reverensi 1
TRANSCRIPT
7/23/2019 reverensi 1
http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 1/23
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Produksi dan Operasi
2.1.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi
Kegiatan untuk meningkatkan kegunaan barang dan jasa sering dikenal
sebagai kegiatan mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output),
hal tersebut tidak dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain, dengan
demikian dibutuhkan kegiatan manajemen.
Kegiatan manajemen ini dibutuhkan untuk mengatur dan
mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang berupa money, man, machine,
method, market, dan management . Semua ini saling terkait dan dapat
meningkatkan kegunaan barang dan jasa secara efektif dan efiseien.
Dalam kegiatannya manajemen produksi tidak hanya menyangkut
manufacturing berbagai barang, tetapi juga berkaitan dengan produksi jasa
(pelayanan). Namun banyak juga organisasi-organisasi yang menyediakan
berbagai bentuk produk usaha dalam bidang jasa, misalnya bisnis perhotelan,
perbankkan, asuransi, ataupun perusahaan transportasi.
Manajemen produksi yang telah banyak dipakai sebelumnya, dipandang
kurang mencakup seluruh kegiatan sistem-sistem produktif dalam masyarakat
ekonomi kita. Oleh karena itu, diperlukan suatu istilah yang lebih tepat dan
mempunyai cakupan luas, yaitu mengenai manajemen operasi.
7/23/2019 reverensi 1
http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 2/23
8
Untuk lebih jelas mengenai pengertian manajemen produksi dan operasi
akan penulis kemukakan beberapa pendapat ahli sebagai berikut.
Jay Heizer and Barry Render (2006:4), menyatakan: “Operation
Management (OM) is the set of activiti es that creates value in the form of goods
and services by transforming inputs into output”.
Artinya: “Manajemen Operasi adalah sekumpulan aktifitas yang menciptakan
nilai tambah dalam bentuk barang dan jasa dengan mentransformasikan dari
masukan-masukan menjadi keluaran”.
Sedangkan pengertian manajemen operasi menurut Roger G. Schroeder
(2003:3) sebagai berikut: “Operations is responsible for supplying the product or
service of the organization . Operation managers make decisions regarding the
operations function and as connection wi th other f unction ” .
Artinya: “Operasi merupakan organisasi yang bertanggungjawab dalam
penyediaan barang dan jasa. Para manajer operasi membuat keputusan-keputusan
mengenai fungsi operasi dan menghubungkannya dengan fungsi operasi yang
lain”.
Sofjan Assauri (2008:19), menyatakan : “Manajemen operasi
merupakan kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan
sumber-sumber daya yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alat
dan sumber daya dana serta bahan, secara efektif dan efisien, untuk
menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang dan jasa”.
7/23/2019 reverensi 1
http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 3/23
9
T. Hanni Handoko (2000;3), menyatakan : “Manajemen operasi
merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber
daya-sumber daya (atau faktor produksi), tenaga kerja, mesin-mesin
peralatan, bahan mentah dan sebagainya dalam proses transformasi bahan
mentah dan temnaga kerja menjadi berbagai produksi atau jasa”
Eddy Herjanto (2008:2), menyatakan”
“Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi tidak terlepas dariManajemen pada umumnya, yaitu mengandung unsur adanya kegiatan yang
dilakukan dengan mengkoordinasikan berbagai kegiatan dan sumber daya
untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.
Dari beberapa definisi diatas penulis mengartikan bahwa manajemen
produksi dan operasi adalah semua usaha yang mengkoordinasikan dan
memanfaatkan sumber daya atau faktor-faktor produksi seperti bahan mentah,
tenaga kerja, energi, modal dan informasi yang ada dan dimiliki oleh perusahaan.
Kemudian melalui proses transformasi, masukan-masukan atau input-input diubah
menjadi output yaitu berupa produk barang dan jasa, serta suatu pengambilan
keputusan mengenai pengelolaan yang optimal dengan penggunaan faktor-faktor
produksi dalam proses transformasi input menjadi output yang ditentukan oleh
organisasi.
2.1.2 Ruang Lingkup Manajemen Produksi dan Operasi
Ruang lingkup manajemen produksi dan operasi menurut Rusli S,
Tatang S, dan Lien Karlina (2003:4) ruang lingkup Manajemen Operasi, Meliputi:
7/23/2019 reverensi 1
http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 4/23
10
1. PLAN : 1. Long Run
a.
