review soskom lengkap
TRANSCRIPT
Chapter 1
A. Filsafat Sosial, Sosiologi Modern, dan Komunikasi
Teori sosiologi dalam perkembangannya dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran abad
pencerahan yang berkembang pada periode perkembangan intelektual dan pembahasan
pemikiran filsafat yang luar biasa. Pada awal perkembangannya pemikiran manusia menaruh
harapan yang besar terhadap mitos, logos, dogma, dan kemudian beralih pada logos (pikiran
manusia) lagi. Secara singkat sejarah filsafat ilmu pengetahuan mencatat perkembangan-
perkembangan tersebut, sebagai berikut :
1. Sebelum Yunani Kuno (sebelum 600 SM)
Pada masa ini masih berpegang teguh dan menjunjung tinggi mistik karena pada masa ini
mistik sering digunakan untuk memecahkan semua permasalahan seperti transportasi,
komunikasi, tatanegara, hukum, pertahanan dan keamanan, ekonomi, agama dan
sebagainya,
2. Yunani Kuno (600 SM)
Pada periodisasi ini sekitar 600 SM periode ini ditandai oleh pergeseran pemikiran dari
mitos ke logos. Penjelasan-penjelasan mistik yang berdasarkan kepercayaan irasional
tentang gejala-gejala alam bergeser pada penjelasan logis yang berdasarkan pada rasio.
3. Abad Pertengahan (300 SM-1300 M)
Pada masa ini pemikiran filsuf pada abad ini kehilangan otonominya, karena pada masa
ini pemikirannya bercirikan pada teosentris yaitu pemikiran yang berpusat pada wahyu
Tuhan.
4. Filsafat Modern (Abad 17-19)
Masa ini berjalan kurang lebih selama 10 abad, pemikiran di periodisasi ini berdasarkan
rasio direpresi oleh kebenaran teologis yang berdasarkan iman.
5. Positivisme (Abad ke-20)
Pada periodisasi ini munculah istilah sosiologi sebagai disiplin ilmu yang mengkaji
masyarakat secara ilmiah. Positivsme memiliki pengaruh yang amat kuat terhadap
berbagai disiplin ilmu bahkan sampai dewasa ini. Pengarug tersebut dikarenakan klaim-
klaim yang dikenakan oleh positivisme terhadap ilmu pengetahuan.
1
6. Posmodernisme
Posmoderisme sangat anti terhadap ide-ide, seperti kemajuan, emansipasi, linieritas
sejarah, dan sebagainya. Posmodernisme sesungguhnya merupakan terminologi untuk
mewakili suatu pergeseran wacana diberbagai bidang, seperti seni, arsitektur, sosiologi,
literatur, dan filsafat yang beraksi keras terhadap wacana modernisme yang terlampau
mendewakan rasionalistas sehinnga mengeringkan kehidupan dari kekayaan dunia batin
manusia.
B. Sosiologi Modern
. Erikson (Ritzer, 2004:16) mengatakan bahwa, menurut Erikson bukanlah penemu
Sosiologi Modern, karena selain teori Sosiologi Konservatif banyak dipelajari oleh gurunya,
Adam Smith atau para moralis Skotlandia adalah sumber sebenarnya dari sosiologi Modern.
Namun Comte memiliki jasa yang besar pada dunia karena memperkenalkan sosiolgi kepada
dunia.
Orang yang pertama kali menggunakan istilah sosiologi adalah Auguste Comte
(1798-1857), walau banyak pertentangan yang perkembang dikalangan para ahli sosiologi yang
salah satunya adalah Erikson (Ritzer, 2004:16) yang mengatakan bahwa Comte bukanlah
penemu Sosiologi Modern karena tidak sesuai yang dipelajari oleh gurunya Cloude Henri Saint-
Simin (1760-1825) tang telah banyak mempelajari ilmu sosiologi. Cloude Henri Saint-Simi
menemukan bahwa Adam Smith atau para moralis Skotlandia adalah sumber sebenarnya dari
sosiologi Modern. Namun Comte memiliki jasa yang besar pada dunia karena memperkenalkan
sosiolgi kepada dunia.
Pikiran-pikiran Comte pada waktu itu didasarkan pada pendekatan teori evolusinya
dan hukum tiga tingkatan (Ritzer, 2004:17). Comte mengatakan ada tiga tingkatan intelektual
yang harus dilalui kelompok masyarakat, ilmu pengetahuan, individu, atau bahkan pemikiran
masyarakat dan dunia sepanjang sejarahnya. Pertama, tahap teologis dalam tahap ini sistem
gagasan utama menekankan pada keyakinan bahwa kekuatan adikodrati, tokoh agama dan
keteladanan kemanusian menjadi dasar segala hal. Kedua, tahap metafisika yang ditandai oleh
keyakinan bahwa kekuatan abstraklah yang menerangkan segala sesuatu, bukanlah para dewa.
Ketiga, tahap positivistik yang ditandai oleh keyakinan pada sains. Manusia mulai cenderung
menghentikan penelitian terhadap kecenderungan penyebab absolut (Tuhan atau alam) dan
2
memusatkan perhatian pada pengamatan terhadap alam fisik dan dunias sosial guna mengetahui
hukum-hukum yang mengaturnya.
C. Lahirnya Sosiologi Komunikasi
Sosiologi sejak semula telah menaruh perhatian pada masalah-masalah yang ada
hubungan dengan interaksi sosial antara seseorang dan orang lainnya. Apa yang disebutkan oleh
Comte dengan ”social dynamic”, ”kesadaran kolektif” oleh Durkheim, dan ”interaksi sosial”
oleh Karl Marx serta ”tindakan komunikatif” dan ”teori komunikasi” oleh Habermas adalah
awal mula lahirnya persperktif sosiologi komunikasi. Bahkkan melihat kenyataan semacam itu,
maka sebenarnya gagasan-gagasan perspektif sosiologi komunikasi telah ada bersamaan dengan
lahirnya sosiologi itu sendiri baik dalam perspektif struktural-fungsional maupun dalam
perspektif konflik.
ALIRAN PEMIKIRAN DALAM PARADIGMA SOSIOLOGI KOMUNIKASI
Aliran pemikiran yang Melahirkan
Paradigma Dalam Sosiologi Komunikasi
Saat ini perspektif teoritis mengenai sosiologi komunikasi bertumpu pada fokus
kajian sosiologi mengenai interaksi sosial dan semua aspek yang bersentuhan dengan fokus
kajian tersebut. Dalam komunikasi juga persoalkan makna menjadi sangat penting ditafsirkan
oleh seorang yang mendapat informasi (pemberitaan) karena makna yang dikirim oleh
komunikator (receiver) dan penerima informasi (audience) menjadi sangat subyektif dan
ditentukan oleh konteks sosial ketika informasi itu disebar dan diterima.
3
Striktural-FungsionalAuguste ComteEmile DurkheimTalcott ParsonRabert K. Merton
Konflik-KritisKarl MarxJurgen HabermasJohn Dewey
Chapter II
A. Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah, dengan struktur dan fungsi yang sangat
sempurna bila dibandingkan dengan makhluk Tuhan lainnya. Manusia juga diciptakan sebagai
makhluk multidimensional, memiliki akal pikiran dan kemampuan berinteraksi secara personal
maupun sosial oleh sebab itu kenapa manusia makhluk sosial. Karena pada dasarnya manusia
tidak mampu hidup sendiri didalam dunia ini baik sendiri dalam konteks fisik maupun dalam
konteks sosial budaya.Terutama dalam konteks sosial budaya, manusia membutuhkan manusia
lain untuk saling berkolaborasi dalam pemenuhan kebutuhan fungsi-fungsi sosial satu dengan
yang lainnya.
Fungsi-fungsi sosial manusia lahir dari kebutuhan akan fungsi tersebut oleh orang
lain, dengan demikian pruduktivitas fungsional dikendalikan oleh berbagai macam kebutuhan
manusia. Penyelarasan kebutuhan dan penyesuaian kebutuhan individu, kelompok dan
kebutuhan sosial satu dan lainnya, menjadi konsentrasi utama pemikiran manusia dalam
masyarakatnya yang beradab.
Sebagaimana dijelaskan oleh sosiologi bahwa komunikasi menjadi unsur terpenting
dalam seluruh kehidupan manusia, Sehubungan dengan itu, beberapa konsep penting yang
berhubungan dengan sosiologi dengan sosiologi komunikasi adalah konsep tentang sosiologi ,
community, communication, telematika, merupakan konsep penting yang kemudian melahirkan
studi-studi integratif serta terkait satu sama lain sehingga melahirkan studi-studi interelasi yang
penting untuk dibicarakan disini sekaligus juga sebagai ruang lingkup dalam studi-studi sosiologi
komunikasi.
1. Sosiologi
Menurut Hassan Shadily, sosiologi adalah ilmu masyarakat atau ilmu kemasyarakatan
yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau masyarakatnya ( tidak sebagai
individu yang terlepas dari golongan atau masyarakatrnya), dengan ikatan-ikatan adat, kebiasaan,
kepercayaan atau agamanya, tingkah laku serta keseniannya atau yang disebut kebudayaan yang
meliputi segala segi kehidupannya. (1993:2).
4
2. Community
Pengertian manusia yang hidup bersama dalam ilmu sosial tidak mutlak jumlahnya,
biasanya dua orang atau lebih. Manusia tersebut hidup bersama dalam waktu relatif lama, dan
akhirnya melahirkan manusia-manusia baru yang saling berhubungan satu dengan lainnya.
Hubungan antar manusia itu, kemudian melahirkan keinginan, kepentingan, perasaan, kesan,
penilaian dan sebagainya. Keseluruhan itu kemudian mewujudkan adanya sistem komunikasi
dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara manusia dalam masyarakat tersebut.
Dalam sistem hidup tersebut, maka muncullah budaya yang mengikat antara satu manusia
dengan lainnya.
3. Teknologi Telematika
Istilah tekhnologi telematika (telekomunikasi, media, dan informatika) bermula dari
istilah tekhnologi informasi (Information Technology atau IT). Istilah ini mulai populer diakhir
dekade 70an. Pada masa sebelumnya, teknologi informasi masih disebut dengan istilah teknologi
komputer atau pengolahan data elektronik atau PDE (Electronic Data Processing atau EDP).
Menurut kamus Oxford (1995), teknologi informasi adalah studi atau penggunaan peralatan
elektronika, terutama komputer, untuk menyimpan, menganalisis, dan mendistribusikan
informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar.
4. Communication
Onong Uchyana mengatakan komunikasi sebgai proses komunikasi pada hakekatnya
adalah proses penyampaian pikiran, atau perasaan oleh seorang (komunikator) kepada orang lain
(komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari
benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keraguan, kekhawatiran, kemarahan,
keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati. (Uchyana, 2002:11)
Jadi, lingkup komunikasi menyangkut persoalan-persoalan yang ada kaitannya
dengan substansi interaksi sosial orang-orang dalam masyarakat ; termasuk konten interaksi
(komunikasi) yang dilakukan secara langsung maupun dengan menggunakan media komunikasi.
5. Sosiologi Komunikasi
Menurut Soerjono Soekanto (Soekanto, 1992:471), sosiologi komunikasi merupakan
kekhususan sosiologi dalam mempelajari interaksi sosial yaitu suatu hubungan atau komunikasi
yang menimbulkan proses saling pengaruh-mempengaruhi antara para individu, individu dengan
5
kelompok maupun antar kelompok. Menurut Soekanto, Sosiologi komunikasi juga ada kaitannya
dengan public speaking, yaitu bagaimana seseorang berbicara kepada publik.
Menurut Effendy (2001:6-9), ikhtisar mengenai lingkup ilmu komunikasi ditinjau dari
komponennya, bentuknya, sifatnya, metodenya, modelnya, bidangnya, dan sistemnya.
a. Komponen Komunikasinya
1. Komunikator
2. Pesan
3. Media
4. Komunikan
b. Proses Komunikasi
1. Proses secara primer
2. Proses secara sekunder
c. Bentuk Komunikasi
1. Komunikasi intrapersonal
2. Komunikasi kelompok
3. Komunikasi massa
4. Komunikasi media
d. Sifat komunikasi
1. Tatap muka
2. Bermedia
3. Verbal
4. Nonverbal
e. Metode Komunikasi
1. Jurnalistik
2. Hubungan masyarakat
3. Periklanan
4. Pameran
5. Publisitas
6. Propaganda
7. Perang urat saraf
8. Penerangan
6
f. Teknik komunikasi
1. Komunikasi informatif
2. Komunikasi persuasif
3. Komunikasi instruktif
4. Hubungan manusiawi
g. Tujuan komunikasi
1. Perubahan sikap
2. Perubahan pendapat
3. Perubahan perilaku
4. Perubahan sosial
h. Fungsi Komunikasi
1. Menyampaikan informasi
2. Mendidik
3. Menghibur
4. Mempengaruhi
i. Model Komunikasi
1. Komunikasi satu tahap
2. Komunikasi dua tahap
3. Komunikasi multitahap
j. Bidang Komunikasi
1. Komunikasi sosial
2. Komunikasi manajeman/organisasional
3. Komunikasi perusahaan
4. Komunikasi politik
5. Komunikasi internasional
6. Komunikasi antar budaya
7. Komunikasi pembangunan
8. Komunikasi lingkungan
9. Komunikasi Tradisional
B. Ranah, Kompleksitas, dan Objek Sosiologi Komunikasi
7
Ranah sosiologi komunikasi berada pada wilayah individu, kelompok, masyarakat,
dan sistem dunia. Dimana ranah ini bersentuhan dengan wilayah lain seperti teknologi
telematika, komunikasi, proses dan interaksi sosial, serta budaya kosmopolitan.
