sekedar sharing buat yg moslem

4
sekedar sharing buat yg moslem "Kerja itu cuma selingan, Untuk menunggu waktu shalat..." Ketika Pak Heru, atasan saya, memerintahkan untuk mencari klien yang bergerak di bidang interior, seketika pikiran saya sampai kepada Pak Azis. Meskipun hati masih meraba-raba, apa mungkin Pak Azis mampu membuat kios internet, dalam bentuk serupa dengan anjungan tunai mandiri dan dari kayu pula, dengan segera saya menuju ke bengkel workshop Pak Azis. Setelah beberapa kali keliru masuk jalan, akhirnya saya menemukan bengkel Pak Azis, yang kini ternyata sudah didampingi sebuah masjid. Pak Azispun tampak awet muda, sama seperti dulu, hanya pakaiannya yang sedikit berubah. Kali ini dia selalu memakai kopiah putih. Rautnya cerah, fresh, memancarkan kesan tenang dan lebih santai. Beungeut wudhu-an ( wajah sering wudhu), kata orang sunda. Selalu bercahaya. Hidayah Allah ternyata telah sampai sejak lama, jauh sebelum Pak Azis berkecimpung dalam berbagai dinamika kegiatan Islam. Hidayah itu bermula dari peristiwa angin puting-beliung, yang tiba-tiba menyapu seluruh atap bengkel workshop-nya, pada suatu malam kira-kira lima tahun silam. "Atap rumah saya tertiup angin sampai tak tersisa satupun. Terbuka semua." cerita Pak Azis."Padahal nggak ada hujan, nggakada tanda-tanda bakal ada angin besar. Angin berpusar itupun cumasebentar saja." Batin Pak Azis bergolak setelah peristiwa itu. Walau uang dan pekerjaan masih terus mengalir kepadanya, Pak Azis tetap merasa gelisah, stres & selalu tidak tenang. "Seperti orang patah hati,

Upload: asep-sahwani

Post on 21-Jun-2015

354 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sekedar sharing buat yg moslem

sekedar sharing buat yg moslem

"Kerja itu cuma selingan, Untuk menunggu waktu shalat..."

Ketika Pak Heru, atasan saya, memerintahkan untuk mencari klien yangbergerak di bidang interior, seketika pikiran saya sampai kepada Pak Azis.Meskipun hati masih meraba-raba, apa mungkin Pak Azis mampu membuat kiosinternet, dalam bentuk serupa dengan anjungan tunai mandiri dan darikayu pula, dengan segera saya menuju ke bengkel workshop Pak Azis.

Setelah beberapa kali keliru masuk jalan, akhirnya saya menemukanbengkel Pak Azis, yang kini ternyata sudah didampingi sebuah masjid. Pak Azispuntampak awet muda, sama seperti dulu, hanya pakaiannya yang sedikit berubah. Kali ini dia selalu memakai kopiah putih. Rautnya cerah, fresh,memancarkan kesan tenang dan lebih santai. Beungeut wudhu-an ( wajah sering wudhu), kata orang sunda. Selalu bercahaya.

Hidayah Allah ternyata telah sampai sejak lama, jauh sebelum Pak Azis berkecimpung dalam berbagai dinamika kegiatan Islam. Hidayah itu bermula dari peristiwa angin puting-beliung, yang tiba-tiba menyapu seluruh atap bengkel workshop-nya, pada suatu malam kira-kiralima tahun silam. "Atap rumah saya tertiup angin sampai tak tersisa satupun. Terbuka semua." cerita Pak Azis."Padahal nggak ada hujan, nggakada tanda-tanda bakal ada angin besar. Angin berpusar itupun cumasebentar saja."Batin Pak Azis bergolak setelah peristiwa itu. Walau uang dan pekerjaan masih terus mengalir kepadanya, Pak Azis tetap merasa gelisah, stres & selalu tidak tenang. "Seperti orang patah hati, Ndra. Makan tidak enak,tidur juga susah."cerita Pak Azis lagi.

