risiko sepsis pada neonatus
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Risiko Sepsis Pada Neonatus
1/19
2.2 Risiko Sepsis Pada NeonatusA. Definisi
Sepsis neonatal adalah sindrom klinik penyakit sistemik, disertai
bakteremia yang terjadi pada bayi dalam satu bulan pertama kehidupan.(7.8)
Sepsis adalah sindrom klinis dengan adanya Systemic Inflammatory Response
Syndrome (SIRS) dan infeksi. Sepsis merupakan suatu proses berkelanjutan
mulai dari infeksi, SIRS, sepsis, sepsis berat, renjatansyok septik, disfungsi
multiorgan, dan akhirnya kematian.(!")
B. Epidemiologi
#ngka kejadian sepsis neonatorum di #merika Serikat !$% kasus!&&&
kelahiran hidup. 'i 'iisi erinatologi 'epartemen Ilmu *esehatan #nak
Rumah Sakit +ipto angunkusumo kejadian sepsis neonatorum !%,%- dari
kelahiran hidup, pada anuari$September /&&% kematian mencapai !0,"8-.(%)
C. Etiologi
1erbagai macam kuman seperti bakteri, irus, parasit, atau jamur dapat
menyebabkan infeksi berat yang mengarah pada terjadinya sepsis. 'alam kajian
ini, kami hanya membahas sepsis yang disebabkan oleh bakteri.(!")
ola kuman penyebab sepsis pun berbeda$beda antar negara dan selalu
berubah dari 2aktu ke 2aktu. 1ahkan di negara berkembang sendiri ditemukan
perbedaan pola kuman, 2alaupun bakteri 3ramnegatif rata$rata menjadi
penyebab utama dari sepsis neonatorum. erbedaan pola kuman penyebab
sepsis antar negara berkembang telah diteliti oleh World Health Organization
Young Infants Study Grouppada tahun !444 di empat negara berkembang yaitu
5thiopia, hilipina, apua 6e2 3uinea dan 3ambia. enelitian tersebut
mengemukakan bah2a kuman isolat yang tersering ditemukan pada kultur
darah adalah Staphylococcus aureus (/0-), Streptococcus pyogenes (/&-) dan
E. coli (!8-). ada cairan serebrospinal yang terjadi pada meningitis neonatus
a2itan dini banyak ditemukan bakteri 3ram negatif terutamaKlebsiella sp dan
E. Coli, sedangkan pada a2itan lambat selain bakteri 3ram negatif juga
ditemukan Streptococcus pneuoniae serotipe /.E.coli biasa ditemukan pada
neonatus yang tidak dilahirkan di rumah sakit serta pada usap agina 2anita di
12
-
7/25/2019 Risiko Sepsis Pada Neonatus
2/19
daerah pedesaan. SementaraKlebsiella spbiasanya diisolasi dari neonatus yang
dilahirkan di rumah sakit. Selain mikroorganisme di atas, patogen yang sering
ditemukan adalah!seudoonas,Enterobacter, dan Staphylococcus aureus.(!")
erubahan pola kuman penyebab sepsis dari 2aktu ke 2aktu dapat dilihatpada tabel. 'i RS+ telah terjadi 0 kali perubahan pola kuman dalam 0& tahun
terakhir. 'i 'iisi 6eonatologi 'epartemen Ilmu *esehatan #nak *I$
RS+ pada tahun /&&0, kuman terbanyak yang ditemukan berturut$turut
adalah"cinetobacter sp,Enterobacter sp,!seudoonas sp. 'ata terakhir bulan
uli /&&9$ei /&&% menunjukkan "cinetobacter calcoacetius paling sering
(0%,"7-), diikutiEnterobacter sp (7,&!-), dan Staphylococcus sp (",8!-).(!")
:abel 9. 5tiologi sepsis neonatorum.(!,!")
