laporan penyuluhan

22
BAB I PENDAHULUAN Menginjak masa remaja berarti memulai langkah baru pada masa peralihan antara anak-anak ke masa dewasa atau masa usia belasan tahun dimana sering menunjukan tingkah laku tertentu seperti susah diatur, perasaannya mudah terangsang dan sebagainya. Menurut WHO batasan usia remaja adalah 12- 24 tahun. Sementara menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) atau Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi, batasan usia remaja adalah 10- 21 tahun. Dalam pendampingan oleh KISARA PKBI Bali, usia 10-24 tahun adalah sasaran utama program komunikasi, informasi dan edukasi tentang kesehatan reproduksi, seksual, termasuk hak reproduksi, HIV/AIDS dan penyalah gunaan narkoba. Periode masa remaja terjadi perkembangan yang pesat dalam hal dimensi fisik, biologi, psikologis, dan sosial.Masalah perkembangan fisik, remaja akan mengalami perubahan fisik yang akan mendekati orang dewasa pada umumnya. Dari segi biologis, remaja akan mengalami perubahan regulasi hormon-hormon di dalam tubuhnya terutama hormon reproduksi yang mana akan mempengaruhi kematangan organ reproduksinya dan kematangan seksualnya. Secara fisik dan fungsi organ seks, maka organ seks remaja sudah dapat berfungsi seperti layaknya organ seks pada orang dewasa. Permasalahan remaja seringkali berakar dari kurangnya informasi, pemahaman, serta kesadaran untuk mencapai sehat

Upload: agung-pramaswari

Post on 10-Aug-2015

502 views

Category:

Documents


44 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Penyuluhan

BAB I

PENDAHULUAN

Menginjak masa remaja berarti memulai langkah baru pada masa peralihan antara anak-

anak ke masa dewasa atau masa usia belasan tahun dimana sering menunjukan tingkah

laku tertentu seperti susah diatur, perasaannya mudah terangsang dan sebagainya.

Menurut WHO batasan usia remaja adalah 12-24 tahun. Sementara menurut Badan

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) atau Direktorat Remaja dan

Perlindungan Hak Reproduksi, batasan usia remaja adalah 10-21 tahun. Dalam

pendampingan oleh KISARA PKBI Bali, usia 10-24 tahun adalah sasaran utama

program komunikasi, informasi dan edukasi tentang kesehatan reproduksi, seksual,

termasuk hak reproduksi, HIV/AIDS dan penyalah gunaan narkoba. Periode masa

remaja terjadi perkembangan yang pesat dalam hal dimensi fisik, biologi, psikologis,

dan sosial.Masalah perkembangan fisik, remaja akan mengalami perubahan fisik yang

akan mendekati orang dewasa pada umumnya. Dari segi biologis, remaja akan

mengalami perubahan regulasi hormon-hormon di dalam tubuhnya terutama hormon

reproduksi yang mana akan mempengaruhi kematangan organ reproduksinya dan

kematangan seksualnya. Secara fisik dan fungsi organ seks, maka organ seks remaja

sudah dapat berfungsi seperti layaknya organ seks pada orang dewasa.

Permasalahan remaja seringkali berakar dari kurangnya informasi, pemahaman,

serta kesadaran untuk mencapai sehat secara reproduksi. Maturitas organ seks secara

fisik tidak diikuti dengan kedewasaan mental dan cara berpikir remaja yang masih labil.

Inilah yang menjadi masalah mental dan psikososial remaja. Perubahan fisik yang pesat

dan perubahan hormonal yang sangat dramatik merupakan pemicu masalah kesehatan

remaja serius karena timbuhnya dorongan motivasi seksual yang menjadikan remaja

rawan terhadap penyakit dan masalah kesehatan reproduksi, kehamilan remaja dengan

segala konsekuensinya yaitu hubungan seks pranikah, aborsi, IMS danHIV/AIDS, serta

NAPZA. Remaja dalam masa ini dipengaruhi oleh masyarakat di sekitarnya, teman

sebaya, ataupun media massa.

Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial

yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang

berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Kesehatan reproduksi

Page 2: Laporan Penyuluhan

ini sebaiknya telah diperkenalkan sejak dini kepada remaja mengingat masalah

kesehatan remaja mencakup aspek fisik biologis dan mental, sosial. Namun, akses untuk

mendapatkan informasi bagi remaja banyak yang tertutup. Dengan memperluas akses

informasi tentang kesehatan reproduksi remaja yang benar dan jujur bagi remaja akan

membuat remaja makin sadar terhadap tanggung jawab perilaku reproduksinya. Dengan

makin banyaknya persoalan kesehatan reproduksi remaja, maka pemberian informasi,

layanan dan pendidikan kesehatan reproduksi remaja menjadi sangat penting. Tetapi

informasi yang diterima tidak signifikan, akibatnya remaja kurang pengetahuan akan hal

ini.

Hasil penelitian menunjukan bahwa 52,67% responden memiliki pengetahuan yang

tidak memadai tentang kesehatan reproduksi, karena pengetahuan mereka diperoleh

hanya dari teman. Penelitian lain dilakukan oleh sahabat remaja tentang perilaku seksual

di empat kota menunjukan bahwa 3,6% remaja di kota Medan, 8,5% remaja di kota

Yogyakarta, 3,4% remaja di kota Surabaya serta 31,1% remaja di kota Kupang telah

terlibat hubungan seks secara aktif. Penelitian Mangku (2003) mengenai hubungan

seksual didapatkan data remaja (10-24 tahun) pertama kali melakukan hubungan

seksual umur 19-24 tahun (62%), 13-19 tahun (37%) dan 10-13 tahun (1%). Tempat

hubungan seksual remaja pertama kali meliputi rumah sendiri atau pacar (67%), kost

(21%) dan lainnya (12%). Untuk alasan hubungan seksual pada remaja pertama kali

antara lain sama-sama suka (74%), ingin tahu atau coba-coba (11%) dan lainnya (15%).

Di UPT Puskesmas Tampaksiring I Kabupaten Gianyar, kasus pernikahan dan

kehamilan usia dini masih menjadi trend meskipun ada kecenderungan menurun. Pada

tahun 2010 tercatat total kasus kehamilan di bawah usia 20 tahun adalah 38 kasus dan

persalinan usia remaja 21 kasus. Sedangkan pada tahun 2011, total kasus kehamilan di

bawah usia 20 tahun adalah 32 kasus, seks pranikah 4 kasus, dan persalinan remaja

tercatat 5 kasus. Data terbaru dari puskesmas untuk tahun 2012, tercatat kehamilan di

bawah usia 20 tahun dari bulan April sampai Juni adalah 7 kasus dan seks pranikah di

bulan April ada 2 kasus.

Masih tingginya kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I

menunjukkan remaja dalam masa ini seolah berada dalam daerah abu-abu, di mana

mereka harus menentukan sendiri warna yang mereka pilih. Masa ini merupakan masa

yang paling sulit dibandingkan dengan masa-masa lainnya. Masa ini sangat menentukan

2

Page 3: Laporan Penyuluhan

bagaimana sikap dan perilaku mereka di saat dewasa nanti. Apabila pada masa ini

seorang remaja salah dalam pencarian jati diri mereka, salah dalam berbuat dan

melangkah akan sangat merugikan dirinya dan juga keluargannya. Saat ini masalah

remaja merupakan masalah yang kompleks yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

3

Page 4: Laporan Penyuluhan

BAB II

PERENCANAAN PKM DI PUSKESMAS

2.1 Identifikasi Masalah

Di Indonesia terdapat hampir 1,5 juta kasus aborsi per tahunnya atau sebanyak sepertiga

dari total kelahiran. Sedangkan di Bali dengan jumlah penduduk kurang lebih 3 juta

jiwa, tercatat 36.000 kasus aborsi per tahun yang hampir 60 % berasal dari pasangan

remaja yang belum menikah. Selain itu kejadian penyakit menular seksual di kalangan

remaja juga cenderung meningkat tanpa diikuti dengan pemahaman yang baik tentang

pengobatannya.