Lama-kelamaan Pak Azis menjadi tidak betah tinggal di rumah dan stres. Padahal, sebelum kejadian angin puting-beliung yang anehnya hanya mengenaibengkel workshop merangkap rumahnya saja, Pak Azis merasa hidupnya sudah sempurna. Dari desainer grafis hingga jadi arsitek. Dengankeserbabisaannya itu, pak Azis merasa puas dan bangga, karena punya penghasilan tinggi. Tapisetelah peristiwa angin puting-beliung itu, pak Azis kembali bangkrut, beliau bertanya dalam hati : "apa sih yang kurang" apa salahku " ?

Akhirnya pak Azis menekuni ibadah secara mendalam "Seperti musafir atauwalisongo, saya mendatangi masjid-masjid di malam hari. Semua masjidbesar dan beberapa masjid di pelosok Bandung ini, sudah pernah saya inapi." Setahun lebih cara tersebut ia jalani, sampai kemudian akhirnya sayabisa tidur normal, bisa menikmati pekerjaan dan keseharian sepertisediakala.

"Bahkan lebih tenang dan santai daripada sebelumnya." "Lebih tenang ? Memang Pak Azis dapet hikmah apa dari tidur di masjiditu?""Di masjid itu 'kan tidak sekedar tidur, Ndra. Kalau ada shalat malam,

Page 2: Sekedar sharing buat yg moslem

kita dibangunkan, lalu pergi wudhu dan tahajjud. Karena terbiasa, tahajjud juga jadi terasa enak.Malah nggak enak kalau tidak shalat malam, dan shalat-shalat wajib yanglima itu jadi kurang enaknya, kalau saya lalaikan. Begitu, Ndra.""Sekarang tidak pernah terlambat atau bolong shalat-nya, Pak Azis ?" "Alhamdulillah. Sekarang ini saya menganggap bhw yg utama itu adalahshalat. Jadi, saya dan temen-temen menganggap kerja itu cuma sekedarselingan aja."

"Selingan ?""Ya, selingan yang berguna. Untuk menunggu kewajiban shalat, Ndra." Untuk beberapa lama saya terdiam, sampai kemudian adzan ashar mengalunjelas dari masjid samping rumah Pak Azis. Pak Azis mengajak saya untuksegera pergi mengambil air wudhu, dan saya lihat para pekerjanyapunsudah pada pergi ke samping rumah, menuju masjid. Bengkel workshop itumenjadilengang seketika. Sambil memandang seluruh ruangan bengkel, sambilberjalan menuju masjid di samping workshop, terus terngiang-ngiang di benak saya

"Kerja itu cuma selingan, Ndra. Untuk menunggu waktu shalat..."

Sepulangnya dari tempat workshop, sambil memandang sibuknya lalu lintasdi jalan raya, saya merenungi apa yang tadi dikatakan oleh Pak Azis. Sungguh trenyuh saya, bahwa setelah perenungan itu, saya merasa sebagaiorangyang sering berlaku sebaliknya. Ya, saya lebih sering menganggap shalatsebagai waktu rehat, cuma selingan, malah saya cenderung lebih mementingkan pekerjaan kantor. Padahal  sholat yang akan bantu kita nantinya...(sungguhsaya orang yangmerugi..)Kadang-kadang waktu shalat dilalaikan sebab pekerjaan belum selesai, ataurapat dengan klien dirasakan tanggung untuk diakhiri. Itulah penyebab dari kegersangan hidup saya selama ini. Saya lebih semangatdan habis-habisan berjuang meraih dunia, daripada mempersiapkan bekalterbaik untuk kehidupan kekal di akhirat nanti.padahal dunia ini akan saya tinggalkan..juga .kenapa saya begitu bodoh..

Saya lupa, bahwa shalat adalah yang utama.Mulai saat itu saya berjanji untuk mulai shalat di awal waktu. .

Kalau Anda tidak mengirimkan email ini ke temen Anda..ya ga papa sih.Cuma kalo dikirim mungkin ada gunanya bagi mereka gitu loh.

 

Page 3: Sekedar sharing buat yg moslem