Product Design ( marketing map)
b.
Product Manufacture dan Facilities
1.
Proses design
2.
Tool & equipment
3. Job design – work method
4. Plant location
5. Material handling
6. Value Enginering Analysis
c. Plan design & service
1. Instaling
2. Plan service
3.
Safety & hygienice
4. Maintenance facilities
2. Short Run
Production Planing & Control (PPC):
1.
Product planing
2.
Production control
3. Inventory control
4. Maintenance management
5. Factory lasting & cost control
2. DO : Execution
1. Supervising
7/23/2019 reverensi 1
http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 5/23
11
2. Comunication
3.
Motivating
3. CHECK : Evaluation
1.
Product
2.
Selling
3. Market
4. R & D : Production R & D
1. Man
2. Money
3. Material
2.2 Pemeliharaan (M aintenance)
Pemeliharaan adalah suatu proses perawatan dan pemeliharaan terhadap
peralatan dan mesin-mesin yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian. Dalam ruang lingkup manajemen operasi pemeliharan termasuk
kedalam short run, karena pemeliharaan merupakan perencanaan dan pengawasan
jangka pendek.
2.2.1 Pengertian Pemeliharaan
Perusahaan yang berorientasi laba (profit) sering mengejar target
produksi dengan kuantitas yang besar. Hal ini dilakukan secara terus-menerus
sehingga kadang-kadang mengabaikan kondisi dan umur mesin serta kapasitas
jam kerja mesin yang semestinya. Pembebanan yang berlebihan terhadap mesin
7/23/2019 reverensi 1
http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 6/23
12
tersebut akan mengakibatkan kerusakan dan kemacetan, seperti ausnya
komponen-komponen karena gesekan, longgarnya baut karena getaran mesin
selama proses produksi dan lain sebagainya, yang tentu saja akan mengganggu
proses produksi.
Kerusakan yang terjadi dapat diperkecil atau dikurangi efeknya dengan
melakukan aktifitas yang sering dikenal dengan pemeliharaan (maintenance) yang
diharapkan dapat memperpanjang umur mesin dan menjaga kondisi mesin agar
dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Untuk lebih jelas mengenai pengertian pemeliharaan akan penulis
kemukakan beberapa pendapat ahli sebagai berikut.
T. Hani Handoko (2000:157), menyatakan: “Pemeliharaan yang baik
menjamin bahwa fasilitas-fasilitas produktif akan dapat beroperasi secara
efektif”.
Jay Heizer and Barry Render (2006:622), menyatakan: “Maintenance
includes all activities involved in keeping a system’s equipment in working
order” .
Artinya: “Pemeliharaan meliputi semua aktivitas yang melibatkan pemeliharaan
suatu sistem peralatan yang digunakan di dalam mengerjakan pesanan”.
Definisi lain yang dikemukakan oleh Sofjan Assauri (2008:133):
“Maintenance dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau
menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau
penyesuaian atau penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan
operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan”.
7/23/2019 reverensi 1
http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 7/23
13
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa pemeliharaan adalah:
1. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk memelihara, memperbaiki serta
menjaga mesin dan peralatannya agar selalu berada dalam kondisi operasi
yang siap pakai, sehingga kontinuitas proses produksi dapat berjalan sesuai
dengan apa yang direncanakan dan keuntungan yang diharapkan dapat
tercapai.
2. Kegiatan pemeliharaan tersebut berada dalam sistem aturan kerja dan dapat
berupa pemeliharaan pencegahan sebelum terjadi kerusakan ataupun
penggantian bagian dari mesin yang rusak.
2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemeliharaan
Menurut M. Syamsul Ma’arif dan Hendri Tanjung (2003:482) bahwa pada
dasarnya kesuksesan kebijakan pemeliharaan dapat dilihat bukan hanya terhadap
banyaknya jumlah kerusakan mesin akan tetapi lebih jauh dari itu adalah sejauh
mana perusahaan dapat mengefisienkan biaya pemeliharaan, pemeliharaan
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1. Keterlibatan karyawan
Keterlibatan karyawan dalam kegiatan pemeliharaan menjadi sesuatu yang
sangat penting karena informasi dan keahlian yang dimiliki oleh karyawan
menentukan ketelitian dalam melakukan kegiatan pemeliharaan. Tingkat
kemampuan para operator merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan dalam pengoperasian mesin atau peralatan, oleh karena itu
7/23/2019 reverensi 1
http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 8/23
7/23/2019 reverensi 1
http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 9/23
15
3. Adanya pepohonan.
2.