Di Puskesmas Tampaksiring I Kabupaten Gianyar, kasus pernikahan dan kehamilan

usia dini masih menjadi trend meskipun ada kecenderungan menurun. Pada tahun 2010

tercatat total kasus kehamilan di bawah usia 20 tahun adalah 38 kasus dan persalinan

usia remaja 21 kasus. Sedangkan pada tahun 2011, total kasus kehamilan di bawah usia

20 tahun adalah 32 kasus, seks pranikah 4 kasus, dan persalinan remaja tercatat 5 kasus.

Data terbaru dari puskesmas untuk tahun 2012, tercatat kehamilan di bawah usia 20

tahun dari bulan April sampai Juni adalah 7 kasus dan seks pranikah di bulan April ada

2 kasus. Program Promosi Kesehatan yang ada pada Puskesmas Tampaksiring I

menargetkan penyuluhan berkala di tingkat SMP yang berada di wilayah kerja

puskesmas. Namun hingga saat ini penyuluhan tentang kesehatan reproduksi dan

dampak negatif seksual remaja pranikah hampir tidak pernah dilaksanakan.

Di SMP Negeri I Tampaksiring merupakan salah satu SMP yang berada di wilayah

kerja Puskesmas Tamapaksiring I dengan asal siswa yang bervariasi sehingga

memungkinkan cakupan interaksi sosial yang luas di kalangan remaja. Kondisi

lingkungan sekolah, pengaruh teman, dan pengetahuan siswa yang kurang tentang

kesehatan reproduksi dan dampak negatif dari perilaku seksual pranikah sangat

mempengaruhi. Tingkat pendidikan SMP merupakan masa pembelajaran transisi bagi

remaja yang sebelumnya adalah siswa SD dimana masih memiliki keingintahuan yang

besar dan senang bermain-main. Sedangkan pada masa siswa SMP dituntut untuk

memulai pembelajarannya baik dari segi pendidikan dan pergaulan terhadap kehidupan

sosial. Apalagi telah disampaikan pada paragraf di atas bahwa kasus pernikahan dan

4

Page 5: Laporan Penyuluhan

kehamilan usia dini masih menjadi trend di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I

dan kurangnya penyuluhan mengenai dampak negatif perilaku seksual pranikah.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada 5 orang siswa SMPN 1

Tampaksiring yang sedang melaksanakan masa orientasi siswa, dimana 4 orang siswa

menyatakan bahwa tidak mengetahui tentang kesehatan reproduksi dan merupakan kali

pertama mendengarnya. Mengenai gaya pacaran untuk di kalangan siswa tersebut, dari

5 siswa dikatakan ada teman-teman mereka yang sudah memiliki ketertarikan terhadap

lawan jenis, sedangkan tujuan dari pacaran tersebut hanya berdasarkan keinginan dan

bermain-main saja. Dari wawancara tersebut, juga dikatakan bahwa 5 siswa tersebut

tidak mengetahui tentang dampak negatif hubungan seksual pranikah dan gaya pacaran

sehat. Sehingga dengan demikian sudah sewajarnya remaja mendapatkan pengetahuan

yang benar tentang kesehatan reproduksi menyangkut struktur dan fungsi organ

reproduksi yang normal, dampak negatif dari gaya pacaran yang tidak sehat seperti

hubungan seksual pranikah, dan tentu pada akhirnya remaja dapat menggunakan organ

reproduksinya secara sehat dan bertanggung jawab.

2.2 Kelompok Sasaran

Kelompok sasaran dalam kegiatan PKM ini adalah siswa kelas I SMP Negeri 1

Tampaksiring. Dalam pelaksanaan penyuluhan ini peserta penyuluhan adalah

perwakilan dari masing-masing kelas I dari 9 kelas karena mengingat terbatasnya

kapasitas ruang kelas.