Berdasarkan penjelasab mengenai ranah sosiologi komunikasi, maka objek sosiologi
komunikasi adalah seperti berikut :
Gambar 3
Objek Sosiologi Komunikasi
Objek Keilmuan
Objek formal dalam studi sosiologi komunikasi menekankan pada aspek aktivitas
manusia sebagai makhluk sosial yang melakukan aspek aktivitas sosiologi yaitu proses sosial
komunikasi, aspek ini merupakan aspek dominan dalam kehidupan manusia bersama orang lain.
Aspek lainnya adalah telematika dan realitas-realitasnya. Aspek ini menyangkut persoalan
teknologi media, teknologi komunikasi, dan berbagai persoalan konveregensi yang
ditimbulkannya termasuk realitas maya yang dihasilkan oleh telematika sebagai sebuah ruang
publik baru.
8
Materilmanusia
FormalProses social dan komunikasi(interaksi social) :Telematika dan realitasnyaEfek media dan norma social baruPerubahan sosial dan komunikasiMasalah sosial dan media massaCybercommunityAspek hukum dan bisnis media
Chapter III
STRUKTUR dan PROSES SOSIAL
A. Struktur Masyarakat
Untuk memenuhi kebutuhan naluriah manusia, maka manusia perlu melakukan proses
adaptasi antara manusia dengan lingkunganya, maka proses tersebut akan melahirkan struktur
sosial dlam kehidupannya struktur tersebut yaitu kelompok sosial yang merupakan kehidupan
manusia dalam himpunan/ satu kesatuan manusia yang secara fisik relatif kecil yang hidup
secara rukun. Dalam kelompok sosial terdapat beberapa karakter yang dapat di bagi. Pertama,
Kelompok formal sekunder (memiliki aturan dan struktur yang tegas, terbentuk berdasarkan
tujuan yang sama), Kedua, Kelompok formal primer (tidak memiliki aturan yang jelas, di bentuk
berdasarkan tujuan yang tidak jelas/ abstrak). Ketiga, Kelompok informal sekunder (bersifat
tidak mengikat, tidak memiliki aturan dan struktur yang tegas serta terbentuk berdasarkan sesaat
dan sifatnya tidak mengikat, bahkan dapat terbentuk meskipun tidak memiliki tujuan yang jelas,
dan yang terakhir adalah Kelompok informal primer (terbentuk akibat lunturnya sifat-sifat diluar
kelompok yang tidak dapat ditampung oleh kelompok)
Dalam proses adaptasi antara manusia dengan lingkungannya, terbentuk juga struktur
sosial yang lain yaitu Lembaga (pranata) Sosial. Merupakan sekumpulan tata aturan yang
mengatur interaksi dan proses-proses sosial didalam masyarakat dengan wujud konkret berupa
aturan, norma, adat istiadat, dan lainnya dalam suatu kelembagaan. Selain itu dalam Struktur
sosial ada perbedaan strukur yang sering disebut dengan Stratifikasi sosial (social
stratification) adalah struktur sosial yang berlapis lapis dalam masyarakat, dimana lapisan sosial
tersebut memiliki strata mulai dari yang paling rendah sampai yang tertinggi. Terdapat tiga
tingkatan dalam kelas sosial yaitu kelas atas (Upper class) terdiri dari kelompok elite di
masyarakat yang jumlahnya sangat terbatas; kelas menengah (middle class) mewakili kelompok
profesional, kelompok pekerja, wiraswastawan, pedagang dan kelompok fungsional lainnya;
kelas bawah (lower class) mewakili kelompok pekerja kasar, kaum buruh harian/ lepas, dan
sejenisnya. Adapun pembentukan kelas sosial ini berdasarkan :
ukuran kekayaan,
ukuran kepercayaan,
besarnya kekuasaan,
9
ukuran kehormatan, dan
ukuran ilmu pengetahuan dan pendidikan.
Dalam lapisan masyarakat, suatu kelas sosial dapat mengalami pergerakan dari kelas sosial satu
ke kelas sosial lainnya. Perpindahan status sosial ini disebut Mobilitas Sosial (social mobility).
Pergerakan ini dapat berupa peningkatan atau malah penurunan. Adapun pembagiannya gerak
sosial yang meningkat (social climbing); gerak sosial yang menurun (social sinking); dan gerak
sosial horizontal. Ketiga jenis mobilitas sosial ini dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja
tergantung bagaimana seseorang bersikap pada setiap lingkungan sosial dan sebaliknya.
Struktur sosial yang terakhir adalah Kebudayaan (culture) yang merupakan produk dari
seluruh rangkaian proses sosial yang dijalankan oleh manusia dalam masyarakat dengan segala
aktivitasnya. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi (Soekanto, 2002: 173) bahwa
kebudayaan sebagai semua hasil karya (material culture), rasa (spiritual culture), dan cipta
masyarakat (immaterial culture). Kebuadayan secara universal memiliki unsur-unsur penting
yang lebih luas yaitu :
Sistem teknologi,
Sistem mata pencaharian hidup (Sistem ekonomi produksi)
Sistem social,
Sistem bahasa,
Kesenian,
Sistem ilmu pengetahuan
Sistem religi
Sistem pertahanan dan kekuasaan
Sistem norma dan aturan
Sistem pendidikan
Sistem kesehatan
Sistem pertahanan (kekuatan)
Terkait dengan itu ada 3 gejala kebudayaan (Ideas, Actifact, Artifact) dan 3 wujud kebudayaan
(wujud kebudayaan sebagai totalitas dari ide ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan
dan sebagainya; wujud kebudayaan sebagai sebuah totalitas dati aktifitas serta tindakan berpola
dari manusia dalam masyarakat; dan wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya
manusia.
10
B. Proses dan Interaksi Sosial
Proses interaksi sosial merupaka proses dimana hubungan sosial yang dinamis
menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun
antara orang dengan kelompok manusia. Karena syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya
kontak sosial (social contact) dan adanya komunikasi (communication).
Kontak sosial antara orang perorangan, kelompok masyarakat, dan dunia global, dimana
kontak sosial terjadi secara simultan diantara mereka. Dalam Fenomena komunikasi kontak
sosial juga dipengaruhi oleh media, jadi terkadang media mempengaruhi isi dari informasi dan
penafsirannya. 3 unsur penting dalam komunikasi yaitu sumber informasi (receiver), saluran
(media), dan penerima (audience). Namun selain 3 unsur ini yang terpenting dalam komuniksi
adalah proses memaknai informasi bersifat subjektif dan kontekstual. Subjektif artinya antara
sumber informasi dan audience memiliki kepastian untuk memaknai informasi berdasarkan pada
tingkat pengetahuan kedua pihak. Sedangkan kontekstual pemaknaan itu berdasarkan waktu, dan
tempat dimana informasi itu diperoleh dan di mana kedua pihak itu berada. Dengan demikian
sosial-budaya ikut serta dalam pemaknaan informasi yang diterima dan disebarkan.
C. Proses-Proses Interaksi Sosial
Proses sosial sebagai akibat dari interaksi sosial ada 2 golongan yang dapat dibedakan
yaitu. Pertama, adalah Proses Asosiatif yang terjadi karena saling adanya pengertian dan
kerjasama timbal balik antara orang perorang / kelompok satu dengan yang lainnya, dimana
proses ini menghasilkan pencapaian tujuan-tujuan bersama. Proses asosiatif dapat berupa
kerjasama (cooperation), Accomodation, dan Asimilasi yaitu proses penggabungan dua
kebudayaan yang berbeda kemudian menghasilkan budaya baru yang berbeda dengan budaya
asalnya. Kedua, adalah Proses sosial Disosiatif, yang merupakan proses perlawanan (oposisi)
oleh individu / kelompok untuk melawan seseorang/ kelompok tertentu yang dianggap tidak
mendukung perubahan dalam mencapai tujuan bersama. Bentuk dari proses perlawanan berupa
persaingan, kompetisi, dan konflik.
11
Chapter IV
PROSES KOMUNIKASI DALAM MASYARAKAT
A. Komunikasi Langsung (tatap muka)
Syarat yang harus ada dalam komunikasi tatap muka adalah adanya interaksi
komunikator dengan komunikannya yang langsung bertemu dan prosesnya dipengaruhi oleh
emosi, perasaan diantara kedua pihak, dan masing-masing pihak akan memperoleh umpan balik
dari proses komunikasi yang terjadi. Dalam penerapan komunikasi langsung terjadi interaksi
antar individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok,
kelompok dengan masyarakat yang prosesnya bertemu secara langsung. Konsep komunikasi
tatap muka berkembang menjadi konsep hubungan antar pribadi, tapi tatap muka yang dimaksud
adalah sebuah konsep yang fleksibel, tidak saja tatap muka dalam artian langsung saling melihat
satu dengan lainnya, namun tatap muka yang dimaksud adalah sebuah hubungan interpersonal
yang memungkinkan kedua belah pihak mengembangkan theater of the mind saat melakukan
proses komunikasi melalui media berdasarkan pengalaman saling melihat diantara mereka
sebelumnya.
B. Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa
dengan tujuan untuk mennyampaikan informasi kepada khalayak luas. Unsur-unsur yang
terdapat di dalamnya meliputi komunikator, media massa, informasi (pesan) massa, gatekeeper
(penyeleksi informasi), khalayak (publik), umpan balik (feed back).
Dalam konsepnya, Massa memiliki unsur-unsur penting yaitu terdiri dari masyarakat
dalam jumlah besar (large aggregate), tidak bisa dibedakan satu dengan yang lainnya karena
terlalu besar jumlahnya (undifferentiated), sebagian besar anggota massa memiliki negatif image
terhadap pemberitahuan media massa, sukar di organisir karena jumlahnya terlalu besar, massa
merupakan refleksi dari keadaan sosial masyarakat secara keseluruhan.
Proses komunikasi massa berlangsung secara asimetris diantara komunikator dan
komunikan, menyebabkan komunikasi diantara mereka bersifat hanya sementara. Proses
komunikasi massa juga belangsung impersonal (nonpribadi) dan tanpa nama, juga berdasarkan
pada hubungan-hubungan kebutuhan (market) dimasyarakat.
12
Jika dilihat dari Audiensi Massa, komunikasi massa mempunyai khalayak yang memiliki
sifat seperti yang telah dijelaskan pada konsep massa, namun lebih spesifik teragregat pada
media massa yaitu terdiri dari jumlah besar (pendengar radio, televisi, pembaca koran); tersebar
dimana mana, jadi pemberitaan dari media massa dapat diperoleh oleh masyarakat dari berbagai
tempat dan kapan saja; audiensi massa dapat memilih untuk berinteraksi atau tidak tehadap
media massa; audiensi massa terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang sifatnya sangat
heterogen, tidak terorganisir dan bergerak sendiri-sendiri.
Secara garis besar komunikasi massa memiliki fungsi sebagai berikut. fungsi
pengawasan berupa peringatan dan kontrol sosial/ kegiatan persuasif, fungsi Social Learning
dengan melakukan guiding dan pendidikan sosialkepada semua masyarakat, funsi penyampaian
informasi kepada khalayak, fungsi transformasi budaya yang dilakukan bersama sama yang
didukung oleh media massa, sebagai medium hiburan-an.
Komunikasi massa sebagai sistem sosial terdiri dari nara sumber, publik, media massa,
aturan hukum perundang undangan/ norma dan nilai serta kode etik yang mengatur pelaksanaan
semua stakeholder komunikasi massa, institusi yang ikut mendukung memberi kontribusi
terhadap kegiatan komunikasi massa (seperti percetakan, peiklanan, badan sensor), pihak pihak
yang mengendalikan berlangsungnya komunikasi mass (permodalan dll) serta unsur penunjang
lainnya.
