reski putri namira p00320014089 kementrian …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/identifikasi...
TRANSCRIPT
1
IDENTIFIKASI FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU
MEROKOK PADA REMAJA DI SMAN 1 WIWIRANO
KABUPATEN KONAWE UTARA
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
OLEH :
RESKI PUTRI NAMIRA
P00320014089
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2017
2
3
4
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
a. Nama : Reski Putri Namira
b. Tempat/Tanggal Lahir : Bantaeng, 31 Agustus 1997
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Suku/Bangsa : Makassar/Indonesia
e. Agama : Islam
f. Alamat : Jln. Poros Baruga (BTN ANOA)
B. Jenjang Pendidikan
a. SD Negeri 3 Lamonae, Tamat Tahun 2008
b. SMP Negeri 5 Asera, Tamat Tahun 2011
c. SMA Negeri 1 Wiwirano, Tamat Tahun 2014
d. Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan, 2014 sampai
sekarang
5
MOTTO
Bukanlah hidup kalau tidak ada masalah,
Bukanlah sukses kalau tidak melalui rintangan,
Bukanlah menang kalau tidak dengan
pertarungan,
Bukanlah lulus kalau tidak ada ujian,
Dan bukanlah berhasil kalau tidak berusaha.
Karya ini ku persembahkan
kepada Ayah dan Ibuku tersayang,
Almamaterku, serta Bangsa dan
Negaraku tercinta.
6
ABSTRAK
Reski Putri Namira (P00320014089). Dengan Judul “Identifikasi Faktor –
faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Remaja Di SMAN 1
Wiwirano Tahun 2017”. Dibimbing Oleh Hj. Sitti Rachmi Misbah dan
Asminarsih Zainal Prio (xiii + 72 Halaman + 7 lampiran). Dari hasil survei awal
di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada jam istirahat, jam pulang
sekolah. Rumusan masalahnya adalah faktor – faktor apakah yang mempengaruhi
perilaku merokok pada remaja di SMAN 1Wiwirano? Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku merokok
pada remaja di SMAN 1 Wiwirano. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian
kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini di lakukan pada tanggal 12
juni sampai dengan 17 juni 2017. Populasi adalah seluruh siswa kelas X sebanyak
107 orang dan kelas XI sebanyak 108 orang. Besar sampel dalam penelitian ini
adalah berjumlah 20% dari populasi yang ada yaitu sebesar 43 orang dengan
menggunakan stratified random sampling. Instrument penelitian ini adalah lembar
koesioner. Penyajian data adalah secara deskriptif dan di sajikan dengan tabel
distribusi frekuensi. Hasil penelitian dari 43 responden, faktor psikologi
mempengaruhi perilaku merokok yaitu sebanyak 24 responden (55,80%) dan yang
tidak mempengaruhi sebanyak 19 responden (44,20%). Sedangkan faktor
lingkungan sosial mempengaruhi perilaku merokok yaitu sebanyak 33 responden
(76,75%) dan yang tidak mempengaruhi sebanyak 10 responden (23,25%). Serta
Faktor pengetahuan mempengaruhi perilaku merokok yaitu sebanyak 21
resaponden (48,86%) dan yang tidak mempengaruhi sebanyak 22 responden
(51,14%). Dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor psikologis, faktor lingkungan
sosial, dan faktor pengetahuan merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku
merokok, oleh karena itu diharapkan kepada semua pihak khususnya tenaga
pendidik agar memasukkan materi tentang bahaya merokok dan memberitahukan
agar menjauhi atau tidak bergaul dengan orang yang mempunyai perilaku
merokok.
Kata Kunci : Remaja, Perilaku merokok, faktor psikologis,lingkungan
sosial, dan pengetahuan,SMAN 1 Wiwirano
Daftar Pustaka :19 literatur (1999-2015)
7
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas limpahan berkat dan karunia- Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Identifikasi Faktor – faktor
Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Remaja Di SMAN 1
Wiwirano”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak menghadapi
tantangan dan rintangan, namun atas bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak
baik secara moril maupun material, Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan.
Seiring dengan selesainya Karya Tulis Ilmiah ini, penulis pertama – tama
menyampaikan terima kasih kepada ibu Hj. Sitti Rachmi Misbah S.Kp.,M.kes
selaku pembimbing I dan ibu Asminarsih Z.P.,M.kep.,Sp.Kom selaku
pembimbing II yang dengan penuh kesabaran dan keihklasan telah meluangkan
waktunya untuk membimbing dan membantu penulis dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini.
Ucapan terima kasih yang sedalam – dalamnya terkhusus penulis
persembahkan kepada ayahanda tercinta Alm. Abdul Halik dan Ibunda tercinta
Hikmawati yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan segala cinta,
kasih sayang, doa dan segala pengorbanan hingga saat ini serta kakak tercinta
Fatmawati, Ita Purnama Sari S.Pd, Zulkifli S.Pi, Fitrah Syarif
8
Hidayyatullah, Amalia Sri Wulandari serta kemenakan tercinta Nur Nabila
Julianti, yang telah mendukung dan membantu penulis baik dalam doa maupun
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan banyak terima kasih
dan penghargaan yang tulus kepada :
1. Bapak Petrus, SKM.,M.Kes selaku direktur Poltekkes Kemenkes
Kendari.
2. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sulawesi
Tenggara
3. Bapak Muslimin, A.Kep, S.Pd., M.Si selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Kendari.
4. Ibu Lena Atoy, SST.,MPH selaku pembimbing akademik (PA) selama
masa studi.
5. Ibu Hj. Sitti Rachmi Misbah S.kp.,M.kes selaku pembimbing I dan ibu
Asminarsih Z.P, M.kep.,Sp.KOM selaku pembimbing II.
6. Bapak/ibu dosen pengajar dan staf Poltekkes Kemenkes Kendari
khususnya Jurusan Keperawatan yang telah memberikan tambahan
pengetahuan dan pengalaman berharga selama menjalani proses
pendidikan.
7. Kepala Sekolah SMAN 1 Wiwirano yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian ini.
8. Para responden yang telah banyak memberikan informasi yang di
butuhkan penulis dalam penyusunan karya tulis ini.
9
9. Teman seperjuangan Jurusan Keperawatan angkatan tahun 2014, terima
kasih atas segala kebersamaan dalam suka maupun duka selama di bangku
perkuliahan.
10. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam terselesainya
Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian
selanjutnya di Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari.
Kendari, Juli 2017
Penulis
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iv
MOTTO .......................................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan masalah ................................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Remaja ....................................................................... 11
B. Tinjauan Tentang rokok .......................................................................... 22
C. Tinjauan Tentang Perilaku Merokok ...................................................... 32
Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku merokok ......................... 36
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran...................................................................................... 48
B. Kerangka Konsep Penelitian................................................................... 49
C. Variabel Penelitian.................................................................................. 50
D. Definisi Operasional dan Kriteria Obejktif ............................................ 50
11
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 53
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 53
C. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 53
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ......................................................... 55
E. Instrumen Penelitian ............................................................................... 55
F. Pengolahan dan Analisa Data ................................................................. 55
G. Penyajian Data ........................................................................................ 57
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 58
B. Pembahasan ......................................................................................... .. 63
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 73
B. Saran ...................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
12
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Sarana Fisik Di SMAN 1 Wiwirano tahun 2017 ................................. 58
2. Distribusi Frekuensi Pengajar Berdasarkan pendidikan
di SMAN 1 Wiwirano Tahun 2017 ..................................................... 59
3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin di SMAN 1 Wiwirano tahun 2017 .............................. 59
4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
di SMAN 1 Wiwirano tahun 2017 ....................................................... 60
5. Distribusi Frekuensi Perilaku Merokok Pada Remaja
di SMAN 1 Wiwirano .......................................................................... 61
6. Distribusi Frekuensi Faktor Psikologis Terhadap
Perilaku Merokok Pada Remaja di SMAN 1 Wiwirano ...................... 61
7. Distribusi Frekuensi Faktor Lingkungan Sosial Terhadap
perilaku Merokok Pada Remaja di SMAN 1 Wiwirano ..................... 62
8. Distribusi Frekuensi Faktor Pengetahuan Terhadap
Perilaku Merokok Pada Remaja di SMAN 1 Wiwirano ...................... 63
13
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 : Lembar Permohonan Menjadi Responden
2. Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden
3. Lampiran 3 : Lembar Instrumen
4. Lampiran 4 : Master Tabel Penelitian
5. Lampiran 5 : Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Poltekkes
6. Lampiran 6 : Surat Izin Dari Badan Riset Daerah Propinsi Sulawesi Tenggara
7. Lampiran 7 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku merokok merupakan hal yang tidak baik untuk kesehatan
juga merugikan dan sudah menjadi budaya diberbagai bangsa diseluruh dunia
terutama di indonesia. Merokok menimbulkan banyak kerugian baik sosial,
ekonomi, maupun kesehatan. Masalah kesehatan yang dapat ditimbulkan
akibat rokok antara lain penyakit jantung, bronkitis, kanker, emfisema,
gangguan fungsi ginjal, gangguan kandung kemih,gangguan pada uterus dan
juga gangguan ovarium center for disease control and prevention (CDC
2012). Selain rokok dapat menyebabkan masalah kesehatan, merokok juga
merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak didunia (Tirtosarto, S,
2010 dalam Zuliayani & Firmawati 2015).
Data dari World Health organization (WHO) tahun 2014
menunjukkan bahwa setiap tahunnya terdapat 6 juta orang yang meninggal
karena perilaku merokok. Lebih dari 5 juta orang nya adalah perokok aktif
dan yang lainnya adalah perokok pasif. Diperkirakan akan terus meningkat
tiap tahunnya hingga mencapai 10 juta orang per tahun pada tahun 2030.
Sekitar 80% dari 1 milyar orang yang merokok adalah dari negara
berkembang. WHO juga mencatat bahwa setiap 6 detiknya 1 dari 10 kematian
orang dewasa di dunia adalah akibat dari perilaku kounsumsi tembakau atau
perokok.
15
Penyebab kematian akibat konsumsi rokok dengan penyakit utama
adalah kanker dan penyakit jantung. Selain itu masih banyak penyakit –
penyakit yang akan ditimbulkan oleh rokok apalagi jika dikonsumsi sejak
usia dini atau pada masa remaja. Efek nya tidak langsung terasa, namun
ketika menginjak masa 30 sampai 40 tahun penyakit – penyakit akan mulai
bermunculan. Penyakit – penyakit tersebut seperti hepatitis, diabetes,
gangguan pernafasan, gangguan pada kesehatan rahim, penyakit ginjal,
penyakit jantung dan stroke. Penyakit-penyakit tersebut terjadi karena di
dalam rokok mengandung zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Zat
tersebut dapat berupa gas dan partikel-partikel berbahaya seperti nikotin, tar,
hidrogen sianida, karbon monoksida, banyaknya kerugian yang ditimbulkan
oleh rokok maka merokok tidak dianjurkan (Tirtosarto, S, 2010 dalam
Zuliayani & Firmawati 2015).
Selain masalah kesehatan akibat konsumsi rokok, kerugian yang akan
dialami oleh seorang remaja adalah masalah pendidikan di sekolah yang
kemungkinan mengalami kesulitan dalam bidang prestasi, teruma olahraga
karena fungsi pernafasan menjadi terganggu. Efek yang terjadi pada sistem
pernafasan yaitu nafas yang pendek. Masalah ekonomi, sebagai seorang
remaja pasti mereka masih mengandalkan pemberian dari orang tua, dengan
begitu uang yang setiap harinya diberikan oleh orang tua nya akan habis
untuk digunakan membeli rokok, maka kemungkinan ada perilaku baru yang
akan timbul seperti mencuri, memalak, dan sebagainya. Remaja juga akan
kemungkinan besar terjeremus dalam dunia narkoba dan obat terlarang. Efek
16
dari rokok yang berupa adiksi membuat remaja semakin ingin mencoba hal –
hal yang baru. Selain itu efek lain dari konsumsi rokok adalah masalah
penampilan seperti gigi menguning, bibir cenderung berubah warna menjadi
kecoklatan, gusi menjadi hitam, dan nafas yang tidak sedap.
Dari masalah – masalah yang diakibatkan oleh rokok maka rokok
tidak dianjurkan untuk dikonsumsi karena akan menimbulkan masalah pada
kesehatan, ekonomi dan lain sebagainya. Apalagi jika dikonsumsi secara
terus – menerus. Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus,
dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies
lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin yang meningkatkan
tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi, dan
menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya, tar ketika
masuk kedalam tubuh akan menempel di paru – paru dan menyebabkan
kanker paru – paru , gas karbon monoksida yang menyebabkan pembuluh
darah mengalami ateresklorosis yang akan menimbulkan beeberapa penyakit
pada jantung, zat ini terkandung dalam rokok dengan atau tanpa bahan
tambahan (Heryani, 2014).
Rokok saat ini bukan hanya dikonsumsi oleh orang dewasa saja tetapi
rokok sedang merajalela dikalangan remaja. Remaja adalah tahap dimana
perkembangan remaja ingin mencoba dan merasakan dari apa yang diketahui,
masa remaja bisa jadi masa dimana individu mengkonsumsi rokok. Smet 1994
berpendapat bahwa usia pertama kali merokok umumnya berkisar antara usia
11-13 tahun dan mereka pada umumnya merokok sebelum usia 18 tahun. Usia
17
tersebut dapat dikategorikan termasuk dalam masa rentangan remaja ( Arham,
2013 ).
Menurut Sarwono 2013, remaja dikategorikan sebagai masa yang sangat
rentan oleh perilaku yang tidak baik karena pada saat masa tersebut remaja
ingin merasakan apa yang diketahuinya. Ciri – ciri perilaku yang menonjol
pada usia remaja terutama terlihat pada perilaku sosial. Pada masa ini teman
sebaya mempunyai arti yang sangat penting, mereka ikut dalam kelompok
yang nilai-nilainya sangat mempengaruhi perilaku seorang remaja. Perilaku
seorang remaja dalam pemantapan identitas tidak selamanya mulus akan tetapi
akan memerlukan waktu yang panjang bergantung pada lingkungan sekitarnya.
Jika lingkungannya baik maka remaja tersebut akan menjadi baik dan jika tidak
maka remaja akan menjadi individu yang tidak baik juga (Zuliayani dan
Firmawati, 2015).
Supaya seorang remaja tidak melakukan kegiatan yang tidak baik seperti
merokok maka diperlukannya pengetahuan yang baik karena dengan
pengetahuan seorang remaja mampu mengetahui mana yang baik dan tidak
baik dan mampu mengetahui dampak yang bisa ditimbulkannya juga
(Sarwono, 2013 dalam Zuliayani dan Firmawati 2015).
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam pembentukan
perilaku, kurangnya pengetahuan tentang bahaya merokok dan dampak yang
dapat ditimbulkan oleh rokok menjadi salah satu faktor seorang remaja untuk
merokok.
18
Ada banyak alasan yang melatarbelakangi perilaku merokok pada remaja,
secara umum menurut Kurt Lewin, bahwa perilaku merokok merupakan fungsi
dari lingkungan dan individu. Artinya, perilaku merokok selain disebabkan
oleh faktor dalam diri juga disebabkan faktor lingkungan. Seperti yang telah
dikemukakan, bahwa remaja merokok merupakan upaya – upaya untuk dapat
diterima oleh lingkungannya. Hampir 28% subjek menyatakan bahwa
konsumsi terbesar rokok ketika mereka sedang berkumpul dengan teman –
temannya (Komalasari, 2011).
Perilaku merokok yang dinilai merugikan telah bergeser menjadi perilaku
yang menyenangkan dan menjadi aktifitas yang bersifat obsesif. Faktor
terbesar dari kebiasaan merokok adalah faktor lingkungan sosial (Fikriyah dan
Febrijanto, 2012).