2.3 Tujuan Penyuluhan

Tujuan penyuluhan ini yaitu untuk meningkatkan pengetahuan siswa-siswi SMP

khususnya SMP Negeri 1 Tampaksiring tentang kesehatan reproduksi pada remaja yang

meliputi:

a. Anatomi dan fisiologi alat/organ reproduksi manusia.

b. Psikoseksual pubertas.

c. Dampak negatif perilaku seksual pra nikah

d. Bahaya penyakit menular seksual.

e. Konsep ”PACARAN SEHAT”

5

Page 6: Laporan Penyuluhan

2.4 Strategi Penyuluhan

Pertama-tama Kepala SMP Negeri I Tampaksiring dihubungi untuk pemberitahuan

jadwal kegiatan PKM di SMP tersebut. Masing-masing perwakilan siswa kelas I

diberitahu dan diminta kesediaannya untuk mengikuti penyuluhan di ruang kelas yang

telah disediakan. Persiapan pelaksanaan terdiri dari penguasaan materi penyuluhan,

penguasaan cara-cara penyampaian pesan serta penguasaan dalam hal menggunakan

alat peraga dan membaca kepustakaan yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi

dan dampak negatif perilaku hubungan seksual pranikah pada remaja.

Dalam kegiatan PKM ini dilakukan pre-test kepada para siswa sebelum dilakukan

penyuluhan untuk mengetahui pengetahuan mereka tentang kesehatan reproduksi pada

remaja dan permasalahannya. Pre-test dilakukan dengan cara memberikan beberapa

pertanyaan seputar materi penyuluhan yang akan dibawakan kepada peserta

penyuluhan. Setelah dilakukan pre-test dilanjutkan dengan penyuluhan yang diberikan

oleh dua orang dokter muda FK UNUD. Setelah penyuluhan dilakukan, acara

dilanjutkan dengan diskusi terbuka dengan para siswa tentang materi yang telah

disampaikan dan juga permasalahan seputar kesehatan reproduksi remaja. Sebagai

bentuk evaluasi tentang pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan

kemudian dilakukan dengan post-test. Post-test dilakukan dengan cara memberikan

beberapa pertanyaan seputar materi penyuluhan yang telah diberikan kepada peserta

penyuluhan.

2.5 Isi Penyuluhan

Materi penyuluhan yang disampaikan pada kegiatan ini yaitu:

a. Anatomi dan fisiologi alat/organ reproduksi manusia.

b. Psikoseksual pubertas.

c. Dampak negatif perilaku seksual pra nikah

d. Bahaya penyakit menular seksual.

e. Konsep ”PACARAN SEHAT”

2.6 Metode dan Media

Penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah (slide) dengan LCD komputer disertai

pemberian makalah tentang kesehatan reproduksi dan dampak perilaku seksual pranikah

6

Page 7: Laporan Penyuluhan

kepada para siswa peserta penyuluhan dan dilakukan sesi tanya jawab dengan para

siswa.

2.7 Rencana Pelaksanaan Penyuluhan

Hari/tanggal : Sabtu, 14 Juli 2012

Waktu : 10.30 – 12.00 WITA

Tempat : Ruang Kelas SMP Negeri 1 Tampaksiring

Penyuluhan dilaksanakan disalah satu ruang kelas SMP Negeri 1 Tampaksiring dengan

alokasi waktu sebagai berikut :

Waktu Kegiatan Metode Fasilitator Acuan

10.30-10.40Perkenalan diri dan Pre-

testCeramah

EvaIna

Pemberian pertanyaan Mengacu Materi

10.40-11.10 Penyuluhan CeramahEvaIna

Pemeberian Materi dengan LCD

11.10-11.40 Tanya jawab DiskusiEvaIna

Pemberian Materi

11.40-11.50 Post-test DiskusiEvaIna

Pemberian Pertanyaan Mengacu Materi

11.50-12.20 Penilaian DiskusiEvaIna

Materi

2.9 Rencana Evaluasi

2.9.1 Rencana Evaluasi Proses

1. Indikator penilaian

Proses kegiatan penyuluhan ini dinilai berdasarkan jumlah peserta penyuluhan yang

hadir. Dalam pelaksanaan penyuluhan ini peserta penyuluhan adalah perwakilan dari

masing-masing kelas I dari 9 kelas dengan masing-masing kelas diwakili sebanyak 5

siswa mengingat terbatasnya kapasitas ruang kelas, sehingga total dari perwakilan

kelas I adalah 45 siswa.

