rumus kimia.docx
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Belerang ditemukan di alam sebagai unsur bebas, sulfat, maupun sebagaibijih
sulfida. Belerang berwarna kuning pucat, padatan yang rapuh, yang tidaklarut
dalam air tapi mudah larut dalam CS2 (karbon disulfida). Dalam berbagaibentuk, baik gas,
cair maupun padat, unsur belerang terjadi dengan bentuk alotropyang lebih dari
satu atau campuran. Dengan bentuk yang berbeda-beda, akibatnyasifatnya pun berbeda-beda
dan keterkaitan antara sifat dan bentuk alotropnyamasih belum dapat dipahami
(Clark, 2008).
Sulfur atau belerang ini adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak
berbau dan multivalent. Belerang dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat
kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau
sebagai mineral- mineral sulfida dan sulfat. Ia adalah unsur penting untuk
kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan komersilnya terutama
dalam fertilizer namun juga dalam bubuk mesiu, korek api, insektisida dan fungisida.
Pada mulanya unsur ini disebut brimsone yang berarti batu yang mudah terbakar.
Belerang juga terdapat dalam gas alam, minyak bumi, dan batu bara. Dalam keadaan bebas,
umumnya belerang terdapat di daerah gunung berapi. Adapun dalam bentuk senyawanya,
belerang ditemukan dalam bentuk mineral sulfida, seperti besi sulfida (FeS2), gips
(CaSO4.2H2O), dan seng sulfida (ZnS). Belerang terkandung dalam gas alam
seperti H2S dan SO2.
1
1.2Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang disajikan diatas dapat dirumuskan beberapa rumusan
masalah diantaranya:
a. Apa rumus kimia dari belerang?
b. Bagaimana genesa dari belerang?
c. Bagaimana eksplorasi belerang baik berupa kegiatan maupun alatnya?
d. Bagaimana penambangan belerang?
e. Bagaimana pengolahan belerang?
f. Bagaimana pemanfaatan belerang?
g. Bagaimana pemasaran belerang?
h. Dimana saja tempat keterdapatan endapan belerang di Indonesia?
1.3Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
a. Mengetahui rumus kimia dari belerang.
b. Mengetahui bagaimana genesa belerang.
c. Mengetahui kegiatan dan alat yang digunakan pada saat eksplorasi belerang.
d. Mengetahui bagaimana penambangan belerang.
e. Mengetahui bagaimana pengolahan belerang.
f. Mengetahui pemanfaatan belerang.
g. Mengetahui pemasaran belerang.
h. Mengetahui keterdapatan endapan belerang di Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Rumus kimia
Di alam belerang ditemukan, baik sebagai unsur dalam bantuk kristal belerang
(hampir murni) atau lumpur dengan kadar S : 40 – 60% maupun sebagai
persenyawaan dengan logam lain (golongan sulfida dan garam sulfo), seperti
galena (PbS), spalerit ((Zn, Fe)S), pirit (FeS2) dan lain-lain.
2.2Genesa
Di Indonesia emua endapan belerang mempunyai hubungan erat dengan
kegiatan gunung berapi. Endapan tersebut dapat merupakan endapan sedimen,
kerak belerang, atau endapan hidrothermal-metasomatik.
Secara umum tipe endapan belerang di alam terdiri dari endapan primer
dan endapan sekunder.
Endapan primer terdiri atas endapan sublimasi, sedimentasi, aliran
belerang dan endapan penggantian (replacement). Endapan sekunder terdiri
atas endapan pengayaan supergen (hasil oksidasi, reduksi kimia dan reduksi
bakteri) dan batuan penutup kubah garam (cap rock over salt domes).
Proses sublimasi, sedimentasi, dan aliran belerang menghasilkan endapan
permukaan, sedangkan endapan penggantian menghasilkan endapan dibawah
permukaan bumi yang memerlukan pengeboran untuk eksplorasi dan
eksploitasi. Endapan kubah garam yang mengandung belerang biasanya
berasosiasi dengan batuan gamping, gipsum ataupun anhidrit dan air belerang.
Pada umumnya endapan ini mengandung minyak bumi pada kedalaman yang
relatif dangkal dan suhu sekitar 90oC. Endapan kubah garam seperti yang
3
ditemukan di daerah Gulf Coast (USA) diperlukan eksplorasi yang teliti
karena endapan ini terpencar dan jauh dari permukaan bumi.Di Indonesia
endapan-endapan yang telah diketahui dan di eksploitasi merupakan endapan
sublimasi dan sedimentasi.
a. Endapan Primer
- Endapan Sublimasi
Proses sublimasi belerang ini berasal dari gas vulkanik yang disebut
solfatara. Endapan ini berdasarkan suhu solfatara di bagi menjadi dua,
yaitu :
1. Solfatara dengan suhu 90 – 110oC
Belerang akan melekat pada permukaan batuan di sekitar mulut
solfatara atau akan mengisi celah-celah batuan dan menjadi semen.
