rencana aksi kegiatan pusat pendidikan sumber … · terjadi perubahan tugas pokok dan fungsi serta...
TRANSCRIPT
RENCANA AKSI KEGIATAN
PUSAT PENDIDIKAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
TAHUN 2015 – 2019
(REVISI)
Penyesuaian dengan Permenkes 64 Tahun 2015
PUSAT PENDIDIKAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
2017
i Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
KATA PENGANTAR
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Startegis
Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 (Renstra Kemenkes Tahun
20152019) yang telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 dan direvisi pada tahun 2016 yang
disesuikan dengan perubahan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan.
Dalam kaitannya dengan penyusunan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) setiap
tahunnya, unit utama/Eselon I dapat menyusun Rencana Aksi Program 5 (lima) tahuan sebagai
penjabaran dari Renstra Kementerian, dan Unit Eselon II dapat pula menyusun rencana kegiatan 5
(lima) tahunan sebagai penjabaran dari Rencana Aksi Program Eselon I.
Memperhatikan beberapa hal tersebut diatas dan karena adanya Perubahan Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kesehatan seperti yang diamanatkan dalam Permenkes 64 Tahun 2015 sehingga
terjadi perubahan tugas pokok dan fungsi serta nomenklatur pada satuan kerja di lingkungan
Kementerian Kesehatan. Perubahan tugas pokok dan fungsi pada Pusat Pendidikan Sumber Daya
Manusia Kesehatan secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada perubahan kebijakan
dan program sehingga Rencana Aksi Kegiatan Pusdik SDMK Tahun 2015-2019 dilakukan revisi
disesuaikan dengan perubahan organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.
Penyusunan Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusdik SDMK Tahun 2015-2019 ini telah melibatkan
berbagai pihak, dengan koordinasi dan kerjasama yang baik sehingga proses revisi dapat berjalan
dalam waktu yang tidak terlalu lama. Dengan memperhatikan perkembangan dan perubahan
lingkungan strategis dalam pengembangan dan perberdayaan SDM kesehatan di masa depan,
Rencana Aksi Kegiatan ini dapat diadakan penyempurnaan sesuai dengan keperluannya.
Penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih, saya sampaikan kepada semua pihak
atas perhatian, bantuan maupun masukan serta kontribusinya dalam penyusunan revisi Rencana
Aksi Kegiatan ini.
iii Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR LAMPIRAN v
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Kondisi Umum, Potensi, dan Permasalahan 3
C. Maksud dan Kegunaan 10
D. Dasar Hukum 10
E. Sistematika Penulisan 12
BAB II. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 13
A. Visi 13
B. Misi 13
C. Tujuan 14
D. Sasaran Strategis 14
E. Sasaran 15
F. Strategi 16
BAB III. KELEMBAGAAN, KEGIATAN POKOK, TARGET KINERJA, DAN KERANGKA PENDANAAN 18
A. Kelembagaan 18
B. Kegiatan Pokok dan Target Kinerja 19
C. Kerangka Pendanaan 21
BAB IV. PEMANTAUAN DAN PENILAIAN 23
A. Pemantauan 23
B. Penilaian 23
BAB V. PENUTUP 25
LAMPIRAN
iv Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Matrik Perubahan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) dan Target Pusat Pendidikan
SDM Kesehatan Tahun 2015-2019 (Perubahan Indikator Semula – Menjadi Tahun
2015-2019)
15
Tabel 3.1 Kebutuhan Pendanaan Kegiatan Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Tahun 2015 - 2019 (dalam ribuan rupiah)
22
v Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Matriks Target Kinerja Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM
Kesehatan Tahun 2015 – 2019
1 Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada periode 2015 – 2019 adalah Program Indonesia Sehat
dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial
dan pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran pokok Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019 adalah 1) meningkatnya status kesehatan dan
gizi ibu dan anak; 2) meningkatnya pengendalian penyakit; 3) meningkatnya akses dan
mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal, dan
perbatasan; 4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu
Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan; 5) terpenuhinya kebutuhan
tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta 6) meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.
Permasalahan yang terjadi bahwa, saat ini Indonesia tengah menghadapi tantangan serius
berupa beban ganda penyakit. Perubahan gaya hidup masyarakat ditenggarai menjadi
salah satu penyebab terjadinya pergeseran pola penyakit (transisi epidemiologi) dalam 30
tahun terakhir. Pada era 1990-an, penyebab kematian dan kesakitan terbesar adalah
penyakit menular seperti Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), Tuberkulosis (TBC), dan
Diare. Namun, sejak 2010, penyakit tidak menular (PTM) seperti Stroke, Jantung dan
Kecing Manis memiliki proporsi lebih besar di pelayanan kesehatan. Pergeseran penyakit
ini mengakibatkan beban pada pembiayaan kesehatan negara.
Sejalan dengan hal tersebut dalam memenuhi sasaran pokok pembangunan kesehatan dan
permasalahan bangsa, Kementerian Kesehatan menyusun arah kebijakan dan startegi
untuk menjamin dan mendukung pelaksanaan berbagai upaya kesehatan yang efektif dan
efisien. Program-program yang dianggap prioritas dan mempunyai daya ungkit besar di
dalam pencapaian hasil pembangunan kesehatan, dilakukan upaya secara terintegrasi
dalam fokus dan lokus dan fokus kegiatan, kesehatan, pembangunan kesehatan.
Diantaranya adalah gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS) yang merupakan suatu
tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh
2 Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk
meningkatkan kualitas hidup. Pelaksanaan GERMAS harus dimulai dari keluarga, karena
keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat yang membentuk kepribadian, mulai dari
proses pembelajaran hingga menuju kemandirian (Program Indonesia Sehat-dengan
Pendekatan Keluarga/PIS-PK).
Untuk itu, Badan PPSDM Kesehatan berupaya mendukung prgram-program Kementerian
Kesehatan dalam pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia
kesehatan, yang salah satunya adalah meningkatnya jumlah, jenis, kualitas dan
pemerataan tenaga kesehatan, dengan sasaran yang akan dicapai yaitu, 1) jumlah
puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan sebanyak 5.600 Puskesmas, 2)
persentase RS kab/kota kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 3 dokter
spesialis penunjang sebesar 60%, 3) jumlah SDM kesehatan yang ditingkatkan
kompetensinya sebanayak 56.910 orang. Hal tersebut tertuang dalam Rencana Aksi
Program Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2015-2019 dan merupakan indikator tujuan
Badan PPSDM Kesehatan.
Adapun program atau kegiatan Badan PPSDM Kesehatan untuk pencapaian sasaran yaitu,
1) terselenggaranya standarisasi, sertifikasi, dan pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan,
2) meningkatnya pelaksanaan pendidikan tinggi dan peningkatan mutu tenaga kesehatan,
3) meningkatnya pendidikan dan pelatihan aparatur, 4) meningkatnya pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan, 5) meningkatnya pengelolaan mutu
pendidikan tinggi, 6) meningkatnya perencanaan dan pendayagunaan SDM Kesehatan, 7)
meningkatnya pelaksanaan perencanaan SDM Kesehatan, 8) meningkatnya pembinaan
dan pengelolaan pendidikan tinggi, 9) terselenggaranya pelaksanaan internship tenaga
kesehatan, 10) meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
pada Program Pengembangan dan Pemberdayaan SDM (PPSDM) Kesehatan.