D. Klasifikasi
1erdasarkan 2aktu terjadinya, sepsis neonatorum dapat diklasifikasikan
menjadi dua bentuk yaitu sepsis neonatorum a2itan dini (early#onset neonatal
sepsis) dan sepsis neonatorum a2itan lambat (late#onset neonatal sepsis).(!7)
Sepsis a2itan dini (S#') merupakan infeksi perinatal yang terjadi segera
dalam periode postnatal (kurang dari 7/ jam) dan biasanya diperoleh pada saat
13
-
7/25/2019 Risiko Sepsis Pada Neonatus
3/19
proses kelahiran atau in utero, Sedangkan sepsis a2itan lambat (S#;)
merupakan infeksi postnatal (lebih dari 7/ jam) yang diperoleh dari lingkungan
sekitar atau rumah sakit (infeksi nosokomial). roses infeksi pasien semacam
ini disebut juga infeksi dengan transmisi hori08?+)
pada masa peripartum akibat
korioamnionitis, infeksisaluran kemih, kolonisasi
agina oleh Streptokokus grup
rematuritas dan berat lahir
rendah.
'ira2at di Rumah Sakit.
:rauma pada proses
persalinan.
rosedur inasif seperti
intubasi endotrakeal,
pemakaian entilator, kateter,infus, pembedahan, akses ena
sentral, kateter intratorakal
1ayi dengan galaktosemia
(predisposisi untuk sepsis oleh
5. coli), defek imun,atau
asplenia.
14
-
7/25/2019 Risiko Sepsis Pada Neonatus
4/19
1 (S31), kolonisasi perineal
oleh 5. coli, dan komplikasi
obstetrik lainnya.
+airan ketuban hijau keruh
dan berbau. *ehamilan multipel.
ersalinan dan kehamilan
kurang bulan.
aktor sosial ekonomi dan
gi
-
7/25/2019 Risiko Sepsis Pada Neonatus
5/19
dari infeksi '(I)S* (etal Inflaatory )esponse Syndroe+SI)S*Systeic
Inflaatory )esponse Syndroe& ke sepsis, sepsis berat, syok septik,
kegagalan multi organ, dan akhirnya kematian.
:abel 8. erjalanan penyakit infeksi pada neonatus.
(!")
'efinisi sepsis neonatorum ditegakkan bila terdapat SIRS yang dipicu
oleh infeksi, baik tersangka infeksi (suspected) maupun terbukti infeksi
(pro,en).
:abel 4. *riteria SIRS.(!",!4)
:abel !&. *riteria infeksi, sepsis, sepsis berat dan syok septik.(!",!4)
16
-
7/25/2019 Risiko Sepsis Pada Neonatus
6/19
%. Patofisiologi (!"#$
Selama dalam kandungan, janin relatif aman terhadap kontaminasi kuman
karena terlindung oleh berbagai organ tubuh seperti plasenta, selaput amnion,
khorion, dan beberapa faktor anti infeksi pada cairan amnion. @alaupun
demikian kemungkinan kontaminasi kuman dapat timbul melalui berbagai jalan
yaitu=
!. Infeksi kuman, parasit atau irus yang diderita ibu dapat mencapai janin
melalui aliran darah menembus barier plasenta dan masuk sirkulasi
janin. *eadaan ini ditemukan pada infeksi :AR+B, :riponema
pallidum atau ;isteria dll.
/. rosedur obstetri yang kurang memperhatikan faktor antisepsis
misalnya saat pengambilan contoh darah janin, bahan illi khorion atau
amniosentesis. aparan kuman pada cairan amnion saat prosedur
dilakukan akan menimbulkan amnionitis dan pada akhirnya terjadi
kontaminasi kuman pada janin.
0. ada saat ketuban pecah, paparan kuman yang berasal dari agina akan
lebih berperan dalam infeksi janin. ada keadaan ini kuman agina
masuk ke dalam rongga uterus dan bayi dapat terkontaminasi kuman
melalui saluran pernafasan ataupun saluran cerna. *ejadian kontaminasi
kuman pada bayi yang belum lahir akan meningkat apabila ketuban
telah pecah lebih dari !8$/9 jam.