Apabila gas-gas vulkanik melalui rekahan akan terjadi kerak belerang
yang agak luas daerah penyebarannya. Dengan rekasi pembentukan
sebagai berikut :
2H2O + SO2 3S + 2H2O
4H2S + SO4 5S + 4H2 atau SO2
Batuan asal dapat berubah menjadi opal yang sarang dan mengandung
mineral-mineral sulfat.
2. Solfatara dengan suhu 200 – 300oC
Aktivitas solfatara besar dan gas-gas vulkanik mengalir saluran-
saluran, kemudian mendingin, meleleh dan tertampung dalam
cekungan-cekungan.
- Endapan Sedimentasi
Sedimentasi belerang terjadi di daerah yang berair. Belerang yang
menyublim akan tenggelam dan tertampung atau tertimbun sebagai suatu
4
endapan didasar kawah. Berdasarkan suhu dasar kawah, belerang terbagi
menjadi dua jenis, yaitu :
1. Bila suhu dasar kawah lebih rendah dari titik cair belerang, maka
belerang akan mengendap ke dasar kawah bersamaan dengan lumpur
atau debu. Ciri-ciri endapan ini adalah berwarna hitam coklat, abu-abu
dan kekuning-kuningan serta mengandung mineral besi sulfida dan abu
yang teropalkan (sulfur-mud).
2. Bila suhu dasar kawah lebih tinggi atau sama dengan titik cair
belerang, maka belerang akan terkumpul di dasar kawah sebagai
cairan.
- Aliran belerang
Endapan belerang ini bersifat asam dan akan keluar bersamaan
dengan aliran air panas dan uap air melalui lubang solfatara.
- Endapan Penggantian (Replacement)
Proses endapan belerang penggantian terjadi karena tersarangnya
batuan induk oleh larutan hidrotermal, misalnya pirit atau markasit
(FeS2). Syarat-sayarat pengendapan belerang metasomatis adalah :
1. Adanya batuan induk yang serasi, misal batuan priroklasik, tufa dan
aliran lava atau breksi volkanik.
2. Adanya struktur patahan, rekahan, kekar dan lipatan atau batuan
sarang sebagai salutan.
3. Adanya kegiatan vulkanisme atau intrusi sebagai sumber hidrotermal.
b. Endapan sekunder
- Endapan pengayaan supergen
1. Alterasi Oksidasi dan Reduksi Kimiawi
Mineral sulfida umumnya sangat peka dan mudah berubah
komposisi menjadi sulfat yang sebagian besar larut dalam air. Karena
5
itu, singkapan suatu vein sulfida biasanya bebas dari mineral sulfidis.
Syarat pengendapan sulfida supergen adalah :
Daerah tropis banyak hujan
Batuan sarang untuk sirkulasi
Adanya urat sulfida, vein yang diperkaya
Adanya oksidasi pada bagian dari tubuh vein sebelah atas
Tidak ada bahan yang dapat melarutkan kembali bahan larutan itu,
misal batuan karbonat pada zona oksidasi
Adanya recipient pada daerah di bawah zona oksidasi
2. Reduksi Bakteri
Air yang merembes atau mengalir melalui batuan akan
menjadikan reaksi kimia dan menghasilkan garam-garam sulfat. Dalam
kondisi tertentu (miskin oksigen), garam sulfat biasanya mengandung
bakteri-bakteri yang dapat nereduksi garam sulfat menjadi hidrogen
sulfida.
- Batuan penutup kubah garam (Cap rock oversalt domes)
Endapan belerang batuan penutup terdapat di atas kubah-kubah
garam dan biasnya berasosiasi dengan gamping, gips atau anhidrit. Jenis
ini terjadi akibat proses reduksi bakteria dari bahan-bahan gips dan
anhidrit dan membentuk sulfida kalsium yang kemudian menjadi kalsium
karbonat dan hidrogen sulfida. Akhirnya hidrogen sulfida itu di oiksidasi
menjadi belerang dan air.
Mineralogi
Sifat-sifat fisik belerang adalah:
- Kristal belerang berwarna kuning, kuning kegelapan dan kehitam-
hitaman, karena pengaruh unsur pengotornya.