Berdasarkan Rencana Aksi Program Badan PPSDM Kesehatan tersebut, maka telah disusun
Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan (Pusdiklat Nakes)
Tahun 2015 – 2019 yang memuat tujuan, sasaran dan pokok-pokok kegiatan Pusdiklat
Nakes dalam 5 (lima) tahun ke depan.
3 Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
Namun, setelah terbitnya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, terjadi perubahan nomenklatur Satuan
Kerja (Satker) di lingkungan Badan PPSDM Kesehatan, salah satunya adalah Pusdiklat
Nakes yang berubah menjadi Pusat Pendidikan SDM Kesehatan (Pusdik SDMK). Dengan
adanya perubahan organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan yang berdampak
pada perubahan kebijakan dan program sehingga Rencana Aksi Kegiatan Pusdik SDMK
Tahun 2015-2019 dilakukan revisi dan penyesuaian kembali tujuan, sasaran dan pokok-
pokok kegiatan dalam Rencana Aksi Kegiatan.
B. Kondisi Umum, Potensi, dan Permasalahan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan Pasal 18 menyebutkan
bahwa pembinaan teknis pendidikan tinggi bidang kesehatan dilakukan oleh Kementerian
Kesehatan dan pembinaan akademik pendidikan bidang kesehatan dilakukan oleh
Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, sehingga Badan PPSDM Kesehatan
melalui Pusdik SDM Kesehatan melakukan pembinaan teknis terhadap institusi
penyelenggaran pendidikan tinggi bidang kesehatan.
Sejalan dengan hal tersebut sesuai dengan Permenkes Nomor 64 Tahun 2015, maka Pusat
Pendidikan SDM Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis,
pelaksanaan, dan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pendidikan sumber daya
manusia kesehatan.
Dengan demikian, sesuai dengan tugas Pusdik SDM Kesehatan di atas, maka gambaran
kondisi umum, potensi dan permasalahan bidang pendidikan sumber daya manusia
kesehatan dipaparkan berdasarkan dari hasil pencapaian program yang telah dilakukan
sebelumnya dan menjadi input dalam menentukan arah kebijakan dan strategi Pusdik SDM
Kesehatan.
1. Pengembangan Pendidikan SDM Kesehatan
Kondisi SDM Kesehatan saat ini terus membaik dalam jumlah, kualitas dan
penyebarannya, namun belum mampu memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di
seluruh wilayah terutama pada daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan
kepulauan. Distribusi tenaga kesehatan yang belum merata dan komposisi jenis tenaga
yang belum berimbang masih menjadi permasalahan dalam memenuhi minimal 5 jenis
tenaga kesehatan yang harus ada di Puskesmas. Menurut data pemetaan SDM
4 Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
Kesehatan (data Badan PPSDM Kesehatan tahun 2016), dari total Puskesmas 9.742
yang memiliki 5 jenis tenaga kesehatan, baru 1.092 Puskesmas yang terpenuhi.
Adapun 5 jenis tenaga kesehatan yang wajib ada adalah farmasi, kesehatan
masyarakat, kesehatan lingkungan, gizi dan ahli teknologi laboratorium medik.
Dalam upaya pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan tersebut saat ini terdapat 18 jenis pendidikan yang diselenggarakan oleh
institusi pendidikan tinggi bidang kesehatan di seluruh Indonesia termasuk 38
Poltekkes Kemenkes. Adapun rincian jenis pendidikan yang diselenggarakan
berdasarkan UU Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan dikelompokkan
sebagai berikut: a) tenaga keperawatan: keperawatan, keperawatan gigi; b) tenaga
kebidanan: kebidanan; c) tenaga kefarmasian: farmasi, analisa farmasi dan makanan;
d) tenaga gizi: gizi; e) tenaga kesehatan lingkungan: kesehatan lingkungan; f) tenaga
keterapian fisik: fisioterapi, okupasi terapi, terapi wicara, akupunktur; g) tenaga
keteknisian medis: perekam medis dan informasi kesehatan, teknik gigi; h) tenaga
teknik biomedika: analis kesehatan, teknik elektromedik, ortotik prostetik, teknik
radiodiagnostik dan radioterapi; i) tenaga kesehatan tradisional: jamu.
Poltekkes Kemenkes di seluruh Indonesia memiliki 397 prodi (D-III: 262 prodi, D-IV:
132 prodi dan S2 terapan: 3 prodi) dan telah meluluskan tenaga kesehatan dari 18
jenis pendidikan tenaga kesehatan yang diselenggarakan dalam 3 tahun terakhir
sebagai berikut: 1) Tahun 2014: 21.891 orang; 2) Tahun 2015: 21.020 orang; 3) Tahun
2016: 19.959 orang.
Berdasarkan data di atas masih terdapat permasalahan terkait pendidikan tenaga
kesehatan antara lain masih kurang serasinya antara kebutuhan dan pengadaan
berbagai jenis pendidikan tenaga kesehatan. Sehingga perlu adanya pengembangan
program studi/institusi agar dapat memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di seluruh
wilayah Indonesia.
Selain itu, seiring dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan yang menyatakan bahwa tenaga kesehatan harus memiliki
kualifikasi minimum Diploma III kecuali tenaga medis. Sementara itu harus diakui
5 Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
bahwa di lapangan saat ini masih banyak tenaga kesehatan yang bekerja di unit
pelayanan memiliki jenjang pendidikan menengah (JPM) dan jenjang pendidikan
Diploma I. Berdasarkan data pemetaan dari Badan Kepegawaian Nasional (BKN) tahun
2015 terdapat 74.601 tenaga kesehatan yang bekerja di pelayanan kesehatan dan
belum berlatar belakang minimal Diploma III kesehatan, sehingga perlu adanya
peningkatan kompetensi dan kualifikasi pendidikan.
Sejalan dengan hal tersebut dengan berlakunya zona perdagangan bebas, kompetisi
kerja tenaga kesehatan Indonesia akan semakin tinggi; tidak hanya dengan sesama
tenaga kesehatan Indonesia, tetapi juga dengan tenaga kesehatan asing. Agar mampu
bersaing di pasar bebas, seorang tenaga kesehatan harus kompeten dalam segi
pengetahuan, wawasan, keterampilan dan sikap. Adanya kebijakan teknis yang dapat
mengatur kerjasama atau kemitraan pendidikan SDM Kesehatan sebagai salah satu
strategi dalam menjawab tantangan tersebut.
2. Penyelenggaraan Pendidikan SDM Kesehatan
Sesuai dengan Permenkes 64 Tahun 2015 pasal 796 yang menyebutkan bahwa salah
satu tugas Pusdik SDM Kesehatan adalah menyiapkan kebijakan teknis dan penyiapan
pelaksanaan di bidang fasilitasi teknis pendidikan penunjang penyelenggaraan
pendidikan SDM Kesehatan. Untuk itu Pusdik SDM Kesehatan melakukan upaya
peningkatan kualitas tenaga kesehatan melalui pembinaan terhadap institusi
pendidikan tinggi bidang kesehatan dalam pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi.