17
-
7/25/2019 Risiko Sepsis Pada Neonatus
7/19
Setelah lahir, kontaminasi kuman terjadi dari lingkungan bayi baik karena
infeksi silang ataupun karena alat$alat yang digunakan bayi, bayi yang
mendapat prosedur neonatal inasif seperti kateterisasi umbilikus, bayi dalam
entilator, kurang memperhatikan tindakan aanti sepsis, ra2at inap yang terlalu
lama dan hunian terlalu padat, dll. 1ila paparan kuman pada kedua kelompok
ini berlanjut dan memasuki aliran darah, akan terjadi respons tubuh yang
berupaya untuk mengeluarkan kuman dari tubuh. 1erbagai reaksi tubuh yang
terjadi akan memperlihatkan pula bermacam gambaran gejala klinis pada
pasien. :ergantung dari perjalanan penyakit, gambaran klinis yang terlihat akan
berbeda. Aleh karena itu, pada penatalaksanaan selain pemberian antibiotik,
harus memperhatikan pula gangguan fungsi organ yang timbul akibat beratnyapenyakit.
Respons inflamasi
Sepsis terjadi akibat interaksi yang kompleks antara patogen dengan
pejamu. eskipun memiliki gejala klinis yang sama, proses molekular dan
selular yang memicu respon sepsis berbeda tergantung dari mikroorganisme
penyebab, sedangkan tahapannya sama dan tidak bergantung pada organisme
penyebab. Respon sepsis terhadap bakteri 3ram negatif dimulai dengan
pelepasan lipopolisakarida (;S), yaitu endotoksin dari dinding sel bakteri.
;ipopolisakarida merupakan komponen penting pada membran luar bakteri
3ram negatif dan memiliki peranan penting dalam menginduksi sepsis.
;ipopolisakarida mengikat protein spesifik dalam plasma yaitu lipoprotein
binding protein (;1). Selanjutnya kompleks ;S$;1 ini berikatan dengan
+'!9, yaitu reseptor pada membran makrofag. +'!9 akan mempresentasikan
;S kepada -oll#li%e receptor 9 (:;R9) yaitu reseptor untuk transduksi sinyal
sehingga terjadi aktiasi makrofag.
1akteri 3ram positif dapat menimbulkan sepsis melalui dua mekanisme,
yakni (!) dengan menghasilkan eksotoksin yang bekerja sebagai superantigen
18
-
7/25/2019 Risiko Sepsis Pada Neonatus
8/19
dan (/) dengan melepaskan fragmen dinding sel yang merangsang sel imun.
Superantigen mengaktifkan sejumlah besar sel : untuk menghasilkan sitokin
proinflamasi dalam jumlah yang sangat banyak. 1akteri 3ram positif yang
tidak mengeluarkan eksotoksin dapat menginduksi syok dengan merangsang
respon imun non spesifik melalui mekanisme yang sama dengan bakteri 3ram
negatif.
*edua kelompok organisme diatas, memicu kaskade sepsis yang dimulai
dengan pelepasan mediator inflamasi sepsis. ediator inflamasi primer
dilepaskan dari sel$sel akibat aktiasi makrofag. elepasan mediator ini akan
mengaktiasi sistem koagulasi dan komplemen.