- Berat jenis : 2,05 – 2,09
6
- Kekerasan : 1,5 – 2,5 (skala F. Mohs)
- Ketahanan : getas/ mudah hancur (brittle)
- Pecahan : Berbentuk konkoidal dan tidak rata
- Kilap : damar
- Rasa : batu ambar
- Gores : berwarna putih
Sifat Fisik Belerang
TABEL 2.2.1
SIFAT-SIFAT FISIK BELERANG
Titik lebur oC
Rhombik, Sa
Monoklin, Sb
Titik Didih oC
Berat jenis, 20C. g/m3
Rhombik
Monoklin
Amorphous
Lelehan 125 – 150oC, g/ml
Tahanan kelistrikan, ohm cm
20oC
110oC
400oC
110,2 – 112,8
114,5 – 119,3
444,6
2,07
1,96
1,92
1,8 – 1,78
1,9 x 1012
4,8 x 1012
8.,3 x 106
7
2.3 EKSPLORASI BELERANG
• Pemetaan geologi
Peta Geologi adalah suatu peta tematik yang menggambarkan kondisi geologi suatu daerah. Peta tersebut merupakan hasil dari proses pemetaan geologi. Pemetaan geologi adalah suatu kerja lapangan yang memanfaatkan metode geologi lapangan untuk menghasilkan Peta Geologi dari daerah sebaran bahan galian industry belerang.Untuk pekerjaan lapangan, seorang pekerja geologi perlu melengkapi dirinya dengan peralatan pokok dan pendukung, peta-peta topografi terbaru dan sebagainya. Untuk pelaksanaan lapangan geologi, termasuk juga pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan, diperlukan peralatan baku seperti tersebut di bawah ini :
1. Kompas geologi : jenis kuadran (4 x 900) maupun jenis azimuth (0 - 360). 2. Peralatan GPS, untuk penentuan koordinat secara otomatis. 3. Palu geologi : berupa jenis palu batuan beku dan palu batuan sedimen. 4. Komparator butir. 5. Kaca pembesar : usahakan yang berkekuatan ganda (lOx dan 15x) atau
(Sx dan 15x). 6. Peta topografi : usahakan dari edisi terbaru, dengan skala 1 : 12.500 atau 1
: 25.000. 7. Foto udara dan citra satelit yang meliput daerah yang akan dipetakan. 8. Clipboard. untuk menjepit peta lapangan, dilengkapi dengan plastik lebar
untuk melindungi peta dari air hujan. 9. Larutan asam chlorida (HCI Oj n) secukupnya isikan pada botol yang
praktis dipakai, tidak mudah pecah maupun tumpah, contohnya botol plastik bekas tempat obat mata.
10. Pita ukur dari logam atau plastik 2 atau 3 meter. 11. Jacob Staff (1,5 m dengan klinometer). 12. Kantong-kantong plastik untuk tempat contoh batuan. 13. Tas lapangan yang tahan air.
8
• foto geologi (struktur dan warna biokimia)
Aplikasi fotogrametri sangat bermanfaat diberbagai bidang Untuk
memperoleh jenis-jenis informasi spasial diatas dilakukan dengan teknik
interpretasi foto/citra,sedang referensi geografinya diperoleh dengan cara
fotogrametri. Interpretasi foto/citra dapat dilakukan dengan cara konvensional
atau dengan bantuan komputer.Salah satu alat yang dapat digunakan dalam
interpretasi konvensional adalah stereoskop dan alat pengamatan paralaks
yakni paralaks bar.
• Thermal ir atau panas reaksi
Untuk mengukur suhu di wilayah yang luas dan memerlukan pandangan yang
komprehensif dari lingkungan secara simultan, kegiatan ini menggunakan
kamera termal. Mampu mendeteksi suhu dari beberapa titik pada saat yang
sama dan mentransfer informasi ini langsung menjadi gambar termal, kamera
termal mengalahkan termometer inframerah dalam aspek sebagai thermometer
IR yang hanya dapat mengukur satu tempat pada suatu waktu.
• biokimia (masuk dalam epektrometer gas udara)
• ketahan jenis
• Pengeboran
pengeboran adalah suatu bangunan dengan peralatan untuk melakukan
pengeboran ke dalam reservoir bawah tanah untuk memperoleh deposit mineral
belerang bawah tanah. Rig pengeboran bisa berada di atas tanah (on shore) atau di
atas laut/lepas pantai (off shore) tergantung kebutuhan pemakaianya. Kegiatan ini
menggunakan alat-alat pengeboran.