C. Peran Media Massa
Media massa merupakan institusi sebagai penggerak agent of change yang mempunyai
peran penting dalam menjalankan paradigmanya yaitu, sebagai media edukasi, media informasi,
sebagai media hiburan, sebagai agent of change media massa juga menjadi institusi budaya yaitu
pendorong agar perkembangan budaya itu bermanfaat bagi masyarakat bermoral dan mencegah
budaya yang justru akan merusak peradaban manusia dan masyarakatnya. Media massa
seharusnya fokus pada realitas masyarakat tidak hanya pada potret kekuasaan saja.
13
Chapter V
A. Perubahan Sosial
Perubahan sosial di lingkungan masyarakat hanya dapat terjadi bilamana ada
kesediaan masyarakat untuk meninggalkan sistem sosial yang lama dengan sistem sosial
yang baru. Perubahan sosial ini mencakup beberapa aspek, antara lain adalah perubahan pola
pikir masyarakat, perubahan perilaku masyarakat dan perubahan budaya materi. Perubahan
sosial secara umum adalah sebuah proses sosial yang dialami masyarakat serta semua unsur-
unsur budaya dan sistem sosialnya yang dipengaruhi unsur-unsur eksternal untuk
meninggalkan sistem sosial mereka yang lama dan menggunakan pola sistem sosial yang
baru.
Perubahan pola pikir dan sikap nasyarakat menyangkut persoalan sikap masyarakat
terhadap berbagai masalah sosial dan budaya yang ada di sekitarnya yang memiliki
konsekuensi terhadap pola pikir masyarakat tersebut. Sedangkan aspek yang kedua, yakni
perubahan perilaku masyarakat menyangkut perubahan sistem sosial dimana masyarakat
meninggalkan sistem sosial yang baru dan mulai beralih pada sistem sosial yang baru. Aspek
ketiga, lebih menyangkut pada perubahan kebutuhan masyarakat seiring dengan persubahan
sosial, kebutuhan materi pun juga turut bergeser.
Masyarakat memiliki tahapan transisi sosial atau fase kehidupan yang terus
berkembang, fase-fase tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
- Fase primitif
Fase dimana masyarakat hidup terisolir dan hidup berpindah-pindah sesuai dengan
tempat yang menyediakan sumber penghidupan bagi mereka
- Fase agrokultural
Ketika lingkungan alam tidak lagi mampu memberi sumber pengidupan yang cukup
bagi masyarakat, maka manusia mulai bercocok tanam untuk membuat sumber
penghidupan serta mulai berburu.
- Fase tradisional
Pada fase ini masyarakat mulai hidup menetap di dekat sumber penghidupan mereka,
seperti di pinggir sungai dan lereng bukit. Pada fase ini pula mereka mulai
14
membentuk sebuah komunitas kecil semacam desa dan mereka mulai berinteraksi
satu sama lain.
- Fase transisi
Kehidupan desa sudah sangat berkembang dan mereka sudah tidak lagi hidup secara
terisolasi.
- Fase modern
Fase ini sudah menonjolkan individualisme masyarakat yang menjagi cirri khas
kehidupan modern. Masyarakat juga sudah menjadi cosmopolitan. Namun sistem
religi dan control masyarakat mulai diabaikan.
- Fase post modern
Fase ini pertama kali dikenali pada tahun 1980-an di Amerika Serkat dan mulai
masuk ke Indonesia pada awal 1990-an. Masyarakat pada fase ini umumnya sudah
melampaui syarat-syarat masyarakat modern. Sifat-sifat yang menonjol dari
masyarakat post modern antara lain adalah mereka hidup secara nomaden, yang
artinya kehidupan mereka terus bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Selain itu,
manusia post modern juga lebih suka menghargai privasi.
B. Budaya Massa dan Budaya Populer
Menurut Dennis McQuail (1994: 31), kata massa memiliki dua makna, yakni makna
positif dan negative. Makna negative yaitu massa memiliki arti kekuatan dan solidaritas di
kalangan kelas pekerja biasa saat mencapai tujuan kolektif. Sedangkan makna negatifnya
adalah yang berkaitan dengan kerumunan atau orang banyak yang tidak teratur.
Media massa merupakan institusi yang menghubungkan seluruh unsur masyarakat
satu dengan lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari, media massa telah menjadi sebuah
kebutuhan masyarakat, terutama di perkotaan. Hal ini mengingat masyarakat perkotaan pada
umumnya tidak mengenal satu sama lain. Mereka hanya saling berinteraksi dengan didasari
oleh kepentingan tertentu. Sehingga peran media massa sangat essensial.
Untuk menjadi khalayak media massa, perlu beberapa syarat. Pertama, harus bisa
membaca. Kedua, memiliki radio atau televisi. Ketiga, kebiasaan memanfaatkan media. Hal
ini karena media massa berbeda dengan komunikasi antar pribadi. Apabila tidak memenuhi
syarat diatas, maka orang tidak bisa menjadi seorang khalayak media massa.
15
Pada umumnya budaya massa dipengaruhi oleh budaya populer. Menurut Ben Agger
(1992: 24) budaya populer dapat dikelompokkan menjadi empat aliran, yaitu :
1. Budaya dibangun berdasarkan kesenangan namun tidak substansial
2. Kebudayaan populer menghancurkan kebudayaan tradisional
3. Kebudayaan menjadi masalah besar dalam pandangan ekonomi Marx kapitalis
4. Kebudayaan populer merupakan budaya yang menetes dari atas
Kebudayaan populer banyak berkaitan dengan masalah keseharian yang dapat
dinikmati oleh semua orang/kalangan.
Budaya populer juga menjadi bagian dari budaya elite dalam masyarakat tertentu.
Sebagaimana dijelaskan bahwa budaya populer lebih banyak mempertontonkan sisi hiburan
yang kemudian mengesankan lebih konsumtif.
Menurut Richard Dyers, hiburan merupakan proses emosi jiwa dan perkembangan
implikasi emosi diri. Prinsip-priinsip yang menonjol dalam hiburan adalah kesenangan yang
tertanam dan menjelma dalam kehidupan manusia yang pada akhirnya akan menjelma
menjadi sebuah kebutuhan besar manusia. dalam dunia kapitalisme, hiburan dan bahkan
budaya telah menjelma menjadi industri.
16
Chapter VI
A. Perkembangan Teknologi Media
1. Riwayat Komunikasi dan Sejarah Kemanusiaan
Menurut Nordenstreng dan Varis (1973), ada empat titik penentu yang utama dalam
sejarah komnikasi manusia, yaitu :
1) Ditemukannya bahasa sebagai alat interaksi tercanggih manusia.
2) Berkembangnya seni tulisan dan berkembangnya kemampuan bicara manusia
menggunakan bahasa
3) Berkembangnya kemampuan reproduksi kata-kata tertulis (written words) dengan
menggunakan alat pencetak, sehingga memungkinkan terwujudnya komunikasi massa
yang sebenarnya
4) Lahirnya komunikasi elektronik, mulai dari telegraf, telepon, radio, televise, hingga
satelit
Dari empat titik ini kemudian manusia berkembang bersama semua aspek kehidupan
manusia yang membedakannya dengan makhluk lainnya, yaitu: Pertama, manusia
mampu berkomunikasi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa dan symbol-
simbol visual lainnya. Kedua, manusia mampu menafsirkan bahasa dan symbol-simbol
berdasarkan persepsi dirinya maupun berdasarkan persepsi orang lain. Ketiga, manusia
mampu belajar menyesuaikan dirinya dengan alam sekitarnya serta menciptakan dan
menggunakan alat (teknologi) yang diperlukan dalam mengatasi lingkungannya.
2. Perkembangan Komunikasi dan Teknologi Komunikasi
Everett M. Rogers (1986) mengatakan bahwa dalam hubungan komunikasi di
masyarakat, dikenal empat era komunikasi yaitu: era tulis, era media cetak, era media
telekomunikasi, dan era media komunikasi interaktif.
Sementara itu, Sayling Wen membagi media komunikasi menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Media Komunikasi Antarpribadi
Sayling Wen mengategorikan perkembangan awal pada media komunikasi
antarpribadi dengan enam media seperti :
17
1) Suara. Pada periode ini manusia lebih banyak mengembangkan model komunikasi
dengan suara, seperti tawa, tangis, dan teriakan. Namun penggunaan model
komunikasi dengan cara ini memiliki banyak keterbatasan makna yang kadang
tidak efektif dalam praktik komunikasi. Hal ini mendorong lahirnya bahsa, di mana
bahasa mengirimkan pesan yang jauh lebih efektif bila dibandingkan hanya dengan
suara.
2) Grafik. Sebelum ditemukan teks, media komunikasi antarpribadi manusia
dilakukan dengan menggunakan grafik. Penggunaan grafik ini seperti yang
ditemukan pada kehidupan prasejarah seperti di Lascaux Cave di Perancis Selatan,
terdapat lukisan hewan di dinding batunya.
3) Teks. Suara atau bahasa maupun grafik dalam berkomunikasi memiliki
keterbatasan. Sayling Wen, mengatakan beberapa kelemahan komunikasi dengan
suara dan grafik, yaitu terutama untuk mengomunikasikan sesuatu yang abstrak,
konsep-konsep abstrak akan sulit dikomunikasikan dengan suara dan grafik.
Sementara suara sendiri mudah dilupakan sehingga pesan tidak sepenuhnya dapat
disimpan. Upaya-upaya manusia untuk mengatasi kelemahan suara ini, maka
mendorong lahirnya teks dalam model-model komunikasi alternative pada saat itu.
4) Musik. Dalam banyak budaya masyarakat, musik dapat digunakan sebagai alat
komunikasi antarpribadi, pada masyarakat Aborigin sampai saat ini masih
menggunakan musik untuk berkomunikasi. Ketika berburu mereka menggunakan
suara-suara tabuhan, begtu juga ketika mereka panen, mereka berkumpul, menari
dan bernyanyi. Walaupun saat ini di masyarakat telah ada alat-alat komunikasi
modern, namun alat-alat musik tradisional tetap saja dilestarikan sebagia media
komunikasi antarsesama anggota masyarakat.
5) Animasi. Adalah gambar tunggal yang dapat menyampaikan sekian banyak
makna, yang umumnya digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan komunikasi
dari seseorang ke orang lain.
18
6) Video. Adalah salah satu media antarpribadi yang lahir di zaman teknologi
modern. Melalui video orang dapat menyampaikan gagasan mereka kepada orang
lain.
b. Media Penyimpanan
Sayling Wen mengatakan bahwa, jenis-jenis media penyimpanan adalah :
1) Buku dan Kertas. Buku menjadi media penyimpanan teks dan grafik yang paling
lama umurnya, sehinga buku dan kertas menjadi peninggalan umat manusia yang
sangat penting. Kira-kira 3000 tahun lalu, bangsa Tinonghoa menemukan buku. Di
zaman Sumerians dan Mesir, buku dipahat pada batu ubin besar, tanah liat, atau
daun papirus.
2) Kamera. Gagasan awal lahirnya kamera adalah lukisan potret yang pernah
dilakukan oleh seorang pelukis istana, yaitu Wang Zhaojun. Orang kemudian
membutuhkan sebuah teknologi yang dapat memotret objek secara lebih objektif.
Dan sekitar 150 tahun lalu Louis Jacques Mande Daguerre dari Perancis
menemukan daguerreotype yang merupakan tipe fotografi pertama yang
mengekspos gambar pertama dan jelas pada tahun 1837 yang kemudian
disempurnakan pada revolusi industry dengan perekayasaan mekanis dan optic.
3) Alat Perekam Kaset. Selang berapa lama ketika kamera ditemukan, Thomas Alva
Edison menemukan Phonograph, yaitu alat pemutar piringan hitam.
4) Kamera Film Proyektor. George Eastman, seorang penemu di zaman Edison,
menghasilkan film seluloid yang memunkinakn pengambilan gambar serangkaian
aksi dalam satu rol film. Dickson menemukan kamera film dengan menggunakan
seluloid dan Thomas Armat mengembangkan kamera tersebut menjadi proyektor.
Sayling Wen berpendapat bahwa karena persistensi penglihatan manusia, serta
penemuan kamera, penggulung film serta proyektor, animasi, dan film dapt
dihasilkan.
5) Pita Perekam Video. Pertengahan abad ke-20, perusahaan TV belum dapat
merekam program-programnya sehingga semua acara disiarkan secar langsung.
19
Kesulitan ini terjadi apabila TV ingin menyirkan kembali acara-acara itu. Pada
tahun 956, sebuah perusahaan Amerika meluncurkan alat perekm video yang
pertama di dunia, yang dapat merekam gambar pada kaset magnetis. Dan pada
tahun 1972, Philip memperkenalkan alat perekam video baru yang dilengkapi
dengan pengatur arus listrik, pengatur waktu, dan dapat dikoneksikan dengan TV
sehingga memudahkan pengerjaan siaran TV.