Pengaruh internal
Pengaruh internal antara lain faktor penuaan (aging ) dari suatu
komponen, penurunan kualitas komponen akibat hubungan singkat dan
lain-lain.
2.2.3 Jenis-jenis Pemeliharaan
Dalam pelaksanaan pemeliharaan mesin dan peralatan produksi,
terdapat berbagai jenis pemeliharaan yang dapat dilakukan. Jenis-jenis
pemeliharaan menurut Jay Heizer and Barry Render (2006:626)
1. Preventive maintenance
Preventive maintenance is a plan that involves routine inspections,
servicing, and facilities in good repairs to prevent failure.
Artinya : Preventive maintenance adalah sebuah rencana yang meliputi
pemeriksaan rutin, perawatan dan menjaga fasilitas-fasilitas dalam
keadaan yang baik guna mencegah kerusakan.
2.
Breakdown maintenance
Remedial maintenance that occur when equipment fails and must be
repaired on an emergency of priority basis.
Artinya : Tindakan-tindakan perbaikan yang terjadi ketika peralatan
mengalami kerusakan berat dan harus diperbaiki pada basis prioritas atau
darurat.
7/23/2019 reverensi 1
http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 10/23
16
Sedangkan menurut Sofjan Assauri (2008:134) jenis-jenis maintenance
ada dua yaitu:
1.
Preventive Maintenance
Kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah
kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau
keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan
saat digunakan pada waktu proses produksi.
2. Corrective/Breakdown Maintenance
Kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya
suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas atau peralatan sehingga tidak
dapat berfungsi dengan baik.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa pemeliharaan pencegahan
atau preventive maintenance adalah pemeriksaan secara rutin dan kegiatan
perbaikan yang dirancang untuk memeriksa kemungkinan adanya kerusakan dan
melakukan penyesuaian atau perbaikan untuk mencegah kerusakan yang besar.
Sedangkan kegiatan corrective/breakdown maintenance adalah kegiatan
pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah fasilitas dan peralatan
tersebut mengalami kerusakan atau kelainan sehingga tidak dapat berfungsi
dengan baik.
7/23/2019 reverensi 1
http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 11/23
17
2.2.4 Peranan Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan merupakan fungsi yang sangat penting didalam
sebuah perusahaan yang menggunakan fasilitas dan peralatan dalam melakukan
usahanya, di mana pemeliharaan dapat menjamin kelancaran proses produksi dan
operasi perusahaan.
Kegiatan pemeliharaan tidak hanya menjaga agar fasilitas dan peralatan
dapat tetap berjalan sebagaimana mestinya, tetapi juga menjaga agar dapat
mengurangi terjadinya kerusakan dan kemacetan.
Menurut T. Hani Handoko (2000:165), bahwa peranan pemeliharaan
adalah: “untuk memelihara reliabilitas dan sistem pengoperasian pada
tingkat yang dapat diterima dan tetap memaksimalkan laba atau
meminimumkan biaya”.
Sujadi Prawirosentono (2000:302), menyatakan: “suatu perencanaan
produksi dapat gagal bila ada bagian mesin yang rusak atau tidak dapat
beroperasi. oleh karena itu, perencanaan pemeliharaan mesin merupakan
salah satu kegiatan penting dalam operasi".
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa peranan
kegiatan pemeliharaan di dalam manajemen produksi dan operasi adalah:
1.
Memelihara mesin-mesin dan peralatan serta mengendalikan biaya
pemeliharaan agar terdapat keandalan/reliabilitas dari mesin-mesin atau
peralatan.
7/23/2019 reverensi 1
http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 12/23
18
2. Tercapainya kelancaran dalam kegiatan produksi/operasi yang telah
direncanakan oleh perusahaan sebagai bentuk dari keberhasilan kegiatan
pemeliharaan.
2.2.5 Maksud dan Tujuan Pemeliharaan
Maksud diadakanya pemeliharaan terhadap mesin dan peralatan yaitu
bahwa pemeliharaan secara garis besar diarahkan agar dapat mengurangi
frekuensi kerusakan dan mengurangi lamanya kerusakan.