Sejalan dengan hal tersebut bertambah dan meratanya tempat-tempat pelayanan
kesehatan, diperlukan penambahan berbagai jenis tenaga kesehatan, baik berupa
penambahan jumlah maupun peningkatan mutu pengetahuan dan keterampilan.
Selain itu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin meningkat
terutama di bidang kesehatan dan masyarakat yang semakin kritis, menuntut agar
SDM kesehatan khususnya lulusan diploma Kesehatan dapat mengantisipasi
perkembangan tersebut.
Kurikulum merupakan hal yang mendasar dan dianggap penting sebagai acuan bagi
institusi pendidikan tenaga kesehatan dalam menjalankan proses belajar mengajar,
6 Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
selain itu kurikulum dalam proses pendidikan sangat diperlukan sebagai pedoman dan
arah dalam interaksi antar seluruh elemen dalam proses belajar mengajar sehingga
dapat dicapai kualitas lulusan yang handal dan profesional untuk menjawab tantangan
di atas.
Data kurikulum pendidikan tenaga kesehatan yang difasilitasi penyusunannya oleh
Pusdik SDM Kesehatan menunjukkan bahwa belum seluruh kurikulum berbasis
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Karena sejak KKNI diterbitkan melalui
Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012, dan dikokohkan dengan dicantumkannya
KKNI dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012, maka kurikulum perguruan tinggi
di Indonesia menyesuaikan dalam penyusunannya dengan pola pikir yang berkembang
saat ini.
Adanya kurikulum berbasis KKNI diharapkan dapat menyiapkan SDM yang sesuai
dengan kebutuhan dunia kerja yang lebih menjurus ke bidangnya. Adapun kurikulum
pendidikan berbasis KKNI sampai dengan tahun 2016 dari 20 jenis program studi yaitu
1) kurikulum pendidikan program diploma III sebanyak 6 jenis adalah jamu, analis
kesehatan, kesehatan lingkungan, gizi, keperawatan, dan fisioterapi, 2) kurikulum
pendidikan program diploma IV sebanyak 12 jenis adalah fisioterapi, teknik radiologi,
promosi kesehatan, keperawatan, kebidanan, keperawatan gigi, kesehatan lingkungan,
teknik elektromedik, okupasi terapi (internasional), terapi wicara, ortotik prostetik,
dan analis kesehatan. Sedangkan sisanya masih dalam proses KKNI.
Dalam penerapan implementasi Kurikulum berbasis KKNI di institusi pendidikan tenaga
kesehatan yang sesuai dengan capaian pembelajaran, perlu dituangkan dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Rencana Pembelajaran Semester (RPS).
Penerapan pelaksanaan RPP dan RPS di institusi pendidikan tinggi bidang kesehatan
khususnya Poltekkes Kemenkes belum berjalan dengan maksimal. Selain itu penilaian
pembelajaran untuk menilai proses dan hasil belajar mahasiswa dalam rangka
pemenuhan capaian pembelajaran lulusan masih berbeda-beda antar institusi
pendidikan tinggi bidang kesehatan. Sesuai Permendikbud Nomor 44 tahun 2015
tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, penilaian proses dan hasil belajar
mahasiswa mencakup prinsip penilaian, teknik dan instrument penilaian, mekanisme
7 Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
dan prosedur penilaian, pelaksanaan penilaian, pelaporan penilaian, dan kelulusan
mahasiswa.
Dharma lainnya dalam pelaksanaan Tridharma perguruan tinggi adalah kegiatan
penelitian bagi dosen yang merupakan hal penting untuk menciptakan inovasi serta
memenuhi tuntutan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan sosial budaya
khususnya di bidang kesehatan guna meningkatkan pembangunan kesehatan
berkelanjutan pada tingkat lokal maupun nasional.
Data yang tercatat dari segi kuantitas jumlah dosen Poltekkes Kemenkes yang telah
melakukan penelitian pada tahun 2016 yaitu sekitar 1.496 orang (33,16 %) dari 4.511
orang atau kurang dari setengah jumlah dosen yang ada. Sementara dari segi kualitas
juga masih perlu ditingkatkan.
Selama ini, perguruan tinggi di Indonesia memang lebih dominan menjalankan
aktivitas pendidikan-pengajaran, bila dibandingkan dengan aktivitas penelitian dan
pengabdian masyarakat. Transformasi pengetahuan kepada mahasiswa melalui
pengajaran di kelas, telah menjadika mahasiswa mampu memahami materi/ilmu
pengetahuan, namun mahasiswa tidak kritis dan tidak memahami secara mendalam
(filosofis), bagaimana ilmu pengetahuan tersebut dibangun. Akibatnya, mahasiswa
hanya memahami ilmu tetapi tidak memahami filosofi dari ilmu tersebut. Pemahaman
terhadap filosofi ilmu hanya dapat dilakukan melalui penelitian. Oleh sebab itu,
penelitian menjadi basis dasar dalam mengembangkan ilmu terutama dalam konteks
pendidikan-pengajaran dan pengabdian masyarakat.
Pengabdian masyarakat bagi dosen di institusi pendidikan tinggi juga masih harus
dikembangkan dalam upaya melakukan pengabdian masyarakat yang inovatif dan
bermanfaat untuk masyarakat luas. Selain dosen, mahasiswa dituntut dapat ikut serta
dalam kegiatan pengabdian masyarakat dan mendiseminasikan hasil pengabmas.
Bentuk program pengabdian masyarakat yang dikembangkan saat ini, meliputi 1)
program pendidikan masyarakat, berupa kegiatan-kegiatan pelatihan, dan
pendampingan berbagai aspek kesehatan di masyarakat, 2) pelayanan kesehatan
8 Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
kepada masyarakat, berupa kegiatan-kegiatan pendampingan keahlian, fasilitasi dan
konsultasi serta kerjasama, 3) bentuk aplikasi tepat guna di bidang kesehatan, 4)
penerapan hasil penelitian, 5) pengembangan kewirausahaan.
Di sisi lain Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
RI Nomor 46 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 17 tahun 2013 tentang Jabatan
Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya yang menuntut para dosen setiap tahun, wajib
melaksanakan penelitian dan pengabdian masyarakat yang berkualitas terkait
kebutuhan beban kerja dosen/BKD.
Selain tugas penyiapan fasilitasi teknis pendidikan diperlukan fasilitasi untuk
penunjang pendidikan yang juga memiliki peranan penting dalam pelaksanaan
Tridharma Perguruan Tinggi. Penunjang pendidikan dikenal dengan sarana prasarana
yang mencakup bangunan, perabotan, peralatan (perangkat keras dan lunak), dan
sistem pengamanan aset dan kampus. Sesuai dengan visi, misi atau mandatnya maka
suatu perguruan tinggi membutuhkan pengembangan suatu sistem pengelolaan yang
mencakup perencanaan, pengadaan, pendataan, pemanfaatan, pemeliharaan,
penghapusan, serta pemutahiran semua sarana dan prasarana.
Institusi pendidikan tinggi bidang kesehatan harus memiliki panduan khusus mengenai
kelengkapan dan kecukupan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, termasuk sistem
klasifikasi, inventarisasi dan informasi. Perguruan tinggi harus memiliki sistem
pengelolaan yang menjamin adanya akses yang lebih luas terutama bagi mahasiswa
dan dosen dalam pemanfaatan penunjang pendidikan.