7

Page 8: Laporan Penyuluhan

2. Cara penilaian

Penilaian dilakukan saat sebelum, selama dan setelah PKM berlangsung dengan

membut daftar hadir sehingga dapat diketahui jumlah peserta penyuluhan yang hadir.

3. Penilai

Penilaian dilaksanakan oleh dokter muda.

2.9.2 Rencana Evaluasi Hasil

1. Indikator penilaian

a. Pengetahuan mengenai anatomi anatomi dan fisiologi alat/organ reproduksi

manusia.

b. Pengetahuan mengenai psikoseksual pubertas.

c. Pengetahuan mengenai dampak negatif perilaku seksual pranikah

d. Pengetahuan mengenai bahaya penyakit menular seksual.

e. Pengetahuan mengenai konsep ”PACARAN SEHAT”.

2. Waktu penilaian

Sesudah penyuluhan.

3. Cara penilaian

Melakukan post test dengan cara melihat minat atau ketertarikan peserta penyuluhan

terhadap materi penyuluhan, baik melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh

peserta penyuluhan. Penilaian post test juga dilakukan dengan cara mengajukan

pertanyaan seputar materi penyuluhan pada seluruh siswa-siswi yang mengikuti

penyuluhan dan menunjuk 3 siswa secara acak untuk menjelaskan kembali tentang

materi penyuluhan.

4. Penilai

Penilaian dilaksanakan oleh dokter muda.

8

Page 9: Laporan Penyuluhan

BAB III

PELAKSANAAN PKM

3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan

Hari/tanggal : Sabtu, 14 Juli 2012

Waktu : 10.30 – 12.00 WITA

Tempat : Ruang Kelas SMP Negeri 1 Tampaksiring

3.2 Peserta

Peserta yang hadir adalah perwakilan masing-masing kelas I di SMP Negeri 1

Tampaksiring yang berjumlah 36 orang.

3.3 Pelaksana Penyuluhan

Sebagai penceramah adalah kedua mahasiswa Fakultas Kedokteran UNUD yang sedang

melaksanakan kepaniteraan klinik madya di bagian IKK/IKP dan bertugas di

Puskesmas Tampaksiring I.

3.4 Proses Kegiatan

Sebelum diadakan penyuluhan, SMP Negeri 1 Tampaksiring tersebut sudah dikirimi

surat pemberitahuan yang isinya tentang permintaan izin kepada kepala sekolah agar

dapat mengadakan penyuluhan pada siswa-siswi kelas I yang sedang menjalani masa

orientasi siswa di SMP tersebut.

Pada hari pelaksanaan penyuluhan, kami berdua datang 30 menit sebelumnya ke

SMP Negeri 1 Tampaksiring. Kami diterima dengan baik oleh Kepala Sekolah SMP

Negeri I Tampaksiring serta staf-staf dan guru-guru yang ada di sana. Sambil menunggu

siswa-siswi dikumpulkan ke ruang multimedia yang telah disiapkan, kami berbincang-

bincang di ruang guru bersama guru-guru mengenai materi penyuluhan yang akan kami

bawakan. Setelah semua siswa-siswi masuk kedalam ruangan yang telah disediakan

maka kami langsung menuju ruangan untuk melakukan persiapan dan melakukan

penyuluhan.

