejuaraan Nasional:

o Kelas 50 CC (umur maksimum 8 tahun)

o Kelas 65 CC (umur minimum 8 tahun dan maksimum 10 tahun)

o Kelas MX2 Novice (Umur di atas 18 tahun , bukan pembalap kelas MX2

junior, bukan pembalap kelas 85 cc dan bukan pembalap Grasstrack

kategori Senior) untuk kategorinya Maksimum 2 tahun masuk 3 besar

dikelas ini harus naik ke MX 2.

o Kelas MX1 (umur diatas 16 tahun) Pesertanya kategori MX2 (bukan MX2

junior dan MX2 Novice ) Tahun 2013 masih diperbolehkan menggunakan

sepeda motor dengan spesifikasi MX2 / 125 cc karena kelas ini masih

sosialisasi.

Kategori Grade A , B dan C tidak ada lagi mulai tahun 2012 para peserta

menyesuaikan kelas yang ada sesuai dengan kategori dan usianya dan

berdasarkan daftar yang dikeluarkan oleh PP IMI.

b. Pembalap Supercross

o Kelas 85 cc (umur minimum 11 tahun dan maksimum 14 tahun)

Page 14: Seminar Tugas Akhir - sinta.unud.ac.id II.pdf · Seminar Tugas Akhir Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung 7 . BAB II PEMAHAMAN TERHADAP SIRKUIT

Seminar Tugas Akhir

Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

20

o Kelas 125 cc /MX2 Junior (umur minimum 13 tahun dan maksimum 17

tahun). Pembalap kategori ini tidak pernah terdaftar dalam Kategori MX2

Grade A dan Tahun 2011 dan sebelumnya. (Maksimum 2 tahun masuk 3

besar dikelas ini harus naik ke MX 2)

o Kelas 125 cc / MX2 (mur di atas 15 tahun)

2.5.2 Kendaraan dan Kelas

Perlombaan ini terbuka untuk kendaraan jenis Motocross dan Enduro sesuai

dengan peraturan tehnik FIM (Appendix 01, Motocross Technical Rules)

a. Kendaraan dan Kelas Motocross

Kelas – kelas untuk Kejuaraan Nasional Motocross adalah :

Kejuaraan Nasional Motocross Minimum CC Maksimum CC

Kelas 65 CC :

2 Tak

50 CC

65 CC

Kelas 85 CC:

2 Tak

4 Tak

80 CC

75 CC

85 CC

150 CC

Kelas 125 MX2 dan MX2 Junior:

2 Tak

4 Tak

100 CC

175 CC

125 CC

250 CC

b. Kendaraan dan Kelas Supercross

Kelas – kelas untuk Kejuaraan Nasional Supercross adalah :

Kejuaraan Nasional Motocross Minimum CC Maksimum CC

Kelas 85 CC:

2 Tak

4 Tak

50 CC

75 CC

85 CC

150 CC

Page 15: Seminar Tugas Akhir - sinta.unud.ac.id II.pdf · Seminar Tugas Akhir Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung 7 . BAB II PEMAHAMAN TERHADAP SIRKUIT

Seminar Tugas Akhir

Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

21

Kelas 125 MX2 dan MX2 Junior:

2 Tak

4 Tak

100 CC

175 CC

125 CC

250 CC

2.6 Tinjauan terhadap Proyek Sejenis

2.6.1 Sirkuit di Banjar Kangin Pecatu

Sirkuit ini berada di daerah perbukitan Pecatu tepatnya di Banjar Kangin

Pecatu. Sirkuit yang dimiliki oleh Tsuyoshi Shinjo ini termasuk sirkuit

Supercross dan Motocross dengan luas areal 2 hektar. Lokasi sirkuit cukup jauh

dari pemukiman warga dan masih minim petunjuk jalan untuk menuju lokasi

sirkuit, sehingga sirkuit ini cukup susah untuk ditemukan oleh orang luar.