3. Akreditasi dan Pengendalian Mutu Pendidikan SDM Kesehatan
Akreditasi diselenggarakan untuk mengevaluasi dan menilai secara komprehensif
komitmen institusi terhadap mutu dan kapasitas penyelenggaraan tridharma
pendidikan tinggi yang mencerminkan kelayakan institusi. Data prodi yang telah
diakreditasi oleh LAM-PT Kes dengan nilai baik sampai dengan tahun 2016 adalah 299
prodi (75 %) dari 397 prodi. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada 25 % prodi
9 Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
Poltekkes Kemenkes yang belum diakreditasi dan atau re-akreditasi (karena nilai
akreditasi masih C).
Permasalahan yang paling besar dari hasil evaluasi pasca akreditasi terhadap prodi
dengan nilai akreditasi C, yaitu kualitas alat dan peralatan di
laboratorium/studio/ruang praktek belum cukup lengkap dan baik serta mutakhir. Hal
tersebut dikarenakan rasio alat dan mahasiswa belum terpenuhi, peralatan sudah
lama, peralatan tidak sesuai kriteria akreditasi, dan masih menunggu pengadaan baru.
Selain itu belum terpenuhinya standar nasional pendidikan tinggi (SNPT) akibat
kekurangan SDM, sarana dan prasarana, dana untuk kegiatan tridharma, belum
lengkapnya petunjuk teknis dan pelaksanaan yang spesifik untuk seluruh standar
mutu, serta monitoring dan evaluasi yang rutin oleh Badan PPSDM Kesehatan masih
menjadi permasalahan prodi dengan nilai akreditasi C.
Hal tersebut berdampak terhadap ketidaksesuaian kompetensi dan kualitas lulusan
tenaga kesehatan dengan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat.
Sebagai upaya penjaminan mutu pendidikan selain pelaksanaan akreditasi di atas,
kegiatan pengendalian mutu pendidikan perlu dilakukan melalui pemantauan
penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan. Pemantauan yang dimaksud adalah
suatu proses sistematis yang diselenggarakan untuk mencapai keberhasilan suatu
penyelenggaraan pendidikan agar menghasilkan lulusan yang berkualitas. Untuk itu
pemantauan dilakukan terhadap kualitas masukan (input), kualitas proses maupun
kualitas hasil pelaksanaan (output).
Hasil pemantauan penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan tahun 2016
terhadap 16 Poltekkes Kemenkes, sebagai berikut : 1) penyelenggaraan pendidikan
sesuai dengan peraturan yang ditetapkan, 2) penerimaan mahasiswa baru dilakukan
melalui seleksi mandiri dan terorganisasi yang mengacu kepada juknis sipenmaru
Poltekkes Kemenkes, 3) kurikulum yang digunakan mengacu pada kurikulum yang
dikeluarkan oleh Pusdik SDM Kesehatan yang masing-masing prodi mengembangkan
kurikulum institusi, 4) Poltekkes Kemenkes sudah mendokumentasikan kegiatan
proses belajar mengajar dan menyusun manual mutu, standar pendidikan sebagai
10 Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
upaya melakukan penjaminan mutu, 5) prodi keperawatan dan kebidanan sudah
melaksanakan uji kompetensi sejak tahun 2013 dengan hasil baik, sedangkan untuk
prodi selain keperawatan dan kebidanan baru melakukan try out uji kompetensi yang
dimulai tahun 2015.
C. Maksud dan Kegunaan
Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan Tahun
2015-2019 merupakan suatu keharusan akibat dari perubahan Susunan Organisai dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan sesuai dengan Permenkes RI Nomor 64 tahun 2015,
dimana terjadi perubahan tugas pokok dan fungsi beserta perubahan nomenklatur.
Revisi Rencana Aksi Kegiatan ini merupakan rencana pendidikan SDM Kesehatan untuk
jangka waktu 5 (lima) tahun sampai dengan tahun 2019, ditetapkan dengan maksud
untuk memberi arah dan acuan bagi seluruh unit kerja di lingkungan Pusat Pendidikan
SDM Kesehatan dan menggerakkan semua pemangku kepentingan lainnya dalam
penyelenggaraan pendidikan SDM kesehatan.
Dengan ditetapkannya Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan ini,
diharapkan seluruh kegiatan pendidikan SDM kesehatan yang dilakukan oleh semua unit
kerja di lingkungan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan dan semua pemangku kepentingan
lainnya dapat berkembang secara dinamis dan bersinergi, serta saling melengkapi dan
saling mendukung.
D. Dasar Hukum
Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015 – 2019 merupakan
penjabaran dari Rencana Aksi Program Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM
Kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan SDM kesehatan
dengan landasan penyelenggaraan, terutama :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78);
11 Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
2. Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembar Negara Tahun 2004 No. 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 33);
4. Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun
2009 No. 144, Tambahan Lembar Negara Nomor 5072);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
(Lembaran Negara Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5336);
6. Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran
Negara Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5609);
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan;
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2006, tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan (Lembar Negara Tahun 2006 Nomor 97);
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah daerah Provinsi, Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota;
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2010, tentang
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga (Tambahan
Lembar Negara RI Nomor 5178);
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan;
12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 Tahun 2012 tentang
Sistem Kesehatan Nasional;
13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia;
14. Peraturan Presiden RI Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 3);
15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2005 tentang Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi;
12 Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 53 Tahun 2008 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Pelayanan Minimum bagi Perguruan Tinggi Negeri yang
Menerapkan Penggelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan;
18. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan Program Studi di Luar Domisili;
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh pada Pendidikan Tinggi;
20. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.03/I.2/08810/2013
tentang Petunjuk Teknis Organisasi dan Tatalaksana Poltekkes Kemenkes;
21. Surat Keputusan Bersama (SKB) No. 14/VIII/KB/2011, No. 1673/Menkes/
SKB/VIII/2011, tentang Penyelenggaraan Politeknik Kesehatan yang diselenggarakan
oleh Kementerian Kesehatan;
22. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015, tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kesehatan;
23. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 Tahun 2015
tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019;
24. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 375/Menkes/SK/V/2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005 - 2025;
25. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 267/Menkes/SK/II/2010 tentang Penetapan
Roadmap Reformasi Kesehatan;
26. Keputusan Kepala Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan Nomor : HK.02.03/I.1/ 008232/2015 Tentang Rencana Aksi Program
E. Sistematika Penulisan
Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan tahun 2015 - 2019 disusun
dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
BAB III : KELEMBAGAAN KEGIATAN POKOK, TARGET KINERJA DAN KERANGKA
PENDANAAN
13 Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
BAB IV : PEMANTAUAN DAN PENILAIAN
BAB V : PENUTUP
LAMPIRAN – 1 : MATRIKS KINERJA RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENDIDIKAN
SDM KESEHATAN
LAMPIRAN – 2 : MATRIKS PENDANAAN RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT
PENDIDIKAN SDM KESEHATAN
14 Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
BAB II
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A. Visi
Pusat Pendidikan SDM Kesehatan tidak memiliki visi dan misi, namun mengikuti visi dan
misi Presiden Republik Indonesia yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan 2015-2019 yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong”.
B. Misi
Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu:
1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan
negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai
negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan
berbasiskan kepentingan nasional, serta
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang ingin
diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan
rasa aman pada seluruh warga Negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan
yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan.