Dari hasil penelitian Zuliyani dan Erfin tahun 2015 perilaku merokok
pada remaja dipengaruhi banyak faktor diantaranya adalah lingkungan sekitar,
keluarga dan teman sebaya (38,4%), kepuasan psikologis yaitu rasa ketagihan,
rasa nyaman, kenikmatan, relaksasi setelah mengkonsumsi rokok (40,9%),
keluarga perokok sangat mendukung perilaku anggota keluarga untuk merokok
dibandingkan keluarga yang tidak merokok.
Penelitian yang di lakukan oleh Anovi Yuwinda Harahap dkk tahun 2014
perilaku merokok juga dipengaruhi oleh iklan rokok yang menggambarkan
perokok seseorang yang tangguh, yang mampu menghadapi tantangan, iklan
rokok juga membangun gambaran bahwa perokok lebih kelihatan berani dan
lebih disukai oleh wanita. Iklan rokok bukan hanya di televisi saja ataupun
19
disudut – sudut jalan bahkan iklan rokok sudah masuk menuju sekolah –
sekolah.
Badan POM mencatat 14. 249 iklan rokok tersebar, di media elektronik
(9.230), media luar ruangan (3.239) dan media cetak (1.780). data ini
menunjukkan bahwa bertambahnya jumlah perokok di indonesia tidak dapat di
pisahkan dengan gencarnya iklan rokok.
Penelitian tentang rokok pernah dilakukan sebelumnya oleh Komalasari
dan Helmi (2000) dalam jurnal yang diberi judul Faktor-faktor Penyebab
Perilaku Merokok Pada Remaja. Adapun hasil penelitian tersebut mengatakan
bahwa ada banyak sekali faktor yang dapat menyebabkan seorang remaja mulai
merokok. Mulai dari kepuasan psikologis, dan pengaruh lingkungan sosial.
Hasil penelitian lainnya adalah kepuasan psikologislah yang menjadi faktor
terkuat terjadinya perilaku merokok pada remaja (Aini Nurul, 2013).
Laporan World Health Organization (WHO) setiap 6,5 detik satu orang
meninggal karena rokok. Data dari WHO, indonesia mempunyai jumlah
perokok terbanyak di dunia setelah China dan India. Jumlah perokok di dunia
menurut WHO pada tahun 2009 mencapai 1,1 milyar yang terdiri dari 47 %
adalah pria, 12 % adalah wanita dan 49 % adalah anak-anak.
Data dari the tobacco control, 2015 di ASEAN mencapai 127.169.300
atau 29,5% dan Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok tertinggi
yaitu 50,68% dengan kriteria dewasa 36,1% dan remaja 41%. Persentase
perokok pada penduduk di negara ASEAN tersebar di Filipina (16, 62%),
20
Vietnam (14, 11%), Myanmar (8, 73%), Thailand (7, 74%), malaysia (2,90%),
Kamboja (2,07%), Laos (1, 23%), Singapura (0, 39%), dan Brunei (0,04%).
Dari Tobacco atlas 2012 menunjukkan bahwa sekitar 2 per 3 perokok
tinggal di sepuluh negara salah satunya adalah Indonesia. Selain Indonesia
menjadi salah satu dari sepuluh negara yang memilki jumlah perokok
terbanyak, indonesia juga menjadi satu – satunya negara yang berada di Asia
Tenggara yang belum menandatangani Framework Convention on Tobacco
Control (FCTC), padahal dengan menandatangani FCTC indonesia akan
terhindar dari beberapa kerugian seperti negara indonesia tidak menjadi negara
tujuan pemasaran industri rokok multi nasional, konsumsi rokok pada semua
kalangan usia berkurang serta Indonesia memilki kesempatan untuk mengikuti
negosiasi penerapan panduan FCTC (Kemenkes, 2013).
Dari Depkes 2012 persentase perokok dipedesaan lebih tinggi
dibandingkan persentase perokok di perkotaan. Dari 86.869 responden
dipedesaan, sebanyak 37,4% merupakan perokok aktif, sedangkan diperkotaan
sebanyak 32,4% responden merupakan perokok aktif dari 91.057.
Riset Kesehatan Dasar 2013 mencatat sebesar 85% rumah tangga di
indonesia terpapar asap rokok estimasinya adalah 8 perokok meninggal karena
perokok aktif, satu perokok pasif meninggal karena terpapar asap rokok orang
lain. Data Riskesdas juga menunjukkan kecenderungan usia merokok
meningkat pada usia remaja, yaitu pada kelompok umur 15-19 tahun yang
biasanya berada pada tingkatan SMA dimana mengalami peningkatan dari 43,
3% pada tahun 2007 naik menjadi 54,3% di tahun 2013. Perilaku ini
21
berdampak pada kesehatan remaja dimana terganggunya perkembangan paru –
paru, karena pada masa remaja masih dalam tahap perkembangan. Selain itu
merokok diusia remaja akan membuat lebih sulit untuk berhenti karena mereka
lebih mungkin untuk mengalami kecanduan. Saat seorang remaja memutuskan
untuk berhenti merokok, maka akan berbagai masalah yang terjadi seperti
insomnia, mudah marah, depresi dan berbagai masalah mental lainnya
(Riskesdas, 2013).
Prevalensi penduduk yang merokok di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun .
2013 sebesar 21, 8 % untuk perokok aktif, 4,2 % perokok kadang – kadang, 2,8
% mantan perokok, dan 71,1 % bukan perokok.
Berdasarkan data awal di lapangan peneliti mendapatkan data jumlah
siswa SMAN 1 Wiwirano tahun ajaran 2016/2017 adalah kelas X berjumlah
107 orang (61 siswa laki – laki dan 46 siswa perempuan) pada kelas XI 108
orang (50 siswa laki – laki dan 58 siswa perempuan) kelas XII 110 orang (52
siswa laki – laki dan 58 siswa perempuan).
Dari hasil wawancara peneliti dengan tiga guru dan wali kelas X dan XI di
SMAN 1 Wiwirano pada tanggal 15 maret mengatakan bahwa sering
mendapatkan beberapa siswa yang merokok pada saat jam istrahat dan jam
pulang sekolah.
Sedangkan wawancara yang dilakukan dengan 10 orang siswa yang
peneliti dapatkan merokok pada jam istarahat dan jam pulang sekolah 7
diantara siswa tersebut mengatakan awalnya mulai merokok karena ajakan oleh
teman tetapi lama kelamaan mulai ketergantungan sementara 3 siswa lainnya
22
awalnya hanya mencoba – coba saja tetapi lama – kelamaan jika
mengkonsumsi rokok timbul rasa senang dan kenikmatan. Selain itu dari 10
siswa 6 siswa tersebut mengatakan tidak mengetahui zat yang terkandung
dalam rokok serta dampak jika zat tersebut masuk kedalam tubuh sedangkan 4
siswa lainnya mengetahui beberapa dampak merokok dan mengetahui beberapa
zat yang terkandung dalam rokok. (Data SMAN 1 Wiwirano, 2017).
Dari kondisi diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul “identifikasi faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku merokok
pada remaja di SMAN 1 Wiwirano Kabupaten Konawe Utara tahun 2017.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka peneliti merumuskan masalah
penelitian yaitu “faktor – faktor apakah yang mempengaruhi perilaku
merokok pada remaja di SMAN 1Wiwirano?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian secara rinci dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi faktor – faktor penyebab perilaku merokok pada
remaja di SMAN 1 Wiwirano, Kabupaten Konawe Utara
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengaruh faktor psikologis terhadap perilaku
merokok pada remaja di SMAN 1 Wiwirano
b. Mengidentifikasi pengaruh faktor lingkungan sosial terhadap perilaku
merokok pada remaja di SMAN 1 Wiwirano
23
c. Mengidenitifikasi pengaruh faktor pengetahuan terhadap perilaku
merokok pada remaja di SMAN 1 Wiwirano.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan masukan bagi pendidik, khususnya tenaga pendidik
SMAN 1 Wiwirano, Kabupaten Konawe Utara.
b. Dapat menjadi informasi bagi siswa/siswi SMAN 1 Wiwirano tentang
faktor – faktor yang menyebabkan seseoarang remaja merokok
c. Sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan Poltekkes Kemenkes
Kendari mengenai faktor – fakttor yang mempengaruhi perilaku
merokok pada remaja di SMAN 1 Wiwirano, Kabupaten Konawe
Utara.
2. Manfaat Teoritis
a. Sebagai acuan bagi peneliti – peneliti selanjutnya, khususnya
mahasiswa Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Keperawatan
Kendari.
b. Sebagai pengalaman berharga bagi penulis selama menempuh
pendidikan DIII Keperawatan
24
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Remaja
1. Pengertian
Masa remaja dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran. Bukan saja
kesukaran bagi individu yang bersangkutan, tetapi juga bagi orang tuanya,
masyarakat bahkan seringkali pada aparat keamanan. Hal ini disebabkan
masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak – kanak dan masa
dewasa. Masa transisi ini seringkali menghadapkan individu yang
bersangkutan kepada situasi yang membingungkan, di satu pihak ia masih
kanak – kanak, tetapi di lain pihak ia harus bertingkah laku seperti orang
dewasa. Situasi – situasi yang menimbulkan konflik seperti ini, seringkali
menyebabkan perilaku – perilaku aneh, canggung dan kalau tidak kontrol
bisa menjadi kenakalan (Purwanto, heri 1999 : 29).
Dalam usahanya untuk mencari identitas dirinya sendiri, seorang
remaja sering membantah orang tuanya karena ia mulai punya pendapat –
pendapat sendiri, cita – cita serta nilai – nilai sendiri yang berbeda dengan
orang tuanya. Menurut pendapatnya orang tua tidak lagi dijadikan
pegangan. Sebaliknya, untuk beridiri sendiri ia belum cukup kuat, karena itu
ia mudah terjerumus kedalam perkumpulan remaja dimana anggota –
anggotanya adalah teman – teman sebaya yang mempunyai persoalan yang
sama dan dalam perkumpulan – perkumpulan itu mereka bisa saling
memberi dan mendapat dukungan mental. Kalau kelompok remaja itu
25
berbuat sesuatu, misalnya kelompok. Anggota – anggota kelompok macam
itu jarang yang berani berbuat sesuatu secara perorang (Purwanto, Heri
1999).
WHO ( dalam sarwono, 2002) mendefinisikan remaja lebih bersifat
konseptual, ada tiga kriteria yaitu biologis, psikologik, dan sosial ekonomi,
dengan batasan usia antara 10 – 20 tahun, yang secara lengkap definisi
tersebut berbunyi sebagai berikut :
a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda –
tanda seksual sekundernya sampai saat ini ia mencapai kematangan
seksual.
b. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari
kanak – kanak menjadi dewasa.
c. Terjadi peralihan dan ketergantungan sosial ekonomi penuh kepada
kedaan yang relatif lebih mandiri ( Sumiati dkk, 2009 :9)
Monks (1999) sendiri memberikan batasan usia masa remaja adalah
masa diantara 12 – 21 tahun dengan perincian 12 – 15 tahun masa remaja
awal, 15 – 18 tahun masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun masa
remaja akhir. Senada dengan pendapat suryabrata (1981) membagi masa
remaja menjadi tiga, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja
pertengahan 15 – 18 tahun dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun. Berbeda
dengan pendapat hurlock (1999) yang membagi masa remaja menjadi dua
bagian, yaitu masa remaja awal 13 – 16 tahun, sedangkan masa remaja akhir
17 – 18 tahun. Remaja didefinisikan sebagai periode transisi perkembangan
26
dari masa kanak – kanak ke masa dewasa, yang mencakup aspek biologik,
kognitif dan perubahan sosial yang berlangsung antara 10 – 19 tahun
(santrock, 1993). Masa remaja terdiri masa remaja awal (10 – 14 tahun),
maasa remaja pertengahan (15 – 16 tahun ) dan masa remaja akhir (17 – 19
tahun). (Sumiati dkk, 2009 : 10).
2. Karakteristik remaja
Sebagai periode yang paling penting, masa remaja ini memilki
karakteristik yang khas jika di banding dengan periode – periode
perkembangan lainnya.
Menurut Iskandar (2006), karakteristik pada remaja di bagi menjadi
delapan yaitu :
a. Masa remaja adalah periode penting, periode ini di anggap sebagai masa
penting karena memilki dampak langsung dan dampak jangka panjang
dari apa yang terjadi pada masa ini. Selain itu, periode ini memilki
dampak penting terhadap perkembangan fisik dan psikologis individu, di
mana terjadi perkembangan fisik dan psikologis yang cepat dan penting.
Kondisi ini lah yang menuntut individu untuk biasa menyesuaikan diri
secara mental dan melihat pentingnya menetapkan suatu sikap, nilai –
nilai dan meminta hal yang baru.
b. Masa remaja adalah masa peralihan, periode ini menuntut seorang anak
untuk meninggalkan sifat kekanak – kanakannya dan harus mempelajari
pola perilaku dan sikap baru untuk menggantikan dan meninggalkan pola
perilaku sebelumnya.
27
c. Masa remaja adalah periode perubahan, perubahan yang terjadi pada
periode ini berlangsung secara cepat, perubahan fisik yang cepat
membawa konsekuensi terjadinya perubahan sikap dan perilaku yang
juga cepat. Terdapat lima karakteristik perubahan yang khas dalam
periode ini yaitu, peningkatan emosionalitas,perubahan cepat yang
menyertai kematangan seksual, perubahan tubuh, minat dan peran yang
dituntut oleh lingkungan yang menimbulkan masalah baru, karena
perubahan minat dan pola perilaku maka terjadi pula perubahan nilai, dan
kebanyakan remaja merasa biasa saja terhadap perubahan yang terjadi.
d. Masa remaja adalah usia bermasalah, pada periode ini membawa masalah
yang sulit untuk di tangani baik bagi anak laki – laki maupun perempuan.
e. Masa remaja adalah masa pencarian identitas diri pada periode ini
pergaulan terhadap kelompok sebaya memilki peran penting bagi remaja.
Mereka mencoba mencari identitas diri dengan perpakaian, berbicara dan
berperilaku sebisa mungkin sama dengan kelompoknya.
f. Masa remaja adalah usia yang di takutkan, masa remaja ini sering sekali
di takuti oleh individu itu sendiri dan lingkungan. Gambaran – gambaran
negative yang ada di pikiran masyarakat mengenai perilaku remaja
mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan remaja. Hal ini membuat
remaja itu sendiri merasa takut dengan menjalankan perannyadan enggan
meminta bantuan orang tua atau guru untuk memecahkan masalahnya.
g. Masa remaja asdalah masa yang tidak realistis, remaja memilki
kecenderungan untuk melihat hidup secara kurang realistis, mereka
28
memandang diri nya dan orang lain sebagaimana mereka inginkandan
bukan nya sebagai dia sendiri. Hal ini terlihat pada aspirasi nya, aspirasi
yang tidak realistis ini tidak sekedar untuk diri nya sendiri namun bagi
keluarga dan teman. Semakin tidak realistis aspirasi mereka maka akan
semakin marah dan kecewa apabila aspirasi tersebut tidak dapat mereka
capai.
h. Masa remaja adalah ambang dari masa dewasa, pada saat remja
mendekati masa di mana mereka di anggap dewasa secara hukum,
mereka merasa cemas dan menciptakan kesimpulan bahwa mereka
mendekati dewasa. Merasa bahwa berpakaian dan berperilaku seperti
orang dewasa seringkali tidak cukup, sehingga mereka mulai untuk
memperhatikan perilaku atau simbol yang berhubungan dengan status
orang dewasa seperti merokok, konsumsi alkohol, menggunakan obat –
obatan terlarang bahkan melakukan hubungan seksual.
3. Ciri – Ciri Kejiwaan dan Psikososial
a. Usia remaja muda (12- 15 tahun)
1. Sikap protes terhadap orang tua
Remaja pada usia ini cenderung tidak menyetujui nilai – nilai hidup
orang tuanya, sehingga sering menunjukkan sikap protes terhadap orang
tua. Mereka berusaha mencari identitas diri dan sering kali disertai
dengan menjauhkan diri dari orang tuanya. Dalam upaya pencarian
identitas diri, remaja cenderung melihat tokoh – tokoh di luar lingkungan
29
keluarganya yaitu guru, figur ideal yang terdapat di film, atau tokoh
ideal.