Tujuan dari pemeliharaan dan keandalan adalah kemempuan
memelihara sistem dan mengendalikan biaya, seperti yang dikemukakan oleh Jay
Heizer and Barry Render (2006:95): “The objective of maintenance and
reli abil ity is to maintain the capabil i ty of system w hile controlling cost” .
Adapun tujuan diadakannya pemeliharaan seperti yang dikemukakan
oleh Sofjan Assauri (2008:134), yaitu:
1.
Kemempuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana
produksi.
2.
Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produkai yang tidak
terganggu.
3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar batas
dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang
ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai investasi
tersebut.
7/23/2019 reverensi 1
http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 13/23
19
4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan
melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien secara
keseluruhan.
5.
Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan keselamatan
para pekerja.
6. Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi lainnya dari suatu
perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan, yaitu
tingkat keuntungan yang sebaik mungkin dan total biaya yang terendah.
Jadi tujuan utama pemeliharaan secara umum adalah untuk memelihara
dan menjaga fasilitas atau peralatan serta mengadakan perbaikkan/penggantian
komponen yang diperlukan agar peralatan berada dalam kondisi siap pakai.
Sehingga kontinuitas dapat berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan oleh
perusahaan, dan biaya untuk pemeliharaan dapat dikendalikan oleh manajemen.
Tujuan preventive maintenance menurut Steven Nahmias (2001:747),
adalah: “The purpose of preventive maintenance is to decrease the li keli hood an
item wil l r equi re replacement because of fail ur e. At the heart of such a poli cy is
the assumption that it’s costs more a repair or replacement at the time of failure
than at some predetermined time” .
Artinya: “Tujuan pemeliharaan pencegahan adalah untuk mengurangi
kemungkinan suatu komponen mesin memerlukan penggantian karena mengalami
kerusakan. Adanya kebijakan terpusat tersebut karena adanya asumsi biaya yang
lebih besar untuk melakukan perbaikan atau penggantian pada waktu terjadi
7/23/2019 reverensi 1
http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 14/23
20
kerusakan dibandingkan dengan waktu untuk mengantisipasinya”. Sedangkan
Breakdown maintenance dilaksanakan dengan tujuan:
1. Mengupayakan agar peralatan rusak segera berfungsi sebagaimana mestinya.
2. Mengendalikan biaya montir, termasuk biaya kerja normal dan biaya kerja
lembur.
3. Mengendalikan biaya operasi bengkel.
4.
Mengendalikan biaya investasi dalam suku cadang yang digunakan saat
peralatan dan fasilitas diperbaiki.
5.
Menyediakan tingkat perbaikan yang sesuai untuk setiap kerusakan.
Tujuan utama breakdown maintenance adalah untuk dapat
meminimalkan waktu terhentinya operasi perusahaan akibat kerusakan yang
terjadi pada fasilitas yang dimiliki.
2.2.6 Biaya-biaya yang Timbul Akibat dari Kegiatan Pemeliharaan
Menurut Sofjan Assauri (2008:138), dalam kegiatan pemeliharaan baik
preventive maintenace atau corrective/breakdown maintenance akan
mengakibatkan biaya bagi perusahaan. Biaya tersebut dapat berupa biaya
langsung (biaya komponen, tenaga kerja) maupun biaya tidak langsung (biaya
menganggur, biaya kesempatan)
1. Biaya langsung:
a.
Biaya pembelian komponen pengganti,
Adakalanya komponen tidak dapat diperbaiki kembali, tetapi harus diganti.
Biaya pembeliannya merupakan biaya pembelian komponen.
7/23/2019 reverensi 1
http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 15/23
21
b. Biaya tenaga kerja.
Tenaga kerja yang melakukan perawatan, baik pada saat perbaikan mesin
yang rusak maupun pada saat perawatan pencegahan harus dibayar. Upah
yang dibayarkan merupakan biaya tenaga kerja perawatan.
2.