Infeksi akan dila2an oleh tubuh, baik melalui sistem imunitas selularyang meliputi monosit, makrofag, dan netrofil serta melalui sistem imunitas
humoral dengan membentuk antibodi dan mengaktifkan jalur komplemen.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, pengenalan patogen oleh +'!9 dan
:;R$/ serta :;R$9 di membran monosit dan makrofag akan memicu
pelepasan sitokin untuk mengaktifkan sistem imunitas selular. engaktifan ini
menyebabkan sel : akan berdiferensiasi menjadi sel - helper# (:h!) dan sel
- helper#/ (:h/). Sel :h! mensekresikan sitokin proinflamasi seperti tuor
necrosis factor (:6), interferon C (I6$ C), interleukin !$D (I;$!D), I;$/, I;$
" dan I;$!/ serta menjadi. Sel :h/ mensekresikan sitokin antiinflamasi
seperti I;$9, $!&, dan $!0. embentukan sitokin proinflamasi dan anti
inflamasi diatur melalui mekanisme umpan balik yang kompleks. Sitokin
proinflamasi terutama berperan menghasilkan sistem imun untuk mela2an
kuman penyebab. 6amun demikian, pembentukan sitokin proinflamasi yang
berlebihan dapat membahayakan dan dapat menyebabkan syok, kegagalan
multi organ serta kematian. Sebaliknya, sitokin anti inflamasi berperan
penting untuk mengatasi proses inflamasi yang berlebihan dan
mempertahankan keseimbangan agar fungsi organ ital dapat berjalan dengan
baik.0" Sitokin proinflamasi juga dapat mempengaruhi fungsi organ secara
langsung atau secara tidak langsung melalui mediator sekunder (nitric o0ide,
19
-
7/25/2019 Risiko Sepsis Pada Neonatus
9/19
tromboksan, leukotrien, platelet acti,ating factor (#), prostaglandin), dan
komplemen. *erusakan utama akibat aktiasi makrofag terjadi pada endotel
dan selanjutnya akan menimbulkan migrasi leukosit serta pembentukan
mikrotrombi sehingga menyebabkan kerusakan organ. #ktiasi endotel akan
meningkatkan jumlah reseptor trombin pada permukaan sel untuk
melokalisasi koagulasi pada tempat yang mengalami cedera. +edera pada
endotel ini juga berkaitan dengan gangguan fibrinolisis. Bal ini disebabkan
oleh penurunan jumlah reseptor pada permukaan sel untuk sintesis dan
ekspresi molekul antitrombik. Selain itu, inflamasi pada sel endotel akan
menyebabkan asodilatasi pada otot polos pembuluh darah.
Akti&asi inflamasi dan koagulasiada sepsis terlihat hubungan erat antara inflamasi dan koagulasi.
ediator inflamasi menyebabkan ekspresi faktor jaringan (:). 5kspresi :
secara langsung akan mengaktiasi jalur koagulasi ekstrinsik dan melalui
lengkung umpan balik secara tidak langsung juga akan mengaktifkan jalur
instrinsik. *aitan antara jalur ekstrinsik dan intrinsik adalah melalui faktor
EIIa dan faktor IFa. Basil akhir aktiasi kedua jalur tersebut saling berkaitan
dan samaG protrombin diubah menjadi trombin dan fibrinogen diubah menjadi
fibrin. *olagen dan kalikrein juga mengaktiasi jalur intrinsik. :rombin
mempunyai pengaruh yang beragam terhadap inflamasi dan membantu
mempertahankan keseimbangan antara koagulasi dan fibrinolisis.
:rombin memiliki efek proinflamasi pada sel endotel, makrofag dan
monosit untuk menyebabkan pelepasan :, faktor pengaktiasi trombosit dan
:6$H. Selain itu, trombin merangsang cheoattractant bagi neutrofil dan
monosit untuk memfasilitasi kemotaksis serta merangsang degranulasi sel
mast yang melepaskan bioamin untuk meningkatkan permeabilitas pembuluh
darah dan menyebabkan kebocoran kapiler. ada sepsis, aktiasi kaskade
koagulasi umumnya dia2ali pada jalur ekstrinsik yang terjadi akibat ekspresi
: yang meningkat akibat rangsangan dari mediator inflamasi. Selain itu,
secara tidak langsung : juga akan megaktifkan jalur intrinsik melalui
20
-
7/25/2019 Risiko Sepsis Pada Neonatus
10/19
lengkung jalur umpan balik. :erdapat kaitan antara jalur ekstrinsik dan
intrinsik dan hasil akhir aktiasi kedua jalur tersebut adalah pembentukan
fibrin.