15 Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum
yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
10. Kementerian Kesehatan mempunyai peran dan berkonstribusi dalam tercapainya
seluruh Nawa Cita terutama terutama dalam meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonesia.
C. Tujuan
Tujuan kegiatan pendidikan SDM kesehatan yaitu :
1. Jumlah tenaga kesehatan yang belum D-III penerima program bantuan biaya
pendidikan sebanyak 37.819 orang (kumulatif) pada tahun 2019.
2. Jumlah program studi Poltekkes Kemenkes yang terakreditasi sangat baik sebanyak
351 prodi (kumulatif) pada tahun 2019.
D. Sasaran Strategis
Dalam rangka mendukung arah kebijakan Badan PPSDM Kesehatan dalam penguatan
pelayanan kesehatan melalui peningkatan kompetensi dan pemenuhan tenaga kesehatan
di pelayanan kesehatan primer utamanya untuk ketersediaan 5 jenis tenaga kesehatan
yaitu tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga
kefarmasian, dan analis kesehatan. Maka sasaran strategis Pusat Pendidikan SDM
Kesehatan sampai dengan tahun 2019 ialah sebagai berikut:
1. Persentase program studi/institusi Poltekkes Kemenkes yang terakreditasi sangat baik
sebesar 60%. (sampai tahun 2016)
2. Jumlah pendidik dan kependidikan yang ditingkatkan kapasitasnya sebanyak 3.510
orang (kumulatif) ( sampai tahun 2016).
3. Jumlah tenaga kesehatan yang belum DIII penerima program bantuan biaya
pendidikan sebanyak 37.819 orang (kumulatif).
16 Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
4. Jumlah program studi Poltekkes Kemenkes yang terakreditasi sangat baik sebanyak
351 prodi (kumulatif)
Dengan terbitnya Permenkes No 64 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan, sehingga Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
berganti nomenklatur menjadi Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Sejalan dengan hal tersebut tugas dan fungsi Pusdik SDM Kesehatan pun jadi berubah,
sehingga Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Pusdik SDM Kesehatan mengalami perubahan
pula. Perubahan IKK tersebut dapat dijabarkan dalam matrik sebagai berikut :
Tabel 2.1
Matrik Perubahan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) dan Target
Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
Perubahan Indikator Semula – Menjadi Tahun 2015-2019
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019
Indikator I Jumlah tenaga
pendidik, tenaga
kesehatan dan
masyarakat yang
ditingkatkan
kemampuannya
melalui pelatihan
Jumlah tenaga
pendidik dan
kependidikan yang
ditingkatkan
kapasitasnya
Jumlah Tenaga
Kesehatan yang
belum DIII
penerima
program bantuan
biaya pendidikan
Jumlah Tenaga
Kesehatan yang
belum DIII
penerima
program bantuan
biaya pendidikan
Jumlah Tenaga
Kesehatan yang
belum DIII
penerima
program bantuan
biaya pendidikan
Target 1.200 orang 2.310 orang 19.490 orang (k) 30.620 orang (k) 37.819 orang(k)
Sasaran Tenaga pendidik dan kependidikan serta tenaga kesehatan (CI) yang mengikuti peningkatan kemampuan melalui pelatihan, sehingga dapat memberikan ilmu yang sesuai dengan perkembangan IPTEK kepada mahasiswanya, yang pada
Tenaga pendidik dan kependidikan serta tenaga kesehatan (CI) yang mengikuti peningkatan kemampuan melalui pelatihan, sehingga dapat memberikan ilmu yang sesuai dengan perkembangan IPTEK kepada mahasiswanya, yang pada akhirnya akan
Tenaga kesehatan yang bekerja di pelayanan kesehatan dengan jenjang pendidikan menengah (JPM) atau Diploma I dan berstatus sebagai PNS, sehingga mereka dapat mengembangkan kualifikasi dan kompetensinya yang pada
Tenaga kesehatan yang bekerja di pelayanan kesehatan dengan jenjang pendidikan menengah (JPM) atau Diploma I dan berstatus sebagai PNS, sehingga mereka dapat mengembangkan kualifikasi dan kompetensinya yang pada
Tenaga kesehatan yang bekerja di pelayanan kesehatan dengan jenjang pendidikan menengah (JPM) atau Diploma I dan berstatus sebagai PNS, sehingga mereka dapat mengembangkan kualifikasi dan kompetensinya yang pada akhirnya dapat
17 Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
akhirnya akan menghasilkan lulusan yang berkualitas dan menjadi tenaga kesehatan yang kompetensi dan bermutu
menghasilkan lulusan yang berkualitas dan menjadi tenaga kesehatan yang kompeten dan bermutu
akhirnya dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat.
akhirnya dapat dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat.
dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat.
Indikator II Persentase
program
studi/institusi
Poltekkes
Kemenkes yang
terakreditasi baik
Persentase
program
studi/institusi
Poltekkes
Kemenkes yang
terakreditasi baik
Jumlah program
studi Poltekkes
Kemenkes yang
terakreditasi
sangat baik
Jumlah program
studi Poltekkes
Kemenkes yang
terakreditasi
sangat baik
Jumlah program
prodi Poltekkes
Kemenkes yang
terakreditasi
sangat baik
Target 50% 60% 295(k) 321(k) 351(k)
Sasaran Program studi
dan institusi
Poltekkes
Kemenkes di
seluruh Indonesia
terakreditasi baik
yang akan
berdampak pada
mutu lulusan
serta pengakuan
lulusan di
masyarakat yang
pada akhirnya
lulusan tersebut
menjadi tenaga
kesehatan dan
dapat
memberikan
pelayanan
kesehatan yang
berkualitas
Program studi dan
institusi Poltekkes
Kemenkes di
seluruh Indonesia
terakreditasi baik
yang akan
berdampak pada
mutu lulusan serta
pengakuan lulusan
di masyarakat
yang pada
akhirnya lulusan
tersebut menjadi
tenaga kesehatan
dan dapat
memberikan
pelayanan
kesehatan yang
berkualitas
Program studi
Poltekkes
Kemenkes di
seluruh Indonesia
terakreditasi baik
yang akan
berdampak pada
mutu lulusan
serta pengakuan
lulusan di
masyarakat yang
pada akhirnya
lulusan tersebut
menjadi tenaga
kesehatan dan
dapat
memberikan
pelayanan
kesehatan yang
berkualitas
Program studi
Poltekkes
Kemenkes di
seluruh
Indonesia
terakreditasi baik
yang akan
berdampak pada
mutu lulusan
serta pengakuan
lulusan di
masyarakat yang
pada akhirnya
lulusan tersebut
menjadi tenaga
kesehatan dan
dapat
memberikan
pelayanan
kesehatan yang
berkualitas
Program studi
Poltekkes
Kemenkes di
seluruh Indonesia
terakreditasi baik
yang akan
berdampak pada
mutu lulusan serta
pengakuan
lulusan di
masyarakat yang
pada akhirnya
lulusan tersebut
menjadi tenaga
kesehatan dan
dapat
memberikan
pelayanan
kesehatan yang
berkualitas
E. Sasaran
Berdasarkan indikator kinerja kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan yang sudah
ditetapkan dalam Renstra Kemenkes Tahun 2015-2019 dan Rencana Aksi Program Badan
PPSDM Kesehatan, maka yang menjadi sasaran yang akan dicapai sampai dengan tahun
2019 adalah :
18 Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
1. Jumlah tenaga kesehatan yang belum diploma III penerima bantuan program bantuan
biaya pendidikan sebanyak 37.819 orang
2. Jumlah dokumen kebijakan teknis tentang kerjasama pendidikan bidang kesehatan
sebanyak 8 dokumen
3. Jumlah dokumen pengembangan penyelenggaraan pendidikan SDM kesehatan
sebanyak 16 dokumen
4. Jumlah dokumen pengembangan penunjang pendidikan akademik dan non akademik
sebanyak 8 dokumen
5. Persentase program studi Poltekkes Kemenkes yang terakreditasi baik sebanyak 60%
(kumulatif) (sampai dengan tahun 2016)
6. Jumlah program studi Poltekkes Kemenkes yang terakreditasi sangat baik sebanyak
351 prodi (kumulatif)
7. Jumlah dokumen pengendalian mutu internal pendidikan SDM kesehatan sebanyak
27 dokumen
8. Jumlah pendidik dan kependidikan yang ditingkatkan kapasitasnya sebanyak 3.510
orang (kumulatif) (sampai 2016)
Upaya pencapaian tujuan dan sasaran kegiatan serta sesuai dengan kebijakan
pelaksanaan kegiatan pendidikan sumber daya manusia kesehatan tahun 2015-2019,
dilaksanakan melalui 4 (empat) kegiatan, yaitu :