2. Preokupasi dengan badan sendiri
Tubuh seorang remaja menjadi pada usia ini mengalami perubahan yang
cepat sekali perubahan – perubahan ini menjadi perhatian khusus bagi
diri remaja.
3. Kesetiakawanan dengan kelompok seusia
Para remaja pada kelompok umur ini merasakan ketertarikan dan
kebersamaan seusia dalam upaya mencari kelompok senasib. Hal ini
tercermin dalam cara berperilaku sosial.
4. Kemampuan untuk berfikir secara abstrak
Daya kemampuan berfikir secara remaja mulai berkembang dan
dimanifestasikan dalam bentuk diskusi untuk mempertajam kepercayaan
diri.
5. Perilaku yang labil dan berubah – ubah
Remaja sering memperlihatkan perilaku yang berubah – berubah
pada suatu waktu tampak bertangguung jawab, tetapi dalam waktu lain
tampak masa masa bodoh dan tidak bertanggung jawab. Remaja merasa
cemas akan perubahan dalam dirinya. Perilaku demikian menunjukkan
bahwa dalam diri remaja terdapat konflik yang memerlukan pengertian
dan penanganan yang bijaksana (Kusmiran, 2011: 5).
30
b. Usia Remaja Penuh (16 – 19 tahun)
1. Kebebasan dari orang tua.
Dorongan untuk menjauhkan diri dari orang tua menjadi realitas.
Remaja mulai merasakan kebebasan, tetapi juga merasa kurang
menyenangkan. Pada diri remaja timbul kebutuhan untuk terikat dengan
orang lain melalui ikatan cinta yang stabil.
2. Ikatan terhadap pekerjaan atau tugas.
Sering kali remaja menunjukkan minat pada suatu tugas tertentu
yang ditekuni secara mendalam. Terjadi pengembangan akan cita – cita
masa depan yaitu mulai memikirkan melanjutkan sekolah atau atau
langsung bekerja untuk mencari nafkah.
3. Pengembangan nilai moral dan etis yang mantap
Remaja mulai menyusun nilai – niali moral dan etis sesuai dengan cita –
cita.
4. Pengembangan hubungan pribadi yang labil
Adanya tokoh panutan atau hubungan dengan cinta yang stabil
menyebabkan terbentunknya kestabilan diri remaja.
5. Penghargaan kembali pada orang tua dalam kedudukan yang sejajar
(Kusmiran, 2011: 6).
4. Masa Transisi Remaja
Pada usia remaja, terdapat masa transisi yang akan di alami, masa transisi
tersebut menurut Gunarsa (1978) dalam disertai PKBI (2000) adalah sebagai
berikut :
31
a. Transisi fisik berkaitan dengan perubahan bentuk tubuh
Bentuk tubuh remaja sudah berbeda dengan anak – anak, tetapi belum
sepenuhnya menampilkan bentuk tubuh orang dewasa. Hal ini
menyebabkan kebingungan peran, didukung pula dengan sikap
masyarakat yang kurang konsisten.
b. Transisi dalam kehidupan emosi
Perubahan hormonal dalam tubuh remaja berhubungan erat dengan
peningkatan kehidupan emosi. Remaja sering memperlihatkan
ketidakstabilan emosi. Remaja tampak sering gelisah, cepat tersinggung,
melamun, dan sedih, tetapi di lain sisi akan gembira, tertawa, ataupun
marah.
c. Transisi dalam kehidupan sosial
Lingkungan sosial anak semakin bergeser ke luar dari keluarga,
dimana lingkungan teman sebaya mulai memegang peranan penting.
Pergeseran ikatan pada teman sebaya merupakan upaya remaja untuk
mandiri (melepaskan ikatan dengan keluarga).
d. Transisi dalam nilai – nilai normal
Remaja mulai meninggalkan nilai – nilai yang di anutnya dan menuju nilai
– nilai yang dianutnya dan menuju nilai – nilai yang di anut orang dewasa.
Saat ini remaja mulai meragukan nilai – nilai yang diterima pada waktu
anak – anak dan mulai mencari nilai sendiri.
32
e. Transisi dalam pemahaman
Remaja mengalami perkembangan kognitif yang pesat sehingga mulai
mengembangkan kemampuan berfikir abstrak (Kusmiran, 2011: 6).
5. Perubahan Masa Remaja
a. Perubahan fisik
Perubahan fisik berhubungan dengan aspek anotomi dan aspek fisiologis,
di masa remaja kelenjar hipofise menjadi masak dan mengeluarkan
beberapa hormon gonotrop yang berfungsi untuk mempercepat
pematangan sel telur dan sperma, serta mempengaruhi produksi hormon
kortikotrop berfungsi mempengaruhi kelenjar suprenalis, testosterone,
estrogen, dan suprenalis yang mempengaruhi pertumbuhan anak
sehingga terjadi percepatan pertumbuhan (Monks dkk, 1999). Alwater
(1992) adalah :
1. Ukuran otot bertambah dan semakin kuat
2. Testosteron menghasilkan sperma dan oestrogen memproduksi sel
telur sebagai tanda kemasakan
3. Munculnya tanda – tanda kelamin sekunder seperti membesarnya
payudara, berubahnya suara, ejakulasi pertama, tumbuhnya rambut
– rambut halus disekitar kemaluan, ketiak dan muka.
b. Perubahan emosional
Pola emosi pada masa remaja sama dengan pola emosi pada masa kanak
– kanak. Pola – pola emosi itu berupa marah, takut, cemburu, ingin tahu,
iri hati, gembira dan kasih sayang. Perbedaan terletak pada rangsangan
33
yang membangkitkan emosi dan pengendalian dalam mengekspresikan
emosi. Remaja umumnnya memiliki kondisi emosi yang labil
pengalaman emosi yang ekstrim dan selalu merasa mendapatkan tekanan
(Hurlock, 1999). Bila pada akhir masa remaja mampu menahan diri
untuk tidak mengekspresikan emosi secara ekstrim dan mampu
mengekspresikan emosi secara tepat seusia dengan situasi dan kondisi
lingkungan dan dengan cara yang dapat diterima masyarakat, dengan
kata lain remaja yang mencapai kematangan emosi akan memberikan
reaksi emosi yang stabil.
c. Perubahan sosial
Perubahan fisik dan emosi pada masa remaja juga mengakibatkan
perubahan dan perkembangan remaja, Monks, dkk(1999) menyebutkan
dua bentuk perkembangan remaja yaitu, memisahkan diri dari orang tua
dan menuju ke arah teman sebaya. Remaja berusaha melepaskan diri dari
otoritas orang tua dengan maksud menemukan jati diri. Remaja lebih
banyak berada di luar rumah dan berkumpul bersama teman sebayanya
dengan membentuk kelompok dan mengekspresikan segala potensi yang
dimilki. Kondisi ini membuat remaja sangat rentan terhadap pengaruh
teman dalam hal minat, sikap, penampilan dan perilaku. Perubahan yang
paling menonjol adalah hubungan heteroseksual. Remaja akan
memperlihatkan perubahan radikal dari tidak menyukai lawan jenis
menjadi lebih menyukai. Remaja ingin diterima, diperhatikan dan
34
dicintai oleh lawan jenis kelompoknya (Hurlock, 1999 dalam Sumiati
dkk, 2009).
6. Tugas – Tugas Perkembangan Remaja
Menurut Havighurst (1988), ada tugas – tugas yang harus diselesaikan
dengan baik pada setiap periode perkembangan. Tugas perkembangan adalah
hal – hal yang harus dipenuhi atau dilakukan oleh remaja dan dipengaruhi
oleh harapan sosial.
Adapun tugas perkembangan pada remaja adalah sebagai berikut :
a. Menerima keadaan dan penampila diri, serta menggunakan tubuhnya
secara efektif
b. Belajar berperan sesuai dengan jenis kelamin (sebagai laki – laki atau
perempuan).
c. Mencapai relasi yang baru dan lebih matang dengan teman sebaya, baik
sejenis maupun lawan jenis.
d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.
e. Mencapai kemandirian secara ekonomi.
f. Mempersiapkan karir dan kemandirian secara ekonomi.
g. Menyiapkan diri (fisik dan psikis) dalam menghadapi perkawinan dan
kehidupan keluarga
h. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan intelektual untuk hidup
bermasyarakat dan untuk masa depan (dalam bidang pendidikan atau
pekerjaan).
i. Mencapai nilai – nilai kedewasaan (Kusmiran, 2011:7).
35
B. Tinjauan Tentang Rokok
1. Pengertian
Rokok adalah lintingan atau gulungan tembakau yang digulung
dibungkus dengan kertas, daun, atau kulit jagung, sebesar kelingking
dengan panjang 8 – 10 cm, biasanya dihisap seseoarang setelah dibakar
ujungnya. Rokok merupakan pabrik bahan kimia berbahaya. Hanya dengan
membakar dan menghisap sebatang rokok saja dapat diproduksi lebih dari
4000 jenis bahan kimia. 400 diantaranya beracun dan 40 diantaranya bisa
berakumulasi dalam tubuh dan dapat menyebabkan kanker. Rokok juga
termasuk zat adiktif karena dapat menyebabkan adiksi (ketagihan) dan
dependensi (ketergantungan) bagi orang yang menghisapnya (Rani Dwi,
2013).
Menurut Kesowo (2003) dalam sadiah (2007:27), rokok adalah
hasil olahan tembakau yang terbungkus, sejenis cerutu atau bentuk lainnya
yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana rustica dan sejenisnya.
Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap
asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa . Levi
mendevinisikan perilaku merokok sebagai sesuatu yang dilakukan seseorang
berupa membakar dan menghisap tembakau serta menimbulkan asap yang
dapat terhisap oleh orang sekitarnya. Amstrong mengatakan bahwa perilaku
merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibaakar ke dalam tubuh
dan menghembuskannya kembali keluar (Amelia, 2009:26).
36
2. Kandungan Rokok
Rokok pada dasarnya merupakan pabrik bahan kimia, sekali satu
batang rokok dibakar maka ia akan mengeluarkan sekitar 4000 bahan kimia
seperti nikotin, tar, timah hitam, karbon monoksida, nitrogen oksida,
hydrogen cyanida, amonia, acrolein, acetilen, urethane, benzena, methanol,
oumarin, dll.
Berikut beberapa zat yang paling berbahaya yang terkandung dalam
rokok :
a. Nikotin
Nikotin adalah zat atau bahan senyawa pirolidin yang terdapat dalam
Nicotiana tobacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya
yang bersifat adiktif saraf sehingga dapat meracuni saraf tubuh,
meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah
tepi, dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya (PP
RI No. 19 Tahun 2003). Nikotin yang terkandung dalam rokok adalah
sebesar 0,5-3 nanogram, dan semuanya diserap sehingga didalam cairan
darah ada sekitar 40-50 nanogram nikotin setiap 1 ml nya. Nikotin yang
dikandung rokok melepaskan hormon yang mengaktifkan beberapa reseptor
di otak. Nikotin diotak merangsang jalur hypothalamic-pituitary, dan
sebagai hasilnya merangsang system endokrin tubuh. Penggunaan nikotin
mengakibatkan konsentrasi yang meningkat dan ketahanan tubuh untuk
tidak lelah lebih lama . Selain itu, nikotin juga memiliki efek adiktif dan
37
psikoaktif. Pada paru-paru merokok dapat menyebabkan perubahan struktur
dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar,
sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak
(hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terajadi radang ringan hingga
penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada
jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan
alveoli. Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul
perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya
(Gondodiputro, 2007).
b. Gas Karbon Monoksida (CO)
Karbon monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah,
membuat darah tidak mampu untuk mengikat oksigen. Unsur ini dihasilkan
oleh pembakaran tidak sempurna dari unsur zat arang / karbon. Gas CO
yang dihasilkan sebatang tembakau dapat mencapai 3%-6%, dan gas ini
dapat dihisap oleh siapa saja. Seorang yang merokok hanya akan menghisap
1/3 bagian saja, yaitu arus tengah, sedangkan arus pinggir akan tetap berada
diluar. Sesudah itu perokok tidak akan menelan semua asap tetapi ia
semburkan lagi keluar. gas CO mempunyai kemampuan mengikat
hemoglobin yang terdapat pada sel darah merah, lebih kuat dibandingakan
oksigen, sehingga setiap ada asap tembakau, disamping kadar oksigen udara
yang sudah berkurang, ditambah lagi sel darah merah akan semakin
kekurangan oksigen karena yang diangkut adalah CO dan bukan oksigen.Sel
38
tubuh yang kekurangan oksigen akan melakukan spasme,yaitu menciutkan
pembuluh darah (Gondodiputro, 2007).
c. Tar
Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen pada
asap rokok, dan bersifat karsinogen. kadar tar dalam tembakau antara 0,5-35
mg/batang. Pada saat rokok dihisap, tar masuk kedalam rongga mulut
sebagai uap padat. Setelah dingin, akan menjadi padat dan membentuk
endapan kental berwarna coklat tua atau hitam yang merupakan substansi
hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru sehingga
dapat mengganggu saluran pernafasan dan endapan berwarna coklat pada
permukaan gigi. Tar ini berguna untuk menyalakan tembakau sehingga
dapat mengakibatkan penyumbatan pada saluran pernafasan (Gondodiputro,
2007).
3. Klasifikasi Perokok dan Jenis Rokok
Pengukuran tentang kebiasaan merokok pada seseorang dapat
ditentukan pada suatu kriteria yang dibuat sendiri berdasarkan anamnesis atau
menggunakan kriteria yang telah ada. Biasanya batasan yang digunakan adalah
berdasarkan konsumsi rokok yang dilakukan setiap hari atau tidak setiap hari.
Sweeting (1990) dalam Alamsyah (2007 : 21) membagi perokok atas tiga
kategori :
a. Bukan perokok (Non smoker) adalah seseorang yang belum pernah
mencoba merokok sama sekali
39
b. Perokok eksperimen (Eksmperimen smoker) adalah seseorang yang telah
mencoba merokok tapi tidak menjadikannya sebagai suatu kebiasaan atau
tidak merokok setiap hari.
c. Perokok tetap atau perokok reguler (Reguler smoker) adalah seseorang
teratur merokok dalam hitungan hari dan menjadi suatu kebiasaan.
Perokok yang sudah menjadi kebiasaan, mereka menggunakan rokok
sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi
karena benar – benar sudah menjadi kebiasaannya rutin setaip hari.
Sehingga dapat dikatakan bahwa kebiasaan mengkonsumsi rokok
benar – benar sudah menjadi kebiasaan rutin yang dilakukan setiap hari.
Orang – orang tipe ini merokok sudah merupakan suatu perilaku yang
bersifat otomatis, seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari (Sweeting,
1990 dalam Asriani, 2012 : 20).
Dibawah ini adalah berbagai penyakit gangguan kesehatan yang
umumnya terjadi akibat rokok
1. Pada jantung dan pembuluh darah
Nikotin dari rokok menyebabkan denyut jantung tidak teratur, serangan
jantung karena akibat merokok ini, dapat terjadi karena tiba – tiba yang
mengakibatkan kematian. Juga karbon monoksida pada rokok tersebut
menghalangi masuknya oksigen ke jantung yang dapat mengakibatkan
serangan jantung secara tiba –tiba, apalagi kalau urat nadi pembuluh darah,
yang membekali otot – otot jantung dengan darah telah diendapi oleh
40
penyakit karena nikotin dan karbon monoksida dari rokok tersebut
(Nainggolan, 2006).
a. Serangan jantung
Nikotin adalah salah satu zat yang beracun bersifat adiktif (menimbulkan
ketergantungan) yang berperan besar dalam menimbulkan gangguan tubuh.