%angguan fi'rinolisis
ibrinolisis adalah respon homeostasis tubuh terhadap aktiasi sistem
koagulasi. enghancuran fibrin penting bagi angiogenesis (pembentukan
pembuluh darah baru), rekanalisasi pembuluh darah, dan penyembuhan luka.
#ktiator fibrinolisis tissue#type plasinogen acti,ator (t$#) dan
uro%inase#type plasinogen acti,ator (u$#)J akan dilepaskan dari endotel
untuk merubah plasminogen menjadi plasmin. ika plasmin terbentuk, akan
terjadi proteolisis fibrin. :ubuh juga memiliki inhibitor fibrinolisis alamiahyaitu plasinogen acti,ator inhibitor$! (#I$!) dan trobin#acti,atable
fibrinolysis inhibitor (:#I). #ktiator dan inhibitor diperlukan untuk
mempertahankan keseimbangan.
Sepsis mengganggu respons fibrinolisis normal dan menyebabkan
tubuh tidak mampu menghancurkan mikrotrombi. :6$H menyebabkan
supresi fibrinolisis akibat tingginya kadar #I$! dan menghambat
penghancuran fibrin.00,0%,04,9& Basil pemecahan fibrin dikenal sebagai
fibrin degradation product (') yang mencakup '$dimer, dan sering
diperiksa pada tes koagulasi klinis. ediator proinflamasi (:6$H dan I;$")
bekerja secara sinergis meningkatkan kadar fibrin, sehingga menyebabkan
trombosis pada pembuluh darah kecil hingga sedang dan selanjutnya
menyebabkan disfungsi multi organ. Secara klinis, disfungsi organ dapat
bermanifestasi sebagai gangguan napas, hipotensi, gagal ginjal dan pada kasus
yang berat dapat menyebabkan kematian.
ada sepsis, saat aktiasi koagulasi maksimal, sistem fibrinolisis akan
tertekan. Respon akut sistem fibrinolisis adalah pelepasan aktiator
plasminogen khususnya t$# dan u$# dari tempat penyimpanannya dalam
endotel. 6amun, aktiasi plasminogen ini dihambat oleh peningkatan #I$!
21
-
7/25/2019 Risiko Sepsis Pada Neonatus
11/19
sehingga pembersihan fibrin menjadi tidak adekuat, dan mengakibatkan
pembentukan trombus dalam mikroaskular.
. Diagnosis
'iagnosis infeksi neonatal didasarkan atas anamnesis, pemeriksaan klinis,dan pemeriksaan penunjang (laboratorium).(!)
:abel !!. anifestasi klinis infeksi neonatal.(!,!",!4)
6eonatus diduga mengalami sepsis (tersangka sepsis) bila ditemukan
tanda$tanda dan gejala yang akan dijelaskan sebagai berikut=(!",!4)
ntuk bayi berumur sampai dengan tiga hari
1ila ada ri2ayat ibu dengan infeksi intrauterin, demam yang
dicurigai sebagai infeksi berat atau *' (ketuban pecah dini)G
1ila bayi mempunyai dua tanda atau lebih pada *ategori #
atau tiga tanda atau lebih pada *ategori 1
1ila bayi mempunyai satu tanda pada *ategori # dan satu
tanda pada *ategori 1, atau dua tanda pada *ategori 1G
1ila selama pengamatan terdapat tambahan tanda sepsis, kapan
saja timbulnyaG
1ila selama pengamatan tidak terdapat tambahan tanda sepsis,
tetapi tanda a2alnya tidak membaik, lanjutkan pengamatan
selama !/ jam lagi.