6) Disk Optikal. Teknologi penyimpanan lainnya yang berkembang dengan pesat
dengan menggunakan optikal, yaitu disk video, Disk Video Compact (VCD), CD
Foto, CD Plus, CD Interakti (CDI), Digital Versatile Disk (DVD). Semua
teknologi ini menggunakan teknologi optikal untuk mebaca piringan logam.
7) Disket dan Hard disk. Disket dan hard disk menggunakan teknologi optikal
dengan bahan yang berbeda. Disket diproduksi dari plastic sedangkan hard disk
dibuat dari logam dengan mengandalkan jarum baca menggantikan fungsi optic.
8) Flash Disk. Flash disk merupakan teknologi elektrik penyimpanan data dengan
mengandalkan chip untuk menyimpan, membaca, dan menulis data maupun
gambar.
c. Media Transmisi
Transmisi media bukanlah sekedar tentang penyimpanan serta penyebaran. Transmisi
media dapat dibagi menjadi tiga kategori. (a) Komunikasi, transmisi dari orang ke
orang, di mana baik pengirim maupun penerimanya adalah spesifik. (b) Penyiaran
adalah transmisi dari satu ke banyak orang. (c) Jaringan adalah transmisi dari banyak
ke banyak orang.
a) Komunikasi
Pada sdasarnya, komunkasi adalah transmisi dari satu oran ke satu orang, di mana
pengirim maupun penerimanya spesifik. Sekitar 600ntahun SM, di mana mistik
amat mendominasi kehidupan manusia, maka ddiperkirakan manusia amat
memanfaatkan angin sebagai medium transmisi untuk berkomunikasi. Baru
kemudian ketika manusia mulai mengenal logos, dimulai dari lahirnya pemikiran-
20
pemikiran yang menolak mistik sebagai pertanda lahirnya logos, segala jenis
transmis, termasuk system pos berkuda, telegraf, telepon, facsimile,dsb mulai
ditemukan dan diperkenalkan di masyarakat.
1) Komunikasi Pos Berkuda. Pesan-pesan dikirimkan oleh para penunggang
kuda. Setiap kali seorang tukang pos tiba di kantor kurir, ia pindah ke kuda
lainnya agar ia dapat menempuh jarak kira-kira 500 kilometer dalam satu hari.
2) Telegraf dan Telepon. Pada tahun 1837, Samuel Finley Breese Morse untuk
pertama kalinya mendemonstrasikan telegrafi di depan publik. Ia temukan
kode morse, yang menggunakan sirkuit terbuka dan tertutup untuk mewakili
tanda nol dan satu. Kemudian tahun 1876, Alexander Graham Bell menemukan
telepon dan sukses menggunakan fasilitas telepon untuk menstranmisikan
suara walaupun jarak transmisinya baru beberapa kaki.
3) Teleks dan Faksimile (Fax). Teleks menggunakan sambungan telepon dan
mengharuskan baik pengirim maupun penerima memiliki alat yang sama.
Dengan sebuah keyboard, sang pengirim mengetik pesan dalam bahasa
sedrehana dan seketika itu juga, mesin penerimanya akan mencetak pesannya.
4) Pesawat Pager dan SMS. Cara kerja SMS pager ini adalah seorang dapat
mengirimkan pesan kepad aorang lain yang memiliki pesawat pager dengan
menggunakan telepon yang digunakan untuk menghubungi stasiun radio pager,
kemudian melalui operator pager ia dapat mengirim pesannya. Setelah
teknologi pesawat seluler popular di masyarakat, teknologi pager ini diadopsi
oleh pesawat seluler, maka orang dapat mengirim pesan langsung point-to
point melalui telepon seluler.
5) Surat Elektronik (e-mail). Perkembangan teknologi internet menciptakan
berbagai diversifikasi teknologi transmisi, antara lain e-mail. Lewat e-mail,
kita dapat menstransfer pesan-pesan secara cepat ke berbagai tempat di dunia.
6) Telepon Video dan Telepon Bergerak (Seluler). Telepon seluler tidak saja
berfungsi begaia teknoloi komunikasi, namun juga menjadi multimedia yag
dapat menyediakan segala macam kebutuhan, baik sebagai media
21
penyimpanan, media processing maupun sebagai media penyiaran yang dapat
secara real time berfungsi sebagaimana media transmisi.
7) Produk (Konvergensi) Telematika Baru (yang membingungkan). Generasi
manusia dapat menikmati teknologi yang sama. Masa-masa ini dapat
disebutkan sebagai masa anomi (kekacauan) dalam sebuah proses penemuan
teknologi komunikasi sebelum manusia menemukan teknologi komunikasi
yang menjadi platform teknologi komunikasi dalam abad ini.
b) Penyiaran
Media penyiaran yang digunakan manusia mencakup :
1) Teriakan, Papan Pengumuman, dan Tabuhan Drum. Teriakan digunakan
oleh hampir sebagian besar budaya masyarakat untuk menyampaikan sesuatu
kepada banyak orang. Pada masyarakat lainnya dengan tradisi lain, biasanya
menggunakan lembar-lembar papan atau medium tembok dsb untuk
menyampaikan pengumuman pimpinan mereka ke masyarakat umum.
Sedangkan tabuhan drum digunakan untuk menyampaikan berita tentang
peintah bekerja maupun perang.
2) Surat Kabar dan Majalah. Surat kabar (ataupun majalah) adalaj kelanjutan
dari teknologi teks dan grafis yang sudah ditemukan beberapa abad yang lalu.
Karena itu, surat kabar dan majalah hanya menstransmisikan informasi berupa
teks dan grafis. Namun surat kbar menjadi popular karena sifatnya yang
sederhana menyebabkannya hamper tak tergantikan oleh media apapun.
3) Radio. Saat ini radio begitu terkenal di masyarakat, dengan pendengarnya
yang spesifik karena kemampuannya yang luar biasa untuk menciptakan
“theatre of the mind” dalam pikiran pendengarnya. Raio juga memiliki
kemampuan mengirimkan transmisi dengan jangkauan yang sangat luas
sehingga menjangkau daerah-daerah pedesaan maupun lautan yang jauh.
4) Televisi (televise nirkabel, kabel, dan satelit) dan televise mobil.
Sebagaimana radio, televise juga memanfaatkan teknologi satelit, internet
22
maupun kabel sehingga memungkinkan orang dapat menyaksikan siaran
televise di mana dan kapan saja secara real time. Dengan memanfaatkan
teknologi satelit, selain televise dapat digunakan di rumah, telah diproduksi
pula televise mobil yang dapat dibawa ke mana-mana, dengan demikian orang
dapat menyaksikan televise di mana pun berada.
5) Telepon seluler. Saat ini seseorang yang ingin menginformasikan pesan
kepada orang lain dapat menggunakan telepon selulernya untuk menyirkan
informasi itu kepada siapa saja yang nomor teleponnya ada dalam selulernya.
c) Jaringan
Jaringan merupakan transmisi dari banyak orang ke banyak orang, tetapi juga
mencakup dari satu orang ke satu orang dan dari satu orang ke banyak orang.
Sejauh ini, jaringan yang digunakan banyak orang adalah internet.
1) Internet. Adalah bentuk konvergensi dari beberapa teknologi penting
terdahulu, seperti computer, televisi, radio, dan telepon. Kekuatan internet,
bukan sekedar kecanggihan hardwaretetapi juga pada kerumitan softwarenya.
Aplikasi software komunikasi dan kolaborasi koneksi digunakan untuk
mendukung komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi jaringan yang ada dalam
cybercommunication. Dalam internet berkembang berbagai program lain yang
menjadi aplikasi komunikasi antar sesama masyarakat maya.
E-commerce. Digunakan ntuk mendukung kegiatan pembelian dan
penjualan, pemasaran produk, jasa, dan informasi melalui internet atau
extranet.
E-ntermediary. Sehubungan dengan penggunaan e-commerce untuk
mendukung perdagangan melalui internet, muncul pula perantara yang
berbasis internet, dan dikenal dengan sebutan e-intermediary
Teknologi Web. Internet dioperasikan antara lain melalui aplikasi web.
Sehingga seseorang bisa memiliki sebuah ruang dalam dunia maya.
Dengan memiliki web berarti seseorang memiliki alamat di Internet.
23
2) Internet Berbandwith Lebar dan Layanan-layana Video Atas
Permintaan (video on demand atau VOD). Internet yang sekarang ini dapat
mentransmisikan hanya lima jenis media. Ini memicu pengembangan internet
berbandwith lebar dan infrastruktur yang mampu membawa media keenam
yaitu video.
Selain Rogers dan Sayling Wen yang mengelompokkan teknologi komunikasi dalam
beberapa era, maka Haag dkk membagi teknologi komunikasi informasi menjadi 6
kelompok, yaitu :
1) Teknologi masukan (input technology)
2) Teknologi keluaran (output technology)
3) Teknologi perangkat lunak (software technology)
4) Teknologi penyimpanan (storage technology)
5) Teknologi komunikasi (telecommunication technology)
6) Mesin pemroses (processing machine) atau lebih dikenal dengan istilah CPU.
3. Empat Era Perkembangan Komputerisasi
Ada empat era penting sejak ditemukannya komputer sebagai alat pengolah data sampai
dengan era Internet. Setiap era memiliki karakteristik masing-masing dan secara langsung
maupun tidak langsung memiliki hubungan yang erat dengan alam kompetisi dunia
usaha, baik secara mikro maupun makro.
1) Era Komputerisasi. Pemakaian computer di masa ini ditujukan untuk
meningkatkan efisiensi, Karen aterbukti untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu,
menggunakan computer jauh lebih efisien dibandingkan dengan mempekerjakan
berpuluh-puluh SDM untuk hal serupa. Keperluan organisasi yang paling banyak
menyita waktu computer pada saat itu adalah untuk administrasi back office
terutama yang berhubungan dengan akuntansi dan keuangan.
24
2) Era Teknologi Informasi. Kegunaan computer di perusahaan bukan hanya untuk
meningkatkan efisiensi, tapi juga untuk mendukung terjadinya proses kerja ynag
lebih efektif. Divisi EDP (Electronic Data Processing) perusahaan, di era kedua ini
setiap individu di organisasi dapat memanfaatkan kecanggihan computer, seperti
mengolala database, spreadsheet, maupun data processing (end-user computing).
Pada era ini computer sebagai suatu fasilitas yang dapat memberikan keuntungan
ompetitif bagi perusahaan, terutama yang bergerak di bidang pelayana atau jasa.
3) Era Sistem Informasi. Tidak seperti kedua era sebelumnya yang lebih menekankan
pada unsur teknologi, pada era manajemen perubahan yang lebih ditekankan adalah
system informasi, karena computer dan teknologi informasi merupakan komponen
dari system tersebut. Di dalam periode ini, perubahan secara filosofis dari
perusahaan tradisional menuju perusahaan modern terletak pada bagaimana
manajemen melihat kunci kinerja perusahaan.
4) Era Globalisasi Informasi. Sejak pertengahan tahun 1980-an perkembangan di
bidang teknolog informasi sedemikian pesatnya, sehingga jika digambarkan secara
grafis, kemajuan yang terjadi terlihat secara eksponensial. Meski sulit menemukan
teori yang dapat menjelaskan fenomena yang terjadi dapat disimpilkan sebagai
berikut:
Tidak ada yang dapat menahan lajunya perkembangan teknologi informasi.
Keberadaannya telah menghilangkan garis-garis batas antarnegara dalam hal
flow of information.
Lingkungan bisnis saat ini serng berubah dan dinamis. Perubahan yang terjadi
tidak hanya sebagai dampak kompetisi, namun karena adanya factor-faktor
eksternal lain, seperti politik (demokrasi), ekonomi (krisis), dan sosial budaya
(reformasi), yang secara tidak langsung meghasilkan kebijakan-kebijakan dan
peraturan baru ynag harus ditaati perusahaan.
4. Media Masa Depan dan Platform Teknologi Komunikasi
25
Saat ini perkembangan teknologi telematika berada pada situasi anomi, di mana tidak ada
platform yang jelas arah pengembangannya. Sehubungan dengan itu perkembangan
media baru (new media) menjadi kajian tersendiri yang serius dalam aspek-aspek sosial.
Pneggunaan jarngan berkabel memiliki keterbatasan gerak, karena itu untuk mendukung
aktivitas masyarakat yang dinamis, maka platform media masa depan, adalah nirkabel
yang berbandwith lebar. Platform teknologi komunikasi masa depan juga membutuhkan
computer notebook multimedia yang berfungsi sebagai terminal media, computer ini
memiliki kemampuan berkoneksi dengan teknologi apa saja sehingga memudahkan
konvergensi dengan teknologi apa saja, di mana saja, dan kapan saja. Platform teknologi
komunikasi juga membutuhkan jaringan nirkabel multimedia genggam. Teknologi ini
sudah dapat digunakan dalam bentuk PDA.