Nikotin dapat meningkatkan asam lemak, mencetuskan aterosklerosis,
penyempitan pembuluh arteri, penyempitan arteri koroner dapat
menimbulkan serangan jantung (Aiman, 2006).
b. CAHD (coronary atherocslerosis heart disease)
Gangguan pada jantung yang menyangkut obstruksi aliran darah melalui
arteri koronaria. CAHD atau penyakit jantung aterosklerotik koroner lebih
banyak ditemukan pada kaum pria dari pada wanita dan pada lanjut usia yang
berpola hidup mewah. Aterosklorosis koronaria menyangkut akumulasi lipid
dan jaringan fibrosa dalam arteri koronaria yang mengakibatkan penyempitan
dan penyumbatan. Rokok salah satu faktor yang menyebabkan CAHD.
Seorang perokok kematian karena CAHD 6 kali lebih tinggi pada individu
perokok dari pada yang tidak merokok. Nikotin dan karbon monoksida dari
rokok mempunyai efek yang jelek pada pembuluh – pembuluh darah
(Baradero, 2008 : 2).
c. Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan
konsisten di atas 140/90 mmHg. Faktor resiko esensial dari hipertensi salah
41
satunya merokok karena kandungan rokok yaitu nikotin dapat membuat
pembuluh darah menyempit (Baradero, 2008 : 49).
Nikotin yang dihisap oleh seorang perokok mampu mengeluarkan
catecholamines dari tubuh, yakni kumpulan zat kimiawi yang sangat
dibutuhkan diantaranya adalah hormon adrenalin.
Keluarnya adrenalin dalam jumlah besar ini mampu mempengaruhi
kerja darah diantaranya menyebabkan denyut jantung berdetak lebih cepat
sekitar 15 – 20 kali lipat per menitnya dan berdampak pada meningkatnya
tekanan darah (Hipertensi) sekitar 10 - 20 jenjang (Aiman, 2006).
d. Penyakit Arteri Oklusif
Penyakit arteri oklusif seringkali disebabkan oleh arteriosklerosis
obliterans, yaitu terdapat penyempitan arteriosklerotik atau obstruksi
segmental dalam intima arteria. Arteri yang sering mengalami gangguan ini
adalah arteria superfisial femur, iliaka, dan popliteal. Plak – plak
arteriosklerosis biasanya terbentuk pada bifurkasi dari arteria tersebut. Rokok
adalah faktor utama penyakit ini karena nikotin menyebabkan vasokontriski
dan spasme pada arteri sehingga mengurangi suplai darah pada ekstremitas.
Karbon dioksida yang dihirup dari asap rokok dapat mengurangi kemampuan
darah untuk membawa oksigen ke jaringan (Baradero, 2008 : 57)
e. Aneurisma
Aneurisma adalah dilatasi segmental dari arteria. Aneurisme adalah
penyebab kematian yang ke-13 di Amerika Serikat. Gangguan ini sering
dijumpai pada pria umur 50 – 70 tahun. Salah satu faktor penyebab dari
42
penyakit ini adalah rokok kandungan pada rokok membuat dinding arteria
menjadi lemah (Baradero, 2008 : 63).
2. Pada Sistem Pernafasan
Beberapa gangguan pada sistem pernafasan akibat rokok :
a. ‘Baby blues’ dan kesulitan bernafas
Karbon monoksida adalah gas beracun yang dihasilkan dari pembakaran
rokok, dan termasuk juga bahan yang sangat berbahaya dan merupakan limbah
pabrik. Bila pada masa kini kita memerangi polusi lingkungan termasuk di
dalamnya memerangi peredaran karbon monoksida secara bebas dan
sejenisnya, maka secara tidak langsung seharusnya kitapun memerangi
kebiasaan merokok dilingkungan kita. Suatu penelitian telah membuktikan
bahwa gas karbon monoksida yang dihasilkan dari rokok ini 64 kali lebih
banyak dari yang diperbolehkan peredarannya pada suatu pabrik yang
mengeluarkan limbah asap (Aiman, 2006: 45 – 46 ).
b. Asma
Karbon monokisda adalah suatu gas yang mudah diserap kedalam
saluran pembuluh darah, yang berakibat pada ketergantungan secara fisiologis
(physiological dependency). Karbon monoksida yang tersimpan dalam rokok
dapat menurunkan kapasitas pengangkutan oksigen yang diperlukan jantung
karena gas tersebut menggantikan sebagian oksigen dalam hemoglobin. Pada
perokok pasif terpaksa harus ikut menghirup asap rokok yang dihembuskan
dari perokok aktif dan dalam asap rokok tersebut mengandung karbon
43
monoksida yang mudah diserap kedalam pembuluh darah, sehingga dapat
mengakibatkan timbulnya asma kepada perokok pasif (Fauzi, 2010: 47).
c. Bronkhitis Kronis
Bronkhitis Kronis (BK) secara fisiologis ditandai oleh hipertrofi dan
hipersekresi kelenjar mukosa bronkhial, dan perubahan struktural bronkhi serta
bronkhioles. Seseorang yang terkena BK mengalami peningkatan resistensi
jalan nafas sebagai akibat perubahan jaringan dinding bronkhial, edema
mukosa, dan pembentukan lendir yang berlebihan. Mukus yang berlebihan
dalam jalan nafas tidak saja menyumbat aliran udara, tetapi sering
menyebabkan spasme bronkus. Salah satu faktor dari penyakit ini adalah rokok
kandungan rokok dapat menyebabkan iritan fisik atau kimiawi ( Effendy dan
yasminasih, 2004 : 101).
d. Emfisema
Emfisema pulmonari adalah perubahan anatomis dari parenkim paru
yang ditandai oleh pembesaran abnormal alveoli dan duktus alveolar serta
kerusakan dinding alveolar. Ciri pola pernafasan individu dengan emfisema
termasuk penggunaan otot – otot aksesori pernafasan, peningkatan frekuensi
pernafasan, dan perpanjangan fase ekspiratori yang diakibatkan dari
penyempitan jalan udara atau kolapsnya jalan udara kecil selama ekspirasi.
( Effendy dan yasminasih, 2004 : 108)
e. Kanker Paru
44
Kanker paru (Karsinoma bronkhogenik) timbul dari epitel saluran
pernafasan. Penyebab kanker paru yang paling umum adalah merokok.
Perokok berat mempunyai peluang sekitar 10 kali lebih besar untuk mengalami
kanker paru diabnding bukan perokok. Asap rokok mengandung beberapa
karsinogen spesifi – organ, dan merokok telah menunjukkan adanya kaitan
penyebab dengan karsinogenesis pada beberapa bagian tubuh, termasuk laring,
rongga mulut, esofagus, dan kandung kemih ( Effendy dan yasminasih, 2004 :
161).
3. Kanker
Zat – zat yang tergantung dalam rokok dapat dikelompokkan dalam tiga
komponen utama, yaitu nikotin, tar dan kelompok gas. Pada kelompok nikotin
terkandung zat adkitif yang membuat orang menjadi kecanduan dan sulit
menghilangkan kebiasaan merokok. Kelompok tar terdiri dari banyak zat yang
bersifat karsinogenik yang bertanggung jawab atas tumbuhnya sel – sel kanker
dalam tubuh pecandu rokok. Kelompok gas, antara lain terdiri dari karbon
monoksida yang akan mengikat hemoglobin darah dan membuat oksigen
tereliminasi. Oksigen yang buruk dalam tubuh dapat mengakibatkan serangan
jantung dan lain – lain. Selain itu terdapat juga hidrogen sianida, sehingga
dapat menyebabkan penyakit kanker
Rokok merupakan penyebab kematian dini yang sebenarnya dapat
dicegah. Penyebab kematian utama yang disebabkan oleh karena rokok adalah
penyakit jantung (1,69 juta kematian). PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis)
45
(0,97 juga kematian), dan kanker (0,89 juga kematian). Sekitar 90% kanker
paru berhubungan dengan kebiasaan merokok.
Kurangnya pengetahuan siswa dapat menyebabkan bertambahnya jumlah
penderita akibat merokok. Pengetahuan tentang merokok merupakan hasil dari
tahu setelah orang melakukan penginderaan melalui panca inderanya terhadap
merokok dari kemampuan seseorang dalam kemampuan merespon stimulus
dari panca indranya pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
pendidikan dan pengalaman. Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh
terhadap suatu yang datang dari luar sedangkan dipengetahuan diperoleh oleh
faktor pengalaman yaitu beberapa banyak pengalaman yang telah diperoleh
oleh faktor pengalaman yang telah diperoleh individu akan memperoleh
informasi tentang suatu hal (Notoatmodjo, 2003 dalam Wilda, 2011: 05).
C. Tinjauan Tentang Perilaku Merokok
1. Perilaku merokok
Perilaku merokok adalah aktivitas seseorang yang merupakan respons
orang tersebut terhadap rangsangan dari luar yaitu faktor – faktor yang
mempengaruhi seseorang untuk merokok dan dapat diamati secara
langsung. Sedangkan menurut Istiqomah merokok adalah membakar
tembakau kemudian dihisap, baik menggunakan rokok maupun
menggunakan pipa. Temperatur sebatang rokok yang tengah dibakar
adalah 90 derajat celcius untuk ujung rokok yang dibakar, dan 30 derajat
celcius untuk ujung rokok yang terselip diantara bibir perokok (Istiqomah,
2003 dalam Anonim, 2008).
46
Munculnya perilaku dari organisme ini dipengaruhi oleh faktor
stimulus yang diterima, baik stimulus internal maupun stimulus eksternal.
Seperti halnya perilaku lain, perilaku merokok pun muncul karena adanya
faktor internal (faktor biologis dan faktor psikologis, seperti perilaku
merokok dilakukan untuk mengurangi stress) dan faktor eksternal (faktor
lingkungan sosial, seperti terpengaruh oleh teman sebaya dengan
keluarga). Sarid dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah
aktivitas menghisap atau menghirup asap rokok dengan menggunakan pipa
atau rokok.
Intensitas merokok sebagai wujud dari perilaku merokok menurut
(Bustan, M, N., 2000) rokok aktif adalah asap rokok yang berasal dari
isapan perokok atau asap utama pada rokok yang dihisap (mainstream).
Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perokok aktif (active
smoker) adalah orang yang merokok dan langsung menghisap rokok serta
bisa mengakibatkan bahaya bagi kesehatan diri maupun lingkungan
sekitar. Perokok pasif adalah asap rokok yang dihirup oleh seseorang yang
tidak merokok (Passive smoker). Asap rokok merupakan polutan bagi
manusia dan lingkungan sekitarnya. Asap rokok lebih berbahya terhadap
perokok pasif dari pada perokok aktif. Asap rokok sigaret kemungkinan
besar berbahaya terhadap mereka yang bukan perokok, terutama ditempat
tertutup. Asap rokok yang dihembuskan oleh perokok aktif dan terhirup
oleh perokok pasif, lima kali lebih banyak mengandung karbon
47
monoksida, empat kali lebih banyak mengandung tar dan nikotin
(Wardoyo, 2001 dalam Anonim, 2008).
Menurut (Mu’tadin, 2002) perilaku merokok berdasarkan intensitas
merokok membagi jumlah rokok yang dihisapnya setiap hari, yaitu :
a. Perokok sangat berat adalah perokok yang mengkonsumsi rokok
sangat sering yaitu merokok lebih 31 batang tiap harinya dengan
selang merokok lima menit setelah bangun tidur pagi hari.
b. Perokok berat adalah perokok yang menghabiskan 21 – 30 batang
rokok setiap hari dengan selang waktu merokok berkisar 6 – 30 menit
setelah bangun tidur pagi hari.
c. Perokok sedang adalah perokok yang mengkonsumsi rokok cukup
yaitu 11 – 21 batang per hari dengan selang waktu 31 – 60 menit mulai
bangun tidur pagi hari.
d. Perokok ringan adalah perokok yang mengkonsumsi rokok jarang yaitu
sekitar 10 batang per hari dengan selang waktu 60 menit dari bangun
tidur pagi.
Menurut Tomkinscit Wismanto dan Sarwo (2007 : 20) ada 4 tipe
perilaku merokok berdasarkan Management of affect theory, keempat tipe
tersebut adalah :
a. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan postif. Dengan merokok
seseorang merasakan penambahan rasa yang positif. Dalam hal ini
dibagi dalam 3 sub tipe :
48
1). Pleasure relaxation, perilaku merokok hanya untuk menambah atau
meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok
setelah minum kopi atau makan.
2). Stimulationto pick them up, perilaku merokok hanya dilakukan
sekedarnya.
3). Pleasure of handling the cigarette, kenikmatan yang diperoleh
dengan memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa. Perokok
pipa akan menghabiskan waktu mengisi pipa dengan tembakau
sedangkan untuk menghisapnya hanya dibutuhkan beberapa menit saja.
b. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif, banyak
orang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif,
misalnya bila marah, cemas ataupun gelisah, rokok dianggap sebagai
penyelamata.
c. Perilaku merokok yang adiktif (pshychological addiction). Bagi yang
sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat
setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya
akan pergi keluar rumah membeli rokok, walau tengah malam
sekalipun.
d. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka
menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan
perasaan mereka, tetapi karena benar. Pada tipe orang seperti ini
merokok merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis.
49
2. Tahap – tahap perilaku merokok Laventhal dan Clearlycit Pitaloka (2006
dalam Amelia 2009) mengungkapkan empat tahap dalam perilaku
merokok, yaitu :
a. Tahap preparatory seseorang mendapatkan gambaran yang
menyenangkan mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat, atau
dari hasil bacaan, sehingga menimbulkan niat untuk merokok .
b. Tahap initiation perintisan merokok, yaitu tahap apakah seseorang
akan meneruskan ataukah tidak terhadap perilaku merokok.
c. Tahap becoming a smoker apabila seseorang telah mengkonsumsi
rokok sebanyak empat batang per hari maka mempunyai kecendurungan
menjadi perokok.
d. Tahap maintaining of smoking pada tahap ini merokok sudah
menjadi salah satu bagian dari cara pengaturan diri (self regulating).
Merokok dilakukan untuk memperoleh efek yang menyenangkan.
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku merokok
a. Faktor psikologis (internal)
Menurut Grinder (Aritonang, 1997) ketika para remaja ditanya
mengapa mereka merokok, keingintahuan adalah jawaban yang
paling sering diberikan. Para remaja seringkali tertarik untuk turut
serta berbagi kenikmatan,Mereka memberikan alasan keputusannya
50
meneruskan untuk merokok dengan mengatakan bahwa mereka
menyukai rasa dan bau dari rokok, merokok adalah pengalaman yang
menyenangkan, merokok untuk santai atau merokok memberikan satu
pekerjaan bagi tangan mereka. Merokok juga dijadikan satu alternatif
pemecahan untuk keluar dari masalah sehari-hari yang dirasakan
sebagai sesuatu yang berat dan menegangkan. Efek santai adalah
suatu hal yang dicari dari rokok ketika dalam keadaan tegang.
Rokok menjadi teman yang baik menurut para perokok, untuk
berbagai ketegangan ataupun emosi-emosi negatif lainnya. Epstein
dan Perkins (Suhariyono, 1993 dalam Aini Nurul 2013).
Menurut Sarafino tahun 1994 faktor psikologis bermakna untuk
meningkatkan konsentrasi, menghalau rasa kantuk, mengakrabkan
suasana sehingga timbul rasa persaudaraan, juga dapat memberikan
kesan modern dan berwibawa, sehingga bagi individu yang sering
bergaul dengan orang lain. Perilaku merokok sulit untuk dihindari.
Individu merokok untuk mendapatkan kesenangan, kenyamanan,
merasa lepas dari kegelisahan dan juga untuk mendapatkan rasa
percaya diri. Oleh karena itu individu perokok yang bergaul dengan
perokok lebih sulit untuk berhenti merokok, daripada perokok yang
bergaul atau lingkungan sosialnya menolak perilaku merokok
(Junarto, 2014).
51
Menurut Laventhal & Cleary (dalam Nurul Aini, 2013) menyatakan
faktor psikologis seseorang merokok pada umumnya faktor-faktor tersebut
terbagi dalam lima bagian, yaitu:
1. Kebiasaan, Perilaku merokok menjadi sebuah perilaku yang harus tetap
dilakukan tanpa adanya motif yang bersifat negatif ataupun positif.
Seseorang merokok hanya untuk meneruskan perilakunya tanpa tujuan
tertentu.