1. Fasilitasi Pengembangan Pendidikan dan Kemitraan SDM Kesehatan
2. Penyelenggaraan Pendidikan SDM Kesehatan
3. Fasilitasi Akreditasi dan Pengendalian Mutu Pendidikan SDM Kesehatan
4. Ketatausahaan Pendidikan SDM Kesehatan.
F. Strategi
Strategi yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut adalah :
1. Pengembangan pendidikan SDM kesehatan
Pengembangan Pendidikan SDM Kesehatan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
pembangunan kesehatan/pelayanan kesehatan yang dilaksanakan secara
berkelanjutan dan didasarkan atas kajian kebutuhan pendidikan SDM kesehatan
berbasis data dan informasi pendidikan SDM kesehatan yang akurat dan tepat waktu,
serta memperhatikan standar nasional pendidikan tinggi (SNPT).
19 Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
2. Kerjasama dengan pemangku kepentingan dalam rangka menghadapi persaingan di
era globalisasi yang dilakukan melalui kerjasama/kemitraan dengan semua
pemangku kepentingan yang meliputi Pemerintah Pusat (Kementerian Riset,
Teknologi dan Dikti, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Refomasi Birokrasi), Pemerintah Daerah dan masyarakat
termasuk swasta serta pemangku kepentingan di dalam dan luar negeri.
3. Peningkatan kompetensi dan kualifikasi tenaga kesehatan dari pendidikan jenjang
JPM/Diploma I ke Diploma III. Sesuai dengan UU nomor 36 tahun 2014 pasal 9 dan 88
yang mensyaratkan bahwa “tenaga kesehatan harus memiliki kualifikasi minimum
diploma III, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 tahun 2016 tentang program
percepatan peningkatan kualifikasi pendidikan tenaga kesehatan, serta telah terbitnya
Peraturan Menteri Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi Nomor 26 tahun 2016
tentang rekognisi pembelajaran lampau (RPL), maka Kementerian Kesehatan (Pusdik
SDM Kesehatan) bersama dengan Kemenristek Dikti sedang mengembangkan
program percepatan pendidikan tenaga kesehatan untuk diploma III melalui RPL.
Program RPL khusus tenaga kesehatan JPM dan diploma I ke jenjang penyetaraan
kualifikasi ke diploma III bertujuan untuk mendapatkan pengakuan capaian
pembelajaran dengan pendekatan modus ganda melalui tatap muka dan belajar
mandiri menggunakan modul atau dengan menggunakan IT.
4. Peningkatan penyelenggaraan pendidikan SDM Kesehatan
Peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan SDM Kesehatan diarahkan pada
peningkatan pelaksanaan tridharma perguruan tinggi yang meliputi pendidikan,
penelitian dan pengabdian masyarakat. Peningkatan penyelenggaraan pendidikan
SDM kesehatan dikembangkan melalui penyusunan kebijakan teknis bidang
penyelenggaraan dan penunjang pendidikan SDM kesehatan. Pelaksanaan
penyelenggaraan pendidikan dikembangkan berdasarkan standar nasional pendidikan
tinggi dalam rangka pelaksanaan tridharma perguruan tinggi tenaga kesehatan untuk
mewujudkan mutu pendidikan kesehatan yang berkualitas, berdaya saing dan unggul.
5. Peningkatan dan pengendalian mutu pendidikan SDM Kesehatan dilakukan melalui
penjaminan mutu internal dan eksternal. Peningkatan mutu pendidikan tenaga
kesehatan dilakukan melalui penjaminan mutu pendidikan kesehatan yang didasarkan
20 Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
pada sistem penjaminan mutu Internal (SPMI) dan pangkalan data perguruan tinggi
Kemenristekdikti. Penjaminan mutu eksternal dilakukan melalui akreditasi program
studi dan institusi pendidikan. Akreditasi diselenggarakan untuk mengevaluasi dan
menilai secara komprehensif komitmen institusi terhadap mutu dan kapasitas
penyelenggaraan tridharma pendidikan tinggi yang mencerminkan kelayakan institusi.
Poltekkes Kemenkes sebagai UPT Badan PPSDM Kesehatan dan Pusdik SDM
Kesehatan sebagai Pembina teknis bertanggung jawab melakukan fasilitasi
pelaksanaan akreditasi prodi dan institusi agar mendapatkan nilai akreditasi baik.
6. Peningkatan kapasitas bagi pendidik dan tenaga kependidikan didasarkan atas kajian
kebutuhan bagi pendidik dan tenaga kependidikan berbasis data dan informasi yang
akurat dan tepat waktu, serta memperhatikan penggunaan metodologi dan teknologi
yang inovatif, kreatif dan tepat guna dengan menerapkan prinsip peningkatan mutu
pendidik dan tenaga kependidikan yang berkesinambungan.
7. Dukungan manajemen dalam pelaksanaan tugas teknis dan kegiatan lainnya pada
program pendidikan sumber daya manusia kesehatan, dengan melakukan koordinasi
penyusunan rencana program dan anggaran, pengelolaan keuangan dan barang milik
negara, evaluasi dan pelaporan, urusan kepegawaian, tata laksana, kearsipan, dan
tata persuratan, serta kerumahtanggaan Pusat.