1ayi berumur lebih dari tiga hari
22
-
7/25/2019 Risiko Sepsis Pada Neonatus
12/19
1ila bayi mempunyai dua tanda atau lebih pada *ategori # atau
tiga tanda atau lebih pada *ategori 1G
1ila bayi mempunyai satu tanda pada *ategori # dan satu
tanda pada *ategori 1, atau dua tanda pada *ategori 1.
Saat ini, upaya penegakan diagnosis sepsis mengalami beberapa
perkembangan. ada tahun /&&9, -he International Sepsis (oru mengajukan
usulan kriteria diagnosis sepsis pada neonatus berdasarkan perubahan klinis
sesuai dengan perjalanan infeksi. 3ambaran klinis sepsis neonatorum
dikelompokkan menjadi 9 ariabel, yaitu ariabel klinik, ariabel
hemodinamik, ariabel perfusi jaringan, dan ariabel inflamasi.
(!")
:abel 4. *riteria diagnosis sepsis pada neonatus.(!")
23
-
7/25/2019 Risiko Sepsis Pada Neonatus
13/19
).
Pemeriksaan penun*ang
.(!$
a. Pemeriksaan kuman dengan kultur dara+
Sampai saat ini pemeriksaan biakan darah merupakan baku emas dalam
menentukan diagnosis sepsis. emeriksaan ini mempunyai kelemahan karena
hasil biakan baru akan diketahui dalam 2aktu minimal 0$% hari. Basil kultur
perlu dipertimbangkan secara hati$hati apalagi bila ditemukan kuman yang
berlainan dari jenis kuman yang biasa ditemukan di masing$ masing klinik.
*ultur darah dapat dilakukan baik pada kasus sepsis neonatorum onset dini
maupun lanjut.
'. Pungsi lum'al
*emungkinan terjadinya meningitis pada sepsis neonatorum sangat
tinggi. 1ayi dengan meningitis mungkin saja tidak menunjukkan gejala
spesifik. unksi lumbal dilakukan untuk mendiagnosis atau menyingkirkan
24
-
7/25/2019 Risiko Sepsis Pada Neonatus
14/19
sepsis neonatorum bila dicurigai terdapat meningitis. emeriksaan ini dilakukan
baik pada sepsis neonatorum dini maupun lanjut. *emudian dilakukan
pemeriksaan kultur dari cairan serebrospinal (;+S). #pabila hasil kultur positif,
punksi lumbal diulang /9$0" jam setelah pemberian antibiotikuntuk menilai
apakah pengobatan cukup efektif. #pabila pada pengulangan pemeriksaan
masih didapatkan kuman pada ;+S, diperlukan modifikasi tipe antibiotikdan
dosis. 'ari penelitian, terdapat !%- bayi dengan meningitis yang menunjukkan
kultur darah negatif.
,. Pe-arnaan %ram
Selain biakan kuman, pe2arnaan 3ram merupakan teknik tertua dan
sampai saat ini masih sering dipakai di laboratorium dalam melakukanidentifikasi kuman. emeriksaan dengan pe2arnaan 3ram ini dilakukan untuk
membedakan apakah bakteri penyebab termasuk golongan bakteri 3ram positif
atau 3ram negatif. @alaupun dilaporkan terdapat kesalahan baca pada &,7-
kasus, pemeriksaan untuk identifikasi a2al kuman ini dapat dilaksanakan pada
rumah sakit dengan fasilitas laboratorium yang terbatas dan bermanfaat dalam
menentukan penggunaan antibiotik pada a2al pengobatan sebelum didapatkan
hasil pemeriksaan kultur bakteri.
d. Pemeriksaan ematologi
1eberapa parameter hematologi yang banyak dipakai untuk menunjang
diagnosis sepsis neonatorum adalah sebagai berikut =
Bitung trombosit
ada bayi baru lahir jumlah trombosit yang kurang dari !&&.&&&K;
jarang ditemukan pada !& hari pertama kehidupannya. ada penderita
sepsis neonatorum dapat terjadi trombositopenia (jumlah trombosit
kurang dari !&&.&&&&K;), E (mean platelet olume) dan '@
(platelet distribution 2idth) meningkat secara signifikan pada /$0 hari
pertama kehidupan.