2. Reaksi emosi yang positif, merokok digunakan untuk menghasilkan
emosi yang positif, misalnya rasa senang, relaksasi, dan kenikmatan
rasa. Merokok juga dapat menunjukkan kebanggaan diri atau
menunjukkan kedewasaan.
3. Reaksi untuk penurunan emosi, merokok digunakan untuk mengurangi
rasa tegang, kecemasan biasa, ataupun kecemasan yang timbul karena
adanya interaksi dengan orang lain
4. Alasan sosial, merokok ditujukan untuk mengikuti kebiasaan kelompok
(umumnya pada remaja dan anak-anak), identifikasi dengan perokok lain,
dan untuk menentukan image diri seseorang. Merokok pada anak-anak
juga dapat disebabkan adanya paksaan dari teman-temannya.
5. Kecanduan atau ketagihan, seseorang merokok karena mengaku telah
mengalami kecanduan. Kecanduan terjadi karena adanya nikotin yang
terkandung di dalam rokok. Awalnya hanya mencoba-coba rokok,
52
akhirnya tidak dapat menghentikan perilaku tersebut karena kebutuhan
tubuh akan nikotin.
b. faktor lingkungan sosial (eksternal)
Menurut soetjiningsih, 2004 dalam Junarto 2014 faktor – faktor
yang berpengaruh terhadap perilaku merokok pada remaja adalah keluarga
atau orang tua, saudara kandung, teman sebaya dan iklan rokok.
Lingkungan sosial berpengaruh terhadap sikap, kepercayaan dan
perhatian individu pada perokok. Seseorang akan berprilaku merokok
dengan memperhatikan lingkungan sosialnya (Sarafino, 1994).
1). Faktor Orang Tua
Perilaku merokok pada dasarnya adalah perilaku yang dipelajari,
salah satu temua tentang remaja merokok adalah bahwa remaja yang
orang tuanya merokok merupakan agen imitasi yang baik bagi remaja
untuk merokok. Orang tua yang merokok akan mempengaruhi terhadap
anak remajanya untuk merokok lebih besar dari pada orang tua yang
tidak merokok.
Perilaku remaja memang sangat menarik dan gaya mereka pun
bermacam – macam. Ada yaang atraktif, lincah, modis, agresif dan
kreatif dalam hal – hal yang berguna, namun ada juga remaja yang suka
hura - hura bahkan mengacau. Pada masa remaja, remaja memulai
berjuang melepas ketergantungan kepada orang tua dan berusaha
53
mencapai kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai
orang dewasa. Pada masa ini hubungan keluarga yang dulu sangat erat
sekarang tampak terpecah. Orang tua sangat berperan pada masa
remaja, salah satunya adalah pola asuh keluarga akan sangat
berpengaruh pada perilaku remaja. Pola asuh keluarga yang kurang baik
akan menimbulkan perilaku yang menyimpang seperti merokok, minum
– minuman keras, menggunakan obat – obat terlarang dan lain – lain
(Depkes RI, 2005 dalam Amelia 2009).
Prokok (1991) dalam Amelia (2009) menyatakan bahwa remaja
yang berasal dari keluarga perokok dimana kedua orang tua dan saudara
kandung yang lebih tua merokok akan cenderung menjadi perokok 4
kali dibanding anak yang berasal dari keluarga bukan perokok. Suatu
riset nasional di Amerika, diketahui bahwa 14% dari anak – anak yang
orang tuanya merokok juga menjadi perokok, sedangkan anak – anak
yang merokok dari orang tua yang tidak merokok haya 6%.
Selain itu, salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa
anak – anak muda yang berasal rumah tangga yang tidak bahagia,
dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak – anaknya dan
memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi
perokok dibandingkan dengan anak – anak muda yang berasal dari
lingkungan rumah tangga yang bahagia. Remaja yang berasal dari
keluarga konservatif yang menekankan nilai –nilai sosial dan agama
dengan baik dengan tujuan jangka panjang lebih sulit untuk terlibat
54
dengan penekanan pada falsafah “kerjakan urusan sendiri – sendiri”.
Dan yang paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri
menjadi figur contoh yaitu sebagai perokok, maka anak – anaknya akan
memilki kemungkinan besar untuk mencontohnya dan menjadi perokok
(Amelia, 2009).
2). Faktor teman sebaya
Pengaruh kelompok sebaya terhadap perilaku beresiko kesehatan
pada remaja dapat terjadi melalui mekanisme peesosialization, dengan
arah pengaruh berasal dari kelompok sebaya, artinya ketika remaja
bergabung dengan kelompok sebayanya maka seorang remaja akan
dituntut untuk berperilaku sama dengan kelompoknya, sesuai dengan
norma yang dikembangkan oleh kelompok tersebut (Mu’tadin, 2002).
Remaja pada umumnya bergaul dengan sesama mereka, karakteristik
persahabatan remaja dipengaruhi oleh kesamaan: usia, jenis kelamin
dan ras. Kesamaan dalam menggunakan obat – obatan, merokok
sangat berpengaruh kuat dalam pemilihan teman (Yusuf, 2006 dalam
Junarto 2014).
Berbagai faktor fakta mengungkapkan bahwa semakin
banyak remaja merokok maka besar kemungkinan teman – temannya
adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Fakta tersebut
menunjukkan dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi
terpengaruh oleh teman – temannya atau bahkan teman – teman
55
remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya
mereka menjadi perokok.
Diantara remaja merokok terdapat 87% mempunyai sekurang –
kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan
remaja non perokok Al Bahri 2000. Sebuah study yang dilakukan oelh
pusat Nasional untuk penggunaan obat di Universitas Kolombia
(dalam Richmond, 2004) menemukan bahwa anak yang mempunyai
teman – teman perokok memilki kemungkinan 9 kali lebih besar
menjadi perokok dari pada anak yang memiliki teman yang tidak
merokok (Amelia, 2009)
Pengaruh teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat,
penampilan, dan perilaku lebih besar dari pada pengaruh orang tua.
Misalnya bila anggota kelompok mencoba minum alkohol, obat –
obatan terlarang, dan rokok, maka remaja cenderung mengikutinya
tanpa memperdulikan perasaan mereka akibatnya (Hurlock, 2000).
Hal ini dapat dijelaskan dengan konsep konformitas yang terjadi pada
remaja. Menurut Santrok 2000 dalam Amelia 2009 konformitas terjadi
ketika remaja mengadopsi sikap atau perilaku remaja lain karena
adanya tekanan baik secara langsung atau tidak langsung. Remaja
menyerah pada tekanan kelompok secara langsung untuk mengikuti
apa yang telah dibuat oleeh kelompok tersebut. Remaja mengikuti apa
yang telah dibuat oleh kelompok walaupun bukan dasar keinginan
dirinya untuk mempertahankan kedudukannya didalam kelompok dan
56
juga agar sama seperti sikap dan perilaku teman – temannya. Santrok
juga menambahkan bahwa konformitas kepada norma kelompok
terjadi apabila norma tersebut jelas dinyatakan dan individu berada
dibawah pengawasan kelompok (Amelia, 2009).
Konformitas juga dijelaskan oleh Syamsu (2000) sebagai motif
untuk menjadi sama, sesuai, seragam, dengan nilai – nilai, kebiasaan,
kegemaran, atau budaya teman sebayanya. Remaja yang berada
didalam kelompok teman sebaya cenderung untuk menyamakan
kebiasaan dan budaya temannya. Hal ini dapat dikaitkan dengan
perilaku merokok, dimana remaja akan merokok jika teman sebaya
mereka juga merokok. Hal ini sejalan dengan penelitian Nicher 2003
di Amerika Serikat yang menyebutkan bahwa remaja yang merokok
dipengaruhi oleh teman yang berada dikelompoknya yang juga
merokok (Amelia, 2009).
Perbedaan ketika berada didalam kelompok teman sebaya juga
diperlihatkan antara remaja laki – laki dengan remaja perempuan.
Perbedaan ketika berada didalam teman kelompok teman sebaya juga
diperlihatkan antara remaja laki – laki dengan remaja perempuan.
Remaja laki – laki lebih mudah untuk terpengaruh teman – temannya
dalam hal perilaku menyimpang seperti merokok, minum – minuman
keras dan juga cabut dari sekolah. Remaja perempuan biasanya lebih
ingin menjalin hubungan harmonis dan hisup sesuai dengan harapan
teman sebayanya cara berpakaian yang sama (Amelia, 2009).
57
3). Faktor Iklan Rokok
Banyaknya iklan rokok dimedia cetak, elektronik, dan media luar
ruang telah mendorong rasa ingin tahu remaja tentang produk rokok. Iklan
rokok mempunyai tujuan mensponsori hiburan bukan untuk menjual
rokok, dengan tujuan untuk mengumpulkan kalangan muda yang belum
merokok untuk mencoba merokok dan setelah mencoba merokok akan
terus berkelanjutan sampai ketagihan (Istiqomah, 2004 dalam Amelia
2009).
Tidak dapat dipungkiri bahwa berbagai macam merek rokok yang
ditawarkan melalui iklan, menyebabkan beetambahnya jumlah perokok
terutama dikalangan remaja. Selain itu maraknya adegan merokok oleh
publik figur termasuk artis – artis yang ditayangkan pada acara iklan rokok
ditelevisi, dapat memicu kebiasaan merokok di masyarakat terutama pada
remaja.
Perusahaan rokok yang ada di indonesia banyak yang menjadi
sponsor pada kegiatan olahraga, acara remaja dan konser musik.
Akibatnya, remaja – remaja di indonesia sangat terpengaruh oleh iklan
rokok yang mengasosiasikan merokok dengan keberhasilan dan
kebahagian.
Di indonesia berbagai upaya anti rokok telah dilakukan misalnya
dengan dikeluaarkannya undang – undang anti merokok, penempelan
58
peringatan tentang bahaya merokok pada bungkus rokok, membuat area
bebas rokok, akan tatpi hasilnya belum dapat mengurangi jumlah perokok
yang ada.
c. Faktor Pengetahuan
Pengetahuan merupakan faktor dominan yang penting dalam
membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan juga merupakan faktor yang
dapat menyebabkan seseorang mempunyai perilaku merokok. Kurangnya
pengetahuan tentang bahaya rokok terhadap kesehatan dapat
mengakibatkan terbentuknya perilaku merokok (Sarafino, 1994).
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang
berasal dari berbagai sumber , misalnya media massa, media elektronik,
buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat dan
sebagainya. Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan tertentu
sehingga seseorang berperilaku sesuai keyakinan tersebut. Pengetahuan
merupakan resultan dari akibat proses pengindraan terhadap suatu objek.
Pengindraan tersebut sebagian besar berasal dari penglihatan dan
pendengaran . pengukuran atau penialaian pengetahuan dilakukan melalui
tes atau wawancara dengan alat bantu koesioner berisi materi yang diukur
dari responden (Notoadmodjo, 2003).
Pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu, sehingga orang
mempunyai perilaku sesuai dengan keyakinan tersebut. Sebagai contoh
jika seseorang mempunyai pengetahuan yang kurang tentang rokok dan
bahayanya seperti zat – zat berbahaya yang terkandung dalam rokok yaitu
59
tar, nikotin, dan karbonn monoksida yang akan menyebabkan penyakit –
penyakit – penyakit kronis. Hal ini bisa mengakibatkan orang tersebut
mempunyai perilaku yang sesuai dengan keyakinannya, yaitu mempunyai
perilaku merokok. Oleh karena itu pengetahuan yang mendalam mengenai
merokok perlu disampaikan kepada semua golongan usia, terutama kepada
golongan remaja karena mereka merupakan golongan yang mudah
dipengaruhi oleh hal – hal yang bersifat baru.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka pengetahuan bisa diartikan
sebagai respon yang muncul dari hasil pengamatan yang ada dilingkungan
sekitar, yang akan membentuk sikap seseorang untuk berperilaku sesuai
dengan keyakinannya.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Hamsen (Sarafino, 1994)
tentang faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku merokok :
a. Faktor demografis
Faktor ini meliputi umur dan jenis kelamin. Orang yang merokok pada
usia dewasa semakin banyak (Smet, 1994) akan tetapi pengaruh jenis
kelamin zaman sekarang sudah tidak terlalu berperan karena baik pria
maupun wanita sekarang sudah merokok.
b. Faktor sosial – kultural
Kebiasaan budaya, kelas sosial, tingkat pendidikan, penghasilan, dan
gengsi pekerjaan akan mempengaruhi perilaku merokok pada individu
(Smet, 1994).
60
c. Faktor sosial politik
Menambahkan kesadaran umum berakibat pada langkah – langkah
politik yang bersifat melindungi bagi orang – orang yang tidak
merokok dan usaha melancarkan kampanye – kampanye promosi
kesehatan untuk mengurangi perilaku merokok. Merokok menjadi
masalah yang bertambah besar di negara – negara berkembang seperti
indonesia (Smet, 1994).
61
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar pemikiran
Remaja adalah masa dimana terjadinya kelabilan jiwa karena telah
memasuki fase dari anak – anak menuju dewasa. Remaja merupakan generasi
penerus bangsa (Lukman, 2009).
Perilaku merokok pada remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya, faktor psikologis Individu merokok untuk mendapatkan
kesenangan, kenyamanan, merasa lepas dari kegelisahan dan juga untuk
mendapatkan rasa percaya diri. Faktor lingkungan sosial yaitu dalam
keluarga, teman sebaya dan pengaruh iklan rokok. Faktor pengetahuan,
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indra yang dimilkinya kurangnya Pengetahuan remaja
tentang bahaya merokok yaitu kandungan zat kimia berbahaya serta dampak
terhadap kesehatan menjadi salah satu faktor seorang remaja mengkonsumsi
rokok selain itu ada fakor lain seperti faktor demografis, faktor sosial politik,
dan faktor sosial – kulutral.
62
B. Kerangka konsep penelitian
Skema kerangka fikir
Faktor yang mempengaruhi perilaku merokok :
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
: Hubungan variabel yang diteliti
Faktor
psikologis
Faktor lingkungan
sosial
Perilaku merokok
Remaja di SMAN 1
Wiwirano
Fakor
Pengetahuan
Faktor
demografis
Faktor sosial –
kultural
Faktor sosial
politik
63
C. Variabel penelitian
1. Variabel bebas (independen variabel)
Adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel terikat. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah faktor – faktor yang mempengaruhi
perilaku merokok pada remaja yaitu faktor psikologis, faktor lingkungan
sosial, dan faktor pengetahuan.
2. Variabel terikat
Adalah variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah perilaku merokok pada remaja di
SMAN 1Wiwirano Kabupaten Konawe Utara.
D. Definisi Operasional dan Kriteria objektif
1. Remaja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berusia antara 15
sampai 18 tahun di tandai oleh ciri perubahan pada penampilan fisik
dan fungsi fisiologis, terutama yang terkait dengan kelenjar seksual
dan mengalami perubahan – perubahan dalam aspek kognitif, emosi,
sosial, dan moral, di antara masa anak – anak menuju masa dewasa
yang berada di SMAN 1 Wiwirano kabupaten Konawe Utara.