21 Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
BAB III
KELEMBAGAAN, KEGIATAN POKOK, TARGET KINERJA,
DAN KERANGKA PENDANAAN
A. Kelembagaan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan pada pasal 788 menjelaskan bahwa tugas Pusat
Pendidikan SDM Kesehatan adalah melaksanakan penyusunan kebijakan teknis,
pelaksanaan, dan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pendidikan sumber
daya manusia kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pusat Pendidikan SDM Kesehatan mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Penyusunan kebijakan teknis bidang fasilitasi pengembangan pendidikan dan
kemitraan, penyelenggaraan pendidikan sumber daya manusia kesehatan, dan
fasilitasi akreditasi dna pengendalian mutu pendidikan sumber daya manusia
kesehatan
2. Pelaksanaan di bidang fasilitasi pengembangan pendidikan dan kemitraan,
penyelenggaraan pendidikan sumber daya manusia kesehatan, dan fasilitasi akreditasi
dan pengendalian mutu pendidikan sumber daya manusia kesehatan
3. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang fasilitasi pengembangan pendidikan
dan kemitraan, penyelenggaraan pendidikan sumber daya manusia kesehatan, dan
fasilitasi akreditasi dan pengendalian mutu pendidikan sumber daya manusia
kesehatan
4. Pelaksanaan administrasi Pusat
Untuk mencapai tujuan program Pusat Pendidikan SDM Kesehatan, dilaksanakan melalui 4
(empat) kegiatan, yaitu :
1. Fasilitasi Pengembangan Pendidikan dan Kemitraan
2. Penyelenggaraan Pendidikan SDM Kesehatan
3. Fasilitasi Akreditasi dan Pengendalian Mutu Pendidikan SDM Kesehatan
4. Tata Usaha Pendidikan SDM Kesehatan
22 Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
B. Kegiatan Pokok dan Target Kinerja
Kegiatan pokok Pusat Pendidikan SDM Kesehatan tahun 2015-2019 terdiri dari : (1)
Fasilitasi Pengembangan Pendidikan dan Kemitraan; (2) Penyelenggaraan Pendidikan; (3)
Fasilitasi Akreditasi dan Pengendalian Mutu; (4) Tata Usaha Pusat Pendidikan SDM
Kesehatan. Target kinerja merupakan penilaian dari pencapaian kegiatan yang diukur
secara berkala dan dievaluasi pada setiap tahunnya. Sasaran kinerja kegiatan dihitung
secara kumulatif selama lima tahun dan berakhir pada tahun 2019, kecuali untuk tata
usaha sasaran kinerja dihitung per tahun karena merupakan kegiatan yang akan dilakukan
setiap tahunnya.
1. Fasilitasi Pengembangan Pendidikan dan Kemitraan
Sasaran kegiatan Fasilitasi Pengembangan Pendidikan dan Kemitraan adalah
tersusunnya rencana pengembangan pendidikan dan kemitraan, melalui kegiatan :
a. Pelaksanaan fasilitasi pengembangan pendidikan sumber daya manusia
kesehatan, dengan indikator pencapaian sasaran kegiatan sebagai berikut:
1) Jumlah dokumen rancangan kebijakan teknis Pengembangan Pendidikan
SDM Kesehatan sebanyak 7 dokumen.
2) Jumlah dokumen pengembangan pendidikan SDM kesehatan sebanyak 9
dokumen.
3) Jumlah dokumen dalam rangka mendukung pendidikan jarak jauh dan
peningkatan kompetensi dan kualifikasi tenaga kesehatan sebanyak 12
dokumen.
4) Jumlah tenaga kesehatan yang belum diploma III penerima program bantuan
biaya pendidikan sebanyak 37.819 orang.
5) Jumlah dokumen kajian pendidikan terkait implementasi penyelenggaraan
pendidikan, pengembangan pendidikan, kompetensi lulusan pendidikan SDM
kesehatan, kebutuhan kompetensi tenaga kesehatan menurut jenis tenaga
kesehatan, sebanyak 8 dokumen.
b. Pelaksanaan kemitraan bidang pendidikan kesehatan, dengan indikator
pencapaian sasaran kegiatan sebagai berikut :
23 Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
1) Jumlah dokumen kebijakan teknis tentang kerjasama pendidikan bidang
kesehatan sebanyak 8 dokumen.
2) Jumlah dokumen fasilitasi kerjasama pendidikan bidang kesehatan dalam dan
luar negeri sebanyak 18 dokumen.
3) Jumlah dokumen monitoring dan evaluasi pelaksanaan kerjasama bidang
pendidikan kesehatan di dalam dan luar negeri sebanyak 8 dokumen.
2. Penyelenggaraan Pendidikan
Sasaran kegiatan penyelenggaraan pendidikan adalah meningkatnya mutu tenaga
kesehatan melalui fasilitasi teknis penyelenggaraan pendidikan dan penunjang
pendidikan, melalui kegiatan :
a. Peningkatan mutu tenaga kesehatan melalui fasilitasi teknis penyelenggaraan
pendidikan, dengan indikator pencapaian sasaran kegiatan sebagai berikut :
1) Jumlah dokumen kebijakan teknis pelaksanaan Tri Dharma Perguruan tinggi
bidang Kesehatan sesuai dengan Standar Nasional Perguruan Tinggi (SNPT)
sebanyak 4 dokumen.
2) Jumlah dokumen pengembangan pengembangan penyelenggaraan Pendidikan
SDM kesehatan sebanyak 16 dokumen.
b. Peningkatan mutu tenaga kesehatan melalui fasilitasi penunjang pendidikan,
dengan indikator pencapaian sasaran kegiatan sebagai berikut :
1) Jumlah dokumen kebijakan teknis penunjang pendidikan yang disusun sesuai
dengan peraturan sebanyak 4 dokumen.
2) Jumlah dokumen pengembangan penunjang pendidikan akademik dan non
akademik sebanyak 8 dokumen.
3. Fasilitasi Akreditasi dan Pengendalian Mutu Pendidikan
Sasaran kegiatan fasilitasi akreditasi dan pengendalian mutu pendidikan adalah
terlaksananya mutu pendidikan tenaga kesehatan, melalui kegiatan :
a. Peningkatan mutu pendidikan melalui fasilitasi akreditasi pendidikan tenaga
kesehatan, dengan indikator pencapaian sasaran kegiatan sebagai berikut :
1) Jumlah dokumen kebijakan teknis akreditasi program studi/institusi Poltekkes
kemenkes RI sebanyak 5 dokumen.
24 Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
2) Persentase program studi Poltekkes Kemenkes yang terakreditasi baik
sebanyak 60% (sampai tahun 2016).
3) Jumlah Program studi Poltekkes Kemenkes yang terakreditasi sangat baik
sebanyak 351 prodi (kumulatif).
4) Jumlah institusi Poltekkes Kemenkes yang terakreditasi sangat baik sebanyak
30 institusi.
5) Jumlah dokumen monitoring dan evaluasi fasilitasi pelaksanaan akreditasi
Poltekkes Kemenkes RI sebanyak 7 dokumen.
b. Peningkatan mutu pendidikan melalui pengendalian mutu pendidikan tenaga
kesehatan, dengan indikator pencapaian sasaran kegiatan sebagai berikut :
1) Jumlah dokumen kebijakan teknis pengendalian mutu pendidikan tenaga
kesehatan sebanyak 9 dokumen.
2) Jumlah dokumen pengendalian mutu internal pendidikan SDM kesehatan
sebanyak 27 dokumen.
3) Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan yang ditingkatkan kapasitasnya
sebanyak 3.510 orang (sampai dengan tahun 2016).