9
2.4 Penambangan belerang
Belerang (sulfur) dialam biasanya ditemukan dalam bentuk kristal belerang
dan dapat juga dalam bentuk persenyawaan dengan logam lain (golongan
sulfida dan garam sulfo) seperti galena, spalerit dan pirit. Belerang juga
dihasilkan secara komersial dari sumber mata air hingga endapan garam yang
melengkung sepanjang Lembah Gulf di Amerika Serikat. Pengambilan
endapan belerang biasanya dilakukan dengan metode penambangan. Adapun
penambangan belerang dilakukan dengan beberapa metode antara lain :
metode tambang terbuka, metode tambang bawah tanah, metode Frasch-
Process, dan metode penambangan manual.
Metode tambang terbuka :
Kegiatan penambangan belerang dengan metode ini dilakukan untuk endapan
tipe stratigrafi dan vulkanis yang terletak dekat dengan permukaan bumi.
Pengambilan dengan metode ini dapat menggunakan alat-alat sederhana atau
dapat juga dengan menggnakan alat mekanis seperti shovel, monitor, dan
dragline excavator. Material hasil penambangan dengan metode ini dimuat
dan diangkut dengan pikulan, lori, dump truck, dan sejenisnya baru kemudian
diproses lebih lanjut sesuai dengan keperluan.
Metode tambang bawah tanah :
Kegiatan penambangan belerang dengan metode tambang bawah tanah
dikhususkan bagi endapan belerang yang terdapat di bawah permukaan bumi.
Adapun penambangan dikerjakan dengan membuat lubang-lubang bukaan
kearah endapan, seperti shaft, tunneling, drift, adit, dan lain-lain.
10
Metode Frasch-Process :Proses Frasch merupakan suatu proses pengeboran
yang ditujukan untuk mendapatkan kembali simpanan belerang yang
terkandung di dalam tanah. Proses ini ditemukan oleh Herman Frasch (1851-
1914), seorang insinyur teknik kimia muda dari Jerman. Pada tahun 1868,
Frasch mencoba peruntungannya dengan datang ke Amerika dimana kondisi
saat itu Civil War (Perang Sipil) baru saja berakhir dan perekonomian disana
mulai bergerak ke arah kemakmuran. Segera setelah kedatangannya, Frasch
mendirikan industri laboratorium yang berada di Philadelphia, dan pada 1876,
ia berhasil mematenkan proses pembuatan parafin dari minyak mentah.
Metode Frasch-Process adalah penambangan dengan menginjeksikan air
panas (± 160oC). Air panas berfungsi untuk melarutkan belerang dari endapan
kubah garam atau sejenisnya pada kedalaman antara 150 – 170 m.
11
GAMBAR 2.4.1
PENAMBANGAN DENGAN FRANCH PROCESS
Metode ini dikerjakan dengan membuat lubang bor dilengkapi dengan
empat macam pipa bergaris tengah 3 -20. Setiap pipa mempunyai fungsi
sebagai berikut :
- Pipa pertama (paling luar) berfungsi sebagai selubung dan pelindung
- Pipa kedua berfungsi untuk saluran panas
- Pipa ketiga berfungsi mengalirkan lelehan
- Pipa keempat atau (paling dalam) berfungsi memasukkan udara bertekanan
tinggi.
Cara penambangannya adalah sebagai berikut :
- Air panas dimasukkan melalui pipa kedua menuju formasi batuan pembawa
belerang untuk melelehkan endapan belerang. Lelehan belerang akan bergerak
12
udara
Lelehan
beleAir
pa
turun melalui pori-pori batuan dan berubah menjadi cairan belerang,
kemudian terkumpul pada bagian bawah lubang bor.
- Melalui pipa keempat dimasukkan udara bertekanan tinggi untuk menekan
cairan belerang masuk ke pipa ketiga dan mengalir menuju permukaan tanah.
Kecepatan aliran udara (debit udara) diatur sesuai dengan kecepatan pelelehan
belerang. Apabila aliran belerang tidak lancar, kedalam pipa ketiga
dimasukkan air panas sehingga alur cairan belerang dapat lancar kembali.
Penambangan belerang dengan metode ini dilakukan untuk endapan belerang
yang ditutupi oleh lapisan tanah yang sangat tebal. Penambangan dengan cara
ini dilakukan dengan menginjeksikan air panas ( + 160 oC ) kedalam pipa yang
akan digunakan. Air panas ini berfungsi untuk melarutkan belerang dari
endapan kubah garam atau sejenisnya pada kedalaman antara 150-170 m.