2. Perilaku merokok
Perilaku merokok yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perilaku
yang ekspresikan dalam bentuk tindakan berupa kebiasaan merokok
yang dilakukan dan tidak dilakukan. Upaya untuk mendapatkan data
64
yang akurat tentang perilaku merokok siswa, maka dilakukan dengan
menggunakan koesioner jumlah pertanyaan 2 item
Kriteria objektif :
Perokok : jika remaja mempunyai riwayat merokok dan atau masih
merokok sampai saat pengumpulan data
Bukan perokok : jika remaja tidak mempunyai riwayat merokok dan
tidak mempunyai kebiasaan merokok sampai saat pengumpulan data
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku merokok pada
remaja dalam penelitian ini, yaitu :
a. Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor yang berasal dari dalam diri sendiri
meliputi rasa ketergantungan, percaya diri, senang, relaks, emosi,
redanya ketegangan ataupun emosi-emosi negatif pada saat
mengkonsumsi rokok. Untuk menilai faktor psikologis maka
dilakukan dengan menggunakan koeseioner jumlah pertanyaan 5
item jika menjawab ya diberi skor 1 jika menjawab tidak diberi
skor 0
Kriteria objektif :
Faktor yang mempengaruhi : >60%
Faktor yang tidak mempengaruhi : ≤60% (Arikunto, 2006).
b. Faktor lingkungan sosial
faktor lingkungan sosial yaitu dalam keluarga, teman sebaya dan
pengaruh iklan rokok.. Untuk menilai faktor lingkungan sosial maka
65
dilakukan dengan menggunakan koeseioner jumlah pertanyaan 5
item jika menjawab ya diberi skor 1 jika menjawab tidak diberi
skor 0
kriteria objektif :
faktor yang mempengaruhu>60%
faktor yang tidak mempengaruhi≤60% (Arikunto, 2006)
c. Faktor pengetahuan
Pengetahuan adalah tingkat pemahaman remaja tentang pengetahuan
remaja tentang zat kimia berbahaya pada rokok dan dampak terhadap
kesehatan jika seseorang merokok. Untuk menilai maka dilakukan
dengan menggunakan koeseioner Jumlah pertanyaan 5 item. Jika
responden menjawab benar diberi skor 1 jika menjawab salah diberi
skor 0.
Kriteria objektif :
Faktor yang mempengaruhi ≤60%
Faktor yang tidak mempengaruhi >60%
66
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif dengan
pendekatan deskriptif yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi faktor –
faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja di SMAN 1
Wiwirano
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Wiwirano Kabupaten Konawe
Utara.
2. Waktu
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 12 Juni sampai dengan 17
Juni 2017
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dan XI yang
berada di SMAN 1 Wiwirano Kabupaten Konawe Utara sebanyak 215
orang dimana siswa kelas X sebanyak 107 orang dan siswa kelas XI
sebanyak 108 orang siswa.
67
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti
dan dianggap dapat mewakili seluruh populasi. Apabila subjeknya kurang
dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
populasi tetapi jika jumlah populasi lebih dari 100, dapat diambil antara
10-15% atau 20-25% ( Arikunto, 2010).
Tehnik pengambilan sampel dengan cara Stratified random sampling
yaitu, pengambilan sampel dengan cara berstrata dan acak dari tiap kelas.
Besar sampel yaitu 20% dari tiap-tiap kelas. Sehingga jumlah sampel
diambil dari kelas X dan kelas XI berjumlah :
Kelas Xa : 20% dari 37 siswa = 7, 4 dibulatkan 7 siswa
Kelas Xb : 20% dari 34 siswa = 6, 8 dibulatkan 7 siswa
Kelas Xc : 20% dari 36 siswa = 7, 2 dibulatkan 7 siswa
Kelas XI IPA1 : 20% dari 26 siswa = 5, 2 dibulatkan 5 siswa
Kelas XI IPA2 : 20% dari 25 siswa = 5 dibulatkan 5 siswa
Kelas XI IPS1 : 20% dari 29 siswa = 5, 8 dibulatkan 6 siswa
Kelas XI IPS2 : 20% dari 28 siswa = 5, 6 dibulatkan 6 siswa
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 43 siswa
Kriteria inklusi :
a. Siswa kelas X dan XI SMAN 1 Wiwirano Kabupaten Konawe Utara
b. Bersedia menjadi responden
68
Kriteria eksklusi :
a. Tidak bersedia menjadi responden.
b. Tidak hadir pada saat pengumpulan data
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
1. Jenis Data
a. Data primer diperoleh menggunakan lembar kuesioner.
b. Data sekunder diperoleh dari buku rekapan di instansi terkait
mengenai data jumlah siswa dan gambaran umum lokasi penelitian.
2. Cara Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara
pengisian lembar kuesioner untuk mengidentifikasi faktor – faktor yang
mempengaruhi perilaku merokok pada remaja di SMAN 1 Wiwirano
Kabupaten Konawe Utara.
E. Instrument Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah lembar
kuesioner penelitian berisi tentang pertanyaan perilaku merokok dan faktor-
faktor yang mempengaruhi perilaku merokok yaitu faktor psikologis,
lingkungan sosial dan pengetahuan.
F. Pengolahan dan Analisa Data
1. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data yang diperoleh dari hasil penelitian dikerjakan melalui
beberapa proses dengan tahapan sebagai berikut :
69
a. Editing
Editing yaitu memeriksa hasil kuesioner yang telah
dilaksanaakan untuk mengetahui kesesuaian jawaban responden. Dimana
dalam editing tidak dilakukan pennggantian jawaban yang dimaksud agar
data tersebut konsisten dan sesuai dengan tujuan penelitian.
b. Coding
Coding yaitu pemberian tanda atau code jika menjawab ya
atau benar diberi skor 1 jika menjawab tidak atau salah diberi skor 0
c. Scoring
Scoring yaitu memberikan skor pada jawaban yang telah di
isi oleh responden.
a
X = x K
n
keterangan :
X = nilai persentase yang diperoleh
a = jumlah pertanyaan yang dijawab
n = jumlah pertanyaan
k = konstanta (100) (Arikunto, 2006).
d. Tabulating
Tabulating yaitu menyusun dan menyajikan data dalam
bentuk tabel sesuai dengan kategori variabel.
70
2. Analisa Data
Analisa data dilakukan secara manual dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
f
x = x k
n
Keterangan :
f : frekuensi kategori variabel yang diteliti
n : jumlah sampel penelitian
x : nilai persentase yang diperoleh
k : konstanta (100%) (Notoatmodjo, 2002:85)
G. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan setelah data diolah dan disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi serta tabel analisis disertai narasi.
71
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Keadaan Geografis
SMAN 1 Wiwirano terletak di Kecamatan Wiwirano
Kabupaten Konawe Utara. Merupakan salah satu Sekolah di
Kabupaten Konawe Utara, SMAN 1 Wiwirano di bangun di atas
tanah seluas 17, 500 M² dengan batas – batas sebagai berikut :
a) Sebelah Utara : Rumah Warga
b) Sebelah Timur : Jalan Raya (Trans Sulawesi)
c) Sebelah Selatan : Rumah Warga
d) Sebelah Barat : Lahan Sawit
b. Sarana Fisik
Sarana dan prasarana yang terdapat di SMAN 1 Wiwirano
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.1 Sarana Fisik di SMAN 1 Wiwirano Tahun 2017
No Nama Ruang Frekuensi
1 Ruang Kelas 11
2 Ruang Kepala Sekolah 1
3 Ruang Guru 3
4 Ruang Administrasi 2
5 Perpustakaan 1
Jumlah 18
Sumber : Data Sekunder Tahun 2017
72
c. Tenaga Pengajar dan Staf
Jumlah guru dan tata usaha termasuk kepala sekolah yang
ada di SMAN 1 Wiwirano Kabupaten Konawe Utara dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pengajar Berdasarkan
pendidikan di SMAN 1 Wiwirano Tahun 2017
No Pendidikan Frekuensi (%)
1 SMA 2 10,52%
2 S1 17 89,48%
Jumlah 19 100.00
Sumber : Data Sekunder Tahun 2017
2. Karakteristik responden
Berdasarkan data demografi responden yang menjadi sampel
penelitian maka di peroleh karakteristik responden sebagai berikut :
a. Karakteristik Jenis Kelamin Responden
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin di SMAN 1 Wiwirano Tahun 2017
No Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Laki – laki 28 65,11%
2 Perempuan 15 34, 89%
Jumlah 43 100, 00
Sumber :Data Primer Tahun 2017
73
Dari tabel 3 karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di
SMAN 1 Wiwirano Tahun 2017, dari 43 responden sebagian besar
berjenis kelamin laki – laki berjumlah 28 responden (65, 11%) dan
perempuan berjumlah 15 responden (34, 89%).
b. Karakteristik Umur Responden
Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel. 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di
SMAN 1 Wiwirano Tahun 2017
No Umur Frekuensi (f) Persentase (%)
1 15 Thn 4 9,30%
2 16 Thn 16 37.21%
3 17 Thn 10 23,26%
4 18 Thn 13 30,23%
Jumlah 43 100.00
Sumber : Data Primer Tahun 2017
Dari tabel 4 karakteristik responden berdasarkan umur di SMAN
1 Wiwirano Tahun 2017, dari 43 responden sebagian besar berumur 16
tahun sebanyak 16 siswa (37,21%) dan yang terendah 15 tahun
sebanyak 4 siswa (9,30%).
6. Variabel Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di SMAN 1 Wiwirano Tahun 2017 pada
tanggal 12 juni sampai dengan 17 juni tahun 2017, dengan jumlah sampel
43 siswa dengan hasil penelitian untuk lebih jelasnya dapat di jabarkan
sebagai berikut :
74
a. Perilaku merokok responden
Perilaku merokok responden dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Perilaku Merokok Pada Remaja di
SMAN 1 Wiwirano
No Perilaku merokok Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Perokok 16 37, 20%
2 Bukan Perokok 27 62, 80%
Jumlah 43 100
Sumber : Data Primer Tahun 2017
Dari tabel 5 didapatkan dari 43 responden sebagian besar tidak merokok
yaitu sebanyak 27 siswa (62,80%). Dan yang mempunyai perilaku
merokok sebanyak 16 siswa (37,20%).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
perilaku merokok pada remaja
No
Kriteria
Faktor yang mempengaruhi
perilaku merokok
f. Psikologis f. Lingkungan
sosial
f.pengetahuan
F % F % f %
1 Mempengaruhi 24 55,80% 33 76,75% 21 48,86%
2 Tidak
mempengaruhi
19 44,20% 10 23,25% 22 51,14%
Total 43 100,00 43 100,00 43 100,00
Sumber : Data Primer Tahun 2017
75
c. Pengaruh faktor psikologis terhadap perilkaku merokok responden.
Faktor psikologis responden yang mempengaruhi perilaku
merokok di SMAN 1 Wiwirano dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Faktor Psikologis Terhadap
Perilaku Merokok Pada Remaja
No
Faktor
Psikologis
Perilaku Merokok
Jumlah
Perokok Bukan Perokok
F % F % F %
1 Mempengaruhi 16 37,20% 8 18,60% 24 55,80%
2 Tidak
mempengaruhi
0 0 19 44,20% 19 44,20%
Jumlah 16 37.20 27 62.80 43 100.00
Sumber : Data Primer Tahun 2017
Dari tabel 6 di dapatkan dari 43 responden yang menjadi sampel di SMAN
1 Wiwirano yang mempunyai perilaku merokok sebanyak 16 siswa
seluruhnya menjawab bahwa faktor psikologis mempengaruhi perilaku
merokok, sedangkan dari 27 siswa yang tidak merokok sebanyak 8 siswa
menyatakan faktor psikologis mempengaruhi perilaku merokok dan 19 siswa
menjawab faktor psikologis tidak mempengaruhi perilaku merokok.
76
d. Pengaruh faktor lingkungan sosial terhadap perilaku merokok
responden
Faktor lingkungan sosial responden yang mempengaruhi perilaku
merokok di SMAN 1 Wiwirano dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Faktor Lingkungan Sosial Terhadap
perilaku Merokok Pada Remaja
No
Faktor
Lingkungan
Sosial
Perilaku Merokok
Jumlah
Perokok Bukan Perokok
F % F % F %
1 Mempengaruhi 14 32,55% 19 44,20% 33 76,75%
2 Tidak
mempengaruhi
2 4,65% 8 18,60% 10 23,25%
Jumlah 16 37,20 27 62.80 43 100.00
Sumber : Data Primer Tahun 2017
Dari tabel 7, dari 43 responden yang menjadi sampel di SMAN 1
Wiwirano yang mempunyai perilaku merokok sebanyak 16 siswa, yang
menjawab bahwa faktor lingkungan sosial mempengaruhi perilaku merokok
sebanyak 14 siswa (32,55%) dan yang menjawab tidak mempengaruhi
sebanyak 2 siswa (4,65%), sedangkan dari 27 siswa yang tidak merokok
sebanyak 19 siswa (44,20%) menjawab faktor lingkungan sosial
mempengaruhi perilaku merokok dan 8 siswa (18,60%) menjawab faktor
lingkungan sosial tidak mempengaruhi perilaku merokok.
77
e. Pengaruh faktor pengetahuan terhadap perilaku merokok responden
Faktor pengetahuan responden yang mempengaruhi perilaku
merokok di SMAN 1 Wiwirano dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Faktor Pengetahuan Terhadap
Perilaku Merokok Pada Remaja
No
Faktor
Pengetahuan
Perilaku Merokok
Jumlah
Perokok Bukan Perokok
F % F % F %
1 Mempengaruhi 12 27.90% 9 20,96% 21 48,86%
2 Tidak
mempengaruhi
4 9,30% 18 41,84% 22 51,14%
Jumlah 16 37,20 27 62,80 43 100.00
Sumber : Data Primer Tahun 2017
Dari tabel 8, dari 43 responden yang menjadi sampel di SMAN 1
Wiwirano yang mempunyai perilaku merokok sebanyak 16 siswa, yang
mempunyai pengetahuan yang kurang tentang rokok sebanyak 12 siswa
(28,90%) dan yang mempunyai pengetahuan yang baik sebanyak 4 siswa
(9,30%), sedangkan dari 27 siswa yang tidak merokok sebanyak 9 siswa
(20,93%) mempunyai pengetahuan yang kurang tentang rokok dan 18 siswa
(41,84%) mempunyai pengetahuan yang baik tentang rokok .
78
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian di atas tentang identifikasi faktor – faktor
yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja di SMAN 1 Wiwirano
Tahun 2017, maka dapat di lakukan pembahasan sebagai berikut :
1. Pengaruh Faktor Psikologis Terhadap Perilaku Merokok Pada
Remaja di SMAN 1 Wiwirano Tahun 2017.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 43 responden didapatkan yang
mempunyai perilaku merokok sebanyak 16 siswa yang seluruhnya menjawab
bahwa faktor psikologis mempengaruhi perilaku merokok. Faktor psikologis
mempengaruhi perilaku merokok jika sedang dalam masalah yaitu sebanyak
16 siswa (100%) dan pada saat stress sebanyak 15 siswa (93,75).
Hasil penelitian ini juga di dukung oleh teori Epstein dan Perkins dalam
Aini Nurul tahun 2013 yang menyatakan bahwa Merokok dijadikan satu
alternatif pemecahan untuk keluar dari masalah sehari-hari yang dirasakan
sebagai sesuatu yang berat dan menegangkan. Efek santai adalah suatu
hal yang dicari dari rokok ketika dalam keadaan tegang. Rokok menjadi
teman yang baik menurut para perokok, untuk berbagai ketegangan
ataupun stress dan emosi-emosi negatif lainnya. Individu merokok untuk
mendapatkan kesenangan, kenyamanan, merasa lepas dari kegelisahan dan
juga untuk mendapatkan rasa percaya diri.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Komalasari dan Helmi (2000)
Adapun hasil penelitian tersebut mengatakan bahwa ada banyak sekali faktor
yang dapat menyebabkan seorang remaja mulai merokok salah satu nya
79
kepuasan psikologis, Hasil penelitian lainnya adalah kepuasan psikologislah
yang menjadi faktor terkuat terjadinya perilaku merokok pada remaja.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dari 27 siswa yang tidak
merokok, sebanyak 8 siswa (18,60%) yang memiliki faktor psikologis
mempengaruhi perilaku merokok. ini menunjukkan bahwa 8 siswa tersebut
rentan terhadap perilaku merokok karena menurut mereka ketika seseorang
dalam masalah ataupun sedang stress maka merokok merupakan salah satu
alternatif dalam pemecahan masalah. Sebanyak 8 siswa tersebut memiliki
kecenderungan mempunyai perilaku merokok karena merokok merupakan
pengalaman yang menyenangkan, merokok untuk santai atau merokok
memberikan satu pekerjaan bagi tangan mereka (Aini, 2013).