Bitung leukosit dan hitung jenis leukosit
25
-
7/25/2019 Risiko Sepsis Pada Neonatus
15/19
ada sepsis neonatorum jumlah leukosit dapat meningkat atau
menurun, 2alaupun jumlah leukosit yang normal juga dapat ditemukan
pada %&- kasus sepsis dengan kultur bakteri positif. emeriksaan ini
tidak spesifik. 1ayi yang tidak terinfeksi pun dapat memberikan hasil
yang abnormal, bila berkaitan dengan stress saat proses persalinan.
umlah total neutrofil (sel$sel 6 dan bentuk imatur) lebih sensitif
dibandingkan dengan jumlah total leukosit (basofil, eosinofil, batang,
6, limfosit dan monosit). umlah neutrofil abnormal yang terjadi pada
saat mulainya onset ditemukan pada /0 bayi. @alaupun begitu, jumlah
neutrofil tidak dapat memberikan konfirmasi yang adekuat untuk
diagnosis sepsis. 6eutropenia juga ditemukan pada bayi yang lahir dariibu penderita hipertensi, asfiksia perinatal berat, serta perdarahan
perientrikular dan intraentrikular.
Rasio neutrofil imatur dan neutrofil total (rasio I:)
emeriksaan ini sering dipakai sebagai penunjang diagnosis sepsis
neonatorum. Semua bentuk neutrofil imatur dihitung, dan rasio
maksimum yang dapat diterima untuk menyingkirkan diagnosis sepsis
pada /9 jam pertama kehidupan adalah &,!". ada kebanyakan neonatus,
rasio turun menjadi &,!/ pada "& jam pertama kehidupan. Sensitiitas
rasio I: berkisar antara "&$4&-, dan dapat ditemukan kenaikan rasio
yang disertai perubahan fisiologis lainnyaG oleh karena itu, rasio I: ini
dikombinasikan dengan gejala$gejala lainnya agar diagnosis sepsis
neonatorum dapat ditegakkan.
emeriksaan +$reactie protein (+R)
+$reactie protein (+R) merupakan protein yang disintesis di
hepatosit dan muncul pada fase akut bila terdapat kerusakan jaringan.
rotein ini diregulasi oleh I;" dan I;$8 yang dapat mengaktifkan
komplemen. Sintesis ekstrahepatik terjadi di neuron, plak aterosklerotik,
monosit dan limfosit. +R meningkat pada %&$4&- bayi yang menderita
infeksi bakteri sistemik. Sekresi +R dimulai 9$" jam setelah stimulasi
26
-
7/25/2019 Risiko Sepsis Pada Neonatus
16/19
dan mencapai puncak dalam 2aktu 0"$98 jam dan terus meningkat
sampai proses inflamasinya teratasi. 6ilai normal yang biasa dipakai
adalah L % mg;. +R sebagai suatu pemeriksaan serial selama proses
infeksi untuk mengetahui respon antibiotika, lama pengobatan, danatau
relapsnya infeksi. aktor yang dapat memengaruhi kadar +R adalah cara
melahirkan, umur kehamilan, jenis organisme penyebab sepsis,
granulositopenia, pembedahan, imunisasi dan infeksi irus berat (seperti
BSE,rotairus, adenoirus, influen
-
7/25/2019 Risiko Sepsis Pada Neonatus
17/19
sensitifitas kuman diketahui. Selain itu, beberapa terapi suportif 'ad1u,ant&juga
sudah mulai dilakukan, 2alaupun beberapa dari terapi tersebut belum terbukti
menguntungkan.
Pemili+an anti'iotik untuk sepsis a-itan dini (SAD$*ombinasi penisilin atau ampisilin ditambah aminoglikosida
mempunyai aktiitas antimikroba lebih luas dan umumnya efektif
terhadap semua organisme penyebab S#'. *ombinasi ini sangat
dianjurkan karena akan meningkatkan aktiitas antibakteri.