Metode ini dikerjakan dengan membuat lubang bor dilengkapi dengan empat
macam pipa bergaris tengah 3-20 cm. Setiap pipa ini mempunyai fungsi
sebagai berikut :
- Pipa pertama befungsi sebagai selubung dan pelindung
- Pipa kedua berfungsi untuk saluran panas
- Pipa ketiga berfungsi sebagai mengalirkan lelehan.
- Pipa keempat berfungsi untuk memasukan udara bertekanan tinggi.
Metode Penambangan Manual :Penambangan belerang dengan metode ini
dilakukan apabila kandungan endapan belerang yang ada tidak terlalu banyak
atau sedikit. Cara penambangannya dengan metode ini biasanya dilakukan
13
dengan menggunakan alat-alat penambangan manual, seperti cangkul, linggis,
gancu, dan keranjang serta dilaksanakan dengan sistem padat karya.
2.5Pengolahan belerang
Cara pengolahan belerang tergantung dari jenis endapannya dan hasil yang
diinginkan. Belerang jenis lumpur sebelum dimasukkan kedapur autoclave
dilakukan flotasi terlebih dahulu dengan tujuan untuk meningkatkan kadar
belerang dan menghilangkan senyawa besi sulfat dan silikat dari larutan.
Dapat juga dilakukan dengan pelarutan dan penghabluran (solvent dan
crystalization), misalnya pelarut karbon disulfida, dimethil disulfida atau
larutan hidrokarbon lainnya.
Belerang kristal pengolahannya dapat langsung dimasukkan kedalam dapur
autoclave dengan menambahkan solar, air, dan NaOH, lalu dipanaskan
dengan memasukkan uap air panas bertekanan 3 atmosfer selama 30 – 60
menit. Pemisahan belerang dalam dapur terjadi karena titik lebur belerang
lebih rendah daripada mineral pengotornya. Hasilnya berupa belerang cair
yang dialirkan melalui filter kemudian dicetak dalam bentuk balok-balok.
Untuk mendapatkan belerang berkadar murni tinggi dilakukan sublimasi dan
destilasi. Proses pemurnian belerang ini sangat penting karena industri
membutuhkan kemurnian tinggi, yakni 99,9% S.
Belerang berkadar sekitar 45 – 66% S, dipergunakan untuk membasmi tikus
dan lain sebagainya.
Untuk belerang jenis lumpur, pengolahannnya perlu dilakukan secara floatasi
terlebih dahulu sebelum dimasukkan kedalam autoklaf. Tujuan dari floatasi adalah
untuk meningkatkan kadar belerang dan memisahkan senyawa-senyawa besi sulfat
dan silikat dari larutan.
14
GAMBAR 2.5.1
PENGOLAHAN BELERANG DENGAN TEKNIK AUTOCLAVING
Cara pengolahan lain untuk belerang jenis ini dengan cara pelarutan dan
penghabluran dengan menggunakan pelarut karbon disulfida, dimethyl disulfit atau
larutan hidrokarbon berat lainnya. Untuk pengolahan belerang secara sederhana
dapat dilakukan dengan jalan memanaskan bongkah-bongkah belerang didalam
wajan besi atau alumunium yang berdiameter 80-100 cm diatas tungku sederhana
yang terbuat dari tanah liat/andesit. Pemanasan dilakukan dengan kayu atau kompor
minyak tanah sambil diaduk-aduk, sesudah belerang mencair kemudian disaring
15
dengan kantong-kantong yang terbuat dari kain. Selanjutnya ditampung dalam
tabung-tabung bambu sebagai alat cetaknya.
2.6 Pemanfaatan
Meskipun belerang merupakan elemen terpenting dan dibutuhkan
hampir semua sector industri, belerang sangat jarang muncul dalam suatu
produk akhir. Pada umumnya, beleraang digunakan sebagai bahan
pemrosesan (prosesing agent). Saat ini, kosumsi belerang dunia telah
mencapai lebih kuran g 40 juta ton. Lebih dari 85% digunakan untuk
membuat asam belerang (asam sulfat-H2SO4). Selebihnya digunakan dalam
bentuk elemen murni atau senyawa kimia bukan asam.
Pemanfaatan Belerang
a. Pemakaian Asam Sulfat di Industri Pupuk
Di industri pupuk,asam sulfat merupakan bahan pembantu utama
untuk pempbuatan pupuk fosfat dan asam sulfat. Batuan fosfat diubah oleh
diubah oleh asam sulfat menjadi asam fosfat, yang mengahasilkan gypsum
sebagai produk sampingan.asam fosfat ini merupakan bahan utama untuk
memproduksi berbagai jenis pupuk, yaitu dikalsium fosfat, diamonium
fosfat, dan triple superphosphate.