B. Adopsi Inovasi dan Sikap Masyarakat Terhadap Media
Neubeck dan Clasberg melihat bahwa perubahan sosial ke depan menghadapi
persoalan energy terutama menyangkut tenaga kerja manusia, sehingga perlu memikirkan
persoalan pengembangan teknologi dalam proses ketenagakerjaan, walaupun hal ini
berhadapan dengan persoalan-persoalan politik di suatu Negara, karena pengambilalihan
teknologi terhadap tenaga kerja manusia menjadi persoalan-persoalan politik yang seringkali
dapat menjatuhkan sebuah pemerintahan.
Sementara itu, Sztompka mengatakan bahwa konsep perubahan sosial tercipta dari
teori system, di mana perubahan sosial adalah sebuah perubahan yang terjadi dalam sebuah
system, baik pad atingkat makro; keseluruhan masyarakat dunia (kemanusiaan), tingkat
menengah (mezo), tingkat bangsa (natin state), maupun regional. Seperti dijelaskan
Sztompka, bahwa konsep dasar perubahan sosial mencakup tiga gagasan: (1)perbedaan, (2)
pada waktu yang berbeda, (3) di antara keadaan sosial yang sama. Dengan demikian, bahwa
perubahan sosial adalah setiap perubahan yang tak terulang dari system sosial sebagai satu
kesatuan. Sesuatu yang baru menyebabkan perubahan dalam masyarakat itu selalu
berhubungan dengan difusi inovasi, di mana perubahan dipacu oleh penyebaran suatu
pengetahuan yang baru.
Ada empat unsur hal yang selalu ada dalam difusi inovasi, yaitu (1) inovasi, (2)
saluran komunikasi, (3) waktu, dan (4) system sosial. Keempat unsur ini berlangsung dalam
system yang simultan, di mana masing-masing system itu berhubungan satu dengan lainnya
26
selama proses difusi inovasi itu berlangsung. Difusi inovasi juga berhubungan dengan
rentang waktu yang berlalu selama difusi inovasi berlangsung. Rentang waktu itu
berlangsung dari pengguna pertama inovasi sampai dengan pengguna terakhir.
Sebagaimana Talcott Parsons, menjelaskan teori system sosial, bahwa setiap
masyarakat memiliki system sosial yang dapat digambarkan dengan AGIL. A adalah
Adaptation, di mana system beradaptasi dengan lingkungannya. G adalah Goal attainment, di
mana system memiliki tujuan-tujuan yang akan dicapai. I adalah Integration, di mana setiap
bagian system berhubungan satu dengan lainnya secara erat dan saling mendukung fungsi
masing-masing. L adalah Latency (pattern maintenance). System juga secara laten memiliki
kemampuan untuk mempertahankan pola-pola, bahkan memiliki kemampuan untuk
memperbaiki system yang rusak apabila ada serangan dari luar system.
Karena itu, tahap persuasif menentukan keputusan seseorang untuk mengadopsi atau
menolak inovasi itu. Tahap keputusan memberi kepastian terhadap tahap pelaksanaan
inovasi. Setiap pilihan dalam tahap keputusan dan pelaksanaan inovasi akan memasuki tahap
terakhir dalam proses inovasi, yaitu tahap konfirmasi. Bagi yang mengadopsi inovasi akan
memberi alasan dan mencari alasan, termasuk melakukan konfirmasi terhadap pilihan-
pilihannya untuk mengadopsi inovasi begitu juga sebaliknya.
Keterbukaan masyarakat terhadap sebuah inovasi memungkinkan ia mengadopsi
inovasi teknologi telematika. Informasi sebelumnya tentang sebuah inovasi menjadi alasan
terhadap sikap ia untuk menentuan sikap menolak atau mengadopsi inovasi itu, namun
informasi cenderung mendorong keterbukaan, dan keterbukaan mendorng sikap menerima
inovasi, serta sikap menerima inovasi mendorong perilaku untuk memanfaatkan atau
menggunakan inovasi itu.
27
Chapter VII
A. CYBERCOMMUNITY
1. Masyarakat Global dan Pembentukkan Masyarakat Cybercommunity
Ketika informasi berkembang secara massal maka teknologi itulah yang akan
mengubah kehidupan masyarakat dunia global dan tanpa disadari teknologi juga bisa
mengubah kehidupan masyarakat dalam dua komunitas yaitu kehidupan masyarakat nyata
dan kehidupan masyarakat maya. Masyarakat Nyata adalah sebuah kehidupan masyarakat
secara inderawi dapat dirasakan dalam kehidupan nyata, dimana hubungan-hubungan social
sesama anggota masyarakat dibangun melalui penginderaaan. Secara nyata kehidupan
masyarakat manusia dapat disaksikan apa adanya. Masyarakat Maya adalah kehidupan
masyarakat manusia yang tidak dapat diindera melalui penginderaan manusia, namun dapat
dirasakan dan disaksikan sebagai sebuah realitas. Kehidupan ini bukanlah dunia akhirat
manusia, karena kehidupan ini adalah sisi lain dari kehidupan materi dibumi dan alam jagat
raya.
2. Masyarakat Maya Sisi Lain Kehidupan Manusia
Dunia maya menciptakan hiper-realitas manusia tentang nilai, citra, dan makna
kehidupan manusia sebagai lambing pembebasan manusia terhadap kekuasaan materi dan
alam semesta. Sebagai ciptaan manusia maka masyarakat maya menhgembangkan nilai-nilai
masyarakat nyata didalamnya. Nilai-nilai tersebut yaitu (a) proses-proses sosial dan interaksi
sosial, (b) kelompok sosial maya, (c) kebuadayaan dan masyarakat maya, (d) pranata dan
Kontrol sosial masyarakat maya,dan (e) Stratifikasi Sosial, kekuasaan, dan kepemimpinan
masyarakat maya (f) perubahan sosial dalam masyarakat maya.
a. Proses-Proses Sosial dan Interaksi Sosial
Proses social maya dan interaksi sosial dalam masyarakat maya yang bersifat sementara
dan ada juga yang bersifat menetap untuk selam-lamanya. Dalam proses sosial dan
interaksi sosial ini ditentukan oleh keperluan mereka dalam dunia maya. Interaksi sosial
sementara, terjadi pada masyarakat yang sepintas lalu ingin “jalan-jalan” dan bermain di
dunia maya melalui browsing dan chatting, atau kemudian meninggalkannya.
b. Kelompok Sosial Maya
Komunitas maya memiliki kehhidupan yang pada umumnya dibagi menjadi dua model
keanggotaan kelompok maya, yaitu kelompok intra dan inter. Kelompok Intra, sering
28
disebut juga dengan intranet yang secara otonom mengatur diri merkea sendiri, memliki
aturan-aturan tersendiri secara intern. System ini bersifat server to server dan melaluii
personal computer to server yang secara langsung terhubung melalui satelit. Sedangkan,
Kelompok Inter sering disebut dengan internet yang merupakan kelompok terbesar dalam
masyarakat maya yang artinya kelompk yang didasarkan dengan kebutuhan layanan tuan
rumah (website) terhadap tamu yang terdiri dari dua status anggota. Pertama adalah
keanggotaan yang bersifat free (bebas biaya) seperti keanggotaan dalam pelayanan mail,
chatting, dan beberapa website tertentu, Kedua adalah keanggotaan yang bersifat tetap
berdasarkan pada status member pada provider website tertentu.
c. Kebudayaan dan Masyarakat Maya
Dalam masyarakat maya, kebudayaan yang dikembangkan adalah budaya-budaya
pencitraaan dan makna disetiap saat dipertukarkan dalam ruang interaksi simbolis.
Budaya ini sangat subjektif atau lebih objektif apabila disebut intersuybjektif yang sangat
didominasi oleh para creator dan imajineter yang setiap saat mencurahkan pemikiran
mereka dalam tiga hal secara terpisah. Pertama, kelompok yang senatiasa bekerja untuk
menciptakan mesin-mesin teknologi informasi yang lebih canggih dan realistis. Kedua,
kelompok yang setiap saat menggunakan mesin-mesin itu untuk menciptakan karya-karya
imajinasi yang menajubkan di dunia hiper-realitas. Ketiga, masyarakat pada umumnya
yang setiap menggunakan mesin-mesin dan karya-karya imajinasi itu sebagai bagian dari
kehidupannya.
d. Pranata dan Kontrol Sosial Masyarakat Maya
Masyarakat maya memiliki sistem pranata dan kontrol sosial.fungsi ini bermanfaat untuk
menyeleksi kewajiban-kewajiban individu pemakai jasa yang dapat diakses dari sebuah
website dan perlu diketahui pula ada pranata lain yang menyebutkan semua informasi
yang ada dalam dunia maya menjadi milik publik yang dapat diakses secara bebas oleh
semua orang. Selain hal-hal tersebut tidak ada pranata masyarakat maya yang
membedakan dengan pranata masyarakat nyata.
e. Stratifikasi Sosial, Kekuasaan, dan Kepemimpinan Masyarakat Maya
Masyarakat maya dapat dibedakan melalui stratifikasi yang berdasarkan pada seberapa
besar kepemilikan jaringan dan informasi yang dapat diakses darinya dan jumlah
masyarakat maya yang lalu-lalang di sebuah jaringan atau website menjadi dasar
29
argumentasi yang kuat untuk menentukan stratifikasi sosial. Dalam hal ini stratifikasi
masyarakat maya dapat dibedakan menjadi tiga stratifikasi. Pertama, seperti http://,
www., adalah pemilik stratifikasi terttinggi yang memiliki jaringan terbesar dalam dunia
maya. Kedua, seperti: .com, .net, .org, .gov, .go, .id dan sebagainya. Kelompok ini unggul
pada luasan space yang dimilikinya. Ketiga, seperti; yahoo, hotmail, mailcity, amazon,
usa, google, dan sebagainya. Mereka ini menguasai informasi yang amat beragam dan
sangat banyak memiliki koneksi dengan beragam situs yang digemari oleh masyarakat
maya, serta memiliki kecepatan akses yang menajubkan.
f. Perubahan Sosial Dalam Masyarakat Maya
Perubahan dalam masyarakat maya dikenal dengan dengan dua karakter perubahan. (a)
perubahan fisikal yang ada dalam mesin-mesin computer dan (b) terjadi perubahan sosial
yang ditandai mulai munculnya masalah-maslah dalam masyarakat nyata dimana
perubahan yang terjadi itu merupakan sebuah hukum alam semesta serta setiap saat akan
bermunculan masalah-masalah baru pula.
3. Hyper Reality: Sisi Lain Masyarakat maya
Media mengkonstruksikan sedemikian rupa realitas kehidupan dalam sebuah
masyarakat maya sehingga perbedaan antara nyata dan fantasi menjadi sangat tipis. Dapat
dikatakan masyarakat maya hidup dalam dunia maya dan khayal. Karena informasi yang
media sampaikan lebih nyata dari pengetahuan manusia tentang sejarah mereka dan etika
kehidupannya. Namun antara media informasi dan pengetahuan itu membentuk sikap,
perilaku, dan peradaban manusia.
Selain hal-hal yang telah disebutkan diatas cybercommunity juga bisa dimanfaatkan
dalam sebuah pemerintahan yang menggunakan konsep e-office, e-confrence, e-mail, e-fax,
e-file, dan sebagainya. Sisi lain dari Cybercomunity juga menciptakan imitasi kejahatan-
kejahatan yang bisa ditemukan di masyarakat nyata (Cybercrime). Maka istilah cyberlaw
muncul untuk menjadi perangkat hukum positif yang mengatur dan menghukum setiap
pelanggran hukum yang dilakukan dalam Cibercomunity.
30
Chapter VIII
A. Diskursus Realitas Sosial
Pada umumnya teori dalam paradigma definisi sosial sebenarnya berpandangan
bahwa manusia adalah aktor yang kreatif dari realitasnya. Dalam banyak hal manusia
mempunyai kebebasan untuk bertindak secara aktif dan kreatif diluar batas control struktur
dan pranata sosialnya dimana individu tersebut berasal. Manusia juga dapat menciptakan
realitas sosial yang relative bebas didalam dunia sosialnya. Konstruksi sosial yang
diciptakan manusia dalam membuat sebuah realitas sosial bersifat nisbi, yang berlaku sesuai
konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial.
Pada kenyataannya realitas sosial pada individu-indvidu pelaku sosial
dikonstruksikan dan dimaknakan secara subjektif oleh individu lain sehingga memantapkan
realitas itu secara objektif. Individu mengkonstruksikan realitas sosial dan
merekonstruksikannya dalam dunia realitas itu berdasarkan subjektivitas individu lain
dalam institusi sosialnya.