Biaya tidak langsung:
a. Biaya operator yang menganggur,
Pada saat mesin berhenti dan dilakukan perawatan, perusahaan tetap
membayar operator mesin tersebut.
b. Depresiasi mesin,
Investasi tinggi untuk pembelian mesin akan menjadi elemen biaya depresiasi
yang percuma apabila mesin tersebut mengalami kerusakan.
c. Keuntungan yang tidak dapat diperoleh,
Merupakan hilangnya kesempatan untuk memperolehkeuntungan sesuai
dengan yang telah direncanakan.
d.
Biaya administrasi dan biaya tidak langsung lainnya.
2.2.7 Hubungan Kebijakan Pemeliharaan dengan Biaya Pemeliharaan
Setiap perusahaan yang menjalankan usahanya menggunakan mesin-
mesin dan peralatan akan melakukan kegiatan pemeliharaan terhadap mesin dan
peralatan yang dimilikinya tersebut dalam kegiatan pemeliharaan perusahaan akan
menghadapi dua persoalan, yaitu persoalan teknis dan ekonomis.
Menurut sofjan Assauri (2008:138) didalam persoalan ekonomis perlu
diadakan analisa perbandingan biaya masing-masing alternatif tindakan yang
7/23/2019 reverensi 1
http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 16/23
22
diambil dan dipilih untuk dilaksanakan adalah yang dapat menguntungkan
perusahaan. Untuk menyelesaikan persoalan teknis dan ekonomis, serta
terlaksananya kegiatan pemeliharaan, maka perlu ditetapkan terlebih dahulu
kebijakan-kebijakan yang akan mempengaruhi pelaksanaan pemeliharaan, dan
biasanya didasarkan menurut perbandingan sebagai berikut:
1. Membandingkan antara penggunaan biaya pada pemeliharaan preventif
dengan pemeliharaan korektif .
2. Apakah menggunakan tenaga kerja dari dalam atau dari luar perusahaan.
3. Menentukan apakah peralatan yang rusak diperbaiki atau diganti.
Selain itu, biaya pemeliharaan yang terbesar bukan berasal dari biaya
reparasi, karena pekerjaan reparasi kerusakan dapat dilakukan dengan cara
lembur. Biaya terbesar yang diakibatkan adanya kerusakan tersebut adalah biaya
waktu berhenti untuk kegiatan reparasi kerusakan-kerusakan yang terjadi
(opportunity cost ) yang diakibatkan rusaknya fasilitas produksi (mesin).
Kegiatan reparasi dapat menghentikan proses pendistribusian listrik
kepada konsumen. Pekerjaan-pekerjaan reparasi kerusakan biasanya lebih mahal
biayanya dibandingkan dengan pekerjaan pemeliharaan preventif . Berdasarkan
perbandingan biaya tersebut secara teknis kegiatan pemeliharaan perlu dilakukan
untuk menjamin kelancaran operasi perusahaan, tetapi secara ekonomis belum
tentu. Oleh karena itu harus dilihat faktor-faktor dan jumlah biaya yang terjadi,
yaitu dengan membandingkan antara pemeliharaan preventif dengan
pemeliharaan korektif.
7/23/2019 reverensi 1
http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 17/23
23
Biaya pemeliharaan preventif terdiri atas biaya-biaya yang timbul dari
kegiatan-kegiatan pemeriksaan, penyesuaian peralatan, penggantian atau
perbaikan komponen-komponen, dan kehilangan waktu produksi yang
diakibatkan adanya kegiatan tersebut. Sedangkan biaya pemeliharaan korektif
adalah biaya-biaya yang timbul bila peralatan rusak atau tidak dapat beroperasi,
yang meliputi kehilangan waktu produksi, biaya pelaksanaan pemeliharaan, dan
biaya penggantian peralatan.
Dengan perbandingan biaya antara pemeliharaan preventif dengan
pemeliharaan korektif tersebut, diharapkan dapat ditentukan alternatif kebijakan
pemeliharaan yang terbaik dan paling ekonomis atau yang dapat mengurangi
biaya pemeliharaan tanpa mengaggu kelancaran rencana produksi/operasi yang
telah ditetapkan oleh perusahaan.
Langkah-langkah yang digunakan untuk menghitung biaya-biaya
pemeliharaan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Menghitung probabilitas kerusakan gardu serta probabilitas kumulatifnya
untuk setiap bulan.
=
x 100
2.
Menghitung jumlah ekspektasi jumlah kerusakan serta rata-rata kemungkinan
mesin rusak tiap bulan.