Cara lain untuk membuat pupuk fosfat adalah dengan mencampurkan
batuan fosfat dan asam sulfat secara terkontrol. Sebagian kecil fosfat akan
diubah menjadi super fosfat kadar rendah yang larut dalam air mengandung
gypsum.di industri pupuk, asam sulfat di pakai untuk membuat pupuk
ammonia sulfat. Sebagian kecil belerang murni, asam sulfat,atau gypsum,
biasa dipakai untuk meniknggkatkanmutu tanah.
16
b. Pemakaian Asam Sulfat di Industri Pulp/kertas
Pemakaian asam sulfat di industri kertas adalah untuk proses
sulfatisasi kertas adalah yang terbuat dari kayu. Kadang-kadang dalam
pabrik pulp digunakan gas SO2 sebagai bahamn antara (intermediate). Gas
SO2 di peroleh dari pembakaran belerang murni di pabrik pulp itu sendiri
atau hasil sampingan dari operasi peleburan logam-logam bijih sulfide. Gas
SO2 tersebut akan diubah menjadi asam sulfat yang sangat dibutuhkan dalam
proses sulfidasi.
c. Pemakaian Asam Sulfat di industri Cat
Pemakaian asam sulfat di industri cat adalah untuk memproduksi zat
pewarna (pigmen) titanium oksida dengan proses sulfat. Dalam proses ini
asam sulfat direaksikan dengan ilmenit atau titanium slag dengan tujuan
untuk menangkap unure besi sulfat yang dapat menimbulkan polusi.
d. Pemakaian Asam Sulfat diindustri Logamn
Di industri logam, asam sulfat digunakan dalam proses leaching bijih,
tembaga atau buangan tambang tembaga berkadar rendah untuk di
konsentrasikan dengan cara konvensional (teknik flotasi. Juga, untuk
memisahkan mineral karbonat dan silikat dari bijih tembaga yang sangat
sulit dipisahkan dengan cara flotasi. Umumnya, asam sulfat untuk proses
leatcing diperoleh dari hasil sampingan peleburan tembaga yang ada di
daerah tambang itu sendiri. Asam sulfat merupakan reagen yang biasanya
digunakan untuk mengekstraksi uranium dari bijihnya, dengan vanadium
sebagai produk sampingan dalam industri logam besi dan baja,asam sulfat
dipakai untuk bahan pembersih karat,kotoran,dangemuk di permukaan baja
sebelum masuk ke proses awal.
e. Pemakaian Asam Sulfat di Industri Pengolahan Minyak Bumi
Fungsi asam sulfat dalam proses pengolahan minyak bumi adalah
sebagai katalis dalam prose alkylation. Alkylation suatu proses produksi
17
komponen bahyan bakar dengan bilangan oktan dan stabilitas tinggi dapat di
produksi dengan menggabungkan aliran-aliran gas (combining gaseus
streams). Dalam proses pengolahan minyak bumi hampir 75% asam sulfat
dapat didaur ulang. Di sector ini, pemakain asam sulfat bersaing dengan
asam hydrofrour.
f. Pemakaian Asam Sulfat di Industri lainnya
Industri lain yang memakai asam sulfat adalah industri kimi, bahan
peledak, karet sintetis, accu, pertenunan,film dan fotografi. Belerang dapat
digunakan langsung dalam bentuk belerang murni atau senyawa bukan asam,
seperti CS2 (carbon disulfide) dan SO2. Belerang murni dapat dipakai
sebagai :
- Campuran aspal pada pembuatan jalan raya.pertambahan dilakukan pada
temperatur tinggi untuk lebih meningkatkan kekuatan jalan
- Pembuatan insulator, dalam hal ini belerang uyang dibusakan
(foamedsulfur) mempunyai sifat kuat tekan yang tinggi(high compressive
strength).
- Bahan tambahan pembuatan beton special
- Elektrode pada pembuatan batere logam alkali
Cs2, yaitu cairan belerang yang mudah terbakar digunakan secara
tidak langsung dalam industri kimia, farmasi, pengolahan karet,dan
selulosa.Tujuan pemanfaatan CS2 di industri adalah :
- Industri kimia ; untuk memproduksi karbon tetraklorida, dan senyawa
organic yang mengandumg belerang lainya
- Industri pengolaha n minyak bumi ; sebagai bahan pembuat katalis
- Industri farmasi ; pembuatan fungisida, dan obat-obatan lainya
- Industri karet ; untuk proses vulkanis dingin (cold vulcanization)
- Industri selulosa ; Sebagai bahan penolong pembuatan cellophane,dan
viscose rayon.