Rintangan yang ada di lintasan berupa tiga buah triple jump, satu camel, dua

lumba-lumba serta satu table top. Tanah yang digunakan di lintasan merupakan

tanah yang berkualitas bagus yang didatangkan langsung dari daerah Tabanan

(Lihat Gambar 2.13). Fasilitas yang ada di sirkuit hanya terdiri dari lintasan

dengan tambahan berupa adanya lampu penerangan di sekitar lintasan sehingga

memungkinnkan untuk para pemain Motocross dapat mencoba motornya sampai

malam dan menara kontrol dengan ruang pengelola sirkuit dibawahnya dimana

bangunan ini hanya berukuran sekitar 3m x 3m. Untuk fasilitas seperti paddock,

daerah scrutineering, waiting zone, pos signal hanya bersifat semi permanen dan

baru dipasang berupa tenda jika ada perlombaan, sehingga pada hari biasa hanya

terlihat lintasan saja dan satu menara kontrol.

Gambar 2.13 Sirkuit di Banjar Kangin Pecatu

(Sumber : Observasi, 25 Oktober 2015)

Page 16: Seminar Tugas Akhir - sinta.unud.ac.id II.pdf · Seminar Tugas Akhir Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung 7 . BAB II PEMAHAMAN TERHADAP SIRKUIT

Seminar Tugas Akhir

Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

22

2.6.2 Trek Motocross IMI Korwil Kabupaten Bogor

Sirkuit Motocross IMI Korwil Kabupaten Bogor ini berlokasi di

Gor Pakansari Cibinong Kabupaten Bogor. Luas areal trek Motocross

+/- 4 hektare dengan panjang sirkuit 1,3 kilo meter. (Lihat Gambar

2.14)

Gambar 2.14 Trek Motocross IMI Korwil

(Sumber : Otomotifnet.com)

Trek dengan panjang 1,3 km dengan kombinasi trek variatif ada

berm, table top serta camel berundak dipersiapkan menjadi tuan

rumah kejurnas motocross. Peruntukan lintasan untuk perlombaan

Motocross, Grass Track dan Enduro.

2.6.3 Daytona International Speedway, Amerika Serikat

Daytona International Speedway merupakan trek balap di Daytona Beach,

Florida, Amerika Serikat. Sejak dibuka pada tahun 1959, telah menjadi tuan

rumah dari Daytona 500, balapan paling bergengsi di NASCAR. Selain

NASCAR, sirkuit ini juga menjadi tuan rumah balapan ARCA, AMA

Superbike, USCC, SCCA, dan Motocross.

Selama Daytona Beach Bike Week, trek supercross dibangun antara pit

jalan dan bagian tri-oval dari trek (Lihat Gambar 2.15). Historis trek telah

digunakan lebih pasir dari kotoran, memberikan tantangan yang unik untuk

pengendara. The 2008-2013 track konfigurasi yang dirancang oleh mantan

juara, Ricky Carmichael. Daytona telah menyelenggarakan AMA Supercross

Championship putaran tanpa terputus sejak tahun 1971.

Page 17: Seminar Tugas Akhir - sinta.unud.ac.id II.pdf · Seminar Tugas Akhir Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung 7 . BAB II PEMAHAMAN TERHADAP SIRKUIT

Seminar Tugas Akhir

Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

23

Gambar 2.15 Trek Supercross Daytona

(Sumber : www.motoxaddicts.com)

2.6.4 Kesimpulan Studi Banding

Dari 3 (tiga) studi banding yang telah dijabarkan dapat diambil kesimpulan

seperti berikut:

Tabel 2.1. Kesimpulan Studi Banding

No Nama Sirkuit Lokasi Luas Rintangan

1 Sirkuit di Banjar

Kangin Pecatu

Bukit Pecatu,

Kabupaten

Badung 2 Hektar

- triple jump

- camel

- lumba-lumba

- table top

2 Trek Motocross IMI

Korwil

Gor Pakansari

Cibinong

Kabupaten

Bogor 4 Hektar

- berm

- camel

- single jump

- table top

3 Supercross Daytona

Daytona

Beach,

Florida,

Amerika

Serikat.