9

Page 10: Laporan Penyuluhan

Pada awalnya kami memperkenalkan diri, lalu melakukan pretest pada seluruh

siswa-siswi. Pada pre test, kami mengajukan 5 pertanyaan sesuai dengan materi

penyuluhan yang akan kami bawakan. Siswa hanya mampu menjawab satu pertanyaan

dari kami dengan benar. Setelah melakukan pretest, kami melakukan penyuluhan

mengenai materi kesehatan reproduksi dan dampak negatif perilaku hubungan seksual

pranikah pada remaja dengan metode ceramah selama kurang lebih 45menit. Kemudian

diteruskan dengan diskusi dan Tanya jawab selama 30 menit. Banyak siswa-siswi yang

antusias dalam bertanya mengenai materi kesehatan reproduksi dan dampak perilaku

seksual pranikah yang sudah kami berikan. Dan ketika kami mencoba untuk bertanya

kembali, para siswa-siswi juga sangat bersemangat dalam menjawab pertanyaan yang

kami ajukan apalagi setelah kami menjanjikan beberapa buah coklat jika ada yang bisa

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kami ajukan. Setelah itu kami melakukan

evaluasi dengan menunjuk secara acak 3 orang siswa untuk menceritakan kembali

materi penyuluhan kesehatan reproduksi dan dampak negatif perilaku seksual pranikah.

Para siswa yang kami tunjuk mampu menceritakan kembali dan memahami pentingnya

kesehatan reproduksi dengan baik. Kemudian setelah kami rasa cukup dan para siswa-

siswi sudah mampu memahami pentingnya kesehatan reproduksi mereka, maka acara

penyuluhan kami sudahi dan kemudian acara selanjutnya kami serahkan pada guru

mereka.

10

Page 11: Laporan Penyuluhan

BAB IV

EVALUASI KEGIATAN

4.1 Evaluasi Kegiatan

Evaluasi terhadap pemahaman tentang pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi dan

dampak negatif perilaku hubungan seksual pranikah pada remaja pada kegiatanini

dilakukan berdasarkan beberapa aspek yakni dari segi proses dan dari segi hasil

penilaian pre test dan post test.

Dari segi proses kegiatan, dilihat dari kehadiran perwakilan siswa-siswi dari

masing-masing kelas I, jumlah peserta yang mengikuti penyuluhan tidak sesuai dengan

jumlah yang diharapkan yakni 36 orang karena ruangan yang dipergunakan memiliki

kapasitas yang lebih sedikit dari ruang kelas.Perhatian dan respon peserta penyuluhan

secara umum juga sangat baik dilihat dari tiga siswa yang kami pilih secara acak secara

umum hampir ketiganya dapat menjelaskan kembali dengan benar materi kesehatan

reproduksi dan dampak negatif perilaku hubungan seksual pranikah. Serta proses

diskusi yang telah berlangsung dapat dilaporkan bahwa diskusi telah berlangsung secara

dua arah, meskipun awalnya siswa malu dan ragu untuk mengemukakan pertanyaan.

Namun setelah dipancing dengan hadiah mereka mau mengajukan beberapa pertanyaan

dan menjawab pertanyaan yang diajukan sehingga terdapat komunikasi timbal balik

antara peserta dan pembicara.

Pada kegiatan ini, dilakukan pre test sebelum dilakukannya penyuluhan dan post

test di akhir kegiatan sebagai penilaian dari segi hasil penyuluhan. Evaluasi

dilaksanakan secara lisan ditujukan kepada seluruh peserta penyuluhan yaitu sebanyak

36 orang siswa. Pre test dan post test berisi 5 pertanyaan yang diajukan mencakup

kesulruhan materi penyuluhan. Tingkat pemahaman peserta dikategorikan baik apabila

mampu menjawab dan menjelaskan secara benar sebesar 4 dari total 5 pertanyaan yang

diajukan. Gambaran awal tingkat pemahaman peserta terhadap materi kesehatan

reproduksi dan dampak negatif perilaku hubungan seksual pranikah, yaitu dari 5

pertanyaan yang diajukan kepada siswa yang hadir, hanya 1 pertanyaan yang dapat

dijawab dengan benar oleh 2 peserta penyuluhan yang hadir, sedangkan peserta

penyuluhan yang lain mengaku tidak mengetahui. Dari Evaluasi ini dapatditarik suatu

11

Page 12: Laporan Penyuluhan

kesimpulan bahwa pemahaman dari 36 orang siswa-siswi SMP Negeri 1 Tampaksiring

mengenai kesehatan reproduksi dan dampak negatif perilaku hubungan seksual pranikah

yang dijadikan materi penyuluhan masih tergolong kurang.