18
Spesifikasi
Adapun pemanfaatan belerang dalam dunia industri sangatlah penting,
asam sulfat (asam belerang) merupakan asam yang terpenting dalam industri.
Sehingga konsumsi belerang perkapita pernah dipakai sebagai ukuran tingkatan
industri suatu bangsa.
Asam belerang atau asam sulfat digunakan baik secara langsung maupun
tidak pada berbagai pembuatan barang yang berkaitan dengan kehidupan
manusia sehari – hari, terutama di industri pupuk, kertas, cat, plastik bahan
sintetis, pengolahan minyak bumi, dan produksi logam.
TABEL 2.6.1
PEMANFAATAN BELERANG DALAM BERBAGAI INDUSTRI
NoSektor
Industri
Bentuk
PemanfaatanProduk Akhir
Persentase
Belerang
19
1 Pupuk Asam sulfat
(H2SO4)
- Super posfat
- Ammonium fospat
- Ammonium sulfat
- Mixed fertilizer
+ 50 %
20
2 Industri kimia
Asam sulfat
(H2SO4)
- Detergen sintetis
- Feed additive
- Anti knok basaline
- Resin sintetis
- Bahan pewarna
- Resin sintetis
- Pengasam sumur
minyak
- Katalis dalam
pengolahan minyak
bumi
- Reduksi alumunium
- Paper sizing
- Pengolahan air
- Industry pharmasi
- Insektisida
- Anti beku
+ 18 %
Carbon disulfida
(CS2)
- Rayon
viscose
- Cellophane
- Karbon tetraklorida
- Bahan kimia
pengolahan karet
+ 3 %
Elemen (S)
- Insektisida
- Fungisida
- Industri karet
- Soil sulfur
+ 2 %
21
3
Titanium dan
pewarna
lainnya
Asam sulfat
(H2SO4)
- Cat dan email
- Lenodeum dan
coated serat
(fabrics)
- Kertas
- Tinta cetak
+ 5%
4Rayon dan
film
Asam sulfat
(H2SO4)
- Serat ban
- Tekstil viscose
- Serat campuran
- Sellophane
- Film/fotografi
+ 3%
5 Besi dan baja Asam sulfat
(H2SO4)
- Mobil
- Pelas timah dan
kontiner lainnya
- Produk logam
lainnya
+ 2%
6 Minyak bumi Asam sulfat
(H2SO4)
- Bahan bakar
pesawat
- Oli/pelumas
- Produk minyak
lainnya
+ 8%
7
Industri
lainnya
Asam sulfat
(H2SO4)
- Bahan peledak
- Logam bukan besi
- Karet sintetis
- Batere/ accu
- Textile finishing
+ 8%
22
Senyawa
belerang lainnya
- Bahan kimia untuk
perang
- Baja special
- Bahan celup/warna
- Bahan pemutih
- Industry kulit
- Fotografi
+ 3%
*) Persentase Pemanfaatan Di Amerika Serikat
Dimana harga belerang indonesia cenderung mengikuti harga pasar
international, akibat dari ketergantungan terhadap belerang impor. Pada
umunya belerang di pasran internasional merupakan produk sampingan dari:
- Penyulingan minyak bumi dan gas alam yang bersifat asam.
- Pengolahan mineral – mineral sulfida.
- Tambang belerang berskala besar
Dari pernyataan diatas , pengusahaan belerang di Indonesia cukup sulit
diterapkan. Penanaman modal untuk usaha penambangan dan pengolahan
belerang tidak didukung dengan jumlah cadangan kulaitas yang baik, dan harga
yang sesuai sehingga investasi diperkirakan tidak ekonomis. Karena cadangan
ini hanya cocok dikembangkan dalam skala kecil, karena pengusahaan belerang
di Indonesia masih sedikit.
Ada Beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat produksi di
Indonesia sehingga tidak banyak berpengaruh terhadap perkembangan
penyediaan belerang di dalam negri, antara lain:
- Cadangan belerang Indonesia ditemukan dalam jumlah sedikit.
- Endapan belerang pada umumnya tersebar pada daerah terpencil.
23
- Kalah bersaing dengan belerang impor baik dari segi harga maupun mutu.
- Perkembangan jumlah dan kapasitas pabrik industri hilir pemakai belerang
di dalam negri.
Dari beberapa factor tersebut, maka diperlukan usaha – usaha yang dapat
mendorong usaha penambangan belerang di Indonesia, diantaranya yaitu,
meningkatkan usaha /penelitian yang dapat mengurangi uap belerang yang lolos
sebagai akibar proses sublimasi tersebut.