Resiko seseorang mempunyai perilaku merokok karena anggapan yang
salah tentang rokok mereka menganggap bahwa rokok akan meningkatkan
konsentrasi, menghalau rasa kantuk, mengakrabkan suasana sehingga timbul
rasa persaudaraan, menghilangkan stress juga menjadi alternatif dalam
pemecahan masalah, seharusnya mereka tidak menjadikan rokok satu-satunya
alternatif dalam pemecahan masalah sehari-hari karena masih banyak
kegiatan – kegiatan positif yang bisa dilakukan seperti berolahraga ataupun
mencari kesibukan lain yang tidak menimbulkan hal negatif.
Sedangkan dari 27 siswa yang tidak merokok 19 siswa (44,20%)
menjawab faktor psikologis tidak mempengaruhi perilaku merokok. Hal ini
menunjukkan bahwa perilaku merokok bukan hanya dipengaruhi oleh faktor
psikologis tetapi juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti faktor
80
lingkungan sosial yaitu sebanyak 13 responden menjawab faktor lingkungan
sosial mempengaruhi perilaku merokok dan faktor pengetahuan sebanyak 8
responden sedangkan 4 responden menjawab perilaku merokok tidak di
pengaruhi oleh faktor psikologis, faktor lingkungan sosial, dan faktor
pengetahuan ini menunjukkan bahwa ada faktor lain yang mempengaruhi
perilaku merokok seperti faktor kebiasaan.
2. Pengaruh Faktor Lingkungan Sosial Terhadap Perilaku Merokok Pada
Remaja di SMAN 1 Wiwirano Tahun 2017.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 43 responden yang mempunyai
perilaku merokok sebanyak 16 siswa, yang menjawab bahwa faktor
lingkungan sosial mempengaruhi perilaku merokok sebanyak 14 siswa
(32,55%).
Faktor lingkungan sosial mempengaruhi perilaku merokok karena
mempunyai teman yang merokok pula yaitu sebanyak 14 responden (87,5%)
dan mempunyai lingkungan sekitar yang dikelilingi oleh seorang perokok
juga sebanyak 14 siswa (87,5%).
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dari 16 siswa yang merokok 2
responden (4,65%) menjawab bahwa faktor lingkungan sosial tidak
mempengaruhi perilaku merokok tetapi di pengaruhi oleh faktor yang lain
yaitu faktor psikologis dan faktor pengetahuan.
81
Dalam usahanya untuk mencari identitas dirinya sendiri, seorang remaja
sering membantah orang tuanya karena ia mulai punya pendapat-pendapat
sendiri, cita – cita serta nilai-nilai sendiri yang berbeda dengan pendapat
orang tuanya. Tetapi untuk berdiri sendiri ia belum cukup kuat, karena itu ia
mudah terjerumus kedalam perkumpulan remaja dimana anggota-anggota nya
adalah teman – teman sebaya yang mempunyai ciri yang sama seperti
merokok. Dalam perkumpulan itu mereka bisa saling memberi dan mendapat
dukungan mental (Purwanto, 1999).
Lingkungan rumah dengan anggota keluarga yang mempunyai perilaku
merokok membuat perilaku merokok lebih permisif oleh anggota rumah yang
lain. Remaja yang berasal dari lingkungan sosialnya merokok cenderung juga
akan menjadi perokok. Maka dari itu penting sekali meningkatkan
pengetahuan bukan hanya dari seorang remaja tersebut juga dari lingkungan
khususnya orang tua karena bimbingan dan perhatian dari orang tua akan
mencegah seorang anak mempunyai perilaku yang menyimpang seperti
merokok.
Selain itu diantara remaja merokok terdapat 87% mempunyai sekurang
kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja
non perokok (Al Bahri 2000). Sebuah study yang dilakukan oleh pusat
Nasional untuk penggunaan obat di Universitas Kolombia (dalam Richmond,
2004) menemukan bahwa anak yang mempunyai teman – teman perokok
memilki kemungkinan 9 kali lebih besar menjadi perokok dari pada anak
82
yang memiliki teman yang tidak merokok (Amelia, 2009). Lingkungan
sekitar berpengaruh terhadap sikap, kepercayaan dan perhatian individu pada
perokok. Seseorang akan berprilaku merokok dengan memperhatikan
lingkungan sosialnya. Oleh karena itu individu perokok yang bergaul dengan
perokok lebih sulit untuk berhenti merokok, daripada perokok yang bergaul
atau lingkungan sosialnya menolak perilaku merokok (Junarto, 2014).
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dari 27 responden yang tidak
merokok, sebanyak 19 responden (44,20%) menjawab faktor lingkungan
sosial mempengaruhi perilaku merokok.
Pengaruh faktor lingkungan sosial terhadap perilaku merokok siswa mulai
dari keluarga yang perokok , teman sebaya, dan iklan di media tentang rokok
menjadi suatu dorongan seorang remaja mempunyai perilaku merokok pula.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Fikriyah dan Febrijanto tahun 2012
bahwa perilaku merokok yang dinilai merugikan telah bergeser menjadi
perilaku yang menyenangkan dan menjadi aktifitas yang bersifat obsesif.
Faktor terbesar dari kebiasaan merokok adalah faktor lingkungan sosial..
Sedangkan 8 siswa (18,60%) menjawab faktor lingkungan sosial tidak
mempengaruhi perilaku merokok. Ini menunjukkan bahwa perilaku merokok
bukan hanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan sosial melainkan ada faktor
lain seperti faktor psikologis sebanyak 2 responden dan faktor pengetahuan
sebanyak 2 responden dan 4 responden menjawab perilaku merokok tidak
83
pengaruhi oleh faktor psikologis, faktor lingkungan sosial dan faktor
pengetahuan melainkan ada faktor lain seperti faktor sosial kultural.
3. Pengaruh Faktor Pengetahuan Terhadap Perilaku Merokok Pada Remaja
di SMAN 1 Wiwirano Tahun 2017.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 43 responden yang mempunyai
perilaku merokok sebanyak 16 siswa, yang mempunyai pengetahuan yang
kurang tentang rokok sebanyak 12 siswa (27,90%) dan yang mempunyai
pengetahuan yang baik sebanyak 4 siswa (9,30%).
Dari 12 siswa yang merokok dan mempunyai pengetahuan yang kurang
tentang rokok yaitu tidak mengetahui tentang dampak yang ditimbulkan ketika
menghirup asap rokok sebanyak 10 responden (83,33%) dan 9 responden (75%)
tidak mengetahui dampak bagi tubuh yang di sebabkan oleh zat karbon
monoksida yang terkandung dalam rokok.
Sedangkan 4 (9,30%) siswa lainnya mempunyai pengetahuan yang baik
tentang rokok, ini menunjukkan bahwa merokok bukan hanya dipengaruhi oleh
faktor pengetahuan tetapi ada faktor lain seperti faktor psikologis sebanyak 4
responden dan faktor lingkungan sosial sebanyak 4 responden.
Manusia pada dasarnya selalu ingin tahu yang benar untuk memenuhi rasa
ingin tahu ini, manusia sejak zaman dahulu telah berusaha mengumpulkan
pengetahuan. Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori
yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang di hadapi.
84
Pengetahuan tersebut dapat diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun dari
pengalaman orang lain.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dari 27 siswa yang tidak
merokok sebanyak 9 siswa (20,93%) mempunyai pengetahuan yang kurang
tentang rokok dan 18 siswa (41,84%) mempunyai pengetahuan yang baik tentang
rokok.
Pada saat ini, umumnya individu tau tentang rokok dan bahaya yang mengintai
bagi orang yang merokok. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh dari
mata dan telinga dengan perantara media cetak dan elektronik seperti : radio,
koran, televisi dan internet. Bahkan pada setiap bungkus rokok tercantum pesan
tentang efek negatif rokok terhadap kesehatan. Melalui media tersebutlah pada
umumnya siswa memperoleh pengetahuan dan informasi mengenai rokok dan
bahaya rokok pada tubuh.
Hal ini sejalan dengan teori Sarwono (2013) Mengatakan bahwa supaya
seorang remaja tidak melakukan kegiatan yang tidak baik seperti merokok maka
diperlukannya pengetahuan yang baik karena dengan pengetahuan seorang remaja
mampu mengetahui mana yang baik dan tidak baik dan mampu mengetahui
dampak yang bisa ditimbulkannya juga.
Dari 43 responden sebanyak 4 siswa menjawab bahwa perilaku merokok
tidak di pengaruhi oleh faktor psikologis, faktor lingkungan sosial dan faktor
pengetahuan tetapi faktor lain seperti faktor kebiasaan dan faktor sosial kultural.
Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan, mereka menggunakan rokok
sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi sudah
85
mejadi perilaku yang bersifat otomatis, seringkali tanpa di pikirkan dan tanpa di
sadari ia menghidupkan api rokoknya bila rokok yang sebelumnya telah benar –
benar habis.
Faktor kebiasaan terhadap perilaku merokok menjadi sebuah perilaku yang
harus tetap dilakukan tanpa adanya motif yang bersifat negatif ataupun positif.
Seseorang merokok hanya untuk meneruskan perilakunya tanpa tujuan tertentu.
Adanya berbagai faktor yang dapat mempengaruhi sehingga usia muda seperti
usia SMA mulai merokok merupakan suatu perilaku yang otomatis tanpa
pertimbangan yang matang, sehingga sering kali dilakukan tanpa di sadari.
86
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor – faktor yang mempengaruhi
perilaku merokok di SMAN 1 Wiwirano pada 43 responden dapat di
simpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku merokok adalah faktor
psikologi (37,20%) ,faktor lingkungan sosial (32,55%) dan faktor
pengetahuan (27,90%). Selanjutnya dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Dari 43 responden, sebagian besar menyatakan bahwa faktor psikologis
mempengaruhi perilaku merokok yaitu sebanyak 24 responden (55,80%)
dan yang tidak mempengaruhi sebanyak 19 responden (44,20%).
2. Dari 43 responden, sebagian besar menyatakan bahwa faktor lingkungan
sosial mempengaruhi perilaku merokok yaitu sebanyak 33 responden
(76,75%) dan yang tidak mempengaruhi sebanyak 10 responden
(23,25%).
3. Dari 43 responden, sebagian besar menyatakan bahwa faktor pengetahuan
mempengaruhi perilaku merokok yaitu sebanyak 21 resaponden (48,86%)
dan yang tidak mempengaruhi sebanyak 22 responden (51,14%).
B. Saran
1. Bagi pendidik khususnya tenaga pendidik SMAN 1 Wiwirano agar
memasukkan materi tentang bahaya merokok serta memberitahukan siswa
87
agar menjauhi atau tidak bergaul dengan seseorang yang mempunyai
perilaku merokok.
2. Bagi siswa/siswi SMAN 1 Wiwirano setelah mengetahui faktor – faktor
yang mempengaruhi perilaku merokok di harapkan agar menjauhi rokok
seperti tidak menjadikan rokok sebagai alternatif dalam pemecahan
masalah tetapi melakukan hal yang positif seperti berolahraga juga tidak
bergaul kepada orang yang mempunyai perilaku merokok serta
meningkatkan pengetahuan tentang bahaya merokok bagi tubuh
3. Bagi institusi Pendidikan Poltekkes Kemenkes Kendari agar hasil
penelitian dapat dijadikan bahan referensi mengenai faktor – faktor yang
mempengaruhi perilaku merokok pada remaja.
4. Bagi peneliti – peneliti selanjutnya, untuk tetap melakukan penelitian
tentang rokok dan faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku merokok
secara berkesinambungan agar peningkatan jumlah perokok dapat di atasi.
88
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Nurul.2013. Faktor – faktor Psikologis Yang Menentukan Perilaku Merokok
Pada Mahasiswa Kedokteran di Universitas Hasanudddin. Makassar
Alamsyah. 2007. Kesehatan Remaja.Jakarta : Salemba medika.
Amelia, Adisti. 2009. Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-laki..
Diakses pada tanggal 20 maret 2017.Medan.
(http://respiratory.usu.ac.id/bitsream/ 12345678/14536/1/09e00589.pdf).
Diunduh tanggal 20 maret 2017.
Anonim. 2008. Efek Bahaya Asap Rokok Bagi Kesehatan tubuh Manusia Akibat
sebatang Rokok Racun Ketagihan, Buang Uang dan Dosa. diakses tanggal
18 maret 2017 (http://bebasrokok. wordpress.com/2008/01/09/efek-
bahaya-asap-rokok-bagi-kesehatan-tubuh-manusia-akibat-sebatang-
rokok-racun-ketagihan-candu-buang-uang-dan-dosa/ diakses tanggal 18
maret 2017. Diunduh tanggal 18 maret 2017.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta .
Rineka Cipta.
Asriani. 2012. Faktor – faktor Yang Berhubungan Dengan Kebiasaan Merokok
Pada Siswa SMAN 1 Ranomeeto. Kendari.
Arham.2013. Bahaya bagi rokok. (http://Arham/2013/bahaya-merokok-bagi-
html,diakses tanggal 16 Maret 2017).
Baradero. M & Y.Siswadi.2008. Klien Dengan Gangguan Kardiavaskular.
Jakarta : EGC
Husaini, Aiman.2006.Tobat Merokok Rahasia & Cara Empatik Berhenti
Merokok. Jakarta. Pustaka Iman.
Junarto.2014.Sikap Remaja Tentang Perilaku Merokok Di SMA KARTIKA.
Kendari.Tidak diterbitkan.
Kusmiran, Eny.2011. Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita.Jakarta : PT
Rineka Cipta
Komalasari, Dian.2011. Faktor – faktor Penyebab perilaku Merokok Pada
Remaja.
Notoadmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan . Jakarta .
Rineka Cipta.
Prasetiawan, Puput .dkk.2015. Efektivitas Metode Konseling Terhadap Perilaku
Merokok pada siswa SMA Di Kecamatan Laeya.Konawe Selatan.
89
Purwanto, Heri.1999. Pengantar Perilaku Manusia.Jakarta. : EGC
Rani, Dwi.2013. Pengertian Merokok dan Akibatnya. Diakses tanggal 17 maret
2017 (Http//ranidwi68.wordpress.com /2013/01/09/Pengertian-merokok-
dan akibatnya) diunduh tanggal 17 maret 2017.
Sumiati.2009. Kesehatan Jiwa Remaja dan Konselig .jakarta : TIM
Zuliyani & E.Firmawati. 2015. Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Bahaya
merokok.yogyakarta.
Riskesdas .2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Provinsi Sulawesi
Tenggara 2013. Diakses pada tanggal 15 Mei 2017.
90
Lampiran 1
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Yth. Responden
Di –
Tempat
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan, maka saya :
Nama : Reski Putri Namira
NIM : P00320014089
Sebagai mahasiswa Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Keperawatan,
bermaksud akan melaksanakan penelitian berjudul “Identifikasi faktor – faktor
yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja di SMAN 1 Wiwirano Tahun
2017”.
Sehubungan dengan hal itu, mohon kesediaan saudara saudari untuk
meluangkan waktu menjadi responden dalam penelitian ini, anda berhak untuk
menyetujui atau menolak menjadi responden. Apabila setuju, maka saudara /
saudari dipersilahkan untuk menandatangani surat persutujuan responden ini.
Atas kesediaan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, sebelumnya
diucapkan terima kasih.
Peneliti
Reski Putri Namira
P00320014089
91
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk menjadi
responden dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Politeknik Kesehatan
Kendari Jurusan Keperawatan yang berjudul “identifikasi faktor – faktor yang
mempengaruhi perilaku merokok pada remaja di SMAN 1 Wiwirano tahun 2017”
Saya memahami bahwa data ini bersifat rahasia, tanda tangan saya ini
menunjukkan bahwa saya bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dan
sukarela tanpa paksaan dari pihak manapun , semoga dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Wiwirano, 2017
Responden
(.................................................................)
92
Lampiran 3
Koesioner Penelitian
IDENTIFIKASI FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA
DI SMAN 1 WIWIRANO
TAHUN 2017
A. DATA UMUM
Petunjuk Pengisian Koesioner
1. Isilah titik – titik di bawah ini dengan benar
Nama /inisial : ......................................
Umur : ......................................
