sap penyuluhan
DESCRIPTION
Satuan Acara PenyuluhanTRANSCRIPT
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KEHAMILAN REMAJA
Disusun Oleh:
ANNISA SALI PINAREMAS
PROGRAM PASCASARJANA
UNNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Pendidikan Kesehatan tentang Kehamilan Remaja
I. IDENTITAS
Pokok Bahasan : Kesehatan Reproduksi
Sub Pokok bahasan : Pendidikan Kesehatan tentang Kehamilan Remaja
Sasaran : Siswa SMA
Waktu : 60 menit
Hari/ tanggal : Jumat, 14 September 2012, 16.00 WIB
Tempat : SMA ”X” Kab. Magelang
II. STANDAR KOMPETENSI
Memiliki pemahaman tentang lingkup Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan yang melingkupi pengetahuan ibu dan bayi baru lahir,
Kehamilan remaja dan abortus, Keluarga Berencana, Pencegahan dan
Penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi ( ISR ), trmasuk PMS-HIV /
AIDS, Pencegahan dan Penanganan Infertilitas, berbagai aspek Kesehatan
Reproduksi lain misalnya kanker serviks, mutilasi genetalia, fistula dll.
III. KOMPETENSI DASAR
Kemampuan menjelaskan lingkup Kesehatan Reproduksi Remaja pada
Kehamilan remaja dan abortus
IV. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Peserta dapat memahami pengertian remaja.
2. Peserta dapat mengetahui tahap-tahap perkembangan remaja
3. Peserta dapat memahami pengertian Kesehatan Reproduksi
4. Peserta dapat memahami pengertian kehamilan.
5. Peserta dapat memahami proses terjadinya kehamilan
6. Peserta dapat mengetahui masa subur wanita.
7. Peserta dapat memahami Abortus dan bahayanya
8. Peserta dapat memahami masalah yang timbul akibat kehamilan remaja
9. KEGIATAN PENYULUHAN
Waktu Macam kegiatan Kegiatan
penyuluh
Kegiatan
audiens
Media
5 menit Pembukaan apresepsi Salam pembuka
Menyampaikan
tujuan dan
prosedur
Menjawab salam
Mendengarkan
5 menit Penyebar kuesioner pretest Menerangkan
yang harus
dilakukan
audiens
Mendengarkan
15 menit Mengisi/ menjawab
kuesioner
Mengobservasi
audiens
Menjawab
kuesioner pretest
20 menit Inti kegiatan Menyampaikan
materi tentang
kehamilan
remaja
Mendengarkan
dan
memperhatikan
LCD,
bahan
ajar
(leaflet)
Bertanya dan
diskusi .
10 menit Pemutaran video. Video proses
kehamilan
memperhatikan LCD
10 menit Evaluasi Mengevaluasi
audiens
Menyimpulkan
materi yang
telah
disampaikan
Salam penutup
Menjawab
pertanyaan yang
diberikan
Menjawab salam
10
menit
10. PENILAIAN
A. Jenis
Tes
B. Bentuk
Objektif
C. Instrument
Lembar soal
11. DAFTAR PUSTAKA
www.bidancare.com/2010/05/pemeriksaan-iva-untuk-deteksi-dini-kanker-
serviks/
Materi Ceramah
1. Pengertian remaja.
Remaja dalam arti adolescence (Bahasa Inggris) berasal dari kata latin
adolescene yang artinya tumbuh kearah kematangan. Kematangan dalam hal
ini tidak hanya berarti kematangan fisik, tetapi terutama kematangan sosial
psikologis (Sarwono, 2010). WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai
batas usia remaja (Sarwono, 2010).
2. Tahap-tahap perkembangan remaja.
Menurut Petro Bioss dalam Sarwono (2010) ada 3 tahap perkembangan
remaja dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan:
a. Remaja awal (early adolescence).
Pada tahap ini remaja masih terheran-heran akan perubahan-perubahan
yang terjadi pada tumbuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang
menyertai perubahan pada masa pubertas. Remaja mengembangkan
pikiran-pikiran baru, mudah tertarik dengan lawan jenis dan mudah
terangsang secara erotis. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah
dengan berkurangnya kendali terhadap “ego” menyebabkan para remaja
awal ini sulit mengerti dan dimengerti orang dewasa.
b. Remaja madya (middle adolescence).
Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman. Ada kecenderungan
“narastic” yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman
yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu, remaja
berada dalam kondisi kebingungan dalam memilih yang mana peka atau
tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau
materialis, dan sebagainya.
c. Remaja akhir (late adolescence).
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai
dengan 5 hal yaitu: minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi
intelek, egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang
lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru, terbentuk identitas seksual
yang tidak akan berubah lagi, egosetrisme (terlalu memusatkan perhatian
pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri
sendiri dengan orang lain, tumbuh “dinding” yang memisahkan diri
pribadinya (private self) dan masyarakat umum (the public).