Di akhir kegiatan, setelah dilakukan post test dengan mengajukan 5 pertanyaan

yang sama, didapatkan peserta penyuluhan mampu secara aktif dan benar menjawab

kelima pertanyaan tersebut. Kemudian, tiga peserta yang dipilih secara acak juga

mampu menceritakan kembali materi penyuluhan yang telah disampaikan secara baik.

Pendapat peserta secara lisan tentang kegiatan penyuluhan ini sangat baik dan

mereka berharap di kemudian hari akan ada penyuluhan seperti ini dengan tema yang

berbeda dan tentunya lebih menarik. Peserta penyuluhan juga dengan senang hati akan

menyampaikan informasi yang telah didapat selama penyuluhan kepada siswa-siswi

yang tidak dapat mengikuti penyuluhan.

4.2 Hambatan PKM

Seharusnya yang menjadi sasaran penyuluhan kami adalah seluruh siswa-siswi SMP

Negeri I Tampaksiring kelas I, hanya saja dalam pelaksaan penyuluhan tersebut ternyata

tidak terdapatnya aula di sekolah tersebut sehingga tidak memungkinkan kami untuk

memberikan penyuluhan kepada seluruh siswa-siswi kelas I yang berjumlah kurang

lebih 300 orang. Sehingga kami memutuskan untuk mengambil perwakilan masing-

masing kelas I yang berjumlah 45 orang yang dilakukan di salah satu ruang kelas yang

kosong. Namun dikarenakan ruang kelas dipergunakan untuk masa orientasi siswa dan

pembelajaran, maka ruangan yang dipilh adalah ruang multimedia dengan kapasitas

lebih kecil dari ruang kelas. Sehingga peserta penyuluhan yang dapat hadir sebanyak 36

orang. Selebihnya dalam pelaksanaan penyuluhan tersebut secara umum kami

merasakan tidak ada hambatan lain karena acara berlangsung dengan lancar

sebagaimana yang telah dirancang dan direncanakan sebelumnya.

4.3 Manfaat PKM

Beberapa manfaat yang kami rasakan sebagai penyuluh dari pelaksanaan kegiatan PKM

ini adalah sebagai latihan untuk menjadi penyuluh yang baik di masyarakat, mulai dari

perencanaan, persiapan materi (pengumpulan materi dan penguasaan materi), persiapan

alat dan sarana penunjang, dan keterampilan berkomunikasi di depan orang banyak agar

menarik dan dapat dimengerti oleh pendengar.

12

Page 13: Laporan Penyuluhan

Sedangkan manfaat bagi peserta adalah diharapkan dapat meningkatkan

pengetahuan mereka tentang kesehatan reproduksi dan dampak negatif perilaku

hubungan seksual pranikah sehingga pada akhirnya mereka mampu menjaga kesehatan

reproduksi mereka sendiri dan dapat mengurangi angka kejadian kehamilan pranikah,

serta agar mereka dapat mensosialisasikan pengetahuan yang mereka dapat kepada

orang lain.

13

Page 14: Laporan Penyuluhan

LAMPIRAN

14

Gambar 2 Peserta PenyuluhanGambar 1. Pemberian Materi Penyuluhan

Gambar 3. Pemberian Materi Penyuluhan

Gambar 4. Pre test

Page 15: Laporan Penyuluhan

15

Gambar 5. Siswa yang mengajukan pertanyaan

Gambar 6. Suasana selama penyuluhan

Gambar 7. Post test