B. Konstruksi Sosial Sebagai Ilmu Dan Filsafat
Dalam aliran filsafat, gagasan konstruktivisme telah muncul sejak Socrates
menemukan jiwa dalam tiubuh manusia, Plato menmukan akal budi, Aristoteles
mengenalkan istilah informasi, relasi, individu, substansi, materi, esensi dan sebagainya. Ia
mengatakan, manusia adalah makhluk sosial, setiap perkataan harus dibuktikan
kebenarannya, bahwa kunci pengetahuan adalah logika dan dasar pengetahuan adalah fakta.
Sejauh ini perkembangan konstruktivisme ada tiga macam yaitu: konstruktivisme radikal,
konstruktivisme realisme hipotesis, konstruktivisme biasa (Suparno, 1997:25). Dari tiga
macam konstruktivisme tersebut terdapat kesamaan, dimana konstruktivisme dilihat sebagai
sebuah kerja kognitif individu untuk menafsirkan dunia realitas yang ada, karena terjadi
relasi sosial antara individu dengan lingkungan atau lingkungan sekitarnya. Kemudian
individu membangun sendiri pengetahuan atas realitas yang dilihatnya itu berdasarkan ilmu
pengetahuan yang ada sebelumnya.
Konstruksi sosial dalam menciptakan sosiologi pengetahuan menjelaskan dialektika
hubungan antara diri dengan sosiokultural. Dialektika ini berlangsung dalam tiga momen
simultan yaitu (a) eksternalisasi (penyesuaian diri) dengan dunia sosiokultural sebagai
produk manusia, (b) objektivasi yaitu interaksi sosial yang terjadi dalam dunia intersubjektif
31
yang dilembagakan atau mengalami proses institusionalisasi, dan (c) internalisasi yaitu
proses dimana individu mengidentifikasikan dirinya dengan lembaga-lembaga sosial atau
organisasi sosial tempat individu menjadi anggotannya. Tiga dialektika tersebut
memunculkan suatu proses konstruyksi sosial yang dilihat dari segi asal mulanya merupakan
hasil ciptaan manusia, yaitu butan interaksi intersubjektif.
C. Konstruksi Sosial Media Massa
Ruang lingkup teori konstruksi sosial media massa adalah pada sirkulasi informasi
yang cepat dan luas sehingga konstruksi sosial berlangsung sangat cepat dan sebarnnya
merata. Sedangkan kontruksi sosial media massa berperan mengoreksi kelemahan dan
melengkapi konstruksi sosial atas realitas. Namun proses simultan diatas tidak bekerja
secara tiba-tiba, namun terbentuknya proses tersebut melalui beberapa tahapan penting yaitu
tahap menyiapkan materi konstruksi, tahap sebaran konstruksi, dan tahap konfirmasi.
Faktanya tahapan-tahapan tersebut dikonstruksikan sedemikian rupa oleh media
massa untuk menciptakan sebuah realita yang sering disebut dengan realita media. Realita
media dapat dibagi menjadi dua model. Pertama, model peta analog adalah model dimana
realitas sosia dikonstruksikan oleg mediaberdasrak sebuah model analogi sebagimana
realitas itu terjadi secara rasional. Jadi, realitas peta analog adalah suatu konstruksi realitas
yang dibangun berdasarkan konstruksi sosial media massa. Seperti sebuah analogi kejadian
yang seharusnya terjadi, bersifat rasional, dan dramatis.
Kedua, model refleksi sosial adalah model yang merefleksikan suatu kehidupan yang
pernah terjadi didalam masyarakat.
D. Realitas Sosial Bentukan Media Massa
Pada realitasnya masyarakat membutuhkan sistem teknologi yang baik, karena
fungsi teknologi adalah kunci utama perubahan masyarakat. Dengan demikian teknologi
secara fungsional menguasai masyarakat bahkan pada fungsi yang substansial, yang artinya
media menguasai pikiran-pikiran manusia dengan cara membangun teater dalam pikiran
manusia (theater of mind).
Kekuatan media dalam mengkonstruksikan theater of mind dapat membangun
berbagai realitas berdasarkan dunia apa yang diinginkannya tentang suatu produk media
yang akan disajikan kepada masyarakat. Akan tetapi, kekuatan media dalam menciptakan
32
theater of mind tidak dapat selamanya dibuktikan dalam dunia nyata realitas media
merupakan gambaran terhadap sebuah dunia yang hanya terdapat dalam media tersebut.
E. Sumber Nilai Acuan Konstruksi Sosial Media Massa
Umumnya nilai yang dikonstruksikan oleh media massa adalah nilai yang bersumber
dari redaktur dan para desk media massa. Kalau dikatakan, bahwa media massa adalah
replikasi dari masyarakat disekitarnya maka artinya replikasi itu diwakilkan nilai-nilai dan
norma yang ada pada redaktur dan desk media massa tertentu.
33
Chapter IX
A. BASIS SOSIAL DAN PARADIGMA TEORI KOMUNIKASI
Ilmu komunikasi pada umumnya dipengaruhi oleh ilmu-ilmu sosial disamping oleh
ilmuwan dan stakeholdernya, dimana ilmu sosial adalah induk dari ilmu komunikasi.
Menurut sandjaja (2005: 11), bahwa ilmu komunikasi pada dasasrnya adalah salah satu ilmu
pengetahuan sosial yang bercirikan ‘multi perspektif’ dan ‘multi paradigma’. Selanjutnya ia
mengatakan, berdasarkan basis keilmuan, perspektif dan paradigm yang diterapkan dalam
ilmu komunikasi bermacam ragam.
Berdasarkan metode dan logika, terdapat empat perspektif yang mendasari teori dalam
ilmu komunikasi yaitu, covering lows, rules, system, dan symbolic interactionism.
B. Jenis pengetahuan dan paradigm lain dalam komunikasi
Ilmu komunikasi menurut Charles R. Berger dan Steven H. Chaffe (1987: 15 dalam
Sandjaja, 2005: 9) dapat didefinisikan sebagai berikut: “Communication science seeks to
understand the production, processing and effects of and signal system by developing
testable theories, containing lawful generalizations, that explain phenomena associated with
production, processing, and effects”. Ilmu komunikasi berupaya memahami produksi,
pemrosesan dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang, melalui pengembangan
teori-teori yang dapat diuji , berisikan generalisasi-generalisasi yang sah yang menjelaskan
fenomena yang berkaitan dengan produksi, pemrosesan dan pengaruh dari system tanda dan
lambing tersebut. Pengertian komunikasi ini cenderung bersifat “positivistik”.
Sementara menurut Stephen W. Littlejohn (2002: 11 dalam Sendjaja, 2005),
Komunikasi adalah suatu ilmu pengetahuan sosial yang memiliki cirri-ciri; berkenaan
dengan pemahaman tentang bagaimana orang berprilaku dalam menciptakan,
mempertukarkan, serta menginterprestasikan, pesan-pesan.
1. Pandangan Humanistik
Menurut Little John (1996: 11), tujuan humanitas adalah memahami respons subjektif
individual. Sains adalah suatu aktivitas “di luar sana“ sedangkan humanitas menekankan “di
dalam sini”. Sains berfokus pada dunia penemuan, humanitas berfokus pada orang penemu.
2. Pandangan Social Science
Salah satu pendekatan dalam ilmu pengetahuan adalah ilmu sosial. Dalam berupaya
mengobservasikan dan menginterprestasikan pola-pola perilaku manusia pakar ilmu sosial
34
menjadikan manusia sebagai objek studi yang harus diobservasinya. Secara umum ilmu
komunikasi mempunyai tiga karakteristik sebagai berikut. Pertama, ilmu komunikasi
merupakan ilmu social yang bersifat multidisipliner dan bidang kajiannya sangat luas.
Kedua, ilmu komunikasi tidak hanya ilmu pengetahuan yang bersifat murni-teoritis-
akademis, tetapi juga merupakan ilmu pengetahuan terapan yang diperlukan berbagai
kalangan praktisi. Ketiga, teknologi khususnya teknologi komunikasi yang diperlukan dalam
proses produksi system tanda dan lambing merupakan salah satu objek kajian utama.
C. PENDEKATAN KEILMUAN DALAM KOMUNIKASI
Ada dua pendekatan dalam keilmuan komunikasi yang selama ini digunakan, Pertama,
disebut pendekatan non ilmiah atau unscientific dan kedua pendekatan ilmiah atau scientific.
1. Pendekatan Unscientific
Dalam sejarah manusia, usaha untuk menjawab dorongan ingin tahu, dan kebenaran,
bermula dari pendekatan ini. Sebelum orang menggunakan pendekatan scientific,
pendekatan pendekatan unscientific sudah digunakan dalam waktu yang cukup lama.
Pada pendekatan unscientific umumnya manusia menjawab dorongan ingin tahu dan
mencari kebenaran melalui; secara kebetulan, secara trial and error, melalui otorisasi
seseorang, wahyu.
a. Penemuan Secara Kebetulan
Adalah penemuan yang didapat seseorang dengan cara kebetulan. Kelemahan yang
terkandung dalam penemuan ini bahwa manusia akan bersifat pasif terhadap dorongan ingin
tahunya karena semua didapat secara kebetulan.
b. Penemuan Secara Trial and Error
Suatu usaha secara trial and error tidak diawali dengan sebuah harapan, kendati tetap
memilik tujuan yang tak menentu, bahkan sering kali seseorang memulai trial and error
dengan harapan yang hampa. Hingga suatu saat dari proses usaha tersebut mulai
membuahkan hasil.
c. Penemuan Melalui Otoritas
Pendekatan ini lebih praktis disbanding pendekatan lainnya. Menemukan kebenaran
melalui otoritas membutuhkan orang lain yang dapat dijadikan subjek otorisasi, karena pada
pendekatan ini sadar ataupun telah mengakui ketidakmampuan rasio seseorang untuk
35
memecahkan problem kebenaran yang sedang dihadapinya. Perkembangan selanjutnya
pendekatan ototritas hanya cocok untuk menemukan kebenaran dokmatis bagi kepentingan
tertentu sepeti dalam kehidupan beragama, upaya-upaya penyembuhan penyakit, dan
bentuk-bentuk kepatuhan lainnya dalam system kekerabatan dan monarki.
d. Menemukan Kebenaran Melalui Wahyu
Pada orang tertentu menganggap sumber kebenaran hanyalah berasal dari sang
pencipta. Karena itu ia hanya mau berbicara dan memberi keputusan apabila sudah
mendapatkan wahyu. Meski sumber kebenaran ini adalah bentuk penemua kebenaran yang
paling tradisional, namun cara seperti ini tetap saja digunakan hingga saat ini.
2. Pendekatan Scientific
Pendekatan ini juga disebut sebagai pendekatan Kritik-Rasional dan atau Scientific
Research. Ada dua macam proses yang dapat digunakan untuk menemukan kebenaran.
Pertama, berpikir kritis rasional yang kedua adalah penelitian ilmiah.
a. Berpikir Kritis-Rasional
Manusia memiliki kemampuan untuk berpikir. Proses berpikir adalah menghubungkan
hal satu dengan hal lainnya, menggunakan objek berpikir dan menghubungkannya dengan
objek lainnya, membuat tesis, dan mengkajina dengan anti tesis, kemudian menghasilkan
tesis, inlah yang dimaksud dengan proses berpikir kritis rasional.
b. Penelitian Ilmiah (Scientific Research)
Aktivitas manusia menemukan kebenaran atau pengetahuan melalui penelitian ilmiah
adalah usaha yang paling maksimal yang dapat diterima oleh akal sehat sampai saat ini.
Riset ilmiah harus memadukan antara dua proses berpikir itu dalam satu kegiatan ilmiah.
JENIS TEORI KOMUNIKASI
1. Jenis-jenis Teori Komunikasi
Little John (1996: 21) mengatakan, secara umum teori komunikasi dibagi berdasarkan
dua kelompok, kelompok pertama disebut teori-teori umum. Kedua, teori-teori kontekstual.
Ada empat teori dalam kelompok teori umum, yaitu :
1) Teori-Teori Fungsional Dan Struktural
Ciri dan jenis teori ini dibangun berdasarkan asumsi dasar teori yaitu: (1) Masyarakat
adalah organism kehidupan;(2) Masyarakat memilikisub-sub system kehidupan, (3) masing-
36
masing subsistem memiliki fungsi yang berbeda, (4) Fungsi-fungsi subsistem saling member
kontribusi pada subsistem lainnya, (5) setiap fungsi akan terstruktur dalam masyarakat
berdasarkan fungsi masing-masing.
Pendekatan strukturalisme yang berasal dari linguistic, menekankan pengkajiannya
dalam hal-hal yang menyangkut pengorganisasian bahas dan sistem sosial. Pendekatan
fungsionalisme yang menekankan tentang cara pengorganisasian dan mempertahankan
system, kedua pendekatan ini sama-sama sebagai struktur yang berfungsi.