Bn = N ∑ Pn + B ( n-1 ) P1 +B ( n-2 ) P2 + B ( n-3 ) P3 +…..+ B ( n-i ) PI
Dimana :
7/23/2019 reverensi 1
http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 18/23
24
Bn = Jumlah ekspentasi kerusakan dalam N bulan.
N = Jumlah gardu
P = Probabilitas munculnya kerusakan pada bulan ke-n
I = 1,2,3,….., n ( bulan )
3.
Menghitung biaya perbaikan mesin dan peralatan tiap bulan dengan cara
mengalikan rata-rata kemungkinan terjadinya kerusakan tiap bulan dengan
biaya yang dianggarkan tiap kali terjadi perbaikan.
TCr =
∑
Dimana :
TCr = Biaya untuk memperbaiki suatu kerusakan
Tn = Periode Waktu setelah perbaikan
N = Jumlah gardu dan peralatan
Cr = Biaya memperbaiki sebuah kerusakan
Pn = Probabilitas terjadi kerusakan pada periode ke-n
4. Menghitung total biaya pemeliharaan yang dikeluarkan perusahaan dengan
cara menjumlahkan biaya pemeliharaan preventif dengan biaya pemeliharaan
korektif .
5. Membandingkan antara biaya pemeliharaan preventif dengan biaya
pemeliharaan korektif yang dikeluarkan.
7/23/2019 reverensi 1
http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 19/23
25
2.2.8 Efisiensi Biaya Pemeliharaan
Biaya pemeliharaan dapat dikatakan efisien, jika dalam melakukan
kegiatan pemeliharaan dapat menekan jumlah biaya yang lebih rendah sehingga
dapat menghasilkan sesuai yang direncanakan.
Untuk mengetahui efisiensi biaya pemeliharaan tercapai atau tidak
dilakukan dengan cara membandingkan anggaran biaya pemeliharaan dengan
realisasi biaya pemeliharaan.
Efisiensi menurut Ricky W. Griffin (2004:8) adalah menggunakan
berbagai sumber daya secara bijaksana dan dengan cara yang hemat biaya.
Sedangkan pengertian biaya menurut Hansen and Mowen (2006:40)
adalah: “ Kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan
barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa
datang bagi organisasi.”
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk melihat
sampai sejauhmana pencapaian efisiensi dari masing-masing unit dapat dilakukan
dengan membandingkan antara biaya sesungguhnya dengan anggaran yang telah
disusun. Apabila pengeluaran sesungguhnya dikeluarkan lebih kecil dari yang
dianggarkan maka prestasi efisiensi dapat dikatakan baik.
7/23/2019 reverensi 1
http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 20/23
26
2.3 Kerangka Pemikiran dan Flow Chart Penelitian
2.3.1 Kerangka Pemikiran
Umumnya semua kegiatan produksi yang berada pada sebuah
perusahaan bertujuan untuk menjamin kontinuitas (kelancaran) proses produksi.
Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam kegiatan produksi tersebut adalah
pemeliharaan terhadap peralatan dan fasilitas produksi, sehingga fasilitas-fasilitas
dan peralatan produksi selalu dapat digunakan dan menghasilkan produk yang
diinginkan karena apabila mesin dan peralatan tersebut mengalami gangguan atau
kerusakan maka akan menghambat jalannya proses produksi.
Pemeliharaan merupakan salah satu fungsi yang sangat penting dalam
suatu perusahaan, hal ini tidak dapat dihindari karena setiap perusahaan akan
selalu berharap agar mesin atau peralatan yang dimiliki tetap berada dalam
kondisi yang baik dan siap pada saat dibutuhkan sehingga dapat mendukung
kelancaran produksi/operasi perusahaan.
Untuk mengukur kesuksesan pengelolaan pemeliharaan menurut
Syamsul Ma’arif dan Hendri Tanjung (2003:482) ada 2 unsur yang harus
ditentukan terlebih dahulu, yaitu keterlibatan karyawan dan prosedur
pemeliharaan. Oleh karena itu, untuk mngukur seberapa sukses pemeliharaan,
maka terlebih dahulu diukur kemampuan karyawan dan seberapa baik prosedur
yang ditempuh.
Kontinuitas perusahaan berarti berjalannya produksi/operasi atau
kelancaran produksi/operasi secara berkesinambungan, hal ini ditunjang berbagai
7/23/2019 reverensi 1
http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 21/23
27
faktor antara lain tenaga kerja, peralatan dan modal yang tersedia atau dimiliki
oleh perusahaan.