3 Hektar

- triple jump

- camel

- lumba-lumba

- table top

Sumber : Hasil Analisa

Page 18: Seminar Tugas Akhir - sinta.unud.ac.id II.pdf · Seminar Tugas Akhir Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung 7 . BAB II PEMAHAMAN TERHADAP SIRKUIT

Seminar Tugas Akhir

Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

24

2.7 Spesifikasi Umum Sirkuit Motocross dan Supercross

2.7.1 Pengertian

Sirkuit Motocross dan Supercross adalah lintasan yang digunakan untuk

memperlihatkan dan mengadu kecepatan menggunakan kendaraan berjenis

motocross dengan melewati lintasan yang menggunakan bahan alami (tanah atau

pasir) dimana pembalap harus melewati berbagai jenis rintangan. Perbedaan

lintasan motocross dengan supercross pada jumlah rintangan pada lintasan

supercross lebih banyak daripada motocross.

2.7.2 Fungsi

Fungsi utama dari sirkuit adalah mewadahi event – event kejuaraan balap

daerah maupun nasional, tetapi masih tetap memungkinkan untuk digunakan

sebagai sarana latihan ketangkasan bermotor, penyaluran hobi, rekreasi ataupun

sebagai fasilitas pembinaan olahraga motocross dan supercross.

2.7.3 Tujuan

a. Dapat menampung dan memfasilitasi para pecinta olahraga motocross atau

supercross dengan menyediakan sarana untuk mengadakan event kejuaraan,

latihan dan pembinaan olahraga motocross.

b. Menciptakan destinasi wisata baru mengingat olahraga ini merupakan

olahraga universal sehingga memungkinkan untuk menarik wisatawan

hingga kancah internasional dan membantu meningkatkan parawisata

daerah sekitar.

2.7.4 Persyaratan lokasi

a. Persyaratan lokasi dari segi akomodasi haruslah berada di daerah yang

mudah diakses, strategis, memungkinkan untuk mendapatkan ketertarikan

masyarakat sehingga olahraga ini dapat berkembang dengan pesat.

b. Kemudahan mendapatkan material dan kemudahan akomodasi alat berat

untuk pembentukan lintasan yang terbuat dari bahan alami.

c. Berada jauh dari pemukiman atau perumahan karena olahraga ini dapat

menimbulkan kebisingan yang tinggi karena suara dari kendaraan.

Page 19: Seminar Tugas Akhir - sinta.unud.ac.id II.pdf · Seminar Tugas Akhir Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung 7 . BAB II PEMAHAMAN TERHADAP SIRKUIT

Seminar Tugas Akhir

Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung

25

2.7.5 Klasifikasi fasilitas

a. Fasilitas utama, terdiri dari sirkuit beserta juga dengan paddock, waiting

zone, pit lane, dan ruang panitia.

b. Fasilitas penunjang, terdiri dari ruang pers, gym, stage, show room, ruang

merchendise, toko spare part, money charger, food court atau retaurant,

toilet, parkir, tribun penonton dan lain – lain.

c. Fasilitas pengelola, berupa fasilitas yang menunjang operational sirkuit

yaitu ruang manajemen, ruang staaf, loker pegawai dan lain – lain.

d. Fasilitas service, berupa fasilitas penunjang fisik bangunan sirkuit seperti

ruang MEP, penampungan sampah, gudang dan lainnya.

2.7.6 Kegiatan yang akan diwadahai

a. Kegiatan utama yang akan diwadahi berupa kegiatan perlombaan, latihan,

pembinaan yang akan dilakukan pembalap maupun penggemar olahraga ini

dan juga ada kegiatan yang dilakukan tim mekanik di peddock , dari pihak

panitia yang melakukan kegiatan penjurian serta pengunjung yang datang

untuk menonton.

b. Kegiatan penunjang berupa kegiatan yang dilakukan pihak manajemen

sirkuit yang dilakukan di areal pengelola, serta kegiatan pers yang dilakukan

wartawan seperti conference perss.

c. Kegiatan pelayanan seperti toilet, food court dan restaurant, toilet umum

dan kegiatan yang dapat memberikan pelayan maksimal pada pengunjung

seperti, show room, gym maupun kegiatan rekreasi yang dilakukan

wisatawan yang berkunjung untuk berkeliling yang ingin mengenal olahraga

ini.

2.7.7 Kelembagaan dan pengelolaan

Manajemen akan dikelola sepenuhnya oleh perusahaan swasta dengan alasan

profesionalisme dan bekerja sama dengan pemerintah setempat agar

memudahkan mengembangkan olahraga ini dan meningkatkan parawisata

setempat.