Menurut Little John (1996: 14) beberapa persamaan dari keduanya adalah sebagai
berikut :
a) Keduanya sama-sama mementingkan stabilitas kerukunan pada waktu tertentu daripada
perubahan dalam waktu tertentu.
b) Sama-sama mempunyai kecenderungan memusatkan perhatian pada akibat-akibat yang
tidak diinginkan daripada hasi sesuai tujuan.
c) Samasama punya kepercayaan bahwa realitas itu pada dasarnya objektif dan
independent.
d) Sama-sama bersifat dualistic
e) Sama-sama memegang prinsip the correspondence theory of thruth (teori kebenaran yang
sesuai).
2) Teori-teori Behavioral dan Cognitive
Menurut Sendjaja (2002: 1-23), sebagaimana halnya dengan teori-teori strukturalisme
dan fungsional, teori-teori behavioral dan cognitife juga merupakan gabungan dari dua
tradisi yang berbeda. Perbedaan antara aliran behavioral dan kognitif denganaliran
strukturalis dan fungsional hanya terletak pada focus pengamatan serta sejarahnya.
Sementara teori-teori behavioral dan kognitif yang berkembang dari psikologi dan ilmu-ilmu
pengetahuan behavioralis lainnya, cenderung memusatkan pengamatannya pada diri
manusia secara individual.
3) Teori-teori Konvensional dan Interaksional
Teori-teori berpandangan bahwa kepandangan bahwa kehidupan sosial merupakan
suatu proses interaksi yang membangun, memelihara serta mengubah kebiasaankebiasaan
tertentu, termasuk dalam hal ini bahasa dan siymbol-simbol. Komunikasi, menurut teori ini,
dianggap sebagai alat perekat masyarakat (the glue of society).
37
4) Teori-teori Kritis dan Interpretatif
Mengacu pandangan Sendjaja (2002: 1.25), bahwa kelompok teori ini gagasannya
banyak berasal dari berbagai tradisi, seperti sosiologi interpretative (interpretative
sociology), pemikiran Max Weber, phenomenology dan hermeneutics, Marxisme dan aliran
Frankfurt school’ serta sebagai pendekatan tekstual seperti teori-teori retorika, biblical, dan
kesusastraan.
2. Teori Teori Konstektual
Teori-teori komunikasi secara umum dapat dibagi dalam lima konteks atau tingkatan
sebagai berikut: (1) Komunikasi intra pribadi (intra-personal-communication); (2)
Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication); (3) kelompok komunikasi (group
communication); (4) komunikasi organisasi (organizational communication); (5)
komunikasi massa (mass communication).
Intra-personal communication adalah proses komunikasi yang terjadi dalam diri
seseorang. Interpersonal communication adalah komunikasi antar perorangan dan bersifat
pribadi, baik yang terjadi secara langsung dan tidak langsung. Group communication
memfokuskan pembahasannya pada interaksi diantara orang-orang dalam kelompok-
kelompok kecil, komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi antar pribadi.
Organizational communication menunjuk pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi
dalam konteks dan jaringan organisasi. Mass communication adalah komunikasi melalui
media masa yang ditujukkan pada sejumlah khalayak yang besar.
38
D. MODEL DAN PROSES KOMUNIKASI
1. Model Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa latin ‘communis’ atau “common” dalam bahasa
inggris yang berarti sama. Berkomunikasi bererti kita sedang berusaha untuk mencapai
kesamaan makna. Stewart L. Tubs dan Sylvia Moss dalam buku human communication
menjelaskan 3 model komunikasi:
Pertama, model komunikasi linier, yaitu model komunikasi satu arah dimana
komunikator memberikan stimulus dan komunikan memberikan respon atau tanggapan yang
diharapkan, tanpa mengadakan seleksi dan interpretasi.
Kedua, model komunikasi dua arah, adalah model komunikasi interaksional,
merupakan kelanjutan dari pendekataan linier. Pada model ini terjadi komunikasi umpan
balik (feedback) gagasan.
Ketiga, model komunikasi transaksional, yaitu komunikasi hanya dapat dipahami
dalam bentuk konteks hubungan (relationship) diantara dua orang atau lebih. Proses
komunikasi ini menekankan semua perilaku adalah komunikatif dan masing-masing pihak
yang terlibat dalam komunikasi memiliki konten pesan yang dibawanya dan saling bertukar
dalam transaksi (Sendjaja, 2002: 4,4).
2. Proses Komunikasi
Komunikasi menurut Colin Cherry, yang mewakili perspektif kognitif adalah
penggunaan lambing-lambang untuk mencapai kesamaan makna atau berbagi informasi
tentang satu objek atau kejadian. Sementara Skinner dari perspektif perilaku memandang
komunikasi sebagai komunikasi verbal atau simbolis dimana sender berusaha mendapatkan
satu efek yang dikehendakinya pada receiver.
Pada umumnya proses komunikasi antarmanusia dapat digambarkan dalam model
berikut.
39
Dalam kehidupan sehari-hari, proses komunikasi diawali oleh sumber (source) baik
individu ataupun kelompok yang berusaha berkomunikasi dengan individu atau kelompok
lain.
Langkah pertama yang dilakukan sumber adalah ideation, yaitu penciptaan suatu
gagasan atau pemilihan suatu perangkat informasi untuk dikomunikasikan. Langkah kedua
dalam suatu penciptaan adalah encoding, yaitu sumber menerjemahkan informasi atau
gagasan dalam wujud kata-kata, tanda,atau lambing yang disengaja untuk menyampaikan
informasi dan diharapkan mempunyai efek terhadap orang lain. Pesan atau message adalah
alat dimana sumber mengekspresikan gagasannya dalam bentuk bahasa lisan, bahasa tertulis,
ataupun perilaku non verbal, seperti bahasa isyarat, ekspresi wajah, atau gambar-gambar.
Langkah ketiga dalam komunikasi adalah penyampaian pesan yang telah disandi, Langkah
keempat, perhatian dialihkan kepada penerima pesan. Tahap terakhir dalam komunikasi
adalah feedback atau umpan balik yang memungkinkan sumber mempertimbangkan kembali
pesan yang disampaikan kepada penerima. Respons atau umpan balik dari penerima
terhadap pesan yang disampaikan sumber dapat berwujud kata-kata atupun menyimpannya.
Umpan balik inilah yang dijadikan landasan untuk mengevaluasi efektivitas komunikasi
(Sendjaja, 2002:4.7).
40
E. LINGKUP TEORI KOMUNIKASI
1. Teori Komunikasi Kelompok
Kelompok merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita, karena melalui
kelompok memungkinkan kita dapat berbagi informasi, pengalaman, dan pengetahuan kita
dengan anggota kelompok lainnya.
2. Teori Komunikasi Organisasi
Komunikasi adalah tindakan untuk berbagi informasi, gagasan, ataupun pendapat dari
setiap partisipan komunikasi yang terlibat didalamnya guna mencapai kesamaan makna.
Dalam konteks organisasi pemahaman mengenai peristiwa yang terjadi didalamnya(tubuh
organisasi) bahwa komunikasi merupakan sebuah aspek penting, baik organisasi profit
maupun organisasi non profit.
3. Teori Komunikasi Massa
Pada prinsipnya konsep teori komunikasi massa mengandung pengertian sebagai suatu
proses dimana institusi media massa memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik
secara luas, namun pada sisi lain, komunikasi massa merupakan proses dimana pesan
tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh audience.
4. Teori Komunikasi Interpretatif Dan Kritis
a. Teori Komunikasi Interpretasi
Mengacu pada pendapat Sendjaja (2009:9.11), bahwa pendekatan interpretasi yang
dikenal dalam istilah jerman “Verstehen” atau pemahaman, berusaha untuk menjelaskan
makna dari tindakan. Karena suatu tindakan memiliki banyak arti, maka makna tidak dapat
dengan mudah ditangkap begitu saja. Teori Interpretatif ini antara lain mengadopsi teori
interaksi simbiolis, teori hermenuetik, teori semiotika, maupun teori simbol.
b. Teori Komunikasi Kritis
Wacana ilmu social kritis pada dasarnya memiliki implikasi ekonomi dan politik,
maupun sosiologis tetapi banyak diantaranya yang berkaitan dengan komunikasi dan tatanan
interaksi social dan komunikasi dalam masyarakat. Meskipun demikian biasanya teoritis
kritis biasamya menyangkut banyak hal dalam keseluruhan sistem masyarakat.
41
F. TEORI DAN MODEL KOMUNIKASI ANTARPRIBADI
1. Teori-teori Diri dan Orang Lain
Pribadi adalah individu yang berbeda satu sma lain, perbedaan tersebut membuat orang
mengenal individu secara khas. Kualitas individu menentukan kekhasannya dalam
hubungannya dengan orang lain.
a. Persepsi Terhadap Diri Pribadi
Langkah pertama dalam persepsi diri adalah menyadari diri sendiri, yaitu mengungkap
siapa dan apa kita ini, dan sesungguhnya menyadari siapa diri kita, adalah juga persepsi diri.
b. Kesadaran Pribadi
Memahami tentang diri sendiri bagaikan kita berkacakan cermin, bahwa apa yang kita
lihat adalah apa yang sebenarnya. Ketika orang menyadari siapa dirinya secara simultan ia
juga telah mempersepsikan dirinya sendiri.
c. Pengungkapan Diri
Proses pengungkapan diri yang telah lama menjadi fokus penelitian dan teori
komunikasi tentang hubungan merupakan proses mengungkapkan informasi pribadi kita
kepada orang lain dan sebaliknya. Sidney Journad (1971, Sendjaja, 2002:2.141) menandai
sehat atau tidaknya komunikasi pribadi dengan melihat keterbukaan yang terjadi didalam
komunikasi.
2. Teori Hubungan Antarpribadi
a. Memahami Hubungan Antar Pribadi
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari hubungan komunikasi antar pribadi memiliki
peranan penting dalam membentuk kehidupan masyarakat terutama ketika hubungan
tersebut mampu member dorongan kepada orang tertentu yang berhubungan dengan
perasaan, pemahaman informasi, dukungan, dan berbagai bentuk komunikasi yang
mempengaruhi citra diri orang serta membantu orang untuk memahami harapan orang lain.
b. Teori-Teori Pengembangan Hubungan
1) (Self Disclosure)
Proses pengungkapan diri adalah proses pengungkapan informasi diri pribadi
seseorang kepada orang lain atau sebaliknya.Pengungkapan diri dilakukan dalam
dua bentuk; pertama, dilakukan secara tertutup yaitu seseorang mengungkapkan
informasi diri kepada orang lain secara sembunyi-sembunyi melalui ungkapan dan
42
tindakan, dimana ungkapan dan tindakan itu merupakan sebuah keterbukaan
tentang apa yang terjadi pada diri seseorang.
2) (Social Penetration)
Altman dan Taylor (1973, Sendjaja,2002: 2,42) mengemukakan suatu model
perkembangan hubungan yang disebut social penetration atau penetrasi social.
Yaitu proses dimana orang saling mengenal satu dengan yang lainnya. Model ini
selain melibatkan self disclosure juga menjelaskan bilamana harus melakukan self
disclosure dalam perkembangan hubungan.
3) (Process View)
Proces view menganggap bahwa kualitas dan sifat hubungan dapa diperkirakan
hanya dengan menggunakan atribut masing-masnig sebagai individu dan
komunikasi antara atribu-atribut tadi.
4) Social Exchange
Teori ini menelaah bagaimana kntribusi seseorang dalam suatu hubungan dimana
hubungan mempengaruhi kontribusi orang lain. Biasanya dalam konteks hubungan
ini orang memiliki banyak alternate fyang dapat diberikan dalam model pertukaran
sosial dimana pilihan-pilihan dan alternative tersebut memilki ukuran yang dapat
ditoleransi seseorang dengan mempertimbangkan alternatife yang dia miliki.
G. TEORI DAN MODEL KOMUNIKASI KELOMPOK
1. Pengertian Komunikasi Kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang yang terdiri dari dua atau tiga orang bahkan lebih.
Kelompok memiliki hubunan intensif diantara sesame mereka, terutama kelompok primer,
intensitas hubungan diantara mereka adalah persyaratan utama yang dilakukan orang-orang
dalam sebuah kelompok tersebut. Kelompok juga memiliki tujuan-tujuan yang
diperjuangkan bersama, sehingga kehadiran setiap orang dalam kelompok diikuti dengan
tujuan-tujuan pribadinya. Dengan demikian dalam sebuah kelompok memiliki dua tujuan,
yaitu tujuan kelompok dan tujuan pribadi yang terdapat pada kelompok itu sendiri.
2. Karakteristik Komunikasi Kelompok
43
Karakteristik dalam kelompok ditentukan dalam dua hal, yaitu norma dan peran.
Norma adalah kesepakatan dan perjanjian tentang bagaimana orang-orang dalam kelompok
berhubungan dan berprilaku satu dengan yang lainnya.
Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan
hak dan kewajibannya sesuia kedudukannya, maka ia telah menjalankan peran.