Pemeliharaan yang baik akan menjamin kelancaran operasi perusahaan
dan dalam hal ini akan memerlukan biaya, namun jika dibandingkan kerusakan
sebagai akibat tidak dijalankannya pemeliharaan dengan baik akan lebih besar
dari pada biaya pemeliharaan itu sendiri.
Jadi tujuan pemeliharaan adalah untuk menjaga agar mesin dan
peralatan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dengan mengurangi
kerusakan dan kemacetan yang mungkin akan terjadi. Pemeliharaan yang baik
akan menjamin kelancaran proses produksi, namun perlu diingat bahwa
pemeliharaan yang buruk terhadap mesin dan peralatan akan berakibat buruk
seperti meningkatnya jumlah kerusakan, meningkatnya biaya reparasi kerusakan,
berkurangnya umur mesin dan kerusakan, serta hilangnya waktu untuk proses
produksi sebagai akibat terjadinya kerusakan.
Dengan menganalisa kegiatan pemeliharaan maka diharapkan dapat
diketahui persoalan yang dihadapi oleh perusahaan baik secara teknis maupun
ekonomis dari kegiatan preventive maintenance serta corrective maintenance.
Persoalan teknis berhubungan dengan usaha-usaha untuk
menghilangkan atau mengurangi timbulnya kemacetan sebagai akibat kondisi
mesin dan peralatan yang tidak baik, sedangkan persoalan ekonomis adalah
persoalan yang berhubungan dengan bagaimana usaha yang harus dilakukan agar
kegiatan pemeliharaan yang dibutuhkan secara teknis dapat dilaksanakan secara
7/23/2019 reverensi 1
http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 22/23
28
efisien. Jadi dalam persoalan ekonomis ini perlu diadakan analisis perbandingan
biaya antara masing-masing alternatif tindakan yang dapat diambil. Seperti hasil
penelitian yang dilakukan oleh Firman Nugraha (2008) pada hasil penelitiannya
yang berjudul analisis kebijakan pemeliharaan mesin dalam upaya
mengefisienkan biaya pemeliharaan pada PT. Grand Textile Industry, hasil dari
penelitian tersebut yaitu biaya yang paling efisien adalah dengan melakukan
kegiatan pemeliharaan preventif, karena biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
akan jauh lebih kecil dibandingkan dengan kegiatan pemeliharaan korektif.
Dengan melakukan analisis perbandingan biaya maka diharapkan dapat
diambil kegiatan pemeliharaan yang terbaik dari kegiatan preventive maintenance
maupun corrective maintenance dengan biaya yang paling ekonomis dari kedua
kegiatan perusahaan dapat meminimumkan biaya pemeliharaan.
7/23/2019 reverensi 1
http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 23/23
29
2.3.2 F low Chart Penelitian
MULAI
LATAR BELAKANG
PENELITIAN
ANALISIS DATA
Rumus yang dugunakan :
1. Preventive maintenance
Bn = N ∑ Pn + B ( n-1 ) P1 +B ( n-2 ) P2 + B ( n-3 ) P3 +…..+ B ( n-i ) Pi
2.
Corrective maintenance
TCr =
∑
3. Overhaul
DATA PRIMER
1. Jumlah gardu.
2. Data kerusakan gardu.
3.
Data biaya pemeliharaan gardu.
PENGUMPULAN DATA
1. Bagaimana pelaksanaan pemeliharaan yang dilaksanakan oleh PT. PLN (Persero) APJ BANDUNG.
2. Kebijakan pemeliharaan manakah yang dapat mengefisienkan biaya pemeliharaan di PT. PLN (Persero) APJ
BANDUNG.
3.
Pengaruh kebijakan pemeliharaan terhadap biaya pemeliharaan gardu distribusi yang dilakukan PT. PLN
(Persero) APJ BANDUNG.
DATA SEKUNDER
1. Teori mengenai manajemen produksi dan
operasi dari literature, jurnal, dan lain-lain.
2.
Data perusahaan yang lalu.3. Teori-teori lain.
HASIL ANALISIS
KESIMPULAN DAN SARAN
PEMELIHARAAN
VERSI PERUSAHAAN