Pemili+an anti'iotik untuk sepsis a-itan lam'at (SA/$
ada infeksi nosokomial lebih dipilih pemakaian netilmisin atau
amikasin. #mikasin resisten terhadap proses degradasi yang dilakukan
oleh sebagian besar en
-
7/25/2019 Risiko Sepsis Pada Neonatus
18/19
Pem'erian Kortikosteroid pada Sepsis Neonatorum
ada saat ini pemberian kortikosteroid pada pasien sepsis lebih
ditujukan untuk mengatasi kekurangan kortisol endogen akibat
insufisiensi renal. *ortikosteroid dosis rendah bermanfaat pada pasiensyok sepsis karena terbukti memperbaiki status hemodinamik,
memperpendek masa syok, memperbaiki respons terhadap katekolamin,
dan meningkatkan surial. ada keadaan ini dapat diberikan
hidrokortison dengan dosis / mgkg11hari. Sebuah meta$analisis
memperkuat hal ini dengan menunjukkan penurunan angka mortalitas /8
hari secara signifikan.
Dukungan Nutrisi
Sepsis merupakan keadaan stress yang dapat mengakibatkanperubahan metabolik tubuh. ada sepsis terjadi hipermetabolisme,
hiperglikemia, resistensi insulin, lipolisis, dan katabolisme protein. ada
keadaan sepsis kebutuhan energi meningkat, protein otot dipergunakan
untuk meningkatkan sintesis protein fase akut oleh hati. 1eberapa asam
amino yang biasanya non$esensial menjadi sangat dibutuhkan,
diantaranya glutamin, sistein, arginin dan taurin pada neonatus. ada
keadaan sepsis, minimal %&- dari energy e0penditure pada bayi sehat
harus dipenuhiG atau dengan kata lain minimal sekitar "& kalkghari harus
diberikan pada bayi sepsis. *ebutuhan protein sebesar /,%$9 gkghari,
karbohidrat 8,%$!& gkghari dan lemak !gkghari. emberian nutrisi
pada bayi pada dasarnya dapat dilakukan melalui dua jalur, yaitu
parenteral dan enteral. ada bayi sepsis, dianjurkan untuk tidak
memberikan nutrisi enteral pada /9$98 jam pertama. emberian nutrisi
enteral diberikan setelah bayi lebih stabil.
K. Kompilikasi
*omplikasi sepsis neonatorum antara lain=(!")
eningitis
6eonatus dengan meningitis dapat menyebabkan terjadinya hidrosefalus
danatau leukomalasia perientrikular.
29
-
7/25/2019 Risiko Sepsis Pada Neonatus
19/19
ada sekitar "& - keadaan syok septik akan menimbulkan komplikasi
acute respiratory distress syndroe (#R'S).
*omplikasi yang berhubungan dengan penggunaan aminoglikosida,
seperti ketulian danatau toksisitas pada ginjal. *omplikasi akibat gejala sisa atau sekuele berupa defisit neurologis
mulai dari gangguan perkembangan sampai dengan retardasi mental
*ematian
/. Prognosis
'engan diagnosis dini dan terapi yang tepat, prognosis pasien baikG tetapi
bila tanda dan gejala a2al serta faktor risiko sepsis neonatorum terle2at, akan
meningkatkan angka kematian. ada meningitis terdapat sekuele pada !%$0&-
kasus neonatus. Rasio kematian pada sepsis neonatorum /M9 kali lebih tinggi
pada bayi kurang bulan dibandingkan bayi cukup bulan. Rasio kematian pada
sepsis a2itan dini adalah !% M 9& - (pada infeksi S13 pada S#' adalah / M 0&
-) dan pada sepsis a2itan lambat adalah !& M /& - (pada infeksi S31 pada
S#; kira M kira / -).(!")
30