3. Pengertian kehamilan.
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin
mulai sejak konsepsi dan berakhirnya sampai permulaan persalinan (Manuaba,
1998).
4. Terjadinya kehamilan
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau
fertilisasi dan membentuk zygot. Proses konsepsi dimulai pada saat ovum (sel
telur) yang dilepas saat ovulasi mengandung sediaan nutrisi. Ovum disapu
oleh fimbria tuba dan masuk ke pars ampularis tuba. Ovum siap dibuahi jika
ada sel sperma yang masuk melalui kanalis servikalis. Sperma akan
membuahi ovum dan kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan
membentuk zygot, kemudian zygot berkembang menjadi janin.
Hasil pembuahan adalah zigot, kemudian mengalami
pertumbuhan dan perkembangan sebagai berikut:
a.Zigot membelah menjadi 2 sel, 4 sel dan seterusnya. Dalam waktu
bersamaaan lapisan dinding dalam uterus menjadi tebal seperti
spons, penuh dengan pembuluh darah dan siap menerima zigot.
b. Karena adanya kontraksi otot dan gerak silia dinding saluran
fallopi, zigot menuju ke uterus dan menempel di dinding uterus
untuk tumbuh dan berkembang.
c.Terbentuk placenta dan tali pusat yang merupakan penghubung
antara embrio dan jaringan ibu. Fungsi placenta dan tali pusat
adalah untuk mengalirkan oksigen dan zat-zat makanan dari ibu ke
embrio ke dalam peredaran darah ibu.
d. Embrio dikelilingi cairan amnion yang berfungsi melindungi
embrio dari bahaya benturan yang mungkin terjadi.
e.Embrio berusia 4 minggu sudah menunjukkan adanya pertumbuhan
mata, tangan, dan kaki.
f. Setelah berusia 6 minggu, embrio sudah berukuran 1,5 cm. otak,
mata, telinga, dan jantung sudah berkembang, tangan dan kaki
serta jari-jari mulai terbentuk.
g. Setelah berusia 8 minggu, embrio sudah tampak sebagai manusia
dengan organ-organ tubuh lengkap. Kaki, tangan, serta jari-jarinya
telah berkembang. Mulai tahap ini sampai lahir, embrio disebut
fetus (janin).
h. Setelah mencapai usia kehamilan kira-kira sembilan bulan sepuluh
hari bayi siap dilahirkan.
(Andira, 2010)
5. Masa subur wanita
Masa Subur adalah suatu masa dalam siklus menstruasi perempuan
dimana terdapat sel telur yang matang yang siap dibuahi, sehingga bila
perempuan tersebut melakukan hubungan seksual maka dimungkinkan
terjadi kehamilan. Pengertian lainnya, Masa Subur wanita adalah suatu
masa yang berada disekitar waktu keluarnya sel telur tersebut (umumnya
bagi yang mempunyai siklus haid 28-30 hari berada antara hari ke 12
hingga hari ke 18 dihitung dari hari pertama haid ).
Seorang wanita dikatakan sedang subur, jika ia melepaskan sel telur
yang telah matang agar dapat dibuahi oleh sperma (ovulasi). Masa subur
wanita hanya berlangsung selama 24 - 48 Jam, sedangkan kemampuan
sperma untuk membuahi sel telur diperkirakan sekitar 48 - 72 jam..
Kemampuan terbaik sel telur untuk dibuahi oleh sperma adalah pada saat
jam-jam pertama setelah pelepasan, begitu pula sebaliknya. Dalam kurun
reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan
adalah usia 20 – 30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan
melahirkan pada usia dibawah 20 tahun ternyata 2 – 5 kali lebih tinggi
daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20 – 30 tahun
(Sarwono, 2006).
6. Masalah yang timbul akibat kehamilan remaja
Masalah yang timbul akibat kehamilan remaja
Menurut Manuaba (1998), masalah-masalah yang timbul pada kehamilan
remaja antara lain:
a. Masalah kesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksi merupakan masalah penting untuk
mendapatkan perhatian terutama dikalangan remaja. Remaja yang kelak
akan menikah dan akan menjadi orang tua sebaiknya mempunyai
kesehatan reproduksi yang prima, sehingga dapat menurunkan generasi
yang sehat. Dikalangan remaja telah terjadi semacam revolusi hubungan
seksual yang menjurus kearah liberalisasi yang dapat berakibat timbulnya
penyakit hubungan seks yang merugikan alat reproduksi. Bila pada
saatnya diperlukan pada hamil normal besar kemungkinan kesehatan
reproduksi sudah tidak optimal dan dapat menimbulkan berbagai efek
samping kehamilan.
b. Masalah psikologis
Remaja yang hamil diluar nikah menghadapi berbagai masalah
psikologis yaitu: rasa takut, menyesal, dan rendah diri terhadap yang
dilahirkan dari hasil hubungan yang tidak resmi. Walaupun perkawinan
masih dapat dilangsungkan tetapi tidak akan berlangsung lama karena
dilakukan dalam keadaan kesiapan mental dan jiwa yang belum matang.
c. Masalah sosial ekonomi
Perkawinan yang dianggap dapat menyelesaikan masalah kehamilan
remaja tetap tidak bisa lepas dari kemelut seperti:
1) Penghasilan terbatas sehingga kelangsungan hamilnya
dapat menimbulkan berbagai masalah kebidanan.