4) Jumlah kurikulum dan modul peningkatan mutu nakes sebanyak 19 kurmod
(sampai dengan tahun 2016).
5) Jumlah dokumen peningkatan mutu pendidikan tenaga kesehatan sebanyak 6
dokumen.
4. Tata Usaha
Sasaran kegiatan ketatausahaan adalah terlaksananya dukungan layanan manajemen
pendidikan SDM Kesehatan yang akan dicapai setiap tahunnya, dengan indikator
pencapaian sasaran sebagai berikut :
a. Jumlah dokumen perencanaan, program dan anggaran dan evaluasi dan
pelaporan sebanyak 10 dokumen.
b. Jumlah dokumen pengelolaan keuangan dan BMN sebanyak 6 dokumen.
c. Jumlah dokumen urusan kepegawaian, tata laksana, kearsipan, dan tata
persuratan serta kerumah tanggaan sebanyak 15 dokumen.
d. Jumlah layanan internal perkantoran sebanyak 12 bulan layanan.
25 Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
C. Kerangka Pendanaan
Dalam penyelenggaraan kegiatan Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan
dibutuhkan pembiayaan yang dijamin kecukupan dalam penyediaannya, benar dalam
pengalokasiannya serta efektif dan efisien dalam pembelanjaannya. Pembiayaan ini harus
tersedia secara berkesinambungan sesuai dengan pentahapannya selama periode
Rencana Kegiatan Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan tahun 2015-2019.
Sumber pembiayaan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan
sumber lain yang merupakan suplemen terhadap APBN yang dapat disediakan.
Perkiraan kebutuhan pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan pendidikan SDM kesehatan
dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1 : Kebutuhan Pendanaan Kegiatan Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Tahun 2015 - 2019 (dalam ribuan rupiah)
No Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019
1 Fasilitasi
Pengembangan
Pendidikan
10.696.255
14.834.871
81.566.030 233.560.380 154.693.968
2 Kemitraan 2.903.056 4.359.872 2.809.832 5.628.770 6.191.647
3 Fasilitasi Teknis
Pendidikan
4.276.179 11.496.960 2.709.086 3.951.479,4 4.346.627,34
4 Fasilitasi
Penunjang
Pendidikan
9.669.268 7.492.539 2.438.350 2.682.185 2.950.403,5
5 Fasilitasi
Akreditasi
2.171.174 5.361.546 2.387.280 2.626.008 2.888.608,8
6 Pengendalian
Mutu
7.186.896 14.128.655 2.924.726 6.712.248,6 7.383.473,46
7 Ketatausahaan
Pendidikan SDM
Kesehatan
7.097.172 5.446.407 4.967.905 4.879.060 5.366.966
26 Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
Jumlah 44.000.000 63.120.850 99.803.209 260.040.131 183.821.694
27 Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
BAB IV
PEMANTAUAN DAN PENILAIAN
Pemantauan dan penilaian merupakan suatu proses pengamatan terhadap
penyelenggaraan/pelaksanaan suatu rencana, dalam hal ini Rencana Aksi Kegiatan Pusat
Pendidikan SDM Kesehatan tahun 2015-2019, dan bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh
kesesuaian antara rencana dan pelaksanaan serta kebijakan yang telah ditetapkan.
A. Pemantauan
Pemantauan terhadap rencana kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan tahun 2015-
2019 ditujukan untuk mengetahui kemajuan kegiatan pendidikan SDM kesehatan, yang
dilakukan secara berkesinambungan selama kurun waktu 2015 -2019. Dengan demikian
pemantauan ditekankan pada input dan proses pelaksanaan kegiatan di lingkungan Pusat
Pendidikan SDM Kesehatan.
Pemantauan dapat dilakukan secara langsung dengan mendatangi obyek yang menjadi
sasaran pemantauan dan secara tidak langsung dengan cara analisis atas laporan
pelaksanaan kegiatan pendidikan SDM kesehatan. Pemantauan dilakukan setiap bulan dan
triwulan, sejalan dengan pelaporan yang dilakukan pada e-monev DJA dan e-monev
Bappenas.
B. Penilaian
Penilaian Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan tahun 2015-2019
ditujukan untuk mengetahui keberhasilan kegiatan pendidikan SDM kesehatan dalam
pencapaian tujuan dan sasaran selama kurun waktu 2015-2019 yang telah ditetapkan,
serta dilakukan sebagai berikut :
1. Penilaian tahunan dalam kerangka penilaian kinerja Pusat Pendidikan SDM Kesehatan
yang dituangkan dalam Laporan Akuntabilitas dan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
dan Laporan Tahunan.
2. Penilaian tengah periode (Midterm Evaluation) yang dilakukan pada tahun 2017.
28 Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
3. Penilaian akhir (Endterm Evaluation) yang dilakukan pada akhir tahun 2019 atau awal
tahun 2020.
Penilaian Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan tahun 2015-2019
dilakukan dengan menilai pencapaian sasaran atau target yang telah ditetapkan baik
sasaran strategis maupun sasaran dari masing- masing kegiatan pelaksanaan dan rincian
kegiatan, seperti tercantum dalam Bab III Kelembagaan, Kegiatan Pokok, Target Kinerja,
dan Kerangka Pendanaan.
Khusus untuk penilaian tahunan, disamping dilakukan penilaian terhadap sasaran strategis
dan sasaran kegiatan pelaksanaan, juga dilakukan penilaian terhadap realisasi anggaran.
Agar penilaian Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan tahun 2015-2019
dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya maka perlu dilakukan penguatan pelaporan
pelaksanaan kegiatan pendidikan SDM Kesehatan.
Semua hasil penilaian kegiatan Pendidikan SDM Kesehatan tahun 2015-2019, baik
penilaian tahunan, penilaian tengah periode dan penilaian akhir periode didokumentasikan
dalam bentuk laporan.
29 Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
BAB V
PENUTUP
Revisi Rencana Aksi Pusdik SDM Kesehatan ini berisi tentang pelaksanaan kegiatan yang harus
dilaksanakan dalam kurun waktu tahun 2015 - 2019 meliputi pendahuluan, arah kebijakan dan
strategi, kelembagaan, kegiatan pokok, target kinerja, kerangka pendanaan, serta pemantauan
dan penilaian sebagai acuan bagi bidang/bagian di lingkungan Pusdik SDM Kesehatan dalam
perencanaan kegiatan dan anggaran setiap tahunnya.
Penyusunan Revisi Rencana Aksi Kegiatan Pusdik SDM Kesehatan ini dilakukan dengan
partisipasi aktif dan kontribusi seluruh pimpinan dan staf di lingkungan Pusdik SDM Kesehatan.
Oleh karena itu diharapkan rencana kegiatan ini akan dapat dilaksanakan dan mencapai
tujuannya dengan semangat, dedikasi, ketekunan, kerjasama, dan kerja keras segenap
aparatur di lingkungan Pusdik SDM Kesehatan.
Kiranya dengan kerja keras semua pihak di Pusdik SDM kesehatan, akan dapat memberikan
sumbangsih dalam mewujudkan Visi dan Misi Presiden Republik Indonesia. Semoga Tuhan
Yang Maha Esa selalu memberikan lindungan, petunjuk dan rahmat-Nya untuk kelancaran
penyelenggaraan kegiatan pendidikan sumber daya manusia kesehatan.