2.7Pemasaran
Belerang adalah bahan galian non-logam yang banyak digunakan di berbagai
sektor industri, baik dalam bentuk unsur maupun dalam bentuk senyawa.
Meskipun belerang hanya sebagai bahan baku penolong, perannya sangat
penting dalam menghasilkan berbagai produk industri, seperti: industri gula,
kimia, pupuk, ban, karet, dan korek api (Suhala & Ari_n, 1997).Belerang
murni hasil pengolahan dari berupa belerang dalam bentuk bubuk, bongkahan,
dan cake dengan kemurnian mencapai 99,8% dan spesifikasi yang berbeda-
beda. Belerang ini kemudian dipasarkan di pasar domestik maupun ekspor
melalui distributor yang telah bekerja sama dengan perusahaan.
Lebih kurang 40% dari produksi belerang dunia, dipakai untuk pembuatan
superfosfat dan amonium sulfat, yang kedua-duanya merupakan pupuk yang
penting. Semua jenis pemakaian belerang mencapai 60,7 juta ton pada periode
2002 (naik dari 58,8 juta ton pada periode 2001). Keberhasilan pemasaran
belerang sangat tergantung kepada industri pupuk fosfat. Penggunaan
belerang pada sektor industri pupuk (2/3 dari total kebutuhan fosfat) sangat
bergantung kepada kebutuhan akan fosfat (Bain, 1997; 2003; Harben &
Ku_vart, 1996).
Belerang dari kawah ijen termasuk belerang yang memiliki kwalitas terbaik di
dunia sehingga dalam pemasarannya tidak mengalami kesulitan. Negara
24
pengimpor belerang dari Indonesia antara lain Jepang, Thailand, Korea,
Filipina, dan Vietnam. Belerang yang diimpor oleh negara-negara tersebut
terutama digunakan dalam industri pupuk dan kosmetik.
2.8 Keterdapatan Belerang di Indonesia
Endapan belerang di Indonesia dapat ditemukan di beberapa
provinsi diantaranya adalah :
1. Sumatra Utara, yaitu di Tarutung, Sibangaor, Sonk Merapi, serta di
Namora I Langit
2. Lampung, yaitu di daerah Sekicau
3. Jawa Barat, yaitu di Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Putri,
Gunung Galunggung, Gunung Ciremai, Gunung Papandayan Telaga
Bodas, Kawah Putih
4. Jawa Tengah, yaitu di Gunung Dieng, Gunung Telaga Terus
5. Jawa Timur, yaitu di Gunung Arjuno, Welireng, Kawah Ijen
6. Sulawesi Utara, yaitu di Gunung Mahawu, Gunung Saputan, Kawah
Maseun
7. Maluku, yaitu di pulau Damar
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di alam belerang ditemukan, baik sebagai unsur dalam bantuk kristal belerang
(hampir murni) atau lumpur dengan kadar S : 40 – 60% maupun sebagai
persenyawaan dengan logam lain (golongan sulfida dan garam sulfo), seperti
galena (PbS), spalerit ((Zn, Fe)S), pirit (FeS2) dan lain-lain. Secara umum tipe
endapan belerang di alam terdiri dari endapan primer dan endapan sekunder.
Eksplorasi belerang kegiatannya adalah pemetaan geologi, foto geologi
(struktur dan warna biokimia), Thermal ir atau panas reaksi, biokimia (masuk
dalam epektrometer gas udara), ketahan jenis, alat-alat pengeboran, dan
logging lubang bor. Penambangan belerang dapat dilakukan dengan metode
tambang terbuka, tambang bawah tanah, metode Frasch-Process, dan metode
penambangan manual. Cara pengolahan belerang tergantung dari jenis endapannya
dan hasil yang diinginkan. Belerang jenis lumpur sebelum dimasukkan kedapur
autoclave dilakukan flotasi terlebih dahulu dengan tujuan untuk meningkatkan
kadar belerang dan menghilangkan senyawa besi sulfat dan silikat dari
larutan. Dapat juga dilakukan dengan pelarutan dan penghabluran (solvent
dan crystalization), misalnya pelarut karbon disulfida, dimethil disulfida atau
larutan hidrokarbon lainnya. Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer
26
namun juga dalam bubuk mesiu, korek api, insektisida dan fungisida.
Keberhasilan pemasaran belerang sangat tergantung kepada industri pupuk
fosfat. Penggunaan belerang pada sektor industri pupuk (2/3 dari total
kebutuhan fosfat) sangat bergantung kepada kebutuhan akan fosfat. Belerang
di Indonesia tersebar di berbagai daerah seperti Sumatra utara, Lampung,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Maluku.
27