Jenis kelamin : ......................................
Kelas : ......................................
B. Variabel Penelitian
Petunjuk Pengisian
1. Perilaku Merokok
a. Berikan tanda ceklis ( ) pada pilihan jawaban di kolom yang
tersedia
b. Jawablah sesuai dengan apa yang di alami atau yang di rasakan
dengan sejujur – jujurnya.
93
PERILAKU MEROKOK
PERTANYAAN YA TIDAK
1. Apakah saat ini anda merokok?
2. Apakah anda memiliki riwayat merokok?
2. Faktor Psikologis
a. Berikan tanda ceklis ( ) pada pilihan jawaban di kolom yang
tersedia
b. Jawablah sesuai dengan apa yang di rasakan atau di alami
dengan sejujur – jujurnya.
FAKTOR PSIKOLOGIS
PERTANYAAN YA TIDAK
1. Jika sedang dalam masalah apakah merokok
menjadi alternatif dalam pemecahan masalah?
2. Apakah kenikmatan bisa didapatkan hanya jika
mengkonsumsi rokok?
3. Jika sedang marah apakah merokok menjadi
solusinya?
4. Apakah stress dapat dihilangkan jika
mengkonsumsi rokok ?
5. Apakah kepercayaan diri didapatkan dari
merokok?
94
3. Faktor Lingkungan Sosial
a. Berikan tanda ceklis ( ) pada pilihan jawaban di kolom yang
tersedia
b. Jawablah sesuai dengan apa yang di rasakan atau di alami
dengan sejujur – jujurnya.
FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL
PERTANYAAN YA TIDAK
1. Apakah orang tua anda mempunyai kebiasaan merokok
di dalam rumah ?
2. Apakah beberapa teman anda ada yang merokok ?
3. Apakah iklan dari media elektronik menjadi salah satu
faktor yang mempengaruhi perilaku merokok?
4. Apakah dilingkungan sekitar tempat tinggal anda ada
yang merokok?
5. Apakah jika ada pertemuan dengan teman atau keluarga
anda dikelilingi oleh orang yang merokok?
95
4. Faktor Pengetahuan
a. Berikan Tanda Silang (X) pada pilihan jawaban yang anda
anggap benar
b. Jawablah sesuai apa yang anda ketahui
FAKTOR PENGETAHUAN
1. Apakah jenis zat kimia pada rokok yaang dapat meningkatkan resiko
serangan jantung?
a. Nikotin
b. Karbon monoksida
c. Benzena
d. Syanida
2. Apakah dampak Tar yang ada dalam rokok pada tubuh manusia ?
a. Penyempitan pembuluh darah
b. Karsinogen penyebab kanker
c. Stroke
d. Penyakit jantung
3. Apakah dampak yang dapat ditimbulkan ketika menghirup asap rokok
adalah?
a. Asma
b. Gatal – gatal
c. Kurap
d. Muka keriput
4. Apakah nama zat pada pada rokok yang dapat menyebabkan tekanan darah
tinggi ?
a. Tar
b. Karbon monoksida
c. Nikotin
d. Benzena
5. Apakah dampak yang disebabkan oleh kandungan zat karbon monoksida
yang terkandung dalam rokok?
a. Kesulitan bernafas
b. Serangan jantung
c. Emfisema
d. Kanker mulut
96
KUNCI JAWABAN
1. B
2. B
3. A
4. C
5. A
97
PENGOLAHAN DATA HASIL PENELITIAN
IDENTIFIKASI FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU
MEROKOK PADA REMAJA DI SMAN 1 WIWIRANO
NO
NAMA
UMUR JK
KELAS
VARIABEL YANG DITELITI
SKOR KRITERIA PM
SKOR KRITERIA
INISIAL PSIKOLOGIS
P L 1 2 3 4 5 ∑ M TM P1 P2 P BP
1 S.I 16
THN ✓ XA 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓
2 A.W 16
THN ✓ XA 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓
3 I.H 16
THN ✓ XA 1 0 1 1 1 4 80 ✓ 0 1 1 ✓
4 J.W 16
THN ✓ XA 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 1 0 1 ✓
5 A.N 15
THN ✓ XA 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 1 0 1 ✓
6 S.P 16
THN ✓ XA 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓
7 U.K 17
THN ✓ XA 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 0 0 0 ✓
8 M.M 16
THN ✓ XB 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 1 0 1 ✓
9 K.P 16
THN ✓ XB 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓
10 I.S 15
THN ✓ XB 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓
11 B 16
THN ✓ XB 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓
12 D.A 16
THN ✓ XB 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓
13 M 16
THN ✓ XB 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓
14 J 15
THN ✓ XB 1 1 1 1 0 4 80 ✓ 0 1 1 ✓
15 S.S 16
THN ✓ XC 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓
16 S.M 16
THN ✓ XC 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓
17 W.K 17
THN ✓ XC 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓
18 S 15 ✓ XC 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓
98
THN
19 S 16
THN ✓ XC 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 1 1 ✓
20 K.S 16
THN ✓ XC 0 0 1 1 0 2 40 ✓ 0 0 0 ✓
21 A 16
THN ✓ XC 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓
22 J.R 17
THN ✓
XI IPA 1 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓
23 M 16
THN ✓
XI IPA 1 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 0 0 0 ✓
24 G.W 17
THN ✓
XI IPA 1 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 1 0 1 ✓
25 S.P 17
THN ✓ XI IPA
1 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓
26 A 18
THN ✓
XI IPA 1 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓
27 M.H 18
THN ✓
XI IPA 2 1 1 1 1 0 4 80 ✓ 1 0 1 ✓
28 S 18
THN ✓ XI IPA
2 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓
29 S 17
THN ✓
XI IPA 2 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 1 0 1 ✓
30 H 17
THN ✓ XI IPA
2 1 1 0 1 1 0 0 ✓ 0 0 0 ✓
31 M 18
THN ✓
XI IPA 2 1 1 1 1 0 4 80 ✓ 1 0 1 ✓
32 H 18
THN ✓
XI IPS 1 1 1 1 1 0 4 80 ✓ 0 0 0 ✓
33 R 18
THN ✓
XI IPS 1 1 1 1 0 1 4 80 ✓ 0 1 1 ✓
34 M 18
THN ✓
XI IPS 1 1 1 1 1 0 4 80 ✓ 1 0 1 ✓
35 M 18
THN ✓ XI IPS
1 1 1 1 0 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓
36 R.S 17
THN ✓
XI IPS 1 1 0 1 1 1 4 80 ✓ 1 0 1 ✓
37 F.U 18
THN ✓
XI IPS 1 1 0 1 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓
38 A.M 18
THN ✓
XI IPS 2 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 1 0 1 ✓
39 J 17
THN ✓
XI IPS 2 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓
40 F.I 17
THN ✓
XI IPS 2 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 1 0 1 ✓
41 A.N 18 ✓ XI IPS 1 1 1 1 0 4 80 ✓ 0 0 0 ✓
99
THN 2
42 A.L 18
THN ✓
XI IPS 2 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 1 0 1 ✓
43 R 18
THN ✓
XI IPS 2 1 0 1 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓
JUMLAH
15 28 24 19 16 27
43 43 43
100
NO
NAMA
UMUR JK
KELAS
VARIABEL YANG DITELITI
SKOR KRITERIA PM
SKOR KRITERIA
INISIAL LINGKUNGAN SOSIAL
P L 1 2 3 4 5 ∑ M TM P1 P2 P BP
1 S.I 16
THN ✓ XA 0 1 0 1 0 2 40 ✓ 0 0 0 ✓
2 A.W 16
THN ✓ XA 1 1 0 1 0 3 60 ✓ 0 0 0 ✓
3 I.H 16
THN ✓ XA 1 1 1 1 0 4 80 ✓ 0 1 1 ✓
4 J.W 16
THN ✓ XA 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 1 0 1 ✓
5 A.N 15
THN ✓ XA 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 1 0 1 ✓
6 S.P 16
THN ✓ XA 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 0 0 0 ✓
7 U.K 17
THN ✓ XA 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 0 0 0 ✓
8 M.M 16
THN ✓ XB 0 1 1 1 1 4 80 ✓ 1 0 1 ✓
9 K.P 16
THN ✓ XB 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓
10 I.S 15
THN ✓ XB 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 0 0 0 ✓
11 B 16
THN ✓ XB 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓
12 D.A 16
THN ✓ XB 0 1 1 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓
13 M 16
THN ✓ XB 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 0 0 0 ✓
14 J 15
THN ✓ XB 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 0 1 1 ✓
15 S.S 16
THN ✓ XC 0 1 0 1 0 2 40 ✓ 0 0 0 ✓
16 S.M 16
THN ✓ XC 0 0 1 0 0 1 20 ✓ 0 0 0 ✓
17 W.K 17
THN ✓ XC 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓
18 S 15
THN ✓ XC 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓
19 S 16
THN ✓ XC 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 1 1 ✓
20 K.S 16
THN ✓ XC 1 1 1 1 0 4 80 ✓ 0 0 0 ✓
21 A 16 ✓ XC 0 1 0 1 1 3 60 ✓ 0 0 0 ✓
101
THN
22 J.R 17
THN ✓
XI IPA 1 1 1 1 1 0 4 80 ✓ 0 0 0 ✓
23 M 16
THN ✓
XI IPA 1 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 0 0 0 ✓
24 G.W 17
THN ✓
XI IPA 1 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 1 0 1 ✓
25 S.P 17
THN ✓ XI IPA
1 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 0 0 0 ✓
26 A 18
THN ✓
XI IPA 1 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓
27 M.H 18
THN ✓
XI IPA 2 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 1 0 1 ✓
28 S 18
THN ✓ XI IPA
2 0 1 0 1 1 3 60 ✓ 0 0 0 ✓
29 S 17
THN ✓
XI IPA 2 1 1 1 1 1 4 80 ✓ 1 0 1 ✓
30 H 17
THN ✓ XI IPA
2 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 0 0 0 ✓
31 M 18
THN ✓
XI IPA 2 0 1 1 1 1 4 80 ✓ 1 0 1 ✓
32 H 18
THN ✓
XI IPS 1 0 1 0 0 0 1 20 ✓ 0 0 0 ✓
33 R 18
THN ✓
XI IPS 1 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 1 1 ✓
34 M 18
THN ✓
XI IPS 1 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 1 0 1 ✓
35 M 18
THN ✓ XI IPS
1 0 0 0 1 0 1 20 ✓ 0 0 0 ✓
36 R.S 17
THN ✓
XI IPS 1 1 1 0 0 0 2 40 ✓ 1 0 1 ✓
37 F.U 18
THN ✓
XI IPS 1 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓
38 A.M 18
THN ✓
XI IPS 2 0 1 1 1 1 4 80 ✓ 1 0 1 ✓
39 J 17
THN ✓
XI IPS 2 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 0 0 0 ✓
40 F.I 17
THN ✓
XI IPS 2 0 1 1 1 0 3 60 ✓ 1 0 1 ✓
41 A.N 18
THN ✓ XI IPS
2 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓
42 A.L 18
THN ✓
XI IPS 2 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 1 0 1 ✓
43 R 18
THN ✓
XI IPS 2 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓
JUMLAH 15 28 33 10 16 27
102
43 43 43
103
NO
NAMA
UMUR JK
KELAS
VARIABEL YANG DITELITI
SKOR KRITERIA PM
SKOR KRITERIA
INISIAL PENGETAHUAN
P L 1 2 3 4 5 ∑ M TM P1 P2 P BP
1 S.I 16
THN ✓ XA 1 1 1 1 0 4 80 ✓ 0 0 0 ✓
2 A.W 16
THN ✓ XA 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 0 0 0 ✓
3 I.H 16
THN ✓ XA 1 0 1 1 0 3 60 ✓ 0 1 1 ✓
4 J.W 16
THN ✓ XA 0 1 1 0 0 2 40 ✓ 1 0 1 ✓
5 A.N 15
THN ✓ XA 0 0 1 0 0 1 20 ✓ 1 0 1 ✓
6 S.P 16
THN ✓ XA 0 1 1 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓
7 U.K 17
THN ✓ XA 1 1 1 1 0 4 80 ✓ 0 0 0 ✓
8 M.M 16
THN ✓ XB 0 1 1 1 1 4 80 ✓ 1 0 1 ✓
9 K.P 16
THN ✓ XB 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓
10 I.S 15
THN ✓ XB 0 0 0 0 1 1 20 ✓ 0 0 0 ✓
11 B 16
THN ✓ XB 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓
12 D.A 16
THN ✓ XB 0 1 1 0 0 1 20 ✓ 0 0 0 ✓
13 M 16
THN ✓ XB 0 0 1 0 0 1 20 ✓ 0 0 0 ✓
14 J 15
THN ✓ XB 0 1 1 1 1 4 80 ✓ 0 1 1 ✓
15 S.S 16
THN ✓ XC 0 1 1 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓
16 S.M 16
THN ✓ XC 1 1 1 1 0 4 80 ✓ 0 0 0 ✓
17 W.K 17
THN ✓ XC 1 0 1 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓
18 S 15
THN ✓ XC 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 0 0 0 ✓
19 S 16
THN ✓ XC 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 1 1 ✓
20 K.S 16
THN ✓ XC 1 1 1 1 0 4 80 ✓ 0 0 0 ✓
21 A 16
THN ✓ XC 0 0 1 1 1 3 60 ✓ 0 0 0 ✓
22 J.R 17 ✓ XI IPA 1 1 1 1 0 4 80 ✓ 0 0 0 ✓
104
THN 1
23 M 16
THN ✓
XI IPA 1 0 1 1 0 0 2 40 ✓ 0 0 0 ✓
24 G.W 17
THN ✓
XI IPA 1 0 0 1 1 1 3 60 ✓ 1 0 1 ✓
25 S.P 17
THN ✓ XI IPA
1 0 1 1 0 0 2 40 ✓ 0 0 0 ✓
26 A 18
THN ✓
XI IPA 1 0 1 1 1 1 3 60 ✓ 0 0 0 ✓
27 M.H 18
THN ✓
XI IPA 2 1 1 1 0 1 4 80 ✓ 1 0 1 ✓
28 S 18
THN ✓ XI IPA
2 0 0 1 0 1 2 40 ✓ 0 0 0 ✓
29 S 17
THN ✓
XI IPA 2 0 0 1 0 0 1 20 ✓ 1 0 1 ✓
30 H 17
THN ✓ XI IPA
2 0 0 1 0 0 1 20 ✓ 0 0 0 ✓
31 M 18
THN ✓
XI IPA 2 0 0 1 0 1 2 40 ✓ 1 0 1 ✓
32 H 18
THN ✓
XI IPS 1 0 1 1 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓
33 R 18
THN ✓
XI IPS 1 0 1 1 0 0 2 40 ✓ 0 1 1 ✓
34 M 18
THN ✓
XI IPS 1 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 1 0 1 ✓
35 M 18
THN ✓ XI IPS
1 0 1 1 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓
36 R.S 17
THN ✓
XI IPS 1 0 0 1 1 0 2 40 ✓ 1 0 1 ✓
37 F.U 18
THN ✓
XI IPS 1 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓
38 A.M 18
THN ✓
XI IPS 2 0 1 1 1 0 3 60 ✓ 1 0 1 ✓
39 J 17
THN ✓
XI IPS 2 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 0 0 0 ✓
40 F.I 17
THN ✓
XI IPS 2 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 1 0 1 ✓
41 A.N 18
THN ✓ XI IPS
2 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓
42 A.L 18
THN ✓
XI IPS 2 0 0 1 0 0 1 20 ✓ 1 0 1 ✓
43 R 18
THN ✓
XI IPS 2 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓
JUMLAH 15 28 21 22 16 27
43 43 43
105
106
107
108
109
110
111
112
113
DOKUMENTASI PENELITIAN
Ket : Melakukan Pembagian koesioner
114
KET : Penjelasan tentang cara pengisian koesioner
KET : Pengisian Koesioner Oleh responden
Ket : melakukan Pengisian koesioner
115
Ket : Kepala Sekolah beserta guru SMAN 1 Wiwirano