2) Putus sekolah sehingga pendidikan menjadi terlantar.
3) Putus kerja karena berbagai alasan sehingga menambah
sulitnya masalah sosial ekonomi.
4) Ketergantungan sosial ekonomi pada keluarga akan
menimbulkan tekanan batin.
5) Nilai gizi yang rendah dapat menimbulkan berbagai
masalah kebidanan.
d. Masalah kebidanan
Penyulit pada kehamilan remaja lebih tinggi dibandingkan “kurun waktu
reproduksi sehat” antara umur 20—30 tahun. Keadaan ini disebabkan
karena alat reproduksi untuk hamil belum matang sehingga dapat
merugikan kesehatan ibu maupun pertumbuhan dan perkembangan janin.
Keadaan tersebut dapat menyulitkan jika ditambah dengan adanya tekanan
batin, tekanan sosial dan ekonomi, sehingga memudahkan terjadinya:
1) Abortus (keguguran)
Aborsi (bahasa Latin:abortus) adalah berhentinya kehamilan
sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian
janin. Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun
setelah 20 minggu, maka istilahnya adalah kelahiran prematur.
a) Abortus spontan/alamiah
Berlangsung tanpa tindakan apapun, kebanyakan disebabkan
karena kurangnya baik kualitas sel telur maupun sel sperma.
Biasanya terjadi pada usia kehamilan muda hingga kurang dari 20
minggu.
b) Abortus provocatus (disengaja)
Abortus provocatus terdiri dari 2 jenis yaitu abortus criminalis atau
pengguguran yang disengaja karena kehamilan yang tidak
diinginkan dan abortus therapeticus yaitu pengguguran yang
dilakukan atas dasar pertimbangan medis.
c) Risiko yang terjadi
Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada
beberapa resiko yang akan dihadapi seorang perempuan,
diantaranya yakni :
1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat
2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar
kandungan
4. Rahim yang sobek
5. Kerusakan leher rahim yang akan menyebabkan cacat pada
anak berikutnya
6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen
pada wanita)
7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer
9. Kanker hati (Liver Cancer)
10. Kelainan pada placenta yang akan menyebabkan cacat pada
anak berikutnya
11. Meningkatkan kemungkinan
terjadinya pendarahan hebat pada kehamilan berikutnya
12. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi
(Ectopic Pregnancy)
13. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
14. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
d) Hukum abortus
Sesuai dengan hukum yang ada di Indonesia tindakan
aborsi yang dilakukan oleh siapapun bukan karena alasan medis
merupakan tindak pidana. Sehingga dalam scenario ini dokter yang
melakukan aborsi kepada gadis tersebut telah melakukan tindakan
yang melanggar undang-undang serta peraturan yang ada. Oleh
sebab itu dokter keluarga yang mengetahui hal tersebut diwajibkan
untuk melaporkan kepada pihak yang berwajib agar tidak terjadi
praktek serupa serta korban yang bertambah
Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi
atau pengguguran janin termasuk kejahatan, yang dikenal dengan
istilah "Abortus Provocatus Criminalis"
Yang dikenai hukuman dalam hal ini :
1. Ibu yang melakukan abortus
2. Dokter/bidan/dukun/tenaga kesehatan lain yang melakukan aborsi
3. Orang-orang/pihak yang mendukung terlaksananya aborsi
2) Persalinan prematur, berat bayi lahir rendah dan kelainan
bawaan.
Persalinan yang terjadi setelah usia janin 20 minggu dan lebih dari 38
minggu dengan berat kurang dari 2500 gram. Kurangnya berbagai zat dan
gizi yang diperlukan saat pertumbuhan dapat mengakibatkan
meningkatnya kelahiran prematur, berat bayi lahir rendah dan kelainan
bawaan.
e. Masalah masa depan
1) Dari sisi remaja
Kehamilan remaja dapat menyebabkan terganggunya perencanaan
masa depan remaja. Misalnya kehamilan pada remaja sekolah,
akibatnya mereka terpaksa harus meninggalkan sekolah dan
kehamilannya biasanya tidak diinginkan. Itu berarti cita-citanya
terhambat atau bahkan tidak mungkin tercapai.
2) Dari sisi anak yang dikandung
Masa depan anak ini sering mengalami keadaan yang menyedihkan
karena tidak adanya kualitas asuh yang baik dari ibunya yang masih
remaja dan belum siap menjadi ibu. Perkembangan psikologis baik ibu
dan anak akan terganggu. Besar kemungkinan anak tersebut akan
tumbuh tanpa kasih sayang dan mengalami penolakan perlakuan dari
orang tuanya.