3. Fungsi Komunikasi Kelompok
Keberadaan suatu kelompok dalam suatu masyarakat dicerminkan oleh adanya fungsi
yang akan dilaksanakannya. Fungsi-fungsi tersebut mencakup fungsi hubungan social,
pendidikan, persuasi, pemecahan maslah, dan pembuatan keputusan serta fungsi terapi
(Sendjaja, 2002: 3.8).
a. Fungsi kelompok dalam kelompok adalah hubungan social, dalam arti bagaimana
suatu kelompok mampu memelihara hubungan social diantara para anggotanya.
b. Pendidikan adalah fungsi kedua dari kelompok, dalam arti bagaimana sebuah
kelompok baik formal maupun informal bekerja untuk mencapai dan
mempertukarkan pengetahuan.
c. Fungsi persuasi, seorang anggota kelompok berupaya mempersuasi anggota lainnya
supaya mau melakukan atau tidak mau melakukan sesuatu.
d. Fungsi problem solving, kelompok juga dicerminkan dengan kegiatan-kegiatannya
untuk memecahkan persoalan dan membuat keputusan.
e. Fungsi terapi. Kelompok terapi memiliki perbedaan dengan kelompok lainnya,
karena kelompok terapi tidak memiliki tujuan karena objek dari kelompok terapi
adalah membantu individu mencapai perubahan personalnya.
4. Tipe Kelompok
Soeryono Soekanto secara umum menjelaskan, bahwa kelompok secara umum terdiri
dari beberapa rumpun; pertama, adalah kelompok teratur yaitu kelompok yang dapat
dijelaskan strukturnya, norma, dan perannya seperti ingroup dan outgroup. Kedua, kelompok
yang tidak teratur yaitu kerumunan dan publik. Ketiga, masyarakat perkotaan dan
masyarakat pedesaan. Keempat, kelompok kecil (group).
44
H. TEORI DAN MODEL KOMUNIKASI ORGANISASI
1. Pengertian Komunikasi Organisasi
Organisasi adalah suatu kumpulan atau system individual yang berhierarkisecara
jenjang dan memiliki system pembagian tugas untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu
organisasi sebenarnya memiliki batasan yang hamper sama dengan kelompok, bedanya
adalah pada jumlah anggota yang lebih banyak dan struktur yang lebih rumit, maka
norma-norma organisasi dapat dikatakan lebih komplek.
2. Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi
a. Fungsi Informatif
Seluruh anggota organisasi berharap mendapatkan inofrmasi yang lebih banyak,
lebih baik, dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggotanya
dapat melakukan pekerjaanya dengn pasti.
b. Fungsi Regulasi
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi. Pada semua lembaga organisasi ada dua hal yang berpengaruh pada fungsi
regulatif ini. Pertama, atasan atu tatanan orang yang berada dalam manajemen, yaitu
mereka yang memiliki wewenang untuk mengendalikan semua informasi yang
disampaikan. Namun, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung
pada:
1) Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah.
2) Kekuatan pimpinan dalam memberikan sanksi.
3) Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seseorang pemimpin sekaligus
pribadi.
4) Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan.
Kedua, berkaitan dengan pesan atau message.artinya bawahan membutuhkan
kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh untuk dilaksanakan.
c. Fungsi Persuasif
Dalam suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa
hasil sesuai yang diharapkan. Adanya kenyataan ini maka banyak pimpinan yang lebih
suka untuk mempersuasi bawahannya daripada member perintah.
45
d. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan salauran yang memungkinkan
karyawannya dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Ada dua saluran komunikasi
formal, seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, bulletin) dan
laporan kemajuan organisasi, juga saluran komunikasi informal, seperti perbincangan di
waktu istirahat masa kerja.
3. Pendekatan Hubungan Manusiawi
Ada beberapa hal dasar dari pendekatan human relations, yaitu; (a) produktivitas
ditentukan oleh norma sosial bukan faktor psikologis; (b) seluruh imbalan yang bersifat
non ekonomis,sangat penting dalam memotivasi para karyawan; (c) karyawan biasanya
memberikan reaksi suatu persoalan, lebih sebagai kelompok daripada sebagi individu; (d)
kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dan mencakup aspek-aspek
formal dan informal.
I. TEORI EFEK KOMUNIKASI MASSA
1. Stimulus Respon
2. Komunikasi Dua Tahap Dan Pengaruh Antarpribadi
3. Difusi Inovasi
4. Teori Agenda-Setting
5. Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa
6. Spiral of Silence
7. Informations Gaps
8. Use and Gratifications
9. Teori Use and Effect
10. Information Seeking
11. Konstruksi Sosial Media Massa
12. Laswell Model
KEEMPAT TEORI PERS
1. Teori Otoriter
Penemuan alat cetak pers dan plat huruf yang mudah dipindah terjadi pada saat
dunia di bawah kekuasaan otoriter system kerajaan dengan kekuasaan absolutnya.
46
2. Teori Liberal
Teori liberal pers berkembang sebagai dampak dari masa pencerahan dan teori
umum tentang rasionalisasi serta hak-hak alamiah yang berusaha melawan pandangan
yang otoriter. Teori liberal pes berkembang di Inggris selama abad ke-18 tetapi tidak
diperbolehkan dijalankan dikoloni inggris di Amerika Utara hingga putusnya hubungan
dengan negara induk tersebut.
3. Teori Tanggung Jawab Sosial
Di abad kedua puluh di Amerika Serikat, ada gagasan yang berkembang, bahwa
media satu-satunya industry yang dilindungi Piagam Hak Asasi Manusia, harus
memenuhi tanggung jawab social.Teori Tanggung Jawab Sosial berpendapat bahwa,
selain bertujuan memberikan informasi, menghibur, mencari untung, juga bertujuan
membawa konflik ke arena diskusi.
4. Teori Komunis Soviet
Teori otoriter pers dibanyak negara berubah menjadi teori Totaliter-Soviet. Soviet
berpandangan bahwa tujuan utama media adalah membantu keberhasilan dan
kelangsungan sistem soviet. Media dikontrol oleh tindakan ekonomi dan politik dari
pemerintah dan badan pengawas dan hanya anggota partai yang loyal dan anggota partai
ortodoks saja yang bias menggunakan media secara regular. Media dalam system soviet
dimiliki dan dikontrol oleh negara dan ada hanya sebagai kepanjangan tangan Negara.
J. TEORI KOMUNIKASI DUNIA MAYA ATAU TEORI CYBERCOMMUNITY
Realitas maya atau cybercommunity adalah sebagai akibat langsung dari
perkembangan dari teknologi telematika yang semakin pesat sehingga oleh banyak ilmu
cabang social mulai melihat masalah cybercommunity sebagai sebuah arena kajian yang
menarik sebuah sosiologi kehidupan baru yang menarik dikaji. Severin dan Tankard (2005),
dalam bukunya tentang teori komunikasi, menjelaskan tentang komunikasi dunia maya
dimana yang dimaksud oleh Severin dan Tankard sebagai dunia maya adalah
cybercommunity itu. Beberapa bagian penting dari teori komunikasi dunia maya, yaitu (1)
konsep dasar komunikasi digital, seperti dunia maya, (virtual reality) komunitas maya chat
rooms, multi-user domain, interaktivitas, hypertext, dan multimedia; (2) ruang dan wilayah
teori komunikasi dunia maya, seperti penentuan agenda (agenda-setting), manfaat dan
gratifikasi, pembauran inovasi, kesenjangan pengetahuan, kredibiltas media dan gagasan
47
McLuhan tentang media baru; dan (3) riset-riset baru pada komunikasi cyber, yaitu
mediamorfosis, riset tentang hypertext, riset multimedia, riset desain antar muka
(komunikasi dua-arah), riset eros digital atau cinta online, riset tentang kecanduan internet,
serta riset tentang pemakaian internet dan depresi.
48
Chapter X
EFEK MEDIA MASSA
Media massa secara teoritis memiliki fungsi sebagai saluran informasi, saluran
pendidikan dan saluran hiburan, namun kenyataannya juga memberikan efek lain diluar fungsi
tersebut. Efek media massa bukan hanya mempengaruhi sikap seseorang namun juga
mempengaruhi perilaku bahkan pada tataran yang lebih jauh efek media massa mampu
berpengaruh pada system sosial maupun sistem budaya. Efek media dapat berpengaruh dalam
jangka waktu pendek namun juga member efek dalam waktu yang lama.
Denis McQuail (2002: 425-426) menjelaskan, bahwa efek media massa memiliki
typology yang terdiri dari empat bagian, Pertama, efek media merupakan efek yang
direncanakan. Kedua, efek media massa yang tidak direncanakan (terjadi diluar kontrol media
atau orang lain). Ketiga, efek media massa terjadi dalam waktu pendek namun secara cepat,
instan, dank eras mempengaruhi seseorang atau masyarakat. Keempat, efek media massa terjadi
dalam waktu yang lama sehingga mempengaruhi sikap-sikap adopsi, inovasi, control social
sampai dengan perubahan kelembagaan, dan persoalan perubahan-perubahan budaya. Berikut ini
adalah skema tipologi efek media massa (mcquail, 2002:426).
49
GAMBAR 1:
TIPOLOGI EFEK MEDIA MASSA (MCQUAIL, 2002:426)
A. Efek Media Yang Terencana
Efek media massa yang dapat direncanakan bias terjadi dalam waktu yang pendek
atau cepat, tetapi juga bias terjadi dalam jangka waktu yang lama. Efek media massa yang
dapat direncanakan dan terjadi dalam waktu yang cepat yaitu seperti propaganda, respons
individu, kampanye media, news learning, pembingkaian berita, dan agenda-setting.
B. Efek Media Yang Tidak Terencana
Efek media massa yang terjadi tak terencana dapat berlangsung dalam dua tipologi,
yaitu terjadi dalam waktu yang cepat dan terjadi dalam waktu yang lama. Yang terjadi
dalam waktu cepat merupakan tindakan reaksional terhadap pemberitaan yang tiba-tiba
mengagetkan masyarakat. Begitu pula pemberitaan media tentang kekerasan dan criminal
yang sekilas dalam waktu dekat tidak bermasalah, namun tanpa disadari lama-kelamaan
50
perilaku buruk yang dilihat dalam pemberitaan dapat muncul dipikiran seseorang yang
mungkin dalam keadaan tertentu menyebabkan seseorang melakukannya dengan terpaksa
atau secara tanpa disadari.
Tingkat kekuatan dan kerusakan sosial yang diakibatkan oleh media massa dapat
dijelaskan sebagai berikut: Tahap Satu, efek yang paling mudah terjadi adalah pada tatanan
fisik dan perilaku individual (perilaku organism) yang berdampak pada perilaku kelompok
dan masyarakat. Tahap Dua, efek merusak pada tatanan sikap (norma personal) dan norma
lain disekitar sikap seperti merusak system sosial sampai dengan merusak sistem budaya
serta lingkungan yang lebih luas.
GAMBAR 2.
KERUSAKAN SOSIAL AKIBAT EFEK MEDIA MASSA
Selain apa yang dijelaskan McQuail diatas tentang efek media massa dan tingkat
kerusakan social yang terkadi akibat dari efek media, secara empiric, efek media massa
yang tidak diharapkan (cenderung merusak) memiliki andil dalam hal pembentukan sikap,
perilaku, dan keadaan masyarakat seperti berikut ini.
1. Penyebaran budaya global yang menyebabkan masyarakat berubah dari tradisional
ke modern, dari modern ke postmodern, dan dari taat beragama ke sekuler.
2. Media massa kapitalis telah memicu hilangnya berbagai bentuk kesenian dan
budaya tradisional dimasyarakat yang seharusnya dipelihara.
51
3. Terjadinya perilaku imitasi yang kadang menjurus kepada meniru hal buruk dari
apa yang dilihat dan didengar dari media.
4. Efek media massa sering brutal menyerang seseorang dan merusak nama baik orang
tersebut (pembunuhan karakter).
5. Persaingan media massa yang tidak sehat menyebabkan media melakukan
pemberitaan yang justru menyebabkan terciptanya perilaku pelanggaran norma
sosial.
6. Pemberitaan pornomedia menyebabkan lunturnya lembaga perkawinan dan norma
seks keluarga di masyarakat.
7. Berita kekerasan dan terror di media massa memicu terbentuknya “ketakutan
massa” di masyarakat.
8. Media massa kapitalis telah sukses mengubah masyarakat; dari kota sampai ke
desa; menjadi masyarakat konsumerisme dan masyarakat pemimpi, masyarakat
yang hidup dalam dunia seribu satu malam tanpa harus bekerja keras.
9. Media massa cenderung menjadi alat provokasi sebuah kekuasaan sehingga efek
media massa menindas rakyat, bahkan dalam skala luas media massa menjadi alat
kolonialisme modern dengan memihak kepada suatu negara adidaya.
52